pedoman pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran...
TRANSCRIPT
02/10/2019
1
PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN DANPENGELUARAN NEGARA AKHIR TAHUN 2019
Bagian Keuangan Kemenko Bidang Perekonomian
Rabu, 2 Oktober 2019
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
1
02/10/2019
2
Sembari menyimak slide presentasi LLAT 2019Peserta RDK hari ini dapat menyampaikan pertanyaan dengan:
2
02/10/2019
3
LATAR BELAKANG
PMK Nomor 163/PMK.05/2013sebagaimanadiubah denganPMK Nomor186/PMK.05/2017tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Negara pada Akhir Tahun Anggaran
Pasal 22“Ketentuan lebihlanjut mengenailangkah-langkahakhir tahunanggaran tiaptahunnya diaturdengan PerdirjenPerbendaharaan”
Perdirjen Perbendaharaan Nomor 13 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Negara Pada Akhir Tahun Anggaran 2019
Surat Kepala Bagian Keuangan Nomor S-238/SET.M.EKON.3.2/09/2019 tanggal 27 September 2019 tentang Pedoman
Pelaksanaan Terkait Penyelesaian Tagihan Akhir Tahun Anggaran 2019 di lingkungan Kemenko Bidang Perekonomian
3
02/10/2019
4
Tujuan
1. Memberikan penyelarasan dan pemahaman persepsi tentang Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 13 Tahun 2019 tentang Pedoman
Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Negara pada Akhir Tahun
Anggaran 2019;
2. Untuk mempermudah para pengelola keuangan masing-masing unit dalam
pengendalian batas-batas waktu tagihan dan dokumen lampiran
pendukungnya;
3. Untuk mewujudkan efektifitas dan kelancaran dalam proses pelaksanaan
anggaran tahun 2019.
4
02/10/2019
5
Topik Pembahasan
1• Evaluasi LLAT 2018
2• Monitoring Realisasi Anggaran s.d TW III 2019
3• Pembahasan Juknis LLAT 2019
4
• Pengendalian dalam Pengelolaan KAS
• (SE SESMENKO Nomor: 15/SES.M.EKON/09/2018)5
• Himbauan Pelaksanaan Akhir TA 2019
5
02/10/2019
6
1. Evaluasi LLAT 2018
• Persentase realisasi anggaran Kemenko Perekonomian pada tahun 2018 sebesar
96,78%, hal ini perlu dipertahankan dan diperkuat dengan peningkatan kinerja
seluruh unit, serta penggunaan anggaran yang akuntabel, efektif dan efisien.
• Terdapat 1 dispensasi SPM yang disampaikan oleh Bpk Sesmenko Perekonomian
kepada Direktur Pelaksanaan Anggaran Dirjen Perbendaharaan, harapannya tahun ini
dapat diperbaiki;
• Dokumen rampung belanja nominatif agar dimonitoring pengembalian kelebihan
belanja agar tidak mempengaruhi penyusunan laporan keuangan dan penyetoran
pajak lewat tahun anggaran. Melalui Surat edaran Sesmenko Perekonomian tentang
Pengelolaan Kas Nomor 15 tahun 2018 telah dipedomani dengan sebaik2nya dalam
rangka mendukung kelancaran pelaksanaan LLAT 2018, diharapkan dapat
ditingkatkan pengendaliannya di tahun 2019;
• Pagu Minus di beberapa kegiatan pada tahun 2018, agar tetap dimonitor risiko yang
muncul pada akhir tahun 2019.
• Melaksanakan monitoring dan pengendalian terhadap kontrak yang telah jatuh tempo
untuk menghindari penundaan pembayaran pada tahun berikutnya.;
6
02/10/2019
7
2. Monitoring Realisasi Anggaran
s.d Triwulan III 2019
7
02/10/2019
8
Capaian Realisasi belanja Kemenko Bidang Perekonomian sampai dengan 30 Sep 2019 adalah sebesar sebesar 71,38%
dari total pagu dipa Rp414.168.403.000,00. Persentase realisasi belanja pada satker 427752 terealisasi sebesar 71,46%
sedangkan satker KEK terealisasi sebesar 69,68%;
Realisasi Belanja s.d 30 Sep 2019 (Berdasarkan data SP2D)
No SatkerPagu Total Realisasi Total Sisa Total %
1 427752 | MENKO BIDANG PEREKONOMIAN 396.168.403.000 283.094.356.784 113.074.046.216 71,46%
2
427755 | SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL
KAWASAN EKONOMI KHUSUS 18.000.000.000 12.541.956.592 5.458.043.408 69,68%
Grand Total 414.168.403.000 295.636.313.376 118.532.089.624 71,38%
Keterangan Pegawai Barang Modal Total
PAGU 85.478.072.000 319.322.441.000 9.367.890.000 414.168.403.000
REALISASI 79.848.767.308 210.574.843.153 5.212.702.915 295.636.313.376
SISA 5.629.304.692 108.747.597.847 4.155.187.085 118.532.089.624
PERSENTASE 93,41% 65,94% 55,64% 71,38%
8
02/10/2019
9
Tahun Jan Feb Maret April Mei Jun Juli Agustus Sept Okt Nov Des
2015 1,3 3,1 5,9 9,3 13,2 17,9 24 28,6 33,2 35,3 47,9 70,6
2016 1,4 5,7 12,1 17,1 19,9 28,3 37,5 43,4 49 54,8 64,1 82,4
2017 1,7 5,64 10,41 16,37 22,31 28,52 35,75 42,84 50,8 60,77 71,57 96,38
