paper ptun dan studi kasus pelanggaran ktun

Upload: nailuredha-hermanto

Post on 14-Oct-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

    PAPER PTUN DAN STUDI KASUS

    OLEH :

    NAILUREDHA HERMANTO (1201636)

    ILMU ADMINISTRASI NEGARA

    UNIVERSITAS NEGERI PADANG

  • A. Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN)

    Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) lahir berdasarkan Undnag-undang nomor 5 tahun

    1986. PTUN merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Tata Usaha

    Negara yang berkedudukan di ibukota kabupaten atau kota. Pembangunan dan

    pembentukan Pengadilan Tata Usaha Negara merupakan upaya pemerintah untuk

    memberikan perlindungan kepada rakyat terhadap tindakan Pejabat Tata Usaha Negara

    yang mengeluarkan keputusan yang bertentangan dan melanggar ketentuan peraturan

    perundang undangan yang berlaku.

    Pengadilan tata Usaha Negara mengemban tugas pokok dan memiliki wewenang

    sebagaimana terdapat dalam Undang Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan

    Tata Usaha Negara yang isinya adalah pengadilan bertugas dan berwenang memeriksa,

    memutus dan menyelesaikan sengekta tata usaha Negara. Dalam Pasal 1 UU nomor 51

    tahun 2009 tentang PTUN disebutkan bahwa yang dimaksud dengan sengketa tata usaha

    Negara adalah sengkerta yang timbul dalam bidang tata usaha Negara antara orang atau

    badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha Negara, baik di pusat maupun

    di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha Negara, termasuk sengkera

    kepegawaian berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku. Setiap

    masyarakat dapat melaporkan adanya indikasi-indikasi pelanggaran KTUN ke PTUN di

    wilayahnya sesuai dengan aturan yang tlah ditetapkan. Dibukanya kesempatan bagi

    masyarakat untuk mengadu ini merupkan salah satu wujud dari pelaksaaan tugas PTUN

    untuk memutuskan perkara yang berkaitan dengan pelanggaran KTUN.

    Peradilan tata usaha Negara dipimpin oleh seorang Ketua dan wakil ketua yang sudah

    memiliki 5 tahun pengalaman menjadi hakim pengadilan tinggi tata usaha Negara atau 3

    tahun pengalaman hakim dan sudah pernah menjadi ketua. hakim PTUN diangkat melalui

    proses seleksi yang transaparan dengan syarat syarat yang diatur oleh Pasal 14 UU nomor

    51 tentang PTUN. Proses penseleksian hakim PTUN dilkukan bersama oleh Mahkamah

    Agung dan Komisi Yudisial. Setelah calon hakim lulus syarat awal untuk seleksi, maka

    untuk diangkat sebagai hakim PTUN ada syarat lain yang harus dipenuhi seperti yang

    diatur pada pasal 15 UU nomor 51 tahun 2009 tentang PTUN.

  • Seseorang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh

    Keputusan tata Usaha Negara (KTUN) dapat mengajukan gugatan ke PTUN yang

    berwenang untuk mengadilinya. Ada beberapa tahapan penyelesaian sengketa di PTUN,

    yaitu :

    a. Penelitian Administrasi

    Penelitian Administrasi dilkaukan oleh Kepaniteraan. Ini merupakan tahap pertama

    untuk memerikasa gugatan yang masuk dan telah terdaftra serta mendapat nomor

    register.

    b. Proses Dismissal

    Proses dismissal merupakan proses ke-2 setelah penelitian administrasi. Proses

    dismissal berupa proses untuk meneliti apakah gugatan yang diajukan penggugat

    layak dilanjutkan atau tidak.

    c. Pemeriksaan persiapan.

    Jika gugatan yang diajukan dinyatakan lulus proses dismissal maka hakim

    berkewajiban untuk mengadakan pemerikasaan persiapan untuk melengkapi gugatan

    yang dirasa belum jelas sebelum melanjutkan tahap berikutnya.

    d. Persidangan

    Setelah proses pemeriksaan persiapan, pokok sengekta dan penunjukan hakim tunggal,

    maka proses selanjutnya adalah persidangan.

    e. Putusan

    Setelah kesimpulan yang dikemukakan oleh tergugat dan penggugat dip roses

    persidangan, maka hakim akan mengeluarkan putusan terkait dengan gugatan yang

    diajukan oleh penggugat.

  • B. Contoh Kasus PTUN

    Mahasiswa Unswagati Gugat Rektornya ke PTUN Bandung

    Selasa, 14/01/2014 - 08:39

    BANDUNG, (PRLM).-Mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati)

    Cirebon menggugat surat keputusan perpanjangan masa jabatan Rektor Unswagati ke

    PTUN Bandung, Senin (13/1/2014). Mahasiswa menilai SK perpanjangan itu tidak sah

    dan berdampak pada keabsahan ijazah ribuan mahasiswa.

    Surat gugatan tersebut didaftarkan pada Senin sore oleh Sunan Bendung, mahasiswa

    Unswagati warga Palimanan kabupaten Cirebon bersama rekan-rekannya. Selain bendung

    dalam surat gugatan tersebut ditandatangai oleh lima mahasiswa lainnya.

