pedoman perawatan dari penatalaksanaan dermatitis atopik

22
Pedoman Perawatan dari Penatalaksanaan Dermatitis Atopik Atopik dermatitis (AD) adalah suatu kronik, pruritus, dermatosis inflamasi yang mempengaruhi hingga 25% anak-anak dan 2% sampai 3% orang dewasa. Pedoman ini dialamatkan penting pertanyaan klinis yang muncul dalam penatalaksanaan dan perawaran dari AD, menyediakan pembaruan dan perluasan rekomendasi berdasarkan bukti yang tersedia. Dalam pertama ini dari 4 sesi, metode untuk mendiagnosis dan memantau penyakit, pengukuran hasil pnilaian, dan asosiasi klinis tersering yang mempengaruhi pasien dengan AD di diskusikan. Mengetahui faktor resiko untuk perkembangan dari penyakit juga di bahas. SANGKALAN Kepatuhan pada pedoman ini tidak akan menjamin suksesnya pengobatan pada setiap situasi. Sebagai tambahan, pedoman ini seharusnya tidak di interpretasikan sebagai aturan standar perawatan, atau dianggap inklusif dari semua metode yang tepat dari semua metode lainnya dari perawatan yang cukup langsung terhadap pendapatan hasil yang sama. Penghakiman terakhir berdasarkan kepatutan dari terapi spesifik apa saja harus dibuat oleh dokter dan pasien dalam menerangi dari segala presentasi hubungan oleh individu pasien dan mengetahui bermacam-macam dan tingkah laku biologik dari penyakit. Pedoman ini merefleksikan kesediaan data terbagus pada saat waktu persiapan pedoman. Hasil dari penelitian kedepan membutuhkan revisi ke rekomendasi pada pedoman ini untuk merefleksikan data baru.

Upload: triana-linda-larasati

Post on 09-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Atopik dermatitis (AD) adalah suatu kronik, pruritus, dermatosis inflamasi yang mempengaruhi hingga 25% anak-anak dan 2% sampai 3% orang dewasa. Pedoman ini dialamatkan penting pertanyaan klinis yang muncul dalam penatalaksanaan dan perawaran dari AD, menyediakan pembaruan dan perluasan rekomendasi berdasarkan bukti yang tersedia. Dalam pertama ini dari 4 sesi, metode untuk mendiagnosis dan memantau penyakit, pengukuran hasil pnilaian, dan asosiasi klinis tersering yang mempengaruhi pasien dengan AD di diskusikan. Mengetahui faktor resiko untuk perkembangan dari penyakit juga di bahas.SANGKALAN Kepatuhan pada pedoman ini tidak akan menjamin suksesnya pengobatan pada setiap situasi. Sebagai tambahan, pedoman ini seharusnya tidak di interpretasikan sebagai aturan standar perawatan, atau dianggap inklusif dari semua metode yang tepat dari semua metode lainnya dari perawatan yang cukup langsung terhadap pendapatan hasil yang sama. Penghakiman terakhir berdasarkan kepatutan dari terapi spesifik apa saja harus dibuat oleh dokter dan pasien dalam menerangi dari segala presentasi hubungan oleh individu pasien dan mengetahui bermacam-macam dan tingkah laku biologik dari penyakit. Pedoman ini merefleksikan kesediaan data terbagus pada saat waktu persiapan pedoman. Hasil dari penelitian kedepan membutuhkan revisi ke rekomendasi pada pedoman ini untuk merefleksikan data baru.JANGKAUAN Pedoman ini diamanatkan diagnosis dan penilaian dari dermatitis atopik anak-anak dan dewasa (AD; eksim atopik) dari segala keparahan. Bentuk lain dari dermatitis, seperti dermatitis iritan dan dermatitis kontak alergi dalam itu tanpa AD, adalah diluar jangkauan dari dokumen ini. Rekomendasi pada penatalaksanaan AD dan managemen dibagi menjadi 4 sesi memberikan signifikan yang luas dari topik dan untuk memperbarui dan memperluas dalam informasi klinis dan rekomendasi yang sebelumnya diterbitkan pada 2004. Dokumen ini merupakan sesi pertama dalam seri dan metode sampul untuk diagnosis dan pemantauan dari AD, penyakit berat dan skala kualitas hiduo untuk hasil pengukuran, dan asosiasi klinis tersering yang mempengaruhi pasien. Diskusi dalam mengetahui faktor resiko untuk perkembangan dari AD juga disajikan. Pedoman kedua pada seri diamanatkan managemen dan pengobatan dari AD dengan modalitas farmakologi dan nonfarmakologi topikal; sesi ketiga akan menutupi fototerapi dan pilihan pengobatan sistematis; dan sesi empat akan diamanatkan minimalisasi dari luka penyakit,intervensi edukasi, dan penyampaian tambahan.