2018 1,61 7,36 16,79 24,01 32,32 38,25 49,19 56,13 64,4 72,06 80,2 96,78
2019 1,88 9,03 16,65 24,62 35,56 43,56 54,45 63,03 71,38
Persentase Realisasi Per-bulan TA 2015-2019 mengalami peningkatan
Perkiraan Realisasi s.d Akhir Tahun 2019 97,93%
Catatan: Sebelum Penambahan Pagu BA BUN
9
02/10/2019
10
Pagu DIPA Realisasi Sisa Pagu %
Kedeputian Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan 9.800.000.000 6.434.721.391 3.365.278.609 65,66% D.1
Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) 5.000.000.000 3.774.223.346 1.225.776.654 75,48% D.1
2 Kedeputian Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian 14.800.000.000 10.489.089.163 4.310.910.837 70,87% D.2Kedeputian Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi , SDA dan
Lingkungan Hidup 8.800.000.000 5.944.844.429 2.855.155.571 67,56% D.3
Extractive Industries Transparency Initiatives (EITI) 5.000.000.000 2.220.586.493 2.779.413.507 44,41% EitiKedeputian Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif dan Daya
Saing KUKM 11.925.000.000 8.239.825.290 3.685.174.710 69,10% D.4
Koordinasi Kebijakan Pengembangan Ekonomi Digital 10.875.000.000 5.872.743.165 5.002.256.835 54,00% E-ccomerce
5 Kedeputian Bidang Perniagaan dan Industri 15.800.000.000 11.002.064.434 4.797.935.566 69,63% D.5Kedeputian Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah 8.800.000.000 5.880.360.015 2.919.639.985 66,82% D.6
Koordinasi Kebijakan Percepatan Satu Peta (One Map Policy ) 15.000.000.000 7.659.069.923 7.340.930.077 51,06% D.6
7 Kedeputian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional 9.800.000.000 6.356.117.703 3.443.882.297 64,86% D.7
8 Komite Ekonomi dan Industri Nasional 45.000.000.000 43.961.379.176 1.038.620.824 97,69% KEIN
9 Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus 18.000.000.000 12.541.956.592 5.458.043.408 69,68% KEK
10Koordinasi Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur
Prioritas (KPPIP)34.000.000.000 17.578.451.997 16.421.548.003 51,70% KPPIP
11 Sekretariat Kemenko Bidang Perekonomian 166.409.578.000 132.364.467.538 34.045.110.462 79,54% PPK Gaji + Sekre 1, 2, 3
12Koordinasi Penugasan Program Prioritas Lainnya (Lintas
Sektoral: KPE, EoDB, Satgas PKE )35.158.825.000 15.316.412.721 19.842.412.279 43,56% KEIN (5032.002, 2493) & Rocan (2494)
414.168.403.000 295.636.313.376 118.532.089.624 71,38%
PPK
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Periode s.d 30 September 2019
No. Uraian Kegiatan/OutputFinansial
1
3
4
6
Total
10
02/10/2019
11
Informasi evaluasi dan
analisis anggaran masing2
PPK dapat dipantau di link: http://monevkeu.ekon.go.id
11
02/10/2019
12
3. Pembahasan Juknis LLAT 2019
Perdirjen Perbendaharaan Nomor 13 Tahun 2019 tentang
Pedoman Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran
Negara Pada Akhir Tahun Anggaran 2019
12
02/10/2019
13
Ruang Lingkup
Menghadapi akhir tahunLangkah‐langkah dalam menghadapi
akhir tahun 2019 yang dimulai pada
bulan September 2019
Akhir TahunAkhir tahun 2019 yaitu bulan
Desember 2019
13
02/10/2019
14
Kerangka Pengaturan
Bab I
• Ketentuan Umum
Bab II
• Ruang Lingkup
Bab III
• Penerimaan Negara
Bab IV
• Pengeluaran Negara
Bab V
• Penyelesaian Uang Persediaan
Bab VI
• Pinjaman Hibah LN
Bab VII
• Pengeluaran Negara atas Beban BA BUN
Bab VIII
• Akuntansi dan Pelaporan
Bab IX
• Ketentuan Lain-Lain
Bab X
• Ketentuan Penutup
14
02/10/2019
15
Kebijakan Pengeluaran Negara
Bank GaransiRencana Penarikan Dana . .. . 0501 Rencana penyerapan anggaranRPD harian tetap berlaku Pengaturan
pencairan dana harian Rencana/perkiraan
pencairan dana harian
Sebesar perkiraan penyelesaian pekerjaans.d. 31 Des 2019
. . . .Pengajuan Data Kontrak Pengesahan02 06Kontrak sebelum 30 Nov 2019
Kontrak selama bulan Des 2019
SP3BLU diajukan secara bulanan
SP2HL/SP4HL dan MPHL-BJS
UP/TUP. . Pinjaman/Hibah LN03 . .07Sisa dana UP/TUP
Pengajuan SPM GUP Nihil/PTUP
Dispensasi UP Tahun 2020
Penarikan dana sesuai denganketentuan lender
Pengajuan SPM. . Pengeluaran BA BUN04 . .08 Pengajuan sampai dengan 31 Des
2019Diajukan SPM LS Kontraktual s.d. bulan Des 2019
4
15
02/10/2019
16
. . Rencana Penarikan Dana01
01 September 2019• KPPN melakukan koordinasi dengan Satker di wilayah kerjanya terkait dengan
rencana penyerapan anggaran.• KPPN menyusun data rencana penyerapan anggaran• Satker melakukan penyesuaian data halaman III DIPA.
