patofisiology gatal

Upload: needleholder

Post on 02-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Patofisiology gatal

    1/15

    Patofisiology gatal

    Gatal dapat timbul apabila pruritoseptor terangsang dan reseptor lainnya tidak terangsang.Tidak mungkin pada penghantaran sinyal, terdapat dua reseptor sekalgus yang terangsang

    oleh satu stimulus. Saat pruriseptor terangsang, seseorang akan mulai merasakan sensasi

    gatal sehingga timbul hasrat untuk menggaruk. Saat menggaruk, polimodal nosiseptorakan terangsang sehingga pruritoseptor akan berhenti terangsang. Hal ini memberikan

    penjelasan mengapa ketika seseorang menggaruk tubuhnya yang gatal, maka rasa gatal

    akan menghilang. Setelah garukan dihentikan, yang artinya polimodal nosiseptor berhentiterangsang, pruritoseptor sangat mungkin untuk kembali terangsang sehingga gatal akan

    timbul kembali. Polimodal nosiseptor juga dapat menimbulkan gatal, misalnya pada baju

    baru yang labelnya kasar akan menimbulkan sensasi gatal.Stimulus pada serabu saraf C

    melalui ganglion dorsal dan menyilang pada saraf tulang belakang ke sisi kontralateraldan masuk ke jalur spinotalamikus lateral menuju thalamus dan akhirnya mencapai

    korteks serebri sensori.

    Saat alergen masuk ke dalam tubuh, sistem imunitas atau kekebalan tubuh bereaksi secaraberlebihan dengan membuat antibodi yang disebut Imunoglobulin . Imunoglobulin

    tersebut kemudian menempel pada sel mast. Pada tahap berikutnya, alergen akanmengikat Imunoglobulin yang sudah menempel pada sel mast. Ikatan tersebut memicu

    pelepasan senya!a Histamin dalam darah. Peningkatan Histamin menstimulasi rasa gatal

    melalui mediasi ujung saraf sensorik

    Patofisiologi "uam

    #ntigen yang bersifat tidak lengkap seperti ini merupakan kompleks obat dan protein

    yang disebut sebagai hapten. Hapten dapat membentuk ikatan ko$alen dengan protein

    jaringan yang bersifat stabil, dan ikatan ini akan tetap utuh selama diproses di makrofag

    dan dipresentasikan kepada sel limfosit hingga sifat imunogeniknya stabil.

    Sebagian kecil substansi obat mempunyai berat molekul besar %insulin, antisera, ekstrak

    organ& dan bersifat imunogenik sehingga dapat langsung merangsang sistem imun tubuh.

    Tetapi ada beberapa jenis obat dengan berat molekul relatif rendah yang bersifat

    imunogenik tanpa bergabung dengan karier. 'ekanismenya belum jelas, tetapi diduga

    obat ini membentuk polimer rantai panjang.

    Setelah pajanan a!al maka kompleks obat(karier akan merangsang pembentukan antibodi

    dan akti$asi sel imun dalam masa laten yang dapat berlangsung selama )*(+* hari. Pada

    pajanan berikutnya periode laten menjadi lebih singkat karena antigen tersebut sudah

    dikenal oleh sistem imun tubuh melalui mekanisme pembentukan sel memori %reaksi

    anamnestik& .

  • 8/11/2019 Patofisiology gatal

    2/15

    #lergi obat merupakan reaksi hipersensiti$itas yang dapat digolongkan menjadi tipe

    menurut Gell dan Coombs %lihat bab tentang reaksi hipersensiti$itas&. #lergi obat dapat

    terjadi melalui mekanisme ke( tipe tersebut %Tabel +-(+&. ila antibodi spesifik yang

    terbentuk adalah Ig pada penderita atopi %Ig(mediated& maka yang terjadi adalah reaksi

    tipe I %anafilaksis&. ila antibodi yang terbentuk adalah IgG dan Ig', kemudian diikuti

    oleh akti$asi komplemen maka yang terjadi adalah reaksi hipersensiti$itas tipe II atau

    tipe III. ila yang tersensitisasi adalah respons imun selular maka akan terjadi reaksi tipe

    I/. "eaksi tipe II sampai I/ merupakan reaksi imun yang tidak dapat diprediksi dan tidak

    melalui pembentukan Ig %non Ig(mediated&.Perlu diingat bah!a dapat saja terjadi

    alergi obat melalui keempat mekanisme tersebut terhadap satu macam obat secara

    bersamaan. #lergi obat tersering biasanya melalui mekanisme tipe I dan I/. Sedangkan

    alergi obat melalui mekanisme tipe II dan tipe III umumnya merupakan bagian dari

    kelainan hematologik atau penyakit autoimun.

    "eaksi hipersensiti$itas segera %tipe I&, terjadi bila obat atau metabolitnya

    berinteraksi membentuk antibodi Ig yang spesifik dan berikatan dengan sel mast di

    jaringan atau sel basofil di sirkulasi. "eaksi tipe I merupakan hipersensiti$itas cepat

    yang diperantarai oleh Ig dan menyebabkan reaksi seperti anafilaksis. Gejala yang

    ditimbulkan dapat berupa urtikaria, edema laring, !hee0ing dan kolaps

    kardiorespiratorius. Penyebab umum adalah molekul biologis dan beberapa obat,

    seperti penisilin dan insulin.

