pedoman pelayanan perizinan pedagang...

44
PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG BESAR FARMASI DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2011

Upload: hamien

Post on 04-Feb-2018

275 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN

PEDAGANG BESAR FARMASI

DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2011

Page 2: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya,

sehingga penyusunan Pedoman Pelayanan Perizinan Pedagang Besar Farmasi (PBF)

dapat diselesaikan.

Penyusunan buku ini dimaksudkan sebagai petunjuk pelaksanaan Pelayanan Perizinan

Pedagang Besar Farmasi bagi pelaku usaha, dan juga merupakan upaya untuk

menjamin pelaksanaan pelayanan prima kepada masyarakat sebagai wujud dari

penerapan prinsip-prinsip clean government dan good governance secara universal.

Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi.

Semoga pedoman ini dapat digunakan sebagai acuan bagi petugas kesehatan pusat

dan daerah, pelaku usaha yang melaksanakan Pelayanan Perizinan Pedagang Besar

Farmasi .

Kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan buku pedoman ini.

Jakarta, 2011

Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Drs. T. Bahdar J. Hamid, Apt., M.Pharm NIP 19560807 19860311001

Page 3: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

ii

KATA SAMBUTAN

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, bahwa atas

perkenanan-Nya, buku Pedoman Pelayanan Perizinan Pedagang Besar Farmasi ini

dapat diselesaikan.

Dengan telah disusunnya pedoman ini, diharapkan tatacara izin pedagang besar farmasi

menjadi lebih terarah dan dapat dijadikan dasar untuk menyamakan alur sistem dari

proses perizinan tersebut, sehingga dapat menjamin ketepatan waktu yang efisien dan

efektif.

Pedoman ini merupakan salah satu upaya merespon adanya perubahan dalam

Perizinan Pedagang Besar Farmasi, yaitu dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011 tanggal 13 Juni 2011 tentang

Pedagang Besar Farmasi.

Kami berharap dengan diterbitkannya buku Pedoman Pelaksanaan Pelayanan

Perizinan Pedagang Besar Farmasi ini dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan

proses perizinan dan dapat memberi manfaat bagi pelaku usaha dalam melakukan

pengajuan perijinan secara efektif, efisien dan transparan sehingga dapat menciptakan

iklim yang kondusif dalam berusaha.

Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak

yang telah berkontribusi dalam rangka penyusunan Pedoman Pelayanan Perizinan dan

Pembinaan Pedagang Besar Farmasi. -

Semoga Allah SWT memberkahi hasil kerja kita, sehingga dapat bermanfaat bagi

masyarakat dan bangsa Indonesia.

Jakarta, 2011

Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Drs. T. Bahdar J. Hamid, Apt., M.Pharm NIP 19560807 19860311001

Page 4: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i

KATA SAMBUTAN........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

SK DIREKTUR TENTANG PEDOMAN PERIZINAN PEDAGANG BESAR FARMASI…. v

SK TIM PENYUSUNAN ................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

1. LATAR BELAKANG........................................................................................... 1

2. TUJUAN............................................................................................................. 1

3. SASARAN.......................................................................................................... 2

4. PENGERTIAN.................................................................................................... 2

BAB II RUANG LINGKUP IZIN PEDAGANG BESAR FARMASI.................................... 4

1. JENIS PERMOHONAN IZIN PEDAGANG BESAR FARMASI.......................... 4

2. MASA BERLAKU IZIN ...................................................................................... 4

3. PENCABUTAN IZIN PEDAGANG BESAR FARMASI…….........………………. 4

4. PELAPORAN ………………………………………………………….................... 5

BAB III PELAYANAN PERIZINAN .................................................................................. 6

1. ALUR PERMOHONAN PERIZINAN PEDAGANG BESAR FARMASI..........6

1.1. PERSYARATAN DAN EVALUASI IZIN PEDAGANG BESAR FARMASI.....................................................................................7

2. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR IZIN PEDAGANG BESAR

FARMASI ......................................................................................................................13

3. TATA CARA PENYERAHAN IZIN................................................................14

4. MONITORING DAN EVALUASI PELAYANAN ............................................15

4.1 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR............................................15

a. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN ...............15

Page 5: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

iv

b. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN KELUHAN ......................................................................................15

c. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENILAIAN BERKAS....15

d. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYERAHAN IZIN…..15

e. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGGANTIAN

PETUGAS LOKET .........................................................................16

4.2 KENDALI KERJA.................................................................................16

4.3 PELENGKAP INFORMASI..................................................................16

4.4 EVALUASI...........................................................................................16 BAB IV PENUTUP...........................................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 18 LAMPIRAN ................................................................................................................19-45

Page 6: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

v

KEPUTUSAN

DIREKTUR BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

NOMOR : HK.03.06/01/424/2011

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG BESAR FARMASI

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang pelayanan perizinan prima di bidang izin Pedagang Besar Farmasi, perlu disusun pedoman pelaksanaan perizinan Pedagang Besar Farmasi yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur Bina Produksi Dan Distribusi Kefarmasian;

Mengingat : 1. Ordonansi Obat Keras (Staatsblad Nomor 419 tahun 1949);

2. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika;

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;

5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;

6. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika;

7. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;

8. Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kab/Kota;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kesehatan;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2010 tentang Prekursor;

13. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen;

Page 7: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

vi

14. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi,Tugas, dan Fungsi Eselon 1 Kementerian Negara;

15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional;

16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan RI;

18.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi;

M E M U T U S K A N

Menetapkan :

Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG BESAR FARMASI;

Kedua : Pedoman Pelayanan Perizinan Pedagang Besar Farmasi, sebagaimana dimaksud pada diktum pertama sebagai landasan kerja pelaksanaan pelayanan perizinan Pedagang Besar Farmasi ;

Ketiga : Pedoman Pelaksanaan Pelayanan perizinan Pedagang Besar Farmasi, sebagaimana dimaksud pada Diktum Kedua agar digunakan sebagai pedoman oleh bagi semua pihak yang terkait dalam proses pelayanan perizinan Pedagang Besar Farmasi di Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian.

Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 11 Juli 2011

Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Drs.T.Bahdar J.Hamid,Apt.,M.Pharm NIP 19560807 19860311001

Page 8: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

vii

KEPUTUSAN

DIREKTUR BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

NOMOR : HK. 03.06/01/425/2011

TENTANG

TIM PENYUSUN PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG BESAR FARMASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN,

Menimbang : bahwa dalam rangka mempersiapkan serta menyelenggarakan

Pedoman Pelayanan Perizinan Pedagang Besar Farmasi perlu dibentuk Tim Penyusun Pedoman Pelayanan Perizinan Pedagang Besar Farmasi yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN TENTANG TIM PENYUSUN PEDOMAN PEMBINAAN PEDAGANG BESAR FARMASI;

KEDUA : Membentuk Tim Penyusun Pedoman Pelayanan Perizinan Pedagang Besar Farmasi dengan susunan keanggotaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;

KETIGA : Tugas Tim sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA sebagai berikut: 1. Mengadakan rapat-rapat persiapan dan koordinasi dengan pihak

terkait;

2. Menyusun Draft Pedoman Pelayanan Perizinan Pedagang Besar

Farmasi;

Page 9: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

viii

3. Melaksanakan pembahasan Draft Pedoman Pelayanan Perizinan

Pedagang Besar Farmasi; dan

4. Menyempurnakan draft setelah mendapat masukan dalam

pembahasan.