02 Oktober 2019• Penyampaian RPD harian, pengajuan SPM mendahului tgl jatuh tempo dan SPM
tanpa RPD harian mengacu sesuai aturan RPD.
• Jatuh tempo penerbitan SP2D sesuai bts akhir penerbitan SP2D sesuai jenis SPM
mendesak• Kepala KPPN dapat memberikan dispensasi untuk kegiatan yang penting dan
03November dan Desember 2019• KPPN melakukan pengaturan pencairan SPM yang diajukan Satker.
ke Dit PKN paling lambat 22 Oktober 2019.• KPPN membuat dan menyampaikan rencana pencairan dana harian Nov dan Des
• Rencana pencairan dana harian merupakan pagu maksimal.
mengikuti ketentuan pengajuan SPM tanda RPD.• Apabila pagu pencairan dana harian sudah terlewati, pencairan dana SP2D
• Update perkiraan pencairan dana harian
5
Poin Penting RPD
Konfirmasi SPP sampai dgn tgl 20 Des nilai diatas 1
Milyar, rencana penarikan dana disampaikan ke bag
keuangan selambat-lambatnya 22 Oktober 2019
16
02/10/2019
17
Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran 2019
17
Pelaksanaan Reviu atas DIPA dan Rencana Kegiatan
Cek Kembali RPD semua transaksi untuk Bulan Oktober
sampai dengan Desember 2019, apabila ada perubahan
dilakukan update RPD di bit.ly/rpdsatker2019
Pelaksanaan Revisi Anggaran
a. Cek kesesuaian penggunaan kodefikasi pada DIPA yang
dapat mempengaruhi proses pencairan anggaran
b. Segera melakukan penyesuaian rencana kegiatan
dengan ketersediaan dana
WHATS NEXT
17
02/10/2019
18
. . Pengajuan Data Kontrak02Setelah tgl 30 Nov 2019
Sampai dengan tgl 30 Nov 2019Tagihan diajukan denganmenggunakan SPP Kontraktual
Data kontrak diajukan Unit PPK, paling lambat 2 Desember 2019 ke KPPN
Data Kontrak didaftarkan Satkerpaling lambat 5 HK setelah kontrakDitandatanganidan ;
Addendum/ Perubahan data kontrak yg telah memiliki NRK disampaikan paling lambat 5 Desember 2019 ke KPPN
6
SPP LS Kontraktual disampaikanpaling lambat 5 HK setalahkontrak didaftarkan dgn memperhatikan batas akhir pengajuan SPP LS Kontraktual ke bagian keuangan (16 Des 2019)
18
02/10/2019
19
KPPN
Petunjuk Teknis
19
Meningkatkan Ketertiban Penyampaian Data Supplier dan Data Kontrak
1. Memastikan data supplier telah terdaftar di SPAN
2. Menyampaikan penambahan/perubahan data supplier yang
sudah tercatata pada SPAN (informasi lokasi dan nomor
rekening)
3. Memastikan kebenaran dan kesesuaian:
a. Informasi Pokok Supplier
1) Nama Supplier
2) NPWP Supplier
3) Nomor Supplier
4) Kode Satker Mitra Supplier
b. Informasi Lokasi Supplier
1) Alamat Supplier
2) Kode Pos Supplier
3) Kode KPPN
4) Kode Tipe Supplier
c. Informasi Rekening Supplier
1) Nama Pemilik Rekening
2) Nomor Rekening
3) Kode Bank
4) Nama Bank
4. Segera mendandatangani kontrak pengadaan apabila telah
ditetapkan pemenang lelang (bukan di akhir tahun)
5. Menyampaikan data kontrak termasuk addendum kontrak
kepada KPPN maksimal 5 hari kerja setelah penandatanganan
kontrak
SATKER
19
02/10/2019
20
. . UP/TUP Tunai03 SPP GU Nihil & SPP-PTUP diajukan ke bag keuangan
3 Jan 2020
10 Jan 2020
27-30 Des 2019
UP/TUPdisetorkan ke kas
negara
SP2D terbitoleh KPPN
UP/TUP
7
UP KKP1. Penggunaan kartu kredit dibatasai s.d tanggal 9 Desember 2019;
2. Pembayaran dapat menggunakan tagihan/e-billing statement sementara
3. Untuk mendapatkan billing statement sementara sampai tanggal 9 Desember
2019, BPP dapat berkoordianasi dengan Bank Penerbit Kartu Kredit Pemerintah
4. Apabila terdapat tagihan atas transaksi Kartu Kredit Pemerintah yang dilakukan
sampai dengan 9 Desember 2019 dan belum masuk dalam tagihan billing
statement sementara, pembayaran dapat dilakukan berdasarkan struk (bukti
pembayaran) dari mesin EDC dan kuitansi/bukti pembelian tanpa perlu
menunggu tagihan/e-billing
5. SPP GUP Nihil/SPP PTUP KKP disampaikan ke bagian keuangan paling lambat
tanggal 11 Desember 2019 pada jam kerja.
