paparan direktur bina program, kempupera
DESCRIPTION
Paparan Direktur Bina Program, KemPUPeraTRANSCRIPT
10 Maret 2015
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
1
USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM MEMORANDUM PROGRAM SANITASI SEBAGAI DASAR DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PUSAT (RPI2JM-‐CK)
OUTLINE 1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional 2. Target Kinerja dalam RPJMN 2015 -‐ 2019 3. Arah Kebijakan dan Strategi Ditjen Cipta Karya 4. Rancangan Program DJCK Tahun 2015 – 2019 5. Program – program Strategis Nasional 6. Kebutuhan Pendanaan DJCK 2015 – 2019 7. Sumber-‐sumber pendanaan penyelenggaraan pembangunan
bidang Cipta Karya 8. Kebijakan dan Strategi Sistem Pengelolaan Air Limbah 9. Kebijakan dan Strategi Sistem Pengelolaan Persampahan 10. Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2-‐JM) – Cipta Karya 11. Readiness Criteria Pembangunan Sanitasi
1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
3
2. Target Kinerja dalam RPJMN 2015-‐2019
• Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen melalui penanganan kawasan permukiman kumuh seluas 38.431 hektar dan peningkatan keswadayaan masyarakat di 7.683 kelurahan.
• Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia yang dilakukan melalui Xga pendekatan yaitu opXmalisasi dan pembangunan baru (supply side), peningkatan efisiensi layanan air minum (demand side), dan penciptaan lingkungan yang kondusif (enabling environment).
• OpXmalisasi penyediaan layanan air minum dilakukan melalui (i) fasilitasi SPAM PDAM yaitu bantuan program PDAM menuju 100% PDAM Sehat dan pengembangan jaringan SPAM MBR di 5.700 kawasan dan (ii) fasilitasi SPAM non-‐PDAM yaitu bantuan program non-‐PDAM menuju 100% pengelola non-‐PDAM sehat dan pengembangan jaringan SPAM MBR di 1.400 kawasan. Sedangkan pembangunan baru dilakukan melalui (i) pembangunan SPAM kawasan khusus yaitu SPAM kawasan kumuh perkotaan untuk 661.600 sambungan rumah (SR), SPAM kawasan nelayan untuk 66.200 SR, dan SPAM rawan air untuk 1.705.920 SR; (ii) pembangunan SPAM berbasis masyarakat untuk 9.665.920 SR; (iii) pembangunan SPAM perkotaan yaitu SPAM IKK untuk 9.991.200 SR dan SPAM Ibukota Pemekaran dan Perluasan Perkotaan untuk 4.268.800 SR; (iv) pembangunan SPAM Regional untuk 1.320.000 SR di 31 kawasan.
• Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional. Penerapan prinsip tersebut dilakukan melalui (i) pelaksanaan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) pada komponen sumber, operator dan konsumen di seluruh kabupaten/kota; (ii) opXmalisasi bauran air domesXk di seluruh kabupaten/kota; (iii) penerapan efisiensi konsumsi air minum pada Xngkat rumah tangga sekitar 10 liter/orang/hari seXap tahunnya dan pada Xngkat komersial dan fasilitas umum sekitar 10 persen seXap tahunnya.
4
• Penciptaan lingkungan yang mendukung dilakukan melalui (i) penyusunan dokumen perencanaan air minum sebagai rujukan pembangunan air minum di seluruh kabupaten/kota yang mencakup Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), rencana strategis penyediaan air minum daerah (Jakstrada) dan rencana tahunan penyediaan air minum; (ii) peningkatan pendataan air minum sebagai rujukan perencanaan dan penganggaran air minum di seluruh kabupaten/kota; (iii) fasilitasi pengembangan peraturan di daerah yang menjamin penyediaan layanan air minum di seluruh kabupaten/kota.
• Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domesXk, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada Xngkat kebutuhan dasar yaitu (i) untuk sarana prasarana pengelolaan air limbah domesXk dengan pembangunan dan peningkatan infrastruktur air limbah sistem terpusat skala kota, kawasan, dan komunal di 438 kota/kab (melayani 34 juta jiwa), serta peningkatan kualitas pengelolaan air limbah sistem setempat melalui peningkatan kualitas pengelolaan lumpur Xnja perkotaan dan pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di 409 kota/kab; (ii) untuk sarana prasarana pengelolaan persampahan dengan pembangunan TPA sanitary landfill di 341 kota/kab, penyediaan fasilitas 3R komunal di 334 kota/kab, fasilitas 3R terpusat di 112 kota/kab; (iii) untuk sarana prasarana drainase permukiman dalam pengurangan genangan seluas 22.500 Ha di kawasan permukiman termasuk 4.500 Ha di kawasan kumuh; serta (iv) kegiatan pembinaan, fasilitasi, pengawasan dan kampanye serta advokasi di 507 kota/kab seluruh Indonesia.
• Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan melalui (i) pembinaan dan pengawasan khususnya bangunan milik Pemerintah di seluruh kabupaten/kota; (ii) penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK) untuk seluruh bangunan gedung dan penerapan penyelenggaraan bangunan hijau di seluruh kabupaten/kota; dan (iii) menciptakan building codes yang dapat menjadi rujukan bagi penyelenggaraan dan penataan bangunan di seluruh kabupaten/kota.
5
2. Target Kinerja dalam RPJMN 2015-‐2019 (Lanjutan)
3. Arah Kebijakan dan Strategi Ditjen Cipta Karya
3.2.1 Kebijakan Umum Ditjen Cipta Karya
6
4. Rancangan Program DJCK Tahun 2015 - 2019
7
a
5. Program-Program Strategis Nasional
8
Alokasi Dana dan Sasaran Ouput Per Bidang TA. 2015
Akses Air Minum
73,73% Kws Kumuh Perkotaan
8%
65%
Penambahan pelayanan 9,04 Juta Jiwa 6,14 T
4,34 T Penataan Bangunan, Kota Hijau dan Kebun Raya, Perda BG 1,20 T Penanganan Kawasan Permukiman Perdesaan 0,63 T
Akses Sanitasi
Penambahan Pelayanan 7,2 Juta Jiwa
1,66 T
Layanan Persampahan
83 % Penambahan layanan sebanyak 529,800 KK
0,84 T Penanganan Perbatasan
9 kawasan Perbatasan 0,7 T Tertangani 2.561 Ha
Pemberdayaan
3,02 T Pemberdayaan di 11,073 kel, Pembangunan Infrastruktur desa (PPIP) di 4.450 Desa, SPAM Desa di 1.449 Desa, Sanimas di 885 Kws (Termasuk Safe Guard)
Dukungan Manajemen 1,09 T 5 NSPK bid AM, 3 NSPK Bid PLP, 2 NSPK Bid Bangkim dan 10 NSPK Bid Penataan Bangunan, Lay.Perkantoran, Kesekretariatan, BP & Randal
250 Kws
RTH 254 Ha
19,61 T
*Capaian 2014
*70%
*10%
*61,04%
*81%
7. Sumber-‐sumber pendanaan penyelenggaraan pembangunan bidang Cipta Karya
9
Kebijakan Strategi Kebijakan 1. Peningkatan akses prasarana dan sarana air limbah baik sistem on site maupun off site di perkotaan dan perdesaan untuk perbaikan kesehatan masyarakat.
1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air limbah sistem setempat (on site) di perkotaan dan perdesaan melalui sistem komunal;
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air limbah sistem terpusat (off site) di kawasan perkotaan metropolitan dan besar.
Kebijakan 2. Peningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman.
1. Merubah perilaku dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap penXngnya pengelolaan air limbah permukiman;
2. Mendorong parXsipasi dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan dan pengelolaan air limbah permukiman.
Kebijakan 3. Pengembangan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman.
