panduan prakt af ganjil 2013-2014

40
Oleh : Kurniatun Hairiah dan Nina Dwi Lestari SEMESTER GANJIL UNIVERSITAS BRAWIJAYA - FAKULTAS PERTANIAN MALANG TH. 2013 - 2014 PANDUAN PRAKTIKUM LAPANGAN A A G G R R O O F F O O R R E E S S T T R R I I

Upload: naely-rohmah

Post on 29-Dec-2015

54 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

Oleh :

Kurniatun Hairiah dan Nina Dwi Lestari

SEMESTER GANJIL

UNIVERSITAS BRAWIJAYA - FAKULTAS PERTANIAN

MALANG TH. 2013 - 2014

PANDUAN PRAKTIKUM LAPANGAN

AAGGRROOFFOORREESSTTRRII

Page 2: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 1

KELOMPOK AF_A1 KELOMPOK AF_A2

1. FARIDA SETIA 1. ANDINI MEITA CAHYANI

2. DIYAH AYU SAFITRI 2. RIRIN DEWIKA WULANSA

3. IKA NUR QAMARIYAH 3. ANITA CHOIRUNNISA

4. DHANA ALFITASARI 4. DEWI RETNANING T

5. EKA PARILIYANTI 5. ASNA MALA P

6. DWI DERMA SOLIQIN 6. KARLITA DYAH P

7. ANY MARTHA 7. BERNADHET YOSEPHIN

8. FARAH VIA IZZATI 8. ANNISA FITRI NIRMALA

9. ANGGAR SEPTIKA SARI 9. SYIFA AMELIOLA

10. DINTA EKA P 10. AGUS SUBHAN P *

11. AMELIAWATI 11. SUKA LANGGENG G P

12. BERLIAN AGUSTIN W 12. ENI MEYGHA A

13. MUHANNAD ZUL MAZWAN 13. LIYA BAROKAH

14. BAGUS ANDRIANTO 14. RIRIN LAILATUL K

15. BAHRUDDIN A** 15. ALIF NUR AINI

16. ABID UBAIDILLAH * 16. ANGGA PRATAMA P

17. DIKE AFIANDO 17. AHMAD AFIANDOKO

18. IRMALA SARI

NAMA ASISTEN DAN PRAKTIKAN AGROFORESTRI

Semester Ganjil 2013

LABORAN/ PLP : Pak Sarkam (Lab. Biologi Tanah dan Lingkungan)

Pak Ngadirin (Lab. Fisika Tanah)

Asisten/ Tutor : Nina Dwi Lestari, Ivadewi Lestariningsih

Istika Nita, Aditya Nugraha Adi Setiawan, Sativandi Riza

Kelas : A Jumlah Peserta : 35 Orang

Asisten Praktikum : Nunik [Klp. AF_A1, Lokasi : Desa Pait Kec. Kasembon]

Inputri [Klp. AF_A2, Lokasi : Desa Sumberagung Kec. Ngantang]

Koordinator Kelas ** Koordinator Kelompok *

Page 3: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 2

Kelas : B Jumlah Peserta : 51 Orang

Asisten Praktikum :

Anisa U.A. [Klp. AF_B1, Lokasi : Desa PondokAgung Kec. Kasembon] Yasminiar S. [Klp. AF_B2, Lokasi : Desa PondokAgung Kec. Kasembon]

KELOMPOK AF_B1 : KELOMPOK AF_B2 :

1 MUHAMMAD TAUFIQ NST 1 MAYA RIZKY OCTAVIA

2 DONI KRISTIANTO 2 LINDA EPARIYANI SN

3 ACHMAD NABILUS SALAM 3 YUNI TANTY KUSUMA

4 DOSMAULI ARUAN 4 LOLITA PARDEDE

5 IIN NUR APRILIANI 5 JATI UNTSA MUKARRAMAH SUBONO

6 ARDIANI HUSADILLA 6 SITI MASLUKAH

7 MEI RINJANI 7 RUFAIDA NAFTALIN

8 INDRI DWI ARINI 8 ENI MARTANINGRUM

9 RIZKY RENDRA IRAWAN PUJOSAKTI* 9 KADHUNG PRAYOGA**

10 MEIGA PEMILIANA 10 ROUDLOTUL MAFTUHAH

11 SUMINI 11 HERMIN YULIATI

12 SULISTIAWATI 12 RULITA DWI CAHYANI

13 IRMALA SARI 13 TITIN RAHAYU*

14 SARASWATI DEVINA P. 14 SITI KHOFIFATUL ISRIYAH

15 KHRISTINA WATI SIDAURUK 15 LIA KURNIA SARI

16 ALFI NURLAILA 16 ANISA SEVILIA K

17 DIKE ARDIANA 17 MERPY MAYANG SARI

18 YULIANING TYAS SARI 18 INDRIYATI

19 KINDI OKVITASARI 19 AHMAD SYOUVANI NUR DIANSYAH

20 ANNISA QURRATU AINI 20 MUHAMMAD DEFRI S P

21 SUSI SUSANTI 21 BALQIS ZAMRUDIAH

22 MAREN ROSE KAMARATIH 22 INTAN MAYA SARI

23 YUNI BASUKI 23 ELOK FIKRI HANIM

24 ARIFIYANI SETYAWATI 24 ARIS BUDIMAN

25 SHOLEH 25 KUNI ANNISA FATHIMAH

26 MISBATUS

Koordinator Kelas ** Koordinator Kelompok *

Page 4: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 3

Kelas : C

Jumlah Peserta : 40 Orang

Asisten Praktikum : Nugroho [Klp. AF_C1, Lokasi : Desa Sidodadi Kec. Ngantang] Silvi [Klp. AF_C2, Lokasi : Desa Sidodadi Kec. Ngantang]

Koordinator Kelas ** Koordinator Kelompok *

KELOMPOK AF_C1 : KELOMPOK AF_C2 :

