panduan teknis pemantauan tinggi muka air · metode transfer ilmu dan teknologi, 3 ... curah hujan...

58
PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia Juli 2017

Upload: dangthuy

Post on 12-Mar-2019

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN

TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT

SISTEM TELEMETRI

Badan Restorasi GambutRepublik Indonesia

Juli 2017

“Pulihkan gambut, pulihkan kemanusiaan”

www.brg.go.id

Badan Restorasi Gambut

BRG_Indonesia

BRG_Indonesia

Badan Restorasi Gambut-BRG

Badan Restorasi Gambut-BRG

ISBN 978-602-61026-1-4

9 786026 102614

ISBN: 978-602-61026-1-4

Page 2: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

Badan Restorasi GambutRepublik Indonesia

PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN

TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT

SISTEM TELEMETRI

Page 3: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

Editor:Dr. Haris Gunawan

Dr. Bambang SetiadiAbdul Karim Mukharomah, S.E. ME

Penulis:Dr. Albertus Sulaiman

Dr. Eli Nur Nirmala SariDr. Asmadi Saad

ISBN: 978-602-61026-1-4

PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN

TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT

SISTEM TELEMETRI

Diterbitkan oleh:Badan Restorasi Gambut

Republik IndonesiaGedung Sekretariat Negara Lantai 2,

Jl Teuku Umar 10, Jakarta Pusat, DKI Jakarta IndonesiaTel. : 021 319 012608 | Email : [email protected]

Page 4: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

KATA PENGANTAR

Restorasi kesatuan hidrologis gambut membutuhkan berbagai pengetahuan dan teknologi, karena gambut adalah suatu ekosistem yang terdiri dari komponen gambut, air dan tumbuhan. Pendekatan pengetahuan dan teknologi meliputi tiga aspek utama yaitu pembasahan gambut, penanaman dan peningkatan mata pencaharian masyarakat. Apapun sistem yang digunakan, tujuannya adalah sama, yakni membuat lahan gambut tidak menjadi rawan terbakar dan dibakar, sekaligus mengurangi resiko kerusakan gambut lebih lanjut yang berakibat pada hilang atau punahnya ekosistem rawa gambut. Dalam pemantauan lahan gambut, diperlukan informasi mengenai kondisi lahan gambut secara waktu nyata (real time) sehingga lahan gambut dapat terpantau secara berkala dan dalam waktu nyata. Pemenuhan kebutuhan ini dapat dipermudah dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, yakni dengan menggunakan alat pemantau tinggi muka air (TMA) sistem telemetri.

Badan Restorasi Gambut telah menggunakan alat pemantau TMA sistem telemetri ini di beberapa wilayah yang menjadi target restorasi. Untuk dapat menerapkan sistem ini ke wilayah yang lebih luas, maka perlu dilakukan pelatihan bagi para pemangku kepentingan dan pihak swasta yang berkompeten terhadap kegiatan pengelolaan pada lahan gambut. Untuk itu, BRG menyusun Buku Panduan Teknis ini, dengan harapan agar dapat digunakan sebagai dasar untuk pemanfaatan alat pemantau TMA sistem telemetri

Diterbitkan oleh:Badan Restorasi Gambut

Republik IndonesiaGedung Sekretariat Negara Lantai 2,

Jl Teuku Umar 10, Jakarta Pusat, DKI Jakarta IndonesiaTel. : 021 319 012608 | Email : [email protected]

KATA PENGANTAR

iiiPANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 5: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

pada lahan gambut oleh berbagai pemangku kepentingan, terutama sebagai upaya membangun sistem peringatan dini terhadap resiko terjadinya kebakaran serta memantau dampak restorasi gambut terhadap parameter tinggi muka airnya.

Namun demikian, Buku Panduan Teknis ini akan terus diperbaiki disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan dan dinamika yang terjadi di lapangan. Semoga Buku Panduan Teknis ini dapat bermanfaat sebagaimana diharapkan.

Jakarta, 6 Juli 2017

Tim Penulis

iv PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 6: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR, iii

DAFTAR ISI, v

DAFTAR GAMBAR, vii

BAB 1. PENDAHULUAN, 1Tujuan dan Manfaat, 3Kelompok Sasaran, 3Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3

BAB 2. TINGGI MUKA AIR (TMA) LAHAN GAMBUT, 4

BAB 3. INSTRUMENTASI TINGGI MUKA AIR (TMA), 7

BAB 4. METODE PENGUKURAN TINGGI MUKA AIR (TMA) SISTEM TELEMETRI, 15

BAB 5. TEKNIK PEMANTAUAN LAPANGAN DAN PENGOLAHAN DATA TINGGI MUKA AIR (TMA) SISTEM TELEMETRI, 20

1. Teknik Pemantauan Lapangan Tinggi Muka Air (TMA), 212. Pengolahan Data Tinggi Muka Air (TMA), 233. Analisis TMA Hasil Pengukuran Telemetri, 254. Ekstrapolasi Analisis TMA Hasil Pengukuran Lapangan

dengan Telemetri, 27

vPANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 7: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

BAB 6. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA TELEMETRI, 1. Akuisisi Data, 292. Mengunduh Data dari Server, 293. Mengecek Kualitas dan Koreksi Data, 304. Pengolahan Data, 305. Analisis Data, 31

BAB 7. PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR MENGGUNAKAN CITRA SATELIT, 38

DAFTAR PUSTAKA, 45

vi PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 8: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

Gambar 1. Keterkaitan TMA dengan ekosistem rawa gambut, 5

Gambar 2. Pengamatan hubungan antara permukaan air dan curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut Tropika, Palangka Raya sejak tahun 1983, 6

Gambar 3. Pengukuran TMA dengan menggunakan sensor tekanan, 9

Gambar 4. Kondisi suatu pengukuran, 14

Gambar 5. Sistem pengukuran TMA lahan gambut secara telemetri, 16

Gambar 6. Lokasi pemantauan lapangan 21

Gambar 7. Pengukuran kedalaman tinggi muka air 22

Gambar 8. Perubahan TMA Hutan Lindung Gambut Sei. Buluh, 23

Gambar 9. Perubahan TMA kebun kelapa sawit, 24

Gambar 10. Perubahan TMA HTI Acasia, 24

Gambar 11. Hasil TMA Lokasi Jambi, 25

Gambar 12. Hasil TMA Lokasi Jambi, 25

DAFTAR GAMBAR

viiPANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 9: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

Gambar 13. Hasil TMA Lokasi Jambi, 26

Gambar 14. Peringatan kondisi TMA, 26

Gambar 15. Perbandingan data SESAME dan pipa pantau, 27

Gambar 16. Plot data tinggi muka air dalam deret waktu, 32

Gambar 17. Analisis spektrum dari data tinggi muka air, 33

Gambar 18. Konsep aplikasi filter Kalman untuk estimasi tinggi muka air, 34

Gambar 19. Hasil prediksi TMA dengan Filter Kalman, 38

Gambar 20. Citra kelembaban tanah yang diperoleh dari pengolahan citra SAR untuk wilayah kabupaten Siak, Provinsi Riau, 43

Gambar 21. Croping suatu daerah dengan kondisi tutupan lahan seragam, 43

Gambar 22. TMA estimasi hasil model Tsuji, 44

viii PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 10: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem
Page 11: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem
Page 12: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

PENDAHULUANBAB 1.

Page 13: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

Sekitar 50% lahan gambut tropis di seluruh dunia berada di Indonesia, yakni memiliki luas sekitar 15 juta hektar. Lahan gambut terdiri dari bahan organik yang terakumulasi dalam

keadaan jenuh air sehingga lahan gambut merupakan penyimpan karbon yang sangat besar. Keseluruhan gambut dan mineral yang dibentuk diantara dua sungai sering dinamakan kesatuan hidrologi gambut (KHG) berfungsi sebagai kawasan penampung dan pengatur tata air, penyimpan karbon serta daerah tempat tumbuhnya keanakeragaman hayati. Komponen penyusun utama gambut adalah air sehingga tata kelola air merupakan syarat mutlak dalam mengelola baik untuk manfaat ekonomi maupun mempertahankan jasa lingkungan di lahan gambut.

Salah satu parameter kunci dalam pengelolaan lahan gambut adalah air, yang dinyatakan dalam besaran tinggi muka air (TMA) lahan gambut. Naik turunnya TMA dari suatu lahan gambut berkaitan erat dengan dekomposisi material penyusun gambut, kondisi tutupan dan hidrologisnya. Selain itu faktor eksternal seperti dinamika curah hujan dan intensitas sinar matahari. Pada saat TMA turun, maka dekomposisi gambut meningkat dan akan melepaskan karbon ke atmosfer. Disamping itu, keadaan gambut akan menjadi kering dan berperan sebagai ‘bahan yang siap dibakar ataupun terbakar’ sehingga daerah tersebut menjadi rawan kebakaran. Pemerintah Indonesia, telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 71 tahun 2014 jo Peraturan Pemerintah No 57 tahun 2016 tentang perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut, terutama kewajiban mempertahankan TMA pada tingkat 40 cm.

2 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 14: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dari disusunnya Buku Panduan Teknis ini adalah untuk membangun pemahaman mengenai pentingnya melakukan pemantauan terhadap TMA, menjaga TMA agar tetap pada tingkat aman terhadap lahan gambut, dan transfer pengetahuan serta teknologi pengukuran TMA, pengolahan data dan analisisnya. Manfaat yang diharapkan dari buku panduan ini adalah semakin siapnya para pihak dalam pemantauan lahan gambut menggunakan sistem telemetri dan citra landsat dimasa akan datang.

KELOMPOK SASARAN

Buku Panduan Teknis ini ditujukan kepada para pemangku kepentingan yang berkompeten terhadap kegiatan pemantauan TMA sistem telemetri.

METODE TRANSFER ILMU DAN TEKNOLOGI

Buku Panduan Teknis ini berisikan pengenalan karakteristik gambut dan lahan gambut, pengenalan alat pengukuran TMA sistem telemetri, pengolahan dan analisis data TMA serta pemantauan TMA dengan teknologi satelit. Dalam Buku Panduan Teknis ini, pelaksanaan transfer ilmu dan teknologi dilakukan melalui pelatihan dalam bentuk pemaparan materi diskusi dan praktek langsung dilapangan.

***

3PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 15: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

TINGGI MUKA AIR (TMA) LAHAN GAMBUT

BAB 2.

Page 16: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

TINGGI  MUKA  AIR  (TMA)  LAHAN  GAMBUT    

emantauan  tinggi  muka  air  (TMA)  lahan  gambut  harus  dilakukan   dalam   suatu   kerangka   untuk  melaksanakan  restorasi   gambut   (Gambar  1).   Pemantauan  TMA  pada  

lahan  gambut  sangat  penting  untuk  dilakukan  karena  sasaran  utama  kegiatan  restorasi  lahan  gambut  pada  dasarnya  adalah  menjaga   gambut   agar   tetap   basah.   Oleh   karena   itu,  kebasahan   gambut   harus   dipantau   sepanjang   tahun   secara  terus  menerus.   Interelasi Gambut Tropika

CadanganKarbon

Air

Gambut Tanaman  

Gambar  1.  Keterkaitan  TMA  dengan  ekosistem  rawa  gambut  

(Sumber:  Gunawan,  2016)  

 

Buku   panduan   teknis   ini   difokuskan   untuk   mengetahui  interelasi   gambut   tropika,   dengan   fokus   utama   utama  sebagai  berikut.    

Air    

a.    Permukaan  lahan  gambut.  

b.    Di  dalam  gambut.  

c.    Volume  curah  hujan  di  lahan  gambut.  

 

P  

Gambar 1. Keterkaitan TMA dengan ekosistem rawa gambut(Sumber: Gunawan; 2016)

TINGGI  MUKA  AIR  (TMA)  LAHAN  GAMBUT    

emantauan  tinggi  muka  air  (TMA)  lahan  gambut  harus  dilakukan   dalam   suatu   kerangka   untuk  melaksanakan  restorasi   gambut   (Gambar  1).   Pemantauan  TMA  pada  

lahan  gambut  sangat  penting  untuk  dilakukan  karena  sasaran  utama  kegiatan  restorasi  lahan  gambut  pada  dasarnya  adalah  menjaga   gambut   agar   tetap   basah.   Oleh   karena   itu,  kebasahan   gambut   harus   dipantau   sepanjang   tahun   secara  terus  menerus.   Interelasi Gambut Tropika

CadanganKarbon

Air

Gambut Tanaman  

Gambar  1.  Keterkaitan  TMA  dengan  ekosistem  rawa  gambut  

(Sumber:  Gunawan,  2016)  

 

Buku   panduan   teknis   ini   difokuskan   untuk   mengetahui  interelasi   gambut   tropika,   dengan   fokus   utama   utama  sebagai  berikut.    

Air    

a.    Permukaan  lahan  gambut.  

b.    Di  dalam  gambut.  

c.    Volume  curah  hujan  di  lahan  gambut.  

 

P  

TINGGI  MUKA  AIR  (TMA)  LAHAN  GAMBUT    

emantauan  tinggi  muka  air  (TMA)  lahan  gambut  harus  dilakukan   dalam   suatu   kerangka   untuk  melaksanakan  restorasi   gambut   (Gambar  1).   Pemantauan  TMA  pada  

lahan  gambut  sangat  penting  untuk  dilakukan  karena  sasaran  utama  kegiatan  restorasi  lahan  gambut  pada  dasarnya  adalah  menjaga   gambut   agar   tetap   basah.   Oleh   karena   itu,  kebasahan   gambut   harus   dipantau   sepanjang   tahun   secara  terus  menerus.   Interelasi Gambut Tropika

CadanganKarbon

Air

Gambut Tanaman  

Gambar  1.  Keterkaitan  TMA  dengan  ekosistem  rawa  gambut  

(Sumber:  Gunawan,  2016)  

 

Buku   panduan   teknis   ini   difokuskan   untuk   mengetahui  interelasi   gambut   tropika,   dengan   fokus   utama   utama  sebagai  berikut.    

Air    

a.    Permukaan  lahan  gambut.  

b.    Di  dalam  gambut.  

c.    Volume  curah  hujan  di  lahan  gambut.  

 

P  

Tumbuhan

5PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 17: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

Tanaman    

a. Tanaman  pada  kawasan  hutan.  

b. Tanaman  perkebunan.  

c. Tanaman  sisa  terbakar.  

Gambut    

a. Kubah.  b. Non  kubah.  

Sebagai   salah   satu   contoh   kegiatan  pemantauan  TMA   lahan  gambut   yang   pernah   dilakukan   di   Indonesia,   untuk  melakukan   pemantauan   kebasahan   lahan   gambut   maka  dilakukan   pengukuran   parameter   utama,   yaitu   pengukuran  dinamika   air   pada   lahan   gambut   sebagai   fungsi   dari   curah  hujan.   Pemantauan   ini   dilakukan   di   kawasan   Laboratorium  Alam   Hutan   Gambut   di   Sungai   Sebangau,   Palangka   Raya,  Kalimantan   Tengah.   Pengukuran   ini   telah   dilakukan   sejak  tahun   1993.   Dari   hasil   pengamatan   tersebut,   hubungan  antara   TMA   pada   lahan   gambut   dan   dinamika   curah   hujan  dapat  dilihat  pada  Gambar  2  berikut  ini.    

 Gambar  2.  Pengamatan  hubungan  antara  permukaan  air  dan  curah  hujan  di  Laboratorium  Alam  Hutan  Gambut  Tropika,  Palangka  Raya  

sejak  tahun  1983  (Sumber:  Takahashi,  2016)  

Tanaman    

a. Tanaman  pada  kawasan  hutan.  

b. Tanaman  perkebunan.  

c. Tanaman  sisa  terbakar.  

Gambut    

a. Kubah.  b. Non  kubah.  