    "eaksi antibody sitotoksik %tipe II&, melibatkan antibodi IgG dan Ig' yang

    mengenali antigen obal di membran sel. 1engan adanya komplemen serum, maka sel

    yang dilapisi antibodiakan dibersihkan atau dihancurkan oleh sistem monosit(

    makrofag. "eaksi tipe II merupakan reaksi sitotoksik yang diinduksi oleh kompleks

    komplemen dengan antibodi sitotoksik Ig' atau IgG. "eaksi ini terjadi sebagai

    respon terhadap obat yang mengubah membran permukaan sel. Contoh reaksi ini

    adalah anemia hemolitik yang disebabkan oleh metildopa dan penisilin, ataupun

    trombositopenia yang disebabkan oleh kuinidin. 2bat lain yang bekerja melalui

    mekanisme ini antara lain sefalosporin, sulfonamida dan rifampisin.

    "eaksi kompleks imun %tipe III&, disebabkan oleh kompleks soluble dari obat atau

    metabolitnya dengan antibodi Ig' dan IgG. Pada reaksi tipe III terdapat periode laten

    beberapa hari sebelum gejala timbul, yaitu periode yang dibutuhkan untuk

    membentuk kompleks imun yang dapat mengakti$asi komplemen. "eaksi terkadang

    baru timbul setelah obat dihentikan. "eaksi tersebut dapat pula berupa reaksi

    setempat yang dikenal sebagai reaksi #rthus. Terdapat pembengkakan dan kemerahan

  • 8/11/2019 Patofisiology gatal

    3/15

    setempat pada tempat antigen berada, misalnya pada $aksinasi. "eaksi setempat ini

    terjadi oleh karena penderita telah mempunyai kadar antibodi yang tinggi sehingga

    terjadi presipitasi pada tempat masuk antigen yang terjadi dalam !aktu + sampai 3

    jam setelah pemberian. 'anifestasi utama berupa demam, ruam, urtikaria,

    limfadenopati dan artralgia. Contoh obat tersebut antara lain penisilin, salisilat,

    sulfonamida, klorproma0in, tiourasil, globulin antilimfositik dan fenitoin.

    "eaksi hipersensiti$itas lambat %delayed(type hypersensiti$ity reactions, tipe

    I/&adalah reaksi yang dimediasi oleh limfosit T yang spesifik obat. Pada reaksi

    hipersensiti$itas tipe lambat, limfosit bereaksi langsung dengan antigen, misalnya

    pada dermatitis kontak. 2bat topikal yang secara antigenik biasanya berbentuk

    hapten, bila berikatan dengan protein jaringan kulit yang bersifat sebagai karier dapat

    merangsang sel limfosit T yang akan tersensitisasi dan berproliferasi. Pada pajanan

    berikutnya, sel T yang sudah tersensitisasi akan terakti$asi dan mengeluarkan sitokinyang menarik sel radang ke tempat antigen berada sehingga terjadi reaksi inflamasi.

    Contoh obat yang sering menimbulkan reaksi tipe I/ antara lain ben0il alkohol,

    deri$at merkuri, neomisin, nikel, antibiotik topikal, krim steroid, antihistamin topikal,

    anestesi lokal, serta beberapa 0at aditif yang sering terdapat pada obat topikal seperti

    parabens atau lanolin.

    isa terjadi alergi obat melalui keempat mekanisme tersebut terhadap satu obat,namun

    yang tersering melalui tipe I dan I/. 4enis obat penyebab alergi sangat ber$ariasi dan

    berbeda menurut !aktu, tempat dan jenis penelitian yang dilakukan. Pada umumnya

    laporan tentang obat tersering penyebab alergi adalah golongan penisilin, sulfa, salisilat,

    dan pira0olon. 2bat lainnya yaitu asam mefenamat, luminal, fenotia0in, fenergan,

    dilantin, tridion. 5amun demikian yang paling sering dihubungkan dengan alergi adalah

    penisilin dan sulfa. #lergi obat biasaya tidak terjadi pada paparan pertama. Sensitisasi

    imunologik memerlukan paparan a!al dan tenggang !aktu beberapa lama %masa laten&

    sebelum terjadi reaksi alergi.

    #lergenisitas obat tergantung dari berat molekul. 2bat dengan berat molekul yang kecil

    tidak dapat langsung merangsang sistem imun bila tidak bergabung dengan bahan lain

    untuk bersifat sebagai allergen,disebut sebagaai hapten. Hapten dapat membentuk ikatan

    ko$alen dengan protein jaringan yang bersifat stabil, dan ikatan ini akan tetap utuh

    selama diproses didalam makrofag dan dipresentasikan pada sel limfosit. Sebagian kecil

    obat mempunyai berat molekul besar misalnya insulin, antisera, ekstrak organ bersifat

    sangat imunogenik dapat langsung merangsang sistem imun tubuh.

  • 8/11/2019 Patofisiology gatal

    4/15

    #da obat dengan berat molekul rendah yang imunogenik tanpa bergabung dengan protein

    lain. 'ekanismenya belum jelas, tetapi diduga obat ini membentuk polimer rantai

    panjang. Setelah paparan a!al maka obat akan merangsang pembentukan antibody dan

    aktifasi sel imun dalam masa induksi %laten& yang dapat berlangsung )*(+* hari.

