pedoman perizinan usaha perkebunan permen no 26 thn 2007

30
PERATURAN MENTERI PERTANIAN No. 26/Permentan/OT.140/2/2007 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN

Upload: andi-wahyudin

Post on 01-Dec-2014

22.185 views

Category:

Business


0 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

PERATURAN MENTERI PERTANIAN No. 26/Permentan/OT.140/2/2007

TENTANGPEDOMAN PERIZINAN USAHA

PERKEBUNAN

Page 2: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

Landasan Filosofis

I. Adanya perkembangan usaha perkebunan.II. Keputusan Menteri Pertanian Nomor

357/Kpts/HK.350 /5/2002 tidak sesuai lagi.III.Menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 18

Tahun 2004 tentang Perkebunan:

1. Pasal 10 ayat (1) → penggunaan tanah untuk perkebunan2. Pasal 17 ayat (3) → luasan tanah tertentu3. Pasal 17 ayat (7) → izin usaha perkebunan4. Pasal 22 ayat (3) → pola kemitraan

Page 3: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

Landasan Hukum

1. UU No. 5 Thn 1960;2. UU No. 5 Thn 1984;3. UU No. 23 Thn 1997;4. UU No. 18 Thn 2004;5. UU No. 32 Thn 2004;6. UU No. 11 Thn 2006;7. UU No. 21 Thn 2006;8. PP No. 17 Thn 1986;9. PP No. 40 Thn 1996;10.PP No. 27 Thn 1999;11.PP No. 25 Thn 2000;12.PP No. 79 Thn 2005;

13. Keppres No. 187/M Thn 2004;14. Perpres No. 9 Thn 2005 juncto Perpres

No. 62 Thn 2005;15. Perppres No. 10 Thn 2005;16. Perpres No. 5 Thn 2006;17. Permentan No. 299/KPTS/OT.140/

7/2005 juncto Permentan No.11/Permentan/OT.140 /2/2007;

18. Permentan No. 341/Kpts/OT.140/ 9/2005 juncto Permentan No.12/Permentan/OT.140/2/2007;

19. Kepmentan No.511/Kpts/PD.310/9/2006;

Memperhatikan : Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2006 tentangPenyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati(Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain;

Page 4: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

Ruang Lingkup

vjenis & perizinan usaha perkebunan;vsyarat & tata cara permohonan izin usaha

perkebunan;vkemitraan;vperubahan luas lahan, jenis tanaman,

dan/atau perubahan kapasitas pengolahan, serta diversifikasi usaha;vpembinaan & pengawasan;vsanksi administrasi.

Page 5: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

JENIS USAHA PERKEBUNAN

vJenis usaha perkebunan terdiri atas usaha budidaya tanaman perkebunan dan usaha industri pengolahan hasil perkebunan.vBadan hukum asing/perorangan warga

negara asing yang melakukan usaha perkebunan wajib bekerjasama dengan pelaku usaha perkebunan dalam negeri dengan membentuk badan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.

Page 6: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

JENIS PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN

v Izin Usaha Perkebunan (IUP) wajib untuk usaha budidaya tanaman perkebunan yang luasnya 25 hektar/lebih dan memiliki unit pengolahan hasil perkebunan yang kapasitas olahnya sama atau melebihi kapasitas paling rendah.

v Izin Usaha Perkebunan untuk Budidaya (IUP-B)wajib untuk usaha budidaya tanaman perkebunan yang luasnya 25 hektar/lebih dan tidak memiliki unit pengolahan hasil perkebunan sampai dengan kapasitas paling rendah.

v Izin Usaha Perkebunan untuk Pengolahan (IUP-P)wajib untuk usaha industri pengolahan hasil perkebunan dengan kapasitas olah sama atau melebihi kapasitas paling rendah.

