part 4

5
Saadong, Djuhadiah. .... . Asuhan kebidanan Persalinan Normal & Patologi CARA PENGGUNAAN PARTOGRAF Pada waktu ibu datang untuk melahirkan, maka dilakukan pemeriksaan untuk menilai keadaan ibu dan janinnya. Pencatatan dilakukan pada kartu yang dilampiri partograf. Identitas dan keadaan ibu pada waktu datang ditulis pada partograf. a. Kondisi janin Denyut jantung janin, selaput ketuban, air ketuban dan penyusupan (molase) tulang kepala memberikan informasi tentang keadaan janin dalam persalinan. Tempat pencatatannya di bagian atas partograf. 1) Denyut jantung janin Pemeriksaan DJJ merupakan cara yang mana untuk mnegetahui kondisi janin, dan dianjurkan untuk dihitung dan dicatat di bagian partograf setiap 30 menit, setiap kotak mempresentasikan waktu 30 menit, jumlah DJJ sama dengan angkah di beelah kiri bagian kanan. DJJ normal adalah 120-160 kali per menit. Abnormalitas denyut jantung janin : Denyut jantung janin yang lebih dari 180 kali/menit atau kurang dari 100 kali/menit menunjukkan adanya gawat janin. Jika DJJ terdengar abnormal, anjurkan ibu untuk berbearing pada sisi kirinya. Pada persalinan kala I lakukan pemeriksaan DJJ setiap 15 menit segera setelah kontraksi selesai. Jika DJJ tetap abnormal, setelah 3 kali pemeriksaan, penolong harus mengambil tindakan yang sesuai. 2) Selaput ketuban dan air ketuban Keadaan air ketuban setelah selaput ketuban pecah dapat membantu dalam penilaian keadaan janin. Observasi padasetiap periksa dalam dan dicatatat dalam partograf dibawa tempat mencatat DJJ dengan menggunakan simbol- simbol : a) U : berarti selaput ketuban masih utuh (belum pecah)

Upload: anonymous-4w6t2kj

Post on 10-Jul-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PART4

TRANSCRIPT

Page 1: part 4

Saadong, Djuhadiah. .... . Asuhan kebidanan Persalinan Normal & Patologi

CARA PENGGUNAAN PARTOGRAF

Pada waktu ibu datang untuk melahirkan, maka dilakukan pemeriksaan untuk menilai keadaan ibu dan janinnya. Pencatatan dilakukan pada kartu yang dilampiri partograf. Identitas dan keadaan ibu pada waktu datang ditulis pada partograf.

a. Kondisi janinDenyut jantung janin, selaput ketuban, air ketuban dan penyusupan (molase) tulang kepala memberikan informasi tentang keadaan janin dalam persalinan. Tempat pencatatannya di bagian atas partograf.1) Denyut jantung janin

Pemeriksaan DJJ merupakan cara yang mana untuk mnegetahui kondisi janin, dan dianjurkan untuk dihitung dan dicatat di bagian partograf setiap 30 menit, setiap kotak mempresentasikan waktu 30 menit, jumlah DJJ sama dengan angkah di beelah kiri bagian kanan. DJJ normal adalah 120-160 kali per menit.Abnormalitas denyut jantung janin :Denyut jantung janin yang lebih dari 180 kali/menit atau kurang dari 100 kali/menit menunjukkan adanya gawat janin. Jika DJJ terdengar abnormal, anjurkan ibu untuk berbearing pada sisi kirinya. Pada persalinan kala I lakukan pemeriksaan DJJ setiap 15 menit segera setelah kontraksi selesai. Jika DJJ tetap abnormal, setelah 3 kali pemeriksaan, penolong harus mengambil tindakan yang sesuai.

2) Selaput ketuban dan air ketubanKeadaan air ketuban setelah selaput ketuban pecah dapat membantu dalam penilaian keadaan janin. Observasi padasetiap periksa dalam dan dicatatat dalam partograf dibawa tempat mencatat DJJ dengan menggunakan simbol-simbol :a) U : berarti selaput ketuban masih utuh (belum pecah)b) J : berarti warna air ketuban masih jernihc) M : Cairan ketuban bercampur mekoniumd) D : cairan ketuban bercampur darahe) K : tidak ada cairan atau kering

Jika pada pemeriksaan air ketuban kering, atau bercampur mekonium, lakukan pemeriksaan DJJ lebih sering karena ini merupakan tanda gawat janin.

3) Molase (penyusupan) kepala janinMolasie (penyusupan) tulang-tulang kepala janin merupakan tanda penting untuk menentukan apakah kepala janin sesuai dengan panggul ibu, semakin banyak tulang kepala janin yang tumpang tindih semakin kuat bukti yang menunjukkan bahwa janin dan panggul ibu tidak sesuai. Ini mungkin merupakan suatu tanda bahwa janin tidak dapat melewati panggul ibu.Simbol-simbol yang dicatat dalam partografa) 0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dirabab) 1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhanc) 2 : tulang-tulang kepala hanya saling tumpang tindih tapi masih dapat

dipisahkan

Page 2: part 4

d) 3 : tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkanb. Kemajuan persalinan

1) Pembukaan serviksKala I persalinan dibagi dalam fase laten dan fase aktifa) Fase laten terjadi ketika pembukaan serviks sebesar 0-3 cmb) Fase aktif bila pembukaan sebesar 4-10 cm

1. Pengisian partograf mulai pada saat fase aktif.Adapun bagian-bagian grafik yang harus diketahui untuk pengisian pembukaan dan penurunan kepala antara lain adalah :a) Sepanjang garis paling bawah terdapat angka 0-16 untuk jam waktu persalinan.

