partisipasi masyarakat dan kepemimpinan keuchik …repository.utu.ac.id/801/1/i-v.pdfmenurut siagian...
TRANSCRIPT
PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEPEMIMPINAN KEUCHIK DALAM MEWUJUDKAN
PEMBANGUNAN GAMPONG
(Studi Gampong Lhok Timon Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh
Jaya)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
OLEH :
MARWATI
NIM : 07C20201078
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2013
iii
ABSTRAK
Marwati. Partisipasi Masyarakat dan Kepemimpinan Keuchik dalam
Mewujudkan Pembangunan Gampong (Studi di Gampong Lhok Timon
Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya. Di bawah bimbingan Said Fadhlain
dan Nellis Mardhiah.
Pembangunan yang dilaksanakan di pedesaan atau tingkat Gampong merupakan
realisasi pembangunan nasional. Untuk menunjang pembangunan di pedesaan
atau tingkat Gampong peran serta pemerintah serta partisipasi seluruh lapisan
masyarakat sangat dibutuhkan. Dengan adanya keterlibatan masyarakat dan
pemerintah secara mental dan emosional mulai dari keterlibatan perumusan
kebijakan, pelaksanaan, tanggung jawab sampai pemanfaatan pembangunan akan
bisa dirasakan secara merata oleh pihak-pihak tertentu. Permasalahan dalam
penelitian ini adalah bagaimana partisipasi masyarakat dan kepemimpinan
keuchik dalam mewujudkan pembangunan Gampong di Gampong Lhok Timon
Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya dan bagaimana upaya masyarakat
dan kepemimpinan keuchik dalam mewujudkan pembangunan Gampong di
Gampong Lhok Timon Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Sumber data yang diperoleh adalah data sekunder dan data primer. Teknik
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan
teknik analisa data berupa reduksi data, penyajian data dan verifikasi atau
penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka diketahui bahwa
masyarakat dan kepala desa beserta seluruh aparat gampong memiliki peran serta
dalam mewujudkan pembangunan, mulai keterlibatan perumusan kebijakan,
pelaksanaan, tanggung jawab sampai pemanfaatan pembangunan. Namun dalam
kenyataan di lapangan ditemukan masalah, bahwa sebagian masyarakat tidak ikut
serta dalam kegiatan pembangunn yang telah direncanakan, karena masyarakat
sibuk dengan runitas mereka. Salah satu upaya masyarakat dan pemerintah
Gampong Lhok Timon untuk mewujudkan pembangunan secara efektif adalah
dengan cara mengajak masyarakat untuk bekerja sama, akan tetapi upaya tersebut
tidak maksimal dijalankan sepenuhny sehingga dalam merealisasikan atau
mewujudkan pembangunan Gampong Lhok Timon kurang efektif.
Kata Kunci : Partisipasi Masyarakat, Kepemimpinan Keuchik, Pembangunan
Gampong.
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya pencapaian kesejahteraan masyarakat dilalui dengan jalan
perubahan-perubahan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya, perubahan
tersebut dilakukan melalui pembangunan, tujuan pembangunan masyarakat ialah
perbaikan kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan masyarakat, sehingga
kemiskinan dan lingkungan hidup masyarakat mengalami perubahan.
Menurut Siagian (2000, h. 4) pembangunan biasanya didefinisikan sebagai
rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan secara terencana dan sadar yang
ditempuh oleh suatu negara atau bangsa menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa, misalnya pembangunan di bidang ekonomi, apabila
pembangunan ekonomi telah berjalan dengan baik maka pembangunan di bidang
lain akan berjalan dengan baik.
Menurut Abe (2005, h. 78) suatu skema baru otonomi daerah yang di
dalamnya termuat semangat melibatkan masyarakat, dengan menekankan bahwa
kualitas otonomi daerah akan ditentukan oleh sejauh mana keterlibatan
masyarakat, maka dengan sendirinya harus adanya seluruh aspirasi masyarakat
semenjak dini.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah merupakan langkah baru untuk membenahi penyelenggaraan pemerintah,
melalui otonomi dan desentralisasi yang diharapkan mampu melahirkan
partisipasi aktif masyarakat dan menumbuhkan kemandirian pemerintah daerah.
2
2
Dalam pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan salah satu elemen
proses pembangunan gampong, oleh karena itu partisipasi masyarakat dalam
pembangunan perlu dibangkitkan terlebih dahulu oleh pihak lain seperti
pemerintah gampong yaitu keuchik, sehingga dengan adanya keterlibatan
pemerintah gampong besar kemungkinan masyarakat akan merasa diberi peluang
atau kesempatan ikut serta dalam pembangunan, karena pada dasarnya
menggerakkan partisipasi masyarakat gampong merupakan salah satu sasaran
pembangunan gampong itu sendiri.
Menurut Alfian (2006, h. 79) dalam pembangunan Gampong, peran
kepemimpinan dan partisipasi masyarakat merupakan salah satu elemen proses
pembangunan Gampong, oleh karena itu partisipasi masyarakat dalam
pembangunan perlu dibangkitkan terlebih dahulu oleh pihak lain seperti
pemerintah Gampong, sehingga dengan adanya keterlibatan pemerintah
Gampong, besar kemungkinan masyarakat akan merasa diberi peluang atau
kesempatan ikut serta dalam pembangunan, karena pada dasarnya menggerakkan
partisipasi masyarakat merupakan salah satu sasaran pembangunan Gampong itu
sendiri.
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan mutlak diperlukan, tanpa
adanya partisipasi masyarakat pembangunan hanyalah menjadikan masyarakat
sebagai objek semata. Salah satu kritik adalah masyarakat merasa “tidak
memiliki” terhadap program pembangunan yang ada. Penempatan masyarakat
sebagai subjek pembangunan mutlak diperlukan sehingga masyarakat akan dapat
berperan serta secara aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga
3
3
monitoring dan evaluasi pembangunan, terlebih apabila kita akan melakukan
pendekatan pembangunan dengan semangat kualitas.
Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan gampong
dari seluruh aspeknya, aspek fisik, sosial dan ekonomi, tidak akan dapat berjalan
secara maksimal, bilamana pemerintah gampong (Keuchik) sebagai orang yang
terdepan dengan memiliki kewenangan untuk menggerakkan masyarakat sebagai
administrator pembangunan bersifat apatis terhadap kondisi masyarakatnya dan
pemerintahannya, maka yang terjadi adalah kefakuman.
Konsekuensi dari kenyataan tersebut keuchik harus mampu memposisikan
dirinya sebagai pemimpin masyarakat dalam berbagai bidang pembangunan
dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Keadaan inilah yang
terkadang kurang dipahami oleh pemerintah gampong, sehingga antara harapan
masyarakat dengan kenyataan yang dihadapi tidak pernah bersentuhan, dengan
kata lain antara ketentuan dengan kepentingan sendiri yang saling berhadapan.
Arah dan tujuan pembangunan yang sedang dilaksanakan di Gampong
Lhok Timon diarahkan pada peningkatan pembangunan sarana dan prasaran fisik,
seperti pembangunan jalan dan perumahan bagi warga miskin. Dalam hal ini
keuchik sangat berperan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dan
mengurangi angka kemiskinan di Gampong Lhok Timon dengan cara
mengeluarkan kebijakan untuk membangun masyarakat Gampong Lhok Timon
khususnya membangun sarana dan prasarana fisik serta perekonomian masyarakat
miskin. Keuchik beserta seluruh aparatur Gampong Lhok Timon menyusun
rencana pembangunan jangka menengah gampong, guna membangun
4
4
infrastruktur yang ada di Gampong Lhok Timon, dimana nanti keuchik akan
mengeluarkan kebijakannya dalam hal pembangunan Gampong.
Kemudian permasalahan yang muncul di dalam masyarakat gampong
Lhok Timon dalam hal pembangunan gampong adalah kurangnya tingkat
partisipati masyarakat untuk keterlibat dalam kegiatan pembangunan gampong.
Untuk mewujudkan pembangunan gampong, maka kepala desa dan seluruh
masyarakat Gampong Lhok Timon, berupaya penuh untuk melibatkan diri dalam
kegiatan pembangunan gampong, salah satu upaya kepala desa adalah mendorong
partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan. Sedangkan
upaya masyarakat Gampong Lhok Timon adalah bergotong-royong secara
swadaya, walaupun tingkat swadaya masyarakat masih kurang, namun partisipasi
masyarakat tetap ada.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul” Partisipasi Masyarakat Dan Kepemimpinan
Keuchik Dalam Mewujudkan Pembangunan Gampong (Studi Gampong Lhok
Timon Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka, rumusan masalah dalam
penelitian ini ialah:
1. Bagaimana partisipasi masyarakat dan kepemimpinan keuchik dalam
mewujudkan pembangunan Gampong di Gampong Lhok Timon
Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya?
5
5
2. Bagaimana upaya masyarakat dan kepemimpinan keuchik dalam
mewujudkan pembangunan Gampong di Gampong Lhok Timon
Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini
ialah:
1. Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dan kepemimpinan keuchik
dalam mewujudkan pembangunan Gampong di Gampong Lhok Timon
Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya?
2. Untuk mengetahui upaya masyarakat dan kepemimpinan keuchik dalam
mewujudkan pembangunan Gampong di Gampong Lhok Timon
Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya?
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Yaitu manfaat yang sifatnya memberikan sumbangan pemikiran yang
berupa teori-teori dalam kaitannya dengan pembangunan Gampong, hal ini
terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang mengkaji masalah-
masalah sosial yang sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan kondisi
dan perkembangan zaman, serta menambah kekhasanahan pengetahuan
tentang pelaksanaan pembangunan Gampong yang melibatkan masyarakat
dan kepemimpinan keuchik.
6
6
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi serta masukan kepada pihak-pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi lembaga atau instansi pemerintah.
b. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran
mengenai permasalahan dan juga masukan bagi pemerintah Gampong
dan masyarakat Gampong Lhok Timon dalam melaksanakan
pembangunan.
c. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang berkepentingan terutama
pemerintah Gampong dan masyarakat dalam pembangunan Gampong.
d. Bagi penulis, berguna untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan berfikir dan melatih penulis dalam menerapkan teori-teori
yang diperoleh selama masa perkuliahan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penggalian dari wacana penelitian terdahulu dilakukan sebagai upaya
memperjelas tentang variabel-variabel dalam penelitian ini, sekaligus untuk
membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Umumnya kajian yang
dilakukan oleh peneliti-peneliti dari kalangan akademis dan telah
mempublikasikannya pada beberapa jurnal cetakan dan jurnal online (internet).
Agar lebih jelas berikut uraian penelitian terhdahulu yang telah disimpulkan
penulis, yaitu sebagai berikut:
Penelitian Nur Ramadani (2011) dengan judul Perlindungan Hukum Bagi
Pekerja Kontrak yang di PHK Dalam Masa Kontrak (Studi Kasus Putusan
Pengadilan Hubungan Industrial Nomor : 271/G/2009/PHI.Sby). berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk perlindungan hukum yang
dibutuhkan oleh pekerja adalah kepastian hukum tentang adanya perlindungan
hukum bagi pekerja yang di PHK dalam masa kontrak yang sedang berjalan.
Pekerja yang mengalami PHK mendapatkan hak-haknya sesuai dengan ketentuan
dalam Pasal 62 UU Ketenagakerjaan. Upaya bagi pekerja yang mengalami
perselisihan hak, kepentingan, PHK, Perselisihan antar serikat pekerja. Upaya
dapat dilakukan secara perundingan bipartit, mediasi hubungan industrial,
konsiliasi hubungan industrial, arbitrase hubungan industrial yang semuanya
melalui pengadilan hubungan industrial berdasarkan UU PPHI No 2 Tahun 2004.
