paper bab 13 etika bisnis

16
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sebagian besar orang beranggapan bahwa dalam menjalankan bisnis seorang pebisnis tidak perlu mengindahkan aturan-aturan, norma- norma serta nilai moral yang berlaku dalam bisnis karena bisnis merupakan suatu persaingan, sehingga pelaku bisnis harus memfokuskan diri untuk berusaha dengan berbagai macam cara dan upaya agar bisa menang dalam persaingan bisnis yang ketat. Dalam bisnis terdapat aturan yang penuh dengan persaingan dan tentunya aturan-aturan tersebut berbeda dengan aturan moral dan sosial yang biasa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang pebisnis yang ingin mematuhi atau menerapkan aturan moral atau etika akan berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar karena ternyata beberapa perusahaan dapat berhasil karena memegang teguh kode etis dan komitmen moral tertentu. Bisnis merupakan aktivitas yang penting dari masyarakat, sehingga norma dan nilai moral yang dianggap baik dan berlaku di masyarakat dibawa dan diterapkan ke dalam kegiatan bisnis. Sebuah perusahaan yang unggul sebaiknya tidak hanya tergantung pada kinerja yang baik, pengaturan manejerial dan financial yang baik , keunggulan teknologi yang dimiliki, sarana dan prasarana yang dimiliki melainkan juga harus didasari dengan etis dan etos bisnis yang baik.

Upload: frysella-cindy

Post on 14-Jan-2017

263 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper bab 13 Etika bisnis

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Sebagian besar orang beranggapan bahwa dalam menjalankan bisnis seorang pebisnis tidak

perlu mengindahkan aturan-aturan, norma-norma serta nilai moral yang berlaku dalam

bisnis karena bisnis merupakan suatu persaingan, sehingga pelaku bisnis harus

memfokuskan diri untuk berusaha dengan berbagai macam cara dan upaya agar bisa

menang dalam persaingan bisnis yang ketat.

Dalam bisnis terdapat aturan yang penuh dengan persaingan dan tentunya aturan-aturan

tersebut berbeda dengan aturan moral dan sosial yang biasa diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari. Seorang pebisnis yang ingin mematuhi atau menerapkan aturan moral atau etika

akan berada pada posisi yang tidak menguntungkan.

Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar karena ternyata beberapa perusahaan

dapat berhasil karena memegang teguh kode etis dan komitmen moral tertentu. Bisnis

merupakan aktivitas yang penting dari masyarakat, sehingga norma dan nilai moral yang

dianggap baik dan berlaku di masyarakat dibawa dan diterapkan ke dalam kegiatan bisnis.

Sebuah perusahaan yang unggul sebaiknya tidak hanya tergantung pada kinerja yang baik,

pengaturan manejerial dan financial yang baik , keunggulan teknologi yang dimiliki, sarana

dan prasarana yang dimiliki melainkan juga harus didasari dengan etis dan etos bisnis yang

baik.

Dengan memperhatikan etos dan etis bisnis yang baik maka kepercayaan konsumen

terhadap perusahaan tetap terjaga.

Hal ini tentunya membantu perusahaan dalam menciptakan citra bisnis yang baik dan etis.

Page 2: Paper bab 13 Etika bisnis

BAB II

PEMBAHASAN

II. HAK MILIK INTELEKTUAL

Pengertian hak milik dari suatu barang mudah dimengerti, akan tetapi konsep kepemilikan

dari pengetahuan atau informasi tidaklah mudah. Seorang dapat mengambil pengetahuan

atau informasi yang dimiliki seorang lainnya, akan tetapi orang tersebut tetap memiliki

pengetahuan dan informasi tersebut.

Dalam pengertian luas pengetahuan dan informasi pada sebuah perusahaan, rahasia dagang

(irade secrets) bersangkutan dengan seluruh pengetahuan yang dikembangkan oleh suatu

perusahaan yang dijaganya sebagaimiliknya.

