pegembangan kawasan perumahan dan permukiman pada daerah jakabaring kecamatan seberang ulu i

27
PEGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS EKONOMIS JAKABARING KOTA PALEMBANG Pengembangan Wilayah Program Pascasarjana Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya 2013 Oleh: Farisyah Melladia Utami 03042681318009

Upload: farisyah-melladia-utami

Post on 01-Jan-2016

238 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengembangan wilayah untuk pemukiman jakabarig palembang

TRANSCRIPT

Page 1: Pegembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pada Daerah Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu i

PEGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS EKONOMIS JAKABARING KOTA PALEMBANG

Pengembangan Wilayah

Program Pascasarjana Teknik PertambanganUniversitas Sriwijaya

2013

Oleh:Farisyah Melladia Utami

03042681318009

Page 2: Pegembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pada Daerah Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu i
Page 3: Pegembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pada Daerah Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu i

PEGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS EKONOMIS JAKABARING KOTA PALEMBANG

1. PENDAHULUANWilayah Jakabaring Kota Palembang merupakan salah satu kawasan

yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Wilayah Jakabaring merupakan

salah satu daerah yang dapat dijadikan kawasan strategis dalam pertumbuhan

ekonomi Kota Palembang. Hal ini bukan tidak beralasan, karena wilayah

Jakabaring saat ini telah memiliki fasilitas olahraga dan perkantoran pemerintah.

Sehingga kawasan Jakabaring dapat dijadikan proyeksi sebagai pengembangan

wilayah pengembangan baru yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di

kawasan tersebut dan sekitarnya.

Berdasarkan kondisi geologi, Kota Palembang memiliki relief yang

beraneka ragam terdiri dari tanah berupa lapisan aluvial dan lempung berpasir.

Di bagian selatan kota, batuan berupa pasir lempung yang tembus air, sebelah

utara berupa batuan lempung pasir yang kedap air, sedangkan sebelah barat

berupa batuan lempung kerikil, pasir lempung yang tembus air hingga kedap air.

Dari segi kondisi hidrologi, Kota Palembang terbelah oleh Sungai Musi

menjadi dua bagian besar disebut Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Kota

Palembang mempunyai 108 anak sungai. Terdapat 4 sungai besar yang melintasi

Kota Palembang. Sungai Musi adalah sungai terbesar dengan lebar rata-rata 504

meter (lebar terpanjang 1.350 meter berada disekitar Pulau Kemaro, dan lebar

terpendek 250 meter berlokasi di sekitar Jembatan Musi II). Ketiga sungai besar

lainnya adalah Sungai Komering dengan lebar rata-rata 236 meter; Sungai Ogan

dengan lebar rata-rata 211 meter, dan Sungai Keramasan dengan lebar rata-rata

103 meter. Disamping sungai-sungai besar tersebut terdapat sungai-sungai kecil

lainnya terletak di Seberang Ilir yang berfungsi sebagai drainase perkotaan

Page 4: Pegembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pada Daerah Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu i

(terdapat ± 68 anak sungai aktif). Sungai-sungai kecil tersebut memiliki lebar

berkisar antara 3 – 20 meter. Pada aliran sungai-sungai tersebut ada yang

dibangun kolam retensi, sehingga menjadi bagian dari sempadan sungai.

Permukaan air Sungai Musi sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada

musim kemarau terjadi penurunan debit sungai, sehingga permukaan air Sungai

Musi mencapai ketinggian yang minimum. Pola aliran sungai di Kota

Palembang dapat digolongkan sebagai pola aliran dendritik, artinya merupakan

ranting pohon, di mana dibentuk oleh aliran sungai utama (Sungai Musi) sebagai

batang pohon, sedangkan anak-anak sungai sebagai ranting pohonnya. Pola aliran

sungai seperti ini mencerminkan bahwa, daerah yang dialiri sungai tersebut

memiliki topografi mendatar. Dengan kekerasan batuan relatif sama (uniform)

sehingga air permukaan (run off) dapat berkembang secara luas, yang akhirnya

akan membentuk pola aliran sungai (river channels) yang menyebar ke daerah

tangkapan aliran sungai (catchment area).

