pbl dr.tenar

13
ABSTRAK Bioetika adalah biologi dan ilmu kedokteran yang menyangkut masalah di bidang kehidupan, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan kemungkinan timbulnya pada masa yang akan datang. Dalam bioetika ada 4 prinsip yang kita kenal, meliputi Beneficence, Non-maleficence, Justice, dan Autonomy Beneficence merupakan prinsip yang memberikan usaha terbesar untuk kebaikan pasien. Non-maleficene merupakan prinsip yang mengutamakan keselamatan pasien prinsip ini terutama ada pada saat keadaan darurat. Justice prinsip yang mengutamakan keadilan baik bagi pasien, keluarga pasien maupun dokter. Sedangkan autonomy prinsip yang mengutamakan hak-hak pasien. Dalam kasus dr. Tenar ini dalam setiap tindakan yang ia lakukan mencakup prinsip-prinsip bioetika (beneficence, non- maleficence, justice, maupun autonomy). Timdakan tersebut ada yang negatif (dilanggar), adapula yang positif (berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku). Sehingga dalam pembahasan- pembahasan yang saya lakukan dapat terlihat contoh-contoh dari prinsip-prinsip beneficence, non-maleficence, justice, dan autonomy. Adapula teori etika, seperti konsekuensialisme, deontology, etika hak, dan intuisionisme yang juga sangat penting dan mendukung prinsip=prinsip dasar bioetika.

Upload: jessica-sariowan

Post on 27-Oct-2015

297 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

makalah tentang etika kedokteran. contoh kasus skenario dr. tenar

TRANSCRIPT

ABSTRAK

Bioetika adalah biologi dan ilmu kedokteran yang menyangkut masalah di bidang

kehidupan, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang,

tetapi juga memperhitungkan kemungkinan timbulnya pada masa yang akan datang. Dalam

bioetika ada 4 prinsip yang kita kenal, meliputi Beneficence, Non-maleficence, Justice, dan

Autonomy

Beneficence merupakan prinsip yang memberikan usaha terbesar untuk kebaikan

pasien. Non-maleficene merupakan prinsip yang mengutamakan keselamatan pasien prinsip

ini terutama ada pada saat keadaan darurat. Justice prinsip yang mengutamakan keadilan baik

bagi pasien, keluarga pasien maupun dokter. Sedangkan autonomy prinsip yang

mengutamakan hak-hak pasien.

Dalam kasus dr. Tenar ini dalam setiap tindakan yang ia lakukan mencakup prinsip-

prinsip bioetika (beneficence, non-maleficence, justice, maupun autonomy). Timdakan

tersebut ada yang negatif (dilanggar), adapula yang positif (berjalan sesuai dengan aturan

yang berlaku). Sehingga dalam pembahasan-pembahasan yang saya lakukan dapat terlihat

contoh-contoh dari prinsip-prinsip beneficence, non-maleficence, justice, dan autonomy.

Adapula teori etika, seperti konsekuensialisme, deontology, etika hak, dan

intuisionisme yang juga sangat penting dan mendukung prinsip=prinsip dasar bioetika.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi ini banyak dokter-dokter yang kurang memahami

biotekik dan sering kali mereka melanggar bioetik. Padahal dalam prinsipnya bioetik

ini sangat penting dan tidak boleh dilanggar.

Bioetika adalah biologi dan ilmu kedokteran yang menyangkut masalah di

bidang kehidupan, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada

masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan kemungkinan timbulnya pada masa

yang akan datang.

Prinsip Dasar Bioetika1. Beneficence

Memberikan manfaat serta kemudahaan yang terbaik kepada pasien untuk

meminimalkan akibat buruk bagi pasien. Dimana kewajiban berbuat baik

menuntut bahwa kita harus membantu orang lain dalam memajukan

kepentingan mereka. 1) . Prinsip ini sangat sikap altruisme yaitu sikap

menolong tanpa pamrih dan rela berkorban untuk orang lain.

