(partai gram) - infopemilu.kpu.go.id art p gram... · 2. pemerintahan aceh adalah pemerintahan...

35
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA “PARTAI GABUNGAN RAKYAT ACEH MANDIRI” (Partai GRAM) MUKADDIMAH -Atas dasar tanggung jawab pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa yang telah menurunkan amanat bagi umat manusia untuk menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, maka terangkumlah segenap cita, rasa, cipta dan karsa untuk mewujudkan nilai-nilai amanat Ilahi yang Maha Suci. -Nilai-nilai mulia menjadi landasan moral dalam mengangkat harkat dan martabat kemanusiaan sehingga dapat mewujudkan tatanan yang berkeadilan dalam memakmurkan alam semesta. Wujud harkat kemanusiaan lahir dalam bentuk peradaban yang tinggi. Namun sejarah telah mencatat adanya penyimpangan ketika peradaban dilihat hanya dari sudut materi yang walaupun telah mendorong kemajuan untuk mencapai tingkat hidup masyarakat yang sejahtera, akan tetapi juga melahirkan ketimpangan moral di mana kesejahteraan sebagian kecil masyarakat diperoleh dari pengorbanan sebagian masyarakat lainnya. -Oleh karena itu penyalahgunaan kekuasaan yang menindas dan membelenggu nilai-nilai kebenaran dan keadilan, yang telah melahirkan sistem yang dikendalikan oleh semangat keserakahan, kediktatoran dan kezaliman, mesti diakhiri dengan memulai membangun dan menerapkan sistem yang berdasarkan pada nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, kehormatan serta semangat pengorbanan. Sebagai wujud kesadaran atas pertanggung-jawaban sejarah dan kemanusiaan, maka dikembalikanlah upaya untuk mewujudkan tatanan hidup yang tenteram, aman, adil serta sejahtera lahir dan bathin di mana tercipta keserasian antara kehidupan pribadi dan Masyarakat Mandiri yang dilandasi moral agama yang bersumber dari iman dan taqwa. -Dan atas nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa maka segenap kekuatan yang terus mener us berjuang dalam meletakkan dasar pembaharuan tatanan kehidupan bangsa yang lebih baik bagi masyarakat dan , gerakan politik melalui Partai Gabungan Rakyat Aceh Mandiri disingkat GRAM untuk memperjuangkan kedaulatan rakyat, demokrasi, kemajemukan, kemajuan bangsa dan negara serta keadilan sosial menuju peradaban yang tinggi. -Dengan petunjuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa dan melalui upaya -upaya yang terencana dan berkelanjutan, maka disusunlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Gabungan Rakyat Aceh Mandiri. ANGGARAN DASAR PARTAI GABUNGAN RAKYAT ACEH MANDIRI BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian dan Istilah -Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksud dengan: 1. Partai Politik lokal adalah partai politik sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Upload: buitram

Post on 05-Mar-2018

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

ANGGARAN DASAR

DAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA

“PARTAI GABUNGAN RAKYAT ACEH MANDIRI”

(Partai GRAM)

MUKADDIMAH

-Atas dasar tanggung jawab pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa yang telah menurunkan amanat bagi

umat manusia untuk menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, maka terangkumlah segenap cita, rasa, cipta dan

karsa untuk mewujudkan nilai-nilai amanat Ilahi yang Maha Suci.

-Nilai-nilai mulia menjadi landasan moral dalam mengangkat harkat dan martabat kemanusiaan sehingga dapat

mewujudkan tatanan yang berkeadilan dalam memakmurkan alam semesta. Wujud harkat kemanusiaan lahir dalam bentuk

peradaban yang tinggi. Namun sejarah telah mencatat adanya penyimpangan ketika peradaban dilihat hanya dari sudut

materi yang walaupun telah mendorong kemajuan untuk mencapai tingkat hidup masyarakat yang sejahtera, akan tetapi

juga melahirkan ketimpangan moral di mana kesejahteraan sebagian kecil masyarakat diperoleh dari pengorbanan sebagian

masyarakat lainnya.

-Oleh karena itu penyalahgunaan kekuasaan yang menindas dan membelenggu nilai-nilai kebenaran dan keadilan, yang

telah melahirkan sistem yang dikendalikan oleh semangat keserakahan, kediktatoran dan kezaliman, mesti diakhiri dengan

memulai membangun dan menerapkan sistem yang berdasarkan pada nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, kehormatan serta

semangat pengorbanan. Sebagai wujud kesadaran atas pertanggung-jawaban sejarah dan kemanusiaan, maka

dikembalikanlah upaya untuk mewujudkan tatanan hidup yang tenteram, aman, adil serta sejahtera lahir dan bathin di mana

tercipta keserasian antara kehidupan pribadi dan Masyarakat Mandiri yang dilandasi moral agama yang bersumber dari

iman dan taqwa.

-Dan atas nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa maka segenap kekuatan yang terus menerus berjuang

dalam meletakkan dasar pembaharuan tatanan kehidupan bangsa yang lebih baik bagi masyarakat dan , gerakan politik

melalui Partai Gabungan Rakyat Aceh Mandiri disingkat GRAM untuk memperjuangkan kedaulatan rakyat, demokrasi,

kemajemukan, kemajuan bangsa dan negara serta keadilan sosial menuju peradaban yang tinggi.

-Dengan petunjuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa dan melalui upaya-upaya yang terencana dan

berkelanjutan, maka disusunlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Gabungan Rakyat Aceh Mandiri.

ANGGARAN DASAR

PARTAI GABUNGAN RAKYAT ACEH MANDIRI

BAB I

PENGERTIAN UMUM

Pasal 1

Pengertian dan Istilah

-Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksud dengan:

1. Partai Politik lokal adalah partai politik sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006

tentang Pemerintahan Aceh.

Page 2: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk menyelenggarakan urusan Pemerintahan Pusat sebagai

pelaksana otonomi khusus yang dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh sesuai

dengan fungsi dan kewenangannya masing-masing.

3. Anggaran Dasar adalah ketentuan-ketentuan pokok yang mengatur tentang Partai Gabungan Rakyat Aceh Mandiri

disingkat AD.

4. Anggaran Rumah Tangga adalah ketentuan-ketentuan operasional serta penjabaran dari ketentuan-ketentuan pokok

yang termaktub dalam anggaran dasar disingkat ART.

5. Partai Gabungan Rakyat Aceh Mandiri disingkat dengan Partai GRAM.

6. Mahkamah Partai disingkat MP.

7. Majelis Pertimbangan Partai disingkat MPP.

8. Dewan Pimpinan Partai merupakan pimpinan eksekutif tertinggi partai ditingkat pusat, kabupaken/kota, kecamatan,

kemukiman dan gampong.

9. Dewan Pimpinan Pusat disingkat DPP.

10. Dewan Pimpinan Wilayah disingkat DPW.

11. Dewan Pimpinan Cabang disingkat DPC.

12. Dewan Pimpinan Mukim disingkat DPM.

13. Dewan Pimpinan Gampong disingkat DPG.

14. Koordinator Wilayah disingkat KORWIL.

15. Koordinator Cabang disingkat KORCAB.

16. Koordinator Mukim disingkat KORKIM.

17. Kongres Luar Biasa disingkat KONGRESLUB.

18. Musyawarah Luar Biasa disingkat MUSWILLUB.

19. Musyawarah Cabang Luar Biasa disingkat MUSCABLUB.

20. Musyawarah Mukim Luar Biasa disingkat MUSKIMLUB.

21. Musyawarah Gampong Luar Biasa disingkat MUSGAMPONGLUB.

22. Rapat Kerja Pusat disingkat RAKERPUS.

23. Rapat Kerja Wilayah disingkat RAKERWIL.

24. Rapat Kerja Cabang disingkat RAKERCAB.

25. Rapat Kerja Mukim disingkat RAKERKIM.

26. Rapat Kerja Gampong disingkat RAKERGAMPONG.

BAB II

NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

Pasal 2

Nama dan Kedudukan

(1) Partai ini bernama PARTAI GABUNGAN RAKYAT ACEH MANDIRI disingkat Partai GRAM, didirikan pada hari

tanggal

di Banda Aceh.

(2) DPP Partai GRAM berkedudukan di Ibukota Provinsi Aceh, Banda Aceh.

BAB III

Pasal 3 Dasar

dan Asas

(1) Partai GRAM berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

Page 3: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

(2) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh;

(3) Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Pasal 4

SIFAT DAN TUJUAN

(1) Partai GRAM bersifat terbuka dan mandiri.

(2) Partai GRAM bertujuan:

a) Mewujudkan Aceh Baru, kesejahteraan bagi seluruh rakyat Aceh, menjunjung tinggi dan menegakkan nilai-nilai

iman dan taqwa, kedaulatan rakyat dan keadilan sosial;

b) Meningkatkan partisipasi politik masyarakat Aceh dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan dan

Pemerintahan daerah;

c) Memperjuangkan cita-cita partai lokal dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan

kekhususan dan keistimewaan Aceh.

d) Menyerap, menghimpun dan menyalurkan aspirasi rakyat serta mendorong partisipasi politik rakyat.

BAB IV

VISI DAN MISI PARTAI GRAM

Pasal 5

VISI

-Terwujudnya masyarakat Aceh yang demokratis, mandiri, bermartabat dan islami.

Pasal 6

MISI

-Misi Partai GRAM:

(1) Mewujudkan pendidikan masyarakat dalam bidang politik, ekonomi dan sosial budaya;

(2) Mewujudkan kader-kader yang memiliki kualitas dan integritas.

(3) Mewujudkan Partai GRAM sebagai partai politik yang modern dan terbuka serta budaya masyarakat yang luhur.

(4) Mewujudkan penyelenggaraan Pemerintahan dengan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good

governance).

BAB V

LAMBANG DAN LAGU

Pasal 7

Lambang

(1) Lambang Partai GRAM berupa gambar Gajah Putih dengan latar belakang warna merah, biru dan putih berbentuk

bulat.

(2) Penjelasan tentang lambang Partai GRAM sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut

dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 8

Lagu

(1) Lagu Partai GRAM terdiri atas Mars dan Hymne yang ditetapkan pertama kali dalam rapat pendiri partai dan

selanjutnya ditetapkan dalam Kongres.

(2) Penjelasan tentang Mars dan Hymne sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah

Tangga.

Page 4: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

BAB VI

KEANGGOTAAN, KADER DAN SIMPATISAN

Pasal 9

(1) Yang dapat menjadi anggota Partai GRAM adalah Warga Negara Indonesia yang berdomisili di dalama wilayah Aceh

serta menyatakan keinginannya untuk bergabung dan berjuang demi membela kepentingan masyarakat, taat pada

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan partai;

(2) Kader Partai GRAM adalah anggota Partai GRAM yang telah mengikuti perkaderan partai;

(3) Simpatisan Partai GRAM adalah mereka yang mendukung tujuan dan perjuangan partai, tetapi belum terdaftar sebagai

anggota partai;

(4) Peraturan mengenai keanggotaan, kader dan simpatisan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah

Tangga.

BAB VII

STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 10

Struktur Wilayah Kerja

(1) Struktur Wilayah Kerja Partai GRAM disusun secara vertikal menurut jenjang yaitu :

a) DPP Partai GRAM berkedudukan di Ibu kota Provinsi Aceh di Banda Aceh.

b) DPW berkedudukan di Kabupaten/Kota;

c) DPC berkedudukan di Kecamatan;

d) DPM berkedudukan di Mukim;

e) DPG berkedudukan di Gampong;

(2) Struktur dan Pengurus Organisasi sebagaimana disebut pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Anggaran

Rumah Tangga.

Pasal 11

Struktur Kekuasaan

Struktur Kekuasaan Partai GRAM terdiri atas:

1) Kongres adalah institusi pengambilan keputusan tertinggi partai di tingkat Pusat yang diselenggarakan 5 (lima) tahun

sekali yang bertugas untuk;

a. Merumuskan dan menetapkan Platform dan Garis-garis besar Perjuangan Partai;

b. Mengubah dan menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;

c. Merumuskan dan menetapkan Program Kerja Partai;

d. Membahas dan mengesahkan laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Pusat (DPP);

e. Memilih dan menetapkan Ketua Umum/Ketua formatur dan anggota formatur Dewan Pimpinan Pusat;

f. Memilih dan menetapkan Ketua dan Wakil Ketua Majelis Pertimbangan Partai Pusat;

g. Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Mahkamah Partai Pusat.

2) Musyawarah Wilayah adalah institusi pengambilan keputusan tertinggi partai di tingkat Kabupaten/Kota yang

diselenggarakan 5 (lima) tahun sekali yang bertugas untuk;

a. Menjabarkan Platform, Garis-garis besar Perjuangan dan Program Kerja Partai;

b. Merumuskan dan menetapkan Program Kerja Partai tingkat Kabupaten dan Kota;

c. Membahas dan mengesahkan laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Wilayah;

d. Memilih dan menetapkan Ketua/Ketua formatur dan anggota formatur Dewan Pimpinan Wilayah;

e. Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Wilayah;

3) Musyawarah Cabang adalah institusi pengambilan keputusan tertinggi partai di tingkat Kecamatan diselenggarakan 5

(lima) tahun sekali yang bertugas untuk:

Page 5: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

a. Menjabarkan Platform, Garis-garis besar Perjuangan dan Program Kerja Partai;

b. Merumuskan dan menetapkan Program Kerja Partai tingkat Kecamatan;

c. Membahas dan mengesahkan laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Cabang (DPC);

d. Memilih dan menetapkan Ketua / Ketua formatur dan anggota formatur Dewan Pimpinan Cabang;

e. Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Cabang.

