awal mula berdinya kerajaan majapahit

39
BAB I PENDAHULUAN Kepulauan Indonesia yang terletak antara benua Asia dan benua Australia sering diumpamakan sebagai jembatan diantara dua benua tersebut. Perumpamaan tiu dibenarkan oleh hasil penelitian masalampaunya. Hasil penelitian prasejarah menunjukan bahwa di masa lampau bergagai macam suku bangsa telah memasuki kepulauan ini dari daratan Asia Tenggara. Ada yang datang dari darata Indocina dan menyebar di Indonesia bagian barat dan adapula yang melalui kepulauan Filipina menyebar di Indonesia bagian timur. Sebagian dari bangsa-bangsa itu kemudian menyebar di ulau-pulau di Pasifik dan Australia. Sebagian lagi bertolak dari Indonesia bagian barat dan menyebrangi Samudera Hindia hingga mencapai kepulauan Madagaskar. Indonesia juga terletak didaerak katulistiwa dan dibawah hembusan angina musim Indo-Australia. Cirri- cirinya adalah beriklim tropis dan curah hujan yang tinggi. Serta tanah yang subur yang mengan dung SDA sangat tinggi. Sehingga pada jaman Kung (awal M-1500 M) banyak orang-orang dari mancanegara datang ke Indonesia karrena tertarik oleh SDA yang terdapat di Indonesia. Mereka yang menetap dan mempunya potensi untujk menguasai Indonesia secara keselurhan menikah dengan penduduk setempat dan membentuk suatu kumpulan masyarakat yang kuat guna mendirikan sebuah kerajaan. Salah satunya adalah kerajaan Majapahit. Majapahit adalah kerajaan terbesar kedua setelah Sriwijaya. Pada awalnya ada seorang yang beernama Raden Wijaya berhasil menyelamatkan diri dari kejaran prajurit kediri dan bermaksud untuk merebut kembali kekuasaan nenek moyangnya. Dia keturunan Dyah Lembu Tal, cucu Mahisa Campaka atau Singha Murti. Jadi masih keturunan Ken Arok dan Ken Dedes. Selain itu juga dia merupakan seorang keponakan dari sekaligus menantu Kertanagara, karena Raden Wijaya dinikahkan dengan putrinya. Raden Wijaya yang berhasil melarikan diri, pergi mengarungi lautan menuju ke Madura guna meminta bantuan dan perlindungan kepada Arya Wiraraja, seorang bupati Sumenep. Sesampainya disana ia diterima dengan baik untuk tinggal disana. Namun ternyata dia dinasihati oleh Arya 1

Upload: sofhilmie-interisti

Post on 30-Jun-2015

1.383 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

BAB IPENDAHULUAN

Kepulauan Indonesia yang terletak antara benua Asia dan benua Australia sering diumpamakan sebagai jembatan diantara dua benua tersebut. Perumpamaan tiu dibenarkan oleh hasil penelitian masalampaunya. Hasil penelitian prasejarah menunjukan bahwa di masa lampau bergagai macam suku bangsa telah memasuki kepulauan ini dari daratan Asia Tenggara. Ada yang datang dari darata Indocina dan menyebar di Indonesia bagian barat dan adapula yang melalui kepulauan Filipina menyebar di Indonesia bagian timur. Sebagian dari bangsa-bangsa itu kemudian menyebar di ulau-pulau di Pasifik dan Australia. Sebagian lagi bertolak dari Indonesia bagian barat dan menyebrangi Samudera Hindia hingga mencapai kepulauan Madagaskar.

Indonesia juga terletak didaerak katulistiwa dan dibawah hembusan angina musim Indo-Australia. Cirri-cirinya adalah beriklim tropis dan curah hujan yang tinggi. Serta tanah yang subur yang mengan dung SDA sangat tinggi. Sehingga pada jaman Kung (awal M-1500 M) banyak orang-orang dari mancanegara datang ke Indonesia karrena tertarik oleh SDA yang terdapat di Indonesia. Mereka yang menetap dan mempunya potensi untujk menguasai Indonesia secara keselurhan menikah dengan penduduk setempat dan membentuk suatu kumpulan masyarakat yang kuat guna mendirikan sebuah kerajaan. Salah satunya adalah kerajaan Majapahit.

Majapahit adalah kerajaan terbesar kedua setelah Sriwijaya. Pada awalnya ada seorang yang beernama Raden Wijaya berhasil menyelamatkan diri dari kejaran prajurit kediri dan bermaksud untuk merebut kembali kekuasaan nenek moyangnya. Dia keturunan Dyah Lembu Tal, cucu Mahisa Campaka atau Singha Murti. Jadi masih keturunan Ken Arok dan Ken Dedes. Selain itu juga dia merupakan seorang keponakan dari sekaligus menantu Kertanagara, karena Raden Wijaya dinikahkan dengan putrinya.

Raden Wijaya yang berhasil melarikan diri, pergi mengarungi lautan menuju ke Madura guna meminta bantuan dan perlindungan kepada Arya Wiraraja, seorang bupati Sumenep. Sesampainya disana ia diterima dengan baik untuk tinggal disana. Namun ternyata dia dinasihati oleh Arya Wiraraja agar menyerahkan diri kepada Jayakatwang di Kediri. Nasihat itu diterima dengan baik dan dibantu oleh Arya Wiraraja ia dapat diterima oleh Jayakatwang.

Tidak lama mengabdikan diri kepada Jayakatwang, ia mendapatkan kepercayaan penuh darinya. Sampai suatu ketika Raden Wijaya meminta untuk membuka hutanTarik menjadi desa. . Daerah yang dibuka berupa sawah yang bertanamkan berbagai macam bunga, pinang, kelapa dan pisang. Raden Wijaya tidak kembali ke Daha(Kediri), melainkan terus menetap di Majapahit guna mempersiapkan pemberontakan terhadap Jayakatwang.Sampai suatu ketika bertepatan dengan selesainya persiapan memberontak, tentara Khubilai Khan (tentara Tartar) tiba di tanah jawa tahun 1293 yang sudah dikirim sejak bulan kesembilan tahun 1292. Tentara Tartar berjumlahkan 2000 orang dengan dipimpin tiga orang panglima, yaitu: Shih-pi, Iheh-mi-shih dan Kau shing dengan tujuan untuk menghukumi Kertanagara.Hal ini disebabkan karena kertanagara telah menganiaya utusannya Meng-Chi/Meng-Ki

Hal itu terdengar oleh Raden Wijaya dan merupakan suatu kesempatan baginya untuk mewujudkan impiannya merebut kembali kekuasaan nenek moyangnya. Maka ia mengutus seseorang untuk menghadap panglima dan

1

Page 2: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

mengatakan bahwa ia menyerah dan tunduk kepada Kaisar Cina. Hal itu disambut dan diterima dengan baik oleh pasukan Cina. Pada tanggal 7 bulan ketiga, pasukan Kediri menyerang Majapahit, namun hal itu dihalau oleh pasukan Cina sehingga penyerangan itu gagal. Pada tanggal 15 bulan ketiga tentara Tartar menyerang Kediri dan berhasil sampai di depan gerbang Kediri pada tanggal 19 bulan ketiga.

Setelah Jayakatwang kalah, Raden Wijaya mengelabuhi tentara Tartar yang sedang kelelahan sehingga dengan siasatnya dia dapat mengusir tentara Tartar dan mendirikan kerajaan Majapahit. Setelah penobatan itu,Kertajasa menikahi empat orang putri Kertanagara yang bernama Sri Parameswari Dyah Dewi Tribhuaneswari, Sri MahadewiDyah Dewi Narendraduhita, Sri Jayendradewi Dyah Dewi Prajanaparamita dan Sri Rajendradewi Dyah Dewi Gayatri. Dari pernikahan itu Kertajasa mendapat tiga keturunan, Yang pertama Jayanagara hasil pernikahannya dengan Parameswari Tribhuwana yang mendapatkan Kediri sebagai luguhannya. Sedangkan dua lagi seorang wanita, yaitu Tribhuanattunggadewi Jayawisnuwarddhani yang menjadi raja di Jiwani (Bhre Kahuripan) dan yang bungsu Rajadewi Maharajasa yang menjadi raja di Kediri. Kedua putri itu merupakan hasil pernikahannya dengan Gayatri.

Pengikut-pengikut Kertajasa yang setia dan berjasa dalam perjuangan mendirikan Majapahit, diangkat menjadi petinggi pejabat kerajaan. Pemberontakan demi pemberontakan muncul, diantaranya adalah pemberontakan Rangga Lawe dan Lembu Sora.

Sepeninggalan Kertajasa Jayawarddhana tahun 1309, Jayanagara naik tahta menggantikan ayahnya menjadi raja kerajaan Majapahit.Pada waktu itu dia masih berusia 15tahun. Sedangkan kedua adik perempuannya diangkat menjadi Bhattara di Kahuripan dan di Kediri. Jayanagara mendapat gelar Sri. Pda jaman kepemerintahanya juga banyak terdapat peristiwa-peristiwa penting, diantaranya pemberontakan Nambi, Peristiwa Bedander dan munculnya Gajah Mada, dan peristiwa Tanca. Pada peristiwa Tanca inilah berakhirnya kekuasaan atau kepemerintahan Jayanagara.

Kemudian setelah meniggalnya Jayanagara, Tribhuwanatunggadewi menggantikannya menjadi raja, karena Jayanagara tidak memiliki putra. Nama gelarnya Abhiseka Tribhuwanottungadewi Jayawisnuwardhani. Dia menikah dengan Cakradhara atau Cakreswara, raja di Singasari dengan gelar Kertawarddhana. Adik Tribhuwana,yang menjadi Bhre Kediri, Rajadewi Maharajasa menikah dengan Kudamerta yang menjadi Bhe Wengker dengan nama Wijayarajasa. Pada masa pemerintahannya dia sempat membalas budi kepada Gajah Mada dan juga membangun candi Singasari. Pada tahun 1372 M Tribhuwanatungadewi meninggal dan didharmakan di Panggih dengan nama pendharmaannya Pantrapurwa.

