paparan kemkeu workshop sos dak 2015

30
Company KEBIJAKAN ALOKASI DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2014

Upload: wahyuviper1

Post on 15-Sep-2015

35 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Paparan Kemkeu Workshop Sos Dak 2015

TRANSCRIPT

  • Company

    LOGO

    KEBIJAKAN ALOKASI

    DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2015

    DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

    KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    2014

  • POKOK -POKOK KEBIJAKAN DAN ALOKASI

    TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TAHUN 2015

    1. Meningkatkan kapasitas fiskal daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

    yang menjadi kewenangan Daerah;

    2. Mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan antara Pusat dan Daerah

    dan mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan antardaerah;

    3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan publik di daerah dan mengurangi

    kesenjangan pelayanan publik antardaerah;

    4. Memprioritaskan penyediaan pelayanan dasar di daerah tertinggal, terluar, terpencil,

    terdepan, dan pasca bencana;

    5. Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur dasar;

    6. Mendorong peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah yang lebih efisien,

    efektif, transparan, dan akuntabel;

    7. Meningkatkan kualitas pengalokasian Transfer ke Daerah dengan tetap

    memperhatikan akuntabilitas dan transparansi;

    8. Meningkatkan kualitas pemantauan dan evaluasi Dana Transfer ke Daerah;

    9. Menetapkan alokasi Dana Desa sesuai dengan amanat UU No. 6 Tahun 2014 tentang

    Desa melalui realokasi belanja pusat yang berbasis desa;

    10. Mengalokasikan Dana Desa kepada kabupaten/kota berdasarkan jumlah desa

    dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan

    tingkat kesulitan geografis;

    11. Menyalurkan Dana Desa kepada kabupaten/kota melalui mekanisme transfer; 2

  • Alokasi Transfer ke Daerah TA. 2014 dan TA. 2015

    Postur Tahun 2014 (Rp) Tahun 2015 (Rp)

    APBN APBN-P RAPBN APBN

    Transfer ke Daerah dan Dana Desa 592,552 T 596,504 T 639,993 T 647,041 T

    1. Dana Transfer ke Daerah 592,552 T 596,504 T 603,926 T 637,975 T

    1.1. Dana Perimbangan 487,931 T 491,882 T 509,499 T 516,401 T

    1.1.1. Dana Bagi Hasil (DBH) 113,711 T 117,663 T 124,449 T 127,692 T

    1.1.1.1. DBH Pajak 51,787 T 46,116 T 50,552 T 50,568 T

    1.1.1.2. DBH Sumber Daya Alam 61,924 T 71,547 T 73,896 T 77,123 T

    1.1.2. Dana Alokasi Umum 341,219 T 341,219 T 349,229 T 352,887 T

    1.1.3. Dana Alokasi Khusus 33,000 T 33,000 T 35,820 T 35,820 T

    1.2. Dana Otonomi Khusus 16,148 T 16,148 T 16,469 T 16,615 T

    1.3. Dana Keistimewaan D.I. Yogyakarta 0,523 T 0,523 T 0,547 T 0,547 T

    1.4. Dana Transfer Lainnya 87,948 T 87,948 T 104,411 T 104,411 T

    1.4.1. Tunjangan Profesi Guru PNSD 60,540 T 60,540 T 70,252 T 70,252 T

    1.4.2. Tambahan Penghasilan Guru PNSD 1,853 T 1,853 T 1,096 T 1,096 T

    1.4.3. Bantuan Operasional Sekolah 24,074 T 24,074 T 31,298 T 31,298 T

    1.4.4. Dana Insentif Daerah 1,387 T 1,387 T 1,664 T 1,664 T

    1.4.5. Dana Proyek Pemda dan Desentralisasi 0,091 T 0,091 T 0,099 T 0,099 T

    2. Dana Desa - - 9,066 T 9,066 T

  • Pengertian DAK

    Daerah Tertentu sebagaimana dimaksud adalah daerah yang dapat memperoleh alokasi

    DAK berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.

