pedoman pelaksanaan - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/pedoman... ·...

32
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PEMBIBITAN UNGGAS DIKABUPATEN/KOTA TERPILIH TAHUN 2015 Direktorat Perbibitan Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian-RI Jl. Harsono RM No. 3 Pasar Minggu, Gd. C Lt. 8 Telp./Fax. 021-7815781, 7811385 Jakarta Selatan 12550.

Upload: phungtruc

Post on 30-Jan-2018

233 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PEMBIBITAN UNGGAS DIKABUPATEN/KOTA TERPILIH TAHUN 2015

Direktorat Perbibitan Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

Kementerian Pertanian-RI Jl. Harsono RM No. 3 Pasar Minggu, Gd. C Lt. 8 Telp./Fax. 021-7815781, 7811385

Jakarta Selatan 12550.

Page 2: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang
Page 3: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

PEDOMAN PELAKSANAANPENGUATAN PEMBIBITAN UNGGAS

DI KABUPATEN/KOTA TERPILIHTAHUN 2015

DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAKDIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

KEMENTERIAN PERTANIAN2015

Page 4: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang
Page 5: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

i

KATA PENGANTARIndonesia memiliki sumberdaya genetik (SDG) hewan yang berpotensi untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, yang akan memberikan kontribusi dalam pemenuhan kebutuhan bibit secara berkelanjutan. Pemerintah mendorong daerah agar mengusulkan daerah atau wilayah yang mempunyai potensi sebagai wilayah sumber bibit dengan mengacu pada kriteria wilayah sumber bibit dan peraturan yang ada. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No 73 Tahun 2013 ditetapkan Hulu Sungai Utara sebagai wilayah sumber bibit itik alabio.

Sebagai salah satu bentuk apresiasi, komitmen pemerintah terhadap pengelolaan dan penguatan wilayah sumber bibit dan mendorong tumbuhnya sentra pembibitan unggas, maka pada tahun 2015 difasilitasi kegiatan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten/Kota Terpilih. Hal ini tentunya sejalan dengan Program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2015-2019, yaitu Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat. Diharapkan dengan tumbuhnya sentra pembibitan di suatu wilayah dan adanya wilayah sumber bibit dapat mendukung ketersediaan bibit unggas yang berkelanjutan, yang pada akhirnya memberikan kontribusi yang nyata bagi penyediaan pangan asal hewan (daging dan telur).

Untuk memudahkan koordinasi dan sebagai acuan dalam pelaksanaan serta pembinaan di lapangan, Direktorat Perbibitan Ternak menyusun Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten/Kota Terpilih Tahun 2015. Pedoman Pelaksanaan ini perlu ditindaklanjuti dan dijabarkan lebih lanjut dalam Petunjuk Pelaksanaan di tingkat provinsi dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan di tingkat kabupaten/kota disesuaikan dengan kondisi daerah. Dengan demikian diharapkan terjadi keterkaitan pelaksanaan yang sinergis antara Daerah dengan Pusat.

Jakarta, Desember 2014

DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN

DAN KESEHATAN HEWAN

SYUKUR IWANTORO

Page 6: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... iDAFTAR ISI ..................................................................................... iiKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN .................. iiiDAN KESEHATAN HEWAN NOMOR : LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN NOMOR : ................... 1BAB I. PENDAHULUAN ................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................. 1B. Maksud, Tujuan dan Sasaran ..................................... 2C. Pengertian .................................................................... 3D. Ruang Lingkup ............................................................. 5

BAB II. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN .................................. 6A. Persiapan ..................................................................... 6B. Pelaksanaan ................................................................ 6

BAB III. PENDANAAN .................................................................... 9

BAB IV. PEMBINAAN DAN PENGORGANISASIAN ...................... 10A. Pembinaan .................................................................. 10B. Pengorganisasian ........................................................ 10

BAB V. PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP PEMBIBITAN .............. 13A. Sarana ......................................................................... 14B. Manajemen Pemeliharaan .......................................... 15C. Produksi Bibit .............................................................. 15

