pbl

8
 Selasa, 18 Januari 2011 Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning: Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan oleh Kelompok 5 :  Dewi Gustiana Putri Irma Budiastuti  Ulfah Mutia Rani PENDAHULUAN Paradigma pembelajaran telah berubah dari pola lama, yaitu pembelajaran yang  berorientasi pada pendidik, instructor-centered instruction, ke arah pembelajaran yang  berfokus pada peserta didik learner-centered instruction. Perubahan paradigma arah atau kecenderungan pembelajaran ini akhirnya mengubah pola interaksi pembelajaran dalam kelas. Pola pembelajaran yang pertama menempatkan pendidik sebagai satu-satunya sumber  belajar, sebaliknya pada pola kedua menempatkan peserta didik sebagai fokus pembelajaran. Perubahan ini telah diilhami oleh adanya teori-teori dan pendekatan-pendekatan baru dalam praktek pembelajaran dewasa ini. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas proses pendidikan adalah melalui pendekatan sistem. Melalui  pendekatan sistem pembelajaran, kita bisa melihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proses. Pendekatan pembelajaran berbasis masalah dapat menjadi pilihan metodik bagi para guru maupun dosen (pendidik). Belajar berbasis masalah, atau yang lebih popular dengan  Problem Based Learning (PBL) adalah suatu metode atau cara pembelajaran, atau mungkin dalam pelatihan, yang ditandai oleh adanya masalah nyata, a real world problems, sebagai sebuah konteks bagi para  pebelajar untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan. Perihal ini mencakup baik pengetahuan dan tindakan. PEMBAHASAN (POKOK LAPORAN BUKU) Penulis : M. Taufiq Amir Penerbit : Kencana Prenada Media Group Tahun : 2009 Halama n : 150

Upload: muhammad-arif

Post on 14-Jul-2015

86 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PBL

5/12/2018 PBL - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl5571fe8549795991699b8e8d 1/8

Selasa, 18 Januari 2011

Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning: Bagaimana Pendidik 

Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan

oleh Kelompok 5 : Dewi Gustiana Putri 

Irma Budiastuti 

Ulfah Mutia Rani

PENDAHULUAN 

Paradigma pembelajaran telah berubah dari pola lama, yaitu pembelajaran yang

  berorientasi pada pendidik, instructor-centered instruction, ke arah pembelajaran yang  berfokus pada peserta didik learner-centered instruction. Perubahan paradigma arah atau

kecenderungan pembelajaran ini akhirnya mengubah pola interaksi pembelajaran dalamkelas. Pola pembelajaran yang pertama menempatkan pendidik sebagai satu-satunya sumber 

 belajar, sebaliknya pada pola kedua menempatkan peserta didik sebagai fokus pembelajaran.Perubahan ini telah diilhami oleh adanya teori-teori dan pendekatan-pendekatan baru

dalam praktek pembelajaran dewasa ini. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk 

menentukan kualitas proses pendidikan adalah melalui pendekatan sistem. Melalui

 pendekatan sistem pembelajaran, kita bisa melihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi

keberhasilan suatu proses. Pendekatan pembelajaran berbasis masalah dapat menjadi pilihan

metodik bagi para guru maupun dosen (pendidik).

Belajar berbasis masalah, atau yang lebih popular dengan  Problem Based Learning 

(PBL) adalah suatu metode atau cara pembelajaran, atau mungkin dalam pelatihan, yang

ditandai oleh adanya masalah nyata, a real world problems, sebagai sebuah konteks bagi para

  pebelajar untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta

memperoleh pengetahuan. Perihal ini mencakup baik pengetahuan dan tindakan.