Dalam pengertian sempitnya, trade secrets menyatakan paten dan hak cipta sebagai cara

untuk melindungi penemuan, formula, dan sebagainya.

Tangible property, yaitu barangfisik

Memiliki Tangible property berarti memiliki hak untuk penggunaan eksklusif akan

barang-barang tersebut. Seperti menjual, memperdagangkan, menyimpan, dll.

Real property,

Bersangkutan dengan tanah bangunan serta tambahan pada tanah. Kita

mendapatkan hak untuk menggunakan tanah semau kita tetapi ada batasnya, kita

tidak dapat menghancurkan tanah kita.

Intangible property, seperti uang, saham, obligasi dan insrumen keuangan lainnya

Intellectual property, berbeda dengan yang lainnya, intellectual property berbentuk

seperti kepemilikan, penemuan, dll.

A. Copyright dan Paten

Bila rahasia dagang adalah hak legal untuk menyimpan informasi, idea, rencana proyek

dan sebagainya, maka Copyright dan Paten memberikan pemiliknya hak-hak yang

Page 3: Paper bab 13 Etika bisnis

bersangkutan dengan produknya dengan kondisi membuatnya diketahui publik dengan

cara cara tertentu.

B. Trade Secrets

Trade secrets tidak diungkapkan ke publik karena sekali diungkapkan maka bukan

rahasia lagi dan tidak terlindungi. Ada tiga indikator apakah suatu informasi layak untuk

disebut rahasia dan dengan demikian pekerja mempunyai kewajiban kewajiban untuk

tidak mengungkapkan kepada publik (De George) : Jumlah penjagaan kerahasiaan yang

digunakan oleh perusahaan untuk menjaga rahasia informasi tersebut ; Jumlah uang

yag dibelanjakan oleh perusahaan untuk mengembangkan informasi tersebut ; Nilai

informasi tersebut untuk kompetitor.

C. Spionase Industri

Peranan teknologi dalam pengembangan produk dalam bisnis dewasa ini sangat penting

akan tetapi tidak semua perusahaan memiliki kemampuan utk mengembangkan

kemampuan teknologi sendiri. Sering lebih mudah dan biaya yang rendah mengenali

apa yang telah dikembangkan oleh perusahaan lain yang disebut spionase industri.

Spionase industri menyangkut hal-hal pengumpulan pengorganisasian dan analisa data

yang diperoleh dari artikel atau koran atau dari sumber laporan yang telah

dipublikasikan.

Dalam hal ini baik secara legal maupun moral tidak ada yang salah dengan spionase

industri. Apabila perusahaan memperoleh informasi dari pekerja perusahaan lain

sedangkan informasi tersebut untuk kepentingan perusahaan, maka hal tersebut tidak

bermoral. Begitu pula bila menggunakan metode-metode yang mengarah pada

pencurian penyadapan jelas tidal legal dan tidak bermoral.

D. Corporate Disclosure

Rahasia dagang adalah informasi dan pengetahuan yg dimiliki, perusahaan dan dapat

dilindungi baik secara legal maupun moral untuk tidak diketahui orang lain. Dilain pihak

ada banyak informasi yang secara moral perlu di beritahukan kepada masyarakat.

Landasan moral untuk pengungkapan informasi tentang perusahaan didasarkan

terutama pada prinsip moral "second order", yaitu bahwa tiap orang memiliki hak untuk

mendapatkan akses informasi yang diperlukanya untuk melakukan transaksi dengan adil

dan tiap orang memiliki hak untuk mengetahui tindakan orang lain yang

Page 4: Paper bab 13 Etika bisnis

mempengaruhinya. Permasalahan Disclosure adalah kepada siapa, bentuknya, dimana

pada dasarnya pengungkapan informasi tersebut seharusnya dilakukan terhadap

mereka yang bertransaksi dan pada siapa tindakannya akan berpengaruh secara serius.

