analisis putusan ptun
TRANSCRIPT
BAB I
PROFIL PENGADILAN TATA USAHA NEGARA (PTUN) YOGYAKARTA
1
B. VISI-MISI PTUN YOGYAKARTA
1. Visi :
a. Terwujudnya badan peradilan indonesia yang agung
2. Misi:
a. Menjaga kemandirian badan peradilan.
b. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan.
c. Meningkatkan kuwalitas kepemimpinan badan peradilan.
d. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan.
C. SUMBER DAYA MANUSIA PTUN YOGYAKARTA
1. Struktur Organisasi PTUN Yogyakarta
Sumber: http://ptun-yogyakarta.go.id/index.php/profil/hakim-dan-pegawai
2. Hakim dan Pegawai:
a. Ketua: Liliek Eko Purwanto,S.H.
b. Wakil Ketua: Bertha Sitohang,S.H.
c. Hakim: Aning W Rahayu,S.H.
d. Hakim: Agus B.Susilo.S,H.M.kn
e. Hakim: Rony Erry Saputro,S.H.
f. Hakim: Andri Swasono,S.H.
2
g. Hakim: Retno Nawangsih,S.H
h. Hakim: Oktavo Primasari,S.H.
i. Hakim: Agustina,S.H.
j. Panitera Sekretaris: Sri Asmaraning,S.H.
k. Wakil Sekretaris :Ibrahim S.H.
l. Panitera Muda Perkara :Suwarna S.H.
m. Panitera Muda Hukum: Himawati S.H.
n. KaSuBag: Suhartini S.H.
o. KaSuBag KP: RR Asnuri S.H.
p. KaSuBag PP:Budi Suryana S.H.
D. PERKARA YANG MASUK KE PTUN YOGYAKARTA
3
Sumber:http://ptun-yogyakarta.go.id/index.php/layanan-informasi/informasi-perkara-g/statistik-perkara
4
BAB II
ANALISIS KASUS TATA USAHA NEGARA
( PUTUSAN PTUN NO.01/G/2011/PTUN.YK ANTARA ADE GARDENIA
PRAJAWATI A.MD MELAWAN WALIKOTA YOGYAKARTA)
A. OBYEK SENGKETA DALAM PERKARA PTUN :
Obyek sengketa Tata Usaha Negara adalah keputusan yang dikeluarkan oleh Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara. Keputusan Tata Usaha Negara sebagai tersebut dalam Pasal 1
huruf c Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 adalah suatu penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata
Usaha Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat
kongkrit, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan
hukum perdata.
Dari pengertian tersebut, dapat dijelaskan lebih lanjut :
1. Penetapan tertulis
Pengertian penetapan tertulis menyaratkan bahwa perbuatan tersebut harus
dilakukan dalam bentuk tulisan bukan ungkapan lisan. Dan dijelaskan bahwa tertulis
tersebut tidaklah harus memenuhi syarat sebuah keputusan baik materiil maupun formil,
yang jelas apapun bentuknya sepanjang tertulis (misal berupa: memo, disposisi,
katabelece dll ) dianggap sebagai penetapan tertulis. Persyaratan tertulis ini adalah dalam
kerangka untuk memudahkan proses pembuktian.
2. Dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
Pasal 1 huruf a disebutkan yang disebut dengan Tata Usaha Negara adalah
administrasi Negara yang melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan baik dipusat maupun di daerah. Sedangkan urusan pemerintahan adalah
tujuan pembentukan pemerintahan sebagaimana tersebut dalam Alinea IV Pembukaan
UUD 1945 yaitu “…….melindungi segenap tumbah darah Indonesia ; menyelenggarakan
kesejahteraan umum ; mencerdaskan kehidupan bangsa dan turut serta mengjaga
perdamaian dunia …..dst”.
5
Makna yang sedang menjalankan fungsi tidak mesti organ pemerintah, namun
bisa juga pihak lain selain organ pemerintah menjalankan fungsi orang-perorang ; badan
hukum perdata ) pemerintahan.
Dengan demikian yang dimaksud dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
adalah Badan atau Pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan
peraturan perundang- undangan. Sumber kewenangan untuk melaksanakan urusan
pemerintahan dapat bersumber karena atribusi ; delegasi maupun mandat.
3. Berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Tindakan hukum Tata Usaha Negara adalah perbuatan hukum Badan atau Pejabat
Tata Usaha Negara yang bersumber pada suatu ketentuan hukum Tata Usaha Negara
yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban pada orang lain, dengan kata lain perbuatan
tersebut berupa keputusan yang bersifat konstitutif bukan deklaratur.
4. Bersifat kongkrit, individual, final
Kongkrit artinya nyata lawan dari abstrak, artinya berwujud, tertentu atau dapat
ditentukan. Individual adalah tertuju kepada siapa keputusan tersebut, bukan untuk
umum. Artinya jelas tersebut dalam keputusan tersebut nama dan alamat yang dituju.
Sedangkan final adalah terakhir, artinya keputusan tersebut sudah tidak memerlukan lagi
persetujuan dari pihak lain. Keputusan tersebut berarti telah menimbulkan akibat hukum.
5. Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.
Yang artinya bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara tersebut menimbulkan hak dan kewajiban bagi seseorang atau badan hukum
perdata. Akibat hukum dari keputusan tersebut biasanya menimbulkan kerugian sehingga
seseorang atau Badan hukum perdata tersebut mengajukan gugatan untuk mendapatkan
hak dan kewajiban yang hilang karena dikeluarkannya keputusan tersebut1.
Dalam perkara Tata Usaha Negara (TUN) No.01/G/2011/PTUN.YK Antara Ade
Gardenia Prajawati A,Md Melawan Walikota Yogyakarta, obyek sengketa TUN dalam
perkara tersebut adalah Keputusan Walikota Yogyakarta No: 93/PEM.D/BP/D.2 , tanggal
25 Oktober 2010 Tentang Pemberhentian Dengan Hormat Sebagai Calon Pegawai Negeri
Sipil yang ditujukan kepada Ade Gardenia (Penggugat). Keputusan tersebut diterima
penggugat pada 27 Oktober 2010.
1 Edi Pranoto,Obyek Sengketa Tata Usaha Negara, http://edipranoto.blogspot.com/2011/04/obyek-sengketa-ptun.html, diakses pada hari Minggu,17 Juni 2012
6
. Keputusan Walikota Yogyakarta tersebut termasuk Keputusan Tata Usaha Negara
sebagaimana yang diatur dalam pasal 1 ayat (9) UU No. 51 Tahun 2009 Tentang
Perubahan Kedua atas UU No.5 Tahun l986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara , oleh
karena keputusan tersebut merupakan keputusan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan
atau Pejabat yang berwenang melaksanakan urusan Pemerintahan berdasarkan Undang-
Undang yang berlaku. Keputusan tersebut juga bersifat:
1. KONGKRIT : Keputusan yang dikeluarkan Walikota Yogyakarta adalah
kongkrit,tidak abstrak, tetapi berwujud tertentu atau dapat ditentukan , yaitu berupa
pemberhentian dengan hormat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) .
2. INDIVIDUAL : bahwa keputusan yang dikeluarkan, nyata-nyata ditujukan dan
berlaku serta mempunyai akibat hukum bagi penggugat.
3. FINAL : Bahwa keputusan yang dikeluarkan Waikota Yogyakarta bersifat final atau
definitif karena telah berakibat hukum bagi penggugat berupa pemberhentian
penggugat sebagai CPNS.
Perkara ini adalah sengketa kepegawaian sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 35
ayat (1) UU No.43 Tahun 1999 Tentang Perubahan UU No. 8 Tahun 1974 Tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian yang selengkapnya sebagai berikut :
“Sengketa kepegawaian diselesaikan melalui Peradilan Tata Usaha Negara”.
B. DASAR/ ALASAN GUGATAN :
Dalam pasal 53 ayat (2) UU No.5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha
Negara, alasan mengajukan gugatan adalah :
1. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku/peraturan dasar serta
bertentangan dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB);
2. Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara pada waktu mengeluarkan keputusan
sebagaimana dimaksud telah menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain
dari maksud diberikannya wewenang tersebut;
3. Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara pada waktu mengeluarkan atau tidak
mengeluarkan keputusan sebagaimana dimaksud dalam setelah
7
mempertimbangkan semua kepentingan yang tersangkut dengan keputusan itu
seharusnya tidak sampai pada pengambilan atau tidak pengambilan keputusan
tersebut.
