panduan praktikum laboratorium terpadu
TRANSCRIPT
PANDUAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM TERPADU
PRODI D III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga buku panduan di Laboratorium untuk mahasiswa prodi D III Kebidanan Fakultas
Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ponorogo ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Buku Panduan di Laboratorium ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan
kegiatan praktikum yang merupakan bagian dari proses belajar bagi mahasiswa. Buku
Panduan di Laboratorium ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mempersiapkan
dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah, dan terencana. Penyusun menyakini
bahwa dalam pembuatan buku panduan di Laboratorium ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan
buku ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ponorogo, Desember 2017
Penyusun
HADIST & ALQURAN
Dalam riwayat HADIST tentang praktek kedokteran:
علمه من علمه وجهله من جهله
“Orang berilmu mengetahuinya, sedangkan orang bodoh tidak mengetahuinya.” (HR. Ahmad:
4015, al-Hakim dalam al-Mustadrak: 8205 (4/441)
Zaid bin Aslam rahimahullah berkata:
م و عليه وسلم أصابه جرح فاحتقن الجرح الد صلى الل ا رجلين من بني أنمار أن الرجل دع أن رجلا في زمان رسول الل
عليه وسلم قال لهما أيكما أطب فقال صلى الل فزعم زيد فنظرا إليه فزعما أن رسول الل خير يا رسول الل ب أو في الط
صلى الل واء الذي أنزل الدواء أن رسول الل عليه وسلم قال أنزل الد
“Bahwa seseorang di jaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam terkena luka. Kemudian luka tersebut
mengeluarkan darah. Orang tersebut memanggil 2 orang dari Bani Anmar, kemudian keduanya memeriksa
orang tersebut. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata kepada keduanya: “Siapakah yang paling
mengerti ilmu kedokteran di antara kalian berdua?” Keduanya bertanya: “Memangnya di dalam ilmu
kedokteran terdapat kebaikan, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Dzat yang menurunkan penyakit
telah menurunkan obatnya.” (HR. Malik dalam al-Muwaththa: 1689 (2/943) dan Ibnu Abi Syaibah dalam
Mushannafnya: 23886 (7/361).
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... 2
HADIST DAN ALQURAN .................................................................................................................. 3
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 5
BAB II VISI MISI LABORATORIUM & PRODI ............................................................................ 7
BAB III METODE PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM .................................................. 10
BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIKUM ....................................................................................... 12
BAB V PROSEDURAL BIMBINGAN PRAKTIKUM .................................................................. 16
BAB VI UJIAN PRAKTIKUM ......................................................................................................... 18
BAB VII DAFTAR ALAT KEBIDANAN ........................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 31
BAB I
PENDAHULUAN
Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 42
menyatakan bahwa setiap institusi pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, serta perlengkapan
lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan,
dan juga setiap institusi pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang
kelas, ruang pimpinan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat
beribadah dan tempat ruang lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan.
Sarana dan prasarana khususnya laboratorium merupakan salah satu komponen pendukung
pendidikan yang amat penting dan strategis. Laboratorium sebagai sarana dan prasarana
pendidikan tinggi kesehatan sangat diperlukan untuk mendukung pembelajaran berbasis
praktik dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Laboratorium sebagai unit penunjang
akademik dan sarana untuk melakukan kegiatan praktikum dan praktik pembelajaran perlu
dikelola secara baik dan profesional. Oleh karena itu, perlu pendoman untuk pengelolaan
laboratorium sebagai upaya standarisasi unit laboratorium di institusi pendidikan kesehatan.
Laboratorium adalah suatu sarana atau gedung yang dirancang khusus untuk melaksanakan
pengukuran, penetapan, dan pengujian untuk keperluan penelitian ilmiah dan praktik
pembelajaran. Laboratorium laboratorium tersebut dibangun berdasarkan suatu kesadaran
penuh bahwa pembelajaran di laboratorium mempunyai posisi penting dalam pendidikan,
karena dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses
pembelajaran, diperlukan strategi pembelajaran yang memadai. Salah satu strategi
pembelajaran yang dianggap dapat mencakup tiga ranah sekaligus (kognitif, afektif, dan
psikomotor) adalah pembelajaran di laboratorium.
