full ss new modul 3 gatal

65
MODUL 3 GATAL TUTOR : DR.NURAINI DJUNET ,M.GIZI Kelompok 6

Upload: mayang-sari

Post on 08-Jul-2016

263 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Pleno ppt SS

TRANSCRIPT

Page 1: Full Ss New Modul 3 Gatal

MODUL 3 GATALTUTOR :

DR.NURAINI DJUNET ,M.GIZI

Kelompok 6

Page 2: Full Ss New Modul 3 Gatal

SKENARIOMahasiswa AB ,18 tahun datang ke

puskesmas dengan keluhan gatal-gatal dan timbul bercak kemerahan disertai sisik pada sebagian besar badan , dan sering gatal pada daerha-daerah tertentu , bila keadaan umum tidak stabil dan stress . Di samping itu dalam keluarga pun kadang-kadang ada yang menderita gatal . Sering tidak mengikuti kuliah seiring dengan bertambah beratnya gatal yang di rasakan terutama bila cuaca dingin dan panas sekali . Sering menarik diri dalam pergaulan

Page 3: Full Ss New Modul 3 Gatal

KATA SULIT-KATA / KALIMAT KUNCI Mahasiswa AB 18 tahun Gatal-gatal dan timbul bercak kemerahan

disertai sisik pada sebagian besar badan Sering gatal pada daerha-daerah tertentu , bila

keadaan umum tidak stabil dan stress . Riwaya penyakiy keluarga ada yang

menderita gatal . Bertambah beratnya gatal yang di rasakan

terutama bila cuaca dingin dan panas sekali Sering menarik diri dalam pergaulan

Page 4: Full Ss New Modul 3 Gatal

PERTANYAAN1. Jelaskan anatomi alat peraba !2. Jelaskan histologi alat peraba !3. Jelaskan fisiologi alat peraba !4. Jelaskan penyakit-penyakit yang menyebabkan gatal

dan jelaskan penyebabnya 5. Jelaskan mekanisme gatal , mekanisme gatal pada saat

keadaan umum tidak stabil dan stress , dan mengapa gatal bertambah saat cuaca dingin dan panas sekali !

6. Jelaskan mengapa timbul bercak kemerahan disertai sisik dan jelaskan efloresensi kulit !

7. Jelaskan alur diagnostik untuk kasus diskenario !8. Jelaskan penatalaksanaan untuk kasus di skenario !9. Jelaskan upaya-upaya pencegahan penyakit-penyakit

yang menimbulkan gatal pada masyarakat10. Jelaskan Differential Diagnosa pada kasus di skenario !

Page 5: Full Ss New Modul 3 Gatal

ANATOMI KULIT

Page 6: Full Ss New Modul 3 Gatal
Page 7: Full Ss New Modul 3 Gatal
Page 8: Full Ss New Modul 3 Gatal
Page 9: Full Ss New Modul 3 Gatal

REFERENSI Sobotta Guyton hal 612 Histologi Junqueira

Page 10: Full Ss New Modul 3 Gatal

HISTOLOGI KULIT 1. Lapisan epidermis atau

kutikel- stratum korneum-stratum lusidum- stratum granulosum- stratum spinosum- stratum basale

2. Lapisan dermis- pars papilare- pars retikulare

3. Lapisan subkutis

Page 11: Full Ss New Modul 3 Gatal

Lapisan Epidermis Stratum korneum

Lapisan kulit paling luar dan terdiri atas beberapa sel-sel gepeng yang mati tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin.

Stratum lusidumlapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi

protein yang disebut eleidin. Stratum granulosum

merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya. Butir-butir kasar ini tediri atas kerathohialin.

Stratum spinosumdisebut pula prickler cell layar terdiri atas beberapa lapisan sel yang berbentuk

poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Diantara sel-sel stratum spinosum terdpat jembatan-jembatan antar sel (intercellular bridges), mengandung banyak glikogen, dan terdapat sel langerhans.