Keadaan topografi Kota Palembang, pada umumnya merupakan dataran

rendah dengan ketinggian rata-rata ± 4 – 12 meter di atas permukaan laut,

dengan komposisi: 48% tanah dataran yang tidak tergenang air, 15% tanah

tergenang secara musiman dan 35% tanah tergenang terus menerus sepanjang

musim. Lokasi daerah yang tertinggi berada di Bukit Seguntang Kecamatan Ilir

Barat I, dengan ketinggian sekitar 10 meter dpl. Sedangkan kondisi daerah

terendah berada di daerah Sungai Lais, Kecamatan Ilir Timur II. Kota

Palembang dibedakan menjadi daerah dengan topografi mendatar sampai dengan

landai, yaitu dengan kemiringan berkisar antara ± 0 - 3o dan daerah dengan

topografi bergelombang dengan kemiringan berkisar antara ± 2–10o. Sebagian

besar dari wilayah Kota Palembang merupakan dataran rendah yang landai

dengan ketinggian tanah rata-rata + 12 meter di atas permukaan laut, sedangkan

daerah yang bergelumbang ditemukan di beberapa tempat seperti Kenten,

Terdapat perbedaan karakter topografi antara Seberang Ulu dan Seberang Ilir.

Page 5: Pegembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pada Daerah Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu i

Wilayah Seberang Ulu pada umumnya mempunyai topografi yang relatif

datar dan sebagian besar dengan tanah asli berada dibawah permukaan air pasang

maksimum Sungai Musi (± 3,75 m diatas permukaan laut) kecuali lahan-lahan

yang telah dibangun dan akan dibangun dimana permukaan tanah telah

mengalami penimbunan dan reklamasi. Dibagian wilayah Seberang Ilir ditemui

adanya variasi topografi (ketinggian) dari 4 m sampai 20 m diatas permukaan

laut dan ditemui adanya penggunaan-penggunaan mikro dan lembah-lembah

yang “kontinyu” dan tidak terdapat topografi yang terjal. Dengan demikian dari

aspek topografi pada prinsipnya tidak ada faktor pembatas untuk pengembangan

ruang, baik berupa kemiringan atau kelerengan yang besar.

3. SIFAT FISIK DAN KETEKNIKAN TANAH DAN BATUAN

Formasi batuan di daerah Palembang di dominasi oleh formasi lanau

endapan rawa (Qs) dan formasi air benakat (Tma). Dari masing masing formasi

tersebut memiliki sifat fisik dan keteknikan tanah dan batuan sebagai berikut:

a. Lempung Endapan Rawa (Qs),terdiri dari lempung hingga lanau yang

tersebar secara dominan di permukaan, ke arah bawah terdapat lanau hingga

lempung mengandung material organik, selanjutnya lempung dengan lensa

pasir dan lempung yang lebih konsisten hingga kedalaman lebih kurang 20,00

m (data sondir dan bor tangan). Lempung hingga lanau, ketebalannya antara

2,00 - 3,00m, berwarna kelabu kemerahan hingga kuning kemerahan, sangat

lunak-teguh, plastisitas rendah - menengah, di beberapa tempat nilai

penetrometer saku (qu) antara 0,75 - 2,25 kg/cm2 dengan nilai tekanan konus

(nilai sondir) antara 1,00 - 25,00 kg/cm2. Lanau hingga lempung,

ketebalannya antara 3,00 - 6,00 m (data bor tangan) berwarna kelabu

kecoklatan hingga kehitaman, mengandung pasir dan material organik,

plastisitas rendah, sangat lunak - lunak, nilai tekanan konus (nilai sondir)

antara 1,00 - 10,00 kg/cm2. Lempung ketebalannya 1,00 - 4,00 m, berwarna

kelabu putih hingga kelabu gelap, plastisitas rendah - sedang, sangat lunak -

Page 6: Pegembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pada Daerah Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu i