Sebagai   salah   satu   contoh   kegiatan  pemantauan  TMA   lahan  gambut   yang   pernah   dilakukan   di   Indonesia,   untuk  melakukan   pemantauan   kebasahan   lahan   gambut   maka  dilakukan   pengukuran   parameter   utama,   yaitu   pengukuran  dinamika   air   pada   lahan   gambut   sebagai   fungsi   dari   curah  hujan.   Pemantauan   ini   dilakukan   di   kawasan   Laboratorium  Alam   Hutan   Gambut   di   Sungai   Sebangau,   Palangka   Raya,  Kalimantan   Tengah.   Pengukuran   ini   telah   dilakukan   sejak  tahun   1993.   Dari   hasil   pengamatan   tersebut,   hubungan  antara   TMA   pada   lahan   gambut   dan   dinamika   curah   hujan  dapat  dilihat  pada  Gambar  2  berikut  ini.    

 Gambar  2.  Pengamatan  hubungan  antara  permukaan  air  dan  curah  hujan  di  Laboratorium  Alam  Hutan  Gambut  Tropika,  Palangka  Raya  

sejak  tahun  1983  (Sumber:  Takahashi,  2016)  Gambar 2. Pengamatan hubungan antara permukaan air dan curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut Tropika, Palangka Raya sejak tahun 1983

(Sumber: Takahashi; 2016)

***

6 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 18: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

INSTRUMENTASI TINGGI MUKA AIR (TMA)

BAB 3.

Page 19: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

INSTRUMENTASI  TINGGI  MUKA  AIR  (TMA)  eknologi  pengukuran  TMA  secara  telemetri  bentuknya  adalah  sederhana,  yakni  menggunakan  sumber  energi  matahari   dan   ‘data   logger   dan   transmitter’   yang  

dikemas   dalam   suatu   kotak   yang   kedap   air.   Kabel-­‐kabel  disimpan   dalam   tabung   yang   proses   instalasinya   sederhana  dan  cepat.  Data  dikirimkan  dari  alat  pemantau  melalui  sistem  komunikasi,  baik  GSM,  USSD,  atau  lainnya  ke  pusat  data  yang  disebut   server.   Data   ditampilkan   dalam   bentuk   web   GIS  sehingga   dapat   digunakan   secara   langsung   dan  mudah   oleh  pengguna.  

 Sensor  Alat  ini  diwajibkan  agar  memiliki  sensor  untuk  mengukur:  

� Tinggi  muka  air  (TMA).  � Kelembapan  tanah  gambut.  � Curah  hujan.  � Suhu  dan  kelembapan  udara.  � Arah  dan  kecepatan  angin.  

 a. Tinggi  Muka  Air  Pada   dasarnya   pengukuran   tinggi   muka   air   adalah  pengukuran   posisi   permukaan   tebal   air   terhadap  suatu   acuan   (permukaan   tanah).   Pengukuran  dilakukan   dalam   satuan   cm.   Penggambaran   akuisisi  data  TMA  dinyatakan  dalam  gambar  berikut  ini.    

T  

Sensor

8 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 20: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

 Gambar  3.  Pengukuran  TMA  dengan  menggunakan  sensor  tekanan  

 Spesifikasi  sensor  tekanan,  yaitu  sebagai  berikut.  

� Dapat  beroperasi  pada  suhu  0–60o  C.  � Rank  pengukuran  minimal  0–3  m   (0-­‐30  KPa)  

dengan  akurasi  ±0,05%  FS.  � Fluktuasi  tekanan  harus  <10cm.  

   b. Kelembapan  Gambut  Kelembapan  gambut  diukur  oleh  sensor  kelembapan  yaitu  suatu  sensor  untuk  mendeteksi  kandungan  atau  intensitas   air   di   dalam   gambut.   Pada   umumnya  sensor   ini   terdiri  atas   tiga  paku  konduktor  berbahan  logam   yang   sensitif   terhadap   muatan   listrik.  Ketiganya   mempunyai   fungsi   untuk   input   tegangan,  

Gambar 3. Pengukuran TMA dengan menggunakan sensor tekanan

 Gambar  3.  Pengukuran  TMA  dengan  menggunakan  sensor  tekanan  

 Spesifikasi  sensor  tekanan,  yaitu  sebagai  berikut.  

� Dapat  beroperasi  pada  suhu  0–60o  C.  � Rank  pengukuran  minimal  0–3  m   (0-­‐30  KPa)  

dengan  akurasi  ±0,05%  FS.  � Fluktuasi  tekanan  harus  <10cm.  

   b. Kelembapan  Gambut  Kelembapan  gambut  diukur  oleh  sensor  kelembapan  yaitu  suatu  sensor  untuk  mendeteksi  kandungan  atau  intensitas   air   di   dalam   gambut.   Pada   umumnya  sensor   ini   terdiri  atas   tiga  paku  konduktor  berbahan  logam   yang   sensitif   terhadap   muatan   listrik.  Ketiganya   mempunyai   fungsi   untuk   input   tegangan,  

9PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 21: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

data,   dan   ground.   Tegangan   ini   akan   diubah   dalam  bentuk  kandungan  air  gambut.  Spesifikasi  sensor  kelembapan,  yaitu  sebagai  berikut.  

� Akurasi  ±3%.  � Rangke  0–100%.  � Salinity  error  ±  5%.  � Temperatur  operasi  0–60o  C.  

 c. Curah  Hujan  Parameter   penting   yang   harus   diukur   adalah   curah  hujan   karena   terkait   dengan   sumber   air   di   lahan  gambut.    Curah  hujan  diukur  dengan  rain  gauge.  Rain  gauge  terdiri  atas  beberapa  tipe.    Spesifikasi  rain  gauge,  yaitu  sebagai  berikut.  

� Sensitivitas  0,2  mm  atau  0,1  mm  per  tip.  � Rangke  operasi  0–2.000  mm/jam  (0,5  mm  tip).  � Akurasi  98%  pada  20  mm/jam.  

 d. Parameter  Cuaca  Selain   curah   hujan   maka   instrumen   juga   harus  dilengkapi   dengan   parameter   cuaca,   yaitu   arah   dan  kecepatan   angin,   suhu,   dan   kelembapan   udara.  Ketiganya   ini   biasanya   merupakan   bagian   dari  automatic  weather  station  (AWS)  system.    Spesifikasi  sensor  tersebut  adalah  sebagai  berikut.  Temperatur  

� Prinsip  NTC.  � Rang  pengukuran  -­‐10–60o  C.  � Akurasi  ±0,2  oC.  

Kelembapan  Udara  

10 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 22: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

� Prinsip  Kapasitansi.  � Rang  pengukuran  0–100%  RH.  � Akurasi  ±2%  RH.  

Arah  dan  Kecepatan  angin  � Prinsip  Ultrasonic.  � Rang  arah  angin  0–359,9o.  � Rang  kecepatan  angin  0–60  m/s.  � Akurasi  arah  angin  ±3o.  � Akurasi  kecepatan  angin  ±0,3  m/s.  

   

Sistem  Telemetri  Proses   pengambilan   sampling   oleh   sensor   mempunyai  interval   perekaman   10   menit   dengan   pengiriman   setiap   1  jam.  Data  harus  dapat  dikirimkan  secara  terus  menerus,  dan  data   aktual   tersebut   secara   otomatis   disimpan   pada   media  penyimpanan   yang   terpasang   pada   data   logger   atau   data  dikirimkan   secara   otomatis   menuju   server.   Pada   bagian  konfigurasi  perangkat  data  logger  terdapat  dua  pilihan  mode  pengiriman   data   menuju   server,   yaitu   pengiriman   dengan  menggunakan   SMS   (Short   Messaging   Service)   atau   GPRS  (General   Packet   Radio   Service).   Jika   pengiriman   data  menggunakan   protokol   SMS   maka   data   per   satu   jam   akan  dikumpulkan   terlebih   dahulu   dan   baru   akan   dikirimkan  menuju   server   setiap   hari.   Cara   ini   dilakukan   untuk  menghemat   biaya   pengiriman   data   melalui   layanan   SMS.  Sementara   itu,   jika   pengiriman   data   melalui   GPRS,   data  tersebut   akan   langsung   dikirimkan   menuju   server.   Untuk  daerah  yang   tidak   tercakup  sinyal  GSM  dapat  menggunakan  modul  gelombang  mikro  (WiFi)  atau  gelombang  radio.  

 

data,   dan   ground.   Tegangan   ini   akan   diubah   dalam  bentuk  kandungan  air  gambut.  Spesifikasi  sensor  kelembapan,  yaitu  sebagai  berikut.  

� Akurasi  ±3%.  � Rangke  0–100%.  � Salinity  error  ±  5%.  � Temperatur  operasi  0–60o  C.  

 c. Curah  Hujan  Parameter   penting   yang   harus   diukur   adalah   curah  hujan   karena   terkait   dengan   sumber   air   di   lahan  gambut.    Curah  hujan  diukur  dengan  rain  gauge.  Rain  gauge  terdiri  atas  beberapa  tipe.    Spesifikasi  rain  gauge,  yaitu  sebagai  berikut.  

� Sensitivitas  0,2  mm  atau  0,1  mm  per  tip.  � Rangke  operasi  0–2.000  mm/jam  (0,5  mm  tip).  � Akurasi  98%  pada  20  mm/jam.  

 d. Parameter  Cuaca  Selain   curah   hujan   maka   instrumen   juga   harus  dilengkapi   dengan   parameter   cuaca,   yaitu   arah   dan  kecepatan   angin,   suhu,   dan   kelembapan   udara.  Ketiganya   ini   biasanya   merupakan   bagian   dari  automatic  weather  station  (AWS)  system.    Spesifikasi  sensor  tersebut  adalah  sebagai  berikut.  Temperatur  

� Prinsip  NTC.  � Rang  pengukuran  -­‐10–60o  C.  � Akurasi  ±0,2  oC.  

Kelembapan  Udara  � Prinsip  Kapasitansi.  � Rang  pengukuran  0–100%  RH.  � Akurasi  ±2%  RH.  

Arah  dan  Kecepatan  angin  � Prinsip  Ultrasonic.  � Rang  arah  angin  0–359,9o.  � Rang  kecepatan  angin  0–60  m/s.  � Akurasi  arah  angin  ±3o.  � Akurasi  kecepatan  angin  ±0,3  m/s.  

   

Sistem  Telemetri  Proses   pengambilan   sampling   oleh   sensor   mempunyai  interval   perekaman   10   menit   dengan   pengiriman   setiap   1  jam.  Data  harus  dapat  dikirimkan  secara  terus  menerus,  dan  data   aktual   tersebut   secara   otomatis   disimpan   pada   media  penyimpanan   yang   terpasang   pada   data   logger   atau   data  dikirimkan   secara   otomatis   menuju   server.   Pada   bagian  konfigurasi  perangkat  data  logger  terdapat  dua  pilihan  mode  pengiriman   data   menuju   server,   yaitu   pengiriman   dengan  menggunakan   SMS   (Short   Messaging   Service)   atau   GPRS  (General   Packet   Radio   Service).   Jika   pengiriman   data  menggunakan   protokol   SMS   maka   data   per   satu   jam   akan  dikumpulkan   terlebih   dahulu   dan   baru   akan   dikirimkan  menuju   server   setiap   hari.   Cara   ini   dilakukan   untuk  menghemat   biaya   pengiriman   data   melalui   layanan   SMS.  Sementara   itu,   jika   pengiriman   data   melalui   GPRS,   data  tersebut   akan   langsung   dikirimkan   menuju   server.   Untuk  daerah  yang   tidak   tercakup  sinyal  GSM  dapat  menggunakan  modul  gelombang  mikro  (WiFi)  atau  gelombang  radio.  

 

Sistem Telemetri

11PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 23: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

Format  Data  Data  harus  dapat  disimpan  dalam  format  csv  dengan  interval  pengambilan  data  tiap  1  jam.  

 Standar  Penempatan  Instrumen  TMA  Pilih   lokasi   di   lapangan   yang   sudah   ditetapkan   untuk  pengukuran  dengan  ketentuan  sebagai  berikut.  

a. Memastikan  bahwa   lokasi  harus  dapat  diakses  secara  fisik  dan  secara  hukum  diperbolehkan  untuk  dilakukan  instalasi   sistem   alat   pemantau   TMA   dan  pemeliharaannya.  

b. Memastikan   agar   cakupan   jaringan/GPRS/Q-­‐CDMA  GSM  tersedia  (karena  sistem  ini  mentransmisikan  data  dengan   jaringan   selular).   Jika   tidak   ada   jaringan   ini,  maka  akan  digunakan  sistem  jaringan  radio.  

c. Apabila   jangkauan   jaringan   tidak   tersedia   di  permukaan  tanah,  maka  antena  dapat  dipasang  untuk  menangkap  sinyal.  

d. Menetapkan   lokasi   yang   mewakili   berbagai   jenis  kondisi  lahan  gambut  yang  telah  ditentukan  oleh  BRG.    

e. Memastikan  bahwa  lokasi  pemasangan  tersebut  aman  dari  potensi  pencurian  alat.    

Metode  Perhitungan  Penentuan  Akurasi  Pengukuran  Peralatan   atau   instrumen   pengukuran   TMA   harus   diuji  dahulu   akurasi   dari   data   yang   dihasilkan,   hal   ini   diperlukan  supaya   data   yang   diterima   dapat   dipertanggung   jawabkan.  Akurasi   atau   ketepatan   dari   suatu   pengukuran   adalah  kedekatan   dari   nilai   yang   dihasilkan   dari   suatu   pengukuran  

Format Data

Standar Penempatan Instrumen TMA

Metode Perhitungan Penentuan Akurasi Pengukuran

12 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 24: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

dengan   nilai   yang   sebenarnya.   Nilai   akurasi   biasanya  dinyatakan  dalam  persentase  sebagai  berikut.                                 …………………………(1)  Catatan:  tanda  dua  garis  lurus  menyatakan  nilai  mutlak.  

 Nilai   akurasi   yang  dinyatakan  dalam  persamaan-­‐1   adalah  

menghitung   akurasi   berdasarkan   nilai   yang   terukur   di  lapangan.  Biasaya  dalam  sebuah   instrumen  akan  mengklaim  suatu   tingkat   akurasi   yang   dinyatakan   dalam   persentase  lebar  rentang  skala  penuh.  Misalnya,  suatu  alat  ukur  tekanan  tertulis  akurasi  ±500  Pa.    

Di   samping   akurasi   maka   instrumen   TMA   juga   harus  presisi,   yaitu   kemampuan   suatu   alat   ukur   untuk   mampu  memberikan   pembacaan   yang   sama   ketika   pengukuran  dilakukan   secara   berulang-­‐ulang   beberapa   kali   dengan  kondisi   yang   sama.   Jadi   secara   sederhana   presisi  menggambarkan   seberapa  dekat   nilai-­‐nilai   hasil   pengukuran  antara   satu  dengan  yang   lain  dalam  suatu  pengukuran  yang  berulang.   Arti   lainnya   presisi   yaitu   menggambarkan   tingkat  ketelitian   suatu   instrumen.   Angka   ini   juga   sering   disebut  sebagai  ketidakpastian.  Ketidakpastian  alat  ukur  menyatakan  tingkat   presisi   atau   ‘stabilitas’   suatu   alat   yang   dinyatakan  dalam  ±0,001  dan  sebagainya.  

Kondisi   pengukuran   yang   presisi   dan   akurat   diberikan  sebagai  berikut.  

%100yaSesungguhn Nilai

Terukur Nilai -ya Sesungguhn Nilai Akurasi ×=

dengan   nilai   yang   sebenarnya.   Nilai   akurasi   biasanya  dinyatakan  dalam  persentase  sebagai  berikut.                                 …………………………(1)  Catatan:  tanda  dua  garis  lurus  menyatakan  nilai  mutlak.  

 Nilai   akurasi   yang  dinyatakan  dalam  persamaan-­‐1   adalah  

menghitung   akurasi   berdasarkan   nilai   yang   terukur   di  lapangan.  Biasaya  dalam  sebuah   instrumen  akan  mengklaim  suatu   tingkat   akurasi   yang   dinyatakan   dalam   persentase  lebar  rentang  skala  penuh.  Misalnya,  suatu  alat  ukur  tekanan  tertulis  akurasi  ±500  Pa.    