4) Musyawarah Kemukiman adalah institusi pengambilan keputusan tertinggi partai di tingkat Kemukiman

diselenggarakan 5 (lima) tahun sekali yang bertugas untuk:

a. Menjabarkan Platform, Garis-garis besar Perjuangan dan Program Kerja Partai;

b. Merumuskan dan menetapkan Program Kerja Partai tingkat Kemukiman;

c. Membahas dan mengesahkan laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Kemukiman (DPM);

d. Memilih dan menetapkan Ketua/Ketua formatur dan anggota formatur Dewan Pimpinan Kemukiman;

e. Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Kemukiman;

5) Musyawarah Gampong adalah institusi pengambilan keputusan tertinggi partai di tingkat Gampong diselenggarakan 5

(lima) tahun sekali yang bertugas untuk:

a. Menjabarkan Platform, Garis-garis besar Perjuangan dan Program Kerja Partai;

b. Merumuskan dan menetapkan Program Kerja Partai tingkat Gampong;

c. Membahas dan mengesahkan laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Gampong (DPG);

d. Memilih dan menetapkan Ketua / Ketua formatur dan anggota formatur Dewan Pimpinan Gampong;

e. Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Gampong;

6) Ketentuan mengenai pelaksanaan struktur kekuasaan sebagaimana dimaksud pada pasal 11 ayat (1), ayat (2), ayat (3),

ayat (4), dan (5) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 12

(1) Dalam hal pergantian Ketua Umum DPP, Ketua DPW, Ketua DPC, Ketua DPM, Ketua DPG dilakukan melalui

Kongres Luar Biasa,Musyawarah Wilayah Luar Biasa, Musyawarah Cabang Luar Biasa, Musyawarah Kemukiman

Luar Biasa dan Musyawarah Gampong Luar Biasa;

(2) Ketentuan mengenai pelaksanaan Kongres Luar Biasa, Musyawarah Wilayah Luar Biasa, Musyawarah cabang Luar

Biasa, Musyawarah Kemukiman Luar Biasa dan Musyawarah Gampong Luar Biasa

sebagaaimana dimaksud pada pasal 12 ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 13

Quorum dan Pengambilan Keputusan

Ketentuan mengenai quorum dan pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat diatur lebih lanjut dalam Anggaran

Rumah Tangga;

Pasal 14

Hak Bicara dan Hak Suara

(1) Setiap peserta Musyawarah dan Rapat memiliki hak bicara dan hak suara;

(2) Ketentuan mengenai hak bicara dan hak suara dalam musyawarah dan rapat diatur lebih lanjut dalam

Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 15

Jenis Rapat Partai

Bentuk dan Jenis rapat partai diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga;

Pasal 16

Kelengkapan Dewan Pimpinan Pusat

(1) Kelengkapan struktur organisasi partai terdiri dari: DPP, MPP dan MP;

Page 6: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

(2) MPP berfungsi untuk memberikan pertimbangan dan nasihat kepada DPP di setiap jenjang organisasi partai;

(3) Dalam menerima pertimbangan dan nasihat dari MPP, DPP wajib dengan sungguh-sungguh mempertimbangkannya

dan keputusannya diambil melalui rapat Harian Partai.

(4) MP hanya berada ditingkat DPP yang berfungsi untuk menyelesaikan gugatan, pelanggaran etik dan sengketa yang

terjadi dalam tubuh partai;

(5) Mekanisme kerja unsur kelengkapan partai sebagaimana dimaksud diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VIII

MAJELIS PERTIMBANGAN PARTAI (MPP)

Pasal 17

(1) Majelis Pertimbangan Partai berfungsi sebagai:

a) Memberikan pertimbangan dan nasihat kepada Dewan Pimpinan di setiap jenjang kepengurusan baik diminta

maupun tidak diminta;

b) Ikut menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi partai baik internal maupun eksternal baik diminta maupun

tidak diminta;

c) Mengawasi pelaksanaan kinerja DPP sesuai dengan AD dan ART.

(2) MPP berhak mengundang Dewan Pimpinan untuk mengadakan rapat dan berlaku untuk semua jenjang tingkatan

kepengurusan:

(3) Ketentuan mengenai MPP sebagaimana dimaksud dalam pasal ini di atur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga;

BAB IX

MAHKAMAH PARTAI (MP)

Pasal 18

(1) Mahkamah Partai adalah badan yang hanya berada di tingkat DPP yang berwenang untuk menyelesaikan gugatan,

pelanggaran dan sengketa yang terjadi dalam tubuh partai;

(2) MP terdiri atas seorang Ketua dan 2 (dua) orang Anggota yang dipilih dan ditetapkan oleh formatur hasil kongres;

(3) Ketua MP mengangkat dan memberhentikan anggota MP yang bersifat Ad Hoc yang berjumlah 5 (lima) orang terdiri

atas 1 (satu) orang dari MP, 1(satu) orang mewakili pemohon, 1 (satu) orang mewakili termohon, 1 (satu) orang dari

MPP dan 1 (satu) orang dari DPP:

(4) MP menangani pengaduan atas permintaan DPP berdasarkan keputusan rapat harian DPP;

(5) Putusan dan/atau rekomendasi MP dikembalikan oleh MP kepada DPP untuk ditindak lanjuti;

(6) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) diatur lebih lanjut

dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB X

LEMBAGA PARTAI, BADAN OTONOM DAN RANGKAP JABATAN

Pasal 19

Lembaga Partai

(1) Dewan pimpinan partai dapat membentuk lembaga partai untuk melaksanakan tugas dan fungsi dalam bidang tertentu.

(2) Ketentuan tentang lembaga partai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah

Tangga.

Page 7: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

Pasal 20

Badan Otonom

(1) Badan Otonom adalah organisasi yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan karakteristik jenis kegiatan masing-

masing dan menyatakan dirinya berafiliasi dan menyalurkan aspirasi politik melalui Partai GRAM;

(2) Badan Otonom disahkan oleh DPP melalui Rapat Pleno.

(3) Ketentuan mengenai Badan Otonom sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam

Anggaran Rumah Tangga:

Pasal 21

Rangkap Jabatan

Secara struktur pengurus partai dilarang merangkap jabatan dalam setiap jenjang kepengurusan, baik dalam jenjang

kepengurusan diatas atau dibawahnya.

BAB XI

REKRUITMEN ANGGOTA LEGISLATIF DAN FRAKSI

Pasal 22

Rekruitmen Anggota Legislatif

(1) Setiap anggota Partai GRAM memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi anggota legislatif:

(2) Masa jabatan keanggotaan legislatif pada setiap tingkatan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Partai;

(3) Bagi anggota Partai GRAM tidak diperkenankan menjadi calon anggota legislatif pada periode berikutnya jika terbukti

melakukan tindak pidana yang dinyatakan bersalah oleh putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap ;

(4) Anggota Partai GRAM yang menjadi anggota legislatif terpilih adalah yang memperolah suara terbanyak dalam setiap

tingkatan, yang selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat dilaksanakan sejauh tidak bertentangan dengan

undang-undang yang berlaku:

Pasal 23

Fraksi

(1) Fraksi Partai GRAM adalah alat perjuangan partai yang menjalankan kebijakan partai di lembaga legislatif;

(2) Ketentuan mengenai fraksi Partai GRAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Anggaran

Rumah Tangga.

BAB XII

REKRUITMEN KADER

Pasal 24

(1) Penempatan keanggotaan dalam jabatan legislatif oleh Partai GRAM dilakukan secara objektif, transparan dan

diputuskan melalui forum Rapat Harian Partai, dengan memperhatikan keterwakilan 30% (tiga puluh persen)

perempuan:

(2) Penempatan keanggotaan dalam jabatan eksekutif dan jabatan lain oleh Partai GRAM dilakukan secara objektif,

transparan dan diputuskan melalui forum Rapat Harian Partai;

(3) Setiap rekruitmen kader dalam kepengurusan untuk setiap jenjang kepemimpinan harus memperhatikan keterwakilan

perempuan minimal 30% (tiga puluh) persen:

(4) Ketentuan rekruitmen kader sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut

dalam Peraturan Partai.

BAB XIII

Page 8: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

D A N A

Pasal 25Sumber Keuangan

(1) Sumber Keuangan Partai GRAM berasal dari :

a) Iuran Anggota;

b) Usaha yang sah;

c) Sumbangan dan infak;

d) Hibah dan wasiat;

e) Sumber keuangan APBA dan APBK;

f) Sumber-sumber lain yang sah, yang tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan;

(2) Ketentuan mengenai sumber keuangan partai diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 26

Pengelolaan Keuangan

(1) Semua keperluan keuangan partai dan sumber keuangannya dikelola secara tertib, transparan dan dapat dipertanggung

jawabkan dalam suatu Anggaran Pendapatan dan Belanja Partai (APBP);

(2) APBP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi keperluan pengelolaan partai yang terdiri atas DPP, MPP dan

MP;

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dalam Pedoman

Kebendaharaan;

BAB XIV

SEKRETARIAT

Pasal 27

(1) DPP membentuk sekretariat partai sebagai alat pendukung partai yang terdiri atas unsur kepala sekretariat dan staf

sekretariat;

(2) Kepala dan Staf sekretariat partai adalah karyawan dan bukan unsur pimpinan partai;

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Partai

sebagai pedoman administrasi yang ditetapkan oleh DPP;

BAB XV

PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 28

Pengesahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga untuk pertama kalinya disahkan oleh Tim 9 (Sembilan) sebagai

pendiri partai.

BAB XVI

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 29

Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan oleh Kongres Partai;

BAB XVII

SANKSI DAN REHABILITASI

Pasal 30

Sanksi

(1) Sanksi organisasi adalah tindakan yang diputuskan oleh partai terhadap anggota maupun pengurus partai yang

melakukan tindak pidana kejahatan dan/atau melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang,, Anggaran Dasar,

Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Partai;

(2) Bentuk dan tatacara pelaksanaan sanksi organisasi selanjutnya diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga:

Page 9: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

Pasal 31

Rehabilitasi

(1) Rehabilitasi adalah pemulihan nama baik, harkat dan martabat anggota dan/atau pengurus Partai;

(2) Pelaksanaan rehabilitasi diputuskan oleh DPP melalui Rapat Harian;

(3) Ketentuan mengenai rehabilitasi diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XVIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 32

Ketentuan Umum

(1) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain;

(2) Hal–hal yang belum diatur dan/atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, diatur lebih lanjut dalam Anggaran

Rumah Tangga, dan Peraturan Partai;

Pasal 33

Tambahan dan Penutup

Ketentuan–ketentuan lainnya yang belum tercakup dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga diatur lebih lanjut

oleh DPP sejauh tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;

ANGGARAN RUMAH TANGGA

PARTAI GABUNGAN RAKYAT ACEH MANDIRI

BAB I

LAMBANG

Pasal 1

(1) Filosofi Lambang;

Gajah adalah hewan yang berbadan besar dan kuat. memiliki telinga yang lebar, kaki yang besar dan kokoh, mata yang

kecil, memiliki belalai dan gading, dan yang paling penting hidupnya berkelompok, daya ingat yang tinggi dan

disiplin.

(2) Arti dan Makna Lambang:

a) Gajah memiliki otak yang cerdas, dimaksudkan bahwa seorang pemimpin yang baik harus lebih banyak

menggunakan fikiran yang sehat dan tingkat kecerdasan yang tinggi daripada fisik dalam memecahkan masalah.

Kecerdasan yang tinggi juga dapat digunakan oleh seorang pemimpin dalam mengembangkan ide-ide yang kreatif

dan inovatif.

b) Gajah juga memiliki mata yang kecil, diartikan seorang pemimpin harus dapat fokus, tajam dan berkonsentrasi

dalam melaksanakan tugasnya untuk mengarahkan anggota-anggotanya agar dapat mencapai tujuan.

c) Gajah memiliki dua telinga yang lebar, ini berarti pemimpin harus lebih banyak mendengar apa yang terjadi dan

yang dikeluhkan oleh anggota-anggotanya dan lebih peka terhadap masalah-masalah yang dapat menghambat

dalam mencapai tujuan. Selain itu pemimpin juga harus peka terhadap informasi-informasi dari luar apakah itu

benar atau tidak. Telinga yang lebar juga berfungsi sebagai alat pendingin.

d) Gajah memiliki belalai, yang artinya pemimpin dapat memanfaatkan kemampuannya untuk segala keperluan

dalam mencapai tujuan.

Page 10: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

e) Gajah memiliki gading, artinya pemimpin dapat memberikan manfaat bagi anggota kelompok atau organisasinya.

f) Gajah memiliki perut yang besar dan berbadan besar itu dapat diartikan pemimpin memiliki data yang banyak

untuk bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

(3) Lambang dan Gambar berbentuk Gajah dalam lingkaran bulat dengan warna latar lingkaran biru, merah dan putih;

(4) Tulisan Partai GRAM dengan jenis huruf Arial. Warna tulisan Partai warna Hitam dan GRAM warna Merah;

(5) Hal-hal yang berkaitan dengan lambang diatur lebih lanjut dalam Peraturan Partai.

Pasal 2

Lagu Partai

(1) Lagu Partai GRAM terdiri atas Mars GRAM dan Hymne GRAM;

(2) Mars GRAM dan Hymne GRAM wajib dinyanyikan dalam rapat-rapat resmi partai;

(3) Ketentuan tentang Lagu Partai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan

Partai.