Stratum basaleterdiri atas sel-sel kolumnar (berbentuk kubus) yang tersusun vertikal pada

perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade). Menghasilkan melanosit atau clear cell, merupakan sel-sel berwarna muda dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap dan mengandung butir pigmen (melanosomes).

Page 12: Full Ss New Modul 3 Gatal

Lapisan dermis Pars papilare

Bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung saraf dan pembuluh darah

RetikulareTerdiri atas serabut-serabut kolagen, elastin,kelenjar

sebasea,meissner dan retikulin.

Lapisan subkutis jaringan ikat longgar yang berisi sel-sel lemak didalamnya.

Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak kepinngir sitoplasma lemak yang bertambah.

Page 13: Full Ss New Modul 3 Gatal

FISIOLOGI

Page 14: Full Ss New Modul 3 Gatal

Klasifikasi indra somatik Indra somatik mekanoreseptif Indra termoreseptif Indra rasa nyeri

Sensasi somatik Sensasi eksteroreseptif Sensasi proprioseptif Sensasi viseral Sensasi dalam

Page 15: Full Ss New Modul 3 Gatal

RESEPTOR BESERTA JENIS UJUNG SARAF SOMATIK

Page 16: Full Ss New Modul 3 Gatal

MEKANISME PENGHANTARAN SINYAL SENSORIK

Page 17: Full Ss New Modul 3 Gatal

SISTEM KOLUMNA DORSALIS – LEMNIKUS MEDIALIS

Page 18: Full Ss New Modul 3 Gatal

SISTEM ANTEROLATERAL

Page 19: Full Ss New Modul 3 Gatal

JENIS-JENIS PENYAKIT GATAL SERTA PENYEBABNYA

Page 20: Full Ss New Modul 3 Gatal

•infestasi dan sensitisasi terhadap Sarccoptes scabiei var, hominis dan produknya.•gatal pada malam hari ,terutama pada lembab dan panas), adanya terowongan putih/keabuan, papul/vesikel, adanya tungau.SKABIES•Kelainann kulit yang disebabkan oleh invasi cacing tambang yang berasal dari anjing/kucing.•papul, gatal hebat malam hari, panas, lesi berbentuk linear atau berkelok-kelok, eritem

CREEPING ERUPTION

•pengaruh bahan kimia sederhana dengan berat molekul umumnya rendah (<1000 dalton)•gatal, eritem, edema, vesikel atau bula.DKI•Peningkatan kadar igE dalam serum dan riwayat pada keluarga atau penderita.•gatal, papul, likenifikasi, eritem, erosi, ekskoriasi, eksudasi, krusta.

DERMATITIS ATOPIK

•disebabkan oleh iritasi menahun dan garukan yang berulang-ulang•gatal, sirkumskrip, flak eritematosa, edematosa, menebal dan berskuama.

NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA

Page 21: Full Ss New Modul 3 Gatal

•sering di temukan pada orang dewasa, umumnya meningkat sesuai usia.•sangat gatal, papulovesikel, lesi berbentuk mata uang atau sedikit lonjong, berbatas tegas, eritematosa.

DERMATITIS NUMULARIS

•disebabkan oleh bermacam-macam sebab ( obat, makanan, gigitan serangga, inhalan dll)•gatal, rasa terbakar/tertusuk, edema berbatas tegas, pucat/kemerahan.

URTIKARIA

•penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif.•gatal, bercak eritem berbatas tegas, skuama kasar, dan transparan, penomena tetesan lilin. PSORIASIS

•belum diketahui penyebabnya, penyakit ini umumnya sembuh sendiri (self limiting disease)•gatal, skuama halus, eritem, lesi oval dan anular.

PITIRIASIS ROSEA

•Penyakit yang menahun dan residif. Penyebabbnya belum di ketahui.•sangat gatal, ruam polimorfik, vesikel berkelompok dan simetrik, eritem.

