pek

4
Temperatur bola kering dan temperatur bola basah dalam pemprosesan sering diperlukan untuk menentukan uap air di dalam aliran gas. Operasi ini lebih dikenal dengan proses humidifikasi. Penggunaan yang paling sederhana dan luas dalam proses humidifikasi adalah proses pengeringan padatan basah dengan pengukuran jumlah kandungan air dan pemakaian Ac. Untuk menentukan relatif humidifitas dan humidifitas dari campuran air-uap digunakan grafik humidifikasi. Cara penggunaan grafik humidifikasi adalah buat garis perpotongan antara temperatur bola kering dan bola basah dari titik perpotongan tarik garis sampai memotong garis relatif humidifitas sedangkan untuk menentukan humidifitas tarik garis perpotongan temperatur bola kering dan bola basah sampai memotong garis humidifitas. Humidifitas (kelembaban) adalah nilai kuantitas air yang terkandung dalam udara lembab. Nilai tersebut dapat ditampilkan sebagai Humiditas absolut (mv) Rasio Humidifitas dan Humidifitas relatif 0. Humiditas absolut mv: total massa uap air yang terkandung dalam suatu sistem campuran udara lembab dalam suatu kuantitas volume tertentu. Humiditas relatif (lebih dikenal dalam meteorologi sebagai relatif humiditi-RH) adalah nilai perbandingan antara tekanan parsial uap air aktual terhadap tekanan parsial uap air pada keadaan saturasi dengan suhu yang sama (suhu tabung kering). Rasio humiditas (Humiditas spesifik) xv didefinisikan sebagai rasio jumlah massa air yang terkandung dalam setiap satuan massa udara kering. Rasio humiditas dalam udara lembab memiliki nilai antara xv = 0 (udara kering) dan nilai maksimum xv = xvs (udara saturasi atau jenuh). Kelembaban relatif adalah jumlah uap air di udara pada suhu tertentu dibandingkan dengan uap air maksimum yang udara mampu menahan tanpa itu kondensasi, pada suhu tertentu. Termometer bola basah ( wet-bulb ) merupakan suhu yang didapat bila udara didinginkan pada tekanan konstan sampai jenuh ( 100% kelembaban ) oleh penguapan air dengan panas laten yang berasal dari udara tersebut. Temperatur bola kering merupakan suhu yang diperoleh dari pengukuran suhu yang terjaga dari sinar matahari dan embun ( udara bebas ) Kelembapan udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. jumlah uap air dalam udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer, yaitu hanya kira-kira 2 % dari jumlah masa. Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim Uap air adalah suatu gas, yang tidak dapat dilihat, yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau butir-butir air yang melayang-layang di udara. Kabut melayang-layang dekat permukaan tanah, sedangkan awan melayang-layang di angkasa. Banyaknya uap air yang di kandung oleh hawa tergantung pada temperatur. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelembapan : 1 Ketingian Tempat . Apabila semakin tinggi tempat maka tingkat kelembabannya juga tinggi karena suhunya rendah dan sebaliknya semakin rendah tempat suhunya semakin tinggi dan kelembabannya pun menjadi rendah. 2. Kerapatan udara. Ini juga berkaitan dengan suhu dimana apabila kerapatan udara pad a daerah tertentu rapat maka kelembabanya tinggi. Sedangkan apabila kerapatan udara di suatu daerah renggang maka tinggkat kelembabannya juga rendah. Diketahui pula antara kerapatan,suhu,dan ketinggian tempat juga saling berkaitan.. 3. Tekanan Udara. Tekanan udara juga mempengaruhi kelembaban udara dimana apabila takanan udara pada suatu daerah tinggi makakelembabanya juga tinggi,hal ini

