pb ti

18
ANALISIS POSITIONING PRODUK SMARTPHONE BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN DI KOTA JAKARTA (Studi Kasus Merek Nokia, Samsung, Apple, LG, ZTE dan BlackBerry) JAMALUDIN Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik Sipil dan Teknologi Informasi, Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal, Jl.Raya Al-Kamal No.2, Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520, Telepon 021-5811088, Fax 021- 58300105 email : [email protected] ABSTRAK Perkembangan merk-merk handphone di Indonesia relatif cukup baik dan dinamis, baik untuk produk lokal maupun Internasional. Salah satu fenomena yang menarik perhatian dunia adalah pertumbuhan telekomunikasi yang lebih canggih sehingga mendorong untuk terciptanya produk smartphone. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peta posisi merek smartphone Nokia, Samsung, Apple, LG, ZTE, dan Blackberry berdasarkan persepsi konsumen di Kota Jakarta. Analisis dilakukan dengan menggunakan Multidimensional Scaling untuk memetakan posisi smartphone merek satu dengan yang lain untuk menganalisis tingkat persaingan dan memetakan posisi merek smartphone terhadap 6 atribut dalam perceptual map dengan jumlah responden sebanyak 400 responden. Kata kunci : Perilaku Konsumen, Persepsi, Positioning, Analisis Multidimensional Scaling, Smartphone. ABSTRACT The development of mobile brands in Indonesia is relatively good and dynamic, both for local and international products. One phenomenon that attracted the attention of the world is growing more sophisticated telecommunication pushing for the creation of smartphone products. The purpose of this study was to determine the map position of smartphone brands Nokia, Samsung, Apple, LG, ZTE, and Blackberry based on consumer perceptions of Jakarta. Analyses were performed using Multidimensional Scaling to map the position of the smartphone brand with one another to analyze and map the level of competition against 6 smartphone brand positioning attributes in the perceptual map with the number of respondents of 400 respondents. Key words : Consumer Behavior, Perception, Positioning, Analysis, Multidimensional Scaling, Smartphone. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Upload: institut-sains-teknologi-al-kamal

Post on 14-May-2015

834 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pb ti

ANALISIS POSITIONING PRODUK SMARTPHONE BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN DI KOTA JAKARTA

(Studi Kasus Merek Nokia, Samsung, Apple, LG, ZTE dan BlackBerry)

JAMALUDINProgram Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik Sipil dan Teknologi Informasi,

Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal, Jl.Raya Al-Kamal No.2, Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520, Telepon 021-5811088, Fax 021-58300105

email : [email protected]

ABSTRAKPerkembangan merk-merk handphone di Indonesia relatif cukup baik dan dinamis, baik untuk produk lokal maupun Internasional. Salah satu fenomena yang menarik perhatian dunia adalah pertumbuhan telekomunikasi yang lebih canggih sehingga

mendorong untuk terciptanya produk smartphone. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peta posisi merek smartphone Nokia, Samsung, Apple, LG, ZTE,

dan Blackberry berdasarkan persepsi konsumen di Kota Jakarta. Analisis dilakukan dengan menggunakan Multidimensional Scaling untuk memetakan posisi smartphone merek satu dengan yang lain untuk menganalisis tingkat persaingan dan memetakan posisi merek smartphone terhadap 6 atribut dalam perceptual map dengan jumlah

responden sebanyak 400 responden.

Kata kunci : Perilaku Konsumen, Persepsi, Positioning, Analisis Multidimensional Scaling, Smartphone.

ABSTRACTThe development of mobile brands in Indonesia is relatively good and dynamic, both for local and international products. One phenomenon that attracted the attention of the world is growing more sophisticated telecommunication pushing for the creation of smartphone products. The purpose of this study was to determine the map position

of smartphone brands Nokia, Samsung, Apple, LG, ZTE, and Blackberry based on consumer perceptions of Jakarta. Analyses were performed using Multidimensional

Scaling to map the position of the smartphone brand with one another to analyze and map the level of competition against 6 smartphone brand positioning attributes in the

perceptual map with the number of respondents of 400 respondents.