lunak, nilai tekanan konus (nilai sondir) antara 5,00 - 15,00 kg/cm2 dan lensa

pasir ketebalan 0,50 - 2,00 m, berbutir halus - sedang, sangat lepas -lepas,

nilai tekanan konus (nilai sondir) antara 3,00 - 15,00 kg/cm2. Terakhir yang

paling bawah adalah lempung dengan ketebalan antara 2,00 sampai lebih dari

5,00 m, berwarna abu-abu, plastisitas sedang - tinggi, teguh - kaku, nilai

tekanan konus (nilai sondir) antara 10,00 - 80,00 kg/cm2. Secara umum

formasi ini mempunyai tingkat kekuatan tanah dan batuan sangat rendah,

penyebarannya paling luas yaitu melampar dari utara hingga tengah dan

bagian timur daerah pemetaan. Hasil analisa laboratorium mekanika tanah

dari contoh lempung hingga pasir di permukaan pada beberapa lokasi adalah:

Gs= 2,616 - 2,685; ϒm= 1,507 - 1,709 g/cm3; Wn= 23,24 - 76,65%; grup

simbol CH, SP; c= 0,028 - 0,271 kg/cm2; ϕ= 5,93 - 24,68°; Cv= 0,00044 -

0,00067 cm2/det; Cc= 0,074 - 1,280; Cs= 0,009 - 0,195; σ= 0,80 - 1,50

kg/cm2.

b. Batu Lempung dan Serpih Formasi Airbenakat (Tma), Formasi ini

didominasi oleh batu lempung berselingan dengan serpih dan lanau yang

sebagian bersifat tufaan. Batu lempung melapuk rendah - menengah,

berwarna abu-abu kecoklatan hingga putih kemerahan, berlapis tidak jelas,

agak keras hingga mudah patah. Lanau melapuk menengah, berwarna coklat

kemerahan, agak keras. Serpih melapuk rendah, berlapis baik, berwarna abu-

abu tua hingga abu-abu kecoklatan, agak keras - keras, terdapat perulangan

sisipan tipis batuan terkonkresi (tebal antara 1,00 - 3,00 cm), berwarna merah

kehitaman, keras sebagian mudah pecah dan dijumpai jalur urat konkresi

yang memotong perlapisan. Secara umum formasi ini mempunyai tingkat

kekuatan tanah dan batuan rendah - menengah, penyebarannya di bagian

selatan memanjang dari barat ke timur, meliputi daerah sekitar Lubuk Karet,

Lubuk Lancang, Talang Rimboalai, Pangkalan Panji, Pulau, Talangbetutu

hingga Sukarami. Di bagian atas terdapat tanah penutup berupa lempung

hingga lempung lanauan, tebal (data pemboran tangan) antara 0,50 - 2,00 m,

Page 7: Pegembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pada Daerah Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu i

berwarna kuning kecoklatan hingga coklat kemerahan, teguh, plastisitas

rendah - sedang, mengandung kerikil terkonkresi, keras, berukuran 0,20 -

5,00 cm, menyudut tanggung, terdiri dari kayu dan batu, setempat dijumpai

sisipan pasir dengan tebal kurang lebih 20,00 cm, berbutir sedang, coklat,

padat dan material organik tebal kurang lebih 10,00 cm, berwarna abu-abu

kehitaman, agak keras. Di beberapa tempat nilai penetrometer saku (qu) pada

lempung lanauan antara 2,25 – 3,00 kg/cm², nilai tekanan konus (nilai

sondir) antara 10,00 – 35,00 kg/cm². Nilai tekanan konus (nilai sondir) pada

batu lempung hingga serpih berkisar antara 30,00 – > 150,00 kg/cm². Hasil

analisa laboratorium mekanika tanah dari contoh tanah di permukaan pada

beberapa lokasi adalah: Gs= 2,611 – 2,759; γm= 1,618 – 1,817 g/cm3; Wn=

22,77 – 39,21 %; Grup simbol ML - MH, CH; c= 0,009 – 0,439 kg/cm²; ø=

10,74 – 21,10°. Pada batu lempung adalah: Gs= 2,649; γm= 1,744 g/cm3;

Wn= 32,46%; Grup simbol CH; c= 0,081 kg/cm²; ø= 16,53°.

