pedoman-penyiapan-kelembagaan-dan-indikasi-kegiatan-ppsp-di-daerah.pdf
TRANSCRIPT
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah i
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah ii
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah iii
KATA PENGANTAR
Pembangunan sanitasi permukiman merupakan salah satu program pembangunan yang telah ditetapkan target pembangunannya dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014. Komitmen program pembangunan ini semakin dikuatkan melalui Rapat Kerja Presiden dengan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Gubernur, dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi se-Indonesia, serta hasil diskusi yang mendalam dengan para perwakilan dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya pada tanggal 19 – 21 April 2010 di Istana Tampak Siring, Bali. Untuk memenuhi target pembangunan sub bidang sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan penanganan drainase lingkungan, diperlukan upaya keras, mengingat pendekatan pembangunan sanitasi permukiman secara “biasa” (business as usual) seperti yang dilakukan selama ini diindikasikan tidak akan mampu memenuhi target pembangunan tersebut. Hal ini terlihat dari kondisi sanitasi permukiman di Indonesia yang secara umum masih jauh dari baik. Oleh karena itu diperlukan upaya yang dapat memaksimalkan peran serta seluruh pemangku kepentingan pelaksana pembangunan dan pengelolaan sanitasi permukiman, serta optimalisasi mobilisasi sumber daya yang ada. Dalam rangka itu, telah pula ditetapkan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Melalui program ini, pembangunan sanitasi permukiman akan dilakukan lebih tepat sasaran, dengan mendorong seluruh sumber daya yang ada, dari masyarakat, swasta, pemerintah daerah, hingga pemerintah pusat. Dalam program PPSP, pembangunan sanitasi permukiman akan dilakukan dalam beberapa tahapan kegiatan, dimana setiap tahapan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kabupaten/kota pelaksana secara terstruktur sesuai dengan jangka waktu perencanaan kabupaten/kota pelaksana. Mengingat banyak kabupaten/kota yang belum memahami program PPSP secara menyeluruh, maka dibutuhkan pedoman penyiapan PPSP, yang di antaranya meliputi Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan PPSP di Daerah. Pedoman penyiapan PPSP ini memegang peranan penting mengingat keberhasilan setiap tahapan pelaksanaan program PPSP pada tahun-tahun ke depan di masing-masing kabupaten/kota pelaksana akan sangat tergantung dari kesiapan yang dilakukan oleh kabupaten/kota terkait. Pedoman ini mencakup substansi kriteria pemilihan kabupaten/kota PPSP, pedoman pembentukan lembaga pokja, serta indikasi kegiatan operasional PPSP pada provinsi maupun kabupaten/kota. Melalui Pedoman Kelembagaan dan indikasi kegiatan PPSP di daerah yang telah disusun dengan pertimbangan yang matang, diharapkan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota dapat menyediakan segala persiapan yang dibutuhkan untuk menjalankan program PPSP sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di daerah masing-masing.
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah iv
Besar harapan kami, Pedoman Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan PPSP di Daerah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya, sehingga pemerintah daerah provinsi dan Kabupaten/kota dapat membentuk pondasi sekaligus langkah awal yang sempurna dalam menjalankan seluruh tahapan program PPSP ke depan. Ketua II Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS)
Dadang Sumantri Mochtar Direktur Perkotaan Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah v
DAFTAR ISI
Kata Pengantar iii Daftar Isi v Daftar Singkatan vi BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran 2
1.2.1. Maksud 2 1.2.2. Tujuan 2 1.2.3. Sasaran 2
1.3. Lingkup Program PPSP 2 1.4. Tahapan Kegiatan Program PPSP 3 1.5. Penetapan Kabupaten/kota Terpilih 3
BAB II. PEDOMAN PEMBENTUKAN ORGANISASI PENGELOLA PPSP DAERAH 5 2.1. Organisasi Kelompok Kerja Sanitasi Provinsi 5
2.1.1. Peran Kelompok Kerja Sanitasi Provinsi 5 2.1.2. Tugas Kelompok Kerja Sanitasi Provinsi 6 2.1.3. Struktur Kelompok Kerja Sanitasi Provinsi 6 2.1.4. Anggota Kelompok Kerja Sanitasi Provinsi 7
2.2. Organisasi Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten/kota 8 2.2.1. Peran Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten/kota 8 2.2.2. Tugas Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten/kota 8 2.2.3. Struktur Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten/kota 9 2.2.4. Anggota Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten/kota 10
BAB III. PEDOMAN INDIKASI KEGIATAN OPERASIONAL PELAKSANAAN PPSP DI DAERAH 12 3.1. Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP di Tingkat Provinsi 12 3.2. Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP di Tingkat Kabupaten/kota 21 3.2.1.Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP di Kabupaten/kota Tahap 1, 2, dan 3 21 3.2.2.Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP di Kabupaten/kota Tahap 4, 5, dan 6 33 BAB IV. PENUTUP 43
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah vi
DAFTAR SINGKATAN
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah BABS : Buang Air Besar Sembarangan DPA : Dokumen Pelaksanaan Anggaran EHRA : Environmental Health Risk Assessment MDGs : Millenium Development Goals PIU : Program Implementation Unit PMU : Program Management Unit PPSP : Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman RKA : Rencana Kerja Anggaran SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah SSK : Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota TPA : Tempat Pembuangan Akhir TTPS : Tim Teknis Pembangunan Sanitasi 3R : Reduce, Reuse, Recycling
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang seringkali kurang mendapatkan perhatian dan menjadi prioritas pembangunan di beberapa daerah, hal tersebut dapat diketahui melalui beberapa program pembangunan sanitasi di beberapa kabupaten/kota yang merupakan pilot project. Buruknya kondisi sanitasi berpengaruh terhadap menurunnya kualitas lingkungan hidup serta tercemarnya sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga jumlah penderita penyakit terutama pada balita meningkat. Lebih jauh lagi kondisi tersebut secara umum dapat menurunkan citra kabupaten/kota, khususnya kabupaten/kota sebagai tujuan wisata.
Berdasarkan kenyataan di atas, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya guna meningkatkan kapasitas dan kualitas sanitasi di daerah. Pada bulan November tahun 2007, telah dilaksanakan Konferensi Sanitasi Nasional, yang merintis kesepakatan menyiapkan langkah-langkah penting bagi pembangunan sanitasi ke depan sejalan dengan pencapaian sasaran MDGs. Kemudian pada tahun 2008 dalam pertemuan International Year of Sanitation (IYOS) telah disepakati peningkatan kesadaran dan komitmen pemerintah di semua tingkat pemerintahan terhadap pembangunan sanitasi. Selanjutnya pada bulan April tahun 2009 telah diselenggarakan Konvensi Strategi Sanitasi Perkotaan guna mengidentifikasi permasalahan dan sasaran pembangunan sanitasi ke depan, serta menyandingkan dan mengenalkan pendekatan strategi sanitasi kota yang lebih praktis.
Berdasarkan upaya-upaya tersebut di atas, telah dicapai kesepakatan untuk menyelenggarakan program pendampingan pembangunan sanitasi kepada provinsi dan kabupaten/kota berupa Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang dilakukan melalui pendekatan penyusunan strategi sanitasi kota (SSK) yang sesuai dengan kebutuhan pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat melalui proses dari bawah-atas (bottom-up) dengan kerangka kebijakan dan strategi nasional yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Melalui pendekatan ini, program pembangunan sanitasi yang bersifat atas-bawah (top-down) akan dapat disinkronkan dan disinergikan dengan proses bottom-up. Pencanangan PPSP telah dilakukan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia pada Konferensi Sanitasi Nasional II di Jakarta 8 Desember 2009.
Lebih jauh lagi PPSP dimaksudkan sebagai program pembangunan sanitasi menyeluruh yang terintegrasi dari pusat hingga ke daerah, dimana pembangunan dan pengelolaan sanitasi dilakukan secara sinergi oleh seluruh stakeholder sanitasi, baik dari pihak pemerintah maupun non-pemerintah di seluruh tingkatan pemerintahan. Mengingat keterbatasan sumber daya yang ada serta kebutuhan pendampingan yang intens di masing-masing provinsi dan kabupaten/kota, maka pelaksanaan PPSP akan diselenggarakan secara bertahap yang dilaksanakan mulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, di kota-kota metropolitan besar dan sedang; kota-kota yang merupakan ibu kota provinsi; kota-kota yang berstatus otonom, serta kawasan perkotaan di wilayah kabupaten/kota yang kondisi sanitasinya rawan.
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 2
1.2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran
1.2.1. Maksud
Program PPSP dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan di daerah, sehingga sanitasi dapat menjadi salah satu prioritas pembangunan di daerah.
1.2.2. Tujuan
Mewujudkan kondisi sanitasi yang baik di Indonesia, yang dapat diakses oleh masyarakat dengan komponen teknis yang lengkap, dapat beroperasi secara berkelanjutan, dan tidak menimbulkan dampak sampingan bagi lingkungan.
1.2.3. Sasaran
Memenuhi target pembangunan nasional di bidang sanitasi pada tahun 2014, yaitu:
1) Terbebas dari Buang Air Besar Sembarangan (BABS); 2) Pelaksanaan praktik 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta peningkatan tempat pembuangan
akhir (TPA) menjadi sanitary landfill; dan 3) Pengurangan genangan air di 100 wilayah perkotaan seluas 22.500 ha. 4) Membangun sinergi secara vertikal dan horizontal dalam pembangunan sanitasi; 5) Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pembangunan
dan pengelolaan sanitasi di daerah; dan 6) Memaksimalkan kontribusi seluruh stakeholder yang terkait dengan pembangunan dan
pengelolaan sanitasi di daerah.
1.3. Lingkup Program PPSP
Untuk mencapai sasaran pembangunan sanitasi, melalui Program PPSP akan dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Penambahan layanan jaringan air limbah terpusat sampai dengan 20-40% dari jumlah
penduduk perkotaan atau 5 (lima) juta jiwa penduduk di 16 (enam belas) kota; b. Pembangunan sanitasi berbasis kota dengan prioritas pada kabupaten/kota terpilih
yang dinilai rawan sanitasi; c. Pelaksanaan sanitasi total berbasis masyarakat (Community Lead Total Sanitation) di
kawasan perdesaan; dan d. Pelaksanaan praktik 3R (Reduce, Reuse, Recycle) untuk mengurangi timbulan sampah,
penerapan sistem sanitary landfill dan controlled landfill untuk TPA.
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 3
I.4. Tahapan Kegiatan Program PPSP
Program PPSP mencakup 6 (enam) tahapan kegiatan, yaitu:
a. Tahap 1: Kampanye, edukasi, advokasi dan pendampingan; b. Tahap 2: Pengembangan kelembagaan dan peraturan; c. Tahap 3: Penyusunan strategis sanitasi kabupaten/kota; d. Tahap 4: Penyiapan memorandum program; e. Tahap 5: Pelaksanaan/implementasi; dan f. Tahap 6: Pemantauan, pembimbingan, evaluasi, dan pembinaan.
