panduan praktis kebijakan nasional pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan berbasis...
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
1/88
Buku 3
Panduan Praktis
Kebijakan NasionalPembangunan Air Minum dan PenyehatanLingkungan Berbasis Masyarakat di daerah
WasPola
Bekerjasama dengan
kemp kej a Mm Peyeh lgg
J 2008
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
2/88
Buku 3, PANDUAN PRAKTISKebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan BerbasisMasyarakat di daerah
Diterbitkan oleh WASPOLA bekerjasama dengan
Kelompok Kerja Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan:- Badan Perencanaan Dan Pembangunan Nasional- Departemen Keuangan- Departemen Dalam Negeri- Departemen Pekerjaan Umum- Departemen Kesehatan- Departemen Pendidikan Nasional- Departemen Perindustrian- Kementerian Lingkungan Hidup
Sekretariat : Jl. Cianjur No. 4, Jakarta 10310
Telp./Fax. : (62-21) 314 2046E-mail : [email protected] : www.waspola.org, www.ampl.or.id
ix + 75; 15 x 21 cm
ISBN : ...
Tim Pengarah:Oswar M MungkasaGary D Swisher
Tim Penulis:Editor : Soyan IskandarKoordinator Buku 1, 2 : SubariKoordinator Buku 3 : Nugroho TomoKoordinator Buku 4 : Nur ApriatmanDesain dan Produksi : Dormaringan Saragih
Kontributor:Bambang Purwanto, Zainal Nampira, Rheidda Pramudi, Togap Siagian, Helda Nusi,Adelina Hutahuruk, Huseiyn Pasaribu, Bambang Pudjiatmoko, Dormaringan Saragih,Agus Priatna, Purnomo, Nastain Gasba, Syariuddin, Alma Arie, Wiwit Heris, UdiMaadi, Ardi Adji, Ida Nuraida, Ratna Tunjung Luih, A Tenriola, Sriaty, H Ridwan Somad,Haryono Moelyo, H Nuryanto, Triyatno, Budiono, Ishak Jon, Sugeng Hariyanto, JohanesRobert, Rad, Isman Uge, Rusman Zakaria, Rewang Budiyana, Iim Ibrahim, MeytriWilda Ayuantri.
Cetakan : April 2008
Proyek Penyusunan Kebijakan dan Rencana Kegiatan Air Minum dan Penyehatan LingkunganTahap Kedua (WASPOLA-2) dilaksanakan di bawah Koordinasi Pemerintah Indonesia, melaluiKelompok Kerja lintas departemen yang diketuai oleh BAPPENAS, dengan mayoritas dana
hibah dari Pemerintah Australia melalui AusAID, dan dukungan langsung Water and SanitationProgram or East Asia and the Pacic (WSP-EAP) atas nama AusAID dan Bank Dunia.
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
3/88
iii
BUKU 3
Kata Sambutan
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Reormasi kebijakan dalam Pembangunan Air Minum
dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) merupakan proses
dinamis dan berlangsung terus menerus, baik di tingkatpusat maupun daerah, khususnya dalam upaya pencapaian
target MDGs Goal 7, khususnya Target 10.
Dengan demikian proses penguatan kapasitas pemangku
kepentingan, khususnya dari kalangan pemerintah menjadi
sangat relevan dan penting adanya.
Dalam mencapai tujuan ini, Kebijakan Nasional Pembangunan
Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat,telah disusun oleh Pemerintah melalui proses partisipati dengan
melibatkan pemangku kepentingan secara luas. Saat ini,
kebijakan itu telah diimplementasikan di berbagai propinsi dan
kabupaten di Indonesia, khususnya yang diasilitasi WASPOLA,
dan daerah-daerah lain yang diintervensi melalui kegiatan proyek
terkait air minum dan sanitasi, misalnya: WES dari Unice, ProAir-
GTZ, CWSHP-ADB, PAMSIMAS-Bank Dunia, SWASH-CIDA, Plan
International (LSM), Sanimas dan lain-lain.
KATA SAMBUTAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
4/88
BUKU 3
iv
Inisiati WASPOLA untuk menerbitkan dan menyebarluaskan
Buku Panduan tentang pelaksanaan kebijakan nasional
pembangunan AMPL, patut disyukuri dan diapresiasi. Buku
Panduan, yang disusun atas 5 seri (buku 1 hingga buku 5)
menjelaskan tahapan pelaksanaan implementasi kebijakan
secara lugas dan terstruktur, sehingga mudah dipahami dan
diikuti. Masing-masing buku memiliki tujuan dan lingkup
pembahasan yang berbeda, walaupun secara keseluruhan
masih saling berangkai.
Kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun buku
serta kontributor, baik yang berasal dari Kelompok Kerja AMPL
baik di tingkat pusat, propinsi maupun kabupaten/kota ataskerja keras dan inisiatinya. Masukan positi dan tidak ternilai
harganya, sangat membantu proses pengembangan dan
nalisasinya.
Diharapkan melalui penerbitan buku panduan ini, proses
reormasi dan implementasi Kebijakan Nasional Pembangunan
Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat,
dapat terus berjalan dan tersebarluaskan dengan membuka
ruang partisipasi publik dan keterlibatan berbagai pihak.
Kami juga memberikan kesempatan kepada berbagai pihak
yang ingin mengadopsi pendekatan dalam reormasi dan
implementasi kebijakan, dengan menggunakan buku ini sebagai
acuan dan reerensi.
Semoga bermanaat dan selamat menindaklanjutinya.
Budi Hidayat,
Direktur Permukiman dan Perumahan
KATA SAMBUTAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
5/88
v
BUKU 3
Kata Pengantar
B
uku 3 ini merupakan bagian ketiga dari empat buku panduan
pelaksanaan Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum
dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat (AMPL-
BM) di daerah. Buku ini berisi tentang panduan penyelenggaraanpelaksanaan Kebijakan di daerah. Panduan ini diharapkan
dapat memberi penjelasan dan pemahaman tentang kegiatan-
kegiatan pelaksanaan Kebijakan di daerah, meliputi tata cara
penyelenggaraan, sasaran dan sumber daya yang diperlukan.
Buku panduan ini diharapkan dapat digunakan oleh berbagai
pihak, baik pemerintah kabupaten/kota yang akan melaksanakan
Kebijakan, juga pemerintah provinsi yang akan mendampingi
kabupaten/kota dalam melaksanakan Kebijakan di wilayahnya.
Disamping itu buku ini dapat pula digunakan oleh pemerintah
pusat atau stakeholder lainnya dalam rangka menyebarluaskan
pelaksanaan Kebijakan AMPL-BM di daerah.
Buku panduan ini terdiri dari dua bagian: Bagian I Pendahuluan,
Bagian II Panduan Penyelenggaraan yang terdiri dari tujuh langkah
yaitu: diseminasi Kebijakan, penggalangan dukungan pimpinan
daerah, penyiapan kelompok kerja daerah, pemahaman Kebijakandan identikasi isu AMPL, pendalaman Kebijakan, pengembangan
rencana pembangunan AMPL daerah, dan pemantapan rencana
kerja daerah.
Selamat membaca dan mempraktekkannya.
Jakarta, April 2008
Tim Penyusun
KATA PENGANTAR
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
6/88
BUKU 3
vi
Daftar Isi
Kata Sambutan .......................................................................... iii
Kata Pengantar ...........................................................................v
Datar Isi ..............................................................................vi
Datar Singkatan ...................................................................... viii
Bagian I
Pendahuluan .............................................................................. 1
Gambaran Umum ........................................................ 1
Garis Besar Isi Panduan ................................................4
Bagian II
Penyelenggaraan ....................................................................... 8Langkah I: Diseminasi Kebijakan .................................8
Lokakarya Diseminasi Kebijakan Nasional AMPL
Berbasis Masyarakat .................................................8
Langkah 2: Penggalangan Dukungan Pimpinan
Daerah .......................................................................15
Road Show Pelaksanaan Kebijakan ........................ 15
Langkah 3: Penyiapan Kelompok Kerja Daerah .......... 22
Pembentukan Tim Kerja......................................... 22Langkah 4: Pemahaman Kebijakan dan Identikasi
Isu AMPL .................................................................... 29
Lokakarya Pelaksanaan Kebijakan .......................... 29
Langkah 5: Pendalaman Kebijakan ............................36
*
*
*
*
DAFTAR ISI
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
7/88
vii
BUKU 3
Lokakarya Kajian Keberlanjutan Sarana AMPL
di daerah (Keberhasilan dan Kegagalan) ................ 36
Lokakarya Kajian Sistem Pengelolaan Data dan
Inormasi AMPL Daerah ......................................... 43
Lokakarya Kajian Investasi dan Alternati
Pendanaan AMPL Daerah ...................................... 49
Langkah 6: Pengembangan Rencana Pembangunan
AMPL Daerah ............................................................. 63
Lokakarya Daerah Kesepakatan Rencana
Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat ............ 63
Lokakarya Penyusunan Dokumen Rencana Strategis
Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat ................ 68
Langkah 7: Pemantapan Rencana KerjaPokja AMPL Daerah ...................................................73
Lokakarya Konsolidasi Rencana Kerja
Pokja AMPL Provinsi, Kabupaten/Kota ................... 73
*
*
*
*
*
*
DAFTAR ISI
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
8/88
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
9/88
ix
BUKU 3
ODF Open-deecation-ree
Pokja Kelompok Kerja
Pokmair Kelompok Pemakai AirPU Pekerjaan Umum
PDAM Perusahaan Daerah Air Minum
PT Perguruan Tinggi
PRA Participatory Rural Apraisal
PBB Persatuan Bangsa Bangsa
Renstra Rencana Strategis
RKTL Rencana Kerja Tindak Lanjut
RPJPD Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah
RPJM Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
RTL Rencana Tindak Lanjut
SWOT Strengh Weakness Opportunity Threat
SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah
TOR Term o Reerences
TV Televisi
Tupoksi Tugas Pokok dan Fungsi
UU Undang Undang
WASPOLA Water Supply and Sanitation Policy and
Action Planning Project
WC Water Closset
WS-2 Workshop - 2
WSLIC Water and Sanitation or Low Income
Community
WSP-EAP Water and Sanitation Program East Asia
and the Pacic
DAFTAR SINGKATAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
10/88
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
11/88
1
BUKU 3
Bagian I
Pendahuluan
Gambaran Umum
Buku 2: Memahami Kebijakan Nasional AMPL serta Pelaksanaannya,
telah menjelaskan tentang latar belakang dan aktor pendorong
lahirnya Kebijakan. Buku tersebut juga telah memaparkan pokok-
pokok Kebijakan, dan bagaimana Kebijakan tersebut harus diahami.
Jelas sekali bahwa Kebijakan Nasional yang disyahkan pada tahun
2003 ditujukan untuk mengatasi permasalahan pembangunan
AMPL, yang (a) belum tanggap terhadap kebutuhan, dan (b) tingkat
keberlanjutan yang sangat rendah. Disamping itu, telah dijelaskan
pula tentang bagaimana Kebijakan tersebut dipelaksanaankan.