TRANSCRIPT

Pedoman Perawatan dari Penatalaksanaan Dermatitis Atopik

Atopik dermatitis (AD) adalah suatu kronik, pruritus, dermatosis inflamasi yang mempengaruhi hingga 25% anak-anak dan 2% sampai 3% orang dewasa. Pedoman ini dialamatkan penting pertanyaan klinis yang muncul dalam penatalaksanaan dan perawaran dari AD, menyediakan pembaruan dan perluasan rekomendasi berdasarkan bukti yang tersedia. Dalam pertama ini dari 4 sesi, metode untuk mendiagnosis dan memantau penyakit, pengukuran hasil pnilaian, dan asosiasi klinis tersering yang mempengaruhi pasien dengan AD di diskusikan. Mengetahui faktor resiko untuk perkembangan dari penyakit juga di bahas.

SANGKALANKepatuhan pada pedoman ini tidak akan menjamin suksesnya pengobatan pada setiap situasi. Sebagai tambahan, pedoman ini seharusnya tidak di interpretasikan sebagai aturan standar perawatan, atau dianggap inklusif dari semua metode yang tepat dari semua metode lainnya dari perawatan yang cukup langsung terhadap pendapatan hasil yang sama. Penghakiman terakhir berdasarkan kepatutan dari terapi spesifik apa saja harus dibuat oleh dokter dan pasien dalam menerangi dari segala presentasi hubungan oleh individu pasien dan mengetahui bermacam-macam dan tingkah laku biologik dari penyakit. Pedoman ini merefleksikan kesediaan data terbagus pada saat waktu persiapan pedoman. Hasil dari penelitian kedepan membutuhkan revisi ke rekomendasi pada pedoman ini untuk merefleksikan data baru.

JANGKAUANPedoman ini diamanatkan diagnosis dan penilaian dari dermatitis atopik anak-anak dan dewasa (AD; eksim atopik) dari segala keparahan. Bentuk lain dari dermatitis, seperti dermatitis iritan dan dermatitis kontak alergi dalam itu tanpa AD, adalah diluar jangkauan dari dokumen ini. Rekomendasi pada penatalaksanaan AD dan managemen dibagi menjadi 4 sesi memberikan signifikan yang luas dari topik dan untuk memperbarui dan memperluas dalam informasi klinis dan rekomendasi yang sebelumnya diterbitkan pada 2004. Dokumen ini merupakan sesi pertama dalam seri dan metode sampul untuk diagnosis dan pemantauan dari AD, penyakit berat dan skala kualitas hiduo untuk hasil pengukuran, dan asosiasi klinis tersering yang mempengaruhi pasien. Diskusi dalam mengetahui faktor resiko untuk perkembangan dari AD juga disajikan. Pedoman kedua pada seri diamanatkan managemen dan pengobatan dari AD dengan modalitas farmakologi dan nonfarmakologi topikal; sesi ketiga akan menutupi fototerapi dan pilihan pengobatan sistematis; dan sesi empat akan diamanatkan minimalisasi dari luka penyakit,intervensi edukasi, dan penyampaian tambahan.

METODESuatu kelompok kerja dari ahli AD yang diketahui mampu untuk mendeterminasi peserta dan jangkauan dari pedoman, dan untuk identifikasi pertanyaan klinis yang penting dalam diagnosis dan penilaian dari AD (Tabel 1). Anggota kelompok kerja menyelesaikan suatu penutupan dari ketertarikan yang diperbarui dan membahas untuk hubungan konflik yang potensial. Jika suatu konflik potensial tercatat, anggota kelompok kerja mengundurkan dia atau dirinya dari diskusi dan pengisian dokumen dari rekomendasi yang bersangkutan pada daerah topik dari ketertarikan yang terlihat.Sebuah model berbasis bukti telah digunakan dan bukti telah didapat menggunakan pencarian sistematis dari PubMed, Perpustakaan Cochrane, dan Sumber Global untuk Percobaan Eksim (GREAT) data dasar dari November 2003 sampai November 2012 untuk pertanyaan klinis yang dialamatkan dalam versi sebelumnya dari terbitan pedoman ini pada tahun 2004, dan dari 1964 hingga 2012 untuk semua pertanyaan identifikasi klinis baru sebagai penentuan oleh kelompok kerja untuk menjadi penting pada perawatan klinis. Pencarian-pencarian terbatas prospektif untuk publikasi dalam bahsa Inggris. Istilah MeSH digunakan dalam berbagai macam kombinasi di literatur penelitian termasuk: dermatitis atopik, eksim atopik, diagnosis, diagnostik, progresifitas, penilaian, biomarker, hasil ukur, morbiditas, kualitas hidup, gejala, komorbid, alergi makanan, rinitis alergi, asma, kanker, tidur, efek pertumbuhan, efek perkembangan, tingkah laku, psikologis, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), pengobatan, dan hasil. Total dari 1417 abstrak telah dinilai awal untuk inklusi yang memungkinakan. Setelah pemindahan dari data duplikasi, 292 ditahan untuk bahasan akhir berdasarkan pada relevan dan tingkat tertinggi dari ketersediaan bukti untuk uraian peranyaan klinis. Tabel bukti telah di generasikan untuk penelitian ini dan digunakan oleh kelompok kerja dalam rekomendasi perkembangan. Pedoman terbitan akademi sebelumnya pada AD juga dievaluasi sebagai terbitan pedoman baru lainnya pada AD.Ketersediaan bukti dievaluasi menggunakan satu kesatuan sistem disebut Strength of Recommendation Taxonomy (SORT) dikembangkan oleh editor dari jurnal kedokteran keluarga US dan perawatan primer. Bukti di tingkatkan menggunakan skala 3 poin berdasarkan dari kualitas dari metodologi penelitian dan fokus keseluruhan dari penelitian sebagai berikut :I. Bukti berorientasi pasien berkualitas baik ( contoh: buktihasil ukur yang persoalan terhadap pasien; morbiditas; mortalitas; peningkatan gejala; penurunan biaya; dan kualitas hidup).II. Bukti berorientasi pasien kualitas terbatas.III. Bukti lainnya, termasuk pedoman konsensus, pilihan, kasus penelitian, atau bukti berorientasi penyakit (contoh: bukti pengukuran tingkat menengah, psilogis,atau pengganti poin akhir yang mungkin atau tidak mungkin meningkatkan reflek pada hasil pasien.Tabel 1. Pertanyaan Klinis digunakan untuk struktur bahasan bukti untuk diagnosis dan penilaian dari dermatitis atopik Apa metode yang paling valid dan realibel untuk diagnosis dermatitis atopik?

