partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi
TRANSCRIPT
PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI
LINGKUNGAN PERMUKIMAN
DI KELURAHAN ROWOSARI
KECAMATAN TEMBALANG
KOTA SEMARANG
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Niken Luluk Cahyani
NIM 3201408065
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 27 Februari 2013
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Moch. Arifien, M.Si Drs. Saptono Putro, M.Si
NIP. 19550826 198303 1 003 NIP. 19620928 199003 1 002
Mengetahui
Ketua Jurusan Geografi
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si
NIP. 19620904 198901 1 001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Jum’at
Tanggal : 8 Maret 2013
Penguji Utama
Dra. Erni Suharini, M.Si
NIP.196111061988032002
Anggota I Anggota II
Drs. Moch. Arifien, M.Si Drs. Saptono Putro, M.Si
NIP. 19550826 198303 1 003 NIP. 19620928 199003 1 002
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Dr. Subagyo, M.Pd
NIP. 19510808 198003 1 003
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
Niken Luluk Cahyani
NIM. 3201408065
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
1. Fabiayyiaalaa irobbikumaatukaddibaan…Nikmat Allah yang mana lagi yang
akan kau dustakan (Q.S Arrahman).
2. Jangan pernah berkata aku tidak bisa, namun selalu berkata aku bisa dalam
menghadapi segala macam cobaan di hidup ini (Niken Luluk Cahyani)
PERSEMBAHAN
Tanpa mengurangi sedikitpun rasa syukur terhadap ALLAH SWT, skripsi ini
penulis persembahkan untuk:
1. Jagoan Kecilku, Muhammad Fathan Alfarezi sebagai penyemangatku.
2. Pemimpin Keluarga Kecilku, Masrochin yang selalu mendukungku.
3. Bapak dan Ibu tercinta, Bapak Warsono dan Ibu Istriani yang selalu
membimbingku dan tak pernah melewatkan waktunya untuk mendo’akanku.
4. Adikku Izfa’ Habibi.
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala berkah,
rahmat, dan ridha_Nya akhirnya penulis dapat menyelasaikan penyusunan Skripsi
dengan judul “Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan
Permukiman Di Kelurahan Rowosari Kecanatan Tembalang Kota Semarang”.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan
dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis ucapkan
banyak terimakasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmojdo., Rektor Universitas Negeri Semarang atas
kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk menjadi mahasiswa
UNNES.
2. Dr. Subagyo, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES, terimakasih
atas ijin penelitian yang bapak berikan.
3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Geografi atas segala bimbingan
dan arahan selama menjadi mahasiswa Geografi,
4. Drs. Moch. Arifien, M.Si., Pembimbing I atas segala arahan dan bimbingan
dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Saptono Putro, M.Si., Pembimbing II atas segala arahan dan bimbingan
dalam penyusunan skripsi ini.
6. Dra. Erni Suharini, M.Si., yang telah menguji dan memberi saran membangun.
vii
7. Dr. Juhadi, M. Si., atas pengarahan yang diberikan sebagai dosen wali dari awal
sampai akhir
8. Para Dosen dan karyawan Jurusan Geografi atas ilmu yang telah diberikan
selama menempuh studi serta bantuan dan motivasinya.
9. Lurah dan seluruh keluarga besar Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang
Kota Semarang yang telah membantu dalam penelitian ini.
10. Keluarga besarku, atas segala limpahan doa dan kasih sayangnya
11. Keluarga besar Jurusan Geografi, Pend. Geografi 2008 Terima kasih untuk
semua yang sangat indah.
12. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal
kebaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan
guna kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan
berguna bagi pembaca pada umumnya.
Semarang, 8 Maret 2013
Penulis
viii
SARI
Cahyani, Niken Luluk. 2013. Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan
Sanitasi Lingkungan Permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang
Kota Semarang. Skripsi, Jurusan Geografi, FIS UNNES. Pembimbing I. Drs. Moch.
Arifien, M.Si. Pembimbing II. Drs. Saptono Putro, M. Si. 125 halaman.
Kata Kunci : Partisipasi, Kepala Keluarga, Perbaikan, Sanitasi
Kelurahan Rowosari merupakan salah satu kelurahan yang berada di
Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Masalah yang dihadapi oleh masyarakat di
Kelurahan Rowosari adalah buruknya sanitasi di lingkungan permukiman mereka,
salah satu masalah sanitasi yang dihadapi oleh masyarakat adalah susahnya
memperoleh air bersih untuk memenuhi kebutuhan MCK sehari – hari, akhirnya
banyak masyarakat yang menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhannya.
Karena buruknya sanitasi yang ada akhirnya pihak kelurahan mengadakan program
perbaikan sanitasi lingkungn permukiman, untuk memperbaiki sanitasi yang ada di
Kelurahan Rowosari. Tujuan penelitian ini: (1) mengetahui tingkat partisipasi kepala
keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari,
(2) mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan tingkat
partisipasi antar kepala keluarga terhadap perbaikan sanitasi lingkungan permukiman
di Kelurahan Rowosari.
Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang tinggal di
Kelurahan Rowosari yaitu 2666 KK. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
Stratified Random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari setiap jenjang,
populasi memiliki kesempatan menjadi responden dengan jumlah sampel 96 KK.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket, observasi, dokumentasi
dan wawancara sedangkan alat pengumpul data yang digunakan adalah angket yang
berisi mengenai tingkat partisipasi, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan
angket tingkat kesadaran. Sedangkan tekhnik analisis data yang digunakan adalah
deskriptif presentase dan analisis regresi ganda.
Hasil penelitian dengan menggunakan deskriptif prosentase didapat tingkat
partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di
Kelurahan Rowosari sebesar 69,00% dengan kriteria tinggi, Ada dua faktor yang
mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga dengan F hitung
4,389 dan taraf signifikasi sebesar 0,015 < dari 0,05 yang artina perbedaan tingkat
partisipasi antar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di
ix
Kelurahan Rowosari dipengaruhi oleh tingkat pendidikan kepala keluarga dan tingkat
kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi yang baik. Besarnya pengaruh
tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga terhadap perbedaan tingkat
partisipasi kepala keluarga di Kelurahan Rowosari sebesar 60,7% sedangkan sisanya
39,3% di pengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Dari hasil penelitian saran untuk warga di Kelurahan Rowosari adalah kepala
keluarga hendaknya lebih meningkatkan partisipasi dalam mewujudkan sanitasi yang
baik dan perlu adanya sosialisasi, koordinasi serta mengupayakan kegiatan yang
berkaitan dengan perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. Perlu adanya usaha
peningkatan kesadaran kepala keluarga agar tingkat partisipasinya semakin tinggi.
Kemudian memngutamakan menempuh pendidikan formal yang tinggi untuk
masyarakat, serta perlu adanya pembinaan pendidikan kelingkungan di berbagai
jenjang pendidikan untuk instansi pendidikan terkait. Sebab tingkat pendidikan dan
kesadaran kepala keluarga merupakan faktor yang berpengaruh besar dalam
partisipasi perbaikan santasi lingkungan permukiman.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
PRAKATA ....................................................................................................... vi
SARI ................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
E. Penegasan Istilah .................................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI.
A. Partisipasi ............................................................................................. 10
B. Kepala Keluarga ................................................................................... 14
C. Sanitasi Lingkungan ............................................................................. 16
D. Lingkungan Permukiman ..................................................................... 29
E. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Partisipasi..................... 33
F. Kerangka Berfikir ................................................................................ 38
xi
G. Hipotesis .............................................................................................. 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 40
B. Populasi ................................................................................................ 40
C. Sampel dan Teknik Sampling .............................................................. 40
D. Variabel ................................................................................................ 44
E. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 46
F. Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 47
G. Analisis Data ........................................................................................ 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ................................................... 55
1. Lokasi Penelitian ............................................................................ 55
2. Tata Guna Lahan ............................................................................ 57
3. Kondisi Ekonomi ........................................................................... 59
4. Kondisi Sosial ................................................................................ 61
5. Sarana Pemerintah.......................................................................... 63
6. Gambar Pelaksanaan Program Perbaikan Sanitasi Lingkungan
Permukiman di Kelurahan Rowosari ............................................. 64
B. Hasil Penelitian .................................................................................... 71
1. Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan
Permukiman ................................................................................... 71
a. Sosialisasi dan Pembinaan ....................................................... 72
b. Pelaksanaan .............................................................................. 74
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Tingkat Partisipasi antar
Kepala Keluarga ............................................................................ 76
a. Tingkat Pendidikan .................................................................. 76
b. Tingkat Kesadaran ................................................................... 77
c. Tingkat Pengetahuan ................................................................ 78
xii
C. Pembahasan .......................................................................................... 90
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................................. 97
B. Saran ................................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 99
LAMPIRAN ..................................................................................................... 102
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Tipe Permukiman ....................................................................................... 30
3.1 Teknik Pengambilan Sampel ..................................................................... 42
3.2 Validitas Soal ................................................................................................ 48
3.3 Perhitungan Deskriptif Prosentase ............................................................... 52
4.1 Jumlah RT dan RW di Kelurahan Rowosari ................................................. 57
4.2 Luas dan Penggunaan Lahan di Kelurahan Rowosari .................................. 59
4.3 Mata Pencaharian Penduduk di Kelurahan Rowosari ................................... 60
4.4 Komposisi Penduduk Kelurahan Rowosari Berdasarkan Kelompok Umur . 61
4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................... 62
4.6 Jumlah Sarana Pendidikan di Kelurahan Rowosari ...................................... 63
4.7 Jumlah Sarana Kesehatan di Kelurahan Rowosari ....................................... 64
4.8 Distribusi Variabel Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga ............................ 72
4.9 Distribusi Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga dalam Sosialisasi dan Pembinaan
Program Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman ................................ 74
4.10 Distribusi Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga dalam Pelaksanaan Program
Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman .............................................. 75
4.11 Distribusi Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga di Kelurahan Rowosari .. 76
xiv
4.12 Distribusi Tingkat Kesadaran Kepala Keluarga dalam Mewujudkan Sanitasi
Lingkungan yang Baik ................................................................................ 78
4.13 Pengetahuan Tentang Pengelolaan Air Bersih ............................................ 79
4.14 Pengetahuan Tentang MCK ........................................................................ 80
4.15 Pengetahuan Tentang Pengelolaan Sampah ................................................ 81
4.16 Pengetahuan Tentang Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga ................ 82
4.17 Pengetahuan Tentang Pengelolaan Saluran Drainase ................................. 83
4.18 Uji Normalitas Variabel Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga ................... 84
4.19 Uji Normalitas Variabel Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga.................. 84
4.20 Uji Normalitas Variabel Tingkat Kesadaran Kepala Keluarga ................... 85
4.21 Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................... 86
4.22 Hasil Analisis Uji F ..................................................................................... 88
4.23 Koefisien Diterminasi ................................................................................. 89
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berfikir ...................................................................................... 38
4.1 Peta Administrasi Kelurahan Rowosari ..................................................... 56
4.2 Peta Penggunaan Lahan Kelurahan Rowosari ........................................... 58
4.3 Sosialisasi Program Perbaikan Sanitasi Pada Forum PKK se-Kelurahan Rowosari
.......................................................................................................................... 65
4.4 Warga RW VIII Mencuci Baju di Sungai .................................................. 67
4.5 Pembuatan Sumur Artesis di RW I ............................................................ 67
4.6 MCK Umum di RW VIII ........................................................................... 68
4.7 Tempat Sampah di RW VI ......................................................................... 69
4.8 Saluran Pembuangan Limbah Rumah Tangga ........................................... 70
4.9 Bak Kontrol Limbah di Rumah Warga RW VIII ....................................... 70
4.10 Pembuatan Saluran Drinase Secara Gotong Royong ............................... 71
4.11 Peta Perbaikan Sanitasi Kelurahan Rowosari .......................................... 93
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian .................................................................... 103
2. Instrument Penelitian ................................................................................. 104
3. Lembar Angket Penelitian ......................................................................... 105
4. Panduan Observasi ..................................................................................... 114
5. Skor Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ................................ 115
6. Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Penelitian ............................... 116
7. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ........................... 117
8. Table Skor Angket penelitian .................................................................... 118
9. Tabel Skor Tingkat Pengetahuan ............................................................... 123
10. Daftar Responden ....................................................................................... 128
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi sanitasi di Indonesia saat ini masih banyak kekurangan sehingga
diperlukan perbaikan. Upaya perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah saat ini
dengan memberdayakan masyarakat dalam bidang penyediaan air bersih dan
sanitasi dasar. Proyek tersebut bertujuan meningkatkan derajat kesehatan,
produktivitas, dan kualitas hidup masyarakat di pedesaan, sebagai bagian dari
program Lingkungan Sehat. Program Lingkungan Sehat ini juga terkait dengan
komitmen global dalam mewujudkan Millenium Development Goals (MDGs)
bidang lingkungan sehat. Target dari MDGs sendiri adalah mengurangi proporsi
penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi dasar pada
tahun 2015.
Hasil penelitian menunjukan hanya 45% penduduk Indonesia yang
memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi. Artinya, lebih dari 100 juta penduduk
tidak memiliki akses tersebut. Sementara itu, dalam 30 tahun terakhir, pemerintah
Indonesia hanya mengeluarkan dana sekitar 820 juta dolar AS untuk sanitasi.
Angka tersebut setara dengan Rp 200,00 per orang setiap tahun. Suatu angka yang
2
jauh dari ideal yang diperlukan yaitu sebesar Rp 47.000,00 per orang setiap tahun
(Winarsih 2008:1-2).
Sanitasi menjadi salah satu potret pemerintah dalam memberikan
perhatian kepada warga miskin. Sanitasi yang terdiri dari sub sektor MCK,
sampah rumah tangga (limbah padat dan limbah cair), drainase dan ketersediaan
air bersih yang berkaitan langsung dengan derajat kesehatan masyarakat.
Masyarakat yang mampu secara ekonomi umumnya dapat mengakses sanitasi
dengan baik, sehingga kondisi kesehatannya baik. Namun pada masyarakat
miskin, umumnya kurang atau bahkan tidak mampu mengakses sanitasi.
Akibatnya, derajat kesehatan yang buruk menjadi cerita sehari-hari masyarakat
miskin. Sanitasi di Kota Semarang saat ini tampak bahwa perbaikan sanitasi juga
sangat perlu dilakukan. Salah satunya di Kelurahan Rowosari Kecamatan
Tembalang Kota Semarang yang berada di bantaran Sungai Babon dengan luas
wilayah 8,70 km² dan jumlah penduduk mencapai 11.294 jiwa (Data Monografi
kelurahan Rowosari tahun 2012), dengan kepadatan penduduk mencapai 1.298
jiwa/ km². Tingginya kepadatan penduduk tidak sebanding dengan lahan yang
tersedia untuk permukiman, yang mengakibatkan ketidakteraturan dalam
penataan tempat tinggal dan penyediaan sarana dan prasarana permukiman.
Menurut Budiharjo dalam Juliany (2010:15), padatnya penduduk di kota
akan mengakibatkan semakin kurang memadainya sarana dan prasarana
permukiman. Begitu juga yang terjadi di Kelurahan Rowosari, kondisi tempat
tinggal yang buruk, menurunnya kualitas infrastruktur jalan, buruknya drainase
3
akibat genangan air hujan, serta buruknya pengelolaan sektor sampah (limbah
padat dan limbah cair). Kurangnya pengelolaan dan pemeliharaan terhadap
infrastruktur yang terbangun memperburuk kondisi yang sudah ada.
Problematika yang dihadapi kepala keluarga di Kelurahan Rowosari
umumnya adalah masalah banyaknya timbunan sampah rumah tangga, masih ada
masyarakat yang melakukan kebiasaan buang air besar di sungai dan
menggunakan air sungai untuk kebutuhan rumah tangga, karena tidak tersedianya
sarana dan prasarana sanitasi lingkungan yang layak, yang berpotensi sebagai
penyebab penyebaran wabah penyakit. Dibuktikan dengan tingginya angka
penderita penyakit diare, disentri dan infeksi penyakit usus lainnya sebesar 2.512
jiwa di Kecamatan Tembalang (Tim Pokja Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan ,2010) dan hampir 20% penderita adalah penduduk yang tinggal di
bantaran Sungai Babon termasuk Kelurahan Rowosari, hal ini mengindikasikan
buruknya sanitasi lingkungan yang ada.
Sanitasi lingkungan diartikan sebagai cara untuk menyehatkan
lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara
(Winarsih,2008:1). Sedangkan menurut Tim Pokja Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan Kota Semarang (2010), sanitasi lingkungan adalah status kesehatan
suatu lingkungan yang mencakup penyediaan air bersih, MCK, pengelolaan air
limbah rumah tangga, pengelolaan sampahan, dan drainase.
Pemerintah Kota Semarang sudah berusaha untuk memperbaiki kondisi
ini melalui program–program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman dengan
4
konsep pemberdayaan masyarakat, program ini melibatkan peran serta kepala
keluarga dan perangkat desa lainnya yang dimulai dari tahap perencanaan sampai
pelaksanaan. Diharapkan dengan adanya partisipasi kepala keluarga dan
perangkat desa tersebut timbul rasa memiliki terhadap hasil-hasil pembangunan
sehingga keberlanjutan dari program dapat tercapai. Namun hal ini tak akan
berhasil tanpa adanya partisipasi masyarakat itu sendiri.
Menurut Rohman Ainur (2009:49) tingkat partisipasi seseorang atau
sekelompok dalam suatu program dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
tingkat pendidikan, pengetahuan, kesadaran jenis pekerjaan, agama, keadaan
sosial budaya, penghasilan dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian latar
belakang masalah tersebut di atas kiranya menjadi dasar bagi penulis untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Partisipasi kepala keluarga dalam
perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan
Tembalang Kota Semarang.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi
lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota
Semarang?
5
2. Faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi
antar kepala keluarga terhadap perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di
Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan
sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan
Tembalang Kota Semarang.
2. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan
tingkat partisipasi antar kepala keluarga terhadap perbaikan sanitasi
lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota
Semarang (faktor – faktornya meliputi tingkat pendidikan dan kesadaran
kepala keluarga).
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, baik
manfaat teoritis maupun praktis, manfaat yang dapat diperoleh dari hasil
penelitian antara lain:
1. Secara teoritis,
a. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai partisipasi
kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.
6
b. Bagi Mahasiswa
Dapat dijadikan bahan referensi bagi mahasiswa yang ingin mengetahui
bentuk partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan
permukiman.
2. Secara praktis,
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi penduduk
setempat dan pemerintah Kota Semarang dalam membuat kebijakan terkait
dengan perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.
E. Penegasan Istilah
Berkaitan dengan judul di atas, maka untuk menghindari agar
permasalahan yang dimaksud tidak menyimpang dari tujuan semula dan agar
tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran serta untuk memudahkan pembaca dalam
memahami serta mendapatkan gambaran dari objek penelitian ini, maka peneliti
memberikan batasan sebagai berikut :
1. Partisipasi
Partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau
alur terhadap program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi,
perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan sumbangan
tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materiil (Mardikanto,2003:6). Partisipasi
disini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu partisipasi dalam tahap
7
sosialisasi, tahap pelaksanaan, serta partisipasi dalam tahap evaluasi dalam
mendukung perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.
2. Kepala keluarga
Kepala keluarga adalah seseorang yang memimpin suatu keluarga
(dalam hal ini yang bertanggungjawab), biasanya bapak, namun tidak
menutup kemungkinan anggota keluarga lain menjadi kepala keluarga (Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2010). Dalam penelitian ini yang
dimaksud kepala keluarga adalah kepala keluarga yang bermukim di
Kelurahan Rowosari.
3. Perbaikan
Perbaikan adalah suatu upaya untuk meningkatkan,
mengembangkan, memperluas atau menghentikan suatu kegiatan yang
dilaksanakan agar mencapai sasaran yang sesuai dengan tujuan yang tetapkan
(Nurdin,2010:3).
4. Sanitasi
Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin
terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan (Winarsih
2008:1). Sanitasi disini adalah pengelolaan air bersih, pengelolaan MCK ,
pengelolaan sampah keluarga, dan drainase untuk menjamin terwujudnya
kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan masyarakat di Kelurahan
Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
8
5. Lingkungan
Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya (UU Lingkungan Hidup No.23 tahun 1997).
Lingkungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lingkungan fisik atau
lingkungan sekitar permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan
Tembalang Kota Semarang.
6. Permukiman
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan
tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan
penghidupan (UU Perumahan dan Permukiman No.4 tahun 1992). Yang
dimaksud permukiman dalam penelitian ini adalah lingkungan tempat tinggal
yang mendukung perikehidupan dan penghidupan masyarakat di Kelurahan
Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
7. Faktor –faktor yang berpengaruh terhadap perbedaan tingkat partisipasi
Tingkat pasrtisipasi seseorang dalam palaksanaan suatu program
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: tingkat pendidikan,
pengetahuan, kesadaran, usia, agama, jenis kelamin, penghasilah, dan lain
9
sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan mengambil tiga faktor
yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga
dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman yaitu:
a. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan adalah tinggi rendahnya pendidikan
seseorang baik secara formal, nonformal maupun informal. tingkat
pendidikan dalam penelitian ini akan lebih fokus pada pendidikan formal
terahir kepala kelarga (KK), pendidikan formal adalah jalur pendidikan
yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (UU Sistem Pendidikan
Nasional No.20 tahun 2003), pada penelitian ini tingkat pendidikan diukur
berdasarkan ijazah pendidikan formal terahir kepala keluarga di Kelurahan
Rowosari.
b. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran adalah tingkat pemahaman atau pengetahuan
seseorang tentang dirinya dan keberadaan dirinya. Kesadaran merupakan
unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara
bertindak atau menyikapi terhadap realitas (Halawa dalam Santoso
2010:11). Kesadaran dalam penelitian ini adalah kesadaran kepala
keluarga dalam mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik di Kelurahan
Rowosari.
