paper organ penegak hukum persaingan usaha (calon makalah)

19
Organ Penegak Hukum Persaingan Usaha Oleh: Muhammad Rifki (1006687966) I. Organ Penegak Hukum Persaingan Usaha Agar suatu aturan dapat ditegakkan secara baik diperlukan organ penegak hukum. Suatu aturan hukum yang baik secara formil tidak akan berjalan baik jika tidak didukung organ penegak hukumnya. Di Indonesia telah ada badan khusus penegakkan hukum persaingan (competition law enforcement agency ). Badan ini di Indonesia melalui Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha tidak sehat disebut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), yaitu lembaga independen yang terlepas dari pengaruh pemerintah dan pihak lain, yang berwenang melakukan pengawasan persaingan usaha dan menjatuhkan sanksi. Sanksi tersebut berupa tindakan administratif, sedangkan sanksi pidana adalah wewenang pengadilan. 1 Sebelum berbicara tentang KPPU akan dikemukakan organ-organ penegakan hukum persaingan usaha di beberapa Negara: Kanada: Competition Bureau Kanada adalah salah satu Negara yang pertama kali memiliki aturan hukum untuk mencegah tindakan-tindakan menghambat perdagangan yang dilakukan melalui persetujuan perusahaan- perusahaan. Ketentuan ini sudah dimiliki kanada pada tahun 1899 1 Penjelasan Umum UU No. 5 Tahun 1999

Upload: sammymikey

Post on 06-Aug-2015

92 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Organ Penegak Hukum Persaingan Usaha (Calon Makalah)

Organ Penegak Hukum Persaingan Usaha

Oleh: Muhammad Rifki (1006687966)

I. Organ Penegak Hukum Persaingan Usaha

Agar suatu aturan dapat ditegakkan secara baik diperlukan organ penegak hukum. Suatu

aturan hukum yang baik secara formil tidak akan berjalan baik jika tidak didukung organ

penegak hukumnya. Di Indonesia telah ada badan khusus penegakkan hukum persaingan

(competition law enforcement agency). Badan ini di Indonesia melalui Undang-undang No. 5

Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha tidak sehat disebut

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), yaitu lembaga independen yang terlepas dari

pengaruh pemerintah dan pihak lain, yang berwenang melakukan pengawasan persaingan usaha

dan menjatuhkan sanksi. Sanksi tersebut berupa tindakan administratif, sedangkan sanksi pidana

adalah wewenang pengadilan.1

Sebelum berbicara tentang KPPU akan dikemukakan organ-organ penegakan hukum

persaingan usaha di beberapa Negara:

Kanada: Competition Bureau

Kanada adalah salah satu Negara yang pertama kali memiliki aturan hukum untuk

mencegah tindakan-tindakan menghambat perdagangan yang dilakukan melalui persetujuan

perusahaan-perusahaan. Ketentuan ini sudah dimiliki kanada pada tahun 1899 dan ketentuan

yang komprehensif baru diundangkan pada tahun 1986.2

The Competition Bureau adalah institusi penegak hukum independen yang bertugas

memastikan kegiatan bisnis dan konsumen Kanada yang makmur di pasar kompetitif dan

inovatif.3 Namun, meski independen, kementrian industri dapat memerintahkan Competition

Bureau yang dikepalai Director of Investigation and Research ini untuk melakukan investigasi

terhadap kasus-kasus tertentu.

1 Penjelasan Umum UU No. 5 Tahun 19992 Aries Siswanto, Hukum Persaingan Usaha (Salatiga: Ghalia Indonesia, 2002) hal. 503 http://www.competitionbureau.gc.ca/eic/site/cb-bc.nsf/eng/home

Page 2: Paper Organ Penegak Hukum Persaingan Usaha (Calon Makalah)

Competition Act 1986 pada dasarnya mengenal dua jenis tindakan yang dianggap

melanggar ketentuan persaingan usaha. Pertama, tindakan yang oleh Competition Act 1986

dianggap sebagai tindak pidana. Termasuk dalam pelanggaran pidana ini adalah persekongkolan,

bid-rigging, diskriminasi harga, predatory pricing, price maintenance, serta iklan yang

menyesatkan. Kedua, tindakan yang disebut sebagai “reviewable practices”, yakni pelanggaran