8
8
Bila dibandingkan dengan penelitian penulis bahwa terdapat perbedaan
dan persamaannya. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis
yaitu penelitian membahas tentang Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Kontrak
yang di PHK Dalam Masa Kontrak. Sedangkan penelitian penulis membahas
efektivitas kinerja karyawan kontrak. Kemudian perbedaannya yaitu sama-sama
membahas tentang karyawan kontrak atau kerja dalam masa kontrak.
Rizky Charunia Asih (2012) dengan judul “Analisis Perbedaan Kinerja
Karyawan Studi Kasus Pada Karyawan Tetap dan Karyawan Outsourcing Pada
Bagian Produksi di PT. Santos Jaya Abadi. Dari hasil uji beda dengan
menggunakan uji t test diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
kinerja karyawan tetap dan kinerja karyawan outsourcing dimana nilai
signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari taraf penelitian. Sedangkan rata-rata
penilaian kinerja karyawan tetap lebih besar dari pada rata-rata penilaian kinerja
karyawan outsourcing. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan tetap dinilai
lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja karyawan outsourcing.
Terdapat perbedaan dengan penelitian penulis yaitu penelitian ini
membahas tentang Perbedaan Kinerja Karyawan Studi Kasus Pada Karyawan
Tetap dan Karyawan Outsourcing (karyawan kontrak). Sedangkan penelitian ini
lebih fokus pada efektivitas kinerja karyawan kontrak. Kemudian persamaannya
ialah sama-sama membahas tentang karyawan kontrak.
2.2 Pengertian Efektivitas
Efektivitas adalah sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian
tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Misalnya jika suatu pekerjaan dapat
9
9
selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara
tersebut adalah benar atau efektif.
Menurut Effendi (2005: h. 38) “efektivitas merupakan suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan”. Kata efektivitas sendiri mengandung
banyak pengertian, beberapa contoh pengertian efektivitas adalah :
1. Kesesuaian dengan persyaratan;
2. Kecocokan untuk pemakaian;
3. Perbaikan berkelanjutan;
4. Bebas dari kerusakan / cacat;
5. Pemenuhan kebutuhan pelangggan sejak awal dan setiap saat;
6. Melakukan segala sesuatu secara benar;
7. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.
Menurut Hasibuan (2001: h. 165) “efektivitas adalah tercapainya suatu
sasaran yang eksplisit dan implisit”. Jadi apabila tujuan tersebut telah dicapai baru
dapat dikatakan efektif, sedangkan bila apa yang dilaksanakan belum
menghasilkan sesuai yang ditetapkan maka dapat dikatakan belum efektif. Efektif
selain ditempuh dengan tercapainya suatu tujuan dan sasaran, juga bisa melalui
penghasilan sejumlah barang atau jasa dengan mutu tertentu dan tepat waktu.
Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Siagian (2003: h.
20) bahwa, “efektivitas adalah pemanfaatan berbagai sumber daya, dana, sarana
dan prasarana, dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya
untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa dengan mutu tertentu, tepat pada
waktunya”.
10
10
Berdasarkan beberapa pengertian efektivitas tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa pada prinsipnya efektivitas merupakan segala usaha yang
ditempuh demi terwujudnya tujuan organisasi, meskipun dengan keterbatasan
sumber-sumber yang dimilikinya. Oleh karenanya gunanya mengetahui efektif
tidaknya tugas dan fungsi yang telah dilaksanakan oleh pegawai perlu
diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terwujudnya efektivitas. Suatu
pekerjaan dapat dikatakan efektif apabila tujuan dan sasaran yang dicapai sesuai
dengan rencana pekerjan tersebut.
2.3 Pengertian Kinerja
Rivai (2005: h. 14), bahwa kinerja adalah “hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan
tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja,
target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah
disepakati bersama”.
Kemudian menurut Mangkunegara (2004: h. 67) kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja adalah terjemahan dari kata
performance, yang menurut The Scribner-Bantam English Dictionary berasal
dari akar kata to perform, dengan beberapa entries yaitu (1) melakukan,
menjalankan, melaksanakan, (2) memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu
niat, (3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggungjawab dan (4) melakukan
sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin.
Timple (2001: h. 9) mengemukakan definisi daripada kinerja pegawai
11
11
yakni kinerja merupakan prestasi kerja seorang karyawan. Hal tersebut sejalan
dengan pengertian kinerja menurut Erawan (2005: h.1) yang menyatakan bahwa
kinerja adalah terjemahan dari performance yang arti umumnya adalah perbuatan
atau prestasi.
Sedangkan Sastrohadiwiryo (2002: h. 269) menyatakan bahwa kinerja
merupakan sikap positif, keberanian mengambil resiko yang diperhitungkan untuk
mencapai suatu sasaran yang telah diperhitungkan. Sejalan dengan hal tersebut,
Siagian (2000: h.66) menyatakan kinerja adalah “peningkatan kemampuan kerja
dan perubahan orientasi dan perilaku”.
Menurut Simamora (2004: h. 327), “kinerja merupakan suatu pencapaian
persyaratan-persyaratan pekerjaan tertentu, yang akhirnya secara langsung dapat
tercermin dari keluaran (output) yang dihasilkan baik jumlah maupun
kualitasnya”. Sejalan dengan pendapat Simamora tersebut, Sianipar (1999: h. 4)
mengemukakan bahwa “kinerja adalah hasil dari fungsi suatu pekerjaan atau
kegiatan tertentu selama satu periode waktu tertentu”.
Jadi kinerja merupakan kesediaan seseorang untuk melakukan sesuatu
kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggungjawabnya secara
kualitas dan kuantitas sesuai dengan standar hasil kerja, target atau sasaran atau
kriteria hasil seperti yang diharapkan. Dengan demikian pada hakikatnya kinerja
merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya
atau pekerjaannya sesuai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan untuk
pekerjaan tersebut.
12
12
2.4 Kinerja Karyawan
Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan
kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil. kinerja
sebagai hasil prestasi kerja yang telah dicapai seorang karyawan sesuai dengan
fungsi tugasnya. Kinerja karyawan mengacu pada prestasi seseorang yang diukur
berdasarkan standar atau kriteria yang ditetapkan perusahaan.
Menurut A.P Mangkunegara (2004: h. 89) “kinerja merupakan hasil kerja
baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan”. Kesediaan
dan ketrampilan seorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaiamana
mengerjakannya. Dessler (1997) memberikan pengertian tentang kinerja yaitu
merupakan perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar
kerja yang ditetapkan dan kinerja itu sendiri lebih memfokuskan pada hasil
kerjanya, sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2002: h. 56) kinerja pada
dasarnya apa yang dikerjakan dan yang tidak dikerjakan oleh karyawan. Kinerja
karyawan mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada
organisasi.
Dari pengertian-pengertian di atas, maka dapat diartikan sebagai catatan
dari suatu pekerjaan atau tugas yang telah dicapai seseorang melalui
pengevaluasian atau penilaian kinerja karyawan yang dilakukan oleh organisasi
selama periode tertentu. Menurut Fuad Mas’ud (2004: H. 78) menyatakan ada
lima dimensi yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan secara individu,
antara lain sebagai berikut:
13
13
1. Kualitas
Tingkat dimana hasil aktivitas yang dilakukan mendekati sempurna dalam
arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktivitas ataupun
memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu aktivitas.
2. Kuantitas
Jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah sejumlah unit, jumlah
siklus aktivitas yang diselesaikan.
3. Ketepatan Waktu
Tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada waktu awal yang diinginkan
dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu
yang tersedia.
4. Efektivitas
Tingkat pengguna sumber daya organisasi dengan maksud menaikkan
keuntungan atau mengurangi kerugian dari setiap unit dalam pengguna sumber
daya.
Tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan
perusahaandan tanggung jawab kerja dengan perusahaan. uk aktivitas yang lain.
Mathis dan Jackson (2002: h. 102) lebih lanjut memberikan standar kinerja
seseorang yang dilihat kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output,
kehadiran di tempat kerja dan sikap kooperatif. Standar kinerja tersebut ditetapkan
berdasarkan kriteria pekerjaan yaitu menjelaskan apa-apa saja yang sudah
diberikan organisasi untuk dikerjakan oleh karyawannya, oleh karena itu kinerja
individual dalam kriteria pekerjaan haruslah diukur, dibandingkan dengan standar
yang ada dan hasilnya harus dikomunikasikan kepada seluruh karyawan.
14
14
Menurut Mathis & Jackson (2002: h. 89). “kinerja karyawan setiap
periodik perlu dilakukan penilaian, hal ini karena kinerja karyawan tersebut
nantinya dapat digunakan sebagai analisis untuk kebutuhan dilaksanakannya
pelatihan”. Penilaian kinerja mempunyai dua kegunaan utama. Penilaian pertama
adalah mengukur kinerja untuk tujuan memberikan penghargaan. Kegunaan yang
lainya adalah mengembangakan potensi individu.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Dessler (2007: H. 10) bahwa “tiga
tujuan dari penilaian kinerja yaitu memberikan informasi tentang dapat
dilakukannya promosi atau penetapan gaji, meninjau perilaku yang berhubungan
dengan kerja bawahan dan untk perencanaan dan pengembangan karir karyawan
karena penilaian memberikan suatu peluang yang baik untuk meninjau rencana
karir seseorang yang dilihat dari kekuatan dan kelemahan yang diperlihatkan.
2.4 Pengertian Karyawan Kontrak
Pengertian karyawan kontrak adalah karyawan yang bekerja pasa suatu
instansi dengan kerja waktu tertetnu yang didasari atas suatu perjanjian atau
kontrak dapat juga disebut dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT),
yaitu perjanjiann kerja yang didasarkan suatu jangka waktu yang diadakan untuk
palinglama 2 tahun dan hanya dapat diperpanjang 1 kali untuk jangka waktu
maksimal 1 tahun (Undang-Undang RI ketenagakerjaan 2003 dalam pasal 59 ayat
(1). Menurut Hasibuan (2006: h. 89) “Karyawan adalah aset utama perusahaan
yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari aktivitas organisasi. Karyawan
adalah seorang pekerja yang bekerja dibawah perintah orang lain dan mendapat
kompensasi serta jaminan”.
15
15
Dalam undang-undang RI Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
dalam pasal 1 ayat 3 menyebutkan bahwa pekerja/buruh adalah setiap orang yang
bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Sistem kerja
kontrak atau lebih dikenal dengan sistem perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT)
diatur dalam Undang-undang RI nomer 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
pasal 50 sampai dengan pasal 66. Sistem kerja kontrak terjadi pada semua jenis
industri dengan waktu yang tidak ditentukan.
Karyawan kontrak adalah karyawan yang diperbantukan untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan rutin perusahaan, dan tidak ada jaminan
kelangsungan masa kerjanya. Dalam kelangsungan masa kerja karyawan kontrak
ditentukan oleh prestasi kerjanya. Semakin bagus prestasi kerjanya, karyawan
kontrak akan dipertahankan oleh perusahaan, namun jika prestasi kerjanya tidak
ada peningkatan maka perusahaan akan memberhentikan karyawan tersebut.
Kewajiban kerja karyawan kontrak terkadang hampir sama atau bahkan lebih
berat dari pada karyawan tetap. Namun dari segi gaji atau fasilitas lainnya tentu
saja sangat berbeda, termasuk tidak adanya ketentuan pesangon yang jelas apabila
perusahaan tidak lagi menggunakan jasa si tenaga kerja kontrak.
tetap.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa karyawan
kontrak adalah seseorang yang bekerja dalam suatu organisasi atau perusahaan
dengan status kontrak.