Key words : Consumer Behavior, Perception, Positioning, Analysis, Multidimensional Scaling, Smartphone.

PENDAHULUAN1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, maka kebutuhan manusia untuk melakukan telekomunikasi sudah dapat dianggap menjadi kebutuhan utama. Hal ini dikarenakan dengan adanya telekomunikasi dapat mempermudah dan menghemat sumber daya bagi manusia untuk

melakukan interaksi sosial. Dengan telekomunikasi, jarak yang seharusnya berjauhan dapat dirasakan dekat dan pertukaran informasi juga akan berlangsung lebih cepat. Dan dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi maka manusia juga dihadapkan pada kebutuhan telekomunikasi yang lebih kompleks. Maka fitur media yang

Page 2: Pb ti

dibutuhkan untuk bertelekomunikasi juga akan semakin kompleks pula. Salah satu media telekomunikasi yang paling diminati akhir-akhir ini adalah telepon seluler (handphone). Handphone lebih diminati daripada fixed line karena lebih menawarkan kemudahan dalam pengaktifan, kecanggihan, penggunaan dan mobilitas untuk bertelekomunikasi. Oleh karena itu perusahaan telepon seluler akan dihadapkan pada persaingan untuk memproduksi handphone dengan fitur-fitur yang dapat memenuhi kebutuhan manusia yang lebih kompleks dalam bertelekomunikasi. Dari data-data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa konsumen Indonesia mempunyai persepsi yang unik terhadap produk smartphone dibandingkan pasar Asia dan dunia. Untuk menanggapi persaingan pasar smartphone yang semakin kompetitif ini maka aspek positioning produk merupakan suatu hal yang perlu mendapat perhatian yang lebih serius. Karena adanya perbedaan pangsa pasar yang cukup signifikan antara Indonesia, Asia, dan dunia maka kemungkinan perbedaan positioning produk smartphone dalam benak konsumen juga dapat terjadi. Dengan adanya perbedaan persepsi konsumen terhadap suatu produk antara suatu wilayah dengan wilayah yang lain maka strategi perusahaan yang harus diterapkan pada suatu wilayah tertentu haruslah berbeda pula agar produk yang didistribusikan pada konsumen dapat terserap baik oleh konsumen. Karena keberhasilan suatu produk dalam suatu persaingan tergantung pula dari bagaimana suatu produk tersebut diposisikan pada pasar sasaran yang dituju dan bagaimana

konsumen mempersepsikan produk yang ditawarkan tersebut.1.2 Rumusan Masalah

Topik pembahasan permasalahan ini adalah tentang persepsi konsumen terhadap produk smartphone. Topik tersebut dapat dirumuskan ke dalam pertanyaan “Bagaimana peta positioning produk smartphone berdasarkan persepsi konsumen?”

1.3 Tujuan dan ManfaatTujuan dari penelitian ini adalah memberi gambaran berupa perceptual map mengenai positioning produk smartphone berdasarkan persepsi konsumen. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah : Memberi informasi

terhadap produsen smartphone mengenai positioning produk smartphone berdasarkan persepsi konsumen di kota Jakarta.

Menjadi masukan dan pertimbangan dalam menentukan strategi positioning produk smartphone.

2. TINJAUAN PUSTAKASebelum menciptakan suatu

produk smartphone, produsen diharuskan mengetahui hal=hal apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam menelaah suatu produk smartphone. Beberapa penelitian menyebutkan berapa atribut yang diperhatikan konsumen dalam memilih suatu produk smartphone. Dari penelitian Azlan Osman, preferensi terbesar konsumen terhadap aplikasi smartphone adalah music player (64,6%), Kalendar (58,7%), Gambar (54,1%) dan Video (53,4%), Sedangkan preferensi terbesar konsumen terhadap konten smartphone adalah aplikasi