1.5. Penetapan Kabupaten/kota Terpilih
Dalam rangka penetapan kabupaten/kota terpilih sebagai lokasi program PPSP, telah dilakukan pemetaan kondisi sanitasi di seluruh kabupaten/kota. Berdasarkan hasil kajian terdapat 330 (tiga ratus tiga puluh) kabupaten/kota yang berkondisi rawan sanitasi dengan klasifikasi sebagai berikut:
a. Sebanyak 57 (lima puluh tujuh) kabupaten/kota yang rawan masalah air limbah, persampahan dan drainase lingkungan;
b. Sebanyak 87 (delapan puluh tujuh) kabupaten/kota yang rawan masalah air limbah dan persampahan;
c. Sebanyak 19 (sembilan belas) kabupaten/kota yang rawan masalah air limbah dan drainase perkotaan;
d. Sebanyak 16 (enam belas) kabupaten/kota yang rawan masalah persampahan dan drainase perkotaan;
e. Sebanyak 63 (enam puluh tiga) kabupaten/kota yang rawan masalah air limbah; f. Sebanyak 80 (delapan puluh) kabupaten/kota yang rawan masalah persampahan; dan g. Sebanyak 8 (delapan) kabupaten/kota yang rawan masalah drainase perkotaan.
Untuk kelancaran pembangunan sanitasi di 330 (tiga ratus tiga puluh) kabupaten/kota tersebut di atas, masing-masing Pemerintah daerah provinsi melalui Pokja Sanitasi Provinsi dapat mengembangkan kriteria khusus yang disepakati di tingkat provinsi untuk dijadikan acuan dalam penjaringan kabupaten/kota di wilayahnya. Berdasarkan kriteria tersebut, Pokja Sanitasi Provinsi kemudian akan mengajukan daftar usulan panjang (long list) kabupaten/kota calon peserta PPSP kepada Program Management Unit (PMU) PPSP. Usulan tersebut kemudian akan diolah dengan mempertemukan kriteria pertimbangan masing-masing pemerintah daerah provinsi dan kriteria Pemerintah Pusat untuk ditetapkan setiap tahunnya oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS).
Dalam rangka penetapan kabupaten/kota pelaksana, terdapat kriteria yang digunakan sebagai berikut: 1. Kriteria Utama, meliputi:
1) Komitmen eksekutif 2) Angka kesakitan akibat sanitasi buruk 3) Cakupan sanitasi rendah (air limbah, persampahan, dan drainase kota) 4) Kepadatan penduduk tinggi 5) Presentasi penduduk miskin tinggi 6) Jumlah kawasan kumuh perkotaan
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 4
2. Kriteria Tambahan, yaitu: 1) Kriteria khusus yang dikembangkan oleh Pemerintah daerah provinsi 2) Komitmen kabupaten/kota dalam proses penjaringan minat pelaksanaan PPSP
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 5
BAB II PEDOMAN PEMBENTUKAN ORGANISASI PENGELOLA PPSP DAERAH
Sehubungan dengan efektivitas dan efisiensi kegiatan-kegiatan pelaksanaan PPSP yang akan dilaksanakan di daerah sangat bergantung pada adanya pola kerjasama dan koordinasi yang kuat antar seluruh stakeholder pembangunan sanitasi baik di provinsi maupun kabupaten/kota, maka dalam pelaksanaannya Pemerintah daerah provinsi dan Kabupaten/kota perlu membentuk lembaga koordinasi ad-hoc berbentuk kelompok kerja (pokja) dengan nomenklatur Pokja Sanitasi. Adapun bagi Pemerintah daerah provinsi dan Kabupaten/kota yang sudah memiliki pokja lain sejenis, yang menangani kegiatan pengkoordinasian sanitasi dapat memanfaatkan keberadaan pokja tersebut untuk pelaksanaan PPSP di wilayahnya. Dalam praktik pelaksanaan PPSP, Pokja Sanitasi Provinsi dan Kabupaten/kota merupakan organisasi yang diarahkan untuk dapat menjadi pengelola pelaksanaan PPSP di daerah masing-masing.
Pembentukan Pokja Sanitasi di provinsi dan kabupaten/kota diharapkan akan dapat menumbuhkembangkan, serta menguatkan koordinasi dan sinergi antar pelaku pembangunan sanitasi baik di provinsi maupun kabupaten/kota. Pokja Sanitasi juga diharapkan akan dapat menjadi lembaga yang membantu Pemerintah daerah provinsi dan Kabupaten/kota untuk memudahkan proses pencapaian target pembangunan sanitasi di masing-masing daerah. Sesuai dengan fungsinya sebagai lembaga adhoc pendukung unit struktural Pemerintah daerah provinsi dan Kabupaten/Kota, maka Pokja Sanitasi tidak menjalankan ataupun mengambil alih fungsi dan tugas yang sudah melekat pada Satuan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
2.1. Organisasi Kelompok Kerja Sanitasi Provinsi
2.1.1. Peran Kelompok Kerja Sanitasi Provinsi Dalam pelaksanaan PPSP, Pokja Sanitasi Provinsi secara bertahap diharapkan dapat menjalankan 4 (empat) peran yang akan membantu peran Pemerintah daerah provinsi dalam pembangunan sanitasi, yaitu: Peran Koordinator, yaitu peran untuk mengkoordinasikan pelaksanaan PPSP di
wilayah provinsi. Peran Advokasi, yaitu peran untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, komitmen,
dan kemampuan berbagai stakeholder utama sanitasi di provinsi untuk terlibat dalam pembangunan sanitasi.
Peran Advisory, yaitu peran untuk memberikan input strategis bagi pengembangan kebijakan, program, dan kegiatan yang dibutuhkan oleh Pemerintah daerah provinsi dan Pokja Kabupaten/kota dalam rangka meningkatkan kinerja pembangunan sanitasi.
Peran Fasilitator, yaitu peran untuk dapat membantu Pemerintah daerah provinsi dalam melakukan sinkronisasi program sanitasi kabupaten/kota dan provinsi, program sanitasi antar kabupaten/kota, serta membantu pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi sanitasi di tingkat provinsi.
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 6
2.1.2. Tugas Kelompok Kerja Sanitasi Provinsi
Dalam konteks pelaksanaan PPSP Pokja Sanitasi Provinsi diharapkan dapat menjalankan rangkaian tugas sebagai berikut:
Mengkoordinasikan dan memfasilitasi proses pemilihan kabupaten/kota peserta PPSP Mengkoordinasikan dan memfasilitasi proses penyusunan Buku Putih Sanitasi, dan
Strategi Sanitasi Kabupaten/kota di wilayah provinsi Mengkoordinasikan dan memfasilitasi proses penyusunan memorandum program
sanitasi di tingkat provinsi Memberikan input strategis pada Pemerintah daerah provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, dan stakeholder terkait dalam proses implementasi program sanitasi di tingkat provinsi
Memfasilitasi proses pelaksanaan sistem pemantauan dan evaluasi sanitasi di tingkat provinsi
Berkoordinasi, dan memberikan masukan kepada Program Management Unit (PMU), dan Program Implementation Unit (PIU), serta Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) dalam rangka penyempurnaan PPSP.
Serta tugas lain yang ditetapkan oleh Gubernur di wilayah provinsi masing-masing.
2.1.3. Struktur Kelompok Kerja Sanitasi Provinsi
Pokja Sanitasi Provinsi dalam pelaksanaan PPSP akan menjalankan serangkaian kegiatan yang bersifat strategis, dan teknis yang diarahkan untuk dapat memberikan kontribusi maksimal bagi Pemerintah daerah provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/kota dalam mengupayakan peningkatan kinerja pembangunan sanitasi di wilayah provinsi. Dalam rangka itu Pokja Sanitasi akan menjalankan berbagai kegiatan yang bersifat strategis, maupun teknis. Untuk menjamin agar Pokja Sanitasi Provinsi dapat menjalankan peran dan tugas secara efektif, efisien, dan terintegrasi, maka di dalam Pokja hendaklah terdapat struktur Tim Pengarah, Tim Teknis/Pelaksana, dan Tim Sekretariat, seperti terlihat pada bagan 1 di bawah ini.
Bagan 1. Struktur Organisasi Pokja Sanitasi Provinsi
Dalam kondisi Pemerintah daerah provinsi belum membentuk Pokja, maka struktur pokja di atas dapat digunakan sebagai acuan meskipun bukan sebagai acuan yang mengikat. Dalam penentuan struktur pokja, Pemerintah daerah provinsi dapat menentukan struktur
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 7
organisasi yang dianggap lebih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di provinsi masing-masing.
2.1.4. Anggota Kelompok Kerja Sanitasi Provinsi
Struktur Pokja seperti tergambar pada bagan 1 di atas, idealnya dapat digerakkan dengan gambaran personil sebagai berikut:
Ketua Pokja, yang diampu oleh Sekretaris Daerah yang secara formal memiliki kewenanganan koordinatif terhadap berbagai stakeholder pembangunan sanitasi di tingkat pemerintah daerah provinsi.
Tim Pengarah, yang diisi oleh Kepala-Kepala SKPD dan pimpinan perwakilan organisasi non-pemerintah yang tergabung di dalam Pokja.
Tim Teknis / Pelaksana, yang diisi oleh Kepala-Kepala Bidang dan Kepala Seksi dari SKPD terkait, serta anggota lain yang berasal dari organisasi non-pemerintah. Pada bagan 1, keberadaan Tim Teknis / Pelaksana Pokja Sanitasi Provinsi dapat dilihat pada komponen bidang-bidang di dalam pokja. Dengan demikian Tim Teknis/Pelaksana ini akan terdiri dari setidaknya 5 (lima) komponen bidang yaitu bidang kelembagaan dan pendanaan, bidang teknis, bidang komunikasi, bidang penyehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta bidang monitoring dan evaluasi.
Tim Sekretariat, yang diisi perwakilan staf dari SKPD terkait yang tergabung di dalam pokja. Tim ini merupakan tim yang akan memberikan dukungan bagi pelaksanaan kerja Tim Pengarah, dan Tim Teknis serta bertanggungjawab untuk menjalankan kegiatan administratif organisasi Pokja.
Secara singkat, ilustrasi dari profil Pokja Sanitasi Provinsi dapat dilihat pada bagan 2 di bawah ini.
Bagan 2. Ilustrasi Bentuk Organisasi Pokja Sanitasi Provinsi
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 8
2. 2. Organisasi Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten/Kota
2.2.1. Peran Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten/Kota
Pokja kabupaten/kota pada dasarnya diharapkan akan menjadi lembaga koordinasi yang bersifat sementara (ad-hoc), yang akan membantu memperkuat upaya lembaga-lembaga struktural pemerintah ataupun lembaga non-pemerintah dalam meningkatkan pembangunan sanitasi di kabupaten/kota. Dalam praktik pelaksanaan PPSP, akan terdapat 2 (dua) kelompok kabupaten/kota, yaitu:
Kabupaten/kota PPSP Tahap 1, 2, dan 3, yang merupakan kabupaten/kota peserta PPSP yang akan menjalankan tahap kampanye, edukasi, advokasi dan pendampingan, tahap pengembangan kelembagaan dan peraturan, serta tahap penyusunan rencana strategis.
Kabupaten/kota PPSP Tahap 4, 5, dan 6, yang merupakan kabupaten/kota peserta PPSP yang akan menjalankan tahap penyusunan memorandum program, tahap implementasi, dan tahap pemantauan dan evaluasi.
Masing-masing kelompok kabupaten/kota tersebut akan memiliki pokja dengan peran yang berbeda.