4. JENIS TANAH

Tanah merupakan hasil pelapukan yang belum ditransportasi/belum

mengalami sedimentasi. Faktor utama yang berpengaruh terhadap erosi tanah

adalah jenis tanah, penggunaan lahan dan curah hujan. Jenis tanah alluvial

disebut juga sebagai tanah tumbuh tanah endapan, kandungan bahan

organiknya rendah, reaksi tanahnya masam sampai netral, struktur tanahnya

pejal atau tanpa struktur dan konsistensinya keras waktu kering, teguh waktu

lembab. Kandungan unsur haranya relatif kaya dan banyak bergantung pada

bahan induknya. Secara keseluruhan tanah alluvial mempunyai sifat fisika

kurang baik sampai sedang, sifat kimia sedang sampai baik, sehingga

produktivitas tanahnya sedang sampai tinggi. Jenis tanah orgosol disebut juga

sebagai tanah gambut tersusun dari timbunan bahan organic dengan ketebalan

sangat bervariasi, mulai dari 50 cm sampai 5 meter diatas tanah mineral.

Tekstur tanahnya bervariasi, tanpa struktur konsistensi tanahnya lepas, pH

Page 8: Pegembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pada Daerah Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu i

tanahnya sangat masam dan tergenang air sepanjang tahun. Tanah ini tidak

begitu potensial bagi pertanian karena sifat kimia dan fisiknya sangat jelek.

Jenis tanah gleisol memiliki lapisan bahan organic sangat tipis, tekstur

tanahnya debu sampai liat berdebu, tanpa struktur, konsistensinya plastik

sampai agak melekat, reaksi tanahnya sangat masam sampai agak masam

(antara 4,5 – 6,0), kandungan unsur haranya rendah sampai sedang. Secara

umum tanah ini memiliki sifat fisika dan kimia yang jelek, sehingga

produktivitasnya rendah. Jenis tanah podsolik memiliki solum tanah agak

tebal, yaitu 90 – 180 cm, tekstur tanahnya lempung berliat hingga liat,

konsistensinya gembur di bagian atas dan teguh di lapisan bawah. Kandungan

bahan organiknya kurang dari 5 %, kandungan unsur hara tanaman rendah,

reaksi tanah (pH) sangat rendah sampai rendah (antara 4 – 4,5). Secara

keseluruhan jenis tanah podsolik memiliki sifat kimia kurang baik dan kurang

mantap karena stabilitas agregatifnya kurang, sehingga mudah terkena erosi.

Produktivitas tanah ini rendah sampai sedang. Jenis tanah regosol memiliki

solum tanah yang tipis (kurang dari 25 cm), struktur tanahnya lepas atau berupa

butir tunggal, tekstur tanah berupa pasir sampai lempung pasir, reaksi tanah

netral sampai masam, permeabilitas sedang, infiltrasi cepat hingga sangat cepat

dan peka terhadap erosi. Produktivitas tanahnya rendah untuk bertekstur pasir

dan sedang untuk tekstur lempung berpasir. Lapisan tanah yang terdapat di

Kota Palembang berupa tanah lempung, pasir lempung, napal dan napal

pasiran. Keadaan stratigrafi wilayah Kota Palembang terbagi atas 3 bagian,

yaitu :

a. Satuan Aluvial dan Rawa, terdapat di Seberang Ulu dan Rawa-Rawa

dibagian Timur dan bagian Barat wilayah Kota Palembang.

b. Satuan Palembang Tengah, mempunyai batuan lempung dan lempung

pasiran yang kedap air, tersebar dibagian Utara yaitu Kenten, Talang

Betutu dan Sungai Ringgit (Kabupaten Banyu Asin). Sedangkan disebelah

Page 9: Pegembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pada Daerah Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu i

Selatan tersebar ke arah Indralaya (Kabupaten Ogal Ilir) dan Gelumbang

(Kabupaten Muara Enim).

c. Satuan Palembang Bawah, tersebar dibagian dalam Kota Palembang dengan

arah memanjang ke Barat daya dan Tenggara merupakan suatu rangkaian

antiklin.

