partisipasi perempuan dalam kegiatan kelompok...

32
PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM KEGIATAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT PNPM MANDIRI PERKOTAAN DI KELURAHAN DOMPAK KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG Hettiarini Mahasiswa Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Haji Tahun 2016 ABSTRAK Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan adalah bentuk kebijakan pemerintah dalam rangka menumbuh kembangkan kemadirian masyarakat guna menekan angka kemiskinan di Indonesia, oleh karena itu partisipatif masyarakat harus berjalan dengan baik. Partisipasi ini tentunya tidak hanya diperuntukan bagi kaum laki-laki, namun perempuan juga turut serta di libatkan dalam kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan sesuai dengan prinsip-prinsip kesetaraan dan keadilan gender. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) merupakan bentuk program kegiatan yang di kelola oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kemapanan pembangunan manusia di bidang infrastruktur, social dan ,ekaonomi. KSM berjalan atas kehendak dan kebutuhan masyarakat oleh karena itu partisipasi perempuan untuk ikut di dalam kegiatan KSM sangat diharuskan.Permasalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk partisipasi perempuan dan faktor apa saja yang menjadi pendorong dan penghambat partisipasi perempuan dalam kegiatan KSM PNPM Mandiri perkotaan di Kelurahan Dompak. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif, objek penelitian ini adalah perempuan yang terlibat dalam aktifitas KSM PNPM Mandiri di Kelurahan Dompak. Dalam pengumpulan data dipergunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, kemudian analisa data dipergunakan analisis deskriptif melalui tahapan reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menujukan bahwa Partisipasi Perempuan dalam kegiatan KSM PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Dompak sudah berjalan dengan baik, hal ini tercermin dari tindakan yang telah dilakukan seperti ikut partisipasi dalam pengambilan keputusan,pelaksanaan kegiatan,pemanfaatan hasil kegiatan dan pemberian penilaian. Namun demikian dominasi keterlibatannya lebih kepada hanya keanggotaan karena masih di dominasi oleh kaum laki-laki, ini lebih dikarenakan beban ganda yang dimiliki perempuan dan dimungkinkan akan menyita waktu anggota kelompok. Ditemukannya faktor pendorong dan penghambat partisipasi perempuan yang bersumber dari faktor internal dan eksternal. Kata Kunci: Partispasi, Perempuan, KSM PNPM Mandiri Perkotaan

Upload: nguyenmien

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM KEGIATAN KELOMPOK

SWADAYA MASYARAKAT PNPM MANDIRI PERKOTAAN DI

KELURAHAN DOMPAK KECAMATAN BUKIT BESTARI

KOTA TANJUNGPINANG

Hettiarini

Mahasiswa Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Maritim Raja Haji Tahun 2016

ABSTRAK

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan adalah

bentuk kebijakan pemerintah dalam rangka menumbuh kembangkan kemadirian

masyarakat guna menekan angka kemiskinan di Indonesia, oleh karena itu

partisipatif masyarakat harus berjalan dengan baik. Partisipasi ini tentunya tidak

hanya diperuntukan bagi kaum laki-laki, namun perempuan juga turut serta di

libatkan dalam kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan sesuai dengan prinsip-prinsip

kesetaraan dan keadilan gender.

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) merupakan bentuk program kegiatan

yang di kelola oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kemapanan

pembangunan manusia di bidang infrastruktur, social dan ,ekaonomi. KSM

berjalan atas kehendak dan kebutuhan masyarakat oleh karena itu partisipasi

perempuan untuk ikut di dalam kegiatan KSM sangat diharuskan.Permasalah yang

dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk partisipasi perempuan

dan faktor apa saja yang menjadi pendorong dan penghambat partisipasi

perempuan dalam kegiatan KSM PNPM Mandiri perkotaan di Kelurahan

Dompak.

Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif, objek penelitian ini adalah

perempuan yang terlibat dalam aktifitas KSM PNPM Mandiri di Kelurahan

Dompak. Dalam pengumpulan data dipergunakan teknik wawancara, observasi

dan dokumentasi, kemudian analisa data dipergunakan analisis deskriptif melalui

tahapan reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menujukan bahwa Partisipasi Perempuan dalam kegiatan KSM

PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Dompak sudah berjalan dengan baik, hal

ini tercermin dari tindakan yang telah dilakukan seperti ikut partisipasi dalam

pengambilan keputusan,pelaksanaan kegiatan,pemanfaatan hasil kegiatan dan

pemberian penilaian. Namun demikian dominasi keterlibatannya lebih kepada

hanya keanggotaan karena masih di dominasi oleh kaum laki-laki, ini lebih

dikarenakan beban ganda yang dimiliki perempuan dan dimungkinkan akan

menyita waktu anggota kelompok. Ditemukannya faktor pendorong dan

penghambat partisipasi perempuan yang bersumber dari faktor internal dan

eksternal.

Kata Kunci: Partispasi, Perempuan, KSM PNPM Mandiri Perkotaan

2

ABSTRACT

PNPM Mandiri Perkotaan is type of government policy todevelop

indeperdence in society to make poverty number won’t become bigger in

Indonesia.that’s why people have to take a part in this

policy.Theparticipationin this policy is not only for men but women

should take participation as well based on principle of equal and justice

of gender.

KSM is a program which is organized by people for develop well

established of human in intrastructure or public utilities, social and

economic. KSM is ran based on people’s will and needs that’s why

women’s participation in KSM is a must. The issue in this research is

how women take action in KSM and what the factors that become

stimulator and obstacle of women participation in Dompak.

This research’s type is qualitative.The object is womenwho get involve in

KSM PNPM Mandiri in Dompak.In data collecting the writer uses

interview, observation an documentation.In Data analysis the writer uses

descriptive analysis through data reduction, presentation and summary.

The result of reserd shows that the women’s participatron in KSM PNPM

Mandiri perkotaan In Dompak has been good,but it’s still dominated by

KSM is economic,while In KSM in environment/infrastructure and

social,women only as a member because it’s dominated by men,it causes

of burden of women’s tasks that have possibility will waste time of other

members.The factors of stimulator and obstacle of women’sparcitipation

are found from ezternal and internal factor.

Key word : Participation, Wowen, KSM PNPM Perkotaan

A.Latar Belakang

Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri Perkotaan sebagai suatu

upaya pemerintah untuk membangun

kemandirian masyarakat dan

pemerintah daerah dalam

menanggulangi kemiskinan secara

berkelanjutan. Program ini sangat

strategis karena menyiapkan

landasan kemandirian masyarakat

berupa “Lembaga kepemimpinan

masyarakat” yang refrensif,

mengakar dan kondusif bagi

perkembangan modal sosial

(socialcapital) masyarakat di masa

3

mendatang serta menyiapkan

“Program masyarakat jangka

menengah dalam penanggulangan

kemiskinan” yang menjadi pengikat

dalam kemitraan masyarakat dengan

pemerintah daerah dan kelompok

peduli setempat.Dalam rangka

mengatasi kemiskinan secara

berlanjut, maka upaya-upaya yang

paling penting dalam pengentasan

kemiskinan harus dilakukan oleh

komunitas sendiri terutama pada

tingkat kelurahan (Sukidjo, 2009:

157-158).

Keikutsertaan peran perempuan

dalam pembangunan menimbulkan

persepsi atau pandangan yang

berbeda antar individu mengingat

bahwa konstruksi budaya telah

membentuk pola pikir masyarakat

dalam menempatkan posisi

perempuan itu sendiri di lingkungan

sosialnya.