    Membantu dalam arti bukan penyediaan dana yang utama dan/atau bukan menggantikan

    yang semua sudah ada. Demikian juga hanya diberikan kepada daerah/bidang yang menurut

    kebijakannnya harus dibantu

    Kegiatan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah mengutamakan kegiatan pembangunan

    dan/atau pengadaan dan/atau peningkatan dan/atau perbaikan sarana dan prasarana fisik

    pelayanan dasar masyarakat dengan umur ekonomis yang panjang, termasuk pengadaan

    sarana fisik penunjang.

    Urusan daerah, bukan kewenangan pusat/ Kementerian/lembaga.

    Program yang menjadi prioritas nasional sebagaimana dimaksud dimuat dalam Rencana

    Kerja Pemerintah (RKP) tahun anggaran bersangkutan. RKP disetujui DPR, selanjutnya

    dimuat dalam Nota Keuangan dan RAPBN.

    Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang

    bersumber dari APBN dan dialokasikan kepada daerah

    tertentu dengan tujuan membantu mendanai kegiatan

    khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai

    dengan prioritas nasional.

    4

  • PERKEMBANGAN ALOKASI DAK PER BIDANG

  • Perubahan Kebijakan DAK TA. 2015

    No. Hal Perbedaan

    2014 2015

    1. IFN Daerah dengan IFN tinggi

    dimungkinkan mendapatkan

    DAK, sepanjang IFWT1 > 1

    Daerah dengan IFN tinggi

    dikeluarkan tanpa

    memperhitungkan IKW dan IT,

    kecuali Papua dan Papua Barat

    2. Kriteria Khusus 6 karakteristik:

    Tertinggal, Perbatasan, Pesisir

    Kepulauan, Rawan Bencana,

    Ketahanan Pangan, Pariwisata

    3 karakteristik:

    Tertinggal, Perbatasan, Pesisir

    Kepulauan

    3. DAK Tambahan Penentuan Daerah berdasarkan

    IFWT dari populasi Daerah

    Tertinggal & Daerah Perbatasan

    Seluruh Daerah Tertinggal &

    Daerah Perbatasan dengan KKD

    rendah, mendapatkan alokasi

  • Pengalokasian dan Penyaluran DAK

    PENETAPAN &

    PENGAGGAR-

    AN DAK

    PENGHITUNG-

    AN

    ALOKASI DAK

    PENETAPAN

    PROGRAM &

    KEGIATAN DAK

    Phase 1 Phase 2 Phase 3

    PENYALURAN

    DAK

    Phase 4

  • Phase 1 Penetapan Program & Kegiatan

    Program yang menjadi

    prioritas nasional

    dimuat dalam RKP TA

    bersangkutan.

    Menteri teknis mengusulkan

    kegiatan khusus dan

    ditetapkan setelah

    berkoordianasi dengan

    Mendagri, Menkeu, dan

    Menneg Perencanaan

    Pembangunan Nasional

    Menteri teknis

    menyampaikan

    ketetapan tentang

    kegiatan khusus kepada

    Menkeu.

    PENETAPAN

    PROGRAM

    USULAN KEGIATAN

    KHUSUS

    PENETAPAN

    KEGIATAN KHUSUS

  • Penghitungan Alokasi DAK Phase 2

    PENENTUAN BESARAN ALOKASI

    1. Kriteria Umum,

    2. Kriteria Khusus, dan

    3. Kriteria Teknis.

    Setelah Menerima Usulan kegiatan khusus dari Menteri Teknis, Menteri Keuangan Melakukan Penghitungan Alokasi DAK, yaitu: 1. Penentuan daerah penerima dan 2. Penentuan besaran alokasi Dengan Mengacu Pada Tiga Kriteria

    PENENTUAN DAERAH

    (x IKK)

  • Penghitungan Alokasi DAK Phase 2

    KU = (PAD + DAU + DBH DBH DR) - Belanja Gaji PNSD Daerah dengan KU dibawah rata-rata KU secara Nasional adalah daerah yang prioritas mendapatkan DAK

    Kriteria Umum (KU)

    Kriteria Khusus (KK)

