pasal 28d ayat 2

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk ciptaan Tuhan manusia di anugerahi hak, yang dikenal dengan sebutan HAM (Hak A sasi Manusia). Disebut hak asa si karena hak ini melekat pada diri manusia dan merupakan anugrah tuhan yang maha esa. Hak asasi manusia dalam suatu negara yang berdasarkan hukum b iasanya diatur dalam konstiusi negara tersebut, ataupun dalam undang-undang yang mengatur tentang penggunaan hak asasi tersebut. Sehingga terdapat perlindungan terhadap pelaksanaan hak asasi manusia ini. Di Indonesia hak asasi manusia itu meliputi hak politik, hak ekonomi, hak so s ial budaya, hak pendidikan, hak pertahanan keamanan, hak beragama dan hak pendidikan. Namun yang akan dibahas oleh pen yusun dalam makalah ini adalah hak ekonomi yang selebihnya berfokus pada hak akan pekerjaan dan upah yang layak. Tentang hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan pekerjaan di Indonesia pun teelah diatur dalam undang-undang. N a mun sejau h ini tentang pemenuhan hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan pekerjaan masih b elum merata, belum dirasakan oleh masyarakat sepenuhnya . Maka dari 1

Upload: annisafazraii

Post on 17-Dec-2015

101 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan tentang analisa pasal 28D ayat 2

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar Belakang MasalahSebagai makhluk ciptaan Tuhan manusia di anugerahi hak, yang dikenal dengan sebutan HAM (Hak Asasi Manusia). Disebut hak asasi karena hak ini melekat pada diri manusia dan merupakan anugrah tuhan yang maha esa. Hak asasi manusia dalam suatu negara yang berdasarkan hukum biasanya diatur dalam konstiusi negara tersebut, ataupun dalam undang-undang yang mengatur tentang penggunaan hak asasi tersebut. Sehingga terdapat perlindungan terhadap pelaksanaan hak asasi manusia ini.Di Indonesia hak asasi manusia itu meliputi hak politik, hak ekonomi, hak sosial budaya, hak pendidikan, hak pertahanan keamanan, hak beragama dan hak pendidikan. Namun yang akan dibahas oleh penyusun dalam makalah ini adalah hak ekonomi yang selebihnya berfokus pada hak akan pekerjaan dan upah yang layak. Tentang hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan pekerjaan di Indonesia pun teelah diatur dalam undang-undang. Namun sejauh ini tentang pemenuhan hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan pekerjaan masih belum merata, belum dirasakan oleh masyarakat sepenuhnya. Maka dari itu kami akan mencoba mengkaji tentang permasalahan hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan pekerjaan yang menyakut para pekerja yang ada di Indonesia.1.2 Rumusan MasalahHal-hal yang akan dibahas dalam pemaparan dapat terlihat dari rumusan masalah. Adapun rumusan masalah yang akan disajikan dalam makalah ini adalah:1. Apa itu hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil.2. Apa sajakah ketentuan hukum yang menyangkut hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil.3. Bagaimana perkembangan di masyarakat perihal hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil.1.3 TujuanDalam setiap penelitian pastilah mempunyai segala sesuatu yang dituju. Tujuan yang kami ingin capai dari pembahasan ini adalah:1. Memahami apa itu hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil.2. Mengetahui ketentuan hukum yang menyangkut hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil.3. Mengetahui perkembangan di masyarakat tentang hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil.1.4 Metodologi Penelitian1. Jenis penelitianPenelitian merupakan penelitian deskriptif-kualitatif, karena penelitian ini menganalisa realitas sosial. Metode kualitatif dapat digunakan untuk mengkaji, membuka, menggambarkan, atau menguraikan sesuatu apa adanya. 2.Teknik Pengumpulan DataAgar mendapatkan data yang lebih lengkap dan akurat, dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan keaslian dan kebenarannya, penyusun melakukan beberapa metode pengumpulan data, antara lain:a. ObservasiPengamatan secara langsung mampu membantu mengamati lebih dekat mengenai penelitian yang dilakukan.b. WawancaraDengan wawancara, akan membantu menggali lebih dalam mengenai inti permasalahan yang sedang diamati, karena melibatkan responden sebagai sumber informasi yang mendukung penelitian.