5. HIDROLOGI

Data hidrologi digunakan untuk mengetahui besarnya potensi sumber daya air

tanah. Dalam hal ini sumberdaya air tanah berupa produktivitas air tanah,

kedalaman muka air tanah bebas, serta keberadaan sumber air tanah. Potensi air

tanah yang tinggi serta pengambilannya yang mudah (air tanah dangkal) akan

menunjang kebutuhan kegiatan yang ada diatasnya (khususnya kebutuhan untuk

kegiatan perkotaan). Dengan diketahuinya besar potensi sumberdaya air, maka

data hidrologi ini pun dapat digunakan untuk menilai kelayakan permukiman

berdasarkan produktivitas akuifer yang terkandung didalamnya.

Adanya perbedaan karakter topografi di Kota Palembang (kawasan Seberang

Ulu dengan Seberang Ilir) terkait dengan kondisi hidrologi, berupa keadaan

anak-anak sungai dalam wilayah. Dibagian wilayah Seberang Ulu terdapat

anak-anak sungai yang relatif besar dengan muara pada Sungai Musi. Anak-

anak Sungai Musi yang relatif besar dan berhulu di Pegunungan Bukit Barisan

adalah Sungai Ogan dan Sungai Komering Sedangkan anak-anak Sungai Musi

yang relatif kecil adalah Sungai Keramasan yang berhulu di Kabupaten Muara

Enim. Selain anak-anak sungai tersebut, terdapat pula anak-anak sungai kecil

dan pendek yang bermuara pada Sungai Musi dan berhulu pada wilayah Kota

Palembang dan kawasan sekitarnya, seperti Sungai Aur dan Sungai Sriguna.

Pada bagian wilayah Seberang Ilir, aliran anak-anak sungai terbagi menjadi 2

(dua) sesuai dengan karakteristik topografi yang ada, berupa adanya

punggungan topografi. Pada bagian Selatan punggungan, terdapat anak-anak

sungai yang mengalir pada Sungai Musi dan berhulu pada punggungan

Page 10: Pegembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pada Daerah Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu i

topografi. Anak-anak sungai tersebut meliputi Sungai Lambidaro, Sekanak,

Buah, Batang, Selincah dan sebagainya. Pada bagian utara punggungan terdapat

anak-anak sungai yang mengalir keutara, yang bermuara antara lain ke Sungai

Kenten.

6. DAYA DUKUNG LINGKUNGAN

Berdasarkan kondisi fisik wilayah terdapat beberapa hal yang dapat

disimpulkan mengenai daya dukung wilayah Kota Palembang, khususnya untuk

menampung berbagai kegiatan. Dari data kemiringan lahan, ternyata wilayah

ini sangat potensial untuk dijadikan kawasan budidaya walaupun itu harus

dilihat dulu kemampuan tanah di wilayah tersebut. Kemampuan tanah amat

ditentukan oleh kedalaman efektif, tekstur tanah, serta jenis tanah yang

selanjutnya akan mempengaruhi pemanfaatan atas tanah itu sendiri. Kedalaman

efektif tanah merupakan tebalnya lapisan tanah dari permukaan tanah sampai

dengan bahan induk atau suatu lapisan dimana perakaran tanah dapat atau

mungkin menembusnya. Faktor ini sangat erat kaitannya dengan tingkat

perkembangan tanah, tingkat kepekaan erosi, maupun vegetasi yang dapat

tumbuh di atasnya. Kedalaman efektif tanah ini juga mempengaruhi

pemanfaatannya baik untuk bidang pertanian, maupun bidang non pertanian

serta upaya pengelolaannya. Dengan melihat faktor kedalaman tanah efektifnya,

maka tanah yang ada di Kota Palembang pada umumnya dapat dimanfaatkan

secara intensif untuk kegiatan pertanian, terutama pertanian dengan jenis

tanaman berakar cukup dalam seperti tanaman perkebunan. Apabila ditinjau

kondisi tekstur tanahnya, wilayah ini cocok untuk pertanian tanaman lahan

kering karena dengan sebagian besar tanah bertekstur sedang dan sebagian

kecil bertekstur kasar, maka tingkat erosi di wilayah tersebut tidak terlalu besar.