Selanjutnya kepemerintahan Mjapahit dilanjutkan oleh Hayam Wuruk. Nagarakertagama I/4 menyatakan bahwa Hayam Wuruk lahir pada tahun Saka 1256 (1334 M). dia hanya mempunyai saudara yang bernama Bhre Pajang yang dinikahkan dengan Raden Sumana, Bhattara di Paguhan yang mengambil nama abhiseka Singawardhana. Pada masa kepemerintahannyalah Majapahit mencapai kejayaannya. Sampai-sampai wilayah kekuasaan Mencapai sebagian besar Asia Tenggara.Pada tahun 1389 Hayam Wuruk meninggal dunia dan tidak ada yang tahu dimana didarmmakannya. Namun menurut suatu pendapat dia didarmmakan di Paramasukhapuha di Tanjung, yang dijadikan tempat pendarmmaan cucunya Bhre Tumapel (Bhre Hyang Wekasing Sukha).

Setelah masa kepemerintahan Hayam Wuruk, banyak timbul berbagai permasalahan, diantaranya perebutan tahta kerajaan Majapahit. Sampai akhirnya

2

Page 3: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

Majapahit runtuh pada tahun 1478 M. bahkan letak ibu kota majapahit pun tidak diketahui secara pasti, hanya berdasarkan argument-argumen sejareawan dan arkeolog melalui bukti-bukti sejarah yang ada.

BAB IIAWAL MULA BERDIRINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

Setejah raja Kertanagara gugur , Singasari jatuh ke tangan Jayakatwang, Kediri. Seorang dari keturunan raja Singasari,yaitu Raden Wijaya berhasil menyelamatkan diri dari kejaran prajurit kediri dan bermaksud untuk merebut kembali kekuasaan nenek moyangnya. Dia keturunan Dyah Lembu Tal, cucu Mahisa Campaka atau Singha Murti. Jadi masih keturunan Ken Arok dan Ken Dedes. Selain itu juga dia merupakan seorang keponakan dari sekaligus menantu Kertanagara, karena Raden Wijaya dinikahkan dengan putrinya. Dalam kitab Pararaton dan beberapa Kidung menyebutkan bahwa ia menikah dengan dua putri raja. Sedangkan sumber prasasti menyebutkan bahwa ia menikah dengan empat orang putri raja.1

Raden Wijaya yang berhasil melarikan diri, pergi mengarungi lautan menuju ke Madura guna meminta bantuan dan perlindungan kepada Arya Wiraraja, seorang bupati Sumenep. Sesampainya disana ia diterima dengan baik untuk tinggal disana. Namun ternyata dia dinasihati oleh Arya Wiraraja agar menyerahkan diri kepada Jayakatwang di Kediri. Nasihat itu diterima dengan baik dan dibantu oleh Arya Wiraraja ia dapat diterima oleh Jayakatwang.

Tidak lama mengabdikan diri kepada Jayakatwang, ia mendapatkan kepercayaan penuh darinya. Sampai suatu ketika Raden Wijaya meminta untuk membuka hutanTarik menjadi desa. Dalam Kidung Panji Wijayakrma diceritakan bahwa pembukaan hutan Tarik itu disebabkan karena sang Prabu sangat suka berburu. Pada Mertamasa tahun Saka 1214 (1292 M), barulah Raden Wijaya menengok perkembangan hutan Tarik. Daerah yang dibuka berupa sawah yang bertanamkan berbagai macam bunga, pinang, kelapa dan pisang. Raden Wijaya tidak kembali ke Daha(Kediri), melainkan terus menetap di Majapahit guna mempersiapkan pemberontakan terhadap Jayakatwang. Sampai suatu ketika Jayakatwang memerintahkan seorang menterinya yang bernama Sagara Winotan untuk melihat perkembangan hutan Tarik, namun ia tidak diberi kesempatan sedikit pun untuk mengetahui hal itu.2 Sedangkan dalam prasasti Sukamrta, dikatakan bahwa Raden Wijaya membuka Hutan tarik dengan dalih akan dijadikan pertahanan terdepan dalam menghadapai musuh yang melalui sungai Brantas. Dengan dibantu Arya Wiraraja hal itu dikabulkan oleh Jayakatwang.3 Mengenai nama Majapahit diceritakan bahwa ketika diawal pembukaan hutan Tarik ketika sedang bergotong royong, ada yang kehabisan bekal makanannya. Menurut kisahnya, orang yang kehabisan bekal dan merasa lapar itu adalah istri Raden Wijaya sendiri. Ketika melihat ke sekeliling, ia melihat banyak pohon Maja dan kebetukan sudah berbuah. Setelah itu ia lekas mengambil dan mencicipinya. Ternyata rasa buah itu pahit. Semenjak itulah nama

1 Sejarah Nasional lndonesia II, Marwati Djoened Poesponegoro-Nugroho Notosusanto, 1985, hal.420.2 Pemugaran persada Sejarah Leluhur Majapahit, Prof. Slamet Muljana,1983, hal.117-118.3 Sejarah Nasional lndonesia II, Marwati Djoened Poesponegoro-Nugroho Notosusanto, 1985, hal.423-424.

3

Page 4: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

buah Maja dan rasa pahitnya dijadikan nama pengganti hutan Tarik yang baru dibuka, yaitu Majapahit4.

Dilain cerita dikatakan bahwa disepanjang sungai Brantas banyak terdapat tempat yang bernama Maja, misalnya: Majasari, Majawarna, Majakerta, Majajejer, Majaagung,dan sebagainya. Demikian tidak aneh nama desa itu Majapahit, seperti lambang kereta kuda Hayam Wuruk yang ketika itu sedang dalam perjalanan berkeliling ke Lumajang pada tahun 1359 yang bergambarkan buah maja dengan latar belakang batik Gringsing. Ini berarti memang nama Majapahit berunsurkan dari buah maja yanga banyak terdapat di sekitar sungai Brantas.Unsur agung, jejer, warna dan sari merupakan kombinasi dalam variasi. Hal itu diperuntukkan agar terdengar gagah, lalu disanskertakan menjadi Wilwatika, Srihalatikta, Tiktawilwa dan sebagainya. Namun nama aslinya tetap Majapahit.5

Sudah beberapa lama RadenWijaya menghimpun kekuatan dari orang-orang Tumapel dan Madura sambil menunggu waktu dan keadaan yang tepat untuk memberontak terhadap kekuasaan Jayakatwang. Sampai suatu ketika bertepatan dengan selesainya persiapan memberontak, tentara Khubilai Khan (tentara Tartar) tiba di tanah jawa tahun 1293 yang sudah dikirim sejak bulan kesembilan tahun 1292. Tentara Tartar berjumlahkan 2000 orang dengan dipimpin tiga orang panglima, yaitu: Shih-pi, Iheh-mi-shih dan Kau shing dengan tujuan untuk menghukumi Kertanagara.Hal ini disebabkan karena kertanagara telah menganiaya utusannya Meng-Chi/Meng-Ki. Bulan pertama tahun 1293 mereka telah sampai di pulau Belitung disana mereka berunding siasat yang akan dijalankan.lheh-Mi-Shih berangkat terlebih dahulu untuk menundukan raja-raja kecil dengan jalan damai. Kedua orang panglima yang lain bertolak dengan induk pasukan ke pulau karimunjawa,dan dari sana menuju ke Tuban (Tu-Ping-Tsu).Di Tuban semua pasukan bertemu lagi, untuk mengatur siasat penyerbuan ke Kediri. Shih-Pi dengan seperdua pasukan pergi ke kapal Sedayu (Sugalu), dari sana ke Muarakali (Pa-Tsieh). Kau Hsing memimpin pasukan berkuda Ke pedalaman.

Hal itu terdengar oleh Raden Wijaya dan merupakan suatu kesempatan baginya untuk mewujudkan impiannya merebut kembali kekuasaan nenek moyangnya. Maka ia mengutus seseorang untuk menghadap panglima dan mengatakan bahwa ia menyerah dan tunduk kepada Kaisar Cina. Hal itu disambut dan diterima dengan baik oleh pasukan Cina. Pada tanggal 7 bulan ketiga, pasukan Kediri menyerang Majapahit, namun hal itu dihalau oleh pasukan Cina sehingga penyerangan itu gagal. Pada tanggal 15 bulan ketiga tentara Tartar menyerang Kediri dan berhasil sampai di depan gerbang Kediri pada tanggal 19 bulan ketiga. Ternyata di Kediri Jayakatwang tekah siap dengasn 100.000 orang pasukan siap tempur. Tentara Tartar tidak bisa di kalahkan sehingga pasukan Kediri terdesak mundur ke dalam kota dengan meninggalkan kurang lebih 5000 orang pasukannya. Dengan cekatan dari segala penjuru, tentara Tartar mengepung dan pada sore harinya Jayakatwang dan 100 anggota keluarganya beserta pejabat kerajaan ditangkap sebagai tawanan. Seorang putra Jayakatwang, His-La-Pati His-Lan-Tan-Pu-Ho atau Arddharaja melarikan diri ke pegunungan, tetapi dapat dikejar dan ditangkap oleh Kau Hsing dan dibawa ke Kediri sebagai tawanan.

Setibanya di Kediri, Raden Wijaya sudah tidak ada karena telah diperbolehkan kembali oleh Shih-PI dan Iheh-Mishih ke Majapahit dengan dalih untuk mempersiapkan upeti yang akan dipersembahkan kepada kaisar. Ia pergi dengan dikawal dua opsir dan 200 tentara Cina. Akan tetapi dengan tipu muslihatnya Raden

4 Sejarah SMA kelas XI Program IPS, Prof. Dr. M. Habib Mustopo dkk,2006, hal. 27.5 Pemugaran persada Sejarah Leluhur Majapahit, Prof. Slamet Muljana,1983, hal.118-119.

4

Page 5: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

Wijaya dapat membunuh kedua opsir itu dan tentaranya ditengah perjalanan. Setelah itu dia menyerang tentara Cina yang ada di Kediri. Pasukan Cina melakukan perlawanan, namun lebih dari 3000 orang mati terbunuh oleh pasukan Raden Wijaya. Sisa dari pasukan itu kembali ke Cina dengan membawa kekalahan. Demikianlah akhirnya keimginan Raden Wijaya untuk merebut kembali kekuasaan nenek moyangnya telah tercapai. Kemudian Raden Wijaya menobatkan diri menjadi raja Majapahit. Menurut Kidung Harsa Wijaya, penobatannya dilakukan pada tanggal 15 bulan Karttika (ri purneng karttikamasa pancadasi) tahun 1215 Saka (12 November 1293) dengan gelar Sri Kertajasa Jasawarrdhana.6

BAB IIIPERKEMBANGAN KERAJAAN MAJAPAHIT

A. MASA KEPEMERINTAHAN KERTAJASA JAYAWARDDHANA

Setelah penobatan itu,Kertajasa menikahi empat orang putri Kertanagara yang bernama Sri Parameswari Dyah Dewi Tribhuaneswari, Sri MahadewiDyah Dewi Narendraduhita, Sri Jayendradewi Dyah Dewi Prajanaparamita dan Sri Rajendradewi Dyah Dewi Gayatri. Dari pernikahan itu Kertajasa mendapat tiga keturunan, Yang pertama Jayanagara hasil pernikahannya dengan Parameswari Tribhuwana yang mendapatkan Kediri sebagai luguhannya. Sedangkan dua lagi seorang wanita, yaitu Tribhuanattunggadewi Jayawisnuwarddhani yang menjadi raja di Jiwani (Bhre Kahuripan) dan yang bungsu Rajadewi Maharajasa yang menjadi raja di Kediri. Kedua putri itu merupakan hasil pernikahannya dengan Gayatri.

