pedoman implementasi uu no.22 2001 tentang migas
TRANSCRIPT
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
PEDOMAN IMPLEMENTASI UU NO. 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI
(Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi No. 002/PUU-1/2003 Tgl 21 Desember 2004)
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALDIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
JAKARTA, AGUSTUS 2006
www.migas.esdm.go.id
DRAFT
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI
PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI RI IMPLIKASI
Pasal 12
(3) Menteri menetapkan Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap yang diberi wewenang melakukan kegiatan usaha Eksplorasi dan Eksploitasi pada Wilayah Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).
sepanjang mengenai kata-kata “diberi wewenang” bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;
dilakukan perubahan atas Pasal 6 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Migas yang berkaitan dengan kewenangan BadanUsaha/Bentuk Usaha Tetap.
Pasal 22
(1) Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap wajib menyerahkan paling banyak 25% (dua puluh lima persen) bagiannya dari hasil produksi Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Pasal 28
(2) Harga Bahan Bakar Minyak dan harga Gas Bumi diserahkan ada mekanisme persaingan usaha yang sehat dan wajar.
(3) Pelaksanaan kebijaksanaan harga sebagaimanadimaksud dalam ayat (2) tidak mengurangitanggung jawab sosial Pemerintah terhadapgolongan masyarakat tertentu
sepanjang mengenai kata-kata “paling banyak” bertentangan dengan UUD1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;
bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;
dilakukan perubahan atas Pasal 46 Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Migasyang berkaitan dengan DMO minyak dangas bumi.
dilakukan perubahan atas Pasal 72 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Migasyang berkaitan dengan harga BBM dan Gas Bumi.
Harga Jual eceran BBM ditetapkan olehPemerintah dengan Peraturan Presiden
PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIATERHADAP UU 22/2001 TENTANG MIGAS
(YANG MENGIKAT)
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI
PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI RI IMPLIKASI
Pasal 31
(1) Badan usaha atau bentuk usaha tetap yang melaksanakan kegiatan usaha hulu sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1) wajib membayar penerimaan negara yang berupa pajak dan penerimaan negara bukan pajak.
menganjurkan pada pembentuk undang-undang untuk melakukan amandemen terhadap pasal undang-undang a quo (legislative review), sepanjang menyangkut pasal 31.
Perlu adanya kesamaan penafsiran terhadap Pasal 31 tersebut dan selanjutnya dibuat ketegasan mengenai perlakuan perpajakan terhadap Kontrak Kerja Sama.
Perlu segera disusun Peraturan Pemerintahtentang Penerimaan Negara dari KegiatanUsaha Hulu Migas..
PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIATERHADAP UU 22/2001 TENTANG MIGAS
(YANG DISARANKAN)
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
HUKUM POSITIF YANG BERLAKU DI BIDANG INDUSTRI MIGAS
Undang-undang (UU)1 9 6 0 2 0 0 62 0 0 1
Peraturan Pemerintah (PP)
UU No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
Putusan MKNo. 002 / PUU-1 / 2003
diputuskan pada tanggal21 Des 2004 1960
1962
1971
2001
PP 11/1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian atau Pengolahan Migas
PP 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas
PP 67/2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa
PP 31/2003 tentang Pengalihan Bentuk Pertamina MenjadiPerusahaan Perseroan (PERSERO)
PP 35/2004 Jo. PP No. 34/ 2005 tentang KegiatanUsaha Hulu Migas
PP 36/2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Migas
RPP tentang ketentuan penetapan besaran bagian negara, pungutan negara danbonus (Amanat Pasal 31 ayat 5)RPP tentang Pedoman dan Tata Cara KKS dan Wilayah Kerja (Amanat Pasal 18)
1974
2002 (Juli)
2002 (Des)
2003 (Juni)
2004 (Okt)Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP)
UU No. 44 Prp Tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
UU No. 15 Tahun 1962 tentang Penetapan Prp No.2 Tahun 1962 tentang Kewajiban Perusahaan Minyak Untuk Memenuhi Kebutuhan Dalam Negeri