PEMBAHASAN

(POKOK LAPORAN BUKU) 

Penulis : M. Taufiq Amir 

Penerbit : Kencana Prenada Media Group

Tahun : 2009

Halaman : 150

Page 2: PBL

5/12/2018 PBL - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl5571fe8549795991699b8e8d 2/8

Ukuran : 15 x 23 cmBerat : 0.23 kg

ISBN : 978-979-1486-63-7Kategori : Pendidikan & Keguruan (Ilmu Pendidikan)

Ringkasan Isi Buku 

Salah satu metode yang banyak diadopsi untuk pendekatan pembelajaran learner 

centered  dan yang memberdayakan pemelajar adalah metode   Problem Based Learning  

(PBL). PBL memiliki ciri-ciri seperti (Tan, 2003; Week & Kek, 2002); pemebelajaran

dimulai dengan pemberian µmasalah¶, biasanya µmasalah¶ memiliki konteks dengan dunia

nyata, pemelajar secara berkelompok aktif merumuskan masalah dan mengidentifikasi

kesenjangan pengetahuan mereka, mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait

dengan µmasalah¶, dan melaporkan solusi dari µmasalah¶. Sementara pendidik lebih banyak 

memfasilitasi. Ketimbang memberikan kuliah, ia merancang sebuah scenario masalah,

memberika clue- indikasi-indikasi tentang sumber bacaan tambahan dan berbagai arahan dan

saran yang diperlukan saat pemelanjar menjalankan proses. Meskipun bukanlah pendekatanyang sama sekali baru, penerapan metode PBL mengalami kemajuan yang pesat di banyak 

 perguruan tinggi dan berbagai disiplin ilmu di negara-negara maju (Tan, 2003).Sejak dipopulerkan di McMaster University Canada pada tahun 1970-an, metode PBL

terus berkembang (Marinick, 2006). Akhir-akhir ini perkembangan itu semakin nyataterutama karena beberapa hal berikut (Tan, 2004) : adanya peningkatan tuntutan untuk 

menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik, aksebilitas informasi dan ledakan pengetahuan, perlunya penekanan kompetensi dunia nyata dalam belajar, serta perkembangan

dalam bidang pembelajaran, psikologi, dan pedagodi.

Dunia praktik seperti dunia bisnis memang mengalami banyak perubahan-perubahan

yang akhirnya juga menuntut perubahan pada keluaran institusi pendidikan, seperti

 pendidikan tinggi misalnya. Dalam hal ini, pendidikan tinggi harus membekali pemelajaranya

dengan sesuatu yang mereka butuhkan di masa datang, sepanjang hidupnya. Studi yang

menunjukkan tuntutan kalangan bisnis banyak menemukan bahwa untuk menjadi pemimpindan bisa bekerja dalam kelompok, orang perlu kemampuan memecahkan masalah. Mereka

 juga harus mampu mengidentifikasi masalah, punya rasa tertarik pada aplikasi pengetahuan

atas masalah yang mereka hadapi sebagai profesional. Yang mendapatkan fokus penekanan

dalam proses PBL, seperti kata Peterson (2004), bukan saja pada saat pembelajaran itu

terjadi, tapi juga nantinya di masa datang, yakni kecakapan-kecakapan yang diperoleh akibat

  proses itu. Apa (pengetahuan dan konten pembelajaran) yang diketahui pemelajar kurang

 begitu penting dibandingkan bagaimana (kecakapan-kecakapan) ia mengetahuinya.Prinsip-prinsip metode PBL memang mendukung pemikiran di atas. Donalds Woods

(2000) menyebutkan PBL lebih dari sekedar lingkungan yang efektif untuk mempelajari  pengetahuan tertentu. Ia dapat membantu pemelajar membangun kecakapan sepanjang

hidupnya dalam memecahan masalah, kerja sama tim, dan berkomunikasi. Lynda Wee (2002)

menyebutkan ciri proses PBL sangat menunjang pembangunan kecakapan mengatur dirisendiri (self directed), kolaboratif, berpikir secara metakognitif, cakap menggali informasi,yang semuanya relatif perlu untuk dunia kerja. Apa yang disampaikan Woods dan Wee di

atas menunjukan PBL sejalan dengan gagasan di pendidikan tinggi kini yang seharusnya

member penekanan partisipasi aktif pemelajar.

