panduan untuk program operasi bakti sosial · pdf filesetiap saat harus selalu mengikuti...

9
1 Diperbarui pada 15.12.2014 Tujuan: Smile Train didirikan dengan prinsip dasar bekerja dengan dokter-dokter setempat sehingga memungkinkan dan memberdayakan mereka agar dapat memberikan tindakan yang aman dan berkualitas untuk anak-anak penderita sumbing. Namun, Smile Train juga menyadari bahwa ada beberapa daerah di dunia yang kekurangan tenaga medis dan sumber daya medis, tapi memiliki kebutuhan yang besar. Smile Train mendukung program-program operasi bakti sosial baik di negara tempat mereka beroperasi (di daerah terpencil) maupun di negara-negara yang kekurangan infrastruktur medis untuk menangani sumbing. Walau tujuan dari program operasi bakti sosial ini adalah untuk memperluas akses untuk mendapatkan operasi, keselamatan dan kualitas tetap menjadi prioritas utama. Smile Train berkomitmen untuk memastikan bahwa tidak ada anak yang menerima prosedur yang risikonya mencapai tingkat yang tidak dapat diterima, dan bahwa operasi yang diberikan berkualitas tinggi. Panduan berikut ini telah dirancang secara khusus untuk program operasi bakti sosial dan telah ditinjau oleh para anggota Dewan Penasihat Medis (Medical Advisory Board) Smile Train. Semua program Smile Train setiap saat harus selalu mengikuti Protokol Keselamatan & Kualitas. Panduan ini dimaksudkan sebagai penunjang untuk memastikan ditingkatkannya perawatan dan kehati-hatian saat program operasi bakti sosial dilakukan di luar fasilitas yang dimiliki tim medis. BAGIAN 1: OPERASI BAKTI SOSIAL - PERSYARATAN UMUM Syarat 1.1: Perencanaan Program Saat merencanakan suatu program operasi bakti sosial Smile Train, mitra harus bekerja secara erat dengan staf Smile Train. Semua dokter bedah dan rumah sakit mitra Smile Train harus telah disetujui oleh staf Smile Train dan terdaftar di Smail Train Express sebelum melakukan operasi apapun. Harap mengirim email ke [email protected] jika Anda memiliki pertanyaan tentang proses ini. Untuk menerima penggantian pembayaran untuk tindakan operasi, semua operasi yang dilakukan sebelumnya harus dicatat di Smile Train Express dan, bila sudah jatuh tempo, laporan dana bantuan final harus sudah diterima. Operasi harus terdaftar di rumah sakit tempat operasi tersebut dilaksanakan. Jika lokasi operasi bukan rumah sakit mitra, maka harus dicatat sebagai afiliasi dari rumah sakit/organisasi mitra yang telah membina hubungan dengan Smile Train. Syarat 1.2: Etik Prioritas utama adalah memberikan perawatan yang aman, berkualitas dan bagi penderita bibir sumbing. Ini termasuk kewajiban untuk menyelamatkan nyawa, meringankan penderitaan, dan tidak membahayakan pasien. Pernyataan bahwa "melakukan sesuatu lebih baik daripada tidak sama sekali" tidak dapat diterima dan tidak etis. PANDUAN UNTUK PROGRAM OPERASI BAKTI SOSIAL

Upload: vokhue

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PANDUAN UNTUK PROGRAM OPERASI BAKTI SOSIAL · PDF filesetiap saat harus selalu mengikuti Protokol Keselamatan & Kualitas. Panduan ini dimaksudkan sebagai ... membahayakan pasien

1

Diperbarui pada 15.12.2014

Tujuan: Smile Train didirikan dengan prinsip dasar bekerja dengan dokter-dokter setempat sehingga

memungkinkan dan memberdayakan mereka agar dapat memberikan tindakan yang aman dan berkualitas untuk

anak-anak penderita sumbing. Namun, Smile Train juga menyadari bahwa ada beberapa daerah di dunia yang

kekurangan tenaga medis dan sumber daya medis, tapi memiliki kebutuhan yang besar. Smile Train mendukung

program-program operasi bakti sosial baik di negara tempat mereka beroperasi (di daerah terpencil) maupun di

negara-negara yang kekurangan infrastruktur medis untuk menangani sumbing. Walau tujuan dari program

operasi bakti sosial ini adalah untuk memperluas akses untuk mendapatkan operasi, keselamatan dan kualitas

tetap menjadi prioritas utama. Smile Train berkomitmen untuk memastikan bahwa tidak ada anak yang

menerima prosedur yang risikonya mencapai tingkat yang tidak dapat diterima, dan bahwa operasi yang

diberikan berkualitas tinggi.

