paper parasitologi

9
Paper Parasitologi Crystoporidia Disusun Oleh : Octora Enda Sari G (1102101010092) Resi Husnul Annisa (1102101010096) Kelas : B UNIVERSITAS SYIAH KUALA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

Upload: putra-anugrah

Post on 27-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

jj

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Parasitologi

Paper Parasitologi

Crystoporidia

Disusun Oleh :

Octora Enda Sari G (1102101010092)

Resi Husnul Annisa (1102101010096)

Kelas : B

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

DARUSSALAM,BANDA ACEH

2012

Page 2: Paper Parasitologi

Cryptosporidium sp

Cryptoporidium sp menyebabkan penyakit Criptosporodiosis yaitu suatu penyakit

zoonosis yang tergolong ke dalam kelompok waterbone diseases. Criptosporodiosis

menyebabkan infeksi pada usus halus yang bias membuat diare akut pada hewan dan manusia.

Protozoa ini pertama kali ditemukan didalam lambung dan usus halus tikus oleh Tyzzer (1907).

Semenjak itu Cryptoporidium sp telah diidentifikasi dari 170 spesies binatang, termasuk ayam,

kalkun, babi, kuda, domba, anjing, tikus liar, burung, ikan, reptile.

Protoza ini besifat interseluler namun ekstrasitoplasma banyak ditemukan pada

membrane terluar yang melapisi permukaan sel pada lambung dan usus halus. Oocyt(telur)

merupakan stadium infektif yang banyak ditemukan pada feses manusia atau hewan yang

terinfeksi. Protozoa ini mempunyai ukuran yag jauh lebih kecil dari koksidiadan memiliki

kemampuan untuk melekat pada sel lapisan usus halus dan merusak mikrophili, akibatnya akan

menghambat proses penyerapan di usus.

Protozoa ini mempunyai siklus hidup yang kompleks melibatkan dari siklus hidup

seksual(Sporogoni) dan aseksual(Scyzogoni), tapi tidak memerlukan vector perantara ia mampu

menyelesaikan siklus hidupnya dalam satu hospes.

Page 3: Paper Parasitologi

Taksonomi

Kingdom : Protista

Filum : Apicomplexia

Kelas : Sporozoasida

Subclass : Coccidia

Ordo : Eucoccidiorida

Subordo : Eimeriina

Famili : Cryptosporidiidae

Genus : Cryptosporidium

Spesies

Cryptosporidium parvum (terdiri dari dua genotype,yaitu genotip 1 menyerang

Manusia,Serta Genotype 2 yang menyerang manusia,lembu dan mamalia lainya),

Cryptosporidium homnis (Pada manusia) Cryptosporidium baileyi (pada burung),

Cryptosporidium felis (pada kucing), Cryptosporidium muris (pada ikan dan lembu),

Cryptosporidium nasorum(pada ikan), Cryptosporidium serpentitis ( pada ular ),

Cryptosporidium wrairi ( pada babi), Cryptosporidium andersoni, Cryptosporidium canis,

Cryptosporidium galli, Cryptosporidium meleagridis, Cryptosporidium saurophilum,

Cryptosporidium.

Ciri Morfologi

Cryptosporidium sp terdiri dari banyak spesies tapi yang paling pathogen yaitu

Cryptosporidium parvum yang menyebabkan diare kronis dan muntah

(kebanyakan kronis). Dalam siklus hidupnya Cryptosporidium sp mengalami beberapa kali

perubahan bentuk (Stadium).

Page 4: Paper Parasitologi

Berikut ini ciri morfologi :

-Sporozoit mempunyai bentuk seperti pisang dimana bagian anteriornya meruncing dan bagian

posteriornya membulat.

-Gametosit dan skizon ukuran 2-4 mikro meter diproduksi dalam siklus hidup Cryptosporidium

parvum ,tapi jarang ditemukan pada feses manusia.

-Ookista Biasanya berbentuk bulat, berdiameter 4 - 6 um mengandung 4 sporozit yang tidak

terlalu terlihat,refraktil, terdiri 1-8 granula yang menonjol dan dilapisi dua dinding tebal. Ookista

resisten dan sangat resisten terhadap proses klorinasi tapi dapat mati dengan teknik pemasakan

konvensional.

Siklus Hidup

Cryptosporidium kemudian memulai siklus hidupnya di dalam tubuh dengan menggali ke

dalam dinding usus dan kemudian ditumpahkan dalam kotoran. Ookista yang telah mengalami

sporulasi, terdiri dari 4 sporozoit, dikeluarkan melalui feses organism yang terinfeksi dan

mungkin mengalami rute yang lain seperti melalui sekresi saluran pernafasan

(1). Transmisi dari Cryptosporidium parvum dan Cryptosporidium hominis umumnya terjadi

melalui kontak dengan air yang telah terkontaminasi.