    Berupa : Memperhatikan peraturan perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan otonomi khusus (Papua & Papua Barat), dan Karakteristik daerah, yang meliputi: (1) Daerah Tertinggal; (2) Daerah perbatasan dengan negara lain; (4) Daerah Pesisir dan/ atau Kepulauan;

    Kriteria Teknis (KT)

    ditetapkan oleh Kementerian/Lembaga teknis terkait yang memuat indikator-indikator yang mencerminkan kebutuhan teknis

  • 1. Penentuan daerah penerima DAK a) Kriteria Umum (IFN)

    Memprioritaskan daerah dengan kemampuan keuangan di bawah rata-rata kemampuan keuangan nasional.

    b) Kriteria khusus :

    Berdasarkan Peraturan Perundangan bahwa daerah diwilayah Papua dan Papua Barat diprioritaskan memperoleh DAK.

    Karakteristik Wilayah : memprioritaskan Daerah Tertinggal , Daerah Perbatasan, dan Daerah Pesisir dan/atau Kepulauan

    c) Kriteria Teknis : berdasarkan kebutuhan teknis masing-masing bidang DAK.

    2. Penentuan besaran DAK

    Pembobotan kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis dalam penentuan daerah sbb: a) Untuk menghitung IFW = IFN : IKW 50% : 50% b) Untuk menghitung IFWT = IFW : IT 50% : 50%

    Menggunakan kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis dengan pembobotan sbb:

    a) Untuk menghitung IFW = IFN : IKW 50% : 50% b) Untuk menghitung IFWT = IFW : IT 20% : 80%

    Penghitungan Alokasi DAK TA. 2015 Phase 2

  • Penghitungan Alokasi DAK TA. 2015

  • Penghitungan Alokasi DAK Phase 2

    13

    Kriteria

    Umum

    Kriteria

    Khusus

    Kriteria

    Teknis

    PAD

    DBH

    Daerah Tertinggal

    Daerah Perbatasan

    Kondisi Infrastruktur

    Per Bidang Per daerah

    BNPP

    K/L terkait

    DAU

    T- 2

    T- 2

    T-2

    T-2

    T-1

    T-1

    T-1

    Belanja Gaji PNSD

    KPDT

    Daerah & Kemenkeu

    Kemenkeu

    Kemenkeu

    Daerah & Kemenkeu

    Daerah Pesisir T-1 KKP

  • Penetapan & Penganggaran DAK Phase 3

    PEMERINTAH PUSAT

    Alokasi DAK per daerah ditetapkan dengan Peraturan Presiden segera setelah UU

    APBN diterbitkan. (Perpres 162/2014)

    Berdasarkan penetapan alokasi DAK, menteri teknis menyusun Petunjuk Teknis

    Penggunaan DAK, sebagai dasar

    penggunaan DAK di daerah.

    PEMERINTAH DAERAH

    Daerah penerima DAK wajib mencantumkan alokasi dan penggunaan DAK di dalam

    APBD.

    Penggunaan DAK dilakukan sesuai dengan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK.