BAB VI. PENGENDALIAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN .... 17A. Pengendalian .............................................................. 17B. Indikator Keberhasilan ................................................ 17

BAB VII. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ............... 18A. Monitoring dan Evaluasi ............................................. 18B. Pelaporan ................................................................... 18

BAB IX. PENUTUP ........................................................................ 19

Halaman

Page 7: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN DANKESEHATAN HEWAN

NOMOR : 1218/Kpts/F12/2014

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PEMBIBITAN UNGGAS DI KABUPATEN/KOTA TERPILIH TAHUN ANGGARAN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung pembibitan unggas yang berkelanjutan, maka dilakukan Kegiatan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten/Kota Terpilih;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan agar dalam pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan baik, serta melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2011 perlu menetapkan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten/Kota Terpilih Tahun Anggaran 2015;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga Negara RI. No. 47 Tahun 2003, Tambahan Lembaran Negara RI. No. 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaga Negara RI. No. 5 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara RI. No. 4355);

iii

Page 8: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5619);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1977 tentang Usaha Peternakan (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3102);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2011 tentang Sumberdaya Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5260);

8. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 Tentang Pembentukan dan Organisaasi Kementerian Negara;

9. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I di Lingkungan Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terkahir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014;

iv

Page 9: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

10. Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4214);

11. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014, tentang Pembentukan Kabinet Kerja;

12. Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 99/Permentan/OT.140/7/ 2014 tentang Pedoman Pembibitan Itik yang Baik;

14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 79/Permentan/OT.140/6/ 2014 tentang Pedoman Pembibitan Ayam Lokal yang Baik;

15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140 /10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian;

16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 64/Permentan/OT.140/11/ 2012 tentan Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 48/Permentan/OT.140/7/ 2011 tentang Pewilayahan Sumber Bibit;

17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 75/Permentan/OT.140/11/ 2011 tentang Lembaga Sertifikasi Produk Bidang Pertanian

18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35/Permentan /OT.140/8/ 2006 tentang Pedoman Pelestarian dan Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Ternak;

v

Page 10: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PEDOMAN PENGUATAN PEMBIBITAN UNGGAS DI KABUPATEN/ KOTA TERPILIH TAHUN ANGGARAN 2015 .

Pasal 1

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten/Kota Terpilih Tahun Anggaran 2015, seperti tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 2

Pedoman Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten/Kota Terpilih Tahun Anggaran 2015 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 sebagai dasar bagi para pemangku kepentingan dalam melaksanakan pembibitan unggas di Kabupaten/Kota Terpilih Tahun Anggaran 2015.

Pasal 3

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 12 Desember 2014DIREKTUR JENDERAL,

SYUKUR IWANTORO

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth :1. Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian;

2. Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

vi

Page 11: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pembibitan Unggas Di kabupaten/Kota Terpilih Tahun 2015 1

LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

NOMOR : 1218/Kpts/F12/2014 TANGGAL : 12 Desember 2014

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PEMBIBITAN UNGGAS DI KABUPATEN/KOTA TERPILIH

TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki sumberdaya genetik (SDG) hewan yang berpotensi untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, yang akan memberikan kontribusi dalam pemenuhan kebutuhan bibit secara berkelanjutan. SDG hewan khususnya unggas sangat beraneka ragam dan tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Pembangunan perbibitan menjadi tanggung jawab Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Sesuai amanat Undang-undang 41 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang No 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya berkewajiban untuk melakukan pemuliaan, pengembangan usaha pembenihan dan/atau pembibitan dengan melibatkan peran serta masyarakat untuk menjamin ketersediaan benih dan/atau bibit. Dalam hal usaha pembenihan dan/atau pembibitan oleh masyarakat belum berkembang, pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya membentuk unit pembenihan dan/atau pembibitan.