Proses PBL akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan segala perangkat yang

diperlukan. Pemelajar pun harus sudah memahami prosesnya, dan telah membentuk 

kelompok-kelompok kecil. Umumnya, setiap kelompok menjalankan proses yang dikenal

dengan Proses 7 Langkah:

Page 3: PBL

5/12/2018 PBL - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl5571fe8549795991699b8e8d 3/8

y  Langkah 1 : Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas.

Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam

masalah.

y  Langkah 2 : Merumuskan Masalah.

Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa

yang terjadi di antara fenomena itu.

y  Langkah 3 : Menganalisis masalah.Terjadi diskusi yang membahas informasi aktual, menjelaskan dan menganalisis

 bersama anggota kelompok.

y  Langkah 4 : Menata gagasan Anda dan secara sistematis menganalisisnya dengan dalam.

y  Langkah 5 : Menginformasikan tujuan pembelajaran.

Kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu

 pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum jelas.

y  Langkah 6 : Mencari tambahan dari sumber yang lain (di luar diskusi kelompok).

y  Langkah 7 : Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru, dan membuat

laporan untuk dosen atau kelas.

Keunggulan PBL ada diperancangan masalah. Masalah yang diberikan haruslah dapatmerangsang dan memicu pemelajaran dengan baik. Masalah yang disajikan oleh pendidik 

dalam proses PBL yang baik, memiliki ciri khas seperti berikut (Wee, Kek, 2002):1.  Punya keaslian seperti didunia kerja.

2.  Dibangun dengan memperhitungkan pengetahuan sebelumnya.3.  Membangun pemikiran yang metakognitif dan konstruktif.

4.  Meningkatkan minat dan motivasi pemelajar.5.  Satuan acara perkuliahan (SAP) yang seharusnya menjadi sasaran mata kuliah tetap dapat

terliputi dengan baik.

Di atas telah dipaparkan sedikit ringkasan mengenai buku ³I novasi Pendidikan

 Melalui Problem Based Learning ,́ untuk lebih jelasnya lagi akan dijelaskan bahwa setiap

 bab berisikan:       Bab 1 Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan 

Dalam bab ini akan dibahas :

y  Berbagai perubahan lingkungan pendidikan dan berbagai implikasinya di era pengetahuan(knowledge era) 

y  Bagaimana pembelajaran berorientasi pada pendidik (teacher centered) harus dianggap using

dan berganti ke wilayah yang berorientasi pada pemelajar (learner centered)

y  Bagaimana pembelajaran yang berorientasi pada pemelajar akan membuat pemelajar itu

terberdayakan (empowered)

y  Secara ringkas tentang metode Problem Based Learning (PBL), dan bagaimana karakter PBL

dapat memberdayakan pemelajar 

       Bab 2 PBL dan ³Masalah´ dalam Pembelajaran Dalam bab ini akan dibahas :

y  Bagaimana ³masalah´ menjadi unsur penting utama dari pendekatan PBL

y  Bagaimana pentingnya sebuah ³masalah´ dalam pembelajaran

y  Bagaimana pendidik dapat merumuskan ³masalah´ yang akan diganakan dalam PBL

y  Proses PBL secara lebih detail, termasuk tentang bagaimana 7 langkah proses PBL

diterapkan di dalam kelas

y  Bagaimana dalamnya manfaat PBL bila proses yang dianjurkan terlaksana dengan baik 

Page 4: PBL

5/12/2018 PBL - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl5571fe8549795991699b8e8d 4/8

 

       Bab 3 Merancang ³Masalah´ dalam PBL 

Dalam bab ini akan dibahas :

y  Perancangan masalah dalam PBL serta mengapa keunggulan PBL ada pada aspek ini

y  Fitur-fitur yang harus disajikan pada masalah dalam pendekatan PBL

y  Contoh bagaimana sebuah masalah, termasuk penjelasan mengapa unsur-unsur tertentu

disertakan dalam masalah tersebut

y  Pentingnya pemahaman pendidik atas konteks dunia nyata dan tuntutan kemampuan untuk menulis