Namun ada beberapa kendala yang harus dihadapi oleh kota yang dilalui oleh

Sungai Musi yang tergolong sungai besar, kendala tersebut antara lain adalah

cukup besarnya persentase luas lahan di Kota Palembang yang berupa rawa.

Page 11: Pegembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pada Daerah Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu i

Kendala lain sering terjadi pada musim kemarau yaitu penurunan debit sungai,

sehingga permukaan air Sungai Musi mencapai ketinggian yang minimum.

Struktur rawa yang ada di Kota Palembang juga dipengaruhi oleh pasang surut

Sungai Musi dan sungai-sungai lain yang bermuara di Sungai Musi.

7. PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN LAHAN

Analisis pola penggunaan lahan dimaksudkan untuk melihat keadaan

penggunaan lahan yang ada saat ini dan kecenderungan perubahannya. Hasil

analisis ini selanjutnya menjadi dasar untuk kebijaksanaan penataan dan

peruntukan lahan di tahun-tahun mendatang. Analisis ini dikaitkan dengan

ketersediaan dan kesesuaian lahan berdasarkan pengamatan terhadap kondisi

fisik dasar Kota Palembang. Struktur penggunaan lahan yang sesuai, dapat

menjadi arahan penggunaan lahan yang optimal.

Hingga tahun 2007, penggunaan lahan di Kota Palembang menunjukkan masih

luasnya lahan yang belum diusahakan. Hal ini dipengaruhi oleh tersebarnya

kawasan rawa diseluruh kawasan Kota Palembang. Secara keseluruhan

kawasan terbangun yang dapat diklasifikasikan sebagai kawasan perkotaan baru

menempati lahan seluas 1.134 Ha atau sebesar 9,16 % dari luas kawasan

terbangun yang ada di Kota Palembang. Kawasan terbangun yang

diklasifikasikan sebagai kawasan perkotaan meliputi kegiatan

perdagangan&jasa, perkantoran dan industri. Dari hal tersebut terlihat bahwa

dari keseluruhan kawasan terbangun yang terdapat di Kota Palembang, kawasan

permukiman menempati area terluas yaitu mencapai 10.909,40 Ha atau sekitar

88,08 % dari luas total kawasan terbangun (Tabel I).

Berdasarkan tabel II, dapat diketahui bahwa wilayah Jakabaring yang teletak di

sekitar Kecamatan Seberang Ulu I dan Seberang Ulu II Kota Palembang tidak

mengalami transfromasi penggunaan lahan secara signifikan (pada Kecamatan

Seberang Ulu I) bahkan tidak mengalami perubahan penggunaan lahan sama

sekali (pada Kecamatan Seberang Ulu II), khususnya pada tahun 2008.

Page 12: Pegembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pada Daerah Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu i

Simpangan perubahan guna lahan pada Kecamatan Seberang Ulu I sebesar

0,61%, yang artinya adanya perubahan penggunaan lahan area non terbangun

menjadi area terbangun sebesar 0,61%. Hal tersebut menandakan bahwa

wilayah tersebut mengalami pertumbuhan fisik (pembangunan).

Tabel II. Simpangan Perubahan Guna Lahan Kota Palembang Tahun 2008

No Kecamatan

Luas Area

Terbangun

2004 (%)

Luas Area

Terbangun

2008 (%)

Luas Non

Terbangun

2008 (%)

Simpangan Luas

Area Terbangun

(%)