Competition Act 1986 tetapi bukan tindak pidana. Reviewable practices di antaranya meliputi

merger, abuse of dominance, refusals to deal, exclusive dealing, dan tied selling. Reviewable

practices diperiksa oleh Competition Tribunal institusi administrative quasi-judisial yang tidak

memiliki kewenangan menerapkan pidana. Meskipun demikian kewenangan Tribunal ini cukup

besar diantaranya memerintahkan diberhentikannya tindakan yang tergolong “reviewable

practices” serta memerintahkan dilakukannya pemecahan asset atau saham perusahaan. Biarpun

reviewable practices bukan tindak pidana namun pelaku yang gagal mematuhi perintah

Competition Tribunal diancam denda atau kurungan serta bisa dianggap menghina pengadilan.

Berkaitan dengan dua jenis tindakan yang ada berdasar Competition Act 1986,

Competition Bureau dapat menyelidiki baik pidana maupun reviewable practices.4

Prancis: Le Conseil De La Concurrence

Le Conseil De La Concurrence adalah otoritas administratif independen, yang

mengkhususkan diri dalam menganalisis dan mengatur operasi pasar yang kompetitif, untuk

menjaga tatanan ekonomi.5

Le Conseil De La Concurrence dibentuk berdasarkan ordonansi tahun 1986 dibidang

persaingan usaha Sebelumnya Prancis telah ada badan serupa yang bernama la Commission de

la Concurrence namun la Commission hanya memiliki kewenangan konsultatif, sedangkan la

Conceil bisa membuat keputusan.

Apabila terjadi pelanggaran tindakan antipersaingan, concerted actions dan

penyalahgunaan posisi dominan, la Conseil bisa menetapkan denda hingga 5% dari total sales

terhadap perusahaan pelanggar. Keputusan la Conseil dapat disbanding melalui Paris Court of

Appeals.6

4 Ibid. hal.51.5 http://www.autoritedelaconcurrence.fr/user/standard.php?id_rub=126 Ibid hal.52.

Page 3: Paper Organ Penegak Hukum Persaingan Usaha (Calon Makalah)

Jerman: Bundeskartellamt

Bundeskartellamt atau Federal Cartel Office adalah otoritas persaingan usaha yang

independen dengan tugas melindungi persaingan usaha di Jerman. Perlindungan persaingan

usaha adalah kunci dari tujuan regulasi dalam sistem ekonomi pasar. 7 Secara Institusional badan

ini dibawah Kementrian Ekonomi, namun dalam menangani kasus badan ini bersifat independen.

Selain itu Jerman juga mempunyai Monopolkommission (Monoplies Commission) yang

beranggotakan ahli hukum dan ekonomo. Namun, hanya memiki fungsi reporting, reviewingdan

rekomendasi.8

Amerika Serikat: The Federal Trade Commission dan Antitrust Division of The Departement

of Justice (FTC dan DOJ-AD)

Penegakan hukum persaingan di AS (Antitrust Law) terutamanya dibebankan kepada dua

institusi, yakni the federal trade commission (FTC) dan Antitrust Division of the Departement of

Justice (DOJ-AD).

FTC dibentuk melaui Federal Trade Act 1914, FTC berwenang melakukan penyelidikan

dan investigasi serta menindak pelanggaran atas antitrust law. Hukum AS menentukan FTC

hanya bisa menangani Antitrust Law secara perdata tidak terhadap tindak pidana antitrust.

FTC mempunyai beberapa biro yaitu, Biro Perlindunga Konsumen (Bureau of Consumer

Protection), Biro Persaingan (The Bureau of Competition) dan Biro Ekonomi (the Bureau of

Economics).

Tugas Biro Perlindungan Konsumen adalah melindungi konsumen dari praktek-praktek

yang tidak adil, menipu, atau tidak jujur. Biro ini melaksanakan UU perlindungan konsumen.

Kewenangan Biro ini mencangkup investigasi ke perusahaan individu (Individual Company) dan

Industri. Biro ini juga membuat peraturan proses beracara serta memberikan pendidikan bagi

konsumen dan bisnis9

7 http://www.bundeskartellamt.de/wDeutsch/bundeskartellamt/BundeskartellamtW3DnavidW262.php8 Siswanto,Op.Cit.,hal.52.

