pasal 28g ayat 2

25
ANALISA KASUS BERDASARKAN UUD 1945 Anggota Kelompok: 1. Erta Darwati (1114032) 2. Gita Ardiva Prameswari (1114023) 3. Fika Muflika Ismi (1114035) 4. Intan Diah Fitriana (1114039) 5. Yusuf Mustofa (1114005) 6. Bobby G. (1114037)

Upload: annisafazraii

Post on 16-Sep-2015

326 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Analisa Kasus

TRANSCRIPT

Slide 1

ANALISA KASUS BERDASARKAN UUD 1945Anggota Kelompok:Erta Darwati (1114032)Gita Ardiva Prameswari(1114023)Fika Muflika Ismi(1114035)Intan Diah Fitriana(1114039)Yusuf Mustofa(1114005)Bobby G. (1114037)Pasal 28G ayat (2)AnalisisWawancaraKesimpulanKasus PenyimpanganWarga Negara memiliki derajat yang sama dimata hukum. Tujuan adanya Hukum untuk melindungi semua warga negaranya tanpa terkecuali, begitu juga hukum dalam mengatur Hak Asasi Manusia dan Hak Warga Negara supaya para warga negaranya bisa mendapatkan Hak dasar manusia serta Hak sebagai warga negara. Dewasa ini, marak terjadinya penganiayaan tenaga kerja Indonesia di luar negeri yang termasuk kedalam pelanggaran HAM maka dari itu Pasal 28 ayat 2 yang berbunyi :Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 28G Ayat 2:

Setiap warga negara berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan martabat manusia dan berhak untuk memperoleh suaka politik dari negara lainInstrumen Hukum yang Berkaitan dengan Permasalahan TKIUU No. 39 Tahun 1999 tentang HAMUU No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar NegeriPP No. 13 Tahun 2013 tentang Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri.Upaya Pemerintah dalam mewujudkan Hak Warag Negara dalam Pasal 28G ayat (2)

1.Dalam upaya memperkuat perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri agar lebih maksimal sesuai dengan UU Nomor 39/2004 adalah tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 3/2013 tentang Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri tertanggal 2 Januari 2013. berdasarkan PP tersebut perlindungan diberikan kepada calon TKI/TKI yang ditempatkan oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS), perusahaan yang menempatkan TKI untuk kepentingan sendiri, dan TKI yang bekerja secara perseorangan. Perlindungan TKI adalah segala upaya untuk melindungi kepentingan calon TKI/TKI dalam mewujudkan terjaminnya pemenuhan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundangundangan, baik sebelum, selama, maupun sesudah bekerja.Pasal 4 dalam PP dimaksud mengatakan pemerintah bersama pihak terkait dalam penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, wajib memberikan perlindungan secara penuh dan tanpa diskriminasi kepada calon TKI/TKI. Tidak hanya itu, perlindungan prapenempatan bagi calon TKI meliputi perlindungan administratif (dalam hal pemenuhan dokumen, pemenuhan biaya penempatan, dan penempatan kondisi dan syarat kerja).Perlindungan tersebut meliputi sosialisasi dan diseminasi informasi; peningkatan kualitas calon TKI, pembelaan atas pemenuhan hak-hak TKI, dan pembinaan dan pengawasan. Mengenai perlindungan pada masa penempatan dimulai sejak TKI tiba di bandara/pelabuhan negara tujuan penempatan, selama bekerja, sampai kembali ke bandara debarkasi Indonesia.Sementara pasal 16 ayat (1) dan (2) mengatakan perlindungan masa penempatan diberikan oleh perwakilan Indonesia di luar negeri sesuai dengan hukum negara setempat, serta hukum dan kebiasaan internasional.

2.Selain daripada peraturan, pemerintah juga telah membuat sebuah lembaga yang bernama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja IndonesiadisingkatBNP2TKI adalah sebuahLembaga Pemerintah Non Departemen diIndonesia yang mempunyai fungsi pelaksanaan kebijakan di bidang penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesiadi luar negeri secara terkoordinasi dan terintegrasi. Lembaga ini dibentuk berdasarkanPeraturan PresidenNomor 81 Tahun 2006.