20
02/10/2019
21
Penyelesaian GUP/TUP
KPPN
Pengajuan SPP-PTUP dan
SPP-GUP Nihil paling
lambat tgl 3 Januari
2020 ke bag Keuangan
Penerbitan
SP2D-
PTUP/GUP
Nihil paling
lambat
tanggal 10
Januari 2020
KPPN
mencetak
Kartu
Pengawasan
DIPA dan
UP/TUP
Penerbitan SP2D-PTUP/GUP
Nihil diberi tgl 31 Desember
2019 dan dilakukan atas
beban Rekening Pengesahan
TUP/GUP Nihil.
Uraian ditambahkan frasa :
“Pengesahan atas
pertanggungjawaban
UP/TUP Tunai TA 2019”
21
02/10/2019
22
Penyetoran Sisa Dana UP/TUP
Kas Negara
KPPN
Bendahara
Pengeluaran
Dapat mencocokan data sebelum
melaksanakan penyetoran
Bukti SetorSalinan Bukti Setor
1
2
3
Catatan:
• Penyetoran sisa dana UP/TUP
TA 2019 tgl 27-30 Des 2019.
• Menggunakan akun
pengembalian UP/TUP
22
02/10/2019
23
Pasal 22
Tindak Lanjut atas UP/TUP yang belumdipertanggungjawabkan oleh Satker
1. Pembayaran UP/TUP dalam tahun anggaran berikutnya tidak dapat diberikan
sampai sisa dana UP/TUP tersebut disetorkan ke rekening Kas Negara;
2. Apabila terdapat UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan di 2019
namun tahun anggaran 2020 Satker dimaksud tidak memperoleh DIPA,
Kepala KPPN menyampaikan surat teguran secepatnya kepada KPA,
ditembuskan :
� Aparat Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian/Lembaga terkait
� Kepala Perwakilan BPK RI setempat dan
� Dirjen Perbendaharaan.
3. UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan disebabkan oleh:
� Kasus pencurian/penyelewengan yang membutuhkan penyelesaian
melalui mekanisme tuntunan perbendaharaan/tuntutan ganti
rugi/pidana; atau
� Terlambat dipertanggungjawabkan.
23
02/10/2019
24
Pasal 22
… Lanjutan
Apabila disebabkanpencurian/penyelewengan yang membutuhkan penyelesaian melalui mekanisme tuntunan perbendaharaan/tuntutan ganti rugi/pidana
Dapat diberikan UP TA 2020 dengan dispensasi dari DirjenPerbendaharaan
Pengajuan dispensasi dilampiridengan;
(1) kronologis kejadian;
(2) Perkembangan penyelesaian kerugian negara; (3) Pernyataan Kepala Satker bahwa akan menyelesaikan kerugian negara tersebut; dan (4) Laporan pendukung lainnya.
Sedangkan, jika terlambat dipertanggungjawabkan.
UP/TUP TA 2019 yang belum dipertanggungjawabkan dapat diperhitungkan dengan UP Tahun Anggaran 2020;
Bukti pengeluaran UP/TUP TA 2019 dipertanggungjawabkan sebagai bagian pertanggungjawaban UP TA 2020 melalui mekanisme penyelesaian tunggakan;
Satker merevisi DIPA TA 2020 untuk menampung bukti pengeluaran UP/TUP TA 2019 tersebut dan mencantumkan dalam hal. IV DIPA.
24
02/10/2019
25
. . Pengajuan SPP LS Kontraktual ke Bagian Keuangan 04
Batas Waktu
BAST/BAPP s.d 30 Sep 20191
BAST/BAPP 1 s.d 12 Okt 20192
BAST/BAPP 14 s.d 26 Okt 20193
BAST/BAPP 28 Okt s.d 16 Nov 20194
BAST/BAPP 18 s.d 30 Nov 20195
BAST/BAPP 2 s.d 13 Des 20196
BAST/BAPP/BG 14 s.d 17 Des 20197 17 Des 2019
15 Des 2019
9 Des 2019
25 Nov 2019
4 Nov 2019
21 Okt 2018
7 Okt 2019
BAST/BAPP/BG 18 s.d 31 Des 20198 16 Des 2019
25
02/10/2019
26
. . Pengajuan SPP04
No. Jenis Data Pengajuan SPP/Data
Kontrak
10 SPP-LS Gaji Induk
SPP-LS Non Kontraktual untuk perjadin, rdk, narsum, pihak ke 3 (< 50 jt)
SPP-LS Pembayaran honorarium TIM, PPBJ, dan penghasilan PPNPN bulan
Desember
SPP-KP/KB/KC/IB
SPP-PP
Surat ralat retur/SPPK
Perbaikan SPP dan/atau data kontrak dan/ atau data supplier atas SPM yg ditolak KPPN
6 Des 2019
11 9 Des 2018
12 6 Des 2019
13
14
15
16
13 Des 2019
18 Des 2019
20 Des 2019
27 Des 2019
10
26
02/10/2019
27
27
Sistem dan Batas Waktu Pembayaran Honorarium, Tunjangan, Vakasi dan Penghasilan PPNPN Bulan Desember 2019
Pembayaran dapat dilakukan pada bulan Desember melalui mekanisme SPP-LS dengan melampirkan SPTJM;
SPTJM ditandatangani PPK;
Pengajuan SPP-LS diterima paling lambat tanggal 6Desember 2019 pada jam kerja;
Penerbitan SP2D dilakukan paling lambat tanggal 27Desember 2019.