UU No. 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara
MPR 1930 Nomor 341 tentang Peraturan Keselamatan Kerja Pertambangan
2 0 0 4
RPP tentang Pembinaan dan Pengawasan Kegiatan Usaha MigasRPP tentang Keteknikan, Keselamatan dan Perlindungan Lingkungan
Keterangan:: Garis untuk Tahun 2001: Garis untuk putusan MK
PP 17/1974 tentang Pengawasan Pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi Migas di Daaerah Lepas Pantai
1979
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
PEMBINAAN PEMBINAAN KEGIATAN USAHA MIGASKEGIATAN USAHA MIGAS
• Pemerintah Cq. Menteri ESDM melakukan pembinaan terhadap kegiatan usahaMigas (Pasal 38).Dasar Pembinaan :Penguasaan negara atas sumberdaya alam dan cabang-cabang produksi yangmenguasai hajat hidup orang banyak Lingkup Pembinaan oleh Pemerintahcq. Departemen ESDM (Penjelasan Pasal 38)
2. Rutin :Penyelenggaraan Urusan Pemerintah di bidang kegiatan usaha Migas (Pasal 39 ayat 1 huruf a) (Lampiran 2).Lingkup :• Pengaturan Kepemilikan dan Penguasaan Negara atas Sumberdaya Migas
(Lampiran 3)• Regulasi Usaha Hulu (Lampiran 4)• Regulasi Usaha Hilir (Lampiran 5)• Regulasi Keteknikan (Lampiran 6)• Pembinaan Industri/ Badan Usaha Penunjang (Lampiran 7)
1. Dinamis :Penetapan Kebijakan mengenai kegiatan usaha migas (Pasal 39 ayat 1 huruf b)(Lampiran 1)• Proses penetapan kebijakan dilakukan secara cermat, transparan dan adil
(Pasal 39 ayat 2)• melibatkan publik (masyarakat migas) dalam proses pengambilan keputusan
(Lampiran 8)
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
PENGAWASAN PEKERJAAN DAN PENGAWASAN PEKERJAAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA MIGASPELAKSANAAN KEGIATAN USAHA MIGAS
((PasalPasal 441 jis Pasal 42, 46, dan Pasal 11 jis Pasal 42, 46, dan Pasal 1))
• Departemen ESDM*) :Pengawasan atas pekerjaan dan pelaksanaan kegiatan usaha minyak dan gas bumi.Pengawasan Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi terhadapditaatinya Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku di bidangmigas.
Lingkup : (Lampiran 2)
• Badan Pelaksana :Pengawasan atas pelaksanaan kegiatan usaha hulu berdasarkan KontrakKerja Sama.
• Badan Pengatur :Pengawasan atas pelaksanaan kegiatan usaha hilir (BBM dan Gas Bumi melalui Pipa) berdasarkan Izin Usaha.
*) Dan Departemen terkait sesuai lingkup dan tugas kewenangan masing-masing
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
KEWAJIBAN BADAN USAHA (BU)/ BENTUK USAHA TETAP (BUT) KEWAJIBAN BADAN USAHA (BU)/ BENTUK USAHA TETAP (BUT)
Menjamin standar dan mutu yang berlaku sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku serta menerapkan kaidah keteknikan yang baik(Pasal 40)
DI BIDANG KEGIATAN USAHA HULU :1. Mengembalikan sebagian wilayah kerjanya secara bertahap atau seluruhnya kepada
Menteri ESDM (Pasal 16).2. Mengembalikan seluruh Wilayah Kerjanya kepada Menteri ESDM, apabila tidak
melaksanakan kegiatannya dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun sejakberakhirnya jangka waktu eksplorasi (Pasal 17).
3. Menyerahkan seluruh data yang diperoleh selama masa Kontrak Kerja Sama (KKS) apabila KKS berakhir (Pasal 20 ayat 3).
4. Melakukan optimasi dalam pengembangan dan pemroduksian lapangan migas danmelaksanakannya sesuai kaidah keteknikan yang baik (Pasal 21 ayat 2).
5. Menyerahkan 25 (dua puluh lima) persen bagiannya dari hasil produksi minyak bumidan/atau gas bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
6. Membayar penerimaan negara yang berupa pajak dan PNBP (Pasal 31 ayat1).
BU di Bidang Kegiatan Usaha Hilir :Membayar pajak, bea masuk dan pungutan lain atas impor, cukai, pajak daerah danretribusi daerah, serta kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku (Pasal 32)
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
KEWAJIBAN PEMERINTAHKEWAJIBAN PEMERINTAH
1. Menjamin ketersediaan dan kelancaran pendistribusian BBM yang merupakan komoditas vital dan menguasai hajat hidup orang banyak(Pasal 8 ayat 2).
2. Memberikan persetujuan terhadap rancana pengembangan lapangan yang pertama kali akan diproduksikan dalam suatu wilayah kerja, berdasarkanpertimbangan dari Badan Pelaksana setelah berkonsultasi denganPemerintah Daerah yang bersangkutan (Pasal 21 ayat 1).
