pedoman analisa satuan pekerjaan pengaman sungai

13

Click here to load reader

Upload: dony-bvs

Post on 24-Sep-2015

111 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Analisa Satuan Pekerjaan Pengaman Sungai

TRANSCRIPT

  • Konsep Pd.T.xx-xxxx.A

    13 dari 12

    Konsep Pd.T.xx-xxxx.A

    RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

    Konsep

    Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

    Volume IV: Pengaman Sungai Bagian 5: Bottom Controller

    ICS 93.010 BIDANG SUMBER DAYA AIR S D A

    RPT0

    P14N54New Stamp

  • Konsep Pd.T.xx-xxxx.A

    1 dari 12

    Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Volume IV: Pengaman Sungai Bagian-5. Bottom Controller

    1 RUANG LINGKUP Pedoman ini menetapkan besaran indeks komponen harga satuan bahan bangunan, indeks tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan setiap unit satuan volume pekerjaan pembangunan pengaman sungai, khususnya Bottom Controller. Pedoman ini meliputi analisa biaya perencanaan, desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan. 2 ACUAN NORMATIF

    - Pd. T. xx xxxx.A Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 1. Pekerjaan Tanah.

    - Pd. T. xx xxxx.A Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 2. Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan.

    - Pd. T. xx xxxx.A Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 3. Pekerjaan Geoteknik.

    - Pd. T. xx xxxx.A Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 4. Pekerjaan Beton dan Bekisting.

    - Pd. T. xx xxxx.A Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 5. Pekerjaan Pasangan.

    - Pd.T.xx xxxx.A Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 6. Pekerjaan Pemancangan.

    - Pd.T.xx xxxx.A Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 7. Pekerjaan Dewatering.

    - Pd.T.xx xxxx.A Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 9. Pekerjaan Lain-lain.

    - Pd. T. xx xxxx.A Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume IV: Pengaman Sungai, Bagian 4. Bottom Controller.

    - Pd. T. xx xxxx.A Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume IV: Pengaman Sungai, Bagian 3. Pelaksanaan Konstruksi.

    3 ISTILAH DAN DEFINISI 3.1 Angka indeks adalah faktor pengali (koefisien) sebagai dasar perhitungan bahan baku dan upah kerja.

    3.2 Beton adalah suatu bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen, pasir, kerikil (batu pecah ) dan air dengan perbandingan tertentu.

    3.3 Biaya bahan adalah jumlah biaya berbagai bahan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan, didapat dari perkalian harga dasar satuan bahan dengan jumlah atau volume bahan yang dipakai.

    3.4 Bronjong kawat adalah kotak yang dibuat dari anyaman kawat baja berlapis seng yang pada penggunaannya diisi batu-batu belah.

    3.5 Harga satuan pekerjaan (HSP) adalah biaya upah kerja dengan atau tanpa harga bahan-bahan bangunan untuk satuan pekerjaan tertentu.

  • Konsep Pd.T.xx-xxxx.A

    2 dari 12

    3.6 Jumlah pekerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan.

    3.7 Pekerjaan manual adalah pekerjaan yang dibuat/dikerjakan dengan peralatan bukan mesin.

    3.8 Satuan pekerjaan adalah satuan jenis kegiatan konstruksi bangunan yang dinyatakan dalam satuan panjang, luas, volume dan unit.

    3.9 Upah kerja adalah biaya untuk upah pekerja yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, didapat dari hasil perkalian jumlah tenaga manusia yang dibutuhkan dengan harga dasar satuan upah untuk masing-masing tingkat keahliannya. 4. SINGKATAN ISTILAH

    Singkatan Kepanjangan Istilah cm centimeter Satuan panjang kg kilogram Satuan berat m atau m Meter panjang Satuan panjang m2 Meter persegi Satuan luas m3 Meter kubik Satuan volume OH Orang hari Satuan tenaga kerja per-hari OB Orang bulan Satuan tenaga kerja per-bulan LS Lump sum Satuan volume paket pekerjaan