Maksud dari bertentangan dengan Undang-Undang dalam pasal 53 tersebut apabila:
1. Berkaitan dengan tata cara/prosedur.
2. Isi/materi yang diatur.
3. Berkaitan dengan kewenangan.
4. Berkaitan dengan waktu.
Sedangkan maksud bertentangan dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang
Baik, menurut Undang-Undang No.28 Tahun 1999, adalah:
1. Asas Kepastian Hukum.
2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara.
3. Asas Kepentingan Umum.
4. Asas Transparansi/Keterbukaan.
5. Asas Proposionalitas (Keseimbangan Hak Dan Kewajiban).
6. Asas Profesionalitas.
7. Asas Akuntabilitas.
Gugatan ini diajukan karena, dengan diterbitkannya keputusan tersebut
mengakibatkan kepentingan penggugat dirugikan. Kepentingan penggugat yang dirugikan
tersebut adalah karena batal diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dan harapan serta ci
ta-cita penggugat maupun orang tua penggugat, agar dapat menyandang predi kat sebagai
Pegawai Negeri Sipil hilang dan sirna .
Tanpa pemberitahuan, peringatan terlebih dahulu penggugat diberhentikan dengan
hormat oleh Walikota Yogyakarta dengan mendasarkan pada pertimbangan pasal 18 ayat
(1) butir d dan e Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil
yakni :
8
1. Pasal 18 ayat (1) butir d: “Tidak menunjukkan kecapakan dalam melaksanakan
tugas”.
2. Pasal18 ayat (1) butir e: ”Menunjukkan sikap dan budi pekerti yang tidak baik
yang dapat mengganggu lingkungan pekerjaan”.
Dalam surat gugatannya, penggugat menyatakan bahwa dasar/alasan gugatannya adalah
Keputusan Walikota tersebut bertentangan dengan azas-azas umum pemerintahan yang baik
sebagaimana ketentuan pasal 53 ayat (2) b UU No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
undang- undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;
1. Bahwa Walikota Yogyakarta menerbitkan obyek sengketa telah bertentangan dengan
Azas-Azas Umum Pemerintahan Yang Baik khususnya menyangkut azas Kepastian
Hukum, Azas Keterbukaan , Azas Proporsionalitas , Azas Profesionalitas dan Azas
Akuntabilitas .
2. Bahwa Walikota Yogyakarta telah melanggar azas Kepastian Hukum yaitu:
menghalangi badan pemerintahan untuk suatu menarik kembali suatu keputusan atau
mengubahnya sehingga menimbulkan kerugian bagi yang berkepentingan , atau suatu
keputusan yang dikeluarkan oleh Badan Tata Usaha Negara harus mengandung
kepastian dan tidak akan dicabut kembali .
3. Bahwa Walikota Yogyakarta telah melanggar asas Keterbukaan yakni asas yang
membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar ,
Jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asas pribadi , golongan, dan rahas ia negara.
(Vide Penjelasan pasal 3 UU No. 28 Tahun 1999). Pelanggaran azas tersebut
disebabkan karena telah diterbitkanya surat keputusan tersebut tidak didahului
terlebih dahulu dengan tindakan administratif berupa peringatan maupun teguran dari
TERGUGAT. PENGGUGAT tidak mendapatkan informasi yang benar , jujur dan
tidak diskriminatif tentang Pemberhentian diri penggugat sebagai CPNS.
4. Bahwa Walikota Yogyakarta telah melanggar Azas Proporsional yakni asas yang
mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban Penyelenggara Negara .
penggugat merasa mendapatkan per lakuan yang tidak adil dan proporsional yakni
diberhentikan atau “dipecat” dari Calon Pegawai Negeri Sipil padahal penggugat te
9
lah berusaha menjalankan penugasan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil dengan
baik dan benar .
5. Bahwa Walikota Yogyakarta telah melanggar azas Profesionalitas yakni asas yang
mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan
perundang- undangan yang berlaku. Penggugat telah memenuhi syarat keahlian pada
bidangnya dengan telah dianugerahi gelar Ahli Madya (A.Md) karena telah
menyelesaikan Pendidikan Diploma III pada Program Studi Komputer dan Sis tem In
formasi di FMIPA UGM.
6. Bahwa Walikota Yogyakarta telah melanggar azas akuntabilitas yakni asas yang
menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara
Negara harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Tindakan Walikota Yogyakarta menerbitkan keputusan
Pemberhentian sebagai CPNS kepada penggugat tidak memiliki ukuran yang jelas
apa yang menjadi ukuran sehingga begitu beratnya hukuman yang harus diterima
Penggugat yakni diberhentikan /dipecat dari CPNS .