DERMATITIS HERPETIFORMIS

Page 22: Full Ss New Modul 3 Gatal

SUBER : BUKU KULIT DAN KELAMIN EDISI KE ENAM UI

•Kelainan kulit akibat retensi keringat•gatal dan pedih, papul merah atau papul vesikular ekstrafolikular

MILIARIA RUBRA

•Timbulnya penyakit ini disebabkan oleh faktor imunitas selular. •gatal, papul yang khas berwarna merah biru dan poligonal, berskuama, dan berbentuk siku-siku.

LIKEN PLANUS

•Penyebab nya adalah jamur (dermatofita)•gatal, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama.

TINEA/DERMATOFITOSI

S

•Kemungkinan akibat dari suatu agent dalam tubuh•Gatal, erite, skuama

ERITRODERMA

Page 23: Full Ss New Modul 3 Gatal

MEKANISME GATAL

Page 24: Full Ss New Modul 3 Gatal

FAKTOR PENCETUS GATALBakteri

Jamur

Virus

Bahan Iritan

Obat-Obatan

Parasit

Alergi

Page 25: Full Ss New Modul 3 Gatal

Mekanisme Gatal

Page 26: Full Ss New Modul 3 Gatal

FAKTOR PENYEBAB GATALFaktor yang Berpengaruh :- Stress Psikis- Stress Fisik

- Suhu Ekstrim

Pelepasan Histamin

Histamin berlebihan

Menstimulasi rasa gatal

melalui ujung saraf sensorik

GATAL Bertambah

HEBAT

Page 27: Full Ss New Modul 3 Gatal

Guyton dan Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed 11. Hal 613. 2007. Jakarta : EGC

Price dan Wilson. Buku Patofisiologi .Vol 1 dan Vol 2. Ed 6. Hal 164-165. Jakarta : EGC

Daftar Pustaka

Page 28: Full Ss New Modul 3 Gatal

MEKANISME TIMBUL BERCAK KEMERAHAN

Page 29: Full Ss New Modul 3 Gatal

Alergen,Infeksi,Trauma,Autoimun

, Psikis

Pengaktifan sel mast dan

basofil

Pelepasan mediator radang

Peningkatan aliran darah

(vasodilatasi)Eritema

Adanya inflamasi

Proliferasi epidermis berlebihan

Pemendekan siklus sel

keratinosit

Sehingga lapisan kulit memadat dan berkumpul

Terlepasnya lapisan stratum

korneum dari kulitSkuamosa

Mekanisme kemerahan dan skuamosa

Page 30: Full Ss New Modul 3 Gatal

BEBERAPA CONTOH EFLORESENSI KULIT

sekunder

primermakula, vesikel, pustula, papula, bulla, nodulus,

nodus.

kista, abses, sikatriks, erosi,

ekskoriasi, ulkus, skuama,

krusta

Page 31: Full Ss New Modul 3 Gatal

Primer :makula

papula

Gelembung berisi cairan serum,beratap dengan diameter < 1cm

vesikel

Vesikel berisi nanah

pustula

Penonjolan kulit dengan batas tegas, letaknya dalam, diameternya lebih kecil dari pada 1 cm.

nodul

efloresensi primer yang berbatas tegas, hanya berupa perubahan warna kulit tanpa perubahan bentuk

penonjolan superficial pada permukaan kulit dengan massa zat padat, berbatas tegas, berdiameter < 1cm.

Page 32: Full Ss New Modul 3 Gatal

vesikel yang berukuran lebih besar > 1cmBULLA

massa padat sirkumskrip, terletak di kutan atau subkutan, jika < 1 cm disebut nodulus

NODUL

EFLORESENSI

Page 33: Full Ss New Modul 3 Gatal

sekunder

defek yang mengenai seluruh epidermis dan melebihi membrana basalis, bahkan mungkin sampai dermis atau subkutis, sehingga pada proses penyembuhannya sering meninggalkan sikatriks.

Ulkus

penonjolan kulit akibat penumpukan jaringan fibrosa sebagai pengganti jaringan kolagen normal.

Sikatriks

Abses

Krusta

Timbulnya pus pada jaringan yang terlokalisir.

Cairan badan yang mengering bisa berupa jaringan nekrotik dan benda asing (kotoran dan obat).