    DAK tidak dapat digunakan untuk mendanai administrasi kegiatan, penyiapan

    kegiatan fisik, penelitian, pelatihan, dan

    perjalanan dinas

  • MEKANISME PENYALURAN DAK

    DJPK-Kemenkeu

    Selaku KPA Transfer ke Daerah

    Menerbitkan SPM

    1

    KPPN Jakarta II selaku Kuasa BUN

    Menerbitkan SP2D

    2 Bank Operasional

    Melakukan pemindahbukuan/transfer dana dari RKUN

    ke RKUD

    3

    Pemda Prov/Kab/Kota

    Membukukan DAK yg masuk RKUD

    sebagai pendapatan APBD

    4

    15

    DAK dibukukan dan digunakan

    berdasarkan Perda APBD dan

    Juknis

    5

    Phase 4

  • POLA PENYALURAN DAK

    Tahap Besaran Waktu Persyaratan

    I 30% Paling cepat bulan Februari

    1. Perda APBD

    2. Surat Pernyataan Dana Pendamping

    3. Laporan Realisasi Penyerapan DAK tahap 3 tahun

    sebelumnya

    4. Rekap SP2D tahap 3 tahun sebelumnya

    5. Laporan Penyerapan Penggunaan DAK tahun

    sebelumnya

    6. Laporan Penggunaan Sisa DAK 2010-2012

    7. Rekap SP2D Penggunaan Sisa DAK 2010-2012

    8. softcopy data laporan

    II 45% Sesuai laporan penyerapan

    daerah

    1. Laporan Realisasi Penyerapan DAK Tahap 1,

    minimal terserap 90%

    2. Rekap SP2D tahap 1

    3. softcopy data laporan

    III 25% Sesuai laporan penyerapan

    daerah

    1. Laporan Realisasi Penyerapan DAK tahap 2 dan

    sisa DAK tahap 1, minimal terserap 90%.

    2. Rekap SP2D tahap 2, termasuk penyerapan sisa

    dana tahap 1

    3. softcopy data laporan

    16

    Phase 4

  • Penyaluran dilakukan berdasarkan pagu alokasi per daerah, bukan berdasarkan alokasi per bidang.

    Penyaluran DAK dapat dilakukan setelah dokumen persyaratan diterima secara lengkap oleh DJPK.

    Penyaluran DAK tidak dapat dilakukan secara sekaligus dan tidak melampaui tahun anggaran berjalan.

    Laporan Realisasi Penyerapan DAK tahap I atau II diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tahun anggaran berjalan

    berakhir. Bila melampaui batas waktu tersebut maka DAK tidak

    dapat dicairkan (HANGUS).

    KETENTUAN PENYALURAN DAK

    17

    Phase 4

  • DAK Bidang Pendidikan

    DAK Bidang Pendidikan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan tujuan untuk membantu mendanai

    kegiatan bidang pendidikan di daerah sesuai dengan prioritas nasional bidang

    pendidikan.

    Secara umum, DAK pendidikan ditujukan untuk memfasilitasi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota agar melakukan tindakan nyata guna mewujudkan

    peningkatan akses pendidikan dan layanan pendidikan yang lebih berkualitas,

    yaitu:

    a. Menyiapkan layanan pendidikan untuk peningkatan ketersediaan dan

    keterjangkauan akses untuk jenjang pendidikan dasar dan pendidikan

    menegah.

    b. Menyiapkan layanan pendidikan yang bermutu, berkesetaraan, serta

    berrelevansi untuk jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menegah.

    c. Melengkapi sarana dan prasarana pendidikan menuju pencapaian

    Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan.

    d. Melengkapi sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka peningkatan

    daya saing melalui pemberdayaan potensi daerah.

    18

  • Arah Kebijakan DAK Pendidikan 2015

    Arah Kebijakan :

    Kebijakan DAK Bidang Pendidikan tahun 2015 diarahkan untuk memfasilitasi pemerintahan daerah untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka pemenuhan standar pelayanan minimum (SPM), ketersediaan/keterjaminan akses, dan mutu layanan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

    Sasaran :

    Sasaran DAK bidang pendidikan tahun 2015 adalah pemenuhan secara bertahap sarana dan prasarana pendidikan untuk semua jenjang pendidikan, yaitu: 1. Pemenuhan sarana penunjang mutu dan prasarana pendidikan sesuai SPM

    minimal mencapai 7% dari total satuan pendidikan SD Negeri; 2. Pemenuhan sarana penunjang mutu dan prasarana pendidikan sesuai SPM

    minimal mencapai 10% dari total satuan pendidikan SMP Negeri; 3. Pemenuhan sarana penunjang mutu dan prasarana pendidikan sesuai SPM

    minimal mencapai 15% SMK dari total satuan pendidikan SMK Negeri; 4. Pemenuhan sarana penunjang mutu dan prasarana pendidikan sesuai SPM

    minimal mencapai 20% dari total satuan pendidikan SMA Negeri.

  • Lingkup Kegiatan DAK Pendidikan 2015

    Kegiatan DAK Bidang Pendidikan

    SD/SDLB SMP/SMPLB Pendidikan Menengah

    SMA SMK

    1. Rehabilitasi ruang belajar

    beserta perabotnya.