    Ikatan obat dengan protein jaringan dapat mengubah struktur dan sifat jaringan sebagai

    antigen diri menjadi antigen yang tidak dikenal oleh sistem imun tubuh, sehingga dapat

    terjadi reaksi autoimun. Contoh obatnya antara lain klorproma0in, isonia0id, penisilamin,

    fenitoin dan sulfasala0in. ila sel sasaran ini adalah endotel pembuluh darah, maka dapat

    terjadi $askulitis akibat akti$asi komplemen oleh kompleks imun pada permukaan sel

    endotel %misalnya pada serum sickness&. #kti$asi komplemen ini mengakibatkan

    akumulasi sel polimorfonuklear dan pelepasan liso0im sehingga terjadi reaksi inflamasi

    dan kerusakan dinding pembuluh darah. 2bat yang dapat menimbulkan reaksi seperti ini

    antara lain penisilin, sulfonamid, eritromisin, salisilat, isonia0id, dan lain(lain.

    "eaksi alergi

    6arena bentuk makromolekul beberapa obat, seperti hormon peptida, secara intrinsik

    imunogenik. anyak obat, memiliki massa molekul kurang dari )*** dalton dan tidak

    mampu menginduksi respon imun di negara asal mereka. 7ntuk agen(agen untuk menjadi

    immunogens efektif, mereka tidak hanya harus mengikat secara ko$alen ke tinggi(

    molekul protein berat badan tetapi juga harus menjalani pengolahan antigen sukses danpresentasi.

    Pemahaman kita tentang respon imun terhadap antigen obat didasarkan terutama pada

    hipotesa hapten. eberapa obat, seperti penisilin, dapat langsung terjadi reaksi kimia

    sebagai akibat dari ketidakstabilan struktur molekul. 5amun, yang lain harus

    dimetabolisme, atau bioacti$ated, menjadi bentuk reaktif sebelum respon imun dapat

    dimulai. 'eskipun bioacti$ation biasanya dimediasi oleh en0im sitokrom P3* di

    hepatosit hati, mungkin juga terjadi di lokasi lain, seperti keratinosit kulit.

    ioacti$ation biasanya diikuti dengan proses bioinacti$ating. 1alam beberapa kasus,

    faktor genetik atau lingkungan dapat mengganggu keseimbangan antara kedua proses,

    yang menyebabkan terbentuknya ditambah atau dikurangi eliminasi metabolit obat

    reaktif. Setelah terbentuk, spesies reaktif dapat melakukan salah satu dari beberapa hal.

    'ereka mungkin mengikat makromolekul dan menyebabkan kerusakan sel langsung.

    'ereka mungkin mengikat asam nukleat untuk menghasilkan produk gen yang berubah.

  • 8/11/2019 Patofisiology gatal

    5/15

    'ereka mungkin mengikat secara ko$alen dengan target makromolekul yang lebih besar,

    membentuk sebuah kompleks imunogenik, dan merangsang respon kekebalan tubuh.

    8aktor genetik. #lergi dapat diturunkan dari orang tua atau kakek9nenek pada penderita .

    ila ada orang tua, keluarga atau kakek9nenek yang menederita alergi kita harus

    me!aspadai tanda alergi pada anak sejak dini. ila ada salah satu orang tua yangmenderita gejala alergi maka dapat menurunkan resiko pada anak sekitar ): ; *

  • 8/11/2019 Patofisiology gatal

    6/15

    berarti penderita tidak alergi makanan. Pemeriksaan rutin tes kulit %skin test atau prick

    test& adalah merupakan pemeriksaan rutin yang dilakukan ahli alergi dalam penanganan

    penderita alergi. 'eskipun pemeriksaan ini sensitifitas tinggi tetapi ternyata spesifitasnyaagak rendah. Sehingga akurasi untuk menentukan penyebab alergi tidak terlalu tinggi.

    1alam sepuluh tahun terakhir ini dikenal beberapa pemeriksaan alergi alternatif atau

    sering disebut Bunpro$enB. 'engapa digolongkan alternatif atau Bunpro$enB, ternyatapemeriksaan tersebut belum terbukti secara klinis. ahkan spesifitas dan sensitifitasnya

    tidak terlalu tinggi atau tidak lebih baik dibandingkan tes kulit. 1iantaranya adalah test

    /ega, tes mata iridosikik, tes rambut dan sebagainya. Para ahli alergi kon$ensional jarangmenggunakan pemeriksaan tersebut, karena tidak terlalu akurat dan sensitif. ahkan di

    #ustralia dan beberapa negara eropa tes ini dilarang oleh institusi alergi setempat, dan di

    negara tersebut tes tersebut tidak akan pernah di ganti oleh ansuransi, karena memang

    tidak terbukti secara ilmiah.Gangguan saluran cerna yang harus dicurigai bah!a seseorang mengalami gangguan

    #lergi 'akanan atau hipersensitifitas makanan

    #lergi makanan dapat dicurigai sebagai penyebab gangguan manifestasi alergi selama ini

    bila terdapat gangguan saluran cerna. Gangguan saluran cerna yang terjadi adalah @

