pedoman pengembangan sistem penilaianotostrore.weebly.com/uploads/1/3/7/1/13719030/bab_vii... ·...

57
BAB VII SISTEM PENILAIAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) A. Pengertian, Tujuan, dan Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya dengan memperhatikan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 36 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia . Menurut Mulyasa (2009), KTSP merupakan kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah atau daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik. KTSP dikembangkan berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan di bawah supervisi dinas kabupaten yang bertanggung jawab di bidang pendidikan di SD, SMP, SMA, dan SMK serta departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK. 1

Upload: hakhanh

Post on 11-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB VII

SISTEM PENILAIAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

A. Pengertian, Tujuan, dan Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP)

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan

dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu

mengembangkannya dengan memperhatikan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 36

Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh

dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia.

Menurut Mulyasa (2009), KTSP merupakan kurikulum yang

dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah atau daerah,

karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan

karakteristik peserta didik. KTSP dikembangkan berdasarkan kerangka dasar

kurikulum dan standar kompetensi lulusan di bawah supervisi dinas kabupaten

yang bertanggung jawab di bidang pendidikan di SD, SMP, SMA, dan SMK

serta departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama

untuk MI, MTs, MA, dan MAK.

Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah

dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan

sumber daya yang tersedia. Kemandirian setiap sekolah dalam menggali

dan memanfaatkan potensi dan sumber daya akan menentukan kualitas

sekolah yang bersangkutan. KTSP sebagai kurikulum operasional

memberikan kesempatan kepada setiap sekolah untuk mengembangkan

kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan sesuai dengan

karakteristik sekolah. Untuk itulah sekolah dituntut untuk melakukan

inisiatif dalam menggali secara mandiri berbagai potensi dan sumber daya

untuk mendukung program sekolah termasuk kurikulum yang

1

dikembangkannya. Dengan demikian, setiap komponen sekolah baik

kepala sekolah maupun guru-guru dituntut untuk lebih aktif dan kreatif

melakukan berbagai upaya agar semua kebutuhan sekolah terpenuhi.

2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. Pada

kurikulum-kurikulum sebelumnya, sekolah hanya berfungsi melaksanakan

kurikulum yang telah disusun secara terpusat. Sekolah apalagi masyarakat

kurang bahkan tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan

kurikulum, akibatnya peran sekolah terlebih lagi masyarakat sangat

terbatas. Tidak demikian dengan KTSP, sebagai kurikulum operasional,

KTSP menuntut keterlibatan masyarakat secara penuh, sebab tanggung

jawab pengembangan kurikulum tidak lagi berada di pemerintah, akan

tetapi di sekolah; sedangkan sekolah akan berkembang manakala ada

keterlibatan masyarakat.

3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang

kualitas pendidikan yang akan dicapai. Sekolah, dengan KTSP-nya tidak

lagi hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum yang telah terpusat,

akan tetapi juga sebagai pengambil keputusan tentang pengembangan dan

implementasi kurikulum. Melalui KTSP diharapkan setiap sekolah atau

satuan pandidikan akan berlomba dalam menyusun program kurikulum

sekaligus berlomba dalam mengimplementasikannya. Dengan demikian,

akan tercipta persaingan antar sekolah menuju pencapaian kualitas

pendidikan (Wina Sanjaya, 2008: 132).

Secara umum, karakteristik KTSP antara lain:

1. Dilihat dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada

disiplin ilmu. Hal ini dapat dilihat dari pertama, struktur program KTSP

yang memuat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta

didik. Setiap mata pelajaran yang harus dipelajari itu selain sesuai dengan

nama-nama disiplin ilmu juga ditentukan jumlah jam pelajaran secara

ketat. Kedua, kriteria keberhasilan KTSP lebih banyak diukur dari

kemampuan siswa menguasai materi pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari

2

sistem kelulusan yang ditentukan oleh standar minimal penguasaan isi

pelajaran seperti yang diukur dari hasil Ujian Nasional. Soal-soal dalam

UN itu lebih banyak bahkan seluruhnya menguji kemampuan kognitif

siswa dalam setiap mata pelajaran. Walaupun dianjurkan kepada setiap

guru menggunakan sistem penilaian proses misalnya dengan portofolio,

namun pada akhirnya kelulusan siswa ditentukan oleh sejauh mana siswa

menguasai materi pelajaran.

2. KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu.

Hal ini dilihat dari prinsip-prinsip pembelajaran dalam KTSP yang

menekankan pada aktifitas siswa untuk mencari dan menemukan sendiri

materi pelajaran melalui berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran

yang disarankan misalnya melalui CTL, inkuiri, pembelajaran portofolio,

dan lain sebagainya. Demikian juga secara tegas dalam struktur kurikulum

terdapat komponen pengembangan diri, yakni komponen kurikulum yang

menekankan kepada aspek pengembangan minat dan bakat siswa.

3. KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah. Hal ini

tampak pada salah satu prinsip KTSP, yakni berpusat pada potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan

lingkungannya. Dengan demikian, maka KTSP adalah kurikulum yang

dikembangkan oleh daerah. Bahkan, dengan program muatan lokalnya,

KTSP didasarkan pada keberagaman kondisi sosial budaya yang berbeda

masing-masing daerahnya.

4. KTSP merupakan kurikulum teknologis, hal ini dapat dilihat dari adanya

standar kompetensi, kompetensi dasar yang kemudian dijabarkan pada

indikator hasil belajar, yakni sejumlah perilaku yang terukur sebagai bahan

penilaian (Wina Sanjaya, 2008: 130).

B. Prinsip-Prinsip Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP)

KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok

atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan

3

atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan

provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI

(Standar Isi) dan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) dan berpedoman pada

panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta

memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP

untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan

provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan

kurikulum yang disusun oleh BSNP .

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk

mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta

didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi

sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2. Beragam dan terpadu.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik

peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta

menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,

budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Kurikulum

meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan

pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan

kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni.