Pada Kelompok Kabupaten/kota Tahap 1, 2, dan 3, Pokja secara bertahap diharapkan dapat menjalankan 3 (tiga) peran sebagai berikut:
Peran Koordinator, yaitu peran untuk mengkoordinasikan perencanaan pembangunan sanitasi di kabupaten/kota.
Peran Advisory, yaitu peran untuk menyusun Buku Putih Sanitasi, dan Strategi Sanitasi Kabupaten/kota (SSK), serta memberikan input strategis pada Pemerintah Kabupaten/kota dalam rangka meningkatkan kinerja pembangunan sanitasi.
Peran Fasilitator, yaitu peran fasilitasi peningkatan kesadaran, dan komitmen berbagai stakeholder utama sanitasi di tingkat kabupaten/kota untuk terlibat dalam pembangunan sanitasi, serta memfasilitasi pengembangan sistem pemantauan dan evaluasi sanitasi di tingkat kabupaten/kota.
Sementara pada Kelompok Kabupaten/kota Tahap 4, 5, dan 6, Pokja secara bertahap diharapkan dapat menjalankan 4 (empat) peran sebagai berikut:
Peran Koordinator, yaitu peran untuk mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sanitasi di kabupaten/kota.
Peran Advisory, yaitu peran untuk memberikan input strategis pada Pemerintah Kabupaten/kota dalam rangka implementasi SSK.
Peran Advokasi, yaitu peran untuk meningkatkan kesadaran, dan komitmen berbagai stakeholder utama sanitasi di tingkat kabupaten/kota untuk melaksanakan program dan kegiatan sanitasi yang tertuang di dalam SSK
Peran Fasilitator, yaitu peran untuk memfasilitasi proses penyusunan memorandum program dan kegiatan sanitasi kabupaten/kota, serta memfasilitasi pelaksanaan sistem pemantauan dan evaluasi sanitasi di tingkat kabupaten/kota.
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 9
2.2.2. Tugas Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten/Kota
Dalam konteks pelaksanaan PPSP Tahap 1, 2, dan 3, Pokja Sanitasi pada umumnya akan menjalankan tugas-tugas sebagai berikut:
Memfasilitasi upaya peningkatan kesadaran, kepedulian, dan dukungan seluruh stakeholder di tingkat kabupaten/kota dalam proses percepatan pembangunan sanitasi di kabupaten/kota,
Menyusun Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota, dan Strategi Sanitasi Kabupaten/kota (SSK),
Melakukan koordinasi dengan instansi terkait Pemerintah Kabupaten/Kota, stakeholder lainnya di tingkat kabupaten/kota, serta Pokja Provinsi, PMU, dan PIU dalam proses penyusunan Buku Putih Sanitasi dan SSK,
Memfasilitasi proses pengembangan sistem pemantauan dan evaluasi sanitasi yang terintegrasi di tingkat kabupaten/kota.
Berkoordinasi dengan Pokja Sanitasi Provinsi dalam hal pelaksanaan PPSP di wilayah masing-masing, serta dalam rangka memberikan masukan bagi penyempurnaan PPSP.
Serta tugas lain yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota.
Adapun dalam konteks pelaksanaan PPSP Tahap 4, 5, dan 6, Pokja Sanitasi pada umumnya akan dibutuhkan untuk menjalankan tugas-tugas sebagai berikut:
Melaksanakan kegiatan peningkatan kesadaran, kepedulian, dan komitmen dukungan riil seluruh stakeholder di tingkat kabupaten/kota dalam proses implementasi program dan kegiatan sanitasi yang tertuang di dalam SSK,
Memfasilitasi proses penyiapan dan penyusunan memorandum program, Memfasilitasi proses pencarian sumber dana alternatif untuk pembiayaan
pembangunan sanitasi kabupaten/kota, Melakukan koordinasi dengan instansi terkait Pemerintah Kabupaten/Kota,
stakeholder lainnya di tingkat kabupaten/kota, serta Pokja Provinsi, TTPS, PMU, dan PIU dalam proses implementasi SSK,
Memfasilitasi proses pelaksanaan sistem pemantauan dan evaluasi sanitasi yang terintegrasi di tingkat kabupaten/kota.
Berkoordinasi dengan Pokja Sanitasi Provinsi dalam hal pelaksanaan PPSP di wilayah masing-masing, serta dalam rangka memberikan masukan bagi penyempurnaan PPSP.
Serta tugas lain yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota. 2.2.3. Struktur Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten/Kota
Dalam hal struktur, Pokja Sanitasi Kabupaten/kota Tahap 1, 2, dan 3, serta Kabupaten/kota Tahap 4, 5, dan 6 dalam pelaksanaan PPSP akan membutuhkan struktur tim yang sama. Struktur tim yang dimaksud adalah struktur yang terdiri dari Tim Pengarah, Tim Teknis/Pelaksana, dan Tim Sekretariat. Bagan 3 di bawah ini menggambarkan struktur Pokja yang perlu ada di Kabupaten/Kota.
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 10
Bagan 3. Struktur Organisasi Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota
Dalam kondisi Pemerintah Kabupaten/kota belum membentuk Pokja, maka struktur pokja di atas dapat digunakan sebagai panduan, meskipun bukan sebagai panduan yang mengikat. Dalam penentuan struktur pokja, Pemerintah Kabupaten/kota dapat menentukan struktur organisasi yang dianggap lebih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di provinsi masing-masing. 2.2.4. Anggota Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten/Kota
Dalam rangka menciptakan kondisi yang kondusif bagi pengkoordinasian pembangunan sanitasi, maka masing-masing tim di dalam Pokja secara ideal dapat diisi oleh personil sebagai berikut:
Ketua Pokja, yang diampu oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/kota yang secara formal memiliki kewenanganan koordinatif terhadap berbagai stakeholder pembangunan sanitasi di tingkat pemerintah kabupaten/kota.
Tim Pengarah, yang diisi oleh Kepala-Kepala SKPD dan pimpinan perwakilan organisasi non-pemerintah yang tergabung di dalam Pokja.
Tim Teknis / Pelaksana, yang diisi oleh Kepala-Kepala Bidang dan Kepala Seksi dari SKPD terkait dan anggota lain yang berasal dari organisasi non-pemerintah. Dalam rangka memudahkan proses akomodasi program dan kegiatan sanitasi yang telah tertuang di dalam SSK ke dalam Rencana Kerja dan Anggaran SKPD, maka keberadaan Kepala Bidang Perencanaan dari setiap SKPD terkait sanitasi di tingkat kabupaten/kota sangatlah penting di dalam Tim Teknis Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota. Pada bagan 3 di atas, keberadaan Tim Teknis / Pelaksana Pokja Sanitasi Kabupaten/kota dapat dilihat pada komponen bidang-bidang di dalam pokja. Dengan demikian Tim Teknis/Pelaksana ini akan terdiri dari setidaknya 5 (lima) komponen bidang yaitu bidang kelembagaan dan pendanaan, bidang teknis, bidang komunikasi, bidang penyehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta bidang monitoring dan evaluasi.
Tim Sekretariat, yang diisi perwakilan staf dari SKPD terkait yang tergabung di dalam pokja. Tim ini merupakan tim yang akan memberikan dukungan bagi pelaksanaan kerja Tim Pengarah, dan Tim Teknis serta bertanggungjawab untuk menjalankan kegiatan administratif organisasi Pokja.
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 11
Secara singkat, ilustrasi dari profil Pokja Sanitasi Kabupaten/kota dapat dilihat pada bagan 4 di bawah ini.
Bagan 4. Struktur Organisasi Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 12
BAB III PEDOMAN INDIKASI KEGIATAN OPERASIONAL PELAKSANAAN PPSP DI DAERAH
3.1. Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP di Tingkat Provinsi
Dalam rangka mengupayakan agar Pokja Provinsi dapat menjalankan peran koordinasi, dan fasilitasi dengan baik, maka diharapkan Pemerintah daerah provinsi dapat mengalokasikan dana APBD yang memadai untuk pelaksanaan PPSP di Provinsi yang akan dijalankan oleh Pokja. Alokasi pendanaan PPSP tersebut tercermin dalam indikasi kegiatan operasional Pokja Provinsi. Dalam praktik penyusunan indikasi kegiatan operasional Pokja Provinsi, hendaknya biaya operasional tersebut dianggarkan secara bersama-sama dari RKA/DPA seluruh SKPD yang terlibat di dalam pokja. Namun demikian terdapat perbedaan antara jenis biaya yang perlu diajukan dari masing-masing SKPD tersebut. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan dalam item-item yang perlu didukung dari masing-masing SKPD tersebut.
Sebagai arahan untuk alokasi APBD yang memadai, maka pada tabel 1 di bawah ini diuraikan indikasi kegiatan operasional Pokja Provinsi dalam seluruh tahapan PPSP. Uraian kegiatan tersebut tidak bersifat mengikat. Pemerintah daerah provinsi dapat mengalokasikan dana operasional pokja sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing provinsi, sepanjang tetap menjaga agar Pokja Provinsi dapat menjalankan peran koordinasi, fasilitasi, advokasi, dan pemberian masukan kebijakan (advisory) dalam pembangunan sanitasi di tingkat provinsi dengan baik. Secara umum biaya operasional Pokja Provinsi yang perlu dialokasikan dalam APBD terdiri atas dua komponen rincian, sebagai berikut: a. Biaya operasional Sekretariat Pokja Provinsi, yang hendaknya dialokasikan melalui
RKA/DPA SKPD Bappeda. b. Biaya fasilitasi sinkronisasi program dan kegiatan sanitasi, serta fasilitasi monitoring
dan evaluasi sanitasi, yang hendaknya dialokasikan melalui RKA/DPA SKPD-SKPD yang tergabung di dalam Pokja Sanitasi.
Sebagai arahan, pada tabel 2 sampai dengan tabel 7 disajikan ilustrasi tentang item-item yang perlu untuk dialokasikan oleh setiap SKPD yang tergabung di dalam Pokja.