c. DokumentasiPenelitian dengan dokumentasi akan membantu memberikan informasi tambahan, sekaligus menjadi historis, yang nantinya akan memperkuat gagasan dalam laporan penelitian.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Tentang Hak Untuk Bekerja Serta Mendapat Imbalan dan Perlakuan yang Adil Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia mempunyai hak untuk bekerja. Setiap orang berhak mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya. Setiap orang juga berhak bekerja pada setiap perusahaan, maupun institusi yang tentunya setiap orang tersebut juga mempunyai hak untuk mendapatkan imbalan yang sesuai dengan jabatan dan tanggung jawab atas pekerjaan yang diembannya. Setiap pekerja berhak memperoleh perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja tersebut, misalnya perlakuan yang adil yaitu tanpa adanya perbedaan status, suku, maupun keyakinan, dan perlakuan yang layak seperti setiap karyawan atau pegawai mendapat jaminan-jaminan dalam pekerjaannya, seperti jaminan kesehatan yaitu pengobatan, jaminan hari tua yaitu jaminan purna kerja, sehingga setiap pekerja merasa tenang atas jaminan kerja yang diberikan oleh pemberi kerja, dan berhak mendapatkan penghidupan yang terbaik dalam kehidupannya.Namun seiring dengan berjalannya waktu, perlindungan terhadap tenaga kerja masih sering kurang mendapat perhatian khusus oleh pemerintah. Sebelum memutuskan untuk bergabung dengan satu perusahaan, selain melihat job description pekerjaan, pastinya gaji adalah yang menjadi sorotan. Saat tawar-menawar soal gaji, yang harus dilihat adalah pastikan gaji (pokok) sesuai dengan standar Upah Minimum Propinsi (UMP) yang telah ditetapkan. Kenapa? Karena peraturan tersebut memang tertuang dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Pasal 93 ayat 1 2003, pengusaha wajib membayar upah pekerja dengan gaji pokok sesuai UMP atau mereka bisa terjerat tindak pidana.Upah Minimum Regional adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Pemerintah mengatur pengupahan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 tanggal 29 Mei 1989 tentang Upah Minimum.Penetapan upah dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang panjang. Mula-mula Dewan Pengupahan Daerah (DPD) yang terdiri dari birokrat, akademisi, buruh dan pengusaha mengadakan rapat, membentuk tim survei dan turun ke lapangan mencari tahu harga sejumlah kebutuhan yang dibutuhkan oleh pegawai, karyawan dan buruh. Setelah survei di sejumlah kota dalam provinsi tersebut yang dianggap representatif, diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL) - dulu disebut Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Berdasarkan KHL, DPD mengusulkan upah minimum regional (UMR) kepada Gubernur untuk disahkan. Komponen kebutuhan hidup layak digunakan sebagai dasar penentuan upah minimum berdasarkan kebutuhan hidup pekerja lajang (belum menikah).Saat ini UMR juga dikenal dengan istilah Upah Minimum Provinsi (UMP) karena ruang cakupnya biasanya hanya meliputi suatu provinsi. Selain itu setelah otonomi daerah berlaku penuh, dikenal juga istilah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).Lembur saat kerja, itu pasti wajar. Kerjaan yang bertumpuk dan tenggat waktu yang sempit terkadang memaksa kita untuk rela tinggal lebih lama di kantor atau bahkan masuk kantor pada hari libur. Namun, tentu ada peraturan yang mengikat. Menurut UU No. 13 tahun 2003 pasal 78, setiap kerja maksimal hanya boleh lembur 14 jam/ minggu (tidak termasuk hari libur maupun akhir pekan). Peraturan ini ditetapkan untuk melindungi pekerja dari tindakan eksploitasi manusia.Dan pengusaha pun harus memerhatikan uang lembur para pekerja. Pasalnya, pengusaha yang tidak membayar uang lembur pekerja akan terjerat sanksi karena Kepmenakertrans No. 102 Tahun 2004 mewajibkan pengusaha membayar lembur para pekerjanya. Jaminan sosial tenaga kerja juga merupakan hak setiap karyawan. Menurut UU No. 3 dan 4 tahun 1992, setiap perusahaan wajib mengikutsertakan karyawan mereka pada program Jamsostek. Karena Jamsostek ini penting dalam menghadapi situasi yang tidak diinginkan. Biasanya, setiap perusahaan baru akan memberikan jatah cuti pada keryawan mereka setelah satu tahun bekerja dan diatur dalam Pasal 79 ayat 1 dan 2 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Tapi, ada juga perusahaan yang memperbolehkan karyawan mereka cuti setelah 3 bulan bekerja. Namun, ini sangat jarang karena umumnya cuti baru boleh setelah 1 tahun kerja, sesuai dengan ketentuan yang ada. Yang perlu diperhatikan setiap menghitung sisa jatah cuti adalah pertimbangkan juga cuti bersama karena ternyata cuti bersama mengurangi jatah cuti tahunan.Pekerja juga mendapat hak untuk resign, peekerja yang ingin mengundurkan diri biasanya harus mengajukan permohonan 30 hari sebelum batas