4

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,

semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik

untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan

kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,

dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan

pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan

akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan.

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang

kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan

secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat (Life long education).

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum

mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,

nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan

lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia

seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan

daerah.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional

dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah

harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka

Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI).

5

Adapun prinsip-prinsip pelaksanaan KTSP adalah sebagai berikut

(Muhaimin, 2008: 23) :

1. Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk

menguasai kompetensi yang digunakan bagi dirinya. Dalam hal ini

perserta didik harus mendapatkan pelayanan.

2. Menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: a) belajar untuk beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b) belajar untuk memahami dan

menghayati; c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara

efektif; d) belajar untuk hidup bersama dan menemukan jati diri, melalui

proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

3. Memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan,

pengayaan dan percepatan yang sesuai dengan potensi, tahap

perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan

keterpaduan perkembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-

Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.

4. Dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan peserta yang

saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan

prinsip tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sung

tulada.

5. Dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial, dan budaya

serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan

seluruh bahan kajian secara optimal.

6. Mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal

dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan,

dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis, serta

jenjang pendidikan.

6

C. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP)

1. Pre test

Yaitu suatu bentuk pertanyaan yang diberikan guru kepada muridnya

sebelum memulai suatu pelajaran. Pertanyaan yang ditanya adalah materi

yang akan diajar pada hari itu (materi baru). Pre test diberikan dengan

maksud untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik, menyiapkan

peserta didik dalam proses belajar dan lain-lain.

2. Pembentukan kompetensi

Pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan

proses pembelajaran yakni bagaimana kompetensi dibentuk pada peserta

didik dan bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan.

3. Post test

Post test dilakukan pada akhir pelaksanaan pembelajaran yang

kegunaannya untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap

kompetensi yang ditentukan serta sebagai bahan acuan untuk melakukan

perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran baik terhadap perencanaan,

pelaksanaan, maupun evaluasi.

Sistem penilaian pada kurikulum KTSP memiliki prinsip-prinsip

sebagai berikut:

1. Valid

Penilaian harus mengukur apa yang seharusnya diukur, dengan

menggunakan alat yang dapat dipercaya dan tepat.

2. Mendidik

Penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian

belajar siswa.

3. Berorientasi pada kompetensi

Penilaian harus menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam

kurikulum.

4. Adil.

7

Penilaian harus adil kepada setiap siswa dengan tidak membedakan latar

belakang sosial, ekonomi, budaya, bahasa dan gender.

5. Terbuka

Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan

terbuka bagi semua pihak.

6. Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap dan terus menerus untuk

memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar siswa sebagai hasil

kegiatan belajarnya.

7. Variatif

Penilaian dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur termasuk

mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa.

D. Sistem Penilaian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Menurut Muhaimin (2008), sistem penilaian merupakan kriteria-

kriteria penilaian untuk menetapkan tingkat ketuntasan belajar dan kenaikan

kelas peserta didik, yang berfungsi untuk mengendalikan proses dan hasil

belajar peserta didik dalam menerapkan kurikulum. Penetapan sistem

penilaian mengacu pada standar penilaian yang ditetapkan oleh pemerintah

dan mengembangkan prosedur dan standar kriteria penilaian yang disesuaikan

dengan kondisi masing-masing lembaganya. Dalam KTSP sistem penilaian

mencakup:

1. Penetapan kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM);

2. Model dan prosedur penilaian proses dan hasil belajar;

3. Penetapan kriteria ketentuan kenaikan kelas.

Dalam KTSP, penilaian dilakukan terhadap semua indikator guna

menganalisis hasilnya yang kemudian digunakan untuk mengetahui

kompetensi dasar yang sudah dikuasai dan yang belum dikuasai peserta didik.

Penilaian yang digunakan berdasarkan kompetensi dasar yang ingin diuji,

antara lain:

8

1. Penilaian Portofolio

Ada beberapa pengertian portofolio menurut para ahli yaitu :

a. Johnson dan Johnson (2002: 103) mendefinisikan a portfolio is an

organized collection of evidence accumidated over time on a

student's or group's academic progress, achievements, skills, and

attitudes. It consists of work samples and awritten rationale

connecting the separate items into more complete and holistic view

of the student’s achievements or progres toward learning goals.

b. Portofolio adalah kumpulan karya siswa. Portofolio berisi sampel

terpilih karya siswa untuk memperlihatkan perkembangan dan

pertumbuhan siswa dalam mencapai tujuan kurikulum tertentu.

c. Portofolio matematika adalah suatu kumpulan dari pekerjaan

matematika siswa yang telah diseleksi. Portofolio dapat

memperlihatkan usaha-usaha siswa yang terbaik atau yang lebih

signifikan dari aktivitas matematikanya atau beberapa pekerjaan

awal dan pekerjaan akhir serta kerja keras siswa untuk

mengilustrasikan kemajuan matematika siswa.

Jadi portofolio merupakan koleksi dari bukti-bukti kemajuan

siswa atau kelompok siswa, bukti prestasi, keterampilan, dan sikap siswa.

Dari kutipan di atas, tergambar bahwa portofolio merupakan koleksi

pekerjaan-pekerjaan siswa. Portofolio menampilkan pekerjaan siswa

yang terbaik atau karya siswa yang paling berarti sebagai hasil

kegiatannya. Portofolio dapat menampilkan pekerjaan terdahulu dan

pekerjaan terbaru sehingga mengilustrasikan kemajuan belajar siswa.

Perbedaan pendapat mengenai pengertian portofolio membuat

kesulitan dalam mendefinisikan portofolio secara universal, berikut ini

ada beberapa gagasan dari portofolio yang telah dapat diterima secara

luas yaitu:

a. Portofolio menyajikan perkembangan dan belajar siswa

secara berkelanjutan (terus-menerus).