1 AHMAD LABIB ALFIKRI 1 ACHMAD SYARIEF H

2 ARIFIANI SETYAWATI 2 AKHMAD LUTHFI AFDHOLULLAIL

3 ARIS MUNANDAR 3 BALQIS ZAMRUDIAH

4 DICKY LISTYAN VIRDHANA 4 CIPTONO CHRISTIAN H

5 DITO MARSAL 5 DHEO WIDYUTA TRISDAWARMA

6 DWI PUTRI PURNAMA S 6 DODIK SATRIA PUTRA

7 ENCO RICARDY 7 ELOK FIKRI HANIM*

8 EVA TRI HARTININGSIH 8 ERLANGGA EKO FEBRYANSYAH S

9 GHANI ILMAN FADHILAH 9 ERMAWATI

10 HERRY PRATAMA PUTRA 10 HANA ANGGRELITA

11 INA YUNITA 11 HARYANI P

12 INTAN MAYA SARI 12 M HIDAYAT ZULKARNAEN

13 KHAIDIR ADAM WIJAYA 13 MUHAMMAD RIZKI ABDINA

14 KHARIS PRIBADI ** 14 NOBYKA ALMAYDA SYACH S

15 M SAMSUL HIDAYAT 15 R RAMDHAN SYAHARDIMAN

16 MAHARDIKA SUSILO 16 RIAN IRMANSYAH

17 MOCH. SHOFARUL KHOIR 17 RIEN SANPUTRA SINAGA

18 MOKHAMMAD AKMAL* 18 RIVALDY MONOARFA

19 NIKAWIDA PUSPA HIDAYAH 19 VIKO MAHENDRA

20 SAMSUL HUDA ASRORI 20 ZAINUDIN UBAY DILLAH

Page 5: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 4

KATA PENGANTAR

Agroforestri banyak macamnya, baik ditinjau dari

komponen penyusunnya maupun tingkat kompleksitas dan

tingkat kerapatan kanopinya. Dengan demikian pengelolaan

lahan agroforestry cukup bervariasi antar lahan, sehingga

keberhasilannya juga cukup beragam.

Dalam mempelajari Agroforestri, mahasiswa perlu

dibekali dengan pengetahuan yang cukup tidak hanya berasal

dari teori dari literatur tetapi perlu juga dibekali dengan

ketrampilan dalam mengenali macam-macam agroforestry

yang ada di lapangan, memahami kegiatan pengelolaan yang

biasanya dilakukan oleh petani, dan mempelajari cara

mengevaluasi kondisi fisik lahan dan pendapatan petani baik

pada agroforestri sederhana maupun yang kompleks.

Praktikum akan diselenggarakan pada daerah yang banyak

dipraktekan agrofrestri yaitu di Kecamatan Kasembon dan

Ngantang, Kabupaten Malang. Universitas Brawijaya telah

melakukan penelitian di daerah tersebut cukup lama, sehingga

jalinan kerja sama dengan masyarakat desa telah terjalin

dengan baik dan ketersediaan informasi kuantitatif juga cukup

lengkap.

Buku pengantar ini berisi langkah-langkah kegiatan

praktikum yang diharapakn dapat membantu kegiatan

mahasiswa di lapangan. Semoga bermanfaat.

Malang, 16 Oktober 2013

Tim Pengampu Praktikum

Page 6: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................. 4

DAFTAR ISI ............................................................................. 5

Latar Belakang .......................................................................... 7

Tujuan praktikum ...................................................................... 8

Teknik pelaksanaan ................................................................... 8

Tempat praktikum ..................................................................... 8

Materi 1. Deskripsi Bio-Fisik lahan Agroforestri ..................... 9

Tujuan ................................................................................... 9

Pertanyaan yang harus dijawab ............................................. 9

Langkah-langkah Pengamatan ............................................ 10

1. Posisi plot di lanskap ............................................ 10

2. Menyiapkan plot pengamatan ............................... 10

Materi 2. Mengevaluasi Struktur Komponen Penyusun Lahan

Agroforestri ............................................................................. 13

2.1. Klasifikasi berdasarkan komponen penyusunnya ........ 13

2.2. Klasifikasi berdasarkan tingkat kompleksitasnya ........ 15

Mengukur luas bidang dasar pohon utama dan pohon

penaung ........................................................................... 16

Pertanyaan ....................................................................... 19

2.3. Klasifikasi berdasarkan tingkat tutupan kanopinya ..... 20

Materi 3. Deskripsi manfaat ekonomi pohon dalam sistem

agroforestri .............................................................................. 21

Page 7: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 6

3.1. Nilai Ekonomi Pohon ................................................... 21

3.2 Kalender Kegiatan per tahunnya di Lahan .................... 21

Materi 4. Mengevaluasi fungsi ekologi pohon dalam sistem

agroforestri .............................................................................. 23

4.1. Mengukur Biodiversitas dan Struktur Vegetasi .......... 25

4.2. Estimasi biomasa pohon dan karbon tersimpan ........... 29

4.2. Mengukur biomasa tumbuhan bawah .......................... 30

4.3. Menilai ketebalan seresah ............................................ 33

4.4 Mengukur BI tanah ...................................................... 33

Pertanyaan ............................................................................... 36

Bahan Bacaan .......................................................................... 37

Komponen Penilaian …………………………...……………38

Catatan penting ……………………..……...………………..39

Page 8: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 7

Latar Belakang

Agroforestri, sebagai satu cabang ilmu pengetahuan

baru di bidang pertanian, kehutanan, dan peternakan berupaya

mengenali dan mengembangkan sistem agroforestri yang telah

dipraktekkan petani sejak dulu kala. Secara sederhana,

agroforestri berarti menanam pepohonan di lahan pertanian,

dimana pengelolaan dan pemanenannya dilakukan oleh petani.

Dengan demikian kajian agroforestri tidak hanya terfokus pada

masalah teknik dan biofisik saja tetapi juga masalah sosial,

ekonomi dan budaya yang selalu berubah dari waktu ke waktu,

maka agroforestri merupakan cabang ilmu yang dinamik.