1. Menyusun perangkat peraturan perundangan yang mendukung penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman;
2. Menyebarluaskan informasi peraturan perundangan terkait penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman;
3. Menerapkan peraturan perundangan. Kebijakan 4. Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas personil pengelolaan air limbah permukiman.
1. Memfasilitasi pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengelola air limbah permukiman diXngkat masyarakat;
2. Mendorong pembentukan dan perkuatan insXtusi pengelola air limbah permukiman di daerah; 3. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga; 4. Mendorong peningkatan kemauan poliXk (poliXcal will) para pemangku kepenXngan untuk memberikan
prioritas yang lebih Xnggi terhadap pengelolaan air limbah permukiman. Kebijakan 5. Peningkatan dan pengembangan alternaVf sumber pendanaan pembangunan prasarana dan sarana air limbah pemukiman.
1. Mendorong berbagai alternaXf sumber pembiayaan untuk penyelenggaraan air limbah permukiman; 2. Pembiayaan bersama pemerintah pusat dan daerah dalam mengembangkan sistem air limbah
Perkotaan dengan proporsi pembagian yang disepakaX bersama.
8. Kebijakan dan Strategi Sistem Pengelolaan Air Limbah
10
Kebijakan Strategi Kebijakan 1. Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya Pengurangan sampah dari sumbernya
1. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan upaya 3R (Reduce-‐Reuse-‐Recycle) dan pengamanan sampah B3 (Bahan Buangan Berbahaya) rumah tangga.
2. Mengembangkan dan menerapkan system insenXf dan disinsenXf dalam pelaksanaan 3R. 3. Mendorong koordinasi lintas sektor terutama perindustrian & perdagangan.
Kebijakan 2. Peningkatan peran akVf masyarakat dan dunia usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan
1. Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan sampah sejak dini melalui pendidikan bagi anak usia sekolah.
2. Menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan kepada masyarakat umum. 3. Meningkatkan pembinaan masyarakat khususnya kaum perempuan dalam pengelolaan sampah. 4. Mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat. 5. Mengembangkan sistem insenXf dan iklim yang kondusif bagi dunia usaha/swasta.
Kebijakan 3. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan.
1. OpXmalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana persampahan. 2. Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana dan berkeadilan. 3. Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran pelayanan. 4. Melaksanakan rehabilitasi TPA yang mencemari lingkungan. 5. Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA kearah sanitary landfill. 6. Meningkatkan Pengelolaan TPA Regional. 7. PeneliXan, pengembangan, dan aplikasi teknologi penanganan persampahan tepat guna dan
berwawasan lingkungan.
9. Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Persampahan
11
Kebijakan Strategi Kebijakan 3. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan.
1. OpXmalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana persampahan. 2. Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana dan berkeadilan. 3. Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran pelayanan. 4. Melaksanakan rehabilitasi TPA yang mencemari lingkungan. 5. Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA kearah sanitary landfill. 6. Meningkatkan Pengelolaan TPA Regional. 7. PeneliXan, pengembangan, dan aplikasi teknologi penanganan persampahan tepat guna dan
berwawasan lingkungan. Kebijakan 4. Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan
1. Meningkatkan Status dan kapasitas insXtusi pengelola. 2. meningkatkan kinerja insXtusi pengelola persampahan. 3. memisahkan fungsi / unX regulator dan operator. 4. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan pemangku kepenXngan lain. 5. Meningkatkan kualitas SDM manusia. 6. Mendorong pengelolaan kolekXf atas penyelenggaraan persampahan skala regional. 7. Meningkatkan kelengkapan produk hukum/NPSM sebagai landasan dan acuan pelaksanaan
pengelolaan persampahan. 8. Mendorong penerapan sistem pengawasan dan penerapan sanksi hukum secara konsisten dalam
rangka pembinaan aparat, masyarakat dan pemangku kepenXngan lainnya.
Kebijakan 5. Pengembangan alternaVf sumber pembiayaan
1. Penyamaan persepsi para pengambil keputusan. 2. Mendorong peningkatan pemulihan biaya persampahan.
9. Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Persampahan (Lanjutan)
12
9. Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-‐JM) – Cipta Karya
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-‐JM):
• Dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan, dan penganggaran infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, (mulX sumber pendanaan, dan mulX stakeholders).
• Pelaksana : Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha.
• Acuan: rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten kota.
• RPI2-‐JM Cipta Karya mencangkup berbagai sektor Cipta Karya dan memadukan berbagai dokumen perencanaan yang melipuX Arahan RTRW, RPJMD, Perda BG, RTBL, RISPAM, SSK, RP2KP Kab/Kota, RTBL KSK, Integrasi Strategi Pembangunan Kab/Kota dan Sektor.
(Keterkaitan RPI2-‐JM dengan Dokumen Perencanaan)
RTRW/ Perda
RPJMD
Perda BG
SSK RISPAM
RTBL
KSK
RPI2JM
Integrated Development
Plan
RP2KP
14
9. Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang CK
9. Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang CK
(sebagai Delivery System Pembangunan Bidang Cipta Karya)
TARGET RENSTRA CIPTA KARYA 2015 – 2019 100 – 0 -‐ 100
PROVINSI
PUSAT
KAB/KOTA
§ APBN § APBD/DDUB § PHLN § SWASTA DAN
MASYARAKAT
RPI2-‐JM CIPTA KARYA KAB/KOTA
Kebutuhan infrastruktur Cipta Karya
Permasalahan, Isu strategis, kondisi eksisXng
Usulan Program Readiness Criteria
FASILITASI OLEH PROVINSI SKPD terkait, Satker
Randal, Satker AM, PLP, Bangkim, PBL
16
9. Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang CK
Sambutan Direktur Jenderal Cipta Karya Kata Pengantar Direktur Bina Program Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 1.3 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM Bidang PU 1.4 Maksud dan Tujuan 1.5 Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 1.6 Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya 1.7 Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya 1.7.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 1.7.2 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 1.7.3 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya BAB II KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA 2.1Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Program Ditjen Cipta Karya 2.2 Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya 2.2.1 RPJP Nasional 2005-2025 2.2.2 RPJM Nasional 2010-2014 2.2.3 MP3EI 2.2.4 MP3KI 2.2.5 KEK 2.2.6 Direktif Presiden Program Pembangunan Berkeadilan
2.3 Peraturan Perundangan Terkait Bidang PU/CK 2.3.1 UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman 2.3.2 UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung 2.3.3 UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air 2.3.4 UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan 2.3.5 UU No.20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun 2.4 Amanat Internasional Bidang Cipta Karya 2.4.1 Agenda Habitat 2.4.2 Konferensi Rio+20 2.4.3 Millenium Development Goals 2.4.4 Agenda Pembangunan Pasca 2015 BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2- JM 3.1 RTRW Nasional 3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional 3.3 RTRW Pulau 3.4 RTRW Provinsi 3.5 RTRW Kab/Kota BAB IV ARAHAN STRATEGIS NASIONAL 4.1 Kawasan Strategis Nasional (KSN) 4.2 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) 4.3 Pusat Kegiatan Nasional (PKN) 4.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 4.5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) BAB V PRIORITAS KABUPATEN/KOTA BIDANG CIPTA KARYA 5.1 Kab/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster A 5.2 Kab/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster B 5.2 Kab/Kota Klaster C dalam rangka Pemenuhan SPM 5.3 Pemberdayaan Masyarakat (Klaster D) 5.3 Kab/Kota Klaster E bagi daerah dengan Program dan Inovasi yang Kreatif
BAB VI PROFIL KABUPATEN/KOTA 6.1 Geografi dan Administratif Wilayah 6.2 Demografi 6.3 Topografi 6.4 Geohidrologi 6.5 Geologi 6.6 Klimatologi 6.7 Sosial dan Ekonomi BAB VII KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA 7.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota 7.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 7.3 Arahan Perda Bangunan Gedung 7.4Arahan Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM) 7.5Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) 7.6Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 7.7Arahan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) Kabupaten/Kota 7.8 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK) 7.9Integrasi Strategi Pembangunan Kab/Kota dan Sektor BAB VIII ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 8.1 Pengembangan Permukiman 8.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan 8.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan 8.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman 8.1.4 Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman 8.1.5 Usulan Program dan Kegiatan