Secara umum pihak yang berpengaruh tersebut adalah : Pemegang saham (Calon

pemegang saham) Dewan Komisaris Pemerintah Pekerja Pemasok dan agen penjualan

Konsumen Masyarakat Umum

E. Insider Trading

Informasi internal perusahaan adalah informasi yg hanya diketahui oleh mereka yang

berada dalam perusahaan tetapi tidak untuk diluar perusahaan. Permasalah moral

menyangkut informasi internal yang diungkapkan pada pihak luar dimana orang dalam

perusahaan mengambil keuntungan atas pengungkapan tersebut. Ada dua aspek

pengungkapan informasi internal kepada pihak luar Menguntungkan orang dalam

secara pribadi dan merugikan perusahaan Menguntungkan orang dalam secara pribadi

dan menguntungkan pihak - pihak yang memperoleh informasi Pada prinsipnya Insider

Trading merupakan tindakan tidak bermoral Bila insider trading dilakukan dengan

alasan efisiensi maka keadilan jauh lebih penting Tidak memberikan transaksi yang adil

Selalu ada pihak yang dirugikan.

III. TEKNOLOGI INFORMASI

Perkembangan teknologi khususnya teknologi komputer dan komunikasi telah menimbulkan

banyak perubahan dalam pengelolaan bisnis perusahaan dimana konsep yang mendasari isu

moral dalam teknologi informasi adalah privasi dan kepemilikan (De George 1999). Dampak

sosial dan penggunaan komputer menimbulkan isu moral dengan permasalahan sebagai

berikut :

A. Kejahatan Komputer.

Pencurian data dan informasi yang merupakan rahasia perusahan melalui komputer ;

B. Komputer dan tanggung jawab perusahaan.

Perusahaan bertanggung jawab moral atas segala kesalahan yang timbul karena

penggunaan komputer dan tidak dapat mengikut sertakan komputer sebagai pihak yang

bertanggung jawab ;

Page 5: Paper bab 13 Etika bisnis

C. Hak milik Informasi dan software (Perangkat lunak).

Permasalahan adalah apakah program yang dikembangkan oleh pekerja untuk

penggunaan di komputer merupakan milik pekerja atau milik perusahan-perusahaan.

Bila pekerja itu memang tugasnya mengembangkan perangkat lunak jelas menjadi milik

perusahaan diluar itu sebaiknya ada aturan yang jelas dan layak.

D. Komputer dan privasi.

Permasalahannya, Komputer dengan kemampuannya untuk menyimpan dan mengolah

data sebanyak mungkin menimbulkan ketakutan akan privasi dan kerancuan data

dimana data-data privasi tersebut bisa terungkap keluar.

IV. KEAMANAN PRODUKSI

Level keamanan yang dituntut atau diharapkan oleh suatu masyarakat dalam keamanan

proses produksi berbeda-beda, tergantung pada apa yang mungkin dan level keamanan yang

mampu ditanggung masyarakat. Level keamanan dalam produksi yang dipertaruhkan adalah

keselamatan pekerja perusahaan. Terdapat level keamanan produksi yang wajib dipenuhi

perusahaan, diluar level itu secara etika tidak dapat diterima

V. BISNIS DAN PROFESI

A. Profesionalisme dan Profesi

Pengertian profesional adalah orang yang memperoleh penghasilan dengan melakukan

suatu kegiatan atau mengerjakan sesuatu yang memerlukan keterampilan (montir

mobil, tukang cukur). Pengertian profesi adalah pekerjaan yg memiliki karateristik

tertentu lajimnya pengetahuan khusus dan memiliki status dan prestise dari masyarakat

(dokter, pengacara, dosen).

B. Profesi dalam bisnis

Suatu "Profesional code of canduct" menuntut lebih dan kaum profesional dari kaum

pekerja biasa. Yang menjadi permasalahan sejauh mana profesional code conduct dapat

dilaksanakan bila para profesional itu bekerja sendiri atau bekerja pada suatu

organsisasi / perusahaan.