Pada skala lahan, agroforestri selain berfungsi penting

dalam mempertahankan pendapatan petani dan konservasi

tanah dan air, juga berperan penting dalam mempertahankan

kesuburan tanah. Namun demikian, kenyataannya di lapangan

tidak semua pohon selalu menguntungkan. Di era pemanasan

global ini, masalah yang dihadapi di lapangan menjadi semakin

kompleks, mulai dari tingkat plot hingga ke tingkat bentang

lahan, nasional dan global. Dengan demikian peningkatan

pengetahuan dasar dan ketrampilan mahasiswa dalam

pengelolaan lahan agroforestri sangat dibutuhkan. Untuk itu

mahasiswa perlu belajar cara mengevaluasi manfaat dan

masalah yang ada dalam sistem agroforestri.

Page 9: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 8

Tujuan praktikum

a. Mengantarkan mahasiswa untuk mengenali beberapa

sistem agroforestri yang ada, dengan jalan mengenali

karakteristik dan komponen penyusun agroforestri.

b. Mempelajari interaksi pohon dengan tanah dan

lingkungan di sekitarnya.

c. Mengevaluasi potensi keuntungan ekonomi dari sistem

agroforestri.

d. Mengevaluasi manfaat ekologi sistem agroforestri.

Teknik pelaksanaan

a. Kunjungan lapangan, melihat langsung dan wawancara

dengan beberapa petani agroforestri.

b. Analisis data dan penulisan laporan dilakukan secara

berkelompok di dalam kelas.

c. Presentasi hasil pengamatan oleh masing-masing

kelompok.

Tempat praktikum

Desa PondokAgung (Dusun Druju) dan Desa Pait

Kecamatan Kasembon yang ada di DAS Kali Konto bagian

hilir serta Desa Sidodadi (Dusun Simo) dan Sumberagung

(Dusun Sumbermulyo), Kecamatan Ngantang, Kabupaten

Malang. Alasan dipilihnya tempat ini yakni agar pemahaman

mahasiswa akan Pertanian dan lingkungannya bisa lebih

Page 10: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 9

lengkap mulai dari beberapa praktikum yang telah dilakukan di

semester sebelumnya yaitu dari mata kuliah Managemen

Agroekosistem dan Pertanian Berlanjut.

Materi 1. Deskripsi Bio-Fisik lahan Agroforestri

Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengenali beberapa sistem

agroforestri yang ada, dengan jalan mengkarakterisasi

komponen penyusun berbagai agroforestri yang ada

2. Mahasiswa memahami adanya interaksi pohon dengan

tanah dan tanaman semusim dan lingkungan di

sekitarnya.

Pertanyaan yang harus dijawab

1. Ada berapa jenis pohon yang ditanam dalam lahan

agroforestri yang dipilih? Berapa jumlah dari masing-

masing jenis?

2. Berapa umur dari masing-masing jenis pohon?

3. Bagaimana pola tanamnya di lahan?

4. Berapa besar biomasa masing-masing pohon yang ada

di lahan?

5. Apakah termasuk kelas agroforestri multistrata atau

sederhana?

6. Bagaimana stratifikasi vertical tajuknya?

Page 11: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 10

7. Bagaimana distribusi horisontal tajuknya?

8. Berapa rata-rata cadangan C yang ada dalam lahan

agroforestri sederhana dan berapa yang ada di

agroforestri multistrata?

9. Berapa besarnya emisi C yang terjadi di DAS Kalikonto

sebagai akibat alih guna lahan hutan menjadi lahan

pertanian?

Langkah-langkah Pengamatan

1. Posisi plot di lanskap

No Aspek Keterangan

1 Letak geografi (koordinat)

2 Posisi dalam lereng (1) Hulu,

(2) Tengah,

(3) Hilir.

3 Kepemilikan (1) Petani,

(2) Perhutani,

(3) Negara.

4 Nama pemilik lahan

5 Luas lahan (ha)

6 Sejak kapan diusahakan sebagai

agroforestri (Lamanya

diusahakan)

2. Menyiapkan plot pengamatan

Buatlah plot contoh pengukuran pada setiap lahan agroforestri

yang dipilih searah dengan mata angin sesuai dengan kondisi

lahan, dengan langkah sebagai berikut:

Page 12: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 11

a. Pilih lokasi yang kondisi vegetasinya seragam. Hindari

tempat-tempat yang terlalu rapat atau terlalu jarang

vegetasinya.

b. Buatlah plot contoh pengukuran pada setiap hektar lahan

yang dipilih searah dengan mata angin, dengan langkah

sebagai berikut:

Lemparkan sebatang ranting secara acak untuk

menentukan titik ikat dari plot pengukuran.

Beri tanda dengan patok kayu (sebagai titik ikat) dan

rekam posisi titik ikat menggunakan GPS (Gambar 1),

Ikatkan tali raffia 20 m tariklah ke arah utara. Ikatkan

tali lain sepanjang 20 m ke arah timur. Lanjutkan

pemasangan patok di 3 sudut yang lain dan ikat tali

yang lain hingga diperoleh plot pengukuran sebesar 20

m x 20 m = 400 m2 (disebut SUB PLOT).

Catat dan buat sketsa plot permanen yang telah dibuat

dari titik ikat dengan keterangan arah mata angin

(contoh: 100 m kearah utara dan 20 m kearah timur dari

titik ikat)

Buatlah SUB PLOT lebih dari satu bila kondisi lahan

tidak seragam (misalnya kondisi vegetasi dan tanahnya

beragam). Satu SUB PLOT mewakili satu kondisi.

Buatlah SUB PLOT lebih dari satu bila kondisi

tanahnya berlereng, buatlah satu SUB PLOT di setiap

bagian lereng (atas, tengah dan lereng bawah).

Perbesar ukuran SUB PLOT bila dalam lahan yang

diamati terdapat pohon besar (diameter batang > 30 cm

atau lingkar lilit > 95 cm) menjadi 20 m x 100 m =

2000 m2 (disebut PLOT BESAR). Lihat Gambar 1.

Page 13: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 12

Khusus untuk sistem agroforestri atau perkebunan yang

memiliki jarak tanam antar pohon cukup lebar,

misalnya pada perkebunan kelapa sawit, maka buatlah

SUB PLOT BESAR ukuran 20 m x 100 m = 2000 m2.