Page 7: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN (Lanjutan)

v IUP, IUP-B, atau IUP-P diberikan olehbupati/walikota untuk lokasi areal budidayadan/atau sumber bahan bakunya berada dalam 1wilayah kabupaten/kota dengan memperhatikanrencana makro pembangunan perkebunanprovinsi.

v IUP, IUP-B, atau IUP-P diberikan olehgubernur untuk lokasi areal budidaya dan/atausumber bahan bakunya berada pada lintaswilayah kabupaten/kota, dengan memperhatikanrekomendasi dari bupati/walikota berkaitandengan RTRW kabupaten/kota.

Page 8: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN (Lanjutan)

v Perusahaan perkebunan yang memiliki IUP atau IUP-B, wajib membangun kebun untukmasyarakat sekitar paling rendah seluas 20% dari total luas areal kebun yang diusahakanoleh perusahaan.

v Pembangunan kebun untuk masyarakat:- dapat dilakukan a.l. melalui pola kredit,

hibah, atau bagi hasil.- dilakukan bersamaan dengan pembangunan

kebun yang diusahakan oleh perusahaan.- rencana pembangunan kebun untuk

masyarakat harus diketahui olehBupati/Walikota.

Page 9: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN (Lanjutan)

v Khusus usaha industri pengolahan hasil kelapa sawit, untuk mendapatkan IUP-P:- harus memenuhi paling rendah 20% kebutuhan bahan bakunya dari kebun yang diusahakan sendiri.- melengkapi permohonan dengan pertimbangan teknis ketersediaan lahan dari instansi Kehutanan (apabila areal budidaya tanaman berasal dari kawasan hutan) dan rencana kerja budidaya tanaman perkebunan.

Page 10: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

BATASAN PENGGUNAAN LAHAN PERKEBUNAN

v IUP untuk 1 perusahaan diberikan dengan bataspaling luas berdasarkan jenis komoditas (Lampiran3).

v Batasan paling luas tidak berlaku untuk:- Perusahaan Perkebunan yang pemegang saham

mayoritasnya Koperasi Usaha Perkebunan;- Perusahaan Perkebunan yang sebagian

besar/seluruh saham dimiliki oleh Negara baikPemerintah, Provinsi atau Kabupaten/Kota; atau

- Perusahaan Perkebunan yang sebagian besarsahamnya dimiliki oleh masyarakat dalam rangkago public.

v Batas luasan areal usaha budidaya perkebunan diProvinsi Papua paling luas 2 kali dari batasan palingluas.

Page 11: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

SYARAT PERMOHONAN IUP-BPermohonan secara tertulis dilengkapi persyaratan:n Akte pendirian perusahaan dan perubahannya yang terakhir;n Nomor Pokok Wajib Pajak;n Surat keterangan domisili;n Rekomendasi kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota

dari bupati/walikota (untuk IUP-B yang diterbitkan oleh gubernur);n Rekomendasi kesesuaian dengan rencana makro pembangunan perkebunan

provinsi dari gubernur (untuk IUP-B yang diterbitkan oleh bupati/walikota);n Izin lokasi dari bupati/walikota yang dilengkapi dengan peta calon lokasi

dengan skala 1 : 100.000 atau 1 : 50.000;n Pertimbangan teknis ketersediaan lahan dari instansi Kehutanan (apabila

areal berasal dari kawasan hutan);n Rencana kerja pembangunan perkebunan;n Hasil AMDAL, UKL, dan UPL sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku;n Pernyataan kesanggupan memiliki sarana, prasarana dan sistem untuk

melakukan pengendalian OPT;n Pernyataan kesanggupan memiliki sarana, prasarana dan sistem untuk

melakukan pembukaan lahan tanpa pembakaran serta pengendaliankebakaran;

n Pernyataan kesediaan membangun kebun untuk masyarakat yang dilengkapidengan rencana kerjanya; dan

n Pernyataan kesediaan untuk melakukan kemitraan.