9

b. Portofolio menyajikan tujuan dari guru dan siswa

sekaligus. Portofolio menyediakan dokumen-dokumen siswa dan

merefleksikan hasil belajar mereka. Pada saat yang sama portofolio

dapat dijadikan alat bagi guru untuk mengevaluasi perkembangan

dan prestasi siswa.

c. Portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memilih. Siswa dapat membuat keputusan tentang beberapa item

yang atau dimasukkan dalam portofolionya dan bagaimana

portofolionya diorganisasikan.

d. Portofolio melibatkan pekerjaan siswa yang

sesungguhnya.

e. Portofolio memperlihatkan bukti refleksi diri siswa.

Portofolio tidak hanya sekedar map pekerjaan siswa, tetapi map

tempat kumpulan pekerjaan siswa yang berhubungan dengan

perkembangan kemajuan intelektual siswa dalam belajar matematika.

Lembaran-lembaran yang dikumpulkan dalam map portofolio tersebut

merupakan pekerjaan siswa yang memiliki tingkat kebermaknaan tinggi

dan menggambarkan pekerjaan yang terbaik dalam kurun waktu tertentu.

Isi dari portofolio yaitu contoh-contoh jurnal matematika,

autobiografi matematika, hasil riset matematika, beberapa penyelesaian

masalah yang menarik, pembuktian yang menarik, soal-soal yang dibuat

atau dirumuskan oleh siswa, aplikasi dalam kehidupan sehari-hari,

tinjauan buku, proyek-proyek kelompok, foto-foto pementasan drama

siswa, dan hasil wawancara guru terhadap siswa.

Aspek yang harus diperhatikan dalam pemberian skor portofolio,

yaitu:

1) Penyelesaian masalah

Kemampuan memahami masalah, menggunakan strategi yang tepat

untuk membuat rencana pemecahan masalah, kreativitas menemukan

pendekatan masalah dan penyelesaian yang praktis.

10

2) Penalaran

Kemampuan mengidentifikasi pola, membuat dugaan, menulis

pembuktian, menjelaskan mengapa dan bagaimana, dan merumuskan

suatu jawaban sebagai penyangkal.

3) Komunikasi

Kemampuan mengekspresikan pengetahuan matematika yang benar.

Contoh : pada saat menggunakan simbol matematika.

Teknik penilaian:

1) Jelaskan pada peserta didik bahwa penggunaan portofolio

tidak hanya digunakan oleh guru untuk penilaian tetapi juga

digunakan siswa untuk mengukur kemampuan siswa itu sendiri.

2) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel mana

yang akan dibuat.

3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya peserta didik.

4) Berilah tanggal pada setiap bahan informasi.

5) Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan

bobotnya dengan peserta didik.

6) Minat peserta didik menilai karyanya secara

berkesinambungan.

7) Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum

memuaskan maka peserta didik diberi kesempatan untuk

memperbaiki.

8) Bila perlu jadwalkan pertemuan khusus membahas

portofolio.

Ada beberapa keuntungan portofolio sebagai alat penilaian antara lain:

a. Memberikan gambaran lengkap tentang pencapaian

matematika dan perkembangannya.

b. Melibatkan siswa dalam proses penilaian dan

memperhatikan tujuan belajar yang berkelanjutan.

11

c. Mengukur kemampuan sikap siswa sekaligus

memberikan perbedaan individu antara siswa.

d. Dapat digunakan untuk mendokumentasikan prestasi

siswa.

e. Dapat meningkatkan kemampuan evaluasi diri.

Sedangkan kelemahan penilaian portofolio antara lain:

a. Waktu relatif lama.

b. Banyak siswa dalam satu kelas.

c. Penyediaan format-format yang digunakan secara lengkap dan

detail dapat juga menjebak. Siswa akan terjerumus kedalam suasana

yang kaku dan mematikan kreatifitas.

Contoh penilaian dengan portofolio:

Buatlah dua tipe bangun tiga dimensi yang mempunyai luas permukaan

sama!

Cara penskoran, misalnya:

No Materi Skor Bobot Skor Akhir

1. Kesejajaran

2. Teorema Pythagoras

3. Bangun Persegi

2. Penilaian Kinerja (Performance Assessment)

Penilaian kinerja dikembangkan untuk mengetes kemampuan

siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilannya pada

berbagai situasi nyata dan konteks tertentu. Dalam penilaian kinerja

siswa diminta untuk mebangun respon, menghasilkan produk atau

menunjukkan hasil dari suatu kegiatan. Penskoran untuk penilaian kinerja

adalah dengan tes psikomotorik yang umumnya secara langsung ketika

siswa melakukan kerja (unjuk kerja) dan dapat diamati. Agar pengamatan

dapat dilakukan secara cermat dan objektif digunakan lembar

pengamatan (check list) yang berisi aspek-aspek keterampilan atau

12

tahanap-tahapan yang harus dilakukan dengan masing-masing

mempunyai bobot sendiri.

Dalam memberikan tugas yang penilaiannya menggunakan

penilaian kinerja, guru harus mengikuti petunjuk berikut:

a. Tugas harus berpusat pada tujuan proses dalam penalaran.

b. Tugas harus sesuai dengan kurikulum.

c. Memberikan pemahaman yang realistis dan mendalam tentang

apakah yang diketahui siswa dan dilakukannya.

Penilaian kinerja perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan

peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.

b. Kelengkapan dan ketetapan aspek yang akan dinilai

dalam kinerja tersebut.

c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas.

d. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu

banyak, sehingga semau dapat diamati.

e. Kemampuan yang akan diamati diurutkan berdasarkan

urutan pengamatan.

Teknik penilaian kinerja yaitu :

a. Daftar cek; alternatif jawaban hanya ya dan tidak. Daftar

cek ini akan memudahkan penilai jika jumlah subjek yang diamati

dalam jumlah banyak.

b. Skala penilaian; kategori pemberian nilai lebih dari dua.

Skala pemberian nilai terentang dari sempurna sampai tidak

sempurna. Misalnya 1= tidak kompeten, 2= cukup kompeten, 3=

kompeten, 4= sangat kompeten.

Contoh Penilaian Kinerja:

Lingkarilah angka 5 jika sangat tepat, angka 4 jika tepat, angka 3 jika

agak tepat, angka 2 jika tidak depat dan angka 1 jika sangat tidak tepat.