BAB II

KEANGGOTAAN

Pasal 3

Penerimaan Anggota

Penerimaan anggota Partai GRAM mengikuti ketentuan sebagai berikut:

(1) Yang dapat diterima sebagai anggota Partai GRAM adalah seluruh warga Negara Republik Indonesia yang telah

berusia 17 (tujuh belas) tahun atau telah menikah dan berdomisili di Aceh, berjiwa reformis, menyetujui dan

mendukung Platform Partai, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Garis Perjuangan Partai dan ketentuan

lainnya;

(2) Setiap Warga Negara Republik Indonesia yang berkeinginan menjadi anggota Partai GRAM dapat mengajukan

permohonan secara tertulis kepada Dewan Pimpinan Partai di wilayah Pemohon;

(3) Dalam hal tertentu DPP Partai GRAM berhak menolak permintaan seseorang sebagai anggota Partai;

(4) Terhadap seseorang yang telah disetujui menjadi anggota Partai GRAM akan diberikan kartu tanda anggota yang

ditanda tangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum DPP Partai GRAM.

(5) Tatacara mengenai penerimaan anggota dan penerbitan Kartu Tanda Anggota akan di atur dalam

Peraturan Partai.

Pasal 4

Syarat, Hak dan Kewajiban Anggota

(1) Syarat untuk menjadi anggota Partai GRAM adalah telah berumur 17 tahun atau pernah menikah;

(2) Hak anggota Partai GRAM sebagai berikut:

a) dipilih dan memilih;

b) menyatakan pendapat;

c) membela diri;

d) mendapat perlindungan dan pembelaan hukum dari partai; dan

e) mendapat kesempatan mengikuti agenda-agenda partai sesuai dengan Peraturan Partai.

(3) Kewajiban anggota Partai GRAM sebagai berikut:

a) Menjunjung tinggi nama dan kehormatan Partai GRAM;

b) Memegang teguh dan mentaati AD/ART, Peraturan Partai, Garis Perjuangan Partai dan peraturan-peraturan

lainnya;

c) Membayar iuran anggota;

Page 11: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

d) Tidak merangkap sebagai anggota organisasi partai politik lokal lainnya;

e) Mendukung dan menyukseskan tujuan, usaha dan program partai.

(4) Ketentuan mengenai syarat, hak dan kewajiban anggota partai diatur lebih lanjut dalam Peraturan Partai.

BAB III

SANKSI ORGANISASI DAN REHABILITASI

Pasal 5

Sanksi Organisasi

(1) Sanksi organisasi dapat diberikan kepada anggota dan/atau pengurus Partai GRAM apabila:

a) melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

b) melanggar AD/ART dan ketentuan-ketentuan partai;

c) melakukan perbuatan tercela dan tidak terpuji yang dapat merusak citra dan nama baik partai.

(2) Bagi Pimpinan Partai yang berstatus tersangka untuk sementara waktu dinonaktifkan oleh DPP atas usulan DPW

dan/atau DPC.

Pasal 6

Rehabilitasi

(1) Rehabilitasi atau pemulihan nama baik anggota dan/atau pengurus dapat dilakukan apabila:

a) yang bersangkutan dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilan;

b) yang bersangkutan mengajukan permohonan keanggotaan setidaknya setelah selesai menjalani hukuman minimal

2 (dua) tahun;

c) yang bersangkutan mengajukan pembelaan diri yang dapat diterima oleh DPP Partai GRAM;

d) Mahkamah Partai mengabulkan surat tinjauan ulang atas perkara yang bersangkutan;

(2) Bagi anggota partai berstatus tersangka atau terdakwa atau terpidana, dengan adanya surat Perintah Penghentian

Penyidikan dan Penuntutan (SP3) dan/atau berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum

tetap, menyatakan bahwa yang bersangkutan dinyatakan tidak bersalah dan/atau dinyatakan perbuatannya tidak

merupakan tindak pidana, maka dilakukan rehabilitasi oleh DPP Partai GRAM paling lambat 15 (lima belas) hari

setelah permohonan rehabilitasi diajukan oleh yang

bersangkutan, DPW Partai GRAM atau DPC Partai GRAM.

Pasal 7

Bentuk Pelanggaran

Bentuk pelanggaran yang dapat dikenakan sanksi organisasi adalah pelanggaran yang dilakukan oleh anggota dan/atau

pengurus terhadap kewajiban yang dibebankan kepadanya selaku anggota dan/atau pengurus.

Pasal 8

Prinsip Pemberian Sanksi

(1) Prinsip pemberian sanksi dilakukan melalui proses yang sifatnya terbuka, jujur dan adil;

(2) Pemberian sanksi yang berkenaan dengan pelanggaran dan pengingkaran terhadap putusan partai

ditentukan lebih lanjut oleh DPP Partai GRAM.

Pasal 9

Bentuk dan Mekanisme Pemberian Sanksi

(1) Bentuk sanksi organisasi dapat berupa peringatan tertulis, pemberhentian sementara dan pemberhentian tetap;

(2) Mekanisme pemberian sanksi sebagai berikut :

a) Peringatan tertulis:

Page 12: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

1. Peringatan tertulis diberikan kepada pengurus dan anggota yang melakukan pelanggaran dan mengenai

ketentuan lebih lanjut terhadap pelanggaran diatur oleh DPP Partai GRAM dalam Peraturan Partai yang

diputuskan dalam rapat pleno DPP Partai GRAM;

2. Peringatan tertulis kepada pengurus dan anggota diberikan oleh Dewan Pimpinan Partai di setiap jenjang

dengan tata urutan: peringatan pertama bertujuan untuk pencegahan pengulangan kesalahan; Peringatan kedua

bertujuan untuk kepatuhan; peringatan ketiga untuk syarat pengenaan sanksi, dimana setiap surat peringatan

tersebut ditembuskan kepada Dewan Pimpinan Partai satu tingkat diatasnya, kecuali yang dikeluarkan oleh

DPP tanpa tembusan;dan

3. Peringatan tertulis kepada pengurus diberikan oleh Dewan Pimpinan Partai dijenjang kepengurusan yang

bersangkutan:

b) Pemberhentian sementara:

1. Usulan pemberhentian sementara pengurus, diajukan oleh Dewan Pimpinan Partai setempat berdasarkan

putusan rapat- pleno;

2. Pemberhentian sementara dilakukan oleh Dewan Pimpinan Partai satu tingkat diatasnya melalui rapat pleno;

dan

3. Mekanisme pemberhentian sementara bagi pengurus Dewan Pimpinan Pusat dilakukan melalui rapat pleno

DPP Partai GRAM.

c) Pemberhentian tetap:

1. Usulan pemberhentian tetap anggota dilakukan oleh Dewan Pimpinan Partai setempat setelah melalui

mekanisme dan diputusan melalui rapat pleno;

2. Pemberhentian tetap pengurus partai ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Partai dua tingkat diatasnya setelah

mendapat rekomendasi dari Pimpinan Partai satu tingkat diatasnya;

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan peringatan tertulis, pemberhentian sementara dan

pemberhentian tetap akan di atur lebih lanjut dalam Peraturan Partai.

Pasal 10

Mekanisme Pembelaan Diri

(1) Pembelaan diri dapat dilakukan oleh anggota dan/atau pengurus yang dikenai sanksi organisasi melalui Kongres;

(2) Mekanisme pembelaan diri lebih lanjut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dalam

Peraturan Partai.

Pasal 11

Mahkamah Partai

(1) Mahkamah Partai merupakan majelis yang berada di tingkat DPP yang mempunyai wewenang untuk menyelesaikan

masalah dalam partai;

(2) Ketua Mahkamah Partai dipilih dalam Kongres dan ditetapkan oleh DPP atas pertimbangan MPP;

(3) Mahkamah Partai berwenang untuk menyelesaikan pengaduan atau gugatan atas pelanggaran, sengketa dalam tubuh

partai, baik yang sedang terjadi maupun yang pernah terjadi sebelumnya, meliputi pelanggaran AD, ART atau

kebijakan keputusan partai;

(4) Penyelesaian atas pengaduan atau gugatan atas pelanggaran atau sengketa dalam tubuh partai dilaksanakan oleh

Mahkamah Partai dengan batas waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak penerimaan berkas pengaduan atau

gugatan atas pelanggaran atau sengketa dalam tubuh partai oleh Mahkamah Partai;

(5) Keputusan Mahkamah Partai bersifat final dan mengikat serta wajib dilaksanakan oleh DPP selambat-lambatnya dalam

waktu 15 (lima belas) hari kerja setelah putusan dibacakan:

Page 13: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

(6) Mahkamah Partai wajib melaporkan hasil kerjanya pada Rapat Kerja Pimpinan Partai dan Kongres;

(7) Mahkamah Partai berkewajiban untuk membentuk hakim Ad Hoc dan menetapkan tatacara beracara dalam

pelaksanaan tugas dan mekanisme kerja dalam Peraturan Mahkamah Partai.

Pasal 12

Pemberhentian Anggota

Anggota Partai berhenti karena:

(1) Meninggal dunia;

(2) Atas permintaan sendiri; dan

(3) Diberhentikan oleh DPP.

Pasal 13

Simpatisan

Simpatisan adalah mereka yang memberikan dukungan kepada partai tetapi belum mempunyai Kartu Tanda Anggota partai

(KTA);

BAB IV

PENGORGANISASIAN

Pasal 14

Tata Kerja Pengorganisasian Partai

(1) Tata kerja pengorganisasian partai dimaksudkan untuk mengatur mekanisme pembagian tugas, wewenang dan

tanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan partai secara struktural dan fungsional;

(2) Tata kerja pengorganisasian partai bertujuan untuk membangun sinergi kerja secara struktural dan fungsional melalui

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dalam perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan tugas, kegiatan dan

program guna mencapai tujuan partai berdasarkan prinsip kolektifitas, kesinambungan, keterpaduan dan kemanfaatan;

(3) Dewan Pimpinan Partai secara struktural wajib melakukan monitoring dan evaluasi kinerja terhadap pelaksanaan

tugas, kegiatan dan program-program partai minimal 1 (satu) kali dalam 1(satu) tahun yang dilaporkan dalam rapat

kerja partai di setiap tingkatan;

(4) Ketentuan mengenai tata kerja pengorganisasian partai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),ayat (2) dan

ayat (3) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Partai.

Pasal 15

DEWAN PIMPINAN PUSAT

(1) DPP merupakan pimpinan eksekutif tertinggi dalam memimpin partai untuk masa jabatan 5 (lima) tahun;

(2) DPP berfungsi melaksanakan kegiatan-kegiatan partai, terkait agregasi, artikulasi, aspirasi, konsolidasi, koordinasi, dan

optimalisasi kegiatan partai dalam menghimpun, merumuskan, dan memperjuangkan aspirasi masyarakat;

(3) DPP memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk:

a) Menentukan kebijakan partai sesuai dengan AD dan ART, keputusan-keputusan Kongres, keputusan-keputusan

Rapat Kerja Pimpinan Pusat dan keputusan-keputusan lainnya sesuai Peraturan Partai;

b) Melakukan konsolidasi organisasi secara struktural mulai dari DPW sampai dengan DPG;

c) Mengesahkan susunan pengurus DPW sesuai dengan hasil keputusan musyawarah wilayah;

d) Membatalkan, merevisi, dan memperbaiki keputusan yang diambil oleh DPW yang bertentangan dengan AD dan

ART, keputusan-keputusan Kongres, keputusan-keputusan Rapat Kerja Pimpinan Pusat, dan keputusan-keputusan

lainnya sesuai Peraturan Partai;

Page 14: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

e) Melakukan penyesuaian terhadap struktur kepengurusan yang ada ditingkat DPP melalui penambahan dan

pengurangan unit-unit kerja sesuai kebutuhan partai;

f) Mengangkat Pelaksana Tugas Ketua DPW ketika terjadi kekosongan jabatan pimpinan partai di tingkat tersebut;

g) Melaksanakan kewenangan lainnya yang diberikan oleh AD dan ART, keputusan-keputusan Kongres, keputusan-

keputusan Rapat Kerja Pimpinan Pusat, dan keputusan-keputusan lainnya sesuai Peraturan Partai;

h) DPP dapat membentuk lembaga, alat kelengkapan partai, organisasi otonom, komite-komite aksi dan unit-unit

kerja lainnya untuk melaksanakan kegiatan sesuai program partai;

i) DPP dapat melakukan pergantian fungsional kepengurusan DPP dan DPW, dan melakukan penyesuaian terhadap

struktur pengurus lembaga alat kelengkapan partai, organisasi otonom, komite-

komite aksi dan unit-unit kerja lainnya melalui penambahan atau pengurangan komposisi personalia.