Page 3: Pb ti

(41,8%), Nada dering (33,8%), dan Game (32%). Dari penelitian Faisal Afzal Siddiqui menunjukkan bahwa atribut penting dari telepon seluler adalah Merek (42,303%), Harga (29,176%), Kamera (17,942%), dan Radio FM (10,579%). Dari penelitian Chow Mei Min atribut penting dari smartphone adalah Fitur Produk, Merek, Harga, dan Pengaruh Sosial. Dari penelitian A Jabbar M. Rambe variabel penting telepon seluler adalah Penerimaan sinyal, Nilai jual kembali, Kejernihan Suara, Pemakaian Baterai, Harga dan Ukuran. Dari penelitian Chuzaimah alasan konsumen menggunakan smartphone adalah Gaya Hidup (5,1%) dan trend (2,2%). Dari penelitian Wendy Bryce Wilhelm atribut penting yang diperhatikan konsumen smartphone adalah Harga (26%), Desain (26%), Fitur (17%) dan Daya Tahan (11%). Dari penelitian Herman Riquelme atribut penting dari telepon seluler adalah Biaya Akses (33,04%), Mobile to mobile rate (19,38%) dan Tingkat panggilan (18,91%).

Studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumberdaya mereka, yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, dimana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya. Dan persepsi adalah termasuk dalam studi perilaku konsumen yang terjadi dalam internal masing2 konsumen. Persepsi merupakan fenomena pribadi. Orang menggunakan kemampuan memilih stimuli mana yang mereka

rasakan dan mereka mengorganisasikan stimuli ini atas dasar beberapa prinsip psikologi. Persepsi dapat dipengaruhi oleh 2 jenis stimuli, yaitu stimuli pemasaran dan stimuli lingkungan.

Dasar dalam pembuatan kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah model yang dikemukakan oleh Solomon (2006). Solomon mendefinisikan sensasi sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima (mata, telinga, hidung, mulut dan jari) terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Sedangkan persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasi, dan diinterpretasikan. Persepsi diawali dengan penangkapan stimuli oleh indera penerima (sensory receptors), attention, interpretation, kemudian response. Atas dasar teori dan model yang dikemukakan oleh Solomon tersebut, maka disusun suatu kerangka pemikiran sebagai berikut :2.1 Kerangka Pemikiran

Pemilihan atribut smartphone (stimuli) diperoleh berdasarkan atribut penelitian terdahulu. Stimuli tersebut akan ditangkap oleh indera penerima (sensory receptors) responden. Kemudian terjadilah suatu sensasi, sensasi (sensation) mengacu pada tangapan langsung dari reseptor sensorik responden terhadap stimuli. Setelah muncul suatu sensasi maka selanjutnya

Page 4: Pb ti

akan terjadi proses exposure. Exposure adalah suatu proses sejauh mana responden melihat stimuli yang berada dalam jangkauan reseptor sensorik mereka. Setelah proses exposure terjadi, maka munculah suatu attention terhadap stimuli. Attention adalah proses sejauh mana responden dapat fokus terhadap stimuli dalam jangkauan exposure mereka. Kemudian setelah terjadi suatu attention, selanjutnya akan terjadi proses interpretation. Interpretation mengacu pada proses dimana responden akan memberikan suatu arti terhadap rangsangan sensorik. Setelah proses interpretation selanjutnya terjadi proses pemberian suatu arti (meaning) terhadap stimuli. Setelah proses pemberian suatu arti responden akan memberikan suatu response terhadap stimuli yang diberikan. Setelah responden merespon stimuli, maka selanjutnya terjadilah suatu persepsi (perception) dari masing-masing responden terhadap produk smartphone.

3. METODE PENELITIAN3.1 Jenis, Tempat dan Waktu

PenelitianBerdasarkan tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan suatu positioning produk smartphone berdasarkan persepsi konsumen di Kota Jakarta, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di wilayah kota Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan pada konsumen pengguna smartphone, khususnya pada masyarakat kota Jakarta. Periode pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Februari-Agustus 2012.