Upload: triadi-hutomo

Post on 17-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

mm

TRANSCRIPT

Temperatur bola kering dan temperatur bola basah dalam pemprosesan sering diperlukan untuk menentukan uap air di dalam aliran gas. Operasi ini lebih dikenal dengan proses humidifikasi. Penggunaan yang paling sederhana dan luas dalam proses humidifikasi adalah proses pengeringan padatan basah dengan pengukuran jumlah kandungan air dan pemakaian Ac. Untuk menentukan relatif humidifitas dan humidifitas dari campuran air-uap digunakan grafik humidifikasi.Cara penggunaan grafik humidifikasi adalah buat garis perpotongan antara temperatur bola kering dan bola basah dari titik perpotongan tarik garis sampai memotong garis relatif humidifitas sedangkan untuk menentukan humidifitas tarik garis perpotongan temperatur bola kering dan bola basah sampai memotong garis humidifitas.Humidifitas (kelembaban) adalah nilai kuantitas air yang terkandung dalam udara lembab. Nilai tersebut dapat ditampilkan sebagai Humiditas absolut (mv) Rasio Humidifitas dan Humidifitas relatif 0. Humiditas absolut mv: total massa uap air yang terkandung dalam suatu sistem campuran udara lembab dalam suatu kuantitas volume tertentu. Humiditas relatif (lebih dikenal dalam meteorologi sebagai relatif humiditi-RH) adalah nilai perbandingan antara tekanan parsial uap air aktual terhadap tekanan parsial uap air pada keadaan saturasi dengan suhu yang sama (suhu tabung kering).Rasio humiditas (Humiditas spesifik) xv didefinisikan sebagai rasio jumlah massa air yang terkandung dalam setiap satuan massa udara kering. Rasio humiditas dalam udara lembab memiliki nilai antara xv = 0 (udara kering) dan nilai maksimum xv = xvs (udara saturasi atau jenuh). Kelembaban relatif adalah jumlah uap air di udara pada suhu tertentu dibandingkan dengan uap air maksimum yang udara mampu menahan tanpa itu kondensasi, pada suhu tertentu.Termometer bola basah (wet-bulb) merupakan suhu yang didapat bila udara didinginkan pada tekanan konstan sampai jenuh ( 100% kelembaban ) oleh penguapan air dengan panas laten yang berasal dari udara tersebut.Temperatur bola kering merupakan suhu yang diperoleh dari pengukuran suhu yang terjaga dari sinar matahari dan embun ( udara bebas )Kelembapan udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. jumlah uap air dalam udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer, yaitu hanya kira-kira 2 % dari jumlah masa. Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklimUap air adalah suatu gas, yang tidak dapat dilihat, yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau butir-butir air yang melayang-layang di udara. Kabut melayang-layang dekat permukaan tanah, sedangkan awan melayang-layang di angkasa. Banyaknya uap air yang di kandung oleh hawa tergantung pada temperatur.Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelembapan :

1 Ketingian Tempat .Apabila semakin tinggi tempat maka tingkatkelembabannya juga tinggi karena suhunyarendah dan sebaliknya semakin rendahtempat suhunya semakin tinggi dankelembabannya pun menjadi rendah.2. Kerapatan udara. Ini juga berkaitan dengansuhu dimana apabila kerapatan udara pada daerah tertentu rapat maka kelembabanyatinggi. Sedangkan apabila kerapatan udara disuatu daerah renggang maka tinggkatkelembabannya juga rendah. Diketahui pula antara kerapatan,suhu,dan ketinggiantempat juga saling berkaitan..3. Tekanan Udara. Tekanan udara juga mempengaruhikelembaban udara dimana apabila takananudara pada suatu daerah tinggi makakelembabanya juga tinggi,hal ini disebabkanoleh kapasitas lapang udaranya yang rendah.4.Radiasi Matahari.Dimana adanya radiasi matahari inimenyebabkan terjadinya penguapan air diudara yang tingkatannya tinggi sehinggakelembaban udaranya semakin besar.5.AnginAdanya angin ini memudahkan prosespenguapan yang terjadi pada air lautmenguap ke udara. Besarnya tingkatkelembaban ini dapat berubah menjadi airdan terjadi pembentukan awan.6.SuhuApabila suhu suatu tempat tinggi makakelembabanya rendah dan sebaliknyaapabila suhu rendah maka kelembabantinggi. Dimana hal ini antara suhu dankelembaban ini juga berkaitan denganketinggian tempat.7.Kerapatan VegetasiJika tumbuhan tersebut kerapatannyasemakin rapat maka kelembabannya jugatinggi hal ini di sebabkan oleh adanyaseresah yang menutupi pada permukaantanah sangat besar sehingga berpengaruhpada kelembabannya.Bahkan sebaliknya apabila kerapatannya jarang maka tinggkatkelembabannya juga rendah karena adanyaseresah yang menutupi permukaan tanah inisedikit.