Sejalan dengan amanat undang-undang dan dalam rangka mendukung program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2015-

Page 12: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

2

2019 yaitu pemenuhan pangan asal ternak dan agribisnis peternakan rakyat, pemerintah berupaya untuk meningkatkan kontribusi unggas lokal dalam pemenuhan kebutuhan pangan (daging dan telur). Oleh karena itu diperlukan penyediaan bibit unggas yang memadai baik kualitas dan kuantitas secara berkelanjutan dengan membentuk dan/atau menguatkan sentra pembibitan dan wilayah sumber bibit yang sudah ditetapkan.

Memperhatikan hal tersebut, pada tahun 2015 dialokasikan kegiatan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten/Kota Terpilih di 7 (tujuh) Kabupaten/Kota yaitu Sukoharjo (Jawa Tengah), Bantaeng dan Sinjai (Sulawesi Selatan), Lombok Tengah (Nusa Tenggara Barat), Kampar (Riau) Kota Prabumulih (Sumatera Selatan) dan Hulu Sungai Utara (Kalimantan Selatan).

B. Maksud, Tujuan dan Sasaran

1. Maksud

Maksud ditetapkannya Pedoman Pelaksanaan ini adalah sebagai acuan bagi pelaksana dalam melakukan kegiatan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten/Kota Terpilih Tahun 2015.

2. Tujuan Kegiatan

a. Memfasilitasi sarana pembibitan.

b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM dalam melaksanakan pembibitan.

c. Menumbuhkan dan menstimulasi pengelola pembibitan dalam menerapkan prinsip-prinsip pembibitan.

3. Keluaran

a. Tersedianya sarana pembibitan di 7 lokasi.b. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan SDM dalam

melaksanakan pembibitan.

Page 13: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pembibitan Unggas Di kabupaten/Kota Terpilih Tahun 2015 3

c. Diterapkannya prinsip-prinsip pembibitan di 7 lokasi kabupaten/kota terpilih.

C. Pengertian

Dalam Pedoman Pelaksanaan ini, yang dimaksud dengan :

1. Pembibitan adalah kegiatan budidaya untuk menghasilkan bibit ternak untuk keperluan sendiri atau untuk diperdagangkan.

2. Bibit ternak adalah ternak yang mempunyai sifat unggul dan mewariskan serta memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembang biakkan.

3. Rumpun adalah segolongan ternak dari suatu spesies yang mempunyai ciri-ciri fenotipe yang khas dan dapat diwariskan pada keturunannya.

4. Penetapan rumpun atau galur dari SDG hewan adalah pengakuan pemerintah terhadap SDG Hewan yang telah ada di suatu wilayah sumber bibit yang secara turun temurun dibudidayakan peternak dan menjadi milik masyarakat.

5. Pelepasan rumpun atau galur adalah penghargaan negara yang dilaksanakan oleh pemerintah terhadap suatu rumpun atau galur baru hasil pemuliaan di dalam negeri atau hasil introduksi yang dapat disebarluaskan.

6. Pemuliaan ternak adalah rangkaian kegiatan untuk merubah frekwensi gen/genotipe pada sekelompok ternak dari satu rumpun atau galur guna mencapai tujuan tertentu.

7. Seleksi adalah kegiatan memilih tetua untuk menghasilkan keturunannya melalui pemeriksaan dan atau pengujian berdasarkan kriteria dan tujuan tertentu dengan menggunakan metoda atau teknologi tertentu.

Page 14: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

4

8. Wilayah sumber bibit ternak adalah suatu kawasan agroekosistem yang tidak dibatasi oleh wilayah administrasi pemerintahan dan mempunyai potensi untuk pengembangan bibit dari jenis atau rumpun atau galur ternak tertentu.

9. Sertifikasi bibit ternak adalah rangkaian pemberian sertifikat terhadap bibit ternak yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi melalui pemeriksaan lapangan, pengujian laboratorium dan atau pengawasan serta memenuhi semua persyaratan untuk diedarkan.

10. Pengawasan Bibit adalah proses pengawasan mutu bibit yang dilakukan oleh petugas pemerintah yang memenuhi syarat untuk melaksanakan pengawasan bibit ternak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

11. Petugas adalah orang yang diberi kewenangan untuk melakukan tindak medis kehewanan atau teknis peternakan lainnya.

12. Standar Nasional Indonesia bibit ternak adalah spesifikasi teknis bibit ternak yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait.