9 Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Konteks (Jakarta: GTZ,2009) hal. 319

Page 4: Paper Organ Penegak Hukum Persaingan Usaha (Calon Makalah)

Biro Persaingan di dalam FTC bertugas mencegah merger yang berakibat pada tidak

adanya persaingan (anticompetitive mergers) dan praktek bisnis anti kompetitif lainnya, Biro ini

mempromosikan kebebasan konsumen untuk memilih barang dan jasa di pasaran dengan harga

dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan mereka untuk menunjang bisnis dengan memastikan

tingkat persaingan yang adil di antara para pesaing. Biro ini melaksanakan tugas dengan

mereview usulan merger (proposed mergers) dan efek anti kompetisi lainnya. Apabila syarat

syarat telah dipenuhi, Biro Persaingan dapat merekomendasikan FCT untuk mengambil langkah

penegakan hukum formal untuk melindungi konsumen. Biro ini juga berfungsi sebagai sumber

riset dan kebijakan dalam masalah persaingan dan menyediakan panduan untuk pelaku usaha.

Biro Ekonomi membantu FTC mengevaluasi adanya efek ekonomi dari suatu perbuatan.

Untuk melakukan hal tersebut, Biro ini melakukan analisis ekonomi, membantu investigasi dan

pembuatan peraturan persaingan dan perlindungan konsumen. Biro ini juga menganalisa akibat

peraturan pemerintah dalam hal persaingan dan konsumen serta memberikan analisa ekonomi

dari proses pasar kepada Kongres. Biro Ekonomi juga menyediakan panduan dan bantuan untuk

pelaksanaan perlindungan konsumen dan persaingan. Dalam bidang persaingan usaha, Biro ini

berpartisipasi dalam investigasi terhadap dugaan tindakan anti persaingan dan menyediakan

saran dari segi ekonomi. Jika penegakan hukum mulai dilaksanakan, Biro ini mengintegrasikan

analisis ekonomi ke dalam proses penegakan hukum dengan cara antara lain menghadirkan saksi

ahli dan bekerja sama dengan Biro Persaingan untuk menentukan tindakan pemulihan yang

pantas. Dalam masalah perlindungan konsumen, Biro ini menyediakan bantuan ekonomi dan

analisa terhadap tindakan Komisi yang potensial dalam kasus kasus perlindungan konsumen.

Biro Ekonomi juga menyediakan analisa terhadap tingkat sanksi yang pantas untuk membuat jera

tindakan yang merugikan konsumen.10

Ujung tombak lain dalam penegakan antitrust AS adalah DOJ-AD. Dalam perkara

perdata organ ini memiliki kewenangan dengan FTC. Untuk mencegah tumpang tindih

penanganan kasus antitrust secara perdata FTC dan DOJ-AD membagi jurisdiksi atas jenis

industri.

FTC memusatkan perhatian pada industri yang konsumennya memiliki tingkat

pengeluaran tertinggi seperi jasa kesehatan, obat-obatan, makanan, energy, teknologi computer,

10 Ibid.hal.319

Page 5: Paper Organ Penegak Hukum Persaingan Usaha (Calon Makalah)

video serta TV kabel. Meski demikian dalam kasus tertentu seperti kasus perusahaan

mikroprosesor kedua otoritas ini saling berebut dalam penanganan kasus.

Sedangkan dalam sisi pidana hanya bisa dilakukan DOJ-AD, bukan FTC sehingga tidak

ada tumpang tindih penegakan hukum persaingan dibidang pidana.11

Indonesia: Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

KPPU Lahir dari UU no. 5 tahun 1999, secara internal UU ini UU ini diharapkan dapat

menjadi solusi atas berbagai permasalahan dalam dunia usaha selama pemerintahan Orde Baru

yang sarat dengan praktek monopoli yang diciptakan oleh pemerintah bagi segelintir pelaku

usaha tertentu yang memiliki kedekatan dengan penguasa. Secara eksternal tekanan dari

International Monetary Fund (IMF) terhadap Indonesia agar menyusun UU Anti Monopoli

sering pula disebut sebagai salah satu syarat untuk memperoleh pinjaman asing juga sering

disebutkan sebagai alasan dari lahirnya UU Nomor 5 Tahun 1999.12

KPPU adalah komisi yang dibentuk untuk mengawasi pelaku usaha dalam menjalankan

kegiatan usahanya agar tidak melakukan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak

sehat. 13Dengan demikian, Penegakan hukum antimonopoli dan persaingan usaha berada dalam

kewenangan KPPU. Namun, tidak berarti tidak ada lembaga lain yang berwenang. Pengadilan

Negeri (PN) dan Mahkamah Agung (MA) juga diberi wewenang menyelesaikan masalah

tersebut. PN diberi kewenangan menangani keberatan.