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
LAMPIRANLAMPIRAN
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
LAMPIRAN 1LAMPIRAN 1PENETAPAN KEBIJAKAN MIGASPENETAPAN KEBIJAKAN MIGAS
Merupakan Kewenangan Menteri Energi dan Sumber Daya MineralDesk : Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
cq. Direktorat Pembinaan Program Migas
Tujuan : Memberikan arahan/ garis besar haluan Migas kepada stakeholders.Perangkat Legislasi : Undang-undang Nomor 22/2001 tentang MigasPerangkat Regulasi : RPP Pembinaan dan Pengawasan Kegiatan Usaha Migas (amanat
Pasal 43)Dokumen Kebijakan : Rancangan Permen ESDM tentang Rencana Umum Perminyakan
dan Pergasbumian Nasional (amanat Pasal 39 ayat 1)
Materi Muatan a.l. :Potensi dan Cadangan Sumber Daya MigasKemampuan Produksi MigasPrakiraan Kebutuhan Bahan Baku dan Bahan Bakar Migas Dalam NegeriPenguasaan Teknologi MigasAspek Lingkungan dan Pelestarian Lingkungan HidupOptimalisasi Kemampuan Migas NasionalKebijakan Pembangunan Migas (“ Pro-Poor, Pro-Job, Pro- Growth”)Program Utama Migas
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
LAMPIRAN 2LAMPIRAN 2PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG MIGASPENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG MIGAS
((PenjelasanPenjelasan PasalPasal 39 39 ayatayat (1) (1) hurufhuruf a a dandan PasalPasal 42)42)
• Penyebarluasan Informasi.• Pendidikan dan Pelatihan.• Penelitian dan Pengembangan Teknologi.• Peningkatan Nilai Tambah Produk.• Penerapan Standardisasi.• Pemberian Akreditasi.• Pembinaan Industri/ Badan Usaha
Penunjang.• Pembinaan Usaha Kecil/ Menengah.• Pemanfaatan Barang dan Jasa Dalam
Negeri.• Pemeliharaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.• Pelestarian Lingkungan Hidup. • Penciptaan Iklim Investasi Yang Kondusif.• Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban.
• Pengawasan Konservasi Sumber Daya danCadangan Minyak dan Gas Bumi.
• Pengawasan pengelolaan Data Minyak dan Gas Bumi.
• Pengawasan Penerapan Kaidah Keteknikan yang baik.
• Pengawasan Jenis dan Mutu Hasil Olahan Minyakdan Gas Bumi.
• Pengawasan Alokasi dan Distribusi Bahan BakarMinyak dan Bahan Baku.
• Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.• Pengawasan Pengelolaan Lingkungan Hidup.• Pengawasan Pemanfaatan Barang, Jasa,
Teknologi dan Kemampuan Rekayasa danRancang Bangun Dalam Negeri.
• Pengawasan Penggunaan Tenaga Kerja Asing.• Pengawasan Pengembangan Tenaga Kerja
Indonesia.• Pengawasan Pengembangan Lingkungan dan
Masyarakat setempat.• Pengawasan Penguasaan, Pengembangan, dan
Penerapan teknologi Minyak dan Gas Bumi.• Pengawasan Kegiatan-kegiatan Lain di bidang
Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi sepanjangmenyangkut kepentingan umum.
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
LAMPIRAN 2 (LAMPIRAN 2 (LanjutanLanjutan))PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG MIGASPENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG MIGAS
((PenjelasanPenjelasan PasalPasal 39 39 ayatayat (1) (1) hurufhuruf a a dandan PasalPasal 42)42)
Penyelenggaraan urusan tersebut dilaksanakan oleh Menteri ESDM cq. Direktur JenderalMinyak dan Gas Bumi, dengan organisasi sebagai berikut :
Menteri ESDM
SekretarisDirektorat Jenderal
Direktur PembinaanUsaha Hulu Migas
Direktur PembinaanUsaha Hilir Migas
Direktur PembinaanProgram Migas
Direktur Teknik danLingkungan Migas
Direktur JenderalMinyak dan Gas Bumi
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
LAMPIRAN 3LAMPIRAN 3
PENGATURAN KEPEMILIKAN PENGATURAN KEPEMILIKAN DAN PENGUASAAN DAN PENGUASAAN NEGARANEGARA ATAS ATAS SUMBERDAYA MIGASSUMBERDAYA MIGAS
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
LAMPIRAN 4aLAMPIRAN 4aKERANGKA REGULASI KEGIATAN USAHA HULU MIGASKERANGKA REGULASI KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
TAHAPAN USAHA HULU MIGAS :
PRA KKS KKS PASCA KKS
REGULASI KEGIATAN USAHA a.l. :
Ketentuan tentang Tata Cara dan Penetapan dan Penawaran WK
Ketentuan tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Data yang Diperoleh dari Survei umum, E dan E Migas
Ketentuan tentang Plan of Development (POD) dan Penerimaan Negara
Ketentuan tentang Domestic Market Obligation (DMO)
Ketentuan tentang Cost RecoveryKetentuan tentang Relinghuisment WK