Tentukan minimal 6 TITIK CONTOH pada setiap

SUB PLOT untuk pengambilan contoh tumbuhan

bawah, seresah dan tanah; setiap titik berukuran 0.5 m x

0.5 m = 0.25 m2.

Gambar 1. Contoh pembuatan sketsa plot pengamatan

100

Page 14: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 13

Materi 2. Mengevaluasi Struktur Komponen Penyusun

Lahan Agroforestri

Klasifikasi agroforestri dapat dilakukan berdasarkan pada

berbagai aspek sesuai dengan perspektif dan kepentingannya

(Baca Bahan Ajaran Agroforestri no 2). Ada 2 aspek yang

dipakai sebagai dasar klasifikasi agroforestri yaitu berdasarkan

(1) komponen penyusunnya dan (2) berdasarkan pada

kompleksitasnya dibandingkan dengan budidaya tunggal

(monoculture; baik di sektor kehutanan ataupun di sektor

pertanian). Pengklasifikasian ini akan sangat membantu dalam

menganalisis setiap bentuk implementasi agroforestri yang

dijumpai di lapangan secara lebih mendalam, guna

mengoptimalkan fungsi dan manfaatnya bagi masyarakat.

2.1. Klasifikasi berdasarkan komponen penyusunnya

a. Amati dan catat nama masing-masing pohon /tanaman

semusim yang ada dalam plot pengamatan (200 m2),

cari nama ilmiahnya dari literature dan hitung berapa

jumlahnya per plot pengamatan.

b. Catat apakah ada komponen ternak atau perikanan

dalam lahan yang diamati

c. Catat manfaat dan fungsi masing-masing pohon ke

dalam Lembar Pengamatan 1.

d. Klasifikasikan lahan yang diamati apakah termasuk

Agrisilvikultur, Silvopastura, atau Agrosilvopastura

Page 15: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 14

Lembar pengamatan 1.

No Nama Manfaat Fungsi ekologi

Umur

dipanen

, tahun

1. Komponen pohon (1) kayu

bangunan, (2)

kayu bakar,

(3)buah, (4)

daun, (5) getah,

(6)serat, (7)

obat-obatan,

(8) rempah, (9)

pakan, (10)

serbaguna

(1) penaung, (2)

pohon rambat,

(3) pematah

angin, (4) pagar,

(5)konservasi

tanah dan air, (6)

penyubur tanah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

….

1. …

Jumlah pohon:

2. Komponen tanaman

semusim

(1) pangan, (2)

sayuran (3)

obat-obatan,

(4)rempah

(5)tanaman

hias

(1)pengendali

hama dan

penyakit, (2)

penarik lebah,

(3) penutup

tanah, (4)

penyubur tanah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Page 16: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 15

No Nama Manfaat Fungsi ekologi

Umur

panen,

tahun

3. Komponen

ternak/lebah/per-

ikanan

(1) penghasil

susu, (2)

daging, (3)

madu, (4)

daging ikan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

2.2. Klasifikasi berdasarkan tingkat kompleksitasnya

Klasifikasi lahan agroforestri dapat pula dilakukan

berdasarkan tingkat kompleksitasnya bila dibandingkan dengan

system monokultur. Kriteria yang digunakan ICRAF untuk

membedakan agroforestry kopi multistrata dan agroforestri

sederhana adalah didasarkan pada jumlah spesies dari pohon

pendamping dan kerapatan populasinya yang ditunjukkan

dengan besarnya luas bidang dasar (LBD) atau disebut juga

basal area (= luas lahan yang diduduki oleh pohon) (Hairiah et

al., 2006). Lihat Box 1.

Page 17: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 16

Box 1: Klasifikasi sistem agroforestry kopi (dikutip dari

Hairiah et al., 2006).

Kriteria pengklasifikasian kebun kopi di lapangan adalah

berdasarkan pada nilai luas bidang dasar (LBD) relatif dan jumlah jenis

pohon penaungnya. Nilai LBD relatif adalah LBDkopi relatif terhadap

LBDtotal pohon (LBDkopi+LBDpenaung). Bila nilai LBD relatif pohon kopi >80%

maka lahan tersebut disebut kebun kopi mokultur (sun-coffee) BUKAN

lahan Agroforestri. Bila LBD relatif pohon kopi <80% maka kebun kopi

tersebut diklasifikasikan sebagai agroforestri kopi.

LBDkopi adalah proporsi luasan yang diduduki oleh pohon kopi =

∑Dkopi2/(∑Dkopi

2 + ∑Dpenaung

2 ), dimana D = diameter pohon (cm)

dan faktor dapat dihapus dari persamaan.

Agroforestri kopi dibedakan lagi menjadi agroforestri multistrata bila

jumlah jenis pohon penaung > 5 jenis, dan agroforestri sederhana bila

jumlah jenis pohon penaung < 5 jenis.

Mengukur luas bidang dasar pohon utama dan pohon penaung

Mengukur LBD pohon merupakan bagian dari kegiatan

pengukuran biomasa pohon. Cara pengukurannya dilakukan

secara non-destructive (tidak melibatkan perusakan).