Pengertian pelaksanaan disini adalah pokok-pokok Kebijakan
tersebut diadopsi dan diimplementasikan oleh pihak terkait AMPL,
khususnya pemerintah kabupaten/kota. Menurut undang-undang
kabupaten/kota merupakan pihak yang memiliki kewajiban dalam
pelayanan kebutuhan dasar, khususnya AMPL.
Dalam buku 3 ini akan digambarkan langkah-langkah secara rinci
cara-cara memasilitasi pelaksanaan Kebijakan di daerah. Buku ini
menjadi panduan praktis bagi pemerintah kabupaten/kota dalam
melaksanakan adopsi dan implementasi Kebijakan di daerahnya.
Bagi pemerintah provinsi, buku ini juga digunakan sebagai panduan
dalam adopsi dan implementasi Kebijakan di provinsi, serta sebagai
acuan dampingan teknis kepada kabupaten/kota. Bagi pemerintah
pusat dan lembaga lain, buku ini dapat pula dijadikan sebagai
BAGIAN I: PENDAHULUAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
12/88
BUKU 3
2
rujukan dalam program pembangunan AMPL.
Untuk lebih mendalami Buku 3 ini, dapat dilihat dari alur proses
pelaksanaan Kebijakan. Kelompok kegiatan utama dapat tergambar
pada kotak nomor 1 sampai 7. Adapun kegiatan-kegiatan yangterkait dengan kegiatan asilitasi pelaksanaan Kebijakan di daerah
digambarkan dengan huru kecil mulai a sampai h. Huru
a merupakan kegiatan kelompok kerja dalam memberikan
pemahaman Kebijakan ke semua stakeholder AMPL. Huru b
sampai e merupakan kegiatan-kegiatan untuk memerkuat pe-
mahaman Kebijakan pada tataran yang lebih operasional. Huru
dan g merupakan dua kegiatan dalam pengembangan
perencanaan pembangunan AMPL di daerah. Sedangkan huruh adalah kegiatan dalam rangka upaya pemantapan rencana.
Sedangkan dalam kotak huru A s/d E merupakan kegiatan pe-
ningkatan kapasitas yang diperlukan oleh kelompok kerja daerah
agar pelaksanaan Kebijakan dapat berjalan mencapai sasarannya.
Kegiatan penunjang tersebut meliputi pembekalan materi-materi
yang diperlukan untuk kegiatan di daerahnya. Bagian ini akan
dijelaskan dalam Buku 4.
BAGIAN I: PENDAHULUAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
13/88
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
14/88
BUKU 3
4
Garis Besar Isi Panduan
Ada tujuh langkah utama yang dilakukan di daerah dalam
upaya adopsi dan implementasi Kebijakan, meliputi diseminasi
Kebijakan, memperoleh dukungan pimpinan daerah, penyiapan
kelompok kerja, pemahaman Kebijakan, pendalaman Kebijakan,
pengembangan rencana pembangunan AMPL, dan pemantapan
rencana kerja kelompok kerja daerah. Kegiatan-kegiatan di atas
merupakan kegiatan yang berkesinambungan, dan dapat dilakukan
dalam berbagai cara. Tetapi kegiatan utamanya sebagian besar
berupa lokakarya yang pesertanya dari berbagai dinas/instansi,
unsur masyarakat, LSM, perguruan tinggi, dan pemerhati lainnya.
Tabel 1 Garis besar panduan pelaksanaan Kebijakan
Langkah Jenis Kegiatan Penyelenggara Sasaran Pokok Bahasan
DiseminasiKebijakan
LokakaryadiseminasiKebijakanberbasismasyarakat
Pusat Propinsi Kabupaten/
kota
Propinsi,stakeholdernasional,proyek terkait
Kabupaten/kota,
stakeholder
propinsi Kecamatan,
stakeholderkabupaten
/kota
Presentasi KebijakanNasional AMPL-BM,
Diskusi-tanggapandan pembahasanpenyusunan skalaprioritas 11 pokokKebijakan,
Diskusi visi dan prioritaspembangunan AMPLtingkat provinsi danrekomendasinya,
Presentasi hasil diskusi, Penyusunan rencana
diseminasi daerah,termasuk rencanamenyusun wadahkoordinasi daerah(Pokja AMPL)
Penggalangan
dukunganpimpinandaerah (dapatdilakukandengan 2cara)
Audiensi dan
Road showoleh kelompokkerja kepadapimpinan daerah
Pusat,
Propinsi kekabupaten/kota
Gubernur,
KetuaBappeda,Kepala Dinas
Bupati/Walikota,Kepala Dinas
Dialog tentang
Kebijakan AMPL Diskusi-tanggapan
daerah pimpinandaerah, termasukkomitmen tindaklanjut oleh propinsi/kabupaten/kota,
Dapat dilakukandengan presentasiKebijakan dalamRoadshow
BAGIAN I: PENDAHULUAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
15/88
5
BUKU 3
BAGIAN I: PENDAHULUAN
Langkah Jenis Kegiatan Penyelenggara Sasaran Pokok Bahasan
PenyiapanKelompokKerja AMPL
Daerah
Pembentukantim kerja
Propinsi, Kabupaten/
kota
Dinas/instansiterkait
Pembentuknya kelom-pok kerja (Pokja AMPL)daerah.
Struktur, kepengurusandan anggota Pokja. Program kerja Pokja.
PemahamanKebijakan danIdentikasi IsuAMPL
LokakaryaoperasionaisasiKebijakanpembangunanAMPL Daerah
Pusat, Propinsi, Kabupaten/
kota
Departementerkait,
stakeholdernasional
Dinas terkaitstakeholderpropinsi,
Dinas terkait,stakeholderkabupaten
/kota
11 butir Kebijakan Gambaran eksisting
pembangunan AMPLdaerah,
Isu AMPL masa lalu,sekarang, dan masayang akan datang
Gambaran kebutuhandaerah dalamupaya penanganan
keberlanjutan AMPLsebagai masukandalam penyusunanrencana kerja,
Rekomendasi dalampengembangan strategidan rencana kerjaAMPL secara lebih luasdan menyeluruh dalampeningkatan eektitasdan keberlanjutansarana dan prasarana
pembangunan AMPL Pendalaman
KebijakanLokakarya kajiankeberlanjutansarana AMPLdi daerah:kegagalan dankeberhasilan
Propinsi, Kabupaten/
kota
Dinas/instansiterkait,
stakeholderdaerah
Buku Kebijakan, Mengkaji keberhasilan
dan kegagalan darilapangan meliputi: aspekperan serta masyarakat;aspek kelembagaan;aspek pembiayaanpembangunandan pemeliharaan;teknologi, ungsi danpemanaatannya; danaspek pengelolaan
lingkungan.
Lokakaryakajian sistempengelolaandata daninormasi AMPL-Daerah
Propinsi Kabupaten/
kota
Dinas terkait,stakeholderdaerah
Sistem pengelolaandata yang eektisebagai acuanpelaksanaanpembangunan AMPL.
Gambaran aktor-aktoryang mempengaruhipermasalahanpengelolaan data AMPLdi daerah.
Inventarisasi data
awal dalam rangkapengelolaan basis dataAMPL.
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
16/88
BUKU 3
6
Langkah Jenis Kegiatan Penyelenggara Sasaran Pokok Bahasan
Rekomendasi danmasukan tentangsistem pengelolaan
data AMPL dalamkerangka pelaksanaanKebijakan
Kajian investasiAMPL daerahdan alternatipendanaan
Propinsi Kabupaten/
kota
Dinas terkait,stakeholderdaerah
Sekilas KebijakanAMPL-BM
Perhitungan investasidaerah dlm mencapaitarget MDG2015
Tindak lanjut
Penilaian Diri(Sel-assesment)Pokja AMPL
Daerah)
Propinsi Kabupaten/
kota
Pokja AMPLdaerah
Kondisi tentangkeberadaan danperkembangan Pokja
AMPL. Tingkat perkembangan
Pokja AMPL. Faktor-aktor penyebab
perkembangan PokjaAMPL.
Aspek-aspek yangperlu mendapatkanperbaikan dalampengelolaan PokjaAMPL.
BAGIAN I: PENDAHULUAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
17/88
7
BUKU 3
BAGIAN I: PENDAHULUAN
Langkah Jenis Kegiatan Penyelenggara Sasaran Pokok Bahasan
Pengem-banganrencana pem-
bangunanAMPL daerah
LokakaryaDaerahKesepakatan
RencanaPembangunanAMPL berbasisMasyarakat
Propinsi Kabupaten/
kota
Dinas terkait,stakeholderdaerah
Penjelasan Lokakarya, Data cakupan AMPL
yang disepakati untuk
perencanaan, Hasil lokakarya
Pendalaman,Identikasi, AnalisisIsu dan PermasalahanPembangunan AMPL diDaerah,
Hasil kajian lapangan, Hasil dialog publik. Pengenalan Renstra
AMPL Penyusunan rencana
tindak lanjut
Penyusunan RenstraAMPL.
PenyusunanDokumenRencanaStrategisPembangunanAMPL-BM
Propinsi, Kabupaten/
Kota
Dinas terkait,stakeholderdaerah
Kepakatan PenyusunanRenstra AMPL
Identikasi PelakuAMPL
Klarikasi Mandat Perumusan Visi-Misi-
Nilai
Analisa FaktorLingkungan Eksternal
dan Internal (SWOT) Analisa Isu Strategis Perumusan Strategi Pengenalan Indikator
Kinerja
PemantapanRencana KerjaPokja Daerah
LokakaryaKonsolidasiRencanaKerja PokjaAMPL/Provinsi/Kabupaten kota
Propinsi Kabupaten/
kota
Pokja AMPLdaerah
Penjelasan Lokakarya, Mereview pelaksanaan
Kebijakan tahunsebelumnya,
Mereview statusRenstra AMPL daerah,
Membahas bersama
rencana kerja tahundepan
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
18/88
BUKU 3
8
Bagian II
Penyelenggaraan
Lokakarya diseminasi Kebijakan merupakan langkah awal dalam pelaksanaanKebijakan di daerah di selenggarakan baik di tingkat nasional maupun di daerah.Melalui lokakarya diseminasi, peserta diajak untuk memahami Kebijakan secaraumum, pokok-pokok Kebijakan dan pelaksanaannya dan memahami menaatbagi daerah dengan adopsi dan implemetasi Kebijakan nasional AMPL berbasis
masyarakat dalam rangka keberlanjutan pembangunan di daerah
Langkah I: Diseminasi Kebijakan
Lokakarya Diseminasi Kebijakan Nasional AMPLBerbasis Masyarakat
KebijakanAMPL
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
19/88
9
BUKU 3
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
Tujuan:
1) Membangun kesadaran dan kepedulian bersama tentang
pentingnya upaya perbaikan pendekatan pembangunan
AMPL, khususnya yang berbasis pengelolaan masyarakat.
2) Membangun pemahaman tentang 11 pokok-pokok Kebijakan
nasional AMPL berbasis masyarakat.