Apa alat yang paling berguna untuk menilai keparahan dan progresifitas dari dermatitis atopik?

Apa hasil ukur yang digunakan untuk pasien dan penyakit spesifik untuk menentukan efektifitas relatif dari pemberian pengobatan dermatitis atopik?

Apa hubungan klinis yang tersering yang mungkin mempengaruhi pasien dengan dermatitis atopik?

Apa hubungan faktor resiko epidemiologi dengan dermatitis atopik?

Rekomendasi klinis dikembangkan berdasarkan pada bukti terbaik yang tersedia. Ini adalah tingkatnya sebagai berikut :A. Berdasarkan rekomendasi pada konsisten dan bukti berorientasi pasien berkualitas baik.B. Berdasarkan rekomendasi pada tidak tetap atau bukti berorientasi pasien berkualitas terbatas.C. Bukti berdasarkan pada konsensus, opini, kasus penelitian, atau bukti berorientasi penyakit.Pada situasi ini dimana bukti dasar dokumentasi data tidak tersedia, kami harus menggunakan opini para ahli untuk menghasilkan rekomendasi klinis kami.Pedoman ini telah dikembangkan sesuai dengan Akademi Kulit dan Kelamin Amerika (AAD)/ Asosiasi AAD Administrative Regulations for Evidence-based Clinical Practice Guidelines (versi disetujui Mei 2010), dimana termasuk kesempatan untuk membahas dan komentar oleh seluruh keanggotaan AAD dan bahasan akhir dan persetujuan oleh Dewan AAD dari Direktur. Pedoman ini akan dipertimbangkan sekarang untuk 5 periode dari tanggal dipublikasiakn, kecuali ditegaskan, pembaruan, atau pensiun saat atau sebelum waktunya.

DEFINISIAD adalah kronik, penyakit kulit inflamasi yang gatal yang frekuensi munculnya banyak pada anak-anak, tetapi juga berefek pada orang dewasa. Ini diikuti kekambuhan. AD sering berhubungan dengan peningkatan serum imunoglobulin (IgE) dan riwayat personal atau keluarga dari alergi tipe 1, rinitis alergi, dan asma. Eksim atopik merupakan sinonim dari AD.

PENDAHULUANOnset AD merupakan paling sering usia 3 dan 6 bulan, dengan rata-rata 60% dari pasien yang memiliki erupsi lanjut pada tahun pertama kehidupan dan 90% oleh usia 5 tahun. Sementara mayoritas pengaruh individu memiliki resolusi dari penyakit oleh masa dewasa, 10% sampai 30% tidak ada, dan persentase kecil gejala awal berkembang sebagai dewasa. AD memiliki patogenesis kompleks termasuk genetik, imunologik, dan faktor lingkungan yang mengarah ke suatu disfungsi pertahanan kulit dan disregulasi dari sistem imun, xerosis, erosi/ekskoriasi, mengalir keluar dan krusta, serta likenifikasi, tetapi ini bermacam-macam oleh usia oasien dan lesi kronik. Pruritus merupakan ciri dari kondisi yang bertanggung jawab banyak dari beban penyakit yang dipikul oleh pasien dan keluarga mereka.