Kalorimeter bomadalah alatyangdigunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh api listrikdarikawat logam terpasang dalam tabung.Kalorimeter bomterdiri dari tabung baja tebal dengan tutup kedap udara.Sejumlah tertentu zat yang akan diuji ditempatkan dalam cawan platina dan sebuah "kumparan besi yang diketahui beratnya (yang juga akan dibakar) ditempatkan pula pada cawan platina sedemikian sehingga menempel pada zat yang akan diuji.Kalorimeter bom kemudian ditutup dan tutupnya lalu dikencangkan.Setelah itu "bom" diisi dengan O2 hingga tekanannya mencapai 25 atm.Kemudian "bom" dimasukkan ke dalam kalorimeter yang diisi air.Setelah semuanya tersusun, sejumlah tertentu aliran listrik dialirkan ke kawat besi dan setelah terjadi pambakaran, kenaikan suhu diukur.Kapasitaspanas(atau harga air) bom, kalorimeter, pengaduk, dan termometer ditentukan dengan percobaan terpisah dengan menggunakan zat yang diketahui panas pembakarannnya dengan tepat.Jenis-jenis kalorimeter:

1)Kalorimeter BomMerupakan kalorimeter yang khusus digunakan untuk menentukan kalor dari reaksi-reaksi pembakaran.Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bom ( tempat berlangsungnya reaksi pembakaran, terbuat dari bahanstainless steeldan diisi dengan gas oksigen pada tekanan tinggi ) dan sejumlah air yang dibatasi dengan wadah yang kedap panas.Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom.Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka :qreaksi= (qair+qbom)Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat dihitung dengan rumus :qair=mxcxDTdengan :m= massa air dalam kalorimeter ( g )c= kalor jenis air dalam kalorimeter (J / g.oC ) atau ( J / g. K )DT= perubahan suhu (oC atau K )Jumlah kalor yang diserap oleh bom dapat dihitung dengan rumus :qbom=CbomxDTdengan :Cbom= kapasitas kalor bom ( J /oC ) atau ( J / K )DT= perubahan suhu (oC atau K )Reaksi yang berlangsung pada kalorimeter bom berlangsung padavolume tetap( DV = nol ). Oleh karena itu, perubahan kalor yang terjadi di dalam sistem = perubahan energi dalamnya.

Kawat Ni-Cr diukur panjangnya sebelum percobaan dengan panjang 12 cmBerat sampel ditimbang tidak lebih dari 1 gramKawat dimasukkan kedalam wadah sampel dengan kawatnya menyentuh sampelSebelum skalar utama dinyalakan, air aquadest diisikan pada bagian jacket melalui lubang di bawah tutupWater cooler sirkulator dihubungkan lalu dipasangkan selangnya kealat bom kalorimeterSampel dimasukkan ke bucket, lalu ditambahkan oksigen dengan tekanan yang disesuaikan , kemudian dimasukkan kedalam bom head yang telah berisi airVolume air dipastikan pada bucket selalu tetap dan suhunya diatur 25C setiap kali melakukan pengukuranBom head dimasukkan ke dalam bucket dan ditutup C 4000 , indicator led hijau akan menyala , lalu timer T1dinyalakan selama 10 menit dan dicatat pada displaySaklar pembakaran ditekan maka indikator led kuning akan menyala dan timer T2dinyalakan selama 10 menit , setelah 10 menit dicatat T2pada displayPanjang kawat Ni-Cr diukur setelah pengeboman

