pelajaran sekolah sabat ke-9 triwulan 4 2014 (indonesian language)

10

Upload: david-syahputra

Post on 02-Jul-2015

14.508 views

Category:

Spiritual


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pelajaran Sekolah SABAT ke-9 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)
Page 2: Pelajaran Sekolah SABAT ke-9 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)

HU

KU

M

Pembuat Hukum (4:12)

Pelanggar Hukum

Memfitnah & Menghakimi (4:11)

Perencanaan Tanpa TUHAN (4:13)

Hidup seperti Kabut(4:14)

Memegahkan diri dan sombong (4:15-17)

Page 3: Pelajaran Sekolah SABAT ke-9 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)

Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang

berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah

engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?

Yakobus 4:12

“Sebab TUHAN ialah Hakim kita,

TUHAN ialah yang memberi hukum

bagi kita; TUHAN ialah Raja kita, Dia

akan menyelamatkan kita.”

(Yesaya 33:22)

Yang paling tepat untuk menjadi seorang

Hakim adalah Sang Pembuat Hukum itu

sendiri, dengan segala hikmat dan

pengetahuannya, Ia mengetahui siapa yang

pantas untuk dibebaskan dari hukuman, dan

siapa yang harus dijatuhi hukuman, siapa

yang layak untuk diselamatkan, dan siapa

yang tidak dapat diselamatkan. Baca juga

(Yohanes 5:22)

Page 4: Pelajaran Sekolah SABAT ke-9 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)

E.G.W. (Merefleksikan Kristus, 22 Maret)

"Anak Allah berbicara kepada Musa dari puncak

gunung ... Sang Pembuat Hukum turun ke atas

gunung batu mengucapkan hukum di telinga semua

orang, sehingga anak-anak mereka bisa terkesan

dengan tayangan hebat dan menggetarkan tentang

kuasa dan kemuliaan-Nya, dan akan merasa takut

untuk melanggar perintah-Nya. Allah mengucapkan

hukum-Nya di tengah guruh dan kilat, dan dalam

awan tebal di puncak gunung, suaranya laksana

terompet yang sangat nyaring. Hukum ALLAH tidak

dapat diubah, dan loh batu yang keras dan padat di

mana Ia menulis hukum, melambangkan ketetapan

dari ajaran-Nya.

Page 5: Pelajaran Sekolah SABAT ke-9 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)

“Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa

memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan

menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau

bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya.” (Yakobus 4:11)

Jika kita memfitnah saudara kita, kita sedang membuat penghakiman terhadapdirinya dengan maksud untukmenyakitinya.

Menghakimi, kita katakan bahwa hukummengutuk saudari kita, tapi hukum itu tidak mengutuk saya. Kita menempatkandiri di atas hukum, menggantikan hukumuntuk menyatakan pendapat kita sendiri (Kita menghakimi hukum, bukannyamematuhinya).

Page 6: Pelajaran Sekolah SABAT ke-9 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)

Dalam situasi apa ‘Menghakimi’ adalah hal yang benar?

”Tidak adakah seorang di antara kamu

yang berhikmat, yang dapat mengurus

perkara-perkara dari saudara-

saudaranya?”1 Korintus 6:5

“Saudara-saudara, kalaupun seorang

kedapatan melakukan suatu pelanggaran,

maka kamu yang rohani, harus

memimpin orang itu ke jalan yang benar

dalam roh lemah lembut, sambil menjaga

dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan

kena pencobaan. (Galatia 6:1)

Yakobus 4:11 ”Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah!

Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela

hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum,

maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya.

Gereja membutuhkan orang-

orang dengan kepekaan

rohani untuk dapat menilai

dan merangkul saudara

berdosa. Tapi ini tidak boleh

dilakukan secara pribadi,

tetapi sebagai gereja.

Page 7: Pelajaran Sekolah SABAT ke-9 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)

Yakobus 4:13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau

besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal

setahun dan berdagang serta mendapat untung",

Jelas, dengan kalimat ini, Yakobus

menyetujui kita untuk merencanakan masa

depan. Namun, apa yang salah dengan

perencanaan?

Dalam sebuah perumpamaan TUHAN YESUS

(Lukas 12: 16-21) seorang pria membuat

rencana membangun lumbung tanpa

mempertimbangkan kehendak TUHAN,

demikianlah juga kita jika melakukan sebuah

rencana yang tidak sesuai dengan kehendak

TUHAN, keberhasilan tidak akan pernah

diperoleh.

Selain itu, persiapan ini adalah seolah-olah masa depannya bergantung

pada tangannya sendiri, padahal hanya Allah Yang dapat menentukan

usia,nyawa dan hidup seseorang.

Page 8: Pelajaran Sekolah SABAT ke-9 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)

Yakobus 4:14 “sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi

besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap

yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.”

Pengkhotbah 1:2

Kesia-siaan belaka, kata

Pengkhotbah, kesia-siaan

belaka, segala sesuatu adalah

sia-sia.

Hidup kita adalah seperti

uap yang hilang. Lalu

bagaimana kita berani

membuat rencana untuk

masa depan kita tanpa

Dia yang adalah satu-

satunya dapat

menentukan kabut itu

memudar dalam hidup

kita atau tetap tinggal?

Page 9: Pelajaran Sekolah SABAT ke-9 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)

Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya,

kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."Tetapi sekarang kamu

memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang

demikian adalah salah.Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus

berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.

Yakobus 4:15-17

“Hukum TUHAN tidak hanya menghukum apa yang kita

lakukan, namun juga hal yang tidak kita lakukan. Pada

hari Penghakiman Terakhir, kita akan mengetahui dosa-

dosa yang telah kita lakukan, baik yang sengaja

maupun yang tidak disengaja, dan dosa-dosa yang kita

rahasiakan.” E.G.W. (Manuscript Releases, t. 6, p. 141)

Memegahkan diri dan kecongkakan digunakan untuk menggambarkan seseorang yang merasa tidak membutuhkan orang lain (Termasuk TUHAN). Hal tersebut adalah kejahatan, dan sebagai Kristen, kita harus menolak kejahatan.

1 Yohanes 3:4 menyatakan bahwa “Dosa

adalah pelanggaran terhadap Hukum

ALLAH”, namun Yakobus menyatakan

juga sebuah dosa “Pasif”, yaitu

“mengetahui melakukan hal yang baik,

namun tidak melakukannya.”

Page 10: Pelajaran Sekolah SABAT ke-9 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)

E.G.W. (Testimonies for the Church, cp. 26, pg. 152)

“Setiap pagi, meditasikanlah dirimu sendiri dan anak-anakmu

kepada TUHAN untukhari itu. Jangan pernah berpikir bahwa

engkau memiliki sisa waktu berbulan-bulan atau bertahun-

tahun lagi untuk memulainya. Setiap hari adalah singkat.

Bekerjalah bagi TUHAN seolah-olah itu adalah hari terakhir

engkau di bumi. Serahkan semua rencanamu di hadapan-Nya,

untuk dilaksanakan ataupun untuk tidak dilaksanakan.

Percayalah rencana-rencana-Nya meskipun dengan

menerimanya engkau harus meninggalkan kesenangan-

kesenanganmu. Demikianlah hidupmu akan lebih dibentuk

lebih dan lebih lagi seperti teladan Ilahi, dan Damai sejahtera

Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan

pikiranmu dalam Kristus Yesus. Filipi 4:7.