Cara pengukuran:

a. Bagilah PLOT menjadi 4 bagian, dengan memasang tali di

bagian tengah sehingga ada 4 SUB PLOT (4 kuadran),

masing-masing berukuran 10 m x 10 m.

b. Catat nama setiap pohon, dan ukurlah diameter batang

setinggi dada (DBH = diameter at breast height = 1.3 m

dari permukaan tanah) semua pohon yang masuk dalam

SUB PLOT. Lakukan pengukuran DBH hanya pada pohon

berdiameter 5 cm hingga 30 cm. Pohon dengan DBH <5

cm diklasifikasikan sebagai tumbuhan bawah. Caranya

bawalah tongkat kayu ukuran panjang 1.3 m, letakkan

tegak lurus permukaan tanah di dekat pohon yang akan

Page 18: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 17

diukur, berilah tanda goresan pada batang pohon. Bila

permukaan tanah di lapangan dan bentuk pohon tidak rata,

maka penentuan titik pengukuran DBH pohon dapat dilihat

dalam Box 2.

c. Lilitkan pita pengukur pada batang pohon, dengan posisi

pita harus sejajar untuk semua arah (Gambar 2A),

sehingga data yang diperoleh adalah lingkar/lilit batang

(keliling batang = 2 π r) BUKAN diameter. Bila diameter

pohon hanya berukuran antara 5-20 cm, gunakan jangka

sorong (calliper) untuk mengukur DBH (Gambar 2B), data

yang diperoleh adalah diameter pohon.

d. Perhatikan, cara melilitkan pita harus sejajar (Gambar 2A).

e. Selanjutnya hitung diameternya (DBH) dengan

menggunakan rumus:

DBH= keliling /π atau keliling/3.14

Gambar 2. Cara pengukuran lilit batang pohon menggunakan caliper

Page 19: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 18

Box 2. Cara penentuan titik pengukuran DBH batang

pohon bergelombang atau bercabang rendah

A B C D E Gambar 3. Skematis cara menentukan ketinggian pengukuran DBH batang

pohon yang tidak beraturan bentuknya (Weyerhaeuser dan

Tennigkeit, 2000).

Keterangan :

a. Pohon pada lahan berlereng, letakkan ujung tongkat 1.3 m pada

lereng bagian atas.

b. Pohon bercabang sebelum ketinggian 1.3 m, maka ukurlah DBH

semua cabang yang ada.

c. Bila pada ketinggian 1.3 m terdapat benjolan, maka lakukanlah

pengukuran DBH pada 0.5 m setelah benjolan.

d. Bila pada ketinggian 1.3 m terdapat banir (batas akar papan) maka

lakukan pengukuran DBH pada 0.5 m setelah banir. Namun bila

banir tersebut mencapai ketinggian > 3 m, maka diameter batang

diestimasi menggunakan rumus pitagoras (Lihat Hairiah dan

Rahayu, 2007)

e. Bila pada ketinggian 1.3 terdapat akar-akar tunjang, maka lakukan

pengukuran pada 0.5 m setelah perakaran.

(Dikutip dari Hairiah dan Rahayu, 2007)

Page 20: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 19

Lembar pengamatan 2.

No Nama

pohon

Keliling

batang, cm Diameter, cm

LBD,

cm2/cm

2

1

2

3

4

5

….

….

….

Jumlah pohon …………………………...

Klasifikasi Agroforestri: …………………………...

Pertanyaan

1. Berdasarkan komponen penyusun yang telah sdr amati,

buatlah klasifikasi lahan agroforestri tersebut!

2. Berdasarkan tingkat kompleksitas komponen

penyusunnya, dengan mengikuti kriteria yang ada

dalam Box 1 cobalah buat klasifikasi lahan yang sdr

Page 21: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 20

ukur termasuk dalam agroforestri kompleks atau

sederhana.

2.3. Klasifikasi berdasarkan tingkat tutupan kanopinya

Gambarkan sebaran kanopi pohon ke arah horizontal

dan vertical pada kertas grafik, lihat contoh sketsa gambar di

bawah ini. Klasifikasikan tingkat tutupan lahannya tergolong

rapat, sedang atau terbuka.

Gambar 4. Sketsa gambar sebaran kanopi ke arah horizontal (a) dan

kearah vertikal (b)

Page 22: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 21

Materi 3. Deskripsi manfaat ekonomi pohon dalam

sistem agroforestri

3.1. Nilai Ekonomi Pohon

Pada materi 3 ini, mahasiswa diharapkan tetap mengacu

pada hasil karakterisasi bio-fisik lahan agroforestri pada materi

satu, maka lanjutkan dengan mengevaluasi nilai ekonomi dari

masing-masing pohon berdasarkan hasil wawancara dengan

petani atau dari informasi lain yang tersedia.

Lembar pengamatan3.

No Nama

lokal

Manfaat

ekonomi

Waktu

panen

Hasil

yang

diperoleh,

kg/ha

Harga

di

pasaran

, Rp

Pendapata

n bruto,

Rp

1

2

3

4

Jumlah pohon

3.2 Kalender Kegiatan per tahunnya di Lahan

Isilah tabel kegiatan pengelolaan lahan (Lembar

pengamatan 4) dengan informasi yang sdr gali di

lapangan/ dari literature. Kegiatan pengelolaan meliputi

pemupukan, penyiangan, pemangkasan dan pemanenan

masing-masing jenis tanaman/pohon.

Page 23: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 22

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, buatlah

kesimpulan dari kegiatan ini berkaitan dengan manfaat

agroforestri dan sebaran tenaga kerja yang dibutuhkan

setiap tahunnya.

Lembar pengamatan 4.

Kegiatan Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pemupukan

Penyiangan

Pemangkasan

Panen pohon

1…

2….

3….

Panen tan.

semusim

Panen

ternak/lebah/

ikan

Page 24: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 23

Materi 4. Mengevaluasi fungsi ekologi pohon

dalam sistem agroforestri

Fungsi ekologi pohon dalam system agroforestry antara lain

adalah mempertahankan biodiversitas, cadangan karbon,

mengurangi aliran permukaan, erosi dan longsor,

mengendalikan populasi gulma, memperbaiki kesuburan fisik,

kimia dan biologi tanah. Pada kegiatan ini mahasiswa akan

mengevaluasi 3 fungsi ekologi pohon yaitu sebagai karbon,

pengendali populasi gulma (tumbuhan bawah), dan

mempertahankan kegemburan tanah (BI tanah rendah).

Box 3. Peralatan Lapangan.

Alat-alat yang dibutuhkan untuk pengukuran biomassa :

1. Pita ukur (meteran) berukuran panjang 50 m

2. Tali rafia berukuran panjang 125 m dan 20 m atau 40 m dan 5 m

tergantung ukuran plot yang akan dibuat

3. Tongkat kayu/bambu sepanjang 2.5 m untuk mengukur lebar

SUB PLOT ke sebelah kiri dan kanan dari garis tengah, atau 10

m untuk PLOT BESAR

4. Tongkat kayu/bambu sepanjang 1.3 m untuk memberi tanda pada

pohon yang akan diukur diameternya

5. Tongkat kayu sepanjang 1 m untuk tanda apabila plot tersebut

akan dijadikan plot permanen.