Berdasarkan hal diatas penggugat dalam surat gugatannya meminta agar
keputusan Walikota Yogyakarta (tergugat) No: 93/pem.D/BP/D.2 , tanggal 25
Oktober 2010, Tentang Pemberhentian Dengan Hormat Sebagai Calon Pegawai
Negeri Sipil dinyatakan batal atau tidak sah serta mewajibkan Walikota Yogyakarta
untuk mencabutnya .
C. PEMBUKTIAN
Pembuktian sangat penting artinya dalam perkara TUN, karena dikabulkan
atau ditolaknya suatu gugatan bergantung pada terbukti atau tidaknya gugatan
tersebut didepan pengadilan. Dalam praktek tidak semua dalil yang menjadi dasar
gugatan harus dibuktikan kebenarannya, seperti terhadap dalil-dalil yang telah diakui
atau tidak disangkal oleh Tergugat serta hal-hal yang telah diketahui oleh khalayak
ramai. Dalam PTUN dianut asas bebas terbatas, dimana hakim punya kebebasan
dalam menentukan luasnya pembuktian, juga tentang beban pembuktian, kepada
10
siapa beban pembuktian akan diberikan. Pasal 100 UU No. 5 Tahun 1986 tentang
Pengadilan Tata Usaha Negara menentukan, bahwa alat-alat bukti dalam Perkara
Tata Usaha Negara secara limitatif terdiri dari :
1. Alat bukti tertulis/Surat
2. Keterangan Ahli.
3. Keterangan Saksi.
4. Pengakuan Para Pihak.
5. Pengetahuan Hakim.
Dalam perkara diatas, alat bukti dalam perkara antara Ade Gardenia dengan
Walikota Yogyakarta baik penggugat maupun tergugat menggunakan alat bukti
berupa alat bukti surat. Penggugat menampilkan 12 (dua belas) alat bukti yakni alat
bukti surat bertanda P-1 sampai P-12. Sementara tergugat menampilkan 21 (dua
puluh satu) alat bukti surat/tertulis yakni T-1 sampai T-21 .
Surat sebagai alat bukti terdiri atas tiga jenis ialah :
1. akta otentik, yaitu surat yang dibuat oleh atau di hadapan seorang pejabat
umum, yang menurut peraturan perundang-undangan berwenang membuat
surat itu dengan maksud untuk dipergunakan sebagai alat bukti tentang
peristiwa atau peristiwa hukum yang tercantum di dalamnya;
2. akta di bawah tangan, yaitu surat yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak-
pihak yang bersangkutan dengan maksud untuk dipergunakan sebagai alat
bukti tentang peristiwa atau peristiwa hukum yang tercantum di dalamnya;
3. surat-surat lainnya yang bukan akta.
Analisis mengenai alat bukti:
1. P - 1 : Petikan Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor : 27/ Pem.D/ BP/ D.2 ,
tanggal 27 April 2009, Perihal : Pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil
atas nama Ade Gardenia Prajawati , A.md. (akta Otentik);
2. P - 2 : Surat Perintah Penugasan dari Walikota Yogyakarta Nomor : 81/SPP/BKD/
IV/2009, tanggal 27 April 2009 Perihal : Perintah untuk Melaksanakan Tugas atas
nama Ade Gardenia Prajawati , A.md. (akta Otentik);
11
3. P - 3 : Surat Melaksanakan Tugas dari Camat Gondomanan Nomor : 800/181 tanggal
2 Mei 2009 atas nama Ade Gardenia Prajawati , A.md. (akta Otentik);
4. P - 4 : Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Tahun 2009 atas nama Ade Gardenia
Prajawati , A.md. (surat lain bukan akta);
5. P - 5 : Surat Keputusan Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Nomor :
02/SETDA/2010 tanggal 11 Januari 2010 Perihal : Penunjukan Petugas Pengelola
Barang Daerah dilingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 2010 atas nama
Ade Gardenia Prajawati , A.md. (akta Otentik);