Dalam kitab Pararaton dikatakan bahwa pada tahun 1275 setelah sepuluh hari peristiwa pengusiran tentara Tartar, orang-orang yang diutus Kertanagara pulang dengan membawa hasil yang gemilamg. Mereka pulang membawa upeti dari raja-raja yang tunduk kepada Majapahit. Pada hari itu juga, Mahisa Anabrang, Panglima ekspedisi militer ke tanah Melayu, membawa pulang dua Putri yang bernama Dara Petak dan Dara Jingga. Dalam prasasti Pananggungan dan Sukanerta dikatakan bahwa Dara Petak melahirkan anak yang bernama Jayanagara. Nagarakretagama XLVII/2 menyatakan bahwa Jayanagara diangkat menjadi Yuwaraja di Kediri pada tahun 1217 (1295 M). Pada waktu itu Jayanagara baru menginjak usia dua tahun. Oleh karena permaisuri Tribhuwana tidak mempunyai keturunan, maka Jayanagara dianggap sebagai putranya.7 Namun dalam kitab Pararaton dikatakan bahwa Dara Petak mempunyai keturunan yang bernama Kalagemet. Ssedangkan Dara Jingga dikawinkan dengan seoreang pembesar yang bergelar dewa (Mauliwarma/Marmadewa) dan kemudian menjadi raja Melayu dengan gelar Abhiseka Aji Mantrolot. Dalam kidung Harsa Wijaya dikatakan bahwa sebelum dinikahkan dengan dewa, Dara Jingga diperistri oleh Kertajasa, tetapi dia tidak betah tinggal di Majapahit dan selalu rindu akan tanah airnya, maka dia di kembalikan ke tanah Melayu.8

6 Sejarah Nasional lndonesia II, Marwati Djoened Poesponegoro-Nugroho Notosusanto, 1985, hal.426.7 Pemugaran persada Sejarah Leluhur Majapahit, Prof. Slamet Muljana,1983, hal.129-131.8 Sejarah Nasional lndonesia II, Marwati Djoened Poesponegoro-Nugroho Notosusanto, 1985, hal.427-428.

5

Page 6: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

Pengikut-pengikut Kertajasa yang setia dan berjasa dalam perjuangan mendirikan Majapahit, diangkat menjadi petinggi pejabat kerajaan. Diantaranya, Wiraraja diamgkat menjadi Mantri Mahawiradhikara, Pu Tambi (Nambi) sebagai Rakryan Mapatih dan Pu Sora sebagi Rakryan Apatih di kediri. Demikian Nambi memperoleh jabatan yang tinggi di dalam hierarki kerajaan Majapahit, sedanngkan Sora menempati tempat kedua. Sumber lain mengatakan bahwa Wenang atau Lawe diangkat menjadi Amanca Nagara di Tuban dan Adipati di Datara. Pemimpin pasukan ke Melayu dijadikan panglima perang dengan nama Kebo Anabrang.9

1. PEMBERONTAKAN RANGGA LAWE

Pararaton mengatakan bahwa Kertajasa dinobatkan pada tahun Saka 1257 (1335) dan dibuatkan candi di Antahpura. Setelah pengangkatan orang-orang yang berjasa dalam mendirikan Majapahit, disitukah awal mula timbulnya pemberontakan dalam dua dasawarsa pertama. Rangga Lawe menyatakan tidak puas terhap raja, kenapa bukan dia atau Sora yang menjadi patih Majapahit tetapi malah Nambi. Padahal dia merasa lebih berjasa dan berani dari pada Nambi. Dikatakan dalam kitab Nawanatya, seorang patih Amangkubhumi tidak hanya harus gagah berani dalam peperangan,tapi juga harus faham segala cabang ilmu pengetahuan, adil, bijaksana,, pandai berdiplomasi, membina persahabatan, mementingkan kepentingan orang lain, tidak tdak takut dikritik dan sebainya. Namun dalam sumber lain dikatakan bahwa Ranga Lawe adalah seorang suka naik darah dan buruk tabiatnya.10

Uraraian Pararaton mengatakan bahwa Kertajasa Jayawardana dinobatkan menjadi raja bukan tahun Saka 1257, melainkan menurut Kertagama XLVII/3 tahun Saka 1231 (1209). Jadi Rangga Lawe berlangsung pada masa Kertajasa bukan Jayawardhana. Nama Rangga Lawe sangat popular dikalangan orang jawa, namun tidak tercantum di prasasti mana pun. Tetapi namanya tercantum dalam Kidung Rangga Lawe yitu sebagai putra Arya Wiraraja. Dalam Panji Wikayakrama dikatakan bahwa nama Rangga Lawe bukan nama yang sebenarnya, namun gelar yang diberikan kepada putra Arya Wiraraja, karena Kertajasa tertarik akan kepribadian dan tingkah lakunya. Oleh karena itu dia diberi nama Lawe dan bergelar Rangga. Pemberontakan Ranggga Lawe terjadi pada tahun 1295. Dalam pemberontakan itu Rangga Lawe meniggal di tangan Mahisa Anabrang dan setelah itu namanya tidak lagi tercantum di prasasti manapun.

Menurut cerita versi Kidung Rangga Lawe pada suatu pagi dia berangkat dari Tuban menuju Majapahit. Sesampainya disana dia mengeluarkan unek-uneknya kenapa bukan Sora atau dia yang menjadi pati Majapahit, melainkan malah Nambi. Kedatangannya di Paseban membuat petinggi kerajaan kesal, seperti hendak akan menghajar Rangga Lawe. Nambi hanya bisa menggigit bibir mendengar apa tang dikatakan Rangga Lawe. Brahma memperingatkan agar berhati-hati dalam tingkah lakunya, karena itu akan membuatnya mendapat hukuman dari Kertrajasa.

Mahisa Anabrang tidak sabar mendengar dan melihat apa yang dilakukan. Dengan lantang dia mengatakan agar Rangga Lawe mengumpulkan pengikut dan mengangkat senjata. Sementara itu Sora memberikan saran keepada Kertajasa agar jangan menuruti keinginanya untuk menggantikan Nambi menjadi patih, karena itu

9 Sejarah Nasional lndonesia II, Marwati Djoened Poesponegoro-Nugroho Notosusanto, 1985, hal.428.10Sejarah Nasional lndonesia II, Marwati Djoened Poesponegoro-Nugroho Notosusanto, 1985, hal.428-429.

6

Page 7: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

akan membuatnya berpikir kalau orang-orang Majapahit takut mati. Lembu Sora diperintahkan untuk melerainya namun itu sulit karena dia adalah paman Rangga Lawe. Lembu sora hanya dapat menasihatinya agar pulang dan berbicara kepada ayahnya. Hal itu dituruti olehnya, namun dia mengatakan kalau kembali mengabdi, itu pasti akan membuat kekecewan itu datang kembali.

Setibanya di Tuban Rangga Lawe berbicara kepada ayahnya. Disana pun dia diberi nasihati agar segera kembali ke Majapahit dan meminta maaf kepada Kertajasa. Hal itu katakan karena Arya Wiraraja merupakan ayahnya dan dia pun sudah berjanji kepada Kertajasa untuk mengabdi kepadanya seumur hidupnya. Rangga Lawe menjawab perkataan ayahnya,”saya tidak lagi menginginkan kemasyuran, tetapi yang saya inginkan hanya kematian sebagai pahlawan dengan harapan akan dilahirkan kembali tujuh kali dengan setiap kali lahir setingkat lebih tinggi dari kelahiran sebelumnya”. setelah itu dia pergi dan segera mengumpulkan pengikutnya sambil membagi-bagikan senjata. Dia pergi memimpin sendiri pertempuran itu dengan harapan dapat bertarung dengan Nambi dimedan Pertempuran.

Sementara itu tentera Majapahit telah melewati sungai Tambak Beras dan tibadi depan kota. Gagarangan dan Tambak Baya melaporkan hal itu. Mendengar laporan yangtelah sampai ditelinganya, Ranga lawe memerintahkan agar tentaranya menghalangi tentara Majapahit dan segera masuk istana untuk bertemu kedua istrinya, Martaraga dan Tirtawati. Martaraga membujuk Rangga Lawe agar tidak jadi pergi ke medan pertempuran, karena semalam dia bermimpi buruk. Setelah mendengar hal itu maka yakinlah Rangga Lawe bahwa ajalnya sudah dekat. Kemudian dia lari masuk kamar memeluk putranya Kuda Anjampiani untuk yang terakhir kalinya.

Merasa sudah waktunya Rangga Lawe pergi menyusul ke medan, dia pergi dengan cepat. Ditengah perjalanan dia bertemu dengan Ki Ageng Palandongan yang juga menasihati agar membatalkan rencananya itu. Hal itu di acuhkan begitu saja, dan terus melaju hingga akhirnya bertempur melawan Nambi. Saat itu Majapahit hampir kalah. Mendengar berita yang sampai ke Majapahit Kertajasa segera mengirim bantuan dengan dipimpijn langsung oleh Mahisa Anabrang. Ketika Nambi hampir kalah datanglah Mahisa Anabranr dan akhirnya Mahisa Anabrang berkelahi mati-matian menghadapi Rangga Lawe. Mahisa menariknya kedalam air dan mencekik leher Rangga Lawe hingga tewas. Tidak disangka Lembu Sora yang melihat akan hal itu terjadi pada keponakannya, tiba diagelap mata dan menusuk Mahisa Anabrang dari belakang hingga akhirnya keduanya tewas bersamaan di sungai Tanbak Beras.