Panduan berikut ini telah dirancang secara khusus untuk program operasi bakti sosial dan telah ditinjau oleh

para anggota Dewan Penasihat Medis (Medical Advisory Board) Smile Train. Semua program Smile Train

setiap saat harus selalu mengikuti Protokol Keselamatan & Kualitas. Panduan ini dimaksudkan sebagai

penunjang untuk memastikan ditingkatkannya perawatan dan kehati-hatian saat program operasi bakti sosial

dilakukan di luar fasilitas yang dimiliki tim medis.

BAGIAN 1: OPERASI BAKTI SOSIAL - PERSYARATAN UMUM

Syarat 1.1: Perencanaan Program

Saat merencanakan suatu program operasi bakti sosial Smile Train, mitra harus bekerja secara erat

dengan staf Smile Train.

Semua dokter bedah dan rumah sakit mitra Smile Train harus telah disetujui oleh staf Smile Train dan

terdaftar di Smail Train Express sebelum melakukan operasi apapun. Harap mengirim email ke

[email protected] jika Anda memiliki pertanyaan tentang proses ini.

Untuk menerima penggantian pembayaran untuk tindakan operasi, semua operasi yang dilakukan

sebelumnya harus dicatat di Smile Train Express dan, bila sudah jatuh tempo, laporan dana bantuan final

harus sudah diterima.

Operasi harus terdaftar di rumah sakit tempat operasi tersebut dilaksanakan. Jika lokasi operasi bukan

rumah sakit mitra, maka harus dicatat sebagai afiliasi dari rumah sakit/organisasi mitra yang telah

membina hubungan dengan Smile Train.

Syarat 1.2: Etik

Prioritas utama adalah memberikan perawatan yang aman, berkualitas dan bagi penderita bibir sumbing.

Ini termasuk kewajiban untuk menyelamatkan nyawa, meringankan penderitaan, dan tidak

membahayakan pasien. Pernyataan bahwa "melakukan sesuatu lebih baik daripada tidak sama sekali"

tidak dapat diterima dan tidak etis.

PANDUAN UNTUK PROGRAM OPERASI BAKTI SOSIAL

Page 2: PANDUAN UNTUK PROGRAM OPERASI BAKTI SOSIAL · PDF filesetiap saat harus selalu mengikuti Protokol Keselamatan & Kualitas. Panduan ini dimaksudkan sebagai ... membahayakan pasien

2

Diperbarui pada 15.12.2014

Diskriminasi berdasarkan ras, agama, jenis kelamin, kelompok etnis, kebangsaan, status keuangan, atau

orientasi seksual pasien tidak boleh terjadi. Semua keputusan tentang apakah seorang pasien merupakan

kandidat yang tepat untuk operasi harus diambil dengan konservatif dan berdasarkan pertimbangan

medis.

Syarat 1.3: Lokasi Program

Operasi yang disponsori Smile Train tidak boleh dilaksanakan di tempat selain rumah sakit yang

berfungsi baik (misalnya, tidak boleh di sekolah, balai desa, dst.).

Rumah sakit tersebut harus memiliki hal-hal berikut ini (lihat Bagian 2 untuk detailnya):

o Ruang operasi tempat tindakan operasi dengan bius total biasa dilakukan

o Tersedianya staf medis dan paramedis yang sesuai

o Tempat tidur dalam jumlah cukup untuk mengantisipasi jumlah pasien yang akan dirawat

o Standar kesehatan dan sterilisasi yang dapat diterima secara medis

Syarat 1.4: Populasi/Kebutuhan Pasien

Kebutuhan akan program operasi bakti sosial di daerah tujuan harus dijelaskan. Untuk melakukan

validasi atas asumsi kebutuhan tersebut, analisa atas pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat membantu

proses pengambilan keputusan:

o Siapa yang meminta dilaksanakannya program?

o Apa dasar dari permintaan tersebut?

o Apakah program ini merupakan pilihan medis yang dapat diterima di wilayah itu?

o Apakah wilayah tersebut telah mendapat cukup bantuan dari Smile Train atau organisasi atau

individu pemerhati bibir sumbing lainnya?

o Berapa jumlah pasien yang diperkirakan untuk program ini?

o Apakah biaya untuk mengirim tim yang akan melakukan operasi sumbing serta biaya terkait

sebanding dengan jumlah pasien yang akan ditangani?

Pertimbangan & Rekomendasi Tambahan

Program dan tim penyuluhan operasi harus diundang oleh komunitas tempat operasi bakti sosial akan

dilaksanakan.

Kunjungan pra-penyuluhan dengan menggunakan Protokol Keselamatan & Kualitas, Pendataan

(Checklist) Mitra Baru, dan Panduan untuk Operasi Bakti Sosial ini harus dilaksanakan sebelum

menjadwalkan program operasi bakti sosial:

o Kunjungan ke lokasi sangat direkomendasikan agar dilakukan oleh setidaknya satu staff mitra

Smile Train atau staf Smile Train dan didampingi oleh ahli anestesi yang berpengalaman di

program operasi bakti sosial di negara-negara berkembang.

o Kunjungan ke lokasi ini akan mengevaluasi kelayakan rumah sakit secara menyeluruh untuk

melakukan operasi celah bibir dan langit-langit dengan bius total, sama seperti evaluasi yang

dilakukan terhadap semua calon mitra Smile Train.

