paper majapahit

14
Situs Trowulan Ibukota Kerajaan Majapahit : Konsep Kosmologis dan Sistem Penataan Kota Aditya Perdana K. 1 25210051, Nabil Alamudi 2 25210047, Videl Farinsi Oemry 3 25210056 Email : [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung. Labtek IXB ITB, Jl.Ganeca No.10 Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Majapahit adalah salah satu kerajaan terbesar di dunia yang pernah menguasai wilayah nusantara dan semenanjung Melayu pada masa kejayaannya di abad ke- 13, sebelum mengalami keruntuhan dan lenyap bersama peradabannya. Kini berbagai temuan oleh para arkeolog, Majapahit dianggap sebagai salah satu peradaban paling maju di masanya, karena telah memiliki sistem penataan kota dan sanitasi yang baik serta terencana, dengan diketemukannya jalur kanal, waduk, dan pondasi bangunan yang tertata baik. Namun tidak diketahui dengan jelas mengapa teknologi tersebut tidak berlanjut pada generasi selanjutnya, dan terkubur di kedalaman tanah. Tetapi, Majapahit adalah kerajaan yang berhasil memadukan pengetahuan kosmologis dengan kehidupan dan alam disekitarnya. Kata Kunci : Majapahit, sistem penataan kota, dan kosmologis Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan kerajaan di wilayah nusantara mulai tercatat keberadaannya semenjak abad 1 Masehi, dengan diketemukannya

Upload: videl-oemry

Post on 30-Jun-2015

265 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Majapahit

Situs Trowulan Ibukota Kerajaan Majapahit :

Konsep Kosmologis dan Sistem Penataan Kota

Aditya Perdana K.1 25210051, Nabil Alamudi2 25210047, Videl Farinsi Oemry3 25210056

Email : [email protected] 1 , [email protected], [email protected]

Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut

Teknologi Bandung.

Labtek IXB ITB, Jl.Ganeca No.10 Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

Majapahit adalah salah satu kerajaan terbesar di dunia yang pernah menguasai wilayah

nusantara dan semenanjung Melayu pada masa kejayaannya di abad ke-13, sebelum

mengalami keruntuhan dan lenyap bersama peradabannya. Kini berbagai temuan oleh para

arkeolog, Majapahit dianggap sebagai salah satu peradaban paling maju di masanya,

karena telah memiliki sistem penataan kota dan sanitasi yang baik serta terencana, dengan

diketemukannya jalur kanal, waduk, dan pondasi bangunan yang tertata baik. Namun tidak

diketahui dengan jelas mengapa teknologi tersebut tidak berlanjut pada generasi

selanjutnya, dan terkubur di kedalaman tanah. Tetapi, Majapahit adalah kerajaan yang

berhasil memadukan pengetahuan kosmologis dengan kehidupan dan alam disekitarnya.

Kata Kunci : Majapahit, sistem penataan kota, dan kosmologis

Bab I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keberadaan kerajaan di wilayah nusantara mulai tercatat keberadaannya semenjak

abad 1 Masehi, dengan diketemukannya prasasti yang menandai hubungan ekonomi dengan

kerajaan di India. Sejak itulah kemudian diketahui bahwa telah berdiri beragam kerajaan

yang mendiami pulau-pulau besar di nusantara semisal, Kerajaan Tarumanegara (Abad 4 M),

Sunda, Kutai, Sriwijaya, Samudera Pasai, Kediri, Singhosari, Mataram, Majapahit, dan

sebagainya. Masuknya agama Hindu-Budha, dan Islam mendominasi corak dari tiap-tiap

kerajaan yang ada di nusantara, dan jalinan kerjasama dengan kerajaan di asia juga turut

mempengaruhi tata sosial serta budaya dan bangunan yang terbentuk.