Sepeniggalan putranya, Arya Wiraraja menagih janji agar Kertajasa membagi kerajaanya. Kerajaan bagian timur dan ibu kota Lumajang diserahkan kepada Arya Wiraraja, sedangkan bagian barat tetap Kertjasa yang memimpin. Setelah itu Arya Wiraraja meninggalakan Majapahit dan berhenti mengabdi kepada Kertajasa.

2. PEMBERONTAKAN LEMBU SORA

Dalam pararaton dikatakan bahwa pemberontakan Rangga Lawe dan Lembu Sora berselisih tiga tahun yaitu tahun Saka 1222 (1300 M). pendapat itu sangat kacau. Mahisa Anabrang tewas tahun 1295 di Tambak Beras dan tidak mungkin dia membunuh Lembu Sora tahun 1222 (1300 M). Pemberontakan Lembu Sora berlangsung pada tahun 1301 jelas jatuh pada masa Kertajasa bukan Jayanagara. Alasan Lembu Sora memberontak adalah karena pitnah Mahapatih mengatakan telah menusuk Mahisa Anabrang dari belakang karena bersimpatik kepada keponakannya.

7

Page 8: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

Mahapatih adalah seorang pengikut Kertajasa yang berwatak ambisius. Dia sangat ingin menggantikan Nambi menjadi Patih Majapahit. Dengan pitnahnya, Mahapatih berusaha menjatuhkan Lembu Sora. Meskipun berkhianat Lembu Sora tetap bersahabat baik dengan Kertajasa. Lembu Sora memang menyadari dengan tindakannya yang telah lalu dan pantas menerima hukuman.

Pada suatu keika Mahapati mendekati Lembu Sora dan berkata bahwa Mahisa Taruna sangat dendam kepadanya telah membunuh ayahnya dan telah mendekati Patih Nambi untuk membantunya. Mahapatih berjanji akan selau membantu Lembu Sora. Nambi pun sama telah di hasud oleh Mahapatih dan dia percaya atas semua yang dikatakan kepadanya.

Lembu Sora termenung memikirkan apa yang akan terjadi. Kemudian dia memanggil Juru Demung dan Gajah Biru untuk dimintai saran. Dalam perundingan itu, mereka bersepakat untuk menyerahan diri dan menerima apa pun hukmannya. Mahapatih dimintai untuk menyampaikan hal itu kepada Kertajasa, namun dia merasa tidak puas atas keputusan mereka untuk menyerahkan diri, sehingga dia mengatakan kepada Kerajasa bahwa Lembu Sora akan memberontak. Ketika lembu sora dan para pengiktunya sampai di gerbang istana, penjaga mengatakan bahwa Kertajasa tidak menerima. Mereka memaksa untuk masuk karena ada hal yang ingin dibicarakan. Namun itu tidak membuat pasukan Majapahit membiarkannya masuk, melainkan malah menyerbu dan dengan seketika Lembu Sora dan pengikutnya berguguran. Saat itu terjadi pada tahun1222 (1300 M).

Kemudian pada tahun 1309 Kertajasa meninggal. Dia di buatkan candi di Antahpura dengan arca Jina dan di Simping dengan aca Siwa.Lokasi Simping terletak di Sumberjati dekat Blitar. Disana terdapat perwujudan laksana campuran Siwa dan Wisnu, yang diperkirakan merupakan perwujudan Kertajasa.

B. MASA KEPEMERINTAHAN JAYANAGARA

Sepeninggalan Kertajasa Jayawarddhana tahun 1309, Jayanagara naik tahta menggantikan ayahnya menjadi raja kerajaan Majapahit.Pada waktu itu dia masih berusia 15tahun. Sedangkan kedua adik perempuannya diangkat menjadi Bhattara di Kahuripan dan di Kediri. Jayanagara mendapat gelar Sri

Sunddarapandyadewadhiswaranamarajabhiseka Wikrramottunggadewa. Narakertagama pupuh XLVII/2 menyatakan bahwa terjadi pemberontakan Nambi. Nambi dapat ditumpas tahun Saka 1238 (1316 M) dengan Candrangkala mukti-guna-paksa-rupa..Tarikh ini sangat cocok dengan Pararaton bahwa telah menumpas pemberontakan Mandana pada tahun Saka 1236 (1314 M).11

1. PEMBERONTAKAN NAMBI

Pada tahun 1316 Mahapatih mengincar kedudukan Patih, mendekati Nambi dengan mengatakan bahwa Jayanagara tidak suka kepada Nambi. Demi menghindari sengketa dengan Jayanagara, dia minta izin untuk pulang dengan dalih ayahnya sang Pranaja sedang sakit. Jayanagara pun memberi izin dan tidak lama Jayanagara mengutus beberapa pengawalnya untuk berbela sungkawa karena Pranaraja telah meninggal. Mahapatih menyarankan kepada Nambi agar memperpanjang cutinya.

11 Pemugaran persada Sejarah Leluhur Majapahit, Prof. Slamet Muljana,1983, hal.152

8

Page 9: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

Mahapatih pulang ke Majapahit dan melaporkan bahwa Nambi telah mempersiapkan pemberontakan..

Tidak lama setelah Nambi mendapat serangan dari tentara Majapahit dan akhirnya Lumajang kalah. Kidung Sorandaka menyatakan bahwa setelah perang Mahapatih diangkat sebagai Patih Amangkubhumi menggantikan Mpu Nambi. Berbeda dengan Pararaton yang mengatakan bahwa Mahapatih diketahui sebagai tukang fitnah, kemudian ditangkap dan dibunuh. Bahkan mayatnya di mutilasi.12

Setelah Lumajang kalah pada tahun 1316, Lumajang kembali bersatu dengan Majapahit. Jika kita percaya maka Mahapatih dapat diidentifikasikan sebagai Dyah Halayudha dalam prasasti Tuharanyu yang bertarikh 1323. Dalam prasasti di katakan bahwa Dyah Halayudha adalah Patih Majapahit.

2. PERISTIWA BEDANDER DAN MUNCULNYA GAJAH MADA

Setelah perang Lumajang,maka menyusullah peristiwa Bedander. Disebut peristiwa Bedander, karena Jayanagara pergi ke desa Bedander akibat pemberontakan Kuti. Pararaton mengatakan bahwa ketika Kuti memberontak berselisih tiga tahun setelah perang Lunajang, yaitu pada tahun 1319 M. Nagarakertagama mengatakan tentang pemberontakan Kuti, namun tidak dicantumkan kapan terjadinya. Hanya dikatakan bahwa setelah perang Lumajang terjadi pemberontakan Kuti. Dalam Pararaton disebutkan bahwa Kuti adalah salah satu Darmmaputra, yaitu pembesar yang dimanjakan. Mereka ada tujuh orang, yaitu ra Kuti, ra Pangsa, ra Wedeng, ra Yuyu, ra Tanca, ra Banyak dan ra Semi. Pada hakikatnya para Darmmawangsa tidak menyukai Jayanagara.

Pemberontakan Semi dan Lasem terjadi pada tahun Saka nora-weda-paksa-wong 1240 (1318 M) berhasil ditumpas. Ra Semi dibunuh dibawah pohon randu (kapuk). Pararaton menjelaskan bahwa Jayanagara mengungsi ke Bedander Pada malam hari dengan diiringi 15 orang Bhayangkara termasuk Gajah Mada. Pada suatu malam ketika Gajah Mada sedang mendapat giliran untuk berjaga, ada seseorang yang minta ijin untuk pulamg. Namun tidak diberi ijin karena Gajah Mada takut dia memberitahukan persembunyiannya Jayanagara. Lalu Gajah Mada menusuknya dengan keris, sehingga dia tewas.

Lima hari kemudian Gajah Mada minta ijin untuk kembali ke Majapahit. Disana dia ditanya-tanya mengenai keberadaan Jayanagara dan menjawab bahwa Jayanagara telah tewas dibunuh pasukan ra Kuti. Dan Gajah Mada bertanya”bukankah kalian ingin kan hal itu dan ra Kuti menjadi raja?”. Mereka menjawab bahwa mereka tidak menginginkan hal itu terjadi.Akhirnya Gajah Mada mengatakan dimana Jayanagara berada dan menyuruh mereka untuk membunuh Ra Kuti. Akhirnya dengan kekompakan dan siasat mereka, Ra Kuti mati dibunuh dan Jayanagara kembali. Tidak lama Gajah Mada minta cuti selama dua bulan.13

Ungkapan cuti itu dikenal dengan nama amukti palapa. Sedangkan lawannya adalah amukti wibhawa yang artinya menikmati kekuasaan. Berdasarkan Pararaton setelah mengambil cuti selama dua bulan, Gajah Mada menjadi patih di Kediri menggantikan Arya Tilam yang meninggal dunia atas anjuran Patih Amangkubhumi Arya Tadah. Nama Gajah Mada sebagai Patih tercantum dalam Prasasti Sideka atau

12 Pemugaran persada Sejarah Leluhur Majapahit, Prof. Slamet Muljana,1983, hal.153 dan Sejarah Nasional lndonesia II, Marwati Djoened Poesponegoro-Nugroho Notosusanto, 1985, hal.43013 pemugaran persada Sejarah Leluhur Majapahit, Prof. Slamet Muljana,1983, hal.155.

9

Page 10: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

Tahanyaru bertarikh 1323 M. jadi pengangkatan Gajah Mada sebagai Patih Kediri bukan pada masa kepemerintahan Tribhuwanatunggadewi.

3. PERISTIWA TANCA

Pada tahun 1328 Jayanagara meninggal dibunuh Tanca, salah seorang Darmmaputra yang bertindak sebagai tabib. Peristiwa itu disebut patanca. Raja Jayanagara dicandikan di dalam Pura, di Sila Petak dan di Bubat, ketiganya digambarkan dengan arca Wisnu sebagai perwujudannya dan di Sukhalila dengan Amaghosiddhi14 peristiwa Tanca dikisahkan dalam Pararaton yang berceritakan bahwa kedua saudaranya akan diperistri olehnya. Karena itu para Ksatria tidak ada yang datang ke Majapahit, yang datang kesana segera dibunuh, karena takut akan memikat adiknya. Istri Tanca membeberkan Jayanagara telah mengodanya. Ketika itu Jayanagara sedang sakit bisul. Dia meminta Tanca agar mengoperasinya, namun ketika di operasi tidak mempan dan meminta agar melepaskan azimatnya. Setelah melepasnya, barulah mempan dan hal itu di manfaatkan untuk menikam Jayanagara dari belakang. Jayanagara meninggal di tempat tidurnya. Gajah Mada yang mengintip dari belakang, langsung membunuh Tanca dengan cepat.15Namun menurut pendapat lain, penyakit yang diderita saat itu bukanlah bisul melainkan bengkak. Dan yang dilepas pada saat akan dioperasi bukanlah azimat, tetapi zirahnya.16

Dengan jelas Pararaton menyatakan bahwa peristiwa Kuti berselisih sembilan tahun dengan peristiwa Tanca. Peristiwa Tanca berlangsung pada tahun Saka bhasmi-bhuta-nampani-ratu, 1250 (1328 M).