Skala Uraian

13

5 4 3 2 1 Menggambar persegi dalam kertas berpetak dengan

panjang sisi (b+c) satuan panjang

5 4 3 2 1 Menggambar empat segitiga siku-siku yang kongruen

dengan salah satu titik sudutnya di sisi persegi

(panjang sisi siku-siku b dan c satuan panjang)

5 4 3 2 1 Menghitung luas persegi baru yang berada di dalam

persegi yang besar (dengan panjang sisi a) yang

luasnya a2

5 4 3 2 1 Menggambar persegi lain yang ukurannya sama

dengan persegi pertama

3. Penilaian Tertulis

Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban terealisasi

dalam bentuk tulisan. Penilaian tertulis adalah jenis tes dimana guru

dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soal dilakukan secara

tertulis dan jawaban yang diberikan oleh peserta didik dilakukan secara

tertulis pula.

Teknik penilaian tertulis:

a. Soal dengan memilih jawaban, yaitu: pilihan ganda, dua

pilihan (ya-tidak, benar-salah), dan menjodohkan.

b. Soal dengan menyuplai jawaban, yaitu: isian singkat atau

melengkapi, uraian terbatas, uraian objektif/non objektif, dan uraian

terstuktur/non terstruktur.

4. Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu

tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu/periode. Dalam

penilaian proyek perlu diperhatikan 3 hal, yaitu:

a. Kemampuan pengelolaan

Kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi dan

mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

14

b. Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahap

pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran.

c. Keaslian

Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan karyanya

Bentuk penugasan kepada siswa secara kelompok untuk

melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan penerapan matematika.

Pada proyek untuk melakukan penilaian dengan rubrik penskoran, guru

perlu membuat rekaman. Ada berbagai macam bentuk rekaman antara

lain menggunakan diagram, daftar cek, skala penilaian dan rekaman

anekdotal. Rekaman anekdotal merupakan deskripsi singkat dari kejadian

tertentu, memuat perilaku yang diamati, latar dimana pengamatan

dilakukan, dan penafsiran terpisah dari kejadian. Rekaman bermanfaat

jika fokus pada kejadian yang bermakna, dicatat segera sesudah kejadian,

memuat informasi yang dapat dipahami kemudian, kejadian yang diamati

dan penafsirannya terpisah. Dalam proyek ada dua penilaian yaitu

penilaian proses dan penilaian produk.

a. Penilaian Proses (Kerjasama)

Tingkat Standar untuk macam kerjasama

4

3

2

1

A. Kerja untuk pencapaian tujuan kelompok

Secara aktif membantu mengenali sasaran kelompok dan

bekerja keras untuk mencapainya

Menyatakan bertanggung jawab terhadap kelompok dan

secara efektif melaksanakan tugas yang telah ditetapkan

Menyatakan bertanggung jawab terhadap kelompok tetapi

tidak melaksanakan tugas yang telah ditetapkan

Tidak bekerja untuk sasaran kelompok atau menentang

sasaran kelompok

4

B. Mendemostrasikan secara efektif kemampuan sosial

Secara aktif memajukan interaksi efektif, mengembangkan

gagasan, dengan kepekaan atas perasaan dan pengetahuan

15

3

2

1

anggota lain

Berpartisipasi dalam kelompok tanpa desakan, menyatakan

gagasan dengan kepekaan atas perasaan dan pengetahuan

anggota lain

Kepekaan atas perasaan dan pengetahuan anggota lain

Berpartisipasi dalam kelompok desakan, atau menyatakan

gagasan tanpa kepekaan atas perasaan dan pengetahuan

anggota lain

Tidak berpartisipasi dalam interaksi kelompok meski ada

desakan/ajakan atau menyatakan gagasan tanpa kepekaan atas

perasaan dan pengetahuan anggota lain

4

3

2

1

C. Menyumbang untuk memelihara kekompakkan kelompok

Secara aktif membantu kelompok untuk mengubah atau

memodifikasi proses dalam kerja kelompok yang perlu dan

bekerja untuk melaksanakan perubahan tersebut

Membantu mengidentifikasi perubahan atau modifikasi

proses dalam kerja kelompok yang perlu dan bekerja untuk

melaksanakan perubahan tersebut

Saat didesak membantu mengidentifikasi perubahan atau

modifikasi proses dalam kerja kelompok yang perlu, minimal

ikut melaksanakan perubahan

Tidak berusaha mengidentifikasi perubahan atau modifikasi

yang perlu meski didesak, atau menolak melakukan

perubahan

4

3

2

1

D. Melakukan secara efektif berbagai tugas dalam kelompok

Secara efektif melakukan tugas ganda dalam kelompok

Secara efektif melakukan dua tugas dalam kelompok

Berusaha melakukan lebih dari satu tugas dalam kelompok

tetapi tidak begitu berhasil dengan tugas kedua

Menolak melakukan lebih dari satu tugas dalam kelompok

16

b. Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan

kualitas suatu produk. Penilaian jenis ini meliputi: penilaian kemampuan

peserta didik terhadap proses pembuatan suatu produk. Pengembangan

produk meliputi tiga tahap, yaitu:

a. Tahap persiapan; meliputi penilaian kemampuan siswa dan

merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan

mendesain produk

b. Tahap pembuatan produk; meliputi penilaian kemampuan siswa

dalam menyeleksi dan menggunakan alat, bahan, dan teknik.

c. Tahap penilaian produk; meliputi penilaian produk siswa sesuai

dengan kriteria yang ditetapkan.

Teknik penilaian produk:

1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk.

Biasanya dilakukan pada tahap ketiga.

2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk. Hal ini

dilakukan pada setiap tahap/proses.

