pemanfaatan limbah bulu ayam dan kulit jagung …eprints.ums.ac.id/33438/24/naskah publikasi.pdfof...
TRANSCRIPT
PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG KERING
“ KLOBOT” SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN
PENAMBAHAN CaO DAN PEWARNA ALAMI YANG BERBEDA
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Biologi
Diajukan oleh :
NANIK DANIATRI
A 420110065
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. A. Yani Tromol Pos I – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax : 7151448 Surakarta 57102
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama : Dra. Aminah Asngad, M.Si
NIP/NIK : 0628095901
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama : Nanik Daniatri
NIM : A 420110065
Program Studi : Pendidikan Biologi
Judul Skripsi : PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT
JAGUNG KERING “ KLOBOT” SEBAGAI BAHAN
PEMBUATAS KERTAS SENI DENGA PENAMBAHAN
CaO DAN PEWARNA ALAMI YANG BERBEDA
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian
persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, Maret 2015
Pembimbing
Dra. Aminah Asngad, M.Si
NIP. 0628095901
PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG KERING
“ KLOBOT” SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN
PENAMBAHAN CaO DAN PEWARNA ALAMI YANG BERBEDA
1. Nanik Daniatri, A420110065, Program Studi Pendidikan Biologi,
2. Dra. Aminah Asngad, M.Si, Lektor Kepala, Skripsi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015
ABSTRAK
Bulu ayam dan kulit jagung kering “ klobot” merupakan bahan yang
dapat digunakan sebagai campuran pembuatan kertas seni. Keduanya memiliki
kandungan serat, lignin, protein, lemak kasar, serat kasar.Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui ketahanan tarik, ketahanan sobek dan uji sensoris kertas seni
dari limbah bulu ayam dan kulit jagung kering “ klobot” dengan penambahan
CaO dan pewarna alami yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola factorial. Adapun
faktor 1: pewarna alami (P), P0: Tanpa warna, P1: Daun Jati, P3: Daun Pepaya.
Dan faktor 2: konsentrasi bahan baku (W), W1: 50%:50%, W2: 40%:60%, W3:
30%:70%, masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali ulangan.. Hasil penelitian
menunjukkan ketahanan tarik kertas tertinggi pada perlakuan P2W1 (bulu ayam
dan kulit jagung kering “ klobot” 50%: 50% dengan penambahan CaO dan
pewarna alami daun pepaya) senilai 8.8410 N, ketahanan sobek kertas tertinggi
pada perlakuan P2W2 dengan rerata 22.0088 diperoleh pada proporsi bulu ayam
40%:60% kulit jagung kering “ klobot” dengan penambahan pewarna alami
daun pepaya. Hasil uji sensoris tekstur halus tertinggi pada perlakuan P0W1( bulu
ayam 50%:50% kulit jagung kering “klobot” tanpa pewarna alami),
kenampakan serat yang tampak pada perlakuan P0W1( bulu ayam 50%:50% kulit
jagung kering “ klobot” tanpa pewarna alami), warna yang tertinggi pada
perlakuan P1W3 ( bulu ayam 30%:70% kulit jagung kering “ klobot” dengan
pewarna alami daun jati) yaitu merah kecoklatan, kesukaan secara umum yaitu
suka dari semua perlakuan.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan adanya
perbedaan ketahanan tarik, ketahanan sobek, maupun hasil uji Sensoris kertas
seni dari limbah bulu ayam dan kulit jagung kering “klobot” dengan
penambahan CaO dan pewarna alami yang berbeda.
Kata kunci: kertas seni,CaO, bulu ayam, kulit jagung kering “ klobot”,ketahanan
tarik dan sobek, serta uji sensoris.
PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG KERING
“ KLOBOT” SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN
PENAMBAHAN CaO DAN PEWARNA ALAMI YANG BERBEDA
(Utilization of feather and corn as skin art “klobot” of making paper with addition
of CaO and different natural dyes)
1. Nanik Daniatri 420110065, Biology Education Program, Thesis,
2. Aminah Asngad, M.Si, Associate Professor, Thesis, Faculty of
Teacher Training and Education, University of
Muhammadiyah Surakarta, 2015
ABSTRAK
Quill and corn “ klobot” husks is a material that can be used as a mixture
of paper making art. Both have fiber, lignin, protein, crude fat, fiber rude.Tujuan
this study to determine the tensile resistance, tear resistance and sensory test
paper art from waste chicken feathers and corn husks “ klobot” with the addition
of CaO and yana different natural dyes. This study used an experimental method
with a completely randomized design (RAL) factorial pattern. The factor 1:
natural dyes (P), P0: Without color, P1: Teak Leaves, P3: Papaya Leaf. And a
factor of 2: the concentration of the raw material (W), W1: 50%: 50%, W2: 40%:
60%, W3: 30%: 70%, each treatment was performed 3 repetitions. The results
showed tensile resistance Highest paper on treatment P2W1 (feather and leather
corn “ klobot”50%: 50% with the addition of CaO and natural dyes papaya)
worth 8.8410 N, the highest in the paper tear resistance with a mean treatment
P2W2 22.0088 obtained in 40% the proportion of chicken feathers: 60% leather
corn “ klobot” with the addition of natural dyes papaya leaves. The results of
sensory tests smooth texture highest in treatment P0W1 (quill 50%: 50% corn skin
“ klobot” without natural dyes), the appearance of fibers that looked at treatment
P0W1 (quill 50%: 50% corn skin “ klobot” without natural dyes), which is the
highest dyes treatment P1W3 (quill 30%: 70% corn skin “ klobot” with natural
dyes teak leaves) are red-brown, the general joy that love of all treatment.
Research of concluded the difference in tensile resistance, tear resistance, as well
as the results of sensory test paper art of waste chicken feathers and corn husks
“klobot” with the addition of CaO and different.
Keywords : art paper, CaO, feathers, leather corn “ klobot”, tensile and tear
resistance, and sensory tests.
PENDAHULUAN
Kertas merupakan benda yang sering kita temukan dalam kehidupan
sehari- hari, bahan yang tipis dan rata, banyak digunakan untuk menulis,
menggambar dan sebagai pembungkus makanan. Di Indonesia bermacam- macam
jenisnya antara lain : karton, buram dan kertas HVS . Bahan utama dalam proses
pembuatan kertas adalah bubur kertas atau yang dikenal dengan pulp. Pada
umumnya pulp terbuat dari bahan kayu yang mengalami beberapa tahapan proses,
sehingga pada akhirnya berubah menjadi bubur kertas proses tersebut disebut
pulping.
Selama ini, kertas seni dibuat dengan menggunakan limbah tanaman yang
tidak digunakan lagi. Menurut penelitian Purnawan ( 2012), tentang Pemanfaatan
Limbah Ampas Tebu Untuk Pembuatan Kertas Dekorasi Dengan Metode
Organosolv menunjukkan bahwa pada proses delignivikasi ampas tebu, dengan
perbandingan etanol dengan ampas tebu 10:1, 15:1, 20:1, dan 25:1 (v/ b). Dari
hasil tersebut diperoleh bahwa semakin besar jumlah etanol ( larutan pemasak )
ampas tebu yang diperoleh semakin halus dan lunak.
Bulu ayam merupakan limbah dari unggas ayam yang banyak manfaatnya
yaitu sebagai kemoceng, pembuatan kok dan lain sebagainya. Bulu ayam juga
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kertas, karena bulu ayam
mengandung protein tinggi ( sekitar 60- 80%) dengan kandungan keratin sekitar
85- 90% (Harrap dan Wood, 1964). Zerdani, dkk (2004), komposisi kimia bulu
ayam adalah 81% protein, 1.2% lemak, 86% bahan kering, dan 1.3% abu, selain
itu bulu ayam mengandung mineral kalsium 0.19%, fosfor 0.04%, kalium 0.15%,
dan sodium 0.15% (Kim &Patterson, 2000).
Menurut Adnan (2006), bahwa Klobot Jagung memiliki kandungan serat
yang tinggi berkisar antar 38- 50% dan kadar karbohidrat antara 38- 55%.
Kandungan serat yang tinggi pada kulit Jagung dimanfaatkan sebagai bahan
pembuatan Kertas. Dengan adannya pengolahan limbah kulit jagung dapat
menambah nilai jual yang tinggi.