C. MASA KEPEMERINTAHAN TRIBHUWANATUNGGADEWI JAYAWISNUWARDDHANI

Setelah meniggalnya Jayanagara, Tribhuwanatunggadewi menggantikannya menjadi raja, karena Jayanagara tidak memiliki putra. Nama gelarnya Abhiseka Tribhuwanottungadewi Jayawisnuwarddhani. Dia menikah dengan Cakradhara atau Cakreswara, raja di Singasari dengan gelar Kertawarddhana. Adik Tribhuwana,yang menjadi Bhre Kediri, Rajadewi Maharajasa menikah dengan Kudamerta yang menjadi Bhe Wengker dengan nama Wijayarajasa.

Prasasti Trowulan yang bertarikh 1358 M, mengatakan bahwa Kertawarddhana adalah keturunan Jayawisnuwarddhana di Singasari.bernama Cakra-Iswara dengan gelar Panji Seminingrat. Jadi mereka masih satu keturunan.17

Sepeninggalnya Jayanagara, Tribhuwanatunggadwi menduduki tahta di Majapahit. Tribhuwanatunggadewi merasa berhutang budi pada Gajah Mada, karena ternyata dalam pembunuhan Tanca, Gajah Mada-lah yang telah mengaturnya. Tribhuwanatunggadewi menunggu saat yang tepat untuk membalas jasa-jasa Gajah

14 Sejarah Nasional lndonesia II, Marwati Djoened Poesponegoro-Nugroho Notosusanto, 1985, hal.433. yang mengatakan dalam Nagarakertagama XLVIII/3 dikatakan Jayanagara dicandikan di Kapopongn di Singgapura dan diarcakan di Antawulan. 15 Sejarah Nasional lndonesia II, Marwati Djoened Poesponegoro-Nugroho Notosusanto, 1985, hal.433. 16 Pemugaran persada Sejarah Leluhur Majapahit, Prof. Slamet Muljana,1983, hal.157.17 Pemugaran persada Sejarah Leluhur Majapahit, Prof. Slamet Muljana,1983, hal.160.

10

Page 11: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

Mada. Pada akhirnya Gajah Mada menjadi patih di Majapahit pada tahun 1330 M menggantikan Arya Tilam.

Dikatakan dalam Pararaton, bahwa pada awal pemerintahan Tribhuwanatunggadewi, yang menjadi patih amangkubhumi adalah Arya Tadah. Pada tahun 1251 (1329 M) Arya Tadah sakit, sehingga dia memohon untuk mengundurkan diri dari jabatannya, karena merasa tidak pantas untuk menjadi patih. Namun permintaanya ditolak ketika Arya Tadah mendekati Gajah Mada agar Mmau menjadi Patih amangkubhumi menggantikannya. Kemudian Gajah Mada menjawab, “saya tidak mau menjjadi patih sebelum kembali dari Sadeng”.

Alangkah kecewanya Gajah Mada, ketika mendengar bahwa pengepungan Sadeng telah terjadi sebelum dari datang karena Kembar telah mendahulunya. Arya Tadah yang mengetahui hal itu, memerintahkan amancanagara dan lima orang bekel untuk menghukum kembar. Ditengah perjalanan mereka bertemu dengan Kembar dan si Kembar menyerang amanca itu, sehinga mereka pulang dengan membawa berita buruk.

1. GAJAH MADA SEBAGAI PATIH AMANGKUBHUMI

Setelah perang Sadeng, Arya Tadah merasa dirinya sering sakit dan meminta agar dia digantikan dari jabatanya. Permohonananya baru dikabulkan pada tahun 1334 M dengan penggantinya Gajah Mada. Pararaton mengatakan pada tahun Saka 1256 (1334 M) setelah perang Sadeng terjadi gempa bumi di Banyupindah yang mempuyai tanda bahaya akan terjadi perubahan besar pada Majapahit. Perubahan itu adalah pengangkatan Gajah Mada menjadi Pati amangkubhumi menggantikan Arya Tadah dan diresmikan di Balairung. Gajah Mada mengatakan program politiknya yaitu proram politik yang isinya penundukan kerajaan-kerajaan diluar Jawa dan digabungkan dengan Majapahit, serta tidak akan amukti palapa sebelum menundukan nusantara, yaitu: gurun, tanjungpura, Sera, Pahang, Dompo,Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik. Cara berpikir demikian disebut Jawa sentris.18

Persiapan politik nusantara makan waktu sepuluh tahun. Nagarakertagama Pupuh XLIX/4 menyatakan bahwa Bali sudah dikuasai tahun Saka 1265 (1343 M). diterangkan bahwa raja Bali yang alpa dan rendah budi diperangi dan gugur bersama tentaranya. Barulah dimengerti maksud politik nusantara, dengan dikuasainya Bali sebagai kerajaan diluar jawa. Konon topeng Gajah Mada yang dipakai dalam ekspedisi di Bali, masih tersimpan di candi Blabatuh. Topeng itu dianggap sebagai pusaka, tidak sembarang orang dapat melihatnya. Untuk dapat melihat topeng itu, dibutuhkan upacara keagamaan yang sangat mahal. Topeng itu juga pernah berada di Jakarta pada masa pemerintahan orde lama.

Ada lagi prasasti Arya Bebed di Pengastulan dekat Singaraja yang terkenal sebagai prasasti Gajah Mada dan babad Gajah Mada di perpustakaan Lontar Universitas Udayana di Bali yang ditulis dalam bulan Jyestha tahun Saka 1881 (Mei-Juni 1959). Dikatakan dalam prasasti itu bahwa Gajah Mada datang ke Bali sebagai utusan sang raja pada tahun Saka 1292 (1370 M). tarikh itu kurang tepat, karena dalam Nagarakertagama XILX/4, Bali ditundukanpada tahun Saka 1265 (1341 M) dan menurut Nagarakretagama pupuh LXXI/1 Gajah mada diangkat pada tahun Ska 1286 (1364 M). jadi tidak mungkin Gajah Mada datang ke Bali pada tahun 1370. isi dalam prasasti itu tidak lain menerangkan bahwa Arya Bebed putra Gajah Mada dari

18 Sejarah Nasional lndonesia II, Marwati Djoened Poesponegoro-Nugroho Notosusanto, 1985, hal. 434.

11

Page 12: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

pernikahannya dengan Ni Luh Ayu Sekarini, anak petapa di Dukuh Kedangan. Arya Bebed mencari ayahnya yang bernama Hasti Mada ke Majapahit. Disana dia bertemu Gajah Mada ketika sedang menangis karena disoraki orang-orang Majapahit. Gajah Mada yang merasa simpatik menghampirinya dan menanyakan berbagai hal. Sejak itulah Gajah Mada mengetahui bahwa itu adalah anaknya. Ketika pulang ke rumah, Gajah Mada mengenalkan anaknya pada istrinya Ken Bebed. Ken Bebed senang dan mengangkatnya sebagai putranya, karena dia tidak memiliki putra. Anak itu diberi nama Arya Bebed.19

Setelah lama tinggal Majapahit Arya Bebed meminta pulang ke Bali. Gajah Mada dan Ken Bebed memberikan abu pangestulan suci agar ditaburkan disepanjang perjalannya, karena dimana tempat abu terakhir itu diletakan, disitulah dia akan menjadi pemimpin tertinggi. Hal itu dilakukannya, sehingga abu terakhir ditaburkannya ditepi laut karena itulah muncul Lemah lot yang berbentuk pulau kecil di pantai Selatan pulau Bali. Dia menetap di desa Bwahan dan menikah dengan Ni Luh Ayu Rangga, putri pangeran Pasek Wanagiri. Dari pernikahannya dia mempunyai putra yang bernama Arya Twas dan putri yang bernama Ni Gusti Ayu Wanagiri.

Sepeninggal ayahnnya, Arya Twas menggantikan kedudukannya. Dia menikah dengan Ni Luh Ayu Puspa dan mempunyai dua orang anak. Yang pertama seorang putri yang bernama Ni Gusti Ayu Wandira yang kemudian menikah dengan Arya Rangong dan menetap di Bwahan. Kemudian yang kedua seorang putra yang bernama Anglurah Bebed. Karena Arya Rangong lebih unggul dari pada Anglurah Bebed. Anglurah Bebed yang merasa malu meninggalkan Bwahan dan menetap di Pangestulan. Disana dia menikah dengan Ni Luluh Kekeran, anak perempuan I Bandesa Kekeran. Pada suatu ketika pangestulan diserbu oleh I Dewa Gendis. Pada pertempuran itu Anglurah Bebed kalah dan pergi mengembara dari desa satu ke desa yang lain. Baik pararaton maupun Nagarakertagama tidak menemukan asal uasul Gajah Mada. Dalam sebuah Babad Gajah Mada yang ditemukan di Bali, dikatakan bahwa putra Dewa Brahmana yang memiliki bakat istimewa menurut pemikiran alam orang Bali. Dia lahir dari seorang wanita yang sedang bertapa.Namun cerita itu masih diragukan kebenarannya.20

2. PEMBANGUNAN CANDI SINGASARI

Candi singasari dibangun atas perintah Sri Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhani atas persetujuan Sapta Prabu.Perintah itu di tujukan kepada pati seluruh Negara, yaitu Mpu Mada kemudian dilanjutkan patih Negara bawahan Singasari, yaitu Mpu Jirnodhara. Candi Singasari dibangun di wilayah Negara bawahan Singasari. Demikian pula pelaksana pembangunan Caitya itu adalah patih Negara bawahan Singasari.