Saat ini, pembelajaran di laboratorium dimaksudkan untuk:
1. Pembelajaran ketrampilan sesuai dengan subjek praktikum
2. Pemahaman prinsip-prinsip ilmu pengetahuan
3. Mengembangkan ketrampilan dalam pemecahan masalah secara sistematik.
4. Membina pengembangan sikap atau perilaku profesional, praktis, dan komitmen
Dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses pembelajaran di
laboratorium, maka pembelajaran di laboratorium sangat efektif untuk mencapai tiga ranah
secara bersama-sama, sebagai berikut:
Ketrampilan kognitif yang tinggi
Berlatih agar dapat memahami teori
Berlatih agar segi-segi teori yang berlainan dapat diintregasikan
Berlatih agar teori dapat diterapkan pada permasalahan nyata
Ketrampilan afektif
Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri
Belajar bekerja sama
Belajar mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya
Belajar menghargai bidangnya
Ketrampilan psikomotor
Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan
Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu
Pembelajaran di laboratorium memiliki beberapa kegunaan, antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Mengajarkan materi teori yang tidak bisa diajarkan di tempat lain.
2. Menyajikan dan menjelaskan bahan ajar.
3. Menumbuh kembangkan kemampuan psikomotorik.
4. Meningkatkan kemampuan dalam mengikuti petunjuk.
5. Membiasakan mahasiswa dengan peralatan/instrumen dan perlengkapan praktikum.
6. Meningkatkan keahlian/ketrampilan pengamatan
7. Meningkatkan kemampuan menjelaskan hasil praktikum.
10. Meningkatkan kemampuan menulis secara koheren dan argumentasi yang bagus dan
terarah.
11. Meningkatkan kemampuan belajar mandiri.
12. Mendorong kemandirian berfikir.
13. Mananamkan kemampuan mengukur secara tepat dan seksama
14. Menumbuhkembangkan kepercayaan/keyakinan pada kemampuan diri.
15. Memuaskan keingintahuan peserta didik.
BAB II
VISI MISI LABORATORIUM & PRODI
I. Visi Laboratorium Terpadu
Menjadi pusat kegiatan dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi bagi
seluruh civitas akademika, khususnya Jurusan S1 dan D3 Keperawatan, D3 Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
II. Misi Laboratorium Terpadu
a. Menyelenggarakan Kegiatan Praktikum Keperawatan/Kebidanan sebagai penunjang
kegiatan Akademik
b. Menunjang Kegiatan Pengabdian Masyarakat
c. Menyelenggarakan Kegiatan Pelatihan Ilmu Keahlian
d. Menyelenggarakan Pendampingan Keperawatan/Kebidanan
e. Mengembangkan keahlian/ ketrampilan dan Riset di bidang Keperawatan/Kebidanan
f. Turut serta mendukung dalam berbagai kegiatan untuk pengembangan Profesi
III. Maksud dan Tujuan
Disediakannya Laboratorium Terpadu dimaksudkan untuk :
a. Mengembangkan kemampuan Skill Keperawatan/Kebidanan
b. Menjadi media Pembelajaran sebelum praktek di Lahan (RS/Puskesmas/
Komunitas/BPS)
c. Menjadi tempat/ media diskusi/pengkajian masalah-masalah/ Topik-topik
Keperawatan/ Kebidanan guna mengembangkan model
d. Meningkatkan keahlian dalam menganalisis masalah Keperawatan/Kebidanan
dalam Memberikan Asuhan Keperawatan/Kebidanan
e. Meningkatkan Keahlian dalam memecahkan berbagai masalah
Keperawatan/Kebidanan
f. Menyiapkan Lulusan yang memiliki kompetensi dalam Keperawatan/Kebidanan
g. Menyiapkan Lulusan yang mampu berkompetisi dalam dunia global
IV. Fungsi Laboratorium Terpadu
a. Membantu kelancaran proses belajar mengajar praktikum Keperawatan/Kebidanan
b. Membantu Mahasiswa/dosen belajar mandiri meningkatkan ketrampilan
c. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menjadi asisten sebagai
kaderisasi sesuai spesifikasi
d. Sebagai mini hospital yang memberikan gambaran riil pada mahasiswa
tentang kegiatan, suasana dan rutinitas di Rumah sakit.