KEEMPAT : Dalam melakukan tugasnya Tim bertanggung jawab kepada Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian;

KELIMA : Masa tugas Tim terhitung mulai tanggal ditetapkannya Keputusan ini sampai dengan akhir Tahun 2011;

KEENAM : Segala biaya yang timbul dalam pelaksanaan tugas Tim dibebankan pada DIPA Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2011;

KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 11 Juli 2011

Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Drs.T.Bahdar J.Hamid,Apt.,M.Pharm NIP 19560807 19860311001

Page 10: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

ix

Lampiran Keputusan Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Nomor : HK. 03.06/01/425/2011 Tanggal : 11 Juli 2011

TIM PENYUSUN

PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG BESAR FARMASI

Penasehat : Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Penanggung Jawab : Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Ketua : Kepala Sub Direktorat Produksi dan Distribusi Obat dan Obat

Tradisional;

Sekretaris : Kepala Seksi Perizinan Sarana Produksi dan Distribusi;

Anggota : 1. Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas;

2. Kepala Seksi Standarisasi Produksi dan Distribusi

3. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Bina Produksi

dan Distribusi Kefarmasian;

4. Kepala Sub Direktorat Produksi dan Kosmetika dan

Makanan;

5. Kepala Seksi Standarisasi Produksi Kosmetika dan

Makanan;

6. Kepala Seksi Perizinan Produksi Kosmetika;

7. Kepala Sub Direktorat Produksi dan Distribusi Narkotika;

8. Kepala Seksi Sediaan Farmasi Khusus;

9. Kepala Sub Direktorat Kemandirian Obat dan Bahan Baku

Obat;

10. Kepala Seksi Kerjasama;

11. Kepala Seksi Analisis Obat dan Bahan Baku Obat;

12. Kepala Sub Bagian Hukum

13. Damaris Parrangan;

14. Nofiyanti;

15. Sri Suratini, S.Si., Apt.;

16. Sandy Wifaqah, S. Farm., Apt

Page 11: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

x

Sekretariat : 1. Isnaeni Diniarti, S.Farm., Apt;

2. Diara Oktania;

3. Ari Ariefah Hidayati, S.Farm., Apt.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 11 Juli 2011

Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Drs.T.Bahdar J.Hamid,Apt.,M.Pharm NIP 19560807 19860311001

Page 12: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Dalam rangka melindungi masyarakat terhadap peredaran obat dan bahan obat

yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu maka

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian melaksanakan pembinaan dan

pengendalian di bidang peredaran obat dan bahan obat. Pembinaan secara

menyeluruh dimaksudkan agar obat dan bahan obat yang beredar dan digunakan

oleh masyarakat telah memenuhi syarat dan tidak merugikan kesehatan

masyarakat.

Dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI, yaitu Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 1148/MENKES/PER/VI/2011 tanggal 13 Juni 2011

tentang Pedagang Besar Farmasi dan beberapa peraturan teknis lainnya,

menggantikan peraturan yang sebelumnya karena sudah tidak sesuai lagi dengan

kebutuhan, kondisi dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi terkini.

Terbitnya peraturan baru ini, Pemerintah dituntut untuk menerapkan prinsip-prinsip

Clean Goverment dan Good Governance secara universal dan diyakini menjadi

prinsip yang diperlukan untuk memberikan pelayanan publik prima kepada

masyarakat. Kualitas pelayanan publik prima dapat dapat diukur dengan ada

tidaknya suap, ada tidaknya SOP, kesesuaian proses pelayanan dengan SOP yang

ada, keterbukaan informasi, keadilan dan kecepatan dalam pemberian pelayanan

dan kemudahan masyarakat melakukan pengaduan.

Pemerintah wajib melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

terhadap produksi dan distribusi obat dan bahan obat, terutama pada era

perdagangan bebas dalam rangka melindungi masyarakat dari efek yang tidak

diinginkan dan sekaligus dapat memberikan iklim yang kondusif bagi dunia usaha.

Oleh karena itu, Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian perlu

menyusun pedoman pelaksanaan pelayanan perizinan Pedagang Besar Farmasi

sebagai acuan dalam pelaksanaan proses perizinan Pedagang Besar Farmasi.

2. TUJUAN

a. Sebagai acuan pelaksanaan proses perizinan Pedagang Besar Farmasi

b. Sebagai panduan bagi pelaku usaha dalam pengurusan perizininan Pedagang

Besar Farmasi

Page 13: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

2

3. SASARAN

a. Petugas pelaksana pelayanan perizinan

b. Pelaku Usaha di bidang Sarana Produksi dan Distribusi Obat dan Bahan Obat

4. PENGERTIAN 1) Pedagang Besar Farmasi yang selanjutnya disingkat PBF adalah perusahaan

berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan,

penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

2) PBF Cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk

melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat

dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

3) Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang

digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan

patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,

pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia .

4) Bahan Obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat yang

digunakan dalam pengolahan obat dengan standar dan mutu sebagai bahan

baku farmasi termasuk baku pembanding.

5) Cara Distribusi Obat yang Baik yang selanjutnya disingkat CDOB adalah cara

distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk

memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan dan

tujuan penggunaannya.

6) Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan yang selanjutnya

disebut Kepala Balai POM adalah kepala unit pelaksana teknis di lingkungan

Badan Pengawas Obat dan Makanan.

7) Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan yang selanjutnya disebut Kepala

Badan, adalah Kepala Badan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang

pengawasan obat dan makanan.

Page 14: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

3

8) Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada Kementerian Kesehatan yang

tugas dan tanggung jawabnya di bidang pembinaan kefarmasian dan alat

kesehatan.

9) Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

kesehatan.

Page 15: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

4

BAB II

RUANG LINGKUP IZIN PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF)

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan perizinan Pedagang Besar

Farmasi, perlu pengaturan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi,. Adapun ruang lingkup

ini meliputi :

1. JENIS PERMOHONAN IZIN a. Izin Baru : untuk pertama kalinya

b. Perubahan : perubahan izin dikarenakan adanya :

1) pergantian Penanggung Jawab,

2) perubahan alamat kantor/gudang,

3) pindah alamat kantor/gudang,

4) perubahan nama dan

5) penambahan gudang

wajib mengajukan perubahan izin dengan tembusan kepada Kepala Badan,

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM.

Izin perubahan dikeluarkan setelah menerima rekomendasi dari Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi mengeluarkan perubahan izin.

c. Perpanjangan : pembuatan izin setelah masa berlaku habis wajib mengajukan

perpanjangan izin .