6. Pita ukur (meteran) berukuran minimal 5 m untuk mengukur lilit

batang atau atau jangka sorong untuk mengukur diameter pohon

ukuran kecil.

7. Parang atau gunting tanaman

8. Spidol warna biru atau hitam

9. Alat pengukur tinggi pohon (Hagameter, Clinometer atau alat

pengukuran lainnya)

10. Blangko pengamatan

Page 25: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 24

11. Kertas grafik

Gambar 5. Peralatan yang dibutuhkan untuk mengukur biomasa pohon

Alat-alat yang dibutuhkan untuk mengambil contoh tanah :

1. Cangkul

2. Lempak

3. Box besi ukuran 25 cm x 25 cm x 10 cm (2 buah)

4. Palu karet

5. Pisau tanah

6. Kapi atau Scrap (rapper paint)

7. Papan kayu ukuran 20 cm x 20 cm x 10 cm

8. Ember plastic atau kantong plastik ukuran 30 kg

9. Kantong plastik ukuran 5 kg

10. Spidol permanen

11. Karet gelang

12. Timbangan kapasitas 5 kg

Gambar 6. Peralatan yang dibutuhkan untuk mengambil

contoh tanah

Page 26: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 25

4.1. Mengukur Keanekaragaman Jenis Vegetasi (Pohon)

Keanekaragaman jenis untuk masing-masing strata vertikal

vegetasi terutama pohon, diukur pada masing-masing plot. Indeks

keanekaragaman jenis Shannon (H') dihitung untuk mengetahui

apakah perbedaan pola tanam berpengaruh terhadap keanekaragaman

tanaman, dan dihitung dengan rumus :

S

H' = - Σ pi 2 log pi

i=1

Keterangan :

H'= Indeks Keanekaragaman Jenis Shannon-Wiener

pi = Proporsi kelimpahan jenis ke-i atau proporsi antara jumlah

individu jenis ke-i (ni) terhadap jumlah individu total jenis (N)

sehingga pi = n i / N

Dominansi suatu jenis ditentukan dari frekuensi relatif dan

kepadatan relatifnya pada suatu habitat. Jika suatu jenis sering

ditemukan dan memiliki kepadatan yang tinggi dalam suatu habitat

dibandingkan dengan jenis lainnya, maka jenis yang bersangkutan

merupakan jenis dominan, dan memiliki arti penting dalam habitat

tersebut. Untuk itu dilakukan penghitungan nilai Indeks Nilai

Penting (INP), yang merupakan jumlah dari kepadatan relatif,

frekuensi relatif dan dominansi relatif (INP : berkisar 0-200%) . INP

(Index of Important Value) (Indriyanto, 2008) dihitung menurut

persamaan berikut :

Page 27: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 26

Keterangan :

INP : Indeks Nilai Penting (Index of Important Value). INP besarnya

antara 0 - 200%, semakin besar nilai INP suatu jenis maka semakin

besar peranan jenis tersebut dalam komunitasnya.

FR : Frekuensi relatif suatu jenis (%), yang ditentukan berdasarkan

perbandingan frekuensi suatu jenis dengan jumlah frekuensi semua

jenis dalam suatu plot. FR tertinggi adalah 100%.

KR : Kepadatan relatif suatu jenis (%) ditentukan dari perbandingan

antara kepadatan suatu jenis dengan kepadatan seluruh jenis dalam

suatu plot. KR tertinggi adalah 100%.

Keanekaragaman dalam struktur vegetasi diukur dengan

menghitung basal area (luasan tanah yang tertutup batang pohon),

penutupan kanopi, serta kelimpahan pohon kopi dan non-kopi.

Struktur vegetasi ditentukan dengan mengukur tinggi tanaman pada

petak yang telah ditentukan. Tinggi masing-masing tanaman

kemudian digambar untuk menentukan strata vertikal vegetasi.

Stratifikasi vegetasi dilakukan dengan menggunakan kelas-kelas

interval stratifikasi vegetasi menurut Indriyanto (2008) yang terdiri

dari :

INP = FR + KR

Page 28: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 27

Strata A : merupakan pohon dengan tinggi lebih dari 30 m.

Pada umumnya tajuk pohon pada strata ini lebar, tidak bersentuhan

ke arah horisontal dengan tajuk pohon lainnya dalam strata yang

sama sehingga strata tajuk ini berbentuk diskontinyu. Pohon pada

strata ini umumnya berbatang lurus, batang bebas, cabang tinggi dan

bersifat intoleran (tidak tahan naungan)

Strata B : merupakan lapisan tajuk kedua dari atas yang

dibentuk oleh pepohonan dengan tinggi 20-30 m. Bentuk tajuk pohon

pada strata ini membulat atau memanjang dan tidak melebar. Tajuk-

tajuk pohon membentuk lapisan tajuk diskontinyu.

Strata C : merupakan lapisan ketiga, dibentuk oleh pohon

dengan ketinggian 4-20 m. Pohon pada strata ini membentuk tajuk

kontinyu (berubah-ubah) dan membentuk lapisan tajuk yang tebal.

Pada strata ini pepohonan juga berasosiasi dengan populasi epifit,

tumbuhan memanjat, dan parasit.

Strata D : merupakan jenis semak dan perdu, yang tingginya

1-4 m. Pada strata ini juga terdapat dan dibentuk oleh jenis pohon

yang masih muda atau dalam fase anakan (seedling), palem-paleman

kecil, herba besar, dan paku-pakuan besar

Strata E : merupakan tajuk paling bawah dibentuk oleh

tumbuh-tumbuhan penutup tanah dengan tinggi 0-1 m

Page 29: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 28

Pembandingan jenis-jenis yang menempati strata yang sama,

penting untuk dilakukan karena adanya tingkat kompetisi dan

kondisi ekologi yang sama. Analisa struktur vertikal tajuk pohon

bisa digambar (Gambar 7).