EFLORESENSI

Djuanda, Adhi.2009. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta:Balai Penerbit FKUI.Siregar. 2004. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta:EGC.

Page 34: Full Ss New Modul 3 Gatal

ALUR DIAGNOSTIK

Page 35: Full Ss New Modul 3 Gatal

ANAMNESIS Sejak kapan keluhan gatal-gatal muncul ? Apakah gatal-gatal timbul mendadak? Apakah gatal disertai ruam atau lesi pada badan? Bercak kemerahan hilang timbul atau menetap? Bagaimana gambaran lesi awalnya?menonjol,rata atau melepuh? Dimana lokasi awal terjadinya bercak merah? Bagaimana perkembangan lesinya? Dan adakah daerah kulit lain yang

terkena? Pada bercak merah disertai rasa panas,nyeri,baal atau tidak? Apa yang membuat bercak merah bertambah parah? Disertai demam atau tidak? Apakah gejala ada hubungannya dengan penggunaan pakaian

baru,membersihkan tanaman atau menggunakan detergen,gigitan serangga atau trauma?

Adakah riwayat gejala yang sama pada keluarga? Apakah pasien sedang minum obat? Apakah ada perubahan dalam berkeringat atau kulit menjadi kering ? Apakah ada riwayat penyakit menahun? Sudah diberi obat atau belum? Ada riwayat alergi atau tidak dan jika iya apa gejalanya?

Page 36: Full Ss New Modul 3 Gatal

PEMERIKSAAN FISIKInspeksi Diperhatikan lokalisasi warna, bentuk,

ukuran,penyebaran,batas ,dan efloresensi yang khusus. Bila terdapat kemerahan pada kulit, ada 3 kemungkinan (Membedakannya ditekan dengan jari dan digeser) :

EritemaWarna kemerahan akan hilang dan warna tersebut akan kembali setelah jari dilepaskan karena terjadi vasodilatasi kapiler. PurpuraWarna kemerahan tidak menghilang sebab terjadi pendarahan dikulit TelangiektasisWarna kemerahan tidak hilang karena pelebaran kapiler yang menetap

Ada tidaknya bekas garukan Permukaannya rata atau menonjol. Bila permukaan lesi

rata, perhatikan bagaimana gambaran permukaan kulit yang terlihat : kering atau basah

Perhatikan keseluruhan kulit apakah terdapat tanda-tanda kekeringan kulit atau kulit tampak pecah-pecah

Page 37: Full Ss New Modul 3 Gatal

PALPASI Pada pemeriksaan ini diperhatikan adanya

tanda tanda radang akut atau tidak, misalnya dolor, kalor, fungsiolesa ( rubor dan tumor), ada tidaknya indurasi, fluktuasi, dan pembesaran kelenjar regional maupun generalisata.

Page 38: Full Ss New Modul 3 Gatal

PEMERIKSAAN PENUNJANG Biopsi Kulit Preparat KOH Patch Test (Tes Tempel) Diaskopi Sinar Wood Darah Tepi

Page 39: Full Ss New Modul 3 Gatal

Kerokan KulitBahan pemeriksaan berupa kerokan kulit , rambut, dan kuku terlebih dahulu tempat kelainan dibersihkan dengan alkohol 70%.

Pemeriksaan MikrobiologiPada sediaan kulit dan kuku yang

terlihat adalah hifa, sebagai 2 garis sejajar terbagi oleh sekat dan bercabang maupun spora berderet pada kelainan. Pada sediaan rambut yang dilihat adalah spora kecil (Mikrospora) atau besar (Makrospora), spora dapat tersusun diluar rambut (Ektotriks) atau didalam rambut (Endotriks).

Page 40: Full Ss New Modul 3 Gatal

PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGIK

Dibutuhkan potongan jaringan yang didapat dengan cara biopsi dengan pisau .Biasanya hanya lesi peradangan yang batas dan jelas atau pada kasus kasus yang ditandai adalah perubahan warna (Vitiligo, malasma, dll).

Biopsi: Lesi Primer yang belum mengalami garukan atau infeksi sekunder.

