paper limbah hefri

12
PAPER TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH “ Penanganan Limbah Pada PT Madu Kismo” OLEH : HEFRIYANTY RONASARI (05091003019) TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Upload: hefrii

Post on 04-Aug-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Limbah Hefri

PAPER TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH

“ Penanganan Limbah Pada PT Madu Kismo”

OLEH :

HEFRIYANTY RONASARI

(05091003019)

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2012

Page 2: Paper Limbah Hefri

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mahasiswa jurusan Teknologi pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas

Sriwijaya menyelenggarakan kunjungan lapangan di beberapa tempat di Pulau jawa

yang meliputi kota Jakarta, Bogor, Bandung, dan Yogyakarta. Acara ini dilaksanakan

pada tanggal 28 April sampai dengan 06 Mei 2012 dan diikuti oleh 81 Mahasiswa

dari jurusan Teknologi hasil pertanian dan Teknik pertanian serta 4 Dosen

pendamping dan staff administrasi teknologi pertanian. Kegiatan ini dapat

menambah wawasan dan  pengetahuan mahasiswa dalam bidang teknologi pertanian.

Selain kunjungan industri, rombongan juga melakukan agrowisata. 

Fieldtrip atau kunjungan lapangan merupakan salah satu sarana untuk

memperkenalkan dunia industri kepada mahasiswa. Disamping untuk mengetahui

kondisi dunia kerja, kunjungan industri juga sangat berperan dalam membentuk pola

pikir, dan semangat mahasiswa untuk berpikir ke arah yang lebih luas, sehingga

diharapkan dapat tercipta mahasiswa yang kreatif. Kunjungan Industri yang

dilaksanakan, diharapkan antara mahasiswa dan perusahaan dapat saling bertukar

informasi sehingga dapat menjalin hubungan yang saling menguntungkan.

Kunjungan lapangan ini diawali dengan kunjungan ke PT Yakult Indonesia

persada yang berada di sukabumi, selanjutnya kunjungan dilakukan ke PT Amerta

Indah Otsuka yang lokasinya juga berada di sukabumi. Perjalanan dilanjutkan

menuju kota Bandung diawali dengan kunjungan ke PT Alam Indah Bunga

Nusantara, dan berikutnya perjalanan ke kota Yogyakarta , kunjungan dilanjutkan ke

PT Madu Kismo yang berada di selatan kota Yogyakarta, dan kunjungan berakhir

pada PT Traktor Quick. Rangkaian kunjungan ini telah memberikan manfaat berupa

pengenalan industri yang merupakan penerapan dari mata kuliah teknologi hasil

pertanian seperti mata kuliah pengolahan pangan, Higiene dan Sanitasi Industri,

teknologi pengemasan dan teknologi pengolahan limbah.

Page 3: Paper Limbah Hefri

B. Tujuan

Fieldtip/kunjungan lapangan ini bertujuan untuk menambah wawasan,

pengetahuan, informasi tentang industri pangan serta penangan limbah pada

industri pangan.

Page 4: Paper Limbah Hefri

II. PEMBAHASAN

Setiap perusahaan yang bergerak dalam industri pangan maupun non pangan

mempunyai limbah dari setiap proses produksinya. Limbah merupakan bahan yang

dibuang atau kelebihan seperti abu, sampah, produk sampingan dan lain sebagainya

(Mahmud, 2009). Secara garis besar limbah pertanian itu dibagi ke dalam limbah pra

dan saat panen serta limbah pasca panen. Limbah pasca panen juga bisa terbagi ke

dalam kelompok limbah sebelum diolah dan limbah setelah diolah atau limbah

industri pertanian.Penanganan limbah didasari pada asas manfaat. Manfaat supaya

tidak menjadikan masalah serta manfaat limbah dijadikan sebagai bahan baku

industri. Hal ini yang akan diterapkan pada industri besar seperti yang akan di

jelaskan mengenai proses penanganan limbah pada industri PT Madukismo.

PT madu kismo didirikan pada tahun 1955, dan mulai beroperasi pada tahun

1959, awal pendirian PT Madukismo bekerja sama dengan kontraktor dari jerman

Timur. PT madukismo merupakan perusahaan yang memproduksi gula putih, gula

kuning dan spirtus. Pada proses produksi PT Madukismo menghasilkan limbah.

Penanganan limbah di PT Madukismo berupa limbah padatan dan limbah cairan. PT

Madukismo berpegang pada suatu program kesehatan komprehensif dan sanitasi

lingkungan industri.