13. Dinas adalah instansi yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di provinsi/kabupaten/kota.

14. Tim Pusat adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsur Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan pakar yang ditetapkan dengan Surat Keputusan.

15. Tim Pembina Provinsi adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsur Dinas Provinsi dan instansi terkait lainnya yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Provinsi.

16. Tim Teknis Kabupaten/Kota adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsur Dinas Kabupaten/Kota dan instansi terkait lainnya yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Kabupaten/Kota.

Page 15: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pembibitan Unggas Di kabupaten/Kota Terpilih Tahun 2015 5

17. Recording/pencatatan adalah suatu kegiatan yang meliputi identifikasi, pencatatan silsilah, pencatatan produksi dan reproduksi, pencatatan manajemen pemeliharaan dan kesehatan ternak dalam populasi terpilih.

18. Populasi terpilih adalah kumpulan ternak dengan rumpun sama yang dipelihara dalam satu wilayah yang terdiri atas beberapa kelompok atau gabungan kelompok.

19. Produktivitas adalah kemampuan seekor ternak untuk menghasilkan produksi yang optimal per satuan waktu

20. Pengelola pembibitan adalah orang yang ditunjuk oleh dinas kabupaten/kota dan bertugas serta bertanggung jawab dalam pengelolaan kegiatan pembibitan.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pedoman Pelaksanaan ini meliputi :

1. Persiapan dan pelaksanaan

2. Pendanaan

3. Pembinaan dan pengorganisasian

4. Penerapan prinsip-prinsip pembibitan

5. Pengendalian dan indikator keberhasilan

6. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Page 16: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

6

BAB IIPERSIAPAN DAN PELAKSANAAN

Kegiatan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten/Kota Terpilih Tahun 2015, dilaksanakan di unit pemeliharaan ternak terpilih.

A. Persiapan

1. Perencanaan Operasional

Perencanaan operasional Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten/Kota Terpilih Tahun 2015 dituangkan ke dalam Pedoman Pelaksanaan yang disusun oleh Pusat. Selanjutnya Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) disusun oleh Dinas Provinsi mengacu kepada pedoman pelaksanaan dan Petunjuk Teknis (Juknis) yang disusun oleh Dinas Kabupaten/Kota mengacu kepada Juklak dan disesuaikan dengan kondisi spesifik daerah.

2. Sosialisasi Kegiatan

Sosialisasi kegiatan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten/Kota Terpilih Tahun 2015 dilakukan oleh pusat kepada provinsi dan kabupaten.

B. Pelaksanaan

Kegiatan ini meliputi antara lain penyediaan bibit, pakan, bahan kandang, peralatan, obat-obatan/vaksin, vitamin, dan peningkatan kemampuan SDM pengelola pembibitan serta operasional kegiatan yang secara rinci dituangkan dalam POK.

Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten/Kota Terpilih Tahun 2015 dilaksanakan sebagai berikut:

1. Lokasi

Lokasi dalam kegiatan ini memenuhi kriteria sebagai berikut :

Page 17: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pembibitan Unggas Di kabupaten/Kota Terpilih Tahun 2015 7

a. Untuk pembibitan ayam lokal diutamakan pada lokasi yang memiliki unit eks Rural Rearing Multiplication Center (RRMC) atau instalasi pemeliharaan ternak, sedangkan pembibitan itik lokal di wilayah sumber bibit itik;

b. Berpotensi untuk dikembangkan menjadi sentra pembibitan ayam lokal atau itik lokal;

c. Memiliki akses transportasi, mudah dijangkau dalam pembinaan dan pemasaran hasil.

2. Penerima Kegiatan

Penerima kegiatan diutamakan kelembagaan pada lokasi yang memiliki unit eks Rural Rearing Multiplication Center (RRMC) atau instalasi pemeliharaan ternak, sedangkan pembibitan itik lokal di wilayah sumber bibit itik;

3. Penanggungjawab Pengelolaan Pembibitan

Dinas kabupaten/kota sebagai penanggungjawab pengelolaan pembibitan unggas selanjutnya menetapkan petugas untuk melaksanakan kegiatan dimaksud.