DIAGNOSISDiagnosisi dari AD merupakan klinis buatan dan berdasarkan pada gambaran riwayat, morfologi, dan distribusi dari lesi kulit dan berhubungan tanda klinis. Aturan formal dari kriteria telah dikembangkan oleh bermacam-macam kelompok untuk membantu dalam klasifikasi.Satu yang paling awal dan aturan dikenal dari kriteria diagnostik adalah kriteria Hanifin dan Rajka 1980, dengan membutuhkan 3 dari 4 kriteria mayor dan 3 dari 23 kriteria minor yang ditemui. Sementara komprehensif dan sering digunakan dalam percobaan klinis, seperti kriteria dengan jumlah besar susah dipakai untuk digunakan pada praktek klinis. Beberapa kriteria minor telah di catat menjadi definisi jelek atau tidak spesifik, seperti pitiriasis alba, sementara lainnya, seperti cheilitis bibir atas dan eksim puting susu, merupakan sedikit spesifik untuk AD tetapi jarang. Beberapa kelompok internasional memiliki modifikasi laporan untuk diamanatkan dalam keterbatasan ini. Kelompok kerja United Kingdom (UK), sebagian, penyulingan sistematis kriteria Hanifin dan Rajka turun hingga ke aturan dasar yang cocok untuk penelitian berbasis epidemiologi/populasi dan dapat digunakan oleh bukan ahli kulit dan kelamin. Ini terdiri dari 1 kewajiban dan 5 kriteria mayor dan tidak membutuhkan pemeriksaan labor apapun. Masing-masing skema diagnostik Hanifin dan Rajka serta kelompok kerja UK telah divalidasi pada penelitian dan diuji di beberapa populasi yang berbeda-beda.Pada konferensi konsensus 2003 dipelopri oleh Akademi Kulit dan Kelamin Amerika disarankan revisi kriteria Hanifin dan Rajka yang lebih lancar dan sebagai tambahan yang dapat dipakai ke rentang dari usia yang dipengaruhi. Sementara aturan ini belum dinilai dalam penelitian validasi, hal ini jatuh oleh kelompok kerja yang sekarang yang mengadaptasi dari pencapaian pragmatic untuk diagnosa AD pada bayi, anak, dan dewasa lebih cocok untuk digunakan pada aturan klinis (Kotak 1). Kriteria asli UK tidak dapat diaplikasikan ke anak yang lebih muda, meskipun revisi untuk termasuk bayi telah di ajukan.Rekomendasi untuk diagnosis dari AD ditunjukan pada Tabel II, dan kekuatan dari rekomendasi di tampilkan dalam Tabel III. AD harusnya berbeda dari kemerahan lainnya, kondisi kulit bersisik. Ini jarang sulit untuk memisahkan AD dari dermatitis seboroik pada bayi, dan 2 kondisi mungkin tumpang tindih pada kelompok usia ini. AD biasanya mencadangkan daerah selangkangan dan aksila, sementara dermatitis seboroik mempengaruhi area ini dan cenderung tidak gatal. Sebagian jika tidak merespon pada terapi, diagnosis dari AD seharusnya di bahas ulang dan kelainan lainnya dipertimbangkan, termasuk nutrisi serius lainnya, metabolik, dan kondisi imunologik pada anak-anak dan kutaneus limfoma sel-T pada dewasa. Dermatitis kontak alergi mungkin dapat keduanya sebagai diagnosis alternatif untuk AD dan/atau suatu eksaserbasi dari AD pada beberapa individu (selanjutnya didiskusikan pada sesi 4 atau seri pedoman).

Kotak 1. Gambaran untuk pertimbangan dalam diagnosis pasien dengan dermatitis atopik

Gambaran Esensialharus ada : Pruritus Eksim (akut, subakut, kronik) Morfologi tipikal dan pola spesifik usia Riwayat kronik atau kambuh

*Pola termasuk:1. Wajah, leher, dan keterlibatan ekstensor pada bayi dan anak2. Lesi fleksural baru atau sebelumnya pada kelompok usia berapa saja3. berbagi di daerah selangkangan dan aksila

Gambaran Pentingterlihat pada banyak kasus, menambah dukungan untuk diagnosis: Onset pada usia dini Atopi Riwayat pribadi dan/atau keluarga Reaktifitas Imunoglobulin E XerosisGambaran HubunganHubungan klinis ini membantu untuk menyarankan diagnosis dari dermatitis atopik, tetapi tidak terlalu spesifik untuk digunakan untuk definisi atau mendeteksi dermatitis atopik untuk penelitian dan penelitian epidemiologi: Respon vaskular atipikal (contoh: wajah pucat, dermografi kulit putih, respon pucat tertunda) Keratosis pilaris/pityriasis alba/hyperlinear palms/iktiosis Perubahan mata/periorbital Temuan pada daerah lainnya (contoh : perubahan perioral/lesi periauricular) Penekanan perifolikular/likenifikasi/lesi prurigo

Kondisi EksklusifIni seharusnya dicatat bahwa suatu diagnosisi dari dermatitis atopik bergantung pada kondisi eksklusi, seperti : Skabies Dermatitis seboroik Dermatitis kontak (iritan atau alergi) Iktiosis Kutaneus limfoma sel-T Psoriasis Dermatosis fotosensitivitas Penyakit defisiensi imun Penyebab lain dari erythroderma.