    2. Pembangunan ruang kelas

    baru beserta perabotnya.

    3. Pembangunan ruang

    perpustakaan beserta

    perabotnya.

    4. Pembangunan dan/atau

    rehabilitasi ruang guru beserta

    perabot

    5. Pembangunan dan/atau

    rehabilitasi jamban

    siswa/guru.

    6. Pembangunan rumah

    dinas/mess guru di daerah 3T

    7. Penyediaan buku

    teks/referensi.

    8. Penyediaan peralatan

    pendidikan

    1. Rehabilitasi ruang belajar minimal

    rusak sedang beserta perabotnya.

    2. Pembangunan ruang kelas baru

    beserta perabotnya.

    3. Pembangunan Ruang

    Perpustakaan beserta perabotnya.

    4. Pembangunan Ruang

    Laboratorium IPA beserta

    perabotnya.

    5. Pembangunan Ruang

    Laboratorium bahasa beserta

    perabotnya.

    6. Pembangunan Ruang

    Laboratorium komputer beserta

    perabotnya.

    7. Pembangunan dan/atau rehabilitasi

    jamban siswa/guru.

    8. Pembangunan dan/atau rehabilitasi

    ruang kantor guru beserta

    perabotnya.

    9. Pembangunan asrama

    murid/rumah dinas/mess guru di

    daerah 3T.

    10. Penyediaan peralatan pendidikan.

    11. Penyediaan buku teks/referensi

    1. Rehabilitasi ruang belajar SMA.

    2. Pembangunan ruang kelas baru

    SMA.

    3. Pembangunan perpustakaan

    SMA.

    4. Pembangunan laboratorium

    SMA.

    5. Pembangunan asrama siswa

    dan/atau rumah dinas guru SMA

    beserta perabotnya di Daerah

    3T.

    6. Pembangunan/rehabilitasi ruang

    penunjang pembelajaran SMA

    beserta perabotnya

    (administrasi perkantoran, ruang

    guru, dan sanitasi siswa/guru).

    7. Pengadaan peralatan

    laboratorium SMA.

    8. Pengadaan peralatan olah raga

    dan/atau kesenian SMA.

    9. Pengadaan buku teks/materi

    referensi dan/atau media

    pembelajaran SMA

    1. Rehabilitasi ruang belajar SMK

    beserta perabotnya.

    2. Pembangunan ruang kelas baru

    SMK beserta perabotnya.

    3. Pembangunan perpustakaan SMK

    beserta perabotnya.

    4. Pembangunan laboratorium SMK

    beserta perabotnya.

    5. Pembangunan asrama siswa SMK

    dan/atau rumah guru SMK beserta

    perabotnya di Daerah 3T.

    6. Pembangunan/rehabilitasi ruang

    penunjang pembelajaran SMK

    beserta perabotnya (administrasi

    perkantoran, ruang guru, dan

    sanitasi siswa/guru).

    7. Pembangunan ruang praktik siswa

    SMK beserta perabotnya.

    8. Pengadaan Peralatan Laboratorium

    SMK.

    9. Pengadaan Peralatan Praktik SMK.

    10. Pengadaan Sarana Olah Raga

    dan/atau Kesenian SMK

    11. Pengadaan buku teks

    pelajaran/materi referensi dan/atau

    media pembelajaran SMK

    20

  • ALOKASI DAK PENDIDIKAN TA 2003 - 2015

    (Dalam Miliar Rupiah)

    Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    SD 625 653 1.221 3.920 5.195 7.015 9.335 5.601 6.025 8.033 3.564 4.016 3.514

    SMP 3.734 4.017 2.008 2.510 2.510 2.510

    SMA 1.607 1.506 1.607

    SMK 2.410 2.008 2.410

  • 22

    DAK

    Rp. 10,041

    triliun

    Dikdas (60%)

    Rp. 6,024 triliun

    Dikmen (40%)

    Rp. 4.017 triliun

    SD (35%)

    Rp. 3,514 triliun

    SMP (25%)

    Rp. 2,510 triliun

    SMA (16%)

    Rp. 1,607 triliun

    SMK (24%)