waktu. Ini sudah ditentukan dalam Pasal 162 ayat 3 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Hak cuti dan uang pisah pekerja pun berhak didapatkan oleh karyawan sesuai dengan ketentuan Pasal 156 ayat 4. Namun, masalah ini harus dipertegas dengan pihak HRD di awal bergabung dengan perusahaan. Karena hal ini akan memengaruhi hak-hak pekerja lainnya, seperti cuti dan penggantian uang obat, dan tentunya terkait dengan kepentingan perusahaan terkait dengan penyelesaian pekerjaan. Saat seseorang menuntut hak ketika resign maka ia pun harus melakukan kewajiban kepada perusahaan. Ia wajib menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan dengan baik hingga hari terakhir berada di kantor. Selain itu, inventaris perusahaan dan juga hutang-hutang pun harus segera dikembalikan kepada perusaahaan.2.2 Ketentuan HukumPasal 28D UUD 19451. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum2. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja3.Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan4. Setiap orang berhak atas status kewarganegaraanMaksud dari pasal 28D UUD 1945 pada ayat 1 adalah menegakkan supremasi hukum bagi tiap masyarakat. Hukum memegang peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hukum berfungsi mengatur segala halagar segala hal yang dilakukan dapat berjalan tertib, lancar, dan sesuai aturan. Hukum dibuat untuk dipatuhi dan ditaati. Bukan untuk dilanggar. Namun, apa yang terjadi adalah hukum di negara ini seperti dua sisi mata pisau. Tumpul bagi kalangan atas dan tajam bagi kalangan bawah. Contoh nyata adalah maraknya mafia pengadilan di negeri ini. Para mafia dengan mudahnya melalui perangkat pengadilan menjatuhkan hukuman atau memenangkan perkara sesuai bayaran yang dibayarkan pihak yang bersengketa. Begitu juga peraturan atau undang-undang yang dibuat legislatif banyak yang menguntungkan pihak-pihak tertentu. Lihat saja UU Tipikor yang pengesahannya berlarut-larut dan hukuman bagi para koruptor tidak sebanding dengan apa yang diakibatkan dari perbuatannya.Pembangunan dan pengembangan budaya hukum ditujukan untuk terciptanya ketentraman serta ketertiban dan tegaknya hukum yang berintikankejujuran, kebenaran dan keadilan untuk mewujudkan kepastian hukum dalam rangka menumbuhkan disiplin nasional. Kesadaran hukum penyelenggaraan negara dan masyarakat perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara terus-menerus melalui pendidikan, penyuluhan, sosialisasi, keteladanan dan penegakan hukum untuk menghormati suatu bangsa yang berbudaya hukum.Dalam ayat 2 pasal 28D tiap orang berhak untuk memperoleh pekerjaan yang sangat penting demi memenuhi kebutuhannya. Untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan imbalan yang pantas memang tergantung kepada persiapan parapencari kerja tapi pemerintah juga berkewajiban menciptakan banyak lapangan pekerjaan agar tingkat pengangguran semakin menurun dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.Ayat 3 pasal 28D, negara memberikan hak kepada tiap warga atau masyarakat untuk ikut dalam berpolitik. Negara terlihat berusaha memenuhi kewajibannya. Ini sudah terlihat dari banyak munculnya berbagai partai politik. Tinggal bagaimana para partisipan politik benar-benar bekerja sesuai dengan tugasnya tanpa adanya penyimpangan.Ayat 4 pasal 28D, tiap orang berhak atas status kewarganegaraan. Berarti masyarakat mempunyai hak untuk untuk mendapatkan perhatian dan perlindungan negara serta ikut berpartisipasi dalam berbagai acara nasional seperti pemilu sebagai warga negara Indonesia. Dan karena memiliki status kewarganegaraan Indonesia, berarti masyarakat juga berkewajiban untuk taat terhadap hukum dan peratuaran yang berlaku di wilayah Indonesia atau NKRI.2.3 Perkembangan di Masyarakat Tentang Hak Untuk Bekerja Serta Mendapat Imbalan dan Perlakuan yang Adil.Tercatat, ada sekitar 50 aduan kasus pelanggaran terhadap hak-hak buruh sejak tahun 2008 hingga tahun 2009. Nasib buruh di Jawa Timur, khususnya di kota-kota Industri seperti Surabaya, Gresik, Sidoarjo dan Mojokerto nampaknya masih jauh dari kesan sejahtera. Jangankan sejahtera, yang ada kehidupan disana justru dibayang-bayangi ketakutan karena ketidak jelasan status pekerjaan. Kebanyakan kasus menyangkut tidak diberikannya hak normatif buruh seperti gaji, uang lembur, cuti, atau jam kerja serta pemutusan hubungan kerja. Biasanya perusahaan itu seenaknya memecat buruh karena posisi tawar buruh rendah. Sementara lapangan kerja terbatas. Terkadang kita merasa dilema atas kasus diatas, karena pengusaha sendiri kalau ditekan lebih memilih menutup usahanya, karena memang kondisi ekonomi yang kacau. Sementara di sisi lain, nasib pekerja terutama buruh ini masih jauh dari kesejahteraan. Tapi setidaknya pengusaha tetap sedikit menaikkan UMK agar kesejahteraan buruh terangkat, serta