Tugas pokok BNP2TKI adalah:a.Melakukan penempatan atas dasar perjanjian secara tertulis antara Pemerintah dengan Pemerintah negara Pengguna TKI atau Pengguna berbadan hukum di negara tujuan penempatan;b.Memberikan pelayanan, mengkoordinasikan, dan melakukan pengawasan mengenai: dokumen; pembekalan akhir pemberangkatan (PAP); penyelesaian masalah; sumber-sumber pembiayaan; pemberangkatan sampai pemulangan; peningkatan kualitas calon TKI; informasi; kualitas pelaksana penempatan TKI; dan peningkatan kesejahteraan TKI dan keluarganya.3.Pemerintah juga mengupayakan perlindungan TKI dengan mewujudkan Perjanjian Bilateral antara Indonesia dengan Arab Saudi dan Indonesia dengan Malaysia, agar meminalisir terjadinya kasus pelanggaran HAM serta mewujudkan perlindungan TKI diluar negeri.

KasusSegala bentuk siksaan dan penurunan derajat manusia secara jelas merupakan bentuk pelanggaran HAM, karena pada dasarnya setiap manusia berhak untuk hidup dengan mendapatkan rasa aman seperti yang disebutkan dalam Pasal 28G ayat 2.Contoh kasus pelanggaran HAM semacam ini banyak sekali bentuknya, seperti kasus-kasus TKI yang mengalami penyiksaan oleh majikannya dengan cara tidak manusiawi seperti disetrika, dipukuli, bahkan ada yang sampai berujung pada kematian.

Perjanjian Bilateral Antara Indonesia dengan Negara Penerima TKI Salah satu contoh bukti keseriusan pemerintah dalam melindungi TKI adalah dengan adanya perjanjian bilateral dengan salah satu negara penerima TKI yaitu Arab Saudi. Pada tanggal 17 Februari 2014 lalu, Menakertrans Muhaimin Iskandar bertolak ke Riyadh, Arab Saudi dalam rangka penandatangan perjanjian bilateral tentang penempatan dan perlindungan TKI di Arab Saudi. Sebab untuk pertama kalinya dilakukan, maka hal ini akan menjadi tonggak sejarah.Ini akan menjadi awal sejarah baru dalam penempatan dan perlindungan TKI kita di Arab Saudi. Kita harapkan penandatanganan ini dapat meningkatkan perlindungan TKI yang bekerja di sana. Penandatanganan tersebut sekaligus memberikan kepastian jaminan perlindungan bagi TKI yang bekerja di sana, kata Menakertrans Muhaimin Iskandar.Beliau menambahkan, perjanjian yang akan ditandatangani pada 19 Februari 2014 mencakup pembuatan kontrak kerja online, akses komunikasi, penyediaan hari libur, dan lainnya.

Dikutip dari: http://m.sindonews.comWawancaraPertanyaan WawancaraApakah Bapak/Ibu sudah mengetahui adanya aturan yang memuat tentang hak perlindungan TKI?Terdapat kasus mengenai penyiksaan TKI yang bekerja di luar negeri. Menurut Bapak/Ibu, apakah masih perlu bagi negara kita untuk tetap mengirimkan TKI ke luar negeri?Adakah saran untuk pemerintah mengenai perlindungan TKI?Menurut saya Ada. Bahkan perlu sekali adanya peraturan perlindungan terhadap tkw Indonesia. Bagaimana pun, mereka juga bagian dari rakyat Indonesia yang harus dipenuhi hak perlindunganya. Kalau masalah pengiriman sebaiknya jangan dihentikan, namun mesti ada batasanya. Jadi tidak semuanya langsung dikirim, hanya beberapa saja tiap provinsi ssupaya keamananya dapat di pantau.Saran : Sebaiknya keamanan masalah tki lebih intensif lagi supaya meminimalisir korban penganiayaan.

(Bapak Arief-PNS)

Ya saya tahu ada peraturan tentang perlindungan TKW, banyak berita tentang kekerasan terhadap TKW diluar negeri, seharusnya itu tidak terjadi ya, keamanan TKW di luar negeri seharusnya diprioritaskan. Pemerintah sebenarnya sudah berusaha melindungan TKW di luar negeri, seperti yang waktu itu diberitakan adanya TKW Indonesia yang dihukum mati, tapi pemerintah berusaha merundingkannya dengan pemerintah luar negeri tersebut. Saran saya: sebaiknya TKW Indonesia lebih diseleksi lagi dalam pengiriman ke luar negeri, agar tidak terjadi kekerasan terhadapan TKW. Kekerasan dapat terjadi bila disebabkan oleh kinerjanya kurang maximal. Jadi pe