Di   samping   akurasi   maka   instrumen   TMA   juga   harus  presisi,   yaitu   kemampuan   suatu   alat   ukur   untuk   mampu  memberikan   pembacaan   yang   sama   ketika   pengukuran  dilakukan   secara   berulang-­‐ulang   beberapa   kali   dengan  kondisi   yang   sama.   Jadi   secara   sederhana   presisi  menggambarkan   seberapa  dekat   nilai-­‐nilai   hasil   pengukuran  antara   satu  dengan  yang   lain  dalam  suatu  pengukuran  yang  berulang.   Arti   lainnya   presisi   yaitu   menggambarkan   tingkat  ketelitian   suatu   instrumen.   Angka   ini   juga   sering   disebut  sebagai  ketidakpastian.  Ketidakpastian  alat  ukur  menyatakan  tingkat   presisi   atau   ‘stabilitas’   suatu   alat   yang   dinyatakan  dalam  ±0,001  dan  sebagainya.  

Kondisi   pengukuran   yang   presisi   dan   akurat   diberikan  sebagai  berikut.  

%100yaSesungguhn Nilai

Terukur Nilai -ya Sesungguhn Nilai Akurasi ×=

Catatan: tanda dua garis lurus menyatakan nilai mutlak.

dengan   nilai   yang   sebenarnya.   Nilai   akurasi   biasanya  dinyatakan  dalam  persentase  sebagai  berikut.                                 …………………………(1)  Catatan:  tanda  dua  garis  lurus  menyatakan  nilai  mutlak.  

 Nilai   akurasi   yang  dinyatakan  dalam  persamaan-­‐1   adalah  

menghitung   akurasi   berdasarkan   nilai   yang   terukur   di  lapangan.  Biasaya  dalam  sebuah   instrumen  akan  mengklaim  suatu   tingkat   akurasi   yang   dinyatakan   dalam   persentase  lebar  rentang  skala  penuh.  Misalnya,  suatu  alat  ukur  tekanan  tertulis  akurasi  ±500  Pa.    

Di   samping   akurasi   maka   instrumen   TMA   juga   harus  presisi,   yaitu   kemampuan   suatu   alat   ukur   untuk   mampu  memberikan   pembacaan   yang   sama   ketika   pengukuran  dilakukan   secara   berulang-­‐ulang   beberapa   kali   dengan  kondisi   yang   sama.   Jadi   secara   sederhana   presisi  menggambarkan   seberapa  dekat   nilai-­‐nilai   hasil   pengukuran  antara   satu  dengan  yang   lain  dalam  suatu  pengukuran  yang  berulang.   Arti   lainnya   presisi   yaitu   menggambarkan   tingkat  ketelitian   suatu   instrumen.   Angka   ini   juga   sering   disebut  sebagai  ketidakpastian.  Ketidakpastian  alat  ukur  menyatakan  tingkat   presisi   atau   ‘stabilitas’   suatu   alat   yang   dinyatakan  dalam  ±0,001  dan  sebagainya.  

Kondisi   pengukuran   yang   presisi   dan   akurat   diberikan  sebagai  berikut.  

%100yaSesungguhn Nilai

Terukur Nilai -ya Sesungguhn Nilai Akurasi ×=

13PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 25: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

1 2 3 4 5 6 7 8 9 104

6

8

10

12

14

16

waktu

Amp

tidak  presisi,  tidak  akurat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 104

6

8

10

12

14

16

waktu

Amp

tidak  presisi,  akurat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 104

6

8

10

12

14

16

waktu

Amp

presisi,  tidak  akurat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 104

6

8

10

12

14

16

waktu

Amp

presisi,  akurat

 Gambar  4.  Kondisi  suatu  pengukuran  

 Tingkat   presisi   suatu   alat   ukur   dapat   diuji   dengan   cara  

pengukuran  secara  berulang  dan  alat  ukur  yang  tidak  presisi  pada   umumnya   berasal   dari   cara   pengukuran   yang   keliru.  Sementara   itu,   akurasi   diuji   dengan   pengukuran   berbagai  metode   dan   yang   tidak   akurasi   umumnya   berasal   dari  kesalahan   prosedur   pembuatan   alat   atau   kerusakan   alat.  Prioritas  utama  yang  harus  dicapai  dalam  pengukuran  adalah  menghasilkan   suatu   pengukuran   yang   tepat   (akurat)   karena  ketelitian   (precision)   tanpa  ketepatan   (accuracy)  hanya  akan  menyesatkan  (misleading)  (Wildian,  2010).      

Gambar 4. Kondisi suatu pengukuran

***

1 2 3 4 5 6 7 8 9 104

6

8

10

12

14

16

waktu

Amp

tidak  presisi,  tidak  akurat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 104

6

8

10

12

14

16

waktu

Amp

tidak  presisi,  akurat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 104

6

8

10

12

14

16

waktu

Amp

presisi,  tidak  akurat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 104

6

8

10

12

14

16

waktu

Amp

presisi,  akurat

 Gambar  4.  Kondisi  suatu  pengukuran  

 Tingkat   presisi   suatu   alat   ukur   dapat   diuji   dengan   cara  

pengukuran  secara  berulang  dan  alat  ukur  yang  tidak  presisi  pada   umumnya   berasal   dari   cara   pengukuran   yang   keliru.  Sementara   itu,   akurasi   diuji   dengan   pengukuran   berbagai  metode   dan   yang   tidak   akurasi   umumnya   berasal   dari  kesalahan   prosedur   pembuatan   alat   atau   kerusakan   alat.  Prioritas  utama  yang  harus  dicapai  dalam  pengukuran  adalah  menghasilkan   suatu   pengukuran   yang   tepat   (akurat)   karena  ketelitian   (precision)   tanpa  ketepatan   (accuracy)  hanya  akan  menyesatkan  (misleading)  (Wildian,  2010).      

14 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 26: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

METODE PENGUKURAN TINGGI MUKA AIR (TMA)

SISTEM TELEMETRI

BAB 4.

Page 27: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

METODE    PENGUKURAN  TINGGI  MUKA  AIR  (TMA)  SISTEM  TELEMETRI  

eknologi  pengukuran  TMA  secara   telemetri  bentuknya  sederhana,   yakni   menggunakan   sumber   energi  matahari   serta   ‘data   logger   dan   transmitter’   yang  

dikemas  dalam   suatu   kotak   kedap  air.   Kabel-­‐kabel   disimpan  dalam   tabung,   yang   proses   instalasinya   adalah   sederhana  dan  cepat.  Data  dikirimkan  dari  alat  pemantau  melalui  sistem  komunikasi,  baik  GSM,  USSD,  atau  lainnya  ke  pusat  data  yang  disebut   server.   Data   ditampilkan   dalam   bentuk   web   GIS  sehingga   dapat   digunakan   secara   langsung   dan  mudah   oleh  pengguna.  Sistem  tersebut  dijelaskan  pada  Gambar  5.    

 

T  

Gambar  5.  Sistem  pengukuran  TMA  lahan  gambut  secara  telemetri  

METODE    PENGUKURAN  TINGGI  MUKA  AIR  (TMA)  SISTEM  TELEMETRI  

eknologi  pengukuran  TMA  secara   telemetri  bentuknya  sederhana,   yakni   menggunakan   sumber   energi  matahari   serta   ‘data   logger   dan   transmitter’   yang  

dikemas  dalam   suatu   kotak   kedap  air.   Kabel-­‐kabel   disimpan  dalam   tabung,   yang   proses   instalasinya   adalah   sederhana  dan  cepat.  Data  dikirimkan  dari  alat  pemantau  melalui  sistem  komunikasi,  baik  GSM,  USSD,  atau  lainnya  ke  pusat  data  yang  disebut   server.   Data   ditampilkan   dalam   bentuk   web   GIS  sehingga   dapat   digunakan   secara   langsung   dan  mudah   oleh  pengguna.  Sistem  tersebut  dijelaskan  pada  Gambar  5.    

 

T  

Gambar  5.  Sistem  pengukuran  TMA  lahan  gambut  secara  telemetri  Gambar 5. Sistem pengukuran TMA lahan gambut secara telemetri

16 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 28: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

 

Alat   pemantau   TMA   dapat   dibuat   secara   mandiri   oleh  swasta  ataupun  unit  kecil  mandiri   (UKM)  dengan  memenuhi  standar   yang   telah   ditetapkan   oleh   BRG.  Alat   ini   diwajibkan  memiliki  sensor  untuk  mengukur:  

� Tinggi  muka  air  (TMA).  

� Kelembapan   tanah   gambut   (dipasang   10   cm   di  bawah  permukaan  lahan  gambut).  

� Curah  hujan.  

� Suhu  dan  kelembapan  udara.  

TMA  diukur  melalui  langkah-­‐langkah  sebagai  berikut.  

Langkah  1.  Siapkan  peralatan  untuk  pengukuran  lapangan  

1. Daftar   minimal   peralatan   yang   diperlukan   untuk   bidang  pengukuran  TMA.  

2. TMA  harus  disesuaikan  berdasarkan  kondisi  lapangan.  

3. Peralatan   alat   pemantau   TMA   (water   logger)   sistem  telemetri.  

4. Kartu  SIM  untuk  jaringan  seluler.  

5. Komputer  laptop  dengan  modem  internet.  

6. Pipa  besi.  7. Pipa  PVC.  8. ‘Eijkelkamp  auger’  gambut  untuk  membuat  lubang  PVC.  

9. GPS.  10. Kompas.  

11. Pita  pengukur.  

17PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 29: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

Langkah  2.  Pilih  lokasi  untuk  pengukuran  lapangan  

Pilih   lokasi   di   lapangan   yang   sudah   ditetapkan   untuk  pengukuran  dengan  ketentuan  sebagai  berikut.  

1. Memastikan  bahwa  lokasi  harus  dapat  diakses  secara  fisik  dan   secara   hukum   diperbolehkan   untuk   dilakukan  instalasi  sistem  alat  pemantau  TMA  dan  pemeliharaannya.  

2. Memastikan   agar   cakupan   jaringan/GPRS/Q-­‐CDMA   GSM  tersedia   (karena  sistem  ini  mentransmisikan  data  dengan  jaringan   selular).   Jika   tidak   ada   jaringan   ini,   maka   akan  digunakan  sistem  jaringan  radio.  

3. Apabila   jangkauan   jaringan   tidak   tersedia   di   permukaan  tanah,   maka   antena   dapat   dipasang   untuk   menangkap  sinyal.  

4. Menetapkan   lokasi   yang   mewakili   berbagai   jenis   kondisi  lahan   gambut   yang   telah   ditentukan   oleh   BRG,   dan  dengan   pertimbangan   tertentu   BRG   dapat   berkoordinasi  dengan  lembaga  lainnya.  

5. Memastikan   bahwa   lokasi   pemasangan   tersebut   aman  dari  potensi  pencurian  alat.  

 

Langkah  3.  Pasang  sistem  water  logger  di  lokasi  yang  dipilih  

1. Mengukur  kedalaman  gambut  di   lokasi  yang  dipilih  untuk  instalasi  alat  pemantau  TMA  sistem  telemetri.  

2. Memasang     besi     ke   tanah   mineral   di   bawah     lapisan  gambut  sehingga  pipa  tetap  stabil.  

3. Membuat   platform   logam   atau   PVC   untuk   menghindari    alat   sensor   terkena   hujan.   Platform   logam   harus  ditempatkan   cukup   tinggi   sehingga   bebas   dari   potensi  kerusakan  banjir.  

4. Membuat   lubang   dengan   diameter   0,5   cm   di   pipa   PVC.  

18 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 30: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

Pipa  berfungsi  sebagai  pengukur  air.  

5. Memasang  alat  pemantau  pada  pipa  besi  atau  PVC.  Panel  surya  yang   terdapat  pada  kotak  harus  diarahkan  ke  sinar  matahari.  

6. Memasang   sensor   curah   hujan   dan   sensor   lain   yang  dianggap  perlu  pada  platform.  

7. Memasang  sensor  logger  air  ke  dalam  pipa  PVC.  

8. Memasang   pipa   besi   hingga   ke   tanah   mineral   melalui  lapisan  gambut.    

Setelah   alat   terpasang,   maka   alat   diuji   dengan  seperangkat   laptop   untuk   menguji   transmisi   data   dan   lain  sebagainya.   Interval   pengukuran   dapat   dipilih   sesuai  peruntukan.   Biasanya   untuk   keperluan   pengelolaan   lahan,  maka   interval   pengukuran   selang   satu   hari   sudah   dianggap  memadai.  Akan  tetapi,  untuk  keperluan  early  warning  system  (EWS)   kerentanan   terhadap   bahaya   kebakaran,   maka  dianjurkan   agar   menggunakan   interval   pengukuran   selang  waktu  sepuluh  menit.  

 

   

Langkah  2.  Pilih  lokasi  untuk  pengukuran  lapangan  

Pilih   lokasi   di   lapangan   yang   sudah   ditetapkan   untuk  pengukuran  dengan  ketentuan  sebagai  berikut.  

1. Memastikan  bahwa  lokasi  harus  dapat  diakses  secara  fisik  dan   secara   hukum   diperbolehkan   untuk   dilakukan  instalasi  sistem  alat  pemantau  TMA  dan  pemeliharaannya.  

2. Memastikan   agar   cakupan   jaringan/GPRS/Q-­‐CDMA   GSM  tersedia   (karena  sistem  ini  mentransmisikan  data  dengan  jaringan   selular).   Jika   tidak   ada   jaringan   ini,   maka   akan  digunakan  sistem  jaringan  radio.  

3. Apabila   jangkauan   jaringan   tidak   tersedia   di   permukaan  tanah,   maka   antena   dapat   dipasang   untuk   menangkap  sinyal.  

4. Menetapkan   lokasi   yang   mewakili   berbagai   jenis   kondisi  lahan   gambut   yang   telah   ditentukan   oleh   BRG,   dan  dengan   pertimbangan   tertentu   BRG   dapat   berkoordinasi  dengan  lembaga  lainnya.  

5. Memastikan   bahwa   lokasi   pemasangan   tersebut   aman  dari  potensi  pencurian  alat.  

 

Langkah  3.  Pasang  sistem  water  logger  di  lokasi  yang  dipilih  

1. Mengukur  kedalaman  gambut  di   lokasi  yang  dipilih  untuk  instalasi  alat  pemantau  TMA  sistem  telemetri.  

2. Memasang     besi     ke   tanah   mineral   di   bawah     lapisan  gambut  sehingga  pipa  tetap  stabil.  

3. Membuat   platform   logam   atau   PVC   untuk   menghindari    alat   sensor   terkena   hujan.   Platform   logam   harus  ditempatkan   cukup   tinggi   sehingga   bebas   dari   potensi  kerusakan  banjir.  

4. Membuat   lubang   dengan   diameter   0,5   cm   di   pipa   PVC.  

***

19PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 31: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

TEKNIK PEMANTAUAN LAPANGAN DAN PENGOLAHAN DATA

TINGGI MUKA AIR (TMA) SISTEM TELEMETRI

BAB 5.

Page 32: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

TEKNIK  PEMANTAUAN  LAPANGAN  DAN  PENGOLAHAN  DATA  TINGGI  MUKA  AIR  (TMA)  SISTEM  TELEMETRI      

1. Teknik  Pemantauan  Lapangan  Tinggi  Muka  Air  (TMA)  

Alat   yang   digunakan   adalah   pipa   (sumur   pantau),   rambu  ukur,   meteran,   tongkat   ukur,   alat   tulis,   serta   peralatan   lain  yang   dibutuhkan   di   lapangan.   Penentuan   plot   harus  mempertimbangkan  penggunaan  lahan  (areal  lindung,  hutan  sekunder,  HTI,  perkebunan,  dan  pertanian),  sistem  kanal,  dan  bloking   kanal.   Lokasi   pemantauan   harus   terkoreksi   dengan  peta  kerja  penentuan  titik  pengamatan  (suatu  KHG  atau  sub  KHG  atau  suatu  sistem  pengelolaan  air).    