6. P - 6 : Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Tahun 2010 atas nama Ade Gardenia
Prajawati , A.md.(surat lain bukan akta;
7. P - 7 : Surat Tanda Tamat Pendidikan Dan Pelatihan dari Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor : 19.426/ l.1 2 /DIKLAT PRAJAB I I / LAN/2010 tangga l 03
Mei 2010 atas nama Ade Gardenia Prajawati , A.md. (akta Otentik);
8. P – 8 : Surat dari Rumah Sakit Umum Daerah Yogyakarta Nomor KP.05.01 .1 / 3626
/RSUD/ IX/2010 tanggal 03 September 2010 Per iha l : Hasil Pengujian Kesehatan
atas nama Ade Gardenia Prajawat i , A.md. (akta Otentik);
9. P – 9 : Surat Camat Gondomanan Nomor : X.800/377 tanggal 04 September 2009
Perihal : Surat Teguran I atas nama Ade Gardenia Prajawati , A.md. (akta Otentik) ;
10. P - 10 : Surat Camat Gondomanan Nomor : X.800/007 Perihal : Surat Teguran II atas
nama Ade Gardenia Prajawati , A.md. (akta Otentik);
11. P – 11 : Surat Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor : 93/Pem.D/BP/D.2 tanggal
25 Oktober 2010 Perihal Pemberhentian Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negeri
Sipil atas nama Ade Gardenia Prajawati , A.md. (akta Otentik);
12. P – 12 : Surat dari Rektor Universitas Gajah Mada Yogyakar ta Nomor :
1800/DPA/2008 tanggal 19 Nopember 2008, perihal ijazah Diploma III pada
Program Studi Komputer dan Sistem Info rmasi di Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam atas nama Ade Gardenia Prajawat i , A.md. (akta Otentik);
Sementara Alat Bukti tergugat terdiri dari:
12
1. T – 1 : Surat Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor : 93/Pem.D/BP/D.2 tanggal
25 Oktober 2010 Perihal Pemberhentian Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negeri
Sipil atas nama Ade Gardenia Prajawati , A.md. (akta Otentik);
2. T - 2 : Surat dari Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Yogyakarta Perihal
Berita Acara Penyerahan Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor :
93/Pem.D/BP/D.2 tangga l 25 Oktober 2010 kepada Ade Gardenia Prajawati ,
A.md. tentang Pemberhentian Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negeri Sipil atas
nama Ade Gardenia Prajawati , A.md. (akta Otentik) ;
3. T – 3 : Petikan Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor : 27/Pem.D/BP/D.2 .
Tanggal 27 Apr i l 2009 Perihal Pengangkatan Sebagai Calon Pegawai Negeri
Sipil atas nama Ade Gardenia Prajawat i , A.md. (akta Otentik);
4. T - 4 : Surat Perintah Penugasan dari Walikota Yogyakarta Nomor : 81/SPP/BKD/
IV/2009, tanggal 27 April 2009 Perihal : Perintah untuk Melaksanakan Tugas atas
nama Ade Gardenia Prajawati , A.md. (akta Otentik) ;
5. T - 5 : Surat Melaksanakan Tugas dari Camat Gondomanan Nomor : 800/181
tanggal 2 mei 2009 atas nama Ade Gardenia Prajawati , A.md. (akta Otentik);
6. T - 6 : Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Tahun 2009 atas nama Ade
Gardenia Prajawati , A.md.(Surat lain);
7. T - 7 : Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Tahun 2010 atas nama Ade
Gardenia Prajawati , A.md.(Surat lain);
8. T- 8 : Surat dari Rumah Sakit Umum Daerah Yogyakarta.Perihal Hasil
Pengujian Kesehatan (akta Otentik).
9. T - 9 : Foto sedang tidur atas nama Ade Gardenia Prajawat i , A.md. tertanggal 05
Desember 2010 (Surat Lain).