3.2 Sampel dan Pengumpulan Data

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan mengadakan survey kepada pengguna smartphone dalam bentuk kuesioner. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber yang berkaitan dengan penelitian, yaitu : jurnal, buku, skripsi, buku, dan internet. Untuk menentukan jumlah sample minimum yang diperlukan, digunakan persamaan Bernoulli sebagai berikut :

N =

N = = 384,16

Dimana :n = Jumlah sampel minimun.e = Tingkat kesalahan.α = Tingkat ketelitian.Z = Nilai Distribusi normal

standar untuk tingkat keberartian α /2.

p = Proposi jumlah kuesioner yang dianggap benar.

q = Proposi jumlah kuesioner yang dianggap gagal.

Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa sampel minimal harus sebanyak 384,16 (384 responden). Namun dalam penelitian ini sampel yang akan diambil sebanyak 400 responden.3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

R-SquareRSQ dalam multidimensional scaling mengindikasikan proporsi varians data input yang dapat

(Z 2 )2.p.q

e2

(1,96 )2.0,5.0,

0.052

Page 5: Pb ti

dijelaskan oleh model MDS. Semakin tinggi RSQ, semakin baik model MDS.Menurut Maholtra dalam buku Simamora (2005:268), model multidimensional scaling dapat diterima bila RSQ ≥ 0,6. Menurut perhitungan RSQ yang telah dilakukan terhadap penelitian ini, untuk data kesamaan menunjukkan RSQ sebesar 0,98596. Sedangkan untuk data preferensi menunjukkan RSQ sebesar 0.999. Rumus Kruskal Tipe 1 Kriteria inimerupakan kebalikan dari RSQ. Dalam multidimensional scaling tingkat stress mengindikasikan proporsi varians perbedaan (disparity) yang tidak dijelaskan oleh model. Maholtra merumuskan rumus yang paling banyak digunakan pada MDS yaitu rumus Kruskal Tipe 1 :

Dimana:d = Rata-rata jarak

dalam petaDij = Jarak turunan

(derived distance) atau data kemiripan

Dij = Data jarak diberikan responden

Untuk interpretasi berlaku prinsip “Semakin rendah stress, semakin baik model MDS yang dihasilkan”.3.4 Multidimensional Scaling

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah multidimensional scaling. Multidimensional scaling adalah prosedur yang digunakan untuk

memetakan persepsi dan preferensi para responden secara visual dalam peta geometri, Simamora (2005:234). Peta geometri tersebut disebut spatial map atau perceptual map, merupakan penjabaran berbagai dimensi yang berhubungan. Jika dalam perceptual map tidak terlihat dengan jelas perbedaan letak secara visual, maka untuk mengatasi masalah tersebut dapat dengan menghitung jarak euclidean masing-masing merek. Prinsipnya, semakin kecil jarak euclidean, semakin dekat jarak setiap objek, dan semakin tinggi pula tingkat persaingannya. Euclidean Distance

Untuk menghitung jarak euclidean, perlu untuk diketahui koordinat setiap objek terlebih dahulu. Kemudian jarak euclidean dapat dihitung dengan rumus :

Dimana :D = Jarak geometris

(jarak eucidean)xi = Koordinat x ke-iyi = Koordinat y ke-i

4. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Perceptual Map berdasarkan

tingkat kesamaan (similarity) smartphone

Tingkat persaingan tiap merek smartphone dapat diketahui dengan cara menghitung euclidean distance antara merek satu dengan merek lain. Prinsipnya semakin dekat euclidean distance, maka semakin tinggi tingkat persaingannya.

Page 6: Pb ti

4.2 Resume Peringkat Euclidean Distance Data Kesamaan

4.3 Perceptual Map berdasarkan preferensi merek smartphone terhadap atribut

Analisis dilakukan dengan cara menghitung euclidean distance posisi tiap merek smartphone terhadap atribut yang berkaitan. Prinsipnya semakin dekat euclidean distance merek smartphone terhadap atribut yang berkaitan, maka semakin baik merek smartphone berdasarkan atribut tersebut.