Page 2: Paper Majapahit

Pada masa raja-raja berjaya di wilayah nusantara, sebuah tatanan kota dan

pemerintahan dibentuk, untuk menunjukan kehebatan dan kekuasaan wilayah terhadap

kerajaan tetangga. Bangunan istana dan candi-candi, dibangun atas dasar kepercayaan pada

agama tertentu dan sebagai bentuk pengabdian, maupun dedikasi terhadap kewibawaan raja

yang memimpin kerajaan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya candi-candi yang

diperuntukan dominan untuk bagian dari ritual tertentu ataupun pemujaan terhadap agama,

atau sosok seseorang di masa kerajaan itu berdiri. Dari telisik data yang ada, diasumsikan

bahwa pola pembangunan yang terjadi di tanah nusantara meniru kitab dari india seperti

alasastra dan silpa shamsita1, sehingga mempengaruhi banyak aspek dalam pembangunan

kota-kota kerajaan, terutama kerajaan yang bercorak agama Hindu-Budha seperti Majapahit,

salah satu kerajaan yang sangat berpengaruh pada masanya di dataran Jawa dan nusantara.

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut :

Mencari dan menggali seni arsitektur yang telah diterapkan dalam membentuk sistem dan

tatanan kota kerajaan pada masa jayanya, dan menilik kelebihan serta kekurangannya.

Memperoleh data yang dapat dimanfaatkan untuk memperkaya bahasa arsitektur yang

telah dimiliki dan dapat diaplikasikan dalam desain-desain arsitektur yang ada.

Agar dapat digunakan sebagai penunjang materi mengenai arsitektur timur, khususnya

indonesia yang selama ini jarang terjamah oleh arsitek indonesia sekalipun.

1.3. Rumusan Masalah

Keberadaan Majapahit, luasan wilayah, peninggalan, serta aplikasi teknologi yang

digunakan pada masanya hingga kini masih belum secara penuh dipahami oleh para arkeolog

dan para peneliti yang berusaha untuk mengetahui kondisi Majapahit sebagai salah satu

kerajaan terbesar di dunia pada periodenya. Namun usaha-usaha terus dan masih dilakukan

untuk menceritakan kepada masyarakat indonesia umumnya dan dunia pada khususnya agar

1 Kekuatan Pengairan Majapahit. (http://www.indonesiakuno.com).

2

Page 3: Paper Majapahit

dapat mengetahui bagian dari kepingan besar mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi yang

diaplikasikan lebih dari 800 tahun yang lalu mengenai kemajuan peradaban di tanah jawa

pada masa itu.

1.4. Lingkup Kajian

Dalam karya tulis ini, penulis hanya mengangkat dua isu untuk mendalami

permasalahan mengenai simbolisasi kebudayaan yang terbentuk pada masa tersebut beserta

dampaknya dan pengaplikasiannya terhadap kondisi struktur, konstruksi, material dari

bangunan, lansekap, dan infrastruktur dari situs Trowulan kerajaan Majapahit.

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1. Kerajaan di Dunia

Sejak periode sebelum Masehi, sungai Gangga (India) dan sungai Kuning (Tiongkok)

telah menjadi pusat kerajaan yang mendorong terbentuknya dunia modern selama beberapa

abad. Dinasti Qin dan Han telah menerapkan sistem politik, komunikasi antar budaya, dan

monopoli. Di India, pengaruh kerajaan yang ada telah mendominasi wilayah hingga ke sisi

Selatan, hingga mencapai masa kejayaannya pada abad ke-4 atau ke-5 sebelum Masehi,

hingga wilayah Mediteran dan Eropa dikuasai oleh kekaisaran Romawi2.

Sejarah mencatat bahwa telah terjadi hubungan antar kerajaan dan sistem ekonomi

yang baik di kontinen Eurasia serta penyebaran ilmu dan teknologi, hingga wilayah Paparan

Sunda, yang dikenal dengan nusantara.

2.2. Kerajaan di Nusantara3

Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Budha berkat hubungan

dagang dengan wilayah tetangga hingga India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama

Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir

2 World History: The Classical Empires and Age of Kingdoms (URL: http://www.newsdial.com).3 Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha (URL: http://id.wikipedia.org).

3

Page 4: Paper Majapahit

dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru

atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni Budha Pahyien.

Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu

kerajaan Tarumanagara. Pada abad ke-14, Tanah Jawa menjadi saksi bangkitnya sebuah

kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit yang berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah

yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu.

Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan

Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

Munculnya kerajaan Islam pada sekitar abad ke-12 yang ekspansionis, secara

perlahan-lahan mengakhiri kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai akhir dari

era ini.