Keluaran:
1) Kesadaran tentang pentingnya pengelolaan pembangunan
AMPL yang bertumpu pada kemampuan dan kemauan
masyarakat,
2) Pemahaman tentang 11 pokok Kebijakan nasional AMPL-BMsebagai acuan pembangunan AMPL di daerah.
Metode:
Lokakarya ini merupakan lokakarya partisipati, seluruh peserta
terlibat akti dalam proses, dan sekaligus bertindak sebagai
narasumber (Untuk lebih jelas tentang pendekatan partisipati dapat
lihat pada Buku 4, bagian Lokakarya dan Pelatihan KeterampilanDasar Fasilitasi). Adapun metode yang digunakan selama proses
lokakarya:
Presentasi/tanya-jawab,
Diskusi Kelompok/pleno,
Penugasan,
Pencairan suasana atau Ice breaking
Bahan dan peralatan:
Bahan presentasi Kebijakan, leafet, poster, booklet, acuan
diskusi dan outline rencana tindak lanjut diseminasi, serta
handoutlainnya yang diperlukan.
LCD (In Focus) dan perangkatnya serta kain rekat dan kertas
metaplan atau fip chart(kertas plano) dilengkapi dengan ATK
lainnya yang dibutuhkan.
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
20/88
BUKU 3
10
Peserta:
Lokakarya diseminasi Kebijakan ditujukan kepada para pihak yang
dipandang belum memahami kandungan Kebijakan Nasional
AMPL- BM, khususnya bagi pihak daerah kabupaten/kota maupunprovinsi, yang memiliki kewajiban dalam pelayanan AMPL. Namun
demikian, pihak lain juga dapat mengikuti lokakarya ini yang agar
mampu memahami Kebijakan, guna meningkatkan kinerjanya
dalam pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat. Atau pihak
lainnya yang berminat menyelenggarakan dampingan dan asilitasi
Kebijakan kepada daerah.
Pada dasarnya diseminasi Kebijakan dapat dilakukan secara
berjenjang, misalnya pemerintah pusat melakukan diseminasi
kepada provinsi-provinsi yang belum memahami Kebijakan,
kemudian provinsi melakukannya kepada kabupaten/kota. Namun
dapat juga dalam rangka diseminasi kepada stakeholderprovinsi
sendiri, demikian pula untuk kabupaten/kota melakukannya
untuk stakeholder dalam kabupaten/kotanya sendiri, atau untuk
tingkat di bawahnya. Peserta utama dari diseminasi adalah
dinas instansi terkait di daerah baik di tingkat provinsi, maupun
kabupaten/kota, seperti: DPRD, Bappeda, Dinas Kesehatan, Kantor
Pemberdayaan Masyarakat, Pendidikan, Lingkungan Hidup, Dinas
PU, PDAM, Perguruan Tinggi, dan pemangku kepentingan lain
yang berminat.
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
21/88
11
BUKU 3
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
Alur kegiatan diseminasi
Alur kegiatan diseminasi Kebijakan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Pembukaan dan arahan
Presentasi Kebijakan Nasional AMPL - BM
Pembahasan Pemahaman Substansi Kebijakan
Diskusi tentang pemahaman Kebijakan meliputi:pemahaman terhadap 11 butir Kebijakan umum, hambatanimplementasi, cara mengatasi hambatan (diskusi kelompok)
Upaya tindak lanjutdiseminasi di daerah
Presentasi hasil diskusi kelompok, diskusi danklarikasi (presentasi bergerak/keliling)
Sesuai dengan alur yang sudah disebutkan di atas maka langkah-
langkah pelaksanaan lokakarya diseminasi ini adalah sebagai berikut:
Pembukaan dan Arahan
Sesi ini sangat diharapkan diisi oleh pejabat terkait dan berkompeten
yang dapat memberikan kejelasan maksud dan tujuan lokakarya
ini. Alasan yang melatar belakangi mengapa Kebijakan Nasional
AMPL-BM perlu disampaikan. Dengan harapan para peserta dapatmemahami pentingnya lokakarya ini. Pembukaan dan arahan ini
diperkirakan memerlukan waktu sekitar 45 menit eekti.
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
22/88
BUKU 3
12
Presentasi Kebijakan Nasional AMPL-BM
Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat merupakan paradigma
pembangunan AMPL berkelanjutan dengan menempatkan masyarakat sebagai
pemegang peran utama dalam pengambilan keputusan dan pengelola
Sangat diharapkan sesi ini dapat diisi oleh pihak yang telah
memahami Kebijakan Nasional ini, dengan maksud agar para
peserta memperoleh gambaran yang jelas dan benar tentang apa,
mengapa, dan bagaimana Kebijakan itu. Serta mengapa Kebijakan
itu menjadi kewajiban bagi daerah untuk menerapkannya.
Selanjutnya dibuka orum tanya jawab. Presentasi dan tanya jawab
diperkirakan memakan waktu kurang lebih 60 menit, dengan
rincian 45 menit presentasi dan 15 menit tanya jawab.
Pembahasan Pemahaman Substansi Kebijakan
Sebelumnya diberikan sedikit pengantar agar peserta mengenal
substansi Kebijakan nasional AMPL-BM. Subtansi yang dimaksud
meliputi 11 butir pokok Kebijakan dan 16 strategi pelaksanaannya.
Sebaiknya, sesi pengantar ini dibawakan oleh asilitator utama
yang telah dipersiapkan dan diserahi tanggungjawab memegang
kendali alur lokakarya.
Setelah peserta memperoleh gambaran substansi Kebijakan,
asilitator minta peserta untuk membagi diri dalam kelompok.
Kelompok dibagi menurut pokok-pokok Kebijakan yang akan
dibahas. Misalnya, kelompok 1 membahas pokok Kebijakan nomor
1 s/d 4. Kemudian kelompok 2 membahas pokok Kebijakan nomor5 s/d 8. Sedangkan kelompok 3 membahas pokok Kebijakan nomor
9 s/d 11. Pembagian kelompok tidak harus seperti ini, kelompoknya
bisa lebih kecil atau besar tergantung dari kebutuhannya.
Di masing-masing kelompok peserta diminta untuk
mendiskusikan pengertian dari setiap pokok Kebijakan, implikasi
dilaksanakannya pokok Kebijakan, dan upaya apa yang perlu
dilakukan untuk mengatasi implikasi tersebut khususnya yang
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
23/88
13
BUKU 3
terkait dengan kendala. Agar hasil diskusi lebih bermanaat,
Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat merupakan sebagai
arahan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dan berbagaipihak dalam upaya mewujudkan pembangunan AMPL yang
berkelanjutan. Pelaksanaan Kebijakan mempertimbangkan kondisi danisu serta permasalahan relevan di daerah
apabila jumlah peserta yang hadir dari daerah memadai, maka
pembagian kelompoknya dilakukan berdasarkan asal daerah
peserta (provinsi, kabupaten/kota). Sekaligus selama diskusi ini,
peserta diminta menilai setiap butir-butir Kebijakan bila diterapkandi daerah. Agar Kebijakan ini dapat diterapkan dengan baik dan
bermanaat bagi daerah, apa saja yang diperlukan oleh daerah.
Selanjutnya hasil diskusi kelompok ini diplenokan untuk memperoleh
tanggapan peserta dari kelompok yang berbeda. Agar waktu bisa
dihemat, presentasi pleno dilakukan dengan cara semua peserta
mendekati kain rekat yang menjadi tempat kelompok yang sedang
melakukan presentasi. Waktu yang disediakan untuk seluruh sesi
ini sekitar 90 menit.
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
24/88
BUKU 3
14
Upaya Tindak Lanjut
Sesi ini merupakan media bagi daerah-daerah untuk memormulasikan
pemikiran-pemikirannya sehubungan dengan rencana tindak lanjut
kegiatan diseminasi yang akan dilakukan di daerah. Masing-masingrencana kegiatan tindak lanjut ini dipaparkan secara pleno untuk
memperoleh masukan untuk penyempurnaannya. Untuk kegiatan
ini waktu yang disediakan sekitar 60 menit
Penting untuk diperhatikan !
Lokakarya diseminasi ini adalah upaya penyebar luasan kon-
sep Kebijakan agar bisa diterima dan diterapkan baik di tingkatpropinsi, maupun kabupaten/kota di Indonesia. Rendahnya akses
masyarakat miskin terhadap ketersediaan AMPL dan juga rendahnyakesinambungan sarana AMPL menjadi latar belakang lahirnya
Kebijakan Nasional AMPL-BM ini. Disamping rendahnya kemampuankeuangan pemerintah yang tidak memadai untuk memenuhi layanan
AMPL seperti yang diharapkan, juga melatar belakangi lahirnyaKebijakan ini.
Oleh karenanya, diseminasi ini dilakukan dalam konteks perubahan
paradigma pembangunan AMPL dari yang bersiat top-down menjadibersiat bottom up, yang tidak partisipati menjadi partisipati, darisupply driven menjadi demand responsive. Sehingga dalam kegiatandiseminasi ini kata akhirnya bukan proyek sik, melainkan perubahan
cara pandang baru terhadap sektor AMPL berbasis masyarakat.
Agar diseminasi ini dapat disebar-luaskan, kehadiran unsur mediabaik media cetak maupun elektronik sangat penting. Pengalamanacara diseminasi di Gorontalo dan Bangka Belitung, menunjukkan
sangat eektinya peran media. Setelah Lokakarya Diseminasidilanjutkan dengan acara dialog interakti melalui TV dan radio. Halini dimaksudkan untuk memperoleh masukan dan komentar darimasyarakat luas mengenai pembangunan AMPL yang terjadi di
daerah selama ini.
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
25/88
15
BUKU 3
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
POLA LAMA POLA BARU
Langkah 2: Penggalangan
Dukungan Pimpinan Daerah
Road Show Pelaksanaan Kebijakan
Dukungan pimpinan dan pembuat Kebijakan daerah merupakan syarat kuncidalam pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat di daerah.
Dukungan pimpinan daerah akan diberikan apabila mereka memahami secarajelas mengenai Kebijakan dan pelaksanaannya. Dalam kesempatan road show iniPokja AMPL menjelaskan secara rinci kepada pimpinan daerah mengenai manaat
Kebijakan dan dukungan yang diperlukan dari pimpinan daerah
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
26/88
BUKU 3
16
....AMPL itu penting...
Tujuan:
1) Membangun kepedulian pimpinan dan pembuat Kebijakan
daerah menghadapi isu dan permasalahan AMPL di daerah
2) Menawarkan Kebijakan Nasional sebagai solusi menghadapi
isu dan permasalahan AMPL yang mendesak untuk ditangani
Keluaran:
1) Para pembuat Kebijakan memahami Kebijakan Nasional
sebagai solusi menghadapi isu dan permasalahan AMPLdaerah
2) Komitmen politis para pembuat Kebijakan di daerah untuk
mengadopsi Kebijakan Nasional AMPL-BM sebagai acuan
pembangunan AMPL daerah, guna menjamin keberlanjutan
program AMPL yang ditunjukkan dengan kesediaan
mengalokasikan anggaran, membentuk wadah/lembaga
yang koordinati, dan menyiapkan peraturannya.