Pasal 16

Dewan Pimpinan Wilayah

(1) DPW merupakan pimpinan eksekutif tertinggi ditingkat Kabupaten/Kota dalam memimpin partai untuk masa jabatan 5

(lima) tahun;

(2) DPW berfungsi melaksanakan kegiatan-kegiatan partai ditingkat Kabupaten/Kota yang berhubungan dengan,

konsolidasi, koordinasi, dan optimalisasi kegiatan partai dalam menghimpun, merumuskan, dan memperjuangkan

aspirasi masyarakat;

(3) DPW memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk:

a) Menentukan kebijakan partai sesuai dengan AD dan ART, keputusan-keputusan Kongres dan Musyawarah

Kabupaten/Kota, keputusan-keputusan Rapat Kerja DPP dan Rapat Kerja Wilayah, dan keputusan-keputusan

lainnya sesuai PeraturanPartai;

b) Melakukan konsolidasi organisasi secara struktural mulai dari DPC sampai dengan DPG;

c) Mengesahkan susunan pengurus DPC sesuai dengan hasil keputusan musyawarah Cabang;

d) Membatalkan, merivisi, dan memperbaiki keputusan yang diambil oleh DPC yang bertentangan dengan AD dan

ART, keputusan-keputusan Kongres dan Musyawarah Wilayah, keputusan-keputusan Rapat Kerja DPP dan Rapat

Kerja Wilayah, dan keputusan-keputusan partai lainya sesuai Peraturan Partai;

e) Melakukan penyesuaian terhadap struktur kepengurusan yang ada ditingkat DPW melalui penambahan dan

pengurangan unit-unit kerja sesuai kebutuhan partai;

f) Mengangkat Pelaksana Tugas Ketua DPC ketika terjadi kekosongan jabatan pimpinan partai di tingkat tersebut;

g) DPW dapat membentuk lembaga, alat kelengkapan partai, organisasi otonom, komite-komite aksi dan unit-unit

kerja lainnya untuk melaksanakan kegiatan sesuai program partai;

h) DPW dapat melakukan pergantian fungsional pengurus DPW, dan melakukan penyesuaian terhadap struktur

pengurus lembaga alat kelengkapan partai, organisasi otonom, komite-komite aksi dan unit-unit

kerja lainnya melalui penambahan atau pengurangan komposisi personalia.

Pasal 17

Dewan Pimpinan Cabang

(1) DPC merupakan pimpinan eksekutif tertinggi di tingkat Kecamatan dalam memimpin partai untuk masa jabatan 5

(lima) tahun;

(2) DPC berfungsi melaksanakan kerja-kerja partai terkait konsolidasi, koordinasi, dan optimalisasi kegiatan partai dalam

menghimpun, merumuskan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat;

(3) DPC memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk:

Page 15: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

a) Menentukan kebijakan partai sesuai dengan AD dan ART, keputusan-keputusan Kongres dan Musyawarah

Wilayah, keputusan Rapat Kerja DPP dan Rapat Kerja Wilayah, dan keputusan-keputusan lainnya sesuai

Peraturan Partai;

b) Melakukan konsolidasi organisasi secara struktural mulai dari DPM sampai dengan DPG;

c) Mengesahkan susunan pengurus DPM sesuai dengan hasil keputusan musyawarah Mukim;

d) Mengangkat Pelaksana Tugas Ketua DPM ketika terjadinya kekosongan jabatan pimpinan partai di tingkat

tersebut;

e) DPC dapat membentuk lembaga, alat kelengkapan partai, organisasi otonom, komite-komite aksi dan unit-unit

kerja lainnya untuk melaksanakan kegiatan sesuai program partai;

f) DPC dapat melakukan pergantian fungsional pengurus DPC, dan melakukan penyesuaian terhadap struktur

pengurus lembaga alat kelengkapan partai, organisasi otonom, komite-komite aksi dan unit-unit

kerja lainnya melalui penambahan atau pengurangan komposisi personalia.

Pasal 18

Dewan Pimpinan Mukim

(1) DPM merupakan pimpinan eksekutif tertinggi di tingkat Kemukiman dalam memimpin partai untuk masa jabatan 5

(lima) tahun;

(2) DPM berfungsi melaksanakan kerja partai yang berhubungan dengan konsolidasi, koordinasi dan optimalisasi kegiatan

partai dalam menghimpun, merumuskan, dan memperjuangkan aspirasi masyarakat;

(3) DPM memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk:

a) Menentukan kebijakan partai sesuai dengan AD dan ART, keputusan-keputusan Kongres dan Musyawarah

Wilayah, Musyawarah Cabang, keputusan-keputusan Rapat Kerja DPP dan Rapat Kerja Wilayah, Rapat Kerja

Cabang dan keputusan-keputusan lainnya sesuai Peraturan Partai;

b) Melakukan konsolidasi organisasi secara struktural mulai dari DPG hingga Dusun;

c) Mengesahkan susunan pengurus DPG sesuai dengan hasil keputusan musyawarah Gampong;

d) Mengangkat Pelaksana Tugas Ketua DPG ketika terjadi kekosongan jabatan pimpinan partai di tingkat tersebut;

e) DPM dapat membentuk lembaga, alat kelengkapan partai, organisasi otonom, komite-komite aksi dan unit-unit

kerja lainnya untuk melaksanakan kegiatan sesuai program partai;

f) DPM dapat melakukan pergantian fungsional pengurus DPM, dan melakukan penyesuaian terhadap struktur

pengurus lembaga alat kelengkapan partai, organisasi otonom, komite-komite aksi dan unit-unit

kerja lainnya melalui penambahan atau pengurangan komposisi personalia.

Pasal 19

(1) DPG merupakan pimpinan eksekutif tertinggi di tingkat Gampong dalam memimpin partai untuk masa jabatan 5 (lima)

tahun;

(2) DPG berfungsi melaksanakan kegiatan-kegiatan partai terkait konsolidasi, koordinasi, dan optimalisasi kegiatan partai

dalam menghimpun, merumuskan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat;

(3) DPG memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk:

a) Menentukan kebijakan partai sesuai dengan AD dan ART, keputusan-keputusan Kongres dan Musyawarah

Wilayah, Musyawarah Cabang, Musyawarah Mukim, keputusan-keputusan Rapat Kerja DPP dan Rapat Kerja

Wilayah, Rapat Kerja Cabang, Rapat Kerja Mukim dan keputusan-keputusan lainnya sesuai Peraturan Partai;

b) Melakukan konsolidasi organisasi secara struktural mulai dari Dewan Pimpinan Dusun;

c) Mengesahkan susunan pengurus Dewan Pimpinan Dusun sesuai dengan hasil keputusn musyawarah Dusun;

Page 16: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

d) Mengangkat Pelaksana Tugas Ketua Dewan Pimpinan Dusun ketika terjadi kekosongan jabatan pimpinan partai di

tingkat tersebut;

e) DPG dapat membentuk lembaga, alat kelengkapan partai, organisasi otonom, komite-komite aksi dan unit-unit

kerja lainnya untuk melaksanakan kegiatan sesuai program partai;

f) DPG dapat melakukan pergantian fungsional pengurus DPG, dan melakukan penyesuaian terhadap struktur

pengurus lembaga alat kelengkapan partai, organisasi otonom, komite-komite aksi dan unit-unit

kerja lainnya melalui penambahan atau pengurangan komposisi personalia.

BAB V

LEMBAGA PARTAI, ORGANISASI OTONOM

DAN

RANGKAP JABATAN

Pasal 20

Lembaga Partai

(1) Lembaga partai merupakan unit kerja yang memiliki tugas dan fungsi tertentu untuk membantu Pimpinan dalam

mengelola partai;

(2) Dalam pengelolaan partai, Dewan Pimpinan Partai dapat membentuk panitia kerja atau komite aksi dalam kegiatan

tertentu.

(3) Lembaga Partai berfungsi melakukan optimalisasi kegiatan-kegiatan partai melalui koordinasi, integrasi dan

sinkronisasi dalam perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan tugas, kegiatan dan program guna mencapai tujuan

partai;

(4) Lembaga Partai memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk:

a) Melakukan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi bidang-bidang kegiatan dan program kerja tertentu dengan

kebijakan partai, AD dan ART, keputusan-keputusan Kongres, keputusan-keputusan Rapat Kerja Pimpinan partai,

dan keputusan-keputusan lainnya sesuai dengan Peraturan Partai;

b) Melakukan pengolahan data, monitoring, dan evaluasi sebagai dasar pertimbangan dan rekomendasi terhadap

pengambilan keputusan dan kebijakan-kebijakan partai;

c) Melakukan komunikasi, sosialisasi informasi dan edukasi kepada konstituen dan masyarakat luas tentang

kebijakan-kebijakan partai;

d) Melaksanakan kewenangan lainnya yang diberikan oleh AD dan ART, ketetapan Kongres, keputusan Rapat Kerja

Pimpinan Partai, dan keputusan lainnya sesuai Peraturan Partai.

(5) Kewenangan lembaga partai:

a) Konsolidasi infrastruktur partai dan penggalangan massa;

b) Pemenangan Pemilu dan peningkatan citra Partai.

c) Artikulasi dan pengawasan terhadap pemerintahan.

(6) Setiap Lembaga Partai dipimpin oleh seorang Ketua, Sekretaris dan Bendahara yang langsung bertanggung jawab

langsung kepada Ketua Umum untuk tingkat DPP dan Ketua pada tingkatan DPW, DPC, DPM dan DPG;

(7) Ketentuan tentang Lembaga Partai sebagaimana dimaksud diatur lebih lanjut dalam Peraturan Partai.

Pasal 21

(1) Lembaga Partai terdiri dari:

a) Dewan Kehormatan.

b) Dewan Pakar;

c) Dewan Instruktur Pengkaderan Pusat;

d) Komisi Khusus Partai GRAM.

Page 17: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

e) KORWIL,KORCAB,KORKim

f) Organ lain yang dibentuk sesuai kebutuhan partai.

(2) Lembaga Partai di setiap tingkatan Dewan Pimpinan Partai menyesuaikan dengan struktur Lembaga Partai Dewan

Pimpinan Pusat;

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Partai.

Pasal 22

Dewan Kehormatan

(1) Dewan Kehormatan merupakan Lembaga Partai sebagai badan khusus yang menangani persoalan etika kader dan

pengurus partai, berhak mengatur dan mengelola sendiri unit kerjanya berdasarkan ketentuan AD dan ART;

(2) Dewan Kehormatan berfungsi membantu Dewan Pimpinan Partai melakukan supervisi dan konsultasi dengan MPP

dalam menangani promosi, penilaian, pengawasan dan penempatan kader di jabatan politik;

(3) Dewan Kehormatan memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk:

a) Melakukan penilaian dan pengawasan dalam penempatan kader dalam jabatan politik;

b) Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja kader yang ditugaskan partai;

c) Melakukan penilaian dan memberikan rekomendasi tindakan terhadap pelanggaran etika dan penyalah gunaan

jabatan;

d) Melakukan tindakan lain sesuai dengan kewenangan yang diatur dalam kebijakan partai, AD dan ART, keputusan-

keputusan Kongres, keputusan-keputusan Rapat Kerja Dewan Pimpinan Partai, dan keputusan-keputusan partai

lainnya sesuai Peraturan Partai;

(4) Dewan Kehormatan dipimpin oleh seorang Ketua yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum dengan

dibantu oleh 1 (satu) orang Sekretaris dan 5 (lima) orang Anggota;

(5) Ketentuan tentang Dewan Kehormatan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam

Peraturan Partai.

Pasal 23

Dewan Pakar

(1) Dewan Pakar merupakan lembaga partai sebagai badan khusus yang mempunyai kedudukan mandiri, berhak mengatur

dan mengelola sendiri unit kerjanya berdasarkan ketentuan AD dan ART;

(2) Dewan Pakar berfungsi membantu Dewan Pimpinan partai melakukan supervisi, akselerasi, dinamisasi dan

optimalisasi kegiatan-kegiatan partai dalam perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan tugas, kegiatan dan

program partai di bidang-bidang tertentu guna mencapai tujuan partai;

(3) Dewan Pakar memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk:

a) Melakukan supervisi, koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi pada bidang kegiatan dan program tertentu sesuai

dengan kebijakan partai, AD dan ART, keputusan-keputusan Kongres, keputusan-keputusan Rapat Kerja Dewan

Pimpinan Partai, dan keputusan-keputusan lainnya sesuai Peraturan Partai:

b) Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja kader yang ditugaskan partai;

c) Melakukan penilaian, dan rekomendasi tindakan terhadap pelanggaran etika dan penyalahgunaan jabatan;

d) Melakukan tindakan lain sesuai dengan kewenangan yang diatur dalam kebijakan partai, AD dan ART, keputusan-

keputusan Kongres, keputusan-keputusan Rapat Kerja Dewan Pimpinan Partai, dan keputusan-keputusan lainnya

sesuai Peraturan Partai.

e) Dewan Pakar dipimpin oleh seorang Ketua yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum dengan

dibantu oleh 1(satu) orang sekretaris dan 5 (lima) orang anggota;

Page 18: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

f) Ketentuan tentang Dewan Pakar sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam

Peraturan Partai.

Pasal 24

Dewan Instruktur Perkaderan Pusat

(1) Dewan Instruktur Perkaderan Pusat adalah lembaga partai sebagai badan khusus yang mempunyai kedudukan mandiri,

berhak mengatur dan mengelola sendiri unit kerjanya berdasarkan ketentuan AD dan ART;

(2) Dewan Instruktur Perkaderan Pusat membantu Dewan Pimpinan partai dalam melaksanakan supervisi, ekselerasi,

dinamisasi dan optimalisasi kegiatan-kegiatan partai dalam perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan tugas,

kegiatan dan program partai di bidang-bidang tertentu guna mencapai tujuan partai;

(3) Dewan Instruktur Perkaderan Pusat memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk:

a) Melaksanakan supervisi, koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi pada bidang kegiatan dan program tertentu sesuai

dengan kebijakan partai, AD dan ART, keputusan-keputusan Kongres, keputusan-keputusan Rapat Kerja Dewan

Pimpinan Partai, dan keputusan-keputusan lainnya sesuai Peraturan Partai;

b) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja kader yang ditugaskan partai;

c) Melaksanakan penilaian, dan rekomendasi tindakan terhadap pelanggaran etika dan penyalah gunaan jabatan;

d) Melaksanakan tindakan lain sesuai dengan kewenangan yang diatur dalam kebijakan Partai, Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga, keputusan-keputusan Kongres, keputusan-keputusan Rapat Kerja Dewan Pimpinan

Partai, dan keputusan-keputusan lainnya sesuai peraturan Partai.

e) Dewan Instruktur Perkaderan Pusat dipimpin oleh seorang Ketua yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua

Umum dengan dibantu oleh 1 (satu) orang sekretaris dan 5 (lima) orang anggota;

f) Ketentuan tentang Dewan Instruktur Perkaderan Pusat sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur

lebih lanjut dalam Peraturan Partai.