Menurut hasil penelitian Febrianti ( 2014), tentang penentuan waktu
fermentasi optimum produksi xilanase dari Trichoderma viridi menggunakan
substrat kulit apel dan klobot jagung dengan fermentasi semi padat menunjukkan
bahwa waktu fermentasi optimum produksi xilanase dari Trichoderma viride
menggunakan fermentasi semi padat adalah 60 jam dan jenis substrat yang
optimum yaitu klobot jagung dengan aktivitas dan kadar protein berturut-turut 20,
875 U dan 14,6 mg/mL. Menurut penelitian Rahayu ( 2012), tentang uji kinerja
digester pada proses pulping kulit jagung dengan variabel suhu dan waktu
pemasakan menunjukkan bahwa Pulp yang hasilnya paling baik yaitu pada
keadaan yang optimal dengan suhu 1100C dan waktu pemasakan selama 2 jam,
diperoleh yield 50% dengan kadar air 4,5% dan kadar abu 11,5%.
Daun jati muda memiliki kandungan beberapa senyawa pigmen terutama
antosianin. Senyawa antosianin ini memberikan warna merah, ungu, hingga merah
gelap. Antosianin merupakan senyawa flavonoid yang memiliki kemampuan
sebagai antioksidan (Ariviani 2010), selain kandungan flavanoid, daun jati muda
memiliki karotenoid yang berperan penting dalam pewarnaan (Hidayat dan Saati,
2006). Sebagai contoh pewarnaan pada kain tenun. Pemanfaatan pewarna alami
ini lebih digemari daripada pewarna sintetik karena dapat memberikan
keistimewaan tersendiri (Ati, 2006).
Daun pepaya memiliki kandungan beberapa senyawa pigmen karoten,
flavanoid, saponin terutama klorofil, dapat memberikan warna hijau. Menurut
penelitian Abdul ( 2008), tentang ekstraksi klorofil dari daun pepaya dengan
solvent 1- butanol menunjukkan bahwa Ekstraksi daun pepaya dengan
menggunakan solvent 1-Butanol bisa digunakan untuk menghasilkan ekstrak cair
daun pepaya yang mengandung klorofil, dilakukan pada perbandingan F/S (1:4)
dengan suhu ekstraksi 40o
C dengan kadar total klorofil yang terekstrak sebesar
0,3726 ng/L dan massa jenis (density) 0,846 gr/ml.
CaO merupakan salah satu bahan tambahan yang biasannya digunakan
dalam pembutan kertas skala kecil, dapat digunakan untuk mempercepat proses
pengeringan, karena kapur api mengandung bahan aktif CaO yaitu bahan yang
sangat relatif terhadap air dan dalam reaksinya dengan air ini akan melepaskan
energi panas yang dapat digunakan menguapkan air dari bahan sehingga kapar api
dapat dimanfaatkan dalam proses pengeringan kemoreaksi pada jahe ( Elisa
Julianti.dkk, 2009).
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
“Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam dan Kulit Jagung kering “ klobot”
Sebagai bahan Pembuat Kertas Seni dengan Penambahan CaO dan Pewarna
Alami yang berbeda”
METODE PENELITIAN
Pembuatan kertas seni dari kulit jagung kering “ klobot” dan bulu ayam
dengan penambahan CaO dan pewarna alami yang berbeda di Asri Srimulyo
Gondang Sragen, pengujian ketahanan tarik dan ketahanan sobek dilaksanakan di
Laboratorium rekayasa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada,
dan pengujian sensoris dilaksanakan di area kampus Universitas Muhammadiyah
Surakarta bulan desember 2014- Januari 2015.
Alat yang digunakan dalam membuat kertas seni adalah timbangan,
baskom, blender, alat pemotong, kompor gas, panci, bingkai kayu, screen sablon,
kain,kaca, rakel, gelas ukur, micrometer, dumblle Universal Testing machine
Zwick BL- GRS500N, kertas label,dan penyaring . Bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan kertas seni bulu ayam, kulit jagung kering “ klobot”, lem PvAC,
CaO, air, daun jati, daun pepaya.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap
(RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor I adalah
perbandingan bahan baku antara bulu ayam dan kulit jagung kering “ klobot”,
yaitu W1 = 50:50, W2 = 40:60, W3 = 30:70 dan faktor II adalah pewarna alami
daun pepaya dan daun daun jati, yaitu P0 = tanpa warna, P1= daun jati ( 10%), P2
= daun pepaya ( 10%).
Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji ketahanan tarik
dan uji ketahanan sobek, sifat sensoris yang meliputi tekstur, warna, kenampakan
serat dan kesukaan.