17
9. Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang CK
8.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan 8.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan 8.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan 8.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan 8.2.4 Program dan Kriteria KesiapanPengembangan PBL 8.2.5 Usulan Program dan Kegiatan 8.3 Sistem Penyediaan Air Minum 8.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan 8.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,dan Tantangan 8.3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum 8.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM 8.3.5 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM 8.4 Penyehatan Lingkungan Permukiman 8.4.1 Air Limbah 8.4.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan 8.4.1.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan 8.4.1.3 Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah 8.4.1.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah 8.4.2Persampahan 8.4.2.1Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan 8.4.2.2Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan 8.4.2.3Analisis Kebutuhan Persampahan 8.4.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengelolaan Persampahan
8.4.3 Drainase 8.4.3.1Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan 8.4.3.2Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan 8.4.3.3Analisis Kebutuhan Drainase 8.4.3.4Program dan Kriteria Kesiapan PengembanganDrainase 8.4.4Usulan Program dan Kegiatan serta Pembiayaan Proyek 8.4.4.1Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Sanitasi 8.4.4.2Usulan Pembiayaan Pengembangan Sanitasi BAB IX KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS 9.1 Usulan Program di Entitas Regional 9.2 Usulan Program di Entitas Kabupaten/Kota 9.3 Usulan Program di Entitas Kawasan 9.4 Usulan Program di Entitas Lingkungan/Komunitas BAB X ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DI KABUPATEN/KOTA 10.1 Aspek Lingkungan 10.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) 10.1.2 AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH 10.2 Aspek Sosial 10.2.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya 10.2.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya 10.2.3 Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
18
9. Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang CK
BAB XI ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DI KABUPATEN/KOTA 11.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya 11.2 Profil Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota 11.3 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya 11.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBN dalam 5 Tahun 11.3.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD dalam 5 Tahun 11.3.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 tahun 11.3.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta 11.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya 11.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan 11.4.2 Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah 11.4.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya 5 Tahun ke Depan 11.5 Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya 11.5.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah 11.5.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
BAB XII ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN/KOTA 12.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya 12.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini 12.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya 12.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya 12.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya 12.3 Analisis Kelembagaan 12.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya 12.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya 12.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya 12.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan 12.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan 12.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian 12.4.2 Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan 12.4.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) BAB XIII MATRIKS RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA (RPI2-JM BIDANG CK) 13.1 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang CK Kabupaten/Kota 13.2 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang CK Kabupaten/Kota di setiap Entitas Daftar Peristilahan Dan Singkatan
19
9. Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang CK
9. Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang CK
20
No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max
1 Persetujuan Bupati/Walikota 2.0
2 Persetujuan dari Kadis PU Provinsi 2.0
1 Pendahuluan 0.5
2Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang CiptaKarya 0.5
3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya 0.5
4 Profil Kabupaten/Kota 0.5