Pasal 25

Rangkap Jabatan

(1) Secara struktural pengurus partai dilarang merangkap jabatan dalam setiap jenjang kepengurusan, baik jenjang

kepengurusan diatasnya atau dibawahnya.

(2) Dalam hal terjadi rangkap jabatan, maka yang bersangkutan secara otomatis/dengan sendirinya kehilangan jabatan

sebelumnya.

BAB VI

STRUKTUR KEKUASAAN

Pasal 26

Kongres

(1) Kongres merupakan permusyawaratan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam partai yang diadakan atas undangan

Dewan Pimpinan Pusat, dilaksanakan sekali dalam lima tahun yang dihadir oleh peserta Kongres, peninjau Kongres

dan undangan Kongres;

(2) Peserta Kongres terdiri dari:

a) Ketua Umum, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum DPP.

b) Para Ketua DPP.

c) Ketua MPP dan Wakil Ketua MPP.

d) Ketua Mahkamah Partai.

Page 19: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

e) Ketua, Sekretaris dan Bendahara DPW.

f) Ketua-ketua Organisasi Otonom tingkat pusat.

(3) Peninjau Kongres terdiri dari:

a) Seluruh anggota pengurus Badan, anggota komisi Dewan Pimpinan Pusat.

b) Anggota Majelis Pertimbangan Partai.

c) Ketua-ketua MPW.

d) Anggota Legislatif dan Eksekutif.

e) Undangan DPP.

(4) Undangan Kongres adalah mereka yang diundang oleh Dewan Pimpinan Pusat untuk menghadiri acara tertentu dari

Kongres.

(5) Hak Suara dan Hak Bicara Kongres meliputi :

a) Hak suara dan hak bicara hanya dimiliki oleh peserta Kongres.

b) Hak bicara dimiliki oleh peninjau Kongres; dan

c) Undangan Kongres tidak memiliki hak suara maupun hak bicara.

Pasal 27

Musyawarah Wilayah

(1) Musyawarah Wilayah merupakan permusyawaratan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam partai yang diadakan

atas undangan DPW, yang dilaksanakan sekali dalam lima tahun yang dihadir oleh peserta, peninjau dan undangan

Musyawarah Wilayah;

(2) Peserta Musyawarah Wilayah terdiri dari :

a) Dua orang utusan dari DPP.

b) Ketua, Sekretaris dan Bendahara.

c) Para Wakil Ketua DPW.

d) Ketua MPP dan Wakil Ketua MPPW.

e) Ketua, Sekretaris dan Bendahara DPC.

f) Ketua-ketua Organisasi Otonom tingkat Wilayah.

(3) Peninjau Musyawarah Wilayah terdiri dari:

a) Seluruh anggota pengurus Badan, anggota komisi DPW.

b) Anggota MPPW.

c) Ketua MPPC.

d) Anggota Legislatif dan Eksekutif.

e) Undangan DPPW.

(4) Undangan Musyawarah Wilayah adalah mereka yang diundang oleh DPW untuk menghadiri acara tertentu dari

Musyawarah Wilayah.

(5) Hak Suara dan Hak Bicara Musyawarah Wilayah dimiliki:

a) Hak suara dan hak bicara hanya dimiliki oleh peserta Musyawarah Wilayah.

b) Hak bicara dimiliki oleh peninjau Musyawarah Wilayah; dan

c) Undangan Musyawarah Wilayah tidak memiliki hak suara maupun hak bicara.

Pasal 28

Musyawarah Cabang

(1) Musyawarah Cabang merupakan permusyawaratan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam partai yang diadakan

atas undangan DPC, yang dilaksanakan sekali dalam lima tahun yang dihadir oleh peserta, peninjau dan undangan

Musyawarah Cabang;

(2) Peserta Musyawarah Cabang terdiri dari :

Page 20: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

a) Dua orang utusan dari DPW.

b) Ketua, Sekretaris dan Bendahara.

c) Pengurus Harian DPC.

d) Ketua MPP Cabang.

e) Ketua dan Sekretaris DPM.

f) Ketua-ketua Organisasi Otonomi tingkat Cabang.

(3) Peninjau Musyawarah Cabang terdiri dari:

a) Seluruh anggota pengurus Badan, anggota komisi DPC.

b) Anggota MPP Cabang.

c) Ketua MPPM.

d) Undangan DPC.

(4) Undangan Musyawarah Cabang merupakan mereka yang diundang oleh DPC untuk menghadiri acara tertentu dari

Musyawarah Cabang.

(5) Hak Suara dan Hak Bicara Musyawarah Cabang dimiliki :

a) Hak suara dan hak bicara hanya dimiliki oleh peserta Musyawarah Cabang.

b) Hak bicara dimiliki oleh peninjau Musyawarah Cabang; dan

c) Undangan Musyawarah Cabang tidak memiliki hak suara maupun hak bicara.

Pasal 29

Musyawarah Mukim

(1) Musyawarah tingkat kemukiman merupakan permusyawaratan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam partai yang

diadakan atas undangan DPM, yang dilaksanakan sekali dalam 5 (lima) tahun yang dihadiri oleh peserta, peninjau dan

undangan Musyawarah tingkat Kemukiman;

(2) Peserta Musyawarah tingkat Kemukiman terdiri dari:

a) Dua orang utusan dari DPC.

b) Ketua, Sekretaris dan Bendahara.

c) Pengurus Harian DPM.

d) Ketua Penasihat Partai tingkat Kemukiman.

e) Ketua, Sekretaris dan Bendahara DPG.

f) Ketua-ketua Organisasi Otonomi tingkat Kemukiman.

(3) Peninjau Musyawarah tingkat Kemukiman terdiri dari :

a) Seluruh anggota pengurus Badan, anggota komisi DPM.

b) Anggota MPP tingkat Kemukiman.

c) Ketua Penasihat tingkat Gampong.

d) Undangan DPM.

(4) Undangan Musyawarah tingkat Kemukiman merupakan mereka yang diundang oleh DPM untuk menghadiri acara

tertentu dari Musyawarah tingkat Kemukiman.

(5) Hak Suara dan Hak Bicara Musyawarah tingkat Kemukiman dimilikii :

a) Hak suara dan hak bicara hanya dimiliki oleh peserta Musyawarah Kemukiman, sedangkan.

b) Hak bicara hanya dimiliki oleh peninjau Musyawarah tingkat Kemukiman; dan

c) Undangan Musyawarah tingkat Kemukiman tidak memiliki hak suara maupun hak bicara.

Page 21: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

Pasal 30

Musyawarah Gampong

(1) Musyawarah tingkat Gampong merupakan permusyawaratan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam partai yang

diadakan atas undangan DPG, yang dilaksanakan sekali dalam 5 (lima) tahun yang dihadiri oleh peserta, peninjau dan

undangan Musyawarah tingkat Gampong;

(2) Peserta Musyawarah tingkat Gampong terdiri dari :

a) Dua orang utusan dari DPM.

b) Ketua, Sekretaris dan Bendahara.

c) Pengurus Harian DPG.

d) Ketua MPPG.

(3) Peninjau Musyawarah tingkat Gampong terdiri dari :

a) Seluruh anggota pengurus Badan, anggota komisi Dewan Pimpinan tingkat Gampong.

b) Anggota MPP tingkat Gampong.

c) Undangan DPG Partai GRAM.

(4) Undangan Musyawarah tingkat Gampong merupakan mereka yang diundang oleh DPG untuk menghadiri acara

tertentu dari Musyawarah tingkat Gampong.

(5) Hak Suara dan Hak Bicara Musyawarah tingkat Gampong dimiliki :

a) Hak suara dan hak bicara hanya dimiliki oleh peserta Musyawarah tingkat Gampong.

b) Sedangkan peninjau Musyawarah tingkat Gampong hanya mempunyai hak bicara;

c) Undangan Musyawarah tingkat Gampong tidak memiliki hak suara maupun hak bicara.

Pasal 31

Struktur Permusyawaratan

(1) Struktur Permusyawaratan partai terdiri dari:

a) Kongres merupakan institusi pengambilan keputusan tertinggi dalam partai di tingkat DPP yang berwenang untuk:

1. Merumuskan dan menetapkan Platform dan Garis-Garis Besar Perjuangan Partai;

2. Mengubah dan menetapkan AD dan ART;

3. Menetapkan program kerja partai;

4. Membahas dan menilai laporan pertanggung jawaban DPP;

5. Memilih dan menetapkan Ketua Umum/Ketua Formatur dan anggota formatur DPP;

6. Memilih dan menetapkan Ketua MPP dan Ketua Mahkamah Partai di tingkat Pusat.

b) Musyawarah Wilayah merupakan institusi pengambilan keputusan tertinggi dalam partai di tingkat DPW yang

berwenang untuk:

1. Menjabarkan Platform dan Garis-Garis Besar Perjuangan Partai, hasil-hasil kongres, dan kebijakan DPP;

2. Menyusun dan menetapkan program kerja partai untuk tingkat Kabupaten/Kota;

3. Membahas dan menilai laporan pertanggung jawaban DPW;

4. Memilih dan menetapkan Ketua atau Ketua Formatur dan anggota formatur DPW;

5. Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pertimbangan Partai ditingkat Wilayah.

c) Musyawarah Cabang merupakan institusi pengambilan keputusan tertinggi dalam partai di tingkat DPC yang

mempunyai kewenangan untuk:

1. Menjabarkan Keputusan partai pada tingkat yang ada diatasnya;

2. Kecamatan;

3. Membahas dan menilai laporan pertanggung jawaban DPC;

Page 22: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

4. Memilih dan menetapkan Ketua atau Ketua Formatur dan anggota formatur DPC;

5. Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pertimbangan Partai di tingkat Kecamatan;

d) Musyawarah tingkat Kemukinan merupakan institusi pengambilan keputusan tertinggi dalam partai ditingkat

DPM yang mempunyai kewenangan untuk:

1. Menjabarkan Keputusan partai pada tingkat yang ada diatasnya;

2. Menyusun dan menetapkan program kerja partai untuk tingkat Mukim;

3. Membahas dan menilai laporan pertanggung jawaban DPM;

4. Memilih dan menetapkan Ketua atau Ketua Formatur dan anggota formatur DPM;

5. Memilih dan menetapkan Ketua MPP ditingkat Mukim;

e) Musyawarah tingkat Gampong merupakan institusi pengambilan keputusan tertinggi dalam partai di tingkat DPG

yang berwenang untuk:

1. Menjabarkan Keputusan partai pada tingkat yang ada diatasnya;

2. Menyusun dan menetapkan program kerja partai untuk tingkat Gampong;

3. Membahas dan menilai laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan tingkat Gampong;

4. Memilih dan menetapkan Ketua atau Ketua Formatur dan anggota formatur DPG;

5. Memilih dan menetapkan Ketua MPP di tingkat Gampong.

Pasal 32

Struktur Kekuasaan Luar Biasa

(1) Struktur Kekuasan Luar Biasa terdiri atas KongresLub, MuswilLub, MuscabLub, MusKimLub, dan MusGampongLub.

(2) Struktur Kekuasaan Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam hal Ketua Umum dan/atau

Ketua :

a) berhalangan tetap;

b) meninggal dunia;

c) mengundurkan diri; dan

d) diberhentikan dari jabatan berdasarkan putusan partai;

(3) Peserta struktur Kekuasan Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) struktur kekuasan luar biasa sama dengan

peserta struktur kekuasan biasa.

(4) Seluruh ketentuan dalam struktur Kekuasaan biasa seperti tersebut dalam ART berlaku untuk struktur Kekuasaan Luar

Biasa;

(5) Kongres Luar Biasa dapat diadakan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sebelum pemilihan umum dilaksanakan;

(6) Struktur Kekuasan Luar Biasa terdiri atas MuswilLub, MuscabLub, MusKimLub, dan MusGampongLub, dapat

dilaksanakan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sebelum Pemilihan Umum dilaksanakan, dengan ini DPP Partai

GRAM;

(7) Apabila Ketua Umum dan/atau Ketua berhalangan dalam masa 1(satu) tahun sebelum Pemilihan Umum seperti

dimaksud dalam pasal ini , maka ditetapkan Pejabat Ketua Umum dan/atau Ketua yang dipilih

melalui mekanisme Rapat Pleno Majelis Pimpinan Partai dan bekerja sampai masa jabatan berakhir.

Pasal 33

Pelaksanaan Kongres

(1) Kongres dilaksanakan oleh DPP;

(2) Kongres dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali;

(3) Apabila keadaan darurat, kongres dapat dilaksanakan lebih dari 5 (lima) tahun dan kepengurusan dapat dilanjutkan

oleh pengurus yang ada.