HASIL dan PEMBAHASAN
Hasil penelitian pada pemanfaatan limbah bulu ayam dan kulit jagung
kering “ klobot” sebagai bahan pembuatan kertas seni dengan penambahan CaO
dan pewarna alami yang berbeda, parameter yang diukur yaitu uji ketahanan tarik
dan uji ketahanan sobek, sifat sensoris. Data yang diperoleh sebagai berikut:
Uji ketahanan tarik dan ketahanan sobek
Tabel 1. Uji ketahanan Tarik dan Ketahanan sobek
Perlakuan Ketahanan
Tarik ( N )
Ketahanan
sobek ( N )
P0W1 2.5045 5.7638 ⃰ ⃰
P1W1 2.1419** 7.2444
P2W1 8.8410* 7.0070
P0W2 2.6055 5.9012
P1W2 6.7582 9.1799
P2W2 6.4332 22.0088 ⃰
P0W3 4.7088 10.7698
P1W3 4.4948 12.2410
P2W3 3.0271 8.0179
* : ketahanan sobek dan ketahanan tarik paling tinggi
** : ketahanan sobek dan ketahanan tarik paling rendah
Uji sensoris
Tabel 2. Hasil Uji sensoris
Perlakuan Nilai uji sensoris
Tekstur Warna Kenampkan serat Kesukaan
P0W1 Kurang
halus Putih Tampak Suka
P1W1 Kurang
halus Merah Kurang tampak Suka
P2W1 Kurang
halus Hijau muda Kurang tampak Suka
P0W2 Kurang
halus Putih Kurang tampak Suka
P1W2 Kurang
halus Merah kecoklatan Kurang tampak Suka
P2W2 Kurang
halus Hijau muda Kurang tampak Suka
P0W3 Kurang
halus Putih Kurang tampak Suka
P1W3 Kurang
halus Merah kecoklatan Kurang tampak Suka
P2W3 Kurang
halus Hijau muda Kurang tampak Suka
Uji ketahanan tarik
Diagram 1. Uji ketahanan tarik kertas
Berdasarkan hasil penelitian diagram diatas, pada uji ketahanan tarik kertas
diketahui bahwa ketahanan tarik paling tinggi pada perlakuan P2W1 ( bulu ayam
dan kulit jagung kering “ klobot” 50%: 50% dengan penambahan CaO dan
pewarna alami daun pepaya ) dengan rata- rata ketahanan tarik 8.8410 N,
selanjutnya P1W2 ( 6.7582 N), P2W2 ( 6. 4332 N), P0W3 ( 4.7088 N), P1W3 (
4.4948 N ), P2W3 ( 3.0271 N), P0W2 ( 2.6055 N), P0W1 ( 2.5045 N), P1W1 ( 2.
1419 N). Nilai rerata ketahanan tarik pada kertas seni tertinggi adalah pada
perlakuan P2W1 dengan rerata 8.8410 diperoleh pada proporsi bulu ayam
50%:50% kulit jagung kering “klobot”,dengan penambahan pewarna alami daun
pepaya. Nilai rerata kertas seni paling rendah pada perlakuan P1W1 yaitu 2.1419
dengan proporsi bulu ayam 50%:50% kulit jagung kering “klobot” dengan
penambahan pewarna alami daun jati. Hal itu dikarenakan semakin tinggi proporsi
dari bahan baku yang digunakan maka ketahan tarik pada kertas cenderung
mengalami penurunan, hal itu juga disebabkan karena kandungan lignin pada bulu
ayam lebih rendah dibandingkan dengan kulit jagung kering “ klobot” sehingga
mengakibatkan ketahanan tarik pada kertas mengalami penurunan. Daun pepaya
juga berpengaruh pada ketahanan tarik paling tinggi kertas seni karena kandungan
yang ada di daun pepaya juga berpengaruh terhadap ketahanan tarik kertas seni
tersebut.
Menurut Citra (2000), lignin juga merupakan senyawa penghambat ikatan
antar serat dan menyebabkan serat menjadi kaku dan serat sukar pecah saat
penggilingan, bila serat sukar pecah maka akan menyebabkan ikatan anatar serat
0
5
10
menjadi lebih rendah. Faktor yang mempengaruhi kekuatan kertas yaitu kekuatan
individual kertas, ikatan antar serat, dan panjang serat ( Paskawati, 2010).