Dalam dunia kerja sering kita dengar karyawan kontrak dan karyawan
tetap dalam istilah tersebut kita dapat membedakan hak dan kuwajiban, istilah
tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:
16
16
1. Karyawan kontrak dipekerjakan oleh perusahaan untuk jangka waktu
tertentu saja, waktunya terbatas maksimal hanya 3 tahun.
2. Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan kontrak dituangkan
dalam “Perjanjian Kerja untuk Waktu Tertentu”.
3. Perusahaan tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan.
4. Status karyawan kontrak hanya dapat diterapkan untuk pekerjaan tertentu
yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai
dalam waktu tertentu, yaitu :
a. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya.
b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak
terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun.
c. Pekerjaan yang bersifat musiman; atau
d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau
produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.
e. Untuk pekerjaan yang bersifat tetap, tidak dapat diberlakukan status
karyawan kontrak.
5. Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya
jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu tertentu, atau
berakhirnya hubungan kerja bukan karena terjadinya pelanggaran terhadap
ketentuan yang telah disepakati bersama, maka pihak yang mengakhiri
hubungan kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak lainnya
sebesar gaji karyawan sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu
perjanjian kerja.
17
17
6. Jika setelah kontrak kemudian perusahaan menetapkan karyawan menjadi
karyawan tetap, maka masa kontrak tidak dihitung sebagai masa kerja.
Sedangkan definisi yang menggambarkan tentang ketentuan yang berlaku
untuk karyawan tetap adalah sebagai berikut :
i. Tak ada batasan jangka waktu lamanya bekerja.
2. Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan kontrak dituangkan
dalam Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu.
3. Perusahaan dapat mensyaratkan masa percobaan maksimal 3 bulan.
4. Masa kerja dihitung sejak masa percobaan.
5. Jika terjadi pemutusan hubungan kerja bukan karena pelanggaran berat
atau karyawan mengundurkan diri maka karyawan tetap mendapatkan
uang pesangon, uang penghargaan masa kerja (bagi karyawan yang
bekerja minimal 3 tahun) dan uang penggantian hak sesuai UU yang
berlaku.
6. Mengenai gaji, fasilitas, kesejahteraan,cuti dll karyawan kontrak dapat
memiliki hak yang sama dengan karyawan tetap tergantung dari
perjanjian kerja yang disepakati bersama. Oleh karenanya semua hak dan
kewajiban masing-masing pihak harus dicantumkan semua dalam
perjanjian kerja dan karyawan harus cermat dan jeli mempelajari
perjanjian kerja yang dibuat oleh perusahaa.
18
18
Pekerja Kontrak diartikan secara hukum adalah Pekerja dengan status bukan
Pekerja tetap atau dengan kalimat lain Pekerja yang bekerja hanya untuk waktu
tertentu berdasar kesepakatan antara Pekerja dengan Perusahaan pemberi kerja.
Dalam istilah hukum Pekerja kontrak sering disebut “Pekerja PKWT”, maksudnya
Pekerja dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode dalam suatu penelitian merupakan salah satu bagian pokok dan
syarat mutlak untuk mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.
Suatu metode dapat dikatan baik dan efektif, bilamana metode itu sesuai objek
serta situasi dan kondisi dalam penelitian. Metode penelitian yang dipakai dalam
penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Penelitian kualitatif berisi kutipan-kutipan data dalam menyajikan laporan,
dimana data tersebut berasal dari hasil wawancara, catatan lapangan, foto atau
dokumen lainnya (Moleong, 2002: h. 11).
David William (dalam Moleong, 2002: h. 5) menyatakan bahwa
“Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data dari suatu latar ilmiah dengan
menggunakan metode ilmiah dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik
secara ilmiah definisi ini memberi gambaran bahwa penelitian kualitatif
mengutamakan lata ilmiah, dan dilakukan oleh orang yang mempunyai perhatian
ilmiah.
Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Dengan dasar
tersebut, maka penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang
Efektivitas Kinerja Karyawan Kontrak pada PT.Cakra Ultima Sejahtera Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat.
24
24
3.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.2.1 Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (2002: h. 112) “sumber data
dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai
merupakan sumber data utama, sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis
atau melalui perekaman video/audio, pengambilan foto atau film. Pencatatan
sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperan serta
merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya
(Moleong, 2002: h. 113). Untuk memperoleh data, maka kami menggunakan
berbagai sumber, antara lain:
1. Data primer
Menurut Moh. Nazir (2005: h. 51) merupakan sumber data adalah
“Sumber-sumber dasar yang merupakan bukti saksi utama dari kejadian yang lalu,
contohnya ialah catatan resmi yang dibuat pada suatu acara atau upacara, suatu
keterangan oleh saksi mata, keputusan-keputusan rapat, foto-foto, dan
sebagainya”. Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penelitian
langsung di lapangan yang bersumber pada penelitian wawancara dan
dokumentasi. Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara
dengan informan yang telah ditentukan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh oleh orang yang melakukan
penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. data sekunder merupakan data yang
25
25
didapat dari studi kepustakaan, dokumen, koran, internet yang berkaitan dengan
kajian penelitian yang diteliti oleh penulis. untuk melengkapi data penelitian,
maka data sekunder diperoleh dari dokumen panti asuhan, dapat perpustakaan
yang mendukung penelitian ini.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Menurut Soehartono (2008: h. 67) wawancara adalah “pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewancara (pengumpulan
data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam
dengan alat perekam (tape recorder). Teknik wawancara dapat digunakan pada
responden yang btu huruf atau tidak terbiasa membaca dan menulis, termasuk
anak-anak. Wawancara dapat dilakukan dengan telepon”.
2. Dokumentasi
Menurut Soehartono (2008: h. 70) studi dokumentasi merupakan teknik
pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian.
Dokumen yang diteleti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen
resmi. Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer, jika dokumen ini
ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa, dan dokumen
sekunder, jika peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis
oleh orang ini. Dokumen dapat berupa buku harian, surat probadi, laporan,
notulen rapat, catatan kasus (case record) dalam pekerjaan sosial, dan dokumen
lainnya. Adapun dokumentasi dalam penelitian ini berupa dokumen tertulis seperti
buku dan dokumen foto-foto kegiatan penelitian.
26
26
3.2.3 Informan Penelitian
Dalam penelitian ini pihak yang dijadikan informan adalah yang dianggap
mempunyai informasi (key-informan) yang dibutuhkan di wilayah penelitian. Cara
yang digunakan untuk menentukan informan kunci tersebut maka penulis
menggunakan “purposive sampling” atau sampling bertujuan, yaitu teknik
sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-
pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya (Arikunto, 2000: h. 128).
Menurut penulis, informan dalam penelitian ini adalah:
1. Pimpinan PT.Cakra Ultima Sejahtera 1 orang
2. Manajer 1 orang
3. Karyawan Kontrak 10 orang
3.2.5 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dimulai dari tanggal 12 Oktober 2014 sampai dengan 12
November 2014, dengan perincian dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Waktu
Kegiatan
Agt
2014
Sept
2014
Okt
2014
Nov
2014
Des
2014
Jan
2015
Tahap persiapan :
1. Penjajakan ke Lokasi
2. Usulan penelitian.
3. Penyusunan pedoman
wawancara
Tahap pengumpulan data
Tahap pengolahan data
Tahap penulisan atau
penyusunan
Sidang
27
27
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Menurut Moleong
(2002: h. 19) bahwa “dalam instrumen penelitian kualitatif pengumpulan data
lebih banyak bergantung pada dirinya sebagai alat pengumpul data. Adapun alat
bantu yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif seperti penelitian ini antara
lain, alat fotografi, tape recorder, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
masalah penelitian, dan alat bantu lainnya”. Peneliti merupakan instrumen kunci
utama, karena peneliti sendirilah yang menentukan keseluruhan skenario
penelitian serta langsung turun ke lapangan melakukan pengamatan dan wawacara
dengan informan.
3.4 Teknik Analisa Data
Di dalam penelitian ini, data yang telah dikumpulkan akan dianalisa secara
kualitatif yakni data yang diperoleh akan dianalisis dalam bentuk kata-kata lisan
maupun tulisan. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang umum
dan menyeluruh dari obyek penelitian. Serta hasil-hasil penelitian baik dari hasil
studi lapangan maupun studi literatur untuk kemudian memperjelas gambaran
hasil penelitian.
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja (Moleong, 2002: h. 103). Analisis data
menggunakan metode deskriptif kualitatif, di mana pembahasan penelitian serta
hasilnya diuraikan melalui kata-kata berdasarkan data empiris yang diperoleh.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kualitatif, maka
analisis data yang digunakan non statistik.
28
28
Menurut (Miles, 2007: h. 15-19) Analisis data dalam penelitian kualitatif
berlangsung secara interaktif, di mana pada setiap tahapan kegiatan tidak berjalan
sendiri-sendiri. Meskipun tahap penelitian dilakukan sesuai dengan kegiatan yang
direncanakan, akan tetapi kegiatan ini tetap harus dilakukan secara berulang
antara kegiatan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data serta verifikasi
atau penarikan suatu kesimpulan. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini,
digunakan langkah langkah atau alur yang terjadi bersamaan yaitu pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau alur verifikasi
data.
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang
tertulis di lapangan (Miles dan Huberman, 2007: h. 17). Reduksi data ini
bertujuan untuk menganalisis data yang lebih mengarahkan, membuang yang
tidak perlu dan mengorganisasikan data agar diperoleh kesimpulan yang dapat
ditarik atau verifikasi. Dalam penelitian ini, proses reduksi data dilakukan dengan
mengumpulkan data dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian
dipilih dan dikelompokkan berdasarkan kemiripan data.
2. Penyajian Data
Menurut Miles dan Huberman (2007: h. 18) penyajian data adalah
pengumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam hal ini, data yang telah
dikategorikan tersebut kemudian diorganisasikan sebagai bahan penyajian data.
Data tersebut disajikan secara deskriptif yang didasarkan pada aspek yang teliti.
29
29
3. Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan
Verifikasi data adalah sebagian dari suatu kegiatan utuh, artinya makna -
makna yang muncul dari data telah disajikan dan diuji kebenarannya,
kekokohannya dan kecocokannya (Miles dan Huberman, 2007: h. 19). Penarikan
kesimpulan berdasarkan pada pemahaman terhadap data yang disajikan dan dibuat
dalam pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu pada pokok
permasalahan yang diteliti.
Menurut Miles dan Huberman (2007: h. 36) ada tiga komponen analisis
yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Aktivitas ketiga
komponen dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data
sebagai suatu proses siklus. Peneliti hanya bergerak di antara tiga komponen
analisis tersebut sesudah pengumpulan data selesai pada setiap unitnya dengan
memanfaatkan waktu yang masih tersisa dalam penelitian ini. Untuk lebih
jelasnya proses analisis interaktif dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut:
Sumber : Miles dan Huberman (2007: h. 36)
3.5 Pengujian Kredibilitas Data
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, dan
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Sajian Data
Penarikan
kesimpulan/verifikkasi
30
30
member check. Pengujian kredibilitas data digunakan untuk mendapatkan data
yang lebih mendalam mengenai subyek penelitian (Sugiyono, 2007: h. 270).
Adapun pengujian kredibilitas data adalah sebagai berikut:
1. Perpanjangan pengamatan
Perpanjangan pengamatan perlu dilakukan karena berdasarkan pengamatan
yang telah dilakukan, dirasakan data yang diperoleh masih kurang memadai.
Menurut Moleong (2002: h. 327) perpanjangan pengamatan berarti peneliti
tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.
Dalam pengumpulan data, pengamatan yang dilakukan tidak hanya dilakukan
dalam waktu yang singkat melainkan memerlukan perpanjangan pengamatan.
2. Peningkatan ketekunan
Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
mendalam untuk memperoleh kepastian data. Meningkatkan ketekunan dilakukan
dengan membaca berbagai referensi baik buku maupun dokumen yang terkait
dengan temuan yang diteliti sehingga berguna untuk memeriksa data apakah benar
dan bisa dipercaya atau tidak.