e. Menyelenggarakan Kegiatan Praktikum
f. Menyelenggarakan Pengabdian Masyarakat
VISI MISI PRODI KEBIDANAN
I. Visi Program Studi :
Pada tahun 2036 menjadi Program Studi D III Kebidanan yang unggul dan berdaya
saing global menghasilkan tenaga bidan profesional berlandaskan nilai-nilai islami dan
berjiwa enterpreuner.
II. Misi Program Studi :
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam ilmu kebidanan yang terkini.
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian pada masyarakat dengan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kebidanandan
kesehatan.
3. Menyelenggarakan pembelajaran kewirausahaan di bidang kebidanan.
4. Menyelenggarakan perkuliahan Al Islam Kemuhammadiyahan.
III. Tujuan Program Studi:
1. Menghasilkan lulusan kebidanan yang mempunyai pengetahuan, sikap dan
keterampilan di bidang kebidanan dan kesehatan yang terkini.
2. Menghasilkan karya ilmiah dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dalam
bidang kebidanan dan kesehatan dengan mengamalkan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam bentuk pengabdian masyarakat.
3. Menghasilkan lulusan yang berjiwa enterpreneur di bidang kebidanan dan
kesehatan.
4. Mampu mengamalkan nilai-nilai Al-Islam Kemuhammadiyahan dalam kehidupan.
BAB III
METODE PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM
Pembelajaran di laboratorium merupakan salah satu proses pembelajaran melalui pendekatan
pengalaman, karenanya para dosen/ instruktur perlu memberi bimbingan kepada mahasiswa
dalam melakukan praktikum agar mahasiswa dapat mengungkapkan praktek mereka secara
kritis dan dapat menggali kemandirian untuk menemukan sesuatu.
A. Beberapa Cara Konvensional Pembelajaran di Laboratorium
Secara umum cara pembelajaran di laboratorium dapat dikelompokkan menjadi 5 jenjang
yaitu:
1. peragaan,
2. latihan,
3. penyelidikan terstruktur,
4. penyelidikan secara terbuka, dan
5. proyek.
Penjenjangan ini didasarkan atas derajat ketersediaan informasi dan waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut.
1. Peragaan (demonstration)
Peragaan umumnya dirancang untuk mengilustrasikan garis besar prinsip-prinsip
teoritik dalam perkuliahan. Peragaan sebaiknya dilakukan secara singkat di akhir
kuliah. Dengan peragaan ini prinsip-prinsip yang berkaitan dengan materi perkuliahan
dapat tidak mudah dilupakan. Oleh karena itu peragaan/demonstrasi sebaiknya tidak
dilakukan di awal kuliah, karena prinsip-prinsip dari materi tersebut belum diketahui
oleh mahasiswa.
2. Latihan (Exercises)
Latihan adalah percobaan terstruktur agar mahasiswa dapat mengikuti suatu instruksi
dengan tepat, memperoleh kemampuan observasi, dan menjadi trampil. Latihan
dimaksudkan juga untuk menegaskan teori dan dengan sarana yang relatif terbatas
dapat menanamkan informasi ilmu pengetahuan baru. Latihan yang diulang-ulang
secara terus menerus dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengerti tujuan pembelajaran
tersebut.
3. Penyelidikan terstruktur (Structured enquiries)
Penyelidikan terstruktur merupakan bagian dari percobaan terstruktur di mana mahasiswa
diminta mengembangkan prosedur sendiri dan menginterpretasikan hasilnya. Mereka
harus trampil dalam pemecahan masalah juga terampil dalam interpretasi, observasi, dan
pekerjaan tangan (manual).