Berdasarkan dari hasil Pemetaan

Swadaya (PS) diperoleh beberapa

permasalahan yang ada di Kelurahan

Dompak yang mencakup kondisi

sarana dan prasarana lingkungan,

ekonomi dan sosial, wilayah

kelurahan Dompak sangat

memprihatinkan dimana banyak

sekali rumah penduduk masyarakat

kesulitan air bersih, jamban keluarga

selain itu masih banyaknya jalan-

jalan yang rusak serta tidak adanya

saluran pembuangan yang memadai

sehingga menyebabkan terjadi banjir

di beberapa wilayah yang ada di

Dompak. Masalah sampah juga perlu

mendapatkan perhatian karena belum

memadainya sarana pembuangan

akhir diwilayah tersebut.

Mengingat bahwa partisipasi

perempuan dalam pembangunan

menimbulkan persepsi atau

pandangan yang berbeda antar

individu, ditambah lagi adanya beban

4

ganda yang dipikul perempuan, maka

yang ingin diteliti di sini adalah

bagaimana para perempuan

menggunakan kesempatan yang ada

untuk berpartisipasi dalam proses

pemberdayaan melalui Badan

Keswadayaan Masyarakat PNPM

Mandiri Perkotaan. Berdasarkan

uraian tersebut, penulis tertarik

mengkaji lebih dalam permasalahan

dengan mengangkat suatu judul

tentang “Partisipasi Perempuan

Dalam Kegiatan Kelompok

Swadaya Masyarakat PNPM

Mandiri Perkotaan Di Kelurahan

Dompak Kecamatan Bukit Bestari

Kota Tanjungpinang”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah

di atas, maka rumusan masalah yang

dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk partisipasi

perempuan dalam kegiatan

Kelompok Swadaya Masyarakat

PNPM Mandiri Perkotaandi

Kelurahan Dompak Kecamatan

Bukit Bestari Kota

Tanjungpinang?

2. Bagaimana faktor pendorong dan

penghambat partisipasi

perempuan dalam proses

pemberdayaan melalui kegiatan

Kelompok Swadaya Masyarakat

PNPM Mandiri Perkotaandi

Kelurahan Dompak Kecamatan

Bukit Bestari Kota

Tanjungpinang?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di

atas, maka penelitian ini bertujuan

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bentuk

partisipasi perempuan dalam

Kelompok Swadaya PNPM

Mandiri Perkotaandi Kelurahan

Dompak Kecamatan Bukit Bestari

Kota Tanjungpinang.

5

2. Untuk mengetahui faktor

pendorong dan penghambat

partisipasi perempuan dalam

Kelompok Swadaya Masyarakat

PNPM Mandiri Perkotaandi

Kelurahan Dompak Kecamatan

Bukit Bestari Kota

Tanjungpinang.

D. Kegunaan

Manfaat atau kegunaan yang dapat

diperoleh dari penelitian ini dapat

adalah:

1. Dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan dan sebagai bahan

kajian ilmiah khususnya dalam

bidang ilmu Sosiologi.

2. Penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan referensi untuk

penelitian lebih lanjut mengenai

partisipasi perempuan dalam

proses pemberdayaan.

3. Masyarakat mendapat pengertian

dan pemahaman tentang perlunya

partisipasi aktif dalam proses

pemberdayaan masyarakat

melalui kegiatan Kelompok

Swadaya Masyarakat PNPM

Mandiri Perkotaan di Kelurahan

Dompak Kecamatan Bukit Bestari

Kota Tanjungpinang.

4. Memberi masukan kepada

pemerintah untuk dapat

mengeluarkan peraturan atau

kebijakan dalam meningkatkan

partisipasi masyarakat, khususnya

partisipasi perempuan dalam

Kelompok Swadaya Masyarakat

PNPM Mandiri Perkotaandi

Kelurahan Dompak Kecamatan

Bukit Bestari Kota

Tanjungpinang.

E. Konsep Operasional

Judul penelitian yang dipilih yaitu

Partisipasi Perempuan Dalam

Kelompok Swadaya Masyarakat

PNPM Mandiri Perkotaan Di

Kelurahan Dompak Kecamatan

Bukit Bestari Kota Tanjungpinang,

6

Untuk membatasi konsep penulisan

mendeskripsikan keikutsertaan

perempuan dalam bentuk partisipasi

dalam Kelompok Swadaya

Masyarakat PNPM Mandiri

Perkotaan.

1. Konsep Partisipasi

Mengacu pada pendapat yang

dikemukakan oleh F. Cohen dan

Uphoff (Soepomo, 1992: 132-133)

yang dapat diuraikan sebagai berikut

:

1. Partisipasi dalam bentuk

pengambilan keputusan

Partisipasi masyarakat dalam

pengambilan keputusan

dimaksudkan untuk keputusan yang

menyangkut rencana kegiatan yang

dapat dilihat dari dua aspek yaitu :

a. Frekuensi menghadiri rapat

yang khususnya

membicarakan masalah

rencana pembangunan.

b. Tindakan yang dilakukan

masyarakat dalam rapat-rapat.

Tindakan ini dapat berwujud

mengikuti jalannya rapat

dengan baik,

menyumbangkan ide-ide,

gagasan, mengajukan usul,

atau saran-saran dalam rapat

desa, memberikan tanggapan

atau kritik terhadap masalah-

masalah yang dibicarakan

serta ikut memberikan

suaranya dalam pengambilan

keputusan.

2. Partisipasi dalam bentuk

pelaksanaan kegiatan

Partisipasi dalam bentuk

pelaksanaan kegiatan ini dapat

dilihat dari dua aspek yaitu :

a. Keikutsertaan secara

langsung dalam pelaksanaan

pembangunan misalnya

keikutsertaan dalam

7

pembuatan jalan, pembuatan

pos ronda dan lain-lain.

b. Keikutsertaan secara tidak

langsung tetapi membantu

secara sepenuhnya dalam

pelaksanaan pembangunan

yakni dalam bentuk

sumbangan material seperti

pasir, batu dan sebagainya

serta sumbangan dana

(biaya).

3. Partisipasi dalam bentuk

memanfaatkan hasil

Partisipasi masyarakat dalam

memanfaatkan serta menikmati hasil

pembangunan yakni :

a. Ikut serta dalam

memanfaatkan fasilitas umum

seperti fasilitas sekolah,

fasilitas klinik dan

sebagainya.

b. Ikut serta dalam menikmati

manfaat secara pribadi seperti

merasa puas terhadap hasil

pembangunan yang telah

tercapai, merasa aman di

dalam hidup bemasyarakat,

serta memperoleh kehidupan

masa depan yang lebih baik.

4. Partisipasi dalam bentuk penilaian

Partisipasi dalam bentuk

penilaian hasil-hasil pembangunan

dapat dilihat dalam tiga aspek yakni:

a. Tanggapan masyarakat

terhadap tindakan hasil-hasil

pelaksanaan pembangunan

dan rumusan keputusan.

b. Tanggapan masyarakat

terhadap tindakan

pembangunan dengan

rencana yang telah ditentukan

baik dari segi waktu, biaya,

dan tempat.

c. Keterlibatan dalam

menanggapi sesuai tidaknya

dengan kebutuhan

masyarakat.

2. Perempuan

8

Dalam konsep jenis kelamin

(seks), istilah perempuan dapat

diartikan sebagai sosok yang

memiliki alat reproduksi seperti

rahim dan saluran untuk melahirkan,

memproduksi sel telur, memiliki

vagina dan mempunyai alat untuk

menyusui. Sementara itu, menurut

konsep gender, perempuan

merupakan sosok yang lemah

lembut, cantik, emosional, irrasional,

sabar, cengeng, dan keibuan (Fakih,

2004:7). Dalam pembahasan ini

digunakan analisis gender perspektif

Longwe. Perempuan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah

perempuan di Kelurahan Dompak

Kecamatan Bukit Bestari Kota

Tanjungpinang yang ikut terlibat

dalam Kelompok Swadaya

Masyarakat program PNPM Mandiri

Perkotaan.

3. Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM)

Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) adalah kelompok

yang dibentuk oleh sekelompok

orang dalam masyarakat yang

disingkronisasikan dengan program

kegiatan pemberdayaan masyarakat

PNPM Mandiri Perkotaan.

Kelompok terdiri dari tiga bidang

kegiatan keswadayaan yaitu KSM

Bidang Lingkungan/Infrastruktur,

KSM Bidang Sosial dan KSM

Bidang ekonomi Kreatif.

4. PNPM Mandiri Perkotaan

Berdasarkan Pedoman Umum

PNPM Mandiri Perkotaan, yang

dimaksud PNPM Mandiri Perkotaan

adalah program nasional dalam

wujud kerangka kebijakan sebagai

dasar dan acuan pelaksanaan

program-program penanggulangan

kemiskinan berbasis pemberdayaan

masyarakat di perkotaan. PNPM

Mandiri Perkotaan dilaksanakan

melalui

9

harmonisasidanpengembangan

sistem serta mekanisme dan prosedur

program, penyediaan pendampingan

dan pendanaan stimulan untuk

mendorong prakarsa dan inovasi

masyarakat dalam upaya

penanggulangan kemiskinan secara

berkelanjutan (DirektoratCipta

Karya,2010; 5). PNPM Mandiri

Perkotaan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah PNPM Mandiri

Perkotaan yang telah terlaksana di

Kelurahan Dompak Kecamatan

Bukit Bestari Kota Tanjungpinang.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini

digunakan pendekatan kualitatif,

yaitu penulis menggambarkan

kondisi objektif tentang partisipasi

Perempuan dalam Kelompok

Swadaya Masyarakat PNPM Mandiri

Perkotaan Di Kelurahan Dompak

dalam bentuk data dan fakta

dilapangan, sehingga nantinya dapat

memberikan gambaran dan

penjelasan yang jelas dan logis.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di

Kelurahan Dompak Kecamatan

Bukit Bestari Kota Tanjungpinang.

Lokasi penelitian dipilih karena

kelurahan ini merupakan salah satu

Kelurahan yang terkena program

pemerintah yaitu Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri Perkotaan sejak tahun 2009

sampai dengan 2013, sudah ada 58

Kelompok Swadaya Masyarakat

(KSM) yang dibentuk oleh

masyarakat dalam rangka

mendukung program PNPM Mandiri

Perkotaan di Kota Tanjungpinang.

Kegiatan yang dilaksanakan

berorientasi Pembangunan Prasarana

Lingkungan, Kegiatan Sosial

(Santunan Pendidikan, Kesehatan

dan Anak Yatim), dan kegiatan

10

pengembangan ekonomi produktif

berupa pemberian bantuan dana

hibah dan bergulir.Sebenarnya

kegiatan tersebut diatas merupakan

Program Pengentasan Kemiskinan

diperkotaan (P2KP) yangsekarang

dirubah namanya menjadi PNPM

Mandiri Perkotaan. Pemberdayaan

yang melibatkan partisipasi

masyarakat telah dilakukan yang

didalamnya termasuk perempuan,

sehingga dapat dilihat atau dinilai

seberapajauh partisipasi perempuan

dalam kegiatan Kelompok Swadaya

Masyarakat PNPM Mandiri

Perkotaan.

3. Informan Penelitian

Adapun informan dalam

penelitian ini adalah para perempuan

di Kelurahan Dompak yang

berpartisipasi langsung dalam

Kelompok Swadaya Masyarakat

PNPM Mandiri Perkotaan, dalam hal

ini adalah perempuan pengurus

PNPM sebanyak 10 orang. Selain

informan tersebut di atas, peneliti

mengambil informan kunci (key

informan) yaitu Kepala Kelurahan

Dompak dan Sekretaris Lurah.

Penetapan informan ini didasarkan

atas pertimbangan bahwa mereka

mengetahui partisipasi perempuan

melalui PNPM Mandiri Perkotaan.

Adapun teknik penarikan

informan adalah dengan

menggunakan teknik Random

Sampling, dengan pertimbangan

bahwa informan yang ditunjuk

mengetahui serta memahami masalah

dan tujuan penelitian ini, dengan ciri-

ciri informan adalah masyarakat

yang terlibat secara langsung dalam

proses perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan.

4. Jenis Data dan Sumber Data

Untuk memperoleh data yang

relevan atau yang sesuai dengan

11

tujuan penelitian ini, maka peneliti

mengambil dari dua sumber data:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang

langsung diperoleh melalui

responden. Data ini diperoleh

melalui wawancara yang

berisi pertanyaan mengenai

pengetahuan tentang

partisipasi perempuan dalam

kegiatan kelompok swadaya

masyarakat PNPM Mandiri

dan melalui observasi.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data

yang diperoleh atau

dikumpulkan oleh peneliti

dari sumber-sumber yang

telah ada atau data yang

diambil melalui keterangan

atau informasi yang

diinginkan serta diperlukan

untuk memperjelas data atau

permasalahan yang akan

diteliti. Data Sekunder

diperoleh dari data-data

berupa brosur, buku, majalah

dan dokumen-dokumen lain

yang berhubungan dengan

penelitian.

5. Teknik Dan Alat Pengumpulan

Data

Teknik yang dipergunakan

untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah:

1. Studi kepustakaan (Library Studi)

yaitu cara memperoleh data

dengan mempelajari literatur

laporan dan bahan tertulis lainnya

yang ada hubungannya dengan

judul penelitian.

2. Penelitian lapangan (Field

Reseach) yaitu cara memperoleh

data dengan melalukan penelitian

langsung di lapangan. Penelitian

ini dilakukan untuk memperoleh

data primer melalui teknik :

12

3. Observasi yaitu melakukan

pengamatan langsung di lokasi

penelitian terutama dalam

kaitannya dengan partisipasi

perempuan dalam Kelompok

Swadaya Masyarakat Program

Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri

Perkotaan.

4. Wawancara yaitu mengadakan

wawancara langsung dengan

informan. Dalam wawancara ini

digunakan pedoman wawancara

yang telah disusun secara

sistematis berdasarkan

permasalahan yang diteliti untuk

memperoleh gambaran mengenai

partisipasi perempuan dalam

pelaksanaan Kelompok Swadaya

Masyarakat Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Perkotaan.

5. Dokumentasi yaitu sumber

informasi yang berupa bukti

tertulis mengenai karakteristik

lokasi penelitian baik berupa

dokumentasi pribadi maupun

dokumenatsi resmi.

G. Teknik Analisa Data

Analisis data kualitatif adalah upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan

menemuka pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari,

dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain. Proses

berjalan sebagai berikut mencatat,

mengumpulkan, memilah-milah,

mensintesiskannya, membuat ikhtisar

dan berpikir, dengan jalan membuat

agar kategori data itu mempunyai

makna, mencari dan menemukan

pola dan hubungan-hubungan dan

membuat temuan-temuan umum.

H. Pembahasan

13

Bentuk Partisipasi Perempuan

dalam Kelompok Swadaya

Masyarakat di Kelurahan

Dompak.