    5 KETENTUAN DAN PERSYARATAN Beberapa ketentuan dan persyaratan yang bersifat umum dalam pedoman ini adalah :

    a) Besaran indeks kebutuhan tenaga kerja, bahan dan peralatan ini berlaku untuk seluruh Indonesia. Besaran harga satuan pekerjaan mungkin berbeda untuk masing-masing daerah yang berdasarkan harga satuan dasar bahan dan upah tenaga kerja sesuai dengan kondisi setempat dan tidak membedakan faktor produktifitas tenaga kerja serta sistem penghitungan volume bahan yang berlaku di daerah yang bersangkutan.

    b) Besaran indeks dihitung berdasarkan spesifikasi bahan dan cara pengerjaan setiap jenis pekerjaan sesuai dengan standar atau pedoman yang berlaku di Indonesia.

    c) Volume pekerjaan dapat dihitung berdasarkan gambar teknis yang telah disetjui (misal gambar detail desain atau jika ada gambar hasil shop drawing), atau besaran volume pekerjaan (BoQ) yang telah tertera pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

    d) Jam kerja efektif untuk para pekerja diperhitungkan selama 7(tujuh) jam per hari.

    e) Indeks bahan, tenaga kerja dan juga ada yang termasuk peralatannya ini dipakai untuk menghitung harga satuan pekerjaan.

    f) Harga satuan pekerjaan adalah hasil AHSP ditambah maksimum 15%-nya yang merupakan komponen 5% overhead cost dan keuntungan 10%.

    6 INDEKS KOMPONEN HARGA SATUAN PEKERJAAN Pedoman ini meliputi pelaksanaan kegiatan perencanaan, desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan dalam pembangunan Bottom controller. Berbagai jenis tanggul bisa terbuat dari kayu, bronjong kawat, tiang pancang beton bertulang.

  • Konsep Pd.T.xx-xxxx.A

    3 dari 12

    Pedoman ini meliputi pelaksanaan kegiatan perencanaan, desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan dalam pembangunan pengaman sungai untuk jenis konstruksi pelindung tebing dan talud. Berbagai jenis konstruksi Bottom controller dapat terbuat dari pasangan batu kali, batu kosong, batu kali berusuk beton, bronjong kawat dan berbagai jenis tersebut dapat pula dikombnasi dengan tiang pancang beton bertulang.

    3.1 Perencanaan dan Desain Untuk tahap perencanaan yaitu perencanaan awal, para-desain dan studi kelayakan rencana pengamanan sungai, dan kemudian baru dilanjutkan dengan detail desain khusus untuk Bottom controller. Besaran biaya perencanaan umumnya dipakai dua cara yaitu cara prosentase dan cara man month. Kedua cara ini merupakan pendekatan mana saja yang penerapannya lebih realitas ataupun dapat lebih terukur untuk mencapai sasaran hasil perencanaan sesuai dengan Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume IV: Pengaman Sungai secara umum yaitu untuk berbagai jenis pengaman sungai.

    Kedua cara tersebut mempunyai keuntungan serta kerugiannya masing-masing, namun kenyataan dalam penawaran untuk biaya perencanaan atau detail desain jika tidak ditentukan apakah cara prosentase atau cara man month, biasanya dihitung dua cara tersebut dan kemudian diambil harga minimumnya.

    Khusus pada tahap perencanaan awal dapat dikelompokkan sebagai pekerjaan sangat kecil s.d sangat besar. Biaya perencanaan dihitung berdasarkan harga satuan dasar honorarium bulanan (OB) tenaga akhli tingkatan Profesional Utama yang berpendidikan minimum S1 dengan pengalaman minimum 10 tahun. Maka rentang biaya perencanaan berkisar antara 2 OB s.d 10 OB, seperti pada Tabel 1.