4. Pernyelidikan secara terbuka (Open ended enquiries)
Penyelidikan secara terbuka dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengidentifikasi sebuah
problema, memformulasikan penyelesaian, mengembangkan/menyusun pelaksanaan
percobaan, menginterpretasikan hasil, dan mengetahui penerapannya. Beberapa batasan
dapat diberikan pada pelaksanaan penyelidikan ini misalnya waktu, peralatan, dan bahan.
Pembelajaran ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan ketrampilan pemecahan masalah
dengan derajad lebih tinggi dan untuk peningkatkan keahlian meneliti dengan derajad
yang lebih rendah.
5. Proyek (Project)/ Praktek Lapangan
Proyek atau praktek lapangan didasarkan pada percobaan dengan skala waktu panjang,
belajar di lapangan, atau rangkaian percobaan yang biasanya sebagai tugas akhir untuk
syarat lulus. Dengan kegiatan ini mahasiswa menjadi mampu:
v Menggali lebih dalam bidang yang diamati
v Mengembangkan insiatif dan pemberdayaan akal
v Meningkatkan keingin tahuan intelektual
v Mengembangkan skill dan inovasi dengan sepenuhnya
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
I. Tata Tertib Laboratorium
1. Mahasiswa yang akan menggunakan Laboratorium harus melapor ke petugas satu hari
sebelum penggunaan pada jam kerja (07.30 – 16.00 WIB)
2. Setiap kali pemakaian Laboratorium wajib mengisi buku absensi laboratorium.
3. Mahasiswa wajib menggunakan scort saat kegiatan praktikum.
4. Mahasiswa tidak dibenarkan membawa sepatu, tas, makanan dan minuman ke dalam
ruangan Laboratorium
5. Mahasiswa tidak dibenarkan duduk dan tidur di atas tempat tidur pasien, atau
menggunakan alat praktikum selain atau bukan untuk kegiatan praktikum.
6. Mahasiswa wajib menjaga kebersihan dan kerapian alat dan ruangan Laboratorium
7. Waktu peminjaman alat maksimal satu minggu, jika masih ingin menggunakan maka
dilakukan perpanjangan dan pengecekan kembali oleh petugas laboratorium.
8. Jika alat yang digunakan oleh mahasiswa hilang, pecah atau rusak maka mahasiswa
wajib mengganti alat yang rusak, hilang, atau pecah dengan batas waktu maksimal satu
minggu setelah waktu pengembalian.
9. Laboratorium dapat digunakan untuk praktik mandiri di luar jadwal yang ditetapkan
dengan ketentuan telah melapor pada petugas laboratorium.
10. Mahasiswa dan seluruh pengguna laboratorium wajib mentaati tata tertib yang telah di
berlakukan, dan apabila terjadi pelanggaran akan di kenai sanksi dari petugas.
II. Prosedur Peminjaman Dan Pengembalian Alat Laboratorium
1. Mahasiswa melakukan koordinasi jadwal praktek laboratorium dengan pembimbing
laboratorium
2. Sebelum peminjaman alat laboratorium mahasiswa mengisi form peminjaman alat
laboratorium dan di konsulkan ke dosen pembimbing laboratorium untuk mendapatkan
persetujuan alat yang akan digunakan pembelajaran laboratorium.
3. Mahasiswa mengajukan peminjaman alat ke laboran dan disertai menyerahkan form
peminjaman alat yang telah diisi dan ditandatangani oleh pembimbing.
4. Laboran menyiapkan alat sesuai dengan jenis praktek yang akan dilaksanakan
5. Mahasiswa mengecek alat laboratorium sesuai dengan permintaan peminjaman
6. Mahasiswa wajib menjaga kelengkapan, kebersihan dan kerapian alat di laboratorium.
7. Mahasiswa mengembalikan alat ke laboran yang sesuai dengan form peminjaman.
8. Laboran mengecek kelengkapan alat yang dikembalikan dan menandatangani form jika
alat yang dikembalikan sudah lengkap, bila ada kerusakan atau kehilangan mahasiswa
wajib mengganti.