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
27/88
17
BUKU 3
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
Metode:
Roadshow, sebagai upaya penggalangan dukungan dapat
dilaksanakan dengan dua cara, yaitu:
Audiensi terbatas kepada pimpinan dan pembuat Kebijakandaerah termasuk DPRD
Lokakarya/pertemuan yang dihadiri pimpinan daerah dan
pembuat Kebijakan daerah lainnya dan dinas/instansi terkait
lainnya yang berasal dari luar provinsi atau kabupaten/kota.
Bahan dan alat:
Bahan presentasi (hand out) Leafet, booklet, buku Kebijakan yang telah ada dan dokumen
pendukung lainnya,
Alat bantu presentasi LCD (in ocus) dan perangkatnya sesuai
kebutuhan seperti fip-chartdan lain sebagainya.
Peserta:
Untuk audiensi, peserta terdiri dari pimpinan daerah sendiri,unsur sekretariat daerah, Kepala Bappeda dan Dinas terkait, serta
DPRD. Sedangkan untuk pertemuan lanjutan, pesertanya lebih
luas dibandingkan dengan acara audiensi, seperti dinas terkait
lainnya yang berasal dari tingkat provinsi maupun kabupaten/kota,
termasuk juga lembaga swasta dan LSM yang peduli terhadap
masalah pembangunan AMPL.
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
28/88
BUKU 3
18
Alur Roadshow
Pengantar dan Pembukaan
Kejelasan maksud dan tujuan |
Presentasi/dialog Kebijakan
Kerangka pemahaman bersama tentang Kebijakan |
Diskusi pelaksanaan Kebijakan di daerah
Kerangka pemahaman bersama tentang Fasilitasi Kebijakan di daerah dengan RKD |
menuju MDG 2015 |
Arahan pimpinan daerah dalam memberikan dukungan politis
Dukungan politis tentang pentingnya pelaksanaan Kebijakan di daerah |
Menyepakati tindak lanjut dukungan politis untuk penyusunanRencana Kerja daerah menuju target MDG 2015
Poja AMPL Daerah menyepakati tindak lanjut dukungan politis untuk penyusunan Rencana Kerja Daerah |
menuju target MDG 2015 |
Secara umum, baik melalui audiensi maupun pertemuan/lokakarya,
alurnya adalah sebagai berikut :
Sejalan dengan alur yang disebutkan di atas, maka langkah-
langkah pelaksanaan roadshow dan perkiraan alokasi waktunya
adalah seperti berikut:
Pengantar dan Pembukaan
Pengantar pertemuan roadshow, baik dalam bentuk audiensi maupun
pertemuan/ lokakarya dapat dilakukan oleh Kepala Bappeda, baik di
tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Kemudian secara resmi,
pejabat tinggi daerah seperti Gubernur atau setingkat dibawahnya
di tingkat provinsi atau Bupati di tingkat kabupaten/kota membuka
acara ini. Selanjutnya, Kepala Bappeda, menyampaikan gambaran
isu dan permasalahan AMPL di daerah yang bersangkutan. Sesi ini
diperkirakan membutuhkan waktu 30 menit.
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
29/88
19
BUKU 3
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
Dialog/presentasi Kebijakan Nasional AMPL-BM
Untuk sesi presentasi ini alokasi waktunya antara 30 s/d 45 menit
termasuk tanya jawab. Sedangkan untuk dialog bisa memakan
waktu lebih dari itu atau bahkan kurang karena (1) tergantungwaktu yang dimiliki oleh pejabat, (2) dialog bisa mengalir tanpa
disekat oleh jadual materi, (3) karena pejabat tertarik dan peduli
dengan materi yang didialogkan. Kepiawaian asilitator sangat
ditentukan disini karena justru asilitatorlah yang diharapkan
bisa membaca arah topik yang didialogkan. Sudah mengarah pa-
da kesepakatan atau belum. Kalau belum padahal waktu yang
disediakan oleh pejabat tinggal sedikit, maka dialog bisa diarahkan
agar pejabat setempat bisa segera memberikan arahan konkrit.
Cara audiensi lebih cocok apabila materi Kebijakan Nasional AMPL-BM sebagai materi untuk didialogkan kepada para pejabat setempat.
Sedangkan kalau cara yang dipakai dalam roadshow adalah lokakarya/pertemuan dengan peserta yang lebih luas maka, metode presentasi
yang dipakai yaitu dengan mempresentasikan prinsip KebijakanNasional AMPL-BM.
Untuk dialog waktunya bisa lebih fexible karena pembagian segmenwaktunya sangat tergantung pada mooddan waktu yang dimiliki
pejabat, khususnya petinggi eksekuti dan legislati. Sebaiknya dalamaudiensi dilibatkan juga sta daerah yang menjadi contact person,yang diberi tugas untuk menjembatani dialog. Sta ini sebaiknya
dipersiapkan agar memiliki pemahaman yang benar tentang Kebijakandan pelaksanaannya, sehingga dapat memberikan gambaran yangmeyakinkan kepada pimpinan daerah. Harapannya bisa langsungmengarah pada kesepakatan, dan dukungan politis yang terwujud
komitmen dan rencana tindak lanjut pelaksanaan Kebijakan di daerah.
Diskusi Pelaksanaan Kebijakan di Daerah
Sesi ini diarahkan untuk mengkaji bersama Kebijakan AMPL yang
telah dilaksanakan oleh daerah, khususnya untuk roadshowyang
menggunakan metode pertemuan/lokakarya dengan peserta yang
lebih luas. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini berkisar
antara 30 60 menit, tergantung kebutuhannya.
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
30/88
BUKU 3
20
Arahan Pimpinan Daerah
Pada sesi ini, setelah mendengarkan masukan tentang Kebijakan
nasional dan isu-isu yang muncul selama diskusi kelompok,
diharapkan muncul pendapat dan arahan dari pejabat setempat.Arahan ini akan menjadi acuan untuk sesi berikutnya. Untuk road-
showyang dilakukan dengan cara audiensi pengaturan waktunya
lebih luwes (feksibel). Alokasi waktu untuk kegiatan ini sekitar 15
20 menit tergantung pula dari kebutuhannya.
Tindak Lanjut Rencana Kerja
Sesi ini memormulasikan arahan yang telah disampaikan menjadikerangka kegiatan daerah untuk adopsi dan implementasi Kebijakan
daerah. Seperti pembentukan kelompok kerja, melaksanakan
diseminasi atau roadshow secara lebih luas lagi dan kegiatan
lainnya yang dibutuhkan dan dianggap penting sebagai tindak
lanjut road show ini. Agar kerangka tindak lanjut ini bahasannya
bisa mendalam, baik kalau dimulai dengan pembahasan secara
kelompok dan kemudian diplenokan. Waktu yang dibutuhkan
untuk sesi ini sekitar 30 45 menit.
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
31/88
21
BUKU 3
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
Penting diperhatikan !
Waktu:Biasanya para pimpinan daerah, baik eksekuti maupun legislati, waktu yang
tersedia sangat terbatas apalagi harus berkumpul pada waktu yang bersamaan.Oleh karenanya acara ini harus dirancang seeekti mungkin, dengan harapan
momentum untuk beraudiensi dapat tercipta dan berjalan dengan sesuaidengan tujuannya yaitu memperoleh dukungan politis.
Mengapa perlu dukungan politis?
Pernyataan dukungan dari pucuk pimpinan daerah akan menjadi kata kuncidan dasar acuan bagi para pejabat teknis daerah dalam menyusun rencana
teknis operasional. Pernyataan politis seperti itu akan muncul, apabila Kebijakanyang kita bawa memberi manaat bagi daerah. Oleh karena itu, Kebijakanyang kita bawa harus disampaikan secara jelas dan relevan dengan isu dan
permasalahan AMPL daerah.
Persiapan audiensi
Karena acara ini sangat strategis, maka perlu dilakukan pertemuan awalyang maksudnya memudahkan pengaturan acara roadshowterutama jadualpertemuan/audiensi dengan pucuk pimpinan. Jangan lupa, tentukan orangsetempat sebagai penghubung (contact person) kita yang biasanya berasaldari Bappeda. Dalam pertemuan pendahuluan ini, penghubung kita beri
masukan-masukan penting tentang Kebijakan dan relevansinya dengan isudan permasalahan AMPL daerah. Sehingga acara audiensi dapat dilaksanakan
dengan eekti dan esien tanpa banyak membahas hal-hal yang siatnya teknis
Pilihan roadshow
Sebagaimana diketahui acara road showpada hakekatnya juga merupakanupaya diseminasi, namun yang membedakan dengan Lokakarya Diseminasiadalah target sasarannya. Roadshowsasaran adalah para pucuk pimpinan
daerah, eksekuti dan legislati, dan mengharapkan dukungan politis,Sedangkan Lokakarya Diseminasi target sasarannya adalah pejabat dinas
teksnis ditambah dengan unsur DPRD dan pihak-pihak yang berkepentingan
lainnya yang satu luarannya adalah tindak lanjut operasional. Untuk memberigambaran konkrit kondisi AMPL di daerah, beberapa daerah seperti ProvinsiGorontalo dan Bangka Belitung seusai paparan dan diskusi seluruh peserta
diajak melakukan kunjungan ke lapangan.
Perlu kehadiran pejabat atau tim pusat.
Untuk mendorong motivasi dan mendapatkan penghargaan, akan baik danmendapatkan pengaruh yang besar apabila pada acara roadshowdan juga
kunjungan lapangan dihadiri oleh pejabat atau tim dari pusat. Khususnya untukpenyelenggaraan di tingkat propinsi.
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
32/88
BUKU 3
22
Langkah 3: Penyiapan Kelompok Kerja Daerah
Pembentukan Tim Kerja
Keberadaan lembaga pengelola program AMPL merupakan syarat bagi adopsidan implementasi Kebijakan, yang yang memiliki tujuan keberlanjutan
Keberadaan dinas instansi terkait didaerah belum menjamin bahwa mekanismepenyelenggaraan pembangunan AMPL dapat berjalan eekti. Untuk itu
diperlukan wadah untuk meningkatkan kinerja pembangaunan AMPLPembentukan tim kerja (Kelompok Kerja AMPL) dilakukan melalui serangkaian
pertemuan dan konsultasi untuk memastikan anggota yan terlibat dalampengurus adalah mereka yang memiliki kompetensi dan dapat menjadi pionir
dalam implementasi Kebijakan nasional AMPL berbasis masyarakat.
Tujuan
Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja AMPL) daerah.
Keluaran
Terbentuknya (Pokja) AMPL.
Tersusunnya program kerja Pokja.
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
33/88
23
BUKU 3
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
Metode
Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) AMPL dilaksanakan melalui
serangkaian pertemuan dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait
mulai dari persiapan sampai ditetapkannya kelompok kerja denganSK Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota).
Pembentukan Pokja dilakukan dalam sebuah rapat yang diadakan
secara khusus dengan agenda pembentukan Pokja dan sebagai
pengundangnya adalah Bappeda.
Rapat dipimpin oleh pimpinan Bappeda dengan Agenda rapat:
Penetapan struktur Pokja.