    Tabel 1. Klasifikasi Biaya Perencanaan Pengamanan Sungai

    Panjang Bottom Controller

    (m)

    Debit Maksimum

    (m3/s)

    Panjang Sungai (km)

    Biaya (OB) No. Klasifikasi

    Bobot 30% Bobot 30% Bobot 40%

    1. Sangat Kecil PBC < 100 Q < 100 PS < 50 2

    2. Kecil 100 < PBC < 500 100 < Q < 200 50 < PS < 100 4

    3. Menengah 500 < PBC < 2.000 200 < Q < 500 100 < PS < 200 6

    4. Besar 2000 < PBC < 5000 500 < Q < 1.000 200 < PS < 300 8

    5. Sangat Besar PBC > 5000 Q > 1.000 PS > 300 10

    Pada tahap perencanaan awal akan dihitung harga perkiraan sendiri (HPS) bangunan pengaman sungai atau harga bangunan (HB) dengan kesalahan maksimum 10%. Maka pada tahapan selanjutnya yaitu pra-desain diharapkan akan didapat HPS dengan kesalahan maksimum 8% dan kemudian pada tahap studi kelayakan serta detail desain akan didapat HPS dengan kesalahan maksimum 5%.

    5.1.1 Cara Prosentase Biaya perencanaan atau detail desain ada patokan umum yang merupakan prosentase terhadap besaran biaya pembangunannya. Umum digunakan pada kisaran 3,5% s.d 12% dari besaran biaya pembangunannya. Biaya ini umumnya meliputi biaya perencanaan (30%), detail desain (40%) dan pengawasan pelaksanaan pembangunan (30%), dan tidak termasuk biaya pengukuran topografi dan pemetaan; investigasi dan penyelidikan geoteknik. Untuk biaya pengukuran dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A, Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 2. Pekerjaan Pengukuran

  • Konsep Pd.T.xx-xxxx.A

    4 dari 12

    Topografi dan Pemetaan, sedangkan untuk biaya penyelidikan geoteknik dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A: Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Bagian 3. Pekerjaan Geoteknik. Penentuan besaran nilai prosentase untuk harga bangunan (HB) yang besar atau mahal atau juga tingkat kesulitannya rendah, maka nilai BP diambil yang kecil (3,5%) dan sebaliknya. Klasifikasi besaran nilai harga bangunan dibagi dalam empat kelas yaitu kecil, menengah, besar dan sangat besar. Berdasarkan pendekatan ini, klasifikasi besaran nilai BP diperkirakan seperti pada Tabel 2.

    Tabel 2. Klasifikasi Prosentase Biaya Perencanaan dan Detail Desain Tingkat Kesulitan

    No. Klasifikasi Harga Bangunan (HB) * Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah

    1. Sangat Kecil HB < Rp 100 jt 12% 11% 9,8% 8% 2. Kecil Rp 100 jt < HB < Rp 500 Juta 10% 8,8% 7,8% 7% 3. Menengah Rp 500 jt < HB < Rp 1 Milyar 8,8% 7,52% 6,45% 5,7% 4. Besar Rp 1 Milyar < HB < Rp 5 Milyar 7,8% 6,45% 5,33% 4,5% 5. Sangat Besar HB > Rp 5 Milyar 7% 5,6% 4,43% 3,5%

    Keterangan: * diperkirakan pada tahun 2006

    Tabel ini merupakan pedoman yang bersifat umum sekali, namun untuk hal yang khusus misalnya untuk biaya pembangunan pos duga air AWLR (automatic water level recorder) yang tentunya harga bangunannya kecil tetapi analisis hidrologinya yaitu menghitung Q banjir sama dengan untuk mendesain bendung dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

    Kemungkinan lainnya yaitu bangunan air yang akan direncanakan belum dapat diperkirakan harga bangunannya secara akurat, maka dapat digunakan harga satuan pembangunan, misal intake penyediaan air baku untuk tingkat kesulitan rendah sampai tinggi dalam kisaran harga Rp 50.000 s.d Rp 500.000 /m3/s (data tahun 2005).

    5.1.2 Cara Man Month Dalam hal cara prosentase masih dinilai kurang akurat, maka melalui pendekatan Man Month, dengan rincian berbagai tenaga akhli terkait akan lebih jelas besaran volume pekerjaan yang harus dilaksanakan. Cara ini disajikan dalam bentuk sebagai berikut:

    a. Biaya Langsung Personil (Remuneration) Pelaksanaan kegiatan ini akan melibatkan tenaga akhli/profesional dari berbagai bidang keakhlian serta tenaga pendukung seperti tercantum dalam Pd. T. xx xxxx.A, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume IV: Pengaman Sungai, Bagian 5. Bottom Controller. Jumlah kebutuhan tenaga akhli tersebut untuk kegiatan perencanaan dan detail desain, seperti terlihat pada Tabel 2.