(2). Setelah tertelan(dan mungkin terhirup) oleh hospes

(3) eksistasi terjadi :

(a). Empat sporozoit dikeluarkan dari tiap ookista,menembus epithelial

(b,c) usus dan jaringan lain seperti saluran pernafasan. Sporozoid akan berkembang

menjadi tropozoit. Kemudian mengalami multiplikasi aseksual (skizogoni atau

merogoni)

Page 5: Paper Parasitologi

(d,e) yang menghasilkan meront tipe I. merozoit yang dihasilkan meron tipe satu dapat

mereinfaksi sel dan mengulang kembali siklus asekseual atau menginfeksi sel dan

berkembang menjadi meront tipe II

(f). Tiap meron tipe II akan membesaskan 4 merozoit. Diyakini hanya merozoit tipe II

inilahyang mengalami multiplikasi seksual (gametogoni) menghasilkan mikrogametosit

(g) dan makrogametosit

(h). Mikrogamet keluar dari mikrogametosit akan membuahi makrogamet yang keluar

dari makrogametosit dan menghasilkan zigot

(i). Sekitar 80% zigot akan berkembang menjadi ookista berdinding tebal

(j) dan 20% zigot berkembang menjadi ookista berdinding tipis

(k). Ookista akan bersporulasi (berkembang menjadi sporozoit yang infektif). Keluarnya

sporozoit dari ookista yang berdinding tipis akan menyebabkan autoinfeksi. Sementara

ookista berdinding tebal akan keluar melalui feses dan apabila tertelan akan segera

menginfeksi.

Penularan

Infeksi penyakit ini dari material yang terkontaminasi seperti tanah, air, makanan yang

tidak dimasak atau telah kontak dengan kotoran manusia atau hewan yang terinfeksi. Kontak

kemudian ditransfer ke mulut dan ditelan. Hal ini terutama terjadi diantara mereka yang biasa

kontak dengan air tawar saat berenang. Tingginya resistensi oocysts Cryptosporidium terhadap

disinfektan seperti khlor memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dalam jangka waktu yang

lama dan masih dalam kondisi siap menginfeksi.

Gejala

Gejala muncul dari dua sampai sepuluh hari setelah terinfeksi, dengan rata-rata 7 hari,

dan batasnya sampai dua minggu, atau dalam beberapa kasus langka sampai satu bulan. Penyakit

Page 6: Paper Parasitologi

dapat tidak bergejala atau dapat menyebabkan diare akut atau terus-menerus yang dapat

berlangsung selama beberapa minggu. Diare biasanya berair dengan lendir. Sangat langka untuk

menemukan darah atau sel darah putih dalam penyakit ini. Selain diare berair tadi, sering ada

rasa sakit atau kram perut dan demam ringan. Gejala lainnya termasuk mual, muntah,

malabsorption (rendahnya penyerapan nutrisi oleh usus) dan dehidrasi. Anorexia dapat terjadi,

seperti kehilangan berat badan. Orang-orang yang mengalami asymptomatic (tidak memiliki

gejala), penyakit ini tetap infective (bisa menularkan).

Cara Pencegahan :

Berikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara menjaga kebersihan

perorangan.

Membuang tinja pada jamban yang saniter, hati-hati dalam menangani kotoran manusia

atau binatang.

Mereka yang kontak dengan anak sapi atau binatang lain yang terkena diare sebaiknya

segera mencuci tangan dengan seksama.

Rebus sampai mendidih air minum selama 1 menit; disinfeksi dengan bahan kimia tidak

efektif melawan oocyst. Hanya filter yang dapat menyaring partikel dengan diameter 0,1

– 1 µm yang bisa di gunakan untuk menyaring oocyst.

Pindahkan orang yang terinfeksi dari pekerjaan menangani jenis bahan makanan yang

tidak segera akan dimasak.

Pisahkan anak yang menderita diare dari tempat penitipan anak hingga diare sembuh.

Pengobatan

Tidak ada obat yang bisa diandalkan untuk pengobatan radang usus cryptosporidium.

Obat tertentu seperti paromomycin, atovaquone, nitazoxanide, obat infeksi usus xamthone dan

azithromycin kadang-kadang digunakan, tetapi biasanya hanya memiliki efek sementara.

Kesulitan ini terutama terjadi untuk orang dengan penyakit parah dan sistem kekebalan yang

lemah. Pengobatan bisa manjur pada tahap awal penyakit. Cairan-cairan perlu terus diganti

secara oral (banyak minum). Dalam situasi langka, cairan darah mungkin diperlukan. Antibiotik

biasanya tidak bermanfaat, dan  kekambuhan ulang sering terjadi.

Page 7: Paper Parasitologi