Kewenangan KPU dapat dikatakan cukup besar yang meliputi juga kewenangan yang

dimiliki lembaga peradilan. Kewenangan ini meliputi penyidikan, penuntutan, konsultasi,

memeriksa dan memutus perkara.14

Kedudukan KPPU dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia

KPPU merupakan lembaga negara komplementer (state auxiliary organ). Secara

sederhana state auxiliary organ adalah lembaga negara yang dibentuk diluar konstitusi dan

11 Siswanto,Op.Cit.,hal.54.12 Sukendar, Kedudukan Lembaga Negara Khusus Dalam Konfigurasi Ketatanegaraan Modern Indonesia, Studi Kedudukan KPPU. (Jakarta: Jurnal Perasaingan Usaha: 2009) hal. 17513 Pasal 1 butir 18 UU No. 5 Tahun 199914 Antara Teks dan Konteks.Op.Cit.,hal.311

Page 6: Paper Organ Penegak Hukum Persaingan Usaha (Calon Makalah)

merupakan lembaga yang membantu pelaksanaan tugas lembaga negara pokok (Eksekutif,

Legislatif, dan Yudikatif). 15

KPPU mempunyai fungsi penegakan hukum khususnya Hukum Persaingan Usaha,

namun KPPU bukanlah lembaga peradilan khusus persaingan usaha. Dengan demikian KPPU

tidak berwenang menjatuhkan sanksi baik pidana maupun perdata. Kedudukan KPPU lebih

merupakan lembaga administrative karena kewenangan yang melekat padanya adalah

kewenangan administratif, sehingga sanksi yang dijatuhkan merupakan sanksi administratif. 16

Tugas dan Wewenang KPPU

Pasal 35 UU No.5 Tahun 1999 menentukan bahwa tugas tugas KPPU terdiri dari:

1. Melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek

monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

2. Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat

mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

3. Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi dominan

yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha.

4. Mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Komisi sebagaimana diatur dalam Pasal

36.

5. Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan Pemerintah yang berkaitan

dengan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

6. Menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan UU No.5/1999

7. Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden dan DPR.

Dalam menjalankan tugas tugasnya tersebut, Pasal 36 UU No.5/1999 memberi wewenang

kepada KPPU untuk:

1. Menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang dugaan terjadinya

praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

15 Ibid.hal 31216 Ibid.hal.313

Page 7: Paper Organ Penegak Hukum Persaingan Usaha (Calon Makalah)

2. Melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku

usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha

tidak sehat.

3. Melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan praktek monopoli

dan atau persaingan usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh masyarakat atau oleh pelaku

usaha atau yang ditemukan komisi sebagai hasil penelitiannya.

4. Menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan tentang ada atau tidak adanya

praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

5. Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan

UU No.5/1999.

6. Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang dianggap

mengetahui pelanggaran ketentuan UU No.5/1999.

7. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli atau setiap

orang yang dimaksud dalam nomor 5 dan 6 tersebut di atas yang tidak bersedia

memenuhi panggilan Komisi.

8. Meminta keterangan dari instansi Pemerintah dalam kaitannya dengan penyelidikan dan

atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan UU No.5/1999.

9. Mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen atau alat bukti lain untuk

keperluan penyelidikan dan atau pemeriksaan.

10. Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak pelaku usaha lain

atau masyarakat.

11. Memberitahukan putusan Komisi kepada pelaku usaha yang diduga melakukan praktek

monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

12. Menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku usaha yang melanggar

ketentuan UU No.5/1999.