2. MASA BERLAKU IZIN

a. Izin usaha Pedagang Besar Farmasi (PBF) berlaku 5 (lima) tahun dan dapat

diperpanjang selama memenuhi persyaratan;

b. Pengakuan PBF Cabang berlaku mengikuti jangka waktu izin PBF

3. PENCABUTAN IZIN Izin Pedagang Besar Farmasi beserta cabangnya dicabut apabila : a. Tidak mempekerjakan Apoteker Penanggung Jawab yang memiliki surat izin

kerja ; atau

b. Tidak aktif lagi dalam penyaluran obat selama 1 (satu) tahun; atau

Page 16: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

5

c. Tidak lagi memenuhi persyaratan usaha sebagaimana ditetapkan dalam

peraturan; atau

d. Tidak lagi menyampaikan informasi Pedagang Besar Farmasi tiga kali dalam

berturut-turut; dan atau

e. Tidak memenuhi Tata Cara Penyaluran Perbekalan Farmasi sesuai peraturan

perundang-undangan.

4. PELAPORAN Setiap 3 (tiga) bulan meliputi kegiatan Penerimaan dan Penyaluran obat dan / atau

bahan obat kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan,

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM.

Page 17: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

6

BAB III

PELAYANAN PERIZINAN

1. ALUR PERMOHONAN PERIZINAN PEDAGANG BESAR FARMASI Dalam pelaksanaan pelayanan izin Pedagang Besar Farmasi, pelaksana pelayanan

perizinan dan pemohon harus mengikuti alur tata cara perizinan sebagai berikut :

Tata cara permohonan perizinan PBF : a. Untuk memperoleh izin PBF, pemohon harus mengajukan permohonan kepada

Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi,

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Kepala Balai POM dengan

menggunakan contoh Formulir 1;

b. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya tembusan

permohonan kepala dinas kesehatan provinsi melakukan verifikasi kelengkapan

administratif;

Page 18: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

7

c. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya tembusan

permohonan Kepala Balai POM melakukan audit pemenuhan persyaratan

CDOB;

d. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak dinyatakan memenuhi

kelengkapan administratif, kepala dinas kesehatan provinsi mengeluarkan

rekomendasi pemenuhan kelengkapan administratif kepada Direktur Jenderal

dengan tembusan kepada Kepala Balai POM dan pemohon dengan

menggunakan contoh Formulir 2;

e. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak dinyatakan memenuhi

persyaratan CDOB, Kepala Balai POM mengeluarkan rekomendasi hasil analisis

pemenuhan persyaratan CDOB kepada Direktur Jenderal dengan tembusan

kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan pemohon dengan menggunakan

contoh Formulir 3;

f. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima rekomendasi,

Direktur Jenderal menerbitkan izin PBF dengan menggunakan contoh Formulir 4;

g. Pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada

Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Balai POM dan kepala dinas

kesehatan provinsi dengan menggunakan contoh Formulir 5;

h. Paling lama 12 (dua belas) hari kerja sejak diterimanya surat pernyataan

sebagaimana dimaksud pada butir (6), Direktur Jenderal menerbitkan izin PBF

dengan tembusan kepada Kepala Badan, kepala dinas kesehatan provinsi,

kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan Kepala Balai POM.

2. PERSYARATAN DAN EVALUASI PERIZINAN PEDAGANG BESAR FARMASI

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi dalam

menyalurkan obat dan bahan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan Cara

Distribusi Obat yang Baik (CDOB). 2. 1. Persyaratan Izin Pedagang Besar Farmasi Obat dan / Bahan Obat

No Persyaratan

1. Surat permohonan harus ditandatangani oleh direktur utama atau

pengurus dan calon apoteker penanggung jawab

2. Berbadan hukum berupa perseroan terbatas atau koperasi

3. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)/identitas direktur/ketua;

4. Susunan Direksi /Pengurus

Page 19: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

8

5. Pernyataan Komisaris/dewan pengawas dan direktur/pengurus tidak

pernah terlibat, baik langsung atau tidak langsung dalam pelanggaran

peraturan perundang-undangan di bidang farmasi

6. Akta Pendirian badan hukum yang sah sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan

7. Nomor Pokok Wajib Pajak

8. Memiliki secara tetap apoteker Warga Negara Indonesia sebagai

penanggung jawab

9. Surat Tanda Daftar Perusahaan

10. Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan

11. Surat bukti penguasaan bangunan dan gudang;

12. Peta lokasi dan denah bangunan

13. Surat pernyataan kesediaan bekerja penuh apoteker penanggung

jawab;

14. Fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker penanggung jawab

15 Memiliki Laboratorium dan gudang khusus tempat penyimpanan bahan

obat

16. Rekomendasi Persyaratan CDOB dari Balai POM

17. Rekomendasi Administratif dari Dinkes Provinsi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam evaluasi permohonan izin Pedagang

Besar Farmasi :

a. Surat permohonan

- Ditujukan kepada Direktur Jenderal di Jakarta

- Lokasi/ alamat kantor dan gudang harus jelas

- Ditandatangani oleh Direktur atau Direktur yang ditunjuk atau dikuasakan

menangani urusan-urusan perizinan dari perusahaan tersebut

- Form sesuai lampiran/ contoh yang ada dalam Keputusan Menteri

Kesehatan 1148/ MENKES/PER/VI/2011

b. Nama direktur

Salah satu nama yang tercantum dalam Akte Pendirian PT adalah Direktur

atau Direktur Utama.

c. Alamat kantor/Gudang

- Alamat yang jelas sesuai lokasi yang dicantumkan dalam surat

permohonan.

- Alamat kantor dan gudang boleh terpisah asalkan tidak mengurangi

aktivitas.

Page 20: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

9

d. Akte pendirian badan hukum yang telah disahkan oleh Kementerian Hukum

dan HAM .

- Perseroan Terbatas disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM

- Koperasi disahkan oleh Kementerian Koperasi

- Maksud dan tujuan dalam Akte tercantum Bidang Farmasi (PBF/Obat-

obatan)

e. Nomor Pokok Wajib Pajak

- Harus jelas penulisan nomornya dan sesuai alamat perusahaan tersebut

(satu lokasi kantor & gudang).

f. Susunan direksi & komisaris

Sesuai yang tercantum dalam Akte Pendirian PT/ Koperasi, bila ada

perubahan-perubahan yang dilampirkan adalah susunan yang terakhir di

syahkan oleh notaris.

g. Pernyataan direksi & komisaris tidak terlibat pelanggaran peraturan

perundang-undangan di bidang farmasi.

Dibuat oleh semua yang tercantum dalam akte/masing-masing di atas materai

(asli).

h. Nama Apoteker Penanggung Jawab

Harus sama dengan yang tertulis dalam Ijazah.

i. Fotokopi Ijazah dan SP/STRA Penanggung Jawab

- Jelas terbaca

- Untuk Apoteker ada SP/STRA dari Kementerian Kesehatan bukan dari

Dinkes Provinsi setempat (untuk PP no. 51 STRA)

j. Pernyataan penanggung jawab sanggup bekerja penuh di tempat tersebut .

Surat pernyataan (asli bermaterai) menyatakan kesediaannya bekerja sebagai

penanggung jawab tetap pada perusahaan tersebut.

k. Surat perjanjian kerja penanggung jawab dengan direktur

Penanggung jawab membuat perjanjian kesepakatan di depan Notaris untuk

pengikatan kerja antara Direktur dengan Apoteker penanggung jawab .

l. Domisili perusahaan

- Dikeluarkan oleh Kelurahan setempat diketahui oleh Kecamatan dan

Kabupaten/Kota, Provinsi dimana perusahaan tersebut berada.