 

 

Pengukuran  Kedalaman  Tinggi  Muka  Air  Pada   masing-­‐masing   titik   pengamatan   di   lokasi   terpilih  dilakukan   pemasangan   sumur   pantau   dari   pipa   paralon  

Gambar  6.  Lokasi  pemantauan  lapangan  Gambar 6. Lokasi pemantauan lapangan

berdiameter  2  inci  dengan  panjang  sesuai  dengan  kedalaman  gambut  pada  titik  tersebut  dan  dilebihkan  50  cm.  Pada  kedua  ujung   pipa   diberikan   penutup   dan   pada   batangan   pipa  diberikan  lubang  kecil.  Untuk  memudahkan  pemasangan  pipa  dilakukan   pengeboran   dengan   menggunakan   bor   gambut,  lalu   pipa   paralon   dibenamkan   secara   vertikal   hingga   pipa  paralon  tinggal  50  cm  di  atas  permukaan  gambut.  Pada  pipa    yang   telah   terpasang,   terlebih   dahulu   diberikan   pengaman  berupa   kawat   kasa.   Pengukuran   tinggi   muka   air   tanah  dilakukan   pada   tiap-­‐tiap   titik   pengamatan   yang   telah  dipasang   pipa   dengan   cara   memasukan   tongkat   ukur   ke  dalam   pipa   hingga  mencapai   batas   permukaan   air   (ditandai  dengan  tongkat  ukur  yang  basah).  Kemudian  bagian  tongkat  yang   sejajar   dengan   permukaan   pipa   diberikan   tanda.  Kedalaman   muka   air   tanah   ditentukan   dengan   cara  mengukur  panjang  bagian  tongkat  yang  kering  di  atas  bagian  yang   basah   sampai   bagian   tongkat   yang   sejajar   dengan  permukaan   pipa   dan   dikurangi   50   cm.   Pipa   dipasang   pada    titik   pengamatan   yang   terletak   di   masing   masing   tutupan  lahan  dan  sistem  kanal  yang  berbeda.  

Untuk  memperoleh   gambaran  dinamika   elevasi  muka   air  tanah   pada   saluran   dilakukan   dengan   menggunakan     data  dari   SESAME   (MAT,   CH,   T)   atau  water     level     logger.  Water  level   logger   dapat   diatur   untuk   merekam   elevasi   muka   air  dengan   interval   jam   atau   harian.   Pengamatan   pada   pipa  dapat  dilakukan  satu  minggu  sekali  atau  sesuai  kebutuhan.  

Pipa  terpasang  Pipa  pemantau  TMA   SESAME/Telemetri  

Gambar  7.  Pengukuran  kedalaman  tinggi  muka  air  

TEKNIK  PEMANTAUAN  LAPANGAN  DAN  PENGOLAHAN  DATA  TINGGI  MUKA  AIR  (TMA)  SISTEM  TELEMETRI      

1. Teknik  Pemantauan  Lapangan  Tinggi  Muka  Air  (TMA)  

Alat   yang   digunakan   adalah   pipa   (sumur   pantau),   rambu  ukur,   meteran,   tongkat   ukur,   alat   tulis,   serta   peralatan   lain  yang   dibutuhkan   di   lapangan.   Penentuan   plot   harus  mempertimbangkan  penggunaan  lahan  (areal  lindung,  hutan  sekunder,  HTI,  perkebunan,  dan  pertanian),  sistem  kanal,  dan  bloking   kanal.   Lokasi   pemantauan   harus   terkoreksi   dengan  peta  kerja  penentuan  titik  pengamatan  (suatu  KHG  atau  sub  KHG  atau  suatu  sistem  pengelolaan  air).    

 

 

Pengukuran  Kedalaman  Tinggi  Muka  Air  Pada   masing-­‐masing   titik   pengamatan   di   lokasi   terpilih  dilakukan   pemasangan   sumur   pantau   dari   pipa   paralon  

Gambar  6.  Lokasi  pemantauan  lapangan  

TEKNIK  PEMANTAUAN  LAPANGAN  DAN  PENGOLAHAN  DATA  TINGGI  MUKA  AIR  (TMA)  SISTEM  TELEMETRI      

1. Teknik  Pemantauan  Lapangan  Tinggi  Muka  Air  (TMA)  

Alat   yang   digunakan   adalah   pipa   (sumur   pantau),   rambu  ukur,   meteran,   tongkat   ukur,   alat   tulis,   serta   peralatan   lain  yang   dibutuhkan   di   lapangan.   Penentuan   plot   harus  mempertimbangkan  penggunaan  lahan  (areal  lindung,  hutan  sekunder,  HTI,  perkebunan,  dan  pertanian),  sistem  kanal,  dan  bloking   kanal.   Lokasi   pemantauan   harus   terkoreksi   dengan  peta  kerja  penentuan  titik  pengamatan  (suatu  KHG  atau  sub  KHG  atau  suatu  sistem  pengelolaan  air).    

 

 

Pengukuran  Kedalaman  Tinggi  Muka  Air  Pada   masing-­‐masing   titik   pengamatan   di   lokasi   terpilih  dilakukan   pemasangan   sumur   pantau   dari   pipa   paralon  

Gambar  6.  Lokasi  pemantauan  lapangan  

1. TEKNIK PEMANTAUAN LAPANGAN TINGGI MUKA AIR (TMA)

Pengukuran Kedalaman Tinggi Muka Air

21PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 33: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

berdiameter  2  inci  dengan  panjang  sesuai  dengan  kedalaman  gambut  pada  titik  tersebut  dan  dilebihkan  50  cm.  Pada  kedua  ujung   pipa   diberikan   penutup   dan   pada   batangan   pipa  diberikan  lubang  kecil.  Untuk  memudahkan  pemasangan  pipa  dilakukan   pengeboran   dengan   menggunakan   bor   gambut,  lalu   pipa   paralon   dibenamkan   secara   vertikal   hingga   pipa  paralon  tinggal  50  cm  di  atas  permukaan  gambut.  Pada  pipa    yang   telah   terpasang,   terlebih   dahulu   diberikan   pengaman  berupa   kawat   kasa.   Pengukuran   tinggi   muka   air   tanah  dilakukan   pada   tiap-­‐tiap   titik   pengamatan   yang   telah  dipasang   pipa   dengan   cara   memasukan   tongkat   ukur   ke  dalam   pipa   hingga  mencapai   batas   permukaan   air   (ditandai  dengan  tongkat  ukur  yang  basah).  Kemudian  bagian  tongkat  yang   sejajar   dengan   permukaan   pipa   diberikan   tanda.  Kedalaman   muka   air   tanah   ditentukan   dengan   cara  mengukur  panjang  bagian  tongkat  yang  kering  di  atas  bagian  yang   basah   sampai   bagian   tongkat   yang   sejajar   dengan  permukaan   pipa   dan   dikurangi   50   cm.   Pipa   dipasang   pada    titik   pengamatan   yang   terletak   di   masing   masing   tutupan  lahan  dan  sistem  kanal  yang  berbeda.  

Untuk  memperoleh   gambaran  dinamika   elevasi  muka   air  tanah   pada   saluran   dilakukan   dengan   menggunakan     data  dari   SESAME   (MAT,   CH,   T)   atau  water     level     logger.  Water  level   logger   dapat   diatur   untuk   merekam   elevasi   muka   air  dengan   interval   jam   atau   harian.   Pengamatan   pada   pipa  dapat  dilakukan  satu  minggu  sekali  atau  sesuai  kebutuhan.  

Pipa  terpasang  Pipa  pemantau  TMA   SESAME/Telemetri  

Gambar  7.  Pengukuran  kedalaman  tinggi  muka  air  

berdiameter  2  inci  dengan  panjang  sesuai  dengan  kedalaman  gambut  pada  titik  tersebut  dan  dilebihkan  50  cm.  Pada  kedua  ujung   pipa   diberikan   penutup   dan   pada   batangan   pipa  diberikan  lubang  kecil.  Untuk  memudahkan  pemasangan  pipa  dilakukan   pengeboran   dengan   menggunakan   bor   gambut,  lalu   pipa   paralon   dibenamkan   secara   vertikal   hingga   pipa  paralon  tinggal  50  cm  di  atas  permukaan  gambut.  Pada  pipa    yang   telah   terpasang,   terlebih   dahulu   diberikan   pengaman  berupa   kawat   kasa.   Pengukuran   tinggi   muka   air   tanah  dilakukan   pada   tiap-­‐tiap   titik   pengamatan   yang   telah  dipasang   pipa   dengan   cara   memasukan   tongkat   ukur   ke  dalam   pipa   hingga  mencapai   batas   permukaan   air   (ditandai  dengan  tongkat  ukur  yang  basah).  Kemudian  bagian  tongkat  yang   sejajar   dengan   permukaan   pipa   diberikan   tanda.  Kedalaman   muka   air   tanah   ditentukan   dengan   cara  mengukur  panjang  bagian  tongkat  yang  kering  di  atas  bagian  yang   basah   sampai   bagian   tongkat   yang   sejajar   dengan  permukaan   pipa   dan   dikurangi   50   cm.   Pipa   dipasang   pada    titik   pengamatan   yang   terletak   di   masing   masing   tutupan  lahan  dan  sistem  kanal  yang  berbeda.  

Untuk  memperoleh   gambaran  dinamika   elevasi  muka   air  tanah   pada   saluran   dilakukan   dengan   menggunakan     data  dari   SESAME   (MAT,   CH,   T)   atau  water     level     logger.  Water  level   logger   dapat   diatur   untuk   merekam   elevasi   muka   air  dengan   interval   jam   atau   harian.   Pengamatan   pada   pipa  dapat  dilakukan  satu  minggu  sekali  atau  sesuai  kebutuhan.  

Pipa  terpasang  Pipa  pemantau  TMA   SESAME/Telemetri  

Gambar  7.  Pengukuran  kedalaman  tinggi  muka  air  Gambar 7. Pengukuran kedalaman tinggi muka air

22 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 34: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

2. Pengolahan  Data  Tinggi  Muka  Air  (TMA)  

Analisis  TMA  Hasil  Pengukuran  di  Lapangan  Dari  data  pengukuran  tinggi  muka  air  tanah  dan  tinggi  muka  air   saluran   yang   diperoleh   dari   pengukuran   lapangan  dilakukan   analisis   fluktuasi   kedalaman   muka   air   tanah.  Analisis   yang   digunakan   adalah   analisis   regresi   sederhana  untuk   melihat   hubungan   antara   besarnya   kedalaman   muka  air   tanah   dengan   muka   air   pada   saluran   serta   curah   hujan  yang   turun.   Analisis   ini   dilakukan   dengan   menggunakan  program  microsoft  excel.    

Gambar  8.  Perubahan  TMA  Hutan  Lindung  Gambut  Sei.  Buluh  

2. Pengolahan  Data  Tinggi  Muka  Air  (TMA)  

Analisis  TMA  Hasil  Pengukuran  di  Lapangan  Dari  data  pengukuran  tinggi  muka  air  tanah  dan  tinggi  muka  air   saluran   yang   diperoleh   dari   pengukuran   lapangan  dilakukan   analisis   fluktuasi   kedalaman   muka   air   tanah.  Analisis   yang   digunakan   adalah   analisis   regresi   sederhana  untuk   melihat   hubungan   antara   besarnya   kedalaman   muka  air   tanah   dengan   muka   air   pada   saluran   serta   curah   hujan  yang   turun.   Analisis   ini   dilakukan   dengan   menggunakan  program  microsoft  excel.    

Gambar  8.  Perubahan  TMA  Hutan  Lindung  Gambut  Sei.  Buluh  Gambar 8. Perubahan TMA Hutan Lindung Gambut Sei. Buluh

2. PENGOLAHAN DATA TINGGI MUKA AIR (TMA)

Analisis TMA Hasil Pengukuran di Lapangan

23PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 35: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

 

 Gambar 10. Perubahan TMA HTI Acasia  

Gambar 9. Perubahan TMA kebun kelapa sawit  

Gambar 10. Perubahan TMA HTI Acasia

 

 Gambar 10. Perubahan TMA HTI Acasia  

Gambar 9. Perubahan TMA kebun kelapa sawit  Gambar 9. Perubahan TMA kebun kelapa sawit

24 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 36: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

TMA  hasil  pengukuran  lapang  seperti  pada  gambar  di  atas  menunjukkan   adanya   perbedaan   tinggi   muka   air   tanah  berdasarkan   penggunaan   lahan.   Pada   penggunaan   lahan  hutan  lindung  lebih  dekat  ke  permukaan  tanah  dibandingkan  dengan   penggunaan   lahan   kepala   sawit   dan   diikuti   oleh  akasia.   Hal   ini   disebabkan   tanaman   kelapa   sawit   dan   akasia    memiliki   kanal   dan   acasia   memiliki   kanal   lebih   besar   serta  lebih   panjang   tanpa   sekat   kanal.   Pada   penggunaan   lahan  kelapa   sawit   terdapat   perbedaan   yang   kelapa   sawit  masyarakat  lebih  dekat  permukaan    air  tanahnya.    

Analisis  TMA  Hasil  Pengukuran  Telemetri  

Gambar  11.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  

Gambar  12.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  

TMA  hasil  pengukuran  lapang  seperti  pada  gambar  di  atas  menunjukkan   adanya   perbedaan   tinggi   muka   air   tanah  berdasarkan   penggunaan   lahan.   Pada   penggunaan   lahan  hutan  lindung  lebih  dekat  ke  permukaan  tanah  dibandingkan  dengan   penggunaan   lahan   kepala   sawit   dan   diikuti   oleh  akasia.   Hal   ini   disebabkan   tanaman   kelapa   sawit   dan   akasia    memiliki   kanal   dan   acasia   memiliki   kanal   lebih   besar   serta  lebih   panjang   tanpa   sekat   kanal.   Pada   penggunaan   lahan  kelapa   sawit   terdapat   perbedaan   yang   kelapa   sawit  masyarakat  lebih  dekat  permukaan    air  tanahnya.    

Analisis  TMA  Hasil  Pengukuran  Telemetri  

Gambar  11.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  

Gambar  12.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  

TMA  hasil  pengukuran  lapang  seperti  pada  gambar  di  atas  menunjukkan   adanya   perbedaan   tinggi   muka   air   tanah  berdasarkan   penggunaan   lahan.   Pada   penggunaan   lahan  hutan  lindung  lebih  dekat  ke  permukaan  tanah  dibandingkan  dengan   penggunaan   lahan   kepala   sawit   dan   diikuti   oleh  akasia.   Hal   ini   disebabkan   tanaman   kelapa   sawit   dan   akasia    memiliki   kanal   dan   acasia   memiliki   kanal   lebih   besar   serta  lebih   panjang   tanpa   sekat   kanal.   Pada   penggunaan   lahan  kelapa   sawit   terdapat   perbedaan   yang   kelapa   sawit  masyarakat  lebih  dekat  permukaan    air  tanahnya.    

Analisis  TMA  Hasil  Pengukuran  Telemetri  

Gambar  11.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  

Gambar  12.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  

TMA  hasil  pengukuran  lapang  seperti  pada  gambar  di  atas  menunjukkan   adanya   perbedaan   tinggi   muka   air   tanah  berdasarkan   penggunaan   lahan.   Pada   penggunaan   lahan  hutan  lindung  lebih  dekat  ke  permukaan  tanah  dibandingkan  dengan   penggunaan   lahan   kepala   sawit   dan   diikuti   oleh  akasia.   Hal   ini   disebabkan   tanaman   kelapa   sawit   dan   akasia    memiliki   kanal   dan   acasia   memiliki   kanal   lebih   besar   serta  lebih   panjang   tanpa   sekat   kanal.   Pada   penggunaan   lahan  kelapa   sawit   terdapat   perbedaan   yang   kelapa   sawit  masyarakat  lebih  dekat  permukaan    air  tanahnya.    