Ketentuan tentang Participating Interest, Pengalihan Interest dan Operatorship
Ketentuan tentang Kaidah Keteknikan dan Manajemen Reservoar (Pengaturan Produksi)
Ketentuan tentang Pedoman dan Tata Cara Survei Umum Dalam Kegiatan Usaha Hulu Migas
Ketentuan tentang Kontrak Kerja Sama Kegiatan Usaha Hulu migas
PELAKU KEGIATAN a.l. :
DITJEN MIGAS
-PERUSAHAAN SURVEI-PERUSAHAAN JASA G & G-UNIVERSITAS ( MoU dg MIGAS)-BU/BUT (NON KONTRAKTOR)
KKSBU/BUT (KONTRAKTOR)
BP MIGAS
Catatan:: Peraturan yang sudah ada: Rancangan Peraturan
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
LAMPIRAN LAMPIRAN 4b4bKERANGKA REGULASIKERANGKA REGULASI KEGIATAN USAHA HULU MIGASKEGIATAN USAHA HULU MIGAS
TAHAPAN USAHA HULU MIGAS :
EVALUASIDATA
CEKUNGAN
EVALUASI DATA TEKNIS
DAN EKONOMI
CALONWK
(BLOCK)
• Batas-batasWK (koordinat)
• Potensi WK• Term &
Condition KKS• Konsep KKS• Formalitas
Penawaran• Konsultasi
Daerah dalamrangkarencanapenawaran
• PenetapanWK OlehMESDM
• Peta Dasar(Base map)
• Peta KerangkaGeologiRegional
• Peta CitraSatelit
• Peta GeologiPermukaan
DATA WILAYAH
POTENSIALSKALA BESAR
• PerkiraanPotensi SumberDaya
• Perkiraan KonsepEksplorasi(terpenuhinyaunsur-unsurpetroleum system)
• Sejaraheksplorasi
• Identifikasi prospek/ lead
• Analisis ResikoGeologi
• Analisis Petroleum System
• Analisis Ekonomi•
PRA KKS
PENAMBAHAN DAN
PENINGKATAN MUTU DATA
• Survey Umum• Pengolahan &
Peningkatan MutuData
INVENTORYDATA
• Data Seismic• Data Pemboran• Data Geokimia• Data Magnetik &
Gravity
PENAWARAN WK
• PengumumanPenawaran
• EvaluasiDokumenPartisipasi
• Rekomendasi Tim ke DJM PeringkatHasil Penilaian
• PersetujuanPemenangLelang olehMESDM
• PenetapanPemenangLelang oleh DJM
• PengumumanPemenangLelang oleh DJM
PENANDA-TANGANAN
KKS
• Kontrak KerjaSamaKegiatanUsaha HuluMigas
REGULASI KEGIATAN USAHA a.l. :
Ketentuan tentang Tata Cara dan Penetapan dan Penawaran WK
Ketentuan tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Data yang Diperoleh dari Survei umum, E dan E MigasKetentuan tentang Pedoman dan Tata Cara Survei Umum Dalam Kegiatan Usaha Hulu Migas
Ketentuan tentang KKS Kegiatan Usaha Hulu Migas
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
TAHAPAN USAHA HULU MIGAS :
REGULASI KEGIATAN USAHA a.l. :
Ketentuan tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Data yang Diperoleh dari Survei umum, E dan E Migas
Ketentuan tentang Plan of Development (POD) dan Penerimaan Negara
Ketentuan tentang Domestic Market Obligation (DMO)Ketentuan tentang Cost Recovery
Ketentuan tentang Relinghuisment WK
Ketentuan tentang Participating Interest, Pengalihan Interest dan Operatorship
Ketentuan tentang Kaidah Keteknikan dan Manajemen Reservoar
Ketentuan tentang Pedoman dan Tata Cara Survei Umum Dalam Kegiatan Usaha Hulu Migas
Ketentuan tentang Kontrak Kerja Sama Kegiatan Usaha Hulu migas
EVALUASIG & G,
PENGOLAHAN DAN
PENINGKATANMUTU DATADAN SURVEI
• Urutan Prospekberdasarkan tingkatResiko Geologi
• InformasiTeknisUsulan PemboranEksplorasi
• Risk AssasmentRencana Pemboran
• PersetujuanRencana Pemboran
• Desain sumur(casing dll)
• Penentuan Lokasisumur
• Penggunaan Rig• UKL/UPL• Sertifikasi Tenaga
Kerja
• Disain danRencana Survei(Geologi danGeofisika)
• Usulan Work Program & Budget
• Survei Seismikdan atau Geologi
• Inventarisasi data tambahan
KKS
• Data Seismikdan atau Data GeologiUmum Baru
• Interpretasi dankorelasi Data Sumur
• Interpretasi Data Seismik
• AnalisisGeokimia
• Analisis ContohBatuan (Core,Cutting)
• Prospecting danmapping
• Evaluasi KonsepEksplorasi danResiko Geologi
• PerhitunganSumber Daya
DATA BARU
• Kontrak KerjaSamaKegiatanUsaha HuluMigas
PENANDA-TANGANAN
KKS
EVALUASIG & G,
(INTERPRETASI DAN
INTEGRASI DATA)
PERINGKATPROSPEK
DAN MONTAGE
BOR
PEMBORANEKSPLORASI CADANGAN
• CadanganPosible danProbable (CadanganPotensial)
• Karakteristikreservoir (RF, jenis fluida, litologi)
PRA - POD
• PemboranDeliniasi
• PenambahanData Baru
• SertifikasiCadangam(CadanganTerbukti)
POD
DRY / NON EKONOMIS RELINGUISHMENT
• WK Dikembalikan KarenaTidak diketemukanCadangan yang Ekonomis
• Well logging• Sampling (core,
cutting)• Data Fluida• Final Well
Report• Penggunaan
Well control ygtersertifikasi
• Leak Off Test• Pengaturan
Perforasi
• Persetujuan POD• Penerimaan Bag.