4. Peningkatan Kemampuan Petugas Pelaksana

Petugas pelaksana pembibitan perlu ditingkatkan kemampuannya dalam hal manajemen pembibitan, pakan, dan kesehatan hewan (termasuk biosekuriti) melalui pelatihan atau studi banding. Peserta pelatihan ditunjuk oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota terpilih dengan dibuktikan Surat Penugasan.

Peningkatan kemampuan petugas pelaksana dilakukan instansi/unit pembibitan yang ditunjuk oleh Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Page 18: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

8

5. Pengadaan Bibit

a. Bibit ternak merupakan rumpun unggas asli atau lokal yang sudah ditetapkan atau dilepas oleh Menteri Pertanian

b. Diutamakan berasal dari usaha pembibitan:

- DOC/DOD/Pullet telah dilakukan vaksinasi, - Bibit itik memenuhi persyaratan kualitatif dan kuantitatif

sesuai SNI masing-masing rumpun (SNI 7556:2009 bibit induk (PS) itik alabio Meri dan SNI 7557: 2009 bibit induk

(PS) Itik Alabio Muda.

Page 19: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pembibitan Unggas Di kabupaten/Kota Terpilih Tahun 2015 9

BAB IIIPENDANAAN

Sumber dana untuk kegiatan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten/Kota Terpilih Tahun 2015 masing-masing dialokasikan dalam DIPA Satuan Kerja Perangkat Daerah:

1. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau;2. Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan;3. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah;4. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan;5. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lombok Tengah

Provinsi Nusa Tenggara Barat;6. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi

Kalimantan Selatan.

Pendanaan kegiatan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten/Kota Terpilih Tahun 2015 secara umum berada dalam jenis belanja barang, sehingga tata kelola pemanfaatan dan pertanggungjawabannya sesuai dengan akun tersebut yang diatur sesuai ketentuan. Dana tersebut berada di Satuan Kerja Provinsi/Kabupaten/Kota, sehingga pemanfaatan dana

secara tepat dan benar menjadi tanggung jawab Satuan Kerja tersebut.

Page 20: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

10

BAB IVPEMBINAAN DAN PENGORGANISASIAN

A. Pembinaan

Dalam upaya meningkatkan kinerja pembibitan, dilakukan pembinaan teknis dan manajemen serta pembinaan kelembagaan. Pembinaan teknis dan manajemen dilakukan dalam rangka penerapan prinsip-prinsip pembibitan antara lain pelaksanaan rekording, seleksi dan pemeliharaan yang mengacu pada GBP Ayam Lokal dan Itik Lokal serta pemuliaan/pemurniaan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas mutu genetik. Sedangkan pembinaan kelembagaan diberikan dalam rangka mengarahkan pusat pembibitan/kelompok peternak berkembang pembibit yang mandiri dan mampu menyediakan bibit secara berkelanjutan.

B. Pengorganisasian

Untuk kelancaran kegiatan ini di tingkat Pusat dibentuk Tim Pusat Direktorat Direktorat Perbibitan Ternak, di tingkat Provinsi dibentuk Tim Pembina Provinsi dan pada tingkat Kabupaten dibentuk Tim Teknis Kabupaten.

1. Tim Pusat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

Dalam pelaksanaan kegiatan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten Terpilih Tahun 2015, Tim Pusat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai kewajiban sebagai berikut:

a. Menyusun Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten Terpilih

b. Mengkoordinasikan kegiatan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten Terpilih di tingkat pusat dan daerah;

Page 21: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pembibitan Unggas Di kabupaten/Kota Terpilih Tahun 2015 11

c. Melakukan sosialisasi dan pembinaan kegiatan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten Terpilih;

d. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan;

e. Menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten Terpilih kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan melalui Direktur Perbibitan Ternak

2. Tim Pembina Provinsi

a. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dengan mengacu kepada pedoman pelaksanaan dan disesuaikan dengan kondisi spesifik daerah yang ditetapkan oleh kepala Dinas Provinsi;

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan dengan instansi terkait di tingkat provinsi dan kabupaten/kota;

c. Melakukan sosialisasi dan pembinaan kegiatan serta penanganan masalah di tingkat provinsi;

d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan;

e. Menyusun dan melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan di tingkat provinsi.