Page 12: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

SYARAT PERMOHONAN IUP-PPermohonan secara tertulis dilengkapi persyaratan:n Akte pendirian perusahaan dan perubahannya yang terakhir;n Nomor Pokok Wajib Pajak;n Surat keterangan domisili;n Rekomendasi kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota

dari bupati/walikota untuk IUP-P yang diterbitkan oleh gubernur;n Rekomendasi kesesuaian dengan rencana makro pembangunan perkebunan

provinsi dari gubernur untuk IUP-P yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota;n Izin lokasi dari bupati/walikota yang dilengkapi dengan peta calon lokasi

dengan skala 1 : 100.000 atau 1 : 50.000;n Rekomendasi lokasi dari pemerintah daerah lokasi unit pengolahan;n Jaminan pasokan bahan baku yang diketahui oleh Bupati/Walikota;n Rencana kerja pembangunan unit pengolahan hasil perkebunan;n Hasil AMDAL, atau UKL dan UPL sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku; dann Pernyataan kesediaan untuk melakukan kemitraan.

Page 13: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

Permohonan secara tertulis dilengkapi persyaratan:n Akte pendirian perusahaan

dan perubahannya yang terakhir;

n Nomor Pokok Wajib Pajak;n Surat keterangan domisili;n Rekomendasi kesesuaian

dengan RTRW kabupaten/kota daribupati/walikota untuk IUP yang diterbitkan olehgubernur;

n Rekomendasi kesesuaiandengan rencana makropembangunan perkebunanprovinsi dari gubernuruntuk IUP yang diterbitkanoleh bupati/walikota;

n Izin lokasi daribupati/walikota yang dilengkapi dengan petacalon lokasi dengan skala 1: 100.000 atau 1:50.000;

n Pertimbangan teknisketersediaan lahan dariinstansi Kehutanan(apabila areal berasal darikawasan hutan);

n Jaminan pasokan bahanbaku yang diketahui olehbupati/walikota;

n Rencana kerjapembangunan kebun danunit pengolahan hasilperkebunan;

n Hasil AMDAL, atauUKL dan UPL sesuaiperaturan perundang-undangan yang berlaku;

n Pernyataan perusahaanbelum menguasai lahanmelebihi batas luasmaksimum;

n Pernyataan kesanggupanmemiliki sarana, prasarana dan sistemuntuk melakukanpengendalian OPT;

n Pernyataan kesanggupanmemiliki sarana, prasarana dan sistemuntuk melakukanpembukaan lahan tanpapembakaran sertapengendalian kebakaran;

n Pernyataan kesediaan danrencana kerjapembangunan kebununtuk masyarakat; dan

n Pernyataan kesediaan danrencana kerja kemitraan.

Page 14: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

TATA CARA PERMOHONAN IZIN USAHA PERKEBUNAN

v Bupati/walikota atau gubernur dalam jangka waktu paling lama 30 hari kerja terhitung sejak tanggal permohonanditerima, harus memberikan jawaban menunda, menolakatau menerima.

v Permohonan dianggap telah lengkap apabila dalamjangka waktu 30 hari kerja bupati/walikota atau gubernurbelum memberikan jawaban, kemudian dapat diterbitkanIUP, IUP-B atau IUP-P.

v Permohonan ditunda apabila setelah dilakukanpemeriksaan dokumen masih ada kekurangan persyaratanyang harus dipenuhi.

v Permohonan ditolak apabila setelah dilakukanpemeriksaan dokumen ternyata persyaratannya tidakbenar, usaha yang akan dilakukan bertentangan denganketertiban umum, dan/atau perencanaan makropembangunan perkebunan

Page 15: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

KEMITRAAN

v Dapat dilakukan melalui kemitraan pengolahandan/atau kemitraan usaha. vKemitraan pengolahan dilakukan

untuk menjamin ketersediaan bahan baku, terbentuknya harga pasar yang wajar, danterwujudnya peningkatan nilai tambah kepadapekebun sebagai upaya pemberdayaanpekebun.vKemitraan usaha dilakukan antara

perusahaan dengan pekebun, karyawandan/atau masyarakat sekitar perkebunan.