Tabel II. Rekomendasi untuk diagnosis dari dermatitis atopik.Pasien dengan dianggap dermatitis atopik harus memiliki dasar diagnosis mereka berdasarkan pada ringkasan kriteria pada Kotak 1. Pada kejadian, spesimen biopsi kulit atau tes lainnya (seperti serum immunoglobulin E, persiapan potassium hidroksida, uji tempel, dan/atau uji genetik) mungkin berguna untuk menyingkirkan hubungan atau kondisi kulit lainnya.

BIOMARKERDiagnosis dari sisa klinis AD, karena disana sekarang ini tidak ada biomarker yang reliabel yang dapat membedakan penyakit dari satu kesatuan lainnya. Temuan laboratorium yang paling seering dijumpai, peningkatan total dan/atau serum spesifik alergi IgE, tidak dijumpai pada 20% individu yang terkena. Beberapa menunjukan kelompok ekstrinsik dan intrinsik dari berdasarkan penyakit pada dijumpai atau tidak dijumpai kehadiran elevasi IgE, tetapi apakah ini sisa bermacam-macam yang benar kontroversi. Beberapa individu akan berkembang menjadi elevasi IgE, dan pengetahuan baru-baru ini dari defek pertahanan kulit dan penelitian pada sesitasi epikutaneus menyarankan bahwa peningkatan IgE mungkin suatu fenomena sekunder. Peningkatan alergen-spesifik IgE juga tidak spesifik, karena mereka ditemukan pada 55% populasi umum US. Meskipun level IgE total cenderung ke berbagai macam dengan keparahan penyakit, hal ini bukan suatu indikator yang reliabel, karena beberapa individu dengan penyakit yang parah memiliki nilai normal, dan IgE juga dapat meningkat pada kondisi nonatopik multipel (contoh: infeksi parasit dan kankaer-kanker tertentu dan penyakit autoimun). Peningkatan pada jaringan sel mast dan hitung eosinofil perifer juga menjadi meningkat, tapi dengan hubungan yang tidak sama konsisten.Penemuan dari bagian baru limfosit-T dan sitokin baru dan kemokin memiliki generasi segudang potensial biomarker tambahan. Ini termasuk dalam level serum dari CD30, derivat makrofag kemoatraktan (MDC), interleukin (IL)-12, -16, -18, dan -31, dan timus dan aktivasi-regulasi kemokin (TARC). Beberapa menunjukan korelasi dengan keparahan penyakit AD menggunakan indeks Scoring Atopic Dermatitis (SCORAD) dan skala keparahan lainnya. Tapi sampai saat ini, tidak ada menunjukan sensitivitas reliabel atau spesifitas untuk AD mendukung klinis umum menggunakan untuk diagnosisi atau monitoring. Kebanyakan penelitian memikul dari ukuran kohort kecil dan termasuk seleksi dari pusat perawatan tersier dengan lebih penyakit parah daripada dari populasi umum. Sedikitnya memiliki perbedaan dalam AD dengan yang eksim lainnya untuk menaksir apakah biomaker merupakan indikator spesifik untuk AD. Marker untuk prognosis juga tidak konsisten, meskipun total serum IgE tinggi dan filaggrin (FLG) mutasi gen kosong cenderung untuk prediksi suatu keparahan lebih dan perjalanan yang berlarut-larut dari penyakit. Rekomendasi untuk menggunakan biomarker pada penilaian dari AD ditunjukan pada Tabel IV, dan kekuatan dari rekomendasi terlampir dalam Tabel III.