Gambar7. Contoh gambar stratifikasi tajuk dalam sistem

agroforestri

Basal area dan kepadatan pada masing-masing strata vertikal

pada sistem agroforestri sederhana dan kompleks juga dihitung.

Semua data yang diperoleh, termasuk persentase penutupan kanopi

dan kepadatan pohon dibandingkan antara agroforestri sederhana dan

kompleks. Frekuensi pohon dalam plot dihitung dan digambar

masing-masing untuk agroforestri sederhana dan kompleks.

Page 30: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 29

4.2. Mengestimasi biomasa pohon dan karbon tersimpan

Prosedur kerja

Gunakan data DBH yang diperoleh sebelumnya untuk

mengestimasi LBD pohon (Lihat materi 1) untuk mengestimasi

biomasa setiap pohon dengan memasukkannya dalam rumus-rumus

yang ada dalam Tabel 3.1. Selanjutnya hitung cadangan C dari

setiap pohon dengan mengalikan Biomasa pohon (kg/pohon) dengan

total C tanaman (0.46) (Hairiah dan Rahayu, 2007).

Tabel 1. Estimasi biomasa pohon menggunakan persamaan

allometrik

Jenis pohon Estimasi Biomasa

pohon, kg/pohon Sumber

Pohon bercabang BK = 0.11 D2.62

Ketterings, 2001

Pohon bercabang BK =

µ.exp

[1.499+2.1448*

Ln

(D)+0.207*(Ln(D))2 -

0.0281*(Ln(D)3)]

Chaves, 2005

µ =22/7 atau 3.14

Pohon tidak bercabang BK = H D2/40 Hairiah et al, 1999

Kopi dipangkas BK = 0.281 D2.06

Arifin , 2001

Pisang BK = 0.030 D2.13

Arifin, 2001

Bambu BK = 0.131 D2.28

Priyadarsini, 2000

Sengon BK = 0.0272 D2.831

Sugiharto, 2002

Pinus BK = 0.0417 D2.6576

Waterloo, 1995

Kakao BK = 0.1208 D1.98

Yuliasmara, 2008

Keterangan: BK = berat kering; D = diameter pohon, cm; H = tinggi

pohon, cm; = BJ kayu, g cm-3

Page 31: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 30

Lembar pengamatan 5.

Nama Lokasi:________________________

Umur Kebun setelah pembukaan lahan:_________________

Jenis Penggunaan Lahan:_______________

Nama pengukur: ___________________

Tanggal/Bulan/Tahun: _________________

Lokasi (GPS): _______________________

No Nama

Pohon

Bercbang/

Tidak

K D T ,

g cm-3

Biomasa,

kg/pohon

Cadangan C

(Biomasa x

0.46),

kg/pohon ------cm-------

1 ………

2 ………

3 ………

… ………

… ………

100 ………

TOTAL BIOMASA POHON & cadangan C per lahan

Keterangan:

K=lilit batang, cm, D = DBH= K/π, dimana π =3.14 cm; T= tinggi pohon,

cm, = BJ kayu, g cm-3

. Total C tanaman=46%

4.2. Mengukur biomasa tumbuhan bawah

Pengambilan contoh biomasa tumbuhan bawah harus

dilakukan dengan metode 'destructive' (merusak bagian

tanaman). Tumbuhan bawah yang diambil sebagai contoh

adalah semua tumbuhan hidup yang tumbuh dibawah tegakan

pohon berupa herba dan rumput-rumputan.

Page 32: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 31

Prosedur kerja

a. Tempatkan kuadran aluminium di dalam SUB PLOT

(20 m x 20 m) secara acak seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 7.

Gambar 7. Penempatan kuadran (TITIK CONTOH) dalam

SUB PLOT

b. Potong semua tumbuhan bawah (herba dan rumbut-

rumputan) yang terdapat di dalam kuadran, pisahkan

antara daun dan batang.

c. Masukkan ke dalam kantong kertas, beri label sesuai

dengan kode TITIK CONTOHnya.

d. Untuk memudahkan penanganan, ikat semua kantong

kertas berisi tumbuhan bawah yang diambil dari satu plot.

e. Masukkan dalam karung besar untuk mempermudah

pengangkutan ke laboratorium.

f. Timbang berat basah daun atau batang, catat beratnya

dalam lembar pengamatan 6.

20 m

20 m

Page 33: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 32

g. Ambil sub-contoh tanaman dari masing-masing biomasa

daun dan batang sekitar 100-300g. Bila biomasa contoh

yang didapatkan hanya sedikit (< 100 g), maka timbang

semuanya dan jadikan sebagai sub-contoh.

h. Keringkan sub-contoh biomasa tanaman yang telah

diambil dalam oven pada suhu 80C selama 48 jam.

i. Timbang berat keringnya dan catat dalam Lembar

pengamatan 6.

Pengumpulan data

Data yang diperoleh pada pengambilan contoh biomasa

tumbuhan bawah, dimasukkan ke dalam Tabel pengamatan

Lembar pengamatan 6.

Pengambilan Contoh Tumbuhan Bawah

No

Berat Basah

(kg)

Sub-contoh

Berat Basah (g)

Sub-contoh

Berat Kering (g)

Total berat

kering

Daun Batang Daun Batang Daun Batang g/0.25 m2 g/m

2

1

2

3

4

5

6

Total …...

Pengolahan data

Hitung total berat kering tumbuhan bawah per kuadran

dengan rumus sebagai berikut:

Page 34: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 33

Dimana, BK = berat kering dan BB = berat basah

4.3. Menilai ketebalan seresah

Amati dan klasifikasikan ketebalan seresah permukaan

yang ada dengan jalan ambil 3 titik pengukuran dalam sub-plot

(200 m2), tekan permukaan seresah dengan tangan, dan

tancapkan penggaris dan ukurlah ketebalan lapisan seresah

yang ada (cm).