10
c. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan adalah tingkat kemampuan yang hanya
meminta responden untuk mengenal atau mengetahui konsep, fakta atau
istilah-istilah (Daryanto,2005:103). Dalam penelitian ini tingkat
pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan responden berkaitan
dengan fakta, istilah atau konsep tentang sanitasi lingkungan.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Partisipasi
1. Pengertian Partisipasi
Pengertian partisipasi menurut para ahli dapat didefinisikan sebagai
berikut, menurut Mardikanto (2003:6) partisipasi adalah masyarakat berperan
secara aktif dalam proses atau alur terhadap program dan pengawasannya,
mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian
kegiatan dengan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materiil.
Sedangkan menurut Sutarto dalam Nugraheni (2011 : 17) adalah turut
sertanya seseorang baik secara langsung maupun emosional untuk
memberikan sumbangan-sumbangan kepada proses pembuatan keputusan
terutama mengenai persoalan-persoalan dimana ketrlibatan pribadi seorang
yang bersangkutan melaksanakan akan tanggung jawab untuk melaksanakan
hal tersebut. Alastratre White dalam Rohman Ainur (2009:45) menyatakan
partisipasi sebagai keterlibatan komunitas setempat secara aktif dalam
sosialisasi, pengambilan keputusan atau pelaksanaannya terhadap proyek-
proyek pembangunan. Selanjutnya dikatakan Bryan dan White dalam
Nugraheni (2011 : 17- 18) bahwa partisipasi dapat terbentuk :
a. Partisipasi buah bentuk pikiran
12
b. Partisipasi harta dan uang
c. Partisipasi tenaga atau gotong-royong
d. Partisipasi sosial
e. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan nyata yang konsisten.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan partisipasi adalah keikutsertaan
seseorang atau sekelompok orang dalam pelaksanaan suatu kegiatan.
2. Tahap-Tahap Partisipasi
Tahap pertama partisipasi merupakan proses yang dilakukan pada
penilaian masyarakat tentang pengambilan keputusan. Dalam pengambilan
keputusan ini terutama berkaitan dengan penentuan alternatif dengan
masyarakat untuk menujuk kata sepakat tentang berbagai gagasan yang
menyangkut kepentingan bersama.
Tahap kedua partisipasi adalah keikutsertaan dalam proses
pelaksanaan program. Tahap ini dalam pembngunan adalah implementasi dari
program – program dan proyek-proyek yang telah disetujui atau diputuskan
dalam tahap pengmbilan keputusan. Tahap pelaksanaan ini dapat berupa
keikutsertaan secara fisik seperti pemberian tenaga maupun pemberia
sumbangan uang dan bahan-bahan material untuk pembangunan.
13
Berdasarkan tahap-tahap partisipasi diatas maka dapat dirumuskan
pengertian partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Partisipasi adalah
keikutsertaan seorang dalam pembangunan secara sadar baik dalam tahap
perencanaan, pelaksanaan pemanfaatan dalam menerima hasl-hasil
pembangunan.
3. Tingkat Kesukarelaan Partisipasi
Dusseldorp dalam Mardikanto (2003:23) membedakan adanya
beberapa jenjang kesukarelaan sebagai berikut:
a. Partisipasi spontan, yaitu peran serta yang tumbuh karena motivasi
intrinsik berupa pemahaman, penghayatan, dan keyakinannya sendiri.
b. Partisipasi terinduksi, yaitu peran serta yang tumbuh karena terinduksi
oleh adanya motivasi ekstrinsik (berupa bujukan, pengaruh, dorongan)
dari luar; meskipun yang bersangkutan tetap memiliki kebebasan penuh
untuk berpartisipasi.
c. Partisipasi tertekan oleh kebiasaan, yaitu peranserta yang tumbuh karena
adanya tekanan yang dirasakan sebagaimana layaknya warga masyarakat
pada umumnya, atau peranserta yang dilakukan untuk mematuhi
kebiasaan, nilai-nilai, atau norma yang dianut oleh masyarakat setempat.
Jika tidak berperanserta, khawatir akan tersisih atau dikucilkan
masyarakatnya.
14
d. Partisipasi tertekan oleh alasan sosial-ekonomi, yaitu peranserta yang
dilakukan karena takut akan kehilangan status sosial atau menderita
kerugian/tidak memperoleh bagian manfaat dari kegiatan yang
dilaksanakan.
e. Partisipasi tertekan oleh peraturan, yaitu peranserta yang dilakukan karena
takut menerima hukuman dari peraturan/ketentuan-ketentuan yang sudah
diberlakukan.
Berbicara masalah partisipasi, berarti akan selalu berkait dengan
upaya-upaya keikut sertaan seluruh komponen masyarakat secara aktif dalam
berbagai aktivitas yang telah direncanakan. Keikutsertaan secara aktif tersebut
merupakan energi yang mendorong bergeraknya pembangunan atau kegiatan
masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan atau untuk memecahkan suatu
masalah.
Secara konseptual partisipasi masyarakat merupakan alat dan tujuan
pembangunan masyarakat,dengan demikian berfungsi sebagai penggerak dan
pengarah proses perubahan sosial. Pendapat lain tentang partisipasi
masyarakat, dikemukakan oleh Cary dalam Nugraheni (2011 : 20) bahwa
tekanan utama partisipasi warga masyarakat adalah pada kebersamaan atau
saling memberikan sumbangan akan kepentingan dan masalah-masalah
bersama, yang tumbuh dari kepentingan dan perhatian individu warga
15
masyarakat itu sendiri. Partisipasi tidak lain adalah hasil dari konsensus soaial
warga masyarakat akan arah perubahan sosial yang mereka harapkan.
Dengan demikian partisipasi masyarakat tidak lain merupakan
peningkatan mutu dari gotong royong tradisional yang berdasarkan
spontanitas, kesuka-relaan, kepada suatu usaha perencanaan yang
memerlukan perumusan tujuan, penentuan langkah-langkah dan cara kerja
untuk mencapai tujuan.
4. Upaya Menumbuhkan Partisipasi.
Usaha menggerakkan partisipasi merupakan suatu keharusan dalam
pelaksanaan sebuah program. Partisipasi dapat dibangkitkan melalui upaya-
upaya sebagai berikut:
a. Menggunakan prinsip pertukaran dasar, yaitu pendekatan timbal balik
manfaat yang diterima langsung oleh masyarakat.
b. Memberikan bimbingan dan kepercayaan pada masyarakat melalui
lembaga kemasyarakatan dengan memperhatikan kondisi sosial sehingga
motivasi masyarakat semakin kuat untuk berpartisipasi.
c. Kegiatan atau program yang dilakukan harus bersifat dan berfungsi
sebagai simultan yang mampu meningkatkan partisipasi dan swadaya
masyarakat.
16
d. Rancangan program kegiatan harus sederhana dan mudah dipahami oleh
masyarakat sehingga memudahkan masyarakat untuk melibatkan diri.
e. Menyelaraskan program-program yang akan dilaksanakan dengan aspirasi
yang berkembang di masyarakat.
f. Melibatkan masyarakat dalam membuat suatu rencana dan keputusan
(Kusnaedi dalam Fandayani, 2010 : 18).
B. Kepala Keluarga
Menurut Departemen Kesehatan RI (1988) keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
bergantung. Sedangkan menurut BKKBN (1999) keluarga adalah dua orang atau
lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dam materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan,
memiliki hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara anggota keluarga
dan masyarakat serta lingkungannya (Suparyanto, 2012 ).
Disebutkan dalam (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2010)
bahwa kepala dapat diartikan sebagai pemimpin, sedangkan pengertian kepala
keluarga adalah orang yang bertanggung jawab terhadap suatu keluarga (biasanya
bapak). Jadi, kepala keluarga adalah seseorang yang memimpin suatu keluarga
17
(dalam hal ini yang bertanggungjawab), biasanya bapak, namun tidak menutup
kemungkinan anggota keluarga lain menjadi kepala keluarga.
Menurut Friedman dalam Nadirawati (2011:3), terdapat hubungan yang
kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya dimana peran kepala
keluarga sangat penting bagi setiap aspek kesehatan anggota keluarga. Menurut
Bosworth dalam Nadirawati (2011:3), dukungan keluarga sangat berpengaruh
terhadap kesehatan mental anggota keluarganya, atau lebih dikenal dukungan
sosial.
Peran dari masyarakat dalam pelaksanaan perbaikan sanitasi sangat
penting, dan dalam hal ini keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat
diharapkan mampu untuk menyukseskan program tersebut. Hal ini tidak terlepas
dari kemampuan kepala keluarga yang dituntut mampu mengambil keputusan
yang tepat untuk keluarganya, karena dukungan kepala keluarga dibutuhkan
dalam partisipasi perbaikan sanitasi untuk mengurangi buruknya sanitasi yang ada
di lingkungan permukiman Kelurahan Rowosari.
C. Sanitasi Lingkungan
1. Pengertian Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang
mencakup perumahan, pembuangan kotoran dan penyediaan air bersih
18
(Notoadmojo dalam Mustar, 2012). Sanitasi lingkungan dapat pula diartikan
sebagai kegiatan untuk meningkatkan dan mempertahankan standar kondisi
lingkungan yang mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan manusia.
Kondisi tersebut mencakup air bersih, MCK sampah rumah tangga (limbah
padat dan limbah cair), drainase.
Dari definisi tersebut, tampak bahwa sanitasi lingkungan ditujukan
untuk memenuhi persyaratan lingkungan yang sehat dan nyaman. Lingkungan
yang sanitasinya buruk dapat menjadi sumber berbagai penyakit yang dapat
mengganggu kesehatan manusia. Pada akhirnya jika kesehatan terganggu,
maka kesejahteraannya juga akan berkurang. Karena itu, upaya sanitasi
lingkungan menjadi bagian penting dalam meningkatkan kesejahteraan.
2. Meningkatkan Sanitasi Lingkungan
Lingkungan yang sanitasinya buruk akan berdampak buruk pula bagi
kesehatan. Berbagai jenis penyakit dapat muncul karena lingkungan yang
bersanitasi buruk menjadi sumber berbagai jenis penyakit. Agar kita terhindar
dari berbagai penyakit tersebut, maka lingkungan harus selalu terjaga
sanitasinya, khususnya di permukiman dan lingkungan sekitarnya.
Kualitas kesehatan lingkungan tidak bisa lepas dari terbukanya akses
terhadap sanitasi. Lingkungan sehat akan tercipta jika persoalan air bersih,
limbah rumah tangga , drainase , dan MCK tertangani dengan baik.
19
a. Penyediaan Air Bersih
Air dan sanitasi adalah hal utama di dalam proses pembangunan.
Hal ini berkaitan dengan kesehatan, nutrisi, pendidikan, lingkungan, serta
pengurangan kemiskinan. Ketidaktepatan dalam pengelolaan air dan akses
terhadap air bersih dan sanitasi, mengakibatkan masalah kemiskinan tidak
akan teratasi dan rakyat miskin semakin menderita.
1) Air Bersih dan Air Layak Minum
Mengkonsumsi air layak minum merupakan syarat mutlak bagi
manusia agar dapat melanjutkan hidupnya. Air bersih dan air layak
minum merupakan dua hal yang berbeda. Tidak semua air bersih layak
untuk diminum. Tapi, air yang layak minum dipastikan merupakan air
bersih. Air bersih secara fisik belum tentu sehat. Secara umum air
dikatakan bersih jika air itu jernih, tidak berasa, tidak berbau, tidak
mengandung zat-zat dan organisme yang berbahaya. Namun syarat
tersebut belum cukup menghindarkan kita dari penyakit karena air. Air
bersih yang terutama akan digunakan sebagai air minum harus
memenuhi syarat-syarat tertentu sebagai berikut:
a) Syarat fisik, yaitu tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak bau,
jernih dengan suhu di bawah suhu udara sehingga terasa nyaman.
20
b) Syarat kimia, yaitu memiliki PH netral, kandungan mineral-
mineralnya terbatas, dan tidak mengandung zat kimia atau mineral
yang berbahaya misalnya CO2, H2S, NH4, dan sebagainya.
c) Syarat bakteriologis, yaitu tidak mengandung bakteri penyebab
penyakit (patogen) yang melampaui batas yang di ijinkan.
2) Sumber-sumber Air
Sumber dan asal air banyak sekali, diantaranya: air hujan dan embun,
air permukaan tanah, dan air tanah.
3) Pengolahan Air
Untuk mendapatkan air sehat, perlu dilakukan serangkaian proses
pengolahan (water treatment). Perusahaan Air Minum (PAM /PDAM)
mempunyai mekanisme sendiri untuk pengolahan air sehingga siap
dimasak, yaitu lewat sedimentasi dan filtrasi. Ada beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk mengolah air dengan cara mudah dan murah
yaitu: merebus air, solar disinfection (Sodis), klorinasi, filter keramik.
4) Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
Air minum dalam kemasan merupakan air minum yang mengalami
proses panjang dalam pengolahannya. Dari pengolahan tersebut
diperoleh air sehat siap minum tanpa harus dimasak terlebih dahulu.
21
Tidak semua AMDK layak dikonsumsi, karena kesalahan dalam
proses penyimpanan dan distribusi. Berikut ini cara-cara memilih
AMDK yang aman.
a) Telitilah penampilan fisik air minum dalam kemasan, masih bagus
atau tidak.
b) Pastikan tidak ada semacam lendir di dalamnya, sebab ini
merupakan indikasi tercemar atau tidaknya sebuah produk air
dalam kemasan.
c) Periksa tanggal kadaluarsanya.
d) Pilihlah produk yang mencantumkan label ingredient. Dari label
tersebut kita akan mengetahui kandungan-kandungan dalam air
kemasan tersebut.
b. MCK (Mandi Cuci Kakus)
MCK merupakan salah satu fasilitas kebersihan yang digunakan
untuk keperluan mandi, cuci, dan buang air (Departemen Pekerjaan
Umum, 2002), MCk terdiri dari :
1) Kamar Mandi
Meliputi lantai luasnya minimal 1,2 m² (1,0 m × 1,2 m) dan dibuat
tidak licin dengan kemiringan kearah lubang tempat pembuangan
kurang lebih 1 %. Pintu, ukuran; lebar 0,6 – 0,8 m dan tinggi minimal
22
1,8 m. Bak mandi/bak penampung air untuk mandi dilengkapi gayung.
Bilik harus diberi atap (Departemen Pekerjaan Umum, 2008).
2) Sarana Tempat Cuci
Luas lantai minimal 2,40 m² (1,20 m × 2,0 m) dan dibuat tidak licin
dengan kemiringan lebih dari 1 %. Tempat menggilas pakaian
dilakukan dengan jongkok atau berdiri, tinggi tempat menggilas
pakaian dengan cara berdiri 0,75 m di atas lantai dengan ukuran
sekurang-kurangnya 0,60 m × 0,8 m (Departemen Pekerjaan Umum,
2008).
3) Kakus/Jamban
a) Pengertian Jamban
Jamban keluarga didefinisikan suatu bangunan yang diperlukan
untuk membuang tinja/kotoran manusia bagi keluarga. Penyediaan
sarana pembuangan kotoran manusia atau tinja (kakus/jamban)
adalah bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting perannya,
khususnya dalam usaha pencegahan penularan penyakit saluran
pencernaan. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan, maka
pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari
lingkungan, terutama dalam mencemari tanah dan sumber air
(Soeparman dalam Alfin, 2011: 4).
23
b) Syarat –Syarat Jamban
Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut : (Depkes RI, 2004)
(1) Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung
berjarak 10-15 meter dari sumber air bersih,
(2) Tidak berbau tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun
tikus,
(3) Cukup luas dan landai/miring kearah lubang jongkok sehingga
tidak mencemari tanah sekitarnya,
(4) Mudah dibersihkan dan aman penggunaanya,
(5) Dilengkapi dinding dan atap pelindung,
(6) Cukup penerangan,
(7) Lantai kedap air,
(8) Ventilasi cukup baik,
(9) Tersedia air dan alat pembersih.
Jarak aman antara lubang kakus dengan sumber air minum
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain (Chandra dalam Alfin,
2011:6) :
(1) Topografi tanah : Topografi tanah dipengaruhi oleh kondisi
permukaan tanah dan sudut kemiringan tanah.
24
(2) Faktor hidrologi : yang termasuk dalam faktor hidrologi antara
lain Kedalaman air tanah, Arah dan kecepatan aliran tanah,
Lapisan tanah yang berbatu dan berpasir. Pada lapisan jenis ini
diperlukan jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan jarak
yang diperlukan untuk daerah yang lapisan tanahnya
terbentuk dari tanah liat.
(3) Faktor iklim : di daerah yang curah hujannya tinggi, jarak
sumur harus lebih jauh dari kakus.
(4) Jenis mikroorganisme : Karakteristik beberapa mikroarganisme
ini antra lain dapat disebutkan bahwa bakteri patogen lebih
tahan pada tanah basah dan lembab. Cacing dapat bertahan
pada tanah yang lembab dan basah selama 5 bulan, sedangkan
pada tanah yang kering dapat bertahan selam 1 bulan.
(5) Faktor Kebudayaan : Terdapat kebiasaan masyarakat yang
membuat sumur tanpa dilengkapi dengan dinding sumur.
(6) Frekuensi Pemompaan : Akibat makin banyaknya air sumur
yang diambil untuk keperluan orang banyak, laju aliran tanah
menjadi lebih cepat untuk mengisi kekosongan (Chandra
dalam Alfin 2011:7).
c) Manfaat dan Fungsi Jamban
25
Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan.
Jamban yang baik dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin
beberapa hal, yaitu :
(1) Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit,
(2) Melindungi dari gangguan bau dan penggunaan sarana yang
aman,
(3) Bukan tempat berkembangbiakan serangga sebagai vektor
penyakit,
(4) Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan
lingkungan,
Jamban hendaknya selalu dijaga dan dipelihara dengan baik.
Adapun cara pemeliharaan yang baik menurut Depkes RI, 2004
adalah sebagai berikut:
(1) Rumah jamban dalam keadaan baik,
(2) Tersedia alat pembersih,
(3) Air selalu tersedia dalam bak atau dalam ember,
(4) Lantai jamban diusahakan selalu bersih dan tidak licin,
sehingga tidak membahayakan pemakai.
26
c. Pengelolaan Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur,
kamarmandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran
manusia. Berdasarkan sifat fisiknya, limbah atau sampah dibedakan
menjadi dua yaitu limbah padat dan limbah cair.
1) Limbah padat atau limbah sampah
Limbah padat atau sampah padat pada umumnya merupakan limbah
yang bentuknya padat sehingga lebih mudah untuk ditangani
(dikumpulkan dan dibuang). Ada dua jenis pengelolaan sampah rumah
tangga yaitu garbage dan rubbish. Garbage merupakan sisa
pengolahan atau sisa makanan yang dapat membusuk. Rubbish
merupakan sampah yang tidak dapat membusuk misalnya pecahan
gelas, kaca, plastik, atau logam.
(a) Menangani Sampah
Sebenarnya menangani masalah sampah adalah hal yang mudah,
jika terdapat pengelolaan yang benar dan kesadaran dari
masyarakat. Jika terdapat pekarangan yang luas dan jarak antar
rumah berjauhan, sampah dapat ditangani dengan cara
dikumpulkan dalam keranjang sampah lalu dibuang ke dalam
lubang yang dibuat di kebun atau pekarangan. Tetapi jika lahan
tidak ada, pengolahan dapat di mulai dari penyimpanan sampah,
27
pengumpulan sampah, dan pembuangan sampah akhir (dikenal
dengan 3P).
(b) Pembuatan Bak Sampah
Bak sampah merupakan tempat pembuangan sampah sementara
yang harus ada setiap rumah. Bak sampah dapat dipakai untuk
membuang kotoran seperti daun, plastik, kertas. Sampah dari
kompleks perumahan biasanya diambil dengan gerobak sampah
/truk sampah dan dibuang ke tempat pembuangan akhir.
2) Limbah atau sampah cair
Limbah atau sampah cair biasanya disebut dengan air limbah.
Berdasarkan sifat fisik, zat pengotor dalam limbah dibedakan menjadi
tiga yaitu:
a) Pengotor padat seperti sisa makanan, lumpur dan sebagainya;
b) Pengotor cair seperti limbah cucian dan limbah rumah tangga;
c) Pengotor gas seperti limbah buangan kimia.