Penilaian Produk

Komponen Nilai poin

1. Diskripsi masalah

2. Metode penelitian

3. Rekaman kerja

4. Data

5. Kesimpulan

6. Laporan

Jumlah

5. Penilaian Sikap

Sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu :

a. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki seseorang atau

penilaiannya terhadap suatu objek. Komponen yang penting dalam

17

aspek afektif yaitu sikap dan minat siswa terhadap pelajaran

matematika.

b. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang

mengenai objek

c. Komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau

berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan objek sikap.

Komponen yang penting dalam aspek afektif yaitu sikap dan minat siswa

terhadap pelajaran matematika. Langkah-langkah penyusunan instrumen

afektif yaitu:

1) Pilih variabel afektif yang akan dinilai, misal: sikap

2) Pilih skala yang digunakan, misal: skala Linkert

3) Telaah instrumen oleh teman sejawat

4) Perbaiki instrumen

5) Siapkan inventari laporan diri

6) Skor inventori

7) Analisis hasil inventori skala sikap dan skala minat

Dalam pemberian skor untuk aspek afektif umumnya digunakan skala

yang mana rentangnya misal 1-5.

Contoh:

No Pernyataan 5 4 3 2 1

1. Matematika membuat saya berpikir

logis, sistematis dan tepat

2. Saya tertarik dengan masalah-masalah

yang berhubungan dengan matematika

3. Matematika adalah pelajaran yang

menyenangkan

Teknik penilaian sikap, yaitu :

a. Observasi perilaku; menggunakan buku catatan khusus tentang

kejadian-kejadian berkaitan dengan siswa.

18

b. Pertanyaan langsung; kita dapat menanyakan langsung tentang suatu

hal dimana jawaban yang tampil merupakan sikap peserta didik itu

terhadap objek sikap.

c. Laporan pribadi; peserta didik memberikan ulasan yang berisikan

ulasan tanggapan tentang suatu masalah.

6. Penilaian Diri

Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian dimana peserta didik

diminta untuk membuat penilaian terhadap dirinya sendiri berkaitan

dengan status, proses dan tingkat kompetensi yang dimilikinya.

Penilaian diri dapat membantu guru memahami keadaan siswa

untuk membantu memonitor kemajuan siswa. Dalam penilaian diri siswa

dilibatkan secara aktif dalam penilaian untuk melihat hasil belajarnya,

dan guru melibatkan secara aktif dalam penilaian untuk mengetahui

perkembangan tugas kegiatan belajar mengajarnya.

Refleksi penilaian diri yang benar adalah siswa sebagai guru pada

dirinya sendiri. Guru mendukung siswanya ke arah yang lebih baik.

Siswa membutuhkan petunjuk refleksinya dengan pertanyaan berikut :

Bagaimana saya merasakan pelajaran?

Apa yang saya temukan setelah saya belajar?

Apa langkah berikutnya?

Dalam hal apa saja saya membutuhkan perbaikan?

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan penilaian

diri/evaluasi diri, yakni:

a. Menentukan standar kompetensi, kompetesi dasar dan pencapaian

indikator yang akan dinilai.

b. Menentukan kriteria yang akan digunakan merancang dan

merumuskan format penilaian (pedoman penskoran, skala penilaian,

kriteria penilaian, dan lain-lain).

c. Meminta peserta didik melakukan evaluasi diri.

19

d. Guru menganalisis hasil penilaian secara acak.

e. Hasil evaluasi diri peserta didik dapat disampaikan kepada peserta

didik (Anonim, Juni 2010).

Keuntungan penggunaan penilaian diri :

a. Dapat menumbuh kembangkan rasa percaya diri peserta didik, karena

mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri.

b. Peserta didik mengetahui kemampuan dam kelemahan dirinya

c. Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk

berbuat jujur.

E. Penilaian Berkelanjutan dan Jenis Tagihan

Sistem penilaian berbasis kemampuan dasar merupakan sistem

penilaian yang direncanakan dalam sistem penilaian berkelanjutan. Penilaian

berkelanjutan adalah penilaian yang melibatkan semua indikator melalui

pengembangan soal yang terkait, hasilnya dianalisis untuk menentukan

kemampuan dasar mana yang telah atau belum dimiliki siswa serta kesulitan-

kesulitan yang dihadapinya. Penilaian berkelanjutan mendukung upaya

memandirikan siswa untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri.

Untuk mengevaluasi hasil pembelajaran berdasarkan prinsip

kontinuitas diperlukan tagihan kepada siswa untuk mengetahui penguasaan

materi pembelajaran yang dilakukan. Tagihan adalah cara bagaimana ujian

(penilaian) dilakukan. Jenis tagihan yang dapat dilakukan, antara lain :

1. Ulangan Harian

Ulangan harian dilakukan secara periodik dan umumnya diberikan

setelah selesainya satu atau dua materi pelajaran. Fungsinya untuk

mengukur siswa setelah belajar satu kompetensi dasar.

2. Tugas Kelompok

Tugas kelompok dimaksudkan sebagai latihan bagi siswa untuk

mengembangkan latihan kerja serta digunakan untuk menilai kompetensi

kerja kelompok.

3. Pekerjaan Rumah

20

Tugas pekerjaan rumah dimaksudkan untuk mengulang materi pelajaran

yang telah dijelaskan di sekolah. Soal yang diberikan merupakan

pengembangan dari contoh yang diberikan.

4. Kuis

Kuis merupakan tes yang membutuhkan waktu singkat yang berkisar

antara 10-15 menit. Pertanyaan hanya merupakan hal yang prinsip saja

dan bentuk jawabannya merupakan isian singkat.

5. Tugas Individu

Tugas ini dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk

pembuatan kliping, makalah, dan yang sejenisnya. Tugas ini

dimaksudkan sebagai latihan bagi siswa untuk mengembangkan wawasan

dan kemampuan berfikir.

6. Tes Lisan

Pertanyaan yang diberikan berupa pengetahuan atau pemahaman tentang

konsep, prinsip, atau teorema.

7. Ulangan Tengah Semester

Ulangan tengah semester merupakan tes yang diberikan kepada siswa

pada pertengahan semester dengan bahan beberapa pokok bahasan yang

telah diberikan.