       Bab 4 Memfasilitasi Sesi PBL 

Dalam bab ini akan dibahas :

y  Lancarnya proses PBL sangat tergantung dengan bagaimana pendidik memfasilitasi

 prosesnya, terutama proses berpikir pemelajar 

y  Bagaimana mejalankan fungsi pendidik sebagai coach yang menuntun dan membimbing

 proses PBL

y  Bagaimana menggunakan perangkat-perangkat untuk memfasilitasi PBL

y  Pentingnya mengukuhkan lagi pemahaman dari mahasiswa tentang proses belajar kelompok yang baik 

       Bab 5 PBL dan Proses Dalam Kelompok  

Dalam bab ini akan dibahas :

Bagaimana pendidik menjelaskan bahwa proses bekerja dalam kelompok yang harus

dilakukan pemelajar :

y  Mulai dari tentang persiapannya, prinsip komunikasi yang harus berlangsung, tabiat yangharus dijalankan, pembagian tugas hingga evaluasi yang harus dijalankan.

y  Begitu pula dengan penyelesaian laporan dan proses presentasi yang ideal yang perludijalankan.

       Bab 6 Merasakan Pelaksanaan 7 Langkah proses PBL Dalam bab ini akan dibahas :

y  Bagaimana sebuah kelompok pemelajar, secara hipotekal menjalankan 7 langkah proses

PBL

y  Akan ditunjukkan beberapa dialog penting yang dapat dijadikan model oleh para pemelajar 

dalam menjalankan PBL, dalam setiap langkah PBL

       Bab 7 PBL dan Menjadi Individu yang Independen Dalam bab ini akan dibahas :

y  Proses PBL, bukan semata-mata prosedur. Tetapi, ia adalah bagian dari belajar mengeloladiri sebagai sebuah kecakapan hidup (life skills) 

y  Berbagai kecakapan yang diperlukan bila pemelajar ingin proses PBL-nya bermanfaat secara

maksimal:

1.  Kecakapan memilih sumber pelajaran

2.  Membaca dengan cerdas

3.  Membuat perencanaan studi

y  Betapa pentingnya pemelajar memanfaatkan pengalamannya selama kuliah/studi sehingga

dapat menjadikannya memiliki kepribadian yang kuat

       Bab 8 Penilaian Proses PBL 

Page 5: PBL

5/12/2018 PBL - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl5571fe8549795991699b8e8d 5/8

Dalam bab ini akan dibahas :

y  Penilaian, selayaknya tidak terpisah dari proses pembelajaran

y  Beberapa kesempatan untuk melakukan penilaian pada proses PBL :

1.  Penilaian saat pertemuan pertama (menggunakan dukungan formulir penilaian pertemuan 1)

2.  Penilaian saat pertemuan kedua

3.  Penilaian saat pertemuan ketiga

y  Tentang pertemuan kedua

y  Tentang laporan tertulis

       Bab 9 PBL dan Individu Serta Institusi yang Berubah 

Dalam bab ini akan dibahas :

y  Sesuatu yang bagus, sering kali tidak mudah dilakukan, begitu pula dengan PBL

y  Pendidik adalah pihak pertama yang harus berubah; pendidik sebagai entrepreneur 

y  Bagaimana dukungan institusi merupakan elemen penting dari suksesnya penerapan PBL

terutama dalam:

1.  Menghargai inisiasi yang ada

2.  Memberikan tekanan dan sekaligus dukungan

3.  Memfasilitasi perubahan dalam perilaku dan keyakinan4.  Memberikan ujungnya, pengembangan staf dam institusi

PENUTUP 

KESIMPULAN Belajar berbasis masalah, atau yang lebih popular dengan Problem Based Learning

(PBL) adalah suatu metode atau cara pembelajaran, atau mungkin dalam pelatihan, yangditandai oleh adanya masalah nyata, a real-world problems, sebagai sebuah konteks bagi para

  pebelajar untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah sertamemperoleh pengetahuan.

Ada dua tujuan utama PBM. Tujuan yang pertama, adalah ingin meningkatkan secara

maksimal daya tahan pengingatan atau retensi. Tujuan yang kedua, adalah untuk menjamin

  penyampaian informasi yang bukan hanya sekedar transfer pengetahuan (transfer of knowledge) saja.