1
2
3
4
27
02/10/2019
28
. . Bank Garansi05Diajukan sebesar nilai pekerjaanyang akan diselesaikan dan
diterima KPPN paling lambat 20SPM LS Kontraktual nilai lebih dariRp50 Juta dilampiri:
a. Asli Jaminan Pembayaran
b. Asli surat kuasa klaim
Pekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapatdiselesaikan sampai akhir kontrak atau 31
Des 2019 dan dinyatakan wanprestasi
maka penyedia barang/jasa
mengembalikan ke kas negara. Jaminan
pembayaran dicairkan dalam hal
penyedia barang/jasa tidak
mengembalikan ke kas negara
Desember 2019
PPSPM bertanggungjawab :a. meneliti keabsahan jaminan
pembayaran,b. menatausahan surat pernyataan
keabsahan jaminanc. menatausahakan surat pernyataan
kesanggupand. menatausahakan surat perjanjian
pembayarane. an pekerjaan
Pekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapatdiselesaikan sampai akhir kontrak atau 31 Des dan
akan dilanjutkan TA berikutnya maka jaminan
pembayaran dicairkan sebesar selisih jaminan
pembayaran dengan nilai penyelesaian pekerjaanmenyelesaik
11
Pekerjaan yang telah diselesaikan,
PPSPM menyampaikan BAST/BAPP
kepada Kepala KPPN paling lambat 5
hari kerja setelah kontrak berakhir
SPM LS Kontraktual dengan
nilai kurang dari Rp 50 Juta
cukup dilampiri SPTJM
28
02/10/2019
29
. . Bank Garansi05Penagihan III (14 HK setelah Tagihan II)
Penagihan I (14 HK)Pemberitahuan
KPPN
KPA/PPKPenyedia
KPPN
Kantor Pusat
Pencairan Jaminan Bank (bank garansi)1. Pekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan sampai akhir kontrak atau 31 Des 2019 dan akan dilanjutkan TA:
a. KPA menyampaikan pemberitahuan dilampiri surat pernyataan kesanggupan menyelesaikan pekerjaan dalam 90 hari kalenderb. KPPN klaim jaminan bank sebesar selisih nilai jaminan bank dengan nilai penyelesaian pekerjaanPekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan sampai akhir kontrak atau 31 Des 2019 dan dinyatakan wanprestasi:a. KPA/PPK menerbitkan pernyataan wanprestasi dan surat penetapan nilai pengembalian kepada negara (SPNP)b. KPA/PPK memerintahkan penyedia barang/jasa menyetor ke kas negara dalam jangka waktu 7 hari sejak diterbitkan SP3 (penagihan pertama)c. Penyedia tidak menyetor, KPA/PPK membuat surat permintaan pencairan jaminan bank kepada kepala KPPNd. Bank melakukan pencairan dalam jangka waktu 14 HK sejak diterimanya tagihan dari kepala KPPN (penagihan kedua)e. Klaim diajukan melalui kantor pusat bank penerbit jaminan jika dalam jangka waktu 14 hari kerja jaminan bank belum dicairkan (penagihan ketiga)f. Kepala KPPN memberitahukan kegagalan klaim/pencairan kepada KPA/PPK jika dalam jangka waktu 14 HK sejak penagihan ketiga jaminan bank belum dicairkan.
2.
