pdri (pembentukan pemerintahan darurat republik indonesia)

11
PDRI (PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN DARURAT REPUBLIK INDONESIA) Pembimbing : Ibu Titi Sulastri

Upload: nur-huda

Post on 10-Aug-2015

159 views

Category:

Education


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pdri (pembentukan pemerintahan darurat republik indonesia)

PDRI (PEMBENTUKAN

PEMERINTAHAN DARURAT

REPUBLIK INDONESIA)

Pembimbing : Ibu Titi Sulastri

Page 2: Pdri (pembentukan pemerintahan darurat republik indonesia)

NAMA KELOMPOK 7 :

ARLIFA RIZKIA ANWAR (05)

DEWI INDAH KUMALASARI (08)

KUSUMANING DYAH AYU (17)

LATIFAH NUR FARIDA (18)

Page 3: Pdri (pembentukan pemerintahan darurat republik indonesia)

Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) adalah

penyelenggara pemerintahan Republik Indonesia periode 22 desember

1948 - 13 juli 1949, dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara yang disebut

juga dengan kabinet darurat. Sesaat sebelum pemimpin Indonesia saat itu,

Sukarno dan Hatta ditangkap Belanda pada tanggal 19 desember 1948,

mereka sempat mengadakan rapat dan memberikan mandat kepada

Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk pemerintahan sementara.

Page 4: Pdri (pembentukan pemerintahan darurat republik indonesia)

LATAR BELAKANG PDRI

Akibat agresi militer belanda II, presiden dan wakil presiden beserta beberapa pejabat tinggi dapat ditawan

oleh belanda. Namun, ketika masih berlangsung agresi militer belanda II para pemimpin republik tersebut sempat

bersidang dan menghasilkan tiga keputusan penting antara lain sebagai berikut:

1. Pemberian kuasa penuh kepada Syarifudin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik

Indonesia (PDRI)

2. Kepada Marimis, L.N Palar, dan dr. Sudarsono sedang berada di India agar membentuk pemerintahan RI di

pengasingan.

3. Presiden dan wakil presiden RI memutuskan tidak mengungsi, tetap tinggal di kota dengan kemungkinan ditawan dan

dekat dengan KTN.Hasil keputusan sidang para pemimpin RI itu segera dikirim kepada Syarifuddin Prawiranegara di

Bukittinggi, Sumatera Barat yang ditandatangani oleh presiden Sukarno dan wakil presiden Moh Hatta. Apabila tugas itu

gagal agar segera dibentuk pemerintahan RI di pengasingan oleh tokoh Indonesia yang ada di India, yaitu Marimis, L.N

Palar, dan dr. Sudarsono. Berita tersebut ternyata tidak pernah sampai ke Bukittingi karena seluruh hubungan telepon

keluar Yogyakarta telah diputus oleh Belanda.Tidak lama setelah ibukota RI di Yogyakarta dikuasai Belanda dalam

agresi militer belanda II, mereka berulangkali menyiarkan berita bahwa RI sudah bubar. Karena para pemimpinnya,

seperti Soekarno, Hatta dan Syahrir sudah menyerah dan ditahan.

Page 5: Pdri (pembentukan pemerintahan darurat republik indonesia)

TUJUAN PDRI

Peranan PDRI antara lain sebagai berikut:

1. PDRI dapat berfungsi sebagai mandataris kekuasaan pemerintah RI dan berperan

sebagai pemerintah pusat.

2. PDRI juga berperan sebagai kunci dalam mengatur informasi, sehingga mata rantai

komunikasi tidak terputus dari daerah yang satu ke daerah yang lain.

Page 6: Pdri (pembentukan pemerintahan darurat republik indonesia)

AKHIR DARI PDRISejumlah tokoh pimpinan republik yang berada di Sumatera Barat dapat berkumpul di Halaban,

dan pada 22 Desember 1948 mereka mengadakan rapat yang dihadiri antara lain oleh Mr. Syafruddin Prawiranegara, Mr. T. M.Hassan, Mr. Sutan Mohammad Rasjid, Kolonel Hidayat, Mr. Lukman Hakim, Ir. Indracahya, Ir. Mananti Sitompul, Maryono Danubroto, Direktur BNI Mr. A. Karim, Rusli Rahim dan Mr. Latif. Walaupun secara resmi kawat Presiden Soekarno belum diterima, tanggal 22 Desember 1948, sesuai dengan konsep yang telah disiapkan, maka dalam rapat tersebut diputuskan untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), dengan susunan sebagai berikut:•Mr. Syafruddin Prawiranegara, Ketua PDRI/Menteri Pertahanan/ Menteri Penerangan/Menteri Luar Negeri ad interim•Mr. T. M. Hassan, Wakil Ketua PDRI/Menteri Dalam Negeri/Menteri PPK/Menteri Agama,•Mr. Sutan Mohammad Rasjid, Menteri Keamanan/Menteri Sosial, Pembangunan, Pemuda,•Mr. Lukman Hakim, Menteri Keuangan/Menteri Kehakiman,•Ir. M. Sitompul, Menteri Pekerjaan Umum/Menteri Kesehatan,•Ir. Indracaya, Menteri Perhubungan/Menteri Kemakmuran.

