parit

Upload: sulfah-anjarwati

Post on 19-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Pedoman Teknis Dam Parit 2006 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA 1

    I. I. I. I. PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Salah satu permasalahan fundamental dalam pengembangan usaha pertanian adalah ketersediaan air menurut

    ruang dan waktu. Air bagi tanaman maupun ternak merupakan faktor utama yang menentukan tingkat

    keberhasilan usaha tani, terlebih pada kawasan pertanian lahan kering yang air merupakan kendala utamanya.

    Usaha tani pada kawasan lahan kering sangat tergantung dari pasokan air dari curah hujan sepanjang tahun.

    Oleh karena itu kemampuan pengelolaan air hujan dan pemanfaatannya sepanjang untuk pengembangan

    komoditas bernilai ekonomi tinggi merupakan kunci sukses keberhasilan pengembangan lahan kering dan

    tadah hujan. Salah satu teknologi tepat guna yang murah, praktis dan mudah dilakukan dengan teknologi

    sederahan di tingkat petani adalah pembangunan dam parit.

    Prinsip dasar konservasi air adalah penggunaan air yang jatuh ke permukaan tanah untuk pertanian

    (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan) dan pengaturan waktu aliran seefisien

    mungkin sehingga tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau

    (Arsyad, 2000). Dalam aplikasinya, penerapan konservasi air dapat dilakukan melalui modifikasi kondisi

    biofisik untuk menghasilkan karakteristik hidrologi (hidrological characteristic) setempat yang diinginkan.

    Artinya, penerapan konservasi air di lapangan dapat dimodifikasi sesuai dengan kondisi fisik, sosial

    ekonomi, budaya dan teknologi yang tersedia.

    Salah satu wujud dari konservasi air di lapangan adalah pembangunan dam parit. Prinsip dari bangunan ini

    adalah memanen hujan dan aliran permukaan (water harvesting) yang mengalir karena melebihi daya

    tampung DAS untuk selanjutnya digunakan sebagai sumber air/suplesi irigasi pada musim kemarau.

    Pembangunan dam parit juga ditujukan untuk, dapat mengurangi banjir melalui penurunan debit puncak

    (peak discharge) dan memperpanjang waktu menuju debit puncak (time to peak discharge) DAS (Irianto.,

    et al., 2000).

    Untuk mendayagunakan air hasil water harvesting dan meningkatkan nilai tambah, maka direkomendasikan

    pengembangan usaha komoditas bernilai ekonomi tinggi baik berupa tanaman palawija, hortikultura

    semusim, tanaman perkebunan semusim atau dapat juga untuk mendukung usaha peternakan.

    B. Tujuan

    1. Memanen air hujan dan aliran permukaan untuk meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman dan atau

    ternak terutama pada saat musim kemarau atau saat debit air di parit sudah semakin kecil.

    2. Meningkatkan luas tanam, indek pertanaman dan produktivitas lahan

  • Pedoman Teknis Dam Parit 2006 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA 2

    C. Sasaran

    1. Terlaksananya konservasi air untuk meningkatkan ketersediaan air terutama pada saat musim kemarau

    2. Terealisasinya peningkatan luas tanam. indek pertanaman dan produktivitas lahan

    D. Keluaran (Output)

    Terbangunnya dam parit sebagai sumber air di kawasan pertanian untuk mendukung usaha pertanian.

    E. Hasil (Outcome)

    Diharapkan dengan terselenggaranya kegiatan ini ketersediaan air untuk pertanian khususnya pada musim

    kemarau lebih tersedia dan atau meningkat.

    F. Manfaat (Benefit)

    Usaha pertanian meningkat baik luas tanam, produktivitas maupun indek pertanamannya khususnya di

    musim kemarau.