3. Triangulasi
Analisa Triangulasi merupakan suatu metode analisis untuk mengatasi
masalah akibat dari kajian mengandalkan satu teori saja, satu macam data atau
satu metode penelitian saja. (Sugiyono, 2007: h. 225). Triangulasi dapat diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara. Menurut
Sugiyono (2007: h. 273) terdapat minimal tiga macam triangulasi, yaitu:
31
31
a. Triangulasi sumber data
Pada triangulasi sumber data, data dicek kredibilitasnya dari berbagai
sumber data yang berbeda dengan teknik yang sama misalnya, mengecek sumber
data antara bawahan, atasan dan teman.
b. Triangulasi teknik pengumpulan data
Pada triangulasi teknik pengumpulan data, data dicek kredibilitasnya
dengan menggunakan berbagai teknik yang berbeda dengan sumber data yang
sama.
c. Triangulasi waktu pengumpulan data
Pada triangulasi waktu pengumpulan data, data dicek kredibilitasnya
dengan waktu yang berbeda-beda namun dengan sumber data dan teknik yang
sama.
Triangulasi menjadikan data yang diperoleh dalam penelitian menjadi
lebih konsisten, tuntas dan pasti serta meningkatkan kekuatan data (Sugiyono,
2007: h. 241).
4. Pemeriksaan teman sejawat
Pemeriksaan teman sejawat dilakukan dengan mendiskusikan data hasil
temuan dengan rekan-rekan sesama mahasiswa maupun teman yang bukan
mahasiswa. Melalui diskusi ini diharapkan akan ada saran atau masukan yang
berguna untuk proses penelitian.
5. Analisis kasus negatif
Menurut Sugiyono (2007: h. 275) melakukan analis kasus negatif berarti
peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang
telah ditemukan.
32
32
6. Member Check
Member check atau pengujian anggota dilakukan dengan cara
mendiskusikan hasil penelitian kepada sumber-sumber yang telah memberikan
data untuk mengecek kebenaran data dan interprestasinya.
41
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1.1 Kondisi Geografis
Gampong Lhok Timon merupakan satu gampong yang berada dalam
kemukiman Rigah Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya yang terdiri dari
3 dusun, dengan luas wilayah 4000 hektar yang secara administrasi dan geografis
berbatasan dengan :
ˍ Sebelah utara berbatasan dengan : Lahan Baswa Paya pengapet
ˍ Sebelah Timur berbatasan dengan : Gampong Baro
ˍ Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Lhok Geulumpang
ˍ Sebelah selatan berbatasan dengan : Samudera Indonesia
Adapun dusun-dusun dalam gampong Lhok Timon adalah :
1. Dusun Rigah
2. Dusun Gunong Tengoh
3. Dusun Jabi
Gampong Lhok Timon adalah gampong nelayan agraris yang terletak di
pesisir pantai barat (samudra hindia) Provinsi Aceh dengan luas wilayah 4000
Hektar persegi. Adapun orbitasi gampong tersebut adalah sebagai berikut :
Jarak dari pusat pemerintahan provinsi : 150 Km
Jarak dari pusat pemerintahan kabupaten : 8 Km
Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan : 10 Km
42
42
4.1.1.2 Kondisi Demografis
Jumlah penduduk Gampong Lhok Timon berdasarkan data dinamis akhir
tahun 2012 secara keseluruhan adalah 1.587 jiwa dan 479 kepala keluarga.
Jumlah penduduk Gampong Lhok Timon berdasarkan pendidikan dapat dilihat
dalam tabel di bawah ini :
Tabel : 4.1 Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan
No Umur Jumlah
1. Tamat SD/MIN 390
2. Tidak Tamat SD/MIN 32
3. Tamat SMP 60
4. Tamat SMA 65
5. Tamat D-1 1
16. Tamat D-2 5
7. Tamat D-3 4
8. Tamat S-1 6
9. Buta Huruf 29
10. Tidak sekolah/ belum sekolah 995
Jumlah 1.587 Sumber : Profil Gampong Lhok Timon Tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa jumlah
penduduk Gampong Lhok Timon berdasarkan pendidikan paling banyak ialah
pendidikan sekolah dasar yaitu 390 orang dan paling sedikit adalah pendidikan D1
yaitu 1 orang. Kemudian untuk mengetahui jumlah penduduk berdasarkan tingkat
usia atau umur, maka dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel : 4.2 Jumlah penduduk berdasarkan umur dengan jenis kelamin laki-laki
No Umur Jumlah
1. 0-12 Bulan 125
2. > 1- < 5 Tahun 70
3. ≤ 5- < 7 Tahun 45
4. ≥ 7 - ≤ 15 Tahun 95
5. > 15-56 Tahun 75
6. > 56 Tahun 25
Jumlah 830
Sumber : Profil Gampong Lhok Timon Tahun 2013
43
43
Berdasarkan data tabel 4.2 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa penduduk
paling banyak berdasarkan umur yang berjenis kelamin laki-laki ialah umur 0-12
tahun dengan jumlah 125 dan yang paling sedikit adalah usia > 56 tahun dengan
dengan jumlah 25 orang.
Tabel : 4.3 Jumlah penduduk berdasarkan umur dengan jenis kelamin perempuan
No Umur Jumlah
1. 0-12 Bulan 55
2. > 1- < 5 Tahun 38
3. ≤ 5- < 7 Tahun 125
4. ≥ 7 - ≤ 15 Tahun 230
5. > 15-56 Tahun 242
6. > 56 Tahun 67
Jumlah 757
Sumber : Profil Gampong Lhok Timon Tahun 2013
Berdasarkan data tabel 4.3 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa penduduk
paling banyak berdasarkan umur yang berjenis kelamin perempuan ialah umur ≥ 7
- ≤ 15 Tahun yaitu 230 dan yang paling sedikit adalah usia >1- < 5 tahun dengan
jumlah 24 orang.
4.1.1.3 Kondisi Sosial Ekonomi
Sebelum konflik tatanan kehidupan masyarakat Gampong Lhok Timon
sangat kental dengan sikap solidaritas sesama, di mana kegiatan-kegiatan yang
berbaur sosial kemasyarakatan sangat berjalan dan dipelihara, hal ini jerjadi
karena adannya ikatan emosional keagamaan yang sangat kuat antara sesama
masyarakat dimana dalam agama Islam memang sangat ditekankan untuk saling
berkasih sayang, membantu meringankan beban saudaranya dan dituntut pula
untuk membina dan memelihara hubungan ukwah Islamiah antar sesama. Atas
landasan inilah sehingga tumbuhnya motivasi masyarakat untuk saling melakukan
44
44
motivasi masyarakat untuk saling melakukan interaksi dengan baik. Pasca konflik
kondisi ini perlahan-lahan juga mulai pulih meskipun tidak sama seperti sebelum
konflik. Kemudian untuk melihat jumlah penduduk berdasarkan mata pencarian,
maka dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4 Mata Pencaharian Penduduk di Gampong Lhok Timon
No Mata Pencaharian Penduduk Jumlah Jumlah
1 Petani 40
2 Pedagang 23
3 Peternakan 50
4 Perikanan/nelayan 385
5 Perkebunan 224
6 Industri Rumah Rumah Tangga 280
7 Sektor Industri menengah dan besar 16
8 Sekto pertambangan dan bahan galian C 27
9 Sopir 43
10 Buruh 13
11 PNS 30
12 Pensiunan TNI/Polri 1
13 Pensiunan PNS 3
14 Dukun 1
15 Belum Bekerja/ tidak bekerja 91
Jumlah 1.587
Sumber : Profil Gampong Lhok Timon Tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, maka dapat dipahami bahwa jumlah
penduduk gampong Lhok Timon berdasarkan mata pencarian dapat dilihat bahwa
penduduknya mayoritas adalah sebagai nelayan dengan jumlah 385 jiwa,
sedangkan minoritasnya adalah sebagai dukun dan pensiunan.
Masyarakat Gampong Lhok Timon pada umumnya berprofesi sebagai
nelayan tradisional, karena secara geografis Gampong Lhok Timon terletak di
pesisir pantai yang memiliki potensi yang banyak dan juga dekat dengan daerah
perbukitan atau pegunungan.
45
45
4.1.1.4 Fasilitas Umum
Tabel : 4.5 Fasilitas Umum di Gampong Lhok Timon
No. Jenis Fasilitas Jumlah Penggunaan
1. Gedung Pemerintahan 2 Unit - Kantor Gampong
- Balai Gampong
2. Fasiltas Ibadah 2 Unit - Meunasah
- Mesjid
3. Fasilitas Pendidikan 2 Unit - Sekolah dasar
4. Fasilitas Olah Raga 3 Unit
1 Unit
- Lapangan Voly
- Lapangan Bola Sumber : Profil Gampong Lhok Timon Tahun 2013
4.1.1.5 Kondisi Sosial dan Budaya
Masyarakat pada umumnya juga sangat berpartisipasi dalam kegiatan
sosial seperti gotong-royong pekerjaan jalan, membersihkan mesjid, dan yang
bersifat silahturahmi, seperti hajatan, khanduri takhziah dan lain-lain. Dalam
kegiatan keagamaan seperti, mengadakan wirid yasin yang dilakukan setiap hari
jum’at, Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra Mi’raj, pesta perkawinan,
mengadakan MTQ tingkat gampong. Masyarakat gampong saling tolong-
menolong dalam proses pelaksanaan kegiatan yang tersebut di atas. Untuk lebih
jelas, maka dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel : 4.6 Kelompok Sosial masyarakat
No. Nama Kelompok Ketua Kegiatan
1. Wirit Yasin Kak Dah Setiap hari jum’at dan saat
khanduri di rumah masyarakat
2. Majlis Ta’lim Tgk. Muslem Pada acara Peucicap (turun
Mandi anak bayi ke air)
3. PKK Nurlina Membantu acara-acara pesta
dan lain-lain.
Sumber : Profil Gampong Lhok Timon Tahun 2013
46
46
4.1.1.6 Deskripsi Pembangunan Gampong Lhok Timon
Gampong Lhok Timon sebelum tsunami sebenarnya telah memiliki
beberapa sarana dan prasarana dasar seperti perkantoran kecamatan, hasil dari
pembangunan gampong yang didanai beberapa sumber, baik dari pihak
pemerintah, swasta maupun swadaya masyarakat terutama sarana-sarana fisik
yang berhubungan dengan adat kebiasaan dan kebutuhan dasar warga seperti
meunasah, jalan umum sekolah dan lain-lain.