Contoh-contoh prinsip beneficence:

1) Mengutamakan altruisme (tanpa pamrih).

2) Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia.

3) Mengutamakan kepentingan pasien.

4) Minimalisasi akibat buruk.

5) Memandang pasien bukan sebagai objek dan hanya sejauh

menguntungkan dokter.

6) Menerapkan Golden Rule Principle

2. Non Maleficence

Merupakan cara teknis unuk menyatakan bahwa kita berkewajiban tidak

mencelakakan orang lain, ini merupakan salah satu prinsip paling

tradisional dalam etika kedokteran. Dan ada kalmiat yang dikenal

“Primum Non Nocere” yang artinya yang terpenting adalah jangan

merugikan. Prinsip ini berlaku dalam keadaan darurat.

Contoh-contoh prinsip non-maleficence:

1) Menolong pasien emergensi.

2) Mengobati pasien yang luka.

3) Menghindari misreprentasi dari pasien

4) Tidak memperparah kondisi pasien.

5) Mengobati pasien secara proposional.

6) Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian.

7) Melindungi pasien dari serangan.

3. Justice

Justice atau keadilan merupakan suatu prinsip dimana seorang dokter

memperlakukan pasien-pasiennya secara adil. Keadilan tersebut

menyangkut alokasi sumber daya dimana merupakan pembagian manfaat

dan beban menurut standart yang adil.2). Prinsip ini bukan hanya

melibatkan dokter dengan pasien saja, tapi juga melibatkan pihak ketiga.

Contoh-contoh justice:

1) Memberlakukan segala sesuatu secara universal.

2) Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam porsi

yang sama.

3) Menghargai hak sehat pasien.

4) Menghargai hak orang lain.

5) Menghargai hak hukum pasien

6) Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status

sosial, dll.

7) Bijak dalam pembagian keuntungan dan kerugian.

8) Menjaga kelompok yang paling merugikan.

4. Autonomy

Merupakan suatu bentuk kebebasan bertindak, di mana seseorang pasien

mengambil keputusan sesuai yang telah ia tentukan sendiri. Tatapi dalam

kondisi ini seorang dokter tidak memiliki hak untuk mengatur pasien. Ia

hanya mempunyai hak untuk memberikan penjelasan yang terbaik.

Contoh-contoh Autonomy:

1) Menghargai hak dan martabat pasien.

2) Menghargai privasi dan menjaga rahasia pasien.

3) Melaksanakan informed consent

4) Mambiarkan pasien dewasa dalam mengambil keputusan

5) Tidak berbohong kepada pasien meski untuk kebaikan pasien.

6) Tidak menghalangi autonomy pasien.

7) Sabar menunggu keputusan pasien.

8) Menjaga hubungan baik dengan pasien

Teori Etika

1. Konsekuensialisme

Merupakan konsekuensi yang membawa paling banyak hal yang mengutungkan,

melebihi segala hal yang merugikan atau yang mengakibatkan kebaikan terbesar bagi

jumlah orang terbesar.

2. Deontology

Istilah deontology ini berasal dari kata Yunani “deon” yang berarti “kewajiban”.

Deontologi adalah menilai suatu perbuatan dari prosedur sesuai dengan guide line.

3. Etika hak

Teoti ini merupakan teori yang popular dalam kebudayaan Amerika Serikat. Teori hak

ini pantas dihargai terutama karena tekanannya kepada nilai moral seorang manusia

dan tuntutan moralnya dalam suatu situasi konflik etis.

4. Intuisionisme

Untuk mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk.

B. Tujuan

Pada pembuatan makalah ini saya memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara

lain :

1. Lebih mengerti serta memahami prinsip-prinsip yang ada dalam bioetika

dimana nantinya dapat melakukan yang terbaik bagi orang lain.

2. Membuat para generasi muda yang merupakan calon-calon dokter dapat

mengetahui betapa pentingnya bioetika dalam penerapannya.