4.4 Mengukur Berat Isi Tanah

Prosedur:

a. Tentukan titik pengambilan contoh sesuai dengan titik

pengambilan contoh seresah (lihat gambar 8)

b. Contoh tanah diambil pada titik contoh yang berdekatan

dengan titik pengambilan contoh tanah terganggu. Hindari

tempat-tempat yang telah mengalami pemadatan (misalnya

jalan setapak, atau tempat-tempat yang terinjak-injak

selama pengambilan contoh tanaman atau seresah)

c. Siapkan 2 buah box besi dan peralatan lainnya (ikuti alur

kerja dalam Gambar 8)

d. Singkirkan seresah-seresah kasar yang ada di atas

permukaan tanah, tancapkan box besi ke permukaan tanah,

tekan perlahan-lahan. Letakkan box besi yang lain di atas

box besi pertama dan pukul pelan-pelan menggunakan

tongkat kayu, hingga box pertama masuk ke dalam tanah

sesuai kedalaman yang diinginkan

Total BK (g) = BK subcontoh (g)

BB subcontoh (g)X Total BB (g)

Page 35: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 34

e. Jika mengalami kesulitan saat membenamkan box besi

(misalnya ada akar pohon berukuran besar atau batu),

ulangi sekali lagi dengan jalan memindahkan pada tanah di

sampingnya hingga berhasil

f. Gali tanah menggunakan lempak sekitar 5 cm jaraknya

dari box besi, lanjutkan dengan memukul box besi pelan-

pelan menggunakan palu karet hingga box besi masuk

secara sempurna ke dalam tanah. Tutuplah bagian atas box

tanah tersebut dengan plastik dan ikatlah dengan karet

gelang.

g. Potong tanah di bawah box menggunakan lempak atau

pisau tanah, setelah tanah terpotong angkatlah perlahan-

lahan agar tanah tetap berada utuh di dalam box.

h. Balikkan box tanah dan rebahkan perlahan-lahan diatas

permukaan tanah yang datar

i. Buang tanah yang ada di permukaan luar box besi

menggunakan scarp hingga bersih. Ratakan tanah pada

bagian atas dan bawah box menggunakan scrap atau pisau

tanah.

j. Keluarkan semua tanah yang ada dalam box besi,

tampunglah dalam kantong plastik dan timbang berat

basahnya (W1, g/4000 cm3). Catat beratnya dalam blanko

yang disediakan.

k. Lanjutkan pengambilan contoh tanah pada kedalaman 10-

20 cm dan 20-30 cm dengan cara yang sama (langkah a

sampai dengan j).

l. Ambil sub-contoh tanah dan timbang sebanyak 50 g (W2).

Keringkan sub-contoh tanah tersebut dalam oven pada

suhu 105C selama 48 jam, dan timbang berat keringnya

(W3)

Page 36: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 35

Perhitungan : Volume Tanah dalam box besi (V) =

20 cm x20 cm x10 cm = 4000 cm3

Berat kering tanah dalam box besi (W) =

( W1/W2) x W3 , g/4000 cm3

Berat Isi Tanah (BI) = W/V, g cm-3

Gambar 8. Pengambilan contoh tanah utuh, (1) pembenaman blok

besi ke dalam tanah, (2) pemotongan tanah di sekitar blok

besi dan pengangkatan ke luar lubang, (3) Penutupan

permukaan blok besi tanah dengan menggunakan kantong

plastik, (4) memotong kelebihan tanah pada blok besi

hingga rata dengan permukaan blok, (5) memasukkan

contoh tanah ke dalam kantong plastik dan pemberian

label contoh tanah yang diambil, (6) Penimbangan berat

basah tanah

Page 37: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 36

Pertanyaan

1. Bandingkan BI tanah dari berbagai lahan agroforestri yang

diamati!

2. Evaluasi tingkat kepadatannya dengan membandingkan

dengan hasil penelitian sebelumnya /mencari dari literature!

3. Kaitkan antara BI tanah dengan data ketebalan seresah

yang diperoleh dan bahaslah!

Page 38: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 37

Bahan Bacaan

Hairiah K, Sulistyani H, Suprayogo D, Widianto,

Purnomosidhi P, Widodo R H, and Van Noordwijk M,

2006. Litter layer residence time in forest and coffee

agroforestry systems in Sumberjaya, West Lampung.

Forest Ecology and Management 224: 45-57.

Hairiah K dan Rahayu S, 2007. Petunjuk praktis Pengukuran

karbon tersimpan di berbagai macam penggunaan

lahan. World Agroforestry Centre, ICRAF Southeast

Asia. ISBN 979-3198-35-4. 77p

Sardjono MA, Djogo T, Arifin HS, Widjayanto N, 2003.

Klasifikasi agroforestry dan pola pengkombinasian

komponen. Bahan Ajar Agroforestri no 2. ICRAF,

Bogor

Suprayogo D, K Hairiah, N Widjayanto, Sunaryo dan M van

Noordwijk, 2003. Peran agroforestri pada skala plot.

Bahan Ajar Agroforestri no 3. ICRAF, Bogor

Weyerhaeuser, H. dan Tennigkeit, T., 2000. Forest inventory

and monitoring manual. HBS-ICRAF-CMU, Chaiang

Mai, 30p.

Page 39: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 38

Lampiran 1.

Komponen Penilaian

Keaktivan (bobot 25 %)

Presensi dan keaktifan pada saat praktikum

Laporan (bobot 35 %)

Laporan individu dan kelompok

Ujian (Bobot 40 %)

Materi Ujian Kompetensi Dasar selama dan setelah

fieldtrip : presentasi, penyajian, dan diskusi serta

ditutup dengan Ujian Akhir praktikum berupa Tes

Tulis.

Page 40: Panduan Prakt AF Ganjil 2013-2014

MK. Agroforestri 39

Lampiran 2.

Catatan Penting :

Batas Akhir pengumpulan Laporan Fieldtrip :

Laporan Individu 4 November 2013

Laporan Kelompok 2 Desember 2013

Ujian Praktikum (presentasi kelompok)

11-12 Desember 2013

Ujian Akhir Praktikum

18-19 Desember 2013