BAB III KOTA MAJAPAHIT

3.1. Keberadaan Majapahit4

Kakawin Nagarakretagama, pupuh VIII-XII, merupakan sumber tertulis yang penting

untuk mengetahui gambaran Kota Majapahit sekitar tahun 1350 M yang disebutkan sebagai

udamakatrayadinikanangsanusapupul (Tiga Bagian Pulau Talaud, dimana ‘Talaud’

diinformasikan sebagai ‘berpenghuni’)5. Kota pada masa itu bukanlah kota dalam arti

modern, demikian pernyataan Pigeaud (1962), ahli sejarah kebangsaan Belanda. Dalam

kajiannya terhadap Nagarakretagama karya Mpu Prapanca, ia menyimpulkan, Majapahit

bukan kota yang dikelilingi tembok batu merah tebal dan tinggi mengitari keraton, melainkan

sebuah komplek permukiman besar yang meliputi sejumlah komplek yang lebih kecil, di

mana satu sama lain dipisahkan oleh lapangan terbuka yang digunakan untuk kepentingan

publik. Sebagian besar pakar arkeologi mempercayai dan menempatkannya di Trowulan.

4 Tata Letak Kota, Istana, dan Desa di Majapahit (URL: http://www.wacananusantara.org).5 J. Sollewijn Gelpke. (1992). The Majapahit dependency Udama Katraya. Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 148 (1992), no: 2, Leiden, 240-246.

4

Page 5: Paper Majapahit

3.2. Situs Trowulan, Ibu kota Majapahit6

Bermula dari penelitian yang dilakukan oleh Wardenaar atas perintah Raffles pada

1815, di dalam laporannya ia selalu menyebutkan, “in het bosch van Majapahit”. Raffles

sendiri dalam bukunya History of Java menyebutkan “remains of gateway at Majapahit

called Gapura Jati Pasar” ketika menyebut Candi Waringin Lawang, dan menyebut “one of

the gateway of Majapahit” ketika menyebut Candi Brahu. Uraian Nagarakretagama tentang

Kota Majapahit telah dicari lokasinya di lapangan oleh Maclaine Pont dari tahun 1924-1926

dan berhasil membuat sketsa “kota” Majapahit di Situs Trowulan.

Situs Trowulan berada dalam wilayah Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto,

Jawa Timur, sekitar 70 km ke arah barat daya dari Surabaya. Di areal seluas 9 x 11 km, dapat

dilihat bangunan-bangunan bata berupa candi, gapura, kolam, dan salurah-saluran air di muka

tanah maupun di bawah tanah, yang seluruhnya mengindikasikan sebuah kota yang sudah

cukup maju untuk masa itu.

BAB IV TROWULAN, IBU KOTA MAJAPAHIT

4.1. Penataan dan Konsep Pusat Kota Majapahit

Berita Cina yang ditulis oleh Ma Huan sewaktu mengikuti perjalanan Laksamana

Zheng He (Cheng Ho) ke Jawa memberikan penjelasan mengenai keadaan masyarakat

Majapahit pada abad ke-15, bahwa kota Majapahit terletak di pedalaman Jawa yang

berpenduduk sekitar 200-300 keluarga7.

6 Tata Letak Kota, Istana, dan Desa di Majapahit (URL: http://www.wacananusantara.org).7 Tata Letak Kota, Istana, dan Desa di Majapahit (URL: http://www.wacananusantara.org).

5

Page 6: Paper Majapahit

Gambar 4.1. Sketsa artis suasana Majapahit (kiri8 dan kanan9)

Nurhadi Rangkuti, peneliti lapangan Trowulan, menyebutkan terdapat sebuah konsep

yang umum diterapkan dalam perencanaan kota masa Hindu-Buddha. Dalam kitab

Mahabarata terdapat bagian Amertamanthana yang bercerita tentang dewa-dewa yang

mengaduk laut dengan gunung untuk mencari air kehidupan. Dikisahkan, Dewa Brahma

memanggil para dewa untuk menggunakan gunung Mandara sebagai pengaduk laut. Dewa

Wisnu lalu menjelma menjadi kura-kura raksasa dan Dewa Siwa menjadi ular (atau naga)

yang kemudian kepala dan ekornya ditarik para dewa untuk memutar gunung Mandara.

Secara makro, Kota Majapahit menyerupai bentuk mandala candi berdenah segi

empat dan terdapat gapura masuk di keempat sisinya, dengan keraton terletak di tengahnya.