diperlukan kesadaran bagi setiap pekerja dalam memenuhi selaruh tanggung jawab pekerjaan yang diembannya. Selain itu, pemerintah juga harus melindungi para tenaga kerja, agar kesejahteraan dapat dirasakan bagi setiap pekerja.Setelah kami melakukan survey dengan mewawancarai 10 orang dengan 10 profesi yang berbeda tentang hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil, 3 dari 10 orang yang kami wawancarai, mengaku belum merasakan hak tersebut dan belum puas dengan pemerintah. Walaupun hanya 30%, tetap saja hal ini menandakan bahwa belum semua masyarakat merasakan hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil yang seharusnya tidak terjadi. Dan yang sudah merasakan hak tersebut, mengatakan juga bahwa banyak kerabatnya yang belum merasakannya sehingga mereka juga mengatakan kalau mereka kurang puas dengan kinerja pemerintah. Ada juga yang mengatakan kalau selain kurang puas dengan pemerintah, tak ada lagi harapan untuk orang kecil, pemerintah tak akan memperhatikan lagi karna lebih mementingkan kalangan atas.Berikut pendapat-pendapat dari masyarakat yang telah kami wawancarai tentang hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil;1. Pada tanggal 16 Oktober 2014 kami mengunjungi sebuah restoran cepat saji di daerah Taman Solo dengan maksud mewawancarai seorang pelayan. Hendra Wahyu, sudah bekerja sebagai pelayan selama kurang lebih 4 tahun dengan shift jam 06.00-13.00, 13.00-20.00, 20.00-02.00. Kata Hendra, bekerja sebagai pelayan di restoran tersebut sudah nyaman, dia berpenghasilan cukup dan dia juga sudah mengetahui perihal hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil yang ada di pasal 28D UUD 1945 karna sudah diberitahu saat awal dia bekerja, dia sudah paham dan sudah merasakan hak tersebut.2. Maxi Kakerisa, bekerja sebagai security selama kurang lebih 4 tahun di sebuah restoran cepat saji di daerah Taman Solo. Dia bekerja selama 8 jam per hari, dengan kendala gaji yang kurang cukup tetapi nyaman dengan lingkungan kerjanya karena teman-teman disana baik-baik. Dan tentang hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil, dia sudah mengetahuinya karena diberitahu saat awal dia bekerja, dia sudah cukup merasakan hak itu dan menurut dia, hak tersebut sudah cukup merata walaupun belum sepenuhnya.3. Pada tanggal 18 Oktober 2014, kami mewawancarai Fitri yang bekerja sebagai kasir di sebuah swalayan kecil di daerah cempaka putih. Dia sudah bekerja selama 3 tahun di sebuah swalayan kecil milik bos-nya, dengan jam kerja mulai dari jam 06.30-19.30. Menurut Fitri tentang hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil yang ada di pasal 28D UUD 1945, hak tersebut sudah dia rasakan selama bekerja, karna gaji yang dia terima sudah cukup dan dia juga diperlakukan secara adil. Hak tersebut juga, menurut dia, sudah merata di tempat kerjanya.4. 6 tahun sudah Rian bekerja sebagai pedagang kaki lima di daerah cempaka putih. Rian berjualan batagor selama 6 tahun, sebelumnya, dia berjualan gorengan selama kurang lebih 24 tahun. Tentang hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil yang ada di pasal 28D UUD 1945, Rian belum mengetahuinya dan beum merasakannya. Saat kami menanyakan perihal ini kepada Rian, dia merasa hak tersebut belum merata, dia berharap hak tersebut bisa dirasakan juga oleh orang kecil seperti dia, karena dia merasa diperlakukan belum adil, pernah beberapa kali dia diusir saat sedang berjualan, padahal kegiatan yang dia lakukan tidak mengganggu lalu lintas dan tidak membuat kemacetan. Kata Rian, Seharusnya pemerintah juga memikirkan dan mendengarkan hati nurani pedagang kaki lima, kalau diusir, kami kan tidak mempunyai pekerjaan lagi. Kalau mau mengusir seharusnya diberi pekerjaan yang lain. Kebanyakan pemerintah hanya memikirkan dirinya sendiri dan memikirkan orang-orang kalangan atas saja, padahal kan kami juga rakyat, seharusnya bisa adil..5. Suparjo, 10 tahun dia bekerja sebagai tukang bajaj di sekitar Cempaka Putih Tengah. Penghasilannya tidak menentu, kadang kalau sedang ramai, penghasilannya per hari bisa sampai Rp 100.000,- lebih, kalau sedang sepi terkadang hanya Rp 50.000,- per hari. Saat kami menanyakan perihal hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil yang ada di pasal 28D UUD 1945, dia belum mengetahuinya. Dia merasa pemerintah juga kurang perhatian terhadap orang kecil seperti dia, karena sebagai tukang bajaj dia merasa sudah bekerja setiap hari tetapi penghasilan untuk keluarganya masih belum cukup tetapi dia cukupkan. Kami juga menanyakan apakah ada harapan untuk pemerintah agar lebih memperhatikan dia, dan dia menjawab kalau sudah seperti ini kemungkinannya kecil, dan dia sudah tidak berharap apa-apa dengan pemerintah, sekarang pemerintah hanya memikirkan dirinya sendiri dan orang-orang kalangan atas saja.