Limbah Industri pada PT Madukismo bermacam-macam, berikut jenis limbah

dan cara penangannya. Limbah pasir merupakan kotoran yang terbawa oleh nira

mentah, dipisahkan dengan Dorrclone, dimamfaatkan untuk urug lahan, atas

permintaan masyarakat. Limbah abu ketel uap merupakan sisa pembakaran distasiun

ketel uap, ditampung dengan lori jading, dan dapat dimamfaatkan untuk bahan baku

pupuk “Mix Madros”. Limbah Blothong merupakan endapan kotoran dari nira tebu

yang terjadi stasiun pemurnian Nira dipisahkan dengan alat Rotary Vacum Filter,

dimamfaatkan untuk pupuk tanaman lain, bisa juga dimamfaatkan untuk bahan

bakar, jumlahnya cukup banyak, sekitar 100 ton/hari, sehingga dapat digunakan

bahan baku pupuk “Mix Madros”. Blotong dapat dimanfaatkan sebagai sumber

protein. Kandungan protein dari nira sekitar 0.5 % berat zat padat terlarut dari

Page 5: Paper Limbah Hefri

kandungan tersebut telah dicoba untuk melakukan ekstraksi protein dari blotong dan

ditemukan bahwa kandungan protein dari blotong yang dipress sebesar 7.4 %.

Protein hanya dapat diekstrak menggunakan zat alkali yang kuat seperti sodium

dodecyl sulfate. Kandungan dari protein yang dapat diekstrak antara lain albumin

91.5 %; globulin 1 %; etanol terlarut 3 % dan protein terlarut 4 %. Dengan demikian

blotong dapat juga digunakan sebagai pakan ternak dengan cara dikeringkan dan

dipisahkan partikel tanah yang terdapat didalamnya. Untuk menghindari kerusakan

oleh jamur dan bakteri blotong yang dikeringkan harus langsung digunakan dalam

bentuk pellet . Limbah padat debu/ langes dari ketel uap yang terbawa keluar lewat

cerobang asap, ditangkap dengan alat penangkap debu (dust Collector) dan

ditampung dalam lori jading.

Jenis Limbah cair yang terdapat pada PT Madukismo, berikut jenis limbah

cair dan cara penangannya. Limbah bocoran minyak pelumas, berasal dari pelumas

mesin- mesin di stasiun gilingan dan pelumas yang terbawa pada air cucian

kendaraan garasi pabrik. Bocoran minyak pelumas ini dipisahkan dari air limbah

didalam bak penangkap minyak, kemudian ditampung dalam drum-drum untuk

dimamfaatkan kembali. Limbah cair vinasse (slop) berasal dari sistem penyulingan

alkohol di stasiun sulingan PS Madukismo, jumlahnya cukup besar, sebelum dibuang

ke sungai, diolah terlebih dahulu di unit pengolahan limbah cair (UPLC) yang ada,

dengan menggunakan sistem biologis. Operasionalnya masih perlu disempurnakan

lagi secara bertahap, agar hasilnya memenuhi baku mutu limbah cair yang

ditentukan. Campuran limbah cair dari pabrik gula misalnya untuk pencuci alat-alat

produksi dan pendingin mesin, dan limbah pabrik spiritus banyak dimamfaatkan

untuk irigasi oleh petani sekitar pabrik, karena mengandung unsur N, P dan K yang

diperlukan tanaman untuk pupuk. Limbah soda berasal dari cucian pan-pan

penguapan di pabrik gula yang kandungan COD dan BOD, jumlahnya relatif sedikit,

pengolahannya diikutkan di unit pengolahan limbah cair yang ada.

Gangguan lingkungan yang lain seperti suara bising, berasal dari bocoran uap

yang berlebih di stasiun ketel uap, untuk meredam suara tersebut, untuk

mengatasinya pada pabrik dilengkapi dengan silencer ( alat peredam suara) disetiap

ketel uap. Limbah gas yang berasal dari bau belerang busuk, ditanggulangi pada

Page 6: Paper Limbah Hefri

alata-alat yang terkait (inhouse keeping). Produk samping yang berasal dari proses

produksi gula pada PT Madukismo dapat juga dijadikan nilai ekonomis yang lebih

bermamfaat seperti pembuatan batu bata, alkohol,minyak fusel (amyl alcohol)

merupakan hasil samping dari produk spirtus. Selain itu produk samping dari limbah

cair adalah molasse.