Page 41: Full Ss New Modul 3 Gatal

Psoriasis vulgaris Pitiriasis rosea

Dermatitis seboroik

Anamnesis

-Gatal ringan-Eritem-Skuama -Predileksi pada ekstremitas bagian ekstensor terutama (siku, lutut, lumbosakral), daerah intertigo (lipat paha, perineum, aksila), skalp, perbatasan skalp dengan muka, telapak kaki dan tangan, tungkai atas dan bawah, umbilikus, serta kuku.-Dipengaruhi faktor psikis

- Kulit merah- Gatal - Skuama haluslamanya: beberapa hari sampai beberapa minggu

•Eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan•Rasa gatal yang hebat

Page 42: Full Ss New Modul 3 Gatal

Psoriasis vulgaris

Pitiriasis rosea

Dermatitis seboroik

Pem.fisik

Pem.kulit:•Bercak merah meninggi •Bercak-bercak eritema berbatas tegas, ditutupi oleh skuama yang tebal berlapis-lapis berwarna putih mengkilap serta transparan

•Khas :Fenomena tetesan lilinSkuama yang berubah warna menjadi putih pada goresan --> disebabkan berubahnya indeks biasFenomena KöbnerTrauma pada kulit penderita Fenomena Auspitzhasilnya Tampak serum atau darah berbintik-bintik

- Kulit tampak merah dan meradang, - Gatal ringan dengan skuama halus- Ruam memiliki batas yang tegas, bisa menyebar

•bercak eritema •skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batas agak kurang tegas-Kulit kepala tampak adanya ketombe-Rambut rontok-Skuama meliputi kulit kepala, wajah, aurikularis, daerah fleksura, dan badan, ketiak, inframamma, umbilicus.

Page 43: Full Ss New Modul 3 Gatal

Psoriasis vulgaris

Pitiriasis rosea

Dermatitis seboroik

Pem.penunjang

Histopatologi :-perpanjangan (akantosis) reteridges dengan bentuk clubike, -perpanjangan papila dermis, -penebalan suprapapiler epidermis.-dilatasi kapiler papila dermis dan pembuluh darah berkelok-kelok,-infiltrat inflamasi limfohistiositik ringan sampai sedang dalam papila dermis atas.

Pemeriksaan langsung dengan KOH 10%

Histopatologi:-Tampak dermatitis kronik dan spongiosis yang lebih jelas- Pemeriksaan KOH 10-20% dapat tampak spora/blastokonidia, tidak ada hifa-Pemeriksaan lampu Wood flouresen negative (warna violet)-Dermis terdapat pelebaran ujung pembuluh darah di puncak stratum papilaris disertai sebukan sel-sel neutrofil dan monosit.

Page 44: Full Ss New Modul 3 Gatal

GAMBARAN HISTOPATOLOGI

Psoriasis vulgaris Pytiriasis rosea

Page 45: Full Ss New Modul 3 Gatal

DAFTAR PUSTAKA Penyakit Kulit dan Kelamin, FKUI Ilmu Penyakit Dalam, Harrison

Page 46: Full Ss New Modul 3 Gatal

PENATALAKSANAAN PADA SKENARIO

Page 47: Full Ss New Modul 3 Gatal

MEDIKAMENTOSA Topikal :- Kortikosteroid 40-60 mg Sistemik: - Metrotrexat 3 x 2.5 mg interval 12 jam dalam seminggu. Dosis total 7.5 mg jika tidak ada perbaikan dosis dinaikkan 2.5-5 mg per minggu- Penyinaran Sinar UV

Page 48: Full Ss New Modul 3 Gatal

NON MEDIKAMENTOSA Hindari stres berlebihan Hindari terkena panas matahari secara

langsung Jaga higienitas diri

Page 49: Full Ss New Modul 3 Gatal

PENCEGAHAN PENYAKIT YANG MENIMBULKAN

GATAL

Page 50: Full Ss New Modul 3 Gatal

PSORIASIS VULGARIS Penyuluhan terhadap masyarakat yang

berpotensi terkena penyakit ini. Hindari faktor pencetus, Lindungi daerah yang gatal. Konsultasi ke dr. kulit Pakai pakaian yang sesuai dengan

cuaca. Hindari faktor yang memperberat

seperti sinar matahari, stress dan alkohol.