Negara (PNBP/ Pajak)
• Indonesian Prticipant 10 %
• Konsultasi Daerah dalam rangka bagihasil
• Pemasaranproduct
LAMPIRAN LAMPIRAN 4c4cKERANGKA REGULASIKERANGKA REGULASI KEGIATAN USAHA HULU MIGASKEGIATAN USAHA HULU MIGAS
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
TAHAPAN USAHA HULU MIGAS :
REGULASI KEGIATAN USAHA a.l. :
Ketentuan tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Data yang Diperoleh dari Survei umum, E dan E Migas
Ketentuan tentang Plan of Development (POD) dan Penerimaan Negara
Ketentuan tentang Domestic Market Obligation (DMO)Ketentuan tentang Cost Recovery
Ketentuan tentang Relinghuisment WK
Ketentuan tentang Pedoman dan Tata Cara Survei Umum Dalam Kegiatan Usaha Hulu Migas
Ketentuan tentang Kontrak Kerja Sama Kegiatan Usaha Hulu migas
BERAKHIRNYAJANGKA WAKTU
KKS / CADANGANTIDAK EKONOMIS
UNTUK DILANJUTKAN OPERASINYA
PASCA KKS
INVENTORY DATA
DAN POST MORTEM
HASIL EKSPLORASI
• PENYIAPAN WK BARU UNTUK DITAWARKAN (MIGAS)
• USULAN PENAWARANLANGSUNG OLEH BU/BUT
POD
RELINGUISHMENT
• WK Dikembalikan KarenaTidak diketemukanCadangan yang Ekonomis
Ketentuan tentang Tata Cara dan Penetapan dan Penawaran WK
FASILITAS PRODUKSI PRODUKSI DATA
PRODUKSI
KKS
• perkembanganproduksi
• sisa cadangan• jumlah sumur• Pelaporan (
gas, minyak, kondensat, water cut)
• Penjaminaninstalasi danperalatan
• PenggunaanSSSV
• Kriteria untukSSSV
• AMDAL• Pengolahan
Lapangan• Well testing
PEMBORAN
• PemboranPengembangan
• PerawatanSumur(StimulasiFracturing)
• Work Over (pindah lapisan)
• Pembangunan fasilitas produksi
• Well Testing
• Decommisioning• Platform removal• P & A
• Cadangan termasuksertifikasi (apabiladiperlukan) : (Terbukti, Possible, Probable)
• Rencana produksi- Jumlah Sumur- Fasilitas Produksi- Fasilitas Penunjang
• Keekonomian Lapangan• Rencana pemanfaatan
migas• Perkiraan biaya yang
diperlukan untukpengembangan lapangandan biaya produksi
• Proses eksploitasi• Perkiraan Penerimaan
Negara dari migas• K3 dan pengembangan
lingkungan masyarakatsekitar
• Penggunaan tenaga kerja, barang dan jasa produksidalam negeri
• Pra keteknikan(Commisioning)
• Pembangunan fasilitas produksi
EKSPLOITASI
LAMPIRAN LAMPIRAN 4d4dKERANGKA REGULASIKERANGKA REGULASI KEGIATAN USAHA HULU MIGASKEGIATAN USAHA HULU MIGAS
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
LAMPIRAN 5aLAMPIRAN 5aREGULASI KEGIATAN USAHA HILIRREGULASI KEGIATAN USAHA HILIR
MINYAK BUMI, BBM DAN HASIL OLAHANMINYAK BUMI, BBM DAN HASIL OLAHAN
Data Supply&
DemandPengolahan Data
Stock
• Minyak Bumi (DN, LN)• Konsumsi BBM• Hasil Olahan• Laju pertumbuhan• ICP
Pengangkutan NiagaDataPenyaluran
DataProduk
REGULASI KEGIATAN USAHA a.l. :• Struktur Pasar
Penyimpanan
• BBM• Hasil
Olahan• Pelumas• LPG
Biaya Pokok Pengolahan• MOPS• ICP
Konsumen
• Industri• Transpor-
tasi• R. Tangga• Komersial• Usaha