Permasalahan yang Dihadapai KPPU

Meski mempunyai kewenangan yang penting namun, kenyataannya KPPU masih

mengalami kendala dalam menjalankan tugasnya. Contoh kendala yang dihadapi KPPU:

Page 8: Paper Organ Penegak Hukum Persaingan Usaha (Calon Makalah)

1. Walaupun KPPU berwenang untuk melakukan penelitian dan penyelidikan, namun

KPPU tidak mempunyai wewenang untuk melakukan penggeledahan terhadap pelaku

usaha yang diindikasikan melakukan pelanggaran terhadap UU No 5 Tahun 1999.

2. Dalam melakukan penelitian dan penyelidikan, KPPU seringkali terkendala dengan sifat

kerahasiaan perusahaan sehingga KPPU tidak bisa mendapatkan data perusahaan yang

diperlukan.

3. Walaupun KPPU berwenang untuk meminta keterangan dari instansi Pemerintah, namun

sampai sekarang belum terjalin kerjasama yang baik antara KPPU dengan instansi

pemerintah dalam hal penyelidikan terhadap dugaan persaingan usaha tidak sehat.

Sehingga KPPU seringkali mengalami kesulitan dalam melakukan tugasnya karena

kurangnya data pendukung.

4. Walaupun KPPU berwenang untuk memanggil pelaku usaha atau saksi, tetapi KPPU

tidak bisa memaksa kehadiran mereka.17

Meskipun memliki kendala dan keterbatasan bukan berarti KPPU tidak dapat mensiasati

keterbatasannya. UU No. 5 Tahun 1999 sebenarnya telah memberikan kesempatan KPPU untuk

bekerjasama dengan instansi penegak hukum lain. Seperti yang tertera dalam Pasal 36 huruf g

merupakan bagian dari kewenangan KPPU, yang berbunyi:

“meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli, atau setiap

orang sebagaimana dimaksud huruf e dan huruf f yang tidak bersedia memenuhi panggilan

Komisi.”

Penjelasan Pasal 36 huruf g memberikan pengertian bahwa:

“yang dimaksud dengan penyidik adalah penyidik sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-

undang Nomor 8 Tahun 1981.”

Berdasarkan bunyi penjelasan Pasal 36 huruf g tersebutlah menjadi jembatan penghubung

bagi penyidik POLRI untuk dapat masuk kedalam ranah penegakan hukum persaingan usaha di

17 Ibid.hal.314.

Page 9: Paper Organ Penegak Hukum Persaingan Usaha (Calon Makalah)

Indonesia.18 KPPU juga dapat membuat nota kesepahaman (MOU) antara POLRI, Kejaksaan dan

Pengadilan demi memaksimalkan penegakan hukum dibidang persaingan usaha.

Hukum Acara Persaingan Usaha

Dalam beracara KPPU dapat menentukan hukum acaranya sendiri, hal ini terlihat dari

pasal 35 huruf f yang menayatakan:

“Tugas Komisi Meliputi: menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan

Undangundang ini”

Hukum Acara ini ditetapkan oleh KPPU dan sejak berdiri di tahun 2000, hukum acara

tersebut telah mengalami satu kali perubahan dari SK No 05/KPPU/ KEP/IX/2000 tentang tata

Cara Penyampaian Laporan dan Penanganan Dugaan Pelanggaran Terhadap UU No 5 Tahun

1999 (SK 05) menjadi Peraturan Komisi No 1 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penanganan

Perkara di KPPU (Perkom 1/2006) yang mulai efektif berlaku 18 Oktober 2006.19

Keberatan bagi pelaku usaha yang tidak terima atas keputusan KPPU diatur dalam

PERMA No. 3 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum Keberatan Terhadap

Putusan KPPU. Setelah berlakunya PERMA ini otomatis tata cara pemeriksaan keberatan di

Pengadilan Negeri harus berdasarkan PERMA tersebut.

Contoh Kasus Penegakan Hukum Persaingan Usaha oleh KPPU

Kasus 1:

Contoh kasus yang mempersoalkan hukum acaranya adalah kasus antara Dewa dan

Aquarius yang pada sidang keberatan EMI Music South East Asia (EMI) dan empat terlapor lain

terhadap putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), EMI mempersoalkan putusan

