paper ilmu peternakan

Upload: rizkychh

Post on 09-Oct-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

merupakan paper tugas mata kuliah peternakan

TRANSCRIPT

PAPER MIKROBIOLOGIPengaruh Penambahan Probiotik dalam Pakan pada Produksi Susu Sapi Perah

OlehALHAQ FARA NABELLA 23010113120014A S1 PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIANUNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG2014

PENDAHULUAN Latar belakangKonsumsi susu sapi per tahun di Indonesia semakin meningkat mengingat jumlah penduduk yang semakin meningkat pula. Hal ini mengakibatkan para peternak harus bisa memenuhi kebutuhan asupan gizi berupa kalsium, mineral dan fosfor dan berbagai gizi lainnya yang terdapat pada susu. Susu juga merupakan sumber protein untuk mencukupi nilai gizi yang sempurna untuk tubuh kita. Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Mikroorganisme yang terkandung pada Probiotik mampu membantu pencernakan makanan pada tubuh hewan dan manusia sehingga makanan yang mengandung probiotik akan mampu dicerna dan diserap tubuh dengan baik. Selain itu probiotik mampu meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan penyakit. Mikroorganisme yang digunakan sebagai probiotik dalam nutrisi ternak yaitu mikroorganisme hidup, ketika diadministrasikan mulut dan sepanjang alat pencernaan dapat memberikan efek positif terhadap kesehatan inangnya. Probiotik merupakan salah satu pendekatan yang memiliki potensi dalam mengurangi infeksi dan kontaminasi produk ternak. Mikroorganisme yang bisa dimanfaatkan sebagai probiotik adalah bakteri (Bakteri Asam Laktat, Lactobacillus, dan Bifidobacteria) dan fungi (Saccharomyces Cerevisiae). Contoh penyusun probiotik seperti bakteri asam laktat (lactic acid bacteria LAB) sebagai mikroba yang paling umum dipakai. LAB telah dipakai dalam industri makanan bertahun-tahun karena mereka mampu untuk mengubah gula (termasuk laktosa) dan karbohidrat lain menjadi asam laktat. Ini tidak hanya menyediakan rasa asam yang unik dari dairy food fermentasi seperti susu fermentasi, tapi juga berperan sebagai penyedia, dengan cara mengurangi pH dan membuat kesempatan organisme merugikan untuk tumbuh lebih sedikit. Selain bakteri asa laktat Mikroba Lactobacillus yang terkandung dalam probiotik ini bisa bertahan hidup sampai pada usus dan memiliki kemampuan memproduksi asam laktat dan asam asetat yang dapat menekan pertumbuhan bakteri pathogen.Peran probiotik pada ternak dapat meningkatkan dan menjaga produktivitas ternak dengan memaksimalkan produk nutrien kepada ternak yang sesuai dengan genetiknya. Produk probiotik sendiri bisa ditambahkan pada ransum ternak atau dapat berupa produk seperti suplemen vitamin atau dalam bentuk lain. Proses pencernaan dalam rumen merupakan gabungan antara proses mekanik, proses enzimatik dan proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme rumen. Pemberian bakteri asam laktat sebagai probiotik pada ternak ruminansia pada umumnya dilakukan pada ternak muda dan jarang dilakukan pada ternak dewasa.