Page 16: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

KEMITRAAN (Lanjutan)

Kemitraan usaha dapat dilakukan melaluipola:n penyediaan sarana produksi;n kerjasama produksi;n pengolahan dan pemasaran;n transportasi;n kerjasama operasional;n kepemilikan saham; dan/ataun kerjasama penyediaan jasa pendukung lainnya.

Page 17: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

PERUBAHAN LUAS LAHAN

n Perusahaan Perkebunan yang telah memiliki izin dan akanmelakukan perluasan lahan, harus mendapat persetujuan daripemberi izin.

n Untuk mendapat persetujuan perluasan lahan, pemohonmengajukan permohonan secara tertulis kepada pemberi izindengan dilengkapi persyaratan Pasal 15 & Pasal 17, sertalaporan kemajuan fisik dan keuangan perusahaan perkebunan.

n Persetujuan perluasan lahan diberikan kepada perusahaanperkebunan yang memiliki penilaian kelas 1 atau kelas 2.

n Bupati/walikota atau gubernur dalam memberikan persetujuanperluasan berpedoman pada perencanaan makro pembangunanperkebunan.

Page 18: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

PERUBAHAN JENIS TANAMANn Perusahaan Perkebunan yang telah memiliki izin dan akan

melakukan perubahan jenis tanaman, harus mendapatpersetujuan dari pemberi izin.

n Untuk mendapat persetujuan, pemohon mengajukanpermohonan secara tertulis kepada pemberi izin dengandilengkapi persyaratan:a. IUP-B atau IUP;b. Akte pendirian perusahaan dan perubahan yang terakhir;c. Rekomendasi dari Dinas yang membidangi perkebunan

di provinsi atau kabupaten/kota; dand. Rencana kerja (proposal) tentang perubahan jenis

tanaman.n Bupati/walikota atau gubernur dalam memberikan persetujuan

perubahan jenis tanaman berpedoman pada perencanaan makro pembangunan perkebunan.

Page 19: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

PERUBAHAN KAPASITAS UNIT PENGOLAH

n Perusahaan Perkebunan yang telah memiliki izin pengolahanhasil dan akan melakukan penambahan kapasitas, harusmendapat persetujuan dari pemberi izin.

n Persetujuan diperlukan apabila untuk penambahan kapasitaslebih dari 30% dari kapasitas yang telah diizinkan.

n Untuk mendapat persetujuan penambahan kapasitas, pemohonmengajukan permohonan secara tertulis kepada pemberi izindengan dilengkapi persyaratan Pasal 16 dan laporan kemajuanfisik dan keuangan perusahaan perkebunan.

n Bupati/walikota atau gubernur dalam memberikan persetujuanpenambahan kapasitas berpedoman pada perencanaan makropembangunan perkebunan.

Page 20: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

DIVERSIFIKASI USAHA

n Perusahaan Perkebunan yang telah memiliki izin dan akanmelakukan diversifikasi usaha, harus mendapat persetujuandari pemberi izin dengan berpedoman pada perencanaanmakro pembangunan perkebunan.

n Untuk memperoleh persetujuan diversifikasi usaha, permohonan mengajukan permohonan secara tertulis kepadapemberi izin dengan dilengkapi persyaratan sebagai berikut:a. IUP-B atau IUP; b. Akte pendirian perusahaan dan perubahan yang terakhir;c. Rekomendasi dari Dinas yang membidangi perkebunan di

provinsi atau kabupaten/kota;d. Rencana kerja (proposal) tentang perubahan jenis tanaman;

dane. Surat dukungan diversifikasi usaha dari Instansi terkait.

Page 21: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

KEWAJIBAN

v menyelesaikan hak atas tanah selambat-lambatnya 2 tahun sejak diterbitkannya IUP, IUP-B, atau IUP-P;

v merealisasikan pembangunan kebun dan/atau unit pengolahan sesuai dengan studi kelayakan, baku teknis, dan ketentuan yang berlaku;

v memiliki sarana, prasarana dan sistem untuk melakukan pembukaan lahan tanpa pembakaran serta pengendalian kebakaran;

v membuka lahan tanpa bakar dan mengelola sumber daya alam secara lestari;

v memiliki sarana, prasarana dan sistem untuk melakukan pengendalian OPT;

v menerapkan AMDAL, atau UKL dan UPL sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

v menumbuhkan dan memberdayakan masyarakat/koperasi setempat; serta

v melaporkan perkembangan usaha perkebunan kepada gubenur atau bupati/walikota sesuai kewenangan secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali.