4.4 Resume Peringkat Euclidean Distance Data Preferensi

Berdasarkan data kesamaan, konsumen smartphone khususnya di Kota Jakarta yang sebagian besar terdiri dari anak muda yang berumur antara 20-30 tahun dan berprofesi sebagai Mahasiswa atau Pelajar telah mempersepsikan bahwa produk smartphone merek Samsung dapat menempati posisi

ideal diantara merek-merek lain. Hal tersebut dibuktikan dengan posisi rangking berdasarkan tingkat kesamaan Samsung selalu berhasil menduduki peringkat 1 maupun 2 jika dilihat dari beberapa sudut pandang merek smartphone. Keberhasilan Samsung dalam memposisikan produk smartphone mereka dalam benak konsumen bisa dikarenakan karena banyaknya varian produk smartphone yang telah mereka produksi, sehingga sangat dimungkinkan Samsung juga dapat memasuki pasar merek lain.

Sedangkan berdasarkan preferensi merek smartphone terhadap atribut, konsumen telah mempersepsikan smartphone merek Apple adalah merek yang terbaik berdasarkan atribut Fitur Produk, Merek, Desain, dan Gaya Hidup. Namun dari segi atribut Harga, merek smartphone Apple dinilai paling mahal.

Konsumen juga telah mempersepsikan smartphone merek Blackberry cukup unggul dari sisi atribut Fitur Produk dan Gaya Hidup dengan menempati peringkat kedua dibawah Apple. Namun smartphone merek Blackberry dipersepsikan paling buruk diantara merek lain berdasarkan atribut Pemakaian Baterai.

Untuk atribut Gaya Hidup, kedua smartphone merek Apple dan Blackberry mendapatkan persepsi yang positif dari konsumen bisa dikarenakan karena kedua merek smartphone ini menawarkan eksklusifitas bagi para penggunanya. Keeksklusifitasan dapat didapat karena sistem operasi untuk kedua smartphone ini hanya dapat dibenamkan pada merek milik mereka saja tidak dengan merek yang lain, yaitu iOS untuk produk smartphone Apple dan

Page 7: Pb ti

Blackberry OS hanya untuk produk smartphone Blackberry. Aplikasi pendukung yang terbenam pada masing-masing sistem operasi tersebut yang tidak dapat dibenamkan pada sistem operasi lain juga dapat meningkatkan keekslusifitasan dari masing-masing merek. Sebagai contoh dapat dilihat pada smartphone merek Blackberry yang memiliki aplikasi Blackberry Messenger. Didorong karena pergeseran Gaya Hidup dan kebutuhan konsumen di Indonesia, seorang konsumen bersedia untuk membeli produk smartphone Blackberry hanya demi dapat chatting dengan menggunakan aplikasi Blackberry Messenger dan agak mengabaikan fitur-fitur yang lain. Sehingga pasar smartphone Blackberry tidaklah tertuju pada kalangan pebisnis saja, namun juga banyak terserap oleh segmen lain seperti anak muda. Dari fenomena yang telah dijabarkan dapat disimpulkan bahwa sistem operasi tidak dapat lepas dari suatu produk smartphone untuk menentukan kesuksesannya di dalam pasar.

Untuk atribut Pemakaian Baterai, memang smartphone merek Nokia dipersepsikan konsumen menduduki peringkat paling baik. Namun penilaian suatu smartphone berdasarkan atribut Pemakaian Baterai saja tidaklah cukup, sehingga Nokia juga harus memperbaiki citra mereka kepada konsumen terhadap atribut penting lain.

Untuk atibut Harga, konsumen telah mempersepsikan smartphone merek ZTE adalah smartphone yang paling terjangkau bagi mereka. Namun hal tersebut juga tidak bisa digunakan sebagai patokan dalam menilai kesuksesan suatu produk smartphone karena konsumen juga melihat beberapa

atribut penting lain dalam menelaah suatu produk smartphone. Sehingga pihak ZTE juga harus lebih memperhatikan positioning produk smartphone mereka dalam benak konsumen berdasarkan atribut selain harga.

