pelaksanaan otonomi daerah

6
PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH Oleh : Kelompok 3 Anggota Kelompok : -Alfi Nabila (04) -Alya Ifdholiya Misfa (05) -Erreina Saifa Aurelian (12) -Salindri Dara Rizkita (30)

Upload: erreina-saifa

Post on 08-Aug-2015

151 views

Category:

Government & Nonprofit


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pelaksanaan otonomi daerah

PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

Oleh : Kelompok 3

Anggota Kelompok :

-Alfi Nabila (04)

-Alya Ifdholiya Misfa (05)

-Erreina Saifa Aurelian (12)

-Salindri Dara Rizkita (30)

Page 2: Pelaksanaan otonomi daerah

Pembentukan Daerah Otonom

Pengertian Pembentukan daerah dijelaskan pada UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah.

Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mengatur batas daerah tertentu dan wewenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan perundang-undangan.

Page 3: Pelaksanaan otonomi daerah

Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 pasal 5 ayat (1), untuk menjadikan daerah otonom diperlukan adanya berbagai persyaratan, yaitu syarat administratif, teknis, dan fisik kewilayahan.

a. Syarat AdministratifSyarat administratif untuk provinsi meliputi :- Adanya persetujuan DPRD kabupaten/kota dan Bupati/Walikota yang akan menjadi cakupan wilayah provinsi, - Persetujuan DPRD provinsi induk dan gubernur, serta - Mendapat rekomendasi Menteri Dalam Negeri.

Sedangkan syarat administratif untuk kabupaten/kota meliputi:- Adanya persetujuan DPRD kabupaten/kota dan Bupati/Walikota yang bersangkutan- Persetujuan DPRD dan Gubernur, serta- Rekomendasi Menteri Dalam Negeri.

Page 4: Pelaksanaan otonomi daerah

b. Syarat Teknis Sebagai syarat teknis pembentukan daerah adalah kemampuan ekonomi, jumlah penduduk, potensi daerah, luas daerah, sosial budaya, sosial politik, dan pertahanan keamanan yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah.

c. Syarat Fisik Untuk membentuk daerah otonom dengan ketentuan paling sedikit 5 (lima) kabupaten/kota untuk pembentukan provinsi dan paling sedikit 7 (tujuh) kecamatan untuk pembentukan kabupaten, dan 4 (empat) kecamatan untuk pembentukan kota, lokasi calon ibu kota, sarana dan prasarana pemerintahan. pemekaran dari satu daerah menjadi 2 (dua) atau lebih dapat dilakukan setelah mencapai batas minimal usia penyelenggaraan pemerintahan. Di samping daerah dapat dimekarkan menjadi lebih dari satu daerah, bagi daerah yang tidak mampu menyelenggarakan otonomi daerah dapat dihapus dan atau digabung dengan daerah lain.

Page 5: Pelaksanaan otonomi daerah

PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN OTONOMI DAERAH

Dengan otonomi daerah dapat mengatur daerah sesuai dengan kemampuannya. Prinsip-prinsip pemberian otonomi daerah dijelaskan dalam UU No.32 tahun 2004:

1. Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memperhatikan aspek madani, keadilan, pemerataan, serta potensi dan keanekaragaman daerah.

2. Pelaksanaan otonomi daerah dilaksanakan pada otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab.

Page 6: Pelaksanaan otonomi daerah

3. Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada daerah kabupaten dan kota, sedangkan otonomi daerah provinsi merupakan otonomi yang terbatas.

4. Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konstitusi negara

5. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian daerah otonom dan karenanya dalam daerah

6. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peranan dan fungsi badan legislatif daerah, baik sebagai fungsi legislasi, fungsi pengawas, maupun fungsi anggaran atas penyelenggaraan daerah. 7. Pelaksanaan asas dekosentrasi diletakkan pada daerah provinsi dalam kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenangan pemerintah tertentu yang dilimpahkan kepada gubernur sebagai wakil pemerintahan.