Berdasarkan sifat kimianya, jenis pengotor dibedakan menjadi dua,
yaitu:
a) Pengotor dari bahan-bahan organik atau bahan-bahan yang mudah
terurai oleh pengurai seperti bakteri, jamur, dan sebagainya,
28
b) Pengotor dari bahan-bahan anorganik yaitu bahan-bahan yang
tidak mudah terurai seperti bahan-bahan kimiawi baik sintetik
maupun nonsintetik.
Cakupan penduduk Kelurahan Rowosari yang menggunakan sarana
pembuangan limbah yang memenuhi syarat masih sangat rendah.
Sebagian masyarakat masih membuang limbah disembarang tempat.
Jika ada sarana pembuangan limbah, umumnya belum memenuhi
syarat sanitasi. Berbagai cara telah dilakukan untuk meningkatkan
jumlah penduduk yang mempunyai akses kepada sarana pembuangan
limbah yang layak. Berikut ini beberapa sistem pengelolaan limbah
sederhana yang dapat kita buat dirumah kita.
(1) Pengelolaan Air Limbah Kakus
Pembuangan kotoran manusia harus dibuat dengan baik agar tidak
mencemari lingkungan. Kakus adalah suatu cara pembuangan air
kotoran manusia agar air kotoran tersebut tidak mengganggu
kesehatan dan lingkungan, karena kotoran manusia mengandung
banyak sekali bibit penyakit dan dapat menimbulkan bau yang
tidak sedap.Usahakan tiap rumah memiliki jamban sendiri,
diusahakan selalu bersih dan tidak berbau. Jarak cukup jauh dari
sumber air dan letaknya di bagian hilir air tanah. Membuang tinja
jangan disembarang tempat, tidak boleh dibuang di parit/aliran air,
ke kebun atau ke halaman belakang.
29
(2) Pengelolaan Air Limbah Bekas Mandi dan Cuci
Sumber utama limbah rumah tangga di Kelurahan Rowosari adalah
dari limbah permukiman penduduk. Saluran air limbah dari rumah
sebaliknya dialirkan ke suatu tempat agar tidak menimbulkan
pencemaran di lingkungan permukiman. Pencemaran lingkungan
tersebut menimbulkan kerugian berupa pengotoran terhadap air
bersih, timbulnya bau yang tidak sedap, dan keadaan lingkungan
yang tidak nyaman (Direktorat Penyehatan Lingkungan
Permukiman dalam Tim Pokja Air Minum dan Penehatan
Lingkungan 2010).
Saluran air limbah di Kelurahan Rowosari sering kali terhambat
karena tersumbat oleh sampah. Air kotoran yang tergenang
menimbulkan bau yang kurang sedap, bahkan airnya berwarna
hitam. Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan cara
membuat saluran-saluran yang baik, atau kalo tidak harus dibuang
ke tanah supaya dapat mengering.
d. Drainase
Drainase permukiman mencakup tentang pengelolaan pengaliran
air limpasan (Run off ) yang berasal dari air hujan yang berlebihan atau
genangan air pada permukiman kedalam system pembuang/drainase
alamiah seperti sungai, danau, dan laut.
30
Sistem drainase permukiman dapat diartikan sebagai suatu
rangkaian instalasi baik berupa instalasi air bersih maupun instalasi air
kotor. Dalam instalasi saluran air bersih mencakup instalasi dari sumur ke
ground tank, instalasi dari PAM ke ground tank. Ground Tank adalah bak
penampungan air dari PAM/sumur yang akan didistribusikan ke dalam
rumah.
Sedangkan untuk instalasi air kotor dibagi menjadi dua kategori,
yaitu instalasi air kotor yang berakhir ke saluran pembuangan (selokan)
disebut Grey Water dan instalasi air kotor yang berakhir di septic tank
disebut Black Water. Grey Water dari dalam rumah dialirkan ke selokan di
lingkungan rumah dan berakhir di system pembuang/drainase air limbah.
Black Water dari rumah harus disalurkan ke septic tank untuk diendapkan
dan diurai oleh bakteri.
Saluran air limbah dibuat lebih miring agar kotoran cepat keluar
dari saluran dan tidak menyebabkan penyumbatan pada saluran tersebut.
Dalam saluran air kotor juga diperlukan bak kontrol. Bak kontrol
merupakan sarana pengontrol pada saluran air kotor yang difungsikan
untuk mengantisipasi apabila terdapat kotoran yang nantinya dapat
menyumbat saluran. Letak bak kontrol biasanya berada di area depan
bangunan rumah tinggal (Persada, 2012).
31
3. Sanitasi Lingkungan dan Kesehatan
Kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi lingkungan, pelayanan
kesehatan, dan perilaku. Lingkungan yang tidak sehat atau sanitasinya tidak
terjaga dapat menimbulkan masalah kesehatan. Begitu pula dengan pelayanan
kesehatan yang minim atau sulit dijangkau dapat membuat penduduk yang
sakit tidak dapat diobati secara cepat dan dapat menularkan penyakit pada
penduduk yang lain, perilaku hidup yang tidak sehat seperti membuang
sampah sembarangan, tidak mencuci tangan sebelum atau sesudah makan,
buang air besar atau air kecil dimana saja, mencuci atau mandi dengan air
yang kotor merupakan perilaku yang dapat mengundang berjangkitnya
berbagai jenis penyakit.
Upaya menciptakan sanitasi lingkungan yang baik,
1) Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat,
2) Membersihkan lingkungan rumah secara rutin,
3) Membersihkan kamar mandi dan toilet,
4) Menguras, menutup dan menimbun (3M),
5) Tidak membiarkan adanya air yang tergenang di lingkungan permukiman,
6) Membersihkan saluran pembuangan air,
7) Menggunakan air yang bersih.
Dari pemaparan diatas yang dimaksud dengan sanitasi lingkungan
adalah Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup penyediaan air
32
bersih, MCK, pengolahan limbah rumah tangga, dan drainase di Kelurahan
Rowosari, Tembalng Kota Semarang.
D. Lingkungan Permukiman
1. Pengertian lingkungan
Pengertian lingkungan menurut Undang-Undang R.I No. 23 tahun
1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup: “Kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.” Menurut Encyclopedia
America dalam Kasjono (2011:78) lingkungan adalah pengaruh yang ada di
atas/disekeliling organisme seluruh kehidupan atau fungsi dibentuk dari reaksi
antra organisme dan sekelilingnya.
2. Pengertian Permukiman
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan
tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU
Perumahan dan Permukiman No.4 tahun 1992). Dalam buku “The Lexicon
Webster Dictionary” pengertian permukiman dapat dirumuskan sebagai suatu
33
keadaanatau tempat dimana manusia dapat menetap/tinggal pada kedudukan
yang tetap sehingga keluarga dapat berkembang secara harmonis dalam
kondisi yang menguntungkan. Menurut Winslow dan APHA dalam Kasjono
(2011: 71), permukiman sehat dapat diartikan sebagai suatu tempat untuk
tinggal secara permanen, berfungsi sebagai tempat bermukim, beristirahat,
bersantai dan sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan yang
memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, bebas dari penularan penyakit
dan kecelakaan.
3. Klasifikasi permukiman
Khusus mengenai permukiman manusia, ada sebuah teori yang
disebut teori “ekistics” yang membahas segala aspek-aspek yang bertalian
dengan ilmu permukiman manusia. Kata eksitics berasal dari kata Yunani
purba “Oikos” yang berarti rumah. Teori ini telah memperkenalkan tipe
permukiman sebagai berikut:
Table 2.1. Tipe Permukiman
No Tipe permukiman Bagian permukiman
Perkiraan
penduduk
1.
Permukiman
sementara rumah dan lingkungan 3-100
2. Desa
perumahan dan
lingkungannya 100-5.000
34
3. Kota madya kota dan lingkungannya 5000-200.000
4. Metropolis
metropolis dan
lingkungannya 200.000-10 juta
5. Megapolis
megapolis dan
lingkungannya 10 juta-500 juta
Sumber: Penyehatan Permukiman (Kasjono, 2011: 72)
Berdasarkan sifatnya permukiman dapat di bedakan beberapa jenis yaitu:
a. Permukiman / perkampungan tradisonal
b. Perkampunngan darurat
c. Perkampungan kumuh (slum area)
d. Permukiman transmigrasi
e. Perkampungan untuk kelompok-kelompok khusus
f. Permukiman baru (real estate).
Di Amerika oleh Committee on the hygiene of housing yang dibentuk
oleh Amerika Public Health Associasion dalam usahanya untuk mengukur
kualitas perumahan telah menetapkan bahwa setiap kondisi-kondisi berikut ini
merupakan suatu kriteria kekurangan yang dasar, dan bila empat atau lebih
dijumpai bersama maka perumahan tersebut maka sudah bias digolongkan
dalam kategori “extremeslum”, kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sumber air minum yang tercemar
b. Jamban digunakan oleh beberapa keluarga dan berada di luar rumah
35
c. Kamar mandi digunakan bersama oleh beberapa keluarga dan berada di
luar rumah.
d. Rumah dihuni oleh lebih 15 orang
e. Pintu darurat setidaknya ada dua
f. tidak ada lampu
g. tidak ada jendela kamar
h. kerusakan bangunan yang serius.
Kenyataan di atas memberi petunjuk bahwa teori ekistiks hanya
memperhatikan 5 unsur pokok, yaitu: (1) Alam, (2) Manusia, (3) Masyarakat,
(4) Rumah, (5) Sarana. Berdasarkan pengertian-pengertian lingkungan dan
pengertian permukiman seperti tersebut di atas maka dapat dirumuskan
pengertian “Lingkungan Permukiman” sebagai berikut: “Segala
keadaan/kondisi yang terdapat di sekitar permukiman yang secara totalitas
membentuk kesatuan yang utuh yang saling mengkait dengan permukiman
tersebut, bahkan membentuk korelasi yang sangat erat satu sama lainnya.”
Adapun aspek-aspek lingkungan permukiman yang perlu mendapat
perhatian antara lain:
1) fasilitas lingkungan: adalah kelengkapan yang berupa fasilitas:
pendidikan, kesehatan, perbelanjaan, rekreasi, dan kebudayaan, olah raga
dan lapangan terbuka.
36
2) Prasarana lingkungan: adalah jalan, saluran air minum, saluran air limbah,
saluran air hujan, pembuangan sampah dan listrik.
E. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Partisipasi
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi adalah faktor-
faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat partisipasi kepala keluarga
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tingkat pendidikan
Berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan umumnya berarti
daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan, batin,
karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak (Munib, Achmad,dkk,2006:32).
Menurut Munib, Achmad,dkk (2006:33) pendidikan adalah proses
seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah
laku lainnya didalam masyarakat tempat hidup, proses sosial yakni orang
dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol
37
(khususnya yang datang dari sekolah) sehingga ia dapat memperoleh atau
mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang
optimal.
Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik
dengan sistem terbuka. Pendidikan dengan sistem terbuka disini dimaksudkan
bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama dalam memperoleh
pendidikan yang bermutu dan berkualitas (UU No.20 Tahun 2003 Sistem
Pendidikan Nasional).
Pendidikan ditempuh melalui jalur pendidikan, jenjang pendidikan
dan jenis pendidikan. Jalur, jenjang dan jenis pendidikan tersebut dapat
diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat. Jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi.
Jenjang pendidikan formal yang merupakan pendidikan yang
dilaksanakan melaui lembaga yang sah menurut Undang-Undang terdiri atas
Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi. Sedangkan
jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,
vokasi, keagamaan dan khusus. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi mengganti,
menambah, melengkapi pendidikan formal dalam rangka mendukung
38
pendidikan sepanjang hayat. Sedangkan pendidikan informal dilaksanakan
oleh masing-masing keluarga dan lingkungan belajar secara mandiri.
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta
Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk
lain yang sederajat. Pendidikan awal sebagai jenjang awal dari pendidikan di
sekolah memiliki fungsi sebagai dasar pembentukan pribadi manusia sebagai
pribadi masyarakat dan warga Negara yang berbudi pekerti luhur, beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan YME serta berkemampuan dan berketrampilan
dasar sebagai bekal untuk pendidikan selanjutnya dan bekal hidup dalam
masyarakat.
Pendidikan menengah merupakan lanjutan dari pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah
Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain
yang sederajat. Tujuan dari pendidikan menengah ini adalah membentuk
pribadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berbudi
pekerti luhur serta untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang
39
memerlukan pembekalan untuk pendidikan tinggi atau bekal hidup di
masyarakat.
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan Diploma, Sarjana, Magister,
Spesialis dan Doktor yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi.
Pendidikan tinggi dilaksanakan dengan sistem terbuka, dan dapat berbentuk
akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas. Pendidikan tinggi
terus dibina dan dikembangkan untuk menyiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau
professional serta kemampuan kepemimpinan yang tanggap terhadap
kebutuhan pembangunan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi (UU No.20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional).
Tingkat pendidikan dalam penelitian ini adalah pendidikan formal
terahir kepala keluarga :
a. Tidak Sekolah
b. SD/sederajat
c. SMP/sederajat
d. SMA/sederajat
e. Perguruan Tinggi
2. Kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi lingkungan
40
Kesadaran adalah keinsafan, keadaan mengerti, hal yang dirasakan
atau dialami oleh seseorang (Pusat Pengembangan Bahasa, 2010) Menurut
Cambridge International Dictionary of English (1995), kesadaran diartikan
sebagai kondisi terjaga atau mampu mengerti apa yang sedang terjadi.
Kesadaran dapat juga diartikan sebagai semua ide, perasaan, pendapat, dan
lain sebagainya yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang (Halawa
dalam Santoso 2010:11).
Kesadaran adalah pemahaman atau pengetahuan seseorang tentang
dirinya dan keberadaan dirinya. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia
dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi
terhadap realitas (Halawa dalam Santoso 2010:11). Kesadaran dalam
penelitian ini adalah kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi
lingkungan yang baik di Kelurahan Rowosari.
3. Pengetahuan kepala keluarga tentang sanitasi
Pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam Taksonomi
Bloom. Seringkali disebut juga sebagai aspek ingatan (recall). Dalam jenjang
kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengenali atau mengetahui
adanya konsep, fakta, atau istilah-istilah dan lain sebagainya tanpa harus
mengerti, menilai atau dapat menggunakannya. Dalam hal ini testee biasanya
hanya dituntut untuk menyebutkan kembali (recall) atau menghafal saja.
41
Dibandingkan dengan tingkat kemampuan berpikir lainnya, tipe
pengetahuan hafalan termasuk tingkat yang paling rendah. Karena itu,
digunakan kata-kata operasional sebagai berikut: menyebutkan, menunjukkan,
mengenal, mengingat kembali, menyebutkan definisi, memilih dan
menyatakan (Daryanto, 2005:103). Dengan demikian, hakekat pengetahuan
adalah tingkat kemampuan yang hanya meminta responden untuk mengenal
atau mengetahui konsep, fakta atau istilah-istilah tanpa harus mengerti atau
dapat menggunakan. Tingkat pengetahuan ini meminta responden untuk dapat
mengenal atau mengetahui konsep, fakta, serta istilah berkaitan dengan
sanitasi.
F. Kerangka Berpikir
Partisipasi dalam penelitian ini diartikan sebagai penilaian terhadap
keikutsertaan kepala keluarga di Kelurahan Rowosari dalam perbaikan sanitasi
lingkungan permukiman dengan cara mengetahui tingkat partisipasi kepala
keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman dan mengetahui faktor
– faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi antar kepala keluarga dalam
perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.
42
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
Kepala Keluarga
Partisipasi Kepala
Keluarga
Pelaksanaan Program
Perbaikan Sanitasi
Hasil
Partisipasi Kepala Keluarga
dalam Perbaikan Sanitasi
Fakor- faktor yang mempengaruhi
partisipasi
1. Tingkat pendidikan, 2. Tingkat pengetahuan 3. Tingkat kesadaran
43
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono, 2007:96). Berdasarkan uraian dalam kerangka berpikir di
atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: “ Ada dua faktor
(tingkat pendidikan dan tingkat kesadaran) yang mempengaruhi perbedaan tingkat
partisipasi antar kepala keluarga terhadap perbaikan sanitasi lingkungan
permukiman”.
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian berada di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang
Kota Semarang, waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Februari
2013.
B. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2011:61).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang bermukim di
Kelurahan Rowosari yang berjumlah 2.666 kepala keluarga (Data monografi
Kelurahan Rowosari, dokumen RW dan RT Maret 2012).
C. Sampel dan Teknik Sampling
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiono, 2007:81). Sampel dalam penelitian ini adalah
45
sejumlah kepala keluarga yang berada di Kelurahan Rowosari yang menjadi
populasi dalam penelitian. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini Stratified Random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari
setiap jenjang, populasi memiliki kesempatan menjadi responden. Karena dalam
penelitian ini populasinya bersifat heterogen, sehingga peneliti menggunakan
sampel berstrata dengan stratanya adalah : (1) RW dan (2) RT dengan strata
tertingginya adalah RW, dalam pengambilan sampelnya dengan cara random
dengan menggunakan rumus Slovin yaitu:
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir. Persen kelonggaran yang di gunakan adalah 10%
(Manguny, 2010).
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang dapat diambil sebagai
berikut.
46
=
= 96, 38 dibulatkan menjadi 96.
Jumlah sampel yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah 96 kepala keluarga
di Kelurahan Rowosari yang menjadi responden.
Tabel 3.1. Teknik Pengambilan Sampel
N
o
Teknik Pengambilan Sampel
RW Populasi Sampel RT Popula
si Sampel
1. I 76
2,73≈ 3
1 47 1,8≈ 2
2 29 1,1≈ 1
3
2. II 440
15,84≈ 16
1 77 2,8≈ 3
2 70 2,4≈ 2
3 72 2,6≈ 3
4 74 2,7≈ 3
5 147 5,3≈ 5
47
16
3. III 366
13,17≈ 13
1 77 2,7≈ 3
2 62 2,2≈ 2
3 65 2,3≈ 2
4 88 3,1≈ 3
5 74 2,6≈ 3
13
4. IV 336
12,09≈ 12
1 56 2
2 60 2,1≈2
3 79 2,8≈3
4 68 2,4≈2
5 73 2,6≈3
12
5. V 284
10,22≈ 10
1 51 1,7≈2
2 90 3,1≈3
3 77 2,7≈3
4 66 2,3≈2
10
48
6. VI 312
11,23≈ 11
1 84 2,9≈3
2 78 2,7≈3
3 78 2,7≈3
4 72 2,4≈2
11
7. VII 298
10,73≈ 11
1 41 1,4≈1
2 53 1,9≈2
3 52 1,9≈2
4 50 1,8≈2
5 57 2,1≈2
6 45 1,6≈2
11
8. VIII 291
10,47≈ 10
1 56 1,9≈2
2 48 1,4≈1
3 57 1,9≈2
4 79 2,7≈3
5 51 1,7≈2
10
49
9. IX 263
9,54≈ 10
1 41 1,4≈1
2 54 2,0≈2
3 43 1,6≈2
4 67 2,5≈3
5 58 2,2≈2
10
2666 96 2666 96
Sumber : Data Monogragi Kelurahan Rowosari, Tahun 2012
D. Variabel
Variabel penelitian adalah objek penelitian, apa yang menjadi titik
perhatian dalam suatu penelitian (Arikunto, 2010: 161). Adapun variabel yang
diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas (X)
Variabel bebas, yaitu variabel yang memengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi
perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi
lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari. Yang terdiri dari:
a. Tingkat pendidikan (X1)
1) Tidak Sekolah
50
2) SD/ sederajat
3) SMP/ sederajat
4) SMA/ sederajat
5) Perguruan Tinggi
b. Tingkat kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi
lingkungan yang baik.(X2)
c. Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang sanitasi
1) Pengetahuan tentang pengelolaan air bersih
2) Pengetahuan tentang pengelolaan MCK
3) Pengetahuan tentang pengelolaan sampah
4) Pengetahuan tentang pengelolaan air limbah rumah tangga
5) Pengetahuan tentang pengelolaan saluran drainase
2. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Sebagai variabel terikat dalam
penelitian ini adalah berbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga dalam
perbaikan sanitasi lingkungan permukiman (Y). Sub variabelnya meliputi :
a. Mengikuti sosialisasi dan pembinaan program yang akan dikerjakan dalam
perbaikan sanitasi lingkungan permukiman
b. Melaksanakan program dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman,
adapun program yang dilaksanakan antara lain:
1) Mengelolaan air bersih
51
2) Pembuatan MCK dan cara perawatannya
3) Mengelola sampah rumah tangga dan pembuatan tempat pembuangan
sampah akhir
4) Mengelola limbah cair rumah tangga
5) Membuat saluran drainase
Dari kedua subvarabel tersebut penggolongan tingkat partisipasi kepala
keluarga terbagi atas:
a. Sangat tinggi c. Rendah
b. Tinggi d. Sangat rendah
E. Metode Pengumpulan Data
Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Metode Observasi
Observasi adalah cara atau tekhnik pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau
fenomena yang ada pada objek penelitian (Tika, 2005:44). Dalam penelitian
ini, metode observasi digunakan untuk memperoleh data tentang:
a) Gambaran lokasi penelitian
b) Gambaran partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi
lingkungan permukiman.