TINGKAT KEPARAHAN PENYAKIT DAN HASIL PENILAIAN KLINISSkala keparahan penyakitUntuk pengukuran dari keparahan penyakit, 28 skala perbedaan diidentifikasi, tanpa suatu baku emas darurat tunggal. Mereka menggunakan berbagai macam metode yang termasuk pola jaringan dan gambaran onjektif penyakit dan sejauh, dan beberapa skala bergabung subjektif pada skala keparahan penyakit indeks SCORAD, daerah eksim dan Indeks Keparahan (EASI), Investigators Global Assessment (IGA), dan Enam Area, Enam Tanda Dermatitis Atopik (SASSAD) penilaian keparahan. Skala ini merupakan penggunaan utama dalam percobaan klinis dan jarang pada prakter klinis, sebagai mereka yang umum tidak didesain untuk tujuan ini.Skala perkembangan pada banyak kasus termasuk uji teliti dan evaluasi mengikuti properti statistik: penilaian antar reliabilitas, validitas, (contoh: konstruksi, isi, dan bersamaan), konsistensi reliabilitas internal, responsif untuk mengubah, dan perbedaan klinis minimal yang penting. Literatur yang tersedia menyarankan bahwa indeks SCORAD, skor EASI, dan Patient-Oriented Eczema Measure (POEM) skala keparahan memiliki uji yag adekuat dan validasi; disana mereka dapat menggunakan pertimbangan ketika praktik. Sebagai catatan penggunaan EASI taksiran objektif dokter dari jangkauan penyakit dan keparahan, sementara indeks SCORAD bergabung pada kedua taksiran objektif dokter dan keparahan dan subjektifitas penilaian pasien dari rasa gatal dan kurang tidur. POEM merupakan desain spesifikasi untuk mengukut keparahan dari perspektif pasien dan menggunakan 7 pertanyaan berdasarkan gejala dan frekuensi mereka. Tiga Hal Skala Keparahan (TISS) merupakan skala lain yang disederhanakan menunjukan janji untuk penggunaan kedepan pada praktek klinik, tapi memerlukan uji tambahan.Mengenal kurangnya dari keseragaman pada skala keparahan-penyakit yang digunakan, upaya internasional berlangsung untuk standarisasi hasil ukur. Ini melibatkan perkembangan dari aturan dasar ukuran valid dari tanda dan gejala yang dapat direkam pada percobaan terkontrol, dimana merupakan diarahkan meningkatkan perbandingan percobaan silang dan fasilitas metaanalisis.

Tabel III. Kekuatan rekomendasi untuk dignosis dan penilaian dari dermatitis atopikRekomendasiKekuatan dari rekomendasiTingkat pembuktian

Diagnosis menggunakan kriteria pada kotak 1.CIII

Tidak ada biomarker spesifik untuk diagnosis dan penilaian keparahanBII

Level Immunoglobulin E tidak direkomendasi secara rutinAI

Tersedia skala keparahan penyakit bukan untuk penggunaan klinis rutinCII

Tersedia kualitas hidup skala keparahan bukan untuk penggunaan klinis rutinCII

Harus menanyakan rasa gatal, tidur, dampak pada aktivitas sehari-hari, dan persisten penyakitCIII

Kesadaran dan diskusi dari hubungan umumCI dan II

Integritas, pencapaian multidisiplin untuk perawatanCIII

Tabel IV. Rekomendasi untuk penggunaan biomarker pada penilaian dari dermatitis atopikUntuk pasien dengan dianggap dermatitis atopik, tidak ada biomarker spesifik yang dapat menjadi rekomendasi untuk diagnosis dan/atau penilaian dari keparahan penyakit.Memantau level imunoglobulin E tidak direkomendasikan untuk penilaian rutin dari keparahan penyakit.

Skala kualitas hidup dan dampak ukur penyakitDua puluh dua perbedaan spesifik AD, spesifik ahli dermaologi, dan skala generik diidentifikasi bahwa ukuran kualitas hidup dan hasil psikologi lainnya pada pasien dengan AD. Skala ini telah digunaakan untuk menilai dampak dari AD dan intervensi efek, sebaik untuk membuat perbedaan dengan dampak kelainan lainnya. Pertimbangan yang hati-hati dari skala properti harus muncul sebelum digunakan, termasuk validitas, reabilitas, responsif untuk perubahan, dan perbedaan klinis minimal yang penting. Pada percobaan klinis, skala paling sering digunakan adalah Childrens Dermatology Life Quality Index (CDLQI), diikuti oleh Dermatitis Family Impact (DFI), Dermatology Life Quality Index, tapi skala ini tidak secara umum didesain untuk menggunakan pada praktek klinis rutin.Perkembangan tambahan dan evaluasi dari praktek klinik skala kualitas hidup diperlukan. Ini dapat diselesaikan oleh modifikasi skala lama dalam suatu populasi klinis. Sebagai catatan, penilaian inklusi pasien dari pruritus memberikan kritik pada kontribusi pusatnya untuk morbiditas AD. Peringkat intensitas gatal, apakah dibuat oleh orangtua untuk anak-anak muda atau oleh individu yang lebih tuauntuk diri mereka, secara signifikan dan berkorelasi terbalik dengan kualitas hidup. Hubungan sulit dengan rasa gatal dan hasil garukan merupakan tipikal hal pertama yang disebutkan oleh orang tua ketika ditanyakan tentang efek penyakit anak-anaknya. Mekanisme yang mendasari hubungan sisa rasa gatal pada AD masih belum jelas, dan suatu daerah yag banyak pencarian aktif. Gangguan tidur, aktivitas impedansi harian (termasuk efek dalam kerja atau prestasi sekolah), dan persisten dari penyakit merupakan kunci ukur lainnya dari dampak penyakit, dan mewakili status pasien dan kesejahteraan secara keseluruhan. Rekomendasi dalam penilaian merupakan ringkasa pada Tabel V dan kekuatan rekomendasi pada Tabel III.