Analisis  TMA  Hasil  Pengukuran  Telemetri  

Gambar  11.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  

Gambar  12.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  

TMA  hasil  pengukuran  lapang  seperti  pada  gambar  di  atas  menunjukkan   adanya   perbedaan   tinggi   muka   air   tanah  berdasarkan   penggunaan   lahan.   Pada   penggunaan   lahan  hutan  lindung  lebih  dekat  ke  permukaan  tanah  dibandingkan  dengan   penggunaan   lahan   kepala   sawit   dan   diikuti   oleh  akasia.   Hal   ini   disebabkan   tanaman   kelapa   sawit   dan   akasia    memiliki   kanal   dan   acasia   memiliki   kanal   lebih   besar   serta  lebih   panjang   tanpa   sekat   kanal.   Pada   penggunaan   lahan  kelapa   sawit   terdapat   perbedaan   yang   kelapa   sawit  masyarakat  lebih  dekat  permukaan    air  tanahnya.    

Analisis  TMA  Hasil  Pengukuran  Telemetri  

Gambar  11.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  

Gambar  12.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  

TMA  hasil  pengukuran  lapang  seperti  pada  gambar  di  atas  menunjukkan   adanya   perbedaan   tinggi   muka   air   tanah  berdasarkan   penggunaan   lahan.   Pada   penggunaan   lahan  hutan  lindung  lebih  dekat  ke  permukaan  tanah  dibandingkan  dengan   penggunaan   lahan   kepala   sawit   dan   diikuti   oleh  akasia.   Hal   ini   disebabkan   tanaman   kelapa   sawit   dan   akasia    memiliki   kanal   dan   acasia   memiliki   kanal   lebih   besar   serta  lebih   panjang   tanpa   sekat   kanal.   Pada   penggunaan   lahan  kelapa   sawit   terdapat   perbedaan   yang   kelapa   sawit  masyarakat  lebih  dekat  permukaan    air  tanahnya.    

Analisis  TMA  Hasil  Pengukuran  Telemetri  

Gambar  11.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  

Gambar  12.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  Gambar 12. Hasil TMA Lokasi Jambi

Gambar 11. Hasil TMA Lokasi Jambi

TMA  hasil  pengukuran  lapang  seperti  pada  gambar  di  atas  menunjukkan   adanya   perbedaan   tinggi   muka   air   tanah  berdasarkan   penggunaan   lahan.   Pada   penggunaan   lahan  hutan  lindung  lebih  dekat  ke  permukaan  tanah  dibandingkan  dengan   penggunaan   lahan   kepala   sawit   dan   diikuti   oleh  akasia.   Hal   ini   disebabkan   tanaman   kelapa   sawit   dan   akasia    memiliki   kanal   dan   acasia   memiliki   kanal   lebih   besar   serta  lebih   panjang   tanpa   sekat   kanal.   Pada   penggunaan   lahan  kelapa   sawit   terdapat   perbedaan   yang   kelapa   sawit  masyarakat  lebih  dekat  permukaan    air  tanahnya.    

Analisis  TMA  Hasil  Pengukuran  Telemetri  

Gambar  11.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  

Gambar  12.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  

3. ANALISIS TMA HASIL PENGUKURAN TELEMETRI

25PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 37: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

Gambar 13. Hasil TMA Lokasi Jambi

Gambar 14. Peringatan kondisi TMA

 

Gambar  13.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  

Gambar  14.  Peringatan  kondisi  TMA  

 

Gambar  13.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  

Gambar  14.  Peringatan  kondisi  TMA  

 

Gambar  13.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  

Gambar  14.  Peringatan  kondisi  TMA  

 

Gambar  13.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  

Gambar  14.  Peringatan  kondisi  TMA  

 

Gambar  13.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  

Gambar  14.  Peringatan  kondisi  TMA  

 

Gambar  13.  Hasil  TMA  lokasi  Jambi  

Gambar  14.  Peringatan  kondisi  TMA  

26 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 38: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

Ekstrapolasi  Analisis  TMA  Hasil  Pengukuran  Lapangan  dengan  Telemetri  

Pemantauan  MAT  secara  luas  dalam  suatu  Sub  KHG  atau  KHG  dapat   dilakukan   dengan   menggabungkan   teknik   pemantau  lapang   dengan   cara   telemetri.   Sebagai   faktor   koreksinya  dapat   dilakukan   dengan   membuat   suatu   hubungan   antara  data  lapang  dengan  data  MAT  dari  penguran  TELEMETRI.    

 

 

Gambar  15.  Perbandingan  data  SESAME  dan  pipa  pantau  

Gambar 15. Perbandingan data SESAME dan pipa pantau

Ekstrapolasi  Analisis  TMA  Hasil  Pengukuran  Lapangan  dengan  Telemetri  Pemantauan  MAT  secara  luas  dalam  suatu  Sub  KHG  atau  KHG  dapat   dilakukan   dengan   menggabungkan   teknik   pemantau  lapang   dengan   cara   telemetri.   Sebagai   faktor   koreksinya  dapat   dilakukan   dengan   membuat   suatu   hubungan   antara  data  lapang  dengan  data  MAT  dari  penguran  TELEMETRI.    

 

 

Gambar  15.  Perbandingan  data  SESAME  dan  pipa  pantau  

4. EKSTRAPOLASI ANALISIS TMA HASIL PENGUKURAN LAPANGAN DENGAN TELEMETRI

***

27PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 39: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 6.

Page 40: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

PENGOLAHAN  DAN  ANALISIS  DATA  TELEMETRI    

1. Akuisisi  Data  Data  yang  diperoleh  dari   instrumen  pengukuran  tinggi  muka  air  adalah  sebuah  data  deret  waktu.  Data  yang  direkam  oleh  sensor   adalah   suhu,   curah   hujan,   tinggi   muka   air   atau  groundwater   level,   dan   ground   surface   level.   Namun,   data-­‐data   tersebut   tersimpan   di   sistem   server.   Data   observasi  dapat   diperoleh   dari   sistem   telemetri   melalui   tiga   langkah,  yaitu:   1)   Mengunduh   (download)   data   dari   server,   2)  Mengecek,  dan  3)  Mengoreksi  data.    

 

2. Mengunduh  Data  dari  Server  Langkah  1.  Mengunduh  data  

Untuk   mengunduh   data   dari   server,   dilakukan   melalui  perangkat   lunak   yang   disediakan.   Biasanya   administrator  akan  memberikan  kata  sandi  untuk  membuka  link  data.  Pada  umumnya   data   akan   diperoleh   dalam   format   csv   dimana  format   ini   dapat   dibuka   melalui   perangkat   lunak   Microsoft  Office  Excel.    

Langkah  2.  Melakukan  pengaturan  

Pengaturan   dilakukan   terhadap   suatu   perangkat   lunak   yang  telah  dibuka  dan  data  dari  water   logger  yang  akan  diunduh  ke   dalam   perangkat   lunak.   Mengunduh   data   dilakukan  dengan   memilih   “acquisition   data   file   list”   pada   jendela  perangkat   lunak,   lalu   pilih   “all”   untuk  menampilkan   seluruh  data.   Data   tersebut   secara   otomatis   akan   muncul   pada  daftar.   Lakukan   langkah   tersebut   untuk   mendapatkan  parameter  lainnya.   3. Mengecek  Kualitas  dan  Koreksi  Data  Sebuah   data   akuisisi   akan   banyak   gangguan   sehingga  pengecekan   kualitas   data   sangat   perlu   untuk   dilakukan.  Sebagai   contoh   untuk   perangkat   lunak   pada   umumnya,  pengecekan   data   dilakukan   dengan   memlilih   suatu   menu  yaitu   “autochek”  pada   jendela   ini   sehingga   setiap  pengguna  tidak   perlu   memeriksa   kembali   hasil   grafiknya.   Perangkat  lunak   ini   akan   memberikan   langkah   yang   diperlukan   untuk  memeriksa  kualitas  datanya.      

Kadang  kala  data  hasil  unduhan  dari  perangkat  lunak  tidak  selalu   berurutan   waktunya   (hari,   jam,   atau   menit).   Hal   ini  karena   pengiriman   data   dari  water   logger   ke   server   sangat  tergantung  kepada  sinyal.  Pada  umumnya  data-­‐data  tersebut  mempunyai   interval   setiap   10   menit,   tetapi   pada   hasil  unduhan,  kadang  kala  terdapat  data  yang  kurang  atau  hilang  (missing   data)   sehingga   data   tersebut   harus   diperiksa   dan  diperbaiki.   Langkah-­‐langkah   perbaikan   data   dapat   dilakukan  dengan  menggunakan  perangkat  lunak  Microsoft  Office  Excel  karena  data-­‐data  mentah  dapat  dibuka  dengan  program  ini.    

 

4. Pengolahan  Data  Pada   dasarnya   data   yang   dikirimkan   ke   server   dapat  diperoleh  dari  suatu  situs  di   internet  yang  dinyatakan  dalam  web  GIS.  Pada  umumnya,  aplikasi  ini  mudah  untuk  digunakan  sehingga   Anda   dapat   menjelajah   untuk   mendapatkan  informasi  yang  diinginkan.    

 

1. AKUISISI DATA

2. MENGUNDUH DATA DARI SERvERLangkah 1. Mengunduh data

Langkah 2. Melakukan pengaturan

29PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 41: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

daftar.   Lakukan   langkah   tersebut   untuk   mendapatkan  parameter  lainnya.   3. Mengecek  Kualitas  dan  Koreksi  Data  Sebuah   data   akuisisi   akan   banyak   gangguan   sehingga  pengecekan   kualitas   data   sangat   perlu   untuk   dilakukan.  Sebagai   contoh   untuk   perangkat   lunak   pada   umumnya,  pengecekan   data   dilakukan   dengan   memlilih   suatu   menu  yaitu   “autochek”  pada   jendela   ini   sehingga   setiap  pengguna  tidak   perlu   memeriksa   kembali   hasil   grafiknya.   Perangkat  lunak   ini   akan   memberikan   langkah   yang   diperlukan   untuk  memeriksa  kualitas  datanya.      

Kadang  kala  data  hasil  unduhan  dari  perangkat  lunak  tidak  selalu   berurutan   waktunya   (hari,   jam,   atau   menit).   Hal   ini  karena   pengiriman   data   dari  water   logger   ke   server   sangat  tergantung  kepada  sinyal.  Pada  umumnya  data-­‐data  tersebut  mempunyai   interval   setiap   10   menit,   tetapi   pada   hasil  unduhan,  kadang  kala  terdapat  data  yang  kurang  atau  hilang  (missing   data)   sehingga   data   tersebut   harus   diperiksa   dan  diperbaiki.   Langkah-­‐langkah   perbaikan   data   dapat   dilakukan  dengan  menggunakan  perangkat  lunak  Microsoft  Office  Excel  karena  data-­‐data  mentah  dapat  dibuka  dengan  program  ini.    

 

4. Pengolahan  Data  Pada   dasarnya   data   yang   dikirimkan   ke   server   dapat  diperoleh  dari  suatu  situs  di   internet  yang  dinyatakan  dalam  web  GIS.  Pada  umumnya,  aplikasi  ini  mudah  untuk  digunakan  sehingga   Anda   dapat   menjelajah   untuk   mendapatkan  informasi  yang  diinginkan.    

 

3. MENGECEK KUALITAS DAN KOREKSI DATA

4. PENGOLAHAN DATA

30 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 42: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

5. Analisis  Data  Data  dari  pengukuran  dinyatakan  dalam  bentuk  deret  waktu  atau  disebut  sinyal.  Sinyal  tersebut  sudah  pasti  mengandung  banyak   informasi   yang   tidak   diperlukan.   Untuk  menghilangkan   beberapa   informasi   yang   tidak   diperlukan  biasanya  dilakukan  langkah  statistik  dasar.  Beberapa  langkah  yang  biasa  dilakukan  adalah  sebagai  berikut.  

1. Membuang  offset  

Langkah   ini   dilakukan   karena   kita   biasanya   hanya   ingin  melihat   tinggi   muka   air   terhadap   suatu   ketinggian   rata-­‐rata.   Pada   langkah   ini   maka   data   dikurangi   dengan   nilai  rata-­‐ratanya.  Algoritma  sebagai  berikut.    

Data  =  data  –  mean  (data)  

2. Membuang  baseline    

Langkah   ini   diperlukan   untuk   menghilangkan   efek   noise  akibat   proses   rata-­‐rata.   Algoritma   proses   ini   sebagai  berikut.    

Basel  =  find  (t<=0);  Data  =  data  –  mean  (data(basel))  

3. Jika   kita   ingin   melihat   kondisi   data   yang   halus   maka  dilakukan  filtering.  Ada  banyak  jenis  filter  tergantung  dari  kebutuhan,   misalnya   lowpass   filter,   highpass   filter,   dan  sebagainya.  

Suatu  data  dalam  deret  waktu  akan  diolah  menggunakan  perangkat  standar  yang  dinamakan  analisis  spectral.  Analisis  spectral   ini   didasarkan   pada   kepercayaan   bahwa   segala  macam   fenomena   (yang   dinyatakan   dalam   bentuk   sinyal) yang   ada   di   dunia   ini   merupakan   kumpulan   atau   lebih  tepatnya  kombinasi  linier  dari  sinyal-­‐sinyal  yang  periodik  atau  berulang.   Jadi   pada   dasarnya   semua   fenomena   berulang.  Misalnya,   tinggi   muka   air   akan   naik   dan   turun   secara  

5. ANALISIS DATA

31PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 43: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

berulang.   Teknik   matematika   untuk   mengolah   data   yang  mempunyai   sifat   seperti   di   atas   dinamakan   analisis   Fourier.  Metode   ini   mempunyai   aplikasi   luas   yang   berguna   untuk  analisis  sinyal  digital.    

Berdasarkan   deret   Fourier   maka   dapat   digunakan   untuk  merubah   suatu   deret   waktu   dalam   domain   waktu   menjadi  domain   frekuensi   dengan   nama   Transform   Fourier.  Transform   Fourier   pada   dasarnya   adalah   merubah   domain  suatu   fungsi   ke   domain   yang   lain.   Pada   umumnya   secara  alamiah   Transform   Fourier   menghasilkan   fungsi   berharga  kompleks.   Harga   absolut   dari   hasil  Transform   Fourier   sering  disebut   power   spectrum/spectral   density   yang  merepresentasikan  “energi  total”  dari  suatu  sistem  yang  kita  tinjau.   Dalam   Matlab   telah   dikembangkan   algoritma   untuk  menghitung   Transform   Fourier   yang   disebut   fast   fourier  transform   (fft).   Pada   prinsipnya   metode   ini   memecah  Transform   Fourier  diskrit   ke   dalam   bentuk   fungsi   ganjil   dan  fungsi   genap   sehingga   komputasinya   lebih   mudah.   Sebagai  contoh,   suatu   deret  waktu   TMA   selama   lebih   dari   20   tahun  dinyatakan  dalam  Gambar  16  berikut  ini.  

 

1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

Time (days)

gwl a

nom

aly (c

m)

 Gambar  16.  Plot data tinggi muka air dalam deret waktu

berulang.   Teknik   matematika   untuk   mengolah   data   yang  mempunyai   sifat   seperti   di   atas   dinamakan   analisis   Fourier.  Metode   ini   mempunyai   aplikasi   luas   yang   berguna   untuk  analisis  sinyal  digital.    

Berdasarkan   deret   Fourier   maka   dapat   digunakan   untuk  merubah   suatu   deret   waktu   dalam   domain   waktu   menjadi  domain   frekuensi   dengan   nama   Transform   Fourier.  Transform   Fourier   pada   dasarnya   adalah   merubah   domain  suatu   fungsi   ke   domain   yang   lain.   Pada   umumnya   secara  alamiah   Transform   Fourier   menghasilkan   fungsi   berharga  kompleks.   Harga   absolut   dari   hasil  Transform   Fourier   sering  disebut   power   spectrum/spectral   density   yang  merepresentasikan  “energi  total”  dari  suatu  sistem  yang  kita  tinjau.   Dalam   Matlab   telah   dikembangkan   algoritma   untuk  menghitung   Transform   Fourier   yang   disebut   fast   fourier  transform   (fft).   Pada   prinsipnya   metode   ini   memecah  Transform   Fourier  diskrit   ke   dalam   bentuk   fungsi   ganjil   dan  fungsi   genap   sehingga   komputasinya   lebih   mudah.   Sebagai  contoh,   suatu   deret  waktu   TMA   selama   lebih   dari   20   tahun  dinyatakan  dalam  Gambar  16  berikut  ini.  