1. Pembangunan sebelum tsunami
Tabel : 4.7 Sejarah pembangunan sebelum konflik dan Tsunami
No Jenis
pembangunan Periode
Sumber
Dana Volume Ket
1. Mesjid Jabi 1978-2004 Swadaya 13x12 Rusak total
2. Mesjid Rigaih 1982-2004 PT .AIT 13x13 Rusak ringan
3. Meunasah Jabi 1973-2004 Swadaya 6x8 Rusak total
4. Meunasah Rigah 1975-2004 Bandes 6x8 Rusak total
5. Meunasah 1986-2004 Bandes 6x8 Rusak total
6. SD Rigaih 1976-2004 Inpres 6 ruang Rusak total
7. Rumah Guru 1984-2004 Pemda 3 unit Rusak total
8. SD Jabi 1998-2004 Pemda 3 ruang Rusak total
9. Rumah Guru 1998-2004 Pemda 3 unit Rusak total
10. Puskesmas 1998-2004 Pemda 1 unit Rusak total
11. Lap. Bola Kaki 1984-2004 PT .AIT 100x100 Rusak ringan
12. Kedai Gampong 1988-2004 Bandes 4 unit Rusak total
13. Irigasi 1999-2004 Pemda Rusak total
14. Balai Pemuda 1999-2004 Swadaya 5x7 Rusak Total
15. Balai Pemuda rigah 1993-2004 Swadaya 8x10 Rusak Total
16. Air PAM Rigaih 2000-2004 Pemda 3000 m Rusak Total
17. Jalan Aspal 2002-2004 Pemda 1000 m Rusak Total
Sumber : RPJGM Gampong Lhok Timon Tahun 2009-2013
47
47
2. Pembangunan sesudah Tsunami
Tabel : 4.8 sejarah pembangunan sesudah konflik dan tsunami
No Jenis
pembangunan
Periode Sumber dana Vol
1. Pemetaan Tanah 2005-2006
AIPRD/LOGICA
381 persil
2. Sosial Napping 2006-2007
AIPRD/LOGICA
2 Thn
3. Jalan Gampong
tembus
2006-2007
AIRPD/LOGICA
300 m
4. Tata ruang
Gampong
2006-2007
AIPRD/LOGICA
1 Paket
5. Pelatihan :Kades,
Sekdes,Kader
2006-2007 AIPRD
/LOGICA
Paket
pelatihan
6. Kantor dan Balai
Gampong
2006-2007
AIPRD/LOGICA 1unit(9x16)
7. Penimbunan jalan
Gampong
2006-2007 AIPRD/LOGICA
8. Mobile kantor
Gampong
2006-2007 AIPRD/LOGICA 1 PAKET
9. Dana Hibah 2006 Pemda Aceh Jaya
10. Dana Hibah 2006 Mataradja
11. Rumah shelter 2006 PMI 325 unit
12. Modal usaha 2006 FHI
13. Hendtraktor
Kelompok tani
2006 FHI
14. Rumah Permanen 2005-2007 Habitat/HFHI 181 unit
15. Pengobatan 2005-2007 OBOR 1 Paket
16. Modal Usaha kios 2006-2007 IRC 170 Juta
17. Jalandusun
Gunong teungoh
2006
PPK 100 m
18. Rumah permanen 2006-2007 IOM 223 unit
19. Gedung serbaguna 2006-2007 IOM 2 unit
20. Saluran pengairan
Sawah berui
2007 ADB 300 m
21. Saluran 2007 ADB 2.450 ms
Sumber : RPJGM Gampong Lhok Timon Tahun 2009-2013
48
48
4.1.2 Partisipasi Masyarakat dan Kepemimpinan Keuchik Dalam
Mewujudkan Pembangunan Gampong di Gampong Lhok Timon
Partisipasi masyarakat adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh
perorangan maupun secara berkelompok untuk menyatukan kepentingan atau
keterkaitan mereka terhadap organisasi atau masyarakat dalam rangka mencapai
tujuan masyarakat tersebut. Namun partisipasi masyarakat tidak lepas dari peran
kepemimpinan kepala desa (Keuchik) sebagai penggerak kegiatan di dalam
masyarakat terutama kegiatan pembangunan.
Dalam pelaksanaan pembangunan gampong, masalah partisipasi
masyarakat, bukanlah masalah rumit, karena masyarakat sendirilah yang
melakukan kegiatan tersebut mulai dari memberikan gagasan atau ide mulai dari
memberikan tenaga dalam bentuk tenaga kerja. Masyarakat dalam hal ini
menerapkan sistem gotong-royong, warga yang ada kesemuanya akan secara suka
rela untuk membantu sesuai dengan waktu yang mereka bisa. Dengan demikian
penjadwalan perlu dilakukan agar setiap warga secara merata dapat
menyumbangkan tenagannya. Kemudian kepala desa merupakan orang yang
menggerakkan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pembangunan
gampong. Salah satu usaha yang dilakukan kepala desa untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat adalah dengan cara mempengaruhi dan mengajak untuk
bermusyawarah.
Dalam melaksanakan program pembangunan gampong, pemerintah
gampong yaitu keuchik bersama-sama dengan masyarakat melaksanakan dan
menyukseskan proses pembangunan. Hal ini seperti yang dituturkan oleh Azhar
selaku Kaur Pembangunan, mengatakan bahwa :
49
49
“Pemerintah gampong atau keuchik selami ini, dalam hal pelaksanaan
pembangunan selalu mengkoordinasikan kegiatan dari atas gampong
dilakukan atau dijalankannya dengan baik, tujuannya agar kegiatan
dapat berjalan dengan lancar. Dan juga pemerintah gampong
mengajak masyarakat agar terlibat langsung pada kegiatan tersebut
yang dilakukan dengan kerjasama dan gotong-royong” (Wawancara,
Selasa 5 Maret 2013).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Mursaini selaku masyarakat
mengatakan bahwa :
“Selama ini pemerintah desa dalam melaksanakan program
pembangunan, yang dibantu oleh kepala dusun dan Kepala Urusan,
selalu terlibat dan langsung turun tangan sendiri dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut bersama dengan masyarakat” (Wawancara, 5 Maret
2013).
Hasil wawancara dengan Amardani selaku Sekretaris gampong
mengatakan bahwa :
“Ketika pelaksanaan pembangunan gampong, keuchik dan seluruh
aparat gampong serta masyarakat secara bersama-sama merumuskan
program-program pembangunan yang akan dilaksanakan. Program
pembangunan yang akan dilaksanakan di gampong akan melibatkan
masyarakat, contohnya pembangunan di dusun A, maka warga yang
ada di dusun A lah yang melaksanakan kegiatan tersebut”
(Wawancara, selasa 5 Maret 2013).
Selanjutnya Azhar selaku Kaur Pembangunan mengatakan bahwa :
“Masyarakat dan seluruh aparat gampong secara bersama-sama
melibatkan diri untuk mewujudkan pembangunan, namun tidak semua
masyarakat terlibat dalam pembangunan, sebab masyarakat juga sibuk
dengan kegiatan mereka, contohnya saja ketika diadakan pertemuan
untuk membahas masalah pembangunan, maka hanya sebagian saja
yang hadir. Hal ini disebabkan oleh kesibukan masing-masing yang
memiliki pekerjaan sebagai nelayan tradisional” (Wawancara, Selasa
5 Maret 2013).
50
50
Wawancara dengan Adnan selaku masyarakat mengungkapkan bahwa :
“Menurut saya, tidak semua masyarakat ikut dalam kegiatan
pembangunan, mulai dari tahap merencanakan hingga melaksanakan
kegiatannya. Hal ini disebabkan oleh kesibukan masing-masing.
Kemudian partisipasi keuchik memang sudah maksimal namun
masyarakat Gampong Lhok Timon yang berprofesi sebagai nelayan
yang jarang terlibat dalam proses pembangunan.” (Wawancara, Selasa
5 Maret 2013).
Hal yang senada juga diungkapkan oleh Faturrahman selaku masyarakat
mengungkapkan bahwa :
“Benar yang diungkapkan oleh Adnan bahwa masyarakat tidak semua
ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan, namun kalau
menurut saya yang lebih penting adalah peran kepala desa nya dalam
mengajak masyarakat untuk sama-sama memikirkan dan
melaksanakan pembangunan, akan tetapi kenyataan yang terjadi di
lapangan bahwa keuchik belum mampu secara penuh mendorong
partisipasi masyarakat untuk mewujudkan pembangunan gampong,
khususnya pembangunan sarana fisik” (Wawancara, Selasa 5 Maret
2013).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat dipahami bahwa
masyarakat bersama kepemimpinan keuchik sama-sama terlibat dalam kegiatan
progam pembangunan gampong, mulai dari proses perencanaannya sampai
dengan pelaksanaannya. Namun dari kenyataan itu, bahwa tidak semua
masyarakat ikut serta dalam kegiatan pembangunan, hanya sebagian masyarakat
yang ikut serta dalam kegiatan tersebut. Kemudian peran utama yang sangat
penting ialah bagaimana peran keuchik dalam mendorong partisipasi masyarakat
untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan.
Tanpa terlibatnya masyarakat dalam proses pembangunan gampong, maka
akan sulit mencapai pembangunan secara maksimal. Untuk melihat tingkat
51
51
partisipasi masyarakat Gampong Lhok Timon dalam pembangunan gampong,
maka dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel : 4.9. Tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan gampong.
No Berpartisipasi Kurang
berpartisipasi
Tidak
berpartisipasi Keterangan
1 234 112 120 Dusun Rigah
2 303 211 150 Dusun Gunong Tengoh
3 250 113 94 Dusun Jabi
787 (49,59%) 436 (27,47) 360 (22,68)
jumlah masyarakat
1587 jiwa
Sumber : Diolah dari hasil penelitian tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas, jelas bahwa tingkat partisipasi masyarakat
Gampong Lhok Timon terhadap pembangunan gampong adalah maksimal, karena
banyak yang mengikuti kegiatan-kegiatan pembangunan gampong. tingginya
tingkat partisipasi masyarakat karena tidak terlepas dari peran kepala desa untuk
mengajak masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan gampong. Hal
ini sesuai dengan hasil wawancara Armia Udin, selaku Keuchik Gampong Lhok
Timon, mengatakan bahwa :
“Saya selaku kepala desa, berusaha penuh untuk mengajak masyarakat
ikut serta dalam proses pembangunan, karena ini penting
dilaksanakan, sebab menyangkut kepentingan bersama dan
manfaatnya juga dirasakan bersama warga masyarakat Gampong Lhok
Timon”. (Wawancara, Rabu 6 Maret 2013).
Hasil wawancara A. Munir, selaku Kadus Rigah Gampong Lhok Timon,
mengatakan bahwa :
“Kalau menurut saya, keuchik selama ini memang agak sulit
mendorong masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan,
bukan masyarakat tidak mau ikut dalam kegiatan pembangunan, tapi
masyarakat juga sibuk dengan kegiatan mereka sehari-hari, jadi mana
52
52
sempat meluangkan waktu mereka. Tapi tidak semua masyarakat tidak
ikut serta, ada juga yang ikut. (Wawancara, Rabu 6 Maret 2013).
Hasil wawancara Zulkarnaen, selaku Kadus Gampong Tengoh, Gampong
Lhok Timon, mengatakan bahwa :
“Kalau saya lihat warga yang ada di dusun saya kurang juga
antusiasnya dalam kegiatan pembangunan, namun kalau diajak untuk
bermusyarah mereka mau. Kalau masalah untuk gotong-royong dalam
gampong tidak semuanya ikut. Kemudian bentuk lain dalam kegiatan
partisipasinya adalah pada saat pelaksanaan pembangunannya.
(Wawancara, Rabu 6 Maret 2013).
Lebih lanjut Zulkarnaen, selaku Kadus Gampong Tengoh, Gampong Lhok
Timon, mengatakan bahwa :
“Memang ada usaha dari keuchik untuk mengajak masyarakat,
terutama mengajak masyarakat dalam hal musyawarah pembangunan,
sebab dalam merumuskan rencana pembangunan perlu sekali
keterbukaan bagi masyarakat, sebab pembangunan yang akan
dijalankan nanti juga bermamfaat untuk semua lapisan masyarakat.
(Wawancara, Rabu 6 Maret 2013).
Berdasarkan Hasil wawancara di atas, maka jelas bahwa keuchik berusaha
penuh untuk mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan
pembangunan. Namun tidak semua masyarakat ikut serta dalam kegiatan
pembangunan, dari kenyataan ini akan timbul juga permasalahan, sebab kegiatan
pembangunan harus dilibatkan masyarakat. Tanpa melibatkan masyarakat, maka
akan sulit untuk mencapai pembangunan secara maksimal.
Selain peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, perhatian
masyarakat juga diharapkan pada aspek keadilan dan pemerataan pembangunan
serta hasil-hasil pembangunan juga berorientasi pada kepentingan masyarakat
yang betul-betul sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan dirasakan oleh mereka.