HUBUNGAN KLINISHubungan tersering/komorbiditas dari AD yang telah didukung oleh penelitian termasuk kondisi atopik lainnya, dinamakan alergi makanan, asma, dan rinitis alergi/rhinokonjungtivitis. Beberapa mempertimbangkan AD menjadi awal atopic march, memberikan frekuensi selanjutnya perkebangan dari satu atau lebih dari kondisi atopik lainnya. Bagaimanapun, hubungan dari kondisi atopik lainnya dengan AD merupakan kompleks dan multifaktorial, karena progresi ini tidak terjadi pada semua individu.. pasien yang tinggal di iklim lembab atau negara berkembang dapat nyata AD hanya setelah perubahan lokal mereka dan/atau setelah onset dari alergi saluran nafas.Gangguan tidur juga sering dan berada dalam bagian besar dari gatal yang signifikan dengan AD. Gangguan tidur dalam hingga 60% dari anak dengan ekim, meningkat hingga 83% selama eksaserbasi. Selama dengan individu yang terkena, anggota keluarga lainnya juga dapat menderita sebagai hasil dari terbangun. Meskipun ketika remisi klinis, individu dengan eksim memiliki gangguan tidur yang lebih daripada individu yang sehat. Hebatnya keparahan penyakit kulit juga memunculkan untuk berefek pada mood. Depresi telah dicatat pada remaja dan dewasa yang berpengaruh dengan AD. Terlebih baru-baru ini, ada saran hubungan dari AD dengan kelainan tingkah laku, termasuk ADHD, terutama pada anak. Bagaimanapun juga, hubungan tidak membangun kausalitas, dan alami dari hubungan yang dibutuhkan pada penelitian tambahan, termasuk aturan dari gangguan tidur dan seperti tingkah laku ADHD dan kemungkinan terkait nonspesifik pada penyakit kronik apa saja dari masa anak-anak.Kanker dan obesitas telah hubungan tidak konsisten dengan AD. Disana tidak ada kemunculan untuk peningkatan risiko dari kanker kulit atau dari keganasan internal, meskipun beberapa data disarankan dari peringkat tinggi dari limfoma dan peringkat terendah dari glioma. Sekarang ini, disana tidak ada data yang cukup untuk menjamin spesial screening atau hati-hati. AD telah terkait terhadap obesitas pada beberapa penelitian epidemiologi. Bagaimanapun juga, pendek dan pertumbuhan yang jelek juga di dokumetasikan, sebagian dari anak-anak yang menderita dari penyakit kulit berat.Rekomendasi ini berdasarkan penilaian dari hubungan asosiasi dari AD (Tabel IV) berdasarkan pada konsensus kelompok, karena disana tidak ada kualitas tinggi, bukti yang menentukan untuk menunjukan bahwa screening dari mereka mengarahkan ke peningkatan hasil pasien. Keuntungan dari menagmbil terpadu , pencapaian multidisiplin klinis terhadap perawatan dari pasien AD dengan asosiasi tersering merupakan batasan utama ke beberapa laporan kasus. Eksim sekolah dan program edukasi lainnya akan dibahas pada sesi 4 dari pedoman ini.