    Tabel 2. Kebutuhan Rata-rata Tenaga Ahli (KTA)

    No. Panjang Bottom

    Controller (m)

    Bobot 25%

    Debit Banjir (m3/s)

    Bobot 25%

    Kerusakan Morfologi Sungai

    Bobot 25%

    KTA * (OB)

    1. PT < 100 Q < 100 Ringan 20 OB 2. 100 < PT < 500 100 < Q < 200 Sedang 40 OB 3. 500 < PT < 2.000 200 < Q < 500 Berat 60 OB 4. 2000 < PT < 5000 500 < Q < 1.000 Sangat berat 80 OB 5. PT > 5000 Q > 1.000 Amat sangat berat 100 OB

    Keterangan: * Kebutuhan tenaga ahli total untuk tahap pra-desain (20%) dan studi kelayakan (30%) dan detail desain (50%) diluar kebutuhan untuk pengukuran & pemetaan serta penyelidikan geoteknik.

  • Konsep Pd.T.xx-xxxx.A

    5 dari 12

    Bidang keakhlian yang harus terlibat tergantung pada kerangka acuan kerja (KAK) pekerjaan ini atau juga seperti tercantum pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume IV: Pengaman Sungai, Bagian 5. Bottom controller. Untuk kegiatan perencanaan Bottom controller (untuk pra-desain 20% dan untuk studi kelayakan 30% dari Tabel 2), tenaga ahli yang harus terlibat adalah tim leader, ahli sungai, ahli hidrologi, ahli geoteknik, ahli lingkungan dan ahli analisis ekonomi (untuk kelayakan finansial dan ekonomi). Sedangkan untuk tahap detail desain Bottom controller (50% dari Tabel 2), tenaga ahli yang harus terlibat adalah tim leader, ahli hidrologi, ahli sungai, ahli geoteknik, estimasi biaya. Kebutuhan waktunya masing-masing tenaga ahli dianalisa dalam Kebutuhan Tenaga Ahli seperti pada contoh di Lampiran C. Di dalam tahapan perencanaan dan detail desain disamping tenaga ahli tersebut diperlukan pula tenaga penunjang yang terdiri tenaga asisten dan kantor. Untuk tenaga asisten dan juru gambar yang mendampingi tenaga ahli khususnya untuk kegiatan utamanya atau juga lainnya jika diperlukan, misal untuk perencanaan bendung diperlukan asisten ahli bendung yang lama waktunya disesuaikan dengan kebutuhan. Sedangkan untuk tenaga operasional kantor dapat terdiri atas sekretaris, administratur, operator komputer dan pesuruh/penjaga. Biaya langsung personal ini disyaratkan harus tidak kurang dari 60% dari biaya total sebelum ditambah pajak. Besaran billing rate ditentukan berdasarkan basic price dari daerah setempat (sebagai contoh pada Lampiran A). Billing rate untuk tenaga akhli ataupun asisten ditentukan oleh tingkat pendidikan dan lamanya pengalaman kerja efektifnya (bukan lamanya waktu setelah lulus atau tanggal ijazah), tetapi dihitung waktu efektifnya, sehingga umumnya pengalaman kerja efektif lebih kecil dari waktu sejak lulus. b. Biaya Langsung Non-Personil Komponen biaya langsung non-personil yang nilainya < 40% akan meliputi sub-sub komponen: 1) Alat tulis kantor pakai habis Pada umumnya biaya alat tulis kantor (ATK) besaran per bulannya disesuaikan

    dengan kebutuhan, yang meliputi: alat tulis, biaya kantor dan bahan komputer

    2) Peralatan Kantor Biaya peralatan kantor per bulannya disesuaikan dengan kebutuhan diantaranya sewa

    komputer, printer, scanner atau juga mesin foto copy.

    3) Komunikasi Yang termasuk biaya komunikasi diantaranya biaya telepon dan e-mail atau

    pembayaran biaya bulanan provider e-mail/internet.