KSM di bentuk sekumpulan orang

yang menghimpun diri secara

sukarela dalam kelompok

dikarenakan adanya ikatan

pemersatu, yaitu adanya visi,

kepentingan dan kebutuhan yang

sama, sehingga dalam kelompok

tersebut memiliki kesamaan tujuan

yang ingin dicapai bersama. Proses

pembentukan sendiri dilakukan

memalui rapat anggota yang

dibuktikan dengan berita acara rapat,

pembentukan kelompok di damping

oleh pegawai pendamping PNMP

mandiri Perkotaan Kelurahan

Dompak. Seperti yang disampaikan

oleh pendamping PNPM Mandiri

Kelurahan Dompak Ugi Idrus, SE:

“Tugas Pendamping adalah

memberikan pengarahan dan

bimbingan serta pengawasan

terhadap KSM yang menerima

manfaat bantuan,selain itu

pendamping diupayakan berperan

memberikan petunjuk dan arahan

kepada masyarakat membentuk

kelompok KSM” (hasil wawancara

21 April 2014).

Dalam keterlibatan

perempuan dalam KSM PNPM

Mandairi Perkotaan hendaknya orang

yang mahu dan punya kesadaran

serta kepedulian dalam

mengembangkan usaha kelompok,

artinya harus siap waktu dan pikiran

untuk membesarkan kelompoknya.

Ini disampaikan oleh Lurah Dompak

Bapak Ahmad Yani:

“KSM ini kan bentukan masyarakat

yang membutuhkan kerja sama dan

kekompakan,biasanya perempuan

kurang dominan dalam memainkan

perannya, kan perempuan

dimungkinkan banyak pekerjaan

lainnya sedangkan KSM ini

kelompok swadaya, oleh sebab itu

perempuan yang terlibat di

dalamnya diharapkan mempunyai

kesadaran dan punya kepedulian

untuk itu” (hasil wawancara, 21

April 2014)

Berdasarkan wawancara di atas

menujukkan bahwa untuk

memperoleh partisipasi perempuan

dalam KSM merupakan hal yang

14

susah. Hal ini dikarenakan adanya

beban ganda yang dimiliki oleh

perempuan, sehingga hanya

perempuan yang mempunyai

kesadaran bahwa mereka juga

mempunyai potensi untuk ikut serta

berpartisipasi dan perempuan yang

mempunyai kepedulian untuk ikut

serta memajukan desa dalam bidang

sosial, ekonomi, maupun lingkungan

yang mau tergabung menjadi

anggota KSM.

Adapun bentuk-bentuk

partisipasi perempuan dalam

Kelompok Swadaya Masyarakat

PNPM Mandiri Perkotaan di

Kelurahan Dompak Kecamatan

Bukit Bestari Kota Tanjungpinang

sebagai berikut :

1. Partisipasi Dalam Bentuk

Pengambilan Keputusan

Sebagaimana kita ketahui

bahwa sebelum menjalankan sebuah

programKelompok Swadaya

Masyarakat, maka langkah yang

pertama kali ditempuh adalah

memusyawarahkan atau

membicarakan bersama tentang

rencana pembangunan ke depannya

agar keputusan yang dikeluarkan

sesuai dengan kebutuhan masyarakat

dan kehendak semua peserta

musyawarah, tak terkecuali pihak

perempuan sebagai salah satu pihak

peserta rapat. Hal tersebut penting

karena perencanaan pembangunan

merupakan proses pemikiran dan

penentuan secara matang daripada

hal-hal yang akan dilakukan sebagi

bentuk upaya untuk melakukan

perubahan-perubahan menjadi lebih

baik. Karena perubahan yang

dimaksud adalah menuju arah

peningkatan dari keadaan semula,

menjadi lebih baik dengan melalui

usaha yang dilakukan oleh

sekelompok masyarakat tersebut.

15

Kondisi di atas, juga

diterapkan oleh pengurus Kelompok

Swadaya Masyarakat PNPM Mandiri

Perkotaan di Kelurahan Dompak

Kecamatan Bukit Bestari Kota

Tanjungpinang, bahwa setiap saat

ada rencana program pembangunan

oleh pengurus, maka semua pihak

tersebut tentunya akan mengggelar

rapat pengurus, sebagaimana yang

diungkapkan oleh salah seorang

pengurus Kelompok Swadaya

Masyarakat PNPM Mandiri

Perkotaan di Kelurahan Dompak

Kecamatan Bukit Bestari Kota

Tanjungpinang, Rina (30), bahwa :

“Selama menjadi Anggota Kelompok

Swadaya Masyarakatdi tempat ini,

saya merasa sangat terlibat dengan

semua bentuk program yang

dicanangkan oleh PNPM. Saya

mengatakan demikian karena saya

selalu dilibatkan oleh pengurus

dalam rapat pembahasan agenda

program pembangunan. Tentunya,

dalam rapat tersebut bahwa semua

pendapat peserta rapat yang hadir

akan ditampung dan

dipertimbangkan semua

pendapatnya, termasuk pendapat-

pendapat ataupun saran-saran saya

dalam rapat seperti ketika rapat

pembuatan sumur umum dimana

saya meminta sumur umum tersebut

tidak terbuka atau setidaknya dibuat

tembok untuk menutupi kaum

perempuan yang sedang mengambil

air di sumur tersebut, dan hal itu

sebagai bentuk perwakilan suara

dari pihak perempuan. Dengan

demikian, saya sebagai perempuan

tentunya merasa ikut menentukan

sebuah keputusan dalam rapat-rapat

tersebut. Hal tersebut terjadi pada

saat-saat rapat pembahasan rencana

program dan di dalamnya tentu

terdapat pengambilan keputusan”.

(wawancara, 10 Juli 2014).

Dari informasi yang

diungkapkan oleh informan di atas,

kita bisa mendapatkan gambaran

bahwa di Kelurahan Dompak

kaitannya dengan partisipasi

perempuan dalam pengambilan

keputusan dari pengurus Kelompok

Swadaya Masyarakat PNPM Mandiri

Perkotaan, selalu dilibatkan di

dalamnya. Hal ini sangat ideal ketika

diterapkan secara terus menerus oleh

sebuah lembaga pemberdayaan

masyarakat dalam hal ini dalam

upayanya mensejahterakan

masyarakat, karena untuk

16

melengkapi pendapat dari mayoritas

laki-laki.

Dengan demikian, partisipasi

tersebut ditentukan oleh intensitas

pertemuan dalam rapat yang digelar,

sehingga menghasilkan yang

namanya keputusan tak terkecuali

perempuan yang terlibat di dalamnya

sebagai anggota atau pengurus

Kelompok Swadaya Masyarakat

PNPM Mandiri Perkotaan,

sebagaimana yang dikemukakan oleh

salah satu pengurus Kelompok

Swadaya Masyarakat PNPM di

Kelurahan Dompak, Marlina (40)

bahwa:

“Sebagai pengurus, kami pun

merasa punya tugas dan wewenang

layaknya pengurus laki-laki. Dalam

perjalanannya, setiap kali ada

program terbaru yang akan

dilaksanakan kami ikut mengambil

andil menentukan keputusan

mengenai program tersebut. Hal ini

dikarenakan kami sebagai pihak

perempuan juga merupakan unsur

penentu keputusan kelompok”.

(wawancara, 10 Juli 2014).

Keterangan di atas, semakin

memperjelas posisi perempuan

sebagai pengurus Kelompok

Swadaya Masyarakat PNPM Mandiri

Perkotaan yang tidak perlu diragukan

lagi, karena ternyata setiap kali ada

rencana pembahasan program

pembangunan, maka tanpa harus

diberitahu terlebih dahulu pengurus

dari pihak perempuan sudah tau akan

kedudukannya sebagai salah satu

penentu keputusan. Tentunya, semua

program yang ada, terkhusus

program-program yang idealnya

pantas dilaksanakan oleh perempuan

pun dijalankan oleh kelompok

wanita ini dalam PNPM, seperti

kepengurusan pemberian dana

bergulir di Kelurahan Dompak.