    Rp. 2,410 triliun

    Proporsi Alokasi DAK Pendidikan 2015

    1. Pendidikan Dasar :

    SD 428 daerah SMP 436 daerah

    2. Pendidikan Menengah :

    SMA 440 daerah SMK 438 daerah

  • REALISASI PENYALURAN DAK (REGULER) TA 2014

    DARI RKUN KE RKUD

    Catatan :

    *) s.d. 13 Oktober 2014

    TAHAP PAGU DAK reguler REALISASI* SISA PAGU % REAL

    I 9.060.000.000.000 8.981.558.976.000 78.441.024.000 99,13%

    II 13.590.000.119.000 4.809.417.661.000 8.780.582.458.000 35.39%

    III 7.549.999.881.000 137.790.000 7.549.862.091.000 0,002%

    TOTAL 30.200.000.000.000 13.791.114.427.000 16.408.885.573.000 45.67%

    TAHAP PEMDA PENERIMA

    SUDAH BELUM TOTAL

    I 522 6 528

    II 178 350 528

    III 1 527 528

  • REALISASI PENYALURAN DAK

    Tahap 2010 2011 2012 2013 2014

    %

    salur

    daerah % salur daerah %

    salur

    daerah %

    salur

    daerah % salur daerah

    I (30% 99,94 517 100,00 520 100,00 520 100,00 518 99,13 522

    II (45%) 99,50 513 99,90 519 99,71 516 98,46 514 35,39 178

    III (25%) 95,08 486 93,37 479 97,85 503 90,80 476 0 1

    Jumlah 99,14 98,30 99,33 97,01 45,66

    24

    Keterangan:

    Realisasi penyaluran DAK tahun 2014 berdasarkan data penyaluran s.d. tanggal 13 Oktober 2014

  • Penggunaan Sisa DAK

    Sisa DAK

    Output Kegiatan Belum Tercapai

    Dianggarkan kembali pada tahun

    berjalan

    Untuk kegiatan Bidang yang sama

    Menggunakan Juknis Tahun lalu

    Output Kegiatan Telah Tercapai

    Dianggarkan pada tahun berjalan

    Dapat digabung dengan Sisa DAK

    Bidang lainnya

    Membiayai Bidang tertentu yang

    ditentukan oleh Pemda

    Pagu DAK

    Penyaluran/

    Pemindahbukuan RKUN ke RKUD

    Pelaksanaan Kegiatan di

    Daerah

    Tidak Habis sampai dengan

    TA berakhir

    Adalah Dana DAK yang sudah tersalurkan ke RKUD namun

    tidak habis digunakan sampai dengan akhir tahun anggaran

    Sisa DAK tidak dapat digunakan sebagai dana pendamping

  • Penggunaan Sisa DAK

    Dalam hal pada akhir tahun anggaran terdapat sisa DAK dari bidang-bidang DAK yang output kegiatannya sudah tercapai, maka sisa DAK tersebut dapat digunakan untuk mendanai kegiatan DAK dengan ketentuan:

    o sisa DAK dari bidang-bidang tersebut digunakan untuk mendanai kegiatan DAK di bidang yang sama pada tahun anggaran berikutnya; dan/ atau

    o Akumulasi sisa DAK dari bidang-bidang tersebut dapat digunakan untuk mendanai kegiatan DAK di bidang tertentu pada tahun anggaran berikutnya (poin b ini baru dapat dilaksanakan mulai TA 2015, dan berlaku untuk DAK TA 2013 dan tahun-tahun anggaran berikutnya)

    dengan memperhatikan prioritas nasional dan menggunakan juknis tahun anggaran berjalan.

    Sisa DAK tidak dapat digunakan sebagai dana pendamping.

    Pelaksanaan kegiatan yang didanai dari sisa DAK harus selesai dan dapat dimanfaatkan pada akhir tahun anggaran berkenaan.

    Kepala Daerah menyampaikan laporan Penggunaan Sisa DAK kepada Dirjen Perimbangan Keuangan c.q. Direktur Dana Perimbangan setelah kegiatan yang didanai dari sisa DAK selesai.