TujuanTujuan penyusunan paper dengan judul Pengaruh Penambahan Probiotik dalam Pakan pada Produksi Susu Sapi Perah adalah agar pembaca dapat memanfaatkan berbagai macam bakteri penyusun probiotik yang dapat memberikan dampak positif bagi ternak agar mendapatkan ternak yang menghasilkan berbagai macam produk seperti susu, daging atau telur yang memiliki kualitas bermutu untuk dikonsumsi dan dapat memenuhi kebutuhan nilai gizi sehari-hari.ManfaatManfaat dari penyusunan paper ini agar dapat memberitahu kepada pembaca tentang manfaat probiotik dalam ternak, dan pengaruh penambahan probiotik yang dapat mempengaruhi jumlah produksi susu pada sapi perah.PembahasanJurnal 1Penambahan probiotik memberi efek stimulasi pada bakteri rumen yang berpengaruh pada peningkatan perombakan asam laktat sehingga mengakibatkan stabilisasi pH rumen, peningkatan penggunaan amonia yang ber-peran dalam peningkatan sintesis protein oleh mikroba, peningkatan populasi mikroba yang memberi pengaruh pada peningkatan kecernaan bahan serat sehingga berimbas pada peningkatan konsumsi pakan dan suplai substrat ke usus halus yang berpengaruh pada peningkatan respon produksi. Probiotik Sacharomyces cereviseae dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakan berserat maupun produktivitas ternak, memanfaatkan oksigen sehingga keadaan rumen menjadi lebih anaerob yang dapat merangsang pertumbuhan bakteri rumen sehingga dapat meningkatkan pemanfaatan amonia dan menurunkan produksi asam laktat yang menyebabkan pH rumen menjadi optimum yang kemudian dapat meningkatkan populasi mikroba.Penggunaan probiotik saat ini telah menunjukkan perkembangan yang pesat pada hewan ternak, sebagai pengganti antibiotik. Probiotik yang umum dan aman digunakan untuk ternak, yaitu: Lactobacillus acidophilus, L. brevis, Leuconostoc mesenteroides, Pediococcus acidolacticii, Propionibacterium shemanii, Sacharomyces cereviseae, Streptococcus cremoris, S. faecium, S. Lactis. Probiotik campuran yang mengandung Enterococcus faecium, dan Lactobacillus acidophilus ditambah kultur kapang, digunakan untuk meningkatkan produksi susu pada ternak sapi perah. Penambahan probiotik memberi efek stimulasi pada bakteri rumen yang berpengaruh pada peningkatan perombakan asam laktat sehingga mengakibatkan stabilisasi pH rumen, peningkatan penggunaan amonia yang ber-peran dalam peningkatan sintesis protein oleh mikroba, peningkatan populasi mikroba yang memberi pengaruh pada peningkatan kecernaan bahan serat sehingga berimbas pada peningkatan konsumsi pakan dan suplai substrat ke usus halus yang berpengaruh pada peningkatan respon produksi. Probiotik Sacharomyces cereviseae dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakan berserat maupun produktivitas ternak. Peningkatan kecernaan serat dan pembentukan protein mikroba akan menyebabkan laju aliran pakan ke usus halus lebih cepat, sehingga dapat meningkatkan jumlah pakan yang dikonsumsi dan pasokan substrat ke usus halus dan akhirnya dapat meningkatkan produktivitas ternak. Produksi susu adalah bagian terpenting dari proses pemeliharaan sapi perah. Peningkatan produksi susu sapi perah dilakukan dengan cara mendorong produksi asam lemak di dalam rumen. Para peneliti telah banyak mencurahkan pemikirannya untuk meningkatkan produksi susu. Bakteri probiotik pada sapi perah dapat digunakan untuk mencegah bukan untuk mengobati, sehingga pada kasus mastitis sapi perah, dianjurkan untuk pencegahan terjadinya mastitis. Mekanisme pencegahan terjadi mastitis adalah bakteri Lactobacillus reuteri bersifat menghambat berbagai jenis bakteri pathogen termasuk Staphylococcus aureus, penyebab penyakit mastitis. Hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Pemberian probiotik (Lactobcillus acidophilus) pada sapi perah meningkatkan produksi susu sebesar 6,2%, sedangkan pemberian CYC-100 sebanyak 2g/kg pakan konsentrat menghasilkan peningkatan produksi sebesar 15,53%, kadar lemak susu meningkat sebesar 8,5%.Jurnal 2Sebanyak 12 ekor sapi perah FH dibagi menjadi 2 kelompok yang mendapat perlakuan probiotik dengan dosis yang berbeda (15g/ekor/hari dan 30 g/ekor/hari). Percobaan dilakukan selama 4 minggu dengan minggu pertama sebagai kontrol dan minggu ke 2 sampai ke 4 sebagai aplikasi. Jerami padi segar dan rumput gajah (1:1) sebagai pakan dasar diberikan sebanyak 20 kg, ampas tahu dan makanan konsentrat diberikan masing-masing 5kg per ekor/hari. Pakan diberikan 2 kali sehari, pagi dan sore secara terbatas, sedangkan air minum diberikan ad libitum.Konsumsi nutrien oleh ternak dapat dilihat pada Tabel 1. Karena pemberian pakan terbatas maka kedua perlakuan mendapatkan konsumsi bahan kering dan nutrien dasar yang sama, yang membedakan konsumsi bahan kering adalah konsumsi imbuhan pakan, dimana masing-masing untuk kelompok A dan B mendapatkan 15 dan 30g per ekor/hari probitik. Ternak tidak diberikan pakan ad libitum dikarenakan keterbatasan pakan dan tenaga yang memelihara. Tabel 1. Konsumsi nutrien pakan harian yang diberikan di lokasi percobaan berdasarkan bahan kering (%) ParameterKelompok AKelompok BKebutuhan

