pbl.docx

6
Strategi Untuk Mengaktifkan Prior Knowledge Dalam Diskusi Kelompok Problem Based Learning di PSPDG FKUB Marisa Pramasheilla Putri 1!"#"$""111"$ Uni%ersitas Brawi&a'a Malang

Upload: marisa-pramasheilla

Post on 06-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aa

TRANSCRIPT

Strategi Untuk Mengaktifkan Prior Knowledge Dalam Diskusi KelompokProblem Based Learning di PSPDG FKUB

Marisa Pramasheilla Putri135070400111043

Universitas BrawijayaMalang

Belajar merupakan proses untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki manusia dan merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Proses belajar mengajar adalah proses interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam memahami makna dari realitas dunia (Paulo Freire, 2000). Semua proses belajar mengajar memiliki awal yaitu seseorang sebagai pemula. Proses belajar mengajar yang baik bertujuan untuk mendidik seorang pemula bisa memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas dari biasanya. Bahkan jika seorang pemula itu dapat menguasai bidangnya, ia bisa menjadi seorang ahli. Kebanyakan di Indonesia menggunakan metode belajar mengajar yang konvensional dan kuno. Metode yang digunakan adalah metode pedagdosis, yaitu metode, seni dan ilmu dalam mengajar anak kecil. Metode konvensional ini berpegang pada sistem teacher centered, subject based, fragmented, unsystematic, dan late clinical exposure. Teacher centered adalah sistem pembelajaran yang terpusat pada pengajar, menyebabkan kepasifan dari pembelajar karena pembelajar yang bersangkutan hanyalah mendengar dan melakukan apa yang pengajar minta. Teacher centered disini didukung oleh sistem subject based, yaitu sistem yang berdasarkan pada pemahaman sendiri. Pembelajar tidak diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasannya karena semua berpegang pada teori yang disampaikan oleh pengajar. Fragmented berarti sistem pembelajaran dengan materi yang tidak saling berhubungan satu sama lain. Metode pembelajaran konvensional juga tidak memiliki sistematika yang jelas, serta pemaparannya yang terlambat membuat metode ini tidak tepat digunakan kepada jiwa-jiwa muda yang penuh inovasi seperti mahasiswa.Problem-based learning (PBL) adalah pendekatan pendidikan dimana problem yang dimaksud adalah titik awal dari proses pembelajaran. PBL adalah strategi pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa sebagai peserta didik. Program inovatif PBL pertama kali diperkenalkan oleh Faculty of Health Sciences of McMaster University di Kanada pada tahun 1966. Yang menjadi ciri khas dari pelaksanaan PBL di McMaster adalah filosofi pendidikan yang berorientasi pada masyarakat, terfokus pada manusia, melalui pendekatan antar cabang ilmu pengetahuan dan belajar berdasar masalah.Disusul pada tahun 1976, Maastricht Faculty of Medicine di Belanda juga ikut berpartisipasi sebagai institusi pendidikan kedokteran kedua yang mengadopsi PBL. Di Maastrich, ada kekhasan pelaksanaan PBL berupa konsep tes kemajuan (progress test) dan pengenalan keterampilan medik sejak awal dimulainya program pendidikan. Dalam perkembangannya, PBL telah diadopsi baik secara keseluruhan atau sebagian oleh banyak fakultas kedokteran di dunia.Masalah yang dibahas pada PBL yaitu berupa masalah hipotetikal. Masalah berfungsi sebagai dasar dalam proses pembelajaran, karena hal ini menentukan arah dari proses pembelajaran dan penekanan pada perumusan pertanyaan daripada pencarian jawaban. Hal ini juga memungkinkan isi dari pembelajaran tersebut untuk berhubungan dengan konteks serta dapat mengembangkan potensi dan motivasi mahasiswa. Jenis-jenis masalah pada PBL penggunakan pendekatan pada kasus yang terjadi di kehidupan nyata yang dipilih sesuai dengan tujuan dan kriteria pembelajaran. Penggunaan masalah atau kasus yang terjadi di kehidupan adalah suatu konteks bagi mahasiswa(peserta didik) untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan terampil dalam pemecahan masalah.PBL menerapkan sistem pembelajaran SPICES , yaitu student learner centered, integrated, problem based, community based, early clinical exposure (elective) dan self directed learning (systematic). Student learner centered adalah proses pembelajaran dimana pemecahan masalah berpusat pada pembelajar. Dengan metode PBL, materi-materi yang diajarkan tergaung dalam suatu masalah sehingga