2. Partisipasi Dalam Bentuk

Pelaksanaan Kegiatan

Partisipasi masyarakat

merupakan jiwa dari pemberdayaan

masyarakat. Pembangunan yang

memberdayakan adalah

pembangunan yang membebaskan

masyarakat dari ketergantungan atas

17

pelayanan pembangunan itu sendiri.

Oleh karena itu partisipasi dalam

pembangunan harus melalui

penumbuhan kemauan, kemampuan,

dan rasa percaya diri masyarakat.

Pola pembangunan

partisipatif adalah pola pembangunan

yang mendudukkan masyarakat, baik

secara individu atau kelompok,

sebagai pelaku utama dan penentu

keputusan dan tindakan

pembangunan. Hubungannya dengan

partisipasi perempuan dalam bentuk

pelaksanaan kegiatan Kelompok

Swadaya Masyarakat PNPM Mandiri

Perkotaan di Kelurahan Dompak,

maka tentunya harus melewati yang

namanya perencanaan program

terlebih dahulu. Dalam usaha

perencanaan program, dituntut

adanya kesiapan dari masyarakat dan

Kelurahan dalam menyelenggarakan

pertemuan-pertemuan musyawarah

secara swadaya dan menyiapkan

kader-kader Kelurahan yang bertugas

secara sukarela serta adanya

kesanggupan untuk mematuhi dan

melaksanakan ketentuan dalam

kelompok. Dalam hal ini tidak

terlepas dari keterlibatan pihak

perempuan, dimana pihak ini mampu

menopang suksesnya program

PNPM ke depannya.

Berdasarkan wawancara

dengan salah seorang informan

penelitian di Kelurahan Dompak,

Ugi Idrus, SE(35), mengatakan

bahwa :

“sebagai seorang fasilitator PNPM

untuk Kelurahan Dompak, tentunya

tugas saya adalah memberikan

pelayanan semaksimal mungkin

terkait dengan pembinaan yang

berhubungan dengan kebutuhan-

kebutuhan perencanaan maupun

pelaksanaan program Kelompok

Swadaya MasyarakatPNPM, dan hal

ini saya jalani secara rutin karena

amanah lembaga pemberdayaan

masyarakat”. (wawancara, 12 Juli

2014).

Berdasarkan hasil wawancara

tersebut, maka kita dapat mengetahui

bahwa ternyata di Kelurahan

18

Dompak, keterlibatan perempuan

dalam rencana program dalam

Kelompok Swadaya Masyarakat

sangat dibutuhkan karena mereka

dianggap mampu mengerjakan yang

tidak dapat dikerjakan oleh pihak

laki-laki. Hal ini sejalan dengan

pendapat dari pengurus Kelompok

Swadaya Masyarakatlainnya di

Kelurahan Dompak, Musa (35),

bahwa :

“ada sebagian program Kelompok

Swadaya Masyarakat PNPM di

kelurahan ini yang memang hanya

dapat dikerjakan oleh perempuan

bukan laki-laki. Program yang

dimaksud seperti kegiatan,

pengembangan jiwa kreatifitas pada

ibu-ibu rumah tangga dan lain

sebagainya” (wawancara, 21 April

2014).

Keterangan di atas,

menunjukkan bahwa ada sebagian

program Kelompok Swadaya

Masyarakatyang diselenggarakan di

Kelurahan Dompak yang tidak dapat

dijalankan oleh pengurus lain selain

pengurus pihak perempuan, seperti

pelaksanaan kegiatan ibu-ibu PKK,

dan program lainnya yang bernuansa

perempuan. selain itu, berdasarkan

keterangan di atas pula maka

pengurus dari pihak perempuan

harus mampu menjalankan tugas dan

fungsinya layaknya sebagai pengurus

agar amanah yang diberikan kepada

mereka dapat mereka emban dengan

penuh rasa tanggung jawab.

Dari keterangan informan di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa

partisipasi perempuan dalam

kegiatan Kelompok Swadaya

MasyarakatPNPM Perkotaan di

Kelurahan Dompak terwujud dalam

peran pihak perempuan serta

kesungguhan mereka dalam

menjalankan program tersebut. Hal

ini sesuai dengan pernyataan Lurah

Dompak bapak Ahmad Yani (43),

bahwa :

“Dalam perencanaan program

Kelompok PNPM dibutuhkan

kesungguh-sungguhan para anggota

pengelola baik itu laki-laki maupun

perempuan, agar program tersebut

tepat sasaran sehingga mendapatkan

19

hasil yang optimal”. (wawancara, 21

April 2014).

Pernyataan Lurah Dompak di

atas, semakin memperkuat posisi

perempuan dalam Kelompok

Swadaya Masyarakat, karena secara

tidak langsung ketika menyinggung

program Pembangunan maka disitu

pulalah terdapat peran perempuan.

Adapun bentuk implementasinya

adalah dengan Musyawarah bersama

anggota, yakni musyawarah yang

dihadiri oleh anggota perempuan dan

laki-laki yang dilakukan dalam

rangka membahas gagasan-gagasan

dan menetapkan usulan kegiatan.

Usulan yang disampaikan perlu

mempertimbangkan hasil penggalian

gagasan sebelumnya. Usulan hasil

musyawarah tersebut selanjutnya

dilaporkan ke musyawarah

perencanaan untuk disahkan sebagai

bagian dari usulan kegiatan

Kelompok.

Hal di atas senada dengan

pemaparan salah seorang informan

yang bertugas sebagai UPK (Unit

Pengelola Kegiatan) PNPM di

Kecamatan Bukit Bestari, Sri Rian

Dewi (37) yakni :

“Bentuk keterlibatan atau

pemberdayaan perempuan dalam

kegiatan Kelompok Swadaya

Masyarakat program PNPM

Perkotaan. Dalam hal ini saya

berusaha mengaspirasikan semua

kebutuhan maupun kepentingan

kaum perempuan dalam pelaksanaan

program yang akan disalurkan”.

(wawancara, 14 Juli 2014).

Dari pengakuan informan di

atas, merupakan bukti

diberdayakannya perempuan dalam

pelaksanaan kegiatan Kelompok

Swadaya Masyarakat PNPM

Perkotaan khususnya di Kelurahan

Dompak. Selain itu, pemberdayaan

perempuan ini tentunya sesuai

dengan Petunjuk Teknis Operasional

(PTO) Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

yang sudah diatur sedemikian rupa,

misalnya untuk menjamin kualitas

20

pelaksanaan kegiatan yang tetap

mengacu pada prinsip dan

mekanisme PNPM Mandiri

Perkotaan, maka perlu adanya

persiapan pelaksanaan yang matang

dan terencana. Persiapan

pelaksanaan ini lebih ditujukan

kepada aspek sumber daya manusia,

termasuk perempuan yang

merupakan salah satu unsur

keanggotaan dan pengurus dalam

KSM PNPM Perkotaan serta seluruh

pelaku PNPM Mandiri Perkotaan

pada umumnya.

3. Partisipasi Dalam Bentuk

Pemanfatan Hasil

Pembangunan

Tak kalah menariknya,

bahwa dalam setiap rencana serta

pelaksanaan program pembangunan

yang dicanangkan oleh Kelompok

Swadaya Masyarakat PNPM Mandiri

Perkotaan, maka akan tiba gilirannya

memanfaatkan hasil pembangunan

tersebut. Hal ini merupakan sesuatu

hal yang wajar karena sudah

merupakan buah atau hasil keringat

yang telah mereka lakukan.