Page 6: Paper bab 13 Etika bisnis

Dalam hal aturan profesional dan kewajiban moralnya tersebut dapat disimpulkan (De

George 1999) :

1. Profesi dan anggota dari profesi layak memunyai otonomi dalam tindakan mereka,

sejauh mereka menetapkan pada mereka sendiri dan mengikuti, tuntutan yang lebih

tinggi dari yang diminta pada orang lain.

2. Bila seorang menjadi anggota suatu profesi maka tidak hanya memiliki kewajiban

moral untuk berperan sebagai individu yang profesional, akan tetapi juga memiliki

kewajiban moral kolektif dari profesi tersebut

3. Kewajiban moral dari anggota suatu profesi melebihi aktivitas tiap individu. Anggota

suatu profesi memiliki kewajiban untuk menjaga rekannya, untuk membantu merubah

struktur profesional bila perlu perubahan dan mempertimbangkan dampak dari profesi

pada masyarakat

4. Anggota dari profesi kadang-kadang menghadapi permasalahan moral khusus dalam

bisnis, oleh karena konflik kepentingan dan konflik antara kewajiban profesional

seseorang dan tuntutan dari atasannya. Organisasi profesi dan anggotanya seharusnya

membantu membela anggota tersebut yang menjaga standard profesinya

Karena anggota dari suatu profesi pertama-tama adalah pelaku moral dan kemudian

baru profesional, maka etika profesi tidak melepaskan seseorang dari kewajiban moral

umum yang berlaku untuk semua orang. Memilih menjadi anggota suatu profesi berarti

memilih kewajiban moral yang lebih tinggi, tidak lebih rendah, dan hanya sejauh

anggotanya memenuhi kewajiban moral tersebut profesi tersebut layak dihargai.

C. Profesi sebagai bisnis

Membandingkan profesi dengan bisnis hanyalah suatu bagian saja karena dalam

kenyataannya banyak anggota profesi juga pelaku bisnis seperti pengacara, akuntan,

dokter dll. Permasalahannya adalah ada tidaknya batasan. Ada aturan yang membatasi

orang akan praktek praktek kedokteran, hukum, akutansi dll. yang apabila terlalu ketat,

cenderung menimbulkan monopoli dan merugikan masyarakat. Sebagai contoh

larangan untuk mempromosikan diri oleh dokter, pengacara, dan anggota profesi lain.

Disatu pihak promosi dianggap menurunkan penghargaan masyarakat, akan tetapi

dilain pihak larangan promosi akan menjadikan masyarakat tidak memperoleh informasi

yang selayaknya dan cenderung promosi tersebut monopoli. Peran ganda dari profesi

Page 7: Paper bab 13 Etika bisnis

dan pelaku bisnis melibatkan banyak profesi konflik kepentingan dimana menghasilkan

uang berhadapan dengan pelayanan kepada masyarakat sebaik mungkin.

VI. MASALAH LINGKUNGAN

A. Krisis Lingkungan Hidup

Kegiatan bisnis salah satu diantaranya telah menyebabkan krisis lingkungan hidup

berupa pencemaran dan perusakan lingkungan sehinga kelanjutan hidup dari semua

kehidupan di bumi termasuk manusia terancam. Selama eksplorasi alam masih dalam

batas keseimbangan, maka ekosistem masih bertahan, akan tetapi fakta menunjukkan

bahwa bumi sudah dieksploitasi melewati batas, dan bila keadaan ini berlanjut

diperkirakan ekosistem dunia tidak akan dapat bertahan. Masalah lingkungan hidup

tidak terbatas pada beberapa negara saja, negara berkembang pada umumnya paling

sering disalahkan, walaupun sebetulnya dengan jelas kerusakan lingkungan terjadi dan

disebabkan oleh negara-negara industri. Kerusakan lingkungan terjadi dan terasa di

seluruh belahan dunia antara lain temperatur bumi makin panas sebagai efek rumah

kaca, perusakan lapisan ozon, perusakan hutan tropis, kelangkaan air, akumulasi bahan

beracun, hujan asam, oleh karena itu kerusakan lingkungan merupakan masalah global

yang harus diselesaikan secara global pula.