12
Jaminan di Cairkan Sebesar
Selisih Nilai Jaminan dan
penyelesaian Pekerjaan
(14 HK
han I)
selanjutnyaPenyedia Dilanjutkan TA KPA/PPK
Jaminan
Jaminan di Cair
Selisih Nilai Ja
penyelesaian Pe
Jaminan
BAST/BAPP 18 s.d 31 desember 2019
Wanprestasi
Jaminan
BAST/BAPP 18 s.d 31 desember 2019
Permintaan klaim
Jaminan
Penagihan II
setelah Tagi
29
02/10/2019
30
. . Bank Garansi05
Penagihan III (14 HK setelah Tagihan II)Penagihan I (14 HK)6 6
KPPN
9
KPPN
Kantor Pusat
setelah Tagihan I)
13Pencairan Jaminan Bank (bank garansi)
1. Pekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan sampai akhir kontrak atau 31 Des 2019 dan akan dilanjutkan TA:a. KPA menyampaikan pemberitahuan dilampiri surat pernyataan kesanggupan menyelesaikan pekerjaan dalam 90 hari kalenderb. KPPN klaim jaminan bank sebesar selisih nilai jaminan bank dengan nilai penyelesaian pekerjaanPekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan sampai akhir kontrak atau 31 Des 2019 dan dinyatakan wanprestasi:a. KPA/PPK menerbitkan pernyataan wanprestasi dan surat penetapan nilai pengembalian kepada negara (SPNP)b. KPA/PPK memerintahkan penyedia barang/jasa menyetor ke kas negara dalam jangka waktu 7 hari sejak diterbitkan SP3 (penagihan pertama)c. Penyedia tidak menyetor, KPA/PPK membuat surat permintaan pencairan jaminan bank kepada kepala KPPNd. Bank melakukan pencairan dalam jangka waktu 14 HK sejak diterimanya tagihan dari kepala KPPN (penagihan kedua)e. Klaim diajukan melalui kantor pusat bank penerbit jaminan jika dalam jangka waktu 14 hari kerja jaminan bank belum dicairkan (penagihan ketiga)f. Kepala KPPN memberitahukan kegagalan klaim/pencairan kepada KPA/PPK jika dalam jangka waktu 14 HK sejak penagihan ketiga jaminan bank belum dicairkan.
2.
Penagihan II (14 HK
8
7
ebesar dan
penyelesaian Pekerjaan
Penyedia Dilanjutkan TA KPA/PPKPemberitahuan
selanjutnya
5Jaminan
4
Jaminan di Cairkan S Selisih Nilai Jaminan
1 3
Jaminan
2
BAST/BAPP 18 s.d 31 desember 2019
7
Permintaan klaimPenyedia Wanprestasi KPA/PPK
5
1 3
Jaminan
2
BAST/BAPP 18 s.d 31 desember 2019
Jaminan
4
Penagihan II
setelah Tagi
30
02/10/2019
31
Dibayarkan apab
Dilampiri fotokopi
jaminan pemelihara SPM dapat diterbitk
berkenaan
. . Bank Garansi05
anyang telah disahkan olehPPK serta mencantumkannomor dan tanggaljaminan bank/asuransipada uraian SPM
ilapekerjaan telah selesai100%
anterpisah atau disatukandengan SPM pembayarantermin/angsuran
14
31
02/10/2019
32
Akuntansi dan Pelaporan
Rekonsiliasi
22 Januari 2020 Upload data e rekon 20 Januari 2020
Closing Periode20 Januari 2020
24 Januari 2020
5 Februari 2020
13 Februari 2020
13 Februari 2020
14 Februari 2020
25 Februari 2020
20
UABUN
UAPA
UAPBUN AP
UAPPA-Es I
UAKKBUN-Kanwil
UAPPA-W
UAKBUN Daerah
KPPNUAKPA/UAKPA
BUN
KPPNKPPN KP &
KPH
UAKBUN Daerah
32
02/10/2019
33
4. Himbauan Pelaksanaan Anggaran TW IV 2019 (Okt-Des)
33
02/10/2019
34
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN TW IV 2019
1) Memastikan Sisa pagu tahun 2019 dan mengendalikan usulan revisi anggaran untuk menghindari pagu minus;
2) Mengajukan SPP ke bagian keuangan lebih awal dan mengusahakan menghidari batas akhir untuk menjaga
kemungkinan penolakan supplier atau kesalahan spm lainnya;
3) Pembayaran tagihan kontraktual yang jatuh tempo agar diajukan segera ke bagian keuangan dan rutin
memonitor pagu kontrak yang belum terealisasi secara online melalui situs om SPAN pada modul penganggaran
di menu sisa pagu, kemudian pilih akun sesuai kegiatannya;
4) Memastikan kesamaan format lampiran sesuai dengan juknis LLAT 2019;
5) Segera mendaftarkan kontrak ke KPPN paling lambat 5 hari kerja setelah kontrak tertandatangani dan sebisa
mungkin menghindari penandatanganan pembuatan kontrak setelah tgl 30 November 2019;
6) Konsistensi Pengiriman ADK SPP, ADK Karwas Kontrak, ADK PPNPN;
7) Pembayaran SPM LS Honorarium/Perjalanan Dinas nominatif agar diselesaikan sebelum 31 Desember 2019;
8) Dalam hal terdapat sisa honorarium/perjalanan dinas nominatif yang belum disampaikan kepada yang berhak,
agar PA/BPP/PPK berkoordinasi dengan bagian keuangan untuk pencatatan saldo uang honor/perjadin
dimaksud;
9) Dalam hal akan dilakukan penyetoran sisa uang honor/perjadin dimaksud pada tahun 2019, agar dilakukan
paling lambat sebelum tanggal 6 Januari 2020.
34
02/10/2019
35
Informasi Daftar Kontrak yang jatuh tempo
s.d 30 Sep 2019Penyampaian paling lambat
Senin, 7 Okt 2019 ke bag keuangan
35
02/10/2019
36
5. Monitoring
Pengelolaan KAS
Berdasarkan Surat Edaran Sesmenko Perekonomian
Nomor: SE-15/SES.M.EKON/09/2018
Kemenko Bidang Perekonomian
36
02/10/2019
37
Pendahuluan
Latar Belakang dan Tujuan Tindak Lanjut
- Temuan BPK: Terdapat pengembalian belanja
yang belum dicatat sebagai piutang tahun 2015-
2017 sebagai piutang atas kelebihan belanja
konsultan, honor tim, perjadin;
- Pencatatan pungutan pajak atas UP/TUP yang
belum tertib, terhadap setoran pajak setor
lewat tahun anggaran.