52
2. Metode Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan yang tertulis digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010 : 194). Tujuan penggunaan ini
adalah untuk mengetahui program-program yang telah dilaksanankan dalam
perbaikan sanitasi lingkungan permukiman serta seberapa besar partisipasi
kepala kelurga dalam pelaksanaan perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.
Instrumen yang digunakan angket tertutup. Angket dalam penelitian ini
digunakan untuk memperoleh informasi tentang tingkat pendidikan,
pengetahuan, kesadaran dan mengukur tingkat partisipasi kepala keluarga
dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen, rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010:201). Metode
dokumentasi dilaksanakan untuk memperoleh data-data sekunder baik dari
BAPPEDA, DKK, Puskesmas, Kantor Kelurahan, dan instansi terkait lainnya.
Data yang didapatkan dari metode dokumentasi antara lain: data jumlah
kepala keluarga yang tinggal di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang
Kota Semarang dan program- program dalam perbaikan sanitasi.
53
4. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan untuk melengkapi metode angket, yaitu jika
responden tidak dapat menjawab angket secara langsung kerena keterbatasan
kemampuan dalam memahami angket, maka dalam keadaan seperti ini
metode wawancara perlu digunakan pada pertanyaan yang terdapat dalam
angket.
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Data hasil uji coba instrumen angket dan observasi dihitung validitas dan
reliabilitasnya. Dengan demikian akan diketahui bahwa angket tersebut sudah
baik dan memenuhi dua syarat penting yaitu valid dan reliabel.
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan
atau kasahihan suatu instrumen.Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah. Menurut Arikunto dalam Muhidin (2007:30)
sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas adalah rumus Korelasi
Product Moment dari Karl Pearson yaitu :
54
Keterangan:
= Koefisien korelasi antar variabel
xy = Jumlah skor item dikali jumlah skor total
= Jumlah skor item soal dikuadratkan
= Jumlah skor total dikuadratkan (Tika, 2005:80).
Pada α = 5% dengan N = 20 diperoleh rtabel = 0,444
Tabel 3. 2. Validitas Soal
Validitas
No Soal
Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15,16,17,19,
20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 30, 32, 33, 34,
35,36,37,38,39,40,41,42,43,44
Tidak valid
12,18, 29, 31, 37
Sumber: Hasil Penelitian, Tahun 2013
Pada angket penelitian ini terdapat 44 butir soal. Dari 44 soal
tersebut terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal no12, 18 , 29, 31, 37 dan
soal yang valid berjumlah 39 soal. Pada soal yang valid no 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8,
9, 10, sudah mewakili dari sub variabel tentang sosialisasi program perbaikan
sanitasi lingkungan permukiman, sedangkan soal no12 dan 18 tidak valid dan
2222xyr
55
soal yang valid no 11, 13, 14, 15,16, 17 termasuk soal yang valid dan telah
mewakili sub variabel pelaksanaan program. Soal no 29, 31, 37 tidak valid
dan soal yang valid no 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 34,
35, 36, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44 sudah mewakili variabel faktor – faktor yang
mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga. Jadi, soal
yang digunakan pada angket 1 dan 2 dalam penelitian adalah 39 soal karena
sudah mewakili 2 variabel pada angket penelitian tersebut (Lihat lampiran 6).
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan suatu alat ukur dalam
mengukur apa yang diukur. Artinya kapanpun alat ukur digunakan akan
memberikan hasil ukur yang sama (Arikunto, 2010:222). Adapun rumus yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Rumus Alpha Cronbach. Rumus yang
dimaksud adalah :
Keterangan :
=Reliabilitas
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
σb² = jumlah varians butir
σt² = jumlah varians total (Muhidin, 2007:51)
2
2
11 11k
k
t
br
56
Analisis perhitungan reliabilitas angket penelitian menghasilkan rhitung
sebesar 0,911 sedangkan rtabel 0,444. Dari hasil tersebut rhitung lebih besar
dari rtabel sehingga instrumen penelitian dapat dinyatakan reliabel (lihat
Lampiran 7).
G. Analisis Data
Analisis data atau pengelolaan data merupakan satu langkah penting
dalam penelitian. Dalam pelaksanaannya, terdapat dua bentuk analisis data
berdasarkan jenis data, apabila data terkumpul maka data dikualifikasikan
menjadi dua kelompok yaitu data kualitatif yang digunakan pada analisis non
statistik dan kuantitatif pada analisis statistik (Arikunto, S. 2006: 145). Analisis
data yang terdapat dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif. Metode
analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Metode Deskreptif Persentase
Analisis Deskriptif Persentatif digunakan untuk memberikan
deskriptif atau pembahasan dalam penelitian ini. Deskriptif Persentase
menggambarkan keadaan atau suatu fenomena yang ada dalam penelitian
(Ali, 1989: 186).
Metode ini digunakan untuk mengelola data yang diperoleh dari
jawaban- jawaban responden, melalui pemberian skor dengan kriteria tertentu.
DP=
57
Keterangan :
DP : Deskriptif Presentase atau presentase nilai yang diperoleh (%)
n : Skor yang diperoleh
N : Skor maksimal atau skor ideal yang semestinya diperoleh responden
(Ali, 1989:104).
Untuk menggunakan deskriptif persentase sebelumnya jawaban
diskoring terlebih dahulu sebagai berikut :
Jawaban a diberi skor 4
Jawaban b diberi skor 3
Jawaban c diberi skor 2
Jawaban d diberi skor 1
Data dari hasil penelitian yang diperoleh, diolah dan dianalisis serta
diperhitungkan dengan menggunakan deskriptif persentase (DP). Untuk
menentukan kriteria penskorannya digunakan perhitungan sebagai berikut :
1) Persentase skor maksimal = (4: 4) x 100% = 100%
2) Persentase skor minimal = (1:4) x 100% = 25%
3) Rentang = 100% - 25% = 75%
4) Panjang kelas interval = 75% : 4 = 18,75%
Dengan panjang kelas interval 18,75% dan persentase skor minimal
25%, maka diperoleh kelas-kelas interval sebagai berikut :
58
Tabel 3.3 Perhitungan Deskriptif Prosentase
No Presentase Kriteria
1 81.26%-100% Sangat Tinggi
2 62.51%- 81.25% Tinggi
3 43,76% - 62.50% Rendah
4 25% - 43.75% Sangat Rendah
Sumber : Arikunto, 2006 :293
Hasil yang diperhitungkan tersebut, kemudian menentukan kriteria.
Sedangkan kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat, yaitu
Sangat tinggi, tinggi , rendah , dan sangat rendah.
2. Uji Normalitas Data
Untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel dependen
dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak, dapat
dilakukan dengan uji normalitas. Model regresi yang baik adalah yang
memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
3. Analisis Regresi
Metode ini digunakan untuk menganalis data penelitian tentang
faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi tingkat partisipasi kepala
keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. Faktor-faktornya
meliputi tingkat pendidikan dan tingkat kesadaran kepala keluarga. Untuk itu
digunakan program SPSS 16 untuk memudahkan analisis regrasi berganda
tersebut.
59
Analisis regresi ganda diperlukan dalam melakukan analisis tingkat
pendidikan kepala keluarga (X1) dan tingkat kesadaran kepala keluarga (X2)
terhadap perbedaan tingkat partisipasi kepala keluarga (Y) analisis ini bisa
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Y=a+ +
Dimana :
Y : Variabel tingkat psrtisipasi
: Variabel tingkat pendidikan
: Variabel tingkat kesadaran
a : konstanta/tetapan yaitu nilai mutlak Y apabila = 0
koefisien regresi (Muhidin, 2007:199).
4. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji T)
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial (uji t). Hasil
analisis uji hipotesis antara variabel bebas X1dan X2 terhadap Y.
b. Uji Hipotesis Secara Simultan
Uji hipotesis secara serentak (uji F) antara variabel bebas dalam
hal ini tingkat pendidikan kepala keluarga (X1), tingkat kesadaran kepala
keluarga (X2) terhadap perbedaa tingkat partisipasi dalam perbaikan
sanitasi lingkungan permukiman (Y).
60
c. Koefisien Determinasi
Analisis koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar nilai presentase kontribusi variabel bebas yaitu tingkat
pendidikan kepala keluarga dan tingkat kesadaran kepala keluarga
terhadap perbedaan tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan
sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan
Tembalang Kota Semarang.
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Kelurahan Rowosari merupakan salah satu kelurahan yang berada di
Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Letak astronomisnya 07003’01” –
07005’08” LS dan 110
027’31” – 110
030’03” BT (Peta hasil penelitian tahun
2013). Berdasarkan letak administrasinya Kelurahan Rowosari memiliki batas
wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Kabupaten Demak dan Kelurahan Sendangmulyo
Kota Semarang
b. Sebelah Timur : Kabupaten Demak
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang
d. Sebelah Barat : Kelurahan Meteseh Kota Semarang
(Sumber Peta Administratif Kelurahan Rowosari tahun 2013).
Letak astronomis dan administrasi Kelurahan Rowosari Kecamatan
Tembalang Kota Semarang dapat dilihat pada gambar 4.1.
62
Gambar 4.1. Peta Administrasi Kelurahan Rowosari
62
63
Sebagian besar Kelurahan Rowosari dilewati oleh Sungai Babon.
Kelurahan Rowosari terletak pada ketinggian 47 mdpl, mempunyai curah
hujan sebanyak 2055 mm / tahun, topografinya berupa dataran rendah –
berbukit, suhu udara rata-ratanya 25 – 35 0C. Kelurahan Rowosari memiliki 9
RW dan 41 RT.
Tabel 4.1. Jumlah RW dan RT di Kelurahan Rowosari
No No RW Dukuh Jumlah RT
1 I Sambung 2
2 II Rowosari Krajan 5
3 III Rowosari Krasak 5
4 IV Rowosari Tengah 5
5 V Tampirejo 4
6 VI Muntuksari 4
7 VII Pengkol 6
8 VIII Kedungsari 5
9 IX Kebuntaman 5
Jumlah 41
Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari 2012.
2. Tata Guna Lahan
Penggunaan lahan suatu wilayah terdiri dari lahan sawah, lahan
bukan sawah, serta lahan permukiman, yang termasuk dalam sawah adalah
64
sawah pengairan (irigasi) dan sawah tadah hujan. Sedangkan yang termasuk
dalam lahan bukan sawah adalah lahan pekarangan, ladang/tegalan, kolam,
hutan Negara dan lain-lain. Peta penggunaan lahan di Kelurahan Rowosari
dapat dilihat pada gambar 4.2.
65
Gambar 4.2. Peta Penggunaan Lahan Kelurahan Rowosari
65
66
66
Penggunaan lahan di Kelurahan Rowosari pada peta kebanyakan
digunakan untuk tegalan/ladang yang mencapai 2,41 km² (28,31%) dan
paling sedikit yang digunakan untuk tanah kosong yaitu 0,40 km² (5 %). Luas
penggunaan lahan menurut jenisnya dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut ini.
Tabel 4.2. Luas dan Penggunaan Lahan Kelurahan Rowosari
No. Jenis Luas Lahan
(km2)
Prosentase
(%)
1. Permukiman 1,08 12,41
2. Pekarangan 0,85 9,77
3. Tegalan/ladang 2,41 28,31
4. Prasarana umum lainnya 1,71 19,65
5. Tanah kosong 0,40 5,00
Tanah Kering = 6, 45 Km2
1. Sawah irigasi setengah teknis -
2. Sawah tadah hujan 2,25 24,86
3. Sawah sederhana -
Persawahan/Tanah Sawah = 2,25 Km2
Jumlah =8,7 Km2 100
Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari tahun 2012
3. Kondisi Ekonomi
Berdasarkan data monografi penduduk Kelurahan Rowosari Tahun
2012, jumlah penduduk Kelurahan Rowosari adalah 11.294 jiwa . Dengan
jumlah penduduk laki-laki sebesar 5.575 jiwa dan penduduk perempuan
sebesar 5.719 jiwa, dengan luas wilayah 8,7 km² sehingga kepadatan
penduduknya adalah 1.298 jiwa/ km². Mata pencaharian penduduk di
Kelurahan Rowosari, sangat beragam diantaranya bermata pencaharian
sebagai petani, buruh tani, pengusaha, buruh industri, buruh bangunan,
67
perdagangan, pengangkutan, PNS/ABRI, pensiunan, dan jasa-jasa. Jumlah
keseluruhan penduduk berdasarkan mata pencahariannyan penduduk dapat
dilihat pada tabel 4.3:
Tabel 4.3. Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Rowosari
No Jenis Matapencaharian Frekuensi Prosentase (%)
1 Petani 588 8.43
2 Buruh Tani 801 11.49
3 Pengusaha 17 0.24
4 Buruh Industri 2189 31.40
5 Buruh Bangunan 1428 20.48
6 Pedagang 664 9.52
7 Pengangkutan 95 1.36
8 PNS / ABRI 33 0.47
9 Pensiunan 49 0.73
10 Jasa / Lainnya 1107 15.88
Jumlah 6971 100
Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari 2012.
Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui bahwa sebagian besar
penduduk di Kelurahan Rowosari bermata pencaharian sebagai buruh industri
sebanyak 2189 (31,40%). Selebihnya bekerja sebagai buruh bangunan
sebanyak 1428 (20,48%), jasa/lainnya sebanyak 1107 (15,88%), buruh tani
sebanyak 801 (11, 49%), pedagang sebanyak 664 (9,52%), petani sebanyak
68
588 (8, 43%), pengangkutan sebanyak 95 (1,36%), pensiunan sebanyak 49
(0,73%), PNS/ABRI 33 (0, 47%), dan pengusaha sebanyak 17 (0,24%).
4. Kondisi Sosial
a. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Penduduk di Kelurahan Rowosari dapat dibagi berdasarkan
kelompok umur. Dengan pembagian kelompok umur maka dapat
diketahui jumlah penduduk produktif dan non produktif. Tabel dibawah
ini menyajikan rincian jumlah penduduk menurut kelompok umur dan
jenis kelamin.
Tabel 4.4 . Komposisi Penduduk Kelurahan Rowosari Berdasarkan
Kelompok Umur
No Kelompok
Umur
Jenis Kelamin
Jumlah Prosentase (%) Laki-
laki Perempuan
1 0 – 4 317 321 638 5,65
2 5 – 9 472 483 955 8, 46
3 10 – 14 551 559 1110 9,83
4 15 – 19 564 571 1135 10,05
5 20 – 24 575 581 1156 10,24
6 25 – 29 564 575 1139 10,09
7 30 – 34 532 541 1073 9,5
69
8 35 – 39 428 431 859 7,6
9 40 – 44 416 423 839 7, 43
10 45 – 49 381 393 774 6,85
11 50 – 54 355 385 740 6,55
12 55 – 59 280 285 565 5,00
13 60 – 64 91 107 198 1,75
14 64 + 49 64 113 1,00
Jumlah 5575 5719 11294 100
Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari 2012.
Berdasarkan data dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah
penduduk di Kelurahan Rowosari terbanyak berada pada kisaran umur 20
- 24 tahun yaitu sebesar 1156 jiwa. Sedangkan yang paling sedikit adalah
penduduk pada kisaran usia lebih dari 64 tahun yaitu sebesar 113 jiwa.
Banyaknya penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Kelurahan
Rowosari adalah sebesar 8.478 jiwa, sedangkan untuk usia non produktif
sebesar 2.816 jiwa. Sehingga angka ketergantungan penduduk di
Kelurahan Rowosari adalah sebesar 33. Jadi setiap penduduk usia
produktif harus menanggung 33 penduduk usia tidak produktif.
b. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan di Kelurahan Rowosari cukup beragam.
Tidak sedikit yang telah tamat perguruan tinggi maupun akademi. Namun
70
rata-rata penduduknya memiliki pendidikan terakhir tamatan Sekolah
Menengah Atas.
Tabel 4.5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari 2012.
Dari tabel 4.5. dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan
masyarakat di Kelurahan Rowosari paling banyak adalah tamat SMA
yaitu sebanyak 2940 atau 26.03%. Sedangkan tingkat pendidikan paling
sedikit adalah tidak sekolah yaitu sebanyak 72 atau 0.64%.
5. Sarana Pemerintah
a. Sarana Pendidikan
Kelurahan Rowosari memiliki sarana pendidikan yang hampir
lengkap mulai dari PAUD hingga Sekolah Menengah. Jumlah sarana
No Tingkat Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)
1 Tidak Sekolah 72 0.64
2 Tidak Tamat SD 1787 15.82
3 Belum Tamat SD 968 8.57
4 Tamat SD 2418 21.41
5 SMP 2660 23.55
6 SMA 2940 26.03
7 Akademi / D3 196 1.74
8 Perguruan Tinggi 253 2.24
Jumlah 11294 100
71
pendidikan yang ada di Kelurahan Rowosari tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.6.
Tabel 4.6 Jumlah Sarana Pendidikan di Kelurahan Rowosari
No Jenjang pendidikan F %
1 PAUD 2 15.38
2 Taman Kanak-kanak 3 23.08
3 Sekolah Dasar/sederajat 5 38.47
4 Sekolah Menengah Pertama/sederajat 2 15.38
5 Sekolah Menengah Atas/sederajat 1 7.69
Jumlah 13 100
Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari 2012.
Dari tabel diatas dapat diketahu bahwa di Kelurahan Rowosari
terdapat berbagai sarana pendidikan sampai pada sekolah menengah atas.
Sarana pendidikan yang paling banyak adalah Sekolah Dasar yaitu
masing-masing sebanyak 5 atau 38.47%. Sedangkan sarana pendidikan
palling sdikit adalah SMA yang jumlah sebanyak 1 atau 7.69%.
b. Sarana Kesehatan
Kelurahan Rowosari memiliki sarana kesehatan berupa
Puskesmas, serta dokter dan bidan praktek tersedia diwilayah ini. Tabel
berikut ini akan menyajikan jumlah sarana kesehatan di Kelurahan
Rowosari.
Tabel 4.7. Jumlah Sarana Kesehatan di Kelurahan Rowosari
72
No Jenis Sarana Frekuensi Prosentase (%)
1 Puskesmas 1 25
2 Dokter Praktik 2 50
3 Bidan Praktik 1 25
Jumlah 4 100
Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari 2012.
6. Gambaran Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan Sanitasi
Lingkungan Permukiman Di Kelurahan Rowosari
a. Mengikuti sosialisasi dan pembinaan program- program yang akan
dikerjakan dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman
Sosialisasi dan pembinaan dari kelurahan dilakukan dengan cara
mengundang para perangkat desa untuk mengikuti rapat kerja untuk
program perbaikan sanitasi yang dilakukan pada bulan Januari hingga
Maret tahun 2011. Perangkat desa yang mendapat pembinaan dari
kelurahan mensosialisasikan kepada masyarakat melalui berbagai wadah
dan organisasi masyarakat yang ada misalnya PKK, pertemuan RT dan
RW, serta perkumpulan pengajian yang ada di Kelurahan Rowosari.
Pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman
di tahun 2011, tahap sosialisasi program dilaksanakan pada forum
pertemuan RT se-kelurahan, hal ini dianggap telah mewakili seluruh
warga. Kemudian sosialisasi dilaksanakan pada forum pertemuan ibu-ibu
73
PKK se-kelurahan, hal ini juga dirasa sudah mewakili ibu rumah tangga
secara keseluruhan. Selain sosialisasi secara langsung, ada pula sosialisasi
tidak langsung antar warga masyarakat. Sosialisasi ini dilaksanakan
dengan saling menyampaikan informasi yang telah diterima kepada orang
lain. Cara inilah yang paling efektif dalam mensosialisasikan program.
Dengan cara ini sekitar 1.600 KK (60%) (Sumber: dokumentasi Kelurahan
Rowosari tahun 2011) telah menerima sosialisasi tentang program
perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.
Gambar 4.3. Sosialisasi Program Perbaikan Sanitasi Pada Forum PKK se-
Kelurahan Rowosari.
Sumber :Dokumentasi Kelurahan Rowosari Tahun 2011.
Program – program dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di
Kelurahan Rowosari adalah sebagai berikut
6) Mengelolaan air bersih
7) Pembuatan MCK dan cara perawatannya
74
8) Mengelola sampah rumah tangga dan pembuatan tempat pembuangan
sampah akhir
9) Mengelola limbah cair rumah tangga
10) Membuat saluran drainase
b. Pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman
1) Pengelolaan air bersih
Program pengelolaan air bersih ini bertujuan agar masyarakat
dengan mudah mendapatkan air bersih, disetiap musim kemarau
masyarakat slalu melakukan MCK di sungai karena kurangnya
persediaan air yang dihasilkan oleh sumur gali, agar mereka tidak lagi
melakukan MCK di sungai yang airnya sudah tidak bersih lagi maka
masyarakat swadaya dengan pemerintah membuat sumur artesis.
Ketika dilakukan pengamatan di lapangan, di masing-masing
RW telah dibangun sumur artesis. Total jumlah sumur artesis di
Kelurahan Rowosari yang telah dibangun di beberapa RW adalah
sebanyak 8 buah (88,9%) dari target 9 sumur. Jumlah ini dirasa
cukup,namun pemanfaatannya terkendala letaknya yang jauh dari
rumah mereka dan mahalnya biaya pembelian pralon untuk
menyalurkan air langsung sampai kerumah-rumah warga.