8. Ulangan Akhir Semester

Ulangan akhir semester merupakan tes yang diberikan kepada siswa pada

akhir semester dengan bahan semua pokok bahasan yang telah diberikan.

Materi yang disusun berdasarkan kisi-kisi soal. Bentuk soal dapat berupa

uraian objektif atau campuran pilihan ganda dan uraian objektif.

9. Responsi atau Ujian Praktik

Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan

praktikumnya. Ujian responsi bisa dilakukan di awal praktik atau akhir

praktik.

10. Laporan Kerja Praktik

Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan

praktikumnya. Siswa biasa diminta untuk mengamati suatu gejala dan

21

melaporkannya. Bentuk instrumen dapat dikatagorikan menjadi dua,

yaitu tes dan non tes.

F. Kelebihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan

pendidikan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan

pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman

kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di

lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal. Dengan

adanya penyeragaman ini, sekolah di kota sama dengan sekolah di daerah

pinggiran maupun di daerah pedesaan. Penyeragaman kurikulum ini juga

berimplikasi pada beberapa kenyataan bahwa sekolah di daerah pertanian

sama dengan sekolah yang daerah pesisir pantai, sekolah di daerah

industri sama dengan di wilayah pariwisata. Oleh karenanya, kurikulum

tersebut menjadi kurang operasional, sehingga tidak memberikan

kompetensi yang cukup bagi peserta didik untuk mengembangkan diri

dan keunggulankhas yang ada di daerahnya. Untuk itulah kehadiran

KTSP diharapkan dapat memberikan jawaban yang konkrit terhadap

mutu dunia pendidikan di Indonesia.

2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah

untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan

program-program pendidikan.

Dengan berpijak pada panduan kurikulum tingkat satuan

pendidikan dasar dan menengah yang dibuat oleh BNSP, sekolah diberi

keleluasaan untuk merancang, mengembangkan, dan

mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi,

22

dan potensi keunggulan lokal yang bisa dimunculkan oleh sekolah.

Sekolah bisa mengembangkan standar yang lebih tinggi dari standar isi

dan standar kompetensi lulusan.

3. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitik beratkan

dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi

kebutuhan siswa.

Sesuai dengan kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang

tertuang dalam Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar

Isi (SI) dan Peraturan Mendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan (SKL), sekolah diwajibkan menyusun

kurikulumnya sendiri. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu

memungkinkan sekolah menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu

yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh misalnya,

sekolah yang berada dalam kawasan pariwisata dapat lebih memfokuskan

pada mata pelajaran bahasa Inggris atau mata pelajaran di bidang

kepariwisataan lainnya.

4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan

memberatkan kurang lebih 20%.

Dengan diberlakukannya KTSP itu nantinya akan dapat

mengurangi beban belajar sebanyak 20% karena KTSP tersebut lebih

sederhana. Di samping jam pelajaran akan dikurangi antara 100-200 jam

per tahun, bahan ajar yang dianggap memberatkan siswa pun akan

dikurangi. Meskipun terdapat pengurangan jam pelajaran dan bahan ajar,

KTSP tetap memberikan tekanan pada pengembangan kompetensi siswa.

5. KTSP memberikan peluang yang lebih jelas kepada sekolah-sekolah plus

untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.

Pola kurikulum baru (KTSP) akan memberi angin segar pada

sekolah-sekolah yang menyebut dirinya nasional plus. Sekolah-sekolah

swasta yang kini marak bermunculan itu sejak beberapa tahun terakhir

telah mengembangkan variasi atas kurikulum yang ditetapkan

23

pemerintah. Sehingga ketika pemerintah kemudian justru mewajibkan

adanya pengayaan dari masing-masing sekolah, sekolah-sekolah plus itu

jelas akan menyambut gembira.

6. Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.

7. Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru

untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi

sekolah, kemampuan siswa dan kondisi daerahnya masing-masing.

8. Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada

pemahaman, kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yang

berkaitan dengan pekerjaan masyarakat sekitar.

9. Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik

kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.

Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses

perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian,

sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan

kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.

10. Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menyusun dan

mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat

mengakomodasikan potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan peserta

didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.

11. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk

memberikan kemudahan belajar siswa.

12. Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar

sekolah, masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi

peserta didik.

G. Kelemahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada

kebanyakan satuan pendidikan yang ada.

Pola penerapan KTSP atau kurikulum 2006 terbentur pada masih

minimnya kualitas guru dan sekolah. Sebagian besar guru belum bisa

24

diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk

menjabarkan panduan kurikulum itu (KTSP), baik di atas kertas maupun

di depan kelas. Selain disebabkan oleh rendahnya kualifikasi, juga

disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreativitas

guru.

2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai

kelengkapan dari pelaksanaan KTSP

Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap dan representatif

merupakan salah satu syarat yang paling urgen bagi pelaksanaan KTSP.

Sementara kondisi di lapangan menunjukkan masih banyak satuan

pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas

penunjang yang menjadi syarat utama pemberlakuan KTSP.

3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif

baik konsepnya, penyusunannya maupun praktiknya di lapangan

Masih rendahnya kuantitas guru yang diharapkan mampu

memahami dan menguasai KTSP dapat disebabkan karena pelaksanaan

sosialisasi masih belum terlaksana secara menyeluruh. Jika tahapan

sosialisasi tidak dapat tercapai secara menyeluruh, maka pemberlakuan

KTSP secara nasional yang targetnya hendak dicapai paling lambat tahun

2009 tidak memungkinkan untuk dapat dicapai.

4. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran

akan berdampak berkurangnya pendapatan para guru.

Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) akan

menambah persoalan di dunia pendidikan. Selain menghadapi

ketidaksiapan sekolah berganti kurikulum, KTSP juga mengancam

pendapatan para guru. Sebagaimana diketahui rekomendasi BSNP terkait

pemberlakuan KTSP tersebut berimplikasi pada pengurangan jumlah jam

mengajar. Hal ini berdampak pada berkurangnya jumlah jam mengajar

para guru. Akibatnya, guru terancam tidak memperoleh tunjangan profesi

dan fungsional.