Uji ketahanan sobek
Didefinisikan sebagai gaya dalam satuan gram gaya atau force (gf) atau
miliNewton (Mn), yang diperlukan untuk menyobek lembaran pulp pada kondisi
standar ( SII- 0435-81). Adapaun hasil rata- rata dapat dilihat pada diagram
dibawah ini :
Diagram 2. Uji ketahanan sobek kertas
Berdasarkan hasil penelitian pada uji ketahanan sobek kertas dari bulu
ayam dan kulit jagung kering “ klobot” dengan penambahan CaO dan pewarna
alami yang berbeda diketahui bahwa ketahanan sobek paling tinggi pada
perlakuan P2W2 (bulu ayam dan kulit jagung kering “ klobot” 40%:60% dengan
penambahan pewarna alami daun pepaya ) dengan rata- rata 22. 0088 N, diikuti
dengan P1W3 ( 12. 2410 N), P0W3 ( 10. 7698 N), P1W2 ( 9. 1799 N), P2W3 ( 8.
0179 N), P1W1 ( 7. 2444 N), P2W1 ( 7. 0070), P0W2 ( 5. 9012 N), P0W1 ( 5. 7638).
Nilai rerata ketahanan sobek pada kertas seni tertinggi pada perlakuan P2W2
dengan rerata 22.0088 diperoleh pada proporsi bulu ayam 40%:60% kulit jagung
kering “ klobot” dengan penambahan pewarna alami daun pepaya. Nilai rerata
kertas seni yang paling rendah pada perlakuan P0W1 yaitu 5.7638 dengan proporsi
bahan baku bulu ayam 50%:50% kulit jagung kering “ klobot” tanpa pewarna.
Hal itu disebabkan semakin tinggi proporsi kulit jagung kering “ klobot” yang
digunakan maka ketahanan sobek kertas seni cenderung mengalami peningkatan,
hal tersebut dikarenakan proporsi dari pulp kulit jagung kering “ klobot”
memiliki kandungan serat sebesar 38- 50% sedangkan pada bulu ayam memiliki
0
10
20
30
P0W1 P1W1 P2W1 P0W2 P1W2 P2W2 P0W3 P1W3 P2W3
Ketahanan Sobek
kandungan serat kasar sebesar 0,32%, sehingga semakin tinggi proporsi pulp kilt
jagung kering “ klobot” yang digunakan maka ketahan sobek cenderung
mengalami peningkatan. Ketahanan tarik kertas tersebut juga dipengaruhi oleh
penambahan pewarna alami pada kertas tersebut yaitu penambahan daun jati dan
daun pepaya juga berpengaruh karena kandungan yang terdapat pada daun
tersebut.
Faktor yang mempengaruhi kekuatan kertas yaitu individual kertas, ikatan
antar serat, dan panjang serat (Paskawati,2010). Ketahanan sobek lebih tinggi
terdapat pada perlakuan P2W2 dikarenakan ikatan antar serat lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lain, hal ini dikarenakan lignin yang terdegradasi
lebih banyak sehingga ikatan antar serat semakin tinggi. Menurut Retno (
2005) sifat ketahanan sobek dipengaruhi oleh jumlah selulosa yang terdapat pada
lembaran yang tersobek. Hal tersebut didukung oleh pernyataan ( Mulyana dkk,
2007) bahan yang mengandung selulosa yang lebih banyak akan menghasilkan
lembaran pulp yang mempunyai ketahanan sobek yang lebih tinggi.
Uji Sensoris
a. Tekstur
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tekstur yang Kurang halus di
dapatkan pada seluruh perlakuan, tetapi paling tinggi pada perlakuan P0W1.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tekstur yang kurang halus yang
didapatkan pada semua perlakuan. Tekstur permukaan dapat dipengaruhi oleh
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
P0
W1
P1
W1
P2
W1
P0
W2
P1
W2
P2
W2
P0
W3
P1
W3
P2
W3
UJI SENSORIS
TEKSTUR
WARNA
KESUKAAN
KENAMPAKAN SERAT
ukuran serat, dimana ukuran dipengaruhi oleh konsentrasi bahan kimia CaO yang
digunakan. Menurut Smook (1994), Tekstur permukaan kertas seni yang teratur
mempunyai sifat keunikan dan nilai seni lebih tinggi dibandingkan dengan produk
kertas seni yang lain.