Hal demikian tentunya dapat

dirasakan oleh siapa saja dalam

masyarakat, termasuk para anggota

dan pengurus tak terkecuali pihak

perempuaan yang terdapat di

dalamnya, seperti yang diungkapkan

oleh salah seorang informan dalam

penelitian ini, Kariah (30), bahwa :

“Saya senang dan bangga melihat

dan merasakan sendiri semua hasil

jerih payah kami dalam

melaksanakan kegiatan dalam

kelompok. ini adalah salah satu hasil

dari partisipasi kami sebagai pihak

perempuan. Dengan demikian, maka

kami pun mencoba memanfaatkan

hasil program tersebut”

(wawancara, 10 Juli 2014).

Sukasih (36) salah seorang informan

turut menyatakan, bahwa:

“Saya senang dapat menyaksikan

dan merasakan hasil pembangunan

seperti pembuatan

sumur,pembuatan bak air,

penerangan dimana pembangunan-

pembangunan tersebut sangat

bermanfaat bagi masyarakat dan

khususnya kaum perempuan karena

21

pembangunan tersebut dapat

mempermudah tugas-tugas kami”

(wawancara, 10 Juli 2014)

Ratna (40) informan penelitian ini

mengungkapkan, bahwa:

“Sebagai seorang ibu saya

bersyukur atas pembangunan yang

dilakukan di Dompak. Ini sangat

mempermudah saya melakukan

pekerjaan sehari-hari dan juga

menjaga dan mendidik anak-anak

saya.”

(Wawancara, 10 Juli 2014)

Lina (38) menjelaskan :

“Saya gembira sekali karena

masyarakat Kelurahan Dompak

dapat merasakan adanya

penerangan, adanya pelantar yang

mempermudah hubungan dan masih

banyak hal lagi yang telah dilakukan

oleh KSM PNPM Mandiri”

(Wawancara, 14 Juli 2014)

Dari keterangan di atas, kita

dapat mengetahui bahwa apa yang

dirasakan oleh pihak perempuan

dengan hasil kegiatan mereka dalam

Kelompok Swadaya Masyarakat.

Bukan hanya secara kelembagaan

manfaat yang diperoleh oleh pihak

perempuan tesebut, tapi juga secara

pribadi mereka mendapatkan

kepuasan tersendiri. Hal ini berkaitan

dengan partisipasi masyarakat tak

terkecuali perempuan dalam

masyarakat, hubungannya dengan

partisipasi masyarakat dalam

memanfaatkan serta menikmati hasil

pembangunan, dalam hal ini adalah

ikut serta dalam menikmati manfaat

secara pribadi seperti merasa puas

terhadap hasil pembangunan yang

telah tercapai, merasa aman di dalam

hidup bemasyarakat, serta

memperoleh kehidupan masa depan

yang lebih baik.

4. Partisipasi Dalam Bentuk

Penilaian

Partisipasi permpuan dalam

kegiatan Kelompok Swadaya

Masyarakat PNPM Mandiri

Perkotaan mutlak adanya.

Keterlibatan perempuan dalam

kegiatan kelompok sebagai pelaku

pembangunan bisa secara langsung

dan bisa juga melalui aspirasi yang

dijaring dari pihak perempuan. Agar

hasil serap aspirasi berdaya guna dan

22

berhasil guna tinggi, maka perlu

adanya penyadaran yang terus-

menerus, agar aspirasi masyarakat

tidak menghasilkan daftar keinginan,

melainkan menghasilkan daftar

kebutuhan prioritas anggota

kelompok sehingga

menumbuhkembangkan sikap

keberdayaan, dan kemandirian yang

nyata.

Hal tersebut, senada dengan

penilaian petugas UPK PNPM, Sri

Rian Dewi (37) terkait dengan

program PNPM yang telah

dilaksanakan di Kelurahan Dompak,

yakni :

”saya menilai, kelompok swadaya

masyarakat yang ada di kelurahan

dompak ini sudah memberikan

dampak dan perubahan yang positif

terhadap masyarakat di sini,

meskipun hasilnya belum terlalu

maksimal. Akan tetapi, dengan

begitu paling tidak hal ini sudah

memberikan sesuatu yang berarti

bagi masyarakat dan sudah menjadi

tugas dan wewenang kami sebagai

pengelola mengembangkan program

tersebut dengan melihat kekurangan

yang timbul di lapangan”.

(wawancara, 14 Juli 2014).

Maimun (32) ikut juga mengatakan:

”Menurut saya, kehadiran KSM

PNPM Mandiri ini sangat berguna

dan bermanfaat dalam pembangunan

kelueahan ini dan juga dapat

meningkatkan pengatahuan

masyarakat setempat”

(Wawancara, 14 Juli 2014)

Hal senaada turut dikatakan oleh

Khatijah (40):

”KSM PNPM Mandiri

kelurahan Dompak sudah bekerja

maksimal, walaupun hasilnya belum

dapat kami nikati secara maksimal

namun kami sangat berterima kasih

atas apa yang telah dilakukan oleh

pengurus.”

(Wawancara , 14 Juli 2014)

Keterangan informan di atas,

menunjukkan bahwa program

Kelompok Swadaya Masyarakat

yang ada di Kelurahan dompak telah

memberikan dampak yang positif

terhadap aktifitas masyarakat,

meskipun masih belum sepenuhnya

optimal berjalan..

Dari semua informasi di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa

bentuk partisipasi perempuan dalam

bentuk penilaian dan pengembangan

hasil pelaksanaan dalam Kelompok

23

Swadaya Masyarakat PNPM Mandiri

Perkotaan di Kelurahan Dompak,

tertuang dalam hal penilaian mereka

terhadap semua hasil-hasil yang telah

dilaksanakan. Perempuan sebagai

salah satu bagian dari masyarakat

tidak terlepas dari peranannya

sebagai salah satu penilai dan

pengembang dalam pembangunan.

Tentunya penilaian itu akan

dijadikan sebagai pegangan bagi

anggota Kelompok Swadaya

Masyarakat untuk merumuskan

program kegiatan selanjutnya. Hal

ini sesuai dengan kenyataan bahwa

dalam kegiatan pembangunan

partisipatif, masyarakat seharusnya

menjadi pelaku utama dan penentu.

Artinya aspirasi, kepentingan,

kemauan, dan kemampuan

masyarakatlah yang menjadi

landasan pembangunan.

Faktor Pendorong Dan

Penghambat Partisipasi

Perempuan Dalam Kelompok

Swadaya Masyarakat PNPM

Mandiri Perkotaan

Keterlibatan atau partisipasi

perempuan dalam proses

pemberdayaan dalam Kelompok

Swadaya Masyarakat PNPM Mandiri

Perkotaan di Kelurahan Dompak,

memiliki faktor-fektor tertentu

sebagai faktor pendorong dan faktor

penghambat. Adapun faktor-faktor

tersebut akan diuraikan sebagai

berikut:

1. Faktor pendorong

Kehadiran program

Kelompok Swadaya Masyarakat

PNPM Mandiri Perkotaan di

Kelurahan Dompak menjadi

pembuka bagi keikutsertaan

perempuan secara langsung pada

pembangunan melalui

pemberdayaan. Hal ini diperkuat

dengan persyaratan dalam

manajemen program yang

mengharuskan adanya keterlibatan

24

perempuan dalam setiap kegiatan

yang dilaksanakan, dari 3077 orang

pendudukdi kelurahan Dompak,

jumlah penduduk perempuan 1479

orang sedangkan laki-laki berjumlah

1958, dari segi kuantitas perempuan

di kelurahan Dompak boleh

dikatakan berimbang jumlahnya

dengan laki laki.