Kecil
• Perlindungan konsumen
• Mutu pelayanan, NPT
• Fasilitasi hubungan komersial
• Harga jual
• Penugasan PSO
• Standar & Mutu (Spesifikasi) Produk, Pelumas
• MinyakBumi
• BBM• BBL• Hasil
Olahan• LPG• Pelumas
• Minyak bumi• BBM• BBL• Hasil Olahan• LPG
• Biaya Penyimpanan/Pengangkutan
• Jaminan pasokMinyak Bumi
• Kaidah Keteknikan dan K3PL
Biaya Pengangkutan Biaya Penyimpanan Penetapan Harga
Impor DataImpor
• Fasilitas/sarana• Lokasi Kilang
• Fasilitas/sarana
• Lokasi
• Minyak bumi• BBM• BBL• Hasil Olahan• LPG
• Fasilitas/sarana
• Lokasi
• Fasilitas/sarana
• Lokasi• Biaya
Distribusi
• BPP
• Rekomendasi Ekspor/Impor, NPT
• Izin Usaha
• Pertimbangan Tertulis
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
Data Supply&
DemandPengolahan Data
StockPengangkutan NiagaData
PenyaluranData
Produk
REGULASI KEGIATAN USAHA a.l. :• Struktur Pasar
Penyimpanan
Biaya Pokok Pengolahan
Konsumen
• Industri• Transpor-
tasi• R. Tangga• Komersial• Usaha
Kecil
• Perlindungan konsumen• Fasilitasi hubungan komersial
• Mutu pelayanan
• Harga jual
• Penugasan PSO LPG
• Standar & Mutu (Spesifikasi) Produk
• Biaya Penyimpanan/Pengangkutan
• Kaidah Keteknikan dan K3PL
Biaya Pengangkutan Biaya Penyimpanan Penetapan Harga
Impor DataImpor
• Fasilitas/sarana• Lokasi Kilang
• Fasilitas/sarana
• Lokasi
• Fasilitas/sarana
• Lokasi
• Fasilitas/sarana
• Lokasi
• Biaya Pengolahan
• Izin Usaha
• Gas Bumi (DN & LN)• Konsumsi Gas Bumi,
LNG, LPG, CNG, BBG
• ICP• Aramco
• LNG• LPG• GTL• Lean Gas• Hasil Olahan
• LNG• LPG• GTL• Hasil Olahan
• LNG• LPG• CNG• GTL• Gas Bumi• Hasil Olahan
• LNG• LPG• CNG• GTL• Gas Bumi• Hasil
Olahan
• Hak Khusus
LAMPIRAN 5bLAMPIRAN 5bREGULASI KEGIATAN USAHA HILIRREGULASI KEGIATAN USAHA HILIR
GAS BUMIGAS BUMI
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
LAMPIRAN 6 LAMPIRAN 6 REGULASI KETEKNIKANREGULASI KETEKNIKAN MIGASMIGAS
Merupakan Kewenangan Menteri Energi dan Sumber Daya MineralDesk : Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
c.q. Direktorat Teknik dan Lingkungan MigasMenteri Terkait : Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Lingkungan HidupTujuan : Untuk mewujudkan instalasi migas yang andal, aman (terhadap
pekerja dan masyarakat umum) dan akrab lingkungan.Perangkat Regulasi : RPP “Keselamatan Migas” (Amanat Pasal 42 UU No. 22 Th. 2001)
(Tentang kaidah keteknikan yang baik, keselamatan dan kesehatankerja, dan Pengelolaan Lingkungan)
Materi Muatan a.l. :• Kaidah Keteknikan yang baik, a.l. Persyaratan Umum Instalasi Migas.• Keselamatan dan Kesehatan Kerja.• Keselamatan Umum.• Perlindungan Lingkungan Hidup.• Keselamatan Instalasi Migas.• Mutu dan Kualitas Produk.• Standardisasi.• Akreditasi.• Sertifikasi :
− Kompetensi Personil/ Tenaga Teknik Migas,− Kelaikan Peralatan/ Instalasi Migas,− Kelaikan Badan Usaha Penunjang Migas.
