panti sosial bina remaja di makassardigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/digital...panti...
TRANSCRIPT
PANTI SOSIAL BINA REMAJA DI MAKASSAR
SKRIPSI PERANCANGAN Tugas Akhir - 477D5106
Periode II Tahun 2014 – 2015
Sebagai Persyaratan Untuk Ujian Sarjana Arsitektur
Oleh:
ANDI.RIO SETIAWAN
D511 10 270
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan berkahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan
penulisan ini sebagai syarat dalam menempuh ujian akhir pada Fakultas
Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Hasanuddin.
Adapun judul yang saya pilih ialah :
PANTI SOSIAL BINA REMAJA DI MAKASSAR
Penulisan ini merupakan skripsi yang akan dipakai sebagai kerangka
dasar perencanaan fisik pada tahap Studio Perancangan Tugas Akhir.
Saya menyadari sepenuhnya akan berbagai kekurangan yang masih
terdapat pada penulisan ini, untuk itu berbagai saran dan kritik yang
membangun akan saya terima dengan lapang dada demi penyempurnaan
penulisan ini, sehingga dapat berguna sepenuhnya bagi semua yang
membutuhkannya sebagai landasan pemikiran bagi penelitian selanjutnya.
Rampungnya penulisan ini tidak terlepas dari berbagai kegiatan yang
telah saya jalani sejak awal perkuliahan hingga ke tahap akhir, dan
selama itu pula berbagai bantuan dari berbagai pihak telah saya terima.
Untuk itu izinkanlah saya untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya dari lubuk hati saya yang paling dalam kepada :
1. Bapak Ir. H. Muh. Syavir Latief., M.Si selaku pembimbing I dan Ibu
Imriyanti, ST., MT selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan.
2. Bapak Prof. Baharuddin Hamzah, ST., M. Arch., PhD selaku Ketua
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
iv
3. Bapak Dr. Eng. Abdul Mufti Radja, ST., MT selaku Kepala
Laboratorium Perancangan Studio Akhir Jurusan Arsitektur.
4. Ibu Ir. Ria Wikantari Rosalia M. Arch., PhD selaku penasehat
akademik.
5. Bapak dan Ibu dosen di Jurusan Arsitektur serta seluruh staf dan
karyawan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
6. Ayahanda tercinta Irhang Andi.Bolle dan Ibunda Masati tercinta atas
kasih sayang, perhatian, doa dan dukungan yang tiada hentinya serta
mengerti cara membesarkan seorang Arsitek.
7. Saudaraku, Andi.Riskal yang telah banyak memberikan dukungan
dan bantuan doa selama ini.
8. Teman - teman seperjuangan di Jurusan Arsitektur angkatan 2010,
irzam, bayu, willi made, ayu, wira, caul, nami, glenn, nadhil, ica, dika,
ilo, emji, sucya, tiwi, nyum, yuli, kia, mae, lisa, umar, aan, isma, alvin,
danti, aldi, lia, dila, milna, hari, akbar, cacing, firman, ali imran, john,
sifra, uca, sari, wita, wenni, leman, rara, arfan, nuge, ika, edi, syahrir,
sul kacamata, uceng, kobar, cuna, isra, ningsi, okta, yuyu, uci, dll
terima kasih atas segala dukungan, kebersamaan, doa, serta
bantuannya selama ini.
9. Teman – teman Studio akhir perancangan dan riset arsitektur dan pwk
periode II, atas dukungan dan semangat.
10. Teman – teman 10 CM dan Power Ranger, atas bantuan dan doa
serta keceriaan yang tak terlupakan.
Kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun sangat
di harapkan, dan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada
kita semua. Aamiin..
Wassalamu Aalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, Oktober 2014
Andi.Rio Setiawan
ABSTRAKSI
Perkembangan kota Makassar dengan jumlah penduduk dan
beberapa masalah perkotaan yang dimiliki salah satunya yaitu masalah
kesejahterahan sosialnya yakni permasalahan anak jalanan.
Di satu sisi mereka mencari nafkah dan mendapatkan pendapatan
(income) yang membuatnya dapat bertahan hidup dan menopang
kehidupan keluarganya. Namun disisi lain kadang mereka juga berbuat
hal-hal yang merugikan orang lain, misalnya berkata kotor, menggangu
ketertiban jalan, merusak dan lain lain. Selain itu permasalahna anak
jalanan juga sebagai objek kekerasan. Mereka merupakan kelompok
sosial yang sangat rentan dari berbagai tindakan kekerasan baik
fisik,emosi, seksual maupun kekerasan sosial.
Akibatnya Nampak fenomena dikota Makassar yang menunjukan
banyaknya anak jalanan, gelandagan, remaja yang putus sekolah (kurang
mampu) yang berada di jalan-jalan, dilokasi-lokasi pariwisata di kota
Makassar. Kehadiran mereka sering kali dianggap cermin kemiskinan
suatu kota atau kegagalan adaptasi kelompok orang tersebut terhadap
kehidupan perkotaan. Anak-anak atau remaja yang menjadi anak jalanan
atau gelandagan memiliki berbagai sebeb, bukan hanya berbagai faktor
kemiskinan sebagai penyebab utamanya, melainkan juga eksploitasi,
manipulasi, dan pengaruh lingkungan anak atau remaja tersebut.
Dampak dari kemiskinan yang mereka alami salah satunya adalah
kekurangan pendidikan dan jaminan kehidupan sosial yang selayaknya.
Dengan demikian butuh suatu tempat khusus untuk di bina dengan
harapan suatu saat dapat kembali ke masyarakat setelah menjalani
proses rehabilitasi dan perbaikan diri sehingga nantinya dapat
mensejahterahkan dirinya dan orang lain. Kehadiran wadah ini dapat
mengatasi permasalahan sosial yang dianggap cerminan kemiskinan kota.
Kata Kunci : Panti, Rehabilitasi, Remaja, Sosial
ABSTRACT
The development of Makassar city with a population and some urbanproblems that owned one of them is the problem of social kesejahterahanthe problems of street children.
On the one hand they make a living and earn revenue (income) whichmakes it able to survive and support their families. On the other handsometimes they also do things that harm others, for example, said gross,disturbing order roads, damage and others. Additionally permasalahnastreet children as well as objects of violence. They are very vulnerablesocial groups of the violent acts of physical, emotional, sexual and socialviolence.
As a result, the phenomenon appears in the city of Makassar, whichshows the number of street children, gelandagan, teenagers who drop outof school (needy) who are in the streets, location-tourism sites in the city ofMakassar. Their presence is often considered to be the mirror of poverty ina city or the failure of the group adaptation to urban life. Children oradolescents who become street children or gelandagan have varioussebeb, not only various factors of poverty as the main cause, but alsoexploitation, manipulation, and environmental influences such child oradolescent.
The impact of poverty they experience one of them is a lack ofeducation and proper social life assurance. Thus it took a special place inthe building with the hope to someday be able to return to society afterundergoing rehabilitation and repair themselves so that later can prosperthemselves and others. The presence of these containers can solve socialproblems is considered a reflection of urban poverty.
Keywords: Nursing, Rehabilitation, Youth, Social
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Dan Sasaran Pembahasan ........................................... 5
D. Lingkup Pembahasan................................................................ 6
E. Metode Dan Sistematika Pembahasan ..................................... 7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Uraian Panti Sosial Bina Remaja di Makassar .......................... 9
B. Tinjauan Panti Sosial ................................................................ 10
1. Pengertian Panti Sosial ........................................................ 10
2. Klasifikasi Panti Sosial ......................................................... 10
3. Fungsi dan Peranan Panti Sosial Bina Remaja ................... 11
4. Tinjauan Terhadap Pembinaan Remaja .............................. 12
C. Tinjauan Terhadap Panti Sosial Bina Remaja ........................... 20
1. Sistem dan Bentuk Pembinaan ............................................ 21
2. Bimbingan Kesejahteraan Sosial yang di Berikan ............... 21
3. Bentuk Arsitektur yang Mendukung Bangunan .................... 22
D. Studi Banding ............................................................................ 22
1. Panti Sosial Bina Remaja di Kabupaten Maros ................... 22
2. Panti Sosial Bina Remaja Samarinda .................................. 27
3. Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta .................. 29
4. Panti Sosial Bina Remaja Pamekasan ................................. 30
vi
BAB III TINJAUAN KHUSUS
A. Pendekatan Non Arsitektural ..................................................... 31
1. Tinjauan Kota Makassar ...................................................... 31
2. Tinjauan Non Fisik Kota Makassar ...................................... 34
3. Rencana Tata Ruuang Kota Makassar ................................ 37
B. Tinjauan Pengadaan PSBR di Kota Makassar .......................... 41
1. Kondisi Wadah Panti Sosial yang ada .................................. 41
2. Potensi Pengadaan PSBR di Kota Makassar ....................... 45
C. Peranan Panti Sosial BIna Remaja di Makassar ....................... 46
D. Tinjauan Kegiatan ..................................................................... 46
1. Pelaku Kegiatan .................................................................... 46
2. Pengelompokan Kegiatan ..................................................... 46
E. Status Kelembagaan Panti Sosial Bina Remaja ........................ 50
1. Status Kelembagaan ............................................................. 50
2. Hubungan Kelembagaan....................................................... 51
3. Struktur Organisasi ............................................................... 52
F. Pendekatan Arsitektural ............................................................ 52
1. Titik Tolak Pendekatan .......................................................... 52
2. Analisis Pendekatan Perancangan Makro ............................ 53
3. Analisis Pendekatan Perancangan Mikro .............................. 78
BAB IV KONSEP DASAR PERANCANGAN PANTI SOSIAL BINA
REMAJA DI MAKASSAR ......................................................... 96
A. Konsep Dasar Perancangan Makro .......................................... 96
1. Konsep Pemilihan Lokasi ...................................................... 96
2. Konsep Pemilihan Tapak ...................................................... 97
3. Konsep Pengolahan Tapak ................................................... 98
4. Konsep Pola Tata Ruang Luar .............................................. 110
B. Konsep Dasar Perancangan Mikro ............................................ 118
1. Kebutuhan Ruang ................................................................. 118
5. Pola Tata Ruang ................................................................... 121
C. Sifat Ruang ............................................................................... 128
vii
D. Persyaratan Ruang ................................................................... 128
E. Sirkulasi ..................................................................................... 128
F. Besaran Ruang ......................................................................... 129
G. Sistem Struktur dan Material ..................................................... 139
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan Umum .................................................................... 152
B. Kesimpulan Khusus ................................................................... 152
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 154
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Makassar .................. 34
Tabel 3.2
Penentuan Fungsi Detail Tata Ruang Kota Makassar ......................... 37
Tabel 3.3
Detail Fungsi Kawasan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar
............................................................................................................. 41
Tabel 3.4
Data Jumlah Anak Jalanan Menurut Kecamatan di Kota Makassar .... 43
Tabel 3.5
Data Jumlah Panti Asuhan dan Anak yang di Asuh Menurut Kecamatan di
Kota Makassar ..................................................................................... 44
Tabel 3.6
Alasan Pemilihan Lokasi ...................................................................... 56
Tabel 3.7
Kriteria Pemilihan Lokasi ..................................................................... 57
Tabel 3.8
Alasan Pemilihan Tapak ...................................................................... 64
Tabel 3.9
Kriteria Pemilihan Tapak ...................................................................... 65
Tabel 3.10
Level Iluminati (Pencahayaan) yang di Rekomendasikan .................... 94
Tabel 3.11
Nilai Penentuan Cahaya Yang di Tentukan ......................................... 94
Tabel 3.10
Level Iluminati (Pencahayaan) yang di Rekomendasikan .................... 94
Tabel 3.9
Kriteria Pemilihan Tapak ...................................................................... 65
ix
Tabel 4.1
Daftar Besaran Ruang ......................................................................... 94
Tabel 4.2
Kelompok Ruang Kegiatan .................................................................. 134
Tabel 4.3
Kelompok Ruang Pendidikan ............................................................... 134
Tabel 4.4
Kelompok Ruang Kesenian ................................................................. 135
Tabel 4.5
Kelompok Ruang PKeterampilan ......................................................... 135
Tabel 4.6
Kelompok Ruang Hunian ..................................................................... 136
Tabel 4.7
Kelompok Ruang Penunjang ............................................................... 136
Tabel 4.8
Kelompok Ruang Service .................................................................... 137
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Foto Aula PSBR Makkareso Kab. Maros ............................................. 23
Gambar 2.2
Foto Bengkel Praktik PSBR Makkareso Kab. Maros ........................... 23
Gambar 2.3
Foto Kantor PSBR Makkareso Kab. Maros ......................................... 24
Gambar 2.4
FotoKegiatan Praktik PSBR Makkareso Kab. Maros ........................... 24
Gambar 2.5
Foto Tenaga Pengajar PSBR Makkareso Kab. Maros ......................... 25
Gambar 2.6
Foto Maket PSBR Makkareso Kab. Maros .......................................... 25
Gambar 2.7
Foto Maket PSBR Makkareso Kab. Maros .......................................... 26
Gambar 2.8
Foto Maket PSBR Makkareso Kab. Maros .......................................... 26
Gambar 2.9
Kantor PSBR Samarinda, Kalimantan Timur Indonesia ....................... 27
Gambar 2.10
Kegiatan PSBR Samarinda, Kalimantan Timur Indonesia ................... 28
Gambar 2.11
Kantor PSBR Bambu Apus, Jakarta Indonesia .................................... 29
Gambar 2.12
Kantor PSBR Pamekasan, Kota Pamekasan Indonesia ...................... 30
Gambar 3.1
Peta Letak Geografis kota Makassar ................................................... 32
Gambar 3.2
Peta Wilayah Kota Makassar ............................................................... 39
iv
Gambar 3.3
Peta Pemilihan Alternatif Lokasi .......................................................... 54
Gambar 3.4
Peta Lokasi Terpilih Kawasan Pelayanan Sosial ................................. 58
Gambar 3.5
Penentuan Site, Alternatif 1 ................................................................. 61
Gambar 3.6
Penentuan Site, Alternatif 2 ................................................................. 62
Gambar 3.8
Peta Site/Tapak Terpilih ....................................................................... 65
Gambar 3.9
Elemen-Elemen Soft Material .............................................................. 73
Gambar 3.10
Elemen-Elemen Hard Material ............................................................. 74
Gambar 3.11
Lampu Pembatas Jalan dan Lampu Taman ........................................ 75
Gambar 3.12
Lampu Jalan Hemat Energi.................................................................. 76
Gambar 3.13
Modul Dasar......................................................................................... 85
Gambar 3.14
Modul Horizontal .................................................................................. 86
Gambar 3.15
Modul Vertikal ...................................................................................... 87
Gambar 3.16
Permbangkit Listrik Tenaga Surya ....................................................... 91
Gambar 4.1
Peta Lokasi Terpilih di Kawasan Pelayanan Sosial ............................. 96
Gambar 4.2
Peta Site Terpilih di pelayanan Jasa Sosial ......................................... 97
v
Gambar 4.3
Ukuran dan Luas Tapak ....................................................................... 99
Gambar 4.4
Orientasi Terhadap arah Matahari ....................................................... 100
Gambar 4.5
Orientasi Terhadap arah Angin ............................................................ 101
Gambar 4.6
View Kedalam Tapak ........................................................................... 102
Gambar 4.8
Tingkat Kebisinngan pada Tapak......................................................... 104
Gambar 4.9
Penanganan Tingkatkan kebisingan .................................................... 106
Gambar 4.10
Penzoningan Pada Tapak .................................................................... 106
Gambar 4.11
Penempatan Entrance pada Tapak .................................................... 108
Gambar 4.12
Sirkulasi Pasa Tapak ........................................................................... 109
Gambar 4.13
Jalur Tanaman Tapi Peneduh .............................................................. 111
Gambar 4.14
Jalur Tanaman Tepi Menyerap Polusi Udara ...................................... 112
Gambar 4.15
Jalur Tanaman Tepi Menyerap Kebisingan ......................................... 113
Gambar 4.16
Jalur Tanaman Tepi Memecah Angin .................................................. 114
Gambar 4.17
Desain Persimpangan jalan ................................................................. 114
Gambar 4.18
Jalur Pedistrian .................................................................................... 116
vi
Gambar 4.19
Lampu Taman Hemat Energi ............................................................... 117
Gambar 4.20
Pondasi ................................................................................................ 119
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Makassar adalah ibu kota dari provinsi Sulawesi selatan dimana
merupakan salah satu kota besar di Indonesia, Makassar memiliki wilayah
seluas 175,77 km dan penduduk sebesar kurang lebih 1,25 beberapa
masalah kesejahteraan sosial, salah satunya permasalahan anak jalanan.
Sementara jumlah anak jalanan di Makassar menjelang akhir 2010,
sempat meningkat menjadi kurang lebih 1.000 orang, padahal pada akhir
2011 hingga awal 2012 sempat dibawa 500 orang ketika perda nomor 2
tahun 2008 tentang pembinaan anakan jalanan, gelandagan, pengemis ,
pengamen mulai di terapkan., dari pendataan yang dilakukan dinas sosial
kota Makassar umumnya anak jalanan berasal dari luar daerah. Kehadiran
anak jalanan di kota Makassar merupakan sesuatu yang sangat dilematis.
Di satu sisi mereka mencari nafkah dan mendapatkan pendapatan
(income) yang membuatnya dapat bertahan hidup dan menopang
kehidupan keluarganya. Namun disisi lain kadang mereka juga berbuat
hal-hal yang mengerikan orang lain, misalnya berkata kotor, menggangu
ketertiban jalan, merusak dan lain lain. Selai itu permasalahna anak
jalanan juga sebagai objek kekerasan. Mereka merupakan kelompok
social yang sangat rentan dari berbagai tindakan kekerasan baik
fisik,emosi, seksual maupun kekerasan soisal. Kecenderungan semakain
meningkatnya jumlah anak jalanan merupakan fenomena yang harus
ditingkatkan penangananya secara lebih baik, sebeb jika permasalhan
tidak segera ditangani maka dikhawatirkan menimbulkan permasalahan
social yang baru.
2
Situasi dan kondisi jalanan sangat keras dan membahayakan anak-
anak, seperti ancaman kecelakaan, eksploitasi, penyakit, kekerasan,
perdagangan anak, dan pelecehan seksual.
Salah satu contoh tempat dikota makssar selain di jalan-jalan dan di
lampu lalulintasyang marak dengan anak jalanan yaiutu kawasan pantai
losari yang merupakan kawasan pariwista di kota Makassar, tempat ini
selalu rame dengan pengujun pada sore dan malam hari karena
keramehan tempat ini menjadikan lahan bagi anak jalanan mencari
nafkah. Anak jalanan dikawasan pantai losari kebanyakan berfrosi
sebagai pengamen, jumlah anak jalanan di pantai losari kurang lebih 150
anak jalanan, anak jalanan yang ada di kawasan pantai losari berusia dari
4 - < 22 tahun. Interaksi sosial antara pengunjung dan anak jalanan
sangat negatif tidak sedikit dari mereka yang mengamen ii meresahkan
pengunjung yang dating dikawasan pantai losari , permasalahan di
kawasan ini sering terlihatan pengamen yang langsung saja memainkan
senanr gitarnya dan menggetrakan pita suaranya, meskimpun sang
pengunjung tak ingin menikmati sajian music yang mereka gelar. Peristiwa
itupun akan berakhir dengan sebuah pemaksaan untuk membayar ongkos
jasa , bahkan terkadang sang pengamen ngotot hingga upah itu diberikan.
Bahkan anak di pantai losari sangat berani memaksa pengunjung agar
diberikan upah, mereka tidak takut karena anak jalanan dikawasan pantai
losari berkelompok selain itu mereka juga dilindungi oleh orang tua yang
kebetulan juga bekerja sebagai pedagang asongan dan preman-preman
yang ada dikawasan pantai losari itu yang menyebabkan mereka sangan
agresif tidak jarang juga sampai menimbulkan percekcokan antara
pengunjung yang dating ketempat ini hubungan sosial antara anak
jalanan sangat kental terlihat
Jaringan sosial yang ada dilingkungan ini sangat berpengaruh, dimana
jaringan tersebut memfasilitasi terjadinya komunikasi dan interaksi yang
memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan memperkuat kerjasama
3
antara anak jalanan. Melihat hal di atas siapa actor yang berhubungan
dekat dengan anak jalanan, orang tua bias menjadi tokoh yang berperan
penting karena kondisi ekonomi, selain itu orang-orang yang
memenfaatkan keberadaan nak jalanan sebagai asset yang berharga
(preman) juga bias sebagai actor dari fenomena yang terjadi di kawasan
pantai losari yang berhubungan dengan anak
jalanan.(25//13.http://www.bambangrustanto.penelitiansosial.jaringan anak
jalanan.htm)
Akibatnya Nampak fenomena dikota Makassar yang menunjukan
banyaknya anak jalanan, gelandagan, remaja yang putus sekolah (kurang
mampu) yang berda di jalan-jalan, dilokasi-lokasi pariwisata di kota
Makassar. Kehadiran mereka sering kali dianggap cermin kemiskinan
suatu kota atau kegagalan adaptasi kelompokorang tersebut terhadap
kehidupan perkotaan. Anak-anak atau remaja yang menjadi anak jalanan
atau gelandagan memiliki berbagai sebeb, bukanhanya berbagai faktor
kemiskinan sebagai penyebab utamanya, melainkan juga eksploitasi,
manipulasi, dan pengaruh lingkungan anak atau remaja tersebut.
Anak jalanan gelandagan dan pengemis atau biasa disebut anjal dan
gepeng adalah potret kehidupan anak atau remaja yang kesehariannya
berada di jalan baik untuk mencri nafkah atau berkeliaran. Dan dapat
dengan mudah kita jumpai keberadaannya disetiap penjuru kota. Dampak
dari kemiskinan yang mereka alami salh satunya adalah kekurangan
pendidikan dan jaminan kehidupan sosial yang selayaknya.
Tercantum dalam undang-undang republic Indonesia no.11 tahun 2009
tentang kesejahtaraan sosial menyatakan:
a. Bahwa pancasila dan undang-undang dasar tahun 1945
mengamatkan Negara mempunyai tanggung jawab untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan memeajukan
4
kesejahtraan umum dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
b. Bahwa untuk mewujudkan kehidupan yang layak dan bermartabat,
serta memenuhi hak atas kebutahan dasar demi terciptanya
kesejahtraan sosial, Negara menyelengarakan pelayanan dan
pengembagan kesejahtraan sosial secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan.
Di kota Makassar tidak adanya wadah yang bias
menampung dan membina mereka secara profesional, jika ada
hanya sebagai pantai asuhan atau rumah singgah biasa yang
hanya bias menampung dan memberikan pembinaan sederhana
tanpa bias memberkan pendidikan dan pelatihan kreatifitasdan
bakat mereka untuk bekal di dunia kerja. Dan tidak seimbangnya
antara jumlah panti asuhan atau rumah singgah dengan jumlah
anak jalanan, jika pun ada panti asuhan tersebut hanya bias
menampung secukupnya. Dapat dilihat dari data sumber (Dinas
Sosial Kota Makassar, yang dimuat oleh Makassar dalam rangka
tahun 2012,hal 208 dan 210)
Kehadiran PANTI SOSIAL BINA REMAJA ini dapat mengatasi
permasalahan sosial yang dianggap cerminan kemiskinan kota.
B. RUMUSAN MASALH
Beberapa permaslahan yang akan dibahas dalam pengadaan panti
sosial bina remaja yang dapat dipertanyakan sebagai berikut.
1. Non arsitektural
a. Anak jalanan dan gelandagan memilih beraktifitas di jalan
karena pemerintah belum menyediakan wadah pembinaan dan
pengembangan diri bagi mereka.
5
b. Permasalahan sosial bagi anak jalanan yang kurang mampu di
perkitaan.
c. Bagaimana mengubah pola piker dan tindakan anak jalanan
sehingga mereka biasa lebih baik.
d. Bagaimana mengubah “image” kota Makassar dari pengaruh
anak jalanan.
2. Arsitektural
a. Bagaimana mengadakan suatu wadah yang bias memberikan
pembinaan sarana pendidikan dengan proses pelatihan dengan
fasilitas yang memenuhi pelayanan secara professional.
b. Bagaimana merancang wadah pendidikan dan pelatihan yang
dapat mewadahi dan menampung anak jalanan, gelandangan,
remaja yang putus sekolah.
c. Bagaimana mentukan lokasi dan site yang
mendukungpengadaan panti sosial bina remaja di Makassar
d. Bagaimana mewujudkan kondisi bagunan yang nyaman bagi
penghuni dan lingkungan sekitarnya baik saat penggunaan
bangunan maupundalam pemeliharaan.
e. Bagaimana menentukan struktur,material dan utulitas yang di
perlukan sehingga mencerminkan fungsi banunan itu sendiri
sebagai wadah pembinaan.
C. TUJUAN DAN SASARAN PEMBAHASAN
1. Tujuan pembahsan
Merencanakan dan merancang kesatuan fisik sebuah fasilitas
pembinaan sosial di Makassar, dengan fasilitas khusus dengan
secara kontekstual mempu menyesuaikan diri dengan lokasi
serta lingkungan di sekitarnya.
2. Sasaran pembahasan
6
Mempalajari dasar-dasar perwujuta fisik bangunan melalui
pendekatan berdasarkan factor makro dan micro yang
berpengaruh terhadap tuntunan fungsi dan penyususnan acuan
perancnagan Panti Sosial Bina Remaja di Makassar sebagai
landasan konseptual fisik.
3. Manfaat penulisan
a. Sebagai pemenuhan syarat tugas akhir jurusan arsitekrtur
fakultas teknik universitas hasanuddin, yang nantinya
digunakan sebagai pegangan dan pedoman dalam
perancangan panti sosial pembinaan remaja.
b. Sebagai sumbangan bagi perkembangan ilmu dan
pengetahuan khusus dibidang arsitektur
c. Untuk menambah deskrifsi mengenai PSBR bagi
mahasiswa/masyarakat mengenai suatu bangunan
pembinaan sosial.
D. Lingkup Dan Batasan Pembahasan
1. Lingkup Pembahsan
Pemahsan di tekankan pada factor-factor yang dapat
mendukung terwujudnya perancnagan fisik bangunan panti
sosial bina remaja yang terpadu dalam ilmu arsitektur serta
disiplin ilmu lainnya yang dianggap melengkapi perencanaan
2. Batasan Pembahsan
a. Pembahsan mencakup hal-hal yang berkaitan dengan
pengertian panti soial bina remaja yang berfungsi sebagai
sarana pembinaan
b. Pusat pembinaan yang direncanakan mewadahi kegiatan
pembinaan dan pembelajaran serta rehabilitasi.
7
c. Masalah perancangan dibatasi dengan masalah arsitekrural,
khususnya tata ruang persyratan ruang, kebutuhan
ruang,dan penampilan bangunan.
E. Metode Dan Sistematika Pembahasan
1. Metode Pembahsan
Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan
laporan ini adalah metode deskriptif, yaitu dengan mengadakan
pengumpulan data-data primer maupun sekunder yang
kemudian dijabarkan dan di alanalisa sesuai dengan kaidah
arsitektur untuk menghasilkan kesimpulan, batasan dan
anggapan yang digunakan sebagi dasar dari perancanaan dan
perancangan panti sosial bina remaja dan langkah-langkah
pengumpulan data di lakukan:
a. Studi literature
Yanitu mempelajari materi-materi dan yang berkaitan
dengan teori, konsep atau standar perancnagan panti sosial
bina remaja.
b. Observasi objek/ survey
Yaitu dengan melakukan pengamatan pada beberapa objek
bangunan yang bersifat sama.
c. Studi komparasi
Yaitu dengan melakukan studi data atau studi perbandingan
terhadap bangunan-bangunan sejenis.
2. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahsan landasan program perencanaan dan
perancangan arsitektural panti sosial bina remaja di Makassar
adalah sebagi berikut:
8
a. Tahap I
Merupakan pengenalan judul dengan mengemumakan
latar belakang, mengungkapka masalah, tujuan dan sasaran
pembahsan, lingkup pembahasan metode dan sistematika
pembahsan.
b. Tahap II
Tinjauan umum terhadap panti sosial dan kegiatan PSBR
secara umum, kondisi anak jalanan serta penyebabnya,
masalah yang mereka hadapi di jalan, dan mempelajari
bagaimana system pelayanan dan pembinaan yang layak
bagi mereka.
c. Tahap III
Analisis pendekatan pengadaan panti sosial bina remaja
dimakassar. Mengemukakakan kondisi kota Makassar dan
membahas mengenai analisa pendekatan yang akan
digunakan dan mengambil data yang menyangkut pola
Kegiatan dan pembinaan, pola ruang, kondisi fisik bangunan
dilihat darifungsinya sebagai wadah pendidikan dan
pelatihan keterampilan
d. Tahap IV
Pada tahap sesimpilan yang berkaitan dengan studi
literature dengan studi kasus pada pembahasan terdahulu
yang dijadikan sebgai titik tolak dari konsep perancangan
merupakan tahap penyusunan konsep dasar berupa
perancanangan makro dan mikro