5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kab./Kota 0.5
6 Aspek Teknis Per Sektor (AM, PLP, Bangkim, PBL) 0.5
7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas 0.5
8 Aspek Perlindungan Lingkungan dan Sosial 0.5
9 Aspek Pembiayaan 0.5
10 Aspek Kelembagaan 0.5
11 Matriks Rencana Program dan Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 0.5
1 Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya 0.5
2 Amanat Peraturan Perundangan Pembangunan Terkait Bidang Cipta Karya
0.5
3 Amanat Internasional Bidang Cipta Karya 0.5
1 Arahan RTRW Nasional 0.5
2 Arahan RTRW Pulau 0.5
3 Arahan RTRW Provinsi 0.5
4 Arahan RTR Kawasan Strategis Nasional 0.5
5 Arahan MP3EI/KEK 0.5
LEGALISASIA
KELENGKAPAN DOKUMEN (9,5)KRITERIA
OUTLINE DOKUMENB
ARAHAN KEBIJAKAN (4)
ARAHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
C
D
ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG
CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN/KOTA
No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max
Geografi dan Administratif Wilayah 0.3
Demografi 0.2
Topografi 0.3
Geohidrologi 0.3
Geologi 0.3
Klimatologi 0.3
Sosial dan Ekonomi 0.3
1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota 3.0
2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
2.0
3 Perda Bangunan Gedung (BG) 2.0
5 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 1.0
6 Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)
1.0
7 Strategi Sanitasi Kota (SSK) 1.0
8Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten/Kota 1.0
9Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 1.0
10 Integrasi Strategi Pembangunan Kab/Kota dan Sektor
2.5
KRITERIA
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERKOTAAN
KELAYAKAN RENCANA (14,5)
F
PROFIL KABUPATEN/KOTA (2)
PROFIL KABUPATEN/KOTAE
9. Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang CK
21
No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max
1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan 1.0
2 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman 2.0
3Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan Permukiman
2.0
4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2.0
1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
1.0
2 Analisis Kebutuhan Sektor PBL 2.0
3Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
2.0
4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2.0
1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan (Air Limbah, Persampahan, Drainase)
3.0
2 Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase)
6.0
3Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase)
6.0
4Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase)
6.0
1Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan 1.0
2 Analisis Kebutuhan Sektor Air Minum 2.0
3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Air Minum
2.0
4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2.0
K 1Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas Regional, Kab/Kota, Kawasan, dan Lingkungan/Komunitas
4.0
KRITERIAKELAYAKAN PROGRAM (46)
G
RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
HRENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR PBL
IRENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR PPLP
JRENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR AIR MINUM
KETERPADUAN PROGRAM
No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max
1Analisis Perlindungan Lingkungan (KLHS, Amdal, UKL-UPL dan SPPLH)
3.0
2 Analisis Perlindungan Sosial 3.0
1 Profil Perkembangan APBD Kabupaten/Kota 1.0
2Profil Perkembangan Investasi Bidang Cipta Karya (APBN, APBD Prov, APBD Kab./Kota, Swasta, Masyarakat)
1.0
3 Proyeksi Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
2.0
4 Strategi peningkatan Investasi bidang Cipta Karya 2.0
1 Kondisi Eksisting (organisasi, tata-laksana, dan SDM)
2.0
2 Analisis Permasalahan (organisasi, tata-laksana, dan SDM)
2.0
3 Rencana Pengembangan Kelembagaan 2.0
1Telah memuat Rencana Program dan Investasi Infrastruktur bidang Cipta Karya untuk Jangka Menengah (lima tahun)
3.0
2Telah memuat informasi keterpaduan pembangunan berdasarkan entitas wilayah dan sumber pembiayaannya
3.0
KRITERIA
N ASPEK KELEMBAGAAN
MATRIKS PROGRAM (6)
O
MATRIKS RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA BERDASARKAN ENTITAS
KELAYAKAN KELEMBAGAAN (6)
LPERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL
KELAYAKAN PEMBIAYAAN (6)
M ASPEK PEMBIAYAAN
KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL (6)
10. Readiness Criteria Pembangunan Sanitasi
22
• Sudah memiliki RPI2JM CK dan SSK/Memorandum Program atau sudah mengirim surat minat untuk mengikuX PPSP;
• Xdak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahan sudah dibebaskan);
• sudah terdapat dokumen perencanaan yang lengkap, termasuk dokumen lelang (non Sanitasi Berbasis Masyarakat), termasuk drah dokumen RKM untuk kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat ;
• sudah terdapat insXtusi yang nanXnya menerima dan mengelola prasarana yang dibangun;
• pemerintah kota bersedia menyediakan alokasi dana untuk biaya operasi dan pemeliharaan.