    Pada ayi @ bayi mengalami Gastrooesepageal "efluks, Sering '75T#H9gumoh,kembung,cegukanB, buang angin keras dan sering, sering re!el gelisah %kolik& terutama

    malam hari, # D = kali perhari, # tidak tiap hari. 8eses !arna hijau,hitam dan

    berbau. Sering ngeden E beresiko Hernia 7mbilikalis %pusar&, Scrotalis, inguinalis. #ir

    liur berlebihan. ?idah9mulut sering timbul putih, bibir keringPada #nak dan 1e!asa @ Pada usia anak keluhan muntah semakin berkurang tetapi masih

    sering mengalami mudah muntah bila menangis, berlari atau makan banyak atau bila naik

    kendaran bermotor, pesa!at atau kapal. Sering mengalami '7#? pagi hari bila hendakgosok gigi atau sedang disuap makanan. Sering uang #ir esar %#& = kali9hari atau

    lebih, sulit # %obstipasi&, kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras,

    sering buang angin, berak di celana. Sering G?G6#5, sering 6'75G, seringbuang angin dan buang angin bau tajam. Sering 5>"I P"7T. Pada penderita de!asa

    sering megalami gejala penyakit 'aagB.

    agaimana memastikan penyebab alergi F

    7ntuk memastikan penyebab alergi makanan bukan dengan tes kulit. 1iagnosis alergi

    makanan dibuat berdasarkan diagnosis klinis, yaitu anamnesa %mengetahui ri!ayat

    penyakit penderita& dan pemeriksaan yang cermat tentang ri!ayat keluarga, ri!ayatpemberian makanan, tanda dan gejala alergi makanan sejak bayi dan dengan eliminasi

    dan pro$okasi.

    ila terdapat gangguan saluran cerna seperti tersebut di atas , seharusnya anda curigabah!a makanan adalah penyebab gangguan alergi anda selama ini. 7ntuk memastikan

    makanan penyebab alergi makanan harus menggunakan Pro$okasi makanan secara buta

    %1ouble lind Placebo Control 8ood Chalenge 1PC8C&. 1PC8C adalah gold

    standard atau baku emas untuk mencari penyebab secara pasti alergi makanan. Cara1PC8C tersebut sangat rumit dan membutuhkan !aktu, tidak praktis dan biaya yang

    tidak sedikit.

    eberapa pusat layanan alergi anak melakukan modifikasi terhadap cara itu. Children

  • 8/11/2019 Patofisiology gatal

    7/15

    #llergy Center 4akarta melakukan modifikasi dengan cara yang lebih sederhana, murah

    dan cukup efektif. 'odifikasi 1PC8C tersebut dengan melakukan liminasi Pro$okasi

    'akanan Terbuka SederhanaB.Bliminasi Pro$okasi 'akanan terbuka SederhanaB selain sebagai alat diagnosis ternyata

    dapat digunakan sebagai pendekatan terapi. Penderita disarankan untuk makanan yang

    aman dan menghindari makanan yang beresiko dalam = minggu. Setelah keluhan alergitersebut membaik dilakukan Bpro$akasiB atau pemberian salah satu makanan tersebut

    setiap minggu. ila keluhan tersebut timbul lagi, dan bila pengalaman tersebut terjadi dua

    kali atau lebih dapat dipastikan bah!a makanan tersebut sebagai penyebab alergi.erbagai Bkontro$ersiB dan pendapat negatif sering timbul dalam pendekatan diagnosis

    tersebut. #pakah bila melakukan program tersebut penderita tidak akan kurang gi0iF

    4a!abannya, pasti tidak. 6arena, beberapa jenis makanan yang dihindari tersebut ada

    pengganti makanan yang aman lainnya dengan kandungan gi0i yang tidak jauh berbeda.Inter$ensi tersebut akan berpengaruh terhadap gi0i anak bila hanya menghindari makanan

    tersebut tanpa mengetahui atau mengganti dengan makanan yang aman.'isalnya

    o buah jeruk bisa diganti apel dan sebagian besar sayuran.

    o Telor dan ayam sementara diganti daging sapi atau daging kambing.o 6acang tanah sementara diganti kacang kedelai,

    o Ikan laut sementara diganti ikan air ta!ar atau dalam usia di atas setahun dan alergitidak berat dapat diganti ikan salmon.

    ahkan setelah tiga minggu mengikuti program tersebut, sebagian besar terjadi kenaikkan

    berat badan yang cukup bermakna. 6arena selama ini makanan penyebab alergi tersebutmeskipun bergi0i ternyata sebagian besar juga mengganggu fungsi saluran cerna yang

    berakibat terjadi gangguan penyerapan dan kesulitan makan.

    Pemeriksaan standar yang dipakai oleh para ahli alergi untuk mengetahui penyebab alergi

    adalah dengan tes kulit. Tes kulit ini bisa terdari tes gores, tes tusuk atau tes suntik.Pemeriksaan ini mempunyai sensitifitas yang cukup baik, tetapi sayangnya spesifitasnya

    rendah. Sehingga seringkali terdapat false negatif, artinya hasil negatif belum tentu bukan

    penyebab alergi. 6arena hal inilah maka sebaiknya tidak membolehkan makan makananpenyebab alergi hanya berdasarkan tes kulit ini.