Dalam rangka pelaksanaan anggaran yang
akuntabel & Mewujudkan tertib administrasi
pengelolaan kas atas kelebihan belanja nominatif
dan pungutan pajak lewat tahun anggaran
Membuat Edaran Perihal:
“MEKANISME MONITORING
PENGEMBALIAN BELANJA ATAS
PEMBAYARAN LANGSUNG (LS) DAN
PENCATATAN SETORAN PAJAK YANG
BERASAL DARI UANG PERSEDIAAN
(UP)/TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN
(TUP)”
37
02/10/2019
38
Dasar Hukum• Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
• Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
• Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TataCara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
• Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 219/PMK.05/2013 tentangKebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat;
• Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 270/PMK.05/2014 tentangPenerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat;
• Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 145/PMK.05/2017 tentang TataCara Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara SebelumBarang/Jasa Diterima.
38
02/10/2019
39
Ruang Lingkup
1) Pengaturan terkait pengembalian belanja atas SPP-LS Bendahara pada tahun
berjalan atas tagihan honorarium dan perjalanan dinas yang belum
dilaksanakan (nominatif);
2) Pengaturan terkait kelebihan melalui pembayaran langsung (SPP-LS) kepada
penyedia barang/jasa (Pihak Ketiga) sebelum barang/jasa diterima pada akhir
tahun anggaran dengan mekanisme jaminan;
3) Pengaturan terkait penyetoran pajak yang berasal dari Uang Persediaan
(UP)/Tambahan Uang Persediaan (TUP) dan melewati tahun anggaran.
39
02/10/2019
40
Mekanisme Monitoring A. Monitoring Pengembalian Belanja atas Pembayaran Langsung pada Tahun Berjalan
1. PPK mengajukan tagihan SPP LS untuk pembayaran
honorarium, perjalanan dinas yang belum dilaksanakan, dan
pembayaran kepada penyedia barang/jasa sebelum
barang/jasa diterima kepada bagian keuangan;
2. Atas pembayaran SPP LS yang telah diverifikasi dan
ditandatangani menjadi SPM oleh Kepala Bagian Keuangan,
Subbagian Verifikasi membuat daftar monitoring belanja
nominatif sesuai dengan format lampiran I;
3. Monitoring terhadap belanja nominatif tersebut juga
memuat informasi mengenai batas terakhir penyampaian
pertanggungjawaban dokumen rampung kepada bagian
keuangan. Batas terakhir dalam penyampaian dokumen
rampung LS nominatif kepada bagian keuangan adalah 17
hari kerja setelah kegiatan selesai dilaksanakan;
4. Jika hasil verifikasi dokumen rampung tersebut terdapat
kelebihan pembayaran yang harus disetor, maka Subbagian
Verifikasi menginformasikan kepada Subbagian Akuntansi
dan Pelaporan untuk dibuatkan billing setoran yang
nantinya disampaikan ke PPK/BPP;
5. Terhadap kelebihan pembayaran yang disetorkan pada
tahun anggaran berjalan akan dicatat sebagai pengembalian
belanja. Namun, apabila disetorkan melewati periode tahun
anggaran akan dicatat sebagai Penerimaan Kembali Belanja
Tahun Anggaran Yang Lalu (TAYL).
6. Dalam hal pengajuan dokumen rampung melebihi batas
ketentuan 17 hari kerja pada tahun anggaran berjalan,
bagian keuangan akan memberikan sanksi berupa
penundaan penerbitan SPM berikutnya sampai unit
tersebut menyelesaikan dan mengajukan dokumen
rampung kepada bagian keuangan;
7. Apabila pengajuan dokumen rampung mengalami
keterlambatan dan melewati tahun anggaran, maka PPK
wajib menyampaikan surat pernyataan alasan
keterlambatan kepada bagian keuangan Cq. Subbagian
Akuntansi dan Pelaporan sesuai dengan format Lampiran II.
Surat pernyataan tersebut juga memuat informasi
mengenai ada/tidaknya kelebihan pembayaran yang
timbul dari tagihan belanja nominatif.
40
02/10/2019
41
Monitoring Oleh Sub Bag Verifikator atas
Tagihan NominatifNo No SPM Tanggal SPM Akun Belanja Uraian Pembayaran
Batas Akhir Tgl
Penyampaian Nilai Pengembalian
1 2 3 4 5 6 7
Kepala Subbagian Verifikasi
……………………………………………………
NIP……………………………………………..