(Pak Yendri-Wirausaha)

Saya tahu tentang adanya hukum perlindungan atas tkw. Menurut saya kalo pengiriman tkw ditiadakan lagi kasian juga rakyat Indonesia yang mau bekerja, sementara pemerintah saja menurut saya belum mampu menciptakan lapang pekerjaan untuk para pengangguran, tapi kalo tetap dilakukan pengiriman ke luar negeri, pemerintah harus mempu melindungi rakyatnya di luar negeri. Saran untuk pemerintah : tentunya harus membuat perjanjian dengan negara penerima tkw supaya angka penganiayaan dan kematian tkw berkurang atau menjadi tidak ada.

(Pak Yana-Pedagang Batagor)

Ada. Menurut saya kalau memang pekerjaan menjadi tkw hanya membuat terjadinya kekerasan, lebih baik dihentikan. Karena walaupun banyak tenaga kerja Indonesia yang ingin menjadi tkw tapi kalo resikonya besar, lebih baik tidak usah ada pengiriman lagi keluar negeri.Saran : sebaiknya pemerintah lebih memikirkan lagi perlindungan pekerja tkw di luar negeri dan melakukan perlindungan terhadap tkw dengan menjamin keamanan hidupnya diluar negeri.

(Bapak Achmad Kistono-Pegawai Telkom)

Ya ada. Jangan diberhentikan, karena tkw Indonesia salah satu penghasil devisa tersbesar bagi negara. Menurut saya, seharusnya kita berfikir manusiawi kalau berbicara tentang kekerasan, tidak seharusnya jika menyamakan pembantu dengan budak, tkw juga manusia yang butuh perlindungan, mereka bekerja juga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dirumah tkw juga sebelum dikirim pasti dilatih terlebih dahulu agar tkw tidak berlaku tidak sopan. Tapi orang luar negerinya selalu menganggap tkw yang bermasalah dikarenakan skill dan sopan santun nya kurang.Saran : sebaiknya perlindungan lebih diprioritaskan, hak tkw di luar negeri lebih diperhatikan agar tidak terjadi kekerasan paad tkw.

(Ibu Ningsih-Cleaning Service)

Ada, menurut saya pengiriman tkw jangan dihentiakan, karena banyak harapan dari banyak orang yang ingin bekerja menjadi tkw, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Saran : sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan pengamanan dan perlindungan untuk tkw di luar negeri supaya tidak terjadi lagi kekerasan pada tkw.

(Pak Alfat-Pedagang Bakso)

Tahu. Menurut saya, pengiriman tki yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga seharusnya diberhentikan dan sebaiknya negara mengirimkan TKI yang memiliki keahlian khusus, karena jika terus-terusan mengirim tki pembantu rumah tangga selain devisa yang didapat kecil, harkat dan martabat bangsa juga hancur, bisa-bisa julukan Indonesia menjadi negara pembantu rumah tangga, padahal kitaharus tetap menjaga harkat dan martabat bangsa.

(Ka Gina-Mahasiswa)

Ya saya tahu mengenai adanya peraturan yang berhubungan dengan perlindungan tkw. Menurut saya gak usah lagi deh diadain pengiriman tkw ke luar negeri kalo ujung-ujungnya masih tetep banyak tenaga kerja yang disiksa, dianiaya bahkan sampai meninggal. Walaupun dibeberapa negara seperti Hongkong kehidupan tkw itu masuk kategori layak, tapi di Saudi Aarabia kan malah mendapat perlakuan sangat buruk dari majikanya. Saran : lebih baik fokus dan sediakan saja lapangan pekerjaan yang baik dan terstruktur untuk para pengangguran dan pencari kerja.

KesimpulanMenurut kami, pemerintah sudah berupaya dalam mewujudkan hak warga negara dan hak asasi manusia, namun, masyarakat Indonesia merasa bahwa pemerintah belum maksimal dalam mewujudkan perlindungan bagi tki dan tkw diluar negeri.

Bukti pemerintah sudah mewujudkan kewajibanya, dibuatnya Peraturan Presiden tentang Perlindungan Tenaga Kerja diluar negeri dan pembentukan lembaga BNP2TKI.SELESAI