Tahap-tahap pemecahan masalah sebagai berikut ini, yaitu: 1) penyampaian ide

(ideas), 2) penyajian fakta yang diketahui (known facts), 3) mempelajari masalah (learning

issues), 4) menyusun rencana tindakan, (action plan) dan 5) evaluasi (evaluation).

Buku  I novasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning: Bagaimana Pendidik 

 Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan ini yang ditulis oleh M. Taufiq Amir sudah

dicetak dua kali, yang cetakan keduanya dilakukan pada Agustus 2010. Buku ini memiliki

136 halaman dan tebal buku hingga 23 cm. Walaupun penerbitnya tidak begitu terkenal yakni

Prenada Media Group yang memiliki lokasi di Jakarta, tetapi isi dari buku ini sangat

  bermanfaat dan metode yang dibicarakan terbilang baru dan belum ada. M. Taufiq Amir merupakan lulusan dari PPM Gradute School of Management. Selain itu beliau juga aktif 

menulis jurnal dan menyajikan paper dalam konferensi akademik nasional maupuninternasional. Banyak buku yang telah ditulisnya seperti 50 Marketing Gurus: Who Made the

 Future of Marketing , Dinamika Pemesaran : Jelajahi dan Rasakan, dan masih banyak lagi.Secara subtansial buku non-fiksi ini sangat inspiratif dan bermanfaat bagi pendidik 

dalam pembelajaran. Buku ini lebih utama diperuntukan oleh para pendidik baik yang telah  berpengalaman maupun yang masih pemula disegala jenjang pendidikan. Bahasa yang

digunakan dalam buku  I novasi Pendidikan melalui Problem Based Learning  ini sudah

terbilang bagus, karena bahasa yang digunakan tidak bertele-tele sehingga mudah dimengerti

oleh pembaca. Penyuntingan tulisannya pun sudah baik, paragraf yang satu dengan yang lain

Page 6: PBL

5/12/2018 PBL - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl5571fe8549795991699b8e8d 6/8

memiliki keterpaduan. Selain itu, dalam buku ini juga ditampilkan tabel-tabel dan lampiranyang sangat membantu sekali bagi pembaca untuk mengerti maksud dari metode yang

dipaparkan dalam buku ini. Namun, bila dilihat dari segi gambar pada wajah buku ini,terbilang kurang menarik, sebab gambar yang ditampilkan adalah orang asing, tetapi dari

komposisi warnanya sudah cukup sesuai tema pendidikan yang diangkatnya.

Secara keseluruhan buku  I novasi Pendidikan melalui Problem Based Learning sangat

dianjurkan untuk dimiliki oleh para tenaga pendidik maupun calon-calon tenaga pendidik karena buku ini sangat bermanfaat dan menyediakan metode baru, yang berbeda sekali

dengan metode lainnya. Kekurangan buku ini bukanlah kendala yang besar bagi para

  pembaca untuk memahami apa isi buku dengan baik. Buku ini sangat membantu sebagai

  pedoman pengajaran dan pembelajaran demi tercapainya perkembangan, kemajuan, dan

 perubahan pendidikan di Indonesia ke arah yang lebih baik.

Diposkan oleh Organisme3a-JBSI-UNJ'08 di 1:25 PM 

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook  

Label: Bedah Buku Strategi Pembelajaran 

KOMBASASIN: Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning ... 

kombasasin.blogspot.com/.../ inovasi - pendidikan-melalui - problem.ht... 

18 Jan 2011 ±  I novasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning : Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era ... Penulis : M . Taufiq Amir ... 

PENDAHULUAN : PROBLEM BASED LEARNING Membangun pengetahuan secara kolaborasi »

Mengapa harus Problem based Learning?

Penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan strategi pendekatan problem basedlearning (PBL) merupakan sebuah inovasi pendidikan kedokteran yang sedang

dikembangkan di Indonesia. Banyak institusi pendidikan yang mengeluhkan penerapan PBL

karena memerlukan dana yang besar, sumber daya manusia yang banyak dan manajemen

yang komplek. Sebenarnya mengapa sih harus PBL? Penulis juga lama merenunginya tentang

latarbelakang PBL dan kelebihannya. Di sini penulis mencoba menganalisanya.