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 13
Tabel 1 Indikasi Kegiatan Operasional Pokja Provinsi
Dalam Pelaksanaan PPSP
NO. KEGIATAN BENTUK PELAKSANAAN KEGIATAN LOKASI PELAKSANAAN
TAHAP 1 : KAMPANYE, ADVOKASI, EDUKASI, DAN PENDAMPINGAN
1. Penyusunan dan/atau Updating Roadmap Pelaksanaan PPSP di Wilayah Provinsi, mencakup:
1) Update data perkembangan pembangunan sanitasi kab/kota di wilayah provinsi
Rapat Kerja Pokja Provinsi Provinsi
2) Pendistribusian informasi Roadmap Pelaksanaan PPSP di wilayah Provinsi
• Audiensi Pokja dengan Gubernur, dan SKPD kunci di wilayah Provinsi
Provinsi
• Penerbitan surat Pokja Provinsi kepada PMU dan PIU-PIU
Provinsi
• Expose berita di media Provinsi 2. Advokasi pelaksanaan PPSP di Provinsi, mencakup:
1) Pendistribusian Informasi Program PPSP di wilayah provinsi • Penggandaan dan distribusi surat Gubernur kepada Bupati/Walikota
Provinsi
• Audiensi Pokja Provinsi dengan DPRD Provinsi Provinsi • Rapat Kerja Bappeda sewilayah provinsi / Rakerda
PPSP Provinsi
• Audiensi Pokja Provinsi dengan Bupati/Walikota atau pengambil keputusan lain di kab/kota
Kab/Kota
2) Pendistribusian Pedoman Pelaksanaan PPSP di daerah Penggandaan dan distribusi Pedoman Provinsi 3. Penjaringan minat dan komitmen kabupaten/kota untuk pelaksanaan
Program PPSP • Penggandaan dan distribusi surat Gubernur kepada
Bupati/Walikota Provinsi
• Rapat Kerja Bappeda sewilayah provinsi Provinsi
TAHAP 2 : PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN PERATURAN
1. Pembentukan Pokja Sanitasi Provinsi, mencakup 1) Penyiapan Pembentukan Pokja • Rapat Provinsi 2) Pembentukan Pokja Sanitasi Provinsi • Rapat Provinsi 3) Legalisasi Pokja Sanitasi Provinsi • Rapat Provinsi
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 14
NO. KEGIATAN BENTUK PELAKSANAAN KEGIATAN LOKASI PELAKSANAAN
2. Pemastian Dana Operasional Pokja • Penyampaian Surat Informasi Dirjen Bangda Kemendagri pada Gubernur
Provinsi
• Rapat kerja Pokja Provinsi Provinsi 3. Penyediaan Sarana dan Prasarana Kerja Pokja Sanitasi Provinsi, mencakup
1) Pengadaan Kantor Pokja Pengadaan Kantor Provinsi 2) Pengadaan Perlengkapan Kantor (mebelair, komputer, printer,
internet, telepon, dll) Pengadaan Barang Provinsi
4. Penguatan Pokja Provinsi, mencakup: 1) Ekspose Pokja Sanitasi di Media Penerbitan pers release Provinsi 2) Lokakarya Kepokjaan / Team Building Lokakarya atau outbond Ditentukan Provinsi
5. Penguatan Kapasitas Personil Pokja Provinsi • Perjalanan Dinas untuk City Summit Kab/Kota Penyelenggara
• Perjalanan Dinas untuk knowledge event Pusat • Perjalanan Dinas untuk pelatihan EHRA, Buku Putih,
SSK, Memorandum Program, serta Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi
Pusat
• Studi Banding Ditentukan Provinsi 6. Fasilitasi Pembentukan Pokja di Tingkat Kabupaten/Kota • Penggandaan dan distribusi Pedoman Provinsi
• Narasumber dalam rapat pembentukan pokja di kab/kota
Kab/Kota
7. Pemantauan dan Evaluasi Perkembangan Pokja Kab/Kota, mencakup: 1) Pemantauan dan Evaluasi Kapasitas Pokja Kab/Kota • Rapat koordinasi Pokja Sanitasi sewilayah Provinsi Provinsi 2) Pemantauan Kecukupan Dana Operasional Pokja Kab/Kota • Rapat koordinasi Pokja Sanitasi sewilayah Provinsi Provinsi 3) Update Status Perkembangan Pokja Sanitasi Kab/Kota • Rapat kerja Pokja Sanitasi Provinsi Provinsi 4) Fasilitasi Penguatan Pokja Kab/Kota • Advokasi Pokja Provinsi pada Bupati/Walikota atau
pengambil keputusan lain di kab/kota Kab/Kota
8. Pertemuan Koordinasi Nasional Pelaksanaan PPSP, meliputi: 1) Rapat Kerja Nasional Provinsi Pelaksana PPSP Perjalanan Dinas Pusat 2) Sosialisasi Surat Edaran Perjalanan Dinas Pusat 3) Roadshow PPSP
Perjalanan Dinas
Ditentukan PMU
TAHAP 3 : PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
Fasilitasi Penyusunan Buku Putih, mencakup:
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 15
NO. KEGIATAN BENTUK PELAKSANAAN KEGIATAN LOKASI PELAKSANAAN
1) Koordinasi penyiapan penyusunan Buku Putih • Rapat koordinasi Pokja Provinsi dan Pokja Kabupaten/kota
Provinsi
• Rapat kerja Pokja Provinsi dengan KMW Provinsi 2) Penyelenggaraan lokakarya penjaminan mutu Buku Putih
kabupaten/kota Lokakarya Provinsi
3) Pendampingan Proses Penyusunan Buku Putih • Narasumber dalam proses penyusunan Buku Putih kab/kota
Kab/Kota
• Narasumber dalam konsultasi publik Buku Putih kab/kota
Kab/Kota
4) Penyelenggaraan pelatihan pemantauan dan evaluasi kabupaten/kota Lokakarya Provinsi 5) Pemantauan proses penyusunan Buku Putih Rapat koordinasi Pokja Provinsi dan Pokja
kabupaten/kota Provinsi
2. Fasilitasi Penyusunan SSK, mencakup: 1) Koordinasi penyiapan penyusunan SSK • Rapat koordinasi Pokja Provinsi dan Pokja
Kabupaten/kota Provinsi
• Rapat kerja Pokja Provinsi dengan KMW Provinsi 2) Penyelenggaraan lokakarya penjaminan mutu SSK kabupaten/kota Lokakarya Provinsi 3) Pendampingan Proses Penyusunan SSK • Audiensi dengan pengambil keputusan di tingkat
kabupaten/kota Kab/kota
• Narasumber dalam proses penyusunan SSK Kab/kota • Narasumber dalam konsultasi publik SSK kab/kota Kab/Kota
4) Penyelenggaraan pelatihan pemantauan dan evaluasi kabupaten/kota Lokakarya Provinsi 5) Pemantauan proses penyusunan SSK Rapat koordinasi Pokja Provinsi Provinsi
TAHAP 4 : PENYUSUNAN MEMORANDUM PROGRAM
1. Kaji ulang program dan kegiatan SSK seluruh kabupaten/kota yang sudah memiliki SSK, mencakup:
1) Kaji ulang usulan program dan kegiatan sanitasi yang diajukan dari Kabupaten/Kota
Rapat kerja Pokja Provinsi Provinsi
2) Identifikasi sumber-sumber pendanaan program dan kegiatan sanitasi kabupaten/kota
Rapat kerja Pokja Provinsi Provinsi
2. Koordinasi Penyiapan Penyusunan Memorandum Program Kabupaten/Kota
• Rapat koordinasi Pokja Provinsi dan Pokja Kabupaten/kota
Provinsi
• Rapat kerja Pokja Provinsi dengan KMW Provinsi 3. Sosialisasi SSK kepada stakeholder di tingkat provinsi (Pemerintah daerah Rapat Kerja Pokja Provinsi Provinsi
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 16
NO. KEGIATAN BENTUK PELAKSANAAN KEGIATAN LOKASI PELAKSANAAN
provinsi, pendidikan tinggi, dan swasta di tingkat provinsi) Rapat Koordinasi Pokja Provinsi dengan SKPD Provinsi
Provinsi
Rapat Kerja Pokja Provinsi dengan Institusi Pendidikan Tinggi
Provinsi
Audiensi dengan kelompok CSR Provinsi, dan Pusat Audiensi dengan kelompok donor sanitasi Pusat
4. Koordinasi dan Fasilitasi Penyusunan Dokumen Memorandum Program Sanitasi Regional (kerangka investasi, serta manajemen, dan operasi)
Rapat Kerja Pokja Provinsi Provinsi Rapat Koordinasi Pokja Provinsi dengan SKPD Provinsi
Provinsi
5. Fasilitasi Informasi Penyediaan Konsultan Lokal untuk Mendukung Penyusunan Memorandum Program Sanitasi Regional (jika ada)
Pengadaan Jasa Konsultan Provinsi
TAHAP 5 DAN 6 : IMPLEMENTASI SERTA PEMANTAUAN DAN EVALUASI
1. Pemantauan Pelaksanaan Program Sanitasi Regional (jika ada) Rapat kerja pokja provinsi Provinsi 2. Review Alokasi APBD Program Sanitasi Kab/Kota Rapat kerja pokja provinsi Provinsi 3. Penyelenggaraan pelatihan pemantauan dan evaluasi kabupaten/kota Lokakarya Provinsi 4. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi PPSP di Provinsi • Rapat Provinsi
• Perjalanan Dinas Kab/kota 5. Penyusunan database sanitasi provinsi, mencakup:
1) Konsolidasi hasil studi EHRA kota/kabupaten • Rapat kerja Pokja Provinsi Provinsi 2) Perbaruan hasil studi secara reguler per tahun • Rapat kerja Pokja Provinsi Provinsi 3) Penyampaian hasil konsolidasi kepada PMU dan PIU • Rapat kooordinasi PMU dan PIU Pusat
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 17
Tabel 2 Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP
Untuk SKPD Bappeda Provinsi
No. Kegiatan Volume
1. Honorarium Anggota Pokja 12 bulan x jumlah anggota pokja
2. Penyelenggaraan Rapat Rutin Pokja Provinsi 18 pertemuan x jumlah anggota pokja
3. Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Pokja Provinsi dengan Pokja Kab/Kota dan stakeholder lain 8 pertemuan x 40 orang
4. Penyelenggaraan Rapat Kerja Daerah PPSP 1 pertemuan x 40 orang
5.
Penyelenggaraan Lokakarya - Lokakarya Kepokjaan 1 paket - Lokakarya Penjaminan Mutu Buku Putih 1 paket - Lokakarya Penjaminan Mutu SSK 1 paket - Lokakarya Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi 1 paket
6. Pengadaan Ruangan Kerja Pokja 1 unit 7. Penyediaan Mebelair (meja, kursi, rak buku) 1 paket 8. Penyediaan telepon, listrik, internet, dan komputer 1 paket 9. Penyediaan ATK 1 paket 10. Penggandaan Materi 1 paket 11. Penyusunan Database Sanitasi Provinsi 1 paket
12.
Perjalanan Dinas Dalam Daerah untuk Personil Pokja dari Sekretariat Pokja dalam kegiatan
1) Fasilitasi Pembentukan Pokja Kab/Kota 5 kali 2) Fasilitasi Buku Putih 2 kali 3) Fasilitasi SSK 2 kali 4) Advokasi Bupati / Walikota / DPRD atau pengambil
keputusan lain di kab/kota 5 kali
13.
Perjalanan Dinas Luar Daerah untuk Personil Pokja dari Sekretariat Pokja dalam kegiatan
1) Rapat Kerja Nasional Provinsi 1 kali 2) Sosialisasi Surat Edaran 1 kali 3) Roadshow PPSP 2 kali 4) City Sanitation Summit 2 kali 5) Knowledge Event 2 kali 6) Pelatihan Buku Putih, SSK, Memorandum Program,
serta Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi 4 kali
7) Studi Banding 1 kali
14. Pengadaan Konsultan Lokal untuk Mendukung Penyusunan Memorandum Program Pembangunan Fisik Skala Regional 1 paket
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 18
Tabel 3 Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP
Untuk SKPD Pekerjaan Umum Provinsi
No. Kegiatan Volume
1.
Perjalanan Dinas Dalam Daerah untuk Personil Pokja dari Dinas Pekerjaan Umum dalam kegiatan
- Fasilitasi Buku Putih 2 kali - Fasilitasi SSK 2 kali
2.