    P'"I6S##5 >#5G TI1#6 1I"62'51#SI6#5

    1alam !aktu terakhir ini sering dipakai alat diagnosis yang masih sangat kontro$ersialatau Bunpro$en diagnosisB. Terdapat berbagai pemeriksaan dan tes untuk mengetahui

    penyebab alergi dengan akurasi yang sangat ber$ariasi. Secara ilmiah pemeriksaan ini

    masih tidak terbukti baik sebagai alat diagnosis. Pada umumnya pemeriksaan tersebutmempunyai spesifitas dan sensitifitas yang sangat rendah.

    ahkan organisasi profesi alergi dunia seperti tidak merekomendasikan penggunaan alat

    tersebut. >ang menjadi perhatian oraganisasi profesi tersebut bukan hanya karenamasalah mahalnya harga alat diagnostik tersebut tetapi ternyata juga sering menyesatkan

    penderita alergi yang justru sering memperberat permasalahan alergi yang ada.

    5amun pemeriksaan ini masih banyak dipakai oleh praktisi kesehatan atau dokter. 1i

    bidang kedokteran pemeriksaan tersebut belum terbukti secara klinis sebagai alatdiagnosis karena sensitifitas dan spesifitasnya tidak terlalu baik. eberapa pemeriksaan

    diagnosis yang kontro$ersial tersebut adalah #pplied 6inesiology, /G# Testing

    %lectrodermal Test9ioresonansi&, Hair #nalysis Testing in #llergy, #uriculo(cardiac

  • 8/11/2019 Patofisiology gatal

    8/15

    refle, Pro$ocation(5eutralisation Tests, 5ampudripads #llergy limination TechniJue

    %5#T&, e!are of anecdotal and unsubstantiated allergy tests.

    P5CT7S #?"GI

    Timbulnya gejala alergi bukan saja dipengaruhi oleh penyebab alergi, tapi juga

    dipengaruhi oleh pencetus alergi. eberapa hal yang menyulut atau mencetuskantimbulnya alergi disebut faktor pencetus. 8aktor pencetus tersebut dapat berupa faktor

    fisik seperti dingin, panas atau hujan, kelelahan, aktifitas berlebihan terta!a, menangis,

    berlari,olahraga. 8aktor psikis berupa kecemasan, sedih, stress atau ketakutan.8aktor hormonal juga memicu terjadinya alergi pada orang de!asa. 8aktor gangguan

    kesimbangan hormonal itu berpengaruh sebagai pemicu alergi biasanya terjadi saat

    kehamilan dan menstruasi. Sehingga banyak ibu hamil mengeluh batuk lama, gatal(gataldan asma terjadi terus menerus selama kehamilan. 1emikian juga saat mentruasi

    seringkali seorang !anita mengeluh sakit kepala, nyeri perut dan sebagainya.

    ) #. "eaksi Hipersensiti$itas

    Hipersensiti$itas yaitu reaksi imun yang patologik, terjadi akibat respon imun yang

    berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan jaringan tubuh. "eaksi hipersensiti$itas

    menurut Coombs dan Gell dibagi menjadi tipe reaksi berdasarkan kecepatan dan

    mekanisme imun yang terjadi, yaitu tipe I, II, III, dan I/. 6emudian 4ane!ay dan Tra$ers

    meri$isi tipe I/ Gell dan Coombs menjadi tipe I/a dan I/b.

    "eaksi tipe I yang disebut juga reaksi cepat atau reaksi anafilaksis atau reaksi alergi

    timbul segera setelah tubuh terpajan dengan alergen. Pada reaksi tipe I, alergen yang

    masuk ke dalam tubuh menimbulkan respon imun berupa produksi Ig dan penyakit

    alergi seperti rinitis alergi, asma, dan dermatitis atopi.

    "eaksi tipe II atau reaksi sitotoksik atau sitotoksik terjadi karena dibentuk antibodi jenis

    IgG atau Ig' terhadap antigen yang merupakan bagian dari sel pejamu. "eaksi tipe III

    disebut juga reaksi kompleks imun, terjadi bila kompleks antigen(antibodi ditemukan

    dalam sirkulasi9pembuluh darah atau jaringan dan mengaktifkan komplemen. "eaksihipersensiti$itas tipe I/ dibagi dalam 1TH %1elayed Type Hypersensiti$ity& yang terjadi

    melalui sel C1K dan T cell 'ediated Cytolysis yang terjadi melalui sel C1AK

    %arata!idjaja, +**-&.

  • 8/11/2019 Patofisiology gatal

    9/15

    4enis

    Hipersensiti$itas

    'ekanisme Imun

    Patologik

    'ekanisme 6erusakan 4aringan dan Penyaki

    Tipe I

    Hipersensiti$itas

    cepat

    Ig Sel mast dan mediatornya %amin $asoaktif, media

    lipid, dan sitokin&

    Tipe II

    "eaksi melalui

    antibodi

    Ig', IgG terhadap

    permukaan sel atau

    matriks antigen

    ekstraseluler

    2psonisasi E fagositosis sel

    Pengerahan leukosit %neutrofil, makrofag& atas pen

    komplemen dan 8c"

    6elainan fungsi seluler %misal dalam sinyal resept

    hormone&

    Tipe III

    6ompleks imun

    6ompleks imun %antigen

    dalam sirkulasi dan Ig'

    atau IgG&

    Pengerahan dan akti$asi leukosit atas pengaruh

    komplemen dan 8c("

    Tipe I/ %melalui sel

    T&

    Tipe I/a

    Tipe I/b

    + C1K @ 1TH

    = C1AK @ CT?