ISI

Pembahasan dari contoh kasus Dr. Tenar

Paragraf 2

“Namun di sisi lain terdapat kesulitan bila ada pasien yang datang dengan kelainan

kulit dimana ia harus memeriksa pasien dalam keadaan setengah telanjang”

Berdasarkan kutipan kalimat diatas dapat dikatakan melanggar prinsip beneficence

Karena dr.Tenar tidak sepenuhnya menjamin nilai pokok harkat dan martabat

pasiennya, hal ini di karenakan ruang pemeriksaan yang tidak sepenuhnya tetrtutup

sehingga rahasia pasien tidak sepenuhnya terjamin dengan baik. Selain itu juga

kurang memuaskan pasien ketika ia diperiksa.

Paragraf 3

“ dr. Tenar memeriksa pasien sesuai nomor urut pendaftaran,”

Berdasarkan kutipan kalimat diatas menunjukan adanya prinsip justcice dimana

dr.Tenar memberikan hak yang sama pada pasien dalam hal antrian pemeriksaan, dan

juga tidak membeda-bedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dan

lain-lain.

“dr. Tenar pun memberikan obat puyer batuk pilek pada ketiganya serta nasehat

untuk istirahat cukup”

Berdasarkan kutipan kalimat diatas telah terjadi pelanggaran prinsip autonomy,

karena pasien yang menderita penyakit batuk pilek tidak diberikan kesempatan umtuk

memilih. Selain itu pemerataan obat pada ketiga pasien yang mungkin saja dapat

merugikan pasien.

Paragraf 4

Pada paragraf ini terdapat prinsip beneficence, karena dr. Tenar melakukan yang

terbaik bagi pasiennya yaitu ibu cerewet dengan melakukan pemeriksaan EKG serta

merujuknya ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan. Hal ini dilakukan demi

kebaikan pasien itu sendiri dan juga untuk menimalisir akibat buruk. Tetapi pada

paragraph ini juga melanggar prinsip beneficence, karena dr. Tenar merujuk pasien-

pasiennya ke laboratorium pilihannya dengan tujuan agar ia mendapat bingkisan atau

hadiah dari klinik tersebut.Dimana dr.Tenar tidak melakukan altruism terhadap

pasiennya. Selain itu pada paragraf ini juga terdapat prinsip justice dimana prinsip ini

dilanggar oleh dr.Tenar. Karena walaupun secara tidak langsung dr. Tenar

menghargai hak sehat pasien dengan melakukan pemeriksaan menyeluruh pada ibu

cerewet dan dr. Tenar pun juga memberlakukan pembagian pada laboratorium yang

bekerja sama dengannya, tetapi dalam kasus ini menurut saya dr.Tenar juga

melakukan penyalahgunaan wewenang yang dimiliknya.

Paragraf 5

Pada paragraph ini terdapat prinsip auntonomy, karena dr.Tenar menjaga rahasia

pasienya (yang merupakan teman SMP nya) dan juga menghargai privacy pasiennya.

“Anak muda tadi tidak mengikuti nomor antrian karena mengaku teman SMP dr.

Tenar, sehingga suster memasukan lebih dulu ke ruang sekat kiri...”

Berdasarkan kutipan kalimat diatas maka pada paragraf ini terjadi pelanggaran

justice, karena dr. Tenar mengizinkan teman SMP nya sebagai pasien yang berobat

tanpa nomor antrian. Dimana dr.Tenar tidak menghargai hak pasien lainnya dan juga

telah melakukan penyalahgunaan wewenang.

Paragraf 6 Pada paragraf ini terjadi pelanggaran prinsip beneficence, karena dr. Tenar tidak

mengusahakan kebaikan atau manfaat yang lebih dibandingkan dengan kerugiannya.

Dapat dilihat dari dr. Tenar yang langsung memberikan resep kepada ibu menor tanpa

dilakukan pengukuran tekanan darah terlebih dahulu. Hal tersebut bisa saja berakibat

fatal pada kesehatan ibu menor.