Candi Singasari terletak disebelah Utara kota Malang, di jalan raya Simpang-Singasari, dibangun diatas denah persegi. Ruang-ruangnya dibuat dikaki candi, tidak ada satu ruang pun dibadan candi. Diruang utama candi terdapat lingga alih-alih arca Siwa Mahaguru, karena isi dalam prasasti itu dimaksudkan untuk untuk memperingati Mahabrahma Siwa-Sogata yang gugur bersama Sri Kertanagara pada tahun 1292. Arca Siwa Guru terdapat di halaman candi bersamaan dengan arca-arca lain. Semua arca itu sudah diangkut ke Nederland dan disimpan di museum Leiden kecuali arca Siwa Guru. Candi Singasari adalah candi Siwa, jadi sudah semestinya pemujaan

19 Pemugaran persada Sejarah Leluhur Majapahit, Prof. Slamet Muljana,1983, hal.170-171.20 Pemugaran persada Sejarah Leluhur Majapahit, Prof. Slamet Muljana,1983, hal.172.

12

Page 13: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

utama dilakukan kepada pemujaan Dewa Siwa. Arca Ganesa, Bhattari dan permaisuri Dewa Siwa ditempatkan di halaman luar candi. Arca Prajnyaparamita yang diibaratkan dengan kecantikan Ken Dedes sudah bertahun-tahun disimpan di Nederland, namun sekarang ada di Museum Nasional yang ada di Jakarta.

Didalam prasasti Singasari dikatakan bahwa pada tanggal 27 April 1351 Sri Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhani masih memegang kekuasan tertinggi. Itu berarti pada sesudah bulan April 1351 barulah Dyah Hayam Wuruk Sri Rajasanagara menggantikan kekuasaan Sri Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhani. Kesimpulanya jadi serah terima kepemerintahan itu terjadi pada pertengahan tahun 1351M, bukan pada tahun 1350 M seperti yang kita kenal sampai sekarang.21 Namun menurut pendapat lain tetap tahun 1350.22 Dari kitab Pararaton dan Kakawin Nagarakretagama dikatakan bahwa pada tahun 1362 M Tribhuwanatunggadewi memerintahkan upacara Sraddha untuk memperingati dua belas tahun meninggalnya Rajapatni, Dyah Dewi Tribhuwaneswari.

Pada tahun 1372 M Tribhuwanatungadewi meninggal dan didharmakan di Panggih dengan nama pendharmaannya Pantrapurwa.

D. MASA KEPEMERINTAHAN HAYAM WURUK SRI RAJASANAGARA

Nagarakertagama I/4 menyatakan bahwa Hayam Wuruk lahir pada tahun Saka 1256 (1334 M). dia hanya mempunyai saudara yang bernama Bhre Pajang yang dinikahkan dengan Raden Sumana, Bhattara di Paguhan yang mengambil nama abhiseka Singawardhana.

Prasasti Prapancasaraputra menyatakan bahwa nama Garbhopati putra Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhani dalam pernikahannya dengan Kertawadhana Bhatara di Singasari adalah Hayam Wuruk. Pararaton juga menyatakan bahwa hayam Wuruk juga bernama Raden Tetep. Gelarnya menjadi dalang adalah Tirtaraju. Ketika menari dan memerankan karakter-karakter lain bernama Gagak Katawang. Sebagai pemeluk agama Siwa bernama Janeswara. Ketika menjadi raja bergelar Sri Rajasanagara. Namun nama itu tidak terdapat dalam prasasti, Cuma gelarnya yang bernama Hyang Wekasing Suka.23 Pada tahun 1350 M Hayam Wuruk dinobatkan menjadi raja raja Majapahit. Namun dengan beberapa bukti bahwa pada tanggal 27 April 1351 Tribhuwanatunggadewi masih memegang kekuasan Majapahit. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Hayam Wuruk dinobatkan menjadi Raja Majapahit pada pertengahan tahun 1351 M, bukan seperti yang sampi sekarang dikenal yaitu tahun 1350 M. Ketika ibunya masih hidup dia juga pernah dinobatkan menjadi raja muda (raja kumara) dan mendapat daerah kekuasaan di Jiwana. Hal itu tercantum dalam batu candi yang berangkakan tahun 1372 M yang telah ditemukan di reruntuhan candi Panggih.24 Atau menurut pendapat lain adalah di Kahuripan.

Dalam menjalankan pemerintahannya Hayam Wuruk dibantu oleh Gajah Mada. Sebagai Patih Amangkubhumi yang sudah diperoleh ketika mengabdi kepada Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhani. Dengan bantuan Gajah Mada, kepemerintahan Hayam Wuruk menjadi masa puncak kejayaan Majapahit. Seperti

21 Pemugaran persada Sejarah Leluhur Majapahit, Prof. Slamet Muljana,1983, hal.183-187.22 Sejarah Nasional lndonesia II, Marwati Djoened Poesponegoro-Nugroho Notosusanto, 1985, hal.435.23 Pemugaran persada Sejarah Leluhur Majapahit, Prof. Slamet Muljana,1983, hal.190.24 Sejarah Nasional lndonesia II, Marwati Djoened Poesponegoro-Nugroho Notosusanto, 1985, hal.435.

13

Page 14: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

halnya raja Kertanagara yang melancarkan politik perluasan cakrawala mandala yang meliputi seluru dwipantara, Gajah Mada ingin pula melaksakan politik nusantara yang dikenal dengan sumpah palapa.

Catatan Pararaton bahwa Gajah Mada menjadi Patih Amangkubhumi selama sebelas tahun, namun dia sudah menduduki jabatan itu dari tahun 1334 M dan baru berakhir pada tahun 1357 M dengan terjadinya perang Bubat. Sehingga Sunda bukan termasuk Negara bawahan Majapahit. Jadi Gajah Mada menduduki jabatannya selama dua puluh tiga tahun. Luas kerajaan Majapahit menurut Nagarakertagama pupuh XIII dan XIV adalah:

1. Di Sumatra: Jambi, Palembang, Darmasraya, Kandis, Kahwas, Siak, Rokan, Mandailing, Pnai, Kampe, Haru, Temiang, Parlak Samudra, Lamuri, Barus, Batan dan Lampung.

2. Di Kalimantan (Tanjungpura): Kapuas, Katingan, Kota Lingga, Kota Waringin, Sambas, Lawai, Kandangan , Singkawang, Tirem, Landa, Sebu, Barune, Sukadana, Seludung, Solot, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjung Kutei dan Malano.

3. Di Semenanjung Tanah Melayu (Hujung Medini): Pahang, Langkusaka, Kelantan, Saimang, Nagor, Paka, Muar, Dungun, Tumasik, Kelang, Kedah dan Jerai.

4. Sebelah timur Pulau Jawa Bali: Badahulu, Lo Gajah, Gurun, Sukun, Taliwung, Dompo, Sapi, Gunung Api, Seram, Hutan Kandali, Sasak, Bantayan, Luwuk, Makasar, Buton, Banggawi, Kunir, Galian, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon (Maluku), Wanin, Seram dan Timor.

Pada waktu itu Hayam Wuruk menginginkan putri Sunda, Dyah Pitaloka

sebagai permaisurinya. Setelah putri Sunda dan raja mengiringi ke Majapahit, ditengah perjalanan terjadi persedlisihan. Gajah Maada tidak ingin pernikahan itu terjadi dengan biasa saja. Dia ingin raja Sunda menyerahkan putri Sunda sebagai persembahan, sebagai bukti pengakuan telah tunduk kepada Majapahit. Namun para pembesar Sunda tidak setuju atas tindakan Gajah Mada, padahal raja Sunda sudah bersedia menuruti keinginginan Gajah Mada. Setelah itu terjadilah peperangan yang dilakukan dilapangan Bubat. Semua orang Sunda tewas tak tersisa.

Cerita itu di kisahkan panjang lebar dalam kitab Pararaton dan Kidung Sundayana. Perbuatan itu seperti disengaja oleh para Prapanca, sehingga peristiwa itu dianggap kegagalan politik Gajah Mada. Didalam Kakawi Nagaraktretagama dikatakan bahwa Gajah Mada pernah dianugerahi Sima yang kemudian diberinama Darmma Kasogatan Madakaripura. Ditempat inilah Gajah Mada menetap sebagai amukti palapa.

Karena putri Sunda tewas, maka Hayam Wuruk menikah dengan Paduka Sori anak Bhre Wengker Wijayarajasa dan bibi HayamWuruk, Bhre Majapahit Rajadewi Maharajasa. Pernikahan Hayam wuruk menghasilkan anak yang bernama Bhre Lasem Sang Ahayu. Ada dua mengenai siapa Bhre Lasem Sang Ahayu ini. Yang pertama adalah sebagai putri Hyam Wuruk yang bernama Kusumawardhani dan yang kedua adalah sebagai Nagarawardhani, putri bungsu Bhre Pajang.

Masa kepemerintahan Hayam Wuruk terus mencapai kejayaan, walaupun tanpa Gajah Mada yang meninggalkan Majapahit untuk Amukti Palapa. Hayam Wuruk melakukan pemerintahannya dengan teliti dan bijaksana. Semua Negara bawahan Majapahit dikontrol olehnya. Nagarakertagama menyebutkan bahwa pada tahun 1351 M dia berkunjung ke Pajang. Tahun 1354 ke Lasem. Tahun 1357 ke

14

Page 15: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

pantai selatan (Lodaya). Kemudian pada tahun 1359 M ke Lumajang. Tahun 1360 ke Tirib dan Sempur. Tahun 1361 M ke Balitar. Tahun 1363 M berkunjung ke Simping sambil meresmikan sebuah candi yang baru selesai.

Sekembalinya dari Simping Hayam Wuruk mendengar berita bahwa Gajah Mada sakit dan akhirnya meninggal tahun Saka 1286 (1364 M). Hayam Wuruk langsung mengadakan rapat bersama keluarga raja-raja yang terdiri dari sembilan orang (Pahom Narendra).Menurut Nagarakrtagama pupuh LXXI-LXXII itu, pada hakikatnya mereka mengakui jasa-jasa Gajah Mada yang tiada bandingannya, sehingga jabatan Patih Amangkubhumi dibiarkan kosong selama 3 tahun karena merasa tidak ada yang pantas menggantikannya. Barulah setelah itu digantikan oleh Gajah Enggon. Menurut Kitab Pararaton Gajah Enggon menjadi Patih Amangkubhumi pada tahun 1371 M dan meninggal tahun 1398 M.25

Pada tahun 1389 Hayam Wuruk meninggal dunia dan tidak ada yang tahu dimana didarmmakannya. Namun menurut suatu pendapat dia didarmmakan di Paramasukhapuha di Tanjung, yang dijadikan tempat pendarmmaan cucunya Bhre Tumapel (Bhre Hyang Wekasing Sukha).

