parasitologi

8
Toxoplasma gondii I. Hospes dan Nama Penyakit Manusia, mammalia lain, dan burung merupakan hospes perantara T.gondii, sedangkan kucing serta hewan yang termasuk famili felidae lainnya merupakan hospes definitifnya.T.gondii merupakan parasit yang dapat menyebabkan penyakit toxoplasmosis baik toxoplasmosis kongenital maupun toxoplasmosis akuisita. II. Morfologi Toxoplasma gondii merupakan protozoa obligat intraseluler. Pada umumnya Toxoplasma gondii ditemukan intraseluler namun bisa juga ditemukan ektraseluler. Di dalam sel bisa tunggal, berpasangan atau berkelompok. Secara morfologiT.gondii memiliki 2 stadium utama, yang dapat ditemukan pada hospes perantara dan hospes definitif , yaitu tropozoit dan kista serta 1 stadium yang hanya ditemukan pada hospes definitif saja, yaitu ookista Toxoplasma gondii terdapat dalam tiga bentuk, yaitu: a. Takizoit (bentuk poriferatif) Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dengan ujung yang lain agak membulat. bentuk ini berukuran 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron, mempunyai selaput sel, satu inti yang terletak di tengah dibagian tengah bulan sabit dan beberapa organel lain seperti mitokondria dan badan golgi (Levine, 1990). tidak mempunyai kinetoplas dan sentrosom serta tidak berpigmen. bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes intermediet dan hospes definitif. takizoit ditemukan pada infeksi akut dalam berbagai jaringan tubuh. takizoit dapat masuk ke setiap sel berinti pada tubuh hospesnya.

Upload: yunita-fatmala

Post on 23-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

toxoplasma gondii

TRANSCRIPT

Toxoplasma gondii

I. Hospes dan Nama PenyakitManusia, mammalia lain, dan burungmerupakan hospes perantaraT.gondii, sedangkan kucing serta hewan yang termasuk famili felidae lainnya merupakan hospes definitifnya.T.gondiimerupakan parasit yang dapat menyebabkan penyakit toxoplasmosis baik toxoplasmosis kongenital maupun toxoplasmosis akuisita.

II. Morfologi Toxoplasma gondii merupakan protozoa obligat intraseluler. Pada umumnyaToxoplasma gondiiditemukan intraseluler namun bisa juga ditemukan ektraseluler. Di dalam sel bisa tunggal, berpasangan atau berkelompok. Secara morfologiT.gondiimemiliki 2 stadiumutama, yang dapat ditemukan pada hospes perantara dan hospes definitif , yaitu tropozoit dan kista serta 1 stadium yang hanya ditemukan pada hospes definitif saja, yaitu ookistaToxoplasma gondii terdapat dalam tiga bentuk, yaitu: a. Takizoit (bentuk poriferatif) Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dengan ujung yang lain agak membulat. bentuk ini berukuran 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron, mempunyai selaput sel, satu inti yang terletak di tengah dibagian tengah bulan sabit dan beberapa organel lain seperti mitokondria dan badan golgi (Levine, 1990). tidak mempunyai kinetoplas dan sentrosom serta tidak berpigmen. bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes intermediet dan hospes definitif. takizoit ditemukan pada infeksi akut dalam berbagai jaringan tubuh. takizoit dapat masuk ke setiap sel berinti pada tubuh hospesnya.