Kemauan perempuan untuk

ikut berpartisipasi atau bergabung

dalam Kelompok Swadaya

Masyarakat melalui PNPM Mandiri

Perkotaan yang hadir di Kelurahan

Dompak tidak lepas dari adanya

faktor pendorong. Menurut hasil

wawancara kami terhadap informan

sebagai berikut:

Ana (27) mengungkapkan:

“Dengan adanya KSM PNPM

Mandiri Kelurahan Dompak ini

membuat kami sadar tentang

pentingnya pembangunan dan kami

juga dapat berpartisipasi dalam

pembangunan Kelurahan kami.

(Wawancara, 14 Juli 2014).

Kamariah (30) turut menyatakan:

“Saya bangga bisa berpartisipasi

aktif dalam KSM PNPM Mandiri di

Kelurahan Dompak ini. Ini semua

berkat dorongan dan juga dukungan

keluarga terutama suami saya yang

ingin melihat istrinya mempunyai

kegiatan dan dapat pengalaman.

(Wawancara, 14 Juli 2014)

Mardiah (34) menyatatakan:

“Dengan adanya KSM PNPM

Mandiri ini memberi peluang saya

untuk dapat terlibat didalam

pembangunan dan juga dapat

membantu meningkatka

perekonomian keuarga saya”

(Wawancara, 14 Juli 2014)

Dari hasil beberapa

wawancara diatas dapat disimpulkan,

adapun faktor pendorong partisipasi

perempuan antara lain:

1) Kesadaran untuk membangun

daerah

Anggota Kelompok Swadaya

Masyarakat PNPM Mandiri

Perkotaan merupakan masyarakat

yang mempunyai kesadaran dan

kepedulian untuk berpartisipasi.

2) Adanya dukungan dari suami

Keterlibatan perempuan

dalam Kelompok Swadaya

Masyarakat PNPM Mandiri

25

Perkotaan di Kelurahan Dompak

dilengkapi adanya dukungan dari

suami. Dalam hal ini, berkaitan

dengan konsep sosial gender yang

patriarkis yang dianut oleh

masyarakat khusnya budaya melayu.

Secara tradisi, peran masing-masing

anggota keluarga sangat ditentukan

oleh struktur kekuasaan laki-laki

(suami) sebagai kepala keluarga

yang secara hierarkis memiliki

kewenangan paling tinggi dalam

keluarga.

3) Adanya peluang atau kesempatan

keterlibatan unsur perempuan

Kehadiran perempuan dalam

Kelompok Swadaya Masyarakat

PNPM Mandiri Perkotaan di

Kelurahan Dompak merupakan suatu

kesempatan bagi perempuan untuk

ikut serta dalam berpartisipasi.

Melalui keterlibatannya ke dalam

anggota KSM bidang ekonomi

misalnya, mereka merasa

mempunyai kesempatan untuk dapat

meningkatkan kesejahteraannya,

karena dalam program ekonomi yang

berwujud pinjaman bergulir ini

mereka akan terbantu dengan adanya

pinjaman uang untuk menambah

modal usahanya.

2. Faktor Penghambat

Keterlibatan perempuan

dalam Kelompok Swadaya

Masyarakat PNPM Mandiri

Perkotaan di Kelurahan Dompak ini

tidak hanya berlandaskan pada faktor

pendorong saja, tetapi dalam

keterlibatannya mereka juga

mengalami kendala-kendala.

Kendala-kendala ini kemudian akan

diuraikan sebagai sub faktor

penghambat partisipasi perempuan

dalam proses pemberdayaan yang

dapat dilihat dari wawancara berikut

ini:

Ratna (38) mengungkapkan:

“Saya senang bisa terlibat langsung

dalam KSM PNPM Mandiri ini,

26

namun karena saya sebagai seorang

istri dan juga seorang ibu terkadang

sulit bagi saya untuk membagi waktu

saya”

(Wawancara, 14 Juli 2014)

Sedangkan salah seorang informan

yang bernama Khatijah (40)

menyatakan:

“Saya bukan ibu rumah tangga, saya

memiliki pekerjaan untuk meringan

kan beban suami saya, selain itu

saya juga seorang ibu yang

mempunyai anak yang masih sekolah

di bangku SMU dan SMP sehingga

saya harus benar-benar bisa

membagi waktu dan tenaga untuk

bisa aktif di KSM ini”

(Wawancara, 14 Juli 2014)

Mardiah (34) ikut mengungkapkan:

“KSM PNPM Mandiri Kelurahan

Dompak sering melakukan rapat-

rapat anggota terkait rencana dan

pelaksanaan kegiatan pada malam

hari, hal ini terkadang membuat

saya kesulitan untuk bisa menghadiri

rapat tersebut.”

(Wawancara, 14 Juli 2014)

Ana (27) menyatakan:

“Banyaknya perempuan terutama

ibu rumah tangga yang meminjam

dana bergulir yang seharusnya

digunakan untuk modal usaha tetapi

malah digunakan untuk membeli

keperluan rumah tangga sehingga

sulit bagi pengurus untuk membuat

laporan kegiatan ”

(Wawancara, 14 Juli 2014)

Berdasarkan beberapa hasil

wawancara yang ditampilkan diatas

dapat dilihat faktor-faktor

penghambat partisipasi perempuan

adalah sebagai berikut:

a. Beban Ganda Yang Dimiliki

Perempuan

Dalam kegiatannya sehari-

hari, perempuan yang ikut terlibat

dalam Kelompok Swadaya

Masyarakat, dominan merupakan

perempuan yang juga mempunyai

tanggung jawab untuk mengurusi

rumah tangga dan mencari nafkah.

Beban ganda ini tentunya menjadi

hambatan tersendiri bagi keterlibatan

perempuan, karena keterlibatan

mereka dalam kelompok, mengingat

ini merupakan suatu kegiatan yang

bersifat sukarela tanpa imbalan.Dari

hasil temuan di lapangan seperti

yang telah diuraikan di atas, tampak

bahwa menjadi bagian dari

kelompok merupakan pekerjaan yang

tidak mudah, sehingga dalam

pelaksanaannya mereka terhambat

27

oleh kendala yang salah satunya

adalah beban ganda yang mereka

miliki sebagai seorang perempuan.

b. Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Program-program dalam

Kelompok Swadaya Masyarakat

PNPM Mandiri Perkotaan di

Kelurahan Dompak tidak akan dapat

terwujud secara maksimal tanpa

adanya pertemuan-pertemuan yang

melibatkan masyarakat, termasuk di

dalamnya adalah perempuan.

Sebagai seorang perempuan, mereka

memiliki hambatan tersendiri yang

berkaitan dengan waktu, hampir

dapat dipastikan bahwa kegiatan

rapat atau pertemuan anggota

dilakukan pada malam hari,

dikarenakan pada siang hari banyak

aktifitas kegiatan anggota yang

dominan laki-laki, sehingga malam

dianggap waktu yang pas untuk

diagendakannya rapat atau

pertemuan pengurus. Dari uraian di

atas tampak bahwa waktu yang

dianggap tepat dalam melaksanakan

kegiatan dalam membahas agenda

kelompok adalah pada malam hari.

c. Kesulitan Dalam Pengelolaan

Dana Bergulir

Kendala mengenai kesulitan

untuk mengelola pinjaman bergulir

merupakan kendala yang dialami

oleh perempuan yang ikut terlibat

dalam KSM bidang ekonomi di

Kelurahan Dompak. Adanya

penggunaan dana pinjaman yang

tidak sesuai dengan tujuan dari

adanya ekonomi bergulir ini tampak

mengakibatkan adanya kemacetan

perempuan dalam membayar

angsuran. Dalam pembahasan ini

tampak bahwa kesulitan dalam

pengelolaan pinjaman bergulir

dialami oleh perempuan yang

tergabung dalam KSM bidang

ekonomi, di mana mereka tidak

menggunakan dana untuk menambah

28

modal usaha, tetapi mereka

menggunakan dana untuk membeli

kebutuhan pribadi.