BAB IVPEREBUTAN KEKUASAAN KERAJAAN MAJAPAHITSETELAH

PEMERINTAHAN HAYAM WURUK

A. MASA PEMERINTAHAN DEWI SUHITA

Setelah meninggalnya Hayam Wuruk, tahta kerajaan di serahkan kepada Wikramawardhana (Bhre Hyang Wisesa). Dia adalah seorang menantu sekaligus keponakan Hayam Wuruk yang dinikahkan dengan putrinya Kusumawardhani. Wikramawardhana memerintah pada tahun 1389. Dia memerintah dua belas tahun lamanya. Pada tahun 1400 M, dia mengundurkan diri dari jabatanya dan menjadi pendeta (bhagawan). Setelah itu yang mengantikan memerintah Majapahit adalah anaknya Suhita. Menurut Pararaton, Suhita adalah anak kedua dari Wikramawarddhana. Sedangkan anak pertama yang bernama Bhre Tumapel yang dikenal dengan Bhre Hyang Wekasing Sukha II. Dia meninggal tahun 1399 M sebelum dinobatkan menjadi raja Majapahit. Karena itulah Suhita sebagai adiknya menggantikan sebagai penerus pemerintahan setelah Hayam Wuruk. Suhita menikah dengan Bhattara di Kahuripan, yang bernama Hyang Parameswara dengan gelar Aji Ratnapangkaja, putra sulung Bhre Pandan Salas yang bernama Raden Sumirat.26

Duduknya Suhita banyak menimbulkan pertentangan anatara Wikramawarddhana dengan Bhre Wirabhumi. Sebagaimana telah kita ketahui Bhre Wirabhumi adalah anak Hayam Wuruk yang lahir dari seorang selirnya. Bhre Wirabhumi tidak setuju dengan pengangkatan Suhita. Pertentangan itu dimulai pada tahun 1401 M. Pertentangan itu memuncak dengan terjadinya perang Paregreg.

Masa pemerintahan Suhita berakhir tahun Saka 1369 (1447 M) tanpa meninggalkan keturunan. Dia didarmmakan di Singhajaya bersama suaminya yang meninggal tahun 1446.

25 Sejarah Nasional lndonesia II, Marwati Djoened Poesponegoro-Nugroho Notosusanto, 1985, hal.439. 26 Pemugaran persada Sejarah Leluhur Majapahit, Prof. Slamet Muljana,1983, hal. 236.

15

Page 16: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

B. MASA KEPEMERINTAHAN SRI KERTAWIJAYA

Sepeninggalnya Suhita, Kertawijaya menggantikan memerintah Majapahit. Pada awal pemerintahanya pada tahun 22 november 1477, ia mengeluarkan Prasasti Waringin Pitu. Prasasti Waringin Pitu membuktikan kebenaran bahwa pernyataan Pararaton benar mengenai meninggalnya Suhita tahun 1447 M. Dari prasasti itu juga membuktikan bahwa Kertawijaya bukan putra permaisuri Kusumawarddhani, tetapi putra Dyah Nartaja. Hal itu juga memperkuat pernyataan Pararaton mengenai Bhre Tumapel Kusumawarddhani dengan Bhre Kediri Tidak tercantum namanya.

Pada tahun Saka 1373 (1451 M) dia meninggal dunia dan di darmmakan di Kertawijayapura.

C. MASA KEPEMERINTAHAN SANG SINAGARA

Bhre Pamotan yang bergelar Sri Rajasawarddhana (Sang Sinagara) tidak diketahui secara pasti asal-usulnya. Dari Prasasti Waringin Pitu dapat diketahui bahwa Rajasawarddhana diurutan ketiga sesudah raja. Dari pernyataan ini dapat dipastikan ketika pada Masa pemerintahan Kerrtawijaya dia sudah memiliki kedudukan yang tinggi.

Didalam Pararaton dikatakan bahwa pada waktu menjadi raja Rajasawarddhana berkedudukan di Keling-Kahuripan. Berdasarkan pernyataan itu dapat diketahui bahwa pusat pemerintahan Majapahit dipindahkan ke Keling-Kahuripan. Pada tahhun 1453 M dia meninggal dan didarmmakan di Sepang.

Menurut Pararaton, Rajasawarddhana selama tiga tahun (1453-14456) Majapahit mengalami masa kekosongan tanpa raja (interregnum). Sebab-sebab terjadinya interregnum ini tidak dapat diketahui dengan pasti. Diduga hal ini merupakan pula akibat adanya pertentangan memperebutkan kekuasaan diantara keluarga raja-raja Maajapahit. Pertentangan keluarga yang berlangsung berlarut-larut itu rupa-rupanya telah melemahkan kedudukan raja-raja Majapahit baik dipusat kerajaan maupun diderah. Sehingga sepeninggal Rajasawarddhawana tidak ada seorang pun diantara keluarga raja-raja Majapahit yang sanggup tampil untuk segera memegang tampuk-tampuk pemerintahan di Majapahit.27

D. GIRINDRAWARDDHANA: RAJA-RAJA MAJAPAHIT AKHIR

Setelah interregnum selama tiga tahun, pada tahun 1456 M tampil ke muka yaitu Dyah Suryawikrama Girisawarddhana menaiki Tahta kerajaan Majapahit. Dyah Kertawijaya semasa pemerintahan ayahnya menjadi raja daerah Wengker (Bhatara ing Wengker). Didalam Pararaton dikatakan gelarnya adalah Bhre Hyang Purwwiwesa. Dia memerintah selama sepuluh tahun. Pada tahun 1466 M dia meninggal dan didarmmmakan di Puri.

Sebagai gantinya Bhre Pandan Salas menjadi raja di Majapahit. Namun dengan berbagai bukti yang ada dan pernyataan dalam Pararaton dapat dipastikan dia

27 Sejarah Nasional lndonesia II, Marwati Djoened Poesponegoro-Nugroho Notosusanto, 1985, hal. 442.

16

Page 17: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

menjadi raja di Majapahit hanya selama dua tahun. Penderitaan mengenai pengusiran Bhre Pandan Salas dari keratonnnya dapat dibenarkan pula. Hal itu disebabkan karena adanya serangan dari Bhre Kertabhumi. Dia katakan dalam pararaton dia adalah putra bungsu Sang Sinagara. 28

Dari prasasti-prasasti yang dikeluarkan oleh Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya pada tahun 1486 M, dapat diketahui adanya penyelenggaraan upacara Sraddha untuk memperingati dua belas tahun meninggalnya Paduka Bhatara ring Dahanapura. Dia didentifikasikan sebagai Bhre Pandan Salas Dyah Suraprabhawa Sri Singahawikramawarddhana. Dapat di pastikan pila melalui Pararaton bahwa Bhre Pandan Salas ketika diserang oleh Bhre Kerrtabhumi dia pindah ke Kediri dan meneruskan pemerintahannya. Dia meninggal pada tahun 1474 M.

Sepeninggalan Dyah Suprabhawa, kedudukannya digantikan oleh anaknuya Girindrawarddhana Dyah Ranawijya. Sebelumnya dia berkedudukan di I Kling. Pada awal mula pemerintahannay dia tidak berada di Majapahit melainkan tetap Kling. Ranawijaya berusaha untuk mempersatukan kembali wilayah Majapahit yang tercerai-berai karena perebutan kekuasaan oleh keluarga raja-raja Majapahit. Pada tahun 1478 M dia melancarkan serangan kepada Bhre Kertabhumi yang pada waktu itu berkedudukan di Majapahit.

Penyerangan ini dapat dikatakan sebagai revanche atas penyerangan Bhre Kertabhumi terhadap Bhre Pandan Salas ayahnya Ranawijya. Perang tersebut tercatat dalam prasasti I Jiwu yang dikeluarkan olehnya pada tahun 1468 M. prasasti tersebut dikeluarkan sehubungan dengan pengukuhan tanah-tanah di Traylokyapuri kepada Sri Brahma Ganggadhara yang telah berjasa dalam penyerangan terhadap Majapahit. Dalam perang itu Ranawijaya berhasil merebut kembali kekuasaan Majapahit. Hal itu juga tercatat dalam Pararaton.

Pada masa awal pemerintahannya dia didampingi oleh seorang Rakryan Apatih yang bernama Mpu Wahan. Sedangkan pada akhir kepemerintahannya dia didampingi oleh seorang Patih berenama Udara. Dalam Prasasti lain yang dikeluarkan Ranawijaya dikatakan masih ada Giridrawarddhana lain, yang bernama Girindrawarddhana Sri Singhawarddhana Dyah Wijayakusuma. Yang disebut juga sebagai Paduka Sri Maharaja Bhatare Kling.

Dari sejarah yang ada dapat disimpulkan mungkin kedua Girindrawardhana ini punya hubungan keluarga. Selain itu juga terdapat Girindrawarddhana pada jaman pemerintahan raja Wijayaparakrama (Dyah Kertawijaya), yaitu Giridrawarddhana yang punya nama kecil Wijayakarana. Didalam prasasti Waringin Pitu dkatakan bahwa Dyah Wijayakrana adalah Bhattara I Kling dan disebutkan urutan ketiga belas sesudah raja.

Adanya tiga orang Girindrawarddhana ini para sarjana menyimpulkan bahwa pada masa Majapahit akhir telah muncul suatu dinasty yang berkuasa di Majapahit yaitu Dinasty Girindrawardhana. Dengan berbagai bukti dan penafsiran.

Disamping tiga Girindrawarddhana itu, ternyata dari sumber-sumber sejarah Majapahit lain, dapat kita ketahui adanya beberapa orang yang mempunyai gelar yang sama artinya dengan Gindrawarddhana, yaitu dari Prasasti Waringin Pintu tahun 1447 disebutkan seorang Bhattara I Wrngker. Berdasarkan kesamaan arti girisa dan girindra. Dari prasasti Pamintihan tahun1473 M bahwa raja mengeluarkan prasasti Dyah Suraprabawa Sri Singhawikramawarddhana. Didalam prasasti itu dikatakan bahwa ia diberi sebutan Srigiripatiprasutabhupatiketubhuta yang artinya yang menjadi pemimpin (yang termasuk paling utama) dari raja-raja keturunan Tuan Gunung.29

28 Sejarah Nasional lndonesia II, Marwati Djoened Poesponegoro-Nugroho Notosusanto, 1985, hal.443.

17

Page 18: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

BAB VRUNTUHNYA KERAJAAN MAJAPAHIT

Berita tradisi menyebutkan bahwa kerajaan Majapahit runtuh pada tahun Saka 1400 (1478 M). Saat keruntuhannya itu disimpulkan dalam cansengkala sirna-ilang-kertining-bumi dan disebutkan pula keruntuhannnya itu disebabkan karena serangan dari kerajaan islam Demak. Berdasarkan bukti-bukti Majapahit saat itu belum runtuh dalam waktu yang lama. Prasasti-prasasti dari tahun 1468 M menyebutkan bahwa masih ada kekuaaan kerajaan Majapahit. Pada saat itu yang berkuasa adalah Dyah Ranawijaya yang bergelar Girindrawaddhana dan juga disebut sebagai seorang Sri Paduka Maharaja Sri Wilwatiktapura Janggala Kadiri Prabhunatha. Sedangkan dari berita Cina jaman Dinasty Ming (1368-1643) dikatakan bahwa adanya hubungan diplomatik antara Cina dengan Jawa (Majapahit) yaitu pada tahun 1499.