5. PENUTUP5.1 KESIMPULAN5.1.1 Berdasarkan Data Kesamaan Merek Smartphone :1. Dilihat dari sudut pandang

merek Apple : Menurut persepsi konsumen smartphone di kota Jakarta pesaing terdekat smartphone merek Apple adalah smartphone merek Blackberry.

2. Dilihat dari sudut pandang merek Blackberry : Menurut persepsi konsumen smartphone di kota Jakarta pesaing terdekat smartphone merek Blackberry adalah smartphone merek Apple.

3. Dilihat dari sudut pandang merek LG : Menurut persepsi konsumen smartphone di kota Jakarta pesaing terdekat smartphone merek LG adalah smartphone merek Samsung.

4. Dilihat dari sudut pandang merek Nokia : Menurut persepsi konsumen smartphone di kota Jakarta pesaing terdekat smartphone merek Nokia adalah smartphone merek LG.

5. Dilihat dari sudut pandang merek Samsung : Menurut persepsi konsumen smartphone di kota Jakarta pesaing terdekat smartphone merek Samsung adalah smartphone merek LG.

6. Dilihat dari sudut pandang merek ZTE : Menurut persepsi konsumen smartphone di kota Jakarta pesaing terdekat smartphone merek ZTE adalah smartphone merek LG.

Page 8: Pb ti

7. Berdasarkan persepsi konsumen smartphone di kota Jakarta, produk smartphone merek Samsung dinilai paling ideal. Karena selalu berhasil menduduki peringkat 1 maupun 2 jika dilihat dari kelima sudut pandang merek smartphone yang lain.

5.1.2 Berdasarkan Data Preferensi Persepsi Konsumen Terhadap Merek SmartphoneBerdasarkan Atribut :1. Berdasarkan atribut Fitur

Produk: Menurut persepsi konsumen smartphone di kota Jakarta, smartphone yang memiliki Fitur Produk paling baik adalah smartphone merek Apple dan yang memiliki Fitur Produk paling buruk adalah smartphone merek ZTE.

2. Berdasarkan atribut Merek : Menurut persepsi konsumen smartphone di kota Jakarta, smartphone yang memiliki Merek paling baik adalah smartphone merek Apple dan yang memiliki Merek paling buruk adalah smartphone merek ZTE.

3. Berdasarkan atribut Harga : Menurut persepsi konsumen smartphone di kota Jakarta, smartphone yang memiliki Harga paling murah adalah smartphone merek ZTE dan yang memiliki Harga paling mahal adalah smartphone merek Apple.

4. Berdasarkan atribut Pemakaian Baterai : Menurut persepsi konsumen smartphone di kota Jakarta, smartphone yang memiliki daya Pemakaian Baterai paling baik adalah smartphone merek Nokia dan yang memiliki daya Pemakaian Baterai paling buruk adalah smartphone merek Blackberry.

5. Berdasarkan atribut Desain : Menurut persepsi konsumen smartphone di kota Jakarta, smartphone yang memiliki Desain paling baik adalah smartphone merek Apple dan yang memiliki Desain paling buruk adalah smartphone merek ZTE.

6. Berdasarkan atribut Gaya Hidup: Menurut persepsi konsumen smartphone di kota Jakarta, smartphone yang paling baik menunjang Gaya Hidup adalah smartphone merek Apple dan yang paling buruk menunjang Gaya Hidup adalah smartphone merek ZTE.

6. SARANDari beberapa kesimpulan yang didapat, maka selanjutnya dapat diajukan beberapa saran yang mungkin dapat dipertimbangkan guna menanggapi fenomena yang telah terpaparkan diatas, yaitu sebagai berikut :

1. Apple harus lebih memperjelas differensiasi produk smartphone mereka terhadap produk smartphone merek Blackberry kepada konsumen khususnya di kota Jakarta dengan cara menambahkan keunggulan dari tiap atribut smartphone yang tidak dimiliki oleh merek lain, serta lebih mengedukasi konsumen tentang keunggulan-keunggulan tersebut misalnya dengan iklan, pameran, dan sebagainya.