9. Laboran mendokumentasikan format peminjaman Alat laboratorium.
III. Prosedur Keselamatan Kerja Laboratorium
1. Semua yang terlibat dalam kegiatan laboratorium harus mengetahui letak keran utama
gas dan saklar utama listrik
2. Harus mengetahui letak alat-alat pemadam kebakaran, seperti tabung pemadam
kebakaran, selimut tahan api, dan pasir untuk memadamkan api
3. Gunakan APD [Alat pelindung diri] sesuai dengan jenis kegiatan di laboratorium.
4. Mentaati peraturan perlakuan terhadap bahan kimia yang mudah terbakar dan berbahaya
lainnya
5. Jangan meletakkan bahan kimia/reagen di tempat yang langsung terkena cahaya
matahari.
6. Jika mengenakan jas/baju praktik, janganlah mengenakan jas yang terlalu longgar.
7. Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.
8. Jangan menggunakan perhiasan selama praktik di laboratorium.
9. Jangan menggunakan sandal atau sepatu terbuka atau sepatu hak tinggi selama di
laboratorium.
10. Tumpahan bahan kimia apapun termasuk air, harus segera dibersihkan karena dapat
menimbulkan kecelakaan.
11. Bila kulit terkena bahan kimia, segera cuci dengan air banyak-banyak sampai bersih.
Jangan digaruk agar zat tersebut tidak menyebar atau masuk kedalam badan melalui
kulit.
Dosen makul Pembelajaran Makul
Dosen makul
Pembimbing
praktikum
PJ Blok
Membuat jadwal,
rencana kegiatan &
daftar alat
Pelaksanaan praktikum
Demonstrasi
BST Exercise
Koordinasi dengan
laboran
Mengisi form
peminjaman
Konfirmasi
ruang & alat
Pengembalian
alat & tata ruang
Selesai
DIAGRAM PROSEDURAL PRAKTIKUM
Sub Tema Kasus
Konsultasi Dosen makul
/Pembimbing praktikum
Mahasiswa Datang Maks H - 1
Meninggalkan KTP / KTM ke Bag.
Laboratorium
Mengecek kelengkapan alat
DIAGRAM ALIR PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM
Isi formulir peminjaman
Melapor Kepada Petugas Laboratorium
Membersihkan alat & merapikan
kembali ruangan setelah praktikum
Melakukan praktikum
Melakukan setting tempat dan alat
Mengembalikan alat kepada petugas
BAB V
PROSEDURAL BIMBINGAN PRAKTIKUM
I. Kriteria Dosen Penanggung Jawab dan Dosen Pembimbing
Syarat menjadi dosen penanggung jawab dan dosen pembimbing praktikum adalah
sebegai berikut :
1. Dosen penanggung jawab adalah dosen pengampu mata kuliah yang berhubungan
dengan praktikum.
2. Dosen pembimbing adalah dosen bukan pengampu mata kuliah dengan memiliki
kompetensi yang berhubungan dengan praktikum.
II. Tugas dan Kewajiban Dosen Penanggung Jawab
Tugas dan kewajiban dosen penanggung jawab praktikum dalam melaksanakan proses
bimbingan terhadap mahasiswa sebagai berikut :
1. Dosen penanggung jawab mempunyai tugas dan kewajiban membimbing dan
membantu mahasiswa selama pelaksanaan praktikum MATA KULIAH.
2. Dosen penanggung jawab wajib mengisi uraian konsultasi mahasiswa pada lembar
konsultasi dan sistematika serta tata cara penulisan mengikuti pedoman penyusunan
praktikum.
III. Tugas dan Kewajiban Dosen Pembimbing Praktikum
Tugas dan kewajiban dosen pembimbing praktikum dalam melaksanakan proses
bimbingan terhadap mahasiswa sebagai berikut :
1. Dosen pembimbing praktikum mempunyai tugas dan kewajiban membimbing dan
membantu mahasiswa selama pelaksanaan praktikum mandiri.