Perjalanan Dinas Luar Daerah untuk Personil Pokja dari Dinas Pekerjaan Umum dalam kegiatan
- City Sanitation Summit 1 kali - Knowledge Event 1 kali - Pelatihan Buku Putih, SSK, Memorandum Program, serta Pemantauan
dan Evaluasi Sanitasi 1 kali
- Studi Banding 1 kali
3. Pengadaan Konsultan Lokal untuk Mendukung Penyusunan Memorandum Program Pembangunan Fisik Skala Regional 1 paket
Tabel 4
Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP Untuk SKPD Kesehatan Provinsi
No. Kegiatan Volume
1.
Perjalanan Dinas Dalam Daerah untuk Personil Pokja dari Dinas Kesehatan dalam kegiatan
- Fasilitasi Buku Putih 2 kali - Fasilitasi SSK 2 kali
2.
Perjalanan Dinas Luar Daerah untuk Personil Pokja dari Dinas Kesehatan dalam kegiatan
- City Sanitation Summit 1 kali - Knowledge Event 1 kali - Pelatihan EHRA, Buku Putih, SSK, Memorandum Program, serta
Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi 5 kali
- Studi Banding 1 kali
3. Pengadaan Konsultan Lokal untuk Mendukung Penyusunan Memorandum Program Pembangunan Non-Fisik Skala Regional 1 paket
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 19
Tabel 5 Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP Untuk SKPD Pemberdayaan Masyarakat Provinsi
No. Kegiatan Volume
1.
Perjalanan Dinas Dalam Daerah untuk Personil Pokja dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dalam kegiatan
- Fasilitasi Buku Putih 2 kali - Fasilitasi SSK 2 kali
2.
Perjalanan Dinas Luar Daerah untuk Personil Pokja dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dalam kegiatan
- City Sanitation Summit 1 kali - Knowledge Event 1 kali - Pelatihan Buku Putih, SSK, Memorandum Program, serta Pemantauan
dan Evaluasi Sanitasi 4 kali
- Studi Banding 1 kali
3. Pengadaan Konsultan Lokal untuk Mendukung Penyusunan Memorandum Program Pembangunan Non-Fisik Skala Regional 1 paket
Tabel 6 Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP
Untuk SKPD Lingkungan Hidup Provinsi
No. Kegiatan Volume
1.
Perjalanan Dinas Dalam Daerah untuk Personil Pokja dari Badan Lingkungan Hidup dalam kegiatan
- Fasilitasi Buku Putih 2 kali - Fasilitasi SSK 2 kali
2.
Perjalanan Dinas Luar Daerah untuk Personil Pokja dari Badan Lingkungan Hidup dalam kegiatan
- City Sanitation Summit 1 kali - Knowledge Event 1 kali - Pelatihan Buku Putih, SSK, Memorandum Program, serta Pemantauan
dan Evaluasi Sanitasi 4 kali
- Studi Banding 1 kali
3. Pengadaan Konsultan Lokal untuk Mendukung Penyusunan Memorandum Program Pembangunan Non-Fisik Skala Regional 1 paket
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 20
Tabel 7
Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP Untuk SKPD Humas / Disinfokom Provinsi
No. Kegiatan Volume
1. Koordinasi dengan Media Massa 5 kali
2.
Produksi Materi Komunikasi, mencakup - Materi Juklak PPSP 1 paket - Materi Pers Release tentang Pokja Provinsi, dan Kondisi Sanitasi
Provinsi .. paket
- Materi Kampanye Sanitasi .. paket
3.
Perjalanan Dinas Dalam Daerah untuk Personil Pokja dari Humas / Infokom dalam kegiatan
- Fasilitasi Buku Putih 2 kali - Fasilitasi SSK 2 kali
4.
Perjalanan Dinas Luar Daerah untuk Personil Pokja dari Humas / Infokom dalam kegiatan
- City Sanitation Summit 1 kali - Knowledge Event 1 kali - Pelatihan Buku Putih, SSK, Memorandum Program, serta Pemantauan
dan Evaluasi Sanitasi 4 kali
- Studi Banding 1 kali
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 21
3.2. Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP di Kabupaten/Kota Secara umum dalam pelaksanaan PPSP terdapat 2 (dua) kelompok kabupaten/kota, yaitu: • Kabupaten/kota PPSP Tahap 1, 2, dan 3, yang merupakan kabupaten/kota peserta PPSP
yang akan menjalankan tahap kampanye, edukasi, advokasi dan pendampingan, tahap pengembangan kelembagaan dan peraturan, serta tahap penyusunan rencana strategis.
• Kabupaten/kota PPSP Tahap 4, 5, dan 6, yang merupakan kabupaten/kota peserta PPSP yang akan menjalankan tahap penyusunan memorandum program, tahap implementasi, dan tahap pemantauan dan evaluasi.
Pada masing-masing kelompok kabupaten/kota di atas, peran Pokja Sanitasi sangatlah penting untuk dapat menjalankan seluruh rangkaian kerja dalam tahapan PPSP. Dalam rangka menciptakan kondisi yang kondusif agar Pokja Sanitasi Kabupaten/kota dapat menjalankan peran koordinasi, dan fasilitasi dengan baik, maka diharapkan Pemerintah Kabupaten/kota dapat mengalokasikan dana APBD yang memadai untuk pelaksanaan PPSP di Kabupaten/kota yang akan dijalankan oleh Pokja. Alokasi pendanaan PPSP tersebut tercermin dalam alokasi pembiayaan operasional Pokja Kabupaten/Kota. Dalam proses penganggaran biaya operasional Pokja Kabupaten/Kota, akan terdapat perbedaan antara Kelompok Kabupaten/kota Tahap 1, 2, dan 3, dengan Kelompok Kabupaten Kota Tahap 4, 5, dan 6. Perbedaan tersebut terjadi karena kegiatan utama yang perlu dilaksanakan oleh pokja pada masing-masing kelompok kabupaten/kota tersebut berbeda. 3.2.1. Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP di Kabupaten/Kota
Tahap 1, 2, dan 3 Dalam praktik penganggaran biaya pelaksanaan PPSP di kabupaten/kota tahap 1, 2, dan 3, hendaknya biaya tersebut dianggarkan secara bersama-sama dari RKA/DPA seluruh SKPD yang terlibat di dalam pokja. Namun demikian terdapat perbedaan antara jenis biaya yang perlu diajukan dari masing-masing SKPD tersebut. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan dalam item-item yang perlu didukung dari masing-masing SKPD tersebut. Ilustrasi dari rangkaian kegiatan yang perlu diajukan oleh Pokja Kabupaten/kota tahap 1, 2, dan 3, serta perlu didukung dengan alokasi dana APBD yang memadai tertuang pada tabel 8. Secara umum biaya pelaksanan PPSP yang perlu dialokasikan dalam APBD terdiri komponen-komponen rincian berikut ini: a. Biaya operasional Sekretariat Pokja Kabupaten/Kota, yang hendaknya dialokasikan
melalui RKA/DPA SKPD Bappeda. b. Biaya studi teknis sanitasi, yang hendaknya dialokasikan melalui RKA/DPA SKPD
Pekerjaan Umum atau nomenklatur sejenis. c. Biaya studi kelembagaan sanitasi, dan pendanaan sanitasi, yang dialokasikan melalui
RKA/DPA – SKPD Bappeda; d. Biaya studi komunikasi sanitasi, yang dialokasikan melalui RKA/DPA SKPD Informasi
dan Komunikasi atau nomenklatur sejenis. e. Biaya studi pemberdayaan masyarakat, aspek jender, dan kemiskinan (PMJK), yang
dialokasikan melalui RKA/DPA SKPD Pemberdayaan Masyarakat atau nomenklatur sejenis;
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 22
f. Biaya studi partisipasi sector swasta dalam sanitasi, yang dialokasikan melalui RKA/DPA SKPD Kebersihan atau nomenklatur sejenis;
g. Biaya studi risiko kesehatan lingkungan (EHRA) yang dialokasikan melalui RKA/DPA SKPD Kesehatan atau nomenklatur sejenis;
Sebagai arahan untuk alokasi APBD yang memadai, maka pada tabel 9 sampai dengan tabel 14 di bawah ini diuraikan indikasi kegiatan operasional pelaksanaan PPSP yang perlu dianggarkan dari masing-masing SKPD yang ada di dalam Pokja. Uraian kegiatan tersebut tidak bersifat mengikat. Pemerintah Kabupaten/kota dapat mengalokasikan biaya pelaksanaan PPSP sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing, sepanjang biaya tersebut dapat memastikan seluruh kegiatan penyusunan Buku Putih dan Strategi Sanitasi Kabupaten/kota (SSK) dapat dilakukan secara komprehensif dan mandiri oleh Pokja.