B. Kerusakan Lingkungan

Perkembangan teknologi dan Meningkatnya industrialisasi telah menimbulkan banyak

perkembangan tanpa memperhatikan dampak sampingannya yang sering memakai

biaya produksi tersembunyi. Akan tetapi dilain pihak sebetulnya perkembangan

teknologi juga memberikan kemungkin untuk memperbaiki proses produksi yang sama

efektifnya tetapi lebih aman dan bersih bagi lingkungan. Permasalah pada lingkungan

dan polusi yang ditimbulkan merupakan perdebatan serius dalam etika lingkungan.

Masalah polusi hanya dari satu aspek dari permasalahan etika lingkungan akan tetapi

polusi menimbulkan berbagai isu yang memberikan pemikiran dalam menyelesaikan

masalah lingkungan.

Page 8: Paper bab 13 Etika bisnis

C. Lingkungan Hidup Sebagai Barang Umum

Secara tradisional bisnis menganggap lingkungan sebagai barang yang gratis, tidak

terbatas, sebagai barang umum. Air, udara, tanah, dan sumber daya alam dipandang

sebagai tersedia bagi bisnis untuk memanfaatkannya. Dalam konteks ini maka polusi

dan habisnya sumber daya alam adalah dua aspek dari permasalahan yang sama.

Keduanya bersangkutan dengan penggunaan tak terbatas dari sumber daya alam yang

terbatas.

Secara keseluruhan, pandangan bisnis terhadap lingkungan adalah pandangan

bahwa lingkungan adalah eksternal, dan bahwa lingkungan adalah barang geratis yang

dapat dikonsumsi tanpa batas, serta pengabaian ekologi serta saling ketergantungan

dari dunia telah menyebabkan permasalahan lingkungan yang sangat serius.

D. Hubungan Manusia dengan alam

Masalah lingkungan hidup menimbulkan suatu cabang filsafat baru yang berkembang

dengan cepat yaitu filsafat lingkungan hidup. Salah satu ciri khas sikap manusia modern

adalah usahanya untuk menguasai dan menaklukan alam. Alam dipandang sebagai

binatang buas yang perlu dijinakan oleh manusia. Tujuan itu dibantu dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Sekarang perlu disadari bahwa hubungan manusia dengan

alam tidak dapat dipisahkan apalagi bertentangan dengan alam karena ia termasuk

alam itu sendiri seperti setiap makhluk hidup lainnya. Pandangan manusia modern

dengan alam adalah antroposentris karena menempatkan manusia pada pusatnya.

Pandangan baru yang kita butuhkan bila kita ingin mengatasi masalah lingkungan hidup

maka harus bersikap ekosentris dimana menempatkan alam dalam pusatnya.

E. Polusi dan Pengendaliannya

Polusi adalah kontaminasi dari air, udara, dan tanah dengan unsur-unsur yang

merugikan kita atu kepentingan kita, dan dengan pengendalian polusi artinya mencegah

kerusakan yang dapat dihindari yang desebabkan oleh kegiatan manusia. Polusi sering

merupakan suatu relatif. Beberapa gas dan bahan kimia tidak berbahaya dalam

jumlahyang sangat kecil akan tetapi berbahaya bila dalam jumlah yang banyak.