KalibrasiMemasang elektroda gelas kaca pada pH-meter 632Memasang Kabel yang menuju Stop kontakMenyalakan pH-meter 632 dengan mengunakan tombol 0n/offMenekan Tombol PhMencelupkan Elektroda pada larutan Buffer 7Mengukur Temperatur dengan thermometer air raksa Dan memasukan nilai temperature menggunakan tombol t/oCMengatur tombol slope pada skala 1Menekan tombol meas, membaca pH pada displayMengatur angka pada display sesuai pH dengan menggunakan tombol Ucomp.Menekan Tombol Stand by bilas elektroda dengan aquadest dan keringkan dengan tissueMencelupkan elektroda kelarutan buffer 4, menekan tombol meas baca Ph pada displayMengatur angka pada display sesuai dengan pH dengan memutar tombol slopeMenekan Tombol Stand by, bilas elektroda lalu keringkan, pH-meter 632 siap dignakan.

2.Titrasi Asam BasaMemipet 10ml HCl 0,1N secara teliti, masukkan kedalam gelas kimia 100ml dan tambahkan aquadest hingga menjadi 50mlMeletakkan Larutan HCl di HotPlate, aduk dengan menggunakan magnetic stirrerMencelupkan elektroda menekan tombol meas, dan baca pH pada displayMenambahkan NaOH sebanyak banyaknya 1ml-15ml (dengan range kenaikan 1ml). selama penambahan penitran larutan diaduk dan dibaca pHnyaMengambar Kurve Secara Teoritis dan PraktikumMenentukan Konsentrasi HCl di titik ekivalen

Kalibrasi konduktometer- Memasang sel konduktometer pada socket cond cell dengan socket berwarna hitam- Memasang resistance thermometer pt-100 pada socket warna merah- Menghidupkan alat konduktometer- Mengecek harga konstanta cell pada elektroda emmension cell, memasukkan harga 1,00 pada cell const dan tekan tombol x1- Memasukkan harga temperature pada temp dengan menekan tombol temp dapat dilihat dari tabel, jika tidak ada dalam tabel masukkan harga 2- Menggunakan frekuensi 2 KHz (tombol tidak ditekan)- Mengisi gelas kimia 50ml dengan KCl 1 nN dan memasukkan elektroda ke dalamnya- Mengatur temperature larutan sesuai dengan tabel atau menakan tombol temp- Memasukkan harga K pada suhu laruutan untuk menghitung konstanta cell (K)K = K tabel pada temp T / (K) pengukuran- Mengkalibrasi telah selesai dan dicatat harga konduktivitas harga larutan KCl 1 N- Menentukan konduktivitas larutan KCl 0,1 N (sesuai instruksi)

Titrasi konduktometri- Membuat larutan NaOH 0,1 N sebanyak 50ml- Membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 50ml- Memipet 10ml larutan NaOH sebanyak 10ml, memasukkan ke dalam gelas kimia 250ml dan menambahkan aquadest sebanyak 200ml (elektroda tenggelam)- Meletakkan larutan NaOH diatas hot plate (jangan menghidupkan pemanas)- Mengaduk larutan NaOH dengan magnetic stirrer- Melakukan penambahan HCl 0,1 N sebanyak 1ml-20ml (dengan kenaikan 1ml), pada saat penambahan HCL posisi tombol pada posisi kond dan membaca konduktiviitas pada display setiap penambahan HCl- Setelah didapat kurva yang diinginkan, menghitung konsentrasi NaOH- Melakukan titrasi asam basa yang lain (sesuai perintah instruktur)