    G. Dampak (Impact)

    Meningkatnya produksi dan pendapatan usaha tani

    H. Pengertian-Pengertian

    Dalam pedoman umum ini akan dijumpai istilah-istilah yang memiliki pengertian sebagai berikut :

    1. Dam parit

    Dam parit adalah suatu bangunan konservasi air berupa bendungan kecil pada parit-parit alamiah yang

    dapat menahan air atau menampung air pada saat musim hujan dan menyimpannya untuk

    dipergunakan pada saat musim kemarau

    2. Dinas Pertanian

    Dinas Pertanian adalah Dinas yang di dalam tugas pokok dan fungsinya mendapat mandat di bidang

    Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan.

  • Pedoman Teknis Dam Parit 2006 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA 3

    II.II.II.II. LOKASI PENGEMBANGANLOKASI PENGEMBANGANLOKASI PENGEMBANGANLOKASI PENGEMBANGAN

    A. Persyaratan Lokasi

    - Merupakan daerah sentra pengembangan pertanian dan rawan kekeringan.

    - Terdapat parit-parit alamiah pada daerah yang mempunyai kemiringan sedang s/d tinggi.

    - Letak dam parit memperhatikan aspek optimalisasi penampungan air, optimasi konstruksi dan

    kemudahan distribusi air untuk suplemen irigasi.

    B. Persyaratan Petani dan Kelompok Tani

    - Berdasarkan hasil survey lokasi terpilih, maka diseleksi petani dan kelompok tani yang mampu

    menyediakan alur dan lahan untuk pembangunan saluran air di dam parit ke lahan usaha tani yang

    dinyatakan dengan surat pernyataan.

    - Mampu mengoperasikan, memelihara bangunan secara berkelompok dan bersedia menanggung biaya

    operasional dan pemeliharaan yang dinyatakan dengan surat pernyataan.

    - Konsisten dan mempunyai komitmen tinggi terhadap peraturan yang disepakati bersama antar petani

    dan pembina.

  • Pedoman Teknis Dam Parit 2006 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA 4

    III.III.III.III. PELAKSANAANPELAKSANAANPELAKSANAANPELAKSANAAN

    Tahapan pelaksanaan meliputi: (a) persiapan (b) penentuan calon lokasi dan calon petani (c) pencatatan

    koordinat lokasi (d) pelaksanaan survei investigasi dan desain (SID) (e) pelaksanaan pengadaan bahan dan

    peralatan (f) pelaksanaan konstruksi.

    A. Persiapan

    Pada tahap persiapan ini kegiatankegiatan yang perlu dilakukan meliputi :

    1. Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan

    Penanggung Jawab Kegiatan yaitu Dinas Pertanian Kabupaten/Kota menyusun rencana pelaksanaan

    kegiatan yang menyangkut aspek lokasi, kebutuhan biaya, jadwal pelaksanaan dan lain-lain (Rencana

    Operasional/RO).

    2. Penunjukan pelaksana

    Penunjukan pelaksana pengadaan bahan dilakukan oleh Kepala Dinas Kabupaten sebagai

    Penanggung Jawab Kegiatan berdasarkan prosedur dan aturan yang berlaku. Sedangkan penunjukan

    kelompok kerja padat karya mengacu pada persyaratan petani/kelompok tani.

    Penanggung Jawa Kegiatan diharapkan juga menunjuk tenaga ahli bangunan sebagai pengawas.

    Biaya yang timbul untuk itu agar disediakan dari APBD.

    3. Pembiayaan

    Biaya yang telah tersedia digunakan untuk upah pekerja (Padat Karya ) sebesar 50 % dan Pembelian

    bahan bangunan sebesar 50 %.

    B. Penentuan Calon Lokasi dan Calon Petani

    Penanggung Jawab Kegiatan (Dinas Pertanian Kabupaten/kota) menentukan calon lokasi dan calon petani

    sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

    C. Pencatatan Koordinat Lokasi

    Lokasi dam parit yang akan dibuat supaya dicatat koordinat geografisnya yang meliputi lintang, bujur

    serta ketinggian lokasi (dpl) dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) atau dengan

    ekstrapolasi peta topografi yang tersedia. Data koordinat dam parit ini selanjutnya diperlukan untuk

    menyusun sistem basis data pengelolaan lahan dan air sekaligus memantau kinerja pelaksanaan

    kegiatan yang telah berjalan.