- Diajukan oleh Direktur Perusahaan (PT).

Page 21: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

10

m. Denah bangunan/peta lokasi

Dibuat oleh perusahaan (PT) tersebut, bila sudah disetujui akan dibubuhi

stempel/cap oleh Dinkes Provinsi atau Balai Besar POM pada saat

pemeriksaan ke lokasi.

n. Sertifikat tanah/IMB

- Fotokopi sertifikat tanah sesuai pemiliknya yang tercantum sebagai

Direktur/Komisaris perusahaan tersebut dan/atau pemilik yang membuat

perjanjian.

- IMB dari gubernur setempat

o. Kontrak/sewa

Fotokopi perjanjian kontrak antara perusahaan dengan pemilik sarana tanah

dan/atau bangunan.

p. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

- Untuk DKI, pemerintah Provinsi DKI, Dinas Koperasi dan Perdagangan

nomor harus jelas.

- Diterbitkan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi untuk

Kabupaten. Mencantumkan nama PT dan alamat yang sama dengan

domisili perusahaan.

- Jenis usaha sesuai : farmasi/ obat-obatan.

- Berlaku selama 5 tahun (diperpanjang)

q. Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

- Diterbitkan oleh Kepala Dinas Koperasi dan Perdagangan untuk DKI,

mencantumkan nama PT dan alamat jelas, masa berlaku 5 tahun.

- Untuk propinsi lain diterbitkan oleh Kepala Dinas Kantor Pendaftaran

Perusahaan (Kop Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi),

berlaku 5 tahun

2. 2. Persyaratan Perubahan Izin Pedagang Besar Farmasi

No Persyaratan Jenis Perubahan

PJT Lokasi Nama

PT

Pimpinan

/NPWP

1. Surat permohonan harus ditandatangani

oleh direktur utama atau pengurus dan

apoteker penanggung jawab

Page 22: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

11

2. Nama Direktur lama/baru √ √ √ √

3. Alamat kantor lama - √ √ √

4. Alamat kantor baru - √ - √

5. Alamat gudang lama - √ √ -

6. Alamat gudang baru - √ - -

7. Apoteker Penanggung Jawab lama √ √ √ -

8. Apoteker Penanggung Jawab baru √ - -

9. Surat perjanjian kerja apoteker

penanggung jawab baru dengan direktur

√ - - -

10. Asli surat penugasan apoteker baru

sebagai penanggung jawab PBF

√ - - -

11. Asli surat pengunduran diri apoteker yang

lama sebagai penanggung jawab

√ - - -

12. Asli surat pemberhentian apoteker lama

sebagai penanggung jawab

√ - - -

13. Asli berita acara penyerahan tugas dari

apoteker lama ke apoteker baru

√ - - -

14. Berbadan hukum berupa perseroan

terbatas atau koperasi

- √ √ -

15. a. Akta pendirian badan hukum yang sah

sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan;

- √ √ √

16. b. Akta notaris mengenai perubahan √ √ √

17. Nomor Pokok Wajib Pajak lama/baru √ √ √ √

18. Susunan Direksi & Komisaris √ √ √ √

19. Pernyataan Komisaris/dewan pengawas

dan direktur/pengurus tidak pernah terlibat,

baik langsung atau tidak langsung dalam

pelanggaran peraturan perundang-

undangan di bidang farmasi

√ √ √ √

20. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk

(KTP)/identitas direktur/ketua;

√ √ √ √

21. Surat Tanda Daftar Perusahaan - √ √ -

22. Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan - √ √ -

23. Surat bukti penguasaan bangunan dan

gudang;

- √ √ -

24. Peta lokasi dan denah bangunan - √ - -

25. Surat pernyataan kesediaan bekerja penuh

apoteker penanggung jawab;

√ √ - -

Page 23: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

12

Biaya

Sesuai peraturan yang berlaku, dalam hal ini Peraturan Pemerintah Nomor 13

Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak

yang berlaku pada Kementerian Kesehatan.

Waktu

Waktu yang diperlukan untuk proses permohonan perizinan Pedagang Besar

Farmasi obat dan / bahan obat adalah 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya

rekomendasi administrasi dari Dinas Kesehatan Provinsi dan rekomendasi

pemenuhan persyaratan CDOB dari Balai POM, Direktur Jenderal menerbitkan

izin Pedagang Besar Farmasi.

Penanggung Jawab

Menteri Kesehatan cq Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

26. Fotokopi ijazah, dan Surat Tanda

Registrasi Apoteker penanggung jawab

√ √ √ √

27. Rekomendasi pemenuhan persyaratan

CDOB oleh Balai POM

- √ - -

28. Rekomendasi kelengakapan administratif

Dinkes Provinsi

√ √ √ √

29. Fotokopi SK Izin PBF/PBBBF lama √ √ √ √

Page 24: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

13

2.3 SOP PERIZINAN : PEDAGANG BESAR FARMASI

Pembayaran

PNBP

Oleh

Pemohon

2

Izin Pedagang

Besar Farmasi

13

Pengetikan

14

12

Berkas

lengkap

PARAF

SESDITJEN

T U

KASUBDIT

KASIE

PENILAI

LOKET

PARAF

DIREKTUR

PEMOHON

TANDA TANGAN

DIRJEN

1

3

4

5 8

6 7

9

10

11

Page 25: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

14

1) Pemohon memasukkan berkas permohonan di loket Unit Layanan Terpadu

(ULT);

2) Berkas yang lengkap dicatat;

3) Pemohon membayar PNBP setelah berkas lengkap;

4) Selanjutnya berkas diserahkan kepada TU;

5) TU menyerahkan berkas kepada Kasubdit;

6) Kasubdit memberikan disposisi kepada kepala seksi (Kasie) untuk

bertanggung jawab terhadap proses penilaian izin;

7) Kasie memberikan disposisi kepada penilai untuk dilakukan evaluasi;

8) Berkas yang tidak lengkap (jika masih terdapat kekurangan data yang

diperlukan dalam proses penilaian berkas) akan dibuatkan surat tambahan

data yang di tandatangani oleh Direktur dan diserahkan kepada pemohon

untuk dilengkapi segera;

9) Untuk berkas yang telah lengkap dilakukan pembuatan konsep izin;

10) Kasie mengevaluasi konsep izin tersebut;

11) Kasubdit melakukan verifikasi terhadap hasil konsep izin Kasie;

12) Untuk konsep izin yang sudah lengkap dan benar dilakukan

pengetikan/nett izin;

13) Konsep izin yang sudah dilakukan pengetikan/nett diserahkan ke Kasie

untuk dicek kembali dan diparaf;

14) Kemudian izin diserahkan ke subdit untuk dicek dan diparaf;

15) Kemudian izin diserahkan ke direktur untuk diparaf;

16) Izin selanjutnya diserahkan ke Dirjen;

17) Berkas pemohon yang telah disetujui dan ditandatangani oleh Dirjen diberi

nomor dan tanggal pengeluaran izin ;

18) Izin yang telah selesai diberikan kepada pemohon sesuai dengan Tata

Cara Pengambilan Izin.