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
LAMPIRAN 7 LAMPIRAN 7 PEMBINAAN PEMBINAAN INDUSTRI / BADAN INDUSTRI / BADAN USAHA PENUNJANG MIGASUSAHA PENUNJANG MIGAS
Merupakan kewenangan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral *)
Desk : Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
c.q. Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas
Tujuan : Mewujudkan Badan Usaha Migas yang laik usaha
Perangkat Regulasi :
• RPP Pembinaan dan Pengawasan Kegiatan Usaha Migas (Amanat Pasal 38, 39 dan
41 UU No. 22 Tahun 2001);
• Revisi Permen Pertambangan dan Energi No. 147 Tahun 1972.
Materi Muatan a.l. :
• Klasifikasi Penggolongan Jenis Usaha Jasa Penunjang
• Persyaratan Teknis Administratif
• Sertifikasi Badan Usaha Penunjang
• dll (Lihat Kerangka Regulasi)
*) dengan tetap mengacu kepada Undang-Undang lain dan / atau kewenangan Menteri lain
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
LAMPIRAN 8LAMPIRAN 8JEJARING INDUSTRI MIGASJEJARING INDUSTRI MIGAS
Usaha Hilir Migas
•PT Pertamina(Persero)
• PT PGN (Persero)• Hiswana Migas••••• dll
Usaha Hulu Migas
•Pertamina EP•PT Medco•PT CPI•PT Total••••• dll
Pemerintah (Public Sector) Non-Pemerintah (Private Sector)
Forum KomunikasiProdusen
Migas
Forum Komunikasi
Usaha Penunjang
Migas
Forum KomunikasiUsaha Hilir
Migas
Usaha PenunjangMigas• Konsultan• Perusahaan JasaKonstruksi
• Perusahaan Inspeksi Teknik
• Usaha Kediklatan• Usaha Kelitbangan•• dll
Forum Komunikasi
IndustriPenunjang
Migas
Forum Komunikasi
AsosiasiProfesi Migas
BadanPengatur
BadanPelaksana
(BP)
Otoritas Nasional :
MASYARAKAT MIGAS INDONESIA
( M M I )
Menteri ESDM
Cq. Ditjen Migas
Forum KomunikasiKonsumen
Migas
Industri PenunjangMigas• Perusahaan/ Pabrikasi peralatan, perlengkapan danpemanfaat migas
••••• dll
Asosiasi Profesi
• IATMI • PII• IAGI • HAGI••••• dll
OrganisasiKonsumen Migas• Yayasan LembagaKonsumenIndonesia (YLKI)
•••••• dll
Gubernurcq. Dinas
Pertambangan
Otoritas Daerah :
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
UU Migas vs UU Keselamatan Kerja
Depnakertrans
UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Ialah aturan keselamatan kerja secara umum dalamsegala tempat kerja yang berada di dalam wilayahkekuasaan hukum RI termasuk di dalamnya usahapertambangan minyak dan gas bumi
Dep. ESDM
UU No. 22 Tahun 2001tentang Minyak dan Gas Bumi
BU/BUT menjaminstandar, mutu, kaidahketeknikan yang baik, keselamatan dankesehatan kerja sertapengelolaan lingkunganhidup {Ps. 40 (1, 2, 3)}
PP No. 17 Tahun 1974tentang PengawasanPelaksanaan Eksplorasidan Eksploitasi Migas diDaerah Lepas Pantai
PP No. 11 Tahun 1979tentang KeselamatanKerja pada Pemurniandan Pengolahan Minyakdan Gas Bumi
PP No. 19 Tahun 1973 tentang Pengaturandan Pengawasan Keselamatan Kerja di BidangPertambanganMenteri Pertambangan melakukan pengawasan ataskeselamatan kerja dalam bidang pertambangan danberpedoman kepada UU No. 1 Tahun 1970 (Ps. 2).
UU
PP
Peraturan Menteri PertambanganNo. 05/P/M/Pertamb/1977 tentang KewajibanMemiliki Sertifikat Kelayakan Konstruksi untukPlatform Migas di Daerah Lepas Pantai
Peraturan Menteri Pertambangan dan EnergiNo. 06P/0746/M.PE/1991 tentang PemeriksaanKeselamatan Kerja atas Instalasi, Peralatan danTeknik yang Dipergunakan dalam PertambanganMigas dan Pengusahaan Sumberdaya PanasBumi
“Domain”
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
UU Migas vs UU Lingkungan?