Molasse merupakan produk sisa (by product) pada proses pembuatan gula.

Tetes diperoleh dari hasil pemisahan sirop low grade dimana gula dalam sirop

tersebut tidak dapat dikristalkan lagi. Pada pemrosesan gula tetes yang dihasilkan

sekitar 5 – 6 % tebu, sehingga untuk pabrik dengan kapasitas 6000 ton tebu per hari

menghasilkan tetes sekitar 300 ton sampai 360 ton tetes per hari. Walaupun masih

mengandung gula, tetes sangat tidak layak untuk dikonsumsi karena mengandung

kotoran-kotoran bukan gula yang membahayakan kesehatan. Penggunaan tetes

sebagian besar untuk industri fermentasi seperti alkohol, pabrik MSG, pabrik pakan

ternak dll.

Secara umum tetes yang keluar dari sentrifugal mempunyai brix 85 – 92

dengan zat kering 77 – 84 %. Sukrosa yang terdapat dalam tetes bervariasi antara 25

– 40 %, dan kadar gula reduksi nya 12 – 35 %. Untuk tebu yang belum masak

biasanya kadar gula reduksi tetes lebih besar daripada tebu yang sudah

masak.Komposisi yang penting dalam tetes adalah TSAI ( Total Sugar as Inverti )

yaitu gabungan dari sukrosa dan gula reduksi. Kadar TSAI dalam tetes berkisar

antara 50 – 65 % . Angka TSAI ini sangat penting bagi industri fermentasi karena

semakin besar TSAI akan semakin menguntungkan, sedangkan bagi pabrik gula

kadar sukrosa menunjukkan banyaknya kehilangan gula dalam tetes (Kelly,2007).

Pembuatan bioethanol molase melalui tahap pengenceran karena kadar gula

dalam tetes tebu terlalu tinggi untuk proses fermentasi, oleh karena itu perlu

diencerkan terlebih dahulu. Kadar gula yang diinginkan kurang lebih adalah 14 %.

Kemudian dilakukan penambahan ragi, urea dan N,P,K kemudian dilakukan proses

fermentasi. Proses fermentasi berjalan kurang lebih selama 66 jam atau kira-kira 2.5

hari. Salah satu tanda bahwa fermentasi sudah selesai adalah tidak terlihat lagi

adanya gelembung-gelembung udara. Kadar etanol di dalam cairan fermentasi

kurang lebih 7% – 10 %. Setelah proses fermentasi selesai, masukkan cairan

Page 7: Paper Limbah Hefri

fermentasi ke dalam evaporator atau boiler dan suhunya dipertahankan antara 79 –

81 0C. Pada suhu ini etanol sudah menguap, tetapi air tidak menguap. Uap etanol

dialirkan ke distilator. Bioetanol akan keluar dari pipa pengeluaran distilator.

Distilasi pertama, biasanya kadar etanol masih di bawah 95%. Apabila kadar etanol

masih di bawah 95%, distilasi perlu diulangi lagi hingga kadar etanolnya 95%.

Apabila kadar etanolnya sudah 95% dilakukan dehidrasi atau penghilangan air.

Untuk menghilangkan air bisa menggunakan kapur tohor atau zeolit sintetis. Setelah

itu didistilasi lagi hingga kadar airnya kurang lebih 99.5%. Minyak fusel (amyl

alcohol) merupakan hasil samping pabrik spiritus, ini biasa digunakan untuk bahan

baku pembuatan essence.

Page 8: Paper Limbah Hefri

III. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari kunjungan ini adalah sebagai berikut :

1. Limbah yang terdapat pada PT Madukismo merupakan jenis limbah padat,

cair dan gas dan limbah-limbah tersebut dapat ditangani dengan baik.

2. Limbah Padat (Bagas) yang menghasilkan bothong, dapat dimamfaatkan

sebagai sumber protein.

3. Molasse merupakan limbah cair yang dapat menghasilkan produk samping

minyak fusel (amyl alkohol) yang dapat digunakan sebagai bahan baku

pembuatan essense.

Page 9: Paper Limbah Hefri

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Tentang PT. Madu Baru : Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta.

Kelly. 2007. By - Product of the Cane Sugar Industry. Elsevier Scientific Public. Co., Amsterdam.

Mahmud. 2009. Bioindustri: Penerapan Teknologi Fermentasi. Mediyata111a Sarana Perkasa, Jakarta.