    4) Sarana Transportasi (jika diperlukan) Dimaksudkan untuk penyewaan kendaraan operasional baik untuk roda 2 dan juga

    roda 4, dapat dihitung berdasarkan sewa harian atau bulanan diambil yang paling murah. Namun jika dianggap tidak diperlukan, maka tidak perlu diajukan oleh penyedia jasa.

    5) Perjalanan Dinas yang terdiri dari perdiem allowance dan transportasi Biaya perjalanan dinas dapat terdiri atas perdiem allowance dan biaya transportasi

    (charter kendaraan atau tiket KA/pesawat) dari lokasi pekerjaan ke lokasi tujuan yang diperlukan yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada institusi pengguna

  • Konsep Pd.T.xx-xxxx.A

    6 dari 12

    jasa.

    6) Workshop, Sosialisasi, dan Konsinyasi (jika diperlukan) Biaya pelaksanaan kegiatan ini dapat terdiri atas biaya transportasi, konsumsi, honor,

    akomodasi dan biaya penggandaan material untuk nara sumber yang diundang. Ketiga tahapan kegiatan ini jika dianggap perlu berbeda perlakuannya semuanya dapat dipisah satu sama lain.

    7) Pelaporan Biaya ini dimaksudkan untuk membiayai penggandaan laporannya saja dan secara

    jelas tidak termasuk biaya pembuatannya, karena proses pembuatannya dibayar dengan man-month. Biaya ini perlu memperhatikan jumlah halaman dari tiap tahapan laporannya, ukuran kertas yang digunakan, bentuknya (teks atau gambar), berwarna atau tidak, bentuk penjilidan, jumlah rekaman/copy yang harus dipenuhinya sesuai dengan KAK. Tahapan pelaporan atau jenis laporan dapat berupa laporan pendahuluan, interim, bulanan, draft final dan final.

    8) Lain-lain Biaya lain-lain adalah biaya yang pada kenyataannya harus disediakan, diantaranya

    foto copy data, beli buku data, ataupun biaya final setting dll.

    Secara keseluruhan biaya dapat dilihat secara rinci pada Lampiran-B.

    6.2 Konstruksi Pelaksanaan konstruksi dari berbagai jenis bottom controller yang berbeda satu sama lainnya adalah hanya karena perbedaan bahannya sehingga struktur atau konstruksinya menjadi berbeda. Sehingga pekerjaan persiapan dan lain-lain untuk keseluruhan jenis bottom controller masih sama, maka AHSP-nya sebagai berikut:

    A. Pekerjaan Persiapan A.1 Persiapan Umum

    Pekerjaan persiapan yang termasuk dalam kegiatan yang bersifat umum yaitu Moblisasi/demobilisasi peralatan, Pembersihan lapangan, Pemagaran daerah kerja, Pembuatan direksi keet, los kerja dan gudang; dan Pembuatan Papan Nama Proyek dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 7. Pekerjaan Lain-lain.

    A.2 Pengukuran awal Pengukuran awal yaitu untuk membuat titik ikat yang AHSP-nya dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 2. Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan.

    B. PEKERJAAN KONSTRUKSI BOTTOM CONTROLLER B.1 Pekerjaan Tanah

    Pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 1. Pekerjaan Tanah.

    B.2 Pekerjaan Pengukuran atau stick out Seperti pengukuran awal, pelaksanaan pengukuran untuk chek ketinggian elevasi dan stick out lokasi komponen bangunan bendung menggunakan AHSP yang dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 2. Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan.

  • Konsep Pd.T.xx-xxxx.A

    7 dari 12

    B.3 Pekerjaan Pengujian Geoteknik Untuk pelaksanaan pengujian geoteknik terkait dengan uji mutu hasil pekerjaan timbunan tanah dan struktur geoteknik dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 3. Pekerjaan Geoteknik.

    B.4 Pekerjaan Beton Untuk pelaksanaan pekerjaan beton termasuk pengujian bahan dan uji mutu

    campuran beton dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 4. Pekerjaan Beton dan Bekisting.

    B.5 Pekerjaan Pasangan Untuk pelaksanaan pekerjaan pasangan batu dan mortar adukan semen yang

    termasuk pengujian bahan serta uji mutu mortar semen dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 5. Pekerjaan Pasangan.