Selain mengevaluasi kebutuhan para pasien, kunjungan ke lokasi sebelum program bakti sosial juga

harus mempertimbangkan hal-hal berikut:

o Koordinasi: Mengidentifikasi cakupan tugas dan tanggung jawab, dan mendapatkan informasi

kontak (alamat, nomor yang bisa dihubungi, email, dlsb) dari semua personel lokal yang

berkoordinasi dengan Smile Train.

o Fasilitas: Apakah fasilitas tersebut memiliki ruangan, layanan, staf, dan perlengkapan yang

diperlukan untuk penyaringan pasien pra-operasi dan menyediakan perawatan selama operasi

sumbing, sebagaimana disebutkan dalam Protokol Keselamatan & Kualitas Smile Train.

Apakah akan tersedia penerjemah yang kompeten, dalam jumlah cukup jika daerah yang dipilih

memiliki kendala bahasa?

Page 3: PANDUAN UNTUK PROGRAM OPERASI BAKTI SOSIAL · PDF filesetiap saat harus selalu mengikuti Protokol Keselamatan & Kualitas. Panduan ini dimaksudkan sebagai ... membahayakan pasien

3

Diperbarui pada 15.12.2014

o Dukungan Logistik: Apakah tersedia makanan, penginapan dan transportasi yang cukup bagi tim,

pasien, dan juga keluarga mereka?

o Dukungan Profesional: Apakah para anggota dari komunitas profesional lokal berkomitmen

untuk membantu perawatan pasien dan memberikan perawatan lanjutan yang diperlukan setelah

tim pergi?

o Dukungan Komunitas: Dukungan seperti apa yang dapat diharapkan dari pemerintah lokal,

organisasi relawan, dan komunitas lokal?

O Keselamatan Tim: Apakah lokasinya aman untuk dikunjungi?

BAGIAN 2: OPERASI BAKTI SOSIAL - PERSYARATAN BAGI RUMAH SAKIT

Syarat 2.1: Pendirian Fasilitas

Daya listrik harus konsisten, atau dapat diandalkan dan sistem cadangan harus cepat tersedia sebagai

persiapan jika terjadi gangguan.

Pasokan oksigen dan dinitrogen oksida (nitrous oxide) atau anestesi lainnya untuk semua area perawatan

selama berlangsungnya program termasuk cadangan yang cukup jika sumber utamanya gagal (mis.

oksigen cadangan yang cukup untuk perawatan dalam kasus yang diperkirakan paling panjang, termasuk

pemulihan).

o Jika pasokan gas terpusat tidak tersedia, gas tabung silinder dengan cadangannya harus dimiliki.

Terkait dengan Ruang Operasi (ruang OK), harus tersedia:

o Sekurangnya satu ruang OK dengan satu atau dua meja yang hanya digunakan untuk dan selama

program operasi bakti sosial

o Jumlah lampu di ruang OK yang mencukupi (sebaiknya minimal terdapat satu lampu yang

dipasang di langit-langit)

o Kulkas di area ruang operasi

Akses ke bank/unit penyimpanan darah dengan:

o Kemampuan untuk menyediakan darah lengkap atau paket sel darah merah segar dengan

kecocokan silang, bertipe spesifik, atau O negatif yang telah diuji untuk hepatitis B dan C serta

HIV.

o Kemampuan untuk mendapatkan darah dari bank pada jam berapa pun setiap hari jika terjadi

pendarahan yang signifikan.

Pertimbangan & Rekomendasi Tambahan

Direkomendasikan untuk memiliki pasokan oksigen darurat untuk 6 jam.

Jika tersedia, sterilisasi autoklaf juga direkomendasikan untuk perlengkapan yang harus digunakan

kembali. Desinfektan semacam Cidex juga dapat digunakan jika autoklaf tidak tersedia.

Pertimbangan lainnya bagi bank darah:

o Direkomendasikan untuk melakukan operasi di fasilitas yang bank darah tersedia di lokasi.

o Jika bank darah tidak tersedia di lokasi, waktu yang diperlukan untuk mendapatkan sejumlah

darah yang diperlukan dan lokasi bank harus diketahui secara tepat sebelum pasien pertama

berada di meja operasi.

o Sebelum memulai operasi, sangat direkomendasikan untuk mengonfirmasi bahwa sedikitnya 2

unit darah telah tersedia jika diperlukan.

Ketersediaan layanan laboratorium dan radiologi, karena dibutuhkan untuk penyelidikan pra-operasi

untuk melakukan HB/CBC/BT/CT/WBC, analisa urea darah, dan gula/urin rutin/HIV/hepatitis/HCV.