    Sisa DAK karena Optimalisasi

  • Permasalahan Penyaluran/Penyerapan DAK

    Faktor dari Daerah:

    Keterbatasan dana APBD untuk alokasi dana pendamping DAK

    Perda APBD dan DPA terlambat ditetapkan

    Keterlambatan pelaksanaan tender kegiatan

    Keterlambatan dalam penyampaian dokumen yang dipersyaratkan

    Mutasi pejabat di daerah.

    Kurangnya koordinasi antara SKPD pengguna DAK dan SKPD pengelola keuangan daerah

    Faktor dari Pusat:

    Keterlambatan penetapan dan penyampaian Juknis kepada Daerah

    Kegiatan yang diatur dalam juknis DAK terlalu rigid (kriteria dan porsi), sehingga daerah kesulitan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan lokal sesuai dengan kebutuhan dan

    karakteristik daerah;

    Juknis berubah/revisi di tengah tahun anggaran

    Juknis DAK yang tidak sinkron dengan peraturan lainnya

    Kontraktor lambat menagih/menarik sekaligus diakhir tahun untuk capaian progress kegiatan yang telah dilaksanakan.

    27

  • Permasalahan DAK Pendidikan

    1. Setiap tahun DAK pendidikan tidak terserap penggunaanya secara optimal, sehingga memberikan kontribusi yang besar terhadap Sisa DAK pada RKUD.

    2. Meskipun sisa DAK pendidikan telah dianggarkan untuk digunakan TA berikutnya, namun akumulasi Sisa DAK Pendidikan justru terus bertambah, sehingga nilai akumulasi sisa TA 2010 2012, secara nasional mencapai Rp 2,4 triliun.

    3. Salah satu penyebab rendahnya penyerapan DAK Pendidikan, terlambatnya penetapan/revisi Juknis DAK Pendidikan.

    4. Pelaksanaan DAK TA.2014 untuk lingkup kegiatan pengadaan buku kurikulum 2013 untuk semester II Tahun Ajaran 2014/2015, berpotensi menyebabkan RENDAHNYA PENYERAPAN DAK TA 2014, apabila tidak dilakukan upaya percepatan penggunaan DAK pendidikan untuk kegiatan non pengadaan buku dan percepatan proses kontrak, percetakan, pengiriman, dan pembayaran pengadaan buku K-13 TA 2014.

    5. Rendahnya penyerapan DAK Pendidikan 2014, bisa menyebabkan juga rendahnya penyerapan DAK Non Pendidikan 2014, apabila tidak dilakukan upaya pemisahan laporan penyerapan dan penyaluran DAK Pendidikan dengan DAK bidang lainnya.

    28

  • Tindak Lanjut yang Perlu Dilakukan

    Pemda melalui Dinas Pendidikan perlu mempercepat penyerapan DAK yang sudah disalurkan di RKUD (tahap 1 atau tahap 2), untuk mendanai

    kegiatan bidang DAK yang menjadi prioritas daerah, dan disesuaikan

    dengan kesiapan SKPD-nya.

    Apabila DAK yang telah diterima di RKUD akan digunakan untuk mendanai kegiatan DAK bidang pendidikan, maka dana tsb dapat digunakan untuk

    mendanai kegiatan non pengadaan buku K-13, sepanjang kebutuhan untuk

    pengadaan buku dapat dibayarkan dari DAK tahap 3 atau sebagian DAK

    tahap 2 (akan diterbitkan SEB Mendikbud, Menkeu, dan Mendagri).

    Laporan penyerapan dan penyaluran DAK pendidikan perlu dipisahkan dari DAK non pendidikan, agar keterlambatan penyerapan DAK pendidikan

    tidak mengganggu penyerapan DAK bidang lainnya (akan diterbitkan

    Peraturan Menteri Keuangan).

    Untuk TA 2014, batas akhir penyampaian Laporan Realisasi Penyerapan DAK pendidikan dan DAK non pendidikan tahap I dan II harus sudah

    diterima oleh Ditjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu, PALING LAMBAT

    TGL 19 DESEMBER 2014.

    29

  • TERIMA KASIH