I.Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Dari penelitian berjudul

Partisipasi Perempuan dalam

Kelompok Swadaya Masyarakat

(KSM) PNPM Mandiri Perkotaan di

Kelurahan Dompak dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Partisipasi dalam bentuk

pengambilan keputusan, yakni

sebelum menjalankan sebuah

program kegiatan hubungannya

dengan kebijakan dalam

Kelompok Swadaya Masyarakat

PNPM Mandiri Perkotaan di

Kelurahan Dompak, kegiatan

yang dilaaksanakan sudah

berjalan baik hal ini dapat dilihat

dariadanya musyawarah bersama

sehingga keputusan yang

dikeluarkan sesuai dengan

kebutuhan anggota kelompok dan

kehendak semua peserta anggota,

tak terkecuali pihak perempuan

sebagai salah satu pihak peserta

rapat.

2. Partisipasi dalam bentuk

pelaksanaan kegiatan sudah

berjalan dengan biak, hal ini

terlihat dari kegiatan Kelompok

Swadaya Masyarakat PNPM

Mandiri Perkotaandi Kelurahan

Dompak tidak terlepas dari peran

pihak wanita. Ketentuanbahwa

setiap kelompok swadaya yang

terbentuk harus menempatkan

wanita di dalamnya hal ini sesuai

dengan kesetaraan dan keadilan

Gender sudah terlaksana, ini

terlihat dari anggota dalam

kelompok mempunyai

kesempatan dan peluang yang

sama.

3. Partisipasi dalam pemanfaatan

hasil pembangunan, juga sudah

78

29

berjalan dengan baik, hal initelah

dirasakan oleh Kelompok

Swadaya Masyarakat PNPM

Mandiri Perkotaandi Kelurahan

Dompak. Perempuan di dalam

kelompok merasa senang karena

bisa memuaskan bagi semua

anggota kelompok.

4. Partisipasi dalam bentuk

penilaian serta mengembangkan

hasil pembangunan. Sudah

berjalan baik. Artinya,

perempuan sebagai salah satu

penentu kegiatan Kelompok

Swadaya Masyarakat PNPM

Mandiri Perkotaantelah bisa

mengetahui keberhasilan

kegiatan yang telah dilaksanakan,

dengan begitu maka kelompok

yang telah ada pasti berusaha

mengembangkan program untuk

mencapai sasaran yang ideal,

yakni tercapainya kemandirian

sosial ekonomi masyarakat.

5. Ditemukan faktor pendorong dan

penghambat partisipasi

perempuan yang bersumber pada

faktor internal dan eksternal.

Adapun faktor internalnya adalah

kesadaran perempuan untuk

membangun daerah, Adanya

dukungan dari suami, dan

Adanya peluang atau kesempatan

keterlibatan unsur perempuan.

Sedangkan untuk faktor eksternal

yang terdiri dari beban ganda

yang dimiliki

permpuan,keterbatasanwaktu

perempuan, dan kesulitan dalam

pengelolaan dana bergulir.

2. Saran

Berdasarkan hasil dan

pembahasan, serta simpulan,

disampaikan saran-saran sebagai

berikut :

1. PNPM Mandiri Perkotaan

diharapkan terus berupaya

memberikan dorongan,

30

bimbingan dan dukungan

khususnya bagi

pembangunan di Kelurahan

Dompak, sehingga dengan

hal tersebut diharapkan dapat

mendorong kesadaran yang

lebih baik lagi bagi

perempuan di Kelurahan

Dompak untuk terus kritis

dalam ikut berpartisipasi.

2. Bagi kaum perempuan, lebih

memberdayakan diri dalam

kelompok swadaya

masyarakat PNPM Mandiri

Perkotaan di Kelurahan

Dompak dengan cara

meningkatkan partisipasinya

dalam pembangunan.

Partisipasi perempuan seperti

ini dapat meningkatkan

kapabilitas perempuan

sebagai subjek pembangunan,

sehingga tidak menjadikan

perempuan hanya sebagai

penerima pasif pembangunan

3. Bagi pemerintah, lebih

mensosialisasikan mengenai

perlunya partisipasi

perempuan dalam

pembangunan, khususnya

adalah partisipasi dalam

kegiatan swadaya

masyarakat.

J. Daftar Pustaka

Agustin, satyawati, 2007.

Pemberdayaan Perempuan.

Jurnal Edisi IV/ayasha’s/14

Mei 2007. Diunduh Tanggal

23 Juni 2012. Sumber

Website Kalyanamitra,

Ayasha’s weblog.

Anonim, 2005. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Perum Balai

Pustaka. Jakarta.

Benjamin, White. 1998. Optimisme

Makro, Pesimisme, Mikro

Penafsiran Kemiskinan Dan

Ketimpangan Di Indonesia.

PT. Gramedia Widia Sarana.

Jakarta.

Departemen Dalam Negeri Republik

Indonesia, Direktorat

Jenderal Pemberdayaan

Masyarakat Dan Desa. 2007.

PTO (Petunjuk Teknis

31

Operasional) Program

Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri

Pedesaan.

Departemen Dalam Negeri, 2007.

Penjelasan Teknis

Operasional Program

Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri

Pedesaan, Tim Koordinasi

PNPM Mandiri Pedesaan.

Jakarta.

Dewanta, Setyawan. 2000.

Kemiskinan Dan

Kesenjangan Di Indonesia.

Aditya Media. Yogyakarta.

Harian Kompas, 2010.

Pemberdayaan Dan

Kemiskinan Masyarakat Di

Indonesia. Edisi 15 Januari

2007.

Kantz, Sani. 1999. Kepemimpinan.

Ghalia Indonesia. Jakarta.

Kartasasmita, G, 1996. Administrasi

Pembangunan

Perkembangan Pemikiran

Dan Prakteknya Di

Indonesia. PT. Pustaka LP3E.

Jakarta.

Koentjaraningrat, 1996. Pengantar

Ilmu Antropologi. PT. Aksara

Baru. Jakarta.

Mubyarto, 1985. Peluang Kerja Dan

Peluang Berusaha Di

Pedesaan. BPFE. UGM.

Yogyakarta.

Ndraha, Talizuduhu. 1992. Dimensi-

Dimensi Pemerintah Desa.

Ghalia Indonesia. Jakarta.

Soepomo, 1992. Pembangunan

Masyarakat. CV. Karyako.

Jakarta.

Sumodiningrat, Gunawan. 1996.

Pembangunan Daerah Dan

Pemberdayaan Masyarakat.

PT. Bina Rena Pariwara.

Jakarta.

Tjokroamidjojo, 1992. Perencanaan

Pembangunan. Gunung

Agung. Jakarta.

Usman, Sunyoto. 1998.

Pembangunan Dan

Pemberdayaan. Pustaka

Pelajar. Yogyakarta.

Zilfina, Adriani. 2007. Analisis

Program Pemberdayaan

Perempuan Berbasis Gender.

Pusat Penelitian Gender

(PPG) Universitas Jambi.

-------------------, 1998. Strategi

Pembangunan Ekonomi Yang

Berkeadilan. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta.

32