2.4 TATA CARA PENYERAHAN IZIN

a. Surat Kuasa dari Direktur (bermaterai Rp 6.000,00).

b. Fotokopi KTP Direktur dan Penerima Kuasa.

c. Surat Pernyataan tidak ada pungutan biaya selain PNBP dari Direktur

(bermaterai Rp 6.000,00).

d. Fotokopi formulir pembayaran PNBP yang telah disahkan oleh Bank.

e. Jika pengambilan izin dilakukan oleh Direktur, hanya melengkapi butir b

sampai dengan d.

Page 26: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

15

3. MONITORING DAN EVALUASI PELAYANAN

Untuk melakukan penilaian terhadap mutu pelayanan, dapat dilakukan

monitoring dan evaluasi terhadap :

- Kesesuaian waktu layanan

- Berapa besar keluhan yang tidak terlayani

- Berapa rata-rata waktu penanganan keluhan

- Berapa persen kepatuhan pelaksanaan SPO

Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi, dapat dilihat dari SOP yang telah

dibuat.

3.1 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

a. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN

Merupakan suatu petunjuk kerja yang menguraikan kegiatan yang

dilakukan dalam perizinan Pedagang Besar Farmasi . Alur yang dimulai

dari pemohon sampai kembali lagi kepada pemohon. Dapat dilihat pada

halaman 13-14.

b. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN KELUHAN

Merupakan suatu petunjuk kerja yang menguraikan kegiatan yang

dilakukan dalam perizinan Pedagang Besar Farmasi apabila ditemukan

keluhan dari klien (terlampir)

c. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENILAIAN BERKAS

Merupakan suatu petunjuk kerja yang menguraikan kegiatan yang

dilakukan dalam perizinan Pedagang Besar Farmasi untuk penilaian

terhadap seluruh berkas yang dipersyaratkan dalam perizinan Pedagang

Besar Farmasi. Dapat dilihat pada halaman 13-14.

d. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENYERAHAN IZIN

Merupakan suatu petunjuk kerja yang menguraikan kegiatan yang

dilakukan dalam perizinan Pedagang Besar Farmasi. Dapat dilihat pada

halaman 14.

Page 27: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

16

e. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGGANTIAN PETUGAS

LOKET

Merupakan suatu petunjuk kerja yang menguraikan kegiatan yang

dilakukan jika petugas loket berhalangan hadir di loket Unit Layanan

Terpadu (terlampir)

3.2 KENDALI KERJA

Merupakan suatu dokumen yang harus dikerjakan dalam proses pelayanan

perizinan Pedagang Besar Farmasi (terlampir) .

3.3 PELENGKAP INFORMASI

Dalam rangka pelayanan publik prima, penyedia pelayanan harus membuat

SPO, kendali Kerja dan bahan-bahan informasi seperti leaflet / brosur

(terlampir).

3.4 EVALUASI

Evaluasi pelayanan dapat dilakukan dengan melihat :

a. berapa % pelayanan mengikuti SPO yang telah dibuat,

b. berapa lama rata-rata keluhan ditangani,

c. berapa % perizinan melebihi waktu yang telah ditetapkan

Page 28: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

17

BAB IV

PENUTUP

Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Pedagang Besar Farmasi merupakan

suatu panduan bagi pelaku usaha dalam pengurusan Izin dan sebagai acuan

pelaksanaan serta sebagai standar prosedur operasional bagi setiap petugas yang

bekerja melayanani perizinan sehingga dapat memberikan pelayanan yang sebaik-

baiknya. Dengan telah disusunnya Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Pedagang Besar

Farmasi, diharapkan petugas dan pelaku usaha memahami semua terkait perizinan

Pedagang Besar Farmasi, sehingga pelayanan dapat berjalan lancar efektif dan efisien. Mudah-mudahan buku Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Pedagang Besar

Farmasi ini dapat bermanfaat dalam melaksanakan proses perizinan.

Page 29: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

18

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara

RI Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor

5063);

2. Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi

dan Alat Kesehatan;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan

Pemerintah Daerah Kab/Kota;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis

Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kesehatan;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Kesehatan RI;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi.

Page 30: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

19

Formulir-1

Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Izin Pedagang Besar Farmasi Kepada Yth. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di - JAKARTA Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Izin Pedagang Besar Farmasi dengan data sebagai berikut: 1. Pemohon

a. Nama Direktur/Ketua Koperasi : .............................................................. b. Alamat dan Nomor telepon : .............................................................. c. E-mail : .............................................................. d. Nomor Pokok Wajib Pajak : ..............................................................

2. Perusahaan a. Nama Perusahaan : .............................................................. b. Alamat Kantor dan Nomor telepon : .............................................................. c. Alamat Gudang dan Nomor telepon : .............................................................. d. Alamat Laboratorium dan Nomor telepon : ..............................................................

3. Apoteker Calon Penanggung Jawab a. Nama : .............................................................. b. Surat Tanda Registrasi Apoteker : ..............................................................

4. Data Lampiran: a. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)/identitas direktur/pengurus; b. susunan direksi/pengurus; c. pernyataan komisaris/dewan pengawas dan direktur/pengurus tidak pernah terlibat

pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang farmasi; d. akta pendirian badan hukum yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; e. fotokopi Surat Izin Tempat Usaha berdasarkan Undang-Undang Gangguan (HO); f. surat Tanda Daftar Perusahaan; g. fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan; h. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak; i. surat bukti penguasaan bangunan dan gudang; j. peta lokasi dan denah bangunan; k. peta lokasi, denah bangunan, laboratorium dan daftar peralatan bagi PBF yang akan

menyalurkan bahan obat l. surat pernyataan kesediaan bekerja penuh apoteker penanggung jawab; dan m. fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker penanggung jawab.

Demikianlah permohonan kami, atas perhatian dan persetujuan Bapak/Ibu kami sampaikan terima kasih.

............................,................

Apoteker Calon Penanggung Jawab Direktur /Ketua Koperasi

(............................)

(............................)

Tembusan :

1. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ......................

3. Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan di………………...

Page 31: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

20

Formulir-2

DINAS KESEHATAN PROVINSI ………………… Nomor : …………………...…….. Lampiran : ...................................... Perihal : Rekomendasi

Kepada Yth.

Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

di –

JAKARTA

Sehubungan dengan tembusan surat permohonan izin PBF dari ……… Nomor ……………….. tanggal ……………, bersama ini kami sampaikan bahwa telah dilakukan verifikasi persyaratan administratif terhadap pemohon: 1. Pemohon

a. Nama Direktur/Ketua Koperasi (*) : .............................................................. b. Alamat dan Nomor telepon : .............................................................. c. E-mail : .............................................................. d. Nomor Pokok Wajib Pajak : ..............................................................

2. Perusahaan a. Nama Perusahaan : .............................................................. b. Alamat Kantor dan Nomor telepon : .............................................................. c. Alamat Gudang dan Nomor telepon : .............................................................. d. Alamat Laboratorium dan Nomor telepon (*) : ..............................................................

3. Apoteker Calon Penanggung Jawab a. Nama : .............................................................. b. Surat Tanda Registrasi Apoteker : ..............................................................