Penetapan anggota Pokja.
Penetapan Tugas pokok dan Fungs masing-masing anggota
Pokja.
Penetapan rencana kerja Pokja.
Seluruh proses dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip
partisipasi, kemitraan dan kompetensi dalam pembangunan
AMPL di daerah.
Bahan dan peralatan:
Untuk eektitas bahasan, ada baiknya kalau sudah dipersiapkan
rancangan proses pembentukan kelompok kerja. Tentunya pihak
Bappeda yang seharusnya mengambil peran ini. Pertemuan ini
bisa dilaksanakan beberapa kali, sehingga diperlukan asilitas
pendukung seperti tempat/ruangan, alat tulis, konsumsi, peralatan
pendukung lainnya.
Peserta
Perwakilan dinas/badan/kantor yang berhubungan dengan
AMPL seperti: Bappeda, PU, Kesehatan, Pemberdayaan
Masyarakat, Lingkungan Hidup, Bappedal, Pertambangan,
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
34/88
BUKU 3
24
Pendidikan.
LSM/Perguruan Tinggi/Tokoh Masyarakat/Lembaga Non
Pemerintah lainnya.
Pihak lain yang peduli pembangunan AMPL dan tergantung
pada kebutuhan daerah masing-masing.
Alur Pembentukan Pokja
- Struktur Pokja- Rencana Kerja Pokja
1. Presentasi tentang POKJA AMPL (ungsi dan peranpokja, manaat, dan keanggotaan)
2. Identifkasistakeholderpembangunan AMPL
3. Rapat Pembentukan Pokja AMPL
4. Legalisasi Pokja AMPL
Sesuai dengan alur diatas, maka langkah-langkahnya dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Presentasi tentang Pokja AMPL
Sebagai pengantar dilakukan presentasi tentang Kelompok KerjaAMPL, yang meliputi peran dan ungsinya dalam pembangunan
AMPL daerah. Juga tentang manaat pokja bagi daerah sendiri
dalam meningkatkan kinerja pembangunan AMPL. Tunjukan
contoh kegiatan kelompok kerja yang sudah berjalan di daerah
lain, agar peserta memperoleh gambaran nyata tentang kegiatan
dan keberhasilan Pokja. Kunci dan syarat yang harus dimiliki oleh
kelompok kerja juga perlu dipaparkan.
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
35/88
25
BUKU 3
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
Identifkasistakeholderpembangunan AMPL.
Mintalah peserta untuk membuat datar stakeholderyang terkait
dengan pembangunan AMPL di daerahnya. Kemudian minta
penjabaran peran masing-masing stakeholder tersebut. Untuk
mempermudah diskusi, siapkan sebuah matriks yang kosong pada
fip chartatausticky cloth, sehingga peserta dapat melakukan sesi
ini dengan esien.
Setelah diperoleh datarstakeholder, lakukanlah pembobotan peran
masing-masingstakeholder, yang menggambarkan intensitas peran
masing-masing dalam sektor AMPL. Sesi ini dapat menggunakan
matriks yang sudah ada, dengan menambahkan satu kolom un-
tuk pembobotan. Dapat juga menggunakan diagram ven untukmemvisualisasikan tingkat intensitas peran masing-masing.
Berikan ranking dari semua pihak berdasarkan intensitasnya
dalam pengelolaan pembangunan AMPL di daerah. Hasil ini dapat
menjadi bahan dalam menyepakati keanggotaan Pokja. Kemudian
diskusikan dan sepakati pihak yang akan dilibatkan dalam Pokja
sehingga Pokja benar-benar dapat berperan dalam melaksanakan
Kebijakan, dan pembangunan AMPL secara keseluruhan. Tentunya
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
36/88
BUKU 3
26
dalam pemilihan ini, tugas pokok dan ungsi perlu menjadi
pertimbangan.
Untuk melakukan identikasi yang jelas dan tepat dapat dilakukan
lewat lokakarya atau pertemuan tergantung dari kebutuhan danketersediaan dana yang dimiliki oleh daerah. Namun yang perlu
diperhatikan adalah adanya kebersamaan dalam menganalisis
stakeholder ini. Pertemuan untuk menganisis stakeholderdan isu
permasalahan AMPL dilakukan lebih dari 1 kali, tergantung dari
kebutuhannya. Peran semua pihak terkait di daerah akan menen-
tukan upaya keberlanjutan pembangunan AMPL di daerah. Sekali
pertemuan untuk mengidentikasi stakeholder pembangunan
AMPL waktu yang dibutuhkan paling lama 120 menit, akan tetapibisa lebih lama tergantung dari kebutuhan.
Rapat Pembentukan Pokja
Rapat ini sudah secara spesik membicarakan tentang Pembentukan
Pokja. Artinya pada saat ini hasil identikasi ini dipakai sebagai
bahan pertemuan selanjutnya yaitu ketika rapat pembentukan
Pokja AMPL. Dalam rapat ini dirancang struktur organisasi denganmemasukkan pihak-pihak yang berkompenten dalam pembangunan
AMPL di daerah. Dengan mempertimbangkan esiensi dan
eektitas, artinya bagaimana organisasi ini diisi oleh orang-orang
yang mampu untuk bekerja. Strukturnya ramping, ungsional, dan
memiliki program kerja yang bisa menjawab kebutuhan.
Sangat dimungkinkan untuk memperoleh hasil maksimal seperti
yang diharapkan dibutuhkan lebih dari 1 kali pertemuan.
Legalisasi Pokja
Proses untuk memperoleh legalisasi Pokja ini bisa berlangsung lama
dan tidak. Hal ini sangat tergantung dari pejabat setempat. Apakah
pejabat yang bersangkutan sudah memperoleh dan memahami
mengenai Kebijakan nasional, termasuk juga isu dan permasalahan
AMPL di daerahnya. Kalau sudah memahami dan peduli terhadap
isu dan permasalahan AMPL, sangat dimungkinkan proses
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
37/88
27
BUKU 3
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
legalisasinya tidak akan berlangsung lama. Namun dalam hal ini,
semuanya juga tergantung dari semangat anggota Pokja sendiri.
Contoh :
Struktur Pokja AMPL Daerah
POKJA AMPL PROVINSI
POKJA AMPL PROVINSI
Tim koordinasiKetua : Kepala Bappeda__________________________________________________Tim PelaksanaKetua : Unsur BappedaAnggota : Unsur Pemerintah (Bappeda, PU, Kesehatan,
PMD, LH, pendidikan, dll)
__________________________________________________Tim Sekretariat
Tim koordinasiKetua : Kepala Bappeda__________________________________________________Tim Pelaksana
Ketua : Unsur BappedaAnggota :
__________________________________________________Tim Sekretariat
koordinasi
Bupati/walikota
Gubernur
Keterangan:
Struktur Kelompok Kerja AMPL
Terdiri dari Tim Koordinasi, Tim Pelaksana dan Sekretariat, ketiga tim
tersebut mempunyai ungsi yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
38/88
BUKU 3
28
dalam organisasi pembangunan AMPL. Uraian dari struktur organisasi
pembangunan AMPL adalah sebagai berikut;
Tim Koordinasi (Fungsi Pengarah)Tim koordinasi adalah pimpinan dinas terkait yang memiliki peran
dan pengaruh utama dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan dibidang AMPL. Anggota tim koordinasi antara lain
Kepala Bappeda, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas PU, Kepala
BPM, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Dinas Pendidikan
dan kepala dinas/badan lainnya yang memiliki keterkaitan langsung
dengan pembangunan AMPL. Tim Koordinasi berungsi untuk
mengkoordinasikan dan memberikan arahan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim Pelaksana.
Tim Pelaksana (Kelompok Kerja AMPL Daerah)
Tim Pelaksana terdiri dari unsur pemerintah dan non pemerintah;
dari unsur pemerintah adalah pejabat teknis dari dinas/badan/kantor
terkait yang memiliki tugas secara langsung dalam proses penyiapan
maupun pelaksanaan program di masing-masing dinas/badan/kantor
terkait. Dari unsur non pemerintah dari unsur LSM , Perguruan Tinggi
atau lembaga lain yang memiliki komitmen dan mengembangkanprogram terkait AMPL. Tim ini mempunyai tugas dan ungsi untuk
merumuskan dan melaksanakan seluruh kegiatan dalam rangka
pelaksanaan pelaksanaan Kebijakan AMPL di daerah.
Sekretariat.
Sekretariat Pokja terdiri dari unsur Bappeda yang berungsi
untuk pengelolaan tugas-tugas kesekretariatan Pokja, terdiri dari
penyusunan Kebijakan kepala daerah dan penyiapan administrasi
surat-menyurat bagi kelancaran pelaksanan tugas Pokja.
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
39/88
29
BUKU 3
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
Langkah 4: Pemahaman Kebijakan
dan Identifikasi Isu AMPL
Lokakarya Pelaksanaan Kebijakan
Lokakarya pelaksanaan Kebijakan merupakan langkah lanjutan dari kegiatandiseminasi Kebijakan dan road show Kebijakan kepada pimpinan daerah.Melalui lokakarya ini peserta diajak untuk memahami substansi Kebijakan,
dan mengenali langkah- langkah kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangkapelaksanaan Kebijakan tersebut, serta sumber daya dan dukungan yang
diperlukan.Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari langkah 1, yang dikhususkanbagi peserta di tingkat kabupaten/kota/propinsi. Dengan bekal pengalaman
pada langkah 1, anggota kelompok kerja daerah dapat melakukannya untukstakeholder lokal
Menyusun langkahkegiatan pelaksanaan
Kebijakan. Yang akandilakukan oleh multi
stakeholder sesuai denganpotensinya masing masing
Tujuan:
1) Meningkatan pemahaman peserta mengenai latar belakang
penyusunan Kebijakan dalam kaitannya dengan keberlanjutan
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
40/88
BUKU 3
30
pembangunan AMPL di Indonesia
2) Menyamakan persepsi terhadap setiap pokok Kebijakan dan
strategi serta proses pelaksanaan
3) Menumbuhkan upaya mengpelaksanaankan Kebijakan di
tingkat daerah
Keluaran:
1) Meningkatnya pemahaman terhadap latar belakang
penyusunan dan tujuan Kebijakan
2) Terwujudnya persepsi yang sama mengenai setiap pokok
Kebijakan dan strategi pelaksanaannya
3) Tersusunnya upaya untuk mengpelaksanaankan Kebijakan didaerah yang diwujudkan dalam bentuk Rencana Tindak Lanjut
Metode:
Lokakarya ini dilaksanakan dengan pendekatan partisipati. Peran
peserta diharapkan akti selama proses lokakarya, selain sebagai
peserta juga berperan sebagai nara sumber. Oleh karena itu metode
yang digunakan selama lokakarya adalah:
Ceramah/Tanya jawab,
Berbagi pengalaman,
Curah pendapat,
Diskusi kelompok/pleno,
Permainan/bermain peran, pencairan suasana.