Page 23: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

Pasal 34

Rapat Kerja

(1) Rapat Kerja merupakan jenis rapat partai yang kedudukannya satu tingkat dibawah musyawarah, dilaksanakan

sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali;

(2) Rapat Kerja partai terdiri atas Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS), Rapat Kerja Wilayah (RAKERWIL, Rapat Kerja

Cabang (RAKERCAB), Rapat Kerja Mukim (RAKERKIM), dan Rapat Kerja Gampong (RAKER GAMPONG);

(3) Peserta Rapat Kerja merupakan unsur Dewan Pimpinan Partai di masing-masing tingkat tersebut termasuk, MPP dan

Ketua Mahkamah Partai;

(4) Peninjau Rapat Kerja merupakan Sekretaris dan anggota MPP di tingkatan tersebut beserta Sekretaris dan anggota

Mahkamah Partai;

(5) Kewenangan Rapat Kerja:

a) Menjabarkan hasil musyawarah dalam bentuk program kerja;

b) Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam setahun sebagai bagian dari penjabaran hasil musyawarah dan

kebijakan yang tidak terlaksana dalam periode sebelumnya;

c) Mengevaluasi kinerja pimpinan partai, anggota legislatif dan eksekutif selama masa waktu periode Rapat Kerja

sebelumnya;

d) Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan program pemenangan pemilu;

e) Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan materi-materi permusyawaratan termasuk materi usulan perubahan

AD dan ART;

f) Menetapkan peraturan-peraturan kerja partai yang diamanahkan oleh AD dan ART; dan

g) Merumuskan, membahas dan menetapkan kebijakan lain yang diputuskan berdasarkan agenda rapat;

(6) Ketentuan mengenai Rapat Kerja partai sebagaimana dimaksudkan dalam pasal ini diatur lebih lanjut

dalam Peraturan Partai.

Pasal 35

Rapat Paripurna

(1) Rapat Paripurna merupakan jenis rapat partai yang kedudukannya 1 (satu) tingkat dibawah Rapat Kerja, dilaksanakan

sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali;

(2) Rapat Paripurna partai terdiri atas Rapat Paripurna Aceh (Pusat), Rapat Paripurna Wilayah, Rapat Paripurna Cabang,

Rapat Paripurna Kemukiman dan Rapat Paripurna Gampong.

(3) Peserta Rapat Paripurna terdiri dari unsur Dewan Pimpinan Partai ditingkat tersebut, termasuk Ketua MPP dan Ketua

di lembaga legislatif dan kader dilembaga eksekutif;

(4) Dewan Pimpinan Partai dalam kondisi tertentu dapat mengundang Peninjau Rapat Paripurna yang ditentukan

berdasarkan keputusan partai, namun kehadirannya tidak dalam kapasitas peserta rapat yang memiliki hak suara dalam

proses pengambilan keputusan;

(5) Rapat Paripurna mempunyai kewenangan:

a) Menjabarkan hasil Rapat Kerja dalam bentuk program kerja;

b) Merumuskan dan menetapkan kebijakan partai sebagai bagian dari penjabaran hasil Rapat Kerja;

c) Mengevaluasi kinerja Dewan Pimpinan Partai dan laporan fraksi;

d) Membahas permasalahan yang harus diputuskan segera melalui mekanisme pengambilan keputusan partai;

e) Mengambil keputusan strategis tentang kebijakan partai yang tidak bisa diputuskan dalam Rapat Kerja; dan

f) Merumuskan, membahas dan menetapkan kebijakan lain yang diputuskan berdasarkan agenda rapat.

Page 24: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

(6) Ketentuan mengenai Rapat Kerja partai sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan

Partai.

Pasal 36

Rapat Pleno

(1) Rapat Pleno merupakan jenis rapat partai yang kedudukannya 1 (satu) tingkat dibawah Rapat Pleno, dilaksanakan

sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali;

(2) Rapat Pleno partai terdiri atas Rapat Pleno Aceh (Pusat), Rapat Pleno Wilayah, Rapat Pleno Cabang, Rapat Pleno

Kemukiman, dan Rapat Pleno Gampong.

(3) Peserta Rapat Pleno terdiri dari unsur Dewan Pimpinan Partai di tingkat tersebut termasuk Ketua Majelis Pertimbangan

Partai dan Ketua Mahkamah Partai, Ketua-Ketua lembaga dan alat kelengkapan partai, ketua dan anggota

departemen/komisi/biro/bagian/seksi/unit sesuai tingkatannya, serta fraksi di lembaga legislatif dan kader dilembaga

eksekutif;

(4) Dewan Pimpinan Partai dalam kondisi tertentu dapat mengundang Peninjau Rapat Pleno yang ditentukan berdasarkan

keputusan partai, namun kehadirannya tidak dalam kapasitas sebagai peserta rapat yang memiliki hak suara dalam

proses pengambilan keputusan;

(5) Rapat Pleno mempunyai kewenangan:

a) Merumuskan dan menetapkan kebijakan partai sebagai bagian dari penjabaran hasil Rapat Kerja dan atau Rapat

Paripurna;

b) Membahas dan menetapkan berbagai Peraturan Partai;

c) Membahas dan menetapkan komite-komite aksi dan atau unit-unit kerja partai untuk melaksanakan kegiatan yang

bersifat ad-hoc sesuai program kerja;

d) Mengesahkan hasi-hasil Rapat Harian Dewan Pimpinan Partai dan membahas permasalahan yang harus

diputuskan segera melalui mekanisme pengambilan keputusan partai dalam Rapat Pleno tentang kebijakan partai

yang tidak bisa diputusakan dalam Rapat Harian Dewan Pimpinan Partai;

e) Mengambil keputusan strategis tentang kebijakan partai yang tidak bisa diputuskan dalam Rapat Harian Dewan

Pimpinan Partai; dan

f) Merumuskan, membahas dan menetapkan kebijakan lain yang diputuskan berdasarkan agenda rapat.

(6) Ketentuan mengenai Rapat Kerja partai sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan

Partai.

Pasal 37

Rapat Harian

(1) Rapat Harian merupakan jenis rapat partai yang kedudukannya 1 (satu) tingkat dibawah Rapat Pleno, dilaksanakan

sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali;

(2) Rapat Harian partai terdiri atas Rapat Harian Aceh (Pusat), Rapat Harian Kabupaten/Kota, Rapat Harian Kecamatan,

Rapat Harian Kemukiman, dan Rapat Harian Gampong;

(3) Peserta Rapat Harian terdiri dari semua unsur pengurus harian Dewan Pimpinan Partai ditingkat tersebut, beserta

pimpinan fraksi di lembaga legislatif, kecuali dalam hal fraksi gabungan maka dihadiri oleh salah seorang anggota

DPRA dan DPRK dari Partai GRAM;

(4) Dewan Pimpinan Partai dalam kondisi tertentu dapat mengundang Peninjau Rapat Paripurna yang ditentukan

berdasarkan keputusan partai, namun kehadirannya tidak dalam kapasitas sebagai peserta rapat yang memiliki hak

suara dan hak bicara dalam proses pengambilan keputusan;

(5) Rapat Harian mempunyai kewenangan:

a) Membahas dan menetapkan kegiatan dan program partai yang akan, sedang dan telah dilaksanakan sesuai

tingkatan perkembangannya beserta tantangan dan permasalahan yang dihadapi;

Page 25: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

b) Membahas dan membentuk komite-komite aksi dan atau unit-unit kerja partai untuk melaksanakan kegiatan ad-

hoc program partai;

c) Membahas permasalahan yang harus diputuskan segera melalui mekanisme pengambilan keputusan partai dalam

Rapat Harian tentang kebijakan partai yang strategis dan mendesak;

d) Mengambil keputusan strategis tentang kebijakan partai dalam menyikapi persoalan internal maupun eksternal

yang mendesak;

e) Merumuskan, membahas dan menetapkan kebijakan lain yang diputuskan berdasarkan agenda rapat;

(6) Ketentuan mengenai Rapat Kerja partai sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan

Partai.

Pasal 38

Rapat Pimpinan

(1) Rapat Pimpinan merupakan rapat konsolidasi partai yang bersifat koordinatif dan atau konsultatif, dilakukan

berdasarkan kebutuhan dan dapat diadakan sewaktu-waktu;

(2) Rapat Pimpinan partai terdiri atas Rapat Pimpinan Aceh (Pusat), Rapat Pimpinan Wilayah, Rapat Kerja Cabang, Rapat

Kerja Kemukiman dan Rapat Kerja Gampong.

(3) Peserta Rapat Paripurna terdiri dari unsur Dewan Pimpinan Partai ditingkat tersebut, termasuk Majelis Pertimbangan

Partai dan Ketua Mahkamah Partai, serta fraksi di lembaga legislatif dan kader di lembaga eksekutif;

(4) Dewan Pimpinan Partai dalam kondisi tertentu dapat mengundang Peninjau Rapat Paripurna yang ditentukan

berdasarkan keputusan partai, namun kehadirannya tidak dalam kapasitas sebagai peserta rapat yang memiliki hak

suara dan hak bicara dalam proses pengambilan keputusan;

(5) Rapat Pimpinan mempunyai kewenangan:

a) Membahas persoalan strategis yang harus disikapi partai;

b) Merumuskan rekomendasi kebijakan partai atas persoalan strategis yang harus diputuskan segera melalui

mekanisme pengambilan keputusan partai dalam hirarki pengambilan keputusan yang lebih tinggi;

c) Merumuskan, membahas dan menetapkan kebijakan lain yang diputuskan berdasarkan agenda rapat;

(6) Ketentuan mengenai Rapat Kerja partai sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan

Partai.

Pasal 39

Rapat Koordinasi

(1) Rapat Koordinasi merupakan jenis rapat konsolidasi struktural partai yang bersifat koordinasi, dilaksanakan

berdasarkan kebutuhan dan dapat diadakan sewaktu-waktu;

(2) Rapat Koordinasi partai terdiri dari Rapat Koordinasi Aceh (Pusat), Rapat Koordinasi Wilayah, Rapat Koordinasi

Cabang, Rapat Koordinasi Kemukiman dan Rapat Koordinasi Gampong;

(3) Peserta Rapat Koordinasi merupakan Dewan Pimpinan Partai, Ketua Majelis Pertimbangan Partai dan Ketua

Mahkamah Partai;

(4) Dewan Pimpinan Partai dalam kondisi tertentu dapat mengundang Peninjau Rapat Paripurna yang ditentukan

berdasarkan keputusan partai, namun kehadirannya tidak dalam kapasitas sebagai peserta rapat yang memiliki hak

suara dan hak bicara dalam proses pengambilan keputusan;

(5) Rapat Koordinasi mempunyai kewenangan:

a) Membahas perencanaan strategis, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program sektoral

beserta permasalahan, tantangan dan solusinya;

b) Membentuk perangkat pelaksana berdasarkan tingkatan pengorganisasian sesuai kebutuhan;

Page 26: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

c) Merumuskan rekomendasi kebijakan partai atas pelaksanaan program kerja partai yang harus diputuskan segera

melalui mekanisme pengambilan keputusan partai dalam hirarki keputusan yang lebih tinggi;

d) Merumuskan, membahas dan menetapkan kebijakan lain yang diputuskan berdasarkan agenda rapat;

(6) Ketentuan mengenai Rapat Kerja partai sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan

Partai.

Pasal 40

Rapat Konsultasi

(1) Rapat Konsultasi merupakan jenis rapat konsolidasi struktural partai yang bersifat konsultatif dilakukan berdasarkan

kebutuhan dan dapat diadakan sewaktu-waktu;

(2) Peserta Rapat Konsultasi terdiri dari seluruh unsur Pimpinan beserta alat kelengkapan partai, Ketua Dewan Pimpinan

Partai, Ketua Majelis Pertimbangan Partai, Wakil Ketua Majelis Pertimbangan Partai dan Ketua Mahkamah Partai,

Ketua Dewan Pakar dan Ketua Instruktur Partai;

(3) Rapat Konsultasi mempunyai kewenangan:

a) Membahas perencanaan strategis, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program sektoral

beserta permasalahan, tantangan dan solusinya;

b) Membentuk perangkat pelaksana berdasarkan tingkatan pengorganisasian sesuai kebutuhan;

c) Merumuskan rekomendasi kebijakan partai atas pelaksanaan program kerja partai yang harus diputuskan segera

melalui mekanime pengambilan keputusan partai dalam hirarki pengambilan keputusan yang lebih tinggi;

d) Merumuskan, membahas dan menetapkan kebijakan lain yang diputuskan berdasarkan agenda rapat;

(4) Ketentuan mengenai Rapat Kerja partai sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam

Peraturan Partai.

Pasal 41

Rapat Teknis

(1) Rapat Teknis merupakan jenis rapat konsolidasi struktural partai dan atau fungsional partai yang bersifat teknis pada

bidang tertentu, dilakukan berdasarkan kebutuhan dan dapat diadakan sewaktu-waktu;

(2) Peserta Rapat Teknis terdiri dari seluruh unsur pengurus partai yang ditugaskan dalam kegiatan teknis;

(3) Rapat Teknis mempunyai kewenangan:

a) Merumuskan dan menetapkan perencanaan strategis, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan

evaluasi program sektoral beserta permasalahan, tantangan dan solusinya;

b) Merumuskan, membahas dan menetapkan perangkat pelaksana berdasarkan tingkatan pengorganisasian sesuai

kebutuhan;

c) Merumuskan dan membahas rekomendasi kebijakan partai atas pelaksanaan program kerja partai yang harus

diputuskan segera melalui mekanime pengambilan keputusan partai dalam hirarki pengambilan keputusan yang

lebih tinggi;

d) Merumuskan, membahas dan menetapkan kebijakan lain yang diputuskan berdasarkan agenda rapat.

(4) Ketentuan mengenai Rapat Kerja partai sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan

Partai.