Rontgen dada harus tersedia.

Page 4: PANDUAN UNTUK PROGRAM OPERASI BAKTI SOSIAL · PDF filesetiap saat harus selalu mengikuti Protokol Keselamatan & Kualitas. Panduan ini dimaksudkan sebagai ... membahayakan pasien

4

Diperbarui pada 15.12.2014

Syarat 2.2: Perlengkapan

Tim anestesi harus selalu mengetahui dan izin sudah didapat sebelum melanjutkan pengaturan apa pun

yang terkait dengan perlengkapan.

Pengisap yang berfungsi tersedia di setiap meja OK dan di area pemulihan. Penghisap harus selalu

tersedia dengan segera di semua area perawatan lainnya. Minimal dua mesin penghisap yang berfungsi

dengan kanula penghisap sekali pakai harus tersedia.

Alat penguap (vaporizer) untuk bius total, satu di setiap meja

Mesin elektrokauter - satu buah per meja, dengan lead sekali pakai

Tim harus memiliki akses cepat dan mudah ke perlengkapan darurat seperti:

o Perangkat Krikotirotomi

o Jarum Intraoseus

o Defribilator dengan pedal pediatrik

Pertimbangan & Rekomendasi Tambahan

Pertimbangan berikut ini harus diambil sehubungan dengan sistem pemberian anestesi dan alat

pemonitor pasien: o Alat tersebut harus secara tepat memberikan anestesi volatile yang dikenali oleh semua penyedia

perawatan anestesi.

o Jika mesinnya menggunakan listrik, maka akan bermanfaat jika memiliki baterai cadangan

seandainya terjadi gangguan tenaga listrik.

o Bahwa alat penguap yang akan digunakan sesuai dengan mesin anestesi di lokasi harus

dikonfirmasikan sebelum program berlangsung (jika tim membawa alat penguap yang akan

disambungkan ke mesin anestesi yang tersedia). Jika ahli anestesi tidak termasuk bagian dari tim

kunjungan ke lokasi pra-operasi bakti sosial, foto dari mesin anestesi harus diambil saat

kunjungan dan dikirimkan ke ahli anestesi tersebut sehingga alat penguap yang tepat dan cocok

dapat disiapkan.

Ketersediaan akan beberapa perlengkapan penanganan jalur udara pernapasan berikut ini:

o Terdapat pasokan masker penutup wajah, sirkuit anestesi, bilah laringoskopi, dan tabung

endotrakea yang tersedia dalam berbagai ukuran.

o Masker katup kantung yang dapat mengembang dengan sendirinya

o Bronkoskopi serat optik, jika memungkinkan

o Jalan Udara Masker Laring dalam berbagai ukuran yang lengkap

o Laboratorium Stat (alat penguji titik perawatan seperti i-STAT)

Disarankan juga untuk selalu siap dengan senter dan baterai

Syarat 2.3: Pasokan

Saat memperkirakan kebutuhan bahan steril, hukum/standar/prosedur lokal harus ditinjau ulang dan

dipertimbangkan terlebih dahulu untuk memastikan bahwa jumlah pasokan yang cukup dapat terpenuhi

selama berlangsungnya program, khususnya untuk:

o Benang jahit operasi (suture)

o Pakaian dokter bedah

o Kain operasi

o Lembaran kain kasa steril

o Sarung tangan steril sekali pakai

o Sarung tangan bersih (tidak harus steril) yang digunakan selama pengisapan, memulai infus, dll.

Panduan untuk perakitan dan penggunaan paket tenggorokan termasuk:

o Paket tenggorokan biasanya terbuat dari kain kasa steril 4X4 atau spons operasi 4X8 dan benang

operasi sutra 2-0. Benang harus dijahit di ujung beberapa spons/kain kasa dan diikat dengan

simpul mati.

Page 5: PANDUAN UNTUK PROGRAM OPERASI BAKTI SOSIAL · PDF filesetiap saat harus selalu mengikuti Protokol Keselamatan & Kualitas. Panduan ini dimaksudkan sebagai ... membahayakan pasien

5

Diperbarui pada 15.12.2014

o Setiap paket tenggorokan yang dimasukkan harus memiliki "tanda" benang yang tergantung di

sebelah luar bagian yang dioperasi dan mudah dilihat, sebagai penanda visual bahwa paket

tenggorokan tengah digunakan. Jika lebih dari satu paket tenggorokan digunakan pada satu

pasien, jumlah total paket harus ditunjukkan dengan jumlah "tanda" benang secara visual. Selain

"tanda" benang, beberapa jenis tanda visual tambahan lainnya (penanda, pita perekat di dahi,

catatan anestesi, jenis tanda lainnya yang disepakati tim) harus digunakan untuk menunjukkan

penempatan paket tenggorokan secara jelas.

o SEMUA anggota tim yang terkait dengan operasi pasien bertanggung jawab sama besarnya

untuk memastikan dikeluarkannya paket sebelum pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.