3. Tim Teknis Kabupaten/Kota

Dalam pelaksanaan kegiatan, Tim Teknis Kabupaten/Kota, mempunyai kewajiban sebagai berikut :

a. Menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) kegiatan dengan mengacu kepada Petunjuk pelaksanaan dan disesuaikan dengan kondisi spesifik daerah yang ditetapkan oleh Dinas Kabupaten/Kota;

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan dengan dinas provinsi dan instansi terkait di tingkat kabupaten/kota;

Page 22: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

12

c. Melakukan sosialisasi kegiatan;

d. Melakukan pendampingan pelaksanaan kegiatan serta penanganan masalah di tingkat kabupaten/kota;

e. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan;

f. Membuat laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan di tingkat kabupaten/kota.

4. Pusat Pembibitan/Kelompok Peternak

Pusat Pembibitan/Kelompok peternak mempunyai kewajiban sebagai berikut:

a. Melakukan pemeliharaan ternak dengan baik dan bersedia menerapkan prinsip-prinsip pembibitan yang dibuktikan dengan Surat Pernyataan;

b. Mengikuti bimbingan dan pembinaan dari Tim Pembina/Tim Teknis;

c. Tertib administrasi dalam pelaksanaan kegiatan;

d. Semua aset yang sudah dilimpahkan ke pusat pembibitan merupakan tanggungjawab Dinas dan yang dilimpahkan kepada kelompok peternak menjadi tanggung jawab

kelompok.

Page 23: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pembibitan Unggas Di kabupaten/Kota Terpilih Tahun 2015 13

BAB V

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP PEMBIBITAN

Bibit adalah ternak yang mempunyai sifat unggul dan mewariskannya serta memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48/2011 tentang Sumber Daya Genetik dan Perbibitan Ternak). Unggas merupakan salah satu komoditas yang memiliki potensi dan peran yang cukup stategis dalam penyediaan protein hewani yang mudah didapat dan dengan harga terjangkau. Indonesia memiliki banyak jenis unggas (ayam lokal dan itik lokal) yang sebagian besar populasinya berada di perdesaan dan sudah menyatu dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Keberhasilan pengembangan unggas khususnya dalam usaha pembibitan membutuhkan penanganan yang lebih intensif dan masih perlu campur tangan pemerintah.

Usaha peternakan unggas di Indonesia sebagian besar masih dikelola secara tradisional, skala kecil dan masih terbatasnya usaha pembibitan. Untuk memenuhi kebutuhan bibit penghasil telur dan daging diperlukan telur tetas dengan mutu yang baik dan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

Upaya untuk mendapatkan ternak dengan kualifikasi bibit dapat dilakukan melalui pemuliaan. Pengertian pemuliaan adalah rangkaian kegiatan untuk mengubah komposisi genetik pada sekelompok ternak dari suatu rumpun atau galur guna mencapai tujuan tertentu, diantaranya dengan melakukan seleksi.

Untuk mempertahankan kemurnian dan menghindari penurunan mutu genetik unggas lokal, pelaku pembibitan harus menerapkan prinsip-prinsip pembibitan sesuai dengan Pedoman Pembibitan yang Baik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan prinsip-prinsip pembibitan antara lain: sarana, manajemen pemeliharaan, produksi bibit (perkawinan, recording, seleksi, replacement).

Page 24: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

14

A. Sarana

Sarana yang perlu dimiliki dalam sauatu usaha pembibitan unggas agar dapat menerapkan prinsip-prinsip pembibitan antara lain:

1. Kandang Ternak

Kandang memperhatikan persyaratan teknis dan kesehatan hewan. Model kandang dapat menggunakan sistem lantai atau panggung.