KPPU dari pemeriksaan perkara, kewenangan memeriksa sampai pengajuan saksi-saksi yang

dianggap EMI tidak dapat dipertanggung jawabkan. Menurut KPPU kasus tersebut merupakan

tindakan persekongkolan sehingga KPPU  berwenang untuk menangani kasusnya.20

18 Mohammad Reza. Kerjasama KPPU dengan Penyidik dalam Penanganan Tindak Pidana Hukum Persaingan Usaha (Jurnal Persaingan Usaha: 2011) hal.113 19 Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Konteks (Jakarta: GTZ,2009) hal. 31920 I Made Sarjana, Penegakan Hukum Persaingan Usaha dalam Sistem Peradilan di Indonesia, bali. 2010

Page 10: Paper Organ Penegak Hukum Persaingan Usaha (Calon Makalah)

Kasus 2:

Kasus yang paling menghebohkan di Indonesia, Mahkamah Agung justru menguatkan

putusan KPPU setelah dibatalkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yakni kasus divestasi

dua kapal raksasa pertamina Very Large Crude Carrier (VLCC) yang terjadi di awal tahun

2005.  Putusan KPPU dalam kasus VLCC menetapkan bahwa pertamina bersalah telah

melanggar Pasal 19 hurud d dan Pasal 22 UU No. 5/1999 serta menetapkan denda

kepada Goldman Sachs Frontline Ltd dan PT Perusahaan Pelayaran Equinox (PT Equinox)

masing Rp 19.710.000.000. Rp.25 milyar dan Rp 16.560.000.000.[    Penjualan dua tanker

raksasa tersebut telah merugikan negara sebesar US $ 20 juta hingga US $ 56 juta. Kerugian

muncul karena harga yang disepakati yakni US $ 184 juta jauh dari harga pasar dua unit kapal

tanker  saat itu yang mencapai US $ 204 juta-US $ 240 juta . ] Putusan KPPU tentang VLCC

merupakan titik awal pengembangan Hukum Persaingan Usaha karena putusan tersebut lebih

jelas dan lebih fokus  antara siapa dan dengan siapa pihak-pihak melakukan persekongkolan

meskipun masih mengandung kelemahan; pasal-pasal yang dilanggar jelas dan sebagai dasar

hukum untuk menetapkan putusan dan sanksi  yaitu Pasal 19 huruf d dan Pasal 22 UU NO.

5/1999.21

Kasus 3:

Kasus yang menarik lainnya adalah kasus Blitz Megaplex v. 21 Cineplex. Komisi

Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menghentikan pemeriksaan dugaan monopoli distribusi

film yang dilaporkan PT Graha Layar Prima, pengelola bioskop Blitzmegaplex. Laporan

terhadap Group 21 Cineplex itu dinilai tidak lengkap dan tidak jelas seperti yang ditentukan

dalam Pasal 15 ayat (3) Peraturan Komisi (Perkom) No. 1 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Penanganan Perkara di KPPU. Menurut Kepala Biro Humas KPPU, A. Junaidi KPPU tidak

menemukan cara atau kegiatan yang diduga dilanggar oleh pelapor.

Pasal 15 ayat (3) berintikan, resume laporan harus memuat uraian yang menjelaskan: (a)

identitas pelaku usaha yang diduga melakukan pelanggaran; (b) perjanjian dan/atau kegiatan

yang diduga melanggar; (c) cara perjanjian dan/atau kegiatan usaha yang dilakukan atau dampak

perjanjian dan/atau kegiatan terhadap persaingan, kepentingan umum, konsumen dan/atau

21 Ibid.

Page 11: Paper Organ Penegak Hukum Persaingan Usaha (Calon Makalah)

kerugian yang ditimbulkan sebagai akibat dari terjadinya pelanggaran dan; (d) ketentuan

Undang-Undang yang diduga dilanggar.  Hal ini mengejutkan karena sebelumnya KPPU

mengagas tawaran “mediasi” kepada para pihak. Upaya ini unik karena upaya mediasi tidak

dikenal dalam Perkom No. 1/2006.22

Pelaksanaan Hukum Persaingan Usaha oleh KPPU

Pelaksanaan hukum persaingan usaha di Indonesia dinilai telah dilaksanakan secara baik.

Penilaian ini dibuktikan dengan diterimanya penghargaan dan apresiasi Intergovernmental

Group of Experts on Competition Policy and Law, United Nations Conference on Trade and

Development (IGE-UNCTAD) pada 8 Juli 2009 oleh KPPU atas kinerja yang baik dalam

mengimplementasikan hukum dan kebijakan persaingan di Indonesia. Lembaga tersebut

menyebut KPPU sebagai potret “bagaimana sebuah otoritas kompetisi yang masih muda dan

dinamis dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain” (“how a young and dynamic competition

authority can be a model for other countries”)23.