Bahan kering (g/e)8863.18876.38000-9100

Protein kasar (g/e)2853.72853.7826-864

Serat kasar (g/e)8647.58647.5-

Abu (g/e)1555.51555.5-

Calcium (g/e)64.3664.3625 -27

Posfor (g/e)72.6472.6419 -21

TDN (g/e)--2850-3440

Ternakternak tersebut berstatus fisiologisnya hampir sama antara kelompok A dan Kelompok B, terlihat bahwa ternak yang mendapat perlakuan S. cerevisiae yaitu pada minggu ke 2 sampai minggu ke 4 produksi susunya meningkat dibanding pada minggu pertama (Tabel 2)Waktu laktasiKelompok AKelompok B

Jumlah ternak, ekor66

Produksi minggu ke 1 *, 1/h15,17 1,7316,84 5,01

Produksi minggu ke 2 **, 1/h18,29 2,5218,87 4,75

Produksi minggu ke 3 **, 1/h17,90 2,0020,76 5,35

Produksi minggu ke 4 **, 1/h17,32 2,1120,58 5,42

Keterangan: *Tanpa penambahan S. cerevisiae, **Dengan penambahan S. cerevisiaePeningkatan produksi sebesar 16,3217,29% dan 17,8719,76% masing-masing untuk kelompok A dan kelompok B. Peningkatan produksi ini disebabkan perbedaan asupan probiotik, dimana untuk kelompok A sebesar 15 g dan kelompok B sebesar 30 g.Tabel 3. Kualitas susu ternak kontrol dan perlakuan probiotikParameterKontrolPerlakuan probiotik

Jumlah ternak, n66

Berat jenis1,0261,0275

Lemak %3,905,00

Protein kasar %3,373,84

Total padatan %11,1112,14

SNF (Padatan tanpa lemak)7,207,24

Dari hasil analisis kualitas susu ternyata yang sangat berbeda adalah kadar lemaknya yaitu 5,00 dan 3,9% pada susu yang mendapat perlakuan probiotik dan kontrol. Demikian pula kandungan total padatannya lebih tinggi (12,14 vs 11,11%) kandungan proteinnya meningkat dari 3,37 menjadi 3,84%. Kadar lemaknya lebih tinggi juga berat jenisnya lebih tinggi hal ini kemungkinan disebabkan lebih tingginya total padatan dan protein. Sedangkan kandungan SNF-nya tidak nyata berbeda. Peningkatan kualitas lemak susu dari 3,9 menjadi 5,00% dikarenakan terjadinya peningkatkan aktifitas bakteri pada saluran pencernaan. Peningkatan kualitas lemak terjadi pula ada susu sapi perah yang mendapatkan ransum onggok terfermentasi A niger. Kandungan protein susu meningkat dari 3,37 menjadi 3,84%, hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan aktifitas protease yang disebabkan oleh adanya Bacillus sp. Dari hasil penelitian ini, pemberian probiotik (kombinasi S. cerevisiae dan Bacillus sp.) ternyata lebih baik disbanding bila hanya singleprobiotik (S. cerevisiae) yang disuplementasi. KesimpulanJurnal 1Dari pembahasan yang terdapat pada jurnal 1 dapat disimpulkan bahwa pada penambahan probiotik yang mengandung Lactobcillus acidophilus pada sapi perah meningkatkan produksi susu sebesar 6,2%, sedangkan pemberian CYC-100 sebanyak 2g/kg pakan konsentrat menghasilkan peningkatan produksi sebesar 15,53%, kadar lemak susu meningkat sebesar 8,5%.Jurnal 2Dari pembahasan yang terdapat pada jurnal 2 dapat disimpulkan bahwa pemberian probiotik yang mengandung S. Cerevisiae dan Bacillus sp pada ransum sapi perah dapat meningkatkan produksi susu dan kualitas susu di tingkat lapang.DAFTAR JURNALAsmarasari, S. A dan W.N.H. Zain. 2007. Respons Pemberian Probiotik dalam Pakan Terhadap Produksi Susu Sapi Perah. Balai Penelitian Ternak, Institut Pertanian Bogor. BogorSupriyati. 2005. Pengaruh Suplementasi Probiotik dalam Peningkatan Produksi dan Kualitas Susu Sapi Perah di Tingkat Peternak. Balai Penelitian Ternak. Bogor