pedoman penjurusan bidang studi
DESCRIPTION
penjurusan SMATRANSCRIPT
A. Penjurusan SMA di Wilayah Kota Madiun
Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota Madiun berjumlah enam sekolah. Pengenalan
program penjurusan baru setelah kita duduk dibangku SMA melalui penjelasan yang
disampaikan oleh guru Bimbingan Konseling (BK). Program penjurusan dilakukan bagi peserta
didik dimulai pada semester 1 (satu) kelas XI untuk penentuan IPA, IPS, atau Bahasa. Hal
tersebut merupakan bentuk dari layanan bimbingan konseling, yaitu penempatan dan penyaluran
siswa sesuai minat dan bakat serta kemampuan yang dimiliki siswa. Momentum pemilihan
jurusan ini bagi siswa adalah merupakan saat-saat kritis dalam setiap fase kehidupan.
Penjurusan SMA wilayah Madiun untuk tahun ajaran 2012/2013, seluruh siswa hanya
berminat pada dua jurusan, yaitu hanya IPA dan IPS. Pemilihan program bahasa terakhir
diminati tahun ajaran 2011/2012, yaitu di SMAN 3 dengan membuka satu kelas bahasa. Semua
kelas tiga pada semua SMA berjumlah delapan kelas, kecuali SMAN 2 yang berjumlah sembilan
kelas karena satu kelas membuka kelas akselerasi.
Kriteria penjurusan program, yaitu nilai akademis peserta didik saat kelas X yang akan
naik kelas XI. Siswa yang memilih program IPA (Fisika, Biologi, Kimia) atau IPS(Ekonomi,
Geografi, Sejarah, dan Sosiologi) harus memperoleh nilai matapelajaran yang menjadi ciri khas
program studi tersebut di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masing-masing sekolah. Bagi
peserta didik yang memperoleh nilai sesuai kriteria program yang ditentukan IPA/IPS, maka
minat siswa dapat dijadikan pertimbangan untuk penetapan penjurusan.
Penentuan jumlah kelas yang akan dibuka pada program IPA dan IPS sesuai dengan
kebijakan sekolah dan juga minat serta kemampuan siswa. Kebijakan sekolah tersebut
digunakan karena sebagai dasar pertimbangan formasi guru IPA/IPS, fasilitas, atau rungan yang
ada. Dari seluruh SMA di Madiun, kelas IPA yang paling diminati oleh siswa dibandingkan
dengan IPS. Seluruh SMA, kecuali SMAN 2 Madiun, jumlah kelas program IPS berjumlah tiga
kelas sedangakan IPA hingga lima kelas. Untuk SMAN 2 Madiun, jumlah kelas IPS hanya dua
kelas.
Aturan pindah jurusan juga diterapkan di beberapa sekolah. Peserta didik yang memenuhi
persyaratan untuk masuk ke program IPA, diberi kesempatan untuk pindah jurusan IPS apabila
siswa tidak cocok pada program semula atau tidak sesuai dengan kemampuan dan kemajuan
belajarnya.
B. Kritikan terhadap Kriteria Penjurusan SMA
a. Pengarahan sejak dini mengenai penjurusan dimaksudkan untuk memudahkan siswa
memilih bidang ilmu yang akan ditekuninya di Universitas atau akademi yang tentunya
akan mengarah pula kepada karirnya kelak. Tetapi penjurusan di tingkat SMA tidak
selalu menjamin bahwa seorang siswa akan memilih bidang studi yang sama di
Universitas, karena pada kenyataannya banyak siswa program IPA yang memilih jurusan
Ekonomi, Politik, Hubungan Internasional, atau siswa jurusan IPS yang memilih program
Bahasa. Pemilihan jurusan yang berbeda dengan bidang ilmu yang ditekuni di SMA
tersebut adalah wajar sebab anak seusia SMA memang belum bisa memastikan karirnya.
Jangankan anak SMA, mahasiswa PT pun masih mengalami kebimbangan menentukan
karirnya setelah lulus.
b. Menurut saya, penjurusan di SMA harus diperkaya dan diperdalam persiapannya.
Penjurusan tidak saja menyiapkan bekal yang mengarah kepada satu jalan, yaitu
perguruan tinggi, tetapi harus membuka peluang untuk kesiapan terjun ke masyarakat.
Hal tersebut mengantisipasi terhadap kondisi siswa yang tidak dapat melanjutkan ke
perguruan tinggi karena alasan tertentu.
c. Pembagian program IPA dan IPS terkadang menimbulkan berbagai opini dari pihak
masyarakat ataupun pihak sekolah. Siswa yang masuk kelas IPS diidentikkan sebagai
siswa yang kurang pandai, ramai, malas, dan sedikit acuh. Sedangkan program IPA
identik dengan siswa yang rajin, rapi, dan pintar. Perbedaan tersebut menimbulkan
kesenjangan sosial siswa program IPS bagi sekolah karena seperti dianak tirikan atau
lebih mengutamakan program IPA.
d. Terkadang ada unsur paksaan dari orangtua supaya anaknya harus memilih program IPA
agar kelak kariernya nanti bisa baik, padahal anaknya menginginkan dirinya menjadi
akuntan. Walaupun ingin sebagai akuntan, sebenarnya bisa anaknya masuk program IPA.
Akan tetapi tentu nantinya akan kesulitan ketika menghadapi selesksi masuk perguruan
tinggi. Hal tersebut tentunya akan menimbulkan selisih pendapat antara ibu dan anak.