2. Dosen pembimbing wajib mengisi uraian konsultasi mahasiswa pada lembar konsultasi
dan sistematika serta tata cara penulisan mengikuti pedoman
IV. Proses Bimbingan
Pelaksanaan bimbingan praktikum dilaksanakan selama sejak pelaksanaan praktikum
sampai dinyatakan selesai. Tahapan mahasiswa dalam melaksanakan bimbingan dengan
dosen sebagai berikut :
1. Mahasiswa dalam melaksanakan proses bimbingan praktikum wajib melakukan
koordinasi dengan dosen pembimbing terkait waktu dan tempat bimbingan.
2. Setiap bimbingan praktikum, mahasiswa wajib meminta kepada dosen
pembimbing untuk mengisi lembar konsultasi.
3. Lembar konsultasi digunakan sebagai evaluasi perkembangan proses bimbingan
praktikum yang kemudian hari dapat dijadikan acuan apakah mahasiswa yang
bersangkutan dapat mengikuti ujian tahap sebagai puncak evaluasi dan
pengambilan nilai dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan.
i. Kriteria Penguji
BAB VI
UJIAN PRAKTIKUM
Kriteria dosen penguji ujian praktikum ( Ujian Tahap I, II,III ) diantaranya adalah :
1. Tim penguji dalam ujian praktikum berjumlah 1 orang yang berkompeten dalam materi
ujian praktikum
2. Tim penguji hanya dapat digantikan apabila yang bersangkutan berhalangan hadir karena
sakit.
3. Tim penguji wajib memberikan penilaian berdasarkan sesuai kemampuan secara obyektif
dari skill mahasiswa dengan nilai minimal adalah 75
II. Tugas Dan Kewajiban Dosen Penguji
Tugas dan kewajiban penguji dalam pelaksanaan ujian praktikum sebagai berikut:
1. Menguji mahasiswa yang melaksanakan ujian praktikum sesuai dengan jenis praktikum.
2. Memberikan penilaian kepada mahasiswa yang melaksanakan ujian sesuai dengan
pedoman akademik.
3. Mengisi berita acara sesuai dengan form yang telah disediakan.
III. Syarat Ujian
Persyaratan mahasiswa dalam mengikuti pelaksanaan ujian praktikum sebagai berikut :
1. Telah menyelesaikan semua prasat praktikum mandiri yang telah ditentukan oleh pihak
civitas laboratorium.
2. Jumlah konsultasi laporan praktikum sesuai jumlah prasat praktikum yang dimintai
persetujuan dari dosen pembimbing praktikum.
3. Menyelesaikan pembayaran biaya ujian praktikum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
VI. Proses Ujian
Pelaksanaan ujian praktikum dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Prodi D III Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Tahapan proses pelakasanaan ujian praktikum sebagai berikut :
1. Mahasiswa menentukan dan menyiapkan alat prasat dengan sendiri di sentral alat ujian
2. Mahasiswa mengikuti ujian sesuai dengan no absen yang telah ditentukan
3. Dalam 1 kloter ujian mahasiswa wajib mengikuti semua rangkaian prasat ujian
4. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus ujian wajib mengikuti ujian ulang dengan ketentuan
yang telah ditetapkan masing – masing penguji.
5. Mahasiswa wajib membawa pasien secara mandiri saat mengikuti ujian tahap II.
VII. Tata Tertib
Tata tertib dalam pelaksanaan ujian praktikum sebagai berikut :
1. Tim Penguji
a. Penguji wajib hadir 10 menit sebelum pelaksanaan ujian dimulai.
b. Penguji wajib mengisi berita acara pelaksanaan ujian.
2. Mahasiswa
a. Mahasiswa wajib hadir 15 menit sebelum pelaksanaan ujian dimulai.
b. Mahasiswa berpakaian rapi memakai scort.
c. Mahasiswa wajib bertanggung jawab penuh terhadap hasil praktikum.
d. Setiap mahasiswa wajib menerima hasil keputusan penguji secara mutlak.