    D. Pelaksanaan Survei Investigasi dan Desain (SID)

    Survei Investigasi dan Desain dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/kota. SID diusahakan

    sesederhana mungkin agar dapat dibaca oleh pelaksana (petani/kelompok tani) di lapangan. Biaya

    yang timbul untuk pelaksanaan kegiatan SID disediakan dari dana APBD.

  • Pedoman Teknis Dam Parit 2006 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA 5

    E. Pelaksanaan Pengadaan Bahan dan Peralatan

    Pengadaan bahan dan peralatan dilakukan untuk pembangunan dam parit harus mengacu peraturan yang

    berlaku.

    F. Pelaksanaan Konstruksi

    Konstruksi pembangunan dam parit dilakukan oleh pelaksana yang telah ditunjuk (kelompok tani). Sedapat

    mungkin dilakukan secara swakelola (padat karya) agar petani mampu mengembangkan dam parit dan

    merasa ikut memiliki sejak dini.

    G. Operasional dan Pemeliharaan

    Operasional dan pemeliharaan dam parit yang telah selesai dibangun dilakukan oleh petani/kelompok tani

    pengelola dam parit. Beberapa komponen pemeliharaan dam parit adalah :

    1. Membuka pintu air jika debit air tinggi, bahkan kalau musim penghujan pintu air dibiarkan terbuka saja.

    Langkah ini adalah untuk menjaga agar bangunan dam parit tidak hancur oleh tekanan air yang tiba-

    tiba besar.

    2. Membersihkan endapan/kotoran yang ada di bangunan dam parit.

    3. Sedini mungkin memperbaiki bangunan yang rusak akibat pengikisan. Biasanya pengikisan sering

    terjadi di bagian ujung limpasan air.

    H. Pembinaan dan Pengendalian

    1. Pembinaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan percontohan pengembangan dam parit dalam

    rangka antisipasi kekeringan sehari-hari di kabupaten dilakukan oleh penanggungjawab kegiatan

    Pengembangan dam parit (Kepala Dinas Pertanian Kabupaten) berkoordinasi dengan instansi teknis

    terkait .

    2. Pembinaan dan pengendalian terhadap pengelolaan keuangan harus dilakukan secara intensif dan

    efektif untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan penyelewengan yang mengakibatkan kerugian

    negara.

    3. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan fisik dilakukan oleh pengawas lapangan Pengembangan dam

    parit yang telah ditunjuk.

  • Pedoman Teknis Dam Parit 2006 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA 6

    IV.IV.IV.IV. TEKNIS KEGIATAN FISIKTEKNIS KEGIATAN FISIKTEKNIS KEGIATAN FISIKTEKNIS KEGIATAN FISIK

    A. Teknologi Dam Parit

    Dam parit (channel reservoir) adalah suatu bangunan konservasi air yang dapat menahan air atau

    menampung air pada saat musim hujan dan menyimpannya untuk dipergunakan pada saat musim kemarau

    sebagai sumber irigasi. Untuk dapat berfungsi dengan baik maka penentuan lokasi dam parit dilakukan

    berdasarkan kondisi topografi setempat, jadi sangat spesifik.

    Dam parit bisa dibangun pada alur sungai atau pada lahan yang tidak produktif, sehingga tidak mengurangi

    areal lahan pertanian karena adanya dam parit. Posisi dam parit ditetapkan dengan memperhitungkan tiga

    hal :

    1. Kapasitas tampung air maksimal dam parit.

    2. Distribusi air untuk suplemen irigasi.

    3. Biaya yang efisien.

    Prinsip dam parit adalah menampung kelebihan air pada musim hujan berupa aliran permukaan (run off)

    dan menahan air lebih lama berada di hulu, agar dapat mengisi cadangan air tanah (recharging). Bila air

    yang tersedia sepanjang tahun atau berada di permukaan tanah akan memudahkan petani untuk

    melakukan budidaya dan perencanaan yang baik, maka peluang untuk meningkatkan produktifitas lahan

    meningkat.