b. Warna
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa warna yang paling disukai di
dapatkan pada perlakuan P1W3 yaitu merah kecoklatan. Hal itu dikarenakan
karena daun jati memiliki kandungan karetenoid yang dapat menimbulkan warna
merah (Hidayat dan Saati, 2006). Beberapa panelis menyatakan bahwa selera dan
permintaan warna pada jenis kertas seni menjadi fleksibel dan tidak ada aturan
baku untuk warna kertas seni. Pada dasarnya kertas seni dengan warna yang
bevariasi memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen. Menurut Sukmani (2000),
diversifikasi warna sangat mungkin dilakukan pada kertas seni agar lebih mudah
menarik minat konsumen untuk menggunakan atau membeli.
c. Kenampkan serat
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kenampakan serat kertas seni
pada perlakuan P0W1 yang paling tampak. Kenampakan serat tersebut
memberikan nilai yang lebih unik dan meningkatkan nilai jual karena pada
permukaan kertas menampilkan serat-serat yang panjang. Munculnya serat ini
dipengaruhi oleh bahan kimia dan konsentrasinya. Bahan kimia (CaO) berperan
dalam pemisahan dan pemutusan serat. Karena pada masing-masing perlakuan
berbeda konsentrasinya, maka masing-masing perlakuan memiliki kenampakan
serat yang berbeda pula. Serat-serat yang tampak pada kertas seni hasil penelitian
ini adalah serat-serat pendek yang diakibatkan adanya proses mekanis seperti
penggilingan (Rakhmindah, 2007).
d. Kesukaan
Kesukaan masing-masing panelis bervariasi, tergantung pada tekstur, dan
kenampakan serat. Pada hasi penelitian, menunjukkan bahwa kertas seni dari
limbah bulu ayam dan kulit jagung kering “ klobot” dengan penambahan CaO dan
pewarna alami pada perlakuan P0W1 (bulu ayam 50%: 50% kulit jagung kering
“klobot” dengan penambahan (CaO) yang disukai, karena teksturnya kasar dan
kenampakana serat yang paling Nampak, sehingga bila digunakan akan kelihatan
seninya.
SIMPULAN
1. Ada perbedaan hasil ketahanan tarik kertas seni dari bulu ayam dan kulit
jagung kering “ klobot” dengan penambahan CaO dan pewarna alami yang
berbeda. Perlakuan yang paling tinggi ketahanan tariknya adalah P2W1 (bulu
ayam dan kulit jagung kering “ klobot” 50%:50% dengan penambahan CaO
dan pewarna alami daun pepaya) dengan nilai 8.8410 N. Sedangkan hasil
Perlakuan yang paling tinggi ketahanan sobeknya adalah P2W2 (bulu ayam dan
kulit jagung kering “ klobot” 40%:60% dengan penambahan CaO dan pewarna
alami daun pepaya ) dengan nilai 22.0088 N.
2. Ada variasi hasil uji Sensoris kertas seni dari bulu ayam dan kulit jagung
kering “ klobot” dengan penambahan CaO dan pewarna alami yang berbeda.
Rata- rata nilai tertinggi panelis terhadap tekstur permukaan kertas seni adalah
2,9 yaitu pada perlakuan P0W1, terhadap warna kertas seni pada perlakuan
P1W3 yaitu 2,4, terhadap kenampakan serat kertas seni adalah 3 pada perlakuan
P0W1 , dan kesukaan secara keseluruhan adalah pada perlakuan P0W1 dengan
nilai tertinggi 2,55.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan yang terhormat Ibu Dra. Aminah Asngad,
M.Si atas kesediaan ibu membantu dan memberi masukan selama penelitian ini
berlangsung sampai selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Adiati, U. dan Puastuti. W. 2004. Bulu ayam untuk pakan Ruminansia. Ciawi
Bogor : Balai Peternakan.
Adnan, Anis A. 2006. Karakteristik Fisika Kimia dan Mekanis Kelobot Jagung
sebagai Bahan Kemasan. Departemen Teknologi Industri Pertanian:
Fakultas Teknologi Pertanian : Institut Pertanian Bogor.
Anonim, 2005. Uji In Vivo Silase Hijauan Pakan yang di Pupuk Kandang dan Air
Belerang pada Domba Balai Penelitian Ternak Bogor. Http://
www.damandiri.or.id/file/charlesipbbab5pdf. Diakses 19 Oktober 2014
jam 15:00.
Anonymous. 2005. Barang yang Dihasilkan Industri Besar dan Sedang di Jawa
Timur 2002 : BPS Prop Jawa Timur.