10.T - 10 : Laporan Kinerja atas nama Ade Gardenia Prajawati , A.md.(Surat Lain) ;
11.T - 11 : Surat dari Camat Gondomanan Perihal Rekap Kehadiran Karyawan atas
nama Ade Gardenia Prajawati , A.md. (akta Otentik);
12.T – 12 : Surat Camat Gondomanan Nomor : X.800/377 tanggal 04 September
2009 Periha l : Surat Teguran I atas nama Ade Gardenia Prajawati A.md (akta
Otentik);
13
13.T - 13 : Surat Camat Gondomanan Nomor : X.800/007 Perihal : Surat Teguran I I
atas nama Ade Gardenia Prajawati , A.md. (akta Otentik);
14.T - 14 : Surat Undangan dar i Camat Gondomanan Nomor : 005/562 tangga l 29
Desember 2009 Perihal Undangan yang ditujukan kepada sdri .Ade Gardenia
Prajawati , A.md. (akta Otentik);
15.T - 15 : Resi Pengiriman Surat dari Kantor Pos Indonesia (surat lain) ;
16.T – 16 : Foto Copy sesuai aslinya surat dari Camat Gondomanan Nomor
X.800/315 tanggal 07 Juli 2010 Perihal Mohon Pembinaan Pegawai atas nama
Ade Gardenia Prajawati , A.md. (akta Otentik);
17.T - 17 : Surat dari Kepala Badan Kepegawaian Daerah Yogyakarta Nomor X
862/184 Tanggal 12 Juli 2010 Perihal Panggilan Dinas atas nama Ade Gardenia
Prajawati , A.md. (akta Otentik);
18.T – 18 : Surat dari Kepala Badan Kepegawaian Daerah Yogyakar ta Nomor X
800/198 Tanggal 23 Juli 2010 Perihal Konseling Pegawai atas nama Ade
Gardenia Prajawat i , A.md. (akta Otentik);
19.T - 19 : Surat dari Kepala Badan Kepegawaian Daerah Yogyakarta Nomor X
800/220 Tanggal 13 Agustus 2010 Perihal Panggilan Dinas atas nama Ade
Gardenia Prajawati , A.md. (akta Otentik);
20.T – 20 : Surat dari Camat Gondomanan Nomor : 005/415 Tanggal 13 September
2010 Perihal Undangan Pembinaan Pegawai atas nama Ade Gardenia Prajawati ,
A.md. (akta Otentik);
21.T – 21 : Surat dari Camat Gondomanan Nomor 005/420 Tanggal 16 September
2010 Perihal Undangan Pembinaan Pegawai atas nama Ade Gardenia Prajawat i ,
A.md. (akta Otentik).
D. ISI PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
Dalam pasal 109 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986, putusan pengadilan harus
memuat :
1. Pembukaan:
14
a. Kepala putusan yang berbunyi : "DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA";
b. Identitas: nama, jabatan, kewarganegaraan, tempat kediaman, atau
tempat kedudukan para pihak yang bersengketa;
2. Pokok Gugatan:
a. ringkasan gugatan dan jawaban tergugat yang jelas;
b. pertimbangan dan penilaian setiap bukti yang diajukan dan hal yang
terjadi dalam persidangan selama sengketa itu diperiksa;
c. alasan hukum yang menjadi dasar putusan;
3. Dictum:
a. amar putusan tentang sengketa dan biaya perkara;
4. Putusan:
a. hari, tanggal putusan, nama Hakim yang memutus, nama
b. Panitera, serta keterangan tentang hadir atau tidak hadirnya para
pihak.
Dalam putusan PTUN NO.01/G/2011/PTUN.YK antara Ade Gardenia Prajawati A.Md
melawan Walikota Yogyakarta, isi putusan sudah sesuai dengan ketentuan diatas.
Mengenai putusan dalam PTUN terdapat beberapa putusan yang berbeda yakni:
1. Putusan gugatan tidak diterima : gugatan tentang keberatan tidak diterima oleh Ketua
Pengadilan. Belum menyangkut pokok perkara atau materi gugatan. Syarat-syarat
gugatan tidak dipenuhi meski sudah diberitahu oleh hakim.
2. Putusan gugatan ditolak: Sudah menyangkut materi gugatan. Gugatan sudah diuji
apakah bertentangan dengan peraturan dasar/asas-asas umum pemerintahan yang baik
dan benar. Jika ditolak berati keputusan pejabat TUN sudah sesuai peraturan
perundang-undangan/ dasar serta AAUPB.
3. Putusan gugur: Jika sesuai ketentuan pasal 71 UU No.5 Tahun 1986, gugatan gugur jika
penggugat ataupun kuasanya tidak hadir di persidangan pertama dan kedua meski
sudah diberitahu secara layak dan tidak memberitahu pengadilan tentang
ketidakhadirannya.
15
Adapun dictum/amar putusan dari kasus Ade Gardenia adalah PTUN Yogyakarta:
1. Menolak gugatan penggugat untuk seluruh;
2. Menghukum penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.124.000,00 (seratus
dua puluh empat rupiah).
Putusan ditolak berarti putusan sudah menyangkut materi gugatan. Gugatan
sudah diuji apakah bertentangan dengan peraturan dasar/asas-asas umum pemerintahan
yang baik dan benar. Jika ditolak berati keputusan pejabat TUN yakni keputusan
Walikota Yogyakarta untuk memperhentikan penggugat secara hormat sudah sesuai
peraturan perundang-undangan/ dasar serta AAUPB.