Pasal 42

Qourum Pengambilan Keputusan

(1) Penyelenggaraan dan pengambilan keputusan dinyatakan sah dan memenuhi quorum apabila dihadiri oleh sekurang-

kurangnya setengah tambah 1 (satu) dari jumlah peserta yang seharusnya menghadiri;

Page 27: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

(2) Penyelenggaraan rapat dan pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), apabila belum memenuhi

quorum, rapat dibuka kemudian diskor selama 1 (satu) jam, selanjutnya apabila masih belum memenuhi qourum, rapat

tetap dilanjutkan dan dinyatakan sah bilamana telah dihadiri sekurang-kurangnya

1/3 (sepertiga) dari jumlah perserta.

Pasal 43

Pengambilan Keputusan

(1) Pengambilan keputusan dalam semua rapat dan institusi pengambilan keputusan diutamakan dengan musyawarah

mufakat, namun jika musyawarah mufakat tidak tercapai maka dilakukan pemungutan suara dan keputusan diambil

dengan suara terbanyak;

(2) Pelaksanaan keputusan Pimpinan Partai yang tidak berdasarkan putusan rapat tidak sah.

BAB VII

PIMPINAN PARTAI

Pasal 44

(1) Syarat Pimpinan Partai meliputi:

a) Pernah menjadi pengurus sekurang-kurangnya selama 2 (dua) tahun;

b) Sehat jasmani dan rohani; dan

c) Setiap Pengurus harian Pertai harus mengikuti perkaderan partai yang dibuktikan dengan sertifikat perkaderan

dan/atau Surat Keterangan dari pimpinan Partai Bahwa yang bersangkutan pernah mengikuti perkaderan;

(2) Pimpinan partai dilarang:

a) Anggota yang pernah diberhentikan oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai GRAM kecuali sudah mendapat

rehabilitasi dari partai;

b) Bagi anggota Partai GRAM tidak diperkenankan menjadi calon anggota legislatif pada periode berikutnya, jika

terbukti melakukan tindak pidana yang dinyatakan bersalah oleh putusan pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap dengan ancaman hukuman minimal 5 (lima) tahun atau lebih; dan

c) Rangkap jabatan dalam kepengurusan partai.

(3) Masa Bhakti Pengurus meliputi:

a) Masa bhakti kepengurusan Partai GRAM selama-lamanya 5 (lima) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali

oleh Kongres, Musyawarah tingkat Wilayah, Musyawarah tingkat Cabang, Musyawarah tingkat Kemukiman dan

Musyawarah tingkat Gampong;

b) Masa bakti pengurus berakhir pada saat terpilihnya Ketua Formatur atau Ketua Umum dalam Kongers, Ketua

dalam Musyawarah tingkat Wilayah, Musyawarah tingkat Cabang, Musyawarah tingkat Kemukiman dan

Musyawarah tingkat Gampong;

c) Surat Keputusan pengangkatan DPP, Majelis Pertimbangan Partai, dan Ketua Mahkamah Partai dilakukan

berdasarkan:

1. Surat Keputusan rapat Ketua Formatur atau Ketua Umum, Ketua Majelis Pertimbangan Partai, DPP dan

anggota formatur hasil Kongres;

2. Surat Keputusan DPP ditandatangani oleh Ketua Umum atau Ketua Formatur dan Anggota Formatur hasil

Kongres DPP.

3. Kepengurusan Majelis Pertimbangan Partai ditandatangani oleh Ketua formatur bersama dengan Ketua

Majelis Pertimbangan Partai yang terpilih dalam Kongres.

4. Kepengurusan Mahkamah Partai ditandatangani oleh Ketua Umum DPP bersama Ketua Mahkamah Partai

yang terpilih dalam Kongres.

Page 28: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

(3) Surat Keputusan Pengangkatan Dewan Pimpinan Wilayah dan Majelis Pertimbangan Partai Wilayah dilakukan

berdasarkan:

a) Surat Keputusan DPP yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Pusat

selambat-lambatnya 20 (dua puluh) hari sejak usulan pengangkatan pengurus diterima oleh Dewan Pimpinan

Pusat yang diajukan oleh Formatur terpilih dalam Musyawarah Wilayah setelah memenuhi persyaratan, dengan

melengkapi/melampirkan:

1. Berita Acara Musyawaran Wilayah;

2. Berita Acara rapat Formatur yang ditanda tangani sedikitnya setengah tambah satu dari jumlah anggota

formatur;

3. Dalam hal adanya anggota formatur yang tidak bersedia menandatangani berita acara, dibuat berita acara

alasan penolakan penandatangani berita acara;

4. Surat pernyataan kesediaan menjadi pengurus oleh anggota pengurus yang diusulkan;

5. Surat Pengangkatan Dewan Pimpinan Cabang dan Majelis Pertimbangan Partai Cabang dilakukan

berdasarkan:

b) Surat Keputusan DPW yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah selambat-

lambatnya 20 (dua puluh) hari sejak usulan pengangkatan pengurus diterima oleh Dewan Pimpinan Wilayah yang

diajukan oleh Formatur terpilih dalam Musyawarah Kecamatan setelah memenuhi persyaratan dengan

melampirkan:

1. Berita Acara Musyawaran Cabang;

2. Berita Acara rapat Formatur yang ditanda tangani sedikitnya setengah tambah 1(satu) dari jumlah anggota

formatur;

3. Dalam hal adanya anggota formatur yang tidak bersedia menandatangani berita acara, dibuat berita acara

alasan penolakan penandatanganan berita acara;

4. Surat pernyataan kesediaan menjadi pengurus oleh anggota pengurus yang diusulkan;

(4) Surat Keputusan Pengangkatan Dewan Pimpinan tingkat Kemukiman dan Majelis Pertimbangan Partai tingkat

Kemukiman berdasarkan:

a) Surat Keputusan DPC yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang selambat-

lambatnya 20 (dua puluh) hari sejak usulan pengangkatan pengurus diterima oleh Dewan Pimpinan Cabang yang

diajukan oleh Formatur terpilih dalam Musyawarah tingkat setelah memenuhi persyaratan:

1. Berita Acara Musyawaran tingkat Kemukiman;

2. Berita Acara rapat Formatur yang ditanda tangani sedikitnya setengah lebih 1 (satu) dari jumlah anggota

formatur yang hadir;

3. Dalam hal adanya anggota formatur yang tidak bersedia menandatangani berita acara, dibuat berita acara

alasan penolakan penandatanganan berita acara;

4. Surat pernyataan kesediaan menjadi pengurus oleh anggota pengurus yang diusulkan;

(5) Surat Keputusan Pengangkatan DPG dan Majelis Penasihat Partai tingkat Gampong berdasarkan:

a) Surat Keputusan DPM yang ditanda tangani oleh Ketua dan Sekretaris DPM selambat-lambatnya 20

(dua puluh) hari sejak usulan pengangkatan pengurus diterima oleh Dewan Pimpinan tingkat Kemukiman yang

diajukan oleh Formatur terpilih dalam Musyawarah tingkat Gampong setelah memenuhi persyaratan:

1. Berita Acara Musyawaran tingkat Gampong;

2. Berita Acara rapat Formatur yang ditanda tangani sedikitnya setengah tambah 1 (satu) dari jumlah anggota

formatur yang hadir;

Page 29: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

3. Dalam hal adanya anggota formatur yang tidak bersedia menandatangani berita acara, dibuat berita acara

alasan penolakan penandatanganan berita acara;

4. Surat pernyataan kesediaan menjadi pengurus oleh anggota pengurus yang diusulkan;

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pimpinan partai sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam

Peraturan Partai.

BAB VIII

STRUKTUR PIMPINAN

Pasal 45

Kepemimpinan Kolektif

(1) Kepemimpinan Kolektif merupakan proses penggerakan kegiatan partai oleh pimpinan secara bersama dan sinergis

melalui pengambilan kebijakan dan keputusan kolektif dalam rapat-rapat partai;

(2) Setiap kebijakan dan keputusan yang telah diputuskan secara kolektif mengikat semua unsur partai dan perubahannya

wajib dilakukan melalui rapat;

(3) Setiap unsur partai wajib mentaati dan menjalankan keputusan partai dan bagi yang melanggar keputusan dan

kebijakan kolektif tersebut akan mendapat sanksi;

(4) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana yang dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dengan Pedoman Pengambilan

Kebijakan dan Keputusan Partai.

Pasal 46

Dewan Pimpinan Pusat

(1) DPP merupakan pimpinan tertinggi dalam memimpin partai untuk masa jabatan 5 (lima) tahun, dan dapat dipilih

kembali untuk masa jabatan 5 (lima ) tahun berikutnya dalam Kongres;

(2) Pengurus DPP berdomisili dimana tempat dan kedudukan DPP berada;

(3) Struktur DPP terdiri atas:

a) Dewan Pimpinan Harian yang meliputi:

1. Sekurang-kurangnya 1 (Satu) orang Ketua Umum;

2. Sekurang-kurangnya 7 (Tujuh) orang Ketua atau lebih;

3. Sekurang-kurangnya 1 (Satu) orang Sekretaris Umum;

4. Sekurang-kurangnya 7 (Tujuh) orang Sekretaris atau lebih, yang membidangi fungsi yang sama dengan fungsi

yang dilaksanakan oleh ketua;

5. Sekurang-kurangnya 1 (Satu) orang Bendahara Umum;

6. Sekurang-kurangnya 5 (Lima) orang Bneahara atau lebih;

Pasal 47

DEWAN PIMPINAN WILAYAH

(1) DPW merupakan pimpinan tertinggi di tingkat Kabupaten/Kota dalam memimpin partai untuk masa jabatan 5 (lima)

tahun, dan dapat dipilih kembali untuk masa jabatan 5 (lima) tahun;

(2) Struktur DPW terdiri atas:

a) Dewan Pimpinan Harian yang meliputi:

1. Sekurang-kurangnya 1 (Satu) orang Ketua;

2. Sekurang-kurangnya 5 (Lima) orang Wakil Ketua atau lebih;

(3) Sekurang-kurangnya 1 (Satu) orang Sekretaris;

(4) Sekurang-kurangnya 5 (Lima) orang Wakil Sekretaris atau lebih;

(5) Sekurang-kurangnya 1 (Satu) orang Bendahara;

(6) Sekurang-kurangnya 2 (Dua) orang Wakil Bendahara atau lebih.

Page 30: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

Pasal 48

Dewan Pimpinan Cabang

(1) DPC merupakan pimpinan tertinggi dalam memimpin partai untuk masa jabatan 5 (lima) tahun, dan dapat dipilih

kembali untuk masa jabatan 5 (lima) tahun;

(2) Struktur DPC terdiri atas:

Dewan Pimpinan Harian yang meliputi:

1. Sekurang-kurangnya 1 (Satu) orang Ketua;

2. Sekurang-kurangnya 2 (Dua) orang Wakil Ketua atau lebih;

(3) Sekurang-kurangnya 1 (Satu) orang Sekretaris;

(4) Sekurang-kurangnya 2 (Dua) orang Wakil Sekretaris atau lebih;

(5) Sekurang-kurangnya 1 (Satu) orang Bendahara;

(6) Sekurang-kurangnya 1 (Satu) orang Wakil Bendahara atau lebih.

Pasal 49

Dewan Pimpinan Mukim

(1) Dewan Pimpinan tingkat Kemukiman merupakan pimpinan tertinggi dalam memimpin partai untuk masa jabatan 5

(lima) tahun, dan dapat dipilih kembali untuk masa jabatan 5 (lima) tahun;

(2) Struktur DPM terdiri atas:

Dewan Pimpinan Harian yang meliputi:

1. Sekurang-kurangnya 1 (Satu) orang Ketua;

2. Sekurang-kurangnya 2 (Dua) orang Wakil Ketua atau lebih;

(3). Sekurang-kurangnya 1 (Satu) orang Sekretaris;

(4) Sekurang-kurangnya 2 (Dua) orang Wakil Sekretaris atau lebih;

(5) Sekurang-kurangnya 1 (Satu) orang Bendahara;

(6) Sekurang-kurangnya 1 (Satu) orang Wakil Bendahara atau lebih.

Pasal 50

Dewan Pimpinan Gampong

(1) Dewan Pimpinan tingkat Gampong merupakan pimpinan tertinggi dalam memimpin partai untuk masa jabatan 5 (lima)

tahun, dan dapat dipilih kembali untuk masa jabatan 5 (lima) tahun;

(2) Pengurus DPG wajib bertempat tinggal dimana tempat dan keduduka Dewan Pimpinan tingkat Gampong berada;

(3) Struktur DPG terdiri atas:

Dewan Pimpinan Harian yang meliputi:

1. Sekurang-kurangnya 1 (Satu) orang Ketua;

2. Sekurang-kurangnya 2 (Dua) orang Wakil Ketua atau lebih;

(4) Sekurang-kurangnya 1 (Satu) orang Sekretaris;

(5) Sekurang-kurangnya 2 (Dua) orang Wakil Sekretaris atau lebih;

(6) Sekurang-kurangnya 1 (Satu) orang Bendahara;

(7) Sekurang-kurangnya 1 (Satu) orang Wakil Bendahara atau lebih.

(8) Untuk pelaksanaan tugas pembidangan ketua-ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) butir (2) Dewan Pimpinan

Harian membentuk unit kerja yang meliputi:

BAB IX

KEPENGURUSAN DAN UNSUR PEMBANTU PIMPINAN

Pasal 51

Pembinaan Kabupaten/Kota dan Kerja Organisasi Kab/Kota

(1) Tugas pokok Pembina Kabupaten/Kota adalah:

Page 31: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

a) Unsur pembantu pimpinan partai.

b) Bertugas menjadi mediator dan fasilitator dalam hubungan antara pimpinan partai di tingkat Kabupaten/Kota dan

Kecamatan dengan DPP;

c) Supervisi dan Monitoring kinerja partai Kabupaten/Kota dan Kecamatan;

d) Memberikan laporan dan masukan kepada DPP terhadap masalah-masalah Kabupaten/Kota dan Kecamatan.