b. Kista (berisi bradizoit) Kista dibentuk di dalam sel hospes apabila takizoit yang membelah telah membentuk dinding. ukuran kista yang dibentuk bisa berbeda-beda. ada kista yang berukuran kecil dan berukuran besar. kista dapat berisi sekitar 3000 bradizoit. Kista dalam tubuh hospes dapat ditemukan seumur hidup terutama di otak, otot jantung dan otot lurik. Kista di bagian otak berbentuk lonjong atau bulat, tetapi bentuk kista mengikuti bentuk sel otot. kista merupakan stadium istirahat pada Toxoplasma gondii.Ookista berbentuk lonjong, berukuran 11-14 x 9-11 mikron (Levine, 1990).c. Ookista (berisi sporozoit)Ookista mempunyai dinding, berisi satu sporoblas yang membelah menjadi dua sporoblas. Pada perkembangan selanjutnya kedua sporoblas membentuk dinding dan menjadi sporokista. Masing-masing sporokista tersebut berisi 4 sporozoit yang berukuran 8 x 2 mikron dan sebuah benda residu (Frenkel, 1989 ; Levine, 1990).III. Daur HidupDalam daur hidupT.gondiimemerlukan dua jenis hospes yang berbeda, yaitu manusia , mamalia lain dan burung sebagai hospes perantara sedangkankucing serta hewan famili felidae sebagai hospes definitif.

Pada tubuh kucing terjadi kedua macam reproduksi yaitu reproduksi aseksual (skizogoni/endodeogeni) dan seksual (gametogoni) yang kesemuanya terjadi pada epitel usus muda.Reproduksi aseksual dilakukan oleh takizoit dan bradizoit di dalam sel/intraseluler sedangkan reproduksi seksual menghasilkan makrogamet/zigot yang akan ditemukan padatinja kucing dalam bentuk ookistasehingga pada tubuh kucingakanditemukan semua stadium (takizoit, bradizoit, pseudokista, kista dan ookista) sedangkan pada tubuh hospes perantarahanya mengalami reproduksi aseksual saja sehingga tidak akanditemukan bentuk ookista.Tropozoit membentuk kelompok menempati berbagai jaringan hospes perantara dan mengadakan pembelahan secara aktif maka terbentuklahpseudokistayang banyak mengandungtakizoit (bentuk yang membelah cepat), kecepatan takizoit membelah berkurang secara berangsur maka terbentuklah kista yang mengandungbradizoit(bentuk yang membelah perlahan). Pseudokista dapat dibedakan dengan kista, pseudokista merupakan sel tuan rumah yang menggembung karena adanya multiplikasi parasit yang cepat (berisi takizoit), dan terbatas pada infeksi akut sedangkan kista terjadi pada infeksi kronis terutama dalam otak dan paru-paru, dinding kista dibentuk sebagai hasil sekresi dari parasit sehingga kista memiliki dinding yang lebih kuat, liat dan tidak mudah pecah dibanding pseudokista yang memiliki dinding tipis dan mudah pecah karena berasal dari sel hospes, jika pseudokista pecah parasit dapat keluar menyerang sel yang lain.Ookista dikeluarkan bersama tinja kucing dan belum mengalami sporulasi sehingga masih bersifat tidak infektif, sporulasi terjadi pada suhu kamar dalam waktu 3-4 hari membentuk 2 sporoblast dan dari tiap sporoblast membentuk 4 sporozoit (Krahenbuhl dan Remington, 1982). Ookista ini relatif toleran terhadap perubahan lingkungan dan dapat bertahan di tanah kurang lebih satu tahun. Infeksi terjadi jika ookista infektif tertelan maka terjadi infeksi akut sampai kronik.Kadang-kadang infeksi akut tidak menimbulkan gejala.Selama stadium akut bentuk tropozoit (takizoit) dapat ditemukan pada berbagai jaringan akan tetapi jika infeksi berubah menjadi kronik maka bentuk kista yang berisi bradizoit dapat ditemukan pada otot, otak atau dalam berbagai jaringan.