6. Kurang lebih sudah 6 tahun Jaelani bekerja sebagai pegawai swasta, dia bekerja mulai dari jam 08.00-16.00 pada hari Senin sampai Jumat dan bekerja setengah hari pada hari Sabtu. Di tempat dia bekerja sudah mendapat gaji di atas UMR (Upah Minimum Regional). Saat kami menanyakan tentang hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil, dia sudah mengetahuinya, diberitahu saat dia awal masuk kerja. Selama bekerja disana, dia merasakan kebersamaan antar pegawai sehingga merasa nyaman selama bekerja disana, tetapi disana menggunakan sistem setoran sehingga terkadang tidak menutup kemungkinan dia kekurangan. Menurut Jaelani, hak tersebut sudah merata sekitar 80% karena masih ada yang belum merasakan hak tersebut. Harapan Jaelani, pemerintah lebih memperhatikan pegawai swasta seperti dirinya.7. Aris, sebagai juru parkir di sebuah restaurant, dia sudah menjadi juru parkir selama 3tahun, sudah berkeluarga dan merasa cukup dengan upahnya selama ini menjadi juru parkir. Ia menjalani hari-harinya selama menjadi juru parkir dengan enjoy dan nyaman-nyaman saja dengan pekerjaannya. Aris bekerja sebagai juru parkir dari pagi hingga malam hari. Dia mengatakan kalau dia sudah tahu tentang hak tersebut, dia belum terlalu merasakan hak tersebut karena dia merasa hak tersebut belum merata ke seluruh masyarakat, khususnya masyarakat kecil yang bekerja dari pagi hingga malam tetapi upahnya tidak sesuai dengan pengorbanannya saat bekerja.8. Bapak Dadang, sudah sekitar 7 tahun kerja sebagai office boy pak dadang merasa nyaman dengan pekerjaannya saat ini, mengenai hak untuk bekerja serta untuk mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil yang ada di pasal 28D UUD 1945, ia sudah tau dan sudah mengerti, dan penghasilannya sebagai office boy dia rasa sudah lumayan cukup9. Sandy Nugroho, kurir dokumen yang kebetulan sedang mengantar barang/dokumen kerumah teman kami, saat itu pun kami tanyakan perihal hak untuk bekerja serta untuk mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil yang ada di pasal 28D UUD 1945, ia sudah mengetahua karena sebelum memulai bekerja sebagai kurir, hak tersebut tercantum dalam perjanjian kontrak kerja, ujar dia. Kurang lebih ia sudah menjadi kurir selama 3 tahun ia merasa nyaman dalam pekerjaannya karna ia tidak dituntut dalam hal waktu, karna dalam sebulan ia hanya mengantar 5-9 barang/dokumen. Pendapatannya pun lumayan besar untuk seorang kurir dokumen seperti dia. Ia pun tidak merasa kesulitan dalam pekerjaannya10. Syadhi Yaka, bekerja sebagai koki, dia sudah menjadi koki selama kurang lebih 4 tahun. Dia mengatakan kalau dia merasa nyaman dengan pekerjaannya karena dia memang hobi memasak dan merasa cukup dengan gajinya sekarang. Perihal hak yang sedang kami bahas, dia sudah mengetahuinya dan sudah merasakan hak tersebut pada dirinya. Masalah sudah merata atau belum, dia belum mengetahuinya karena