    #kti$asi makrofag, inflamasi atas pengaru

    sitokin

    3 'embunuh sel sasaran direk, inflamasi ata

    pengaruh sitokin

    %arata!idjaja, +**-&.

    - . 'ekanisme #lergi L Hipersensiti$itas Tipe I

    Hipersensiti$itas tipe I terjadi dalam reaksi jaringan terjadi dalam beberapa menit setelah

    antigen bergabung dengan antibodi yang sesuai. Ini dapat terjadi sebagai anafilaksis

    sistemik %misalnya setelah pemberian protein heterolog& atau sebagai reaksi lokal

    %misalnya alergi atopik seperti demam hay& %rooks et.al, +**3&. 7rutan kejadian reaksi

    tipe I adalah sebagai berikut@

    : 8ase Sensitisasi, yaitu !aktu yang dibutuhkan untuk pembentukan Ig sampai

    diikatnya oleh reseptor spesifik %8cM("& pada permukaan sel mast dan basofil.

    A 8ase #kti$asi, yaitu !aktu yang diperlukan antara pajanan ulang dengan antigen

    yang spesifik dan sel mast melepas isinya yang berisikan granul yang menimbulkan

    reaksi.

    N 8ase fektor, yaitu !aktu terjadi respons yang kompleks %anafilaksis& sebagai

    efek mediator(mediator yang dilepas sel mast dengan akti$itas farmakologik

  • 8/11/2019 Patofisiology gatal

    10/15

    %arata!idjaja, +**-&.

    'ekanisme alergi, misalnya terhadap makanan, dapat dijelaskan sebagai berikut. Secara

    imunologis, antigen protein utuh masuk ke sirkulasi dan disebarkan ke seluruh tubuh.

    7ntuk mencegah respon imun terhadap semua makanan yang dicerna, diperlukan respon

    yang ditekan secara selektif yang disebut toleransi atau hiposensitisasi. 6egagalan untukmelakukann toleransi oral ini memicu produksi antibodi Ig berlebihan yang spesifik

    terhadap epitop yang terdapat pada alergen. #ntibodi tersebut berikatan kuat dengan

    reseptor Ig pada basofil dan sel mast, juga berikatan dengan kekuatan lebih rendah pada

    makrofag, monosit, limfosit, eosinofil, dan trombosit.

    6etika protein mele!ati sa!ar mukosa, terikat dan bereaksi silang dengan antibodi

    tersebut, akan memicu Ig yang telah berikatan dengan sel mast. Selanjutnya sel mast

    melepaskan berbagai mediator %histamine, prostaglandin, dan leukotrien& yang

    menyebabkan $asodilatasi, sekresi mukus, kontraksi otot polos, dan influks sel inflamasi

    lain sebagai bagian dari hipersensiti$itas cepat. Sel mast yang terakti$asi juga

    mengeluarkan berbagai sitokin lain yang dapat menginduksi reaksi tipe lambat

    %"engganis dan >unihastuti, +**:&.

    Gejala yang timbul pada hipersensiti$itas tipe I disebabkan adanya substansi aktif

    %mediator& yang dihasilkan oleh sel mediator, yaitu sel basofil dan mastosit.

    )* 'ediator jenis pertama

    'eliputi histamin dan faktor kemotaktik.

    ( histamin menyebabkan bentol dan !arna kemerahan pada kulit, perangsangan sarafsensorik, peningkatan permeabilitas kapiler, dan kontraksi otot polos.

    ( 8aktor kemotaktik. 1ibedakan menjadi C8(# %eosinophil chemotactic factor of

    anophylais& untuk sel(sel eosinofil dan 5C8(# %neutrophil chemotactic factor of

    anophylais& untuk sel(sel neutrofil.

    )) 'ediator jenis kedua

    1ihasilkan melalui pelepasan asam arakidonik dari molekul(molekul fosfolipid

    membrannya. #sam arakidonik ialah substrat + macam en0im, yaitu sikloksigenase dan

    lipoksigenase.

    ( #kti$asi en0im sikloksigenase akan menghasilkan bahan(bahan prostaglandin dan

    tromboan yang sebagian dapat menyebabkan reaksi radang dan mengubah tonus

    pembuluh darah.

    ( #kti$asi lipoksigenase diantaranya akan menghasilkan kelompok lekotrien.

  • 8/11/2019 Patofisiology gatal

    11/15

    ?ekotrien C, 1, sebelum dikenal ciri(cirinya dinamakan S"S(# %Slo! reacti$e

    substance of anaphylais& karena lambatnya pengaruh terhadap kontraksi otot polos

    dibandingkan dengan histamin.

