pbl b 15 dermatitis atopik
DESCRIPTION
dermatitisTRANSCRIPT
Dermatitis Atopik dan Penatalaksanaannya
Oktaviani Dewi Ratih102013046
Laki-laki 10 tahun mengeluh beruntus (papul), bersisik kemerahan dan terasa gatal pada tungkai
Anak laki-laki tsb menderita dermatitis atopik
RumusanMasalah
Hipotesis
Mind Map
RM
Anamnesis
PF/PPPrognosi
s
WD & DD
Patofisio, komplika
si
Etiologi/Epidemio
logi
Penatalaksanaan, manifes
klinis
MindMap
Anamnesis
Anamnesa UmumKeluhan UtamaRiwayat Penyakit SekarangRiwayat Penyakit DahuluRiwayat Penyakit KeluargaRiwayat PengobatanRiwayat Lingkungan dan Sosial
PemeriksaanFisik
LokalisasiBayi : kedua pipi, kepala, badan, lipat siku, lipat lutut.Anak : tengkuk, lipat siku, lipat lutut.Dewasa : tengkuk, lipat lutut, lipat siku, punggung kaki.
Efloresensi/ sifat-sifatnyaBayi : eritema berbatas tegas, papula/ vesikel miliar disertai erosi dan eksudasi serta krusta.Anak : papula-papula miliar, likenifikasi, tidak eksudatif.Dewasa : biasanya hiperpigmentasi, kering dan likenifikasi.
Hasil PF : bercak dan beruntus yang terasa gatal pada badan, kedua tungkai atas dan bawah serta kulit tampak bersisik kemerahan dan kering.
PemeriksaanPenunjang
Lab
Eosinofil
Sel-T / normal
TNF-a
IgE serum
PemeriksaanPenunjang
Uji TusukPajanan alergen
udara (10x kons)
Dermatografisme putih
Penggoresan pd kulit normal 3 respon (merah,
menyebar, edema)Pada DA : merah &
edema
Asetilkolin
Intrakutan sol asetilkolin
1/5000N : hipereremiDA : vasokon;
pucat
Histamin
Histamin fosfat
N : intrakutan, eritema ber+DA ; intralesi eritema ber -
WorkingDiagnosis!
Dermatitis Atopikperadangan kulit kronis dan residif, disertai gatal. Sering terjadi selama masa bayi & anak, sering berhubungan dengan pe an IgE dalam serum dan riwayat atopi keluarga/penderita.
D.A
Manifestasi
Kliniskering, pucat/redup, kadar lipid di epidermis berkurang, dan kehilangan air lewat epidermis meningkat, jari tangan teraba dinginrasa gatal & predileksi yang khas, berlangsung kronis dan residif.tingkat ambang rasa gatal gatal dapat hilang timbul sepanjang hari tetapi umumnya lebih hebat pada malam hariManifestasi klinis DA berbeda pada setiap tahapan atau fase perkembangan kehidupan (bayi s/d dewasa) Pada setiap anak didapatkan derajat keparahan yang bervariasi, tetapi secara umum mengalami pola distribusi lesi yang serupa.
DAInfantile(2bln-2
th)Paling sering ; bentuk basahmula2 papula milier timbul eritem papulovesikel yg pecah erosi dan eksudasi.
Predileksi: muka t.u pipi, dahi, kulit kepala, leher, pergelangan tangan, ekstremitas bagian ekstensor & bokong.
Bntuk yg jarang ; keringKelainan dapat berupa papula kecil, skuama halus, likenifikasi & erosi.
DAAnak
(3-10 th)Kelainan dapat berupa papula, likenifikasi, skuama, erosi dan krusta.Predileksi: fossa poplitea, antekubiti, pergelangan tangan, muka dan leher.
DARemaja-
dws(13-30
th)Kelainan yang ditemukan berupa bercak kering dgn likenifikasi, skuama halus & hiper/hipopigmentasi.Predileksi : ekstremitas bagian fleksor, leher, dahi
Kriteria diagnosis
DAHanifin
dan Rajka (1980)Kriteria Mayor
Pruritus (gatal)
Morfologi sesuai umur dan distribusi lesi yang khas
Bersifat kronik eksaserbasi
Ada riwayat atopi individu atau keluarga
Kriteria Minor- Tanda Dennie-Morgan - Gatal bila berkeringat- Keratokonus - Awitan dini- Konjungtivitis rekuren - Peningkatan Ig E serum- Katarak subkapsuler anterior- Reaktivitas kulit tipe cepat (tipe 2)- Cheilitis pada bibir - Eczema of the nipple- White dermatographisme - Intoleransi makanan tertentu - Pitiriasis Alba - Intoleransi beberapa jenis bulu binatang- Fissura pre aurikular - Tanda Hertoghe (kerontokan pada alis bagian lateral).- Dermatitis di lipatan leher anterior - Facial pallor- Xerotic - Iktiosis pada kaki- Hiperliniar palmaris - Papul perifokular hiperkeratosis- Keratosis palmaris - Hiperpigmentasi daerah periorbita- Kemudahan mendapat infeksi Stafilokokus dan Herpes Simpleks- Perjalanan penyakit dipengaruhi faktor lingkungan dan emosi
DifferentialDiagnosis!