Ditinjau dari konsep kosmologi, wujud ibu kota Majapahit dianggap sebagai perwujudan

jagad raya ajaran Brahmana, alam semesta berbentuk pipih seperti piringan dan pusatnya

adalah Gunung Mahameru10. Menurut kepercayaan Hindu, Gunung Mahameru merupakan

tempat sumber air Tirta Amerta atau air kehidupan, yang dipercaya mempunyai kekuatan

magis dan dapat memberikan kesejahteraan.

Arah mata angin yang dinyatakan oleh Mpu Prapanca dalam kitab Nagarakrtagama

adalah arah mata angin khtonis yang berorientasi gunung laut yang terkait dengan konsep

delapan dewa yang disebut Astadikpalaka, seperti Kuvera yang merupakan dewa

8 Percayakah Anda, Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Islam (URL: http://amietamorf.multiply.com).9 Alternatif Imej Majapahit (URL: http://www.putumahendra.com).10 Munandar, Agus Aris. 2008. Ibukota Majapahit, Masa Jaya, dan Pencapaian. Depok : Komunitas Bambu.

6

Page 7: Paper Majapahit

kemakmuran dan kesejahteraan yang berada di utara dan Yama yang merupakan dewa maut

penguasa naraka yang berada di Selatan dan sebagainya11. Keberadaan Kota Majapahit

menurut konsep tersebut memiliki tiga unsur, yaitu:

1.    unsur gunung (replikanya dibentuk candi)

2.    unsur sungai (replikannya dibentuk kanal)

3.    unsur laut (replikanya dibentuk waduk)

Gambar 4.2. Yoni penanda batas kota majapahit12 (kiri) dan Astadikpalaka13(kanan).

4.2. Sistem Kanal yang Membentuk Kota

Pada tahun 1981 keberadaan kanal-kanal dan waduk-waduk di Situs Trowulan

diketahui oleh para peneliti dan arkeolog. Waduk-waduk Baureno, Kumitir, Domas, Kraton,

Kedungwulan, Temon, dan kolam-kolam buatan seperti Segaran, Balong Dowo, dan Balong

Bunder, yang semuanya terdapat di Situs Trowulan. Diketahui sebagian besar situs-situs di

Trowulan dikelilingi oleh kanal-kanal yang saling berpotongan, membentuk sebuah denah

segi empat yang luas, dibagi lagi oleh beberapa bidang segi empat yang lebih kecil dengan

orientasi utara-selatan dan timur-barat. Jalur-jalur yang membujur timur-barat terdiri atas 8

jalur, sedangkan jalur-jalur yang melintang utara-selatan terdiri atas 6 jalur. Selain jalur-jalur

yang bersilangan tegak lurus, ditemukan pula dua jalur yang agak menyerong.

11 Memutar Ulang Gambaran Ibukota Majapahit. (URL: http://www.indonesiakuno.com).12 Telusuri Kota Majapahit (URL: http://www.youtube.com).13 Surya Majapahit (URL: http://id.wikipedia.com).

7

Page 8: Paper Majapahit

Gambar 4.3. Trowulan, rekonstruksi ibukota kerajaan Majapahit14

Kanal-kanal ini memiliki total panjang 18 kilometer dengan lebar berkisar 35-45

meter dan pernah ditemukan susunan bata setinggi 2,5 meter yang menurut para arkeolog di

tempelkan dengan cara digosok satu sama lain dan tanpa perekat. Kanal yang terpendek

panjangnya 146 meter, yaitu jalur yang melintang utara-selatan, sedangkan kanal yang

terpanjang sekitar 5 kilometer adalah kanal yang berhulu di sebelah timur di daerah Candi

Tikus dan berakhir di Kali Gunting (di Dukuh Pandean) di daerah baratnya.

Gambar 4.4. Kolam Segaran15

Hanya Kolam Segaran yang diperkuat dengan dinding-dinding tebal di keempat

sisinya, sehingga terlihat merupakan bangunan air paling monumental di Kota Majapahit,

14 Alternatif Imej Majapahit (URL: http://www.putumahendra.com).15 Maja Memang Pahit (URL: http://khayalbox.blogspot.com).

8

Page 9: Paper Majapahit

pertama kali ditemukan oleh Maclaine Pont pada 1926. Kolam ini berukuran panjang 375

meter, lebar 175 meter, dan dalamnya sekitar 3 meter, membujur arah timur laut–barat daya.