    B.6 Pekerjaan Tiang Pancang Untuk pelaksanaan pekerjaan pasangan termasuk pengujian bahan dan uji mutu

    pelaksanaan konstruksinya dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 6. Pekerjaan Pemancangan.

    B.7 Pekerjaan Dewatering Untuk pelaksanaan pekerjaan pengaman dalam pelaksanaan pekerjaan khususnya

    kistdam dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 7; Pekerjaan Dewatering.

    B.8 Pekerjaan Lain-lain Untuk pelaksanaan pekerjaan lainnya dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman

    Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 9; Pekerjaan Lain-lain.

    Untuk masing-masing jenis tanggul yang bersifat khusus, maka AHSP-nya adalah sebagai berikut:

    a). Bronjong Kawat Ukuran krib bronjong kawat sesuai dengan Petunjuk Teknis Perencanaan Teknik dan Pelaksanaan Krib Bronjong Kawat yang merupakan kelengkapan dari SNI 03 - 2400 1991, Tata Cara Perencanaan Umum Krib di Sungai, SNI 03 0090 1999, Bronjong kawat, dan Pd T-04-2004-A, Pembuatan Bendung Bronjong dengan Sekat Semi Kedap Air pada Irigasi Desa maka untuk ini diambil ukuran B=1,0 m x L= 3,0 m x T=0,5 m dan diharapkan dapat berlaku untuk berbagai ukuran serta tipe dari check dam itu sendiri), yang rinciannya dapat dilihat pada analisa A.9 dari Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 5. Pekerjaan Pasangan.

    b). Pasangan Batu Kali Pengaman sungai pelindung tebing dan talud adalah konstruksi lining dengan tebing sungai dengan pasangan batu kali. Berbagai jenis material yang digunakan setelah dihitung volumenya, dan dapat kita gunakan harga satuan sesuai dengan Pedoman Analisa Harga atuan Pekerjaan, Volume I: Umum diantaranya pekerjaan tanah, pengukuran dan pemetaan, pekerjaan geoteknik baik di lapangan ataupun di laboratorium, beton termasuk tulangannya, pasangan batu kali-batu kosong serta

  • Konsep Pd.T.xx-xxxx.A

    8 dari 12

    plesteran, Tiang pancang beton, kayu; dan termasuk yang lain-lain yang didalamnya mengenai pembuatan kistdam.

    c). Pasangan Batu Kosong Pekerjaan utamanya menggunakan pasangan batu kosong maka dapat mengacu Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 5. Pekerjaan Pasangan.

    d). Cerucuk Matras Beton (Cermaton) Pekerjaan ini merupakan konstruksi cerucuk yang bagian atasnya dikat satu sama lain dengan pelat beton. Maka AHSP-nya dapat mengacu pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 4. Pekerjaan Beton dan Bekisting, sedangkan cerucuknya dapat mengacu AHSP pembuatan cerucuk bambu atau kayu.

    6.3 Operasi dan Pemeliharaan Pelaksanaan OP bangunan pengaman sungai untuk jenis check dam, dibedakan sesuai dengan jenis bahan/material yang digunakan. Secara umum pemeliharaan berbagai bahan sesuai dengan SNI 09-3142-2002, Pemeliharaan Bahan Bangunan untuk jenis kayu, besi dan beton. Biaya pemeliharaan pada umumnya dihitung berdasarkan prosentase sebagai berikut: a. Beton sebesar 1-2,5% harga konstruksi per tahun b. Kayu sebesar 2,5 8% harga konstruksi per tahun c. Baja sebesar 2,5 4% harga konstruksi per-tahun

  • Konsep Pd.T.xx-xxxx.A

    9 dari 12

    Lampiran A (Informatif)

    Daftar harga satuan dasar bahan bangunan dan upah kerja

    Tabel A.1 Contoh daftar harga dasar bahan bangunan

    Tahun 2005, Kota Bandung

    No. Nama bahan bangunan Satuan Harga Satuan (Rp)