Dengan hasil: Memenuhi kelengkapan administratif.

Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Kepala Dinas Kesehatan

( …………….…………. )

Tembusan :

1. Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan di ……………….

2. Pemohon

* coret yang tidak perlu

Page 32: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

21

Formulir -3

BALAI BESAR/BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI ....................................

Nomor : Lampiran : Perihal : Rekomendasi Hasil Analisis Pemenuhan Persyaratan CDOB Kepada Yth.

Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

di –

JAKARTA

Sehubungan dengan tembusan surat permohonan izin PBF dari ………. Nomor ……………….. tanggal ……………., bersama ini kami sampaikan bahwa telah dilakukan analisis pemenuhan persyaratan CDOB terhadap pemohon: 1. Pemohon

a. Nama Direktur /Ketua Koperasi (*) : .............................................................. b. Alamat dan Nomor telepon : .............................................................. c. E-mail : .............................................................. d. Nomor Pokok Wajib Pajak : ..............................................................

2. Perusahaan a. Nama Perusahaan : .............................................................. b. Alamat Kantor dan Nomor telepon : .............................................................. c. Alamat Gudang dan Nomor telepon : .............................................................. d. Alamat Laboratorium dan Nomor telepon (*) : ..............................................................

3. Apoteker Calon Penanggung Jawab a. Nama : .............................................................. b. Surat Tanda Registrasi Apoteker : ..............................................................

Dengan hasil: Memenuhi persyaratan CDOB

Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Kepala Balai Besar/Balai

(.........................................) Tembusan :

1. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ……………….

3. Pemohon

Coret yang tidak perlu

Page 33: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

22

Formulir -4

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

NOMOR......................................................... TENTANG

IZIN PEDAGANG BESAR FARMASI .........................

DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN,

Membaca : 1. Surat permohonan dari ……………… Nomor …………… tanggal ………………. untuk memperoleh Izin PBF;

2. Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Nomor: ....... tanggal ......; 3. Rekomendasi dari Kepala Balai Besar/Balai POM di .............. Nomor

………… tanggal …………………;

Menimbang : bahwa permohonan ………………………….. tersebut dapat disetujui, oleh karena itu perlu menerbitkan Izin PBF;

Mengingat : Peraturan Menteri Kesehatan Nomor .......... tentang Pedagang Besar

Farmasi;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN TENTANG IZIN PEDAGANG BESAR FARMASI ..........................

Kedua : Memberikan Izin PBF kepada ……………………… Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP) ………………… dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Apoteker Penanggung jawab obat........................STRA............................ 2. Apoteker Penanggung jawab bahan obat.....................STRA..................... 3. Alamat kantor : ……………….. 4. Alamat gudang obat : ....................... 5. Alamat gudang bahan obat : ……………………… 6. Alamat Laboratorium :.............................

Ketiga : Izin PBF berlaku untuk 5 (lima) tahun dan berlaku untuk seluruh wilayah

Republik Indonesia Keempat : PBF sebagaimana dimaksud dalam diktum kedua harus melaksanakan

dokumentasi pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat/bahan obat sesuai Pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB).

Kelima : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : ………………….….

Direktur Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan,

…………………..…………………… Tembusan: 1. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan 2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi …………………… 3. Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan di ............................. 4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota................ 5. Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia di Jakarta

Page 34: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

23

Formulir-5

Nomor : …………………..….. Lampiran : Perihal : Pernyataan siap melaksanakan kegiatan Kepada Yth. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di – JAKARTA Dengan hormat, Sehubungan dengan surat permohonan izin PBF kami Nomor …………. tanggal ………….. dan menunjuk ketentuan Pasal 8 ayat (6) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor......… tentang Pedagang Besar Farmasi dengan ini kami menyatakan bahwa PT/Koperasi* ……………… yang beralamat di Jl. ………… telah siap untuk melaksanakan kegiatan sebagai Pedagang Besar Farmasi. Demikian pernyataan ini kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Apoteker Calon Penanggung Jawab Direktur /Ketua Koperasi

(............................)

(............................)

Tembusan:

1. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ......................

3. Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan di ………………...

Coret yang tidak perlu

Page 35: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

24

Formulir-6

Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Pengakuan PBF Cabang Kepada Yth. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ....................... di - ..........................

Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapat Pengakuan sebagai PBF Cabang dengan data sebagai berikut: 1. Pemohon

a. Nama Kepala Cabang : .............................................................. b. Alamat dan Nomor telepon : .............................................................. c. E-mail : ..............................................................

2. Perusahaan a. Nama Perusahaan : .............................................................. b. Nomor Pokok Wajib Pajak : .............................................................. c. Alamat Kantor dan Nomor telepon : .............................................................. d. Alamat Gudang dan Nomor telepon : ..............................................................

3. Apoteker Calon Penanggung Jawab a. Nama : .............................................................. b. Surat Tanda Registrasi Apoteker : ..............................................................

4. Data Lampiran: a. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)/identitas direktur cabang/pengurus cabang; b. fotokopi izin PBF yang dilegalisir oleh Direktur Jenderal; c. surat penunjukan sebagai kepala PBF cabang;

d. pernyataan kepala PBF cabang tidak pernah terlibat pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang farmasi;

e. fotokopi Surat Izin Tempat Usaha berdasarkan Undang-Undang Gangguan (HO); f. surat pernyataan kesediaan bekerja penuh apoteker calon penanggung jawab; g. surat bukti penguasaan bangunan dan gudang; dan h. peta lokasi dan denah bangunan

i. peta lokasi, denah bangunan, laboratorium dan daftar peralatan bagi PBF

cabang yang akan menyalurkan bahan obat;

j. fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker calon penanggung jawab.

Demikianlah permohonan kami, atas perhatian dan persetujuan Bapak/Ibu kami sampaikan terima kasih.

............................,................

Apoteker Calon Penanggung Jawab Kepala PBF Cabang

(............................)

(............................)

Tembusan:

1. Direktur Jenderal

2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota...........

3. Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan di ……………….

Page 36: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

25

Formulir -7

DINAS KESEHATAN PROVINSI ………………… Nomor : …………………...…….. Lampiran : ...................................... Perihal : Rekomendasi

Kepada Yth.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ....................... di - ..........................

Sehubungan dengan tembusan surat permohonan pengakuan PBF Cabang dari ……… Nomor ……………….. tanggal ……………, bersama ini kami sampaikan bahwa telah dilakukan verifikasi kelengkapan administratif terhadap pemohon: 1. Pemohon

a. Nama Kepala Cabang : ........................................................ b. Alamat dan Nomor telepon :......................................................... c. E-mail : …………………………………….....

2. Perusahaan a. Nama Perusahaan : ........................................................ b. Nomor Pokok Wajib Pajak : ……………………………………...... c. Alamat Kantor dan Nomor telepon : ........................................................ d. Alamat Gudang dan Nomor telepon : ........................................................ e. Alamat Laboratorium dan Nomor telepon* : ........................................................

3. Apoteker Calon Penanggung Jawab a. Nama : ........................................................ b. Surat Tanda Registrasi Apoteker : ........................................................