Alat dan bahan/materi:Peralatan, bahan maupun materi yang perlu dipersiapkan untuk
lokakarya adalah:
Komputer, LCD proyektor, dan layar
Kain rekat, metaplan, spidol
Kertas fipchart, seloti.
Buku Kebijakan Nasional AMPL-BM
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
41/88
31
BUKU 3
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
Perangkat untuk melakukan pendalaman terhadap pokok Kebijakan
Nasional dan Strategi Pelaksanaannya, meliputi:
Pendenisian pokok-pokok Kebijakan dan strategi
pelaksanaan Kebijakan, Identikasi dan pemaknaan dari bagian-bagian penting
Kebijakan yang minimal yang harus dikuasai oleh peserta
yang nantinya akan bertindak sebagai asilitator,
Kerangka proses pelaksanaan Kebijakan nasional berbasis
masyarakat di semua tingkatan
Peserta:
Lokakarya ini diikuti oleh unsur :
Instansi terkait AMPL Provinsi/Kabupaten/Kota, seperti
Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas PU Cipta Karya, Badan
Pemberdayaan Masyarakat, Bapedalda/Dinas Lingkungan
Hidup dan dinas terkait lainnya
LSM/Perguruan Tinggi/Tokoh Masyarakat
Pihak lain yang dianggap perlu dan peduli terhadap
pembangunan AMPL seperti tokoh adat, tokoh agama, danlain sebagainya.
Alur Lokakarya
Evaluasi Awal
Evaluasi Akhir
Pembukaan dan arahan
Presentasi ringkas Kebijakan nasional
pemahaman Kebijakan
Exercise; identifkasi isu/permasalahanAMPL daerah
Penutupan
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
42/88
BUKU 3
32
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Pembukaan dan Arahan
Sesi ini sebagai pertanda lokakarya dibuka secara resmi oleh pejabat
setempat. Diharapkan pejabat yang melakukan pembukaan telah
diberi masukan tentang kondisi AMPL daerah yang terjadi saat
ini yang terkait dengan target daerah, nasional, dan MDG2015.
Setelah pembukaan, dilanjutkan dengan acara pembentukan
suasana seperti perkenalan, kontrak belajar, penjelasan alur loka-
karya, dan lain sebagainya yang tujuan agar para peserta akrab
dan kondusi untuk berpartisipasi. Alokasi waktu untuk sesi ini
diperkirakan selama 120 menit.
Review Kebijakan
Pada sesi ini secara ringkas dipaparkan konsep Kebijakan,
disamping sebagai materi untuk pemahaman juga dipakai sebagai
alat untuk melihat/mereviewkondisi AMPL yang terjadi di daerah.
Sebelum peserta diajak melihat bersama pengertian, identikasi
isu dan masalah, prioritas, proses, dan elemen kunci keberhasilanpelaksanaan. Pada sesi ini sekaligus disampaikan tentang Alur
Fasilitasi Pelaksanaan Kebijakan (road map). Alokasi waktu untuk
sesi ini diperkirakan 90 menit.
Pemahaman Kebijakan
Bagian ini merupakan pengulangan langkah 1. Apabila tidak banyak
peserta baru, cukup lakukan review hasil lokakarya sebelumnya(langkah 1). Apabila lebih banyak peserta baru, lakukan lagi sebagai
berikut.
Bagi peserta ke dalam beberapa kelompok, sesuaikan dengan
jumlah peserta keseluruhan, masing-masing kelompok disarankan
tidak lebih dari 10 orang. Pastikan juga bahwa asilitator sudah
menyiapkan matriks 4 kolom berisi kolom 1: 11 butir Kebijakan,
kolom 2: pemahaman/denisi menurut peserta, kolom 3: hambatan
pelaksanaan, kolom 4: cara mengatasi hambatan.
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
43/88
33
BUKU 3
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
Lakukan diskusi mulai dari butir Kebijakan no 1 sampai dengan 11,
secara berurutan. Atur sedemikian rupa sehingga masing-masing
pendapat yang dilontarkan peserta dapat diklarikasi oleh anggota
kelompok yang lain. Sehingga seluruh anggota mendapatkan
pemahaman yang sama. Untuk memudahkan pembahasan butir
Kebijakan, mulailah dengan kata kunci. Kemudian eksplorasi kata
kunci tersebut, kaitkan dengan praktek yang dilakukan seharihari,
dan juga dengan yang ideal yang seharusnya terjadi. Tuliskan
kesepakatan hasil diskusi tentang pemahaman, hambatan, dan
cara mengatasinya pada kolom yang disediakan dan ditempelkan
pada fipchartatausticky cloth.
Apabila diskusi kelompok telah selesai, asilitator menugaskanmasing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
kepada seluruh peserta. Pastikan seluruh peserta bergerak ke tempat
kelompok yang melakukan presentasi. Usahakan tersedia waktu
untuk seluruh kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Apabila
waktu terbatas, misalnya setelah presentasi satu kelompok, berikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan komentar
terkait dengan hal penting yang belum tercakup selama diskusi,
dan hal-hal lain yang penting untuk mendapat perhatian. Pastikansemua kelompok mendapat giliran memberikan komentar.
Setelah presentasi selesai, asilitator utama memberikan ulasan
singkat tentang makna hasil diskusi secara umum. Dalam
penutupan sesi ini, asilitator utama harus menekankan kembali
tentang proses yang telah dilalui dan pentingnya proses ini dalam
seluruh rangkaian pelaksanaan Kebijakan di daerah.
Identikasi Isu AMPL Daerah
Pada awal sesi, peserta diajak untuk melakukan diskusi tentang
isu dan permasalahan pembangunan AMPL di masa lalu dan masa
sekarang secara berkelompok. Sepakati pengertian kurun waktu
yang digunakan, untuk masa lalu apakah 5 atau 10 tahun ke
belakang. Buatlah datar isu dan permasalahan AMPL di daerah.
Lakukanlah klarikasi yang singkat untuk masing-masing isu. Untuk
esiensi waktu, buatlah dua kelompok yang mendiskusikan isu air
minum dan penyehatan lingkungan.
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
44/88
BUKU 3
34
Mintalah peserta untuk membandingkan isu masa lalu dan sekarang.
Apakah ada perubahan ke arah lebih baik, atau sebaliknya?
Lakukanlah diskusi mengapa demikian. Catatlah alasan-alasan
yang disampaikan.
MASADEPAN?MASA KINIMASALALU
Pada tahap kedua, diskusikan tentang kondisi pembangunan AMPL
pada masa yang akan datang, dan yang diharapkan akan terjadi.
Mintalah peserta untuk membandingkan kondisi saat ini (gunakan
isu saat ini dari sesi sebelumnya) dengan kondisi masa yang akan
datang. Apakah yang akan datang (yang diharapkan) sudah dicapaipada saat ini? Apabila jawabannya belum, mintalah perserta untuk
menyusun prioritas penanganan isu/permasalahan.
Penyusunan Garis Besar Rencana
Dari prioritas isu/permasalahan, kelompok kerja daerah dapat
menyusun program/kegiatan yang akan dilakukan oleh daerah.
Mintalah kelompok kerja untuk menyusun rencana garis besar
kegiatan/program yang akan dilakukan, baik jangka pendek,
menengah, maupun panjang. Hasil ini kemudian harus dijadikan
acuan untuk kegiatan implementasi Kebijakan selanjutnya.
Evaluasi
Untuk mengetahui perubahan pemahaman peserta dan pencapaian
tujuan lokakarya, diukur melalui evaluasi. Evaluasi ini dilakukan
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
45/88
35
BUKU 3
pada awal dan pada akhir lokakarya yaitu setelah pembukaan dan
sebelum penutupan dilakukan. Pokok-pokok yang di evaluasi dan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sama untuk evaluasi awal
dan akhir.
Pengisian ormat evaluasi ini dibutuhkan sekitar 5 10 menit saja.
Hasil evaluasi awal dan akhir ini bisa menjadi bahan yang menarik
sebagai agenda penutupan.
Penutupan
Minta pejabat setempat untuk melakukan penutupan. Siapkan
bahan untuk penutupan, biasanya terkait dengan gambaran prosesyang terjadi selama lokakarya, kondisi peserta, manaat yang
dirasakan, dan lain sebagainya. Baik kalau hasil evaluasi awal-akhir
bisa menjadi bahan penutupan. Waktu yang disediakan untuk
penutupan sekitar 15 menit.
Perlu diingat
Rumusan rencana tindak lanjut setelah lokakarya ini, bagi masing-masing daerah sangat penting karena RTL ini akan menjadi acuan
untuk menyusun rencana kegiatan menuju terwujudnya Kebijakan
AMPL didaerah. Seperti misalnya apa, bagaimana, kapan dan
siapa yang akan bertanggungjawab dalam Pokja AMPL di masing-
masing daerah dalam melaksanakan kegiatan dalam rangka
pelaksanaan Kebijakan. Hal yang penting dan strategis adalah
dalam merencanakan penyusunan Renstra AMPL. Karena dokumen
Renstra AMPL daerah adalah maniestasi dari adopsi terhadapKebijakan yang merupakan rumusan Kebijakan AMPL daerah, yang
sekaligus Renstra AMPL menjadi acuan operasional Kebijakan itu
sendiri.
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
46/88
BUKU 3
36
Langkah 5: Pendalaman Kebijakan
Lokakarya Kajian Keberlanjutan Sarana AMPL di daerah
(Keberhasilan dan Kegagalan)
Pengalaman keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan pembangunan AMPL didaerah merupakan aktor kunci dalam menumbuhkan kepedulian stakeholders daerah
mengenai pentingnya penanganan permasalahan pembangunan AMPL daerah.Melalui kegiatan ini peserta diajak untuk menemukenali aktor-aktor yang
mempengaruhi keberlanjutan melalui belajar dari kegagalan dan keberhasilan program.
Tujuan:
Menemu kenali kunci keberhasilan keberlanjutan sarana
AMPL di daerah
Menemu kenali kunci kegagalan keberlanjutan sarana AMPL
di daerah
Menemu kenali aktor keberlanjutan sarana AMPL di daerah
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
47/88
37
BUKU 3
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
Keluaran:
Dikenalinya kunci keberhasilan keberlanjutan sarana AMPL di
daerah
Dikenalinya kunci kegagalan keberlanjutan sarana AMPL didaerah
Dikenalinya aktor keberlanjutan sarana AMPL di daerah
Metode:
Dalam pelaksanaan Kebijakan, pendalaman Kebijakan merupakan
kegiatan daerah dalam upaya lebih memahami Kebijakan dalam
tataran praktis. Dengan mengangkat kasus-kasus yang ada di
lapangan, diharapkan anggota kelompok kerja dan stakeholder
daerah dapat memahami lebih baik prinsip Kebijakan. Ada dua
cara untuk melakukan kegiatan ini, pertama dengan cara studi
lapangan mengenai sarana yang berjalan dan tidak berjalan, kedua
dengan cara lokakarya yang menghadirkan nara sumber dari desa,
baik yang berhasil maupun yang gagal. Secara khusus panduan ini
hanya menampilkan cara lokakarya.