E. UPAYA HUKUM
Upaya hukum PTUN dibedakan menjadi:
1. Upaya hukum biasa, terdiri atas:
a. Perlawanan terhadap penetapan dismissal;
Dalam prosedur Dismissal diputuskan apakah gugatan yang diajukan
oleh penggugat diterima atau ditolak. apabila hasil rapat permusywaratan
memutuskan gugatan diterima, maka gugatan akan diproses pada acara biasa,
apabila ditolak, dikeluarkan penetapan (beschikking) dengan dilengkapi
pertimbangan-pertimbangan dan putusan dibacakan dalam rapat
permusyawaratan oleh ketua dewan dan didenganrkan oleh para pihak.
Apabila pihak-pihak keberatan atas penetapan ketua, maka mereka dapat
mengajukan perlawanan (verzet) atas penetapan tersebut. Perlawanan yang
diajukan oleh penggugat terhadap penetapan dismissal tersebut pada dasarnya
membantah alasan-alasan yang digunakan oleh Ketua Pengadilan sebagai
berikut:
1) Pokok gugatan nyata-nyata tidak termasuk wewenang pengadilan.
16
2) Syarat-sarat gugatan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 56
tidak dipenuhi oleh penggugat, sekalipun ia telah diberitahu dan
diperingatkan;
3) Gugatan tidak didasarkan alasan-alasan yang layak;
4) Apa yang dituntut dalam gugatan sebenarnya sudah dipenuhi oleh
keputusan tata usaha negara yang digugat;
5) Gugatan diajukan sebelum waktunya atau telah lewat waktunya
(pasal 55).
Apabila pihak-pihak hadir pada waktu mengucapkan putusan penetapan,
maka perlawanan diajukan kepada pengadilan dalam tenggang waktu 14 hari
setelah penetapan ditetapkan sesuai dengan ketentuan pasal 62 ayat (3) UU No. 1
tahun 1986 tentang Pengadilan TUN. Apabila salah satu pihak tidak hadir pada
saat putusan dibacakan, maka perlawanan dapat diajukan dalam tenggang waktu
14 hari terhitung sejak diterimanya salinan penetapan. Pemberitahuan putusan
penetapan disampaikan dengan surat tercatat.
Dalam acara perlawanan pihak yang melawan menjadi pihak penggugat
(pelawan-penggugat) dan pihak yang dilawan menjadi tergugat (terlawan-
tergugat). Perlawanan diperikasa dan diputus dalam acara singkat. Terhadap
putusan mengenai perlawanan tidak dapat digunakan upaya hukum baik berupa
banding ataupun kasasi (Pasal 62 ayat (6) UU PTUN).
b. Banding;
Upaya pemeriksaan tingkat banding pada Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara (PT TUN) merupakan pemeriksaan ulang terhadap apa yang sudah
diputus oleh pengadilan tata usaha negara tingkat pertama. Hal ini berarti bahwa
pengadilan tinggi tata usaha negara akan memeriksa kembali, baik fakta maupun
hal yuridisnya juga amar putusan pengadilan tata usaha negara tingkat pertama,
terlepas ada atau tidaknya memori banding.
Dalam pasal 122 UU PTUN, disebutkan terhadap putusan pengadilan tata usaha
negara dapat dimintakan pemeriksaan banding oleh penggugat atau tergugat, juga
17
oleh pihak ketiga yang ikut serta dalam perkara, baik atas inisiatif sendiri ataupun
atas permohonan pada pihak maupun atas permintaan hakim kepada pengadilan
tinggi tata usaha negara.
Tenggang waktu yang disediakan menurut pasal 123 ayat (1) UU PTUN
yakni 14 hari setelah putusan pengadilan deberitahukan kepada para pihak secara
sah. dengan demikian apabila hingga tenggang waktu penajuan tersebut berakhir
tanpa adanya pengajuan banding, maka para pihak dianggap telah menerima
putusan hakim PTUN tersebut.
Upaya hukum dengan asas peradilan dua tingkat in dilatarbelakangi
pemikiran dan keyakinan bahwa belum tentu putusan pengadilan tingkat pertama
tersebut telah memenuhi kepastian hukum dan atau rasa keadilan, karenanya perlu
dimungkinkan adanya pemeriksaan ulang oleh pengadilan yang lebih tinggi.