Kewajiban bagi Perusahaan perkebunan yang telah memiliki IUP, IUP-B atau IUP-P:

Page 22: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

PEMBINAAN & PENGAWASANvPerusahaan perkebunan yang telah mendapat IUP,

IUP-B atau IUP-P dilakukan penilaian dan pembinaanpelaksanaan pembangunan kebun dan/atau industripengolahan hasil perkebunan paling kurang 1 tahunsekali.vPenilaian dan pembinaan dilakukan berdasarkan

rencana kerja pembangunan kebun dan/atau industripengolahan hasil perkebunan yang diajukan pada saatpermohonan izin usaha perkebunan.vUntuk kebun dan/atau industri pengolahan hasil

perkebunan yang telah dibangun akan dilakukanpenilaian dan pembinaan kinerja secara periodik 3tahun sekali.vPenilaian dan pembinaan pelaksanaan pembangunan

kebun dan/atau industri pengolahan hasil perkebunandilakukan sesuai dengan Pedoman Penilaian danPembinaan Perusahaan Perkebunan.

Page 23: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

SANKSI ADMINISTRASI

v merealisasikan pembangunan kebun dan/atau unit pengolahan sesuai dengan studi kelayakan, baku teknis, dan ketentuan yang berlaku;

v memiliki sarana, prasarana dan sistem untuk melakukan pembukaan lahan tanpa pembakaran serta pengendalian kebakaran;

v memiliki sarana, prasarana dan sistem untuk melakukan pengendalian OPT;

v menerapkan AMDAL, atau UKL dan UPL sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

v menumbuhkan dan memberdayakan masyarakat/koperasi setempat; atau

v melaporkan perkembangan usaha perkebunan kepada gubenur atau bupati/walikota sesuai kewenangan secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali,

Perusahaan perkebunan yang telah memiliki IUP, IUP-B, atau IUP-P dan tidak melaksanakan kewajiban:

diberikan peringatan paling banyak 3 kali masing-masing dalam tenggang waktu 4 bulan.

Apabila dalam 3 kali peringatan tidak di indahkan, maka IUP, IUP-B atau IUP-P perusahaan bersangkutan dicabut dan diusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mencabut Hak Guna Usaha-nya

Page 24: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

SANKSI ADMINISTRASI (Lanjutan)

n Perusahaan perkebunan yang telah memiliki IUP, IUP-B atau IUP-Pdan tidak melaksanakan kewajiban membuka lahan tanpa bakar danmengelola sumber daya alam secara lestari, izin usahanya dicabut,dan diusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mencabut HakGuna Usaha-nya.

n Perusahaan perkebunan memperoleh IUP, IUP-B, atau IUP-P danmendapat persetujuan diversifikasi usaha tapi tidak menjaminkelangsungan usaha pokok, menjaga kelestarian lingkungan, plasmanutfah, dan mencegah berjangkitnya organisme pengganggutumbuhan, diberikan peringatan paling banyak 3 kali masing-masingdalam tenggang waktu 4 bulan.

Apabila dalam 3 kali peringatan tidak di indahkan, maka IUP, IUP-Batau IUP-P perusahaan bersangkutan dicabut dan diusulkan kepadainstansi yang berwenang untuk mencabut HGU.

Page 25: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

Ketentuan Peralihan

v Izin Usaha Perkebunan (IUP) atau Surat Pendaftaran Usaha Perkebunan (SPUP) yang telah diterbitkan sebelum peraturan ini, dinyatakan masih tetap berlaku.

v Perusahaan Perkebunan yang telah memiliki izin atau Surat Pendaftaran Usaha Perkebunan, dalam pelaksanaan usaha perkebunan harus tunduk pada Peraturan ini.