75
2) Pembuatan MCK dan cara perawatannya
Program pembuatan MCK umum pada program perbaikan
sanitasi lingkungan permukiman merupakan program lanjutan dari
bantuan WC masal di Kelurahan Rowosari yang telah dilaksanakan
pada tahun-tahun sebelumnya. Pembuatan MCK umum ini didanai
oleh Pemkot melalui kelurahan dan pelaksanaannya dilaksanakan oleh
masyarakat secara bergotong-royong. Ada juga bantuan pembuatan
MCK untuk warga yang benar – benar tidak mampu/miskin dari
klurahan, dalam program ini pihak kelurahan tidak hanya memberi
bantuan berupa pembuatan MCK, dari kelurahan juga memberi
pengarahan tentang cara merawat MCK yang benar kepada
masyarakat.
Gambar 4.4. Warga RW VIII Mencuci Baju di Sungai.
Sumber : Dokumentasi Penelitian 2013.
Gambar 4.5. Pembuatan Sumur Artesis
di RW I.
Sumber : Dokumentasi Kelurahan Rowosari 2011.
76
Gambar 4. 6. MCK Umum di RW VIII.
Sumber : Dokumentasi Penelitian 2013.
3) Mengelola sampah rumah tangga dan pembuatan tempat pembuangan
sampah umum
Sebagian besar warga Kelurahan Rowosari sudah dapat
memisahkan antara sampah organik dan anorganik, mereka memilah
sampa dengan memanfaatkan sampah – sampah tersebut, untuk
sampah anorganik mereka menjual kepada pengepul sampah, tapi
untuk sampah organik mereka masih belum bisa memanfaatkan untuk
dijadikan kompos, sebagian besar sampah organik hanya dibakar,
karena menurut mereka membuat kompos itu susah.
Ketika dilakukan pengamatan di lapangan, di masing-masing
RW telah dibangun tempat sampah. Total jumlah tempat sampah yang
77
telah dibangun di beberapa RW di Kelurahan Rowosari adalah
sebanyak 8 buah (80%) dari target 10 buah tempat sampah. Jumlah ini
dirasa cukup, namun pemanfaatannya terkendala letaknya yang jauh
dari rumah mereka. Atas inisiatif ketua RT setempat, masyarakat juga
membuat tempat sampah dengan cara membuata liang untuk tempat
sampah di sekitar rumah mereka sebagai tempat pembuangan sampah
umum, jika sampah sudah terkumpul maka sampah akan di bakar.
Sayangnya warga yang tinggal dekat dengan sungai membuang
sampahnya di sungai.
4) Pengelolaan limbah cair rumah tangga
Penglolaan limbah cair rumah tangga di Kelurahan Rowosari
sudah terorganisir, setiap rumah menyalurkan saluran pembuangan air
limbahnya kepembuangan saluran limbah terpadu dimasing – masing
RW tapi sayangnya pembuangan akhirnya di sungai, disetiap rumah –
rumah warga sudah mempunyai bak kontrol untuk limbah cair rumah
tangga.
78
5) Pembuatan Saluran Drainase
Program pembangunan saluran drainase di Kelurahan
Rowosari dilaksanakan oleh masyarakat secara bergotong-royong,
dengan dibangunnya saluran drainase dapat mengurangi limpasan air
hujan yang berlebihan, yang bila menggenang di jalan dapat merusak
jalan.
Gambar 4.8. Saluran Pembuangan Limbah Rumah Tangga
Sumber : Dokumentasi Penelitian 2013.
Gambar 4.9. Bak Kontrol Limbah di Rumah Warga RW VIII
Sumber : Dokumentasi Penelitian 2013.
79
Gambar 4.10. Pembuatan Saluran Drinase Secara Gotong Royong
Sumber : Dokumentasi Penelitian 2013.
B. Hasil Penelitian
1. Deskriptif Prosentase
a. Partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan
permukiman
Tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi
lingkungan permukiman akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif
persentase. Tujuannya untuk memperjelas gambaran terhadap variabel-
variabel penelitian tantang tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap
sosialisasi dan pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan
permukiman.
Hasil pengukuran variabel tingkat partisipasi kepala keluarga
dengan dua subvariabel yaitu tahap sosialisasi program dan pelaksanaan
80
program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman menggunakan 17
item pertanyaan dari angket pertama dengan kisaran aktual 25% - 100%,
dengan rata-rata sebesar 69,00%, dihasilkan empat kategori yaitu 25,00%
- 43,75% termasuk kategori sangat rendah, 43,76% - 62,50% termasuk
kategori rendah, 62,51% -81,25% termasuk kategori tinggi, dan 81,26% -
100% termasuk kategori sangat tinggi. Hasil persentase tingkat partisipasi
kepala keluarga menunjukkan nilai rata-rata 69,00%, dapat diketahui
tingkat partisipasi kepala keluarga termasuk dalam kategori tinggi. Secara
rinci hasil analisis deskripsi variabel tingkat partisipasi kepala keluarga
dapat dilihat dalam tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8. Distribusi Variabel Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga.
NO Interval
Kriteria Jumlah
Skor(%) Frekuensi Persen
1 81,26 – 100 Sangat tinggi 7 7.29
2 62,51 – 81,25 Tinggi 69 71.88
3 43,76 – 62,50 Rendah 20 20.83
4 25,00 – 43,75 Sangat rendah 0 0
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer 2013 (Lampiran 8)
Berdasarkan pada tabel 4.8 diatas, dapat diperoleh gambaran
tingkat partisipasi kepala keluarga, sebanyak 69 responden (71.88%)
memiliki partisipasi yang tinggi dan 20 responden (20.83%) memiliki
partisipasi rendah, kemudian 7 responden (7.29%) memiliki partisipasi
sangat tinggi.
81
Partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan
prmukiman dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap sosialisasi dan
pelaksanaan program. Gambaran tahap sosialisasi dan pelaksanaan
program dapat dilihat secara rinci berikut ini:
1) Partisipasi dalam tahap sosialisasi dan pembinaan program perbaikan
sanitasi lingkungan permukiman
Partisipasi kepala keluarga dalam tahap sosialisasi dan
pembinaan adalah partisipasi kepala keluarga dalam menerima dan
menyampaikan informasi berkaitan dengan program dalam perbaikan
sanitasi lingkungan permukiman serta pelaksanaan program tersebut.
Tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap sosialisasi program
dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman ini didapat dari
angket untuk kepala keluarga dengan jumlah soal 10 yang tertuang
dalam soal nomor 1 hingga nomor 10 kisaran aktual 25% - 100%
dengan rata-rata 72,00% dihasilkan empat kategori yaitu 25,00% -
43,75% termasuk kategori sangat rendah, 43,76% - 62,50% termasuk
kategori rendah, 62,51% -81,25% termasuk kategori tinggi, dan
81,26% - 100% termasuk kategori sangat tinggi, dilihat dari rata-rata
tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap sosialisasi adalah
tinggi. Distribusi tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap
sosialisasi program dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman
di Kelurahan Rowosari, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
82
Tabel 4.9. Distribusi Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga dalam
Sosialisasi dan Pembinaan Program Perbaikan Sanitasi
Lingkungan Permukiman
NO Interval
Kriteria Jumlah
Skor(%) Frekuensi Persen
1 81,26 – 100 Sangat tinggi 15 15.63
2 62,51 – 81,25 Tinggi 61 63.54
3 43,76 – 62,50 Rendah 20 20.83
4 25,00 – 43,75 Sangat rendah 0 0
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2013 (Lampiran 8)
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh gambaran tingkat
partisipasi kepala keluarga dalam tahap sosialisasi dan pembinaan
program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman, sebanyak 61
responden (63,54%) memiliki tigkat partisipasi tinggi dalam sosialisasi
dan pembinaan program, kemudian 20 responden (20,83%) memiliki
tingkat partisipasi rendah dan 15 responden (15,63%) memiliki
partisipasi sangat tinggi.
2) Partisipasi kepala keluarga dalam pelaksanaan program perbaikan
sanitasi lingkungan permukiman
Partisipasi kepala keluarga dalam pelaksanaan program
perbaikan sanitasi lingkungan permukiman adalah keikutsertaan
kepala keluarga dan keluarganya dalam melaksanakan program-
program yang telah direncanakan untuk dilaksanakan di lingkungan
permukiman di Kelurahan Rowosari. Tingkat partisipasi kepala
keluarga dalam tahap pelaksanaan program diperoleh dari hasil angket
83
yang terdapat pada soal nomor 11 hingga 17 kisaran aktual 25% -
100% dengan rata-rata 65,00% dihasilkan empat kategori yaitu
25,00% - 43,75% termasuk kategori sangat rendah, 43,76% - 62,50%
termasuk kategori rendah, 62,51% -81,25% termasuk kategori tinggi,
dan 81,26% - 100% termasuk kategori sangat tinggi, dilihat dari rata-
rata yaitu 65,00% tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap
pelaksanaan adalah tinggi. Distribusi partisipasi kepala keluarga dalam
tahap pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman
dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10. Distribusi Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga dalam
Pelaksanaan Program Perbaikan Sanitasi Lingkungan
Permukiman
NO Interval
Kriteria Jumlah
Skor(%) Frekuensi Persen
1 81,26 – 100 Sangat tinggi 11 11.46
2 62,51 – 81,25 Tinggi 48 50.00
3 43,76 – 62,50 Rendah 28 29.17
4 25,00 – 43,75 Sangat rendah 9 9.37
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer 2013 (Lampiran 8)
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa tingkat
partisipasi kepala keluarga dalam tahap pelaksanaan program
perbaikan sanitasi lingkungan permukiman sebanyak 48 responden
(50,00%) memiliki tigkat partisipasi tinggi dalam pelaksanaan
program, kemudian 28 responden (29,17%) memiliki tingkat
partisipasi rendah dan 11 responden (11,46%) memiliki partisipasi
84
sangat tinggi, 9 responden (9,37%) memiliki partisipasi sangat rendah.
Dalam tahap pelaksanaan masih ada kepala keluarga yang memiliki
tingkat partisipasi sangat rendah kemungkinan disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan kepala keluarga mengenai pentingnya sanitasi
lingkungan.
d. Faktor – faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar
kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis faktor -
faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi kepala
keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman yaitu
tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan tingkat kesadaran kepala
keluarga menggunakan deskriptif prosentase.
1) Tingkat pendidikan
Tabel 4.11. Distribusi Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga di
Kelurahan Rowosari
No Tingkat Pendidikan f %
1 Perguruan Tinggi 17 17.71
2 SMA /sederajat 38 39.58
3 SMP /sederajat 15 15.63
4 SD /sederajat 12 12.5
5 Tidak Sekolah 14 14.58
Jumlah 96 100
Sumber: Analisias Data Primer 2013 (Lampiran 8)
85
Berdasarkan tabel 4.11. diatas, dapat diperoleh gambaran,
tingkat pendidikan Kepala Keluarga di Kelurahan Rowosari
bervariasi, yaitu 38 responden (39,58%) tamat SMA/sederajat, 17
responden (17,71%) tamat Perguruan Tinggi, 15 responden
(15,63%) tamat SMP/sederajat, 12 responden (12,5%) tamat
SD/sederajat, dan 14 responden (14,58%) tidak sekolah.
2) Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran dalam penelitian ini adalah tingkat
kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi lingkungan
yang baik di Kelurahan Rowosari. Tingkat kesadaran kepala
keluarga dalam mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik
diperoleh dari hasil angket kedua yang terdapat pada soal nomor 1
hingga 21 kisaran aktual 25% - 100% dengan rata-rata 72,00%
dihasilkan empat kategori yaitu 25,00% - 43,75% termasuk
kategori sangat rendah, 43,76% - 62,50% termasuk kategori
rendah, 62,51% -81,25% termasuk kategori tinggi, dan 81,26% -
100% termasuk kategori sangat tinggi, dilihat dari rata-rata yaitu
72,00% tingkat kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan
sanitasi lingkungan yang baik adalah tinggi. Secara rinci hasil
analisis deskripsi subvariabel tingkat kesadaran kepala keluarga
dapat dilihat dalam tabel 4.12 berikut ini.
86
Tabel 4.12. Distribusi Tingkat Kesadaran Kepala Keluarga dalam
Mewujudkan Sanitasi Lingkungan yang Baik
NO Interval
Kriteria Jumlah
Skor(%) Frekuensi Persen
1 81,26 – 100 Sangat tinggi 10 10.42
2 62,51 – 81,25 Tinggi 72 75.00
3 43,76 – 62,50 Rendah 14 14.58
4 25,00 – 43,75 Sangat rendah 0 0
Jumlah 96 100
Sumber : Analisis Data Primer 2013 (Lampiran 8)
Berdasarkan tabel 4.12 diatas, dapat diketahui bahwa 72
responden (75.00%) memiliki tingkat kesadaran tinggi dalam
mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik, sebanyak 14
responden (14.58%) memiliki tingkat kesadaran rendah dalam
mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik, kemudian sebanyak
10 responden (10,42%) memiliki tingkat kesadaran sangat tinggi
dalam mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik.
3) Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah tingkat
pengetahuan kepala keluarga tentang sanitasi. Tingkat
pengetahuan kepala keluarga tentang sanitasi diperoleh dari hasil
angket ketiga yang terdapat pada soal nomor 1 hingga 15 dengan
pilihan benar dan salah. Dari 15 soal terdiri dari pengetahuan
tentang pengelolaan air bersih, pengelolaan MCK, pengelolaan
sampah, pengelolaan air limbah rumah tangga dan pengelolaan
saluran drainase. Secara rinci analisis deskripsi persentase dari
87
angket pada penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut ini:
i. Pengetahuan tentang pengelolaan air bersih
Pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan air bersih pada
angket ketiga diukur dengan dua pernyataan, salah satunya adalah
soal sebagai berikut:
Tabel 4.13. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Air Bersih
No
Soal Pernyataan B S Jml
3. Air bersih dan air layak minum
merupakan dua hal yang berbeda. 65 31 96
Prosentase (%) 67.7 32.3 100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013.
Dilihat dari tabel di atas, pengetahuan kepala keluarga tentang
pengelolaan air bersih sudah tinggi karena 67,7% responden
menjawab jawaban yang benar dan 32,3% responden menjawab
jawaban yang salah. Penjelasan dari pernyataan tersebut adalah
sebagai berikut, tidak semua air bersih layak untuk diminum. Tapi
air yang layak minum dipastikan merupakan air bersih, lebih
jelasnya basa dibuka pada landasan teori halaman 18 - 19.
88
ii. Pengetahuan tentang pengelolaan MCK
Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan MCK
diukur dengan tiga pernyataan, salah satu soalnya dapat dilihat
pada tabel 4.14 :
Tabel 4.14. Pengetahuan Tentang MCK
No
Soal Pernyataan B S Jml
5. MCK merupakan singkatan dari
mandi cuci keramas 39 57 96
Prosentase (%) 40.62 59.38 100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013.
Jawaban yang benar dari pernyataan diatas adalah MCK singkatan
dari mandi cuci kakus, tingkat pengetahuan kepala keluarga
tentang singkatan MCK di kelurahan rowosari sudah tinggi, dapat
dilihat pada tabel, 59.38% responden menjawab pernyataan
dengan tepat yaitu jawaban salah, dan masih ada 40,62% kepala
keluarga yang masih bingung dengan singkatan dari MCK.
iii. Pengetahuan tentang pengelolaan sampah
Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan sampah
diukur dengan tiga pernyataan, salah satu soalnya dapat dilihat
pada tabel 4.15 :
89
Tabel 4.15. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Sampah
No
Soal Pernyataan B S Jml
9. Tujuan dari dibangunnya tempat
sampah disetiap RW adalah agar
warga tidak lagi membuang sampah
di sembarang tempat dan di sungai.
81 15 96
Prosentase (%) 84.38 15.62 100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013.
Dilihat dari tabel 4.15. sebanyak 84,38% responden menjawab
jawaban yang tepat, yaitu jawaban benar dan 15,62% menjawab
salah. Fakta di lapangan walaupun sebagian besar kepala keluarga
tahu tujuan dibuatnya tempat sampah di RW agar masyarakat tidak
membuang sampah disembarang tempat dan di sungai tapi mereka
masih saja ada yang membuang sampah disembarang tempat dan
di sungai. Alasan mereka tidak membuang sampah ke tempat
pembuangan sampah adalah jauhnya lokasi tempat sampah dengan
pemukiman warga.
iv. Pengetahuan tentang pengelolaan air limbah rumah tangga
Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan limbah
rumah tangga diukur dengan tiga pernyataan, salah satu pernyataan
dapat dilihat pada tabel 4.16 :
90
Tabel 4.16. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Air Limbah Rumah
Tangga
No
Soal Pernyataan B S Jml
13. Pengelolaan air limbah yang baik
adalah dengan cara dibuang ke tanah
supaya kering.
48 48 96
Prosentase (%) 50.00 50.00 100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013.
Dari 96 responden sebanyak 50,00% responden menjawab
jawaban yang tepat yaitu jawaban salah dan 50,00% sisanya
menjawab jawaban ang kurang tepat yaitu jawaban benar. Fakta
dilapangan masih banyak warga yang hanya membuat saluran
membuangan limbah dengan cara membuat lubang di tanah,
sehingga air limbah mencemari air sumur, mereka menganggap
cara itu adalah cara yang paling mudah dan murah. Ada juga
masyarakat yang sudah membuat saluran air limbah dengan cara
menyemen tanah agar air limbah tidak menyerap ke tanah,
kemudian disalurkan ke saluran pembuangan limbah utama di RW
mereka.
v. Pengetahuan tentang pengelolaan saluran drainase
Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan saluran
drainase diukur dengan dua pernyataan, salah satu pernyataan
dapat dilihat pada tabel 4.17 :
91
Tabel 4.17. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Saluran Drainase
No
Soal Pernyataan B S Jml
14. Drainase permukiman mencakup
tentang pengelolaan air limpasan
yang berasal dari ar hujan yang
berlebihan.
66 30 96
Prosentase (%) 68.75 31.25 100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013.
Dilihat dari tabel di atas, pengetahuan kepala keluarga tentang
pengelolaan saluran drainase sudah tinggi karena 68,75%
responden menjawab jawaban yang benar dan 31,25% responden
menjawab jawaban yang salah. Fakta dilapangan warga merasa
terbantu dengan adanya saluran drainase, dulu sebelum dibangun
saluran drainase di kanan kiri jalan dimusim penghujan rumah
warga sering kebanjiran limpasan air hujan yang berlebihan.
Setelah ada saluran drainase rumah warga sudah tidak pernah
kebanjiran, dan tidak ada genangan air hujan di jalanan.
2. Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan aplikasi spss
16 dengan dilakukan analisis untuk setiap variabelnya, guna diketahui apakah
data dari setiap variabel memiliki distribusi normal atau tidak, syarat data
92
memiliki distribusi normal adalah data yang memiliki taraf signifikasi
dibawah 0,05.
a. Variabel Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga
Untuk mengetahui apakah tingkat partisipasi kepala keluarga
memilki distribusi normal atau tidak, maka perlu dilakukan uji normalitas
dengan menggunakan uji kolmogorov-smimov.
Tabel 4.18. Uji Normalitas Variabel Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statist
ic df Sig. Statistic df Sig.
T_Partisipas
i .097 96 .025 .979 96 .138
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan uji kolmogorov-smimov variabel tingkat partisipasi
kepala keluarga memiliki taraf signifikasi sebesar 0,025 < 0,05, sehingga
dapat diketahui bahwa variabel tingkat partisipasi kepala keluarga
memiliki distribusi normal.
b. Variabel Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga
93
Untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan kepala keluarga
memilki distribusi normal atau tidak, maka perlu dilakukan uji normalitas
dengan menggunakan uji kolmogorov-smimov.
Tabel 4.19. Uji Normalitas Variabel Tingkat Pendidikani Kepala
K
e
l
u
a
r
g
a
Berdasarkan uji kolmogorov-smimov variabel tingkat
pendidikan kepala keluarga memiliki taraf signifikasi sebesar 0,000 <
0,05, sehingga dapat diketahui bahwa variabel tingkat pendidikan kepala
keluarga memiliki distribusi normal.
e. Variabel Tingkat Kesadaran Kepala Keluarga
Untuk mengetahui apakah tingkat kesadaran kepala keluarga
memilki distribusi normal atau tidak, maka perlu dilakukan uji normalitas
dengan menggunakan uji kolmogorov-smimov.
Tabel 4.20. Uji Normalitas Variabel Tingkat Kesadaran Kepala Keluarga
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
T_Pendidik
an .267 96 .000 .863 96 .000
a. Lilliefors Significance Correction
94
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
T_Kesadar
an .098 96 .022 .987 96 .179
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan uji kolmogorov-smimov variabel tingkat kesadaran
kepala keluarga memiliki taraf signifikasi sebesar 0,022 < 0,05, sehingga
dapat diketahui bahwa variabel tingkat kesadaran kepala keluarga
memiliki distribusi normal.