Page 7: Pdri (pembentukan pemerintahan darurat republik indonesia)

Menjelang pertengahan 1949, posisi belanda makin terjepit. Dunia internasional mengecam agresi

militer belanda. Sedang di Indonesia,pasukannya tidak pernah berhasil berkuasa penuh. Ini memaksa Belanda

menghadapi RI di meja perundingan.

Belanda memilih berunding dengan utusan soekarno-hatta yang ketika itu statusnya tawanan.

Perundingan itu menghasilkan perjanjian roem-royen. Hal ini membuat para tokoh PDRI tidak senang, jendral

sudirman mengirimkan kawat kepada sjafruddin, mempertanyakan kelayakan para tahanan maju ke meja

perundingan. Tetapi sjafruddin berpikiran untuk mendukung dilaksanakannya perjanjian roem-royen.

Pengembalian mandat

Setelah perjanjian roem-royen, M. Natsir meyakinkan prawiranegara untuk datang ke jakarta,

menyelesaikan dualisme pemerintahan RI, yaitu PDRI yang dipimpinnya, dan kabinet hatta, yang secara resmi

tidak dibubarkan.

Setelah persetujuan roem-royen ditandatangani, pada 13 juli 1949, diadakan sidang antara pdri

dengan presiden sukarno, wakil presiden hatta serta sejumlah menteri kedua kabinet. Pada sidang tersebut,

pemerintah hatta mempertanggungjawabkan peristiwa 19 desember 1948. Wakil presiden hatta menjelaskan 3

soal, yakni hal tidak menggabungkan diri kepada kaum gerilya, hal hubungan bangka dengan luar negeri dan

terjadinya persetujuan roem-royen.

Page 8: Pdri (pembentukan pemerintahan darurat republik indonesia)

Pada sidang tersebut, secara formal syafruddin prawiranegara menyerahkan

kembali mandatnya, sehingga dengan demikian, M. Hatta, selain sebagai wakil presiden,

kembali menjadi perdana menteri. Setelah serah terima secara resmi pengembalian

mandat dari PDRI, tanggal 14 juli, pemerintah RI menyetujui hasil persetujuan roem-

royen, sedangkan KNIP baru mengesahkan persetujuan tersebut tanggal 25 juli 1949.

Page 9: Pdri (pembentukan pemerintahan darurat republik indonesia)

DAMPAK BAGI INDONESIA• Dampak positif :

1. Pemerintahan indonesia masih bisa berjalan.

2. Seluruh rakyat indonesia masih dapat terpimpin.

3. Bangsa indonesia masih diakui keberadaannnya di dunia internasional.

4. Secara hukum pemerintahan indonesia masih sah adanya, kerena masih berlangsung di wilayah indonesia.

• Dampak negatif :

1. Kurang jelasnya pemerintahan indonesia, ini membingungkan para pejuang perlawanan untuk bergerak.

2. Daerah-daerah indonesia belum bisa terpimpin dengan lancar dan sejalan.

3. Indonesia tidak dipimpin oleh presiden, melainkan oleh para mentri.

4. Terjadi dualisme pemerintahan antara jawa dan sumatra.

Page 10: Pdri (pembentukan pemerintahan darurat republik indonesia)

TERIMA KASIH

Page 11: Pdri (pembentukan pemerintahan darurat republik indonesia)

PERTANYAAN

1. (BAYU) – BAGAIMANA SISTEM PDRI BERJALAN?

2. (FIDO) – APA ALASAN MEREKA MENAWAN SUTAN SYAHRIR? MENGAPA PARA PEJUANG BINGUNG MENGHADAPI HAL TERSEBUT?

3. (JEFFRY) – MENGIRIM MANDAT BERISI APA?

4. (HUDA) – REAKSI RAKYAT SAAT DIBENTUK PDRI?

5. (ANTON) – MENGAPA TERJADI DUALISME?