Pertimbangan & Rekomendasi Tambahan

Direkomendasikan untuk memiliki rutinitas dan pasokan akses vaskular darurat berikut ini:

o Kateter IV dengan beragam ukuran dan semua bahan yang diperlukan untuk melakukan akses IV

o Pita perekat atau balut oklusif

o Larutan IV isotonik

o Perangkat buret IV untuk pasien lebih kecil

o Perangkat IV reguler

o Perangkat jalur vena pusat, cukup satu atau dua

o Perangkat jalur vena arteri, cukup satu atau dua

o Perangkat IV pemberian darah

Syarat 2.4: Pengobatan

Saat ini tidak diperlukan pengobatan, namun rekomendasi berikut harus dipertimbangkan.

Pertimbangan & Rekomendasi Tambahan

Anestesi standar/pengobatan analgesik berikut ini lebih diutamakan:

o Obat reversal untuk relaksan otot non-depolarisasi, seperti neostigmin ditambah glikopirolat atau

atropin

o Anestesi lokal seperti bupivakain 0.25% dan 0.5% atau ropivakain 0.2% dan 0.5%, baik

dicampur sebelumnya dengan epiferin atau dengan epiferin 1mg/mL yang tersedia untuk

campuran

o Analgesik seperti asetaminofen, ketorolac, ibuprofen, dan obat-obat lainnya untuk mengatasi

rasa sakit termasuk supositoria rektum

o Antibiotik profilaktik

Kami sangat merekomendasikan agar pengobatan berikut ini selalu tersedia:

o Pengobatan yang diperlukan untuk Pendukung Pacu Jantung Lanjutan (ACLS: Advanced

Cardiac Life Support) atau Pendukung Hidup Lanjutan untuk Anak-Anak (PALS: Pediatric

Advanced Life Support) seperti epineferin, vasopresin, atropin, sodium bikarbonat, kalsium

glukonat, magnesium sulfat, amiodaron, lidokain, and dopamin

o Bronkodilator yang sesuai

o Penekan (pressor) termasuk fenilefrin dan efedrin

o Obat-obatan antidisritmik jantung/pengontrol ritme termasuk lidokain, esmolol, adenosin,

verapamil, digoksin, dan amiodaron

o Nalokson jika merencanakan penggunaan narkotik

o Furosemid untuk mengatasi edema paru

o Pengobatan untuk mengatasi anafilaksis seperti epineferin, deksametason, difenhaidramin, dan

antihistamin lainnya

o Antibiotik berspektrum luas sebagaimana dipilih oleh ahli bedah

o Perangkat profilaksis pasca terpapar Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan alat uji cepat

terhadap antibodi HIV

Page 6: PANDUAN UNTUK PROGRAM OPERASI BAKTI SOSIAL · PDF filesetiap saat harus selalu mengikuti Protokol Keselamatan & Kualitas. Panduan ini dimaksudkan sebagai ... membahayakan pasien

6

Diperbarui pada 15.12.2014

O Dantralon sodium (Dantrium) untuk mengatasi hipertermia yang parah

BAGIAN 3: OPERASI BAKTI SOSIAL - PERSYARATAN PENERIMAAN STAF

Persyaratan 3.1: Dokumentasi

Seluruh staf medis yang berpartisipasi dalam program operasi bakti sosial ini harus telah terdaftar di

kantor pemerintahan yang sesuai di negara tempat program dilaksanakan dan memiliki dokumen/bebas

kerja seperti surat izin praktik dan/atau visa.

Persyaratan 3.2: Koordinator Program Operasi Bakti Sosial

Koordinator Program Operasi Bakti Sosial, yang ditentukan dan diberi kewenangan oleh mitra yang

merencanakan program bakti sosial, bertanggung jawab untuk menghimpun pasien, memfasilitasi

pengaturan lokal dengan berfungsi sebagai penghubung utama dengan anggota masyarakat yang

bersangkutan, dan untuk memastikan keamanan tim. Secara spesifik:

o Pasien: Koordinator harus diberikan pengarahan yang baik tentang penerimaan pasien - 'lebih

makin banyak pasien' tidak selalu berarti lebih baik. Sangat penting untuk memperkirakan

sebelumnya jumlah pasien yang dapat ditangani dengan aman selama program bakti sosial (tidak

lebih dari 12 pembedahan per dokter bedah, per hari). Kapasitas perawatan harus menjadi bahan

pertimbangan saat mengembangkan strategi media, sehingga pemberitaan awal tidak

menyebabkan kedatangan lebih banyak pasien dari kemampuan menangani, yang pada akhirnya

berujung pada penolakan penerimaan pasien. Hal ini dapat menyebabkan publisitas yang negatif

serta citra yang tidak baik.