(2) Pembina Kabupaten/Kota ditentukan oleh Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat dengan komposisi sebagai berikut:

a) Ketua dan Sekretaris yang berasal dari DPP;

b) Anggota terdiri atas pengurus harian DPP, anggota Majelis PertimbanganPartai dan anggota Legislatif DPRA dari

Partai GRAM; dan

c) Ketua dan Sekretaris memimpin dan membagi kerja di antara anggota-anggota dalam melaksanakan fungsinya.

(3) Ketentuan tentang KORDINATOR KABUPATEN/KOTA di atur lebih lanjut dalam Peraturan Partai.

Pasal 52

Pembinaan Kecamatan dan Kerja Organisasi Kecamatan

(1) Tugas pokok Pembina Kecamatan adalah:

a) Unsur pembantu pimpinan partai.

b) Bertugas menjadi mediator dan fasilitator dalam hubungan antara pimpinan partai di tingkat Mukim dan Gampong

dengan Dewan Pimpinan Wilayah;

c) Supervisi dan mendinamisir kinerja partai Mukim dan Gampong;

d) Memberikan laporan dan masukan kepada DPW terhadap masalah-masalah ditingkat Kemukiman dan Gampong;

(2) Pembina Kecamatan ditentukan oleh Rapat Pleno Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota dengan komposisinya sebagai

berikut:

a) Ketua dan Sekretaris yang berasal dari DPW;

b) Anggota teridiri atas pengurus harian DPW, anggota Majelis Pertimbangan Partai Kabupaten/Kota dan anggota

Legislatif DPRK dari Partai GRAM.

(3) Ketua dan Sekretaris memimpin dan membagi kerja di antara anggota-anggota dalam melaksanakan fungsinya.

(4) Ketentuan tentang KORDINATOR KABUPATEN/KOTA diatur lebih lanjut dalam Peraturan Partai.

Pasal 53

Pembinaan dan Kerja Organisasi Kemukiman

(1) Tugas pokok Pembina Kemukiman adalah:

a) Unsur pembantu pimpinan partai.

b) Bertugas menjadi mediator dan fasilitator dalam hubungan antara pimpinan partai ditingkat Gampong dan Dusun

dengan Dewan Pimpinan Cabang;

Page 32: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

c) Supervisi dan mendinamisir kinerja partai ditingkat Gampong dan Dusun;

d) Memberikan laporan dan masukan kepada DPC terhadap masalah-masalah ditingkat Gampong dan Dusun;

(2) Pembina Kemukiman ditentukan oleh Rapat Pleno DPC dengan komposisi sebagai berikut:

a) Ketua dan Sekretaris yang berasal dari DPC;

b) Anggota terdiri atas pengurus harian DPC;

c) anggota Majelis Pertimbangan Partai Kecamatan; dan

d) Ketua dan Sekretaris memimpin dan membagi kerja di antara anggota-anggota dalam melaksanakan fungsinya.

(3) Ketentuan tentang KORDINATOR MUKIM diatur lebih lanjut dalam Peraturan Partai.

Pasal 54

Pembinaan Partai di Tingkat Gampong

Dan

Kerja Organisasi di Tingkat Gampong

(1) Tugas pokok Pembina tingkat Gampong adalah:

a) Unsur pembantu pimpinan partai;

b) Bertugas menjadi mediator dan fasilitator dalam hubungan antara pimpinan partai di tingkat dusun dan lorong

dengan Dewan Pimpinan tingkat Gampong;

c) Supervisi dan mendinamisir kinerja partai ditingkat Dusun dan Lorong;

d) Memberikan laporan dan masukan kepada DPG terhadap masalah-masalah ditingkat Dusun dan Lorong;

(2) Pembina Kecamatan ditentukan oleh Rapat Pleno Dewan Pimpinan Gampong dengan komposisinya sebagai berikut:

a) Ketua dan Sekretaris yang berasal dari DPG;

b) Anggota terdiri atas pengurus harian DPG, anggota Majelis Pertimbangan tingkat Gampong;dan

c) Ketua dan Sekretaris memimpin dan membagi kerja di antara anggota-anggota dalam melaksanakan fungsinya.

(3) Ketentuan tentang KORDINATOR TINGKAT GAMPONG diatur lebih lanjut dalam Peraturan Partai.

Pasal 55

Majelis Pertimbangan Partai

(1) MAJLIS PERTIMBANGAN PARTAI dibentuk ditingkat pusat, ditingkat Kabupaten/Kota disebut Majelis

Pertimbangan Partai Wilayah, ditingkat Kecamatan disebut Majelis Pertimbangan Partai Cabang, ditingkat

Kemukiman disebut Majelis Pertimbangan Partai Kemukiman dan ditingkat Gampong disebut Majelis Pertimbangan

Partai Gampong.

(2) Jumlah anggota Majelis Pertimbangan Partai ditingkat pusat terdiri atas sekurang-kurangnya 7 (tujuh) orang, tingkat

Kab/Kota sekurang-kurangnya 5 (lima) orang, tingkat Kecamatan, ditingkat Kemukiman dan tingkat Gampong

masing-masing sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang.

(3) Kepengurusan Majelis Pertimbangan Partai terdiri atas Ketua, Wakil Ketua dan Anggota berdasarkan kebutuhan;

(4) Mekanisme kerja Majelis Pertimbangan Partai meliputi:

a) Mekanisme pengambilan keputusan internal dapat dilakukan secara aklamasi atau voting;

b) Mekanisme pengawasan kepada pimpinan partai dapat dilakukan melalui: 1.

Surat tertulis kepada pimpinan partai; dan

Page 33: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

2. melalui pertemuan konsultasi yang rutin atau insidentil atau melalui rapat-rapat pimpinan atas permintaan

pimpinan Badan dan disetujui oleh pimpinan partai;

c) Ketentuan lebih lanjut akan ditetapkan dalam Peraturan MPP.

(5) Seluruh aktivitas majelis dalam melaksanakan tugasnya menjadi tanggung jawab dan memperoleh dukungan dari

sekretariat pimpinan partai;

(6) Masa bakti anggota MPP sama dengan masa bakti Dewan Pimpinan Partai.

BAB X

BADAN OTONOM, KOMITE AKSI DAN MAJELIS

Pasal 56

Badan Otonom

(1) Badan Otonom merupakan institusi yang mempunyai kedudukan mandiri, berhak mengatur dan mengelola sendiri

kerja lembaganya, tetapi harus:

a) Sesuai dengan asas, tujuan, sifat dan identitas Partai GRAM sebagaimana yang termaktub dalam AD/ART Partai

GRAM, dan

b) Dalam melakukan kegiatan Badan Otonom tidak boleh bertentangan dengan Garis-garis kebijakan Partai GRAM

disetiap jenjang organisasi.

(2) Badan Otonom dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Partai GRAM;

(3) Badan Otonom dapat dibentuk di setiap jenjang kepartaian;

(4) Hal-hal yang berkaitan dengan Badan Otonom di lebih lanjut diatur dalam Peraturan Partai.

Pasal 57

Komite Aksi

(1) Komite-komite aksi dibentuk oleh Pengurus Harian Partai di setiap jenjang organisasi kepartaian untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan tertentu dalam semua bidang kehidupan masyarakat untuk mencapai tujuan partai berdasarkan

ideologi partai, untuk masa tertentu;

(2) Pengurus dan anggota komite aksi direkrut dari anggota simpatisan dan relawan yang bersedia melakukan kegiatan

tertentu;

(3) Pengurus Komite Aksi ditetapkan dan dibubarkan dengan Surat Keputusan pimpinan partai dijenjang masing-masing;

(4) Komite Aksi memberikan laporan tertulis tentang kegiatannya kepada pimpinan partai secara berkala;

(5) Pimpinan partai perlu mendata dengan baik kinerja dan keikut sertaan mereka yang terlibat dalam Komite

Aksi sebagai salah satu faktor pendukung rekruitmen kader partai.

Pasal 58

Pengurus Partai

Pimpinan dan pengurus Partai GRAM berasal dari kader Partai dan tokoh basis utama Partai.

BAB XI

FRAKSI

Pasal 59

(1) Fraksi dibentuk oleh pimpinan partai;

(2) Pimpinan Fraksi ditunjuk dan ditetapkan oleh pimpinan partai atas kesepakatan beberapa pimpinan;

(3) Unsur dan fungsi Fraksi terdiri atas seorang Ketua, sekurang-kurangnya seorang Wakil Ketua, seorang Sekretaris dan

sekurang-kurang seorang Wakil Sekretaris, Bendahara dan sekurang- kurang seorang Wakil Bendahara;

(4) Tugas dan Fungsi Fraksi meliputi :

a) Melaksanakan ketentuan-ketentuan organisasi dan kebijakan pimpinan partai untuk fraksi gabungan;

Page 34: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

b) Melaksanakan kesepakatan-kesepatan antara partai di lembaga legislatif untuk fraksi gabungan;

c) Anggota fraksi wajib tunduk taat dan patuh kepada Garis kebijakan/ketentuan dan peraturan partai.

(5) Hal-hal yang berkaitan dengan fraksi diatur lebih lanjut dalam peraturan partai.

(1) Tata urutan peraturan partai :

1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;

2. Keputusan-keputusan Kongres lainnya;

3. Peraturan-peraturan partai;

4. Keputusan Raker Aceh (Pusat) lainnya;

5. Keputusan Pleno DPP Partai;

6. Keputusan Paripurna DPP Partai;

7. Keputusan Rapat Harian DPP Partai;

8. Keputusan-keputusan Musyawarah Wilayah Kabupaten/Kota lainnya;

9. Keputusan Raker Wilayah Kab/Kota lainnya;

10. Keputusan Pleno DPW Partai Kab/Kota;

11. Keputusan Paripurna DPW Partai Kab/Kota;

12. Keputusan Rapat Harian DPW Partai Kab/Kota;

13. Keputusan-keputusan Musyawarah Cabang lainnya;

14. Keputusan Raker DPC lainnya;

15. Keputusan Pleno DPC Partai;

16. Keputusan Paripurna DPC Partai ;

17. Keputusan Rapat Harian DPC Partai;

18. Keputusan-keputusan Musyawarah Kemukiman lainnya;

19. Keputusan Raker Kemukiman lainnya;

20. Keputusan Pleno DPKim Partai tingkat Kemukiman;

21. Keputusan Paripurna DPKim Partai tingkat Kemukiman;

22. Keputusan Rapat Harian DPKim Partai tingkat Kemukiman;

23. Keputusan-keputusan Musyawarah tingkat Gampong lainnya;

24. Keputusan Raker tingkat Gampong lainnya;

25. Keputusan Pleno DP tingkat Gampong;

26. Keputusan Paripurna DP tingkat Gampong;

27. Keputusan Rapat Harian DP tingkat Gampong;

Pasal 61

Untuk pertama kalinya Anggaran Rumah Tangga disahkan dalam Rapat Tim Sembilan sebagai pendiri Partai GRAM.

BAB XIII

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 62

Anggaran Rumah Tangga hanya dapat diubah dan disempurnakan dalam Kongres.

BAB XIV

PERATURAN PERALIHAN

Pasal 63

(1) Khusus dalam penyusunan kepengurusan DPP untuk periode Pertama (2016-2021) diputuskan dalam musyawarah dan

mufakat para pendiri Partai GRAM.

Page 35: (Partai GRAM) - infopemilu.kpu.go.id ART P GRAM... · 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

(2) Kelengkapan personalia pengurus DPP, Ketua dan Wakil Ketua serta Anggota MPP, Ketua dan anggota Mahkamah

Partai, ditetapkan oleh Pendiri Partai.

BAB XV

ATURAN TAMBAHAN

Pasal 64

Semua ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini mengikuti peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Pasal 65Bidang-bidang Kerja Partai

(1) Untuk melaksanakan tugas pembidangan kerja partai, masing-masing Ketua, Sekretaris, Wakil Ketua, Wakil Sekretaris

di setiap tingkatan kepengurusan membentuk bidang-bidang kerja partai dan disesuaikan dengan urutan serta

kebutuhan yang diperlukan;

(2) Bidang-bidang kerja partai terdiri atas:

1. Pemenangan Pemilu;

2. Pengembangan Organisasi dan Keanggotaan;

3. Perkaderan;

4. Sistem Informasi dan Komunikasi;

5. Hubungan antar lembaga dan pemerintah;

6. Koordinasi Penyelenggaraan Pemilu;

7. Hukum dan Advokasi;

8. Politik, Pertahanan dan Keamanan;

9. Survey, Penelitian dan Pengembangan;

10. Agama dan Kekhususan Aceh;

11. Ekonomi dan Koperasi;

12. Pendidikan;

13. Pemberdayaan Perempuan;

14. Pengembangan Seni, Budaya dan Pariwisata;

15. Usaha dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat;

16. Kepemudaan dan Olah Raga;

17. Kesehatan;

18. Pertanian, Perikanan, Perkebunan dan Kehutanan.

(3) Bidang-bidang kerja partai tingkatan kepengurusan disebut sebagai berikut;

1. Bidang-bidang kerja untuk tingkatan DPP disebut Pusat;

2. Bidang-bidang kerja untuk tingkatan DPW, DPC, DPM dan DPG disebut Badan.

BAB XVI

P E N U T U P

Pasal 66

(1) Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini harus melalui Kongres.

(2) Hal-hal yang belum di atur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Lainnya, diatur dalam

Peraturan Partai--------------------------------------------------------------------------------------------------------------.