1 Kalidoni 46,26 46,26 53,74 0

2 Sematang Borang 4,24 6,24 93,76 2,00

3 Sako 48,11 48,11 51,89 0

4 Sukarami 35,44 37,69 62,31 2,25

5 Alang-Alang Lebar 28,45 31,71 68,29 3,26

6 Ilir Timur I 88,49 888,49 11,51 0

7 Kemuning 91,24 92,45 8,76 1,21

8 Ilir Timur II 70,09 70,26 25,28 0,17

9 Ilir Barat I 21,64 23,63 76,37 1,99

10 Gandus 8,02 8,82 91,18 0,8

11 Kertapati 10,09 10,09 89,91 0

12 Seberang Ulu I 29,24 29,85 70,15 0,61

13 Seberang Ulu II 62,88 62,88 37,12 0

14 Plaju 56,87 57,71 42,29 0,84

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang, 2009

8. PENGEMBANGAN KAWASAN JAKABARING

Bentang alam Kota Palembang merupakan daerah yang memiliki

topografi mendatar (kemiringan berkisar antara ± 0 - 3o) sampai dengan landai

(kemiringan berkisar antara ± 2–10o). Kawasan topografi pada kawasan

Jakabaring memiliki topografi yang landai, yaitu dengan kemiringan lereng 0-

2%. Dengan kemiringan lereng yang landai tersebut, kawasan Jakabaring sangat

Page 13: Pegembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pada Daerah Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu i

baik untuk digunakan sebagai kawasan perumahan dan pembangunan infra

struktur. Keadaan topografi yang landai itu memiliki potensi terhadap genangan

banjir dan drainase yang buruk.

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang, 2012

PETA LERENG KOTA PALEMBANG

Kawasan Jakabaring terletak di sekitar Kecamatan Seberang Ulu I dan

Kecamatan Seberang Ulu II. Pada Kawasan tersebut jumlah kepadatan penduduk

masih termasuk rendah, sehingga masih memiliki potensi dikembangkan sebagai

kawasan perumahan. Kawasan perumahan ini yang akan mendukung perkembangan

pembangunan berkelanjutan di kawasan Jakabaring. Selain perkembangan

perumahan, Kawasan Jakabaring dapat dikembangkan menjadi komplek perkantoran

pemerintah di Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini dapat di dukung dengan telah

berdirinya terlebih dahulu kegiatan perkantoran pemerintahan antara lain kantor

Page 14: Pegembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pada Daerah Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu i

DPRD Kota Palembang, Kantor KPUD Sumatera Selatan, Kantor Imigrasi, Kantor

Kejaksaan Negeri, Sriwijaya Promotion Centre, dan Gedung Dekranasda.

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang, 2012

PETA KEPADATAN PENDUDUK

Dengan adanya pengembangan pemanfaatan lahan sebagai tempat perumahan

dan pemukiman penduduk di kawasan Jakabaring, maka akan membantu kawasan

Jakabaring menjadi salah satu kawasan strategis pertumbuhan ekonomi. Hal ini

didukung oleh terdapatnya stadion Jakabaring bertaraf internasional salah satunya.

Dengan pengembangan perumahan, tentu saja kebutuhan rumah tangga di kawasan

Jakabaring juga akan meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan ini, daerah kawasan

Jakabaring juga dapat dikembangkan untuk pembangunan mall atau supermarket.

Page 15: Pegembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pada Daerah Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu i

Dengan adanya pembangunan mall atau supermarket ini juga dapat membantu

mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Kota Palembang. Dari sisi aspek

geologi kawasan Jakabaring sangat cocok untuk dilakukan pembangunan, meskipun

resiko terjadi bencana banjir juga mengancam. Dalam penataan kawasan Jakabaring

aspek drainase sangat penting untuk di pertimbangkan. Masih banyaknya lahan

kosong yang berada di sekitar kawasan Jakabaring, khususnya Kecamatan Seberang

Ulu I dan Kecamatan Seberang Ulu II dapat dimanfaatkan dalam pembuatan danau

buatan sekaligus taman kota guna membantu dalam proses drainase.

DAFTAR PUSTAKA

Utami, Tri Endah., Darmawan, Alwin,. Hermawan,____. Pemetaan Tematik Geologi

Teknik Palembang dan Sekitarnya Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera

Selatan.

Balai Pendidikan dan Pelatihan, 2008,Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota,

Yayasan Badan PenerbitPekerjaan Umum, Jakarta.

______. 2012. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang 2012-2032. Bappeda

Kota Palembang.

Page 16: Pegembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pada Daerah Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu i

Tabel I. Penggunaan Lahan Kota Palembang 2007

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang, 2009

Page 17: Pegembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pada Daerah Jakabaring Kecamatan Seberang Ulu i