o Notifikasi: Organisasi lokal yang berkepentingan/pemerintah lokal/departemen

kesehatan/asosiasi medis harus diberitahu sebelumnya tentang program operasi bakti sosial ini,

tujuan-tujuannya, dan manfaat program ini bagi masyarakat. Sangat penting untuk mendapatkan

dukungan dan kerja sama dari mereka.

o Keamanan: Seluruh anggota tim harus menerima informasi perkenalan tentang wilayah/negara

tempat rencana program bantuan bedah akan dilaksanakan. Ketentuan dari penyedia telepon

selular untuk program di luar negeri, dan dukungan dari polisi lokal, organisasi sukarelawan, dan

juga tokoh masyarakat sangat penting untuk memastikan keamanan tim.

Pertimbangan & Rekomendasi Tambahan

Jika ini adalah pertama kalinya sebuah tim bekerja sama, maka sangat direkomendasikan agar anggota

tim menerima sebuah dokumen yang berisi foto, nama, dan peran masing-masing dalam tim, dan juga

tujuan dari program operasi bakti sosial.

Persyaratan 3.3: Tim Medis

Tim program bakti sosial harus terdiri dari profesional medis yang mampu dan yang familiar serta fasih

dengan tindakan-tindakan medis terkini di bidangnya. Kendala bahasa di antara anggota tim dan/atau

staf rumah sakit harus diperhatikan dan dicarikan solusinya. Profesional medis berikut merupakan

komponen utama dari tim ini, dan ketersediaan ahli bedah, ahli anestesi, dan perawat tidak tetap harus

dipertimbangkan saat membentuk sebuah roster kerja tim (biasanya satu personel tambahan per meja di

ruang operasi):

o Dokter Bedah: Sesuai dengan Protokol Keselamatan & Kualitas Smile Train, seluruh pembedahan celah

bibir dan langit-langit harus dilaksanakan oleh dokter bedah berkualifikasi dengan

sertifikasi yang valid dan masih berlaku di negara tempat tinggalnya, memiliki

pengalaman pembedahan sumbing, dan telah diregistrasi di Smile Train Express.

o Dokter Anestesi:

Page 7: PANDUAN UNTUK PROGRAM OPERASI BAKTI SOSIAL · PDF filesetiap saat harus selalu mengikuti Protokol Keselamatan & Kualitas. Panduan ini dimaksudkan sebagai ... membahayakan pasien

7

Diperbarui pada 15.12.2014

Saat dokter anestesi tidak tersedia, layanan dari teknisi atau perawat anestesi yang telah

terlatih dapat digunakan. Dokter bedah harus mengkaji latar belakang dan pengalaman

klinis ahli anestesi. Ahli anestesi yang kurang berpengalaman harus dibatasi dari

berpartisipasi di dalam pembedahan tertentu seperti palatoplasti.

o Dokter Anak: Harus dilakukan usaha untuk memastikan kehadiran dokter anak lokal untuk perawatan

selama bedah.

o Perawat: Perawat setidaknya telah bekerja di institusi kesehatan selama dua tahun terakhir.

Perawat ruang OK dan pasca-bedah local serta teknisi yang berpengalaman dengan

pasien anak-anak lebih diutamakan. Tim yang menggunakan perawat pasca-bedah lokal

harus memastikan bahwa mereka familiar dengan pengobatan penawar sakit,

pertimbangan pasca-bedah, dan rutinitas klinis untuk perawatan pasien bedah sumbing.

Tim program dapat menggunakan kesempatan ini untuk melatih perawat dalam bidang

perawatan pasca-bedah.

Minimal dua perawat OK, satu asisten OK dan satu pembersih dibutuhkan, dan setiap

usaha harus dilakukan untuk memastikan perawat yang cukup untuk setiap ruang bedah.

Jika tim program operasi bakti sosial tidak berencana untuk menugaskan perawat yang

berada dalam pengawasan mereka sendiri selama shift malam, mereka harus memberikan

orientasi penuh kepada perawat jaga malam yang akan merawat pasien. Ini termasuk

menyediakan sebuah daftar nomor-nomor telepon yang bisa dihubungi dan indikasi jelas

kapan mereka harus dipanggil.

Pertimbangan & Rekomendasi Tambahan

Meski profesional medis di atas merupakan staf utama yang dibutuhkan untuk tim program operasi bakti

sosial, Smile Train menghargai pendekatan multidisiplin dan penambahan personel lain dan yang dapat

dipertimbangkan adalah seperti terapis bicara, ortodontis, dokter gigi, atau spesialis psikososial.

Direkomendasikan bagi staf perawat yang jaga malam untuk memiliki lembar kode PICU untuk setiap

pasien seandainya terjadi keadaan darurat.