    )+ 'ediator jenis ketiga

    1ilepaskan melalui degranulasi seperti jenis pertama, yang mencakup %)& heparin, %+&

    kemotripsin9tripsin %=& I8(# %6resno, +**)O ahab, et.al, +**+&

    ) 1. Penegakan 1iagnosis Penyakit #lergi

    ila seorang pasien datang dengan kecurigaan menderita penyakit alergi, langkah

    pertama yang harus dilakukan adalah memastikan terlebih dahulu apakah pasien benar(benar menderita penyakit alergi. Selanjutnya baru dilakukan pemeriksaan untuk mencari

    alergen penyebab, selain juga faktor(faktor non alergik yang mempengaruhi timbulnya

    gejala.

    Prosedur penegakan diagnosis pada penyakit alergi meliputi beberapa tahapan berikut.

    )& "i!ayat Penyakit. 1idapat melalui anamnesis, sebagai dugaan a!al adanya

    keterkaitan penyakit dengan alergi.

    +& Pemeriksaan 8isik. Pemeriksaan fisik yang lengkap harus dibuat, dengan perhatianditujukan terhadap penyakit alergi bermanifestasi kulit, konjungti$a, nasofaring, dan

    paru. Pemeriksaan difokuskan pada manifestasi yang timbul.

    =& Pemeriksaan ?aboratorium. 1apat memperkuat dugaan adanya penyakit alergi, namun

    tidak untuk menetapkan diagnosis. Pemeriksaan laboaratorium dapat berupa hitung

    jumlah leukosit dan hitung jenis sel, serta penghitungan serum Ig total dan Ig spesifik.

    & Tes 6ulit. Tes kulit berupa skin prick test %tes tusuk& dan patch test %tes tempel& hanya

    dilakukan terhadap alergen atau alergen lain yang dicurigai menjadi penyebab keluhan

    pasien.

    3& Tes Pro$okasi. #dalah tes alergi dengan cara memberikan alergen secara langsung

    kepada pasien sehingga timbul gejala. Tes ini hanya dilakukan jika terdapat kesulitan

    diagnosis dan ketidakcocokan antara gambaran klinis dengan tes lainnya. Tes pro$okasi

    dapat berupa tes pro$okasi nasal dan tes pro$okasi bronkial %Tanjung dan >unihastuti,

    +**:&.

  • 8/11/2019 Patofisiology gatal

    12/15

    +

    =

    3 . Penatalaksanaan Penyakit #lergi

    Pada pasien perlu dijelaskan tentang jenis urtikaria, penyebabnya %bila diketahui&, cara(cara sederhana untuk mengurangi gejala, pengobatan yang dilakukan dan harapan di

    masa mendatang. Prioritas utama pengobatan urtikaria adalah eliminasi dari bahan

    penyebab, bahan pencetus atau antigen.

    Penatalaksanaan medikamentosa terdiri atas pengobatan lini pertama, kedua, dan ketiga.

    Pengobatan lini pertama adalah penggunaan antihistamin berupa #H) klasik yang bekerja

    dengan menghambat kerja histamin. Pengobatan lini kedua adalah dengan penggunaan

    kortikosteroid, sementara pengobatan lini ketiga adalah penggunaan imunosupresan

    %askoro et.al, +**:&.

    Hubungah alergi udang

    Saat pertama kali masuknya alergen %e. telur & ke dalam tubuh seseorang yang

    mengkonsumsi makanan tetapi dia belum pernah terkena alergi. 5amun ketika untuk

    kedua kalinya orang tersebut mengkonsumsi makanan yang sama barulah tampak gejala ;gejala timbulnya alergi pada kulit orang tersebut.Setelah tanda ; tanda itu muncul maka

    antigen akan mengenali alergen yang masuk yang akan memicu aktifnya sel T ,dimana

    sel T tersebut yang akan merangsang sel untuk mengaktifkan antibodi % Ig &. Proses

    ini mengakibatkan melekatnya antibodi pada sel mast yang dikeluarkan oleh basofil.

    #pabila seseorang mengalami paparan untuk kedua kalinya oleh alergen yang sama maka

    akan terjadi + hal yaitu,@

    ) 6etika mulai terjadinya produksi sitokin oleh sel T. Sitokin memberikan efek

    terhadap berbagai sel terutama dalam menarik sel ; sel radang misalnya netrofil dan

    eosinofil, sehingga menimbulkan reaksi peradangan yang menyebabkan panas.

    + +. #lergen tersebut akan langsung mengaktifkan antibodi % Ig & yang

    merangsang sel mast kemudian melepaskan histamin dalam jumlah yang banyak ,

    kemudian histamin tersebut beredar di dalam tubuh melalui pembuluh darah. Saat

    mereka mencapai kulit, alergen akan menyebabkan terjadinya

  • 8/11/2019 Patofisiology gatal

    13/15

    gatal,prutitus,angioderma,urtikaria,kemerahan pada kulit dan dermatitis. Pada saat

    mereka mencapai paru paru, alergen dapat mencetuskan terjadinya asma. Gejala

    alergi yang paling ditakutkan dikenal dengan nama anafilaktik syok. Gejala ini

    ditandai dengan tekanan darah yang menurun, kesadaran menurun, dan bila tidak

    ditangani segera dapat menyebabkan kematian

    #?"GI 15G#5 #SI

    #lergi merupakan salah satu penyakit yang diturunkan secara genetis. #lergi sering kali

    menyerang bayi dan anak(anak. Penyakit alergi erat hubungannya dengan daya tahan

    tubuh. 'emberikan #SI pada bayi adalah pilihan yang tepat karena #SI adalah makan

    terbaik untuk bayi.