Demikian pula halnya dengan pembangunan di Gampong Lhok Timon,
53
53
nampaknya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan terutama pembangunan
sarana-sarana umum seperti jalan raya, jembatan, pos kamling, sarana ibadah,
sarana pendidikan dan sebagainya. Dalam hal mewujudkan pembangunan
gampong terutama di bidang fisik tidak terlepas dari partisipasi keuchik, dengan
berbagai bentuk partisipasi yang diberikan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4 : 4.10 Partisipasi kepemimpinan keuchik dalam mewujudkan
pembangunan gampong
No Jenis Partisipasi Cara yang dilakukan oleh keuchik
1. Pembiyaan (Uang) Memanfaatkan Alokasi dana gampong
(ADG) tidak memanfaatkan uang pribadi.
2. Prakarsa Memberikan pendapat dan gagasan dalam
program-program pembangunan
3. Pengambilan Keputusan Dilakukan pada saat musyawarah dengan
masyarakat mengenai program-program
pembangunan
4. Pelaksanaan kegiatan Mengajak masyarakat untuk bersama-sama
bekerja, guna mewujudkan pembangunan
gampong.
Sumber : Diolah dari hasil penelitian tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa partisipasi keuchik
dalam mewujudkan pembangunan gampong, terdiri dari beberap jenis parsitisipasi
di antaranya adalah pembiyaan, Prakarsa, pengambilan keputusan dan
pelaksanaan kegiatan pembangunan. Jadi berdasarkan data tersebut maka keuchik
secara langsung ikut serta dalam kegiatan pembangunan, mulai dari pembiyaan
hingga pelaksaaan pembangunan.
Salah satu contoh partisipasi Keuchik dalam pembangunan di Gampong
Lhok Timon adalah pembangunan jalan relokasi untuk perumahan korban
54
54
Tsunami. Dalam pembangunan tersebut masyarakat terlibat aktif mulai dari proses
perencanaan hingga pada tahap pelaksanaan pembangunan. Dana yang digunakan
pada pembangunan jalan tersebut bersumber dari bantuan BRR pada tahun 2008.
Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan Pak Ali, selaku warga
dusun Rigah, mengatakan :
“Pada saat pelaksanaan pembangunan jalan relokasi untuk perumahan
korban tsunami yang bersumber dari BRR, maka masyarakat di dusun
Rigah ikut serta dalam proses pelaksanaan, namun tidak ikut dalam
proses perumusannya. Kalau ikut dalam kegiatan pembangunan,
itupun mendapat imbalan bukan secara suka rela. (Wawancara, Kamis
7 Maret 2013).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Jamal, selaku warga dusun
Gampong Tengoh, mengatakan :
“Benar, apa yang diungkapkan oleh Pak Ali, yang mengatakan bahwa
memang ada terlibat masyarakat dalam proses pembangunan, tapi atas
dasar imbalan, sebab pada saat berjalannya pembangunan di gampong
Lhok Timon, banyak mendapat bantuan dari NGO asing, kalau
sumber pembangunan dari swadaya masyarakat tidak ada, namun
masyarakat hanya memberikan tenaganya itupun atas dasar imbalan.
Misalnya saja pembangunan rumah permanen bagi korban Tsunami
yang dibangun pada tahun 200-2007 yang dana bersumber dari
Habitat/HFHI. (Wawancara, Kamis 7 Maret 2013).
Seperti yang diungkapkan oleh Samsudin, selaku Kadus Jabi, mengatakan:
“Program pembangunan yang telah dijalankan di Gampong Lhok
Timon memang melibatkan masyarakat dan seluruh aparat gampong,
tapi kalau bentuk partisipasi masyarakat dalam bentuk sumbangan
uang, tidak karena sudah ada bantuan pembangunan dari NGO dan
pemerintah melalui program ADG. Masyarakat hanya berpartisipasi
melalui tenaga dan pikiran. (Wawancara, Kamis 7 Maret 2013).
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka jelas bahwa program
pembangunan yang telah dijalankan maupun yang sedang dijalankan, tentu
melibatkan masyarakat. Keterlibatan masyarakat secara swadaya tenaga dan
pikiran bukan atas dasar imbalan.
55
55
Partisipasi masyarakat merupakan modal utama dalam upaya mencapai
sasaran program pemerintah Lhok Timon. Keberhasilan dalam pencapaian sasaran
pelaksanaan program pembangunan bukan semata-mata didasarkan pada
kemampuan aparatur pemerintah, tetapi juga berkaitan dengan upaya mewujudkan
kemampuan dan keamanan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan
program pembangunan. Adanya partisipasi msyarakat akan mampu mengimbangi
keterbatasan biaya dan kemampuan pemerintah gampong dalam pencapaian
pelaksanaan program pembangunan tersebut.
4.1.3 Upaya Masyarakat dan Kepemimpinan Keuchik dalam Mewujudkan
Pembangunan Gampong di Gampong Lhok Timon
Dalam konteks pelaksanaan pembangunan di Gampong Lhok Timon
partisipasi masyarakat sangatlah penting guna membantu tercapainya pelaksanaan
program pembangunan, sehingga akan timbul satu program dari prakarsa dan
swadaya serta gotong royong dari masyarakat. Atas dasar inilah kesadaran dari
masyarakat perlu terus ditumbuhkan dan ditingkatkan sehingga nantinya
partisipasinya akan dirasakan sehingga suatu kewajiban yang lahir secara spontan.
Selain partisipasi masyarakat dan kepemimpinnnya, yang diperlukan
dalam mewujudkan pembangunan sosial masyarakat, maka juga perlu upaya
untuk meningkatkan kemajuan pembangunan, khususnya pembangunan Gampong
Lhok Timon.
Berdasarkan hal di atas, berbagai hal diupayakan oleh pemerintah
Gampong Lhok Timon yaitu : penyediaan bantuan yang menunjang kegiatan
masyarakat, perumusan kebijakan yang dapat memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk turut serta dalam program pelaksanaan pembangunan.
56
56
Pemberian kreatifitas, dan motivasi bagi tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan program pembangunan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
dengan Armia Uddin, selaku Keuchik Gampong Lhok Timon, mengatakan bahwa:
“Salah satu upaya saya untuk mewujudkan pembangunan di Gampong
Lhokt Timon secara merata ialah, pertama saya mendorong partisipasi
masyarakat secara menyeluruh, kemudian program pembangunan
yang akan dilaksanakan dapat dijalankan secara merata dan dapat
dimanfaatkan secara bersama. (Wawancara, Kamis 7 Maret 2013).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Azhar, selaku Kaur Pembangunan,
mengatakan bahwa :
“Upaya pemerintah Gampong Lhok Timon dan sejumlah masyarakat
telah berupaya penuh untuk mewujudkan pembangunan telah tercapai
dengan maksimal, walaupun upaya tersebut kurangnya swadaya
masyarakat yang berbentuk dana, karena dana pembangunan yang
telah dilaksanakan di gampong Lhok Timon adalah bersumber dari
ADG dan bantuan dari NGO asing” (Wawancara, Kamis 7 Maret
2013).
Hasil wawancara dengan Safri selaku Warga Gampong Lhok Timon,
mengatakan bahwa :
“Kami selaku warga masyarakat Gampong Lhok Timon secara
bersama untuk berupaya mewujudkan pembangunan gampong, karena
itu demi kepentingan bersama, namun secara swadaya kami hanya
mampu berupaya untuk mewujudkannya dengan memberikan tenaga
dan pikiran. Kalau swadaya berupa dana uang, kami hanya mampu
memberikan sumbangan untuk pembangunan mesjid, sebab desa kami
banyak mendapat sumber bantuan dari pemerintah dan NGO Asing.
(Wawancara, Kamis 7 Maret 2013).
Hal yang senada juga dituturkan oleh Padli, selaku masyarakat Gampong
Lhok Timon, yang berada pada Dusun Jabi, mengatakan bahwa :
“Warga dusun kami hanya memberikan sumbangan untuk
pembangunan mesjid, sebab desa kami banyak mendapat sumber
bantuan dari pemerintah dan NGO Asing, kemudian bentuk swadaya
yang paling banyak kami berikan adalah dalam bentuk tenaga. Inilahn
57
57
upaya kami dan aparat gampong untuk memajukan pembangun
gampong Lhok Timon. (Wawancara, Kamis 7 Maret 2013).
Hasil wawancara dengan Safrizar selaku Kaur Kesra Gampong Lhok
Timon, mengatakan bahwa :
“Swadaya masyarakat selama ini adalah upaya yang utama, untuk
mewujudkan pembangunan, sebab dengan swadaya masyarakatlah
dapat mewujudkan pembangunan secara merata, kepala desa hanya
berupa untuk mengeluarkan kebijakan dan mengajak masyarakat
untuk bermusyawarah dalam rencana pembangunan. (Wawancara,
Selasa 5 Februari 2013).
Berdasarkan wawancara di atas, maka dapat dipahami bahwa upaya
pemerintah gampong dan masyarakat untuk mewujudkan pembangunan gampong
Lhok Timon, yaitu dengan cara mendorong partisipasi masyarakat dan mengajak
masyarakat untuk bermusyawarah dalam kegiatan pembangunan. Agar lebih jelas
bahwa upaya pembangunan kepemimpian keuchik dalam mewujudkan
pembangunan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel : 4. 11. Upaya kepemimpinan Keuchik dalam mewujudkan pembangunan
gampong.
No Jenis upaya Cara yang dilakukan
1. Dana Memanfaatkan dan ADG, APBG dan BKPG
untuk kelancaran pembangunan.
2. Memberti motivasi Semagat pemerintah gampong untuk
mewujudkan pembangunan gampong.
3. Bermusyawarah Berembuk dengan masyarakat untuk mencari
alternatif dan prioritas pembangunan.
4. Mengambil Keputusan Bermusyawarah dan menentapkan hasil
keputusan atas program pembangunan yang
akan dilaksanakan.
Sumber : Diolah dari hasil penelitian tahun 2013
Pemerintah Gampong Lhok Timon saat ini telah melaksanakan berbagai
macam program pembangunan gampong, dengan upaya untuk meningkatkan
58
58
partisipasi masyarakat baik itu dalam proses, pelaksanaan maupun pengawasan
pembangunan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Gampong Lhok Timon
merupakan program-program yang bersifat berkelanjutan serta memposisikan
masyarakat sebagai pelaku utama program dan yang paling penting adalah
program-program tersebut lebih berusaha untuk mewujudkan kemandirian dan
kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Hal ini dibenarkan oleh Deknong,
selaku Kepala Urusan Pemerintahan, mengungkapkan bahwa :
“Program-program pembangunan yang selama ini sedang dijalankan
salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Maka perlu diketahui bahwa pelaku utama pembangunan adalah
masyarakat itu sendiri, karena hasilnya dinikmati bersama. Sedangkan
keuchik hanya sebagai penengah, jadi dapat dikatakan bahwa upaya
yang ditempuh selama ini adalah tujuan hanya untuk mewujudkan
pembangunan“(Wawancara, Kamis 7 Maret 2013).
Hasil wawancara dengan Amardani selaku Sekdes Gampong Lhok Timon,
mengatakan bahwa :
“Keuchik dan masyarakat secara bersama-sama bekerja sama untuk
berupaya mewujudkan pembangunan, yang salah satu upaya pertama
adalah dengan bermusyawarah dengan tujuan untuk merumuskan
kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan dalam jangka
menengah. Kemudian upaya lain adalah memberikan ide atau gagasan
tentang mekanisme yang dijalankan. (Wawancara, Kamis 7 Maret
2013).