BAB VII
DAFTAR ALAT KEBIDANAN
NO GAMBAR NAMA FUNGSI
1
AMBUBAG
Alat resusisator manual
2
BAK
INSTRUMEN
Untuk tempat alat yang
sudah steril siap pakai
3
BEDPAN
Untuk menampung feses
pada pasien yang tidak
boleh/bisa ke WC.
4
BULI BULI
PANAS
Alat kompres hangat/ panas
5
BUKU TES
WARNA
Media tes buta warna
6
CATGUT
PERGULUNG
Benang menjahit jaringan
7
CATETER
Alat bantu kencing melalui saluran kencing
8
CATETER NELATON
Alat bantu kencing melalui saluran kencing
9
CUCING /KOM KECIL
Tempat menampung povidon iod atau
savlon atau bahan habis pakai lainnya
10
COLOSTOMY BAG
Untuk menampung feses pada pasien
setelah operasi colon (pembedahan usus
buatan melalui otot dan kulit perut)
11
COLD CHAIN
Tempat vaksin imunisasi
12
CORONG GELAS
Media penuang bahan cair
13
EAR SPEKULUM
Untuk memeriksa rongga telinga
14
FETAL DOPPLER
Alat mendengar detak jantung janin
15
FETAL STETOSKOP
PINARD /
FUNANDUSKUP
Alat mendengar detak jantung janin
16
FORCEP
Alat bantu persalinan
17
GELAS UKUR
Gelas untuk mengukur larutan / bahan cair
18
GUNTING OPERASI
LURUS
Menggunting jaringan
19
GUNTING KUKU
Menggunting kuku
20
GUNTING
EPISIOTOMI
Menggunting perineum guna melebarkan
jalan lahir
21
GUNTING BUKA
JAHITAN
Menggunting benang jahitan
22
GUNTING TALI
PUSAT
Menggunting tali pusat
23
GUNTING PERBAN
Menggunting perban
24
HAEMOGLOBIN SET
Alat untuk memeriksa kadar haemoglobin
25
HANSCUN / SARUNG
TANGAN
Alat pelindung diri
26
INFUS SET
Selang mengalirkan cairan infus
27
INKUBATOR
Tempat penghangat bayi premature/ bayi
hipotermi
28
IUD
Alat kontrasepsi
29
JARUM HEATING
JARUM SUTURE
Jarum untuk menjahit luka operasi
30
KLEM TAMPON
UTERUS
Alat penjepit tampon
31
KLEM TAMPON
UTERUS BOZEMANN
Alat penjepit jaringan
32
KLEM OVUM
Alat penjepit jaringan
33
KACA PIPET
Alat untuk mengambil cairan bahan coba /
obat tetes
34
KURETASE SET
Alat untuk membersihkan uterus pasca
abortus
35
KOM TERTUTUP
Tempat bahan habis pakai steril
36
KORENTANG
Alat penjepit gunting / alat/ bahan habis
pakai steril
37
LAMPU SPIRTUS
Alat untuk membakar bahan coba
38
LAMPU HALOGEN
Lampu penerang tindakan
39
NALPUDER HECTING
Untuk menjepit jarum operasi/jarum bedah
40
NASAL SPECULUM
Untuk memeriksa rongga hidung
41
NASAL MASKER
Alat untuk oksigenisasi
42
NASAL O2
Alat untuk oksigenisasi
43
NEBULIEZER
Alat untuk mencairkan secret
44
NIERBEKKEN /
BENGKOK
Tempat alat – alat yang sudah terpakai saat
rawat luka / pertolongan persalinan
45
NOSE SUCKER /
PENGHISAP LENDIR
BAYI
Alat untuk menghisap lender bayi
46
PENJEPIT TABUNG
REAKSI
Alat untuk menjepit tabung reaksi
47
PINSET SIRURGIS /
TISSU FORCEPS
Untuk menjepit jaringan atau organ
48
PINSET ANATOMIS
Untuk menjepit kasa, kapas, atau alkes
49
PENLIGHT
Alat untuk pencahayaan
50
PERITONEUM FORCEP
Untuk menjepit jaringan selaput perut
51
PISPOT MALE