3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam rangka menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan
analisis regresi berganda. Berdasarkan perhitungan analisis regresi berganda
dengan program SPSS 16 diperoleh hasil :
Tabel 4.21. Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 31.316 5.594 5.598 .000
T_Pendidikan .753 .224 .512 3.208 .001
T_Kesadaran .259 .087 .295 2.959 .004
95
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 31.316 5.594 5.598 .000
T_Pendidikan .753 .224 .512 3.208 .001
T_Kesadaran .259 .087 .295 2.959 .004
a. Dependent Variable: T_Partisipasi
Hasil analisis regresi berganda diperoleh koefisien untuk variabel bebas
X1= 0,753, X2= 0,259 dengan konstanta sebesar 31,316, sehingga model
regresi yang diperoleh adalah:
= 31,316 + 0,753 X1 + 0,259 X2
Dimana :
Y = Variabel terikat (tingkat partisipasi kepala keluarga)
X1 = Variabel bebas (tingkat pendidikan kepala keluarga)
X2 = Variabel bebas (tingkat kesadaran kepala keluarga)
a) Nilai konstanta sebesar 31,316
b) Koefisien regresi X1 (tingkat pendidikan kepala keluarga) dari
perhitungan linier berganda didapat nilai coefficients (b1) = 0,753. Hal ini
berarti semakin tinggi tingkat pendidikan kepala keluarga partisipasi juga
akan meningkat sebesar 0,753 pada konstanta 31,316 dengan anggapan
variabel tingkat kesadaran kepala keluarga adalah konstanta.
96
c) Koefisien regresi X2 (tingkat kesadaran kepala keluarga) dari perhitungan
linier berganda didapat nilai coefficients (b2) = 0,259. Hal ini berarti
semakin tinggi tingkat kesadaran kepala keluarga untuk mewujudkan
sanitasi yang baik maka tingkat partisipasi juga akan naik sebesar 0,259
pada konstanta 31,316 dengan anggapan variabel tingkat pendidikan
kepala keluarga adalah konstanta.
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji T)
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
variabel bebas dengan variabel terikat baik secara parsial. Hasil analisis
uji hipotesis antara variabel bebas X1 dan X2 terhadap Y. Berdasarkan
hasil perhitungan dengan menggunakan program spss dapat diketahui
hasiln uji hipotesis secara parsial. Bahwa koefisien (T) pada variabel
tingkat pendidikan kepala keluarga sebesar 3,208 dengan taraf signifikasi
sebesar 0,001, dengan demikian dapat diketahui bahwa nilai signifikasi
tingkat pendidikan kepala keluarga <0,05 %, maka terdapat pengaruh
yang signifikan dari tingkat pendidikan kepala keluarga terhadap tingkat
partisipasi kepala keluarga, sedangkan pada tingkat kesadran kepala
keluarga diketahui koefisien (T) sebesar 2,959 dan taraf signifikasi sebesar
0,004 dengan demikian taraf signifikasi variabel tingkat kesadaran kepala
keluarga < 0,05 % , maka terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
partisipasi kepala keluarga terhadap tingkat partisipasi kepala keluarga .
97
b. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Uji hipotesis secara serentak (uji F) antara variabel bebas dalam
hal ini tingkat pendidikan kepala keluarga (X1), tingkat kesadaran kepala
keluarga (X2) terhadap tingkat partisipasi kepala keluarga (Y). hasil
analisis uji F dapat dilihat dalam tabel berikut :
1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada
faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar
kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.
2) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada dua faktor
(faktor tingkat pendidikan dan faktor tingkat kessadaran) yang
mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi atar kepala keluarga
dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.
Tabel 4.22. Hasil Analisis Uji F (Secara Simultan)
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 256.138 2 128.069 4.389 .015a
Residual 2713.696 93 29.180
Total 2969.833 95
a. Predictors: (Constant), T_Kesadaran, T_Pendidikan
98
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 256.138 2 128.069 4.389 .015a
Residual 2713.696 93 29.180
Total 2969.833 95
b. Dependent Variable: T_Partisipasi
Hasil perhitungan dengan menggunakan program spss dapat
diketahui bahwa F hitung 4,389 dengan nilai signifikasi sebesar 0,015,
karena nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak. Jadi dapat
dikatakan bahwa, ada dua faktor (faktor tingkat pendidikan dan faktor
tingkat kessadaran) yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi
antar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di
Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
c. Koefisien Determinasi
Analisis koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar nilai persentase kontribusi variabel bebas yaitu tingkat
pendidikan kepala keluarga dan tingkat kesadaran kepala keluarga
terhadap tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan lingkungan
permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota
99
Semarang. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai koefisien determinasi
sebagai berikut:
Tabel 2.23. Koefisien Diterminasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .294a .186 .607 5.402
a. Predictors: (Constant), T_Kesadaran, T_Pendidikan
b. Dependent Variable: T_Partisipasi
Nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,607 hal itu berarti bahwa
variasi perubahan y dipengaruhi oleh perubahan X1 dan X2 sebesar
60,7%. Jadi besarnya pengaruh tingkat pendidikan dan tingkat kesadaran
kepala keluarga terhadap perbedaan tingkat partisipasi kepala keluarga
dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari
Kecamatan Tembalang Kota Semarang sebesar 60,7% sedangkan sisanya
sebesar 39,3 % dipengaruhi oleh faktor lain.
100
C. Pembahasan
Pembahasan ini merupakan bagian tindak lanjut dari hasil penelitian
seperti yang telah diuraikan di depan. Pembahasan dari hasil penelitian yang telah
diperoleh adalah sebagai berikut:
Partisipasi masyarakat pada dasarnya dapat dinyatakan dalam bentuk
pemikiran, keterampilan/keahlian, tenaga, harta benda atau uang. Partisipasi
dalam penelitian ini dibagi dalam dua tahap yaitu tahap sosialisasi dan
pelaksanaan program. Perbedaan tingkat partisipasi seseorang dipengaruhi oleh
berbagai hal diantaranya adalah tingkat pendidikan, tingkat kesadaran dan tingkat
pengetahuan.
Berdasarkan hasil deskriptif prosentase dapat diketahui bahwa ada 11
responden mempunyai tingkat partisipasi sangat tinggi, 48 responden mempunyai
tingkat partisipasi tinggi, 28 responden mempunyai tingkat partisipasi rendah dan
9 responden mempunyai tingkat partisipasi sangat rendah, jika dilihat rata-ratanya
sebesar 69,00% maka tingkat partisipasi kepala keluarga dikategorikan tinggi,
sedangkan utuk faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi
kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan pemukiman. Untuk tingkat
pendidikan sebanyak 17 responden lulus Perguruan Tinggi, 38 responden lulus
SMA, 15 responden lulus SMP, 12 responden lulus SD, dan 14 responden tidak
sekolah. Untuk tingkat kesadaran kepala keluarga sebanyak 10 responden
memiliki tingkat kesadaran sangat tinggi, 72 responden mempunyai tingkat
kesadaran tinggi, dan 14 responden mempunyai tingkat kesadaran untuk
101
mewujudkan sanitasi yang baik kriteriana rendah. Rata-rata tingkat kesadaran
kepala keluarga untuk mewujudkan sanitasi yang baik sebesar 72,00% dengan
kriteria tinggi. Jika dilihat dari tingkat pengetahuan, pengetahuan kepala keluarga
termasuk dalam kategori tinggi. Dari 15 pernyataan pada angket sebagian besar
responden menjawab jawaban yang tepat.
Jika dilihat dari hasil uji hipotesis secara simultan diperoleh nilai
signifikasi 0,015 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Ho ditolak sehingga
dapat disimpulkan ada dua faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat
partisipasi antar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan
permukiman, faktor- faktornya adalah tingkat pendidikan dan kesadaran kepala
keluarga. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan kepala keluarga
maka semakin tinggi pula perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga
dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.
Buruknya sanitasi di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota
Semarang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga,
rendahnya tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga tentunya sangat
mempengaruhi buruknya sanitasi di Kelurahan Rowosari. Semakin rendah tingkat
pendidikan dan Kesadaran kepala keluarga maka semakin rendah pula tingkat
partisipasi kepala keluarga. Jika tingkat pendidikan dan kesadaran kepala
keluarga tinggi maka tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi
juga tinggi. Maka sanitasi yang baik akan terwujud.
102
Pemerintah telah melakukan upaya untuk perbaikan sanitasi, dengan
program-program perbaikan sanitasi Adapun program – programnya antara lain:
1. Mengelolaan air bersih
2. Pembuatan MCK dan cara perawatannya
3. Mengelola sampah rumah tangga dan pembuatan tempat pembuangan sampah
akhir
4. Mengelola limbah cair rumah tangga
5. Membuat saluran drainase
Tapi program dari pemerintah tidak akan berjalan tanpa adanya partisipasi kepala
keluarga. Hasil dari pelaksanaan program dapat dilihat pada peta perbaikan
sanitasi di Kelurahan Rowosari pada gambar 4.11. berikut ini.
103
103
Gambar 4.11. Peta Sanitasi Kelurahan Rowosari
103
104
Berdasarkan peta sanitasi diatas akan dibahas dalam program – program
perbaikan sanitasi berikut ini.
1. Pengelolaan Air Bersih
Ketika dilakukan pengamatan di lapangan, di masing-masing
kelurahan telah dibangun sumur artesis. Total jumlah sumur artesis di
Kelurahan Rowosari yang telah dibangun di beberapa RW adalah sebanyak
8 buah (88,9%) dari target 9 sumur. Jumlah ini dirasa sangatlah cukup,
namun pemanfaatannya terkendala letaknya yang jauh dari rumah mereka
dan mahalnya biaya pembelian pralon untuk menyalurkan air langsung
sampai kerumah-rumah warga. Setidakny dengan adanya sumur artesis bisa
mengurangi jumlah warga yang masih menggunakan air sungai untuk MCK.
2. Pembuatan MCK dan Cara Perawatannya
Di Kelurahan Rowosari sudah terdapat 8 MCK komunal.
Pemanfaatan MCK umum ini dikatakan berhasil, karena dengan adanya
MCK umum banyak masyarakat di Kelurahan Rowosari melakukan mandi,
cuci, kakus di MCK umum. Untuk perawatan MCK umum masyarakat
setempat membuat jadwal piket untuk membersihkan MCK, bagi
masyarakat yang tidak melakukan piket akan ada denda berupa membayar
sebesar Rp 10.000 ,- perklompok piket. Setiap tiga bulan sekali ada
pemeriksaan MCK dari kelurahan dan Puskesmas, untuk memeriksa MCK
umum dan MCK di rumah – rumah warga, dari Puskesmas memeriksa
kebersihan dan kelengkapan MCK dan memeriksa tempat penyimpanan air
105
harus bebas dari jentik – jentik nyamuk. Mengelola Sampah Rumah Tangga
dan Pembuatan Tempat
3. Pembuangan Sampah Umum
Program ini belum bisa dikatakan berhasil, meskipun di masing-
masing RW telah tempat sampah. Total jumlah tempat sampah yang telah
dibangun di beberapa RW di Kelurahan Rowosari adalah sebanyak 8 buah
(80%) dari target 10 buah tempat sampah. Jumlah ini dirasa cukup, namun
pemanfaatannya terkendala letaknya yang jauh dari rumah mereka. Atas
inisiatif ketua RT setempat, masyarakat juga membuat tempat sampah
dengan cara membuata liang untuk tempat sampah di sekitar rumah mereka
sebagai tempat pembuangan sampah akhir, jika sampah sudah terkumpul
maka sampah akan di bakar. Jika masih ada warga yang membuaang
sampah di sembarang tempat dan di sungai mereka akan kena denda sebesar
Rp. 10.000,-. Di Keluraha Rowosari masih banyak warga yang tidak bisa
memanfaatkan sampah untuk didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat,
mereka berpikir mendaur ulang sampah itu ribet, mereka lebih senang
menjual smpah anorganik kepada pengepul sampah, dan membakar sampah
organik.
4. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga
Penglolaan limbah cair rumah tangga di Kelurahan Rowosari sudah
terorganisir, setiap rumah menyalurkan saluran pembuangan air limbahnya
kepembuangan saluran limbah terpadu dimasing – masing RW tapi
106
sayangnya pembuangan akhirnya di sungai, disetiap rumah – rumah warga
sudah mempunyai bak kontrol untuk limbah cair rumah tangga.
5. Pembuatan Saluran Drainase
Program pembangunan saluran drainase di Kelurahan Rowosari
dilaksanakan oleh masyarakat secara bergotong-royong, dengan
dibangunnya saluran drainase dapat mengurangi limpasan air hujan yang
berlebihan, yang bila menggenang di jalan dapat merusak jalan.
107
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian yang telah
disampaikan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan
permukiman di Kelurahan Rowosari dengan responden 96 KK rata –rata
tingkat partisipasinya sebesar 69,00% dengan kriteria tingkat
partisipasinya tinggi.
2. Ada dua faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar
kepala keluarga dengan F hitung 4,389 dan taraf signifikasi sebesar 0,015
< dari 0,05 yang artina perbedaan tingkat partisipasi antar kepala
keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan
Rowosari dipengaruhi oleh tingkat pendidikan kepala keluarga dan tingkat
kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi yang baik.
Besarnya pengaruh tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga
terhadap perbedaan tingkat partisipasi kepala keluarga di Kelurahan
Rowosari sebesar 60,7% sedangkan sisanya 39,3% di pengaruhi oleh
faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
108
B. Saran
Saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan
adalah :
1. Kepala keluarga hendaknya lebih meningkatkan partisipasi dalam
mewujudkan sanitasi yang baik dan perlu adanya sosialisasi, koordinasi
serta mengupayakan kegiatan yang berkaitan dengan perbaikan sanitasi
lingkungan permukiman.
2. Perlu adanya usaha peningkatan kesadaran kepala keluarga agar tingkat
partisipasinya semakin tinggi. Kemudian memngutamakan menempuh
pendidikan formal yang tinggi untuk masyarakat, serta perlu adanya
pembinaan pendidikan kelingkungan di berbagai jenjang pendidikan untuk
instansi pendidikan terkait. Sebab tingkat pendidikan dan kesadaran kepala
keluarga merupakan faktor yang berpengaruh besar dalam partisipasi
perbaikan santasi lingkungan permukiman.
109
DAFTAR PUSTAKA
Alfin, Muhammad. 2011. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Dengan Pemanfaatan Mck Komunal di Permukiman Padat Daerah Pesisir
Kelurahan Belawan Kecamatan Medan Belawan Tahun 2011. Skripsi S1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat. Medan
: USU.
Ali, Mohammad. 1989. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Srategi. Bandung:
Angkasa.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
-------------. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta.
Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Data Monografi Kelurahan Rowosari Tahun 2012 Semester 1 dan 2.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Syarat-syarat Jamban Sehat. Jakarta:
Departemen Kesehatan.
Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Pengembangan prasarana Pedesaan.
Yogyakarta: Departemen Pekerjaan Umum
Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat
dan Permukiman Berbasis Komunisa (REKOMPAK).Yogyakarta.
Departemen Pekerjaan Umum.
Dwiningrum, Siti Irene . 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam
Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Fandayani, Aprilia. 2010. Partisipasi Ibu Rumah Tangga dalam Program Kali
Bersih (Studi Kasus di Bantaran Sungai Kaligarang Kecamatan
Gajahmungkur Kota Semarang). Skripsi S1 Jurusan Geografi Faikultas
Ilmu Sosial. Semarang: UNNES.
110
Juliani, Tety.2010. Kepedulian Masyarakat dalam Program Sanitasi Permukiman
Kumuh di Kota Tanjung Balai. Tesis S2 Prodi . Semarang ; UNDIP
Kasjono, Heru S. 2011. Penyehatan Permukiman. Yogyakarta : Goysen
Publishing.
Manguny, Tatang. 2010. Populasi dan Sampel Penelitian. Diunduh di
http://tatangmanguny.wordprees.com/2010/04/19 / ukuran-sampel- rumus-
slovin. Tanggal 9 Maret 2012.
Mardikanto. 2003. Redifinisi Penyuluhan. Jakarta : Puspa.
Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurrahman. 2007. Analisis Korelasi,
Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung : Pustaka Setia.
Munib, Achmad,dkk. 2006. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES
PRESS.
Mustar, Yeti Septiani. 2012. Pengertian Sanitasi Lingkungan. Diunduh di
http://yettyseptianimustar.blogspot.com. Tanggal 9 Oktober 2012.
Nadirawati. 2011. Hubungan Dukungan Kk Dengan Partisipasi Keluarga dalam
Program Minum Obat Filariasi di Majaserta Kabupaten Bandung. Skripsi
S1 Jurusan Ilmu Kesehatan Masarakat . Cimahi : Stikes Ahmad Yani.
Nugraheni, Retno Puji. 2011. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu
Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan di Desa
Pucang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang. Skripsi S1 Jurusan
Geografi Fakultas Ilmu Sosial. Semarang: UNNES.
Nurdin, Diding. 2010. Perbaikan Program. (http://DidingNurdin.
Direktori/FIP/JUR/UPI._Administrasi_Pendidikan/Bab_10_EV_Perbaikan
_Program.pdf diakses tanggal 31 Desember 2012).
Persada, Aryan. 2012. Drainase Permukiman. Diunduh di http://aryapersada.com.
Tanggal 9 Oktober 2012.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2010. Pengertian Kepala Keluarga.
Diunduh di http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi. Tanggal 11 Oktober 2012.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2010. Pengertian Kesadaran.
Diunduh di http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi. Tanggal 12 Desember 2012.
111
Rohman, Ainur. 2009. Politik, Partisipasi dan Demokrasi dalam Pembangunan.
Malang: Averroes Press.
Santoso. 2010. Studi Tentang Kesadaran.(http//Flontar.ui.ac.id_Ffile_Ddigital
Studi tentang-Literatur.pdf diakses tanggal 1 Januari 2013).
Sugiono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
----------. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
----------. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Suparyanto. 2012. Pengertian Kepala Keluarga. Diunduh di http://dr-
suparyanto.blogspot.com. Tanggal 11 Oktober 2012.
Tika, Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara.
Tim Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan.2010. Buku Putih Sanitasi
Kota Semarang. Semarang : BAPPEDA
-------------. 2010. Sektor Sanitasi Kota Sampah . Semarang : BAPPEDA
Undang - undang No.4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman. Jakarta
: Kementrian Negara Republik Indonesia.
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta
: Kementerian Pendidikan Nasional.
Undang – undang Lingkungan Hidup No.23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Jakarta : Kementrian Negara Republik Indonesia.
World Health Organisation (WHO)
Winarsih, Sri. 2008. Pengetahuan Sanitasi dan Aplikasinya. Semarang : Aneka
Ilmu.
112
113
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMENT PENELITIAN
Judul Skripsi : Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan
Permukiman di Kelurahan Rowosari kecamatan
Tembalang Kota Semarang.
No Variabel Sub variabel Jumlah soal Nomor soal
1
Partisipasi
Kepala
Keluarga
dalam
Perbaikan
sanitasi
Lingkungan
Permukiman
a. Partisipasi dalam
Sosialisasi Program
Perbaikan Sanitasi
Lingkungan
Permukiman
10 1, 2,3,4,5,6,7,8,9,10
Jumlah 10
b. Partisipasi Kepala
Keluarga dalam
Pelaksanaan
program Perbaikan
Sanitasi Lingkungan
Permukiman
7 11,12,13,14,15,16,17
Jumlah 7
2 Faktor yang
mem-
pengaruhi
perbedaan
tingkat
partisipasi
a. Tingkat Pendidikan
Kepala Keluarga.
1 18
Jumlah 1
b. Tingkat kesadaran
kepala keluarga dal
mewujudkan sanitasi
lingkungan
permukiman
21 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13
14,15,16,17,18,19,20,21
21
c. Tingkat Pengetahuan
Kepala Keluarga
tentang sanitasi
15 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13
,14,15
15
114
Lampiran 2
INSTRUMEN PENELITIAN
Kepada Yth.
Bapak/ Ibu
Di tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka penelitian untuk menyusun skripsi yang berjudul
“Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan
Permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota
Semarang” maka saya memohon bantuan bapak/ibu untuk mengisi angket ini.
Penelitian / pengumpulan data (informasi) semata-mata hanya bertujuan
untuk dapat mengetahui program program yang telah dilaksanakan dalam
perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. Segala sesuatu yang berhubungan
dengan kerahasiaan angket ini akan saya jaga. Untuk itu saya mohon bantuan
bapak/ibu untuk mengisi angket ini apa adanya sesuai dengan kenyataan yang ada.
Semoga bantuan bapak/ibu bermanfaat bagi kami.
Atas bantuan dan kerjasama bapak/ibu dalam mengisi angket ini, saya
ucapkan terimakasih.
Peneliti
Niken Luluk Cahyani
115
Lampiran 3
LEMBAR ANGKET
Petunjuk Pengisisian Angket :
1. Sebelum mengisi angket, terlebih dahulu tuliskan identitas anda pada
kolom yang telah disediakan.
2. Cara pengisian dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang
sesuai.