mahasiswa akan lebih focus pada materi yang dipelajari. Pembelajaran dilakukan secara berkelompok, dengan dosen sebagai fasilitator. Pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok akan memicu mahasiswa untuk berinteraksi secara ilmiah dengan anggota kelompoknya, dimana pada beberapa saat fasilitator akan menengahi. Ciri-ciri dari PBL antara lain tanggung jawab mahasiswa lebih besar dan partisipasi mahasiswa juga lebih terlihat. Kunci dari PBL adalah keaktifan mahasiswa untuk berinteraksi antara satu sama lain, saling bertukar pendapat secara ilmiah. Pembelajaran aktif akan meningkatkan pemahaman dan ingatan serta membangun kemampuan belajar selamanya (Life-long learner).Pendidikan seharusnya dapat membekali siswa dengan kemampuankemampuan yang memungkinkan mereka dapat mengadapi dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupannya nanti. Sistem belajar dengan menggunakan metode PBL sangat cocok untuk diaplikasikan pada kurikulum kedokteran Indonesia pada saat ini yaitu KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang juga memiliki prinsip untuk menerapkan student centered dan integrated. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini diharapkan dengan perpaduan antara KBK dan metode PBL akan menghasilkan dokter yang lebih kompetitif, lebih professional dan kompeten serta menjadi life-long learner. Di dalam problem-based learning (PBL) para peserta didik diminta untuk mencari dan menggali pengetahuan baru melalui diskusi kelompok dengan bimbingan dosen sebagai fasilitator, hal ini disebut dengan tutorial. Tutorial harus selalu berjalan dengan lancer, apabila terhenti atau buntu pada suatu hal, PBL ayng dilaksanakan tidak akan mencapai tujuannya. Agar tutorial dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan prior knowledge atau kemampuan awal pada mahasiswa. Prior Knowledge (PK) adalah kemampuan seseorang yang diperoleh dari pelatihan selama hidupnya, dan apa yang dibawa untuk menghadapi suatu pengalaman baru. Prior Knowledge merupakan hasil belajar yang didapat sebelum mendapat kemampuan yang lebih tinggi. PK merupakan langkah penting di dalam proses belajar, dengan demikian setiap pengajar perlu mengetahui tingkat PK yang dimiliki para mahasiswa. Dalam proses pembelajaran seringkali diasumsikan bahwa pembelajar memiliki prior knowledge yang sama.Padahal dalam realitasnya tidaklah selalu demikian. PK merupakan faktor utama yang akan mempengaruhi pengalaman belajar bagi para mahasiswa sebagai peserta didik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi PK, salah satunya adalah lingkungan belajar yang digunakan. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa lingkungan belajar memerlukan suasana stabil, nyaman dan familiar atau menyenangkan. Lingkungan belajar, dalam konteks PK, harus memberikan suasana yang mendukung keingintahuan mahasiswa, semangat untuk meneliti atau mencari sesuatu yang baru, bermakna, dan menantang. Fasilitator harus bisa menciptakan kesempatan yang menantang para mahasiswa untuk memanggil kembali PK yang telah mereka miliki sebelumnya. Mahasiswa akan dipancing dengan beberapa contoh masalah yang berhubungan dengan konteks materi yang akan dipelajari, hal ini disebut trigger. Dengan cara-cara tersebut maka fasilitator mendorong mahasiswa untuk mengubah pola pikir, dari mengingat informasi yang pernah dimilikinya menjadi proses belajar yang penuh makna dan memulai perjalanan untuk menghubungkan berbagai jenis kejadian/peristiwa dan bukan lagi mengingat-ingat pengalaman yang ada secara terpisah-pisah. Dalam seluruh proses tadi, PK merupakan elemen esensial untuk menciptakan proses belajar menjadi sesuatu yang bermakna.Dalam klasifikasi aturan pembelajaran terdapat dua kategori pembelajaran, yaitu program pembelajaran secara empirik dan sistem pembelajaran secara analitik. Program pembelajaran secara empirik menggunakan aturan-aturan yang disepakati oleh sekelompok mahasiswa melalui musyawarah, sedangkan sistem pembelajaran secara analitik menggunakan PK untuk menjelaskan klasifikasi contoh-contoh materi dan untuk membangun deskripsi umum tentang klasifikasi contoh materi dengan penjelasan yang sama. Dalam proses belajar, PK merupakan kerangka di mana peserta didik menyaring informasi baru dan mencari makna tentang apa yang sedang dipelajari olehnya. Proses membentuk makna melalui membaca