Kucing mengalami infeksi jika memakan hospes perantara yang terinfeksi atau melalui ookista yang tertelan maka terbentuk lagi berbagai stadium seksual pada epitel usus mudanya. kemungkinan terbentuknya ookista dalam tinja kucing, yaitu:a. Jika kucing menelan ookista yang sudah mengalami sporulasi, maka dalam 21-24 hari akan dapat mengeluarkan ookistab. Jika kucing memakan tikus (hospes perantara) yang dalam jaringannya terdapat takizoit maka dalam 9-11 hari akan muncul ookista dalam tinjanya c. Jika tikus yang mengandung bradizoit/kista dalam jaringannya termakan oleh kucing maka dalam waktu 3-5 hari akan terbentuk ookista dalam tinjanya.Secara sederhana, daur hidup Toxoplasma gondii adalah

IV. EpidemiologiKucing sering dianggap menjadi penyebab keguguran pada wanita hamil, karena ibu/calon ibu secara tidak sadar terinfeksi toxoplasmosis . Namun kucing bukan satu-satunya sumber penularan toxoplasmosis pada manusia, disamping itu penularannya bukanlah melalui sentuhan atau berdekatan dengan hewan penderita. Seekor kucing dapat mengeluarkan sampai 10 juta ookista sehari selama 2minggu. Di dalam tanah yang lembab dan teduh, ookista dapat hidup lama sampailebih dari satu tahun. sedangkan tempat yang terkena sinar matahari langsung dan tanah kering dapat memperpendek hidupnya. Bila di sekitar rumah tidak ada tanah,kucing akan berdefekasi di lantai atau tempat lain, di mana ookista bisa hidup cukup lama bila tempat tersebut lembab. Cacing tanah mencampur ookista dengan tanah, kecoa dan lalat dapat menjadi vektor mekanik yang dapat memindahkan ookista dari tanah atau lantai ke makanan. Di Indonesia tanah yang mengandung ookista Toxoplasma belum diselidiki (Gandahusada, 1988).

Dari hasil survey di berbagai negara di dunia yang didasarkan atas pemeriksaan serologi positif sangat bervariasi. Prevalensi zat anti T.gondii pada binatang di Indonesia adalah sebagai berikut: 35-73% pada kucing, 11-36% pada babi, 11-61% pada kambing, 75% pada anjing, dan kurang dari 10% pada ternak lain. (Gandahusada, 1995). Prevalensi toksoplasmosis konginetal di berbagai Negara diperkirakan sebagai berikut : Nederland 6,5% dari 1000 kelahiran hidup, New York 1,3%, Paris 3%, dan vietnam 6-7%.Krista T. gondii dalam daging dapat bertahan hidup pada suhu -4C sampai tiga minggu. Kista tersebut akan mati jika daging dalam keadaan beku pada suhu -15OC selama tiga hari dan pada suhu -20OC selama dua hari. Daging dapat menjadi hangat pada semua bagian dengan suhu 65OC selama empat sampai lima menit atau lebih maka secara keseluruhan daging tidak mengandung kista aktif, demikian juga hasil daging siap konsumsi yang diolah dengan garam dan nitrat (WHO, 1979).Keadaan toksoplasmosis di suatu daerah ditentukan oleh banyak faktor, seperti : kebiasaan makan daging kurang matang, adanya kucing yang terutama dipelihara sebagai hewan kesayangan, adanya tikus dan burung yang sebagai hospes perantara, adanya lipas atau lalat yang vector untuk memindahkan ookista dari tinja kucing.Yang paling rentan terhadap infeksi toxoplasmosis adalah:a. Bayi yang dikandung oleh ibu yang tertular untuk pertama kalinya oleh infeksi toxoplasma beberapa bulan sebelum kehamilan atau selama kehamilanb. Seseorang yang mengalami penurunan system kekebalan yang hebat, misalnya penderita HIV / AIDS, sedang menjalani khemoterapi terhadap tumor, atau baru saja mendapat transplantasi organ.