Dengan hasil: Memenuhi kelengkapan administratif

Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota………………,

( …………….…………. )

Tembusan :

1. Direktur Jenderal

2. Kepala Balai Besar / Balai Pengawas Obat dan Makanan di ……………….

3. Pemohon

*coret

yang tidak perlu

Page 37: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

26

Formulir-8

BALAI BESAR/BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI ....................................... Nomor : Lampiran : Perihal : Hasil Analisis Pemenuhan Persyaratan CDOB Kepada Yth. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ....................... di - ..........................

Sehubungan dengan tembusan surat permohonan pengakuan sebagai PBF Cabang dari ………………. Nomor ……………….. tanggal ……………., bersama ini kami sampaikan bahwa telah dilakukan analisis pemenuhan persyaratan CDOB terhadap pemohon: 1. Pemohon

a. Nama Kepala Cabang : ........................................................ b. Alamat dan Nomor telepon :......................................................... c. E-mail : …………………………………….....

2. Perusahaan a. Nama Perusahaan : ........................................................ b. Nomor Pokok Wajib Pajak : ……………………………………...... c. Alamat Kantor dan Nomor telepon : ........................................................ d. Alamat Gudang dan Nomor telepon : ........................................................ e. Alamat Laboratorium dan Nomor telepon* : ........................................................

3. Apoteker Calon Penanggung Jawab a. Nama : ........................................................ b. Surat Tanda Registrasi Apoteker : ........................................................

Dengan hasil: Memenuhi persyaratan CDOB

Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Kepala Balai Besar/Balai POM di ............

(.........................................) Tembusan :

Pemohon

*coret yang tidak perlu

Page 38: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

27

Formulir-9

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI ........

NOMOR.............. TENTANG

IZIN ATAU PENGAKUAN PBF CABANG .............

Membaca : 1. Surat permohonan pengakuan sebagai PBF Cabang dari ……………… Nomor …………… tanggal ……………….;

2. Rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Nomor ...............tanggal..........................;

3. Rekomendasi dari Kepala Balai Besar/Balai POM di .............. Nomor ………… tanggal …………………;

Menimbang : bahwa permohonan pengakuan PBF cabang ................... dapat disetujui,

oleh karena itu perlu menerbitkan pengakuan sebagai PBF Cabang; Mengingat : Peraturan Menteri Kesehatan Nomor .......... tentang Pedagang Besar

Farmasi;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan:

Kesatu : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI ....................... TENTANG PENGAKUAN PBF CABANG....................

Kedua : Memberikan Pengakuan kepada PBF……………………….. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ………………… sebagai cabang dari PBF................ yang beralamat di .............................. dengan Nomor Izin: ...................... dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Apoteker Penanggung jawab obat........................STRA............................ 2. Alamat kantor : ……………….. 3. Alamat gudang obat : .......................

Ketiga : PBF Cabang sebagaimana dimaksud dalam diktum kedua harus

melaksanakan dokumentasi pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat/bahan obat sesuai Pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB).

Keempat : Pengakuan PBF cabang berlaku mengikuti masa berlaku izin PBF Kelima : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di: ……………….……. Pada tanggal: ………………….….

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ...............................,

…………………..…………………… Tembusan: 1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI 2. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan 3. Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan di ................... 4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ........ 5. Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia di Jakarta

Page 39: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

28

Formulir-10

Nomor : …………………..….. Lampiran : Perihal : Pernyataan siap melaksanakan kegiatan Kepada Yth. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ...... di – ................ Dengan hormat, Sehubungan dengan surat permohonan pengakuan sebagai PBF Cabang kami Nomor …………………. tanggal ………….. dan menunjuk ketentuan Pasal 10 ayat (6) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor.....… tentang Pedagang Besar Farmasi dengan ini kami menyatakan bahwa PT/Koperasi ……………… yang beralamat di Jl. ………… telah siap untuk melaksanakan kegiatan sebagai PBF Cabang. Demikian pernyataan ini kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Apoteker Calon Penanggung Jawab Kepala Cabang

(............................)

(............................)

Tembusan:

1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

2. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

3. Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan di ……………….

4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.........

Page 40: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

29

KENDALI KERJA PEDAGANG BESAR FARMASI

No Uraian Pelaksana Paraf Tanggal Keterangan

1 Penerimaan Berkas Loket Lengkap

2 Berkas diagendakan di TU Direktorat

3 Berkas diterima di subdit

Menunggu Rekomendasi

- BPOM Penghitungan 6 hari kerja dimulai sejak

rekomendasi diterima - Dinkes

4 Berkas diterima di seksi

5 Berkas diperiksa oleh penilai

6 Drafting (diperiksa oleh penilai)

7 Kroscek Draft (diperiksa oleh penilai)

8 Nett Izin ( diperiksa oleh kasie)

9 Verbal dilampiri Berkas & Original (diperiksa seksi dan paraf verbal)

10 Berkas diperiksa oleh subdit (pemeriksaan akhir dan paraf verbal)

11 Berkas diserahkan ke TU (paraf original)

12 Berkas diserahkan ke Direktur (paraf original)

13 Berkas diserahkan ke Sesditjen (paraf original)

14 Berkas diserahkan ke Dirjen

(paraf original)

15 Izin selesai diketik diberi nomor dan tanggal izin

16 Penyiapan Kelengkapan Izin (Tembusan, Amplop & Cap basah Izin)

17 Berkas diserahkan ke pemohon di Loket dengan menyertakan PNBP dan surat kuasa

Page 41: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

30

URAIAN KERJA

IZIN IF, PBF DAN IOT 1. Petugas Loket :

➢ Memeriksa kelengkapan berkas sesuai persyaratan. ➢ Menerima berkas lengkap dengan memberi tanda terima dan penomoran

yang sesuai. ➢ Mengagendakan berkas masuk ke buku TU Direktorat. ➢ Menyerahkan berkas ke Subdit ―――――――――――――――――――――――――――――――― ➢ Menyerahkan izin ke pemohon dengan tanda terima dan surat kuasa. ➢ Menyerahkan tanda terima dan surat kuasa pada Kepala Seksi untuk

didokumentasikan. Tugas Lain : ➢ Memberikan informasi tentang tata cara dan peraturan yang berlaku. ➢ Menangani keluhan di loket.

2. Kasubdit ➢ Mendisposisikan berkas ke Kasie untuk dinilai dan diagendakan. ―――――――――――――――――――――――――――――――― ➢ Melakukan pemeriksaan akhir izin (verbal dan original). Tugas Lain : ➢ Menangani keluhan yang tidak bisa diselesaikan. ➢ Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap seluruh proses perizinan.

3. Kasie

➢ Mendisposisikan berkas ke penilai untuk dinilai. ―――――――――――――――――――――――――――――――― ➢ Melakukan pemeriksaan draft izin (verbal dan original). Tugas Lain : ➢ Menangani keluhan yang tidak bisa diselesaikan di loket. ➢ Melakukan kendali waktu proses perizinan ➢ Melakukan filing terhadap berkas, surat, tanda terima dan surat kuasa.

4. Penilai ➢ Memeriksa kelengkapan berkas sesuai persyaratan. ➢ Membuat draft izin produksi. ➢ Membuat verbal sebagai pengantar izin . ➢ Kontrol waktu ke TU Dirjen.