Catatan 1) Diisi dengan nomor urut 2) Diisi dengan nomor SPM 3) Diisi dengan tanggal SPM 4) Diisi dengan kode akun belanja 5) Diisi dengan uraian pembayaran beserta tanggal kegiatan 6) Diisi dengan batas akhir penyampaian 17 hari kerja 7) Diisi dengan nilai kelebihan belanja yang disetor
41
02/10/2019
42
Lampiran II Surat Edaran Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Nomor : SE- /SES.M.EKON/09/2018 Tanggal : September 2018
FORMAT SURAT PERNYATAAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta 10710 Telp. 021-3521974 Fax. 021-3521986
SURAT PERNYATAAN
Nomor : SP - /PPK.DEP.III.EKON/09/2018
Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama PPK :
2. Jabatan :
3. Satuan Kerja : (427752) Menko Bidang Perekonomian
4. Kementerian : (035) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa penyelesaian dokumen rampung di bawah ini melampaui 17 hari kerja : No Nomor SPM Tanggal SPM Tanggal SP2D Uraian Pembayaran Nilai
Keterlambatan penyampaian dokumen rampung di atas disebabkan karena.................. Bersama surat ini, kami juga menyatakan dengan sesungguhnya bahwa terdapat/tidak terdapat*) kelebihan pembayaran dari tagihan belanja diatas sebesar Rp………. Perhitungan kelebihan belanja sebesar Rp……… telah diverifikasi dan dihitung dengan benar berdasarkan dokumen/bukti yang ada.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, apabila di kemudian hari ternyata surat pernyataan ini tidak benar, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.
Jakarta, .....................20xx Pejabat Pembuat Komitmen Unit……..
42
02/10/2019
43
Mekanisme Monitoring (lanjutan)B. Monitoring atas Penyetoran Pajak yang berasal dari UP/TUP melewati Tahun
Anggaran
1. Pengajuan tagihan berupa SPP-GUP/SPP-PTUP yang disampaikan oleh PPK kepada
bagian keuangan, harus melampirkan dokumen pendukung beserta bukti atas setoran
pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
2. Dalam hal setoran pajak dilakukan melewati tahun anggaran, maka Bendahara/BPP
wajib melakukan inventarisasi pajak yang belum disetor tersebut, sesuai dengan format
pada Lampiran III SE-15/SES.M.EKON/09/2018;
3. Rekapitulasi setoran pajak tersebut disampaikan kepada Subbagian Verifikasi dan
Subbagian Akuntansi dan Pelaporan dalam rangka penyusunan laporan keuangan paling
lambat tanggal 10 bulan januari tahun anggaran berikutnya, untuk mengidentifikasi
saldo kas dari pungutan pajak yang harus dicatat sebagai kas lainnya di bendahara
pengeluaran;
43
02/10/2019
44
Rekap Setoran Pajak Uang Persediaan BPP
(Lewat Tahun: Setor Tahun 2019)No No SPM Tanggal Setor Akun Pajak NTPN Uraian Pembayaran Nilai Pajak
1 2 3 4 5 6 7
Bendahara Pengeluaran Pembantu PPK
……………………………….. ………………………………
NIP…………………………. NIP………………………..
Catatan 1) Diisi dengan nomor urut 2) Diisi dengan nomor SPM 3) Diisi dengan tanggal penyetoran pajak 4) Diisi dengan jenis pajak 5) Diisi dengankode NTPN pembayaran 6) Diisi dengan uraian pembayaran pajak 7) Diisi dengan nilai pajak yang disetor
44
02/10/2019
45
Pembayaran potongan pajak bendahara melalui Modul Penerimaan Negara Generasi Ketiga (MPN G3)
M A N A J E M ENO P E R A S I O N AL P E N E R I M A AN N E G A RA
45
02/10/2019
46
Modul Penerimaan Negara Generasi Ketiga (MPN G3)P E N Y E M P U R N A A N S I S T E M P E N E R I M A A N N E G A RA
Infrastruktur MPN G2 dibangun pada tahun 2011 dengan
kecepatan pemrosesan transaksi 60 transaction per second
(tps). Namun kapasitas yg dibutuhkan biller lebih dari 600 tps.
Pemutakhiran infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan
performa sistem penerimaan negara dengan kecepatan
pemrosesan menjadi 1000tps.
Lembaga Persepsi Lainnya (LPL)
Sistem Single Sign-On (SSO)
Pembangunan Portal Penerimaan Negara sebagai
opsi bagi wajib pajak/wajib bayar/wajib setor
membuat billing berbagai jenis penerimaan
negara (pajak, bea dan cukai, PNBP dan
penerimaan lainnya) sekaligus dapat membayar
penerimaan negara tersebut dalam satuwebsite. Perluasan saluran penerimaan negara dengan menambah
cakupan lembaga yang dapat melayani pembayaran
penerimaan negara selain melalui bank/pos, yaitu lembaga
lainnya, seperti e-commerce, fintech sebagai Lembaga Persepsi
Lainnya(LPL).
Modul Penerimaan Negara Generasi Ketiga (MPN G3) merupakan penyempurnaan MPN G2,meliputi:
Pemutakhiran Infrastruktur
46
02/10/2019
47
USER DAN PASSWORD PEMBUATAN BILLING
KEMENKO PEREKONOMIAN
Email :[email protected]
Password : Perekonomian.20
47
02/10/2019
48
Akses menuju mpn.kemenkeu.go.id
Pilih Billing untuk membuat billing
48
02/10/2019
49
History Billing
Pembuatan Billing
49
02/10/2019
50
Te r i m aK a s i h
50