25

LATIHAN SOAL

1. Untuk mengetahui penguasaan materi pembelajaran oleh siswa-siswanya,

guru perlu melakukan .…

a. Tagihan

b. Tes mendadak

c. Ujian susulan

d. Ujian paket

e. Persentasi

2. Laporan Kerja Praktik adalah salah satu dari jenis .…

a. Tagihan

b. Ujian

c. Ulangan harian

d. Laporan tugas

e. Laporan untuk guru

3. Jenis tagihan yang tidak dapat dilakukan dalam mata pelajaran matematika

adalah .…

a. Ujian semester

b. UTS

c. Kuis

d. Laporan Kerja Praktik

e. LKS

4. KTSP adalah singkatan dari .…

a. Kurikulum Tingkat Sekolah Pertama

26

b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

c. Kompetensi Tingkat Satuan Pendidikan

d. Kompetensi Tinggi Sekolah Pertama

e. Kurikulum Tinggi Sekolah Pendidikan

5. KTSP diterapkan pertama kali pada tahun .…

a. 2004 c. 2006 e. 2008

b. 2005 d. 2007

6. Alasan pemerintah menerapkan sistem KTSP pada sekolah-sekolah adalah

….

a. Untuk menyeragamkan kurikulum di seluruh Indonesia agar para

penerus bangsa mendapatkan pendidikan yang layak dan merata

b. KTSP lebih cocok untuk diterapkan di indonesia dari pada kurikulum

yang lain

c. KTSP dapat membuat siswa-siswa bersaing untuk berprestasi dan

mendapat mewujudkan cita-cita bangsa sesuai pada Pembukaan UUD

1945

d. Penyeragaman kurikulum menjadikan sekolah kurang operasional,

sehingga tidak memberikan kompetensi yang cukup bagi peserta didik

untuk mengembangkan diri dan keunggulan khas yang ada di

daerahnya

e. Agar guru dapat menuangkan kreativitasnya dalam membuat dan

mengembangkan kurikulum yang cocok untuk sekolahnya

7. KTSP diterima dengan baik oleh sekolah-sekolah unggulan karena…

a. KTSP memberikan peluang yang lebih jelas kepada sekolah-sekolah

plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan

b. KTSP memberikan kebebasan guru untuk bereksperimen

c. KTSP sangat menguntungkan bagi guru dan siswa bila diterapkan

d. KTSP menjadikan para guru lebih kreatif dan aktif untuk membantu

siswanya dalam menguasai materi

e. KTSP sangat cocok dan baik jika diterapkan di sekolah-sekolah

unggulan

27

8. Tugas guru menurut KTSP adalah .…

a. Guru sebagai pengajar, pelatih, pembuat kurikulum dan pembimbing

b. Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih, fasilitator dan

pengembang kurikulum

c. Guru sebagai pengajar, pembimbing, fasilitator, pelatih dan mengatur

para siswa

d. Guru sebagai motivator, pengembang kurikulum, pembuat kurikulum

dan mengajar siswa

e. Guru sebagai pamong, motivator, pembimbing, fasilitator dan pengajar

9. Di dalam penerapannya, banyak guru yang kurang setuju dengan

bergantinya kurikulum lama dengan KTSP terutama guru honorer dan

guru swasta karena .…

a. Sangat susah diterapkan pada siswa didiknya

b. Tugas-tugas guru menjadi sangat banyak

c. Para guru malas untuk mempelajari kurikulum yang baru

d. Gaji atau upah para guru harus berkurang akibat dari berkurangnya

jam pelajaran

e. Guru menjadi bingung jika terus berganti-ganti kurikulum

10. Yang bukan termasuk jenis tagihan untuk siswa adalah .…

a. Ulangan Akhir Semester

b. Ulangan Harian

c. LKS

d. Laporan Kerja Praktik

e. Tes Lisan

11. Salah satu kelebihan KTSP adalah .…

a. Mudah diterapkan di sekolah manapun

b. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan

pendidikan

c. Membuat siswa lebih bersemangat untuk mendapatkan prestasi yang

tinggi

d. Sangat sulit diterapkan disekolah-sekolah

28

e. Mendorong siswa agar lebih kreatif dan aktif dalam kegiatan belajar

mengajar

12. BSNP adalah singkatan dari .…

a. Badan Sekolah Nasional Pendidikan

b. Badan Sistem Nasional Pertama

c. Badan Standar Negeri Pendidikan

d. Badan Sekolah Negeri Pendidikan

e. Badan Standar Nasional Pendidikan

13. Kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan

oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu

mengembangkannya, adalah pengertian dari ....

a. Kurikulum 1974

b. Kurikulum 1979

c. Kurikulum Berbasis Kompetensi

d. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

e. Kurikulum 1994

14. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diatur oleh ....

a. UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 35

b. UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 36

c. UU No.21 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 35

d. UU No.21 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 36

e. UU No.22 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 35

15. Pengembangan KTSP berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum

yang disusun oleh BSNP dengan mengacu pada ....

a. Standar Kompetensi

b. Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan

c. Kompetensi Dasar

d. Kurikulum dan Standar Isi

e. Kurikulum dan Standar Kompetensi Kelulusan

16. Di bawah ini yang bukan merupakan prinsip dalam mengembangkan

KTSP adalah ....

29

a. Menyeluruh dan berkesinambungan

b. Belajar sepanjang hayat

c. Beragam dan terpadu

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

e. Seimbang antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum

17. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan

lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam

keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

Pernyataan tersebut merupakan salah satu prinsip pengembangan KTSP,

yaitu ....

a. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

b. Beragam dan terpadu

c. Menyeluruh dan berkesinambungan

d. Belajar sepanjang hayat

e. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

18. Berikut ini merupakan pelaksanaan pembelajaran :

i) Pre test

ii) Pembentukan kompetensi

iii) Post test

iv) Kuis

Yang merupakan pelaksanaan pembelajaran KTSP adalah ....

a. i, ii, dan iii

b. i, ii, dan iv

c. i, iii, dan iv

d. ii, iii, dan iv

e. Semua benar

19. Kegiatan yang dilakukan pada akhir pelaksanaan pembelajaran yang

kegunaannya untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap

kompetensi yang ditentukan serta sebagai bahan acuan untuk melakukan

perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran baik terhadap perencanaan,

pelaksanaan maupun evaluasi adalah ….