    Efisiensi pemanen air DAS akan lebih meningkat apabila dam parit dibuat secara bertingkat (cascade) atau

    dam parit linier dalam cascade sesuai dengan topografi yang ada (Irianto., et al., 2001). Air yang dapat

    dipanen pada dam dam parit pertama akan dialirkan secara gravitasi ke lahan irigasi tanaman dan

    kelebihan air yang tidak tertampung di dam parit 1 akan mengalir mengikuti sungai alamiah yang kemudian

    akan ditampung kembali di dam parit ke 2. Demikian seterusnya, air lebih dari dam parit ke 2 akan

    ditampung kembali di dam parit ke 3. Jadi prinsipnya, air hujan ditampung sebagai sumber air irigasi

    seefisien mungkin, dan yang mengalir ke laut sesedikit mungkin. Secara totalitas,, air hujan yang jatuh ke

    permukaan tanah digunakan semaksimal mungkin dan hanya sedikit yang terbuang atau tidak

    dimanfaatkan. Konsep demikian dikenal dengan istilah penggunaan kembali (reuse) sumber daya air yang

    bertujuan untuk meningkatkan secara maksimal nilai tambah air dan meminimalkan resiko pertanian. Untuk

    lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram alir dan ilustrasi pada Gambar 1.

  • Pedoman Teknis Dam Parit 2006 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA 7

    Gambar 1. Ilustrasi Dam Parit Bertingkat (Sumber Balitklimat., 2004)

    B. Komponen Bangunan Dam Parit

    Bangunan dam parit sekurang-kurangnya terdiri dari :

    1. Talud/Jagaan (free board), berfungsi untuk menjaga pinggir parit tidak tergerus oleh air dan akan

    menjadi pegangan bangunan bendung.

    2. Bangunan bendung/tanggul, berfungsi untuk membendung aliran/meninggikan muka air di parit.

    3. Pengendali/Pintu Air, berfungsi untuk mengendalikan muka air di dalam parit untuk dialirkan ke lahan

    usaha tani melalui saluran irigasi. Pengendali/pintu air ini dapat dibangun di pinggir atau di tengah

    tanggul.

    4. Saluran irigasi/drainase, berfungsi menyalurkan air dari bendung ke lahan usaha tani.

    Sebagai ilustrasi, Gambar 2 menyajikan contoh dam parit yang telah berhasil dibangun di Indonesia.

    Gambar 2. Beberapa contoh bangunan Dam Parit yang ada di Indonesia

  • Pedoman Teknis Dam Parit 2006 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA 8

    V.V.V.V. MONITORING DAN EVALUASIMONITORING DAN EVALUASIMONITORING DAN EVALUASIMONITORING DAN EVALUASI

    A. Indikator Kinerja

    Beberapa indikator kinerja yang dipergunakan sebagai ukuran untuk menilai kinerja kegiatan Pengembangan

    Dam parit ini adalah :

    1. Terbangunnya dam parit untuk pertanian

    2. Meningkatnya ketersediaan air untuk pertanian di musim kemarau

    3. Meningkatnya luas tanam, indek pertanaman dan produktivitas lahan pasca pembangunan dam parit

    3. Meningkatnya pengetahuan mengenai teknologi dam parit untuk pertanian bagi petanimaupun petugas

    daerah.

    B. Evaluasi

    Evaluasi dilakukan terhadap keseluruhan kegiatan Pengembangan Dam parit yang meliputi kegiatan

    perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.