1. Teori yang melandasi PBL ditunjang oleh beberapa teori psikologi pendidikan yang

terkenal. Misalnya, Albanese mengungkapkan teori yang melatarbelakangi PBL yaitu

information processing theory, cooperative learning theories, self determination theory and

control theory (Albanese, 2000). Contoh untuk teori information processing terdiri dari tiga

komponen yaitu aktivasi prior knowledge, encoding specificity dan elaboration of 

knowledge. (Albanese 2000, Schmidt, 1983). Dalam PBL tiga komponen ini dapat dilihat

dari kasus yang dapat mengaktifkan prior knowled pelajar, kasus juga berdasarkan situasinyata yang membuat belajar menjadi kontektual, elaboration yang dapat dilihat dari proses

diskusi.

2. Kelebihan PBL :

y  Problem solving

Page 7: PBL

5/12/2018 PBL - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl5571fe8549795991699b8e8d 7/8

y  Belajar mandiri/Self directed learning

y  Belajar sepanjang hayat

y  Identifikasi dan evaluasi sumber belajar 

y  Critical thingking

y  Creative thinking

y  Belajar dari masalah nyata

y  Cooperative dan collaborative learningy  Peer learning

y  reflection

3. Harden mengenalkan konsep the SPICES model untuk pengembangan kurikulum (Harden

et al 1984). Konsep SPICES ini erat hubungannya dengan pengembangan kurikulum berbasis

kompetensi Setelah penulis mencoba memahami konsep ini, penulis mendapatkan bahwa

selain PBL merupakan salah satu komponen dari huruf yang ada di SPICES yaitu huruf P,

ternyata PBL ini mempengaruhi huruf- huruf yang lainnya misalnya huruf S (Student Centre

Learning), huruf I (Integration), huruf S (systematic), huruf C(tema blok community) dan

huruf (E) dengan adanya blok elektif di PBL.

.

Student Centre Learning, maksudnya adalah pelajar yang memegang kontrol dalam

 pembelajaran. Pelajar harus aktif dan diberikan tanggung jawab untuk menjalani

 pembelajarannya.

Problem Based Learning, maksudnya pembelajaran bertolak dari problem yang ada dalam

kontek nyata.

Integration, maksudnya ada integrasi dalam bidang disiplin ilmu. Contohnya dalam

 pendidikan dokter yaitu penerapan sistem blok dimana ada integrasi beberapa disiplin ilmu

dalam satu blok. Integrasi ini ada horizontal integration dan vertical integration.

Community Based, maksudnya kurikulum sekarang harus berorientasi kepada komunitas.

Contohnya kuliah kerja nyata (KKN), Praktek belajar lapangan Community oriented (PBL-

COME).

Electives, maksudnya kurikulum harus memberikan pilihan bagi pelajar untuk memilih.

Misalnya blok elektif yang disusun dengan tema bermacam-macan dan mahasiswa diberi

kebebasan untuk memilih.

Systematic, maksudnya kurikulum dikembangkan secara sistematis. Contohnya dapat dilihat

dalam bentuk peta kurikulum yang sistematis, perancangan pengalaman belajar dan konten

kurikulum dirancang berdasarkan learning outcome yang terlihat dalam blok blueprint.

4. «««««««««««««( nanti saya cari lagi J )

Daftar Referensi : 

1.  Dent J.A. & Harden, R.M. 2005. A Practical Guide For Medical Teacher. Second

Edition. Elsevier Churchill Livingstone.

Page 8: PBL

5/12/2018 PBL - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl5571fe8549795991699b8e8d 8/8

2.  2. Amin Z, Eng KH. Basics in Medical Education. Singapore: World ScientificPublishing, 2003.

 Problem Based Learning « dr. Zulharman, M .Med.Ed  z ulharman.staff.unri.ac.id/category/  problem-based -learning  /  

Penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan strategi pendekatan

 problem based learning (PBL) merupakan sebuah inovasi pendidikan ...