Sejumlah bahan kimia menimbulkan polusi di air minum, sedangkan jumlah yang sama

di air sungai tidak kita katakana demikian. Sebagai bahan kimia walupun dalam jumlah

sangat sedikit dapat dikatakan telah menimbulkan polusi karena sangat berbahaya atau

beracun. Oleh karena itu polusi berkaitan dengan kerusakan, maka kita ingin mencegah

tipe polusi yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian.

Page 9: Paper bab 13 Etika bisnis

F. Perbaikan Lingkungan

Perbaikan lingkungan memang diperlukan, akan tetapi perlu dijelaskan lebih dulu

beberapa hal, antara lain lingkungan yang diinginkan. Selanjutnya bagaimana cara untuk

memperbaiki lingkungan tersebut, dan terakhir adalah berapa biayanya dan aspek-

aspek lain yang berkaitan dengannya. Alokasi biaya untuk menyelesaikan masalah

populasi pada lingkungan adalah pemerintah dan bisnis berkerja sama/ pemerintah

seharusnya memulai program yang akan membuat bisnis melakukan tindakan yang

bertanggung jawab.

Dari pandangan moral, standar seperti ini adil karena diterapkan pada semua

industri. Terdapat beberapa kelemahan dari pendekatan seperti ini. Pertama, standar

populasi biasanya meminta digunakannya alat untuk pengendalian populasi yang paling

kuat. Cara kedua adalah dengan cara insetif, yaitu memberikan insetif pada mereka

yang bersedia mengambil tindakan khusus untuk melestarikan lingkungan. Sedangkan

cara yang lain adalah dengan mekanisme harga, yaitu penerapan pajak perusahaan

lingkungan, sehingga biaya ini menjadi bagian dari biaya produk merreka.

Page 10: Paper bab 13 Etika bisnis

BAB III

PENUTUP

VII. Kesimpulan

Ada beberapa kesimpulan yang dapat diajukan disini untuk menunjukkan bahwa justru demi

memperoleh keuntungan etika sangat dibutuhkan , sangat relevan, dan mempunyai tempat

yang sangat strategis dalam bisnis`dewasa ini. Karena memperoleh keuntungan dari etika

menjadikan penentu perusahaan tersebut untuk bertahan atau tidaknya. Meraup keuntungan

dari hasil yang tidak menerapkan etika bisnis dalam perusahaan dan tidak adanya kejujuran

dari para pegawai perusahaan tersebut menjadi faktor penyebab terjadinya ke pailitan atau

kebangkrutan perusahaan tersebut karena tidak menerapkan etika didalam bisnis.

Dengan kata lain, bisnis memang punya etika dan karena itu etika bisnis memang relevan

untuk dibicarakan. mengenai keterkaitan antara tujuan bisnis dan mencari keuntungan dan

etika memperlihatkan bahwa dalam iklim bisnis yang terbuka dan bebas, perusahaan yang

menjalankan bisnisnya secara baik dan etis, yaitu perusahaan yang memperhatikan hak dan

kepentingan semua pihak yang terkait dengan bisnisnya, akan berhasil dan bertahan dalam

kegiatan bisnisnya.

VIII. Saran

Perlu adanya sadar diri didalam hati para pegawai didalam perusahaan yang ingin

menerapkan etika didalam bisnis agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan yang terjadi

pada perusahaan itu nantinya dan perlu diterapkannya sanksi atau hukuman yang berat

apabila ada salah satu pegawai yang melanggarnya, sehingga etika di dalam bisnis pun dapat

berjalan dengan baik dan lancer di perusahaan tersebut.

Page 11: Paper bab 13 Etika bisnis

PAPER KELOMPOK

ETIKA DAN KASUS-KASUS MANAJEMEN

Mata kuliah :ETIKA BISNISDosen Pengajar : Dra. Hj. ANITA ROOSMALINA

MATUSIN,,MMKelas : AI. 0509Nama Mahasiswa : Frisella Cindy F. (022132023)

Fitri yulianti (022132021) Gladis Patandianan (022132024) Irene Muchtar (022132028)