3. Jawab pertanyaan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
4. Atas kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.
Angket 1
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pekerjaan :
5. Jumlah anggota keluarga :
6. Pendidikan terahir KK :
PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI LINGKUNGAN
PERMUKIMAN
A. Partisipasi kepala keluarga dalam sosialisasi program perbaikan sanitasi
lingkungan permukiman.
1. Pernahkah Bapak/Ibu menerima informasi program perbaikan sanitasi
tentang pengelolaan air bersih dari kelurahan, RW, RT, PKK atau dari
sumber lain? Jika pernah berapa kali?
a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali
2. Pernahkah Bapak/Ibu menerima informasi program perbaikan sanitasi
tentang pembuatan MCK dan cara perawatannya dari kelurahan, RW, RT,
PKK atau dari sumber lain? Jika pernah berapa kali?
a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali
116
b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali
3. Pernahkah Bapak/Ibu menerima informasi program perbaikan sanitasi
tentang pengelolaan sampah yang benar dari kelurahan, RW, RT, PKK
atau dari sumber lain? Jika pernah berapa kali?
a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali
4. Pernahkah Bapak/Ibu menerima informasi program perbaikan sanitasi
tentang pengelolaan limbah cair rumah tangga (misalnya cara mengelola
air bekas cuci baju, bekas cuci piring, bekas mandi, air limbah kakus agar
tidak mencemari lingkungan) dari kelurahan, RW, RT, PKK atau dari
sumber lain? Jika pernah berapa kali?
a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali
5. Pernahkah Bapa/Ibu menerima informasi program perbaikan sanitasi
tentang pembuatan selokan untuk saluran drainase/pembuangan air hujan
yang berlebihan dari kelurahan, RW, RT, PKK atau dari sumber lain? Jika
pernah berapa kali?
a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali
6. Pernahkah Bapak/Ibu menyampaikan informasi program perbaikan
sanitasi tentang pengelolaan air bersih (cara untuk mendapatkan air yang
sehat dengan cara merebus, penyaringan, klorinasi dsb) kepada orang lain?
Jika pernah berapa kali?
a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali
7. Pernahkah Bapak/Ibu menyampaikan informasi program perbaikan
sanitasi tentang pembuatan MCK dan cara perawatannya kepada orang
lain? Jika pernah berapa kali?
a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali
117
8. Pernahkah Bapak/Ibu menyampaikan informasi program perbaikan
sanitasi tentang pengelolaan sampah yang benar kepada orang lain? Jika
pernah berapa kali?
a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali
9. pernahkah Bapak/Ibu menyampaikan informasi program perbaikan
sanitasi tentang pengelolaan limbah cair rumah tangga (misalnya cara
mengelola air bekas cuci baju, bekas cuci piring, bekas mandi, air limbah
kakus agar tidak mencemari lingkungan) kepada orang lain? Jika pernah
berapa kali?
a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali
10. Pernahkah Bapak/Ibu menyampaikan informasi program perbaikan
sanitasi tentang pembuatan selokan untuk saluran drainase/pembuangan air
hujan yang berlebihan kepada orang lain? Jika pernah berapa kali?
a. Pernah, lebih dari tiga kali c. Pernah, sekali
b. Pernah, dua kali d. pernah sekali
A. Partisipasi dalam pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan
permukiman.
11. Pernahkah Bapak/Ibu ikut serta dalam pengelolaan air bersih (cara untuk
mendapatka air sehat dan bersih) di RW Bapak/Ibu?jika pernah berapa
kali?
a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali
12. Apakah di rumah Bapak/Ibu sudah mempunyai tempat MCK?
a. Ya, (tempat mandi, cuci dan kakus)
b. Ya, (tempat untuk mandi dan cuci)
c. Ya, (hanya tempat untuk mandi)
d. tidak
118
13. Apakah keluarga Bapak/Ibu menggunakan MCK secara maksimal?
a. Selalu (setiap hari)
b. Sering (2 hari sekali)
c. Kadang-kadang (3 hari sekali)
d. Tidak pernah
14. Apakah Bapak/ibu dan keluarga ikut serta membangun tempat sampah?
Jika pernah berapa kali?
a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali
15. Apakah keluarga Bapak/Ibu pernah melakukan pemisahan antara sampah
organik dan anorganik?
a. Selalu (setiap hari)
b. Sering (1 minggu sekali)
c. Kadang- kadang (1 bulan sekali)
d. Tidak pernah
16. Apakah keluarga Bapak/Ibu membuang limbah cair bekas mandi dan cuci
di saluran limbah yang telah dibangun swadaya oleh masyarakat?
a. Selalu (setiap hari)
b. Sering (2 hari sekali)
c. Kadang-kadang (3 hari sekali)
d. Tidak pernah
17. Apakah Bapak/Ibu dan keluarga pernah ikut serta untuk membangun
selokan untuk saluran drainase/ pembungan air hujan yang berlebihan?
a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali
TINGKAT PENDIDIKAN KEPALA KELUARGA
18. Berapa lama Bapak/Ibu menempuh pendidikan formal?
a. ≥ 13 tahun c. 1 – 9 tahun
b. 10 – 12 tahun d. Tidak sekolah
119
Angket 2
TINGKAT KESADARAN KEPALA KELUARGA DALAM MEWUJUDKAN PERBAIKAN
SANITASI LINGKUNAN PERMUKIMAN
1. Sumber air bersih yang biasa digunakan untuk pemenuh kebutuhan
keluarga sehari-hari :
a. Sumur artetis/ PDAM c. Air hujan
b. Sumur gali d. Sungai
2. Sumber air untuk keperluan air minum dan masak :
a. Sumur artetis/ PDAM c. Air minum dalam kemasan
b. Sumur gali d. Air hujan
3. Cara pengolahan air untuk mendapatkan air sehat yang dilakukan oleh
keluarga Bapak/Ibu :
a. Merebus air
b. Klorinasi
c. Filter keramik
d. Memanfaatkan pana smatahari/ tidak dimasak
4. Bagaimana syarat MCK yang baik?
a. Terdiri dari kamar mandi, sarana tempat cuci, dan jamban
b. Terdiri dari kamar mandi dan jamban
c. Terdiri dari jamban dan sarana tempat cuci
d. Hanya jamban saja
5. Dimana biasanya Bapak/Ibu mandi?
a. Kamar mandi pribadi c. Sendang/ sumber mata air
b. MCK umum d. Sungai
6. Dimana biasanya Bapak/Ibu membuang sisa-sisa metabolism tubuh
(buang air besar)?
a. WC c. Kolam ikan
b. Sungai d. Pekarangan
7. Dimana biasanya Bapak/Ibu mencuci pakaian dan peralatan dapur?
a. Di rumah c. Sungai
b. MCK umum d.Mencuci di tempat tetangga
120
8. Berapa jarak septik tank dengan sumber air bersih (jika sumber air berupa
sumur gali)
a. > 8 meter c. 3-5 meter
b. 6-7 meter d. < 3 meter
9. Frekuensi membersihkan MCK:
a. 2 kali sehari (pagi dan sore) c. 2 hari 2 kali (pagi dan sore)
b. 1 kali sehari (sore hari) d. 2 hari sekali (sore hari)
10. Berapa jumlah tong sampah yang ada di rumah Bapak/Ibu?
a. > dari 4 buah c. 2 buah
b. 3 buah d. 1 buah
11. Apakah yang Bapak/Ibu lakukan ketika sampah anorganik (misal sampah
botol bekas dan kardus) sudah terkumpul banyak?
a. Dijual kepengepul sampah c. Dibakar
b. Didaur ulang d. Dibiarkan begitu saja
12. Apakah yang Bapak/Ibu lakukan ketika sampah organik sudah terkumpul
banyak?
a. Dibuat kompos
b. Di buang ke tempat pembuangan sampah akhir
c. Dibakar
d. Dibiarkan begitu saja
13. Apakah yang Bapak/Ibu lakukan ketika melihat orang yang membuang
sampah di sungai?
a. Menegur dan memberi pengarahan
b. Menegur
c. Pura-pura tidak tahu
d. Ikut membuang sampah ke sungai
14. Dimana tempat pembuangan sampah akhir keluarga Bapak/Ibu?
a. Ditempat pembuangan sampah umum
b. Dikumpulkan dalam lubang lalu dibakar
c. Dibuang dipekarangan dan dibiarkan begitu saja
d. Dibuang kesaluran air/ sungai
121
15. Sumber air limbah terbanyak yang dihasilkan dari rumah Bapak/Ibu:
a. Air limbah mandi c. Air limbah dapur
b. Air limbah kakus / wc d. Air limbah mencuci
16. Tempat pembuangan air limbah di rumah Bapak/Ibu:
a. Selokan c. Saptik tank
b. Tempat penampung air limbah d. pekarangan
17. Berapa hari sekali Bapak/ Ibu membersihkan tempat pembuangan air
limbah?
a. 1 minggu sekali c. 3 minggu sekali
b. 2 minggu sekali d. 1 bulan sekali
18. Berapa jarak antara sumber air bersih dengan saluran pembuangan air
limbah rumah tangga di rumah Bapak/Ibu?
a. > 8 meter c. 3-5 meter
b. 6-7 meter d. < 3 meter
19. Apakah di rumah Bapak/ Ibu memiliki saluran pembuangan air limbah?
a. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan
b. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan.
d. Ada , tapi bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan
20. Apakah di depan rumah Bapak/ Ibu ada saluran pembuangan air limpasan
yang berasal dari air hujan?
a. Ada, hasil pembangunan swadaya masyarakat
b. Ada, hasil pembangunan dari pemerintah
c. Ada, hasil dari pembangunan pribadi.
d. Ada, milik tetangga
21. Setiap musim hujan berapa kali Bapak/ Ibu memperbaiki jalan untuk
mengurangi genangan air hujan yang ada di jalanan ?
a. 1 bulan sekali c. 7 bulan sekali
b. 2 bulan sekali d. 1 tahun sekali
122
Angket 3
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SANITASI
1. Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya
kondisi yang memenuhi syarat kesehatan.
a. Benar
b. Salah
2. Sanitasi memiliki tujuan untuk memenuhi persyaratan lingkungan yang
sehat dan nyaman.
a. Benar
b. Salah
3. Air bersih dan air layak minum merupakan dua hal yang berbeda.
a. Benar
b. Salah
4. Merebus air, solar disinfection/ memanaskan air dengan cahaya matahari,
klorinasi, filter keramik merupakan beberapa cara untuk mendapatkan air
sehat.
a. Benar
b. Salah
5. MCK singkatan dari mandi cuci keramas.
a. Benar
b. Salah
6. Jarak aman antara lubang kakus dengan sumber air minum > 8 m.
a. Benar
b. Salah
7. Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan.
a. Benar
b. Salah
8. Tempat yang baik dan benar untuk membuang sampah adalah di sungai.
a. Benar
b. Salah
123
9. Tujuan dari dibangunnya tempat sampah di setiap RW adalah agar warga
tidak lagi membuang sampah di sembarang tempat dan di sungai.
a. Benar
b. Salah
10. Jika sampah telah terkumpul di tempat pembuangan sampah sementara,
maka warga harus membakarnya.
a. Benar
b. Salah
11. Sampah cair biasanya disebut dengan air limbah.
a. Benar
b. Salah
12. Limbah dari bahan organik adalah limbah yang berasal dari bahan-bahan
yang tidak dapat terurai misal plastik .
a. Benar
b. Salah
13. Pengelolaan air limbah yang baik adalah dengan cara dibuang ketanah
supaya kering.
a. Benar
b. Salah
14. Drainase permukiman mencakup tentang pengelolaan air limpasan yang
berasal dari air hujan yang berlebihan.
a. Benar
b. Salah
15. Saluran drainase/ selokan yang ada di kanan kiri jalan berfungsi untuk
memperkuat badan jalan.
a. Benar
b. Salah
124
Lampiran 4
PEDOMAN OBSERVASI
Dalam penelitian ini, hal yang dapat diamati langsung antara lain:
1. Bagaimanakah keadaan lokasi penelitian dilihat dari letak geografis, aspek
kependuduk serta sosial budaya.
2. Bagaimanakah gambaran partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi
lingkungan permukiman.
125
Lampiran 5
Skor Validitas dan Reliabilitas Angket Penelitian
No Res Nomor Instrumen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
1 UC-1 1 1 1 3 2 3 1 1 2 2 2 4 4 2 2 4 2 2 2 2 2 4 2 2 4 4 2 1 1 4 1 2 1 1 4 4 3 3 1 2 4 3 3 1
2 UC-2 4 1 3 3 3 2 3 2 3 2 2 4 2 2 2 4 3 3 2 2 2 4 3 3 4 4 3 1 1 4 2 1 2 2 3 4 3 1 2 2 3 1 3 1
3 UC-3 1 4 4 4 3 2 3 3 2 2 2 4 4 2 2 4 1 3 2 2 2 4 1 3 4 4 4 1 1 3 3 2 3 3 4 4 3 1 4 1 4 1 3 1
4 UC-4 1 2 1 4 2 2 3 4 2 2 2 4 4 2 2 4 2 2 2 2 2 4 4 2 4 1 4 1 1 4 4 1 2 4 4 4 4 2 2 3 4 2 3 3
5 UC-5 1 1 2 3 2 2 3 4 3 2 2 4 4 2 2 4 3 3 2 2 2 4 3 2 4 4 4 1 2 4 1 2 2 1 4 4 4 1 4 4 3 3 3 3
6 UC-6 3 2 2 3 3 4 4 2 1 1 4 4 4 3 2 4 2 4 3 1 2 4 3 2 4 2 4 2 2 2 1 3 2 1 3 4 4 2 3 1 3 4 3 3
7 UC-7 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 4 1 2 4 3 1 1 1 2 4 3 2 4 2 4 1 2 4 2 3 2 1 3 4 4 2 2 2 3 4 2 3
8 UC-8 1 1 2 2 3 4 4 3 1 1 1 4 3 1 2 4 2 3 1 1 2 4 4 2 4 3 4 1 4 3 2 2 1 1 4 4 4 1 2 3 4 2 1 2
9 UC-9 3 2 3 3 3 3 4 3 1 1 1 4 4 3 1 2 3 4 3 1 1 4 3 2 4 4 3 1 4 4 3 1 1 1 4 4 4 3 1 2 3 1 2 2
10 UC-10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 3 1 3 2 3 1 1 1 4 3 4 3 2 2 3 1 2 1
11 UC-11 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 3 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 1 2 3 3 1 3 2 3 1 1 1 1 3 4 2 1 1 4 1 2 2
12 UC-12 3 3 2 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 1 3 4 4 4 1 1 2 1 4 1 1 4 3 1 2 2 1 1 1 1 3 4 4 1 4 2 4 4 2 2
13 UC-13 2 2 2 3 3 4 4 3 2 2 2 3 4 4 3 4 1 2 4 2 2 2 2 4 1 1 3 1 2 1 1 1 2 2 1 4 4 1 1 1 2 2 1 1
14 UC-14 1 2 1 2 2 2 2 4 1 1 1 4 2 1 1 4 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 4 1 2 3 2 2 1 2 4 1 1 2 1 1 1 1
15 UC-15 4 3 3 4 3 4 4 2 4 2 2 3 4 2 2 4 2 1 2 2 2 2 2 4 1 4 3 1 1 4 2 4 2 2 3 4 4 2 1 2 4 2 1 2
16 UC-16 2 1 1 2 1 3 3 1 2 1 2 2 1 2 1 4 1 4 2 2 1 2 1 1 1 4 1 1 1 4 4 2 3 2 1 1 3 3 2 2 3 1 2 2
17 UC-17 3 2 3 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 1 3 1 4 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4 2 2
18 UC-18 4 3 4 3 4 2 2 4 3 2 3 4 4 3 3 4 2 2 3 3 2 3 2 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 2 4 2 3 2
19 UC-19 1 3 2 2 2 4 2 4 3 2 3 4 3 3 2 4 2 4 3 3 2 3 2 3 4 4 4 4 2 4 1 4 4 3 4 4 4 1 4 3 4 2 3 3
20 UC-20 4 3 2 3 2 4 4 3 4 2 4 1 3 3 2 4 4 2 3 3 2 3 4 2 4 4 3 1 2 4 4 4 4 3 4 4 3 2 2 3 4 2 4 2
126
Lampiran 6
PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET PENELITIAN
Rumus:
Kriteria
Butir item valid jika rxyr table
Item-Total Statistics
Uji coba Responden
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
keterangan
uc1 107.90 364.832 .448 .909 Valid
uc2 108.10 367.674 .518 .908 Valid
uc3 107.90 367.253 .536 .908 Valid
uc4 107.30 365.905 .591 .908 Valid
uc5 107.65 373.818 .444 .909 Valid
uc6 107.20 366.484 .471 .909 Valid
uc7 107.05 369.734 .446 .909 Valid
uc8 107.20 365.221 .502 .908 Valid
uc9 107.85 365.292 .547 .908 Valid
uc10 108.30 369.695 .621 .908 Valid
uc11 107.80 358.274 .689 .906 Valid
uc12 106.70 367.800 .418 .909 Invalid
uc13 106.65 370.555 .470 .909 Valid
uc14 107.95 368.050 .527 .908 Valid
uc15 108.05 373.313 .542 .909 Valid
uc16 106.45 366.366 .524 .908 Valid
uc17 107.70 371.589 .473 .909 Valid
uc18 107.50 379.632 .351 .913 Invalid
uc19 107.95 368.050 .527 .908 Valid
uc20 108.20 371.958 .515 .909 Valid
2222xyr
127
uc21 108.25 378.092 .567 .910 Valid
uc22 107.10 365.042 .479 .909 Valid
uc23 107.40 370.568 .455 .909 Valid
uc24 107.80 365.116 .543 .908 Valid
uc25 107.05 358.997 .523 .908 Valid
uc26 106.95 363.629 .463 .909 Valid
uc27 106.95 369.208 .493 .909 Valid
uc28 108.65 369.082 .480 .909 Valid
uc29 108.00 404.632 -.436 .919 Invalid
uc30 106.95 368.682 .455 .909 Valid
uc31 107.80 394.063 -.375 .917 Invalid
uc32 107.75 362.829 .496 .908 Valid
uc33 107.90 364.832 .539 .908 Valid
uc34 108.15 370.029 .449 .909 Valid
uc35 107.00 363.684 .511 .908 Valid
uc36 106.40 365.621 .677 .907 Valid
uc37 106.35 390.450 -.381 .913 Invalid
uc38 108.20 392.063 -.468 .909 Valid
uc39 107.85 366.766 .457 .909 Valid
uc40 107.85 371.924 .453 .909 Valid
uc41 106.65 371.082 .492 .909 Valid
uc42 107.90 366.832 .447 .909 Valid
uc43 107.75 370.724 .476 .909 Valid
uc44 108.10 374.095 .450 .909 Valid
Sumber: Analisis Data SPSS 2013
Pada = 5 % dengan n = 20 diperoleh r table = 0,444
Karena rxy r table maka butir pertanyaan no 12,18,29,31,37 pada angket tersebut tidak
valid, dan nomor butir soal yang tidak disebutkan valid semua.
128
Lampiran 7
PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET PENELITIAN
Rumus :
Kriteria :
Apabila r11 > rtab maka angket tersebut reliable.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.911 44
Sumber: Analisis SPSS 2013
Pada = 5 % dengan n = 20 diperoleh rtabel = 0.444
Karena r11> rtabel yaitu 0,911 maka dapat disimpulkan bahwa angket penelitian tersebut
reliabel.