2. RIM selaku produsen Blackberry harus lebih memperjelas differensiasi produk smartphone mereka terhadap produk smartphone merek Apple kepada konsumen khususnya di kota Jakarta dengan cara menambahkan keunggulan dari tiap atribut smartphone yang tidak dimiliki oleh merek lain, serta lebih mengedukasi konsumen tentang

Page 9: Pb ti

keunggulan-keunggulan tersebut misalnya dengan iklan, pameran, dan sebagainya.

3. LG Electronics harus lebih memperjelas differensiasi produk smartphone mereka terhadap produk smartphone merek Samsung kepada konsumen khususnya di kota Jakarta dengan cara menambahkan keunggulan dari tiap atribut smartphone yang tidak dimiliki oleh merek lain, serta lebih mengedukasi konsumen tentang keunggulan-keunggulan tersebut misalnya dengan iklan, pameran, dan sebagainya.

4. Nokia harus lebih memperjelas differensiasi produk smartphone mereka terhadap produk smartphone merek LG kepada konsumen khususnya di kota Jakarta dengan cara menambahkan keunggulan dari tiap atribut smartphone yang tidak dimiliki oleh merek lain, serta lebih mengedukasi konsumen tentang keunggulan-keunggulan tersebut misalnya dengan iklan, pameran, dan sebagainya.

5. Samsung harus lebih memperjelas differensiasi produk smartphone mereka terhadap produk smartphone merek LG kepada konsumen khususnya di kota Jakarta dengan cara menambahkan keunggulan dari tiap atribut smartphone yang tidak dimiliki oleh merek lain, serta lebih mengedukasi konsumen tentang keunggulan-keunggulan tersebut misalnya dengan iklan, pameran, dan sebagainya.

6. ZTE harus lebih memperjelas differensiasi produk smartphone mereka terhadap produk smartphone merek LG kepada konsumen khususnya di kota Jakarta dengan cara menambahkan keunggulan dari tiap atribut smartphone yang

tidak dimiliki oleh merek lain, serta lebih mengedukasi konsumen tentang keunggulan-keunggulan tersebut misalnya dengan iklan, pameran, dan sebagainya.

7. Karena konsumen telah mempersepsikan bahwa merek Samsung mendapatkan posisi yang ideal dalam benak konsumen smartphone, maka bagi produsen smartphone merek selain Samsung harus lebih meningkatkan differensiasi produk mereka terhadap produk-produk smartphone merek Samsung dengan cara menciptakan keunggulan atau inovasi baru yang tidak dimiliki oleh smartphone merek kompetitor khususnya Samsung.

8. ZTE harus memperbaiki citra produk smartphone mereka kepada konsumen khususnya di kota Jakarta dalam hal atribut Fitur Produk dengan cara menciptakan inovasi-inovasi baru khususnya dalam hal Fitur Produk seperti : Fitur kamera, layar, ketersediaan download aplikasi, kecepatan akses jaringan, kecepatan processor, dan fitur-fitur lainnya.

9. ZTE harus memperbaiki citra produk smartphone mereka kepada konsumen khususnya di kota Jakarta dalam hal atribut Merek bisa dengan cara memperbaiki logo perusahaan, menciptakan kualitas produk yang lebih baik sehingga dapat mengambil hati konsumen, iklan yang menarik dan lebih komunikatif sehingga dapat menciptakan citra merek yang positif dalam benak konsumen.

10. Apple harus memperbaiki citra produk smartphone mereka kepada konsumen khususnya di kota Jakarta dalam hal atribut Harga dengan cara menurunkan harga jual produk smartphone

Page 10: Pb ti

mereka atau dengan memproduksi smartphone level mid-end agar dapat lebih terjangkau oleh konsumen.

11. RIM harus memperbaiki citra produk smartphone Blackberry mereka kepada konsumen khususnya di kota Jakarta dalam hal atribut Pemakaian Baterai dengan cara memperbaiki kinerja baterainya disesuaikan dengan fitur-fitur yang telah dibenamkan agar daya penggunaan baterainya lebih tahan lama. Kinerja baterai dapat dipengaruhi oleh bahan baku baterai, sistem operasi smartphone.