    1. Pasir beton m3 128.000,- 2. Pasir pasang m3 108.000,- 3. Batu pecah / Split ukuran 1 2 cm m3 146.000,- 4. Batu pecah / Split ukuran 2 3 cm m3 146.000,- 5. Batu kali belah m3 132.000,- 6. Triplek tebal 4 mm lbr 31.500,- 7. Multiplek tebal 12 mm ukuran 1,22 x 2,44 m lbr 82.000,- 8. Multiplek tebal 18 mm ukuran 1,22 x 2,44 m lbr 182.000,- 9. Papan (2x 20 x 400 ) cm m3 950.000,- 10. Papan (3x 20 x 400 ) cm m3 1.250.000,- 11. Kaso (5 x 7 x 400) cm m3 1.135.000,- 12. Balok kayu Borneo kelas II m3 1.140.000,- 13. Semen Cibinong / 50 kg zak 34.000,- 14. Semen Tiga Roda / 50 kg zak 36.000,- 15. Baja anyaman 6 mm kg 7.500,- 16. Baja anyaman 8 mm kg 7.500,- 17. Baja anyaman 10 mm kg 7.500,- 18. Kawat beton kg 7.000,- 19. Besi beton bulat polos kg 6.000,- 20. Besi beton bulat berulir kg 6.300,- 21. Paku segala ukuran kg 7.500,- 22. Cat besi / kayu kg 26.000,- 23. Meni besi / kayu 5 kg kg 43.000,-

    Tabel A.2 Contoh daftar harga upah pekerja Tahun 2005, Kota Bandung

    No. Nama Pekerja Satuan Upah (Rp)

    1. Pekerja / kenek OH 25.000,- 2. Tukang gali OH 30.000,- 3. Kepala tukang batu OH 42.000,- 4. Tukang batu OH 35.000,- 5. Kepala tukang kayu OH 37.500,- 6. Tukang kayu OH 35.000,- 7. Kepala tukang besi OH 40.000,- 8. Tukang besi OH 35.000,- 9. Kepala tukang cat OH 40.000,- 10. Tukang cat OH 35.000,- 11. Mandor / pengawas OH 50.000,-

  • Konsep Pd.T.xx-xxxx.A

    10 dari 12

    Lampiran B (Informatif)

    Contoh Bottom Controller

    Konstruksi Bottom Controller yang terbuat dari beton bertulang fc=14,5 MPa yang dibuat secara manual. Berdasarkan kegiatannya ada berbagai AHSP terkait sebagai berikut: Pekerjaan beton sesuai dengan analisa A.5, kemudian pembesian analisa B.1, bekisting, angkut mortar dari lokasi Molen ke tempat pengecoran < 50 m dan pembongkaran bekisting. AHSP tersebut adalah sebagai berikut:

    Analisa A.5 untuk 1 m3 Beton mutu fc = 14,5 MPa (K175), slump (12 + 2) cm

    Kebutuhan Satuan Indeks HSD Jml. Harga Bahan PC kg 326 720 234.720 PB m3 0,54 128.000 69.120 Kr m3 0,76 146.000 110.960 Air L 215 1,2 258 Tenaga Kerja Pekerja OH 1,65 25.000 41.250 Tukang batu OH 0,25 35.000 8.750 Kepala Tukang OH 0,025 42.000 1.050 Mandor OH 0,08 50.000 4.000 Peralatan Mollen sewa-hari 0,05 185.000 9.250 Jumlah 479.358 Analisa B.1 untuk pengerjaan 100 kg besi beton biasa (lepasan)

    Kebutuhan Satuan Indeks HSD Jml. HargaBahan Besi beton (polos/ulir) kg 105 7.500 787.500 Kawat ikat kg 2 7.000 14.000Tenaga Kerja Pekerja OH 4,86 25.000 121.500 Tukang besi OH 4,86 35.000 170.100 Kepala Tukang OH 1,62 42.000 68.040 Mandor OH 0,24 50.000 12.000 Jumlah 1.173.140

    Analisa C.2 butir c) Bekisting beton biasa tidak expose dengan papan ukuran 3/20 cm dengan tingkat kesulitan normal