    Menurut Sunan, SK Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati Cirebon Nomor:

    SKEP/51/YPSGJ/VIII/2013 tentang perpanjangan masa jabatan rektor Unswagati

    Cirebon tertanggal 26 Agustus 2013.

    Rektor Unswagati Cirebon, Djakaria Machmud telah habis masa jabatannya sejak 31

    Agustus 2013. "Sampai Agustus itu, sudah dua periode menjabat rektor, satu periodenya

    empat tahun," ujar Sunan saat ditemui di Gedung PTUN Bandung Jalan Dipenogoro,

    Senin.

    Menurut Sunan, menurut Statuta Unswagati tahun 2009 pasal 31 disebutkan bahwa

    jabatan rektor dan wakil rektor diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari

    dua kali masa jabatan berturut-turut. "Nah kalau ini sudah dua periode berturut-turut,

    berdasarkan aturan kan tidak boleh diperpanjang, tapi ini malah diperpanjang," katanya.

    Kemudian, dalam Permendiknas No. 67 tahun 2008 disebutkan masa jabatan pimpinan

    perguruan tinggi dan pimpinan fakultas adalah empat tahun dan dapat diangkat kembali

    dengan ketentuan tidak lebih dari dua kali masa jabatan berturut-turut.

    "Jadi ini selain melanggar statuta juga melanggar peraturan menteri dan peraturan

    pemerintah. Dari itulah kami merasa was-was, jangan-jangan ijazah yang ditandatangani

    rektor Djakaria tidak sah," ujarnya.

    Sunan juga menyebutkan pada akhir Januari 2014 ini akan dilakukan wisuda terhadap

    ribuan mahasiswa. "Bila rektornya bermasalah maka ribuan mahasiswa akan menjadi

    korban, dari itulah mahasiswa berinisiatif untuk melakukan gugatan agar ada keputusan

    yang jelas," ujarnya.

    Sebelum gugatan dilayangkan, menurut Sunan, mahasiswa sudah menanyakan masalah

    ini kepada pihak yayasan mengenai SK perpanjangan rektor untuk periode yang ketiga

    kalinya.

  • Namun pihak yayasan pendidikan swadaya Gunung Jati Cirebon saat ditanya terkait

    dengan sah tidaknya ijazah kelulusan kuliah yang akan diterima mahasiswa, pihak

    yayasan tidak dapat memberikan jawaban bahkan disarankan untuk menanyakan ke

    rektorat.

    "Setelah ditanyakan ke rektorat juga tidak ada jawaban. Mahasiswa akhirnya mendatangi

    kantor Dikti untuk menyerahkan surat mengenai kasus di Unswagati tersebut," ujarnya.

    Karena langkah-langkah yang ditempuh tidak ada jawaban, maka mahasiswa

    melayangkan gugatan ke PTUN Bandung, dengan harapan agar gugatan diterima. SK

    yayasan tentang perpanjangan masa jabatan rektor dibatalkan dan dianggap tidak sah.

    "Kami minta majelis hakim PTUN memerintahkan pemilihan rektor Unswagati dan

    menetapkan agar penandatanganan ijazah untuk ditangguhkan sampai terpilih dan

    dilantiknya rektor baru," ujarnya. (A-113/A-89)*** Sumber : http://www.pikiran-

    rakyat.com/node/265964

    C. Analisa Kasus

    Dalam kasus diatas dapat kita ketahui bahwa terjadi kejanggalan terhadap SK Yayasan

    Swadaya Gunung Djati Cirebon mengenai perpanjangan masa jabatan rector yang ketiga

    kalinya. Mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Djati merasa dirugikan oleh keluarnya

    SK perpanjangan masa jabatan ini yang akan menimbulkan permasalahan pada ijazah

    kelulusan wisudawan/wisudawati Universitas Swadaya Gunung Djati.

    Sesuai dengan tugas dan fungsi PTUN untuk menyelesaikan sengketa KTUN, maka

    mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Djati menggugat SK tersebut ke PTUN

    Bandung. Setelah melewati 4 proses penyelesaian sengketa KTUN, maka pada tahap

    kelima yaitu tahap putusan, diputuskanlah bahwa SK tersebut tidak sah dan harus

    dilakukan pemilihan ulang rector.

    Salah satu syarat sah KTUN menurut Van Der Pot adalah pembuatan KTUN tidak boleh

    kekurangan yuridis yang artinya KTUN yang dibuat tidak boleh melanggar dan

    mengurangi Yuridis yang ada. Dalam kasus gugatan SK penambahan masa jabatan rektor

    Univeristas swadaya Gunung Djati, terjadi pelanggaran terhadap yuridis SK tersebut.

    Karena berdasarkan aturan Permendiknas No. 67 tahun 2008 disebutkan masa jabatan

    pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan fakultas adalah empat tahun dan dapat diangkat

    kembali dengan ketentuan tidak lebih dari dua kali masa jabatan berturut-turut.

  • DAFTAR BACAAN

    http://ptun-padang.go.id/statis-2-sejarahptun.html

    http://ptun-surabaya.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=88&Itemid=66

    http://ptun-yogyakarta.go.id/index.php/profil/tugas-dan-fungsi-

    http://www.ptun-bengkulu.go.id/artikel/artikel9.doc