Sangat disarankan untuk melakukan pelatihan protokol darurat (emergency mock code) sebelum

dimulainya program bedah agar anggota tim familiar dan merasa nyaman dengan satu sama lain (jika

dapat dilakukan), dan dengan fasilitas, medikasi, dan penataan peralatan.

Pengaturan harus dilakukan agar tempat tinggal tim medis berada sangat dekat dengan rumah sakit dan

dapat segera datang jika mereka harus segera merespons keadaan darurat di malam hari.

BAGIAN 4: OPERASI BAKTI SOSIAL - PERSYARATAN TERKAIT PASIEN

Persyaratan 4.1: Prosedur Bedah Yang Disetujui

Prosedur bedah berikut ini adalah prosedur yang telah disetujui dapat dilakukan selama program operasi

bakti sosial yang didukung Smile Train:

o Primary Lip/Nose Unilateral Repair

o Primary Lip/Nose Bilateral Repair

o Lip/Nose Revision

o Fistula Revision

o Pharyngoplasty Revision

o Primary Cleft Palate Repair (hanya jika pimpinan tim bedah puas dan yakin dengan kemampuan

anestesi, ketersediaan akses terhadap pasokan darah darurat dan dengan kondisi pasien)

Page 8: PANDUAN UNTUK PROGRAM OPERASI BAKTI SOSIAL · PDF filesetiap saat harus selalu mengikuti Protokol Keselamatan & Kualitas. Panduan ini dimaksudkan sebagai ... membahayakan pasien

8

Diperbarui pada 15.12.2014

Pertimbangan & Rekomendasi Tambahan

Pelaksanaan bedah kombo (primary lip plus primary palate) sangat tidak disarankan untuk program

operasi bakti sosial.

Persyaratan 4.2: Evaluasi dan Faktor Risiko Pasien

Pimpinan tim bedah harus mempertimbangkan faktor-faktor risiko pasien bersama dengan kompleksitas

prosedur bedah yang diusulkan. Sebagai contoh, suatu prosedur seperti cleft palate repair diasosiasikan

dengan risiko hilangnya darah secara signifikan, dan hal tersebut akan berkontradiksi dengan pasien

yang memiliki hemoglobin <10 g/dL.

Pasien dianggap berisiko tinggi jika mereka memiliki satu atau lebih karakteristik berikut ini:

o Usia < 6 bulan untuk celah bibir dan 15 bulan untuk celah langit-langit.

o Tanda-tanda fisik malnutrisi, tinggi, berat, dan pengukuran lingkar kepala di bawah persentil

ketiga bagi usianya pada kurva pertumbuhan WHO.

o Hemoglobin kurang dari 8 g/dL untuk celah bibir dan 10 g/dL untuk celah langit-langit.

o Kelainan saluran pernapasan yang signifikan termasuk: saluran napas sulit dan terselubung

dan/atau intubasi yang diantisipasi dari pemeriksaan fisik. Kesulitan saluran napas harus

diantisipasi pada pasien yang telah menjalani perbaikan celah langit-langit dan kembali ke OK

untuk mendapatkan operasi tambahan dikarenakan pendarahan.

o Kebutuhan akan pembedahan darurat, seperti re-eksplorasi yang disebabkan pendarahan setelah

perbaikan celah langit-langit.

o Penyakit lain seperti tuberkulosis dan cacingan yang dapat disembuhkan jika didiagnosa dan

dideteksi lebih awal.

o Menunjukkan ketidaknormalan kardio-pulmonari. Masalah ini harus diselesaikan sebelum

pembedahan.

Anak-anak tidak boleh menerima anestesi selama menderita penyakit pernapasan akut:

o Terdapat bukti kuat bahwa hipoksia intra-bedah meningkat pada anak-anak yang menderita

infeksi saluran napas bagian atas (URTI).

o Terdapat peningkatan timbulnya bronkospasme dengan adanya URTI pada anak-anak yang

diintubasi.

o Anak-anak > 1 tahun dengan infeksi saluran napas bagian atas tidak boleh menjalani

pembedahan jika terdapat 2 gejala mana pun dari berikut ini:

Radang tenggorokan

Bersin

Pilek (Rhinorrhea)

Hidung tersumbat (Congestion)

Rasa tidak enak badan (Malaise)

Batuk kering

Demam tingkat rendah (temperatur > 101 °F atau 38 °C)

Bagi anak yang menderita demam, batuk, dan ditemukan ketidaknormalan dari pemeriksaan auskultasi,

lengkapi evaluasi radiografik dan pediatrik atau konsultasi pulmonari, dan:

o Tunda pembedahan jika terdapat penyakit saluran napas bawah akut

o Influenza adalah Infeksi Saluran Napas Bawah (LRTI) yang disebabkan virus dan

mengembangkan hiperaktivitas saluran napas yang serupa dengan asma bronkial dan dapat

berlangsung selama 6-7 minggu.

o Pembedahan harus ditunda hingga 7 minggu sejak awal gejala LRTI.

o Jika kesehatan pasien diragukan, pembedahan harus ditangguhkan untuk menghindari transfusi

darah. Level hemoglobin > 8 g/dL untuk celah bibir dan 10 g/dL untuk celah langit-langit dan

dibutuhkan WBC tidak lebih dari 10.000.