Page 51: Full Ss New Modul 3 Gatal

DERMATITIS NUMULARIS Hindari hal-hal yang menimbulkan alergi

apabila dia menderita alergi tersebut Hindari minum alkohol Stress emosional

Page 52: Full Ss New Modul 3 Gatal

PITIRIASIS ROSEA Penyuluhan masyarakat Terhadap resiko yang ditimbulkan. Lindungi daerah yang gatal. Konsultasi ke dr. kulit Gunakan sabun dengan moustrizer Jauhkan dari faktor yg menyebabkan

ptiriasis rosea terutama infeksi

Page 53: Full Ss New Modul 3 Gatal

ERITRODERMA Hindari konsumsi obat yang dapat

menimbulkan alergi Hindari faktor pemberat, Dan rawat pasien dalam ruang hangat

untuk hindari hipotermi. Hindari obat topikal yang dapat

timbulkan iritasi

Page 54: Full Ss New Modul 3 Gatal

DERMATITIS KONTAK ALERGI Penyuluhan terhadap masyarakat yg

beresiko terkena penyakit ini Menjaga kebersihan Memakai sabun mandi Jauhkan dari faktor yg menyebabkan

dermatitis

Page 55: Full Ss New Modul 3 Gatal

DD

Page 56: Full Ss New Modul 3 Gatal

DEFINISI Penyakit kulit yang termasuk di dalam

kelompok dermatosis eritroskuamosa Merupakan penyakit autoimun Penyakit kulit yang bersifat kronik dan

residif ditandai dengan adanya bercak bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis lapis dan transparan, disertai dengan fenomena tetesan lilin

PSORIASIS VULGARIS

Page 57: Full Ss New Modul 3 Gatal

EPIDEMIOLOGI Insidens pada orang kulit putih lebih

tinggi di eropa dilaporkan sebanyak 3 – 7%, di

AS 1 – 2% sedangkan di jepang 0,6% Insidens pada pria lebih banyak dari

pada wanita Dapat menyerang semua usia, tetapi

umumnya orang dewasa

Page 58: Full Ss New Modul 3 Gatal

ETIOLOGI Belum diketahui pasti. merupakan penyakit autoimun, Faktor herediter 66% Faktor psikis, stress, kelelahan, trauma

Page 59: Full Ss New Modul 3 Gatal

GEJALA KLINIS Efloresensi berupa : Bercak eritema berbatas tegas, Dengan skuama yang kasar, berlapis-

lapis dan transparan (berwarna putih bening seperti mika),

Gatal ringan Tidak menyebabkan kematian namun

hampir semua pasien bermasalah Dgn gangguan kosmetik yg mengganggu kehidupan sehari-hari

Page 60: Full Ss New Modul 3 Gatal

Fenomena tetesan lilin Skuama yang berubah warna menjadi putih pada goresan disebabkan berubahnya indeks bias Fenomena auspitzTampak serum atau darah berbintik-bintik disebabkan papilomatosis Fenomena kobnerTrauma pada kulit penderita psoriasis, misalnya : garukan , dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis

Page 61: Full Ss New Modul 3 Gatal

PEMERIKSAAN PENUNJANG Histopatologi :

gambaran khas berupa :hiperkeratosis, parakeratosis dan akantosis

Pada stratum spinosum terdapat kelompok leukosit yang disebut Munro

Terdapat papilomatosis dan vasodilatasi di subepidermis

Page 62: Full Ss New Modul 3 Gatal

PENATALAKSANAAN Sistemik Kortikosteroid :

prednison 30 mg/hari. Setelah membaik dosis diturunkan perlahan.

Obat sitostatik: metotraksat 3x2,5mg dengan interval 12 jam dalam seminggu,jika tidak ada perbaikan dinaikan 2,5mg – 5 mg perminggu atau IM 7,5mg-25mg dosis tunggal setiap minggu.