30

a. Pre test

b. Pembentukan kompetensi

c. Post test

d. Kuis

e. Pengayaan

20. i) Valid

ii) Mendidik

iii) Berorientasi pada kometensi

iv) Adil

Hal-hal di atas termasuk pada ....

a. Prinsip pengembangan KTSP

b. Pelaksanaan pembelajaran KTSP

c. Prinsip sistem penilaian KTSP

d. Ragam penilaian KTSP

e. Penilaian portofolio

21. Penilaian dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur termasuk

mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa, merupakan pengertian

dari ....

a. Valid

b. Berorientasi pada kompetensi

c. Berkesinambungan

d. Terbuka

e. Variatif

22. i) Valid

ii) Adil

iii) Berorientasi pada kometensi

iv) Beragam

v) Kreatif

Yang tidak termasuk pada prinsip sistem penilaian KTSP adalah ....

a. i dan ii

b. i dan iii

31

c. ii dan iii

d. iv dan v

e. i dan v

23. Berikut adalah gagasan dari portofolio yang telah diterima secara luas,

kecuali ....

a. Portofolio menyajikan perkembangan dan belajar siswa secara

berkelanjutan.

b. Portofolio menyajikan tujuan dari guru dan siswa sekaligus.

c. Portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih.

d. Portofolio melibatkan pekerjaan siswa yang sesungguhnya.

e. Portofolio tidak memperlihatkan bukti refleksi diri siswa.

24. Kemampuan mengidentifikasi pola, membuat dugaan, menulis

pembuktian, menjelaskan mengapa dan bagaimana, dan merumuskan

sesuatu, merupakan aspek yang harus diperhatikan yaitu ….

a. Penyelesaian masalah

b. Penalaran

c. Komunikasi

d. Evaluasi

e. Khayalan

25. Keuntungan portofolio sebagai alat penilaian, kecuali ….

a. Memberikan gambaran lengkap tentang pencapaian matematika dan

perkembangannya.

b. Melibatkan siswa dalam proses penilaian dan memperhatikan tujuan

belajar yang berkelanjutan.

c. Mengukur kemampuan sikap siswa sekaligus memberikan perbedaan

individu antara siswa.

d. Dapat digunakan untuk mendokumentasikan prestasi siswa.

e. Dapat menurunkan kemampuan evaluasi diri.

26. i) Waktu relatif lama

ii) Banyak siswa dalam satu kelas

32

iii) Penyediaan format-format yang digunakan secara lengkap dan detail

dapat juga menjebak.

Yang merupakan kelemahan penilaian portofolio adalah ….

a. i dan iii

b. ii dan iii

c. i dan ii

d. Semua benar

e. Semua salah

27. Penilaian yang digunakan untuk mengetes kemampuan siswa dalam

mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilannya pada berbagai

situasi nyata dan konteks tertentu ….

a. Penilaian portofolio

b. Penilaian kinerja

c. Penilaian tertulis

d. Penilaian proyek

e. Penilaian preses

28. i) Daftar cek

ii) Soal Pilihan Ganda

iii) Skala Penilaian

iv) Soal Esay

Berikut adalah teknik penilaian kinerja yang benar ….

a. i dan ii

b. i dan iv

c. i dan iii

d. iii dan iv

e. ii dan iv

29. Jenis tes dimana guru dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soal

dilakukan secara tertulis dan jawaban yang diberikan oleh peserta didik

dilakukan secara tertulis pula disebut ….

a. penilaian kinerja

b. penilaian produk

33

c. penilaian sikap

d. penilaian diri

e. penilaian tertulis

30. Kemampuan pengelolaan, relevansi, dan keaslian merupakan hal yang

perlu diperhatikan dalam ….

a. penilaian tertulis

b. penilaian portofolio

c. penilaian proyek

d. penilaian produk

e. penilaian diri

31. Penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk ….

a. penilaian tertulis

b. penilaian portofolio

c. penilaian proyek

d. penilaian produk

e. penilaian diri

32. Berikut adalah langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan

penilaian diri :

i) Menentukan standar kompetensi, kompetesi dasar dan pencapaian

indikator yang akan dinilai.

ii) Meminta peserta didik melakukan evaluasi diri.

iii) Menentukan kriteria yang akan digunakan merancang dan

merumuskan format penilaian

iv) Hasil evaluasi diri peserta didik dapat disampaikan kepada peserta

didik.

v) Guru menganalisis hasil penilaian secara acak.

Urutan yang benar adalah ….

a. iii, i, ii, v, iv

b. i, iii, ii, iv, v

c. i, iii, ii, v, iv

d. ii, i, iii, v, iv

34

e. ii, iii, i, iv, v

JAWABAN 1. A 11. B 21. E

2. A 12. E 22. D

3. D 13. D 23. E

4. B 14. B 24. B

5. C 15. B 25. E

6. D 16. E 26. D

7. A 17. B 27. B

8. B 18. A 28. C

9. D 19. C 29. E

10. C 20. C 30. C

31. D

32. C

35

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Sudrajat (2008). Penilaian Hasil Belajar. Tersedia online pada http://akhmadsudrajat.wordpress.com.2008/05/01/penilaian-hasil-belajar.

Depdiknas. 2006. Model Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Dharma Bakti

Depdiknas (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA. Tersedia online pada http://www.puskur.co.id , Juli 2010.

Hudojo, Herman. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran

Kusno. 2005. Penilaian Proses dan Hasil Belajar. Purwokerto : UMP

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta : Grasindo.

Matematika. JICA. Universitas Negeri Malang

Suherman.E. 1993. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Bandung. Depdikbud

36