“Ibu Menor tak sempat dilakukan pengukuran tekanan darahnya langsung diberikan

resep sakit kencing yang sudah langganan ia derita 5 tahun ini. Dr. Tenar hanya

memeriksa sekilas dan menyalin resep yang disodorkan zoster.”

Selain itu berdasarkan kutipan kalimat diatas dr.Tenar juga melanggar prinsip

autonomy, karena dr. Tenar tidak memberikan pilihan kepada ibu menor untuk

memilih atau menentukan pengobatan yang terbaik bagi dirinya. Dan dr. Tenar pun

tidak melakukan informed concent untuk menjelaskan penyakit dan resep obat kepada

ibu menor sebagai pasien. Padahal seharsnya Ibu Menor berhak mendapatkan infom

consent tersebut.

Paragraf 7

“baru saja menerima telepon ada pasien langganannya yang gawat mau datang.”

Berdasarkan kutipan kalimat tersebut, pada paragraf ini prinsip non-maleficence ada

dan telah dilaksanakan karena dr. Tenar akan menolong pasien gawat darurat tersebut

yang akan datang.

Paragraf 8

“ Garputala adalah hansip setempat yang merasa tak afdol kalau belum “dipegang”

dr. Tenar.”

Kutipan kalimat ini ada prinsip autonomy karena dr. Tenar menghargai hak

pasiennya yaitu hansip setempat yang memilih berobat kepadanya.

“ Tak lupa ia ,menitipkan amplop berisi Rp 25.000,- bagi hansip. ‘ Untuk transport

ya Pak Tala.”

Kutipan kalimat diatas menunjukkan bahwa dr.Tenar melakukan prinsip beneficence

karena ia rela mengeluarkan uang untuk transport pak Garputala ke rumah sakit

(sikap Altruisme)

“zozter setelah meyakinkan sang hansip agar cepat dirawat”

Kalimat diatas menunjukkan bahwa dr. Tenar malakukan autonomy. Dan talah

melakukan inform consent.

Paragraf 9 “ternyata dating kembali dalam keadaan berdarah. Ia menolong Malthus dulu selama

45 menit, sementara Rana terpana sendirian karena zoster juga sibuk membantu dr.

Tenar mengatasi Malthus di ruang sekat kiri.”

Berdasarkan kutipan kalimat diatas dr.Tenar melakukan prinsip non-maleficence,

karena dr.Tenar telah menolong pasien yang gawat darurat terlebih dahulu.

“ Tenar tak sempat bicara ke Nn. Rana.”

Berdasarkan kutipan kalimat diatas selain telah melakukan prinsip non-meleficence

dr. Tenar juga melanggar prinsip justice karena ia melanggar hak orang lain, dimana

dr. Tenar tidak menjelaskan kepada Rana tentang kondisi yang terjadi (menolong

pasien gawat darurat).

Paragraf 10 “ Tenar menawarkan untuk menjadi mediator menyampaikan apa adanya kepada

bapak Rana.”

Berdasarkan kutipan kalimat diatas dalam paragraph ini dr. Tenar talah menerapkan

prinsip beneficence karena ia mau menolong Rana diluar tanggung jawabnya sebagai

dokter dimana dr.Tenar melakukan prinsip paternalisme. Ia juga mau menolong Rana

sebagai ediator untuk menyelesaikan permasalahan yang ada antara Rana dengan

ayahnya , dimana ini merupakan sikap altruisme.

DAFTAR PUSTAKA

1. Shannon, Thomas.A.1995.Pengantar Bioetika.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka.

2. T.Beauchamp and J.Childres,op.cit., hlm 169

3. Jacobalis, Samsi. 2005. Pengantar Tentang Perkembangan Ilmu Kedokteran, Etika

Medis, dan Bioetika. Jakarta: Sagung Seto.