 

1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

Time (days)

gwl a

nom

aly (c

m)

 Gambar  16.  Plot data tinggi muka air dalam deret waktu

Gambar 16. Plot data tinggi muka air dalam deret waktu

32 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 44: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

Dengan   menerapkan   fast   fourier   transform     maka   akan  diperoleh   spektrum   atau   energi   dari   fenomena   yang  melatarbelakangi   terjadinya   variabilitas   TMA   di   daerah  tersebut.     Hasil   tersebut   dinyatakan   dalam   Gambar   17  berikut.  

500 1000 1500 2000 25000

0.2

0.4

0.6

0.8

1

days

φ/φ

0

Period = 357.9048

 Gambar  17.  Analisis spektrum dari data tinggi muka air  

Hasil  tersebut  menunjukkan  bahwa  fenomena  dominan  di  daerah   tersebut  mempunyai   periode   ulang   sekitar   358   hari  yang  dikenal  dengan  nama  monsonal.  Fenomena  yang  kedua adalah  sekitar  600  harian  yang  menyatakan   fenomena  extra  seasonal  atau  El  Nino.  

Tinggi   muka   air   adalah   parameter   yang   sangat   penting  karena  dapat  digunakan  untuk  menentukan  emisi  karbon  dari  suatu   lahan   gambut.   Berdasarkan   dari   hasil   penelitian   yang  telah   dilakukan   selama   lebih   dari   10   tahun   dengan  menggunakan   flux   tower   atau   instrumen   eddy   covariance    yang   dipasang   di   tiga   jenis   hutan   gambut   maka   diperoleh  relasi  yang  menghubungkan  emisi  karbon  dengan  perubahan  tingi   muka   air.   Relasi   antara   NEE   dengan   TMA   dinyatakan  dalam  rumus  Hirano  sebagai  berikut.  

Gambar 17. Analisis spektrum dari data tinggi muka air

Dengan   menerapkan   fast   fourier   transform     maka   akan  diperoleh   spektrum   atau   energi   dari   fenomena   yang  melatarbelakangi   terjadinya   variabilitas   TMA   di   daerah  tersebut.     Hasil   tersebut   dinyatakan   dalam   Gambar   17  berikut.  

500 1000 1500 2000 25000

0.2

0.4

0.6

0.8

1

days

φ/φ

0

Period = 357.9048

 Gambar  17.  Analisis spektrum dari data tinggi muka air  

Hasil  tersebut  menunjukkan  bahwa  fenomena  dominan  di  daerah   tersebut  mempunyai   periode   ulang   sekitar   358   hari  yang  dikenal  dengan  nama  monsonal.  Fenomena  yang  kedua adalah  sekitar  600  harian  yang  menyatakan   fenomena  extra  seasonal  atau  El  Nino.  

Tinggi   muka   air   adalah   parameter   yang   sangat   penting  karena  dapat  digunakan  untuk  menentukan  emisi  karbon  dari  suatu   lahan   gambut.   Berdasarkan   dari   hasil   penelitian   yang  telah   dilakukan   selama   lebih   dari   10   tahun   dengan  menggunakan   flux   tower   atau   instrumen   eddy   covariance    yang   dipasang   di   tiga   jenis   hutan   gambut   maka   diperoleh  relasi  yang  menghubungkan  emisi  karbon  dengan  perubahan  tingi   muka   air.   Relasi   antara   NEE   dengan   TMA   dinyatakan  dalam  rumus  Hirano  sebagai  berikut.  

Dengan   menerapkan   fast   fourier   transform     maka   akan  diperoleh   spektrum   atau   energi   dari   fenomena   yang  melatarbelakangi   terjadinya   variabilitas   TMA   di   daerah  tersebut.     Hasil   tersebut   dinyatakan   dalam   Gambar   17  berikut.  

500 1000 1500 2000 25000

0.2

0.4

0.6

0.8

1

days

φ/φ

0

Period = 357.9048

 Gambar  17.  Analisis spektrum dari data tinggi muka air  

Hasil  tersebut  menunjukkan  bahwa  fenomena  dominan  di  daerah   tersebut  mempunyai   periode   ulang   sekitar   358   hari  yang  dikenal  dengan  nama  monsonal.  Fenomena  yang  kedua adalah  sekitar  600  harian  yang  menyatakan   fenomena  extra  seasonal  atau  El  Nino.  

Tinggi   muka   air   adalah   parameter   yang   sangat   penting  karena  dapat  digunakan  untuk  menentukan  emisi  karbon  dari  suatu   lahan   gambut.   Berdasarkan   dari   hasil   penelitian   yang  telah   dilakukan   selama   lebih   dari   10   tahun   dengan  menggunakan   flux   tower   atau   instrumen   eddy   covariance    yang   dipasang   di   tiga   jenis   hutan   gambut   maka   diperoleh  relasi  yang  menghubungkan  emisi  karbon  dengan  perubahan  tingi   muka   air.   Relasi   antara   NEE   dengan   TMA   dinyatakan  dalam  rumus  Hirano  sebagai  berikut.   33PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 45: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

(1) (2) Keterangan:  

UF   (Un-­‐drained   Peat);  DF (Drained   Peat);   dan  BC (Burned  Peat).   Rumus   ini   dapat   digunakan   untuk   menghitung   emisi  karbon  dari  suatu  kawasan  gambut.  

 

Salah  satu  hal  penting  dalam  analisis  data  tinggi  muka  air  (TMA)  adalah  memperkirakan  berapa  tinggi  muka  air  gambut  untuk  beberapa  hari   ke  depan   jika   kita   sudah  mendapatkan  hasil   pengukuran   TMA.   Salah   satu   cara   pendugaan   atau  perkiraan   ini   adalah   dengan   menggunakan   teknik   filter  Kalman  (Gambar  18).  Metode  Filter  Kalman  yang  juga  dikenal  dengan   nama   estimasi   kuadrat   linier   (linear   quadratic  estimation)   pada   dasarnya   adalah   sebuah   algoritma   yang  menggunakan   deret   pengukuran   (time   series)   termasuk   di  dalamnya   kondisi   noise   dan   ketidakpastian   lainnya   untuk  menentukan   variabel   atau   parameter   di   masa   yang   akan  datang.          

 Gambar  18.  Konsep aplikasi filter Kalman untuk estimasi tinggi

muka air  

74.6800.665/ −−= xDFUFψ

46.39756.420 +−= xBCψ

(1) (2) Keterangan:  

UF   (Un-­‐drained   Peat);  DF (Drained   Peat);   dan  BC (Burned  Peat).   Rumus   ini   dapat   digunakan   untuk   menghitung   emisi  karbon  dari  suatu  kawasan  gambut.  

 

Salah  satu  hal  penting  dalam  analisis  data  tinggi  muka  air  (TMA)  adalah  memperkirakan  berapa  tinggi  muka  air  gambut  untuk  beberapa  hari   ke  depan   jika   kita   sudah  mendapatkan  hasil   pengukuran   TMA.   Salah   satu   cara   pendugaan   atau  perkiraan   ini   adalah   dengan   menggunakan   teknik   filter  Kalman  (Gambar  18).  Metode  Filter  Kalman  yang  juga  dikenal  dengan   nama   estimasi   kuadrat   linier   (linear   quadratic  estimation)   pada   dasarnya   adalah   sebuah   algoritma   yang  menggunakan   deret   pengukuran   (time   series)   termasuk   di  dalamnya   kondisi   noise   dan   ketidakpastian   lainnya   untuk  menentukan   variabel   atau   parameter   di   masa   yang   akan  datang.          

 Gambar  18.  Konsep aplikasi filter Kalman untuk estimasi tinggi

muka air  

74.6800.665/ −−= xDFUFψ

46.39756.420 +−= xBCψ

(1) (2) Keterangan:  

UF   (Un-­‐drained   Peat);  DF (Drained   Peat);   dan  BC (Burned  Peat).   Rumus   ini   dapat   digunakan   untuk   menghitung   emisi  karbon  dari  suatu  kawasan  gambut.  

 

Salah  satu  hal  penting  dalam  analisis  data  tinggi  muka  air  (TMA)  adalah  memperkirakan  berapa  tinggi  muka  air  gambut  untuk  beberapa  hari   ke  depan   jika   kita   sudah  mendapatkan  hasil   pengukuran   TMA.   Salah   satu   cara   pendugaan   atau  perkiraan   ini   adalah   dengan   menggunakan   teknik   filter  Kalman  (Gambar  18).  Metode  Filter  Kalman  yang  juga  dikenal  dengan   nama   estimasi   kuadrat   linier   (linear   quadratic  estimation)   pada   dasarnya   adalah   sebuah   algoritma   yang  menggunakan   deret   pengukuran   (time   series)   termasuk   di  dalamnya   kondisi   noise   dan   ketidakpastian   lainnya   untuk  menentukan   variabel   atau   parameter   di   masa   yang   akan  datang.          

 Gambar  18.  Konsep aplikasi filter Kalman untuk estimasi tinggi

muka air  

74.6800.665/ −−= xDFUFψ

46.39756.420 +−= xBCψ

Gambar 18. Konsep aplikasi filter Kalman untuk estimasi tinggi muka air

34 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 46: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

Untuk   melakukan   prediksi,   filter   Kalman   mengandalkan  suatu   model   dinamik   (hukum   fisika)   sehingga   pada  hakikatnya  Filter  Kalman   tidak  memerlukan  data  pada  masa  lampau,   hanya   data   pada   masa   kini.   Artinya,   perilaku   ke  depan   hanya   ditentukan   oleh   masa   kini   dan   hukum   yang  mengatur   sistem   yang   bersangkutan.   Sistem   dinamik   atau  hukum  fisika  di  filter  Kalman  harus  dinyatakan  dalam  bentuk  diskrit   dalam   domain   waktu.   Keadaan   suatu   sistem  dinyatakan   dalam   bentuk   vektor   dari   suatu   bilangan   real  (waktu).   Sistem   yang   akan   diprediksi   dibangkitkan  (generated)   oleh   keadaan   sekarang   melalui   operator   linier  dan  diganggu  oleh  noise.    

Jika   suatu   keadaan   sistem   (misalnya   tinggi   muka   air)  dinyatakan  oleh  huruf  x  dan  waktu  dinyatakan  dalam  huruf k. Maka   keadaan   suatu   sistem   dalam   waktu   ke-­‐k dinyatakan  oleh xk akan   dinyatakan   oleh   suatu   persamaan   linier   yang  dinamakan   persamaan   diferebsial   stokastik   linier   sebagai  berikut.   (1)

Persamaan  tersebut  dapat  dihasilkan  jika  kita  mempunyai  suatu   ukuran   (measurement) (y) yang   dinyatakan   oleh  persamaan  linier.    

(2) dimana wk adalah  noise  yang  timbul  dari  proses  dan νk adalah  noise   yang   timbul   dari   ukuran.   Koefisien   A, B, dan L tergantung  dari  model  yang  kita  berikan.  Untuk  model  tinggi  muka  air  telah  dikembangkan  model  yang  cukup  bagus  untuk  peramalan   yang   dinamakan   model   Tsuji   dimana   dia  mengambil   A=1 dan B=0 sehingga   kedua   persamaan   tadi  dituliskan  menjadi  sebagai  berikut.  

kkkk wBuAxx ++=+1

kkk Lxy ν+=

Untuk   melakukan   prediksi,   filter   Kalman   mengandalkan  suatu   model   dinamik   (hukum   fisika)   sehingga   pada  hakikatnya  Filter  Kalman   tidak  memerlukan  data  pada  masa  lampau,   hanya   data   pada   masa   kini.   Artinya,   perilaku   ke  depan   hanya   ditentukan   oleh   masa   kini   dan   hukum   yang  mengatur   sistem   yang   bersangkutan.   Sistem   dinamik   atau  hukum  fisika  di  filter  Kalman  harus  dinyatakan  dalam  bentuk  diskrit   dalam   domain   waktu.   Keadaan   suatu   sistem  dinyatakan   dalam   bentuk   vektor   dari   suatu   bilangan   real  (waktu).   Sistem   yang   akan   diprediksi   dibangkitkan  (generated)   oleh   keadaan   sekarang   melalui   operator   linier  dan  diganggu  oleh  noise.    

Jika   suatu   keadaan   sistem   (misalnya   tinggi   muka   air)  dinyatakan  oleh  huruf  x  dan  waktu  dinyatakan  dalam  huruf k. Maka   keadaan   suatu   sistem   dalam   waktu   ke-­‐k dinyatakan  oleh xk akan   dinyatakan   oleh   suatu   persamaan   linier   yang  dinamakan   persamaan   diferebsial   stokastik   linier   sebagai  berikut.   (1)

Persamaan  tersebut  dapat  dihasilkan  jika  kita  mempunyai  suatu   ukuran   (measurement) (y) yang   dinyatakan   oleh  persamaan  linier.    

(2) dimana wk adalah  noise  yang  timbul  dari  proses  dan νk adalah  noise   yang   timbul   dari   ukuran.   Koefisien   A, B, dan L tergantung  dari  model  yang  kita  berikan.  Untuk  model  tinggi  muka  air  telah  dikembangkan  model  yang  cukup  bagus  untuk  peramalan   yang   dinamakan   model   Tsuji   dimana   dia  mengambil   A=1 dan B=0 sehingga   kedua   persamaan   tadi  dituliskan  menjadi  sebagai  berikut.  

kkkk wBuAxx ++=+1

kkk Lxy ν+=

Untuk   melakukan   prediksi,   filter   Kalman   mengandalkan  suatu   model   dinamik   (hukum   fisika)   sehingga   pada  hakikatnya  Filter  Kalman   tidak  memerlukan  data  pada  masa  lampau,   hanya   data   pada   masa   kini.   Artinya,   perilaku   ke  depan   hanya   ditentukan   oleh   masa   kini   dan   hukum   yang  mengatur   sistem   yang   bersangkutan.   Sistem   dinamik   atau  hukum  fisika  di  filter  Kalman  harus  dinyatakan  dalam  bentuk  diskrit   dalam   domain   waktu.   Keadaan   suatu   sistem  dinyatakan   dalam   bentuk   vektor   dari   suatu   bilangan   real  (waktu).   Sistem   yang   akan   diprediksi   dibangkitkan  (generated)   oleh   keadaan   sekarang   melalui   operator   linier  dan  diganggu  oleh  noise.    

Jika   suatu   keadaan   sistem   (misalnya   tinggi   muka   air)  dinyatakan  oleh  huruf  x  dan  waktu  dinyatakan  dalam  huruf k. Maka   keadaan   suatu   sistem   dalam   waktu   ke-­‐k dinyatakan  oleh xk akan   dinyatakan   oleh   suatu   persamaan   linier   yang  dinamakan   persamaan   diferebsial   stokastik   linier   sebagai  berikut.   (1)

Persamaan  tersebut  dapat  dihasilkan  jika  kita  mempunyai  suatu   ukuran   (measurement) (y) yang   dinyatakan   oleh  persamaan  linier.    