Page 26: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

Ketentuan Penutup

vPelaksanaan pelayanan perizinan usaha perkebunan di Provinsi NAD dan Provinsi Papua dengan otonomi khusus dilakukan oleh provinsi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.vPemberian izin usaha budidaya

perkebunan dan/atau izin industri pengolahan hasil perkebunan dalam rangka PMA atau PMDN, terlebih dahulu mendapat rekomendasi teknis dari Direktur Jenderal Perkebunan.

Page 27: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

KAPASITAS MINIMALKAPASITAS MINIMALUNIT PENGOLAHAN PRODUK PERKEBUNANUNIT PENGOLAHAN PRODUK PERKEBUNAN

YANG MEMERLUKAN IZIN USAHAYANG MEMERLUKAN IZIN USAHA

No. Komoditas Kapasitas Produk

1 2 3 4

1. Kelapa 5.000 butir kelapa/hari Kopra/Minyak Kelapa dan Serat (fiber), Arang Tempurung, Debu (dust), Nata de coco

2. Kelapa Sawit 5 ton TBS/jam CPO

3. Teh 1 ton pucuk segar/hari Teh Hijau

10 ton pucuk segar/hari Teh Hitam

4. Karet 600 liter lateks cair/jam Sheet/Lateks pekat

16 ton slab/hari Crumb rubber

5. Tebu 1.000 Ton Cane/Day (TCD) Gula Pasir dan Pucuk tebu, Bagas

6. Kopi 1,5 ton glondong basah/hari Biji kopi kering

7. Kakao 2 ton biji basah/1 kali olah Biji kakao kering

8. Jambu mete 1-2 ton gelondong mete/hari Biji mete kering dan CNSL

9. Lada 4 ton biji lada basah/hari Biji lada hitam kering

4 ton biji lada basah/hari Biji lada putih kering

10. Cengkeh 4 ton bunga cengkeh segar/hari Bunga cengkeh kering

11. Jarak pagar 1 ton biji jarak kering/jam Minyak jarak kasar

12. Kapas 6.000-10.000 ton kapas berbiji/tahun Serat kapas dan Biji kapas

13. Tembakau 35-70 ton daun tembakau basah Daun tembakau kering (krosok)

(Lampiran 1)(Lampiran 1)

Page 28: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

LUAS AREAL YANG WAJIB MEMILIKI IUPLUAS AREAL YANG WAJIB MEMILIKI IUP--BB

(Lampiran 2)(Lampiran 2)

No. Komoditas Luas Areal(ha)

1 2 3

1 Kelapa 25 s/d < 2502 Kelapa Sawit 25 s/d < 1.0003 Karet 25 s/d < 2.8004 Kopi 25 s/d < 1005 Kakao 25 s/d < 1006 Teh 25 s/d < 2407 Jambu Mete 25 s/d < 1008 Tebu 25 s/d < 2.0009 Lada 25 s/d < 200

10 Cengkeh 25 s/d < 1.00011 Jarak Pagar 25 s/d < 1.00012 Kapas 25 s/d < 6.00013 Tembakau 25 s/d < 100

Page 29: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

BATAS PALING LUAS PENGGUNAAN AREAL PERKEBUNANBATAS PALING LUAS PENGGUNAAN AREAL PERKEBUNANOLEH 1 PERUSAHAAN PERKEBUNANOLEH 1 PERUSAHAAN PERKEBUNAN

(Lampiran 3)(Lampiran 3)

No. Komoditas Luas Areal(ha)

1 2 3

1 Kelapa 25.0002 Kelapa Sawit 100.0003 Karet 25.0004 Kopi 5.0005 Kakao 5.0006 Teh 10.0007 Jambu Mete 5.0008 Tebu 150.0009 Lada 1.00010 Cengkeh 1.00011 Jarak Pagar 50.00012 Kapas 25.00013 Tembakau 5.000

Page 30: Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007

TERIMA KASIHTERIMA KASIH