Nomor/kotak mewakili 1 jamb) Sepanjang garis di sebelah kiri pada pembukaan serviks nampak angka 0-10,

yang berarti tiap angka/kotak adan pembukaan 1 cm.c) Pada grafik terdapat 2 garis tabel, yaitu :

1) Garis waspada, berupa garis diagonal yang dimulai pada pembukaan serviks 4 cm pada jam pertama sampai pada pembukaan serviks 10 cm pada jam ke 6

2) Garis tindakan, berupa garis diagonal yang sejajar dengan garis waspada yang dimulai dari titik pembukaan 4 cm pada jam sampai ke titik pembukaan 10 cm pada jam ke 10

2. Cara mencatat pembukaan serviks pada partografa) Dimulai dengan temuan hasil yang langsung dicatat pada garis waspada sesuai

dengan besarnya pembukaan. Pencatatan pembukaan serviks berdasarkan pemeriksaan dalam dituliskan dengan tanda “X” pada garis waspada. Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam jika tidak ada indikasi lain

b) Pencatatan pembukaan serviks pada “garis waspada” dan pada waktu pemeriksaan ditulis di bagian bawah dari tanda “X” pada kolom waktu.

Bila pembukaan 4cm dn penilaian HIS :a) <4x <40 detik

Tunda pengisian sampai 1 jam, kemudian nilai ulang, apabila his masih sama berarti belum masuk fase aktif. Lanjutkan tunda lagi sampai 3 jam, lalu pemeriksaan dalam dan hitung his ulang kemudian tulis hasilnya.

b) <4x >40 detikTunda pengisian sampai 1 jam, kemudian nilai ulang, apabila his masih sama hasilnya ditulis saja. Dengan penambahan diagnosa “inesia uteri hipotonik)

2) Turunnya kepala janinJika kemajuan persalinan normal, pembukaan serviks harus diikuti dengan turunnya kepala janin. Turunnya kepala janin diikuti dengan pemeriksaan luar dengan memperhatikan bagian jari-jari dapat melingkupi kepala-bagian kepala yang belum masuk ke dalam panggul. Pencatatan turunnya kepala janin dilakukan dengan menggunakan tanda “O” disisi kiri dari bagian yang sama untuk mencatat

Page 3: part 4

pembukaan serviks, terdapat kata-kata “turunnya kepala” dengan garis jelas 0-5, berikan tanda “O” pada angka 5 jika pada pemeriksaan 4 jam kemudian hanya 4 jari yang dapat melingkari kepala, bubuhkan tanda “O” pada gari yang sama dengan pemeriksaan dalam, pada angka 4.

3) HisUntuk menghasilkan kemajuan persalinan, diperlukan his yang adekuat. Pada

persalinan normal, his akan menjadi makin sering dan makin lama.a) Pemeriksaan his : harus dilakukan dalam tiap jam dalam fase laten dan setiap 30

menit dalam fase aktif, untuk :1) Frekuensi ... beberapa banyak frekuensi hisa dalam 10 menit2) Lama his ... beberapa lamanya his terjadi dalam hitungan detil

b) Catatan pada partografPada kolom waktu di bagian bawah terdapat lima kotak parallel. Pada sisi kiri dari kotak-kotak tersebut tertulis “kontraksi uterus dalam 10 menit”. Setipa kotak mempresentasikan 1 kontraksi. Jika dalam pemeriksaan terdapat 2 kontraski dalam 10 menit, maka dalam kotak harus diisi dengan simbol kontraski sebagai berikut :

20 detik 20–40 detik 40 detik

1. Pemeriksan kontraksi uterus dilakukan terhadap frekuensi dan lama kontraksi setiap 1 jam dalam fase laten dan setiap 30 menit dalam fase aktif

2. Frekuensi dihitung dalam 10 menit3. Pencatatan dilakukan tepat di kolom waktu yang sesuai dengan jam

pemeriksaan

4) Kondisi ibuSemua hasil pemeriksaan kondisi bu dicatat pada tempatnya, yang berada di abgian bawah partografa) Denyut nadi - tekanan darah - suhu tubuh

Denyut nadi : diukur setiap setengah jamTekanan darah : diukur setiap 4 jamSuhu tubuh : diukur setiap 4 jam

b) Urin – volume – dan proteinPemeriksaan volume urin : beritahukan ibu berkemih setiap 2-4 jam Pemeriksaan protein : jika terdapat tanda eklamsi/preeklampsi dan jika sarana untuk pemeriksaan ini ada

c) Obat dan cairanCairan oral : diberikan setiap jamCairan intravena: bila perlu

Page 4: part 4

Obat-obatan : bila perlu