Studi lapangan yang dimaksudkan disini adalah pesertalokakarya ini langsung melakukan kunjungan ke lapangan
dalam rangka mempelajari keberhasilan dan kegagalan proyekpembanguan AMPL yang ada di masyarakat. Disini maknanya
belajar on the spot, sedangkan dalam lokakarya belajarkeberhasilan dan kegagalannya dari orang lain (nara sumber)
Seperti terlihat pada alur lokakarya, kajian keberhasilan dankegagalan dapat dilakukan secara paralel, atau secara serial. Hal ini
tergantung dari jumlah peserta. Topik keberhasilan dan kegagalan,
sebaiknya dibahas oleh 2 kelompok secara paralel. Namun
seyogyanya seluruh peserta mendapat semua inormasi dari kedua
topik yang dibicarakan.
Lokakarya dilaksanakan dengan menerapkan metode partisipati,
dalam arti bahwa peserta akan menjadi nara sumber dan terlibat
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
48/88
BUKU 3
38
akti selama proses membangun kebersamaan, melalui :
Ceramah
Berbagi pengalaman
Curah pendapat Diskusi kelompok
Presentasi dan tanya jawab.
Alat dan bahan/materi:
Peralatan yang perlu disediakan untuk melaksanakan lokakarya ini
adalah:
Komputer, LCD (in ocus) dan layar Kain rekat, metaplan, spidol
Kertas fipchart, seloti
Usahakan semua alat atau media yang tersedia digunakan
semaksimal mungkin agar terjadi proses pembelajaran bersiat dua
arah dan partisipati.
Adapun bahan-bahan yang perlu dipersiapkan meliputii:
Buku Kebijakan Nasional AMPL-BM,
Catatan hasil kajian lapangan keberhasilan dan kegagalan
pembangunan AMPL, meliputi: catatan peran serta
masyarakat dalam pembangunan AMPL; catatan sistem
pengelolaan kelembagaan AMPL; catatan sistem pembiayaan
pembangunan dan pemeliharaan; catatan proses pilihan
teknologi AMPL, ungsi dan pemanaatannya; dan catatan
aspek pengelolaan lingkungan. Usulan dan aspirasi masyarakat selama kajian lapangan
dilaksanakan.
Peserta:
Disarankan Lokakarya ini diikuti kembali oleh peserta yang pernah
mengikuti lokakarya sebelumnya ditambah dengan peserta baru
yang terdiri dari:
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
49/88
39
BUKU 3
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
Pokja AMPL Kabupaten/Kota, yang terdiri dari Bappeda,
Dinas Kesehatan, Dinas PU Cipta Karya, Badan Pemberdayaan
Masyarakat, Bapedalda/Dinas Lingkungan Hidup dan dinas
terkait lainnya
LSM/Perguruan Tinggi/Swasta/Praktisi/Pers/Tokoh Masyarakat
Pengelola sarana dan prasarana AMPL daerah (Pokmair,
HIPAM,dll)
Pihak lain yang peduli pembangunan AMPL.
Alur Lokakarya
Presentasi PengelolaSarana
yang berhasil
Pleno: Presentasi
Evaluasi Awal
Evaluasi Akhir
Presentasi PengelolaSarana
yang gagal
Diskusi kelompok:Identifkasi aktor
penyebab keberhasilan
Diskusi kelompok:Identifkasi aktor
penyebab kegagalan
Pembulatan aktor keberlanjutan, mengacu kepada 5aspek: teknologi, sosial, pembiayaan,
institusi, dan lingkungan
Penutupan
Pembukaan dan arahan
Seperti alur yang telah digambarkan di atas, langkah-langkah
pelaksanaannya dapat diatur sebagai berikut:
Pembukaan dan Arahan
Sesi ini diharapkan dapat diisii oleh pejabat setempat yang dapat
memberikan kejelasan maksud dan tujuan lokakarya ini serta
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
50/88
BUKU 3
40
alasan yang mendasari pentingnya dilaksanakannya lokakarya
ini. Setelah pembukaan dilanjutkan dengan acara bina suasana
seperti perkenalan, kontrak belajar yang meliputi penyusunan
harapankekhawatiran, tata tertib, dan lain sebagainya. Sesi ini
diperkirakan memakan waktu sekitar 45 menit
Presentasi Pengelola Sarana yang Berhasil
Ini merupakan sesi utama yang wajib diberikan untuk mengajak
peserta memahami pengelolaan sarana yang berhasil dalam
konteks implementasi Kebijakan. Untuk presentasi ini, pengalaman
pelaksanaan di lapangan perlu dipakai sebagai bahan pelajaran.
Untuk itu, maka pelaksana pembangunan AMPL di masyarakatdiundang untuk memaparkan pengalamannya.
Apabila tidak memungkinkan untuk menghadirkan langsung
pelaksana kegiatan AMPL di masyarakat, presentasi dapat
dilakukan oleh anggota kelompok kerja. Namun demikian,
sebelumnya anggota kelompok kerja sudah melakukan
pengumpulan inormasi tentang pengelolaan sarana. Alokasi
waktu untuk ini diperkirakan sekitar 20 menit.
Presentasi Pengelola Sarana yang Gagal
Pada dasarnya langkah-langkah yang dibawakan di sesi ini hampir
sama dengan yang sebelumnya di atas. Hanya perbedaannya sesi
ini menyoroti dari sisi kegagalannya. Diperkirakan waktu untuk ini
dialokasikan 20 menit.
Sesi ini dapat dilakukan secara paralel dengan sesi keberhasilan,
atau dilakukan sesudahnya. Hal ini tergantung dari situasi, apabila
dipandang peserta terlalu banyak, dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok keberhasilan dan kegagalan.
Identikasi Faktor Keberhasilan
Setelah sesi sama-sama menyimak pemaparan pengelolaan
sarana yang berhasil dan gagal. Peserta diajak secara kelompok
mengidentikasi kunci-kunci keberhasilan dalam menjaga sarana
agar tetap berungsi. Semua tahapan kegiatan yaitu pada tahap
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
51/88
41
BUKU 3
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan diidentikasi
aktor-aktor yang mendorong keberhasilan. Untuk mempermudah
diskusi, dilakukan secara per tahapan dalam bentuk matriks.
Setelah aktor-aktor teridentikasi, diskusikan untuk mencari aktormana yang paling dominan dan dipandang penting. Ajak perwakilan
masyarakat yang dihadirkan sebagai penyaji dan nara sumber untuk
berkomentar. Alokasi waktunya diperkirakan 30 menit
Identikasi Faktor Kegagalan
Langkah yang dilakukan untuk mengidentikasi aktor kegagalan
pada hakekatnya sama dengan langkah mengidentikasi aktor
keberhasilan. Artinya, identikasi dilakukan pada tahapan
persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan, aktor
apa saja yang berpengaruh pada setiap tahapan tersebut sehingga
pembangunan AMPL mengalami kegagalan. Untuk mempertajam
diskusi nara sumber dari perwakilan masyarakat diminta untuk
memberikan komentar atas identikasi aktor kegagalan yang telah
dihasilkan oleh kelompok.
Dapat pula asilitator membantu dengan lontaran pertanyaanapakah pada saat perencanaan mayarakat dilibatkan?, pertanyaan
ini akan terus berkembang, misalnya pelibatannya seperti apa?,
dan selanjutnya. Upayakan asilitator untuk meminta peserta menu-
liskan kata kunci dari setiap persoalan yang timbul. Waktu yang
disediakan untuk ini diperkirakan sekitar 30 menit.
Pengelompokkan Faktor Keberhasilan dan Kegagalan
Faktor keberhasilan dan kegagalan yang telah teridentikasi, setiapkelompok diminta untuk mengelompokkan aktor-aktor tadi kedalam
kata kunci menurut versi para peserta sendiri. Buka kesempatan pada
para peserta untuk menetapkan kata kunci menurut mereka. Alokasi
waktu untuk ini diperkirakan sekitar 20 menit.
Presentasi
Setelah proses pengelompokkan aktor-aktor keberhasilan dan
kegagalan selesai, lakukanlah presentasi secara pleno. Kelompok
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
52/88
BUKU 3
42
keberhasilan dan kegagalan melakukan presentasi tentang aktor
penyebab keberhasilan dan aktor penyebab kegagalan, sampai
dengan pengelompokkannya. Presentasi dapat dilakukan secara
bergerak, masing-masing kelompok diberi kesempatan presentasi
dan tanya jawab di tempat masing-masing. Apabila satu kelompok
sudah selesai, peserta bergerak ke kelompok lainnya, untuk
melakukan hal yang sama. Alokasi waktu untuk presentasi ini
diperkirakan sekitar 20 menit.
Pembulatan Faktor Keberlanjutan
Dari hasil diskusi dua kelompok, dapat ditarik suatu kesimpulan.
Pada prinsipnya akan ada kesamaan isu, karena yang satu berbicaratentang keberlanjutan dari sisi yang positi, sedangkan yang satu
lagi dari sisi yang negati. Tetapi isu besarnya adalah sama. Untuk
itu, dapat dilakukan konsolidasi hasil dari kedua kelompok tersebut
dalam pleno. Kesimpulan yang dimaksud mengarah pada kata
kunci seperti yang tertera dalam buku Kebijakan yaitu 5 kata kunci:
teknis, sosial, pembiayaan, kelembagaan dan lingkungan.
Sediakan ruang yang cukup untuk mengkonsolidasikan hasil
tersebut. Apabila tersedia sticky cloth yang kosong, berikankesempatan kepada kelompok pertama untuk menempelkan
satu aktor (nama setelah dilakukan pengelompokan), yang
menurut mereka paling penting. Kemudian berikan kesempatan
untuk kelompok lainnya. Lakukanlah sampai masing-masing
menempatkan 5 kartu kata kunci.
Kemudian peserta dipandu oleh asilitator untuk mengelompokkan
ulang hasil konsolidasi. Tanyakan apakah ada aktor yang dianggap
penting, tetapi belum termasuk dalam hasil konsolidasi. Berikan
kesempatan peserta untuk menambahkan aktor tersebut. Apabila
sudah dianggap cukup, tanyakan kepada peserta bagaimanakah
keterkaitan masing-masing. Apakah ada kaitan antara aktor
satu dengan lainnya. Berilah kesempatan kepada peserta untuk
menghubungkan aktor-aktor yang terkait. Gunakanlah alat yang
tersedia yang cocok, apabila pada sticky cloth, gunakan kertas
yang digunting memanjang. Alokasi waktu untuk ini diperkirakan
sekitar 20 menit.
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
53/88
43
BUKU 3
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
Evaluasi
Sesi evaluasi, yaitu evaluasi awal seyogyanya dilakukan ketika
pembukaan dan arahan ormal selesai. Sedangkan evaluasi akhir
dilakukan sebelum penutupan resmi dilakukan. Evaluasi ini dilakukanuntuk mengetahui seberapa dalam peserta memahami aspek
keberlanjutan program pembangunan AMPL. Pada awal lokakarya
kondisi pemahaman peserta seperti apa dan setelah lokakarya
seperti apa. Kondisi awal dan akhir akan diperbandingkan, apakah
terjadi peningkatan atau justru menuru. Alokasi waktu untuk sesi ini,
masing-masing untuk awal dan akhir diperkirakan sekitar 10 menit.