Pengadilan tinggi tata usaha negara memeriksa dan memutuskan perkara
banding dengan sekurang-kurangnya tiga orang hakim (pasal 127 ayat (1)). Cara
pemeriksaan banding dilakukan atas dasar surat-surat, yakni berkas perkara yang
bersangkutan, namun tidak dimungkinkannya hakim mendengar sendiri para
pihak dan para saksi. Pengadilan tinggi juga dimungkinkan untuk meminta
pengadilan tingkat pertama untuk melakukan pemeriksaan tambahan apabila
dirasa pemeriksaan yang dilakukan oleh pengadilan tingkat pertama kurang
dengan petunjuk seperlunya dari pengadilan tingkat banding.
Selama pemeriksaan tingkat banding, pemohon banding diperkenankan
mencabut atau menarik kembali permohonan banding yang telah diajukan asalkan
perkara yang bersangkutan belum diputus oleh pengadilan tingkat banding dan
perkara tersebut tidak diperkenankan untuk diajukan banding kembali2.
c. Kasasi .
Perkataan Kasasi berasal dari kara ”Casser”, yang berarti memecahkan
atau membatalkan. Mahkamah Agung merupakan pengadilan negara tertinggi
terhadap putusan dari semua lingkungan peradilan. Apabila terdapat permohonan
2 Giswa Juanda,Upaya Hukum Dalam Lingkungan Pengadilan Tata Usaha Negara, http://akubukanmanusiapurba.blogspot.com/2010/07/upaya-hukum-dalam-lingkungan-peradilan.html, diakses pada Minggu 17 Juni 2012 pukul 23:22
18
kasasi yang diajukan kepada Mahkamah Agung, maka hal tersebut berarti bahwa
putusan tersebut dapat dibatalkan oleh MA karena:
1) tidak berwenang atau melebihi batas wewenang;
2) salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;
3) lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh
peraturan perundang-undangan (pasal 30 UU No 14 tahun
1985 tentang Mahkamah Agung).
Mahkamah Agung tidaklah memeriksa fakta atau kejadian-kejadian, tetapi
hanyalah penerapan hukumnya saja, sedangkan pemeriksaan dan penetapan fakta
dilakukan oleh pengadilan tingkat pertama dan diperiksa ulang oleh pengadilan
tinggi.
Tenggang waktu dalam UU PTUN tidak disebutkan dengan jelas
mengenai batas diajukannya kasasi, karena dalam pasal 131 ayat (2) UU PTUN
bahwa acara pemeriksaan kasasi sepenuhnya diatur dalam UU MA yang artinya
pemeriksaan perkara kasasinya digunakan UU MA yang menagtur mengenai
acara kasasi untuk peradilan umum (perdata) . Pengajuan menurut UUMA ialah
selama 14 hari setelah putusan dibacakan dan selambat-lambatnya 7 hari panitera
harus menghubungi pihak lawan setelah permohonan kasasi terdaftar.
Dalam tenggang waktu 14 hari setelah permohonan kasasi dicatat dalam
buku daftar, pemohon kasasi wajib menyampaikan memori kasasi yang memuat
alasan-alasan permohonan kasasi. Lawan diharuskan telah menyerahkan jawaban
atas salinan memori kasasi dalam waktu 14 hari setelah ia menerima salinan
memori kasasi tersebut, dan selambat-lambatnya 30 hari setelah menerima
memoro kasasi dan jawaban atas memori kasasi, panitera mengirimkan semua
berkas kasasi tadi ke Mahkamah Agung. Permohonan Kasasi hanya dapat
diajukan satu kali (Pasal 43 UU MA),
2. Upaya hukum luar biasa, terdiri atas:
a. Peninjauan Kembali;
b. Kasasi demi kepentingan hukum.
19
Dalam perkara antara Ade Gardenia Prajawati melawan walikota Yogyakarta ini,
pihak penggugat akhirnya melakukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara Surabaya. Kuasa Penggugat/Pembanding mengajukan permohonan
banding terhadap putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Yogyakarta tersebut dengan
Akta Permohonan Banding tertanggal 05 Mei 2011, permohonan banding tersebut telah
diberitahukan kepada pihak Tergugat /Terbanding sesuai dengan Surat Pemberitahuan
Pernyataan Banding Nomor : 01/G/2011/PTUN.YK. tertanggal 19 Mei 2011.
20