Hal yang senada juga dituturkan oleh Samsudin, selaku Kadus Jabi,
Gampong Lhok Timon, mengatakan bahwa :
“Setahu saya, kami masyarakat hanya diajak musyawarah dan diajak
untuk bekerja sama dalam hal pembangunan atau dengan kata adalah
Musrembang Gampong yang arahnya adalah untuk mewujudkan
pembangunan. Untuk membahasnya masyarakat dan seluruh aparatur
gampong bermusyawarah.(Wawancara, Kamis 7 Maret 2013).
59
59
Kemudian, Armia Uddin, Keuchik Gampong Lhok Timon, menuturkan
bahwa:
“ Upaya kami masyarakat gampong Lhok Timon untuk mewujudkan
pembangunan secara partisipatif adalah merumuskan rencana yang
akan dilaksanakan dengan jalan musyawarah dan menyusun draf dan
susunan tim perencanaan pembangunan gampong.(Wawancara, Kamis
7 Maret 2013).
Wawancara dengan Amir, selaku warga Gampong Lhok Timon,
mengatakan bahwa :
“Memang upaya yang perlu ditempuh antara masyarakat dan aparat
gampong untuk mewujudkan pembangunan secara partisipatif adalah
dengan cara musyawarah, karena itu menyangkut kepentingan
bersama yaitu kepentingan masyarakat dan seluruh aparat gampong.
Kalau keuchik berkewajiban mendorong dan berupaya untuk
memberikan motivasi kepada masyarakat.(Wawancara, Kamis 7
Maret 2013).
Berdasarkan wawancara di atas, maka dapat dipahami bahwa upaya
masyarakat dan keuchik untuk mewujudkan pembangunan adalah meningkatkan
partisipasi bersama baik itu partisipasi masyarakat maupun partisipasi seluruh
masyarakat Gampong Lhok Timon.
Berdasarkan hal di atas, berbagai hal diusahakan oleh pemerintah
Gampong Lhok Timon yaitu: penyediaan bantuan yang menunjang kegiatan
masyarakat, perumusan kebijakan yang dapat memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk turut serta dalam program pelaksanaan pembangunan.
Pemberian kreatifitas, dan motivasi bagi tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan program pembangunan.
Dalam realitasnya, tidak semua anggota masyarakat di Gampong Lhok
Timon ikut berpartisipasi, dengan berbagai macam alasan. Hal ini disadari karena
60
60
adanya beberapa faktor yang mempengaruhi. Di sini diperlukan upaya untuk
menyakinkan masyarakat tentang partisipasi dalam pembangunan, yaitu adanya
komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat atau sebaliknya. Keadaan
seperti ini akan merubah sikap serta tindakan masyarakat yang selanjutnya
menjadi dukungan untuk berpartisipasi. Berbagai upaya masyarakat untuk
mewujudkan pembangunan gampong Lhok Timon. Agar lebih jelas dapat dilhat
pada tabel di bawah ini :
Tabel : 4. 11. Upaya masyarakat dalam mewujudkan pembangunan
gampong.
No Jenis upaya Cara yang dilakukan
1. Bermusyawarah Berkumpul dan membicarakan program
pembangunan
2. Gotong royong Bersama-sama bekerja ketika dilaksanakan
pembangunan
3. Melaksanakan
pembangunan
Melaksanakan program pembangunan
bersama masyarakat
Sumber : Diolah dari hasil penelitian tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas, maka jelas bahwa upaya masyarakat dalam
mewujudkan pembangunan gampong, maka cara yang dilaksanakan berbagai
macam salah satunya adalah bergotong royong. Perlunya upaya untuk
mewujudkan pembangunan gampong sangat diperlukan demi mempercepat
pembangunan gampong. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara, Pak Muslem,
selaku Tuha Peut, mengatakan bahwa :
“ Masyarakat telah berupaya melaksanakan pembangunan gampong,
salah satunya adalah dengan cara gotong royong secara swadaya
maupun dengan imbalan. Salah satu pembangunan yang melibatkan
masyarakat adalah pembangunan jalan setapak. Masyarakat telah
berupaya berupa tenaga maupun pikiran” .(Wawancara, Kamis 7
Maret 2013).
61
61
Hasil wawancara dengan Usman, mengatakan bahwa :
“Kami masyarakat, melaksanakan gotong royong bersama, untuk
membangun jalang setapak dan memasang pagar mesjid. Kemudian
warga juga bergotong royong membersihkan lingkungan di sekitar
masyarakat. Dengan adanya gotong royong tersebut, maka masyarakat
terlibat dalam program pembangunan” (Wawancara, Kamis 7 Maret
2013).
Seperti yang diungkapkan oleh Zainal, mengatakan bahwa :
“Kami, masyarakat telah berupaya untuk mewujudkan pembangunan,
kemarin kami telah melaksanakan rapat di balai musyawarah
gampong, untuk membahas agenda pembangunan yang dihadiri oleh
aparat gampong dan masyarakat. Hal ini untuk merencanakan
pembangunan sarana fisik, di dusun-dusun masing-masing, contohnya
pembangunan jalan setapak dan dainase. (Wawancara, Kamis 7 Maret
2013).
Wawancara dengan Hamidi, mengatakan bahwa :
“Iya, pada saat kami melaksanakan musyarawah tentang program
pembangunan gampong, ini merupakan salah satu upaya masyarakat
untuk mewujudkan pembangunan. Tapi perlu dipahami bahwa ketika
rapat tidak banyak yang hadir. Dari jumlah masyarakat gampong Lhok
Timon, hanya sebagian yang datang rapat.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat dipahami bahwa,
masyarakat telah berupaya penuh untuk mewujudkan pembangunan gampong,
salah satu caranya adalah bermusyawarah dan bergotong royong ketika
pelaksanaan pembangunan. Salah satu contoh upaya masyarakat untuk
mewujudkan pembangunan adalah pembangunan jalan setapak dan pembangunan
dreinase. Kemudian tidak semua masyarakat berupaya penuh untuk mewujudkan
pembangunan gampong karena ada runitas atau kesibukan masing-masing.
Hal ini sesuai dengan Armia Uddin, selaku Keuchik Gampong Lhok
Timon, mengatakan bahwa :
62
62
“Iya, kok memang secara keseluruhan, tidak semua masyarakat ikut
berpartisipasi dalam program pembangunan, maka kami aparat
Gampong tetap berupaya untuk meningkatkan program-program
pembangunan ke depannya, jika ada. Maka sekarang upaya yang
paling penting adalah bagaimana kedepannya agar pembangunan di
gampong Lhok Timon meningkat” .(Wawancara, Jum’at 7 Maret
2013).
Wawancara dengan Samsudin, selaku Kadus Jabi, Gampong Lhok Timon,
mengatakan bahwa :
“Upaya masyarakat dan keuchik untuk meningkatkan lagi program
pembangunannya ke depan ialah dengan cara bersama-sama bekerja
keras, guna meningkatkan lagi peran sertanya. Saya lihat selama ini
masyarakat kurang antusias dalam program pembangunan yang
dicanangkan, hal ini bisa dijadikan masukan bagi pihak gampong.
Maka dari sebaiknya keuchik harus berupaya penuh untuk
meningkatkan lagi program pembangunannya, dengan
memaksimalkan dana yang diberikan. (Wawancara, Jum’at 7 Maret
2013).
Hal senada juga diungkapkan oleh Amir, masyarakat gampong Lhok
Timon, mengatakan bahwa :
“Iya, setahu saya masyarakat belum berupaya penuh untuk
mewujudkan pembangunan yang sedang berjalan selama ini, kenapa
saya katakan begitu sebab kurangnya partisipasi masyarakat membuat
program-program yang dijalankan menjadi kurang maksimal, maka
oleh sebab itu keuchik dan aparatur gampong harus benar-benar serius
untuk menangani masalah ini.(Wawancara, Jum’at 7 Maret 2013).
Hal ini juga dituturkan oleh Tarmizi, mengatakan bahwa :
“kurangnya partisipasi masyarakat terhadap pembangunan gampong,
ialah disebabkan oleh kesibukan masyarakat terhadap rutinitas
masing-masing, yaitu sebagai nelayan. Masyarakat yang banyak
berprofesi sebagai nelayan membuat masyarakat lebih mementingkan
pekerjaan. (Wawancara, Jum’at 7 Maret 2013).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka jelas bahwa keuchik harus
berusaha penuh untuk meningkatkan program-program pembangunan serta
mendorong masyarakat dalam berpartisipasi. Kemudian Kebijakan pembangunan
di Gampong Lhok Timon ditempuh melalui program peningkatan infrastruktur
63
63
dengan kegiatan peningkatan/rehabilitasi jalan dan rumah, pembangunan gedung
pemuda, dan banyak lagi pembangunan infrastruktur lainnya yang didanai oleh
BBR dan pemerintah. Sedangkan pembangunan pagar balai gampong yang dana
bersumber dari ADG dengan melibatkan masyarakat sebagai tenaga kerja.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, menunjukkan bahwa
hasil pembangunan sarana infrastruktur gampong berkembang pesat, karena dana
yang dikeluarkan bersumber dari NGO dan pemerintah yang dimanfaat secara
maksimal. Kemudian pembangunan infrastruktur fisik secara nyata dapat dilihat-
hasilnya. Hal ini menunjukan bahwa peran masyarakat dan kepemimpinan
keuchik telah mewujudkan pembangunan gampong, terutama pembangunan
infrastruktur gampong.
Kemudian masalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur gampong,
maka masalah tenaga kerja bukanlan masalah yang rumit karena masayarakat
sendirilah yang melakukan kegiatan tersebut mulai dari tenaga tukang sampai
tenaga kasar. Masyarakat dalam hal ini menerapkan sistem gotong royong, jadi
warga yang ada kesemuanya akan secara untuk membantu sesuai dengan waktu
yang mereka bisa.
64
64
4.2 Pembahasan
4.2.1 Partisipasi Masyarakat dan Kepemimpinan Keuchik Dalam
Mewujudkan Pembangunan Gampong di Gampong Lhok Timon
Dalam pelaksanaan program pembangunan, keberadaan masyarakat dan
kepemimpinan formal yaitu kepala desa yang terdiri dari elemen masyarakat
sebagai peserta musyawarah dalam merencanakan program pembangunan maupun
melaksanakan program pembangunan. Keberadaan masyarakat dan
kepemimpinan di dalam kehidupan masyarakat Gampong Lhok Timon tidak saja
memberikan manfaat di bidang keagamaan dan tradisi belaka. Tetapi lebih dari itu
dalam pembangunan Gampong Lhok Timon, kepemimpinan Keuchik dalam hal
ini yang kepemimpinan formal berperan sebagai penengah terhadap ketegangan
masing-masing dusun yang berusaha untuk berpartisipasi dalam hal usulan
tentang rencana program pembangunan yang perlu diprioritaskan karena
menyangkut kepentingan warga dusun. Namun keputusan akhir tetap ada pada
pemerintah gampong karena menyangkut tanggung jawab terhadap laporan hasil
pembangunan yang ada di gampong tersebut.
Kebijakan program pembangunan gampong Lhok Timon menitikberatkan
pada aspek partisipasi masyarakat yang memprioritaskan pembangunan sarana
infrastruktur fisik. Respon masyarakat terhadap program pembangunan dan aspek
keberlanjutan program bagi masyarakat gampong di tengah keberagaman
kemampuan dan kepentingan masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang
sangat terbatas akan mewujudkan pengembangan program pembangunan yang
tidak melahirkan kelompok terpinggirkan, maka dalam upaya menyukseskan
pelaksanaan pembangunan diperlukan adanya partisipasi aktif dari masyarakat.
Selain itu dalam pelaksanaan pembangunan sarana fisik di Gampong Lhok Timon,
65
65
diharapkan pentingnya partisipasi aktif masyarakat untuk mengindentifikasi
berbagai masalah pembangunan gampong yang dihadapi dengan alternatif
pemecahannya yang secara utuh dilaksanakan oleh masyarakat.