V. Patologi dan Gejala Klinika. Toxoplamosis akuisitaKasus toksoplasmosis akuisita pada manusia didapat dari masuknya jaringan kista pada daging yang terinfeksi karena daging tidak dimasak dengan sempurna atau ookista pada makanan yang tercemar kotoran kucing, transfusi darah atau melalui transplantasi organ. Bradizoit dari jaringan kista atau sporozoit yang terlepas dari ookista masuk ke sel-sel epitel di usus dan bermultiplikasi di usus. Setelah invasi yang terjadi di usus, parasit memasuki sel atau difagositosis. Sebagian mati setelah difagositosis dan sebagian lain berkembangbiak dalam sel menyebabkan sel hospes pecah dan menyerang sel baru.Toxoplasma gondiidapat menyebar menyerang berbagai sel dan jaringan dalam tubuh kecuali sel darah merah (karena tidak berinti), penyebaran itu cepat terjadi karena parasit akan memasuki saluran limfe dan darah sehingga penyebaran bersifat hematogen dan limfogen. Parasitemia berlangsung dalam beberapa minggu.Gambaran klinis akan tampak setelah beberapa waktu dari rusaknya jaringan yang terinfeksi, khususnya yang vital dan penting seperti mata, jantung, dan kelenjar adrenal.Toxoplasma gondiitidak memproduksi toksin. Nekrosis pada jaringan biasanya disebabkan oleh multiplikasi intraselular daritakizoit. Manifestasi klinik yang paling sering dari toxoplasmosis akuisita adalah limfadenopati, rasa lelah, disertai demam dan rasa sakit kepala.b. Toxoplamosis kongenital.Toksoplasmosis berpengaruh pada janin dalam kandungan. Bahkan bisa berakibat fatal, jika daya tahan ibu yang terinfeksi lemah. Ibu dapat menularkan infeksi ini pada janin melalui transplasenta dan merusak janin sehingga ibu pun mengalami keguguran. Kalau pun kehamilan bisa berlanjut terus, janin bisa cacat. Ibu hamil yang kena infeksi tokso pada trimester pertama, kehamilannya bisa mengalami keguguran. Bila terjadi pada trimester kedua, janin dapat lahir dengan kondisi cacat, misal kepala membesar (hidrosefalus) atau kepala mengecil (mikrosefalus). Atau, bayi mengalami kebutaan (retinochoroid). Jika ibu terinfeksi pada trimester ketiga, bayi akan lahir dengan kelainan seperti sulit konsentrasi, retardasi mental, atau kejang-kejang.Bisa juga, lahir prematur dengan radang pada otak dan selaput otak (meningo-ensefalitis). Bagaimana parasit tokso ini bisa menembus plasenta dan sampai ke janin, hingga saat ini masih belum diketahui pasti, karena tak seperti virus, parasit tak mudah menembus plasenta. Dan sayangnya, sulit sekali mendeteksi terjadinya penularan toksoplasma ini, apalagi jika terjadi pada wanita yang tidak hamil, kecuali melakukan pemeriksaan laboratorium. Si wanita tidak akan merasakan gangguan berarti secara fisik. karena geiala-geiala terinfeksi toksoplasmosis juga tidak jelas. Kadang muncul demam, sakit kepala, badan pegal-pegal, mudah lelah, dan kurang nafsu makan.

Daftar Pustaka (gak tau udah sesuai belum penulisannya, cek yaa :*)Soejoto dan Drs. Soebari, PARASITOLOGI MEDIK JILID 1 PROTOZOOLOGI dan HELMINTOLOGI. 1996. Jakarta. UI Levine. N.D. 1990. Buku Pelajaran Parasitoloqi veteriner. Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta.

Blader, Ira J. , 2009 , Communication between Toxoplasma gondii and its host: impact on parasite growth, development, immune evasion, and virulence : Okhlahoma . University of Okhlahoma Health Sciences Center. Gandahusada, S. 1988. Diagnosis Toksoplasmosis Kongenital pada Bayi. Seminar Parasitologi Nasional V, Ciawi. Bogor.Gandahusada. S. 1995. Penanggulangan Toksoplasmosis dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap Parasitologi. FK-UI, Jakarta.

Krahenbuhl. J.L and Remington J.S., 1982. The Immunology of Toxoplasma and toxoplasmosis. 2nd Edition. Blackwell Scientific publications. Oxford. London. Edinburgh. Boston. Melbourne.

Frenkel J.K. 1989. Toxoplasmosis. In: Tropical Medicine and Parasitology. Appleton and Lange, California., 332.