Penutupan
Sebagaimana biasa untuk acara penutupan ini dilakukan oleh pejabat
yang ditunjuk. Usahakan agar pejabat yang melakukan penutupan
dipersiapkan untuk memyampaikan kata akhir lokakarya yang berupa
hasil atau tindak lanjut yang diharapkan setelah lokakarya. Acara
penutupan ini diperkirakan memakan waktu 30 menit.
Lokakarya Kajian Sistem Pengelolaan Data danInformasi AMPL Daerah
Masalah ketersediaan dan akurasi data merupakan isu penting baik ditingkatnasional maupun di daerah. Serangkaian kegiatan pembangunan dilaksanakan
dalam rangka mencapai tujuan sebagaimana target MDGs. Namun kondisieksisting yang sebenarnya seperti apa? Masih terjadi perbedaan pemahaman.
Lokakarya ini mengajak peserta untuk bersama-sama melakukan pemetaan dataAMPL, batasan-batasan, pengertian, indikator dan yang lebih penting adalahmembangun kepedulian pentingnya pengelolaan data di daerah yang eekti.
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
54/88
BUKU 3
44
Data cakupanAMPL?
Mau versiyang mana ???
Ada versi dinas atau lembaga,semua beda!
Lembaga yang satu me-refer kelembaga lainnya,begitu juga sebaliknya...
Tujuan
Menumbuhkan kesadaran stakeholder tentang pentingnyasistem pengelolaan data yang eekti sebagai acuan pelaksanaan
pembangunan AMPL.
Mendapatkan gambaran aktor-aktor yang mempengaruhi permasalahan
pengelolaan data AMPL Berbasis Masyarakat di daerah.
Mendapatkan gambaran kesepakatan jenis data yang akan
dikumpulkan dan pengorganisasiannya dalam rangka pengelolaan
data dasar AMPL Berbasis Masyarakat.
Keluaran
Tumbuhnya kesadaran stakeholder terhadap pentingnya
sistem pengelolaan data yang eekti.
Teridentikasinya permasalahan dan alternati solusi yang
terkait dengan masalah pendataan AMPL Berbasis Masyarakat
di daerah.
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
55/88
45
BUKU 3
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
Diperolehnya gambaran kesepakatan jenis data dan terkini
dalam rangka pelaksanaan Kebijakan di daerah.
Metode
Sebagaimana lokakarya sebelumnya bahwa peran peserta dalam
lokakarya ini tidak hanya sekedar peserta, namun juga sebagai nara
sumber. Artinya, lokakarya ini berorientasi pada pengalaman yang
pernah dilakukan oleh peserta khususnya dalam hal pendataan.
Adapun secara spesik metodenya adalah sebagai berikut:
Presentasi, tanya-jawab,
Diskusi Kelompok/Pleno dalam rangka mengidentikasi/
inventarisasi masalah dan solusinya,Bermain peran (role playing, ice breaking)
Metode ini diarahkan dalam rangka mengemban pendekatan yang
partisipati, dengan harapan peserta bisa berperan akti selama
lokakarya.
Alat bantu dan bahan/materi
Peralatan yang perlu disediakan selama lokakarya berlangsung
adalah:
Komputer,
LCD,
Kain rekat,
Metaplan,
Flipchart, dan lain sebagainya.
Sedangkan materi yang perlu dipersiapkan adalah:
Kertas kerja (paper) mengenai gambaran pendataan, jenis
data, denisi, dan model pengelolaan data yang digunakan
berdasarkan pada pengamatan/kajian yang selama ini
dilakukan. Paper ini hendaknya dipersiapkan oleh asilitator
atau petugas yang memang ditugaskan untuk ini.
Data AMPL yang berasal dari instansi terkait dengan AMPL
seperti Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas PU, Dinas/Badan/
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
56/88
BUKU 3
46
Kantor Pemberdayaan Masyarakat, PDAM, Badan Pusat Statistik
(BPS) dan BKKBN. Data-data ini perlu dibawa ketika lokakarya
Kajian data dasar.
Kajian Kebijakan daerah tentang sistem pengelolaan data
Aturan-aturan atau Kebijakan daerah yang berhubungan
dengan AMPL,
Format data cakupan AMPL
Peserta
Lokakarya ini diharapkan dihadiri oleh peserta yang memang
terkait dengan tanggungjawab dengan masalah pendataan di
masing-masing dinas/instansi daerah. Lokakarya ini dilaksanakandi tingkat provinsi yang dihadiri oleh peserta dari dinas/instansi
dan organisasi lainnya yang dianggap penting yang berasal dari
provinsi dan kabupaten/kota, seperti Bappeda, BPS, Dinas PU,
Dinas Kesehatan, PDAM, dan Dinas/Instansi/Badan/Kantor lainnya
yang terkait dengan pendataan.
Alur Lokakarya
Diskusi kelompok
Diskusi kelompok
Pembukaan dan Bina
Arahan Lokakarya
Pembahasan isu danpermasalahan
Pembahasan isu danpermasalahan
Pendataan versi MDGs 2015
Presentasi
Penjelasan diskusi
Penjelasan diskusi
Presentasi
Gambarankesepakatan
Tindak lanjut
Lokakarya
Diskusi kelompokApa yang perludilakukan daerah
menghadapitantangan MDGs
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
57/88
47
BUKU 3
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
Secara rinci langkah-langkah lokakarya adalah sebagai berikut:
Pembukaan
Diharapkan pada acara pembukaan ini dapat dilakukan olehpejabat yang berwenang atau yang mewakili. Isi acara pembukaan
sebaiknya diarahkan sedikit mengulas tentang masalah pendataan
dan pengeloaannya yang terjadi di Indonesia, dan di daerah
pada khususnya. Sehingga atas dasar latar belakang inilah yang
mendorong dilaksanakannya Lokakarya Kajian Sistem Pengelolaan
Data dan Inormasi Daerah. Waktu yang disediakan untuk
pembukaan diperkirakan sekitar 20 30 menit.
Sedangkan untuk acara bina suasana meliputi sesi perkenalan,
rumusan harapan dan kekhawatiran, tata tertib dan lain sebagainya,
yang penyampaiannya dilakukan setelah pembukaan resmi, akan
memakan waktu sekitar 60 90 menit.
Arahan Lokakarya
Sesi ini adalah paparan yang lebih mendalam tentang isu dan
permasalahan pendataan AMPL yang terjadi di Indonesia danimplikasinya terhadap upaya pemenuhan ketersediaan air dan
sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah di daerah. Sesi
ini diharapkan dapat memberikan gambaran bahwa tiadanya
persamaan persepsi tentang pendataan dikalangan para pelaku
pembangunan di daerah akan berakibat pada perbedaan target
dan capaian pada sasaran lokasi yang sama. Dalam konteks ini
dapat diartikan bahwa koordinasi perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi, sangat diperlukan untuk memperolehkesamaan persepsi tentang data dan pencapaian targetnya. Alokasi
waktu untuk ini diperkirakan 45 60 menit.
Pembahasan Isu dan Permasalahan Data Daerah (Sektoral)
Setelah para peserta memperoleh gambaran tentang kondisi
pendataan yang terjadi dari sudut pandang nasional yang disampaikan
melalui sesi sebelumnya. Peserta diajak untuk membahas Isu dan
Permasalahan Data Daerah yang terkait dengan AMPL dari sisi
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
58/88
BUKU 3
48
sektoral. Sebelum masuk pada pembahasan di masing-masing
kelompok, perlu didahului dengan penjelasan diskusi. Setelah itu
peserta dibagi per kelompok berdasarkan sektornya masing-masing.
Misalnya sektor PU masuk dalam kelompok sendiri, demikian pula
untuk sektor kesehatan, PDAM, Bappeda dan lain sebagainya.
Adapun pokok-pokok yang didiskusikan dalam kelompok meliputi
jenis data, denisi data, cakupan, dan lain sebagainya. Hasil diskusi
kelompok ini kemudian diplenokan untuk memperoleh penajaman
hasil kelompok. Waktu yang dialokasikan untuk sesi ini sekitar 60
90 menit.
Pembahasan Isu dan Permasalahan Data (Daerah Kabupaten/Kota)
Sesi ini adalah sesi yang diarahkan untuk memperoleh gambaran
bagaimana sebenarnya pengelolaan data dan pendataan yang terjadi
antar sektor di daerah apakah sudah mencerminkan kesamaan
persepsi tentang data dan pendataan, bagaimana koordinasi
pemanaatan data, apakah sudah ada acuan data dan ukuran yang
disepakati dalam menilai kemajuan. Selain itu, bagaimana upaya
upaya yang perlu dilakukan agar persepsi, kesepakatan pendataan,
koordinasi dan lain sebagainya bisa meningkat dimasa mendatang
di daerah. Di sesi ini peserta dibagi per kelompok berdasarkan
asal kabupaten/kotanya masing-masing. Setelah diskusi kelompok
selesai, hasil diskusi kelompok dibahas dalampleno agar diperoleh
hasil yang lebih mendalam. Alokasi waktu untuk sesi ini sekitar 60
90 menit.
Pendataan Versi MDG 2015
Pada sesi ini dipresentasikan apa, dan bagaimana MDG 2015
untuk sektor AMPL, serta inormasi dan data yang seperti apa yangdiperlukan dalam konteks pencapaian target MDG 2015. Setelah
itu, kemudian peserta dibagi per kelompok berdasarkan daerah
asalnya (Kabupaten/Kota), untuk membahas respon (tanggapan)
daerah agar target dan sasaran MDG 2015 dapat tercapai.
Khususnya dalam hal pengelolaan data yang selaras dengan konsep
MDG 2015. Waktu presentasi dan diskusi kelompok diperkirakan
selama 60 menit.
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
-
7/28/2019 Panduan Praktis Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat D
59/88
49
BUKU 3
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN
Gambaran Kesepakatan Pengelolaan Data Daerah
Dari diskusi kelompok sebelumnya diharapkan bisa muncul upaya
atau respon daerah terhadap konsep MDG2015 khususnya
dalam pengelolaan data AMPL. Pada sesi ini, asilitator dapatmempresentasikan rangkumannya. Diharapkan setelah mendengar
presentasi ini, peserta bisa memberikan masukan untuk
mempertajam model pengelolaan data AMPL di daerah. Presentasi
rangkuman ini diperkirakan memakan waktu selama 45 menit.
Tindak Lanjut Lokakarya
Kalau gambaran pengelolaan data AMPL seperti tertuang dalam
diskusi pada sesi sebelumnya. Maka pada sesi ini, para pesertadalam kelompok daerah (provinsi dan masing-masing kabupaten/
kota), diminta untuk membahas dan memormulasikan langkah-
langkah yang akan dilakukan dan kapan langkah-langkah itu akan
dilaksanakan sehingga pendataan dan pengelolaan data AMPL itu
bisa bisa direalisir di masing-masing daerah. Alokasi waktu sekitar
45 60 me