Kandang pembibitan dirancang sedemikian rupa agar tidak mudah dimasuki dan dijadikan sarang hewan pembawa penyakit.

2. Brooder / Pemanas Indukan

Sangat diperlukan untuk DOC/DOD dan dalam periode starter;

3. Peralatan Kandang berupa tempat makan dan minum, terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, ukuran dan jumlah disesuaikan umur dan jumlah ternak

4. Mesin tetas

Mesin tetas digunakan untuk menghasilkan DOC/DOD. Kualitas dan penangan telur tetas dan kondisi mesin tetas sangat menentukan mutu DOC/DOD yang dihasilkan. Jumlah dan kapasitas mesin tetas disesuaikan produksi tellur tetas/kebutuhan.

5. Sarana recording

Sarana recording diantaranya kartu, timbangan, buku catatan di perlukan untuk identitas kandang, mencatat data produksi, populasi, konsumsi pakan, kesehatan dan penanganan penyakit. Pencatatan pada pembibitan, meliputi:

Produksi (telur harian, telur tetas, DOD) Data (umur, jumlah ternak, jumlah pakan, bobot badan, bobot

telur, tanggal penetasan, kematian)

Page 25: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pembibitan Unggas Di kabupaten/Kota Terpilih Tahun 2015 15

Pemasukan dan pengeluaran bibit (tanggal, tujuan) Status kesehatan (penyakit, vaksinasi dan pengobatan)

6. Sarana biosecurity

Diperlukan untuk melakukan tindakan biosecurity, pembersihan dan pensucihamaan kandang dengan menggunakan desinfektan. Desinfeksi kandang dan peralatan serta pembasmian serangga, parasit dan hama lainnya dilakukan secara teratur.

B. Manajemen Pemeliharaan

Manajemen pemeliharaan meliputi pemberian pakan dan minum, pemberian obat, vitamin dan vaksin, perkawinan, pembersihan kotoran dan biosecurity. Tatalaksana pemeliharaan juga dibedakan antara pemeliharaan DOC/DOD, Pullet, dan Indukan. Usaha pembibitan unggas yang memproduksi DOC/DOD diperlukan manajemen penetasan. Secara rinci manajemen pemeliharaan terdapat pada Pedoman Pembibitan Ayam Lokal dan Itik Yang Baik.

C. Produksi Bibit

1. Dalam upaya memperoleh bibit yang sesuai standar, perlu diperhatikan:

• Pola perkawinan dilakukan untuk pemurnian rumpun, dilakukan secara alami dengan memperhatikan rasio jantan dan betina;

• Penangan telur tetas dan penetasan: Telur yang akan ditetaskan diperoleh dari induk dengan produksi

yang baik, sebelum ditetaskan diseleksi sesuai persyaratan untuk telur tetas berdasarkan bobot telur, bentuk telur, kondisi fisik kerabang halus dan tidak retak, penyiimpanan telur tetas pada suhu ruangan paling lama 7 hari;

• Penanganan DOC/DOD dilakukan sebagai berikut: DOC/DOD dikeluarkan dari mesin tetas setelah bulu kering,

kemudian diseleksi.

Page 26: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

16

• Segera setelah menetas anak ayam/itik dipelihara dalam indukan buatan dengan fasilitas cukup ruang, suhu, pakan dan air minum.

2. Replacement (Ternak Pengganti)

Demi keberlanjutan usaha pembibitan itik lokal, maka dilakukan peremajaan yaitu unggas diafkir pada umur 18 bulan dan sebelum diafkir, perlu dipersiapkan penggantinya (replacement). Unggas pengganti dapat berasal dari turunannya (Filial 1 / F1)

yang terseleksi dan dipersiapkan setiap 4-5 bulan.