Kementerian Lingkungan Hidup
UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Ialah aturan keselamatan kerja secara umum dalamsegala tempat kerja yang berada di dalam wilayahkekuasaan hukum RI termasuk di dalamnya usahapertambangan minyak dan gas bumi
Dep. ESDM
UU No. 22 Tahun 2001tentang Minyak dan Gas Bumi
BU/BUT menjaminstandar, mutu, kaidahketeknikan yang baik, keselamatan dankesehatan kerja sertapengelolaan lingkunganhidup {Ps. 40 (1, 2, 3)}
PP No. 17 Tahun 1974tentang PengawasanPelaksanaan Eksplorasidan Eksploitasi Migas diDaerah Lepas Pantai
PP No. 11 Tahun 1979tentang KeselamatanKerja pada Pemurniandan Pengolahan Minyakdan Gas Bumi
PP No. 19 Tahun 1973 tentang Pengaturandan Pengawasan Keselamatan Kerja di BidangPertambanganMenteri Pertambangan melakukan pengawasan ataskeselamatan kerja dalam bidang pertambangan danberpedoman kepada UU No. 1 Tahun 1970 (Ps. 2).
UU
PP
Peraturan Menteri PertambanganNo. 05/P/M/Pertamb/1977 tentang KewajibanMemiliki Sertifikat Kelayakan Konstruksi untukPlatform Migas di Daerah Lepas Pantai
Peraturan Menteri Pertambangan dan EnergiNo. 06P/0746/M.PE/1991 tentang PemeriksaanKeselamatan Kerja atas Instalasi, Peralatan danTeknik yang Dipergunakan dalam PertambanganMigas dan Pengusahaan Sumberdaya PanasBumi
“Domain”
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
KERANGKA REGULASIKERANGKA REGULASIUSAHA PENUNJANG MINYAK DAN GAS BUMIUSAHA PENUNJANG MINYAK DAN GAS BUMI
“Domain”
Dep. ESDM
UU 22/2001tentang
Minyakdan
Gas Bumi
UU
PP
PP No 35 Tahun 2004
ttg Kegiatan Usaha Hulu Migas
UU No. 18/1999tentang Jasa Konstruksi
PP No . 28 Tahun 2000ttg Usaha dan Peran
Masyarakat Jasa Konstruksi
Dep. ESDM
JASA-KONSTRUKSI(Dep. Pekerjaan Umum)
PERMEN PERTAMBANGAN DAN ENERGI No. 147 Tahun 1972 Tentang Perijinan usaha Perusahaan Asing yang bekerja di bidang
jasa-jasa usaha pertambangan minyak dan gas bumi
RANCANGAN PERMEN ESDMTENTANG
USAHA PENUNJANG MINYAK DAN GAS BUMI*PP No 36 Tahun 2004
ttg Kegiatan Usaha Hilir Migas
RPPPembinaan dan
PengawasanKegiatan Usaha Migas
JASA- NON KONSTRUKSI
PP No 29 Tahun 2000ttg Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi
PP No 30 Tahun 2000ttg Penyelengaraan
Pembinaan Jasa Konstruksi
Belum ada UU
Belum ada PP
*) Terdiri dari :• Usaha Jasa Konstruksi Migas• Usaha Jasa Non-Konstruksi Migas• Industri Penunjang Migas
(Lingkup Kewenangan)
INDUSTRI PENUNJANG(Dep. Perin.)
UU No. 5/1984ttg Perindustrian
PP No. 17/1986
tentangKewenanganPengaturan,
Pembinaan danPengembangan
Industri
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
CAKUPAN (LINGKUP)CAKUPAN (LINGKUP)UU NO. 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMIUU NO. 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI
Pada Sisi Hilir1. Bahan Bakar Minyak (BBM)
Hasil Olahan Tertentu
2. Bahan Bakar Gas (BBG)
3. Bahan Bakar Lain (BBL)
Pada Sisi Hulu1. Minyak bumi termasuk aspal, lilin mineral atau
ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dariproses penambangan
2. Gas bumi terdiri dari :• Gas Alam (Gas Methan A)• Gas Metana Batubara (Gas Methan B)
3. (Diatur Undang-undang/ Sektor lain)
Komoditas yang diatur :
Kepemilikan Sumber Daya Alam Migas Oleh Negara, dengan Pemerintah SebagaiKuasa PertambanganKegiatan usaha migas, yang terdiri atas :
1. Kegiatan Usaha Hulu yang mencakup :a. Eksplorasib. Eksploitasi
2. Kegiatan Usaha Hilir yang mencakup :a. Pengolahanb. Pengangkutanc. Penyimpanand. Niaga
Pembinaan Industri/ Badan Usaha Penunjang Migas (Pasal 3 ayat 1 butir a)Pengertian “Industri Migas” mencakup usaha migas dan usaha penunjang migas
© Ditjen Migas 2006
Status: 020906
REGULASI REGULASI KEGIATAN USAHA HULU MIGASKEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Kewenangan : Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Desk : Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
c.q. Direktorat Pembinaan Usaha Hulu Migas
Tujuan : Untuk mewujudkan pengusahaan hulu migas yang efisien
Kerangka regulasi seperti pada Lampiran 3.