12. ZTE harus memperbaiki citra produk smartphone mereka kepada konsumen khususnya di kota Jakarta dalam hal atribut Desain dengan cara melakukan riset konsumen terlebih dahulu untuk mengetahui bagaimana desain produk smartphone yang paling diinginkan konsumen. Setelah itu memproduksinya dengan segala keunggulan-keunggulan dengan mempertimbangkan atribut-atribut lain smartphone.

13. ZTE harus memperbaiki citra produk smartphone mereka kepada konsumen khususnya di kota Jakarta dalam hal atribut Gaya Hidup dengan cara meningkatkan nilai keeksklusifitasan bagi para konsumennya. Misal dengan menciptakan suatu inovasi dan fitur-fitur baru yang unik yang sangat diinginkan dan dibutuhkan konsumen untuk dapat menunjang gaya hidupnya.

DAFTAR PUSTAKAAaker, Kumar, Day. (2007). Marketing Research (9thedition). John Wiley & Sons Inc. United States.Adisaputro, Gunawan (2010). Manajemen Pemasaran : Analisis Untuk Perancangan Strategi

Pemasaran. UPP STIM YKPN.Buchari, Alma. (2011). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta. Bandung. Belch, George. (2008). Advertising And Promotion : An Integrated MarketingCommunications Perspective. 8thedition. McGraw-Hill/Irwin: New York.Churchill, Gilbert A dan Dawn Iacobucci. (2005). Marketing Research Methodological Foundation (9th ed.) Belmont-CA: Thomson South Western.Hawkins. (2010). Consumer Behaviour Building Marketing Strategi. (11th

edition). McGraw-Hill/Irwin: New York.Kottler, Philip dan Gary Armstrong. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran (Edisi 12 Jilid 1).Terj. Bob Sabran. Erlangga.______, Philip dan Kevin Lene Keller. (2007). Manajemen Pemasaran (Jilid 2). Terj. Benyamin Molan. Indeks.Prasetijo, Ristiyanti dan John J.O.I Ihalauw. (2005). Perilaku Konsumen. Percetakan Andi Offset: Jogjakarta.Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk. (2008). Perilaku Konsumen (Edisi ke Tujuh). PT. Indeks.Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business. (Buku 2 Edisi 4). Salemba Empat. Simamora, Bilson. (2005). Analisis Multivaiat Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama. Solomon, Michael R. (2006). Consumer Behaviour : A European Perspective. (Third edition).Pearson Prantice Hall: Austtralia.Supranto, J. (2010). Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Rineka Cipta : Jakarta.A. Jabbar M. Rambe. (1999). Teknik Rantai Markov dalam Analisa Posisi dan Perpindahan Fungsi Produksi Sejenis (Studi Kasus Merek Handphone di Kota Medan). Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.Afsal, Faisal, Siddiqui, dan Muhamad Saeed Awan. (2008). Analysis of Consumer Preference of Mobile Phone Though The Use of Conjoint Analysis. Market Force.

Page 11: Pb ti

Mabruroh, Chuzaimah dan Feresthi Nurdiana Dihan. (2010). Smartphone: Antara Kebutuhan dan E-Lifestyle. Jurnal Solo: Universitas Muhamadiyah Solo.Mei Min, Chow, Chen Ling Hong, Yeow Jian Ai, Wong Pei Wah. (2011). Factors Affecting the Demand of Smatphone among Young Adult. Faculty of Business & Law, Multimedia University Malaysia.

Osman, Mohd Azam, dkk. (2011). Consumer Behaviour toward Usage of Smatphone in Malaysia. Jurnal Singapore: University Sains Malaysia.Riquelme, Herman. (2001). Do Consumer Know What They Want?. Jurnal Australia: La Trobe University.Wilhelm, Wendy Bryce. (2012). Encoraging Sustainable Consumption thought Product Lifetime Extension The Case of Mobile Phone. Jurnal USA: Western Washington University.

Page 12: Pb ti