Untuk menampung urine pada pasien yang
tidak boleh/bisa ke WC
52
PISPOT FEMALE
Tempat buang air kecil di tempat tidur
53
REFLEK HAMMER
Memeriksa kemampuan refleksi dari bagian
tertentu tubuh kita, misalnya lutut
54
SAVETY BOX
Tembah limbah jarum suntik
55
SETENGAH KOKER
Alat memecah salaput ketuban
56
SCALPEL BLADE/
PISAU BEDAH
sau untuk pembedahan
57
SNELLEN CHART
Memeriksa visus/ ketajaman penglihatan
58
STETOSKOP
Untuk mendengar detak jantung, bunyi
pernafasan
59
STOMACH SONDE /
MAAG SONDE
Mengumpulkan cairan/ getah lambung,
untuk membilas/ mencucui isi perut, untuk
pemberian obat-obatan
60
SONDE NGT /
FEEDING SONDE /
FEEDING TUBE
Untuk nutrisi/ pemberian cairan makanan
melalui mulut atau hidung
61
SPUIT
Alat suntik tuberculine sekali pakai (1 cc)
62
SPUIT GLISERIN
Untuk menyemprotkan lavement/
clysma melaui anus cairan yang sering
digunakan adalah gliserin atau larutan
sabun.
63
SUCTION PUMP
Untuk menyedot lender dalam saluran
pernapasan
64
SIKAT TABUNG
REAKSI
Alat untuk membersihkan tabung reaksi
65
SLYMSUIKER
Untuk menyedot lender atau cairan di
mulut/ tenggorokan/hidung bayi baru lahir
66
STANDAR INFUS
Tempat menggantungkan cairan infus
67
STERILISATOR
LISTRIK 27 CM
Untuk mensterilkan alat – alat kedokteran
68
STERILISATOR
KERING
Untuk mensterilkan alat – alat kedokteran
69
TABUNG O2
Tabung berisi o2 guna oksigenisasi
70
TABUNG REAKSI
Tempat cairan atau bahan kimia
71
TENSI METER RAKSA
Mengukur tekanan darah
72
TENAKULUM
SCHROEDER
Penjepit porsio dalam pemasangan iud
73
TRANSFUSI SET
Set untuk mengalirkan cairan infus
74
TERMOMETER
RAKSA
Mengukur susu tubuh/ badan
75
TERMOMETER
REKTAL
Mengukur suhu tubuh
76
TERMOMETER
DIGITAL
Mengukur susu tubuh/ badan
77
TIMBANGAN BAYI
Alat untuk meninmbang berat badan bayi
78
TONG SPATEL
Alat untuk menekan lidah
79
TORNIKET
Alat penekan vena / aliran darah yang di
pasang di lengan atau daerah yang akan di
lakukan tindakan
80
TROKART DAN
IMPLAN
Alat pendorong implant agar mampu masuk
ke dalam bagian tubuh yang dipasang
implan
81
TROMOL
Tempat kasa, hanscun, tampon steril
82
URIN BAG
Untuk menampung urine yang dihubungkan
dengan Balloon Cathether/ Foley
Cathether untuk mengeluarkan/ pengambilan urine pada sistem tertutup
83
UTERIN SONDE
Alat untuk mengukur uterus
84
VAGINAL SPEKULUM
Alat untuk membuka vulva vagina guna
pemeriksaan dalam, pemasangan iud
85
WINGED NEEDLE
Untuk menyambung vena
86
WHITE MORTAR /
PENGHANCUR OBAT
PIL
Alat Untuk membuat obat puyer
DAFTAR PUSTAKA
Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2000. Pedoman Tindakan Medik dan Bedah. Jakarta, EGC.
Johnson, Ruth, Taylor. 1997. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta, EGC. Samba,
Suharyati. 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta, EGC.
www.alkesindo.com:http//intrumen kedokteran medis.