Dindingnya dibuat dari bata yang direkatkan tanpa bahan perekat dengan ketebalan 1,60

meter dan selalu dipenuhi air dengan ketinggian 1,5 - 2 meter selama musim penghujan.

Kanal, waduk, dan kolam buatan ini didukung pula oleh saluran-saluran air yang lebih

kecil, yang merupakan bagian dari sistem jaringan air di Majapahit. Di wilayah Trowulan,

gorong-gorong yang dibangun dari bata dengan tinggi 160-170 cm16, yang memungkinkan

orang dewasa untuk masuk ke dalamnya. Selain gorong-gorong atau saluran bawah tanah,

banyak pula ditemukan saluran terbuka untuk mengairi sawah-sawah, serta temuan pipa-pipa

terakota yang kemungkinan besar digunakan untuk menyalurkan air ke rumah-rumah. Hal ini

menunjukkan bagaimana masyarakat Majapahit telah mempunyai kesadaran yang tinggi

terhadap sanitasi dan pengendalian air.

BAB V HASIL PEMBAHASAN

4.1. Simbol Kosmologi Dalam Tata Kota

Didapatkan bahwa tata kota kerajaan Majapahit dan juga kerajaan lainnya pada masa

Hindu-Buddha memiliki keterkaitan dengan simbol kosmologis sebuah kisah religius suatu

agama. Dalam kasus Majapahit, tata kota diambil dari kisah Amertamanthana dalam kitab

Mahabarata agama Hindu.

4.2. Sistem Kota yang Terbentuk Sebagai Lansekap

Walau tata kota Majapahit di dasari dari aplikasi simbolis suatu agama, sistem

pengairan dan transportasinya memiliki peran yang sangat fungsional. Sistem kanal, waduk,

kolam dan gorong-gorongyang diyakini berperan krusial dalam penanggulangan banjir,

irigasi, suplai air bersih, dan juga transportasi massa.

16 Kekuatan Pengairan Majapahit (URL: http://www.indonesiakuno.com).

9

Page 10: Paper Majapahit

BAB VI KESIMPULAN

Melihat banyak dan besarnya bangunan-bangunan air, dapat diperkirakan bahwa

pembangunan dan pemeliharaannya membutuhkan suatu sistem organisasi yang teratur. Dari

pengetahuan dan teknologi yang mereka miliki, memungkinkan untuk mereka mampu

mengendalikan banjir dan menjadikan pusat kota terlindungi serta aman dihuni. Namun tidak

diketahui mana aspek yang menjadi prioritas dalam perancangan tata kota Majapahit saat itu,

apakah aspek simbolis kosmologis dirancang dahulu kemudian di kembangkan respon

lingkungan infrastrukturnya. Atau memahami lingkungan dan mendesain solusinya, baru

kemudian ditempelkan simbol-simbol agamanya, tetapi Trowulan menunjukkan bahwa

keduanya dapat digabungkan secara harmonis dan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

J. Sollewijn Gelpke. (1992). The Majapahit dependency Udama Katraya. Bijdragen tot de

Taal-, Land- en Volkenkunde 148 (1992), no: 2, Leiden, 240-246.

Kekuatan Pengairan Majapahit (URL: http://www.indonesiakuno.com).

Mahendra, Putu. Alternatif Imej Majapahit (URL: http://www.putumahendra.com).

Maja Memang Pahit (URL: http://khayalbox.blogspot.com).

Memutar Ulang Gambaran Ibukota Majapahit. (URL: http://www.indonesiakuno.com).

Munandar, Agus Aris. 2008. Ibukota Majapahit, Masa Jaya, dan Pencapaian. Depok :

Komunitas Bambu.

Percayakah Anda, Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Islam (URL:

http://amietamorf.multiply.com).

Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha (URL: http://id.wikipedia.org).

Surya Majapahit (URL: http://id.wikipedia.com).

Susilo, Nina dan Runik Sri Astuti. Kekuatan Pengairan Majapahit.

(http://www.indonesiakuno.com).

Tata Letak Kota, Istana, dan Desa di Majapahit (URL: http://www.wacananusantara.org).

Telusuri Kota Majapahit (URL: http://www.youtube.com).

World History: The Classical Empires and Age of Kingdoms (URL:

http://www.newsdial.com).

10