    1. Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan perencanaan meliputi antara lain pemilihan lokasi, sosialisasi, rencana pembiayaan, dukungan dari pemerintah daerah setempat dan lain-lain.

    2. Evaluasi terhadap pelaksanaan meliputi kegiatan persiapan, penyusunan rencana kegiatan, organisasi proyek, tugas dan fungsi pelaksana, pengadaan dan penggunaan bahan/alat, pelaksanaan kegiatan

    fisik, produktivitas pekerjaan dan lain-lain.

    3. Evaluasi terhadap pengendalian dan pengawasan meliputi peranan pengawasan, teknis pelaksanaan pekerjaan fisik dan lain-lain.

    4. Evaluasi kegiatan Pengembangan Dam parit akan dilaksanakan di masing-masing propinsi pelaksana Pengembangan Dam parit.

    C. Pelaporan

    Laporan diperlukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai sasaran yang

    telah ditetapkan. Adapun macam laporan adalah laporan pelaksanaan dan laporan akhir. Laporan ini berisi

    antara lain data dan informasi tentang perkembangan pelaksanaan fisik dan keuangan.

    Laporan-laporan tersebut ditujukan ke Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan Propinsi dengan tembusan

    Ditjen Pengelolaan Lahan dan Air Cq. Direktorat Pengelolaan Air dengan alamat Jl. Taman

    Margasatwa No. 3 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

    Laporan akhir / paripurna

    Setelah pelaksanaan Pengembangan Dam Parit selesai, penanggung jawab kegiatan di tingkat kabupaten

    wajib menyiapkan dan menyampaikan laporan akhir pelaksanaan program Pengembangan Dam Parit baik

    dari segi fisik maupun keuangan. Laporan akan lebih informative dan komunikatif bila dilengkapi dengan

    foto-foto dokumentasi, minimal kondisi sebelum dan setelah pelaksanaan kegiatan.

  • Pedoman Teknis Dam Parit 2006 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA 9

    VI.VI.VI.VI. PENUTUPPENUTUPPENUTUPPENUTUP

    1. Mengingat pembangunan dam parit ini merupakan kegiatan pendukung usaha agribisnis pertanian,

    khususnya dalam antisipasi penyediaan air untuk pertanian pada saat musim kemarau maka seluruh

    jajaran yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat bekerja dengan

    penuh tanggungjawab yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat pertanian .

    2. Untuk terwujudnya pelaksanaan yang efisien dan efektif, setiap penanggungjawab kegiatan menyusun

    rencana pelaksanaan kegiatan secara terinci.

    3. Apabila terjadi perubahan-perubahan rencana fisik dan hal-hal yang belum jelas, dan belum tertuang

    dalam Pedoman Umum ini agar segera berkonsultasi kepada koordinator tingkat Propinsi (Dinas

    Pertanian/Perkebunan/Peternakan Propinsi) atau Penanggungjawab Program/Teknis di tingkat Pusat.

  • Pedoman Teknis Dam Parit 2006 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA 10

    DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA

    Irianto, G. 2000. Rainfall-Runoff Harvesting for Improving Upland Agriculture Productivity And Controlling Floods And Droughts. Berita Biologi, Vol 5. (1) 29-39. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

    Irianto, G., J. Duchesne., F. Forest., P. Perez., C. Cudennec., T. Prasetyo and S. Karama. 1999. Rainfall and Runoff Harvesting for Controlling Erosion and Sustaining Upland Agriculture Development. Paper presented at the 10th International Soil Conservation Organization Conference, 23-28 May 1999, West Lafayette, Indiana USA.

    Irianto, G., P. Perez and Duchesne. 2001. Modeling the influence of irrigated terrace on the hydrological response of a small basin. Environmental Modeling and Software 16 (2001). Elsevier Science Ltd. p.31-36

    Nono Sutrisno, 2004. Pendekatan Konservasi Air Melalui Pengembangan Dam Parit. Makalah konservasi air

    Direktorat Pemanfaatan Air Irigasi, 2004