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanManusia mempunyai hak untuk bekerja. Setiap orang berhak mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya. Setiap orang juga berhak bekerja pada setiap perusahaan, maupun institusi yang tentunya setiap orang tersebut juga mempunyai hak untuk mendapatkan imbalan yang sesuai dengan jabatan dan tanggung jawab atas pekerjaan yang diembannya. Setiap pekerja berhak memperoleh perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja tersebut. Secara garis besar, hak ini sudah merata tetapi belum sepenuhnya, karna masih ada masyarakat yang mengeluh tentang hak ini yang belum mereka dapatnya, kami harap pemerintah dapat membuat kebijakan sehingga seluruh masyarakat dapat merasakan hak ini dan mendapatkan penghidupan yang terbaik dalam hidupnya serta tidak ada lagi masyarakat yang merasa dirinya tidak diperlakukan secara adil dari atasannya maupun dari lingkungan kerjanya.3.2 Kritik dan saranKami menyadari dalam pembuatan makalah ini, masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu kami mohon kritik dan saran dari pembaca agar dalam pembuatan makalah berikutnya lebih baik.

Daftar Pustakahttp://anto.blog.uns.ac.idhttp://yehadianti.blogspot.comhttp://pi2nzz.blogspot.com/http://ceopoty.wordpress.comhttp://www.fimela.com/http://id.wikipedia.org/

LampiranPedoman wawancara dengan masyarakat;1. Sudah berapa lama anda bekerja sebagai ?2. Apakah anda nyaman dengan pekerjaan anda?3. Pada pukul berapa anda mulai bekerja dan selesai bekerja?4. Apakah anda tahu tentang hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil?5. Apakah anda sudah merasakan hak tersebut?6. Apakah menurut anda hak tersebut sudah dirasakan oleh seluruh masyarakat? 7. Menurut anda apakah hak tersebut perlu diubah/direvisi?Dokumentasi

1. Hendra Wahyu (Pelayan)

2. Maxi Kakerisa (Security)

3. Mbak Fitri (Kasir)

4. Pak Rian (PKL)

5. Pak Suparjo (Supir Bajaj)

6. Mas Jaelani (Pegawai Swasta)

7. Mas Aris (Juru Parkir)

8. Pak Dadang (Office Boy)

9. Sandy Nugroho (Kurir)

10. Pak Syaniyaka (Koki)20