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 23
Tabel 8 Indikasi Kegiatan Operasional Pokja Kabupaten/kota PPSP Tahap 1, 2, dan 3
NO. KEGIATAN BENTUK KEGIATAN LOKASI PELAKSANAAN DPA SKPD
TAHAP 1: KAMPANYE, ADVOKASI, EDUKASI, DAN PENDAMPINGAN
1. Advokasi pelaksanaan PPSP di Kabupaten/Kota
• Perjalanan Dinas dalam rangka Rakerda PPSP
Kab/Kota
Bappeda
• Rapat Kerja Pokja Bappeda • Audiensi dengan DPRD Bappeda
2. Ekspose Media tentang Pelibatan Kabupaten/kota dalam PPSP
• Audiensi Kab/Kota
Humas/Infokom • Penerbitan pers release Humas/Infokom
TAHAP 2: PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN, DAN PERATURAN
1. Pembentukan Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota, mencakup 1) Penyiapan Pembentukan Pokja • Rapat
Kab/Kota Bappeda 2) Pembentukan Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota • Rapat 3) Legalisasi Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota • Rapat
2. Pemastian Dana Operasional Pokja • Penyampaian Surat Edaran Mendagri, dan Surat Gubernur pada Bupati/Walikota Kab/Kota Bappeda
• Rapat kerja Pokja Kab/Kota 3. Penyediaan Sarana dan Prasarana Kerja Pokja Sanitasi
Kabupaten/Kota, mencakup
1) Pengadaan Kantor Pokja Pengadaan Kantor Kab/Kota Bappeda 2) Pengadaan Perlengkapan Kantor (mebelair, komputer,
printer, internet, telepon, dll) Pengadaan Barang
4. Penguatan Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota, mencakup: 1) Ekspose Pokja Sanitasi di Media Penerbitan pers release Kab/Kota Humas / infokom 2) Lokakarya Kepokjaan / Team Building Lokakarya atau outbond Ditentukan
Kab/Kota Bappeda
5. Penguatan Kapasitas Personil Pokja Kab/Kota • Perjalanan Dinas untuk City Summit Kab/Kota Penyelenggara
Setiap SKPD dalam Pokja
• Perjalanan Dinas untuk knowledge Pusat Setiap SKPD dalam
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 24
NO. KEGIATAN BENTUK KEGIATAN LOKASI PELAKSANAAN DPA SKPD
event Pokja • Perjalanan Dinas untuk pelatihan
EHRA, Buku Putih, SSK, dan Evaluasi Sanitasi
Provinsi Setiap SKPD dalam Pokja
• Studi Banding
Ditentukan Kab/Kota
Setiap SKPD dalam Pokja
TAHAP 3: PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
1. Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota, mencakup:
1) Pengumpulan Data Sekunder Sanitasi Penggandaan Data
Kab/Kota
Bappeda Rapat Kerja Pokja
2) Lokalatih Pemetaan dan Penilaian Situasi Sanitasi Kota Lokalatih Bappeda 3) Pelaksanaan Studi Teknis Sanitasi Penggandaan Data
Dinas PU Rapat Kerja Pokja / FGD Kunjungan Lapangan
4) Pelaksanaan Studi Kelembagaan Sanitasi Penggandaan Data Bappeda Rapat Kerja Pokja / FGD
Wawancara 5) Pelaksanaan Studi Keuangan Sanitasi Penggandaan Data
Bappeda Rapat Kerja Pokja / FGD 6) Pelaksanaan Studi Komunikasi Sanitasi Penggandaan Data
Humas/Infokom Rapat Kerja Pokja / FGD Wawancara
7) Pelaksanaan Studi Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender, dan Kemiskinan (PMJK) dalam Sanitasi
Penggandaan Data Kantor Pemberdayaan
Masyarakat Rapat Kerja Pokja / FGD Wawancara
8) Pelaksanaan Studi Partisipasi Sektor Swasta dalam Sanitasi
Penggandaan Data Dinas Kebersihan Rapat Kerja Pokja / FGD
Kunjungan Lapangan 9) Pelaksanaan Studi Risiko Kesehatan Lingkungan
(EHRA) Penggandaan Materi
Dinas Kesehatan
Pelatihan Enumerator Pelaksanaan Survey Input dan Pengolahan Data Rapat Kerja Pokja / FGD
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 25
NO. KEGIATAN BENTUK KEGIATAN LOKASI PELAKSANAAN DPA SKPD
10) Penetapan Area Berisiko Sanitasi Rapat Kerja Pokja Bappeda
Kunjungan Lapangan / Verifikasi 11) Penulisan dokumen Buku Putih Sanitasi
Kabupaten/Kota Rapat Kerja Pokja Bappeda
12) Penjaminan Kualitas Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota
Perjalanan Dinas Provinsi Setiap SKPD dalam Pokja
13) Konsultasi Publik Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota Lokakarya Kab/Kota
Bappeda 14) Ekspose Media tentang Kondisi Sanitasi
Kabupaten/kota (hasil studi Buku Putih) Penerbitan pers release Humas/infokom
2. Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/kota (SSK), mencakup:
1) Lokalatih Penyusunan SSK Lokalatih
Kab/Kota
Bappeda 2) Penetapan Zona dan Sistem Layanan Sanitasi
Kabupaten/Kota Rapat Kerja Pokja / FGD Bappeda Kunjungan Lapangan / Verifikasi
3) Penyusunan Strategi Sanitasi Aspek Teknis dan Non-Teknis
Rapat Kerja Pokja / FGD Bappeda
4) Penyusunan Program dan Kegiatan Air Limbah Domestik
Rapat Kerja Pokja / FGD
Dinas PU 5) Penyusunan Program dan Kegiatan Persampahan Rapat Kerja Pokja / FGD 6) Penyusunan Program dan Kegiatan Drainase
Lingkungan Rapat Kerja Pokja / FGD
7) Penulisan Dokumen SSK Rapat Kerja Pokja / FGD Bappeda 8) Penjaminan Kualitas SSK Perjalanan Dinas Provinsi Setiap SKPD di dalam
Pokja 9) Konsultasi Publik SSK Lokakarya Kab/Kota Bappeda
3. Sosialisasi SSK, mencakup 1) Ekspose Media Penerbitan Pers Release
Kab/Kota
Humas/Infokom 2) Audiensi di tingkat Satuan Kerja Pemerintah
Kabupaten/kota Rapat Kerja Bappeda Produksi dan Penggandaan Materi Humas/Infokom
3) Audiensi dengan DPRD Rapat Kerja Bappeda Produksi dan Penggandaan Materi Humas/Infokom
4. Pelatihan Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Perjalanan Dinas Provinsi Setiap SKPD dalam Pokja
5. Penyusunan Data Base Sanitasi Kabupaten/Kota Rapat Kerja Pokja Kab/Kota Bappeda
Input Data
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 26
Tabel 9 Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP
Kabupaten/Kota Tahap 1, 2, dan 3 Untuk SKPD Bappeda
No. Kegiatan Volume
1. Honorarium Anggota Pokja 12 bulan x jumlah anggota Pokja
2. Penyelenggaraan Rapat Rutin Pokja Provinsi 19 pertemuan x jumlah anggota Pokja
3. Pengadaan Ruangan Kerja Pokja 1 unit 4. Penyediaan Mebelair (meja, kursi, rak buku) 1 paket 5. Penyediaan telepon, listrik, internet, dan komputer 1 paket 6. Penyediaan ATK 1 paket 7. Penggandaan Materi 1 paket
8.
Penyelenggaraan Lokakarya : - Lokakarya Kepokjaan 1 paket - Lokalatih Pemetaan dan Penilaian Situasi Sanitasi
Kota 1 paket
- Lokalatih Penyusunan SSK 1 paket - Konsultasi Publik Buku Putih 1 paket - Konsultasi Publik SSK 1 paket
9. Biaya transportasi kunjungan lapangan 2 paket x jumlah anggota pokja
10.
Perjalanan Dinas Dalam Daerah Provinsi untuk Personil Pokja dari Sekretariat Pokja dalam kegiatan
- Pelatihan Buku Putih, SSK, serta Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi, 3 kali
- Konsultasi Penjaminan Mutu Buku Putih dan SSK 2 kali - Rapat koordinasi Pokja 5 kali
11.
Perjalanan Dinas Luar Daerah untuk Personil Pokja dari Sekretariat Pokja dalam kegiatan
- City Sanitation Summit 2 kali - Knowledge Event 2 kali - Studi Banding 1 kali
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 27
Tabel 10 Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP
Kabupaten/Kota Tahap 1, 2, dan 3 Untuk SKPD Pekerjaan Umum
No. Kegiatan Volume
1. Penyelenggaraan Rapat Kerja Pokja 7 pertemuan x jumlah anggota pokja
2. Penyediaan ATK 3. Penggandaan Data Studi Teknis Sanitasi dan Materi lainnya 2 paket
4. Biaya transportasi kunjungan lapangan 1 paket x jumlah anggota pokja
5.
Perjalanan Dinas Dalam Daerah Provinsi untuk Personil Pokja dari Dinas PU dalam kegiatan
- Pelatihan Buku Putih, SSK, serta Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi, 3 kali
- Konsultasi Penjaminan Mutu Buku Putih dan SSK 2 kali - Rapat koordinasi Pokja 3 kali
6.
Perjalanan Dinas Luar Daerah untuk Personil Pokja dari Dinas PU dalam kegiatan
- City Sanitation Summit 2 kali - Knowledge Event 2 kali - Studi Banding 1 kali
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 28
Tabel 11 Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP
Kabupaten/Kota Tahap 1, 2, dan 3 Untuk SKPD Kebersihan
No. Kegiatan Volume
1. Penyelenggaraan Rapat Kerja Pokja 4 pertemuan x jumlah anggota pokja
2. Penyediaan ATK
3. Penggandaan Data Studi Partisipasi Sektor Swasta dalam Sanitasi dan Materi lainnya 2 paket
4. Biaya transportasi kunjungan lapangan 1 paket x jumlah anggota pokja
5.
Perjalanan Dinas Dalam Daerah Provinsi untuk Personil Pokja dari Dinas Kebersihan dalam kegiatan
- Pelatihan Buku Putih, SSK, serta Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi, 3 kali
- Konsultasi Penjaminan Mutu Buku Putih dan SSK 2 kali - Rapat koordinasi Pokja 3 kali
6.
Perjalanan Dinas Luar Daerah untuk Personil Pokja dari Dinas Kebersihan dalam kegiatan
- City Sanitation Summit 2 kali - Knowledge Event 2 kali - Studi Banding 1 kali
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 29
Tabel 12 Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP
Kabupaten/Kota Tahap 1, 2, dan 3 Untuk SKPD Kesehatan
No. Kegiatan Volume
1. Penyelenggaraan Rapat Kerja Pokja 6 pertemuan x jumlah anggota pokja
2. Penyediaan ATK
3. Penyelenggaraan Studi EHRA 1 paket, tersaji di bawah
4. Produksi Materi Kampanye Sanitasi 1 paket
5.
Perjalanan Dinas Dalam Daerah Provinsi untuk Personil Pokja dari Dinas Kesehatan dalam kegiatan
- Pelatihan Buku Putih, SSK, serta Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi, 3 kali
- Konsultasi Penjaminan Mutu Buku Putih dan SSK 2 kali - Rapat koordinasi Pokja 1 kali
6.
Perjalanan Dinas Luar Daerah untuk Personil Pokja dari Dinas Kesehatan dalam kegiatan
- Pelatihan EHRA 1 kali - City Sanitation Summit 2 kali - Knowledge Event 2 kali - Studi Banding 1 kali
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 30
Tabel 13 Indikasi Kegiatan Operasional
Penyelenggaraan Studi Risiko Kesehatan Lingkungan (EHRA) Kabupaten/kota Tahap 1, 2, dan 3
SKPD Kesehatan
No. Uraian Kegiatan Rincian Unit Frekuensi Satuan
1. Training Konsumsi 100 2 orang Sewa Ruang 1 1 LCD 1 1 Transportasi peserta dan supervisor 90 2 orang Alat tulis (pen, pensil, penghapus, dan bloknote) 90 1 Paket Tali (senar) untuk ukur kedalaman sumur 90 1 Unit Foto copy 100 40 unit
2. Pelaksanaan Insentif/transport enumerator 80 5 orang Insentif/transport supervisor 8 5 orang Foto kopi kuesioner 20 1760 Unit
3. Data Entry Data Entry 1600 exemplar Koordinator Data Entry 1 5 Orang Konsumsi Training 15 orang
4. Honorarium Panitia Penanggungjawab Koordinator Survai Koordinator Wilayah (beberapa kecamatan) Koordinator Kader
Ilustrasi di atas merupakan contoh uraian kegiatan studi EHRA yang diselenggarakan di wilayah kota dengan jumlah unit 40 kelurahan. Di wilayah kota studi EHRA idealnya dilakukan pada seluruh kelurahan yang ada. Adapun bagi wilayah kabupaten, studi EHRA dapat menggunakan sampling. Jumlah sampling minimal dapat ditentukan sebesar 30% dari jumlah total kelurahan/desa yang memiliki ciri perkotaan di wilayah kabupaten yang bersangkutan.
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 31
Tabel 14 Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP
Kabupaten/Kota Tahap 1, 2, dan 3 Untuk SKPD Pemberdayaan Masyarakat
No. Kegiatan Volume
1. Penyelenggaraan Rapat Kerja Pokja 4 pertemuan x jumlah anggota pokja
2. Penyediaan ATK
3. Penggandaan Data Studi Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender dan Kemiskinan serta Materi lainnya 2 paket
4.
Perjalanan Dinas Dalam Daerah Provinsi untuk Personil Pokja dari Kantor Pemberdayaan Masyarakat dalam kegiatan
- Pelatihan Buku Putih, SSK, serta Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi, 3 kali
- Konsultasi Penjaminan Mutu Buku Putih dan SSK 2 kali
5.