(2) dimana wk adalah  noise  yang  timbul  dari  proses  dan νk adalah  noise   yang   timbul   dari   ukuran.   Koefisien   A, B, dan L tergantung  dari  model  yang  kita  berikan.  Untuk  model  tinggi  muka  air  telah  dikembangkan  model  yang  cukup  bagus  untuk  peramalan   yang   dinamakan   model   Tsuji   dimana   dia  mengambil   A=1 dan B=0 sehingga   kedua   persamaan   tadi  dituliskan  menjadi  sebagai  berikut.  

kkkk wBuAxx ++=+1

kkk Lxy ν+=

Untuk   melakukan   prediksi,   filter   Kalman   mengandalkan  suatu   model   dinamik   (hukum   fisika)   sehingga   pada  hakikatnya  Filter  Kalman   tidak  memerlukan  data  pada  masa  lampau,   hanya   data   pada   masa   kini.   Artinya,   perilaku   ke  depan   hanya   ditentukan   oleh   masa   kini   dan   hukum   yang  mengatur   sistem   yang   bersangkutan.   Sistem   dinamik   atau  hukum  fisika  di  filter  Kalman  harus  dinyatakan  dalam  bentuk  diskrit   dalam   domain   waktu.   Keadaan   suatu   sistem  dinyatakan   dalam   bentuk   vektor   dari   suatu   bilangan   real  (waktu).   Sistem   yang   akan   diprediksi   dibangkitkan  (generated)   oleh   keadaan   sekarang   melalui   operator   linier  dan  diganggu  oleh  noise.    

Jika   suatu   keadaan   sistem   (misalnya   tinggi   muka   air)  dinyatakan  oleh  huruf  x  dan  waktu  dinyatakan  dalam  huruf k. Maka   keadaan   suatu   sistem   dalam   waktu   ke-­‐k dinyatakan  oleh xk akan   dinyatakan   oleh   suatu   persamaan   linier   yang  dinamakan   persamaan   diferebsial   stokastik   linier   sebagai  berikut.   (1)

Persamaan  tersebut  dapat  dihasilkan  jika  kita  mempunyai  suatu   ukuran   (measurement) (y) yang   dinyatakan   oleh  persamaan  linier.    

(2) dimana wk adalah  noise  yang  timbul  dari  proses  dan νk adalah  noise   yang   timbul   dari   ukuran.   Koefisien   A, B, dan L tergantung  dari  model  yang  kita  berikan.  Untuk  model  tinggi  muka  air  telah  dikembangkan  model  yang  cukup  bagus  untuk  peramalan   yang   dinamakan   model   Tsuji   dimana   dia  mengambil   A=1 dan B=0 sehingga   kedua   persamaan   tadi  dituliskan  menjadi  sebagai  berikut.  

kkkk wBuAxx ++=+1

kkk Lxy ν+=

35PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 47: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

(3)

(4)

Keterangan: yk atau  ukuran  adalah  data  observasi  dari  tinggi  muka  air.

Langkah  Pendugaan  TMA  dengan  metode  filter  Kalmani  

Untuk  melakukan  prediksi  tersebut  maka  diperlukan  langkah-­‐langkah  sebagai  berikut.  

1. Misalkan   kita   punya   data   pengukuran   katakanlah l (k) sebanyak n data.

2. Lakukan   moving   average   dengan   rata-­‐rata   harian  yang   kita   tentukan.   Misalkan,   kita   ingin   merata-­‐ratakan  dalam  rentang N hari  maka  moving  average  didefinisikan  sebagai  berikut.  

Misal  kita  pilih  N = 1 n (dirata-­‐ratakan  tiap  3  harian)  maka   dalam   excel   akan   tampak   perintah   sebagai    berikut.  

= (B3+B4+B5)/3 3. Menghitung x(k), untuk  menghitung  ini  diperlukan L.

Kita  asumsikan L=6. Maka x(k) didefinisikan  sebagai  berikut.  

karena  L=6 maka  perhitungan x(k) harus  mulai  dari  hari  ke-­‐8.  Jadi  ketik  perintah = (C10-C4)/6

kkk wxx +=+1

kkk Lxy ν+=

(3)

(4)

Keterangan: yk atau  ukuran  adalah  data  observasi  dari  tinggi  muka  air.

Langkah  Pendugaan  TMA  dengan  metode  filter  Kalmani  

Untuk  melakukan  prediksi  tersebut  maka  diperlukan  langkah-­‐langkah  sebagai  berikut.  

1. Misalkan   kita   punya   data   pengukuran   katakanlah l (k) sebanyak n data.

2. Lakukan   moving   average   dengan   rata-­‐rata   harian  yang   kita   tentukan.   Misalkan,   kita   ingin   merata-­‐ratakan  dalam  rentang N hari  maka  moving  average  didefinisikan  sebagai  berikut.  

Misal  kita  pilih  N = 1 n (dirata-­‐ratakan  tiap  3  harian)  maka   dalam   excel   akan   tampak   perintah   sebagai    berikut.  

= (B3+B4+B5)/3 3. Menghitung x(k), untuk  menghitung  ini  diperlukan L.

Kita  asumsikan L=6. Maka x(k) didefinisikan  sebagai  berikut.  

karena  L=6 maka  perhitungan x(k) harus  mulai  dari  hari  ke-­‐8.  Jadi  ketik  perintah = (C10-C4)/6

kkk wxx +=+1

kkk Lxy ν+=

(3)

(4)

Keterangan: yk atau  ukuran  adalah  data  observasi  dari  tinggi  muka  air.

Langkah  Pendugaan  TMA  dengan  metode  filter  Kalmani  

Untuk  melakukan  prediksi  tersebut  maka  diperlukan  langkah-­‐langkah  sebagai  berikut.  

1. Misalkan   kita   punya   data   pengukuran   katakanlah l (k) sebanyak n data.

2. Lakukan   moving   average   dengan   rata-­‐rata   harian  yang   kita   tentukan.   Misalkan,   kita   ingin   merata-­‐ratakan  dalam  rentang N hari  maka  moving  average  didefinisikan  sebagai  berikut.  

Misal  kita  pilih  N = 1 n (dirata-­‐ratakan  tiap  3  harian)  maka   dalam   excel   akan   tampak   perintah   sebagai    berikut.  

= (B3+B4+B5)/3 3. Menghitung x(k), untuk  menghitung  ini  diperlukan L.

Kita  asumsikan L=6. Maka x(k) didefinisikan  sebagai  berikut.  

karena  L=6 maka  perhitungan x(k) harus  mulai  dari  hari  ke-­‐8.  Jadi  ketik  perintah = (C10-C4)/6

kkk wxx +=+1

kkk Lxy ν+=

Langkah Pendugaan TMA dengan metode filter Kalmani

(3)

(4)

Keterangan: yk atau  ukuran  adalah  data  observasi  dari  tinggi  muka  air.

Langkah  Pendugaan  TMA  dengan  metode  filter  Kalmani  

Untuk  melakukan  prediksi  tersebut  maka  diperlukan  langkah-­‐langkah  sebagai  berikut.  

1. Misalkan   kita   punya   data   pengukuran   katakanlah l (k) sebanyak n data.

2. Lakukan   moving   average   dengan   rata-­‐rata   harian  yang   kita   tentukan.   Misalkan,   kita   ingin   merata-­‐ratakan  dalam  rentang N hari  maka  moving  average  didefinisikan  sebagai  berikut.  

Misal  kita  pilih  N = 1 n (dirata-­‐ratakan  tiap  3  harian)  maka   dalam   excel   akan   tampak   perintah   sebagai    berikut.  

= (B3+B4+B5)/3 3. Menghitung x(k), untuk  menghitung  ini  diperlukan L.

Kita  asumsikan L=6. Maka x(k) didefinisikan  sebagai  berikut.  

karena  L=6 maka  perhitungan x(k) harus  mulai  dari  hari  ke-­‐8.  Jadi  ketik  perintah = (C10-C4)/6

kkk wxx +=+1

kkk Lxy ν+= (3)

(4)

Keterangan: yk atau  ukuran  adalah  data  observasi  dari  tinggi  muka  air.

Langkah  Pendugaan  TMA  dengan  metode  filter  Kalmani  

Untuk  melakukan  prediksi  tersebut  maka  diperlukan  langkah-­‐langkah  sebagai  berikut.  

1. Misalkan   kita   punya   data   pengukuran   katakanlah l (k) sebanyak n data.

2. Lakukan   moving   average   dengan   rata-­‐rata   harian  yang   kita   tentukan.   Misalkan,   kita   ingin   merata-­‐ratakan  dalam  rentang N hari  maka  moving  average  didefinisikan  sebagai  berikut.  

Misal  kita  pilih  N = 1 n (dirata-­‐ratakan  tiap  3  harian)  maka   dalam   excel   akan   tampak   perintah   sebagai    berikut.  

= (B3+B4+B5)/3 3. Menghitung x(k), untuk  menghitung  ini  diperlukan L.

Kita  asumsikan L=6. Maka x(k) didefinisikan  sebagai  berikut.  

karena  L=6 maka  perhitungan x(k) harus  mulai  dari  hari  ke-­‐8.  Jadi  ketik  perintah = (C10-C4)/6

kkk wxx +=+1

kkk Lxy ν+=

36 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 48: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

4. Hitung  w(k) dengan  rumus x(k)-x(k-1). 5. Langkah   selanjutnya   menghitung   noise   berdasarkan  

moving   average   yaitu v(k) = x(k)-z(k). Perintah   = B4-C4.

6. Langkah   selanjutnya   adalah   menghitung y(k)=l(k)-z(k-L), jadi   kita   harus  mulai   dari   hari   ke-­‐8   sehingga  perintah  adalah = B10-C4 (kopi  ke  bawah).

7. Tuliskan  kolom  lainnya.    

8. Langkah  selanjutnya  menghitung x(k+1|k), ini  adalah  iterasi  sehingga  diperlukan  nilai  awal.  Asumsikan  nilai  awal  adalah  data  pada  hari   terakhir   yaitu  hari   ke-­‐19  (karena   kita   rata-­‐ratakan   3   harian)   maka   nilai   ini  sama  dengan  data  hari  ke-­‐19  yaitu = D21.

9. Selanjutnya  nilai  C(k+1|k) diberikan  nilai  100. 10. Langkah  selanjutnya  hitung  varian  dari  w(k) dan  v(k)

dengan   perintah   = VAR(E10:E21) di   M21 dan =VAR(F4:F21) di N21.

11. Langkah   selanjutnya   menghitung   gain K, karena   ini  prediksi  mulai  dari  satu  hari  ke  depan  maka  kita  akan meletakkan  kursor  di  hari  ke-­‐20.  Rumus  Gain  adalah    =6*L21/(36*L21+N21).

12. Selanjutnya   menghitung x(k|k) dengan   rumus =J21+H22*(G21-6*J21) dan x(k+1|k)=x(k|k) sehingga  dengan  perintah =I22.

13. Langkah   selanjutnya   hitung C(k|k) dengan   rumus, =L21-6*H22*L21.

14. Hitung c(K+1|k) dengan  rumus =K22+M21. 15. Maka   kita   peroleh   nilai   GWL   estimasi,   yaitu z(k)

dengan  rumus =C22+6*I22.

37PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 49: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

16. Salin  kembali  semua   langkah  untuk  membandingkan  dengan  data  GWL  hasil  observasi  dan  yang  sudah  kita  hitung  diberi  warna.  

17. Karena L=6 artinya  kita  melakukan  prediksi  6  hari  ke  depan,  untuk  itu  kita  bandingkan  dengan  data  GWL  6  hari   ke   depan.   Oleh   karena   itu,   salin   kembali   data  pada  hari  ke-­‐26.  

18. Selanjutnya  kita  blok  shellday, z dan GWL dan  insert  scatter,   pilih   line   maka   diperoleh   grafik   sebagai  berikut.

 Gambar  19.  Hasil prediksi TMA dengan filter Kalman  

16. Salin  kembali  semua   langkah  untuk  membandingkan  dengan  data  GWL  hasil  observasi  dan  yang  sudah  kita  hitung  diberi  warna.  

17. Karena L=6 artinya  kita  melakukan  prediksi  6  hari  ke  depan,  untuk  itu  kita  bandingkan  dengan  data  GWL  6  hari   ke   depan.   Oleh   karena   itu,   salin   kembali   data  pada  hari  ke-­‐26.  

18. Selanjutnya  kita  blok  shellday, z dan GWL dan  insert  scatter,   pilih   line   maka   diperoleh   grafik   sebagai  berikut.

 Gambar  19.  Hasil prediksi TMA dengan filter Kalman  

Gambar 19. Hasil prediksi TMA dengan Filter Kalman

PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR (TMA) MENGGUNAKAN CITRA SATELIT

***

38 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 50: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR (TMA) MENGGUNAKAN CITRA SATELIT

BAB 7.

Page 51: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

PENGUKURAN  TINGGI  MUKA  AIR  MENGGUNAKAN  CITRA  SATELIT  

engukuran   TMA   dengan   alat   water   logger   adalah  mengukur   TMA   di   suatu   titik   sehingga   secara   spasial  hal   ini   mempunyai   kekurangan.   Masih   menjadi   suatu  

perdebatan  berapa  banyak  jumlah  titik  observasi  untuk  suatu  kawasan   gambut.   Untuk   menutupi   kekurangan   ini,   maka  teknologi   penginderaan   jauh   satelit   adalah   jawabannya.  Dalam   teknologi   ini   terdapat   dua   jenis   citra,   yaitu   citra   dari  sensor  pasir  atau  dikenal  dengan  sensor  optik  dan  citra  dari  sensor  aktif  atau  dikenal  dengan  sensor  radar.  Citra  dari  optik  terkendala   dengan   banyaknya   awan   yang   selalu   menutupi  wilayah   Indonesia   karena   sensor   optik   tidak   dapat  menembus   awan.   Kendala   ini   diatasi   dengan   sensor   radar.  Akan   tetapi,   citra   radar   juga   mempunyai   kekurangan,   yaitu  citra   ini   tidak   menampilkan   bentuk   gambar   asli   dari   muka  bumi,   tetapi   penampang   hamburan   gelombang  elektromagnetik   yang   dipancarkan   dari   sensor.   Kondisi   ini  mengakibatkan   pengolahan   citra   radar   menjadi   lebih   rumit  dan  memerlukan  banyak  verifikasi  lapangan.  Citra  radar  yang  digunakan  untk  menduga  TMA  adalah  citra  radar  polarimetri  yaitu  radar  dengan  sistem  polarisasi  linier.  

Polarymetic  Synthetic  Aperture  Radar  (PolSAR)  terdiri  atas  empat   jenis   polarisasi,   yaitu   horizontal-­‐horizontal   (HH),  vertikal-­‐horizontal  (VH),  horizontal-­‐vertikal  (HV),  dan  vertikal-­‐vertikal   (VV).   Polarisasi   vertikal   sensitif   terhadap   struktur  vertikal   hamburan   sehingga   digunakan   untuk   menentukan  struktur   kanopi   di   daerah   area   hutan   gambut.   Polarisasi   ini  untuk  menentukan   tutupan   lahan   berdasarkan   umur   pohon  atau   jenis   pohon.   Polarisasi   horizontal   digunakan   untuk  melihat   struktur   tanah   karena   mampu   menembus   kanopi.  

P  

Sementara   itu,   kombinasi   polarisasi   digunakan   untuk  menentukan   struktur   dari   kanopi.   Dengan   menggunakan  model   hamburan   elektromagnetik,   maka   dapat   ditentukan  kedalaman  GWL   suatu   kawasan  perkebunan   yang  berada  di  lahan  gambut,  baik  secara  spasial  maupun  temporal.      

Pengolahan   citra   radar   memerlukan   keahlian   khusus  sehingga  disini  hanya  akan  dipaparkan  hasilnya  saja.  Sebagai  contoh,   sebuah   citra   radar   untuk   daerah   Siak.   Data   satelit  diperoleh  dari  ALOS-­‐PALSAR  Full  Polarimetric    tanggal  27  Mei  2016   dengan   area   pengamatan   di   Siak,   Provinsi   Riau.  Pengamatan   lahan   gambut   menggunakan   SAR   sangat  menguntungkan   karena   data   yang   dikumpulkan   dapat  dilakukan  pada   saat   cuaca   berawan   atau  hujan,   yang   sering  terjadi   di   daerah   tropis.  Mekanisme   hamburan   radar   untuk  lahan   gambut   yang   diamati   adalah   estimasi   kelembapan,  karena   telah   diketahui   bahwa   ada   kaitan   erat   antara  kebakaran   yang   terjadi   dengan   volumetrik   kadar   air   tanah.  Kebakaran   akan   terjadi   apabila   volumetrik   kadar   air   tanah  rendah.  