    Kebutuhan Satuan Indeks HSD Jml. Harga Bahan Papan 3/20 kayu kls. II m3 0,03 1.250.000 37.500 Kaso 5/7 cm m3 0,18 1.135.000 204.300 Paku 5 cm dan 7 cm kg 0,35 7.500 2.625 Tenaga Kerja Pekerja OH 0,2 25.000 5.000 Tukang kayu OH 0,5 35.000 17.500 Kepala Tukang OH 0,05 42.000 2.100 Mandor OH 0,01 50.000 500 Jumlah 269.525

  • Konsep Pd.T.xx-xxxx.A

    11 dari 12

    Analisa D.1 untuk 1 m3 beton dicorkan pada lokasi berjarak > 25m dan < 50 m dengan ketinggian 3-4 m tenaga manual

    Kebutuhan Satuan Indeks HSD Jml. HargaTenaga Kerja Pekerja OH 0,41 25.000 10.250 Mandor OH 0,02 50.000 1.000 Jumlah 11.250

    Analisa C.2 butir g) Bongkar bekisting tiap m2 secara biasa (tidak perlu hati-hati) Kebutuhan Satuan Indeks HSD Jml. Harga

    Tenaga Kerja Pekerja OH 0,38 25.000 9.500 Mandor OH 0,019 50.000 950 Jumlah 10.450 Dewatering untuk butir f) yaitu pengoperasian per hari selama 24 jam pompa air diesel daya 20 kW dengan suction head max. 3m dan discharge head max. 20m (kapasitas 2 m3/s pada suction head 1m dan discharge head 10m). Pengoperasian pompa diasumsikan akan beroperasi 24 jam dan disediakan 20% pompa cadangan (untuk 5 buah pompa dioperasikan dan 1 cadangan)

    Kebutuhan Satuan Indeks HSD Jml. Harga Bahan Solar L 132,8 4.300 571.040 Oli L 0,5 27.500 13.750 Tenaga Kerja Operator OH 4 50.000 200.000 Pekerja (memantau

    mengalirkan air) OH 1 25.000

    25.000 Mandor OH 0,2 50.000 10.000 Peralatan Pompa air diesel 20 kW bh 1,2 630.000 756.000 Jumlah 1.575.790

  • Konsep Pd.T.xx-xxxx.A

    12 dari 12

    Bibliografi

    ARS Group, 1982, Analisa Upah dan Bahan BOW (Burgerlijke Openbare Werken), Bandung.

    Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, 1979, Dokumen tender Jaringan Irigasi, Jakarta.

    Jun Achmadi Mukomoko, Ir. 1973, Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, CV. Gaya Media Pratama, Jakarta.

    Zainal A. Z, 2001, Analisis bangunan, menghitung anggaran biaya bangunan, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    Ditjen Pengairan, Pedoman Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan dengan menggunakan Peralatan (P2HSPP) Suplemen P.5, Juli 1999.

    Direktorat Jenderal Pengairan, Metode Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Konstruksi Pengairan, Maret 1994.

    Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, 1979, Dokumen tender Jaringan Irigasi, Jakarta.

    Departemen Pekerjaan Umum, Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia, Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi; Pelatihan Cost Estimator Pekerjaan Sumber Daya Air; CEW-06: Manajemen Biaya Pelaksanaan Konsruksi, Desember 2005.

    Departemen Pekerjaan Umum, Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia, Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi; Pelatihan Cost Estimator Pekerjaan Sumber Daya Air; CEW-08: Manajemen Logistik dan Peralatan, Desember 2005.

    SNI 03-2636, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi batu belah untuk bangunan sederhana

    A. Soedradjat S., Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan (Cara Modern). Penerbit Nova, Bandung, 1994.

    A. Soedradjat S., Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan (Cara Modern) Lanjutan. Penerbit Nova, Bandung, 1994.

    SNI 03-2835-2002, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah Untuk Konstruksi Bangunan Gedung Dan Perumahan

    SNI 03-2836-2002, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Pondasi Konstruksi Bangunan Gedung Dan Perumahan

    SNI 03-2836-2002, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton Konstruksi Bangunan Gedung Dan Perumahan

    SNI 03-2837-2002, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Plesteran Untuk Konstruksi Bangunan Gedung Dan Perumahan

    SNI 03-3434-2002, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Kayu Untuk Konstruksi Bangunan Gedung Dan Perumahan

    P14N54New Stamp