Perjalanan Dinas Luar Daerah untuk Personil Pokja dari Kantor Pemberdayaan Masyarakat dalam kegiatan
- City Sanitation Summit 2 kali - Knowledge Event 2 kali - Studi Banding 1 kali
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 32
Tabel 15 Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP
Kabupaten/Kota Tahap 1, 2, dan 3 Untuk SKPD Humas / Disinfokom
No. Kegiatan Volume
1. Koordinasi dengan Media Massa 5 kali
2. Penyelenggaraan Rapat Kerja Pokja 4 pertemuan x jumlah anggota pokja
3. Penyediaan ATK 4. Penggandaan Data Studi Komunikasi Sanitasi serta Materi lainnya 2 paket
5.
Produksi Materi Komunikasi, mencakup - Materi Pers Release tentang Pokja Provinsi, dan Kondisi
Sanitasi Provinsi 2 paket
- Materi Kampanye Sanitasi 1 paket
6.
Perjalanan Dinas Dalam Daerah untuk Personil Pokja dari Humas / Infokom dalam kegiatan
- Pelatihan Buku Putih, SSK, serta Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi, 3 kali
- Konsultasi Penjaminan Mutu Buku Putih dan SSK 2 kali - Pelatihan Strategi Komunikasi Sanitasi 1 kali
7.
Perjalanan Dinas Luar Daerah untuk Personil Pokja dari Humas / Infokom dalam kegiatan
- City Sanitation Summit 2 kali - Knowledge Event 2 kali
- Studi Banding
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 33
3.2.2. Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP di Kabupaten/Kota Tahap 4, 5, dan 6
Dalam praktik penganggaran biaya pelaksanaan PPSP di kabupaten/kota tahap 4, 5 dan 6, hendaknya indikasi kegiatan operasional tersebut dianggarkan secara bersama-sama dari RKA/DPA seluruh SKPD yang terlibat di dalam pokja. Namun demikian terdapat perbedaan antara jenis kegiatan yang perlu diajukan dari masing-masing SKPD tersebut. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan dalam item-item kegiatan yang perlu didukung dari masing-masing SKPD tersebut. Ilustrasi dari rangkaian kegiatan yang perlu dijalankan oleh Pokja Kabupaten/kota tahap 4, 5, dan 6, serta perlu didukung dengan alokasi dana APBD yang memadai tertuang pada tabel 15. Secara umum biaya operasional pelaksanaan PPSP di kabupaten/kota tahap 4, 5, 6, yang perlu dialokasikan dalam APBD terdiri atas dua komponen rincian, sebagai berikut: a. Biaya operasional Sekretariat Pokja Kabupaten/Kota, yang hendaknya dialokasikan
melalui RKA/DPA SKPD Bappeda. b. Biaya fasilitasi sinkronisasi program dan kegiatan sanitasi, serta fasilitasi monitoring
dan evaluasi sanitasi, yang hendaknya dialokasikan melalui RKA/DPA SKPD-SKPD yang tergabung di dalam Pokja Sanitasi.
Sebagai arahan untuk alokasi APBD yang memadai, maka pada tabel 16 sampai dengan tabel 22 di bawah ini diuraikan indikasi biaya pelaksanaan PPSP yang perlu dianggarkan dari masing-masing SKPD yang ada di dalam Pokja. Uraian kegiatan tersebut tidak bersifat mengikat. Pemerintah Kabupaten/kota dapat mengalokasikan biaya pelaksanaan PPSP pada tahap 4, 5, dan 6, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. Namun demikian Pemerintah Kabupaten/kota perlu memastikan bahwa biaya yang disediakan dari APBD bersifat memadai untuk memungkinkan Pokja dapat mengkoordinasikan dan memfasilitasi proses adopsi dan implementasi SSK, proses monitoring dan evaluasi sanitasi, serta proses pemutakhiran (updating) SSK secara terintegrasi, komprehensif, dan mandiri.
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 34
Tabel 15 Indikasi Kegiatan Operasional Pokja Kabupaten/Kota
Dalam Pelaksanaan PPSP Tahap 4, 5, dan 6
NO. KEGIATAN BENTUK PELAKSANAAN KEGIATAN
LOKASI PELAKSANAAN
DPA SKPD
TAHAP 4 : PENYUSUNAN MEMORANDUM PROGRAM
1. Penguatan Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota, mencakup 1) Penyiapan Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota • Rapat Kerja Rutin
Kab/Kota Bappeda 2) Legalisasi Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota • Rapat Kerja Rutin 3) Ekspose Pokja Sanitasi di Media • Rapat Kerja Rutin 4) Lokakarya Kepokjaan / Team Building Lokakarya atau outbond Ditentukan Kab/Kota Bappeda
2. Pemastian Dana Operasional Pokja • Penyampaian Surat Edaran Mendagri, dan Surat Gubernur pada Bupati/Walikota
Kab/Kota Bappeda
• Rapat Kerja Pokja Kab/Kota 3. Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendukung Kerja Pokja
Sanitasi Kabupaten/Kota, mencakup
1) Pengadaan Kantor Pokja Pengadaan Kantor Kab/Kota Bappeda 2) Pengadaan Perlengkapan Kantor (mebelair, komputer,
printer, internet, telepon, dll) Pengadaan Barang
4. Penguatan Kapasitas Personil Pokja Kab/Kota • Perjalanan Dinas untuk City Summit
Kab/Kota Penyelenggara
Setiap SKPD dalam Pokja
• Perjalanan Dinas untuk knowledge event
Pusat Setiap SKPD dalam Pokja
• Perjalanan Dinas untuk pelatihan komunikasi dan pemasaran program sanitasi, penyusunan proposal kegiatan sanitasi (fisik dan non-fisik), penyusunan memorandum program, dan pemantauan dan evaluasi Sanitasi
Pusat dan Provinsi Setiap SKPD dalam Pokja
• Studi Banding Ditentukan Kab/Kota Setiap SKPD dalam
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 35
NO. KEGIATAN BENTUK PELAKSANAAN KEGIATAN
LOKASI PELAKSANAAN
DPA SKPD
Pokja
5. Advokasi pelaksanaan PPSP di Kabupaten/Kota
• Perjalanan Dinas untuk Rakerda Provinsi
Provinsi Bappeda
• Rapat Kerja Pokja Kab/Kota
Bappeda • Audiensi dengan DPRD Bappeda
6. Advokasi Program dan Kegiatan Strategi Sanitasi Kabupaten/kota (SSK)
• Rapat Kerja Pokja
Kab/Kota
Bappeda • Audiensi dengan SKPD
terkait Bappeda
• Audiensi dengan DPRD Bappeda 7. Ekspose Buku Putih dan SSK • Audiensi
Kab/Kota
Humas/Infokom • Penerbitan pers release Humas/Infokom • Penerbitan materi sosialisasi
/ publikasi lainnya Bappeda, dan Humas
/ Infokom 8. Pemutakhiran (Updating) Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota,
mencakup:
1) Kaji ulang Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota • Rapat Rutin Pokja
Kab/Kota
Bappeda 2) Kunjungan Lapangan • Perjalanan Dinas Dalam
Kabupaten/Kota Bappeda
3) Pembaharuan data-data sanitasi (jika dibutuhkan) • Lokakarya Setiap SKPD 9. Pemutakhiran SSK, mencakup:
1) Kaji ulang SSK • Rapat Rutin Pokja Kab/Kota
Bappeda 2) Lokakarya Pemutakhiran SSK (jika diperlukan) • Lokakarya Bappeda
10. Koordinasi Penyiapan Penyusunan Memorandum Program, mencakup:
• Rapat koordinasi dengan Pokja Provinsi
Provinsi Bappeda
• Rapat Rutin Pokja Kab/Kota Bappeda 11. Pemasaran Rencana Kegiatan Sanitasi dalam SSK, mencakup:
1) Pemasaran Rencana Kegiatan Sanitasi pada stakeholder di tingkat kota (Pemerintah Kab/Kota, Pendidikan Tinggi, kelompok masyarakat, dan swasta)
• Penyusunan profil kegiatan sanitasi (project brief / digest) dan proposal paket kegiatan
Kab/Kota Bappeda
• Rapat koordinasi Pokja dengan SKPD
Kab/Kota Bappeda
• Audiensi Pokja dengan Kelompok Masyarakat
Kab/Kota Bappeda
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 36
NO. KEGIATAN BENTUK PELAKSANAAN KEGIATAN
LOKASI PELAKSANAAN
DPA SKPD
• Audiensi Pokja dengan perusahaan swasta atau kelompok CSR setempat
Kab/Kota Bappeda
2) Pemasaran Rencana Kegiatan Sanitasi pada stakeholder di tingkat kota (Pemerintah Kab/Kota, Pendidikan Tinggi, kelompok masyarakat, dan swasta)
• Penyusunan profil kegiatan sanitasi (project brief / digest) dan proposal paket kegiatan
Kab/Kota Bappeda
• Rapat Koordinasi Pokja dengan Pokja Provinsi
Provinsi Bappeda
• Rapat Koordinasi Pokja dengan PMU dan PIU PPSP
Pusat Bappeda
• Audiensi Pokja dengan Kelompok CSR
Provinsi dan Pusat Setiap SKPD
• Audiensi Pokja dengan Kelompok Donor Sanitasi
Pusat Setiap SKPD
12. Koordinasi dan Fasilitasi Penyusunan Dokumen Memorandum Program Sanitasi (kerangka investasi, serta manajemen, dan operasi)
• Rapat Rutin Pokja Kab/Kota Bappeda • Rapat Koordinasi Pokja
dengan SKPD Kab/Kota Bappeda
• Lokakarya Penyusunan Memorandum Program
Provinsi dan Kab/Kota Bappeda
13. Fasilitasi Informasi Penyediaan konsultan local untuk mendukung penyusunan memorandum program
• Pengadaan Jasa Konsultan Kabupaten/Kota DPU, DKP, Dinas Kesehatan, dan Badan
Lingkungan Hidup 14. Pemantauan dan Evaluasi Adopsi Rencana Program dan
Kegiatan SSK dalam Rencana Kerja SKPD • Rapat Rutin Pokja Kab/Kota Bappeda • Rapat Koordinasi Pokja
dengan SKPD
Kab/Kota Bappeda
TAHAP 5 : IMPLEMENTASI
1. Koordinasi dan Fasilitasi Implementasi Program dan Kegiatan Sanitasi, mencakup :
1) Rapat-Rapat Rutin Pokja (internal) Rapat Rutin Pokja Kab/Kota
Bappeda 2) Rapat Koordinasi Pokja dengan SKPD Rapat Rutin Pokja Bappeda 3) Audiensi Pokja dengan DPRD Rapat Rutin Pokja Bappeda
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 37
NO. KEGIATAN BENTUK PELAKSANAAN KEGIATAN
LOKASI PELAKSANAAN
DPA SKPD
4) Rapat Koordinasi Pokja dengan Pokja Provinsi Rapat Rutin Pokja Provinsi Setiap SKPD 2. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Sanitasi Rapat Rutin Pokja
3. Kampanye Sanitasi Terpadu Produksi dan penggandaan materi kampanye
Kab/Kota
Bappeda dan Humas/Infokom
Rapat Rutin Pokja Bappeda Pelatihan Bappeda Audiensi Bappeda Talkshow Humas/Infokom Eksposes Media Humas/Infokom
TAHAP 6 : PEMANTAUAN DAN EVALUASI
1. Penyiapan Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi, mencakup: 1) Rapat Rutin Pokja (internal) Rapat Kerja (rutin)
Kab/Kota Bappeda
2) Audiensi Pokja dengan Bupati/Walikota Rapat Koordinasi Bappeda 3) Audiensi Pokja dengan Kepala-Kepala SKPD terkait Rapat Koordinasi Bappeda
2. Pelatihan Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Kabupaten/Kota Perjalanan Dinas Provinsi Setiap SKPD 3. Lokakarya Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Pokja Lokakarya Kabupaten/Kota Bappeda 4. Pengembangan database sanitasi kabupaten/kota, mencakup:
1) Konsolidasi hasil updating EHRA kota/kabupaten Rapat Kerja Pokja
Kab/Kota
Bappeda 2) Perbaruan hasil studi secara reguler per tahun Rapat Kerja Pokja Setiap SKPD 3) Penyampaian hasil konsolidasi kepada Walikota, dan
Kepala-Kepala SKPD Rapat Koordinasi Pokja Bappeda
4) Penyampaian hasil konsolidasi kepada Pokja Provinsi Perjalanan Dinas Dalam Provinsi Provinsi Bappeda 5) Penyampaian hasil konsolidasi kepada PMU dan PIU Perjalanan Dinas ke Pusat Pusat Bappeda
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 38
Tabel 16 Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP
Kabupaten/Kota Tahap 4, 5, dan 6 Untuk SKPD Bappeda
No. Kegiatan Volume
1. Honorarium Anggota Pokja 12 bulan x jumlah anggota pokja
2. Penyelenggaraan Rapat Rutin Pokja Kabupaten/Kota 24 pertemuan x jumlah anggota pokja
3.
Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Pokja dengan stakeholder kota
9 pertemuan x 40 orang
- Walikota/Bupati dan Kepala-Kepala SKPD - DPRD - Perguruan Tinggi dan Kelompok Masyarakat - Kelompok CSR Kabupaten/Kota
4.
Penyelenggaraan Lokakarya - Lokakarya Kepokjaan 1 paket - Lokakarya Penyusunan Memorandum Program 1 paket - Lokakarya Pemutakhiran (Updating) Buku Putih dan SSK 1 paket - Lokakarya Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi 1 paket
5. Biaya Transportasi Kunjungan Lapangan 2 paket x jumlah anggota pokja
6. Pengadaan Ruangan Kerja Pokja 1 unit 7. Penyediaan dan Pemeliharaan Mebelair (meja, kursi, rak buku) 1 paket 8. Penyediaan telepon, listrik, internet, dan komputer 1 paket 9. Penyediaan ATK 1 paket 10. Produksi Materi / Dokumentasi Sosialisasi 5 paket 11. Penggandaan Materi 1 paket 12. Pengembangan Database Sanitasi Kabupaten/Kota 1 paket
13.
Perjalanan Dinas Dalam Daerah untuk Personil Pokja dari Sekretariat Pokja dalam kegiatan
- Pelatihan Pemutakhiran Buku Putih, SSK, Memorandum Program, Penyusunan Proposal Kegiatan Sanitasi, serta Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi,
5 kali
- Rapat Koordinasi Pokja Provinsi 8 kali
14.
Perjalanan Dinas Luar Daerah untuk Personil Pokja dari Sekretariat Pokja dalam kegiatan
- City Sanitation Summit 2 kali - Knowledge Event 2 kali - Pelatihan Komunikasi dan Pemasaran Program Sanitasi 1 kali - Rapat Koordinasi PMU dan PIU 1 kali - Studi Banding 1 kali
15. Pengadaan Konsultan Lokal untuk Mendukung Penyusunan Memorandum Program Pembangunan Fisik Skala Kabupaten/Kota
1 paket
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 39
Tabel 17 Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP
Kabupaten/Kota Tahap 4, 5, dan 6 Untuk SKPD Pekerjaan Umum
No. Kegiatan Volume
1.
Perjalanan Dinas Dalam Daerah untuk Personil Pokja dari Dinas Pekerjaan Umum dalam kegiatan
- Pelatihan Pemutakhiran Buku Putih, SSK, Memorandum Program, Penyusunan Proposal Kegiatan Sanitasi, serta Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi,
5 kali
- Rapat Koordinasi Pokja Provinsi 5 kali
2.
Perjalanan Dinas Luar Daerah untuk Personil Pokja dari Dinas Pekerjaan Umum dalam kegiatan
- City Sanitation Summit 3 kali - Knowledge Event 5 kali - Pelatihan Komunikasi dan Pemasaran Program Sanitasi 1 kali - Rapat Koordinasi PMU dan PIU 1 kali - Studi Banding 1 kali
3 Pengadaan Konsultan Lokal untuk Mendukung Penyusunan Memorandum Program Pembangunan Fisik Skala Kabupaten/Kota 1 paket
Tabel 18
Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP Kabupaten/Kota Tahap 4, 5, dan 6
Untuk SKPD Kebersihan
No. Kegiatan Volume
1.
Perjalanan Dinas Dalam Daerah untuk Personil Pokja dari Dinas Kebersihan dalam kegiatan
- Pelatihan Pemutakhiran Buku Putih, SSK, Memorandum Program, Penyusunan Proposal Kegiatan Sanitasi, serta Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi,
5 kali
- Rapat Koordinasi Pokja Provinsi 5 kali
2.
Perjalanan Dinas Luar Daerah untuk Personil Pokja dari Dinas Kebersihan dalam kegiatan
- City Sanitation Summit 4 kali - Knowledge Event 6 kali - Pelatihan Komunikasi dan Pemasaran Program Sanitasi 1 kali - Rapat Koordinasi PMU dan PIU 1 kali - Studi Banding 1 kali
3 Pengadaan Konsultan Lokal untuk Mendukung Penyusunan Memorandum Program Pembangunan Fisik Skala Kabupaten/Kota 1 paket
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 40
Tabel 19 Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP
Kabupaten/Kota Tahap 4, 5, dan 6 Untuk SKPD Kesehatan
No. Kegiatan Volume
1.
Perjalanan Dinas Dalam Daerah untuk Personil Pokja dari Dinas Kesehatan dalam kegiatan
- Pelatihan Pemutakhiran Buku Putih, SSK, Memorandum Program, Penyusunan Proposal Kegiatan Sanitasi, serta Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi,
5 kali
- Rapat Koordinasi Pokja Provinsi 5 kali
2.
Perjalanan Dinas Luar Daerah untuk Personil Pokja dari Dinas Kesehatan dalam kegiatan
- City Sanitation Summit 2 kali - Knowledge Event 2 kali - Pelatihan Komunikasi dan Pemasaran Program Sanitasi 1 kali - Rapat Koordinasi PMU dan PIU 1 kali - Studi Banding 1 kali
3. Pengadaan Konsultan Lokal untuk Mendukung Penyusunan Memorandum Program Pembangunan Non-Fisik Skala Kabupaten/Kota 1 paket
Tabel 20
Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP Kabupaten/Kota Tahap 4, 5, dan 6
Untuk SKPD Pemberdayaan Masyarakat
No. Kegiatan Volume
1.
Perjalanan Dinas Dalam Daerah untuk Personil Pokja dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dalam kegiatan
- Pelatihan Pemutakhiran Buku Putih, SSK, Memorandum Program, Penyusunan Proposal Kegiatan Sanitasi, serta Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi,
5 kali
- Rapat Koordinasi Pokja Provinsi 5 kali
2.
Perjalanan Dinas Luar Daerah untuk Personil Pokja dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dalam kegiatan
- City Sanitation Summit 2 kali - Knowledge Event 2 kali - Pelatihan Komunikasi dan Pemasaran Program Sanitasi 1 kali - Rapat Koordinasi PMU dan PIU 1 kali - Studi Banding 1 kali
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 41
Tabel 21 Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP
Kabupaten/Kota Tahap 4, 5, dan 6 Untuk SKPD Lingkungan Hidup
No. Kegiatan Volume
1.
Perjalanan Dinas Dalam Daerah untuk Personil Pokja dari Badan Lingkungan Hidup dalam kegiatan
- Pelatihan Pemutakhiran Buku Putih, SSK, Memorandum Program, Penyusunan Proposal Kegiatan Sanitasi, serta Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi,
5 kali
- Rapat Koordinasi Pokja Provinsi 5 kali
2.
Perjalanan Dinas Luar Daerah untuk Personil Pokja dari Badan Lingkungan Hidup dalam kegiatan
- City Sanitation Summit 2 kali - Knowledge Event 2 kali - Pelatihan Komunikasi dan Pemasaran Program Sanitasi 1 kali - Rapat Koordinasi PMU dan PIU 1 kali - Studi Banding 1 kali
3. Pengadaan Konsultan Lokal untuk Mendukung Penyusunan Memorandum Program Pembangunan Non-Fisik Skala Kabupaten/Kota 1 paket
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 42
Tabel 22 Indikasi Kegiatan Operasional Pelaksanaan PPSP
Kabupaten/Kota Tahap 4, 5, dan 6 Untuk SKPD Humas / Disinfokom
No. Kegiatan Volume
1. Koordinasi dengan Media Massa 5 kali
2.
Produksi Materi Komunikasi, mencakup - Materi Pers Release 5 paket - Materi Sosialisasi dan Advokasi SSK 5 paket - Materi Kampanye Sanitasi 5 paket
3.
Perjalanan Dinas Dalam Daerah untuk Personil Pokja dari Humas/Infokom dalam kegiatan
- Pelatihan Pemutakhiran Buku Putih, SSK, Memorandum Program, Penyusunan Proposal Kegiatan Sanitasi, serta Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi,
5 kali
- Rapat Koordinasi Pokja Provinsi 5 kali
4.
Perjalanan Dinas Luar Daerah untuk Personil Pokja dari Humas/Infokom dalam kegiatan
- City Sanitation Summit 2 kali - Knowledge Event 2 kali - Pelatihan Komunikasi dan Pemasaran Program Sanitasi 1 kali - Rapat Koordinasi PMU dan PIU 1 kali - Studi Banding 1 kali
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 43
BAB IV PENUTUP
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan PPSP di Daerah merupakan arahan bagi pembentukan dan pengembangan lembaga Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi, serta penyiapan kegiatan pelaksanaan PPSP di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Pemerintah daerah provinsi dan Pemerintah Kabupaten/kota dapat mengembangkan beberapa penyesuaian dalam proses pembentukan pokja, dan penyiapan dana APBD sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di wilayah masing-masing. Bila dalam pelaksanaan PPSP di kemudian hari dipandang perlu untuk melakukan perubahan terhadap pedoman ini, maka berbagai pihak dapat mengajukan usulan perubahan kepada PIU Kelembagaan dan Pendanaan yang merupakan unit lembaga pelaksana yang bertugas untuk mengkoordinasikan berbagai upaya pengembangan kelembagaan dan peraturan dalam pelaksanaan PPSP. Keputusan bagi perubahan pedoman ini akan ditetapkan kemudian oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) dengan mempertimbangkan seluruh usulan yang disampaikan oleh PIU Kelembagaan dan Pendanaan, serta PMU.
Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan Pelaksanaan PPSP di Daerah 44