    Pada #SI terkandung komposisi yang pas untuk kebutuhan setiap bayi sesuai dengan

    perkembangan dan kebutuhannya. #SI sangat baikuntuk pencernaan bayi yang belum

    sempurna karena #SI dapat mendorong bakteri baik pada usus dan mengurangi resiko

    infeksi pernafasan dan pencernaan. #SI juga berperan dalam membangun sisem imun

    tubuh pada bayi dan promosi toleransi oral.

    Sebaiknya #SI diberikan selama enam bulan baru setelah itu bayi dapat menerima

    makanan pendamping. Sebaiknya makanan perangsang alergi seperti telor, udang, susu

    sapi, diberikan sedikit demi sedikit untuk membangun sistim toleransi pada bayi.

    #pabila menyusui menyebabkan alergi, disarankan memberikan formula hidrolisa parsial

    dengan )** persen protein !hey.

    8aktor genetik#lergi dapat diturunkan dari orang tua atau kakek9nenek pada penderita . ila ada orang

    tua, keluarga atau kakek9nenek yang menederita alergi kita harus me!aspadai tanda

    alergi pada anak sejak dini. ila ada salah satu orang tua yang menderita gejala alergimaka dapat menurunkan resiko pada anak sekitar ): ; *

  • 8/11/2019 Patofisiology gatal

    14/15

    =. Terjadi pembengkakan di sekitar mata, tangan, abdomen, pergelangan kaki.

    . 1enyut jantung yang cepat dan berdebar(debar, khususnya setelah makan

    3. 6eringat yang berlebihan !alupun tidak berolahraga.6riteria tersebut berlaku bila dokter tidak menemukan penyebab atau gangguan penyakit

    lain yang mengakibatkan gejala tersebut.

    Imaturitas ususSecara mekanik integritas mukosa usus dan peristaltik merupakan pelindung masuknya

    alergen ke dalam tubuh. Secara kimia!i asam lambung dan en0im pencernaan

    menyebabkan denaturasi allergen. Secra imunologik sIg# pada permukaan mukosa danlimfosit pada lamina propia dapat menangkal allergen masuk ke dalam tubuh. Pada usus

    imatur system pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal berfungsi sehingga

    memudahkan alergen masuk ke dalam tubuh.

    Pajanan alergi

    Pajanan alergi yang merangsang produksi Ig spesifik sudah dapat terjadi sejak bayi

    dalam kandungan. 1iketahui adanya Ig spesifik pada janin terhadap penisilin, gandum,

    telur dan susu. Pajanan juga terjadi pada masa bayi. Pemberian #SI eksklusif mengurangijumlah bayi yang hipersensitif terhadap makanan pada tahun pertama kehidupan.

    mPe!mberian P#SI meningkatkan angka kejadian alergi

    P5#T#?#6S#5##5Penanganan alergi pada anak haruslah dilakukan secara benar, paripurna dan

    berkesinambungan. Pemberian obat terus menerus bukanlah jalan terbaik dalampenanganan alergi, tetapi yang paling ideal adalah menghindari penyebab yang bisamenimbulkan keluhan alergi tersebut.

    Penghindaran makanan penyebab alergi pada anak harus dicermati secara benar, karena

    beresiko untuk terjadi gangguan gi0i. Sehingga orang tua penderita harus diberitahu

    tentang makanan pengganti yang tak kalah kandungan gi0inya dibandingklan denganmakanan penyebab alergi. Penghindaran terhadap susu sapi dapat diganti dengan susu

    soya, formula hidrolisat kasein atau hidrolisat !hey., meskipun anak alergi terhadap susu

    sapi =*< diantaranya alergi terhadap susu soya. Sayur dapat dipakai sebagai penggantibuah. Tahu, tempe, daging sapi atau daging kambing dapat dipakai sebagai pengganti

    telur, ayam atau ikan. Pemberian makanan jadi atau di rumah makan harus dibiasakan

    mengetahui kandungan isi makanan atau membaca label makanan.2bat(obatan simtomatis, anti histamine %#H) dan #H+&, ketotifen, ketotofen,

    kortikosteroid, serta inhibitor sintesaseprostaglandin hanya dapat mengurangi gejala

    sementara, tetapi umumnya mempunyai efisiensi rendah. Sedangkan penggunaan

    imunoterapi dan natrium kromogilat peroral masih menjadi kontro$ersi hingga sekarang.

  • 8/11/2019 Patofisiology gatal

    15/15

    3. TI'7?5># 62'P?I6#SI

    6omplikasi yang dapat ditimbulkan adalah terjadinya gangguan pertumbuhan @

    malnutrisi, berat badan sulit naik, kesulitan makan berulang dan lama. 6adangkala juga

    bias terjadi sebaliknya yaitu menimbulkan kegemukan. Sedangkan komplikasi yang cukup mengganggu adalah adanya gangguan

    perkembangan berupa gangguan belajar, gangguan pemusatan perhatian, gangguan

    emosi, agresif, keterlambatan bicara, keterlambatan bicara, bahkan dapat memicu ataumemperberat gejala autisme.