Ariviani S. 2010. Total Antosianin Ekstrak Buah Salam dan Korelasinya dengan
Kapasitas Anti Peroksidasi Sistem Linoleat : Agrointek.
Ati, Neltji Herlina. 2006. Komposisi dan Kandungan Pigmen Pewarna Alami
Kain Tenun Ikat di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa
Tenggara Timor. Salatiga : UKSW Indo. J. Chem .6 (3), 325-331.
Bainbridge, D. 1996. Recycling Paper and Recycled
Paper.htttp://sdearthtimes.com/et1096/et1096s.11.html.diakses 15 oktober
2014 jam 10:00.
Christin, Eva Hapsari Anita. 2014. Penentuan Absorpsi dan Deabsorpsi Zat
Warna dari Daun Pepaya pada Kain Sutera dan Katun. Jurnal kimia dan
teknologi ISSN 0216- 163X.
Citra, R. P. 2000. Kajian Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Kapang Pelapuk Putih
Terhadap Biodelignifikasi Kayu Mangium (Acacia mangiumm Willd).
Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Elisa, Julianti. Dkk. 2010. Pengeringan kemoreaksi dengan kapur api ( CaO)
untuk mencegah kehilangan minyak atsiri pada jahe: jurnal teknologi dan
industri pangan Volume XXI.
Febrianti, Nufida Tri, dkk. 2014. Penentuan Waktu Fermentasi Optimum
Produksi Xilanase dari Trichoderma Viridi menggunakan substrat kulit
apel dan klobot jagung dengan fementasi semi padat. Kimia.Student
journal, Vol. 1, No. 2, Pp. 168-174, Universitas Brawijaya Malang.
Fengel, D dan G. Wegener. 1995. Kayu, Kimia Ultrastruktur dan Reaksi- reaksi.
Penerjemah H. Sastrohamidjojo. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Harrap BS, Wood EF. 1964. A Soluble derivates of father keratine, bolation.
Fractination and amino acid. Composition : Brochem Journal. 192 : 8- 18.
Hidayat, N., & Saati, E. A. 2006.Membuat Pewarna Alami. Surabaya: Penerbit
Trubus Agrisarana.
Joedodibroto, R. 1997. Prospek Pemanfaatan Enceng Gondok Dalam Industri
Pulp dan Kertas. Berita Selulosa. Edisi Maret 1983. Volume XIX No. 1.
Balai Penelitian Pulp Balai Besar SelulosA. Bandung.
Kembaren, Riahna, dkk. 2013. Ekstraksi dan Karakterisasi Serbuk Nano Pigmen
dari Daun Tanaman Jati (Tectona grandis linn. F). Prosiding Semirata
FMIPA Universitas Lampung.
Kim WK and PH. Patterson. 2000. Nutritional Value of Enzyme- or Sodium
Hydroxide-Treated Feathers from Dead Hens. Poultry Science 79:528–
534.
Lin X, Lee CG, Casale Es, Shih JCH. 1992. Purification and Characterization of
a Keratinase from a Feather- degrading Bacillus licheniformis Strain.
Chemistry journal vol 58. China : Shenyang Agricultural University.
M. Abdul Rozak dan Unggul Hartanto. 2008. Ekstraksi Klorfil dari Daun Pepaya
Dengan Solvent 1- Butanol. Makalah penelitian: Jurusan Teknik kimia
Universitas Diponegoro, semarang.
Muljaningsih, Sri. 2002. Membuat Kertas Daur Ulang Berwawasan Lingkungan.
Jakarta: Niaga Swadaya.
Mulyana H, Agus B, Sutedja W, dan Andoyo S. 2007. Efisiensi Proses Pemuti-
han Pulp Kraft RDH (Rapid Displacement Heating) Dengan Metode ECF
(Elementally Chlorine Free), Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Inovatif Pascapanen untuk Pengembangan industrl Berbasis.
Murbyarto. 2012. Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian Workshop Pemandu
Lapangan 1 ( PL-1) Sekolah Lapangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian ( SL – PPHD). Departemen Pertanian.
Murtidjo, B. M. 1987. Pedoman Berternak Ayam Boiler. Yogyakarta : Kanisius.
Nurwanti, Mita,. J. D. Budiono,. R. Pratiwi P. 2013. Pemanfaatan Filtrat Daun
Muda Jati Sebagai Bahan Pewarna Alternatif Dalam Pembuatan Preparat
Jaringan Tumbuhan. BioEdu 2 (1): 75.