Penyebab?Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan batasnya agak kurang tegas
DD :Dermatit
isSeboroik
DD :Dermatitis
Kontak
No. Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Alergik
1 Penyebab Iritan primer Alergen kontak S.sensitizer
2 Permulaan Pada kontak pertama Pada kontak berulang
3 Penderita Semua orang Hanya orang yang alergik
4 Lesi Batas lebih jelas, eritema sangat jelas
Batas tidak begitu jelas, eritema kurang jelas
5 Uji Tempel Sesudah ditempel 24 jam, bila iritan diangkat reaksi akan segera berhenti
Bila sesudah 24 jam bahan alergen diangkat, reaksi menetap atau meluas
DD :Dermatitis Numularis
dermatitis dengan lesi-lesi khas berbentuk bulat numular (=koin), berbatas tegas, efloresensi : papulovesikel mudah pecah.
Et/ Staphylococcus aureus, stress, emosi, trauma local baik fisik/kimiawi, kulit penderita yang cenderung kering.
biasanya perkembangan / manifestasi dari D.A yang terjadi pada bayi dan anak di bawah 10 tahun
Predileksi : ekstensor ekstremitas terutama tungkai bawah, bahu dan bokong.
DA ; etiologi
Penyebab?
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya
penyakit :
Daerah yang panas (banyak keringat) lebih sering terkenaMusim/ iklim panas dan lembab memudahkan timbulnya penyakitHygiene yang kurang dapat mempererat penyakitLingkungan yang banyak mengandung sensitizer
DA ; epidemiolo
gi
Wanita 1,3:1 priaPenelitian :
prevalensi DA Negara Industri :
anak 10-20%, dewasa 1-3%
Negara agraris : Prev DA jauh >
rendah
DA ; patofisiolo
gi
Dermatitis Atopik
Faktor pemicu
faktor genetik
respons imun
kulit & sistemik
faktor genetik
Kromosom tertentu pada penderita DA (diduga kromosom
5q31-33) menentukan ekspresi sitokin, yaitu IL-3, IL-4, IL-13. Dan
GSM-CSF yang memegang peran
penting dalam manifestasi klinis DA.
faktor pemicu
makanan (telur, susu, gandum, kedelai,
kacang), tungau debu rumah, bulu binatang,
infeksi yang disebabkan bakteri
kokus.
respons imun kulit
respons imun
sistemik
T-helper 2 > banyak.Sel langerhans
penderita DA juga dapat menstimulasi sel T-helper tanpa adanya antigen
peradangan mudah terjadi.
sel mononuklearnya menurun
IgE serum yang meningkat.
DA ; komplikasi
Pada anak penderita dermatitis atopik, 75% akan disertai penyakit alergi lain di kemudian hari.
cenderung untuk mudah mendapat infeksi virus maupun bakteri (impetigo, folikulitis, abses, vaksinia Molluscum contagiosum dan herpes).
Infeksi virus umumnya disebabkan oleh Herpes simplex atau vaksinia dan disebut eksema herpetikum atau eksema vaksinatum.
mempunyai kecenderungan meningkatnya jumlah koloni Staphylococcus aureus.
DA ; penatalaksana
an
Medika-mentosa :
menghilangkan gejala dan mencegah kekambuhan.
Boguniewicz & Leung tahun 1996 :Antibiotik : ditujukan pada DA dengan infeksi sekunder Antihistamin : antipruritus yang cukup memuaskan dan banyak digunakan untuk terapi DA.
Non medika-mentosa :
Menghindari bahan iritanMengeliminasi alergen yang telah terbukti Mengurangi stress : pemicu kekambuhan Pemberian pelembab kulit dan menghilangkan pengeringan kulit : pemakaian pelembab dapat mempebaiki barier stratum korneum.
DA ; penatalaksana
anMedika-mentosa
Topikal:
1. Hidrasi kulit: pada kulit diberikan pelembab misalnya krim hidrofilik urea 10%; dapat pula ditambahkan hidrokortison 1% didalamnya.2. Kortikosteroid topikal: pengobatan yang paling sering digunakan sebagai anti-inflamasi lesi kulit. Pada bayi dapat digunakan salap steroid berpotensi rendah misalnya hidrokortison 1-2,5%.
Sistemik :
1.Kortikosteroid: hanya digunakan untuk mengendalikan eksaserbasi akut dalam jangka pendek dan dosis rendah diberikan berselang seling atau dosis diturunkan secara bertahap, kemudian diganti dengan pemberian kortikosteroid topikal.2. Antihistamin3.Anti-infeksi: bagi yang belum resisten dapat diberikan eritromisin, asitromisin, atauklaritromisin, resisten : dikloksasin,oksasilin, ataugenerasi pertama sefalosporin.4.Interferon: menekan respon IgE dan menurunkan fungsi dan proliferasi sel TH2.5.Siklosporin: untuk DA yang sulit diatasi dengan pengobatan konvensional dapat diberikan pengobatan dengan siklosporin dalam jangka pendek.6.Terapi sinar: PUVA &UVB
DA ; prognosis
Dubia ad bonam
Kesimpulan Pasien diduga menderita
dermatitis atopik, namun diperlukan pemeriksaan penunjang agar bisa mendapatkan diagnosis yg pasti. Diagnosis DA ditegakkan berdasarkan kriteria diagnostik menurut Hanifin dan Rajka (1980). Dengan penanganan yang baik dan benar, penyakit ini dapat ditangani meskipun pada keadaan tertentu bisa kambuh kembali dan prognosis bisa menjadi buruk dengan beberapa faktor, misalnya jika pasien menderita rinitis alergi dan asma bronkial.