2
2
11 11k
k
t
br
129
129
Lampiran 8
SKOR HASIL PENELITIAN
Res
Umur
Tingkat Partisipasi KK t ped
Tingkat Kesadaran
Sosialisasi Pelaksanaan jml
% Ket
jml
% Ket
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
17
18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1 45 1 2 4 4 3 3 4 4 3 1 2 3 3 3 1 2 1 44 65
T 3 4 4 4 1 4 3 4 2 2 4 2 4 2 4 2 2 1 3 4 4 1 61 73
T
2 55 3 4 1 2 2 2 3 3 4 4 1 2 1 1 1 2 1 37 54
R 1 4 4 4 2 1 3 4 4 2 4 3 3 4 4 2 2 1 2 4 4 3 64 76
T
3 53 3 3 4 4 2 4 2 1 2 3 2 2 2 1 1 2 1 39 57
R 1 4 4 2 4 2 1 2 3 4 4 4 4 3 4 2 2 2 3 4 4 3 55 77
T
4 44 3 4 4 4 2 4 3 1 1 4 1 2 2 2 2 2 2 43 63
T 5 4 4 4 4 3 1 1 4 4 4 3 2 3 4 2 2 2 1 4 3 2 61 73
T
5 54 2 4 4 3 1 4 4 4 4 2 1 3 4 2 1 3 3 49 72
T 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 1 2 4 1 2 2 3 1 4 4 4 4 63 75
T
6 43 3 4 4 3 2 2 3 4 4 4 2 2 4 4 2 2 1 50 74
T 4 4 2 2 2 3 4 4 4 1 2 4 4 3 1 2 1 2 2 3 4 3 57 68
T
7 28 4 4 4 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 1 43 63
T 1 4 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 4 3 1 3 1 2 1 2 3 3 51 61
R
8 47 4 1 4 2 4 3 3 2 3 3 1 2 3 3 4 1 2 45 66
T 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 4 4 2 1 2 3 4 2 4 3 2 56 67
T
9 38 4 3 3 2 4 1 3 4 3 1 2 1 1 1 2 1 1 37 54
R 5 4 4 3 1 3 4 3 4 3 3 3 4 1 4 2 2 4 3 2 2 2 61 73
T
10 54 4 2 4 4 3 2 1 1 3 4 1 3 2 3 4 2 4 47 69
T 4 4 3 2 2 1 1 3 4 3 4 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 2 50 60
R
11 43 2 4 3 3 3 4 4 4 1 2 1 4 4 4 4 2 4 53 78
T 2 2 4 2 1 4 4 4 2 3 2 4 2 2 1 4 1 1 2 3 4 4 56 67
T
12 41 3 1 3 3 4 2 1 4 4 3 2 2 3 3 4 1 4 47 69
T 5 3 4 4 1 4 1 1 3 1 4 4 1 4 4 3 2 4 2 2 2 2 56 67
T
13 49 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 2 4 2 2 3 2 4 47 69
T 2 4 4 4 2 2 3 3 2 4 2 3 4 2 1 4 3 4 2 3 2 3 61 73
T
14 52 2 3 4 3 4 3 1 3 4 2 2 3 2 2 4 1 4 47 69
T 2 4 4 4 1 1 3 2 2 4 2 4 4 2 2 4 2 3 2 3 4 3 60 71
T
15 55 1 3 4 1 4 4 2 1 4 4 2 4 2 2 4 1 4 47 69
T 1 3 3 2 4 2 1 4 4 1 2 4 4 2 1 2 3 3 1 1 1 3 51 61
R
16 56 1 1 2 2 3 3 3 14
2 3 1 4 1 1 4 2 1 48 71
T 2 3 4 2 3 3 1 2 3 2 3 2 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 63 75
T
17 56 1 2 4 3 2 4 2 4 4 4 1 1 2 2 4 2 1 43 63
T 2 4 4 4 2 2 2 1 1 1 3 2 1 4 1 3 3 1 1 4 4 4 52 62
R
18 32 2 2 2 2 4 2 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 54 79
T 5 4 4 4 2 1 2 1 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70 83
ST
19 44 2 3 2 4 1 3 2 1 1 3 2 4 3 2 2 2 1 38 56
R 4 3 3 4 3 2 1 1 3 4 2 1 4 4 1 1 1 1 2 4 4 3 52 62
R
20 61 2 2 3 4 4 4 3 4 3 2 4 4 2 1 4 2 2 50 67
T 1 3 3 4 4 3 4 3 2 3 2 4 4 3 1 4 1 2 2 2 4 3 61 73
T
21 39 2 1 4 4 4 4 1 1 2 1 4 4 2 1 4 1 1 41 60
R 3 4 2 2 4 1 4 2 3 4 2 4 4 3 1 2 3 2 2 1 2 1 53 63
T
22 31 1 4 4 4 4 4 2 2 1 2 2 2 4 4 2 2 1 45 66
T 5 3 2 2 4 2 4 4 2 2 2 4 4 3 1 2 3 2 2 4 2 1 55 65
T
23 47 2 2 2 4 4 3 2 3 2 4 3 2 3 2 2 2 1 43 63
T 4 3 2 4 3 2 3 2 4 4 2 4 4 3 1 1 1 2 1 1 3 3 53 63
T
130
24 39 2 4 2 4 4 2 4 2 2 2 3 4 2 2 3 1 1 44 65
T 3 4 2 4 2 1 2 2 2 2 2 3 4 4 1 4 4 2 3 1 2 2 53 63
T
25 38 3 3 4 4 4 4 1 3 4 2 2 2 3 4 2 2 1 48 71
T 5 3 3 4 4 1 3 4 2 1 3 4 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 59 70
T
26 35 3 4 3 1 3 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 56 82
ST 5 2 2 2 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 1 2 65 77
T
27 40 1 4 3 4 3 4 3 2 3 2 2 1 1 1 2 1 1 38 56
R 4 3 2 3 4 3 2 3 2 2 2 1 2 1 1 2 3 2 2 1 4 2 47 56
R
28 40 4 1 1 4 3 2 4 2 4 3 2 3 2 1 2 2 1 41 60
R 2 2 2 2 2 4 2 1 3 2 4 2 3 3 3 4 2 1 3 3 1 3 52 62
R
29 27 1 1 4 3 3 3 4 4 2 3 1 1 2 1 1 2 1 37 60
R 4 2 2 4 3 4 4 2 3 1 4 3 1 3 4 2 2 1 4 4 2 4 59 70
T
30 42 2 3 3 2 4 4 4 4 2 2 2 4 2 1 3 1 4 47 69
T 4 2 2 3 4 4 4 2 2 4 4 1 1 3 4 4 2 2 2 3 4 3 60 71
T
31 37 1 2 2 2 1 4 2 2 1 2 3 4 2 4 3 2 2 39 57
R 4 4 3 4 4 2 2 4 2 4 4 4 2 4 4 2 1 2 4 4 4 4 68 81
T
32 32 3 2 2 1 4 4 2 4 4 2 2 3 2 2 1 2 1 41 60
R 4 4 3 4 1 2 2 1 2 4 4 4 4 3 4 2 2 2 3 4 4 2 61 73
T
33 27 2 4 3 2 3 2 2 1 4 3 3 3 1 1 4 2 1 41 60
R 5 4 3 2 2 2 1 4 3 4 1 4 4 1 1 2 1 2 4 4 2 2 53 63
T
34 28 2 3 2 2 2 3 1 2 1 4 1 2 4 4 1 1 4 39 57
R 4 4 2 2 3 4 2 4 4 1 4 2 2 2 4 3 2 1 4 2 1 2 55 65
T
35 50 4 4 2 2 2 3 3 4 1 4 3 1 1 1 2 2 1 40 59
R 3 3 3 3 3 3 4 1 4 1 4 3 1 3 4 3 1 1 1 4 4 3 57 68
T
36 28 1 2 1 2 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 51 75
T 4 3 4 3 2 2 3 4 4 2 4 2 4 3 4 4 4 4 3 1 1 1 62 74
T
37 46 2 2 2 2 3 2 2 4 1 4 1 1 2 1 1 2 2 34 50
R 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 2 1 4 4 2 1 2 4 3 4 3 66 79
T
38 49 1 2 1 2 4 2 2 4 1 4 1 2 2 2 1 4 2 37 54
R 4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 1 3 4 2 3 4 4 4 4 1 69 82
ST
39 29 4 3 3 3 3 1 1 4 2 4 3 2 2 1 1 1 2 40 59
R 2 3 2 4 1 1 4 2 4 1 4 3 1 4 4 2 3 4 4 3 1 2 57 68
T
40 45 1 3 3 1 1 2 2 4 4 4 3 2 2 2 3 1 1 39 57
R 3 3 3 2 2 2 4 4 4 1 4 3 2 1 4 2 2 2 2 3 3 3 56 67
T
41 31 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 1 2 1 1 3 1 1 47 69
T 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 2 2 2 4 2 2 3 2 2 2 3 60 71
T
42 38 1 2 3 2 4 3 3 3 3 1 4 2 3 4 2 2 1 43 63
T 3 3 2 4 3 3 3 3 1 3 4 2 2 2 4 2 4 3 4 4 4 4 64 76
T
43 34 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 1 2 2 51 75
T 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 4 4 2 63 75
T
44 25 4 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 59 87
ST 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 75 89
ST
45 31 1 4 4 1 3 1 4 4 4 3 3 2 2 2 1 3 2 44 65
T 3 4 3 3 1 4 4 4 3 4 4 3 1 3 4 2 1 2 1 4 4 3 62 74
T
46 35 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 1 3 4 1 2 4 1 46 68
T 5 4 2 2 2 3 3 3 3 4 2 2 4 3 2 1 1 2 1 4 4 2 54 64
T
47 40 2 4 3 4 2 3 4 4 1 2 4 4 3 2 2 2 1 47 69
T 4 4 2 4 3 4 4 1 2 4 4 4 4 2 2 3 2 1 1 4 3 4 62 74
T
48 33 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 4 2 4 48 71
T 4 3 4 3 2 3 3 4 3 4 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 4 2 48 57
R
49 38 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 2 2 4 2 56 82
ST 2 3 2 2 4 3 4 2 3 3 1 1 3 4 4 3 2 1 3 1 2 1 52 62
R
50 38 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 1 4 3 4 4 4 1 55 81
T 1 4 3 4 4 3 2 3 4 4 1 2 1 2 2 1 1 1 1 4 2 3 52 62
R
51 51 2 4 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 56 82
ST 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 73 87
ST
52 46 2 4 4 1 4 4 2 3 4 1 1 2 4 2 3 4 3 48 71
T 2 4 3 4 4 2 3 4 1 4 1 2 4 4 3 2 2 2 4 4 1 2 60 71
T
131
53 45 3 4 4 2 2 4 1 4 3 4 2 4 3 3 2 2 4 51 75
T 4 3 4 4 4 1 4 3 4 3 2 4 3 4 2 3 2 2 2 4 1 2 61 73
T
54 46 2 4 4 2 4 4 3 2 4 4 1 4 4 4 3 2 2 53 78
T 4 3 2 3 4 3 2 4 4 2 4 4 4 2 1 3 3 1 1 4 2 3 59 70
T
55 40 3 4 4 2 4 3 3 3 4 3 3 4 2 4 3 1 4 54 79
T 5 4 4 2 3 3 3 4 3 2 4 1 1 2 1 2 4 1 3 2 4 2 55 65
T
56 40 2 2 1 1 4 1 4 4 2 4 2 3 3 1 4 4 2 44 65
T 4 4 3 2 1 4 4 2 4 4 3 2 3 3 4 3 2 1 1 1 4 1 56 67
T
57 41 1 2 1 2 4 2 3 4 3 3 4 4 2 3 1 2 4 45 66
T 1 3 2 4 2 3 4 3 3 3 4 2 1 4 4 2 3 1 4 4 4 3 63 75
T
58 33 4 2 3 4 2 2 4 4 1 4 3 4 4 2 1 2 4 50 74
T 4 4 4 4 2 4 4 1 4 3 4 3 4 2 4 4 4 2 4 3 3 4 71 85
ST
59 56 3 3 2 2 3 4 4 3 3 4 2 2 4 4 4 2 3 52 76
T 1 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 1 2 4 4 4 3 4 3 4 3 70 83
ST
60 44 3 2 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 2 1 1 2 4 41 60
R 4 4 2 4 3 1 3 1 3 2 4 1 4 2 4 2 1 2 1 1 2 1 48 57
R
61 44 1 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 1 57 84
ST 2 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 1 3 4 2 2 2 4 3 2 2 65 77
T
62 46 3 3 2 2 3 4 4 4 4 3 3 4 2 2 3 2 4 52 76
T 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 2 1 1 4 3 3 3 67 80
T
63 55 3 2 2 1 2 3 4 4 3 2 2 1 2 2 3 2 1 39 57
R 3 3 4 3 3 4 4 3 2 2 1 3 4 4 2 1 1 3 4 3 3 3 60 71
T
64 43 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 2 4 1 4 51 75
T 5 4 2 4 3 3 4 2 3 3 3 4 2 1 1 3 4 4 3 4 3 4 64 76
T
65 33 3 4 3 4 4 4 1 4 4 4 1 1 2 2 2 3 4 50 74
T 4 3 3 4 4 1 4 4 4 2 2 3 3 3 4 3 4 2 1 4 3 4 65 77
T
66 31 3 2 2 3 2 4 4 3 4 4 4 3 2 2 3 4 2 51 75
T 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 3 4 1 3 2 4 3 1 1 3 4 1 61 73
T
67 32 4 2 3 2 4 4 3 4 3 2 1 1 4 4 4 4 4 53 78
T 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 1 4 3 2 4 3 2 2 2 4 2 3 60 71
T
68 29 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 1 3 3 3 2 1 4 52 76
T 5 3 3 4 4 3 4 2 3 1 2 2 2 2 4 4 2 2 1 3 4 3 58 69
T
69 44 4 4 2 2 3 2 3 4 3 3 2 3 2 1 3 4 4 49 72
T 1 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 1 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 68 81
T
70 65 3 4 4 3 4 3 4 2 1 4 1 4 2 4 2 3 3 51 75
T 5 4 3 3 3 4 2 1 4 3 1 1 4 4 1 1 1 1 1 4 4 4 56 64
T
71 77 4 3 3 3 3 2 4 2 4 4 3 4 3 3 3 1 2 51 75
T 1 3 2 4 2 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 2 4 4 69 82
ST
72 34 4 1 3 4 2 4 3 3 4 3 2 4 2 2 4 3 4 52 76
T 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 2 3 4 2 4 1 1 2 2 2 2 3 57 68
T
73 46 2 4 2 2 3 3 3 3 4 2 2 2 4 2 4 3 4 49 72
T 4 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 2 4 2 3 4 4 3 3 2 4 66 79
T
74 40 3 1 4 4 3 4 2 4 3 3 2 4 2 3 3 3 2 50 74
T 5 4 3 4 4 2 4 3 3 2 2 2 4 4 4 4 2 2 1 4 4 4 66 79
T
75 40 4 2 3 2 3 4 4 1 3 1 1 2 2 3 3 4 4 46 68
T 4 3 4 3 4 4 1 3 1 1 2 4 4 4 4 2 2 4 2 4 3 2 61 73
T
76 41 4 3 3 3 1 4 4 2 4 3 3 1 4 4 4 3 1 51 75
T 3 4 3 2 4 4 2 4 3 4 1 3 4 2 4 4 3 4 4 2 3 4 68 81
T
77 33 3 1 2 4 3 3 3 2 2 1 4 3 3 2 4 1 3 44 65
T 4 4 4 2 3 3 2 2 1 3 4 1 2 4 4 4 2 3 2 4 3 4 61 73
T
78 56 2 1 2 4 1 1 2 3 2 1 2 2 4 4 3 2 4 40 59
R 1 4 3 3 1 2 3 2 1 3 1 2 4 4 3 3 2 2 3 3 4 4 57 68
T
79 44 3 3 2 3 4 3 4 2 1 2 2 4 3 3 3 4 1 47 69
T 4 3 3 4 3 4 2 1 2 2 1 3 2 2 3 1 1 2 1 4 3 4 51 61
R
80 44 3 2 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 57 84
ST 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 2 1 2 1 1 2 3 1 2 2 2 2 52 62
R
81 46 4 3 3 3 2 3 2 2 1 1 2 3 3 3 4 2 2 43 63
T 4 3 2 4 3 2 2 1 1 3 4 3 4 3 3 2 2 4 2 4 4 3 59 70
T
132
82 55 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 1 1 54 79
T 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 74 88
ST
83 43 4 4 3 2 2 2 1 2 1 3 4 4 4 4 4 4 2 50 74
T 5 4 2 4 2 1 2 1 3 4 3 2 2 3 4 2 2 2 4 4 3 3 57 68
T
84 33 4 2 1 1 4 4 2 1 1 3 4 2 3 2 2 4 4 44 65
T 4 3 3 4 4 2 1 1 3 3 1 3 4 2 4 1 1 1 1 2 1 2 47 56
R
85 31 3 4 1 2 2 4 2 2 2 3 3 4 4 2 1 4 2 45 66
T 4 3 3 2 4 2 2 2 3 4 4 2 4 3 4 4 2 3 2 3 4 4 64 76
T
86 32 4 4 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 51 75
T 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2 3 2 4 4 4 3 70 83
ST
87 29 2 2 1 2 1 3 4 4 1 4 4 2 1 4 4 1 4 44 65
T 4 3 2 4 3 4 4 1 4 4 4 3 2 3 4 2 1 2 2 4 3 3 62 74
T
88 44 3 4 2 4 1 2 3 3 3 4 4 4 2 2 4 2 4 51 75
T 1 4 4 4 2 3 3 3 4 1 4 3 1 4 4 3 1 2 4 3 4 4 65 77
T
89 65 3 3 1 4 3 3 3 1 1 2 2 4 4 4 4 4 1 47 69
T 2 4 4 3 3 3 1 1 2 1 4 3 3 2 4 2 1 2 4 2 3 3 55 65
T
90 77 4 2 4 4 4 2 1 4 2 4 2 4 4 3 3 2 1 50 74
T 1 4 3 4 2 1 4 2 4 3 4 3 4 4 4 2 2 1 2 3 4 3 63 75
T
91 34 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 1 4 53 78
T 4 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 2 1 4 4 4 1 1 2 3 4 3 62 74
T
92 38 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 2 4 3 4 2 2 1 51 75
T 5 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 1 4 4 1 4 1 1 2 4 2 4 56 67
T
93 35 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 1 4 4 2 3 4 4 51 75
T 5 3 4 4 3 3 3 3 4 2 2 1 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 66 79
T
94 40 2 4 2 3 3 3 3 3 1 4 2 2 2 2 4 2 4 46 68
T 3 4 4 4 3 3 3 1 4 4 3 4 2 3 1 3 2 3 2 4 4 2 63 75
T
95 40 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 2 3 4 2 57 84
ST 1 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 2 1 2 2 4 3 4 64 76
T
96 27 2 3 2 1 2 2 3 4 4 3 1 2 4 4 3 4 4 48 71
T 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 1 3 4 4 3 4 71 85
ST
rata - rata
69
T
72
T
133
Lampiran 9
SKOR HASIL PENELITIAN TINGKAT PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA KELURAHAN ROWOSARI
Res Umur No Soal
JML 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 11 2 55 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 10 3 53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 13 4 44 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 12 5 54 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 6 43 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 7 28 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 10 8 47 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 9 9 38 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 11
10 54 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 10 11 43 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 8 12 41 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 11 13 49 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 9 14 52 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 12 15 55 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 11 16 56 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11 17 56 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 18 32 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 12 19 44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 20 61 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 21 39 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 7 22 31 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 9 23 47 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13
134
24 39 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 7 25 38 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 12 26 35 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 27 40 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 10 28 40 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 29 27 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 8 30 42 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 6 31 37 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 32 32 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 13 33 27 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 11 34 28 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 10 35 50 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 10 36 28 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 9 37 46 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 10 38 49 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 9 39 29 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 9 40 45 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 6 41 31 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 10 42 38 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 10 43 34 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 8 44 25 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 6 45 31 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 10 46 35 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 11 47 40 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 10 48 33 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 8 49 38 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 7 50 38 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 12 51 51 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 10
135
52 46 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 8 53 45 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 7 54 46 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 8 55 40 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 56 40 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 8 57 41 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 10 58 33 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 11 59 56 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 60 44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 12 61 44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 12 62 46 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 8 63 55 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 10 64 43 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 65 33 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 8 66 31 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 7 67 32 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 9 68 29 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 10 69 44 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 10 70 65 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 7 71 77 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 11 72 34 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 10 73 46 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 74 40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 12 75 40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 12 76 41 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 8 77 33 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 10 78 56 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 79 44 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 8
136
80 44 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 7 81 46 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 9 82 55 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 10 83 43 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 10 84 33 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 7 85 31 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 11 86 32 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 10 87 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 11 88 44 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 10 89 65 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 13 90 77 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 12 91 34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 92 38 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 93 35 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 10 94 40 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 9 95 40 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 11 96 27 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 10
137
Lampiran 11 Daftar Responden
No Nama No Nama No. Nama
1. Warno 39. Sukandi 77. Sanaji
2. Subali 40. Aliyaskurun 78. Kambali
3. Marimo 41. Muhammad Sahid 79. Muhammad
4. Miftah 42. Muyasaroh 80. Sodikun
5. Daryanto 43. Hardi 81. Edi Hartono
6. Bambang 44. Kabul Pangistu 82. Muchidi
7. Asromah 45. Muhrodhi 83. Munawar
8. Sutarno 46. Triono 84. Hasip
9. Suseman 47. Nur Chamid 85. Chamdun
10. Wahyu 48. Nasruhin 86. Wahid
11. Solikin 49. Karsimin 87. Muhamad Ihsam
12. Hajar 50 Mochani 88. M. Lailatul Fajar
13. Khamim 51. Sunarto 89. Rajimin
14. Kamto 52. Munib 90. Sanipin
15. Muhamir 53. Mahfud Fauzi 91. Amin
16. Rahman 54. Ajib 92. Ismail
17. Sahrani 55. Ikrom 93. Sohri
18. Muslimah 56 Imam Suroso 94. Kasemin
19. Eko 57. Yanto 95. Man
20. Tri 58. Rohman 96. Kasan
21. Nanang 59. Nasikun
22. Jan 60. Muhamad Sarozi
23. Barokah 61. Rohmadi
24. Herman 62. Tini
25. Zen 63. Mashor
26. Bedu 64. Triyono
27. Muhali 65. Sulastri
28. Rudi 66. Rasmini
29. Anwar 67. Ngatemin
30. Sa’in 68. Sarpi
31. Sin 69. Paimin
32. Sutarti 70. Jamruri
33. Kian 71. Yadi
34. Makhrus 72. To
35. Warsono 73. Jaelani
36. Masrochin 74. Tolib
37. Kuat 75. Manan
38. Nasimin 76. Subur