Page 27: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pembibitan Unggas Di kabupaten/Kota Terpilih Tahun 2015 17

BAB VIPENGENDALIAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN

A. Pengendalian

Pengendalian kegiatan dilakukan oleh SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di provinsi dan kabupaten. Pengawasan fungsional kegiatan dilaksanakan oleh Aparat Pengawas Fungsional. Pengawasan dan pengendalian dapat dilakukan setiap saat selama kegiatan.

Dalam rangka pelaksanaan pembibitan unggas di kabupaten/kota terpilih, terdapat 5 (lima) tahapan kritis yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan, Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) dan Petunjuk Teknis (JUKNIS).

2. Sosialisasi yang dilakukan oleh Tim Pusat/Tim Pembina Provinsi/ Tim Teknis Kabupaten/Kota;

3. Pengadaan bibit dan sarana pendukung;

4. Penyerahan bibit dan sarana pendukung;

5. Pelaksanaan pembibitan oleh pusat pembibitan atau kelompok.

B. Indikator Keberhasilan

1. Indikator Input

Tersedianya dana yang dialokasikan pada kegiatan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten Terpilih

2. Indikator Output

a. Tersedianya bibit dan sarana pendukung lainnya untuk pembibitan

b. Terbentuknya pusat pembibitan unggas di 7 (tujuh) lokasi

Page 28: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

18

BAB VII

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan, dimaksudkan untuk mengetahui realisasi fisik dan keuangan. Disamping itu untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan kelompok serta memberikan saran alternatif pemecahan masalah.

Untuk menjaga transparansi penggunaan dana, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara intensif dan berjenjang. Hasil monitoring dan evaluasi disusun dalam bentuk laporan, yang memuat data dan informasi penting sebagai bahan kebijakan selanjutnya.

B. Pelaporan

Pelaporan diperlukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan. Untuk itu perlu ditetapkan mekanisme pelaporan sebagai berikut:

1. Unit pembibitan/usaha pemabibitan wajib membuat laporan pelaksanaan kegiatan kepada Kepala Dinas Kabupaten dan di teruskan kepada Kepala Dinas Provinsi.

2. Dinas Provinsi melaporkan perkembangan kegiatan yang dilakukan setiap 3 bulan kepada Kepala Dinas Provinsi kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan c.q. Direktur

Perbibitan Ternak.

Page 29: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pembibitan Unggas Di kabupaten/Kota Terpilih Tahun 2015 19

BAB VII

PENUTUP

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten Terpilih Tahun 2015 ini merupakan acuan untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dalam mendukung pembibitan unggas secara berkelanjutan.

Dengan Pedoman Pelaksanaan ini semua pelaksana kegiatan dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan unit pembibitan dapat melaksanakan egiatan secara baik dan benar menuju tercapainya sasaran yang telah ditetapkan.

Hal-hal yang bersifat spesifik dan belum diatur dalam pedoman ini dituangkan lebih lanjut di dalam Juklak dan Juknis dengan memperhatikan potensi dan

kondisi masing-masing wilayah.

DIREKTUR JENDERAL PETERNAKANDAN KESEHATAN HEWAN,

SYUKUR IWANTORONIP. 19590530 198403 1 001

Page 30: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

20

Catatan :

Page 31: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang
Page 32: PEDOMAN PELAKSANAAN - bibit…bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman... · untuk lebih dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber bibit, ... 54 Tahun 2010 Tentang

Kanpus Kementerian Gd. C Lt. 8, Jl. rm Harsono no.3 ragunan pasar minggu Jakarta selatan 12550 telp. +62.21.7815781 Fax. +62.21.7811385

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PEMBIBITAN UNGGAS DIKABUPATEN/KOTA TERPILIH TAHUN 2015

Direktorat Perbibitan Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

Kementerian Pertanian-RI Jl. Harsono RM No. 3 Pasar Minggu, Gd. C Lt. 8 Telp./Fax. 021-7815781, 7811385

Jakarta Selatan 12550.

Kanpus Kementerian Gd. C Lt. 8, Jl. rm Harsono no.3 ragunan pasar minggu Jakarta selatan 12550 telp. +62.21.7815781 Fax. +62.21.7811385