FAKTOR RISIKO UNTUK PERKEMBANGAN PENYAKITDua faktor risiko muncul menjadi konsisten dan hubungan kuat dengan perkembangan dari AD: (1) riwayat keluarga dari atopi dan (2) hilangnya fungsi mutasi pada gen FLG.Kisaran 70% dari pasien AD memiliki riwayat keluarga positif dari penyakit atopik. Kesempatan untuk perkembangan AD adalah 2-3 lipat tinggi pada anak dengan 1 orang tua atopik, dan ini meningkat 3-5 lipatan jika kedua orang tua menderita atopik. Riwayat maternal dari AD mungkin lebih prediktif. Gen FLG menyandi profilaggrin, dimana degradasi ke monomer filagrin, dan protein ini memainakn peranan penting pada diferensiasi terminal dari dermatitis dan formasi dari pertahanan kulit , termasuk stratum korneum. Kerusakan produk filagrin merupakan bagian dari faktor pelembab alami, dimana kontribusi hingga ke hidrasi epidermal dan fungsi pertahanan. Mutasi kosong FLG memberi suatu risiko dari onset awal AD, dan untuk keparahan lebih, penyakit persisten. Mereka juga mengarahkan ke suatu kecendrungan peningkatan untuk eksim herpetikum. Defek berbeda pada FLG telah dicatat pada perbedaan populasi etnik dengan AD, menunjukan pentingnya patogenesis. Bagaimanapun juga, suatu jumlah signifikan dari pasien dengan AD memiliki mutasi FLG yang tidak diketahui, dan sebaliknya, sekitar 40% dari individu dengan alel kosong FLG tidak berkembang menjadi AD.Tipe dari selama kelahiran (sesar atau pervaginam) tidak muncul mengubah risiko AD. Peningkatan berat badan lahir dapat menjadi suatu faktor risiko untuk berkembangnya penyakit, tapi ukuran efek seperti kecil karena penelitian seperti konflik, dengan beberapa menunjukan asosiasi negatif.Sementara pasien dengan AD jarang sensitif terhadap beberapa makanan, waktu dari pengenalan makanan keras atau menahan dari makanan alergi tidak muncul perubahan risiko AD. Kebanyakan penelitian dari modifikasi diet dari maternal atau diet bayi tidak ditunjukan suatu efek protektif, meskipun sekarang ini penelitian diterbitkan atau formula hidrolise dan suplemen probiotik menyarankan bahwa pencapaian ini dapat menjadi suatu keuntungan efek pada pencegahan perkembangan penyakit pada beberapa bayi risiko tinggi yang tidak mendapat ASI. Pada sekarang ini, bagaimanapun juga, disana cukup bukti untuk merekomendasikan beberapa diet spesifik atau ukuran lainnya menjadi efektif untuk pencegahan primer dari AD. ASI untuk 6 bulan pertama kehidupan untuk itu keuntungan lainnya untuk ibu dan bayi (misal: ikatan dan imunitas pasif).Disana tidak ada penemuan konsisten untuk menyarankan bahwa jenis kelamin laki-laki ataupun perempuan mempengaruhi risiko AD, tapi menjadi ras hitam tidak memunculkan peningkatan risiko. Level tinggi dari edukasi orangtua merupakan faktor risiko dari penyakit, tapi efek dari status sosioekonomi belum jelas. Penelitian sebelumnya menemukan suatu risiko tinggi dari AD pada kelompok sosioekonomi tinggi, tetapi lebih penelitian baru-baru ini gagal untuk mengkonfirmasi penemuan ini. Tinggal didaerah pedesaan sepertinya muncul peningkatan risiko AD, tetapi penelitian mencoba untuk mengidentifikasi kausatif agen lingkungan tidak konklusif. Perawatan hari mungkin mempengaruhi risiko dari perkembangan AD, tetapi penelitian menganjurkan kontrol lebih baik untuk perancu membutuhkan sebelumnya konklusi tambahan dapat dibuat.

Tabel V. Rekomendasi untuk keparahan penyakit dan penilaian hasil klinis.Untuk managemen umum dari pasien dengan dermatitis atopik , tersedia skala ukuran keparahan penyakit tidak direkomendasikan untuk praktek klinis rutin, karena mereka tidak biasa mendesain untuk tujuan ini.Untuk managemen umum dari pasien dengan dermatitis atopi, tersedia skala ukur kualitas hidup pasien tidak direkomendasikan untuk praktek klinis rutinHal ini direkomendasikan bahwa dokter menanyakan pertanyaan umum tentang gatal, tidur, dampak pada aktivitas sehari-hari, dan penyakit persisten, dan skala tertentu yang tersedia digunakan utama ketika praktek.

Tabel VI. Rekomendasi untuk penilaian dari hubungan klinis dari dermatitis atopik.Dokter harusnya berhati-hati dalam dan menilai untuk kondisi yang berhubungan dengan dermatitis atopik, seperti rinitis/rhinokonjungtivitis, asma, alergi makanan, gangguan tidur, depresi, dan kondisi neuropsikiatri lainnya, dan hal ini direkomendasikan bahwa dokter mendiskusikan mereka dengan pasien sebagai bagian dari pengobatan/rencana penatalaksanaan, saat tepat.Suatu integrasi, pencapaian multidisiplin untuk merawat mugkin bernilai dan disarankan untuk pasien dengan dermatitis atopik yang hadir dengan hubungan umum.

Efek dari paparan terhadap hewan peliharaan masih belum jelas, dengan konflik data. Dua penelitian sebelumnya menunjukan bahwa pemilik kucing dan bukan anjing menambah efek mutasi dari filagrin pada memajukan perkembangan AD. Sementara pasien dengan AD lebih jarang sensitif terhadap debu tungau rumahan, tidak ada bukti yang kuat untuk menunjukan bahwa debu tungau dihindari dengan strategi pencegahan AD. Paling baru-baru ini bahasan sistematis menurut siklus awal paparan mikroba ditemukan bukti bahwa paparan terhadap endotoksin, hewan ternak, dan anjing mungkin dapat mempertahankan melawan AD. Konsumsi dari susu yang tidak dipasteurisasikan dan membutuhkan infeksi cacing juga dapat memproteksi, tapi bukan ukuran yang direkomendasi karena kemampuan mereka berhubungan dengan risiko kesehatan.Tidak ada kesimpulan pasti yang dapat ditarik menurut pemberian antibiotik awal dan risiko AD.Meskipun penelitian tidak konsisten, personal dan tangan kedua/pekerjaan rumah tangga status merokok tidak muncul mempengaruhi signifikan perkembangan AD; bagaimanapun juga, merokok merupakan merugikan terhadap itu dengan asma dan banyak risiko kesehatan negatif lainnya.