Topikal Preparat ter Kortikosteroid topikal Antralin 0,2-0,8% dalam

pasta, salep atau krim Calcipotriol berupa

salep atau krim 50 mg Emolien untuk

melembutkan permukaan kulit

Tazaroten dalam bentuk gel dan krim konsentrasi 0,05% dan 0,1%

Page 63: Full Ss New Modul 3 Gatal

KOMPLIKASIKelainan kuku pitting nail atau nail pit berupa lekukan-

lekukan miliar (50%) onikolisis (kuku yang keruh, tebal,

bagian distalnya terangkat karena terdapat lapisan tanduk di bawahnya)

Kelainan sendi : bersifat poliartikularPredileksi : sendi interfalangs distal

Page 64: Full Ss New Modul 3 Gatal

PROGNOSIS Meskipun psoriasis tidak menyebabkam

kematian, tetapi bersifat kronis dan residif.

Page 65: Full Ss New Modul 3 Gatal

ERITRODERMA

DEFINISI

EPIDEMIOLOGI

ETIOLOGI

GEJALA KLINIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG

PENATALAKSANAAN

KOMPLIKASI

PROGNOSIS

Merupakan peradangan kulit yang mengenai 90% atau lebih pada permukaan kulit yang biasanya disertai skuama . Pada beberapa kasus skuama tidak selalu ditemukan , misalnya pada eritroderma yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik pada mulanya tidak disertai skuama . Pada eritroderma yang kronik , eritema tidak begitu jelas karena bercampur dengan hiperpigmentasi .

Insiden eritroderma di AS bervariasi antara 0,9 sampai 1,0 per 100.000 penderita rawat jalan dermatologi . Insiden pada laki-laki lebih besar daripada perempuan dengan proporsi 2:1 sampai 4:1 dan usia rata-rata 41-62 tahun . Angka kematian tergantung pada penyebab eritroderma terdapat 43% kematian , 18% disebabkan langsung oleh eritroderma dan 74% tidak berhubungan dengan eritroderma

-Mula mula timbul bercak eritema yang dapat meluas ke seluruh tubuh dalam waktu 12-48 jam . -Bila kulit kepala sudah terkena , dapat terjadi alopesia , perubahan kuku , dan kuku dapat terlepas . -limfadenopati dan hepatomegali . -Skuama timbul setelah 2-6 hari , sering mulai daerah lipatan -Warnanya bervariasi dari putih sampai kuning . - Kulit merah terang , panas , kering dan kalau diraba tebal . Pasien mengeluh -Kedinginan- Menggigil

Eritroderma dapat disebabkan oleh akibat alergi obat sistemik , perluasan penyakit kulit , penyakit sistemik termasuk keganasan . Penyakit kulit yang dapat menimbulkan eritroderma diantaranya adalah psoriasis , dermatitis sebooroik , alergi obat

Biopsi KulitDapat menunjukkan gambaran yang bervariasi , tergantung berat dan durasi proses inflamasi . Pada tahap akut , spongiosis dan parakeratosis menonjol teradi edema . Pada stadium kronis , akantosis dan perpanjangan rete ridge lebih dominan

Eritroderma gol I : hentikan obat tersangka , pemberian kortikosteroid , prednison 4x10 mgEritroderma gol II : kortikosteroid , prednison 4x10 mg sampai 15 mg sehariMetilprednisolonKloramburasil dengan dosis 2-6mg sehariPada eritroderma kronis diberikan diet tinggi protein

AbsesFurunkolosisKonjungtivitisStomatitisBronkitisLimfadenopatiHepatomegali RhinitisKolitis

Prognosis tergantung pada proses penyakitnya yang mendasarinya . Kausu karena penyebab obat dapat membaik setelah penggunnaan obat dihentikan dan diberi terapi yang sesuai . Pada penderita yang belum diketahui penyebabnya , pengobatan dengan kortikosteroid hanya mengurangi gejalanya , pasien akan mengalami ketergantungan kortikosteroid