Aplikasi   data   satelit   L-­‐band   SAR,   seperti   PALSAR,   yang  menggunakan   panjang   gelombang   moderat   dan   memiliki  mode  full-­‐polarimetric  dengan  resolusi  30  m  digunakan  untuk  estimasi    volumetrik  kadar  air  tanah.  Refleksi  radar  dari  tanah  digambarkan  oleh   tiga  parameter,   yaitu  konstanta  dielektrik (ε),  root  mean  square  (RMS)  ketinggian  permukaan  tanah (s),  dan  panjang  korelasi (l). Untuk  s dan l biasanya  dinormalisasi  dengan  jumlah  gelombang, k = (2π / λ),  dan  diwakili  oleh ks dan kl. Kelembapan   tanah (Mv) dihitung   dari   persamaan  empiris  dikembangkan  oleh  Rao et al. (2013) sebagai  berikut.

 

40 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 52: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

Sementara   itu,   kombinasi   polarisasi   digunakan   untuk  menentukan   struktur   dari   kanopi.   Dengan   menggunakan  model   hamburan   elektromagnetik,   maka   dapat   ditentukan  kedalaman  GWL   suatu   kawasan  perkebunan   yang  berada  di  lahan  gambut,  baik  secara  spasial  maupun  temporal.      

Pengolahan   citra   radar   memerlukan   keahlian   khusus  sehingga  disini  hanya  akan  dipaparkan  hasilnya  saja.  Sebagai  contoh,   sebuah   citra   radar   untuk   daerah   Siak.   Data   satelit  diperoleh  dari  ALOS-­‐PALSAR  Full  Polarimetric    tanggal  27  Mei  2016   dengan   area   pengamatan   di   Siak,   Provinsi   Riau.  Pengamatan   lahan   gambut   menggunakan   SAR   sangat  menguntungkan   karena   data   yang   dikumpulkan   dapat  dilakukan  pada   saat   cuaca   berawan   atau  hujan,   yang   sering  terjadi   di   daerah   tropis.  Mekanisme   hamburan   radar   untuk  lahan   gambut   yang   diamati   adalah   estimasi   kelembapan,  karena   telah   diketahui   bahwa   ada   kaitan   erat   antara  kebakaran   yang   terjadi   dengan   volumetrik   kadar   air   tanah.  Kebakaran   akan   terjadi   apabila   volumetrik   kadar   air   tanah  rendah.  

Aplikasi   data   satelit   L-­‐band   SAR,   seperti   PALSAR,   yang  menggunakan   panjang   gelombang   moderat   dan   memiliki  mode  full-­‐polarimetric  dengan  resolusi  30  m  digunakan  untuk  estimasi    volumetrik  kadar  air  tanah.  Refleksi  radar  dari  tanah  digambarkan  oleh   tiga  parameter,   yaitu  konstanta  dielektrik (ε),  root  mean  square  (RMS)  ketinggian  permukaan  tanah (s),  dan  panjang  korelasi (l). Untuk  s dan l biasanya  dinormalisasi  dengan  jumlah  gelombang, k = (2π / λ),  dan  diwakili  oleh ks dan kl. Kelembapan   tanah (Mv) dihitung   dari   persamaan  empiris  dikembangkan  oleh  Rao et al. (2013) sebagai  berikut.

 

Sementara   itu,   kombinasi   polarisasi   digunakan   untuk  menentukan   struktur   dari   kanopi.   Dengan   menggunakan  model   hamburan   elektromagnetik,   maka   dapat   ditentukan  kedalaman  GWL   suatu   kawasan  perkebunan   yang  berada  di  lahan  gambut,  baik  secara  spasial  maupun  temporal.      

Pengolahan   citra   radar   memerlukan   keahlian   khusus  sehingga  disini  hanya  akan  dipaparkan  hasilnya  saja.  Sebagai  contoh,   sebuah   citra   radar   untuk   daerah   Siak.   Data   satelit  diperoleh  dari  ALOS-­‐PALSAR  Full  Polarimetric    tanggal  27  Mei  2016   dengan   area   pengamatan   di   Siak,   Provinsi   Riau.  Pengamatan   lahan   gambut   menggunakan   SAR   sangat  menguntungkan   karena   data   yang   dikumpulkan   dapat  dilakukan  pada   saat   cuaca   berawan   atau  hujan,   yang   sering  terjadi   di   daerah   tropis.  Mekanisme   hamburan   radar   untuk  lahan   gambut   yang   diamati   adalah   estimasi   kelembapan,  karena   telah   diketahui   bahwa   ada   kaitan   erat   antara  kebakaran   yang   terjadi   dengan   volumetrik   kadar   air   tanah.  Kebakaran   akan   terjadi   apabila   volumetrik   kadar   air   tanah  rendah.  

Aplikasi   data   satelit   L-­‐band   SAR,   seperti   PALSAR,   yang  menggunakan   panjang   gelombang   moderat   dan   memiliki  mode  full-­‐polarimetric  dengan  resolusi  30  m  digunakan  untuk  estimasi    volumetrik  kadar  air  tanah.  Refleksi  radar  dari  tanah  digambarkan  oleh   tiga  parameter,   yaitu  konstanta  dielektrik (ε),  root  mean  square  (RMS)  ketinggian  permukaan  tanah (s),  dan  panjang  korelasi (l). Untuk  s dan l biasanya  dinormalisasi  dengan  jumlah  gelombang, k = (2π / λ),  dan  diwakili  oleh ks dan kl. Kelembapan   tanah (Mv) dihitung   dari   persamaan  empiris  dikembangkan  oleh  Rao et al. (2013) sebagai  berikut.

 

41PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 53: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

Untuk  mengaplikasikan  relasi  di  atas  maka  diperlukam  relasi  antara   backscatter   dengan   konstanta   dieletrik,   karena  gelombang   elektromagnetik   tidak   dapat   mengukur  kelembapan,   tetapi   mengukur   konstanta   dielektrik.  Konstanta   dielektrik   dihitung   berdasarkan   data   backscatter  sebagai  berikut  (Prakash,  et  al.,  2012).   Keterangan:                                                                      σHH adalah  backscatter  untuk  polarisasi HH σVV adalah  backscatter  untuk  polarisasi VV.  

Berdasarkan   model   Tsuji   menunjukkan   bahwa   terdapat  korelasi   linier   antara   kelembapan   tanah   dengan   TMA.  Alasannya   karena   daerah   yang   kita   tinjau   adalah   daerah  dengan   tutupan   lahan   berupa   hutan,   maka   dengan  menerapkan   model     Tsuji   untuk   kawasan   hutan   dapat  diperoleh  informasi  TMA  (Hamada,  et  al.,  2014).  Perlu  digaris  bawahi   bahwa   akurasi   hasil   yang   diperoleh   tergantung   dari  data   kelembapan   tanah   yang   diperoleh   dari   citra   SAR   dan  model   empirik   Tsuji,   yaitu   harus   tersedianya   data   TMA   dan  kelembapan   tanah   di   tempat   yang   sama.   Dengan  pengetahuan   TMA   maka   NEE   yang   terjadi   dapat   dihitung  dengan  model  Hirano.  Dalam  penerapan  model  Hirano  maka  kita   tidak   bisa   menghitung   NEE   hanya   dengan   satu   citra,  tetapi  barisan  citra   selama  satu   tahun.  Oleh  karena   itu,  NEE  dihitung   berdasarkan   kondisi   rata-­‐rata   bulanan   GWL  terendah  dalam  satu  tahun.    

Untuk  mengaplikasikan  relasi  di  atas  maka  diperlukam  relasi  antara   backscatter   dengan   konstanta   dieletrik,   karena  gelombang   elektromagnetik   tidak   dapat   mengukur  kelembapan,   tetapi   mengukur   konstanta   dielektrik.  Konstanta   dielektrik   dihitung   berdasarkan   data   backscatter  sebagai  berikut  (Prakash,  et  al.,  2012).   Keterangan:                                                                      σHH adalah  backscatter  untuk  polarisasi HH σVV adalah  backscatter  untuk  polarisasi VV.  

Berdasarkan   model   Tsuji   menunjukkan   bahwa   terdapat  korelasi   linier   antara   kelembapan   tanah   dengan   TMA.  Alasannya   karena   daerah   yang   kita   tinjau   adalah   daerah  dengan   tutupan   lahan   berupa   hutan,   maka   dengan  menerapkan   model     Tsuji   untuk   kawasan   hutan   dapat  diperoleh  informasi  TMA  (Hamada,  et  al.,  2014).  Perlu  digaris  bawahi   bahwa   akurasi   hasil   yang   diperoleh   tergantung   dari  data   kelembapan   tanah   yang   diperoleh   dari   citra   SAR   dan  model   empirik   Tsuji,   yaitu   harus   tersedianya   data   TMA   dan  kelembapan   tanah   di   tempat   yang   sama.   Dengan  pengetahuan   TMA   maka   NEE   yang   terjadi   dapat   dihitung  dengan  model  Hirano.  Dalam  penerapan  model  Hirano  maka  kita   tidak   bisa   menghitung   NEE   hanya   dengan   satu   citra,  tetapi  barisan  citra   selama  satu   tahun.  Oleh  karena   itu,  NEE  dihitung   berdasarkan   kondisi   rata-­‐rata   bulanan   GWL  terendah  dalam  satu  tahun.    

Untuk  mengaplikasikan  relasi  di  atas  maka  diperlukam  relasi  antara   backscatter   dengan   konstanta   dieletrik,   karena  gelombang   elektromagnetik   tidak   dapat   mengukur  kelembapan,   tetapi   mengukur   konstanta   dielektrik.  Konstanta   dielektrik   dihitung   berdasarkan   data   backscatter  sebagai  berikut  (Prakash,  et  al.,  2012).   Keterangan:                                                                      σHH adalah  backscatter  untuk  polarisasi HH σVV adalah  backscatter  untuk  polarisasi VV.  

Berdasarkan   model   Tsuji   menunjukkan   bahwa   terdapat  korelasi   linier   antara   kelembapan   tanah   dengan   TMA.  Alasannya   karena   daerah   yang   kita   tinjau   adalah   daerah  dengan   tutupan   lahan   berupa   hutan,   maka   dengan  menerapkan   model     Tsuji   untuk   kawasan   hutan   dapat  diperoleh  informasi  TMA  (Hamada,  et  al.,  2014).  Perlu  digaris  bawahi   bahwa   akurasi   hasil   yang   diperoleh   tergantung   dari  data   kelembapan   tanah   yang   diperoleh   dari   citra   SAR   dan  model   empirik   Tsuji,   yaitu   harus   tersedianya   data   TMA   dan  kelembapan   tanah   di   tempat   yang   sama.   Dengan  pengetahuan   TMA   maka   NEE   yang   terjadi   dapat   dihitung  dengan  model  Hirano.  Dalam  penerapan  model  Hirano  maka  kita   tidak   bisa   menghitung   NEE   hanya   dengan   satu   citra,  tetapi  barisan  citra   selama  satu   tahun.  Oleh  karena   itu,  NEE  dihitung   berdasarkan   kondisi   rata-­‐rata   bulanan   GWL  terendah  dalam  satu  tahun.    

42 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 54: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

 Gambar  20.  Citra  kelembapan  tanah  yang  diperoleh  dari  

pengolahan  citra  SAR  untuk  wilayah  kabupaten  Siak,  Provinsi  Riau  

 

Untuk   menerapkan   model   Tsuji,   maka   kita   harus  mencuplik  suatu  daerah  tertentu  dengan  tutupan  lahan  yang  seragam.   Jika   kita  ambil   contoh  daerah  pencuplikan   sebagai  berikut.  

 Gambar  21.  Croping  suatu  daerah  dengan  kondisi  tutupan  lahan  

seragam  

 Gambar  20.  Citra  kelembapan  tanah  yang  diperoleh  dari  

pengolahan  citra  SAR  untuk  wilayah  kabupaten  Siak,  Provinsi  Riau  

 

Untuk   menerapkan   model   Tsuji,   maka   kita   harus  mencuplik  suatu  daerah  tertentu  dengan  tutupan  lahan  yang  seragam.   Jika   kita  ambil   contoh  daerah  pencuplikan   sebagai  berikut.  

 Gambar  21.  Croping  suatu  daerah  dengan  kondisi  tutupan  lahan  

seragam  

 Gambar  20.  Citra  kelembapan  tanah  yang  diperoleh  dari  

pengolahan  citra  SAR  untuk  wilayah  kabupaten  Siak,  Provinsi  Riau  

 

Untuk   menerapkan   model   Tsuji,   maka   kita   harus  mencuplik  suatu  daerah  tertentu  dengan  tutupan  lahan  yang  seragam.   Jika   kita  ambil   contoh  daerah  pencuplikan   sebagai  berikut.  

 Gambar  21.  Croping  suatu  daerah  dengan  kondisi  tutupan  lahan  

seragam  

Gambar 20. Citra kelembaban tanah yang diperoleh dari pengolahan citra SAR untuk wilayah kabupaten Siak, Provinsi Riau

Gambar 21. Croping suatu daerah dengan kondisi tutupan lahan seragam

43PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 55: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

Maka   TMA   estimasi   berdasarkan   model   Tsuji   adalah  sebagai  berikut.  

 Gambar  22.  TMA  estimasi  hasil  model  Tsuji

Maka   TMA   estimasi   berdasarkan   model   Tsuji   adalah  sebagai  berikut.  

 Gambar  22.  TMA  estimasi  hasil  model  Tsuji

Gambar 22. TMA estimasi hasil model Tsuji

44 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 56: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

DAFTAR PUSTAKA

Page 57: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

Daftar Pustaka  Hamada,   Y.,   Tsuji,   N.,   Kojima,   Y.,   Qirom,   M.A.,   Sulaiman,   A.,  

Firmanto,   Jagau,   Y.,   Irawan,   D.,   Naito,   R.,   Nirmala   Sari,   E.N.,  2016.  Guidebook  for  Estimating  carbon  Emmision  From  Tropical  Peatland  in  Indonesia,  IJREDD+  Project,  2016.  

Prakash,  R.,  Singh,  D.,  and  Pathak,  N.P.,  2012.  A  Fusion  Approach  to  Retrieve  Soil  Moisture  with  SAR  and  Optical  Data.  IEEE,  Journal  of   Selected   Topic   in   Applied   Earth   Observation   and   Remote  Sensing  ,  Vol  5,  No.  1,  196-­‐201,  2012.  

Rao,  K.S.,  Raju,  S.,  and  Wang,  J.R.,  1993.  Estimation  of  Soil  Moisture  and   Surface   Roughness   Parameters   from   Backscattering  Coefficient.  IEEE  Transaction  on  Geosience  and  Remote  Sensing,    Vol  31  No.  5,  1094-­‐1099,  1993.  

Wildian,   Sistem   Sensor,   Lecture   Note   Jurusan   Fisika   Universitas  Andalas  (2010).  

 

46 PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT SISTEM TELEMETRI

Page 58: PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR · Metode Transfer Ilmu dan Teknologi, 3 ... curah hujan di Laboratorium Alam Hutan Gambut ... pengenalan alat pengukuran TMA sistem

PANDUAN TEKNIS PEMANTAUAN

TINGGI MUKA AIR LAHAN GAMBUT

SISTEM TELEMETRI

Badan Restorasi GambutRepublik Indonesia

Juli 2017

“Pulihkan gambut, pulihkan kemanusiaan”

www.brg.go.id

Badan Restorasi Gambut

BRG_Indonesia

BRG_Indonesia

Badan Restorasi Gambut-BRG

Badan Restorasi Gambut-BRG

ISBN 978-602-61026-1-4

9 786026 102614

ISBN: 978-602-61026-1-4