didasarkan atas PK di mana peserta didik akan mencapai tujuan belajarnya..Pada ilmu kedokteran gigi, kita sering menggunakan dua sistem pembelajaran sekaligus. Sistem itu disebut sebagai sistem kombinasi, dimana kita menggabungkan antara program pembelajaran empirik serta sistem pembelajaran analitik. Mahasiswa PSPDG FKUB harus memiliki PK yang berkualitas serta koordinasi tim yang baik agar dapat mencapai kemaksimalan PBL. Mengapa demikian? Karena profesi kita nantinya bukanlah profesi biasa. Kita akan menjadi seorang life-long learner yang akan selalu berkecimpung di dunia profesi kita. Mahasiswa PSPDG FKUB bisa menerapkan beberapa metode dalam pengaktifan prior knowledge, beberapa diantaranya adalah meggunakan metode brainstorming, KWL (Know, Want Learn), dan cognitive mapping. Pada metode brainstorming mahasiswa PSPDG FKUB selaku peserta didik diberi suatu topik dan mengajak mereka untuk mengeluarkan pendapatnya tentang topik tersebut. Apapun pendapat mereka diterima oleh kelompok, dan pengajar mencatat kata-kata, gagasan, maupun ungkapan mereka. Diperlukan waktu tertentu bagi para peserta didik untuk berpikir, berproses, dan mengingat kembali. Metode kedua yaitu KWL, KWL dimulai dengan membuat 3 kolom dalam satu lembar kertas. Kolom kiri (K=know) adalah tempat bagi peserta didik untuk menulis tentang apa saja yang telah mereka ketahui tentang topik yang sedang mereka diskusikan. Kolom tengah (W=want) adalah tempat bagi peserta didik utnuk menulis beberapa gagasan tentang apa yang mereka ingin pelajari yang berhubungan dengan topik. Untuk proses penulisan ini, fasilitator boleh merangsang peserta didik dengan mengajukan pertanyaan ringan yang relevan dan berhubungan dengan topik. Kolom kanan (L=learn) adalah tempat bagi peserta didik untuk menulis rencana aktivitas belajar mereka sesuai dengan topik yang mereka pelajari, Pada akhir session maka peserta didik diminta untuk membuat refleksi tentang apa saja yang telah mereka peroleh dalam konteks knowledge dan skills. Dapat disimpulkan pada KWL ini mahasiswa akan mengetahui apa yang mereka ingin tahu, apa yang mereka ingin tahu dan apa yang mereka pelajari. Metode terakhir adalah cognitive skill, dimana mahasiswa diminta mengumpulkan beberapa gagasan dan lalu bisa menghubungkan gagasan-gagasan tersebut antara satu sama lain. Yang paling penting dalam cognitive mapping ini adalah bagaimana kita mengembangkan gagasan yag kita miliki dari dalam diri kita dengan bantuan dari sumber luar. Mahasiswa PSPDG FKUB akan merangkai ilmu-ilmu yang mereka miliki dan menghubungkan antar gagasan, menciptakan suatu kesimpulan yang mencakup kedua hal tersebut. Cognitive mapping bisa disebut sebagai kunci pergeseran dari teacher-centered methodology menjadi student-centered methodology, karena disini kita berperan sebagai tokoh utama, sedangkan dosen sebgai fasilitator hanyalah mengarahkan sedikit saja. Mahasiswa di PSPDG FKUB bisa mengasah prior knowledgenya dengan berbagai cara. Salah satu cara yang paling bagus adalah dengan mengasah otak kita untuk memecahkan masalah. Mahasiswa yang hanya mendapatkan ilmunya dengan cara dijejali saja akan berbeda dengan yang mandiri mencari ilmu-ilmu tersebut. Studi membuktikan bahwa kita akan menyimpan pengetahuan lebih baik jika kita menggunakan pendekatan pada masalah-masalah di kehidupan nyata. Mahasiswa yang menggunakan metode PBL terbukti sebagai mahasiswa yang mandiri dan memiliki PK yang berkualitas.

Daftar PustakaHarsono. Peran Prior Knowledge Dalam Problem Based Learning. Available from URL http://ppp.ugm.ac.id/wpcontent/uploads/peran_prior_knowledge_dalam_problem_based_learning1.pdf.Anonymous. York Law School : Guide To Problem Based Learning. Available from URL http://www.york.ac.uk/media/law/documents/pbl_guide.pdf.Halizah Awang, Ishak Ramly. 2008. Creative Thinking Skill Approach Through Problem-Based Learning: Pedagogy and Practice in the Engineering Classroom. International Journal of Human and Social Sciences 3:1.Sudarman. 2007. Problem Based Learning : Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan masalah. Jurnal Pendidikan Inovatif 2:2. Andrew Walker, Heather Leary. 2009. A Problem Based Learning Meta Analysis: Differences Across Problem Types, Implementation Types, Disciplines, and Assessment Levels. The Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning 3:1.