Pentingnya partisipasi dikemukakan oleh Conyers (2001 h: 154-155)
sebagai berikut: pertama, partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna
memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat
setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek
akan gagal; kedua, bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau
program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan
perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui seluk-beluk proyek
tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut; ketiga,
bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam
pembangunan masyarakat mereka sendiri.
Apa yang ingin dicapai dengan adanya partisipasi adalah meningkatnya
kemampuan (pemberdayaan) setiap orang yang terlibat baik langsung maupun
tidak langsung dalam sebuah program pembangunan dengan cara melibatkan
mereka dalam pengambilan keputusan dan kegiatan-kegiatan selanjutnya dan
untuk jangka yang lebih panjang.
Partisipasi dalam bentuk tenaga dalam hal ini diwujudkan lewat
keikutsertaan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan pembangunan
yang dilaksanakan. Mereka menyumbangkan tenaga untuk pembangunan seperti
ikut serta membuat jalan, membangun jembatan, membangun rumah dan yang
lainnya secara iklas tanpa upah. Bahkan tak jarang demi keikut sertaan
masyarakat Gampong Lhok Timon mereka rela untuk tidak pergi ke laut maupun
66
66
ke sawah, namun ada juga sebagian masyarakat yang tidak rela meninggalkan
pekerjaannya demi kepentingan bersama. Bentuk partisipasi semacam ini adalah
merupakan bentuk partisipasi yang paling tinggi.
Menurut Tjokroamidjojo (2001 h: 90). Keterlibatan aktif atau partisipasi
masyarakat tersebut dapat berarti keterlibatan dalam penentuan arah, strategi dan
kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah, keterlibatan dalam
memikul beban dan tangungjawab dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan dan
keterlibatan dalam memperoleh hasil dan manfaat secara berkeadilan.
Dukungan masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan merupakan
salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan dan kegagalan setiap
program pembangunan. Oleh karena itu dukungan masyarakat hendaknya selalu
mendapat perhatian dan selalu diusahakan keberadaanya dalam setiap
kesempatan.
Dari hasil pengamatan di lapangan bahwa pelaksanaan pembagunan di
Gampong Lhok Timon diprioritaskan pada pembangunan saran fisik gampong,
karena Gampong Lhok Timon merupakan salah gampong yang terkena musiban
tsunami, sehingga fasilitas sarana fisik hancur secara total.
4.2.2 Upaya Masyarakat dan Kepemimpinan Keuchik dalam Mewujudkan
Pembangunan Gampong di Gampong Lhok Timon
Keinginan masyarakat dan kepala desa untuk mewujudkan pembangunan
berupa upaya pergerakan kondisi masyarakat dari suatu situasi ke suatu situasi
yang secara keseluruhan lebih baik akan tercapai melalui konsep yang lebih
mendekatkan pemerintah dengan masyarakatnya.
67
67
Selanjutnya perumusan dan pelaksanaan berbagai kebijaksanaan,
program-program pembangunan yang konsisten dan dapat diwujudkan dengan
rasionalitas urutan dan skala prioritasnya. Hal ini dapat dicapai karena maksud
dan tujuan pembangunan Gampong tidak lain adalah agar masyarakat dapat hidup
sejahtera. Hal ini berarti bahwa berhasilnya pencapaian pembangunan
memerlukan keterlibatan aktif dari masyarakat pada suatu daerah itu sendiri pada
umumnya.
Proses partisipasi masyarakat selalu menjadi perhatian utama dalam
pembangunan terutama pembangunan gampong. Partisipasi merupakan bagian
penting dari budaya bangsa kita yang senantiasa menempuh pendekatan
musyawarah untuk mufakat dalam mencari jalan keluar serta pengambilan
keputusan bersama. Dengan kata lain apapun yang menjadi hasil ataupun
keputusan musyawarah mufakat tersebut sudah menjadi tanggung jawab bagi
semua peserta musyawarah dalam konteks ini adalah masyarakat. Partisipasi
adalah proses pemberdayaan masyarakat sehingga mampu menyelesaikan sendiri
masalah yang mereka hadapi, melalui kemitraan setara, transparansi, kesetaraan
kewenangan, kesetaraan tanggung jawab dan kerja sama.
Munculnya upaya partisipasi masyarakat dalam pembangunan gampong
disebabkan oleh keinginan dan harapan masyarakat untuk dapat memiliki dan
menikmati prasarana yang lebih baik. Ada beberapa penyebab munculnya ke-
inginan dan harapan masyarakat itu, diantaranya adalah: meningkatnya
pengetahuan masyarakat tentang proses-proses pembangunan, yang telah lama
mereka lakukan dalam perencanaan dan mereka saksikan dalam pelaksanaan di
daerah lain. Meningkatnya pengetahuan masyarakat tidak terjadi dengan serta
68
68
merta, tetapi ada kondisi penyebab yang mendasarinya, yaitu terjadinya
komunikasi, pendidikan dan kepemimpinan yang mereka alami.
Menurut Tjokroamidjojo (2001, h: 56) faktor-faktor yang mempengaruhi
par-tisipasi masyarakat dalam pembangunan di antaranya adalah komunikasi,
kepemimpinan dan pendidikan. Selain itu Perubahan yang terjadi dalam
masyarakat termasuk perubahan pengetahuan diawali dari kontak dengan orang
lain (komunikasi).
Partisipasi masyarakat melalui kontak dengan pihak lain sebagai salah satu
titik awal perubahan. Fenomena yang ada dan ditunjukkan oleh masyarakat adalah
usaha mereka dalam rangka memenuhi keinginannya di bawah koordinasi
Pemimpinnya. Pemimpin formal sangat berperan dan didukung oleh pemimpin
non formal. Dari sini dapat ditarik satu kesimpulan bahwa pemimpin formal
maupun informal dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
mewujudkan pembangunan sangat diperlukan keberadaannya. Menurut Buddy
(2008, h: 120) kepemimpinan yang baik akan menimbulkan peran serta
masyarakat dengan kesadaran dan rasa tanggung jawab yang tinggi.
Usaha peningkatan pembangunan gampong mempunyai satuan biaya yang
cukup tinggi, sehingga dalam penyelesaiaanyapun diperlukan biaya yang tinggi
pula, untuk itu jalan satu-satunya adalah harus menghimpun dengan baik potensi
yang ada dalam masyarakat dengan cara mengorganisirnya, sebagaimana
disampaikan Wolfe (dalam Adi Sasmita (2006 h: 89) bahwa Partisipasi sebagai
usaha terorganisasi meningkatkan peranan pengendalian atas sumber-sumber daya
dan lembaga-lembaga regulatif dalam satuan masyarakat tertentu. Usaha
pengorganisasian dilakukan mengingat kondisi masyarakat di bidang ekonomi
69
69
secara individu sangat lemah dibandingkan dengan biaya pembangunan secara
keseluruhan.
Dari uraian tersebut di atas, maka dapatlah dikemukakan bahwa harapan
masyarakat Gampong Lhok Timon terhadap ketersediaan prasarana dan sarana
gampong merupakan salah satu penyebab dari kesediaan masyarakat untuk terlibat
dalam proses pembangunan. Salah satu sebab dari kesediaan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pembangunan adalah otoritas yang mereka miliki, apabila
sedikit sekali otoritas yang mereka miliki, maka yang terjadi adalah keengganan
untuk berpartisipasi.
70
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berkenaan dengan
partisipasi masyarakat dan kepemimpinan keuchik dalam mewujudkan
pembangunan Gampong Lhok Timon, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Partisipasi masyarakat dan kepemimpinan keuchik dalam mewujudkan
pembangunan Gampong Lhok Timon, maka masyarakat dan kepala desa
secara bersama-sama bekerja guna menyuseskan program-program
pembangunan gampong yang telah dilaksanakan. Masyarakat Gampong
Lhok Timon secara keseluruhan tidak semua terlibat dalam kegiatan
pembangunan gampong, sehingga untuk mewujudkan pembangunan
Gampong Lhok Timon tidak berjalan secara efektif. Masyarakat dan
pemerintah gampong sudah sama-sama berupaya untuk meningkatkan
pembangunan gampong namun dari tingkat partisipasi masyarakat masih
sangat minim.
2. Peran serta masyarakat dan pemerintah gampong dalam mewujudkan
pembangunan di Gampong Lhok Timon dapat kita lihat dari adanya upaya
kerja sama antara masyarakat dan aparat gampong, salah satu upaya
masyarakat dan kepala desa adalah masyarakat bergotong-royong
melaksanakan pembangunan sedangkan kepala memberikan prakarsan dan
gagasan serta berupaya mendorong masyarakat. Sebagai pemerintah
tingkat bawah pemerintah Gampong hanya bisa mengusulkan serta
mendampingi semua pembangunan secara fisik yang ditetapkan oleh hasil
71
71
Musrembang di tingkat kecamatan. Karena pemerintah Gampong hanya
bisa menjalankan perintah kordinasi dari pemerintah tingkat kecamatan
yang merupakan wilayah administrasinya.
5.2 Saran
Dengan melihat uraian-uraian dalam hasil penelitian dan pembahasan serta
kesimpulan, penulis memberikan altenatif pemecahan berupa saran sebagai
berikut :
1. Peningkatan peran Serta pemerintah Gampong dalam pelaksanaan
pembangunan di Gampong Lhok Timon harus dioptimalkan lagi dengan
berupaya semaksimalnya untuk merangsang masyarakat untuk ikut
berpartisipasi, di mana guna mewujudkan cita-cita pembangunan yakni
tercapainya hidup sejahtera kepada semua warga masyarakat Gampong.
2. Kepada Keuchik agar kiranya tetap berupaya semaksimal mungkin membuka
ruang kepada masyarakat agar tidak segan memberi aspirasinya. Dan untuk
aparat pemerintah Gampong tingkatkan kerjasama yang baik dan hubungan
yang harmonis demi terciptanya pelayanan yang optimal kepada masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2000, Manajemen Penelitian. PT Rieneka Cipta, Jakarta.
B. Miles Matthew dan A. Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Dessler, G, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Alih Bahasa : Benyamin
Molan, PT. Prenhallindo, Jakarta.
Effendi, Sofian, 2005, Materi Kuliah Evaluasi dan Implementasi Kebijakan Publik,
MAP-UGM, Yogyakarta.
Hasibuan,Melayu,SP , 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara,Jakarta.
Iqbal, Hasan. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,
Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia
Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Moh, Nazir. 2005. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor.
Mathis, R,L, dan Jackson, J.H., 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 9.
Salemba Empat. Jakarta:
Nur Ramadani. Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Kontrak yang di PHK Dalam
Masa Kontrak (Studi Kasus Putusan Pengadilan Hubungan Industrial
Nomor : 271/G/2009/PHI.Sby). Skripsi. Program Studi Ilmu Hukum.
Fakultas Hukum. Universitas Pembangunan Nasional. Surabaya.
Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan.
Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Rizky Charunia Asih. 2012. Analisis Perbedaan Kinerja Karyawan Studi Kasus
Pada Karyawan Tetap dan Karyawan Outsourcing Pada Bagian
Produksi di PT. Santos Jaya Abadi. Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis. Universitas pembangunan nasional. Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu politik. Surabaya.
Simamora, H. 2004. Manajemen Sumberdaya Manusia. Penerbit STIE YKPN.
Yogyakarta.
Siagian, Sondang P. 2006. Fungsi-fungsi Manajerial. Jakarta. Bumi Aksara.
Sastrohadiwiryo. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta,
Bandung
Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya :
Bandung.
Sukandarrumidi. 2008. Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penelitian (petunjuk
praktis untuk peneliti pemula). Gadjah Mada University press.
Undang-undang RI Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan