panduan_praktikum_fis_rekayasa_i_2011-2012.pdf
DESCRIPTION
PanduanTRANSCRIPT
PETUNJUK PRAKTIKUM
FISIKA REKAYASA I
JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2011
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
KATA PENGANTAR 2
PETUNJUK PRAKTIKUM 3
I. BESARAN DAN SATUAN 3
II. ALAT-ALAT UKUR SEDERHANA 2
Jangka Sorong 4
Micrometer Sekrup 5
Neraca Teknis 6
III. KARAKTERISTIK STATIK PENGUKURAN 7
Range 7
Span 8
Linieritas 8
Non Linieritas 8
Histeresis 9
Resolusi 9
IV. REPRESENTASI STATISTIK 9
Mean (harga rata-rata ) 9
Standar Deviasi 10
PERCOBAAN P-1 : HUKUM HOOKE 12
PERCOBAAN P-2 : KECEPATAN BUNYI DI UDARA 15
PERCOBAAN P-3 : KONDUKTIVITAS PANAS 18
PERCOBAAN P-4 : GAYA ANGKAT FLUIDA STATIS 21
PERCOBAAN P-5 : FLUIDA DINAMIS 24
PERCOBAAN P-6 : FREKUENSI NATURAL BANDUL FISIS 27
LAMPIRAN : TATATERTIB dan SANKSI 29
2
KATA PENGANTAR
Sebagai lembaga pendidikan Jrusan Teknik Fisika wajib mengemban tugas Tri Darma
Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan-pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada
masyarakat. Prasarana dan sarana untuk mengemban tugas itu telah dipersiapkan agar
semua tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Salah satu prasana dan sarana yang
telah dipersiapkan adalah Laboratorium Fisika Rekayaya, dimana laboratorium ini
didirikan pada semester genap tahun 2009 dengan fungsi utama sebagai pelengkap
pembelajaran mata kuliah Fisika Rekayasa untuk program studi S-1.
Tugas pokok dari Laboratorium Fisika Rekayasa FTI – ITS adalah melaksanakan
kegiatan praktikum untuk mahasiswa tahap periapan program studi S-1 dalam rangka
untuk memperkuat konsep teori yang diberikan pada kuliah Fisika. Disamping itu
juga untuk melatih para mahasiswa tingkat persiapan dalam hal ketrampilan selama
menjalankan kegiatan praktikum, melatih soft skill bekerja sama dalam satu tim untuk
mencapai tutjuan tertentu, melatih bertanggung jawab menyelesaikan suatu tugas
yang dibebankan pada setiap anggota tim untuk mendapatkan penghargaan yang besar
(berupa nilai evaluasi) atas tugas tersebut.
Praktikum Fisika Rekayasa mempunyai beban 1 SKS = 3 jam kegiatan, dengan
rincian waktu sebagai berikut :
Persiapan : 30 menit
Dengan tugas yang harus dilaksakan oleh praktikan adalah :
o menyerahkan Tugas Pendahuluan kepada asisten masing-masing.
o meminjam peralatan yang diperlukan.
o Mempersiapkan /merangkai peralatan
Melakukan Percobaan :
o 120 menit untuk melakukan percobaan
o 30 menit untuk melaporkan hasil praktikum.
o Selama pelaksanaan praktikum, praktikan dibimbing oleh asisten.
Jurusan teknik Fisika beserta perangkatnya, mengharapkan kepada para mahasiswa
untuk melakukan kegiatan praktikum ini dengan bersungguh-sungguh, agar tujuan
pendidikan dan pengajaran Fisika Rekayasa ini dapat dicapai semaksimal mungkin.
Surabaya, Oktober 2011
Lab. Fisika Rekayasa
3
PETUNJUK PRAKTIKUM
FISIKA REKAYASA I
I. BESARAN DAN SATUAN
Didalam fisika banyak dikenal besaran-besaran fisika (misal massa, panjang,
waktu, dll) dan diantara bearan-besaran tersebut berhubungan satu sama
lainnya, seperti gaya, momentum.
Ada beberapa macam sistem satuan yang digunakan :
CGS (Centimeter-gram-second)
MKS ( meter-kilogram-second)
Sistem inggris ( feet-pound-second)
Sistem internasional SI
Satuan besaran standar dalam sistem satuan SI :
PANJANG : Pada tahun 1889 (satu) meter adalah jarak antara tengah-tengah
gores yang terdapat pada ujung sebatang platina iridium pada temperature 00 C
yang disimpan di kantor internasional untuk berat (International Bureau of
weight and measures)ddi Sevres dekat Paris.
Dan pada tahun 1960 ditentukan meter atomic adalah 1.650.763,73 kali panjang
gelombang cahaya merah jingga di ruang hampa yang dipancarkan gas krypton
– 86
MASSA : 1 (satu) kilogram adalah massa selinder yang terdiri dari campuran
platina – iridium yang diletakkan di Museum di Sevres dekat Paris
WAKTU : 1 (satu) detik adalah 1 / ( 24 x 60 x 60 ) bagian dari lamanya satu
hari matahari rata-rata atau 9.192.631.770 kali periode radiasi dari atom Cesium
133 yang menyangkut transisi antara dua tingkat hyperfine pada keadaan
dasarnya.
ARUS LISTRIK : 1 (satu) ampere adalah arus listrik yang mengalir pada dua
kawat parallel dan panjang dengan gaya 2 x 10-7
newton setiap meternya
TEMPERATURE : 1 (satu) derajat Kelvin adalah temperature dalam skala
Celcius dikurangi 273,16.
INTENSITAS CAHAYA : 1 (candela) adalah intensitas cahaya yang
dipancarkan dalam arah tegak lurus pada permukaan benda hitam seluas
1/60.000 m2 pada temperature lebur platina dengan tekanan 1 Pa.
SUBSTANSI ZAT : 1 (mole) adalah banyaknya zat yang mengandung unsur
dasar yang sama jumlahnya dengan jumlah atom carbon -12 yang massanya
0,012 kg.
SUDUT PADA BIDANG DATAR : 1 (satu) radian adalah sudut pusat
lingkaran yang menghadap busur sepanjang R , dimana R merupakan jari-jari
lingkaran.
4
SUDUT RUANG : 1 (satu) steradian adalah sudut pada pusat bola yang
menghadap permukaan bola seluas R2 dimana R merupakan jari-jari bola.
II. ALAT-ALAT UKUR SEDERHANA
JANGKA SORONG
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil
pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat.
Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi analog,
umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan
0.01 untuk yang diatas 30cm.
Kegunaan jangka sorong adalah:
untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,
maupun lainnya) dengan cara diulur;
untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat
pada gambar karena berada di sisi pemegang.
Mengukur Diameter Luar Benda
Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda:
Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka
sorong, geser rahang agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.
Mengukur Diameter Dalam Benda
Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung.
Putarlah pengunci ke kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda, geser agar rahang
tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.
Mengukur Kedalaman Benda
Cara mengukur kedalaman benda
Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar
tabung, putar pengunci ke kanan.
Skala Utama Dan Skala Nonius
Jangka sorong memiliki batas ketelitian 0,1 mm, artinya ketepatan pengukuran
dengan alat ini sampai 0,1 mm terdekat.
Jangka sorong memiliki dua macam skala :
- SKALA UTAMA dalam satuan cm.
- SKALA NONIUS dalam satuan mm.
Benda yang diukur
5
benda yang diukur
Membaca Skala Jangka Sorong
Cara membaca skala jangka sorong
Mula-mula perhatikan skala nonius yang berimpit dengan salah satu skala utama.
Hitunglah berapa skala hingga ke angka nol. Pada gambar, skala nonius yang berimpit
dengan skala utama adalah 4 skala. Artinya angka tersebut 0,4 mm. Selanjutnya
perhatikan skala utama. Pada skala utama, setelah angka nol mundur ke belakang
menunjukkan angka 4.7 cm. Sehingga diameter yang diukur sama dengan 4,7 cm +
0,4 mm = 4,74 cm.
MICROMETER SEKRUP
6
Cara Menggunakan Mikrometer :
1. Sebelum menggunakan perhatikan permukaan A-B apakah sudah bersih dari
kotoran, benda-benda kecil dan sebagainya.
2. Dengan memutar skala bantu C, maka A dan B akan berhimpit. Agar A dan B
berhimpit betul putarlah E sehingga bersuara 5 kali (Standart Laboratorium) dan
ini dilakukan dengan hati-hati.
3. Perhatikan kedudukan titik “nol”, apabila skala rekayasa D tidak tepat pada “nol”,
maka perlu dilakukan “Ralat Sistimatik”. Contoh, bila dalam pengecekan alat ini
setelah A da B berhimpit dengan memutar E 5 kali, skala dasar tidak terlihat
sedangkan pada skala bantu berharga 21 dan skala dasar berharga “nol” maka
Ralat Sistematiknya adalah 0,21 mm.
4. Cara pengukuran :
Letakkan benda diantara A dan B.
Putar E (5 kali) agar A dan B benar-benar menghimpit benda. Apabila skala
dasar D menunjukkan harga 2 sedangkan skala bantu C menunjukkan harga
48 (gambar II.2), maka panjang benda adalah : 2 mm + 0,48 mm + 0,21 mm
= 2,69 mm.
Catatan : Spesifikasi Mikrometer yang digunakan adalah :
1. Satuan terkecil skala dasar = 0,01 mm
2. Satuan terkecil skala bantu = 1 mm
3. Tiap putaran skala bantu E (360º) = 0,5 mm
4. Pembacaan skala bantu dari 0 sampai 0,5 mm
NERACA TEKNIS
Cara Menggunakan Neraca Teknis :
1. Perhatikan batas maksimum dan minimum neraca teknis ini.
2. Sebelum menimbang periksa dahulu kedudukan neraca, apakah sudah berdiri
tegak (dengan melihat bandul A) dan praktikan dilarang merubah skrup
pengatur B.
7
3. Pada umumnya jarum gandar C, tidak dapat berhenti karena pengaruh dari luar
(angin). Karena itu dianjurkan untuk menggunakan neraca dalam ruang
tertutup.
4. Dalam penimbangan, letakkan anak timbangan disebelah kanan dan benda
yang ditimbang disebelah kiri (Standart Laboratorium).
5. Pada saat meletakkan atau mengambil anak timbangan hanya diperbolehkan
apabila jarum gandar C berhenti berayun.
6. Anak timbangan tidak boleh dipegang dengan tangan dan dianjurkan dengan
penjepit.
7. Zat yang dapat merusak pinggan neraca dilarang diletakkan di pinggan.
8. Pada saat melepas penahan (D) usahakan agar simpangan jarum tidak terlalu
besar.
9. Penimbangan dianggap tepat bila jarum C tepat pada titik nol.
III. KARAKTERISTIK STATIK PENGUKURAN
MOTO : NO MEASSUREMENT -------- NO SCIENCE AND NO
ENGINEERING
Range : Input dan output dari suau alat ukur masing-masing memiliki nilai
minimum dan nilai maksimum ( Imin , Imak , Omin , Omak ). Nilai-nilai ini disebut
dengan range
Alat Ukur Input Output
Min-Max Min-Max
Proses, Mesin, Sistem
yang diukur
Proses
Pengukuran Observer
Input
output
8
Imax , 0max
Imin , 0min
K
a
O
I
Span : adalah selisih antara nilai maksimum dan nilai minimum , sehingga ;
minmax IIInputSpan
Span Output = Omax - Omin
Linieritas : Sebuah elemen disebut linier apabila hubungan antara input dan
output berupa garis lurus . Garis lurus ideal diperoleh dari hubungan antara input
min-mak dan output min-mak.
Atau
K = slop garis lurus ideal
a = bias ( perpotongan garis lurus ideal dengan sumbu output )
Non linieritas N (I) : dapat didifinisikan sebagai fungsi dari selisih antara nilai
output yang sebenarnya dengan nilai output idealnya.
N(I) = OAktual - OIdeal
Sehingga OAktual = K x I + a + N(I)
Input + Output
I +
Non linieritas sering dinyatakan dengan maksimum non-linieritas N
dalam prosentase defleksi skala penuh (fsd) atau sebagai prosentasi span.
Histeresis
K
N (….)
X
Imax , 0max
Imin , 0min
K
a
O
I
9
%100min
xOO
HfsdsebagaiHMaks
maks
maks
Untuk setiap nilai input I memberikan nilai output O. Ketika nilai inpui I
semakin naik dan kembali pada saat semakin turun memberikan nilai
output yang berbeda, perbedaan ini disebut dengan hysteresis yang biasa
dinyatakan dalam bentuk maksimum hysteresis sebagai prosentase fsd .
H (I) = Oturun - Onaik dan
Resolusi
Didifinisikan sebagai perubahan input yang paling besar (IR) yang tidak
memberikan pengaruh perubahan output .
%100xII
IfsdsebagaisolusiRe
minmaks
R
IV. REPRESENTASI STATISTIK
Pada tiap pengukuran akan selalu timbul masalah ketidaktelitian yang disebabkan
oleh tidak sempurnanya alat ukur, ketidaktepatan cara ukur, tidak sempurnanya panca
indra dll. Untuk itu dalam setiap melakukan pengukuran, perlu diperhatikan :
Alat ukur yang seharusnya menunjukkan angka 0 (nol), ternyata menunjukkan
angka 1 (satu) maka harus ada koreksi titik nol sebesar – 1 , sehingga hasil
pengukuran yang sebenarnya = yang terbaca pada alat ukur dikurangi 1 (satu)
Jangka sorong dan mikrometer sering tidak menunjukkan titik nol
Pembacaan Barometer air raksa perlu koreksi pembacaan karena adanya gaya
tegangan permukaan airraksa.
Sinyal pengukuran memiliki dua karakteristik yaitu sinyal determinstik dan sinyal
random, yang masing-masing kuantitasnya sebagai berikut :
Mean (harga rata-rata ) : untuk sinyal deterministik (kontinyu) sebagai fungsi
f(t) dalam interval 0 sampai dengan To , meannya dipeoleh dari :
Imax , 0max
Imin , 0min
K
a
O
I
10
Dan bila sinyal random terdiri dari beberapa data pengukuran :
Standar Deviasi ( σ )
Hasil pengukuran seringkali mengalami deviasi berbeda nilainya dengan harga rata-
rata pengukuran . Untuk fungsi yang kontinyu f(t) standar deviasi diperoleh dari :
σ2
Untuk kasus yang mengambil data sampel :
Apabila nilai rata-rata y mean = 0 , maka harga standar deviasinya sama dengan root
mean square (r.m.s) sehingga :
Atau :
Pada pengukuran yang berulang dengan hasil ukur yang berbeda perlu suatu metoda
untuk mendapatkan kesimpulan yang mendekati hasil pengukuran sebenarnya dan
toleransi yang masih diijinkan yang dapat disebut dengan standart deviasi ( σ )
Contoh : hasil pengukuran pada suatu termometer resistan ( Ro ) sbb :
Peng. Ke. Resistan Ro
(ohm) (Ro – 0R ) (Ro – 0R )
2
1 99,8 + 0,2 0,04
2 99,9 + 0,1 0,01
3 100 0 0
4 100,1 - 0,1 0,01
5 100,2 - 0,2 0,04
Rata – rata ( 0R ) = 100 ohm 2
0 )RR( = 0,10 ohm
2
Dimana :
N = jumlah pengukuran
11
= ( 0,1 ) / 5 = 0,02 ohm2
atau τ = 0,14 ohm
Hasil pengukuran : Ro = ( 100 + 0, 14 ) Ohm
12
PERCOBAAN P-1
HUKUM HOOKE
TUJUAN
1. Memahami peristiwa elastisitas dari suatu pegas akibat penambahan gaya yang
diberikan pada pegas tersebut..
2. Menentukan harga koefisien dari suatu pegas.
ALAT-ALAT YANG DIPERGUNAKAN
1. Statip percobaan koefisien pegas
2. pegas
3. penggaris
4. anak timbangan
DASAR TEORI
Hukum Hooke menyatakan bahwa gaya yang bekerja pada pegas sebanding dengan
konstanta pegas dan pertambahan panjang pegas. Jika sebuah gaya bekerja pada
sebuah pegas hingga pegas terenggang, maka pegas tersebut akan memberikan gaya
reaksi sebesar :
Input F Output Δx
Dengan : F = gaya tarik atau tekan (N) k = tetapan (konstanta) pegas (N/m)
x = perubahan panjang (m)
Hukum Hooke untuk susunan pegas;
Susunan seri
Dua buah pegas ideal disusun secara seri dapat diganti dengan sebuah pegas
pengganti. Konstanta pegas pengganti seri ks yang dinyatakan oleh persamaan :
Gb. 1 dua pegas disusun seri
Untuk susunan dari beberapa pegas ideal yang disusun seri, tetapan pegas pengganti
dinyatakan oleh persamaan :
F = - k . x
ks = 21
21.
kk
kk
1/k
13
Susunan paralel
Konstanta pegas pengganti pararel kp untuk dua pegas ideal atau lebih yang disusun
pararel dinyatakan oleh persamaan
Gb. 2. : dua pegas disusun pararel
CARA MELAKUKAN PERCOBAAN
1. ambil satu buah pegas, ukur panjang awalnya
2. pasang pegas pada statip percobaan, berikan beban anak timbangan dengan nilai
yang terkecil, catat pertambahan panjang dari pegas setelah diberi beban.
Tambahkan nilai dari beban anak timbangan, catat pertambahan panjangnya.
Masukkan semua data yang diperoleh pada table dibawah.
Massa beban
(gram)
Panjang awal
(mm)
Panjang setelah diberi beban (mm) x
(mm)
100
200
300
400
500
Dstnya
3. Ulangi pengambilan data tersebut tapi dimulai dari yang paling berat
4. Dengan cara yang sama, lakukan untuk 3 pegas yang lain . catat data dalam table
seperti diatas!
5. susun keempat pegas tersebut dalam susunan seri. Beri beban dibawahnya. Catat
pertambahan panjang pegas yang terjadi. Tambahkan lagi nilai beban dan catat
pertambahan panjangnya. Catat semua data dalam table seperti diatas!
6. susun keempat pegas dalam susunan parallel. beri beban dibawahnya. Catat
pertambahan panjangnya. Tambahkan lagi nilai beban dan catat pertambahan
panjangnya. Catat semua data dalam table seperti diatas!
....1111
321 kkkk s
kp = k1 + k2 + k3 + …
14
TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan pengertian elastisitas dari suatu bahan ! berikan contoh
2. Selain memiliki sifat elastis, bahan juga memiliki sifat plastis, yaitu sifat yang
bertolakbelakang dengan sifat elastis. Jelaskan dan berikan contoh!
3. Empat sifat mekanis yang penting ialah kekuatan (strength), kekakuan (stiffness),
kelenturan (ductility), dan kekerasan (toughness). Beri penjelasan untuk keempat
sifat mekanis tersebut!
4. Mengapa pada persamaan Hukum Hooke nilai F bernilai negatif (-)?
5. Jelaskan tentang nilai konstanta pegas dari suatu pegas!
TUGAS LAPORAN RESMI
1. Hitunglah nilai konstanta pegas dari keempat pegas tersebut secara grafik (buat
grafik F( x). k adalah nilai gradien dari grafik tersebut). Bandingkan keempat nilai
pegas tersebut!
2. Hitunglah nilai konstanta pegas untuk keempat pegas tersebut dengan susunan seri
secara grafik! Bandingkan hasilnya dengan nilai konstanta pegas secara
perhitungan yang diperoleh dari nilai 1!
3. Hitunglah nilai konstanta pegas untuk keempat pegas tersebut dengan susunan
pegas secara grafik! Bandingkan hasilnya dengan nilai konstanta pegas secara
perhitungan yang diperoleh dari nilai 1!
4. Tentukan ; span pengukuran, range pengukuran , linieritas ( output ideal ), %
histeresis sebagai fsd, non linieritas pada saat massanya 300 gram
15
v f 1( )
PERCOBAAN P-2
KECEPATAN BUNYI DI UDARA
TUJUAN ;
1. Menentukan kecepatan rambat bunyi di udara .
2. Menera Frekuensi sebuah sumber getar .
ALAT-ALAT YANG DIPERGUNAKAN ;
1. Tabung Resonansi .
2. Garpu Tala dengan frekuensi yang telah tertentu .
3. Garpu Tala yang akan di tera frekuensinya .
DASAR TEORI .
Kecepatan rambat bunyi di udara dapat ditentukan dari persamaan :
Keadaan Resonansi yang terjadi dapat di tengarai dengan adanya penguatan bunyi
yang di timbulkan . Hal ini terjadi karena udara yang berada dalam tabung Resonansi
ikut bergetar . Berikut ini digambarkan beberapa mode yang akan menghasilkan
keadaan Resonansi .
Gb. 2.1 kolom udara
Gambar (a) menunjukan keadaan Resonansi pertama yang terjadi . Gelombang yang
terbentuk pada keadaan ini adalah sebesar 1/4 panjang gelombang . Jika kolom udar
dalm tabung diperpanjang , Resonansi kedua akan terjadi pada saat kolom udara
dalam tabung sbesar 3/4 λ . Resonansi ketiga terjadi jika kolom udara dalam tabung
ini sebesar 5/4 λ . Dari dasar ini dapat disimpulkan bahwa panjang kolom udara
dalam tabung akan menghasilkan Resonansi jika panjangnya ; , , ,....... 1
4
3
4
5
4
16
L 2 n 1( )1
4dimana ; n 0 1 2 3 ......
Keadaan Resonansi terjadi jika panjang kolom udara sepanjang kelipatan dari
panjang gelombang
Jika sebuah sumber getar yang telah tertentu frekuensinya digetarkan diujung kolom
udara dari tabung resonansi, dan dengan menggunakan Persamaan (1), maka
kecepatan rambat bunyi diudara dapat ditentukan .
Dari hasil pengukuran dan perhitungan yang dilakukan , selanjutnya dijadikan dasar
untuk menentukan berapakah frekuensi sebuah sumber getar yang belum diketahui
besarnya .
Input L output f
Gbr 2.2. Diagram blok
CARA MELAKUKAN PERCOBAAN ;
Untuk Menentukan Kecepatan bunyi diudara ;
1. Gunakan Garpu Tala yang telah ditentukan frekuensinya .
2. Isi tabung dengan air sampai batas tertentu, kemudian getarkan garpu tala diujung
atas tabung, amati apakah penguatan bunyi telah terjadi .
3. Tambahkan air ke dalam tabung , sampai penguatan bunyi berikutnya terjadi .
Panjang kolom udara terpendek yang terjadi adalah
4. Lakukan hal yang sama untuk semua garpu tala yang disediakan .
5. Lakukan langkah 1 sampai dengan 3 , sebanyak lima kali untuk setiap garpu tala.
Untuk Menentukan Frekuensi sebuah Sumber bunyi .
1. Isi tabung dengan air sampai batas tertentu, kemudian getarkan garpu tala yang
akan di tera frekuensinya diujung atas tabung. Amati apakah penguatan bunyi
telah terjadi .
2. Tambahkan air ke dalam tabung , sampai penguatan bunyi berikutnya terjadi .
3. Catatlah panjang kolom udara dalam tabung pada saat resonansi terjadi .
4. Lakukan langkah 1 sampai dengan 3, sebanyak 9x untuk tiap garpu tala yang akan
ditera .
5. Ulangi 1 s/d 4 tapi dimulai dengan kolom udara yang paling pendek
Dengan menggunakan hasil pengukuran dan perhitungan Cepat rambat bunyi pada
lima langkah sebelumnya, lakukan perhitungan frekuensi garpu tala yang belum
diketahui frekuensinya .
TUGAS PENDAHULUAN ;
1. Tentukan fungsi transfer (B) gambar 2.2.
2. Buatlah gambar Pola gelombang yang terjadi dimulai dari bentuk gelombang
paling sederhana ( nada dasar ) sampai dengan nada atas ke tujuh .
1
4
1
4
B
17
3. Jika tabung resonansi yang digunakan adalah pipa organa terbuka, berapakah
panjang tabung agar nada dasar terjadi ? . Buatlah mode2 gelombang yang
terjadi dimulai dasri nada dasar sampai dengan nada atas ke tujuh, untuk pipa
organa terbuka .
4. Nyatakan kecepatan rambat bunyi diudara sebagai fungsi dari panjang kolom
udara dalam tabung resonansi .
5. Apakah perbedaan dan persamaan yang perlu diperhatikan dalam pengukuran
ini jika menggunakan kedua macam tabung resonansi ( Pipa organa tertutup
dan terbuka )
TUGAS LAPORAN RESMI ;
1. Dapatkan panjang gelombang yang terjadi pada resonansi pertama, kedua dan
ketiga .
2. Berapakah panjang gelombang yang dapat disimpulkan dari seluruh hasil
pegukuran ini ?
3. Berapakah kecepatan rambat bunyi diudara dari seluruh pengukuran yang
dilakukan
4. Faktor2 apakah yang mempengaruhi kecepatan bunyi diudara ?
5. Apakah luas penampang tabung berpengaruh pada hasil pengukuran cepat
rambat bunyi diudara ?
6. Tentukan span pengukuran , range pengukuran, linieritas hubungan input-
output , % histeresis sebagai fsd
18
PERCOBAAN P-3
KONDUKTIVITAS PANAS
TUJUAN
1. Memahami peristiwa perpindahan panas secara konduksi serta parameter-
parameter yang mempengaruhinya.
2. Menentukan konduktivitas panas bahan.
ALAT-ALAT YANG DIPERGUNAKAN
1. Statip percobaan konduktivitas
2. Ketel uap
3. Stop watch
4. Termometer (3 buah)
5. Ketel air panas
6. Bahan uji (2 buah)
DASAR TEORI
Energi panas hanya dapat berpindah dari satu benda ke benda yang lain jika antara
benda-benda tersebut terdapat perbedaan suhu. Panas berpindah dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah. Kuantitas perpindahan panas satu
dimensi melalui dinding homogen secara konduksi dinyatakan dengan :
dx
dTKAH (1)
dimana H adalah aliran panas [kalori/detik] yang melalui dinding dengan luas A dan
bergradien suhu dT/dx [oC/meter]. Tanda (-) menunjukkan bahwa panas mengalir dari
bagian yang bersuhu tinggi ke bagian yang bersuhu lebih rendah. K adalah
konduktivitas termal bahan uji [kal.cm/det.oC] yang dapat dianggap konstan dalam
selang suhu yang tak terlalu besar.
Alat percobaan seperti tampak pada gambar. Aliran panas dari bahan sisi depan dapat
dihitung melalui persamaan (1) :
x
)TT(KAH 21 (2)
yang digunakan oleh plat bawah untuk menaikkan suhunya. T1 dan T2 adalah suhu
bahan sisi depan dan sisi belakang, sedangkan x adalah tebal bahan uji. Laju kenaikan
suhu bahan dapat dihitung melalui pengertian bahwa aliran panas tak lain adalah
banyaknya panas yang mengalir dalam satu satuan waktu.
dt
dTcm
dt
dQH 2 (3)
m dan c masing-masing adalah massa dan kalor jenis bahan.
Bila persamaan-persamaan (2) dan (3) ini diselesaikan maka akan diperoleh :
19
BAHAN UJI
T1T2
AIR
UAP AIR
SISTEM
ISOLASI
kt
0212 e)TTT (4)
dimana 20Tdanxcm
AKk adalah suhu bahan sisi belakang pada saat awal
pengamatan.
CARA MELAKUKAN PERCOBAAN
1. Timbanglah massa bahan dan catat kalor jenisnya dari tabel.
2. Ukur luas penampang dan tebal bahan uji.
3. Tutup bahan uji dengan glasswool
4. Letakkan bahan uji di statip percobaan. Usahakan suhu sisi depan dan belakang
sama yaitu pada suhu kamar yang konstan dan catatlah suhu ini sebagai T20.
5. Isilah ketel air dengan air sampai volumenya 2/3 dari volume ketel kemudian
sambungkan dengan aliran listrik. Tunggu sampai mendidih. Uap akan mengalir
melalui slang ke ketel uap yang berhubungan dengan sisi depan bahan uji. Catat
suhu sisi depan bahan uji sebagai T1. Jika pada tekanan udara 1 atm T1 tidak
sama dengan 100 oC, lakukan koreksi kalibrasi termometer .
6. Siapkan stopwatch untuk pengukuran waktu t.
7. Catatlah waktu t, T1 dan T2. Lakukan secara kontinu sampai waktu yang telah
ditentukan serta lakukan yang sama untuk menghitung histeresis
T (menit) T1 (oC) T2 (
oC)
5 100
10
15
20
25
30
35
40
8. Lakukan langkah di atas dengan menggunakan bahan uji yang berbeda.
20
TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan pengertian dari konduktivitas suatu benda !
2. Bila tebal bahan diperbesar dua kali, kondisi yang lain tetap, besaran apa yang
berubah ? Jelaskan !
3. Ada berapa macam bentuk perpindahan panas, jelaskan dan beri contoh ?
4. Mengapa pemanasan menggunakan ketel uap, tidak langsung menggunakan
pemanas listrik ?
5. Apa fungsi lubang keluaran uap pada ketel ini ?
TUGAS LAPORAN RESMI
1. Hitunglah konduktivitas panas dari masing-masing bahan uji secara grafik
(lebih baik menggunakan kertas grafik semi-log)!
2. Carilah harga konduktivitas bahan-bahan uji tersebut dalam literatur !
Bandingkan dengan hasil eksperimen anda !
3. Tentukan span pengukuran , range pengukuran , linieritas (output ideal ), %
histeresis sebagai fsd.
21
PERCOBAAN P-4
GAYA ANGKAT FLUIDA STATIS
TUJUAN
1. Memahami fenomena gaya angkat pada fluida statis.
2. Menentukan besar gaya angkat oleh fluida statis dan massa jenis fluida.
ALAT-ALAT TANG DIPERGUNAKAN
Timbangan digital, mistar, gelas ukur, neraca pegas, larutan garam, minyak,
tali/benang, tissue kering dan benda kerja (balok A dan B).
DASAR TEORI
Fluida dalam keadaan diam (statis) apabila dimasukkan sebuah massa di
dalamnya, maka fluida akan memberikan gaya angkat sebesar berat fluida yang
dipindahkan. Hal ini sesuai dengan Hukum Archimedes yang dapat menerangkan
bagaimana suatu benda dapat terapung, melayang, dan tenggelam dalam fluida.
Ketiga kondisi tersebut dapat ditentukan dengan membandingkan massa jenis fluida
dan massa jenis benda.
Gambar 1. Gaya angkat fluida pada tiga kondisi benda dalam fluida statik
Oleh karena benda yang tercelup dalam fluida mendapatkan gaya angkat dari
fluida, dengan demikian berat benda di dalam fluida (Wf) menjadi lebih kecil
dibandingkan berat benda di udara (Wu).
gVF ffA (1)
Auf FWW (2)
dengan:
Wf = berat benda di dalam fluida (N)
Wu = berat benda di udara (N)
FA = gaya angkat fluida (N)
f = massa jenis fluida (kg/m3)
Vf = volume benda di dalam fluida (m3)
CARA MELAKUKAN PERCOBAAN
Langkah kerja dalam percobaan gaya angkat pada fluida statis adalah sebagai
berikut.
1. Mengukur berat balok A dan B dengan menggunakan neraca pegas.
22
2. Mengukur massa jenis larutan garam dan minyak dengan mengukur massa
fluida per 200 mL menggunakan gelas ukur dan timbangan digital.
3. Mengaitkan balok A dengan neraca pegas dan mencelupkan balok A kedalam
larutan garam. (lihat Gambar 2)
neraca pegas
fluida
benda kerja
Gambar 2. Skema percobaan gaya angkat fluida
4. Ukur besarnya gaya yang ditunjukkan pada skala neraca pegas untuk balok yang
tercelup air 1/3 bagian,
2/3 bagian, dan tercelup seluruhnya. (Catatan: lakukan
pengambilan data sebanyak tiga kali untuk masing-masing perlakuan)
5. Mengulang langkah kerja pada poin (2) hingga (3) untuk percobaan dengan
menggunakan fluida berupa minyak.
6. Mengulang langkah kerja pada poin (2) hingga (4) untuk percobaan dengan
menggunakan benda kerja berupa balok B.
7. Memasukkan semua data percobaan pada tabel berikut.
Fluida: ………………
Percobaan ke-
I II III
Balok A
Wu = …. N
1/3 bagian
2/3 bagian
semua bagian
Balok B
Wu = …. N
1/3 bagian
2/3 bagian
semua bagian
TUGAS PENDAHULUAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1. Jelaskan pengertian fluida, massa jenis, berat jenis, specific gravity, tekanan
hidrostatik, serta gaya angkat fluida!
2. Dapatkan persamaan matematis gaya angkat fluida, FA, dengan menggunakan
prinsip hidrostatika!
23
3. Dapatkah massa jenis suatu fluida ditentukan berdasarkan fenomena gaya angkat
oleh fluida statis? Jelaskan bagaimana caranya serta apa saja kelebihan dan
kekurangan dari metode ini?
4. Sebutkan dan jelaskan fenomena seta aplikasi pada kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan gaya angkat pada fluida statis. (minimal 2 jenis masing-masing
praktikan dan harus berbeda satu sama lain)
TUGAS LAPORAN RESMI
Lengkapi analisis data dan pembahasan laporan resmi praktikum dengan
mengikuti prosedur dan menjawab seluruh pertanyaan berikut ini.
1. Bandingkan besarnya massa jenis fluida bedasarkan pengukuran langsung dengan
hasil perhitungan.
2. Buatlah grafik fungsi gaya angkat fluida terhadap volume benda yang tercelup di
dalam fluida.
3. Berikan kesimpulan dari percobaan ini terhadap Hukum Archimedes tentang gaya
angkat fluida statik.
4. Berikan saran dan rekomendasi dari hasil percobaan ini.
24
PERCOBAAN P-5
FLUIDA DINAMIS
TUJUAN
1. Mengetahui aplikasi fluida dinamik dalam kaitannya dengan pengukuran besaran
fisis tekanan, kecepatan aliran dan debit fluida.
2. Mampu menganalisis dinamika fluida berdasarkan Hukum Bernoulli dan prinsip
kontinuitas massa.
ALAT-ALAT YANG DIPERGUNAKAN
Peralatan yang digunakan antara lain: satu set alat praktikum fluida dinamik
(menara air), gelas ukur, stopwatch, mistar ukur/meteran, lubang venturi A1/A2/A3.
DASAR TEORI
Fluida tak mampu mampat (incompressible fluid) yang mengalir pada pipa
venturi akan memenuhi persamaan kontinuitas masa, persamaan kekekalan energi
dan kekekalan momentum yang direpresentasikan dalam hukum Bernoulli.
z
y
x
Gambar 1. Aliran fluida dalam venturimeter dengan beda kedudukan
Persamaan Bernoulli dinyatakan sebagai berikut.
CgzVp 2
21 (1)
dengan:
p = tekanan eksternal pada fluida
2
21 V = tekanan per satuan volume akibat energi kinetik fluida
gz = tekanan per satuan volume akibat energi potensial fluida
CARA MELAKUKAN PERCOBAAN
Prosedur pelaksanaan percobaan fluida dinamik adalah sebagai berikut.
1. Mengisi air pada bejana air hingga mencapai batas ketinggian yang ada pada
bejana ( 40 cm).
2. Mengukur diameter lubang venturi A1, A2, A3 dan menghitung luas permukaan
masing-masing lubang venturi.
3. Mengukur debit air yang keluar pada ketiga venturi (posisi valve/kran air terbuka)
dengan menampung air yang tumpah selama 15 detik.
25
4. Mengukur jarak pancaran air yang keluar dari venturi pada ketinggian dari tanah
(y0) tertentu untuk kondisi hanya satu lubang venturi terbuka. Pengukuran jarak
pancaran air dilakukan tiga kali. (Setting peralatan percobaan pada Gambar 2)
y
bejana air
x
valve lubang venturi
y0
x
Gambar 2. Skema percobaan fluida dinamis
5. Mengulangi langkah pada butir ke-3 untuk kondisi dua lubang venturi dan tiga
lubang venturi terbuka.
Percobaan ke-
Pancaran air
I II III
A1 A1 A2 A1 A2 A3
x1
x2
x3
6. Menghitung debit air berdasarkan pendekatan kinematika gerak pada pancaran air
dan prinsip kontinuitas massa.
a. Prinsip kontinuitas massa (debit fluida)
VAQ . (2)
b. Kinematika gerak (GLB dan GLBB) 2
21
0 gttVyy oy (3)
tVx x . (4)
TUGAS PENDAHULUAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1. Jelaskan pengertian fluida, fluida sebagai kontinum, debit fluida, serta energi
kinetik dan potensial.
2. Dapatkan hubungan matematis dari besaran energi kinetik, energi potensial, dan
momentum pada aliran fluida.
3. Dapatkan persamaan Bernoulli {pers. (1)}pada aliran fluida dengan
menggunakan prinsip kekekalan energi mekanik.
26
4. Sebutkan dan jelaskan fenomena seta aplikasi dinamika fluida pada kehidupan
sehari-hari. (minimal 2 jenis masing-masing praktikan dan harus berbeda satu
sama lain)
TUGAS LAPORAN RESMI
Lengkapi analisis data dan pembahasan laporan resmi praktikum dengan
mengikuti prosedur dan menjawab seluruh pertanyaan berikut ini.
1. Bandingkan besarnya debit air yang dipancarkan oleh venturi dari hasil
pengukuran langsung dan perhitungan.
2. Buatlah grafik yang berhubungan dengan posisi dan jumlah venturi terhadap jarak
pancaran air dari lubang venturi.
3. Berikan kesimpulan dari percobaan ini terhadap Hukum Bernoulli.
4. Berikan saran dan rekomendasi dari hasil percobaan ini.
27
T 2Ia
m g L
PERCOBAAN P-6
FREKUENSI NATURAL BANDUL FISIS
TUJUAN
Menentukan Frekuensi Natural dari Bandul Fisis dan beberapa faktor yang
mempengaruhinya .
PERALATAN YANG DIGUNAKAN ;
1). Batang logam dengan panjang dan massa tertentu .
2). Piringan logam dengan jari2 dan massa tertentu .
TEORI ;
Bandul fisis berupa batang logam dengan panjang L , dan berat m.g disimpangkan
dari posisi setimbangnya dengan simpangan cukup kecil . Periode bandul ini adalah ;
dimana ;
Ia = momen inersia bandul terhadap titik gantung A .
m.g = berat bandul .
L = jarak titik berat bandul ke titik penggantung .
CARA MELAKUKAN PERCOBAAN ;
1). Gantungkan batang pada salah satu ujungnya . Simpangkan bandul dari keadaan
setimbang .
2). Catatlah waktu yang diperlukan bandul untuk melakukan 10 kali getaran
sempurna .
3). Ulangi langkah 2 sebanyak 3 kali dengan sudut simpangan yang berbeda .
4). Tambahkan piringan pada ujung bawah batang .
5). Lakukan langkah 2 dan 3 bagi getaran batang dan piringan
6). Ubah letak posisi piringan yang ditempelkan pada batang pada posisi lain
kemudian lakukan langkah 2 dan 3 .
28
TUGAS PENDAHULUAN .
1). Dengan menggunakan Dalil Pergeseran sumbu sejajar , ,
hitunglah momen inersia dari masing2 Bandul terhadap titik P yan berjarak 1/3
L dari salah satu ujungnya .
2). Apakah jari2 Girasi itu ?? Berapakah jari2 Girasi dari sebuah Bola, Cincin,
Silinder Pejal terhadap salah satu titik pada kulit permukaan benda2 tersebut .
TUGAS LAPORAN RESMI .