Paskawati, Y. A., Susyana., Antaresti., E. S. Retnoningtyas. 2010. Pemanfaatan
Sabut Kelapa Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kertasm Komposit
Alternatif. Jurnal Widya Teknik 9 (1): 12-21.
Patnaik, Pradyot. 2002. Handbook Of Inorganic Chemicals. New York : Mc Graw
Hill Co.
Purnawan C, Hilmiyana D, Wantini, Fatmawati E. 2012. Pemanfaatan Limbah
Ampas Tebu untuk Pembuatan Kertas Dekorasi dengan Metode
Organosolv. Jurnal EKOSAINS Vol. IV No. 2. Juli 2012.
Rachmawati, Lutsi .2013. Bolero Kulit Jagung Dengan Inspiration Picture
Rumah Gadang. E-Journal. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, Edisi
Yudisium Periode Agustus 2013, Hal 52-60.
Rahayu, Ningsih Eva. 2012. Uji Kinerja Digester Pada Proses Pulping Kulit
Jagung dengan Variabel Suhu dan Waktu pemasakkan. Tugas akhir
Diploma III. Program Diploma Fakultas Teknik. Universistas
Diponegoro Semarang.
Rahayu, Sri, dkk. 2014. Substitusi Konsentrat Protein Menggunakan Tepung Bulu
Ayam yang Diolah Secara Fisika- kimia dan Fermentai Menggunakan
Bassillus Sp. Mts. Vol. 14 No. 1 : 31-36.
Rakhmindah, D. 2007. Studi Pembuatan Kertas Seni Dari Batang Jagung (Zea
Mays) (Kajian Konsentrasi Larutan NaOH dan Larutan CaO serta Lama
Hidrolisis). SKRIPSI. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas
Brawijaya. Malang.
Retno, R. K. 2005. Pengawasan Kualitas Produk Akhir Kertas pada Papernoard
Manufacture) PT. Surya Pamenang Kediri. Laporan Praktek Kerja Lapang.
Universitas Brawijaya Malang.
Riama, G., A. Veranika., dan Prasetyowati. 2012. Pengaruh H2O2, Konsentrasi
NaOH Dan Waktu Terhadap Derajad Putih Pulp Dari Mahkota Nanas.
Jurnal Teknik Kimia 18 (3): 26-27.
Savitha. G et al. 2007. Isolation Identification and Characterization of a Father
Degrading Bacterium. Departemen Of Biotechnology. B. V. B. College Of
Engineering and Technology. Vidyanagar. Hubii- 31. Karnataka. India :
International Journal Of Poultry Science 6 ( 9) : 869- 693.
Smook, G.A. 1994. Handbook for Pulp & Paper Technologists Second Ed.
Friesen Printers Angus Wilde Publications Inc. Kanada.
Sukudayanto, dkk. 2004. Pengembangan Kertas Seni Untuk Produk Komersial, (
http://72.14.203.104/search?q=chace:chace:AusnTaaT18J, diakses 19
oktober 2014 jam 13:00.
Sukmani, N. A., 2000. Perancangan Produk Kertas Seni Dari Ampas Umbi Garut
(Maranta arundinaceae): Kajian Lama Pemanasan Dan Konsentrasi
Larutan NaOH Serta Analisis Finansialnya. Skripsi. Fakultas Teknologi
Industri Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.
Sumarna . 2005. Budidaya Jati. Jakarta : Penebar Swadaya.
Suprapto . 2011. Mengenal Jagung. Buletin Teknik Pertanian. Vol 13. No. 2.
Tietze . 1997. Tempi Pepaya Buah Terapi Makanan yang Aman dan Murah.
Jakarta : Prestasi Pustaka Raya.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan ( Spermatophyta).
Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Widodo, W. 2005. Tanaman Beracun dalam Kehidupan Ternak. Malang :
Cetakan pertama. Universitas Muhammadiyah Malang.
Zerdani. I .Farid. M dan Malki A. 2004. Father Wastes Digestion By New Isolated
Strains Bacillus sp. In Morocco. African Journal Of Biotechnology.
Volume 3 (1).
Zulfikar, M, Sri Kumalaningsih, Susinggih Wijana. 2010. Teknologi Produksi
Pulp dari Serat Daun Nenas ( kajian variasi pelarut CaO, Suhu dan Waktu
Pemasakan). Program Studi Teknologi Industri Pertanian, PPSUB.