Rui De Brito, Gubernur Portugis di Malaka dalam menyatakan laporannya kepada raja Manoel pada tahun 1514 M, yang berisi bahwa di Jawa dan Sunda terdapat dua raja kafir. Penulis dari Italia, Duarte Barbosa pada tahun 1518 M memberitakan bahwa didalam pedalaman Jawa masih terdapat raja kafir yang sangat berkuasa. Dari dua berita itu dapat disimpulkan bahwa kerajaan Majapahit masih ada. Namun masih ada pendapat yang bebeda, yaitu pendapat dari berita Italia dari penulis Antonio Pigafetta yang berasal dari tahun 1522 M mengatakan bahwa pada saat itu Majapahit sudah tidak ada. Dia menyebutkan pula bahwa Pati Unus sebagai raja Majapahit yang masih hidup dan yang paling berkuasa. Dari sumber-sumber lain dapat diketahui bahwa Pati Unus adalah penguasa Demak yang berkuasa pada tahun 1518-1521 M yang dikenal juga dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor yang meninggal tahun 1521 M.

Jika dihubungkan pendapat Duarte Barbosa yang menyebutkan bahwa masih ada raja kafir yang berkuasa yaitu Pate Udra, dapat disimpulkan bahwa antara tahun 1518 M dan 1521 M telah terjadi pergeseran politik dari penguasa Hindu ke tangan adipati Unus yang telah menaklukkan Majapahit.

Dalam Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda, menyebutkan bahwa raja-raja Demak adalah keturunan Prabhu Brawijaya raja Majapahit. Bahkan dalam Purwa Caruban Nagari disebutkan dengan jelas bahwa Raden Patah pendiri dan raja pertama kerajaaan Demak, adalah anak Prabhu Brawijaya Kertabhumi. Telah dikemukakan bahwa raja Kertabhumi telah merebut kekuasaaan Majapahit dari tangan Bhre Pandan Salas dengan menyingkirkannya dari Kadaton pada tahun 1468 M. akan tetapi pada tahun 1478 M kekuasaan atas tahta kerajaan Majapahit ini dapat direbut kembali dari tangan Bhre Kertabhumi oleh Dyah Ranawijays, anak Bhre Pandan Salas, dengan mengadakan penyerangan ke Majapahit. Dalam penyerangan ke Majapahit yang dilancarkan oleh Dyah Ranawijaya itu Bhre Kertabhumi gugur di Kadaton. Dengan gugurnya Bre Kertabhumi ini maka lenyaplah kekuasaan Bhre Kertabhumi. Peristiwa gugurnya Bhre Kertabhumi di Kadaton inilah yang tersimpul didalam Candra Sengkala” sinar-ilang-kerti-ning-bhumi (1400 Saka). Akan tetapi para peulis tradisi telah mengaburkan kenyataan-kenyataan sejarah tersebut dengan mengatakan bahwa kerajaan Majapahit telah runtuh pada tashun Saka 1400 (1478 M). karena serangan tentara Demak, yang dipimpin ileh Raden Patah.

29 Sejarah Nasional lndonesia II, Marwati Djoened Poesponegoro-Nugroho Notosusanto, 1985, hal. 447- 448

18

Page 19: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

Dengan demikian penaklukan Majapahit oleh Demak itu tidaklah terajadi pada tahun Saka 1400 (1478 M), dan bukan pula dilakukan oleh Raden Patah terhadap Prabhu Brawijaya Kertabhumi. Penguasaan Majapahit oleh Demak itu dilakukan oleh adipati Unus, anak Raden Patah, sebagai tindakan balasan terhadap Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya yang telah mengalahkan neneknya, Kertabhumi.30

A. Letak ibu kota Majapahit

Disepanjang jalan sungai Brantas banyak terdapat toponim dengan unsur maja seperti Majaagung, Majawarna, Majajejer, Majakerta dan Majasari. Tetapi toponim Majapahit tidak ditemukan dimanapun, sehingga ibu kota Majapahit tidak diketahui. Padahal Majapahit merupakan yang paling menonjol dari pada yang lain. Namun dalam Serat Pararaton menyatakan bahwa tahun 1293 M Raden wijaya membuka hutan Tarik. Toponim Tarik terletak ditepi sungai Porong di sebelah timur Majakerta. Tapi disitu tidak terdapat peninggalan-peninggalan arkeologi yang menyatakan bahwa Majapahit terletak disekitarnya. Namun tetap dipercayai disekitar hutan Tarik terdapat ibu kota Majapahit.

Dari sumber lain, yaitu sejarah Dinasty Yuan dapat diketahui ibu kota Majapahit terletak di sekitar Canggu. Toponim Canggu sudah terkenal dari tahun 1193 M bertepatan dengan tahun Masehi 1271 berkaitan dengan pembangunan perbentengan oleh raja Wisnuwardhana. Tempat itu masih ada. Letaknya disebelah selatan Majakerta. Pada tahun 1416 M seorang ulama Cina bernama Ma Huan ikut serta dalam rombomgan laksamana Ceng Ho yang berkunjung ke Majapahit. Dalam karyanya yang berjudul Ying-yai Sheng-lan Ma Huan menyajikan uraian geografi tentang empat kota utama, Tuban, Gresik, Surabaya dan Majapahit. Dari uraian itu jelas bahwa orang-orang dapat mencapai Majapahit melalui Surabaya. Demikian uraian itu dijadikan sebagai pegangan untuk menetapkan letak ibu kota Majapahit. Ibu kota dan istana Majapahit yang megah itu telah lama musnah. Tidak ada tanda-tanda bahwa kemusnahannya disebabkan oleh musibah alam berupa air bah atau letusan gunung berapi. Gunung Kelud yang sering meletus terletak jauh disebelah selatan Majapahit, sedangkan sungai Brantas yang mengalir kearah utara dari Kediri ke Majakerta, terletak jauh disebelah barat ibu kota Majapahit. Ibu kota Majapahit terletak kira-kira 15 KM disebelah selatan Majakerta, meliputi daerah Trawulan dan Tralaya.

Didaerah Trawulan dan Tralaya terdapat beberapa makam muslim dari abad keempat belas sampai abad keenam belas. Pada maesan batu misan muslim itu dipahat tarikh Saka dengan hurup jawa dan disisinya tulisan arab kebanyakan berupa kutipan Qur’an. Di desa Kedaton ditemukan batu misan muslim bertarikh Saka 1372 (1450 M). sampai sekarang batu misan itu masih ada disitu; di Trawulan ada dua batu misan muslim dengan tarikh 1368 dan 1448 M; di Tralaya batu misan muslim yang masih ada diempat aslinya bertarikh 1376, 1380, 1407, 1418, 1420, 1427, 1467, 1469, 1475 dan 1611 M. Seandanya kemusnahan ibu kota Majapahit itu akibat bencana alam, batu-batu nisan itu pasti telah terpendam dibawah lahar, dibawah tanah atau hanyut terkena aliran air bah.31

30 Sejarah Nasional lndonesia II, Marwati Djoened Poesponegoro-Nugroho Notosusanto, 1985, hal.448- 451.31 Pemugaran persada Sejarah Leluhur Majapahit, Prof. Slamet Muljana,1983, hal. 209-216.

19

Page 20: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

BAB VI KESIMPULAN

A. Dari semua kerajaan di Indonesia, Majapahit merupakan kerajaan yang sangat menarik untuk di teliti, karena Majapahit menaruh berbagai misteri yang sampai kini masih belum banyak terungkap dan masih terdapat perbedaan penafsiran terhadap bukti-bukti sejarah yang sudah ada.

B. Majapahit merupakan kerajaan Hindu yang sanggup memperluas wilyahnya dan melakukan hubungan baik dengan negara atau kerjaan luar terutama Cina.

C. Bukti-bukti sejarah kerajaan Majapahit banyak yang hilang, termasuk tidak diketahuinya secara pasti letak ibu kota Majapahit.

D. Kerajaan Majapahit dibangun dan berdiri pada tahun Saka 1214 (1292 M) oleh Raden Wijaya (Kertajasa Jayawarddhana).

20

Page 21: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

E. Gajah mada adalah tokah seorang Patih Amangkubhumi yang sangat terkenal dalam sejarah kerajaan Majapahit dengan sumpahnya, yaitu sumpah Palapa.

F. Majapahit mencapai puncak kejayaan pada masa kepemerintahan Hayam Wuruk. Keberhasilannya dalam mengembangkan Kerajaan Majapahit sampai meluas hampir sepertiga Asia Tenggara.

G. Awal mula kehancuran Majapahit adalah karena terjadi perebutan tahta kerajaan Majapahit oleh keluarga raja-raja Majapahit.

DAFTAR PUSTAKA

Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia

Jilid II. Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984.

Muljana, Prof. Dr. Slamet. Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit. Jakarta: Inti

Idayu Press, 1983.

Odih, Enjang, B.A. dan Sukadi, Drs. IPS Sejarah 1 (Nasional dan Umum). Bandung:

21

Page 22: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

Ganeca, 2000.

Mustopo, Prof. Dr. M. Habib, dkk. Sejarah SMA Kelas XI Program IPS 2. Jakarta: Yudistira, 2006.

FOTO

22

Page 23: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

Gayatri

Kertajasa Jayawarddhana

23

Page 24: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

Ukiran pada jaman Majapahit

Sisa-sisa bangunan setelah runtuhnya kerajaan Majapahit

24

Page 25: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

Bangunan Majapahit jaman dulu

Mata uang Majapahit

Alat yang digunakan di jaman Majapahit

25

Page 26: AWAL MULA BERDINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

Lembu Sora

Peninggalan bangunan Majapahit sekarang

26