1). Turunkan persamaan yang dipakai untuk menghitung periode getaran
2). Berapakah besarnya percepatan gravitasi di daerah pengukuran ini ?
3). Berapakah jari2 Girasi dari batang yang digantungkan pada salah satu ujungnya ?
4). Hitunglah periode dari masing2 bandul fisis yan dipakai .
5). Simpulkan hal2 penting yang diperoleh dari percobaan ini ?
Ia Io m x2
29
TATA TERTIB dan SANKSI
I. TATA TERTIB.
Setiap mahasiswa yang melakukan praktikum di Laboratorium Fisika Rekayasa
wajib mengikuti tata tertib sebagai berikut :
1. Setiap praktikan (mahasiswa yang melakukan praktikum) diharuskan hadir
paling lambat 30 menit setelah jam praktikum dimulai.
2. Setiap praktikan diwajibkan melepas alas kaki, bila masuk ke dalam
laboratorium Fisika Rekayasa.
3. Semua tas dan perlengkapan lain kepunyaan praktikan harus diletakkan
ditempat yang telah ditentukan, tidak diperbolehkan dibawa ke meja
praktikum, kecuali buku petunjuk praktikum dan alat-alat tulis yang
diperlukan.
4. Sebelum memasuki laboratorium Fisika Rekayasa, praktikan diwajibkan
berpakaian sopan (tidak boleh memakai kaos oblong) dan tidak
diperbolehkan memakai topi, merokok, membuat keributan dan sebagainya.
5. Sebelum melakukan percobaan,
Setiap praktikan harus telah (ditulis dengan tangan) :
Mengerjakan Tugas Pendahuluan yang ada di buku Petunjuk Praktikum
Fisika Rekayasa,
Setiap kelompok harus telah (ditulis dengan tangan):
Mempersiapkan Laporan Resmi yang terdiri dari :
BAB I : PENDAHULUAN
berisi tujuan praktikum untuk percobaan tersebut
BAB II : TEORI
berisi teori mengenai percobaan tersebut
BAB III : METODOLOGI
Berisi alat-alat yang dipergunakan dan cara melakukan
percobaan.
Mempersiapkan pula kertas karbon dan kertas grafik bila diperlukan.
6. Praktikan dilarang mengerjakan Tugas Pendahuluan di dalam Ruang
Laboratorium Fisika Rekayasa, selama melakukan kegiatan praktikum.
7. Sebelum melakukan praktikum, praktikan terelbih dulu meminjam peralatan
yang diperlukan untuk praktikum yang bersangkutan pada laboran (karyawan
laboratorium), dengan bon peminjaman.
8. Setiap praktikan wajib menjaga peralatan agar tidak hilang atau rusak.
9. Praktikan mempersiapkan dan merangkai peralatan untuk praktikum bersama
kelompoknya, dan baru boleh melakukan percobaan setelah diperiksa dan
dinyatakan siap oleh asisten.
10. Selama praktikum, praktikan diwajibkan menyelesaikan tugasnya pada meja
yang telah disediakan (melakukan percobaan, membuat laporan sementara
dan laporan resmi) untuk praktikum yang bersangkutan, kecuali atas izin
asisten.
30
11. Hasil percobaan ditulis dalam lembar Laporan Sementara, diisikan dalam
kolom-kolom tabel yang dipersiapkan terlebih dahulu. Laporan sementara
dibuat sebanyak satu rangkap saja dan dilaporkan pada asisten untuk ditanda
tangani sebagai persetujuan.
12. Dari hasil Laporan Sementara yang telah disetujui oleh asisten tersebut,
praktikan membuat Laporan Resmi sesuai dengan tugas yang diberikan dalam
buku petunjuk. Kemudian diserahkan kepada asisten masing-masing dengan
dilampiri laporan sementara.
13. Bila praktikan keluar atau masuk ruang Laboratorium Rekayasa, harus
melaporkandan minta izin kepada asisten.
14. Bila tugas dan kegiatan praktikum telah selesai, praktikan diharuskan
meninggalkan ruang Laboratorium Fisika Rekayasa.
II. SANKSI
Sanksi diberikan bila tidak mematuhi atau melanggar tata tertib yang telah
ditetapkan di atas.
1. Pelanggaran terhadap poin :
I.1. Tidak diperkenankan melakukan praktikum materi yang bersangkutan.
I.2., I.3., dan I.4. Ditegur oleh asisten/laboran dan bila tetap tidak
mengindahkan, maka tidak diperkenankan melakukan praktikum.
I.5.Pelaksanaan praktikum ditunda dan akan dilaksanakan pada hari yang
ditentukan kemudian.
I.6. Ditegur oleh asisten dan bila tetap tidak mengindahkan, maka tidak
diperkenankan melakukan praktikum, dan sanksi sama dengan sanksi
untuk pelanggaran I.5.
I.7. Tidak dapat melakukan kegiatan praktikum.
I.8. Wajib mengganti, dan tidak diperkenankan melakukan praktikum
berikutnya bila belum mennganti peralatan yang hilang atau rusak tsb.
I.9. Hasil percobaan tidak diakui asisten.
I.10., I.11., I.12. Ditegur oleh asisten, bila tidak mengindahkan, maka hasil
praktikum dibatalkan oleh asisten.
I.13. Ditegur oleh asisten dan bila tetap tidak mengindahkan, maka tidak
diperkenankan melakukan praktikum,
I.14. Ditegur oleh assiten/laboran.
2. Praktikan yang melakukan kecurangan dalam melakukan percobaan, maka
hasil praktikumnya dibatalakan, dan tidak diperkenankan melakukan
praktkum untuk percobaan tersebut.
3. Sanksi lain yang tidak termasuk dalam sanksi-sanksi diatas, akan ditentukan
oleh kepala Laboratorium Fisika Rekayasa, berdasar pada jenis
pelanggarannya.
Surabaya, Oktober 2011
Laboratorium Fisika Rekayasa