Kesimpulan:

Untuk menjaminnya berlangsungnya penegakan Undang-undang Persaingan Usaha dapat

terlaksana penerapannya dengan baik, perlu dibentuk suatu badan khusus (competition law

enforcement agency) mengingat keterbatasan kemampuan kepolisian, kejaksaan dan pengadilan

dalam bidang persaingan usaha. Beberapa Negara seperti Kanada, Prancis, Jerman dan AS

masing-masing mempunyai badan khusus tersebut dalam menjalankan perundangan-undangan

persaingan usahanya. Indonesia sendiri memiliki badan khusus tersebut yang disebut KPPU oleh

UU No. 5 Tahun 1999.

KPPU hanya memiliki kewenangan administratif bukan pidana dan perdata. Disamping

kewenangannya ternyata KPPU memiliki berbagai kendala terutama dalam hal penyidikan dan

penyeldikikan. KPPU tidak mempunyai kewenangan seperti POLRI untuk memaksa pihak

memberi petunjuk dalam penyelidikan atau penyidikan. Oleh karena itu, KPPU dapat membuat

22 http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4ade8afd110b0/KPPU-Hentikan-Pemeriksaan-Terhadap-21-Cineplex23KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha)  Satu Dasawarsa KPPU Mewujudkan Persaingan Usaha yang Sehat. (Jakarta: KPPU:2010).hal.1.

Page 12: Paper Organ Penegak Hukum Persaingan Usaha (Calon Makalah)

Nota Kesepahaman (MOU) dengan instansi penegak hukum lain seperti POLRI, Kejaksaan atau

Pengadilan.

KPPU memiliki hukum acaranya sendiri. Dalam pelaksanaannya secara umum KPPU

telah dianggap baik dalam menegakkan hukum persaingan usaha di Indonesia hal ini dapat

dilihat dari Penghargaan oleh Intergovernmental Group of Experts on Competition Policy and

Law, United Nations Conference on Trade and Development (IGE-UNCTAD) kepada KPPU.

Daftar Pustaka

A. Buku

Lubis, Andi. Maria,Anna. dkk. (2008). Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan

Konteks, Jakarta: GTZ.

Siswanto Arie. (2002). Hukum Persaingan Usaha. Salatiga: Ghalia Indonesia

Pakpahan, Normin. (1994). Pokok-pokok Pikiran tentang Hukum Persaingan Usaha, Jakarta:

Proyek Elips.

KPPU.(2010). Satu Dasawarsa KPPU Mewujudkan Persaingan Usaha yang Sehat, Jakarta:

KPPU.

B. Jurnal

Sarjana, Made. 2010. Penegakan Hukum Persaingan Usaha dalam Sistem Peradilan di

Indonesia. Bali.

Reza, Mohammad. 2011. Kerjasama KPPU dengan Penyidik dalam Penanganan Tindak Pidana

Hukum Persaingan Usaha. Jakarta: Jurnal Persaingan Usaha

Sukendar.2009. Kedudukan Lembaga Negara Khusus Dalam Konfigurasi Ketatanegaraan

Modern Indonesia, Studi Kedudukan KPPU. Jakarta: Jurnal Perasaingan Usaha

C. Peraturan perundang-undangan

UU. No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha tidak sehat

Page 13: Paper Organ Penegak Hukum Persaingan Usaha (Calon Makalah)

PERMA No. 3 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum Keberatan Terhadap

Putusan KPPU

D. Internet

http://www.bundeskartellamt.de/wDeutsch/bundeskartellamt/BundeskartellamtW3DnavidW262.php diakses pada tanggal 19 Desember 2012 pukul 18.25 WIB.

http://www.autoritedelaconcurrence.fr/user/standard.php?id_rub=12 diakses pada tanggal 19

Desember 2012 pukul 22.20 WIB.

http://www.competitionbureau.gc.ca/eic/site/cb-bc.nsf/eng/home diakses pada tanggal 18

Desember pukul 21.10 WIB.

http://www.hukumonline.com diakses pada tanggal 18 Desember 2012 pukul 17.30 WIB.