Page 9: PANDUAN UNTUK PROGRAM OPERASI BAKTI SOSIAL · PDF filesetiap saat harus selalu mengikuti Protokol Keselamatan & Kualitas. Panduan ini dimaksudkan sebagai ... membahayakan pasien

9

Diperbarui pada 15.12.2014

Persyaratan 4.3: Usia Pasien dan Penjadwalan

Perbaikan celah bibir harus dilakukan pada pasien yang setidaknya berusia 6 bulan

o Anak-anak berusia < 6 bulan berisiko tinggi mengalami hambatan saluran napas dan komplikasi

pasca intubasi. Oleh karena itu, anak-anak berusia < 6 bulan tidak diperbolehkan untuk

menjalani pembedahan yang disponsori Smile Train selama program bantuan ini.

Perbaikan celah langit-langit harus dilakukan pada pasien yang setidaknya berusia 15 bulan untuk

pembedahan yang disponsori Smile Train selama program bantuan ini.

Anak-anak berusia > 6 bulan dan <5 tahun dengan infeksi saluran napas bawah akut, seperti influenza,

tidak boleh menjalani pembedahan hingga 7 minggu dari awal gejala. (Anak-anak > 5 tahun memiliki

risiko yang lebih rendah terhadap komplikasi pernapasan daripada mereka yang berusia < 5 tahun).

Pembedahan untuk bayi berisiko tinggi, termasuk yang lahir prematur, harus ditunda hingga 60 minggu

usia pasca-konsepsi (usia gestasi + usia sejak lahir) untuk meminimalkan apnea pasca-bedah.

Tim bedah program bakti sosial harus membuat rencana dan mengurutkan pembedahan: pasien sumbing

berisiko tinggi, pasien di bawah usia 2 tahun, dan pasien yang menjalani pembedahan langit-langit pada

awal program bakti sosial. Pembedahan untuk pasien-pasien ini harus dijadwalkan lebih awal atau lebih

pagi.

Akomodasi harus dipersiapkan untuk pasien sumbing agar dapat menginap untuk observasi (setidaknya

1 malam untuk bibir dan 2 malam untuk langit-langit). Oleh karena itu, pembedahan langit-langit tidak

boleh dijadwalkan sebagai pembedahan terakhir pada hari kerja dari program bantuan kecuali jika

persiapan pasca-bedah yang layak telah dilakukan.

Smile Train mengharapkan ahli bedah yang mengoperasi untuk sangat waspada, berhati-hati dan sangat

terkendali saat merencanakan beban pembedahan per hari. Mengelola beban kerja harian yang wajar dan

dapat dilaksanakan adalah pertimbangan etik yang penting dan Smile Train memiliki hak untuk

menerima maksimal 12 pembedahan per ahli bedah yang terdaftar di Smile Train setiap hari.

Perintah pra-bedah termasuk instruksi NPO harus diikuti dengan baik dan yang paling penting, dicek-

silang.

Pertimbangan & Rekomendasi Tambahan

Akan sangat bermanfaat bagi tim dan pasien jika pembedahan terakhir pada hari kerja dilaksanakan

sebelum pukul 18:00 pada saat program operasi bakti sosial.

Sangat direkomendasikan untuk menjadwalkan prosedur pembedahan bibir dewasa yang dapat

dilakukan dengan anestesi lokal pada akhir/sore hari.

Persyaratan 4.4: Pasca-Bedah/Perawatan Lanjutan

Saat merencanakan program bantuan bedah, harus dipertimbangkan kebutuhan untuk penindak-lanjutan

pasien pasca-bedah agar dapat mengatasi komplikasi bedah dan melacak seluruh komplikasi peri-bedah.

o Jika tim bantuan bedah tidak lagi berada di tempat, sebuah perjanjian harus dibuat sebelumnya

dengan rumah sakit untuk memastikan hal tersebut dilaksanakan.

Satu tim pasca-bedah idealnya terdiri dari seorang dokter bedah dan setidaknya satu profesional medis

lain yang memahami manajemen pasca-bedah.

Rekomendasi & Pertimbangan Tambahan

Sangat direkomendasikan untuk merencanakan penindak-lanjutan pasien antara 4-7 hari pasca-bedah

agar dapat mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi.

Jauh lebih baik untuk membuat rencana penindak-lanjutan di kemudian hari supaya mudah

dikomunikasikan dengan pasien saat mereka datang untuk mendapatkan perawatan.