5. Direktur

➢ Menyetujui dikeluarkan izin (paraf original izin dan tanda tangan verbal).

6. Sesditjen ➢ Menyetujui dikeluarkan izin (paraf original izin).

7. Dirjen ➢ Memberikan izin (tanda tangan original izin ).

Page 42: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

31

Standar Prosedur Operasional

Penanganan Keluhan

1. Petugas loket menyelesaikan keluhan konsumen pada saat itu juga.

2. Petugas loket mendokumentasikan setiap keluhan.

3. Petugas loket merujuk kepada Kepala Seksi apabila tidak bisa menangani keluhan.

4. Kepala Seksi berkoordinasi dengan Kasubdit/Direktur dalam menyelesaikan keluhan

yang tidak bisa ditangani.

5. Kepala seksi memonitor keluhan yang masuk.

6. Keluhan konsumen harus diselesaikan maksimum 2 hari kerja.

7. Setiap tahapan diproses menggunakan alamat dan telepon kantor.

Page 43: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

1. DASAR HUKUM

a. Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 tentang

Psikotropika;

b. Undang-undang Nomor 13 tahun 2009 tentang

Pendapatn Negara Bukan Pajak (PNBP);

c. Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang

Narkotika;

d. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan;

e. Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1998 tentang

Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;

f. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah

Kab/Kota;

g. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 tentang

Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha

yang Terbuka dengan persyaratan di bidang

Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2007;

h. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 287/Menkes/SK/XI/76 tentang Ketentuan

Pengimporan, Penyimpanan dan Penyaluran Bahan

Baku;

i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha

Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat

Tradisional;

j. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1799/MENKES/Per/XII/2010 tentang Industri

Farmasi

k. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang

Pedagang Besar Farmasi

2. PELAYANAN YANG DIBERIKAN

a. Izin Usaha Pedagang Besar Farmasi

b. Izin Perpanjangan Pedagang Besar Farmasi

c. Izin Penggantian Apoteker Penanggung Jawab

d. Izin Prinsip Industri Farmasi

e. Izin Usaha Industri Farmasi

f. Izin Prinsip Industri Obat Tradisional

g. Izin Usaha Industri Obat Tradisional

3. TATA TERTIB PELAYANAN PERIZINAN

a. SOP Penerimaan berkas di loket pelayanan

1. Pemohon melampirkan seluruh lampiran yang

dipersyaratkan (lampiran disusun sesuai dengan

urutan persyaratan yang diminta dan diberikan label

pembatas)

2. Pemohon memasukan 1 set berkas asli melalui

loket dan dimasukan dalam map berwarna :

- Industri Farmasi : Kuning

- Industri Obat Tradisional : Merah

- PBF : Hijau

3. Petugas loket memeriksa kelengkapan dan

kebenaran berkas masuk

4. Petugas loket memisahkan berkas sesuai

permohonan

5. Untuk berkas yang tidak memenuhi persyaratan

(tidak lengkap) dikembalikan kepada pemohon

dengan keterangan kekurangan data (diberi catatan)

dan tanda terima dengan catatan tersebut tidak

boleh hilang. 6. Berkas yang telah memenuhi syarat diberi tanda

terima tetap untuk diproses lebih lanjut

7. Berkas yang memenuhi syarat dicatat oleh petugas

loket di buku tanda terima loket

8. Pemohon yang berkasnya telah diterima dengan

lengkap harus membayar PNBP sesuai ketentuan

pada bank yang telah ditunjuk

9. Pemohon menyerahkan Copy Bukti setoran Bank

dan PNBP Rangkap 3 kepada petugas loket.

Page 44: PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG …binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/Perizinan-PBF.pdf · Buku Pedoman ini disusun berdasarkan Peraturan ... SK DIREKTUR TENTANG

4. PERSYARATAN PELAYANAN PERIZINAN

A. Izin Pedagang Besar Farmasi

1. Memiliki surat rekomendasi pemenuhan

kelengkapan administratif dari Dinas Kesehatan

Provinsi

2. Memiliki rekomendasi hasil analisis pemenuhan

persyaratan CDOB dari Balai POM

B. Izin Industri Farmasi dan Industri Obat Tradisional

1. Mengajukan Izin Prinsip ke Kementerian

Kesehatan dengan sebelumnya mendapatkan RIP

(Rencana Induk Pembangunan) dari BPOM

2. Memiliki surat rekomendasi pemenuhan

kelengkapan administratif dari Dinas Kesehatan

Provinsi

3. Memiliki rekomendasi pemenuhan persyaratan

CPOB dari BPOM

5. TATA CARA PENGAMBILAN IZIN

1. Surat Kuasa dari Direktur (bermaterai Rp. 6.000)

2. Foto Kopi KTP Direktur dan Penerima Kuasa

3. Surat Pernyataan Tidak ada pungutan Biaya selain

PNBP dari Direktur (bermaterai Rp. 6.000)

4. Fotocopy formulir pembayaran PNBP yang telah

disahkan oleh Bank yang telah ditunjuk .

5. Jika Pengambilan izin dilakukan oleh Direktur, hanya

melengkapi butir 2 s/d 4 .

6. ALUR PROSES PERIZINAN

7. SOP PROSES PERIJINAN

1. Pemohon memasukan berkas ke loket

2. Setelah dinyatakan lengkap, pemohon membayar biaya

PNBP dan bukti setor diserahkan kembali ke loket

3. Berkas yang telah lengkap diserahkan ke subdit

4. Kasubdit mendelegasikan berkas permohonan ke

kepala seksi

5. Kepala seksi mendelegasikan berkas ke tim penilai

untuk dievaluasi

6. Hasil evaluasi dari penilai diberikan ke Kasie untuk di

evaluasi kembali

7. Dari Kasie berkas diserahkan ke subdit untuk

dilakukan evaluasi akhir

8. Berkas tidak lengkap dibuatkan surat tambahan data

9. Surat tambahan data di tandatangani oleh Direktur dan

diberikan kepada pemohon

10. Untuk berkas yang telah lengkap dilakukan pengetikan

izin

11. Izin diserahkan ke subdit untuk dicek dan diparaf

12. Kemudian diserahkan ke Direktur untuk diparaf

13. Izin selanjutnya diserahkan ke Dirjen

14. Izin yang telah disetujui dan ditandtangani Dirjen

diberi nomor dan tanggal pengeluaran

15. Izin yang telah selesai diberikan kepada pemohon di

loket sesuai Tata Cara Pengambilan Izin .

Untuk informasi lebih lanjut dapat

menghubungi :

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi

Kefarmasian

Jln. HR Rasuna said Blok X5 Kav 4-9 Jaksel

12950

Telp/fax : 021-5214873

Email : [email protected]

Pembayaran

PNBP

Oleh

Pemohon

Izin Usaha

IF, IOT

dan PBF

13

14

12

Berkas

lengkap

PARAF

SESDITJEN

T U

KASUBDIT

KASIE

PENILAI

LOKET

PARAF

DIREKTUR

PEMOHON

TANDA

TANGAN

DIRJEN

1

3

4

5 8

6 7

9

10

11

2

Pengetikan